Strategi Audit Menyeluruh
-
Upload
nisa-juwita-adhim -
Category
Documents
-
view
732 -
download
65
description
Transcript of Strategi Audit Menyeluruh
STRATEGI AUDIT MENYELURUH
A. TINJAUAN UMUM
Perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan dan iteratif yang dimulai
segera sesudah berakhirnya audit sebelumnya, dan berlangsung terus sampai
penyelesaian audit yang sedang berjalan.
Sebagai proses yang berkesinambungan, perencanaan dilaksanakan pada ketiga tahap
audit:
1. Menilai risiko;
2. Menanggapi risiko;
3. Pelaporan.
Manfaat perencanaan audit:
1. Anggota tim dapat belajar dari partner dan tim inti yang berpengalaman;
2. Penugasan di organisasi, dilengkapi dengan sifat audit, dan dikelola secara baik;
3. Pengalaman yang diperoleh dari audit terdahulu dan dari penugasan lain
dimanfaatkan secara optimal;
4. Area penting atau rawan dalam audit itu mendapat perhatian yang tepat;
5. Masalah yang mungkin terjadi, diantisipasi dan diselesaikan tepat pada waktunya
6. Dokumentasi audit di reviu secara tepat waktu;
7. Pekerjaan oleh orang lain dapat dikoordinasikan.
Perencanaan dilakukan pada 2 tingkat:
1. Strategi Audit Secara Menyeluruh
Penyususnan strategia audit secara menyeluruh dimulai pada awal penugasan,
kemudian diselesaikan dan dimutakhirkan sesuai informasi yang diperoleh dari:
1. Pengalaman di masa lalu dengan entitas tersebut;
2. Penugasan lain yang dilakukan untuk klien tersebut dalam periode itu;
3. Pertemuan dan pembahasan dengan tim audit;
4. Sumber eksternal lain seperti artikel koran, majalah, dan internet;
5. Informasi baru, prosedur audit yang gagal, atau situasi baru yang dihadapi selama
audit yang akan mengubah srategi yang direncanakan sebelumnya.
Waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit menyeluruh bervariasi antara
satu audit dengan audit lainnya, tergantung dari:
1. Ukuran dan kompleksitas entitas;
2. Komposisi dan ukuran tim audit, audit kecil akan memiliki tim yang kecil, dengan
perencanaan, koordinasi, dan komunikasi yang lebih mudah;
3. Pengalaman di masa lalu dengan entitas itu;
4. Situasi yang dihadapi dalam melaksanakan audit;
2. Rencana Audit Terinci
Rencana audit terinci dimulai sedikit lebih belakangan, ketika penilaian risiko
spesifik direncanakan dan ketika ada cukup informasi mengenai risiko yang dinilai untuk
memberikan tanggapan audit yang tepat.
Audit pada entitas kecil lazimnya dilaksanakan oleh tim audit yang sangat kecil. Hal
ini menyebabkan koordinasi dan komunikasi antar anggota tim audit menjadi sangat
mudah dan pembuatan strategi audit secara menyeluruh sangat sederhana.
Dokumentasinya dapat dilakukan dengan memo singkat yang berisi:
Sifat dan penetapan waktu penugasan;
Masalah dalam audit terdahulu;
Perubahan keadaan dalam tahun berjalan;
Revisi dalam strategi audit menyeluruh atau rencana terinci;
Tanggung jawab yang spesifik dari anggota tim audit.
B. MENYUSUN STRATEGI AUDIT MENYELURUH
Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan kunci yang dianggap
penting dalam merencanakan audit dan mengkomunikasikan hal-hal penting kepada
anggota tim dengan baik.
Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan yang berasal dari langkah-
langkah perencanaan yang digambarkan pada tabel berikut.
Langkah-langkah dasar penjelasan
Cara memulainya Lakukan dengan pra-penugasan
Kumpulkan informasi yang relevan tentang
entitas
Tunjuk staf, pengendali mutu, dan ahli yang
diperlukan
Jadwalkan pertemuan tim audit dan partner
penugasannya untuk membahas kemungkinan
salah saji yang material dalam laporan keuangan
Tentukan tanggal-tanggal dimana hal penting
dari pekerjaan audit harus dilakukan
Menilai risiko & memberi tanggapan Tentukan materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan & performance materiality
Tentukan sifat dan luasnya prosedur penilaian
risiko yang harus dilakukan dan siapa yang akan
melaksanakannya
Sesudah risiko dinilai pada tingkat laporan
keuangan, buat tanggapan secara keseluruhan
yang tepat
Komunikasikan garis besar lingkup dan waktu
yang direncanakan untuk audit itu kepada
TCWG
Mutakhirkan dan ubah strategi dan rencana audit
jika ada perubahan situasi
·
Dokumentasi mengenai strategi audit menyeluruh memuat hal-hal penting yang
disajikan dalam tabel berikut.
Dokumen penjelasan
Ciri-ciri penugasan FRF yang akan digunakan
Laporan tambahan yang diminta seperti laporan yang
disyaratkan oleh regulator
Bukti yang diperlukan dari organisasi penyedia jasa di
luar entitas
Penggunaan bukti yang diperoleh dalam audit yang
lalu
Tersedianya pegawai dan data klien
Tujuan pelaporan Jadwal pelaporan yang harus diikuti oleh entitas
Jadwal pertemuan dengan manajemen & TCWG
untuk membahas:
a. Sifat, waktu dan luasnya pekerjaan audit
b. Status pekerjaan audit selama penugasan
c. Laporan auditor dan komunikasi lainnya
Jadwal pertemuan/komunikasi antar anggota tim audit
untuk membahas:
a. Faktor risiko
b. Sifat, waktu dan luasnya pekerjaan audit
c. Reviu atas pekerjaan yang sudah dilaksanakan
d. Komunikasi lain dengan pihak ketiga
Faktor-faktor penting Materialitas
Penilaian awal pada tingkat laporan keuangan secara
keseluruhan dan dampaknya terhadap audit
Identifikasi awal mengenai:
a. Jenis transaksi, saldo akun, dan pengugkapan yang
penting dan material
b. Area dimana ada risiko salah saji yang material
yang lebih besar
Bagaimana mengingatkan anggota tim untuk
senantiasa melaksanakan skeptisisme profesional
dalam mengumpulkan dan megevaluasi bukti audit
Hasil audit lalu yang relevan termasuk kelemahan
dalam pengendalian intern dan tanggapan atau tindak
lanjut manajemen
Pembahasan dengan staf/partner KAP yang
memberikan jasa lainnya kepada entitas
Bukti mengenai sikap manajemen terhadap
pengendalian intern, dan tekanan mengenai
pentingnya pengendalian intern dalam entitas itu
Volume transaksi, yang mungkin akan menentukan
apakah lebih efisien bagi auditor untuk percaya pada
pengendalian intern
Perubahan &
perkembangan penting
Perkembangan bisnis yang penting yang
mempengaruhi entitas, termasuk perubahan
IT, perubahan dalam manajemen kunci, dan merger,
akuisisi, dan divestasi
Perkembangan industri yang penting
Perubahan penting dalam FRF
Perkembangan penting yang lain seperti perubahan
dalam lingkungan hukum, dll
Sifat, waktu, dan
luasnya sumber daya
yang diperlukan
Tim audit
Pembagian tugas di antara staf, termasuk
pertimbangan pengalaman dan keahlian jika dinilai
ada risiko salah saji yang lebih tinggi
Anggaran untuk penugasan, termasuk anggaran waktu
yang cukup untuk area yang berisiko salah saji yang
lebih tinggi
C. MENGKOMUNIKASIKAN RENCANA AUDIT
Komunikasi mengenai lingkup dan penjadwalan waktu audit yang direncanakan
membantu manajemen dan TCWG :
1. Memahami konsekuensi pekerjaan auditor;
2. Membahas masalah risiko dan konsep materialitas dengan auditor;
3. Mengidentifikasi area dimana manajemen/TCWG meminta auditor melakukan
prosedur tambahan.
Hal-hal yang dapat dipertimbangkan auditor untuk dikomunikasikan adalah:
1. Bagaimana saran auditor dalam menghadapi salah saji yang material, karena
kecurangan atau kesalahan
2. Pendekatan auditor terhadap pengendalian internal, dan bagaimana ia memanfaatkan
pengendalian yang relevan dalam prosedur auditnya
3. Penerapan materialitas dalam konteks audit
Hal-hal mengenai perencanaan yang juga tepat untuk dibahas adalah:
Apa dan bagaimana
pandangan TCWG tentang:
Pembagian tanggung jawab dan wewenang antara
TCWG & manajemen
Tujuan dan strategi entitas
Hal-hal yang menurut TCWG perlu mendapat
perhatian khusus dari auditor
Komunikasi mengenai hal-hal penting dalam
regulator
Hal-hal lain yang meurut TCWG dapat
mempengaruhi audit atas laporan keuangan
Sikap, kesadaran, dan
tindakan TCWG tentang:
Pengendalian intern dan pentingnya dalam dan bagi
entitas
Terdeteksinya atau kemungkinan adanya
kecurangan
Tindakan TCWG sebagai tanggapan terhadap perkembangan dalam standar akuntansi
Tanggapan TCWG terhadap komunikasi yang lalu dengan auditor
D. DOKUMENTASI
Auditor wajib memasukkan dalam dokumentasi auditnya:
1. Strategi audit menyeluruh
2. Rencana audit
3. Setiap perubahan yang signifikan dibuat selama penugasan audit, terhadap strategi
audit atau rencana audit, dan alasan untuk melakukan perubahan tersebut.
Strategi audit menyeluruh dan rencana audit terinci, termasuk rincian perubahan
selama penugasan audit, harus didokumentasikan. Auditor dapat menggunakan memo,
program audit baku, atau daftar penguji dalam penyelesaian audit, yang sesuai dan tepat
untuk situasi dalam penugasan tersebut.
MENENTUKAN DAN MENGGUNAKAN MATERIALITAS
Tinjauan Umum
Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko (risk assessment) dan penentu luasnya
prosedur audit.
Menentukan materialitas merupakan latihan dalam kearifan profesional. Materialitas
didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum
dari pemakai laporan keuangansebagai satu kelompok .
A. Overall Materiality dan Spesific Materiality
Meterialitas ditetapkan pada tingkat laporan keuangan dan pada ingkat jenis transaksi,
saldo akun, dan pengungkapan (disclosures).
Overall materiality didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi
keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai sebagai satu
kelompok. Oleh karena itu, dampak salah saji untuk seorang pemakai tertentu (spesific
individual users), yang kebutuhannya bisa berbeda, tidak menjadi pertimbangan auditor
dalam menetapkan materialitas secara menyeluruh (overall materiality)
Spesific materiality merupakan materialitas pada tingkat jenis transaksi tertentu, atau
saldo akun tertentu, atau pengungkapan tertentu.
B. Sifat Salah Saji
Disamping ukuran atau besarnya salah saji, auditor juga mempertimbangkan sifat dari
potensi salah saji dari situasi khusus mengenai terjadinya salah saji itu, ketika ia
mengevaluasi dampak salah saji itu terhadap lapotan keuangan.
Situasi yang terkait dengan salah saji, dapat menyebabkan auitor mengevaluasi salah saji
itu sebagai material sekalipun besarnya di bawah angka materialitas.
C. Performance Materiality
Performance Materiality digunakan auditor unruk menekan risiko sampai ke titik rendah
yang dapat diterima (appropriately low level). Performance Materiality sengaja
ditetapkan pada angka atau jumlah yang lebih rendah dari overall
materiality atau specific materiality. Tujuannya ialah melaksanakan lebih banyak
pekerjaan audit untuk:
· Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau spesific
materiality dapat dideteksi; dan
· Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak
terdeteksi..
Bagaimana Menetukan Materialitas
Pembahasan berikut menjelaskan bagaimana menentukan besarnya overall
materiality dan specific materiality, dan cara menggunakannya.
a. Overall Materiality
Overall materiality didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan pemakai
laporan keuangan. Auditor dapat mengasumsikan hal-hal berikut mengenai pemakai
laporan keuangan:
· Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan
akuntansi.
· Mempunyai keinginan untuk mempelajari informasi dalam laporan keuangan dengan
cukup cermat.
· Memahami bahwa laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas ( dan
mengabaikan yang tidak materil).
· Menerima ketidakpastian yang inheren dalam penggunaan estimasi, judgment, dan
pertimbangan mengenai peristiwa di kemudian hari
· Membuat keputusan ekonomis yang wajar (reasonable economic decisions) atas dasar
informasi dalam laporan keuangan.
b. Performance Materiality
Overall materiality dan specific materiality ditetapkan dalam hubungan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan. Performance materiality ditetapkan dalam jumlah
yang lebih rendah. Akibatnya, auditor melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit (salah
saji yang lebih kecil akan teridentifikasi) dan risiko audit ditekan ke tingkat rendah yang
dapat diterima.
Performance materiality dirancang untuk:
· Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific
materiality dapat terdeteksi; dan
· Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak
terdeteksi.
Materialitas dalam Perencanaan dan Penilaian Risiko
Menentukan berbagai materialitas merupakan unsur kunci dalam proses perencanaan.
Penentuan tingkat materialitas bukanlah suatu tahap yang berdiri sendiri atau terpisah dari
tahap-tahap lain, melainkan proises yang berkesinambungan dari satu tahao ke tahap
berikutnya sampai akhir audit. Istilah bahasa inggrisnya “is it not a discrete phase of an
audit, but rather a continual and iterative process”.
Istilah “iterative process” bermakna, suau prosedur menghasilkan temuan, dan temuan
ini memicu suatu tanggapan dalam prosedur sudit selanjutnya. Proses yang iteratif ini
ditunjukkan dalam perencanaan auditnya.
Materialitas dalam Pelaksanaan prosedur Audit
Auditor harus menggunakan materialitas ketika menentuka sifat, waktu, pelaksanaan, dan
luasnya prosedur audit. Gunakan materialitas unuk:
· Megidentifikasi prosedur audit selanjutnya (further audit procedures)
· Menentukan item mana yang harus dipilih untuk sampling atau testing, dan apakah
harus menggunakan teknik sampling.
· Membantu menentukan banyaknya sampel.
· Mengevaluasi Representative Sampling Errors (RSE) untuk mementukan salah saji
yang mungkin ada.
· Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan (aggregate of total errors) paa tingkat akun
sampai ke tingkat laporan keuangan.
· Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang
tidak dikoreksi (uncorrected misstatements) yang ada dalam saldo awal retained
earnings.
· Menilai hasil prosedur audit
Materialitas dalam Pelaporan
Berikut ini terjemahan alinea 11 dan 12 dari ISA 450.
ISA 450. 11
Auditor wajib mennetukan apakah salah saji yang tidak dikorensi adalah material,
sendiri-sendiri atua jika dihabungkan. Dalam menentukan hal ini, auditor wajib
mempertimbangkan:
· Besar dan sifat salah saji, dalam hubungannya engan jenis transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu, maupun dalam hubungan dengan laporan keuangan secara
keseluruhan, serta situasi di mana salah saji yang terjadi; dan
· Dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan tahun
lalu.
ISA 450. 12
Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG mengenai salah saji yang tidak
dikoreksi dan dampaknya, sendiri-sendiri atau jika digabungkan. Terhadap pendapat
auditor, kecuali jika dilarang oleh ketentuan perundang-undangan. Komunikasi auditor
wajib mengidentifikasi masing-masing salah sajimaterial yang tidak dikoreksi. Auditor
wajib meminta salah saji yang belum dikoreksi, agar dikoreksi.
Sebelum menerbitkan opini, auditor:
· Menegaskan kembali materialitas yang ditetapkan untuk laporan keuangansecara
keseluruhan
· Mengevaluasi sifat dan jumlah agregat salah saji yang tidak dikoreksi yang ditemukan
auditor; dan
· Membuat penilaian menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan disalahsajikan
secara material
Auditor menggunakan materialitas untuk:
· Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan pada tingkat akun sampai ke tingkat
laporan keuangan
· Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan;
· Menentukan apakah prosedur audit tambahan harus dilaksanaka ketika gabungan salah
saji mendekati overall materiality atau specific materiality
· Meminta manajemen mengoreksi semua salah saji yang ditemukan.
· Mempertimbangkan untuk memeriksa kembali area dengan salah saji terbanyak;
· Memberikan pandangan mengenai sifat dan sensitivitas salah saji yang ditemukan, dan
juga besarannya;
· Menentukan apakah laporan auditor harus dimodifikasi.
Salah saji gabungan atau agregat (aggregate of misstatements) terdiri atas:
· Salah saji yang secara spesifik ditemukan auditor yang merupakan hasil dari prosedur
pengujiannya; dan
· Taksiran saji lainnya yang ditaksir atau diperkirakan.
Hal-hal Lain
dalam bagian ini ada tiga hal yang akan dibahas, yaitu:
· komunikasi dengan manajemen dan TCWG
· pemutakhiran materialitas; dan
· penurunan tingkat materialitas dari periode atau tahun yang lalu.
Komunikasi Dengan Manajemen Dan TCWG
Ketika auditor menemukan salah sjai dalam atau selama auditnya, langkah pertama yang
harus dilakuaknya ialah meminta kepada manajemen untuk memperbaiki
semua uncorrected misstatements (salah saji yang belum dikoreksi) jika manajemen
memutuskan untuk tidak mengoreksi beberapa atau seluruh salah saji tersebut, auditor
wajib berkomunikasi dengan TCWG mengenai:
· Rincian dari uncorrected misstatements dan dampaknya, terpisah atau secara agregat,
terhadap opini dalam laporan auditor;
· Salah saji yang tidak dikoreksi dan berjumlah material, satu demi satu; dan
· Dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap jenis transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan periode lalu, dan laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemuktahiran Materialitas
Penilaian awal mengenai overall materiality dan specific materiality dapat berubah dari
perencanaaan audit pada awal mulanya, sampai saat mengevaluasi hasil dari prosedur
audit. Hal ini dapat terjadi karena perubahan situasi atau perubahan mengenai apa yang
diketahui auditor setelah melaksanakan prosedur audit.
Penurunan Tingkat Materialitas Dari Periode Yang Lalu.
Ketika situasi berubah dari suatu periode ke periode berikutnya, auditor perlu
mempertimbangkan dampak salah saji pada ekuitas awal periode.
Pendokumentasian
dokumentasikan penentuan mengenai hal-hal berikut dan pertimbangkan mengenai
faktor-faktor yang dipergunakan dalam penentuan tersebut, antara lain:
· overall materiality
· tingkat spesific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
tertentu;
· performance materiality; dan
· setiap revisi atau perubahan terhadap faktor-faktor di atas selama audit berlangsung
DISKUSI TIM AUDIT
Tinjauan Umum
Unsur penting dalam sukses penugasan audit manapun, adalah komunikasi yang baik
diantara anggota tim audit.
Manfaat komunikasi yang baik adalah:
· Produktivitas audit
· Efektivitas audit
· Pengembangan staf
Komunikasi berkelanjutan yang efektif memerlukan:
· Keterlibatan penuh dari partner penugasan dan anggota inti lainnya.
· Kesediaan personel senior untuk mendengar personel yang lebih junior
Pertemuan Perencanaan Tim Audit
Dalam penugasan yang lebih besar, pertemuan mengenai perencanaandijadwalkan jauh
sebelum dimulainya pekerjaan lapangan. Tiga hal yang dibahas selanutnya yaitu sebagai
berikut:
· Berbagi insight tentang entitas
· Bertukar pikiran (brainstorm)
· Perencanaan audit.
Berbagi Insight Tentang Entitas
Pertemuan tim audit memeberikan kesempatan kepada partner penugasan dan anggota
tim untuk berbagi insight mengenai entitas, misalnya tentang manusia, kegiatan, dan
tujuan entitas. Tujuan pertemuan tim audit ialah untuk membahas secara terbuka hal-hal
berikut:
· Entitas
· Manajemen
· Faktor risiko yang diketahui
Bertukar Pikiran
Pertemuan penugasan dalam hal ini adalah bertukar pikiran (brainstorming) mengenai
gagasan-gagasan dan pendekatan audit yang mungkin diterapkan sebagai berikut:
· Potensi untuk kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
· Tanggaoan terhadap risiko
· Perencanaan audit
Komunikasi Selama dan pada Akhir Audit
Diskusi tim janganlah dibatasi dalam pertemuan-pertemuan mengenai perencanaan audit.
Tim audit perlu didorong untuk berkomunikasi dan berbagi informasi yang mereka
peroleh, dengan berbagai relevansinya, khususnya ketika informasi itu berdampak pada
penilaian risiko dan prosedur audit yang direncanakan.