STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

78
1 STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM MUHAMMADIYAH TOLADA DI LUWU UTARA DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI SKRIPSI Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: NUR AFNI 105270009615 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020

Transcript of STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Page 1: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

1

STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM MUHAMMADIYAH TOLADA DI LUWU UTARA DALAM

MEMBINA AKHLAK SANTRI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NUR AFNI

105270009615

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020

Page 2: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …
Page 3: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …
Page 4: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …
Page 5: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

KATA PENGANTAR

بسم الله الر من الر حيم

Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT

karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skiripsi dengan judul “Strategi Dakwah Pondok

Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada dalam Membina

Akhlak Santri”. Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi Mumammad sallallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa umat

manusia dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skipsi ini tentunya tidak

lepas dari dalam berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik

moril maupun materil kepada penulis. Maka dengan itu melalui

kesempatan ini sudah sepantasnya penulis dengan rasa hormat

mengucapkan terimah kasih, terutama kepada:

1. Prof Dr H. Ambo Asse M,ag. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., Selaku Dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. H. Abbas, Lc., MA., Selaku Ketua Prodi Komunikasi Penyiran Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sekaligus Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis guna terwujudnya penulis

skripsi ini.

Page 6: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

4. Dr. Meisil B Wulur, S.Kom.I.,M. Sos.I selaku pembimbing yang selalu

memotivasi penulis sehingga penulis banyak mengambil manfaat

darinya.

5. Para dosen dan staf karyawan Prodi KPI Unismuh Makassar, yang

membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis dalam mencari

referensi pustaka.

6. Ibunda dan ayahanda tercinta yang senantiasa memberikan dukungan

do‟a dan materi kepada penulis hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman Prodi KPI satu angkatan yang telah memberikan

sumbangsinya melalui sharing ide dan saran, dan semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan kali ini

yang telah membantu penulis dengan hati terbuka.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kakurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan dan sambut dengan tangan

terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para

pembaca pada umumnya.

Makassar, 27 Oktober 2020

Penulis,

NUR AFNI

NIM : 1052 7000 9615

Page 7: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ...................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................. iv

ABSTRAK .......................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................ x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Strategi dan Dakwah .................................................................... 8

1. Pengertian Strategi.................................................................... 8 2. Pengertian Dakwah ................................................................... 10 3. Unsur-unsur Dakwah ................................................................. 12 4. Strategi Dakwah ........................................................................ 22

B. Akhlak .......................................................................................... 24 1. Pengertian Akhlak ..................................................................... 24 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penbentukan akhlak ............ 27 3. Metode pembinaan akhlak ........................................................ 29

C. P0ndok Pesantren………………………………………………………31 1. Pengertian Pesantren ................................................................ 31 2. Fungsi dan tujuan pondok pesantren ......................................... 32

Page 8: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................. 34 B. Lokasi, waktu dan objek penelitian ................................................ 35 C. Fokus Dan Deskripsi Penelitian ..................................................... 35 D. Sumber Data ................................................................................. 36 E. Insrtumen Penelitian ...................................................................... 36 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39 G. Analisis Data ................................................................................. 40 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................... 43

1. Sejarah berdirinya darul arqom muhammadiaya tolada ............. 43 2. Visi Misi dan tujuan ................................................................... 46 3. Susunan pengurus santri dan sarana prasarana ....................... 48 4. Muatan/struktur ........................................................................ 54 5. Rencana dan harapan ............................................................... 56

B. Strategi Dakwah PonPes dalam Membina Akhlak Santri .............. 57 C. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................. 61 D. Analisis Hasil Penelitian ................................................................ 52 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 64 B. Saran-saran .................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 9: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Susunan Pengurus .............................................................. 49

Tabel 1.2 Nama Guru ......................................................................... 50

Tabel 1.3 Nama Pegawai .................................................................... 51

Tabel 1.4 Keadaan Ustadz.................................................................. 52

Tabel 1.5 Keadaan Santri ................................................................... 52

Tabel 1.6 Sarana Prasarana ............................................................... 53

Page 10: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan

umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat

manusia sebagai rahmatan lil’alamin. Islam dapat menjamin terwujudnya

kebahagiaan dan kesejahteraan manakala ajarannya dijadikan pedoman

hidup dan dilaksanakan secara konsisten serta konsekuen.1

Islam sebagai ad-dinullah, sebagaimana firman Allah subhana wa

ta’ala dalam QS. Ali-Imran : 19.

ينعنداللهالسلم الد إن

Terjemahan: “sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam”.2

Islam merupakan ajaran yang berisi aturan dan hukum-hukum yang

dapat menuntun manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidupnya, serta

tata nilai dalam hidup dan kehidupannya. Kehadiran Islam sebagai agama

yang dapat memberi jaminan pada manusia untuk terwujudnya kehidupan

yang sejahtera lahir dan batin, juga di dalamnya terdapat berbagai

petunjuk untuk menyikapi hidup dan kehidupan yang berarti, sesuai

fungsi penciptaannya oleh Allah SWT.3

1Siti Muria, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta : Celeban Timur,

2000), h. 12 2Kementrian Agama RI, Ar-Rahim dan Terjemahan, h. 52

3Ariffudin,MetodeDakwahDalamMasyarakat, (Makassar :

AlauddinUniversityPress, Cet 1, 2011), h. 1

Page 11: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Dakwah, bagi umat Islam sesungguhnya menjadi kewajiban yang

menyeluruh. Dalam hal ini, paling tidak, umat Islam yang dimaksud adalah

yang termasuk dalam kategori mukallaf (individu yang sudah bisa dikenai

beban tanggung jawab) dan mumayyiz (individu yang telah mampu

membedakan antara yang benar dan salah, serta antara yang baik dan

buruk). Secara sederhana, kewajiban dakwah yang melekat pada umat

Islam itu adalah kepada dirinya sendiri, untuk tetap menjaga dan

mengendalikan dirinya dari segala perkataan, sikap dan tindakan (lahir-

batin) yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Selanjutnya, sasaran dari

kewajiban dakwah tersebut adalah orang-orang yang terdekat di

sekitarnya seperti keluarga, kerabat, family, tetangga dan sebagainya.

Pada kenyataannya, dakwah Islam itu tidak bebas dari berbagai kendala

dan tantangan. Kerap kali realitas dakwah Islam menjadi problem

keagamaan dan krusial, dan terkadang dilematis.4

Akhlak menempati kedudukan yang tinggi dalam Islam, diantara

risalah agama yang paling penting, adalah menyempurnakan akhlak yang

mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam,

ممكارمالأخلق مابعثتلأتم إن

Artinya :“sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia”. (HR Tirmidzi dan Ahmad).5

4AsepPurnamaBahtiar, The PowerOfReligion, (PanggungharjoSewonBantul ;

PondokEdukasi,Cet 2005), h. 22 5Ahmad Mu‟adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlak Karimah, (Malang : Cahaya

Tauhid Press, 2003), h. 21

Page 12: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Akhlak juga merupakan bagian dari sempurnanya keimanan,

sebagaimana Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خلقاأكمللمؤمنينإيماناأحسنهم

Artinya : “orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah

orang yang paling baik akhlaknya dari mereka” (HR Tirmidzi dan Ahmad).6

Muhammad sallalahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai satu-

satunya manusia yang telah melahirkan sebuah doktrin tentang

bagaimana manusia seharusnya bertindak dan berinteraksi baik dengan

pencipta maupun dengan makhluk ciptaannya. Doktrin ini disebut dengan

al-akhlaq al-karimah. Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa sallam merupakan

seorang manusia yang pertama sekali mencetuskan gagasan tentang

akhlak dan seluruh perbuatan dan perkataannya dapat dijadikan teladan

bagi manusia. Seandainya manusia dapat mengikuti gerak-gerik,

tindakan, karakter, sifat, dan perilaku Nabi SAW, maka ia akan hidup

dengan mulia di dunia ini dan demikian pula dikehidupan akhirat.7

Pembentukan akhlak yang mulia adalah tujuan utama pendidikan

Islam. Ulama dan sarjana-sarjana muslim dengan sepenuh perhatian telah

berusaha menanamkan akhlak yang mulia, meresapkan fadhilah di dalam

jiwa para siswa, membiasakanmereka berpegang kepada moral yang

tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela, berfikir secara rohaniah dan

insaniah (prikemanusiaan) serta menggunakan waktu buat belajar ilmu-

6Ahmad Mu‟adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlak Karimah, h. 21

7Muhammad Abdurrahman,AkhlakMenjadiSeorangMuslimBerakhlakMulia ,

(Jakarta :RajawaliPers, Cet 2016), h. 1

Page 13: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

ilmu duniawi dan ilmu-ilmu keagamaan tanpa memandang kepada

keuntungan-keuntungan materi.8

Siapa saja yang membaca apa yang ditulis oleh filosof muslim

dalam bidang pendidikan dan pembentukan akhlak, senantiasa akan

melihat betapa mereka menuntut ilmu karena ilmu, bahkan mereka

menganggap tugas belajar itu sebagai suatu ibadat. Kaum muslimun

memuliakan ilmu dan sarjana serta ketinggian akhlak. Ilmu di mata

mereka adalah suatu yang paling berharga di dunia ini, sedang ulama dan

sarjana yang beramal adalah pewaris para nabi-nabi. Seseorang itu tidak

akan sanggup menjalankan misi atau tugas-tugas ilmiahnya kecuali bila ia

berhias dengan akhlak yang tinggi, jiwanya bersih dari segala bentuk

celaan.9

Berdasarkan uraian di atas melihat begitu pentingnya sebuah

akhlakmaka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang

“Strategi Dakwah Pondok Pesantren Darul Arqom Muahammadiyah

Tolada dalam Membina Akhlak Santri”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,

maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut

8M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta : PT

Midas Surya Grafindo, Cet Ke-6, 1990), h. 11 9M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,h. 11

Page 14: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

1. Bagaimana strategi dakwah pondok pesantren darul Arqom

Muhammadiyah Tolada dalam membinaan akhlak santri ?.

2. Apa faktor pendukung dan penghambat strategi dakwah Pondok

Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada Dalam membina

akhlak santri ?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah pondok pesantren

dalam membinaan akhlak santri.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi

dakwah Pondok Pesantren Muhammadiyah Tolada dalam membina

akhlak santri

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Bagi peneliti merupakan suatu pelajaran yang berharga, karena

dengan penelitian ini kita dapat mengetahui strategi serta peran pondok

pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada dalam membina akhlak

santri.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi bahan

referensi bersama untuk melihat bagaimana strategi serta peran pondok

Page 15: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

pesantren dalam membina akhlak santri. Dan sekaligus menjadi

sumbangan pemikiran dan evaluasi bagi lembaga pendidikan pondok

pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada.

Page 16: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi dan Dakwah

1. Definisi Strategi

Effendi (1993 : 300) mengartikan strategi sebagai perencanaan

(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.

Ia tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang harus ditempuh, tetapi

juga berisi taktik operasionalnya. Ia harus didukung teori karena teori

merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji

kebenarannya.10

Strategi berasal dari bahasa yunani yakni strato yang artinya

pasukan dan agenis-agenis yang berarti memimpin. Pada mulanya dahulu

istilah strategi berasal dari peristiwa peperangan yaitu, sebagai suatu

siasat untuk mengalahkan lawan.Sehingga strategi identik dengan

peperangan, bahwa strategi dapat diartikan sebagai siasat perang, ilmu

siasat. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya, istilah strategi tidak

hanya digunakan dalam istilah peperangan (militer) saja. Akan tetapi

semakin berkembang merambah pada berbagai bidang perkembangan

seperti bidang manajemen, bidang politik, bidang ekonomi, bidang

budaya, dan bidang budaya, sehingga banyak ditemui istilah-istilah seperti

: strategi ekonomi, strategi polotik, strategi komunikasi, strategi dakwah

10

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia Group, Cet ke-4, 2015),h. 351

Page 17: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

dan istilah-istilah lain : menurut Ali Yasir, strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Asmuni

Syukir dalam bukunya “Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam” menyebutkan

bahwa strategi dakwah adalah metode siasat, taktik, atau yang digunakan

dalam kegiatan dakwah.11

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

strategi dakwah adalah cara, siasat, taktik untuk melakukan suatu rencana

yang telah disesuaikan dengan sasaran secara cermat guna mencapai

tujuan dakwah. Dengan melihat pengertian diatas sebelum

dirumuskannya sebuah strategi, diperlukan suatu pengetahuan yang tepat

dan akurat terhadap realitas yang terjadi dan berlangsung dalam

kehidupan masyarakat mengingat realitas dalam masyarakat yang

berbeda-beda terlebih lagi realitas kontemporer yang sangat komplek dan

beragam, maka strategi dakwah harus dicermati secara terus-menerus,

sehingga suatu strategi yang dipakai tidak bersifat kaku. Disamping itu

strategi merupakan suatu perencanaan yang menyeluruh yang senantiasa

mempertimbangkan situasi dan kondisi masyarakatnya yang disusun dan

difungsikan guna pencapaian tujuan.12

11

Strategi Dakwah Pondok Pesantren, pdf diakses 20 september, dari digilib UIN Suka. 12Strategi Dakwah Pondok Pesantren, pdf diakses 20 september, dari digilib UIN Suka.

Page 18: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

2. Dakwah

a. Definisi Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata (bahasa), dakwah berasal

dari bahasa arab yang berarti panggilan, ajakan atau seruan. Dalam ilmu

tata bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim mashdar”, kata ini

berasal dari fi’il (kata kerja) “da’a-yad’u”, artinya memanggil, mengajak

atau menyeru. Arti kata dakwah seperti ini sering dijumpai atau

dipergunakan dalam ayat-ayat al-qur‟an, seperti :

وادعواشهداءكممندونالل

Terjemahan: “ dan panggillah saksi-saksimu lain dari pada Allah “ (QS. Al-

Baqarah : 23).13

ار ئكيدعونإلىالن أول واللهيدعوإلىالجنة

Terjemahan :“ mereka itu menyeru ke dalam neraka dan Allah menyeru ke dalam syurga “. (QS. Al-Baqaroh : 221).14

Orang yang memanggil, mengajak atau menyeru atau melaksanakan

dakwah dinamakan da‟i. Jika yang menyeru atau da‟i nya terdiri dari

beberapa orang (banyak) disebut du‟ah.15 Banyak ahli ilmu dakwah dalam

memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat

beraneka ragam pendapat. Hal ini tergantung pada sudut pandang

13

Kementrian Agama RI, Ar-Rahim Al-Qur’an dan Terjemahan, h. 4 14

Kementrian Agama RI, Ar-Rahim Al-Qur’an dan Terjemahan, h. 35 15

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1986), h. 17-18

Page 19: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

mereka di dalam memberikan pebgertian kepada istilah tersebut.

Sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan yang lainnya

senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan. Berikut beberapa definisi

dakwah menurut para ahli :

a. „Abd Al-Karim Zaidan, dakwah adalah mengajak kepada agama Allah,

yaitu Islam.

b. Toha Yahya Omar, dakwah Islam adalah mengajak manusia dengan

cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan

untuk kemashlahatan dan kebahagian mereka di dunia dan di akhirat.

c. Musyawarah kerja nasional –I PTDI di Jakarta merumuskan dakwah

adalah mengajak atau menyeru untuk melakukan kebajikan dan

mencegag kemungkaran, mengubah ummat dari satu situasi kepada

situasi lain yang lebih baik dalam segala bidang, merealisasi ajaran

islam dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang pribadi, keluarga,

kelompok atau massa, serta bagi kehidupan masyarakat sebagai

keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa

dan umat manusia.

d. Aboebakar Atjeh, dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada

sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah

yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.

e. M. Arifin, dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan,

tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan

terencana dalam usaha memengaruhi orang lain secara individu

Page 20: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

maupun kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalanterhadap ajaran

agama, message yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur

paksaan.16

b. Unsur-unsur Dakwah

1. Da‟i atau subjek da‟i

Da‟i bisa secara individual, kelompok, organisasi atau lembaga

yang dipanggil untuk melakukan tindakan dakwah. Da‟i memiliki posisi

sentral dalam dakwah, sehingga da‟i harus memiliki citra atau image yang

baik dalam masyarakat. Citra (image) bisa dipahami sebagai kesan

berkenaan dengan penilaian terhadap seseorang, instansi maupun

organisasi yang diciptakan da‟i sebagai hasil langsung dari dakwahnya.

Citra yang berhubungan dengan seorang da‟i dalam perspektif komunikasi

erat kaitannya dengan kredibilitas yang dimiliki. Citra terhadap da‟i adalah

penilaian mad’u terhadap da‟i, apakah da,i mendapat citra positif atau

negatif. Pencitraan mad‟u terhadap diri seorang da‟i sangat berpengaruh

dalam menentukan apakah mereka akan menerima informasi atau pesan

dakwah atau sebaliknya menolak.17

Ada empat cara bagaimana seorang da‟i dinilai oleh mad‟unya :18

16

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 16 17

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta : Rajawali Pers, Cet. 1, 2011), h. 4

18Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, h. 5

Page 21: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

a) Da‟i dnilai dari reputasi yang mendahuluinya. Apa yang sudah

dilakukan oleh da‟i, bagaimana karya-karyanya, apa latar belakang

pendidikannya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah

sikapnya seorang da‟i memperindah atau menghancurkan reputasinya.

b) Melalui perkenalan atau informasi tentang diri da‟i. Seorang da‟i dinilai

mad‟unya dari informasi yang diterimanya dan bagaimana da‟i

memperkenalkan dirinya sangat menentukan kredibilitas seorang da‟i.

c) Melalui apa yang diucapkannya. “al-lisan mizan al-insan” (lisan adalah

ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Alibin Abi Thalib. Apabila

seorang da‟i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar dan rendah, maka

seperti itu pula kualitasnya. Da‟i memiliki kredibilitas apabila ia konstan

dalam menjaga ucapannya yang selaras dengan perilaku keseharian.

d) Melalui bagaimana cara da‟i menyampaikan pesan dakwahnya.

Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir memberi kesan

pada da‟i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan metodologi

dakwah.

Seorang da‟i yang kredibel adalah seorang yang memiliki

kompetensi di bidangnya, integritas kepribadian, ketulusan jiwa dan

memiliki status yang cukup. Da‟i harus menjadi saksi kebenaran, menjadi

teladan ummat dan berakhlak baik yanh mencerminkan nilai-nilai Islam.19

2. Sasaran dakwah (mad’u)

19

AcepAripudin, PengembanganMetode Dakwah, h. 5

Page 22: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Seluruh ummat manusia, bahkan bangsa jin dimasukkan sebagai

sasaran dakwah. Luasnya sasaran dakwah lebih mempertegas bahwa

dakwah bisa dilakukan oleh siapa saja, selama ia memiliki kecakapan

untuk melakukan dakwah. Ilat kalimat memiliki kecakapan menunjukkan

bahwa tidak semua umat bisa melakukan dakwah. Persoalannya adalah

bagaimana dakwah dilakukan, lebih-lebih ditujukan untuk bangsa jin.

Manusia sebagai sasaran dakwak tidak lepas dari kultur kehidupan yang

melingkupinya yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan dakwah.

Situasi teologis, kultural dan struktural mad‟u (masyarakat) dalam dakwah

Islam bahkan selalu memunculkan dinamika dalam dakwah, karena

dakwah Islam dilakukan dalam situasi sosiokultural tertentu bukan dalam

masyarakat nihil budaya dan nihil sistem. Situasi struktural dan kultural

yang dimaksud seperti sistem kekuasaan, keadaan masyarakat tertindas

atau lemah dan penguasa ekonomi atau konglomerasi.20

3. Materi dakwah (mawdu’)

Materi dakwah adalah ajaran-ajaran Islam sebagaimana termaktub

dalam Qur‟an dan hadits, atau mencakup pendapat para ulama atau lebih

luas dari itu.Materi lainnya adalah Islam. Islam secara bahasa maknanya

adalah pasrah, tunduk dan patuh. Islam juga bisa dimaknai dengan

agama islam atau ajaran-ajaran yang dibawah oleh Nabi Muhammad

sallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu hadis Nabi atau sunnahnya. Apabila

diruntun tentang materi dakwah sebagai berikut : pertama adalah Islam

20Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah,h. 6

Page 23: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

yang bersumber pada Qur‟an dan hadis Nabi atau sunnah Nabi, kedua

hasil ijtihad para ulama tentang Islam dan ketiga adalah budaya ma‟ruf

produk manusia.21

Pada umumnya materi yang disampaikan dalam dakwah, adalah

ajaran-ajaran yang disyariatkan dalam Islam. Ajaran-ajaran yang

menitikberatkan pada bangunan akhlakul karimah inilah, yang wajib untuk

disampaikan kepada manusia, yang nantinya diharapkan supaya ajaran-

ajaran tersebut dapat diketahui, dipahami, dihayati, serta diamalkan dalam

bingkai kehidupan mereka sehari-hari, sehingga hidup mereka senantiasa

berada dalam suasana religi yang tentunya sesuai dengan tuntunan

agama Islam. Ajaran-ajaran dan diajarkan oleh Rasulullah sallallahu „alaihi

wa sallam, kepada ummat meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, yang

tentunya materi yang harus diserukan dalam dakwah pun menjadi luas

sekali. Adapun diantara materi- materi tersebut dapat diringkas beberapa

pokok pembahasan, diantaranya :

a) Akidah Islam yang meliputi tauhid dan keimanan.

b) Pembentukan pribadi yang sempurna, dengan berpondasikan pada

nilai-nilai akhlaqul karimah.

c) Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur

d) Kemakmuran dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

e) Dan berbagai penjalasan lainny.22

4. Metode (uslub al-sa’wah)

21

Acep Aripudin,Pengembangan Metode Dakwah, h. 7-8 22

Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, (Jakarta:Sinar Grafika Offset, Cet 1, 2008), h. 235

Page 24: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Metode diartikan sebagai tata cara, metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan. Metode dakwah adalah cara yang

digunakan da‟i untuk menyampaikan materi dakwah (Islam). Metode

dakwah sangat penting peranannya dalam penyampaian dakwah. Metode

yang tidak benar, meskipun materi yang disampaiana baik, maka pesan

baik tersebut bisa ditolak. Seorang da‟i mesti jeli dan bijak dalam memilih

metode, karena metode sangat memengaruhi kelancaran dan

keberhasilan dakwah.23

Adapun tujuan diadakannya metode dakwah adalah untuk

memberikan kemudahan dan keserasian, baik bagi pembawa dakwah itu

sendiri maupun bagi penerimanya. Pengalaman mengatakan, bahwa

metode yang kurang tepat seringkali mengakibatkan gagalnya aktivitas

dakwah. Sebaliknya, terkadang sebuah permasalahan yang sedemikian

sering dikemukakan pun, apabila diramu dengan metode yang tepat,

dengan gaya penyampaian yang baik, ditambah oleh aksi retorika yang

mumpuni, maka respon yang didapat pun cukup memuaskan. Pada

dasarnya metode dakwah itu sangat banyak jumlahnya, yang oleh al-

qur‟an telah dijelaskan dan diuraikan secara gamblang, melalui ayat-

ayatnya yang penuh makna, mengetuk hati serta pandangan orang-orang

yang mau memikirkannya. Adapun metode dakwah ini menjadi

23

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, h. 8

Page 25: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

sedemikian beragam adalah disebabkan oleh milieu yang berbeda,

karakter serta tingkatan berfikir mad‟u yang tidak sama.24

Terkadang seorang da‟i dalam suatu lingkungan masyarakat akan

memerlukan banyak metode dengan berbagai kombinasinya. Bisa jadi

dirinya akan menemukan segi-segi penting yang tidak jelas dalam kajian

keilmuannya, atau ia tidak mampu melihat berbagai hal yang seharusnya

dia ketahui, yang pada akhirnya supaya dakwahnya itu tidak membuahkan

hasil yang memuaskan, serta tidak mendapat sambutan dari masyarakat.

Dalam kondisi inilah dia harus mengintrospeksi diri, berinisiatif untuk

mengubah langkah dan dakwahnya. Cukup banyak metode atau strategi

yang dipraktekkan oleh para da‟i dalam menyampaikan pesan

dakwahnya, seperti ceramah, tausiyah, nasehat, diskusi, bimbingan

keagamaan, uswah dan qudwah hasanah, dan lain sebagainya

kesemuanya itu dapat diterapkan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Tetapi yang harus digaris bawahi, bahwa suatu metode yang baik

sekalipun tidak dapat menjamin dirinya memperoleh hasil yang baik

secara otomatis pula, karena metode bukanlah satu-satunya kunci

kesuksesan. Suatu dakwah dapat berhasil, apabila ditunjang dengan

seperangkat syarat, baik itu dari pribadi si juru dakwah itu sendiri, materi

yang dikemukakan, kondisi objek yang sedang di dakwahi, ataupun

elemen-elemen penting lainnya.25

24

Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, h.

238 25

Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i,h. 239

Page 26: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Metode dakwah dalam alquran salah satunya, merujuk pada QS.

An-Nahl (16) : 125.

كبالحكمةوالموعظةالحسنة سبيلرب ادعإلى وجادلهمبالتيهيأحسن

كهوأعلمبمنضلعنسبيله رب إن وهوأعلمبالمهتدين

Terjemahan : “serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya”.26

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa cara melakukan kegiatan

dakwah hendaknya hendaknya dengan tiga cara, yaitu dengan hikmak,

mauidhah hasanah (pengajaran yang baik), dan dengan mujadalah

(berdebat atau diskusi) yang baik. Ketiga cara tersebut bisa

dioperasionalkan dalam bentuk dakwah lisan, tulisan dan peragaan.

Demikian pula dalam bentuk berkomunikasi,Metode dakwah bi-al-hikmah

(wisdom) adalah metode dakwah dalam bentuk kata-kata maupun

perbuatan da‟i yang bernilai Islam.27

Menurut M. Natsir, metode hikmah digunakan sebagai metode

dakwah untuk semua golongan, golongan cerdik maupun awam dan

kelompok antara keduanya. Oleh karena itu, metode dakwah bi-al-hikmah

bisa bererti hikmah dalam berbicara sesuai keadaan mad‟u yang dihadapi

seperti dalam ceramah. Begitu pula hikmah ketika dakwahdengan akhlak

dan metode memberi contoh. Sayid Qutub mendefinisikannya sebagai

dakwah yang memerhatikan keadaan dan tingkat kecerdasan penerima

26

Kementrian Agama RI, Ar-Rahim Al-Qur’an Dan Terjemahan, h. 281 27

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, h.72

Page 27: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

dakwah juga memerhatikan kadar meteri yang disampaikan agar tidak

membebani. Berdasar pada betasan tersebut, metode hikmah bersifat

lintas dan fleksibel. Cara dakwah lainnya seperti metode dialog (bi-al-

mijadalah) juga memerlukan hikmah, sebagaimana dikatakan Salmadanis

bahwa hikma merupakan peringatan peenting kepada juru dakwah agar

tidak hanya menggunakan satu cara dakwah. Cara demikian agar sesuai

kondisi sosial, budaya dan tingkat pendidikan mad‟u.28

5. Media dakwah (wasilah dakwah)

Dakwah memang tidak cukup bila disampaikan dengan lisan

belaka. Ia harus didukung dengan keberadaan media, yang menjadi

saluran penghubung antara ide dengan umat, yang menjadi elelmen vital

sehingga serta urat nadi dalam totalitet dakwah itu sendiri. Media disini

bisa berupa seperangkat alat modern, yang sering kita sebut dengan alat

komunikasi massa. Mengapa keberadaan media menjadi sangat penting?

Karena setiap kata yang terucap dari manusia gaungnya hanya dapat

menjangkau jaraj yang sangat terbatas, sedangkan dengan

memanfaatkan media atau alat-alat komunikasi massa, maka jangkauan

dakwah pun tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu.29

Media dakwah adalah sarana yang digunakan dalam

menyampaikan pesan-pesan dakwah. Disebutkan Deddy Mulyana bahwa

media bisa merujuk pada alat maupun bentuk pesan, baik verbal maupun

non verbal, seperti cahaya dan suara. Saluran juga bisa merujuk pada

28

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, hal 72. 29

Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, 236-237.

Page 28: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

cara penyajian, seperti tatap muka (langsung) atau lewat media, seperti

surat kabar, majalah, radio, telepon dan televisi. Sering pula disebut

bahwa apa yang dikategorikan sebagai media juga disebut sebagai cara

atau metode. Cara dakwah dengan menerangkan maupun

menginformasikan, terutama menginformasikan lewat lisan misalnya,

sering disebut dakwah bi-al-lisan, karena menginformasikan dan

menerangkan dengan lisan. Jadi, terkadang penggunaan istilah memiliki

konotasi sesuai maksud penggunaannya, terutama istilah-istilah yang

memiliki makna samar dan beragam.30

c. Tujuan Dakwah

Setiap kegiatan dan usaha yang dilahirkan oleh umat manusia

mempunyai tujuan khusus yang akan dicapainya. Demikian pula dengan

dakwah, tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapainya yakni mengubah

situasi yang kurang baik menjadi baik atau yang baik menjadi lebih baik

lagi. Tujuan dakwah ini tidak dapat dipisahkan dengan tujuan Islam

karena sasaran utama dakwah dan Islam adalah manusia dan manusia

inilah yang bergerak dan mengatur segala kehidupannya untuk mencapai

kesejahteraan lahir dan batin, dunia dan akhirat dengan menyembah Allah

Subhana Wa Ta’ala, karena tidak lain tujuan manusia diciptakan hanyalah

mengabdi dan menyenbah kepada-Nya.31

30

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, h.13 31

Muliaty Amin, Teori-Teori Ilmu Dakwan, (Makassar : Alauddin University Press, Cet 1, 2011), hal 60.

Page 29: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tujuan

utama (umum) dan tujuan khusus (perantara). Tujuan utama merupakan

garis pokok yang menjadi arah semua kegiatan dakwah, yaitu perubahan

sikap dan perilaku mitra dakwah sesuai dengan ajaran Islam. Tujuan

umum ini tidak bisa dicapai sekaligus karena mengubah sikap dan

perilaku seseorang bukan pekerjaan sederhana, oleh karena itu perlu

tahap-tahap pencapaian. Tujuan pada setiap tahap itulah yang disebut

dengan tujuan perantara. Mitra dakwah yang telah memahami pesan

dakwah tidak selalu segera diikuti dengan pengamalannya. Dari aspek

kognitif menuju psikomotorik seringkali melalui liku-liku kehidupan dan

waktu yang panjang. Suatu contoh, seseorang membaca buku tentang

shalat, ia paham tentang kewajiban itu, akan tetapi ia tidak melakukan

shalat sama sekali. Dua tahun kemudia ia terkena diabet dan harus

diamputasi. Pada saat itulah dia membuka buku yang telah dibaca

sebelumnya untuk belajar shalat dan melakukannya. Karenanya, tujuan

yang menjadi ukuan adalah tujuan khusus. Tujuan khusus harus realistis,

konkret, jelas, dan bisadi ukur. Selain itu, tujuan khusus juga berisi

beberapa tahapan. Tujuan dakwah utama itulah yang dijadikan

dasarpenyusunan strategi dakwah dengan memerhatikan masing-masing

tujuan khususnya.32

32

Moh. Aziz, Ilmu Dakwah, h. 351

Page 30: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

d. Strategi Dakwah

Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua

hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:

1. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan

dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan

berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian,

strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum

sampai pada tindakan.

2. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah

dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian

tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, perlu

dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur

keberhasilannya.33

Strategi dakwah artinya sebagai metode, siasat, taktik atau

maniuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan)

dakwah.

Strategi dakwah yang dipergunakan di dalam usaha dakwah harus

memperhatikan beberapa azas dakwah, antara lain :

a. Azas filosofis, azas ini terutama membicarakan masalah yang erat

hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses

atau dalam aktivitas dakwah.

33

Moh. Aziz, Ilmu Dakwah, h. 349-350

Page 31: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

b. Azas kemampuan dan keahlian da‟i (achievement and professional).

c. Azas sosiologis, azas ini membahas masalah-masalah yang berkaian

dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya, politik

pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat, filosofis

sasaran dakwah. Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya.

d. Azas psychologis, azas ini membahas masalah yang erat

hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da‟i adalah

manusia, begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter

(kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi

masalah agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan

(rohaniah) tak luput dari masalah-masalah psychologis sebagai azas

(dasar) dakwahnya.

e. Azas efektivitas dan efisiansi, azas ini maksudnya adalah di dalam

aktivitas dakwah harus berusaha menseimbangkan antara biaya,

waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya,

bahkan kalau bisa waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh

hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya,

tenaga dan waktu tapi dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin

atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.34

34

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 32-33

Page 32: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

B. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk

jamak dari khuluqun, yang artinya penciptaan yang esensinya adalah

dorongan halus untuk selalu mencintai kebajikan dan kebenaran atau

kepribadian. Secara bahasa khuluqun bermakna budi pekerti, perangai,

tingkahlaku, dan tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi

persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat

hubungan dengan kholiq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti

diciptakan. Persesuaian kata di atas mengindikasikan bahwa dalam

akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak

khaliq (pencipta) dengan perilaku makhluk (manusia).35

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang

memungkinkan adanya hubungan baik antara kholiq dengan makhluk dan

antara makhluk dengan makhluk. Secara istilah para pakar berbeda-beda

mendefinisikannya, diantaranya adalah, Imam Al-Ghazali menyebut

akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan

perbuatan-perbuatan denganmudahtanpamelakukanpertimbanganfikiran.

Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan.

Maksudnya, sesuatu yang mencirikanakhlakituialahkehendak yang

dibiasakan, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak, Ahmad Amin

menjelaskan arti kehendak itu ialah ketentuan dari beberapa keinginan

35

H Muhammad Amri, Aqidah Akhlaq, (Sul-Sel : Penerbit Syahadah, Cet 1, 2016), h. 62

Page 33: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

manusia, sedangkan kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang

sehingga mudah melakukannya.36

Gabungan dari kehendak dan kebiasaan inilah yang melahirkan

kekuatan pada diri manusia untuk melakukan perbuatan. Ibnu Maskawayh

mengatakan akhlak adalah suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang

mendorong (diri dan jiwa itu) untuk melakukakan perbuatan dengan

senang tanpa didahului oleh daya pemikiran karena , sudah menjadi

kebiasaan. Abdul Hamid Yusuf mengatakan akhlak adalah ilmu yang

memberikan keterangan tentang perbuatan yang mulia dan memberikan

cara-cara untuk melakukannya. Ja‟ad Maulana akhlak adalah ilmu yang

menyelidiki gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari

pebuatan dan perkataan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan

buruk.37

Akhlak melahirkan perbuatan-perbuatan yang spontan. Perbuatan-

perbuatan tersebut muncul tanpa adanya pertimbangan terlebih dahulu,

karena sudah menjadi kebiasaan. Ia merupakan sifat yang telah meresap

dalam jiwa dan menjadi tabiat atau kepribadian sehingga lahir berbagai

macam perbuatan yang secara spontan tanpa melalui pertimbangan akal

pekiran. Kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang dalam suatu

masyarakat yang berlangsung cukup lama kemudian disebut dengan adat.

Artinya akhlak sebagai kebiasaan kehendak. Kehendak itu, bila

membiasakan sesuatu maka kebiasaannya disebut dengan akhlak.

36

Muhammad Amri, Akidah Akhlaq, h. 62 37

Muhammad Amri, Aqidah Akhlak, h. 63

Page 34: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Sebagai contoh adalah “kehendak memberi” yang berlangsung secara

terus menerus sehingga orang terbiasa memberi. Kebiasaan memberi ini

kemudian dinamai dengan akhlak dermawan. Apabila perbuatan

dermawan ini berlangsung tidak lama atau sekali-sekali, maka orang

tersebut tidak bisa dikatakan dermawan atau kikir.38

Selain kata akhlak ada term lain yang sering digunakan, yaitu “etika”

dan “moral” kata etika berasal dari bahasa yunani “ethes” yang mempunyai

arti kebiasaan yang dihasilkan oleh logika, dan moral bersumber dari adat

istiadat, kultur budaya. Ada beberapa karakteristik yang membedakan etika,

moral dan akhlak, antara lain:

1. Akhlak Islami menuntun dan mengajarkan semua manusia

kepada tingkah laku yang baik dan benar. Kebaikan dan

kebenarannya bersesuaian dengan al-qur‟an dan as-sunnah.

2. Akhlak Islami menetapkan, bahwa yang menjadi sumber tingkah

laku, ukuran baik dan buruknya perbuatan didasarkan pada al-

qur‟an dan as-sunnah. Jika moral dan etika memandang bahwa

semua itu baik, belum tentu dipandang baik menurut wahyu.

Demikian pula sebaliknya, etika dan moral memandang sesuatu

itu buruk, belum tentu akhlak memandang buruk.

3. Akhlak Islami bersifat universal dan konfrehensif, dapat

diterima oleh seluruh ummat manusia fikulli makan wa fikulli

zaman.

38

St. Aisya BM, Antara Akhlak Etika Dan Moral, (Makassar : Alauddin University Press, Cet 1, 2014), hal 7.

Page 35: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

4. Akhlak Islami memiliki rumus-rumus yang praktis dan tepat

menurut fitrah dan akal fikiran manusia. ajarannya dapat

diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia.

5. Akhlak islami, mengatur dan mengarahkan fitrah manusia

ketingkah kahlak yang tinggi yang luhur dan melluruskan

perbuatan dan aktivitas manusia di bawah pancaran sinar

petunjuk tuhan, agar manusia terhindar dari fikiran –fikiran yang

keliru dan menyesatkan.39

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran

yang sudah amat populer. Pertama aliran nativisme. Kedua aliran

empirisme, dan ketiga aliran konvergensi.Menurut aliran Nativisme bahwa

faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang

adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa

kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang memiliki

pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan

sendirinya orang tersebut menjadi baik.40

Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada

dalam diri manusia, dan hal ini kelihatannya erat kaitannya dengan

pendapat aliran intuisisme dalam hal penentuan baik dan buruk

39

Nasharuddin, Akhlak Ciri Manusia Yang Paripurna, (Depok : PT.Grafindo, Cet 1, 2015) h. 212

40Abuddin Nata, akhlak tasawwuf, h.167

Page 36: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

sebagaimana telah diuraikan diatas. Aliran ini tampak kurang menghargai

atau kurang memperhitungkan peranan pembinaan dan

pendidikan.Selanjutnya menurut aliran empirisme bahwa faktor yang

paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor

dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan

yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada

anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini

tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oeh dunia

pendidikan dan pengajaran.41

Aliran konvergensi berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi

oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu

pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui

interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah yang

baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui

berbagai metode.42

Aliran yang ketiga, yakni aliran konvergensi itu tampak sesuai

dengan ajaran islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dan hadis dibawah

ini.QS. An-Nahl : 78

معوالأبصاروالأفئدة هاتكملتعلمونشيئاوجعللكمالس واللهأخرجكممنبطونأم

لعلكمتشكرون

41

Abuddin Nata, Akhlak Tasawwuf, h. 167 42

Abuddin Nata, Akhlak Taswwuf, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, Cet ke-5, 2003), h.167

Page 37: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Terjemahan : “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”43

3. Metode Pembinaan Akhlak

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki metode pembinaan

akhlak yang efektif sehingga melahirkan generasi terbaik dalam sejarah

kemanusiaan. Di antara metode tersebut adalah :

a. Metode keteladanan, yakni suatu cara pembinaan akhlak yang

dilakukan dengan melakukan pemberian contoh yang baik kepada

orang lain, baik dalam bentuk ucapan maupun dalam bentuk

perbuatan. Al-Maghribi menjelaskan bahwa apabila seorang pendidik

benar dalam perkataannya, dan dibuktikan dalam perbuatannya, maka

peserta didik akan tumbuh dengan semua prinsip-prinsip pendidikan

yang tertancap dalam pikirannya, dan mereka meneladani perbuatan-

perbuatan yang telah dicontohkan kepadanya

b. Metode pembiasaan, yakni merupakan salah satu metode pembinaan

akhlak yang sangat esensi dalam upaya membentuk akhlak manusia.

Metode ini adalah upaya prektis dalam pembentukan akhlak yang

berintikan pada pengalaman apa yang dibiasakan yang pada dasarnya

mengandung nilai-nilai kebaikan. Iman Al-Ghazali sebagaimana dikutip

Abuddin Nata mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada

dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui

pembiasaan. Jika manusia membiasakan dirinya berbuat jahat, maka

43

Kementrian agama RI, Ar-Rahim Al-Qur’an dan Terjemahan, h. 275

Page 38: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

ia akan menjadi orang yang jahat, oleh karena itu , Al-Ghazali

menganjurkan agar akhlak diajarkan dengan cara melatih jiwa kepada

pekerjaan dan tingkah laku yang mulia. Jika seseorang menghendaki

agar ia menjadi pemurah , maka ia harus membiasakan dirinya

melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga murah hati dan

murah tangan itu menjadi tabiatnya yang mendarah daging.

c. Metode pemberian nasehat, yang merupakan salah satu metode yang

diterapkan oleh Lukman Al-Hakim dalam mendidik anaknya. Hal ini

dapat dilihat secara jelas dalam QS. Lukman : 13

لتشركبالل وإذقاللقمانلبنهوهويعظهيابني ركلظلمعظيم الش إن

Terjemahan :“dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”.44

Menurut Al-Maghribi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam

memberikan naehat adalah :

1. Nasehat hendaknya terus-menerus dan diulang-ulang serta

diperbaharui karena tabiat manusia itu lupa, dengan adanya

pengulangan maka teringatlah apa yang ada dipikirannya.

2. Hendaknya nesehat tersebut menggunakan cara yang mudah

dipahami, sesuai usia anak didiknya yakni sesuai daya tangkap

dan akalnya.

44

Kementrian Aagama RI, Ar-Rohim Al-Qur‟an dan Terjemahan, h. 412

Page 39: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

3. Hendaknya orang yang memberi nasehat, seorang yang bijak

dan memiliki keilmuan yang cukup dalam mendidik.45

C. Pondok Pesantren

1. Definisi Pesantren

berasal dari bahasa sangsekerta, pesantren berarti tempat

berkumpulnya orang-orang yang cinta ilmu dan kebijaksanaan. Mereka

yang datang belajar disebut santri, yang mengajar disebut guru. Kedua

kata itu menunjukkan bahwa pesantrenadalah pusat ilmu pengetahuan

dan pembelajaran hidup (life skill). Karenanya, pesantren dan masyarakat

selalu menyatu, tidak terpisahkan. Para santri belajar tidak sebatas di

ruang kelas, melainkan juga ditengah dan bersama masyarakat.46

Pesantren atau lengkapnya pondok pesantren berasal dari kata

sangsekerta, yaitu shastri yang berarti suci atau ajaran suci. Ditambah

awalan pe yang menunjukkan tempat dan akhiran en yang menunjukkan

arti sifat. Jadi, pesantren adalah tempat untuk mempelajari ajaran suci

atau agama. Sedangkan kata pondok, dalam bahasa indonesia berarti

rumah kecil berupa gubuk yang terletak di tengah sawah sebagai tempat

istirahat bagi para petani. Menurut Zamakhsyari Dhofier, kata pondok

berasal dari bahasa arab yaitu, funduq yang berarti hotel atau tempat

penginapan. Melihat kepada rumah-rumah yang menjadi tempat tinggal

santri, berupa gubuk-gubuk kecil yang hanya berukuran sekitar 2 kali 2

45

Muhammad Amri, Aqidah Akhlak, (Sulsel : Penerbit Syahadah, Cet 1, 2016), h. 77-79

46Komaruddin Hidayat, Dari Pesantren Untuk Dunia, (Jakarta : PPIM, Cet-2,

2017).

Page 40: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

meter, maka wajarlah mereka disebut warga pondok. Meski penyifatan

demikian kini tidak lagi relevan bila dikaitkan dengan kondisi perpondokan

terutama yang dengan jelas menyebut dirinya dengan pondok moderen.47

Secara terminologis, pesantren didefinisikan sebagai lembaga

pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan

pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Pengertian “tradisional” dalam definisi ini bukan berarti kolot dan

ketinggalan zaman, tetapi menunjukkan pada pengertian bahwa lembaga

ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu. Ia telah menjadi bagian dari

sistem kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia.48

2. Fungsi Dan Tujuan Pondok Pesantren

a. Fungsi pondok pesantren

Dari waktu ke waktu Fungsi pondok pesantren berjalan secara dinamis,

berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global.

Betapa tidak pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan

fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama (Horikoshi, 1987 :

232). Sementara Azyumardi Azra (dalam Nata, 2001 : 112) menawarkan

adanya tiga fungsi pesantren yaitu : transmisi dan adanya trasfer ilmu-ilmu

Islam, pemeliharaan tradisi Islam, dan terproduksi ulama.49

47

Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, (Jakarta : Puslitbang Kehidupan Beragama, Cet 1, 2005), h. 103

48Muljono Damopolili, Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern,

(Makassar : Alauddin Press, Cet 1, 2011), h. 78-79 49

M. Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, Cet ke-2, 2004), h. 90

Page 41: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

b. Tujuan pondok pesantren

Meskipun dalam perjalanan sejarahnya pesantren dikatakan

sebagai kelembagaan pendidikan yang tidak punya tujuan tertulis, jelas

dan terprogram, tetapi yang jelas, pesantren didirikan li ajli al-ibadah ila

Allah (semata-mata untuk ibadah kepada Allah), dan ingin melahirkan

generasi yang berakhlak dan mutafaqih fiddin (memahami agama) serta

bisa memberikan peringatan kepada kaumnya tatkala mereka pulang ke

kampungnya masing-masing.50

50

Zuhri, Convergentive Design Kurikulum Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta : Deepublish, Cet 1, 2016), h. 187

Page 42: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu cara bertindak menurut system aturan yang

bertujuan agar kegiatan terlaksana secara rasional dan terarah

sehingga dapat mencapai hasil dengan optimal. Menurut Moh. Nazir

penelitian adalah usaha pencarian fakta menurut metode obyektif

yang jelas untuk menemukan hubungan fakta dan menghasilkan dalil

dan hukum51.

A. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif.Penelitian ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

keadaan subyek dan obyek penelitian seseorang, lembaga,

masyarakat, dan lainnya (pada saat sekarang), berdasarkan fakta–fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya52.

Dengan demikian, maka dalam konteks penelitian ini sumber data

utama yang peneliti gunakan adalah kata–kata atau tindakan.

Disamping juga menggunakan data tertulis seperti: dokumentasi,

brosur, majalah, buku–buku, dan lain–lain.

51

Moh.Nazir, Metodepenelitian,(Jakarta:Ghalia,1998),h.14 52

HadariNawawi, MetodePenelitiaanBidangSosial,( Yogyakarta: Gajah Mada University,

Press),2001,h.63

Page 43: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

B. Lokasi dan objek penelitian

1) Lokasi Penelitian

Penelitian di laksanakan di Pondok Pesantren Darul Arqom

Muhammadiyah Tolada Kabupaten Luwu Utara Kecamatan

Malangke Desa Tingkara.

2) Objek Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian merupakan sumber tempat memperoleh

keterangan penelitian53. Subyek penelitian ini adalah individu yang

dijadikan sasaran kasus yang diteliti sebagai sumber informasi.

Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah para

Guru di Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada serta

pembina asrama di Pesantren tersebut.

b. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah yang menjadi titik focus dari suatu

penelitian. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah bagaimana

strategi dakwah Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah

Tolada dalam membina akhlak santri.

C. Fokus penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian

yang akan di lakukan. Fokus penelitian adalah garis terbesar dalam

penelitian yang akan di lakukan,agar lebih terarah. Adapun fokus dari

53

Tatang M. Arifin, MenyusunRencanaPenelitia,(Jakarta: Rajawali Press,1982),h.92

Page 44: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

penelitian yang akan di lakukan adalah langkah-langkah para guru

serta pembina asrama pondok pesantren dalam membina akhlak santri

D. Deskripsi fokus

1. Deskripsi fokus penelitian

Dari fokus penelitian diatas maka peneliti mendeskripsikan fokus

penelitian yaitu dengan meneliti bagaimana strategi dakwah para pembina

dan ustadz atau ustadzah di pondok pesantren tersebut, serta meneliti

pembelajaran mengenai akhlak dan bagaimana mereka memberikan

contoh akhlak yang baik.

E. Pendekatan Penelitian

Merujuk pada pendekatan yang digunakan peneliti yaitu jenis

penelitian kualitatif yang tidak mempromosikan teori sebagai alat hendak

diuji. Maka teori dalam hal ini berfungsi sebagai hal pendekatan untuk

memahami lebih dini konsep ilmiah yang relevan dengan fokus

permasalahan. Dengan demikian peneliti menggunakan beberapa

pendekatan yang dianggap bisa membantu peneliti :

1. Pendekatan komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan dasar manusia. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik

dalam kehidupan sehari-hari dimanapun manusia berada. Tidak ada

manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi

bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu

lembaga dan organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu

Page 45: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya,

kurangnya atau tidak ada komunikasi organisasi dapat berantakan tujuan

yang diinginkan.54

2. Pendekatan sosiologi

Pendekatan sosiologi adalah manusia sebagai multifungsi dituntut

untuk bertindak sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk

spiritual. Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan peneliti teliti harus

menggunakan pendekatan sosiologi karena ketika proses pengelolaan

dakwah berjalan maka harus menjalin interaksi dengan pemimpin atau

manajer dan bawahan serta masyarakat. Karena pada dasarnya konsep

awal manusia adalh saling membutuhkan satu sama lain dan tidak mampu

bertahan hidup sendiri. Dalam ilmu sosiologi ada dua unsur yang tidak

bisa lepas yaitu individu dan masyarakat. Dapat dipahami bahwa

masyarakat adalah kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh

system, adat-istiadat, hukum dan norma yang berlaku.55

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti. Artinya

penelitian menjadi alat pengumpul data utama karena mampu

menyesuaikan diri dengan kenyataan-kenyataan dilapangan. Selain itu dia

54

Rahmat Kryantono, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 15 55

Mubarak, Sosiologi Agama Tafsir Sosial Fenomena Multi-Religius Kontemporer,(Malang : Malang Press, Cet 1, 2006), h. 5

Page 46: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

juga mampu memahami, menilai, menyadari dan mengatasi kenyataan-

kenyataan itu.56

Menurut Nasution: “dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain

daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.

Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk

yang pasti. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang

digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat

ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segalah sesuatu masih

perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba

tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu

sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.”

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam

penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan

pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri.57

Sementara instrumen lainnya yaitu hasil observasi, pedoman wawancara,

buku catatan, kamera, alat perekam, pulpen, serta daftar pertanyaan yang

telah dipersiapkan.

G. Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri dari dua sumber, yaitu sumber data

primer dan sumber data skunder :

56

Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet ke-2, 2014) h. 32

57Sugyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 308

Page 47: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

1. Sumber data primer atau pokok yang dibutuhkan yang diperoleh

secara langsung (dari tangan pertama) atau diperoleh secara

langsung dari informan yang erat kaitannya dari masalah yang

akan diteliti yaitu strategi pondok pesantren darul arqom

muhammadiyah tolada dalam membina akhlak santridi

kabupaten luwu utara kecamatan malangke desa Tingkara.

Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil

wawancara dengan ustadz/pembina dan santri pondok

pesantren darul arqom muhammaiyah tolada.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data pelengkap yang

dibutuhkan dalam penelitian dari sumber yang sudah ada.

Sumber data sekunder yaitu pustaka-pustaka yang memiliki

relevensi dan bisa menunjang penelitian ini yaitu, dapat berupa

buku, majalah, koran, internet, jurnal serta sumber data lain

yang dapat dijadikan sebagai referensi.

H. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa teknik, antara lain :

1. Interview bebas

Metode interview adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan

antara dua orang atau lebih yang sudah berhadapan secara fisik dan

diarahkan pada masalah tertentu. Ada tiga pertanyaan dalam metode ini :

Page 48: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

a. Pertanyaan berstruktur, pertanyaan yang memberi struktur pada

responden dalam menjawabnya. Pertanyaan inidibuat sedemikian rupa

hingga responden dituntut untuk menjawabnya sesuai dengan apa

yang terkandung dalam pertanyaannya.

b. Pertanyaan tidak berstruktur (terbuka). Pertanyaan yang memberikan

kebebasan kepada responden untuk menjawab semua pertanyaan.

c. Pertanyaan campuran, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

responden dalam memberi keterangan, dan dalam wawancara ini kita

dapat mendapatkan data yang berkenaan dengan tema atau masalah

penelitian yang digunakan dalam wawancara.

2. Observasi atau pengamatan

Observasiataupengamatanyaitu kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata

serta dibantu dengan indera lainnya.Observasi yang dilakukan adalah

observasi langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung

pada objek yang diobservasi.

I. Tehnik Analisis Data

tehnik analisis data yang dimaksud adalah data yang diperoleh

kemudian dikumpulkan, diolah dan dikerjakan serta dimanfaatkan

sedemikian rupa dengan menggunakan metode deskriptif. Peneliti akan

melakukan pencatatan serta berupaya mengumpulkan informasi

mengenai keadaan suatu gejala yang terjadi saat penelitian dilakukan.

Analisis data merupakan upaya untuk mencapai serta menata secara

Page 49: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

sistematis catatan hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan yang

lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang

diteliti dan menjadikannya temuan untuk orang lain.58

Tujuan analisis data ialah untuk menyederhanakan data kedalam

bentuk yang mudah dipahami. Metode yang digunakan ini adalah metode

survey dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang artinya setiap

data terhimpun dapat dijelaskan dengan berbagai persepsi yang tidak

menyimpang yang sesuai dengan judul peneliti. Teknik pendekatan

deskriptif kualitatif merupakan suatu proses yang menggambarkan

keadaansasaran yang sebenarnya, peneliti secara apa adanya, sejauh

yang peneliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara dan juga

dokumentasi.59 Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan populasi yang sedang diteliti. Analisis deskriptif

dimaksudkan untuk memberikan data yang diamati agar bermakna dan

komunikatif.60 Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang tidak perlu,

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat diambil. Dengan demikian data yang telah

58

Neon Mujahidin, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1998), h. 183.

59Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 335.

60Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei,Metode Penelitian Dakwah,

(Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 107.

Page 50: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jalas, dan

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.61

2. Penyajian data (data display)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penyajiandata yang

diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh permasalah penelitian

dipilah antara mana yang dibutuhkan dengan yang tidak, lalu

dikelompokkan, kemudian diberikan batasan masalah. Dari penyajian data

tersebut diharapkan dapat memberikan kejelasan data.62

3. Penarikan kesimpulan

Langkah terakhir dalam menganalisis data kualitatif ialah

kesimpulan dan verifikasi. Setiap kesimpulan awal masih sementara yang

berubah apabila diperoleh data baru dalam pengumpulan data berikutnya.

Kesimpilan-kesimpulan yang diperoleh selama diverifikasi selama

penelitian berlangsung dengan cara memikirkan kembali dan meninjau

ulang catatan lapangan.63

61

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 338. 62

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 341-342. 63

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 345.

Page 51: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi lokasi penelitian

1. SejarahBerdirinyaPesantrenDarulArqomMuhammadiyahTol

ada

Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada didirikan

pada tahun 1987 di Tingkara yang merupakan salah satu RT dari

dusun Tolada, pada tahun 1984 di Dusun Tolada ada tanah lokasi

yang diserahkan kepada H. Andi Panda Opu Lallo, selaku

kepala|\dusun Tolada yang oleh pemerintah daerah tingkat II Luwu

dan disaksikan oleh Camat Malangke (Drs. Nawir Kaso) merupakan

tanah negara seluas kurang lebih 36 Ha. Yang terletak di RT

Tingkara yang sekarang menjadi desa Tingkara dengan harapan di

lokasi tersebut didirikan lembaga pendidikan, sehingga pada

tanggal 5 Juli 1987 didirikan Pesantren Darul Arqom

Muhammadiyah Tolada oleh H. Muhammad Amin Dg. Maserang,

H. Andi Panda Opu Lallo, Ir Darwis, dr.H. Abu Bakar Malinta dan H.

Nawawi selaku PDM Luwu, kemudian pada tahun 1987 didirikan

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Tolada sebagai tempat

pembelajaran, selanjutnya pada tahun 1988 didirikan Madrasah

Ibtidaiyah Muhammadiyah Tolada dan pada tahun 1999 didirikan

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Tolada, adapun pimpinan

Page 52: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada pada waktu

didirikan dijabat oleh Kiyai. Muhammad Yunus.

Pada masa tersebut guru diberikan honor yang bersumber

dari infak warga Muhammadiyah Masamba dan hasil kebun coklat.

Adapun Pesantren Darul Arqom Muhamma diyah Tolada pada

masa itu diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Luwu dan pada tahun 2000 penyelenggara diserahkan kepada

Pimpinan Daereh Muhammadiyah Luwu Utara yang baru terbentuk,

kemudian sistem kerja lahan pada waktu itu dengan cara dibagikan

kepada pekerja untuk ditanami kakao (coklat) dan dibagi beserta

tanahnya. Sekitar tahun 2010 perkebunan coklat diganti dengan

tanaman kelapa sawit dan luas lahan sampai saat ini kurang lebih

17.854 Ha. Dan belum disertifikat

Selanjutnya pada tahun 1996 kepemimpinan Pondok

Pesantren dijabat oleh salah seorang yang bukan kader

Muhammadiyah (Sdr. Sudirman AS) hingga pada tahun 2013,

sehingga perkembangan pondok pesantren tidak terlalu signifikan

karena dikelola oleh perorangan bukan persyarikatan, kemudian

pada tahun 2013 kepemimpinan oleh orang yang dipercayakan

atau yang di SK kan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

Sulawesi Selatan yaitu Ir. H. Umar Tanjung.

Selanjutnya, pada tahun 2014 yang bersangkutan

mengundurkan diri dipercayakan kepada Sdr. Supari, S.Pd, M.Si

Page 53: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

yang ditetapkan dengan SK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

Sulawesi Selatan pada tanggal 5 November 2014 sampai

sekarang. Karena sampai saat ini bangunan asrama santri baru

selesai, sehingga pembelajaran kepesantrenan akan dilaksanakan

pada waktu pagi siang dan malam hari. Pembelajaran pagi-siang

dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan

Madrasah Aliyah. ciri khas pesantren sedikit tidak nampak

dikarenakan santri belum sepenuhnya bermukim di pondok

pesantren. Dengan harapan semoga kedepan perkembangan

pondok pesantren bisa lebih maksimal. Dan pembina atau

pengasuh pondok bisa dibantu dan di fasilitasi oleh LP2M Sulawesi

Selatan karena sampai saat ini Pondok Pesantren Darul Arqom

Muhammadiyah Tolada masih dikelola oleh tenaga yang berlatar

belakang dari pendidikan umun (bukan dari alumni Pondok

Pesantren).

Adapun kondisi lingkungan masyarakat sekitar Pesantren

adalah suku Bugis yang berada di pedesaan dengan mata

pencaharian berkebun kakao, dan partai politik disekitar pesantren

tidak tetap tergantung pada figur\tokoh masyarakat. Sedangkan

ormas Islam yang ada disekitar pesantren adalah As‟adiyah dan

NU tetapi belum dikoordinir secara organisatoris, namun demikian

keberadaan Pondok Pesantren Muhammadiyah masih diterimah

oleh masyarakat terbukti anak-anaknya dimasukkan di pesantren.

Page 54: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Dan kegiatan ekonomi di pesantren yaitu perkebunan dulu

kebun kakao dan sekarang di ganti menjadi kebun kelapa sawit,

hasil kebun sawit inilah yang dipakai untuk mengelola pesantren

dan alhamdulillah pada tahun 2018 ini selesai pembangunan 3

ruang asrama santri dan 1 ruang pembina. Sekali lagi Pondok

Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada sangat kekurangan

Sumber Daya Manusia yang alumni pesantren, permohonan

kepada LP2M pusat untuk memperhatikan utamanya tenaga

pengasuh\pembina pesantren.

2. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren Darul

Arqom Muhammadiyah Tolada

a. Visi

Berkembangnya fungsi pendidikan pondok pesantren yang

berbasis Al-Islam Kemuhammadiyahan holistik (menyeluruh),

integratif, bertata kelola baik serta berdaya saing dan

berkeunggulan.

b. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Pontren MU berbasis Al-

Islam Kemuhammadiyahan

2. Mengembangkan sistem Pontren MU yang holistik dan

integratif

Page 55: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

3. Menumbuhkembangkan budaya mutu Pontren MU yang

inovatif dan responsif terhadap perubahan dan

perkembangan zaman

4. Mengembangkan tata kelola Pontren MU yang profesional,

modern dan Islami

5. Mengembangkan jejaring dan kerjasama Pontren MU

dengan lembaga lain.

c. Tujuan

1. Tujuan pendidikan Islam adalah menyiapkan dan

membentuk insan kamil yang soleh dan berakhlak mulia,

muslih serta mampu mewujudkan kehidupan masyarakat

yang berkemajuan, berkesejahteraan, berkeadilan dan

berbahagia di dunia dan akhirat serta untuk mewujudkan

baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

2. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratif dan bertanggungjawab.

3. Tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah menyiapkan

lulusan (kader, ulama, pemimpin, pendidik, dan pengabdi)

dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya sehingga dapat membantu negara dan pemerintah

Page 56: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

dalam mewujudkan cita-cita nasional dan

mengaktualisasikan baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur.

4. Tujuan institusional pendidikan adalah menyiapkan lulusan

yang berkompeten menjadi kader ulama, umaro, dan

pendidik yang mampu berjuang dan berkontribusi positif bagi

pembangunan dan kemajuan masyarakat bangsa dan

negara.

5. Tujuan kurikuler

a. Al-Islam yaitu dengan memberikan pengetahuan dengan

menanamkan sikap, melatih keterampilan, penerapan

ajaran Islam (Qur‟an, Hadist, Akidah, Fikih, Ushulfikih,

Tarikh dan Kebudayaan Islam)

b. Kemuhammadiyahanya itu dengan memberikan

pengetahuan dan wawasan tentang muhammadiyah

meliputi : sejarah, corak pemikiran dan perjuangan tokoh

c. Bahasa Arab yaitu dengan memberikan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa Arab meliputi : kemahiran

menyimak, membaca, berbicara dan menulis.

d. Bahasa Inggris yaitu dengan memberikan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa Inggris meliputi : kemahiran

menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

e. Teknologi Informasi, Komunikasi, dan Seni (TIKS) yaitu

dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan

Page 57: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

mengembangka nteknologi informasi dan komunikasi

tepar guna serta seni untuk mendukung dakwahi slam.

d. Susunan Pengurus, Keadaan Ustadz Dan Santri dan

Sarana prasarana yang dimiliki pondok pesantren

Muhammadiyah Tolada

1. Susunan pengurus

No Jabatan Nama Keterangan

1 Penasehat Drs. Misbah

Haeruddin, MM

PDM Luwu

Utara

2 Penasehat H. Ahmad Ridha,

SH

Pembina

PontrenMU

3 Penasehat H. Andi Panda

OpuLallo

Pembina

4 Direktur Supari, S.Pd,M.Si

5 Wakil Direktur Drs. Idhil

6 Sekretaris Nurdin, S.Pd

7 Bendahara Nasri, S.Pd.I

8 Wakil Bendahara Rasnani, S.Pd.I

9 Bidang Pendidikan Wagimin, S.Pd

10 Bidang Kepesantrenan Saparuddin, S.Pd

11 Bidang Sarana &

PraSarana

Sultan, A.Md

12 Bidang Perkebunan H. Bengnga

Page 58: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

13 Bidang Humas Edi Sukliwon

14 BidangKeamanan Abidin

Tabel 1.1

2. Nama-nama guru

No Nama L/P Pendidikan

terakhir

Status Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Supari, S.Pd., M.Si

Nurdin, S.Pd

Juwita, S.Pd

Sultan, A.md

Rasmiati, S.Si

Drs. Idhil

Muslika, S.Pd

Mustamin, S.Kom

Edi Sukliwon

ArdiWiranata, S.Pd.I

Isnaya, S.Pd

Saleha, S.Pd.I

Gusteriyani, S.Pd.I

Harniati, S.Pd

Haidir Umar, S.Pd

Risal

L

L

P

L

P

L

P

L

L

L

P

P

P

P

L

L

S2

S1

S1

D3

S1

S1

S1

S1

SLTA

S1

S1

S1

S1

S1

S1

SLTA

GTP

UTP

GTP

GTP

GTP

UTP

GTTP

GTP

GTP

UTTP

GTP

GTP

UTP

GTTP

GTTP

GTP

Page 59: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

Sumiati, S.Si

Saparuddin, S.Pd

Nurbeda, S.Pd

Siti Nurdiana, S.Pd

Asriyani, S.S

Ambo Enteng, S.Pd

Rasnani, S.Pd.I

Rina Wahyuningsih,

S.Pd

Siti Khadijah, S.Pd

Harmiyuni, S.Pd

P

L

P

P

P

L

P

P

P

P

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

GTTP

UTP

GTP

GTP

GTP

GTP

UTP

GTP

GTTP

GTTP

Tabel 1.2

3. Nama Pegawai

NO Nama L/P Pendidikan

terakhir

status Ket

1

2

3

4

Sawida

Surida

Indri Amalia

Ako

Abidin

P

P

P

L

SLTA

SLTA

SLTA

SLTA

PTP

PTP

PTP

PTP

Tabel 1.3

Page 60: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

4. Keadaan Ustadz

No

Pendidikan

Jumlah

Laki – laki

Perempuan

1 S3 - -

2 S2 1 -

3 S1 7 15

4 SLTA 2 -

5 Pesantren 1 -

Sub Jumlah 11 15

Sub Total 26

Tabel 1.4

5. KeadaanPegawai

No

Pendidikan

Jumlah

Laki- laki Perempuan

1 S2 - -

2 S1 - -

3 D3 - -

4 SLTA 1 3

5 Pesantren - -

Sub Jumlah 1 3

Sub Total 4

Page 61: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

6. Keadaan Santri

No

Pendidikan

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 MI 48 61

2 MTS 60 62

3 MA 39 22

Sub Jumlah 147 145

Total Jumlah 292

Tabel 1.5

7. Sarana pra sarana yang dimiliki

No Jenis Bangunan Jumlah Kondisi Bangunan

1 Masjid 1 Rusak berat

2 Asrama 1 unit Baik

3 Aula 1 Rusak berat

4 Ruang kelas 14 Rusak berat dan

ringan

5 Perpustakaan 1 Rusak berat

6 Laboratorium Bahasa - -

7 Laboratorium IPA 1 Rusak ringan

8 Laboratorium Fisika - -

9 Laboratorium Kimia - -

10 Laboratorium - -

Page 62: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Matematika

11 Laboratorium IPS - -

12 Laboratorium Komputer 1 Rusak berat

13 Laboratorium Multimedia - -

14 Rumah Ustadz 3 Rusak berat

15 Rumah kiai - -

16 Rumah pengasuh 1 Baik

17 MCK 2/2 Rusak berat/baik

18 Dapur umum - -

19 Ruang makan - -

20 Ruang tamu - -

21 Klinik 1 Rusak ringan

22 Pos satpam 1 Rusak ringan

23 Koperasi - -

24 Kantin 1 Rusak ringan

Tabel 1.6

e. Muatan / stukruk pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Tolada

1. Struktur kurikulum mata pelajaran umum mengikuti struktur

kurikulum dari kemendigbud untuk MTS dan MA.

Page 63: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

2. Untuk bahasa Arob dan bahasa inggris diperaktekkan dalam

kehidupan sehari-hari melalui kegiatan latihan pidato, khutbah

jum‟at, kultum, pengumuman, komunikasi antar teman sejawat.

3. Proses pendidikan pondok pesantren muhammadiyah yang

bersifat holistik, integratif, menyediakan berbagai kegiatan

ekstrakurikuler yang diharapkan dapat membentuk kompetensi

kepemimpinan calon lulusan.

4. Kewirausahaan tidak distrukturkan dalam kurikulum formal,

melainkan didesain dalam bentuk praktek langsung dalam

berwirausaha dan tahfidz juga tidak disrtukturkan tapi langsung

dipraktekkan di luar jam pelajaran formal.

5. Lulusan pondok pesantren muhammadiyah wajib mengabdi di

pondok pesantren muhammadiyah atau lembaga pendidikan

muhammadiyah lainnya dan bisa dilakukan sambil mengikuti

kuliah, pengabdian ini dalam rangka membangun

keterpanggilan dalam berdakwah dan mengamalkan ilmunya

kepada umat sekaligus alih pengalaman empirik dalam

mengaplikasikan ilmu. Belajar selama enam tahun yang

dilakukan santri itu di depan ustadz. Pengabdian merupakan

belajar riel di depan santri, belajar membuat persiapan, belajar

percaya diri, belajar memimpin, belajar mengelola kelas, dan

belajar mendedikasikan diri.

Page 64: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

f. Rencana dan Harapan pondok pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Tolada

1. Segi Tampilan

a. Upacara bendera setiapharisenin

b. Mengadakan pelatihan PSHW

c. Para santri memakai pakaian HW setiap hari sabtu

d. Pondok Pesantren mengadakan persaudaraan Bela Diri

Tapak Suci Putera Muhammadiyah darul Arqam untuk turut

tampil pada acara Muhammadiyah di tingkat cabang dan

daerah

e. Semua guru dan staf diwajibkan berpakaian seragam dalam

tugas keseharian

2. Segi Ukhuwah Persyarikatan

a. Pondok Pesantren dan Madrasah melibatkan IPM, NA,

Tapak suci dan HW di tingkat cabang dan daerah

b. Pondok pesantren meningkatkan jalinan kerjasama dengan

persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiah ditingkat Ranting

cabang dan Daerah

3. Harapan dan Masa depan

a. Dengan modal material dansosial yang didapat dari para

pendahulu hingga dua tahun terakhir sehingga kita optimis

untuk perkembangan dan masa depan pondok pesantren.

Page 65: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

b. Dengan adanya kecenderungan positif diberbagai bidang

sejak awal masa peralihan tahun 2013 hingga tahun 2014,

maka kiranya kita berharap cerah untuk perkembangan ke

depan.

c. Dengan semakin banyaknya siswa/santri maka akan

semakin besar peluang untuk bisa bersaing dengan

lembaga-lembaga lain.

B. Strategi dakwah Pondok Pesantren Darul Arqom

Muhammadiyah Tolada dalam membina akhlak santri

Membina akhlak dapat memperbaiki dan memelihara akhlak

atau budi pekerti manusia agar memiliki akhlak yang terpuji. Tujuan

pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Tolada

yaitu untuk membentuk akhlak yang terpuji, dekat dengan Al-qur‟an,

mempunyai adab dan sopan santun kepada orang tua, guru serta

teman, sopan dalam berbicara, rajin beribadah, dan memiliki sifat jujur,

amanah, bijaksana dan selalu menunjukkan kepada kebaikan.64

Adapun strategi dakwah pondok pesantren muhammadiyah

tolada dalam membina akhlak santri yaitu mengadakan tahfidz dan

tahsinul qur‟an, pemberian materi staqofah islamiyah, gerakan

membaca alqur‟an, sholat sunnah dhuha, kerja bakti lingkungan

pondok pesantren, pengajian IPM,

64

Saparuddin, kepala sekola MI darul Arqom Muhammadiyah Tolada, wawancara di kantor MI pondok pesantren, pada tanggal 29 april 2019.

Page 66: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

1. Tahfidz dan tahsinul qur‟an

Kitab suci alqur‟an adalah cahaya penerang menuju

kebahagiaan, dalam program tahfidz dan tahsinul qur‟an selain

menambah hafalan santri dan memperbaiki tajwid dalam membaca

alqur‟an, santri juga isi kandungan di alam alqur‟an untuk

membentuk dan menjadikan mereka berakhlaq qur‟ani.

2. Kajian Staqofah Islamiyyah

Kajian Staqofah Islamiyah ini merupakan salah satu strategi

yang diadakan di Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah

tolada oleh pembina asrama sebagai bentuk pembinaan terhadap

akhlak santri.

Dalam kajian ini santri diajarkan tentang berbakti kepada

orang tua, adab, ibadah, sunnah-sunnah nabi, serta bagaimana

akhlak terhadap orang tua, guru, teman, serta akhlak terhadap diri

sendiri. Dengan tujuan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman Islamiyah bagi para santri di pondok pesantren. Hasil

dari kajian ini sebagian santri telah mengaplikasikan apa-apa yang

telah diajarkan, sebagaimana yang telah dikatakan oleh ustadzah

Haniah selaku pembina pondok pesantren yaitu,

“para santri telah mengaplikasikan apa yang ustadzah

ajarkan yaitu mulai mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah seperti

makan pakai tangan kanan dan tidak berdiri, saling menghargai

Page 67: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

sesama teman serta mulai menunjukkan bakti kepada orang tua

dan guru”65

3. Gerakan membaca alqur‟an

Menanamkan rasa cinta tilawah alqur‟an sehingga menjadi

keniasaan setiap hari hingga menghatamkan 30 juz, gerakan

membaca alqur‟an dilakukan terus menerus setelah para santri

selesai sholat dhuhur sehingga lidah mereka dapat dengan mudah

mengucapkan kalimat atau ayat-ayat alqur‟an karena sudah

terbiasa.

4. Sholat sunnah dhuha

Seperti halnya pelaksanaan shalat berjamaah dimasjid,

shalat sunnah dhuha merupakan salah satu kegiatan yang ada di

pondok pesantren Darul Arqam Mhammadiyah Tolada Melihat

betapa pentingnya keutamaan dari shalat sunnah dhuha maka para

santri dibiasakan untuk melaksanakannya. Pelaksanaan sunnah

dhuha ini dulunya tidak dilaksanakan di pesantren ini, melainkan

para santri melakukan apel pagi seperti di sekolah-sekolah lainnya.

Meski pelaksanaanya masih kurang efektif, namun antusias

para santri cukup baik dalam merespon kegiatan tersebut.

Khususnya bagi santri putri. Kegiatan ini merupakan salah satu

bentuk pembinaan terhadap akhlak santri di pondok.

65

Ustadzah Haniah, pembina pondok pesantren, wawancara di asrama putri pada tanggal 27 April 2019.

Page 68: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

5. Pengajian IPM

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah organisasi

otonom Muhammadiyah yang merupakan gerakan Islam dakwah

amar ma‟ruf nahi mungkar dikalangan pelajar, berakidah Islam dan

bersumber pada alqur‟an dan as-sunnah. Ikatan Pelajar

Muhammadiyah berasaskan pancasila dan memiliki maksud dan

tujuan sebagai organisasi remaja untuk terbentuknya remaja

muslim yang berakhlak mulia dalam rangka menegakkan dan

menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat

utama aadil dan makmur dan diridhoi Allah.

6. Kerja bakti dilingkungan pondok pesantren

Kegiatan ini merupakan salah satu proses pembinaan

terhadap santri yang dapat menumbuhkan kecintaan santri

terhadap kebersihan lingkungan, untuk membentuk karakter para

santri untuk hidup bersih, mencintai lingkungan dan lebih mandiri

dengan membiasakan mereka untuk hidup bersih. Dan dapat

membentuk karakter/ akhlak dan pengetahuan mereka. Sehingga

menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab serta

berakhlak kharimah.

Page 69: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

C. Faktor pendukung dan penghambat strategi dakwah Pondok

Pesantren Muhammadiyah Tolada dalam membina akhlak

santri

Ada beberapa faktor pendukung strategi dakwah Pondok

Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada dalam membina

akhlak santri yaitu :

1. Faktor pendukung

a. Lokasi luas

Pondok pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada

memiliki lokasi yang cukup luas yang dapat membantu

melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.

b. Santri

Salah satu faktor pendukung yang ada di Pondok Pesantren

Darul Arqom Muhammadiyah Tolada yaitu adanya

kesadaran santri untuk siap dibina dan mempunyai kemauan

tinggi untuk belajar. Seperti yang dikatakan oleh Bapak

Nurdin kepala sekolah MTS Darul Arqom Muhammadiyah

Tolada.

“yang menjadi salah satu faktor pendukung strategi

dakwah Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah

Tolada yaitu anak-anak di pesantren ini mempunyai

Page 70: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

kesadaran dan kemauan tinggi untuk belajar dan siap untuk

dibina".66

2. Faktor penghambat

Ada beberapa yang menjadi faktor penghambat strategi dakwah

Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Tolada dalam

membina akhlak santri yaitu :

a. Tidak adanya pembina tetap

Seorang pembina di Pesantren memiliki peran yang

sangat penting dalam mengembangkan akhlak santri karena

keberadaan pembina di pondok pesantren selain berfungsi

sebagai pengasuh, guru dan pembimbing juga berperan

sebagai pengontrol serta penolong bagi setiap perbuatan dan

tingkah laku santri. Namun di Pondok Pesantren Darul Arqom

Muhammadiyah Tolada tidak memiliki pembina yang tetap.

b. Asrama yg masih perlu dibenahi

c. Lingkungan sekitar masyarakat bebas masuk ke asrama

d. Referensi kitab-kitab kurang bahkan bisa dibilang tidak ada

e. Sarana tempat pembelajaran tidak mendukung

f. 0rang tua santri tidak terlalu mendukung pendidikan santri

Sebagai orang tua sepatutnya memberikan dukungan

pendidikan yang besar terhadap anaknya sendiri, namun

orang tua para santri di Pondok Pesantren ini kurang dalam

66

Nurdin, Kepala sekolah MTS Darul Arqom Muhammadiyah Tolada, wawancara di kantor pondok pesantren, pada tanggal 2 Mei 2019.

Page 71: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

memperhatikan pendidikan para santri. Sebagaimana yang

telah di katakan oleh bapak Nurdin selaku kepala sekolah

MTS Darul Arqom Muhammadiyah Tolada yaitu,

“ sebagian orang tua santri disini tidak terlalu

mendukung dan memperhatikan terhadap pendidikan

anaknya, mereka lebih mementingkan pekerjaan di kebun

mereka sehingga tak jarang anak mereka minta izin untuk

tidak sekolah untuk membantu orangtuanya di kebun”.67

67 Nurdin, wawancara di kantor pondok pesantren pada tanggal 2 mei.

Page 72: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi dakwah pondok

pesantren darul arqom muhammadiyah tolada dalam membina

akhlak santri yaitu :

1. Dengan mengadakan program tahfidz dan tahsin yang dapat

membentuk para santri berakhlak qur‟ani, memberikan

materi-materi staqofah iIslamiyah tentang adab, keras

kemauann dalam beribadah, berakhlak sopan dalam

berbicara dan perbuatan mulia dalam tingka laku dan

perangai, serta mengenalkan mereka kepada sunnah-

sunnah Rasulullah.

2. Faktor pendukung dan penghambat, adapun penghambat

strategi dakwah pondok pesantren darul arqom

muhammadiyah tolada dalam membina akhlak santri, dan

Faktor pendukung yaitu mempunyai lokasi yang luas yang

dapat membantu pengadaan kegiata-kegiatan keagamaan,

dan adanya kesadaran santri untuk siap dibina. Faktor

penghambat yaitu tidak adanya pembina tetap, dan

kurangnya perhatian dari orang tua para santri terhadap

pendidikan anaknya.

Page 73: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

B. Saran

Berdisarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas maka

peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah

Toladaperlunya mencari pembina asrama putra dan putri tetap,

dengan demikian pembinaan akhlak santri khususnya di Asrama

dapat berjalan efektif.

2. Bagi orang tua santri untuk selalu senantiasa memberikan

dukungan dan dorongan kepada anaknya mengenai

pendidikannya.

3. Setiap kegiatan pembinaan akhlak santri termasuk melalui pondok

pesantren perlu direncanakan sebaik mungkin agar dapat berjalan

dengan lancar sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dari

waktu ke waktu.

Page 74: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Muhammad. 2016. Akhlak Menjadi Seorang Muslim

Berakhlak Mulia. Cet. 2; Jakarta : Rajawali Pers. Abuddin, Nata. 2003. Akhlak Taswwuf. Cet. 5; Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada. Aisya, St. 2014. Antara Akhlak Etika Dan Moral, Cet. 1;Makassar :

Alauddin University Press. Amin, Muliaty. 2011. Teori-Teori Ilmu Dakwan, Cet. 1; Makassar :

Alauddin University Press. Ariffudin. 2011. MetodeDakwahDalamMasyarakat. Cet. 1;Makassar :

Alauddin University Press. Aripudin, Acep. 2011. Pengembangan Metode Dakwah. Cet. 1; Jakarta :

Rajawali Pers. Athiyah Al-Abrasyi, M. 1990. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.

6; Jakarta : PT Midas Surya Grafindo. Damopolili, Muljono. 2011. Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim

Modern. Cet. 1; Makassar : Alauddin Press. Fathul Bahri, An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da‟i,

(Jakarta : Sinar Grafika Offset, Cet 1, 2008), hal 235. Amri Muhammad. 2016. Aqidah Akhlak, Cet. 1; Sul-Sel : Penerbit

Syahadah. Hidayat Komaruddin. 2017. Dari Pesantren Untuk Dunia. Cet. 2; Jakarta :

PPIM. Kementrian Agama RI, Ar-Rahim Al-Qur‟an Dan Terjemahan, Hal 281. Kryantono Rahmat. 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta : Kencana. Lubis Ridwan. 2005. Cetak Biru Peran Agama. Cet. 1; Jakarta : Puslitbang

Kehidupan Beragama. Mu‟adz Haqqi Ahmad. 2003. Berhias Dengan 40 Akhlak Karimah. Malang

: Cahaya Tauhid Press.

Page 75: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

Mubarak. 2006. Sosiologi Agama Tafsir Sosial Fenomena Multi-Religius Kontemporer, Cet. 1; Malang : Malang Press.

Mujahidin Neon. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake

Sarasin. Muria Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta : Celeban

Timur. Nasharuddin, 2015. Akhlak Ciri Manusia Yang Paripurna. Cet. 1; Depok :

PT.Grafindo. Prastowo Andi. Metode Penelitian Kualitatif (Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian). Cet. 3; Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Purnama Bahtiar Asep. 2005. The Power Of Religion. Cet.

1;Panggungharjo Sewon Bantul :Pondok Edukasi. Saeful Muhtadi, Asep dan Agus Ahmad Safei. 2003. Metode Penelitian

Dakwah. Bandung : Pustaka Setia, 2003. Suhandang Kustadi. 2014. Strategi Dakwah. Cet. 1; Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya. Sulthon Masyhud M. 2004. Manajemen Pondok Pesantren. Cet. 2; Jakarta

: Diva Pustaka. Syukir Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas. Zuhri. 2016. Convergentive Design Kurikulum Pendidikan Pesantren. Cet.

1; Yogyakarta : Deepublish.

Page 76: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

LAMPIRAN

Page 77: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …
Page 78: STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL ARQOM …

RIWAYAT HIDUP

NUR AFNI, Lahir di kabupaten Mamuju Tengah

provisi Sulawesi Barat, tepatnya di kecamatan

Karossa pada tanggal 19 September 1995, anak ke

lima dari sebelas bersaudara, dari pasangan Bapak

Lukman dan Ibu Rosmiati.

Penilis pernah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD N 1

Karossa dari tahun 2003-2009, kemudian melanjutkan pada tingkat

selanjutnya di SMP N 2 Bodong-budong 2009-2011, dan pada tahun itu

juga melanjutkan pendidikan di tingkat selanjutnya di SMK N 1 Karossa

sampai tahun 2014. Kemudian pada tahun 2015 penulis mendaftar

sebagai Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar (Uniamuh)

Fakultas Agama Islam (FAI) prodi Komunikasi dan Penyiaran Islan (KPI)

program strata satu (S1).