STIKOM AKlppm.stikom-alkhairiyah.ac.id/wp-content/uploads/...tersebut merupakan tugas penting bagi...
Transcript of STIKOM AKlppm.stikom-alkhairiyah.ac.id/wp-content/uploads/...tersebut merupakan tugas penting bagi...
i
STIKOM AK Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik Informatika
DEWAN REDAKSI
PEMBINA
Ketua STIKOM Al-Khairiyah
PENANGGUNGJAWAB
Direktur LPPM STIKOM Al-Khairiyah
DEWAN PENYUNTING
KETUA : Rafiudin, M.Si
SEKRETARIS : Maria Ulfah, SE
DEWAN REDAKSI : Ir. Zainal Alwan
Drs. Fajri Ali, MM
Rulin Swastika, S.Kom
MITRA BESTARI : Ir. Sudarmono
Ir. Hanan Nasrullah, MM
TATA USAHA : Efi Rohman, S.Kom
Feni Fadillah, S.Kom
Alamat Redaksi :
GEDUNG STIKOM AL-KHAIRIYAH
Jl. H. Enggus Arja No.1 Cilegon
Telp/Fax 0254-378388
ii
STIKOM AK Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik Informatika
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, Shalawat serta salam selalu tercurahkan kapada junjungan nabi
Muhammad Saw.
Alhamdulillah, jurnal STIKOM AK Volume 6 Januari 2016 dapat
diterbitkan sesuai dengan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk
mengembangkan Khazanah keilmuan melalui budaya meneliti di kalangan
akademisi di lingkungan STIKOM Al-Khairiyah
Pada edisi keenam Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik
Informatika masih terus diisi oleh para akademisi di lingkungan Sekolah Tinggi
Ilmu Komputer Al-Khairiyah.
Dalam edisi jurnal ini semoga dapat memberikan manfaat dan memperluas
wawasan. Demi peningkatan kualitas, Kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan untuk perbaikan dan pembaharuan. Atas kerjasama semua pihak
kami ucapkan terima kasih.
Cilegon, Januari 2016
Dewan Redaksi
iii
STIKOM AK Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik Informatika
DAFTAR ISI
Dewan Redaksi ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System dalam Mengevaluasi
Potensi Kelulusan Mahasiswa
Oleh: Didda Rahayu Yuliana ........................................................................ 01-18
Analisis Kelemahan keamanan pada Jaringan Nirkabel
Oleh: Sawitri Nurhayati ................................................................................. 19-32
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Pebayaran
Tagihan kepada Pihak ketiga di PT Sigma Mitra Sarana Cilegon
Oleh: Slamet Gunadi ..................................................................................... 33-37
Kriptografi dan Metode Transportasi untuk Pengamatan Data
Oleh: Sawitri Nurhayati ................................................................................. 38-44
Pinjaman Syari’ah (Kafalah)
Oleh: Fajri Ali ................................................................................................ 45-58
Eskalasi Insan Kamil menlalui Analisa Struktur Kepribadian Manusia
Oleh: Rafiudin ................................................................................................ 59-74
iv
1
Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System dalam Mengevaluasi Potensi
Kelulusan Mahasiswa
Didda Rahayu Yuliana
Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
E-mail : [email protected]
Abstract
Telah tercatat lebih dari 1000 mahasiswa telah diluluskan oleh UNSERA dari berbagai
jurusan dan telah menyandang gelar sarjana, ini akan menjadi beban berat bagi universitas
khususnya jika alumni UNSERA termasuk kedalam kategori tidak memiliki kualitas yang baik di
dunia kerja. Terdapat Banyak sekali faktor naik dan turunnya prestasi kelulusan Mahasiswa setiap
Tahunnya khususnya dibidang Akademik. Salah satu cara untuk mengetahui potensi kelulusan terbaik
adalah dengan melakukan evaluasi potensi kelulusan terhadap Mahasiswa setiap Tahunnya. Data
yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang langsung diambil dari tempat penelitian.
Kemudian diolah menggunakan metode rata-rata berdasarkan jurnal-jurnal yang ditemukan
pengolahan data dengan metode neuro fuzzy dapat meningkatkan akurasi. Pada tesis ini diterapkan
metode neuro fuzzy / ANFIS dengan fungsi keanggotaan segitiga, trapesium, gauss dan gbell dengan
software matlab. Hasilnya dibandingkan dengan hasil perhitungan rata-rata terhadap nilai target
(kehadiran dosen, kehadiran Mahasiswa dan nilai kekelulusan Mahasiswa). Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa dari 95 mahasiswa yang dijadikan sampel nilai RMSE (Root Means Square Error)
dengan model fungsi keanggotaan segitiga memiliki nilai error paling kecil yaitu 0.001801, disusul
model gauss dengan nilai error sebesar 0.0040486, model gbell dengan nilai error sebesar
0.0078892 dan model trapesium dengan nilai error paling tertinggi yaitu sebesar 0.042873. Dengan
demikian berdasarkan hasil-hasil penelitian ini menunjukan bahwa ANFIS dengan model fungsi
keanggotaan segitiga memberikan nilai error paling baik.
Kata kunci : Evaluasi, Prediksi Kelulusan, Neuro Fuzzy, ANFIS
A. Pendahuluan
Universitas Serang Raya atau disingkat UNSERA adalah sebuah lembaga pendidikan
yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang awalnya focus pada bidang Informatika,
namun semenjak diresmikannya UNSERA ( Universitas Serang Raya ) pada Tahun 2009,
minat masyarakat menjadi lebih besar terhadap pendidikan yang ada di UNSERA (
Universitas Serang Raya ). Sehingga saat ini bukan hanya pendidikan berbasis IT yang
diselenggarakan, tetapi juga banyak jurusan lain seperti : Teknik Sipil, Teknik Industri,
Teknnik Kimia, Ekonomi, Managemen, dll. UNSERA ( Universitas Serang Raya )
merupakan sebuah Universitas yang lahir dari penggabungan antara dua perguruan tinggi
2
yaitu STMIK Serang dan STIE Serang. Pada saat ini UNSERA ( Universitas Serang Raya )
sudah memiliki hampir 2000 Mahasiswa dari semua jurusan. Tingginya minat masyarakat
tersebut merupakan tugas penting bagi sebuah universitas dalam mendidik dan mencetak
sumber daya manusia (SDM) yang professional, guna menghasilkan sarjana-sarjana yang
bertanggung jawab terhadap profesi dan keahlian. Karena sarjana yang memiliki kualitas dan
kualifikasi akan cepat terserap pada dunia kerja. Berikut ini adalah tabel data mahasiswa
Fakultas Teknologi Informasi selama 5 tahun terakhir :
Tabel 1.1
Data Mahasiswa UNSERA
No Tahun Kelas
Jumlah Lulus Tertinggal Reg Kar Exe Kon
1 2008-2009 133 84 - 21 238 89 149
2 2009-2010 178 77 62 15 332 118 214
3 2010-2011 169 80 72 24 345 145 200
4 2011-2012 201 71 66 17 355 219 136
5 2012-2013 264 99 71 5 439 146 293
Jumlah Mahasiswa Keseluruhan 1709 717 992
Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa data masukan tidak sesuai dengan data
keluaran. Jika tidak pernah dilakukan evaluasi maka jumlah potensi kelulusan akan tidak
pernah stabil setiap tahunnya. Fenomena ini harus segera diatasi, oleh karena itu penulis
meneliti permasalah ini untuk segera dievaluasi sehingga akan ada penyelesaian dalam setiap
permasalahan. Dalam mengevaluasi potensi kelulusan Mahasiswa penulis menggunakan
ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System) yaitu sebuah metode yang mana dalam
melakukan penyetelan aturan menggunakan algoritma pembelajaran terhadap sekumpulan
data.
Dalam hal ini ada beberapa indikator yang akan penulis jadikan sebagai variable
input yang digunakan yaitu : data kehadiran mahasiswa, data administrasi mahasiswa, data
nilai (IPK) semester satu dan dua, Adapun langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
meliputi pengumpulan data Akademik Mahasiswa, melakukan analisis dengan beberapa
proses, implementasi program menggunakan software MATLAB 7.0, dan pengujian data
menggunakan beberapa metode, yaitu metode ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference
System ) dan metode Neuro Fuzzy dengan menggunakan 4 fungsi keanggotaan yaitu fungsi
keanggotaan segitiga, fungsi keanggotaan trapezium, fungsi keanggotaan gbell dan fungsi
keanggotaan gauss. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memprediksi
3
potensi kelulusan Mahasiswa sejak semester pertama dan semester kedua sehingga dapat
terdeteksi lebih awal jika terdapat Mahasiswa yang kurang berpotensi melanjutkan
pendidikan dapat segera ditangani oleh pihak universitas, misalkan dengan mengarahkan
mahasiswa pada beberapa pilihan, atau dengan cara lain yang mungkin bisa dilakukan
dengan solusi terbaik bagi mahasiswa ataupun bagi pihak universitas.
B. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti membutuhkan sumber data yang diperlukan sebagai
objek utama penelitian. sumber data tersebut biasanya disebut dengan populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualiatas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2007: 90).
Ada tiga metode praktis, yaitu:
1. Tabel Kretjie
Yaitu table untuk menentukan ukuran sampel minimum pada taraf signifikansi = 0,01
(1 %); 0,05 (5 %); dan 0,10 (10 %)
Tabel 3.1
Tabel Krejcie
N Taraf Signifikansi
N Taraf Signifikansi
N Taraf Signifikansi
1% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 5% 5%
10 10 10 10 320 216 167 147 3.000 543 312 248
15 15 14 14 340 225 172 151 3.500 558 317 251
20 19 19 19 360 234 177 155 4.000 569 320 254
25 24 23 23 380 242 182 158 4.500 578 323 225
30 19 28 27 400 250 186 162 5.000 586 326 257
35 33 32 31 420 257 191 165 6.000 598 329 259
40 38 36 35 440 265 195 168 7.000 606 332 261
45 42 40 39 460 272 198 171 8.000 613 334 263
50 47 44 42 480 279 202 173 9.000 618 335 263
55 51 48 46 500 285 205 176 10.000 622 336 263
60 55 51 49 550 301 213 182 15.000 635 340 266
65 59 55 53 600 315 221 187 20.000 642 342 267
70 63 58 56 650 329 227 191 30.000 649 344 268
75 67 62 59 700 341 233 195 40.000 653 345 269
80 71 65 62 750 352 238 199 50.000 655 346 269
85 75 68 65 800 363 243 202 75.000 658 346 270
90 79 72 68 850 373 247 205 100.000 659 347 270
95 83 75 71 900 382 251 208 150.000 661 347 270
100 87 78 73 950 391 255 211 200.000 661 347 270
Sumber : Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992)
4
2. Nomogram Harry King
3. Rumus Slovin
Yaitu untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi
(N) pada taraf signifikansi α adalah:
Keterangan : n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
α = Taraf Signifikansi
Berdasarkan metode yang telah ditentukan maka perhitungan sampel yang akan
diolah adalah sebagai berikut :
Pada hasil perhitungan diatas telah diketahui bahwa jumlah sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah 95 mahasiswa. Berikut ini adalah data sampel yang
akan diolah :
Tabel 3.2
Sampel Mahasiswa yang akan diolah
No Nama Mahasiswa Indikator
Adm Absensi IPK ( 1 ) IPK ( 2 )
1 ADITYA RAMADHAN 100 50 3.41 2.63
2 AHMAD MIFTAKHUL FAUZI 80 80 3.64 3.39
3 CHANDRA IRAWAN 80 100 3.23 2.34
4 DAMAN BUDIAWAN 100 80 3.57 3.28
5 DEDE FADRI 80 80 3.75 3.36
6 DEDEN NURMAN 80 80 2.98 1.93
7 IMAM HILMI 80 80 3.27 2.52
8 IMAMUDIN MUHAMAD 50 100 2.39 2.09
9 INDAH PERMATASARI 100 100 3.25 2.87
10 RIAN ARISANDI 80 80 3.3 2.41
11 UNAYAH 80 50 3.5 3.39
12 WINDAR PRAYOGO 80 80 3.5 3.28
13 WISMOYO SULISTIO HADI 50 100 3 2.3
14 YUDA PANGESTU ADI 80 80 3.16 2.62
15 MUNAWAROH EKA SAPUTRI 100 90 3.64 3.09
16 CHRISTIA LUSIANY 100 90 3.52 3.39
17 ASEP SAEFUDIN 80 80 3.36 3.02
18 AUDI SUWANDARU 50 80 3.45 2.92
19 DIKA FARUQ AL AMIN 80 10 3.45 2.67
20 DINO CAESAR 80 80 3.27 2.98
21 ADI WIDAYANTO 80 50 3.61 3.39
5
22 ERICK MUTHIYANA 100 100 3.27 3.22
23 MINDA INDASARI 80 80 3.25 2.41
24 NENIH 90 80 3.36 2.52
25 REFA YOHAN WIJAYA 90 80 3.36 2.07
26 RIZQOH CHIRUNNISA 80 70 3.5 2.48
27 ARGA WIBAWA 80 50 3.41 3.16
28 IUD ATHIUDIN 80 100 3.32 2.65
29 M. AZIZI 100 50 3.23 3.16
30 MAHMUD 80 80 3.25 3.15
31 AGUS DWI YANTO 80 70 3.66 2.96
32 AHMAD JANJANI 90 80 3.45 2.17
33 MEGA ROSLIANA 90 100 3.64 2.61
34 DELYANI NURUL PRATAMA 50 50 3.43 2.7
35 MAULANA FAJRI 80 80 2.39 2.28
36 MOCH. FAHRIZAL RIDWAN Z 100 80 3.16 2.93
37 ROSTANDI ZAENUDIN 80 70 2.93 2.93
38 ANDI SUTARNA 80 80 3.43 2.84
39 ANDRIANSYAH 80 100 3.27 2.98
40 ANDRIYANTO 50 80 3.09 3.05
41 ANDRY APRIYADI 80 70 3.2 3.05
42 DIAN HERDIYANTI 80 50 3.5 3.12
43 MELINDA PRATIWI 70 70 2.63 2
44 MUAD MOHAMMAD M 80 80 3.32 2.82
45 MUHAMAD SUKRON 100 80 3.57 3.48
46 MUHAMMAD ERDI PRATAMA 80 70 3.2 3.05
47 MUHAMMAD JENUL ARIYADI 70 50 2.64 2.58
48 MUKHRIJI 50 80 3.57 3.02
49 NADZAR PANDU ROMADHAN 80 100 3.05 3.03
50 OKI PRADIAN 100 80 3.48 2.82
51 PUGUH ADHI SUSENO 50 90 3.34 3.28
52 PUTU RAYA DANI 80 80 2.14 2.75
53 RATU FATIMAH AZZACHRO 90 80 3.34 3.29
54 MUHAMAD ULFAN 90 80 2.77 2.05
55 ASIH HAYATUNNISA 80 90 3.82 3.63
56 INDRIYANAH 80 50 3.89 3
57 ROBANA 80 70 3.23 3.65
58 ROMDIYANA 90 80 2.59 2.67
59 ROMLI 50 80 3.41 3.37
60 SAEROHMAN 70 80 1.54 2
61 SENA DANG MARTASARI 80 80 2.05 1.89
62 SOVA PUSPITA VENNY 50 50 3.82 3.61
63 SULHAYATI 100 80 3.82 3.59
64 SYAHIDUT TAMAMI 80 80 3.25 3.1
6
65 AGUNG OKTARIANA 70 80 1.04 2
66 YURISTIKA PUJIATI 80 80 3.91 3.76
67 DONI GUNAWAN 80 80 2.55 2
68 IKBAL SUPANJI 80 50 3.61 2.98
69 RITA NURMALINDA 100 100 3.36 3.14
70 BAYU SEPTIAN MAWARDI 100 90 3.72 3.11
71 DEDE RIDWAN 80 70 2.49 3.05
72 IPAH LATIFAH 50 80 3.02 3.14
73 SUHARTO 100 50 3.32 3.36
74 SITI MAHMUDAH 100 80 3.27 3.11
75 YOPI E IRMANSYAH 100 80 2.93 3.05
76 AGUNG FAISAL 80 50 3.72 3.14
77 FERDI LUBRIANTO RUKMAN 70 100 2.49 3.36
78 DESI RAHMAWATI 100 100 3.35 2.75
79 ISKANDAR 80 80 2.93 2.93
80 KIKI YURISTIKA NURMASANTI 80 90 3.14 2.98
81 MUHAR RIYADI 50 90 3.11 3.04
82 NANIK SURYANI 80 50 3.05 2.93
83 NIKA APRIYANI 90 50 3.14 3.72
84 NORMA YUNITA 70 80 3.36 2.49
85 NURDIYANTO 80 50 3.27 3.02
86 NURYADI GOMA 50 100 2.57 3.32
87 RAMDHAN AKBAR B 80 100 3.24 3.27
88 SYARIF HIDAYATULLOH 100 50 2.75 2.64
89 UKI DEDI 100 100 3.14 3.27
90 USDI BIN RIBAD 50 100 3.11 2.57
91 YAYA SURYADI 80 80 3.05 3.24
92 DEDE SETIAWAN 50 50 3.14 2.75
93 PIJAR AJI PRATAMA 80 80 3.32 3.33
94 RINO APRILIYANTO 80 80 3.27 2.48
95 TONI HATRONO 100 70 2.64 2.37
Table 3.3
Penetapan Nilai Kriteria No Nilai Awal Nilai Kriteria
1 100 4
2 90 3,5
3 80 3
4 70 2,5
5 60 2
6 50 1,5
7 40 1
8 30 0,5
9 20 0
7
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan data primer, yaitu
data yang langsung diperoleh dari sumber yang diteliti, yaitu data Mahasiswa aktif
Universitas Serang Raya Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika Semester
Satu dan Dua. Dalam pelaksanaanya, penelitian ini membutuhkan beberapa instrument penting
yang akan dijadikan sebagai variable input, yaitu: data kehadiran Mahasiswa, data nilai
Mahasiswa jurusan teknik informatika semester satu dan dua dan data administrasi mahasiswa.
Berikut ini adalah contoh beberapa instrument yang diperlukan dalam penelitian Data
Kehadiran Mahasiswa, Data Nilai IPK.
C. Perancangan Penelitian
Pada tahap ini adalah menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan yang akan dilakukan
pada penelitian ini. Berikut adalah tahapan-tahapannya :
Dalam penelitian ini, komponen input menggunakan empat fungsi keanggotaan yang
tersedia dalam GUI ANFIS yang disediakan oleh Matlab, yaitu:
a. Model Segitiga
b. Model Trapesium
c. Model Gauss
d. Model Gbell
Keempat fungsi keanggotaan tersebut sudah tersedia dan dipilih dari GUI ANFIS dalam
matlab serta diproses dengan proses yang sama, yaitu:
a. Pembentukan FIS menggunakan Grid Partition.
b. Metode optimasi untuk pelatihan menggunakan jenis hybrid.
Analisis Masalah
Mendefinisikan Variabel
Mengolah Data
Implementasi
Hasil
8
c. Menggunakan data pelatihan yang sama.
d. Pengaturan Epoch
e. Menentukan type keanggotaan
f. Training data
g. Testing data
h. Cheking data
i. Mendapatkan structure data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan potensi
kelulusan mahasiswa UNSERA. Data tersebut memiliki beberapa indikator yang akan
dijadikan sebagai variabel penting dalam pengolahan pada Software Matlab 7.0 dengan
metode ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System), yaitu :
a. Data Kehadiran Mahasiswa
b. Data Administrasi Mahasiswa
c. Data Nilai Semester Satu
d. Dan Nilai Semester Dua
Untuk kriteria pada masing-masing inputan terbagi menjadi 4 kategori yaitu :
a. Baik dengan nilai 3 (A)
b. Cukup dengan nilai 2 (B)
c. Dan kurang dengan nilai 1 (C)
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode rata-rata, data yang telah diolah
mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Mahasiswa Hasil Perhitungan Metode Rata-Rata
No Nama Mahasiswa Indikator
Hasil Ket Adm Absensi IPK 1 IPK 2
1 ADITYA RAMADHAN 100 50 3.41 2.63 2.89 CUKUP
2 AHMAD MIFTAKHUL FAUZI 80 80 3.64 3.39 3.26 BAIK
3 CHANDRA IRAWAN 80 100 3.23 2.34 3.14 BAIK
4 DAMAN BUDIAWAN 100 80 3.57 3.28 3.46 BAIK
5 DEDE FADRI 80 80 3.75 3.36 3.28 BAIK
6 DEDEN NURMAN 80 80 2.98 1.93 2.73 CUKUP
7 IMAM HILMI 80 80 3.27 2.52 2.95 CUKUP
9
8 IMAMUDIN MUHAMAD 50 100 2.39 2.09 2.50 CUKUP
9 INDAH PERMATASARI 100 100 3.25 2.87 3.53 BAIK
10 RIAN ARISANDI 80 80 3.3 2.41 2.93 CUKUP
11 UNAYAH 80 50 3.5 3.39 2.85 CUKUP
12 WINDAR PRAYOGO 80 80 3.5 3.28 3.20 BAIK
13 WISMOYO SULISTIO HADI 50 100 3 2.3 2.70 CUKUP
14 YUDA PANGESTU ADI 80 80 3.16 2.62 2.95 CUKUP
15 MUNAWAROH EKA SAPUTRI 100 90 3.64 3.09 3.56 BAIK
16 CHRISTIA LUSIANY 100 90 3.52 3.39 3.60 BAIK
17 ASEP SAEFUDIN 80 80 3.36 3.02 3.10 BAIK
18 AUDI SUWANDARU 50 80 3.45 2.92 2.72 CUKUP
19 DIKA FARUQ AL AMIN 80 10 3.45 2.67 3.28 BAIK
20 DINO CAESAR 80 80 3.27 2.98 3.06 BAIK
21 ADI WIDAYANTO 80 50 3.61 3.39 2.88 CUKUP
22 ERICK MUTHIYANA 100 100 3.27 3.22 3.62 BAIK
23 MINDA INDASARI 80 80 3.25 2.41 2.92 CUKUP
24 NENIH 90 80 3.36 2.52 3.10 BAIK
25 REFA YOHAN WIJAYA 90 80 3.36 2.07 2.98 CUKUP
26 RIZQOH CHIRUNNISA 80 70 3.5 2.48 2.87 CUKUP
27 ARGA WIBAWA 80 50 3.41 3.16 2.77 CUKUP
28 IUD ATHIUDIN 80 100 3.32 2.65 3.24 BAIK
29 M. AZIZI 100 50 3.23 3.16 2.97 CUKUP
30 MAHMUD 80 80 3.25 3.15 3.10 BAIK
31 AGUS DWI YANTO 80 70 3.66 2.96 3.03 BAIK
32 AHMAD JANJANI 90 80 3.45 2.17 3.03 BAIK
33 MEGA ROSLIANA 90 100 3.64 2.61 3.44 BAIK
34 DELYANI NURUL PRATAMA 50 50 3.43 2.7 2.28 CUKUP
35 MAULANA FAJRI 80 80 2.39 2.28 2.67 CUKUP
36 MOCH. FAHRIZAL RIDWAN Z 100 80 3.16 2.93 3.27 BAIK
37 ROSTANDI ZAENUDIN 80 70 2.93 2.93 2.84 CUKUP
38 ANDI SUTARNA 80 80 3.43 2.84 3.07 BAIK
39 ANDRIANSYAH 80 100 3.27 2.98 3.31 BAIK
40 ANDRIYANTO 50 80 3.09 3.05 2.66 CUKUP
41 ANDRY APRIYADI 80 70 3.2 3.05 2.94 CUKUP
42 DIAN HERDIYANTI 80 50 3.5 3.12 2.78 CUKUP
43 MELINDA PRATIWI 70 70 2.63 2 2.41 CUKUP
44 MUAD MOHAMMAD M 80 80 3.32 2.82 3.04 BAIK
45 MUHAMAD SUKRON 100 80 3.57 3.48 3.51 BAIK
46 MUHAMMAD ERDI PRATAMA 80 70 3.2 3.05 2.94 CUKUP
47 MUHAMMAD JENUL ARIYADI 70 50 2.64 2.58 2.31 CUKUP
48 MUKHRIJI 50 80 3.57 3.02 2.77 CUKUP
49 NADZAR PANDU ROMADHAN 80 100 3.05 3.03 3.27 BAIK
50 OKI PRADIAN 100 80 3.48 2.82 3.33 BAIK
10
51 PUGUH ADHI SUSENO 50 90 3.34 3.28 2.91 CUKUP
52 PUTU RAYA DANI 80 80 2.14 2.75 2.72 CUKUP
53 RATU FATIMAH AZZACHRO 90 80 3.34 3.29 3.28 BAIK
54 MUHAMAD ULFAN 90 80 2.77 2.05 2.83 CUKUP
55 ASIH HAYATUNNISA 80 90 3.82 3.63 3.36 BAIK
56 INDRIYANAH 80 50 3.89 3 2.85 CUKUP
57 ROBANA 80 70 3.23 3.65 3.10 BAIK
58 ROMDIYANA 90 80 2.59 2.67 2.94 CUKUP
59 ROMLI 50 80 3.41 3.37 2.82 CUKUP
60 SAEROHMAN 70 80 1.54 2 2.26 CUKUP
61 SENA DANG MARTASARI 80 80 2.05 1.89 2.49 CUKUP
62 SOVA PUSPITA VENNY 50 50 3.82 3.61 2.61 CUKUP
63 SULHAYATI 100 80 3.82 3.59 3.60 BAIK
64 SYAHIDUT TAMAMI 80 80 3.25 3.1 3.09 BAIK
65 AGUNG OKTARIANA 70 80 1.04 2 2.14 CUKUP
66 YURISTIKA PUJIATI 80 80 3.91 3.76 3.42 BAIK
67 DONI GUNAWAN 80 80 2.55 2 2.64 CUKUP
68 IKBAL SUPANJI 80 50 3.61 2.98 2.77 CUKUP
69 RITA NURMALINDA 100 100 3.36 3.14 3.63 BAIK
70 BAYU SEPTIAN MAWARDI 100 90 3.72 3.11 3.58 BAIK
71 DEDE RIDWAN 80 70 2.49 3.05 2.76 CUKUP
72 IPAH LATIFAH 50 80 3.02 3.14 2.67 CUKUP
73 SUHARTO 100 50 3.32 3.36 3.05 BAIK
74 SITI MAHMUDAH 100 80 3.27 3.11 3.35 BAIK
75 YOPI E IRMANSYAH 100 80 2.93 3.05 3.25 BAIK
76 AGUNG FAISAL 80 50 3.72 3.14 2.84 CUKUP
77 FERDI LUBRIANTO RUKMAN 70 100 2.49 3.36 3.09 BAIK
78 DESI RAHMAWATI 100 100 3.35 2.75 3.53 BAIK
79 ISKANDAR 80 80 2.93 2.93 2.97 CUKUP
80 KIKI YURISTIKA NURMASANTI 80 90 3.14 2.98 3.16 BAIK
81 MUHAR RIYADI 50 90 3.11 3.04 2.79 CUKUP
82 NANIK SURYANI 80 50 3.05 2.93 2.62 CUKUP
83 NIKA APRIYANI 90 50 3.14 3.72 2.97 CUKUP
84 NORMA YUNITA 70 80 3.36 2.49 2.84 CUKUP
85 NURDIYANTO 80 50 3.27 3.02 2.70 CUKUP
86 NURYADI GOMA 50 100 2.57 3.32 2.85 CUKUP
87 RAMDHAN AKBAR B 80 100 3.24 3.27 3.38 BAIK
88 SYARIF HIDAYATULLOH 100 50 2.75 2.64 2.72 CUKUP
89 UKI DEDI 100 100 3.14 3.27 3.60 BAIK
90 USDI BIN RIBAD 50 100 3.11 2.57 2.80 CUKUP
91 YAYA SURYADI 80 80 3.05 3.24 3.07 BAIK
92 DEDE SETIAWAN 50 50 3.14 2.75 2.22 CUKUP
93 PIJAR AJI PRATAMA 80 80 3.32 3.33 3.16 BAIK
11
94 RINO APRILIYANTO 80 80 3.27 2.48 2.94 CUKUP
95 TONI HATRONO 100 70 2.64 2.37 2.88 CUKUP
Hasil Nilai Rata-rata 3.00 2.88 3.19 2.90 2.99 CUKUP
Untuk memproses data menggunakan metode ANFIS ( Adaptive Neuro Fuzzy Inference
System ) dapat menggunakan software Matlab 7.0 dengan cara menuliskan, >> anfisedit Pada
commandline, maka mucul tampilan berikut :
Gambar 4.1 ( Tampilan Awal ANFIS )
Sebelumnya data yang diolah pada Microsoft Excell dikonversikan terlebih dahulu
menggunakan Notepad agar pengolahan data pada Matlab 7.0 lebih mudah.
Gambar 4.2 ( Load Data Awal )
12
Gambar 4.3 ( Training Data Dengan Metode Segitiga )
Gambar 4.4 ( Training Data Dengan Metode Trapesium )
13
Gambar 4.5 ( Training Data Dengan Metode Gbell )
Gambar 4.6 ( Training Data Dengan Metode Gauss )
14
Dalam penelitian ini, data-data hasil pengolahan metode rata-rata dan ANFIS dengan 4
model fungsi keanggotaan dibandingkan terhadap nilai target yang merupakan normalisasi
dari nilai administrasi mahasiswa, nilai kehadiran mahasiswa nilai IPK semester satu dan
nilai IPK semester dua serta kelulusan yang dicapai mahasiswa tersebut. Hasilnya dapat
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Training Data
Jumlah
Data
Variabel Input
Nilai
Rata-
rata
Training
RMSE (Root Mean Square Error)
Administrasi Kehadiran IPK
1
IPK
2
Fungsi
Keanggotaan
Segitiga
Fungsi
Keanggotaan
Trapesium
Fungsi
Keanggotaan
Gauss
Fungsi
Keanggotaan
Gbell
95 3.00 2.88 3.19 2.90 2.99 0.001801 0.042873 0.0040486 0.0078892
Tabel 4.3
Hasil Pengolahan Neuro Fuzzy
Jumlah
Mahasiswa
Variabel Input
Hasil Keterangan
Training
RMSE (Root Mean Square Error)
Adm Absensi IPK
1
IPK
2
Fungsi
Keanggotaan
Segitiga
Fungsi
Keanggotaan
Trapesium
Fungsi
Keanggotaan
Gauss
Fungsi
Keanggotaan
Gbell
95 2.75 2.75 2.48 2.82 2.74 Cukup 0.001801 0.042873 0.0040486 0.0078892
Struktur ANFIS yang dihasilkan adalah struktur anfis dari 4 buah variabel input yaitu :
data kehadiran mahasiswa, data administrasi mahasiswa, data nilai IPK semester satu dan
data nilai IPK semester dua. Masing-masing inputan memiliki 3 kategori (inputmf) yaitu
kurang dengan nilai 1, cukup dengan nilai 2, baik dengan nilai 3.
Karena banyaknya aturan yang terbentuk maka struktur ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System) ini cukup kompleks sehingga tidak dapat terlihat dengan jelas, struktur
data sebagai berikut :
15
Gambar 4.5 ( Struktur ANFIS yang Terbentuk )
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penelitian yang dilakukan di UNSERA ini bukan hanya untuk memprediksi kelulusan
berdasarkan pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System, melainkan mengevaluasi
juga potensi kelulusan mahasiswa UNSERA semester satu dan dua jurusan teknik
informatika fakultas teknologi informasi. dilengkapi dengan fungsi keanggotaan yang
mampu membandingkan hasil pengolahan data berdasarkan metode yang sama.
Penerapan ANFIS ( Adaptive Neuro Fuzzy Inference System ) dalam mengevaluasi
potensi kelulusan mahasiswa menggunakan beberapa langkah penelitan, mulai dari
mengolah data, membuat model simulasi dengan menggunakan software matlab dengan
menyusun model fungsi keanggotaan yaitu fungsi keanggotaan segitiga, fungsi keanggotaan
16
trapezium, fungsi keanggotaan gbell dan fungsi keanggotaan gauss. Menyusun rule base,
melatih data training serta melakukan pengujian terhadap nilai-nilai variabel, dan setelah
dilakukan pengujian pada data penelitian maka didapatkan prosentasi rata-rata nilai akurasi
serta nilai RMSE (Root Mean Square Errors). Dengan demikian berdasarkan hasil-hasil
penelitian ini menunjukan bahwa ANFIS dengan model fungsi keanggotaan gbell
memberikan nilai error paling baik.
17
E. Daftar Pustaka
1. Kusuma dewi Sri. 2002. Analisis dan Desain Sistem Fuzzy menggunakan Tool Box
Matlab. Yogyakarta : Graha Ilmu
2. Widodo Prabowo Pudja & Rahmadya Trias Handayanto. 2012. Penerapan Soft
Computing dengan Matlab. Bandung : rekayasa Sains
3. Naba Eng Agus.2009. Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan Matlab. Yogyakarta
: Andi
4. Siang Jong Jek. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya menggunakan
Matlab. Yogyakarta : Andi
5. Djunaidi Much dkk. 2005. Penentuan Jumlah Produksi dengan Aplikasi Metode
Fuzzy.
6. Henny Amalia Riska dkk. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Penerimaan Beasiswa BANK BRI Menggunakan FMADM. Yogyakarta
7. Saputra Arsyil Hendra dkk. 2012. Analisis Data Runtun Waktu Dengan Metode
Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) . Diponegoro
8. Fatkhurozi Bagus dkk. 2012. Penggunaan Artificial Neuro Fuzzy Inference System
(ANFIS) dalam Penentuan Status Aktivitas Gunung Merapi
9. Luthfi Emha Taufiq. 2007. Implmentasi Adaptive Neuro Fuzzy Inference System
Pada Prediksi Pembayaran Pinjaman Berdasarkan Analisis Rencana Pembiayaan
Nasabah. Yogyakarta.
10. Rahman Arfiansyah dkk. 2012. Prakiraan Beban Puncak Jangka Panjang Pada
Sistem Kelistrikan Indonesia. Menggunakan Algoritma Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System. Bandung.
11. Djunaidi, Much. Dkk. 2005. Penentuan Jumlah Produksi Dengan Aplikasi Metode
Fuzzy – Mamdani
12. Hadjaratie Lillyan. 2011. Jaringan Saraf Tiruan Untuk Prediksi Tingkat Kekelulusan
Mahasiswa Diploma Program Studi Manajemen Informatika Universitas Negeri
Gorontalo. Bogor
13. Budiman Deny. 2011. Penerapan Neuro Fuzzy untuk Meningkatkan Akurasi
Pengolahan Kuisioner Evaluasi Kinerja Dosen. STMIK Eresha Jakarta.
18
14. V.R Kuncahyo Tri Banon dkk. 2012. Penerapan Metode Adaptive Neuro-Fuzzy
Inference System Untuk Memprediksi Nilai Post Test Mahasiswa Pada Jurusan
Teknik Informatika FTIF ITS” Teknik Informatika ITS.
19
Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Nirkabel
Reni Haerani
Program Studi Manajemen Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
E-mail : [email protected]
Abstract
The development of IT wireless network helps computer users much in connecting to
the Internet by using a wave medium. The security of the Wi-Fi network has many
weaknesses. Many wireless service providers such as commercial hotspots, ISP, internet
cafes, college, and offices use the wireless network but they have very little attention to the
security of data communication in the wireless network. The modus that the wireless hacker
do in breaking into the security system is wardriving. Wardriving is an activity to get
information about a wireless network and get access to the wireless network that aim to get
an internet connection. But on the contrary wardriving is also done for certain purpose, such
as curiosity, trial and error, research, practical tasks, crime and others.
Keywords: Wireless, Network, Security,Crime and Hacker
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi internet sangat cepat sekali dan penggunaannya sudah
menyebar di berbagai pelosok belahan bumi baik yang menggunakan jaringan kabel maupun
yang jaringan nirkabel (Jaringan WiFi). Teknologi wireless (tanpa kabel/nirkabel) saat ini
berkembang sangat pesat terutama dengan hadirnya perangkat teknologi informasi dan
komunikasi. Komputer, notebook, PDA, telepon seluler (handphone) dan pheriperalnya
mendominasi pemakaian teknologi wireless yang diimplementasikan dalam suatu jaringan
lokal sering dinamakan WLAN (Wireless Local Area Network). Namun perkembangan
teknologi wireless yang terus berkembang sehingga terdapat istilah yang mendampingi
WLAN seperti WMAN (Metropolitan), WWAN (Wide), dan WPAN (Personal/Private).
Dengan adanya teknologi wireless seseorang dapat bergerak atau beraktifitas kemana
dan dimanapun untuk melakukan komunikasi data maupun suara. Jaringan wireless
merupakan teknologi jaringan komputer tanpa kabel, yaitu menggunakan gelombang
berfrekuensi tinggi. Sehingga komputer-komputer itu bisa saling terhubung tanpa
menggunakan kabel. Namun jaringan WiFi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding
20
dengan jaringan kabel, namun saat ini perkembangan teknologi WiFi sangat signifikan
sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile.
Penggunaan penyedia jasa wireless antara lain ISP, Warnet, hotspot, komersil,
kampus-kampus maupun perkantoran sudah banyak yang memanfaatkan WiFi pada jaringan
masing-masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada
jaringan wireless tersebut. Oleh karena itu banyak hacker yang tertarik untuk mengexplore
kemampuannya dalam melakukan berbagai aktifitas yang biasanya illegal menggunakan
WiFi. Pemakaian teknologi wireless secara umum dibagi atas tanpa pengamanan (nonsecure)
dan dengan pengamanan (Share Key/secure). Non Secure (open), yaitu tanpa menggunakan
pengaman, dimana komputer yang memiliki pancaran gelombang dapat mendengar transmisi
sebuah pancaran gelombang dan langsung masuk ke dalam network. Sedangkan share key,
yaitu alternatif untuk pemakaian kunci atau password. Sebagai contoh, sebuah network yang
menggunakan WEP.
B. Landasan Teori
Jaringan Komputer
Gambar 1 : Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU, dan peralatan lainnya),
berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi (peramban web).
Tujuan dari jaringan komputer adalah Agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari
jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang
meminta/menerima layanan disebut klien dan yang memberikan/mengirim layanan disebut
peladen (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir
seluruh aplikasi jaringan komputer.
21
LAN merupakan jaringan pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus berukuran
sampai 10 Km. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi
dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk pemakaian resource
bersama misalnya printer.
LAN mempunyai ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa suatu transmisi pada
keadaan terburuknya terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui
keterbatasannya menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain
tertentu. Hal ini juga memudahkan manajemen jaringan. Terdapat beberapa topologi yang
dapat digunakan pada LAN, pada LAN konvensional topologi yang digunakan yaitu
topologi Bintang, Cincin, Pohon lengkap, Cincin berinteraksi.
Gambar 2 : Topologi Bintang
Sebagaimana Internet dan World Wide Web telah menjadi trend dalam kebudayaan
kita dan menggantikan format media massa lainnya dalam menyampaikan informasi yang
dicari, mulai dari informasi pemberitaan, olahraga, cuaca, resep, yellow pages (buku
telepon), dan masih banyak hal lainnya yang kesemuanya itu merupakan sebuah cara baru,
bukan hanya dalam pemakaian komputer di dalam rumah, tapi juga dalam hal pemakaian
koneksi Internet.
Sementara itu perusahaan perangkat keras maupun perangkat lunak kini telah
menawarkan berbagai solusi yang memungkinkan para pemakai Internet di rumah saling
berbagi koneksi antara lebih dari dua computer. Meskipun semua komputer tersebut harus
terhubung jaringan.
22
Gambar 3. Wireless LAN
Untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya biasanya
membutuhkan berbagai macam media fisik, seperti kabel, telepon, kabel coaxial, ataupun
kabel CAT5 kabel telegram yang ada di mana-mana. Namun baru-baru ini telah ditemukan
cara baru pemakaian Internet tanpa menggunakan berbagai macam media penghubung
tersebut, teknologi ini kini lazim disebut koneksi jaringan Nirkabel (tanpa kabel).
Pemakaian Internet dengan menggunakan koneksi jaringan nirkabel ini tentu saja sangat
memudahkan pemakaiannya dalam mengakses Internet tanpa melalui proses instalasi dan
pemasangan kabel yang memusingkan.
Susunan koneksi jaringan nirkabel ini sangat sederhana. Koneksi Internet masuk dari
Internet Provider kemudian dihubungkan dengan suatu titik penerus akses nirkabel atau
router yang memancarkan sinyal. Ketika Anda terhubung dengan memakai kartu atau
antenna jaringan nirkabel untuk menerima sinyal, begitu pula sebaliknya, maka koneksi
Anda telah berhasil.
Jaringan tanpa kabel sebenarnya tidak sesulit sistem cable network bahkan lebih
mudah. Sistem jaringan WiFi atau Wireless tidak memerlukan penghubung cable network
antar komputer. Bila jenis coax atau UTP cable memerlukan kabel sebagai media transfer,
dengan Wireless network hanya dibutuhkan ruang atau space dimana jarak jangkau network
dibatasi kekuatan pancaran signal radio dari masing-masing komputer.
23
Masalah Keamanan Wireless
Sistem wireless memiliki permasalahan keamanan secara khusus yang berhubungan
dengan wireless. Beberapa hal yang mempengaruhi aspek keamanan dari sistem wireless
antara lain :
• Perangkat pengakses informasi yang menggunakan sistem wireless biasanya berukuran
kecil sehingga mudah dicuri. Seperti notebook, PDA, handphone, palm, dan sejenisnya
sangat mudah dicuri. Jika tercuri maka informasi yang ada didalamnya (atau kunci
pengakses informasi) bisa jatuh ke tangan orang yang tidak berhak.
• Penyadapan pada jalur komunikasi (man-in-the-middle attack) dapat dilakukan lebih
mudah karena tidak perlu mencari jalur kabel untuk melakukan hubungan Sistem yang
tidak menggunakan pengamanan enkripsi dan otentikasi, atau menggunakan enkripsi yang
mudah dipecahkan (kriptanalisis), akan mudah ditangkap.
•Perangkat wireless yang kecil membatasi kemampuan perangkat dari sisi CPU, RAM,
kecepatan komunikasi, catu daya. Akibatnya sistem pengamanan (misalnya enkripsi) yang
digunakan harus memperhatikan batasan ini. Saat ini tidak memungkinkan untuk
menggunakan sistem enkripsi yang canggih yang membutuhkan CPU cycle yang cukup
tinggi sehingga memperlambat transfer data.
• Pengguna tidak dapat membuat sistem pengaman sendiri (membuat enkripsi sendiri) dan
hanya bergantung kepada vendor (pembuat perangkat) tersebut. Namun mulai muncul
perangkat handphone yang dapat deprogram oleh pengguna. Begitu juga saat ini notebook
sudah menggunakan pengaman otentikasi akses dengan sistem biometric.
• Adanya batasan jangkauan radio dan interferensi menyebabkan ketersediaan servis
menjadi terbatas. DoS Attack dapat dilakukan dengan mengijeksikan traffic palsu.
• Saat ini fokus dari sistem wireless adalah untuk mengirimkan data secepat mungkin.
Adanya enkripsi akan memperlambat proses pengiriman data sehingga penggunaan
enkripsi masih belum mendapat prioritas. Setelah kecepatan pengiriman data sudah
memadai dan harganya menjadi murah barulah akan melihat perkembangan di sisi
pengamanan dengan menggunakan enkripsi.
Kelemahan dan Celah Keamanan Wireless
Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu
contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah
24
jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang
memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih
menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Sering ditemukan wireless yang
dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID,
IPAddress, remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user
(password) untuk administrasi wireless tersebut. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang
menjadi standar keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan
dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK dan LEAP yang dianggap
menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode
dictionary attack secara offline.
Secara garis besar, celah pada jaringan wireless terbentang di atas empat layer
dimana keempat layer tersebut sebenarnya merupakan proses dari terjadinya komunikasi data
pada media wireless. Jadi sebenarnya, pada setiap layer proses komunikasi melalui media
wireless terdapat celah-celah yang menunggu untuk dimasuki. Maka dari itu, keamanan
jaringan wireless menjadi begitu lemah dan perlu dicermati dengan ekstra teliti. Layer-layer
beserta kelemahannya tersebut adalah sebagai berikut :
a. Physical Layer. Seperti diketahui, Physical Layer (layer fisik) dari komunikasi data akan
banyak berbicara seputar media pembawa data itu sendiri. Didalam sistem komunikasi
data wireless, yang menjadi media perantaranya tidak lain adalah udara bebas. Di dalam
udara bebas tersebut, data yang berwujud sinyal-sinyal radio dalam frekuensi tertentu lalu
lalang di alam bebas. Siapa saja mungkin bisa menangkapnya, menyadapnya, bahkan
langsung membacanya tanpa sepengetahuan. Jika hanya untuk penggunaan pribadi yang
sekadar iseng-iseng saja, disadap atau dibaca oleh orang lain tentu tidak akan terlalu
berbahaya meskipun agak menjengkelkan juga. Namun, bagaimana jika kelemahan-
kelemahan ini terdapat pada jaringan wireless perusahaan yang didalamnya terdapat
berbagai transaksi bisnis, proyek-proyek perusahaan, info-info rahasia, rahasia keuangan,
dan banyak lagi informasi sensitive di dalamnya. Tentu penyadapan tidak dapat ditoleransi
lagi kalau tidak ingin perusahaan menjadi bulan-bulanan orang.
b. Network Layer. Network Layer (layer jaringan) biasanya akan banyak berbicara seputar
perangkat-perangkat yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sebuah jaringan
komunikasi yang disertai juga dengan sistem pengalamatannya. Pada jaringan komunikasi
wireless, perangkat yang biasa digunakan sering disebut dengan istilah Access Point atau
disingkat AP. Sistem pengalamatan IP tentu akan banyak ditemukan pada perangkat ini.
25
Karena melayani komunikasi menggunakan media bebas yang terbuka, maka AP-AP
tersebut juga dapat dikatakan sebagai perangkat yang terbuka bebas. Perangkat jaringan
yang tidak diverifikasi dan dikontrol dengan baik akan dapat menjaadi sebuah pintu masuk
bagi para pengacau. Mulai dari hanya sekadar dilihat-lihat isinya, diubah sedikit-sedikit,
sampai dibajak penuh pun sangat mungkin dialami oleh sebuah AP. Untuk itu, perlu
diperhatikan juga keamanan AP-AP pada jaringan wireless yang ada. Selain itu,
komunikasi antar-AP juga harus dicermati dan perhatikan keamanannya.
c. User Layer. Selain keamanan perangkat jaringan yang juga perlu diperhatikan dan
dicermati siapa saja yang mengakses jaringan wireless yang ada. Jangan wireless memang
menggunakan media publik untuk lalu lintas datanya, namun jika jaringan yang ada bukan
merupakan jaringan publik yang dapat diakses oleh siapa saja, tentu harus ada batasan-
batasan pengaksesnya. Tidak sulit bagi para pengguna yang tidak berhak untuk dapat
mengakses sebuah jaringan wireless. Jika sembarangan pengguna dapat menggunakan
jaringan yang ada, tentu hal ini akan sangat merugikan para pengguna lain yang memang
berhak. Sebuah jaringan wireless yang baik harus memiliki kepastian bahwa hanya para
pengguna yang dikenal, yang dipercaya, dan memang berhak yang dapat mengakses
jaringan wireless tersebut.
d. Application Layer. Jaringan yang menggunakan media kabel saja dapat membuka celah-
celah yang ada pada aplikasi dengan cukup lebar, apalagi jaringan wireless yang memang
rentan di seluruh layer-nya . Aplikasi-aplikasi bisnis yang penggunaannya lalu-lalang
melalui media wireless tentu sangat rentan keamanannya, baik sekadar disusupi maupun di
DoS (Denial of Service). Untuk itu, jaringan wireless yang baik harus juga dapat
melindungi aplikasi-aplikasi yang berjalan di dalannya agar tidak dengan mudah
dikacaukan.
Melihat kelemahan-kelamahan dan celah seperti pada penjelasan diatas, tentu dapat
digambarkan begitu banyaknya jalan untuk dapat menyusup ke dalam jaringan wireless.
Tidak hanya dari satu layer saja, melainkan keempat layer tersebut di atas dapat menjadi
sebuah jalan untuk mengacaukan jaringan yang ada. Mengatur, memantau, dan
mengamankan jaringan wireless menjadi berlipat-lipat kesulitannya, dibandingkan dengan
media wire. Untuk itu, seharusnya perlu dikenali celah-celah apa saja yang ada pada jaringan
wireless pada umumnya. Lebih baik lagi jika mengenali kelemahannya mulai dari layer yang
paling bawah sampai dengan layer aplikasinya.
26
Berikut ini adalah beberapa celah yang sangat umum terdapat di dalam sebuah
jaringan wireless mulai dari layer yang paling bawah:
a. Physical Layer
□ Bleeding Coverage Area. Seperti diketahui, sinyal radio yang dipancarkan oleh Access
Point (AP) berpropagasi dalam berbentuk tiga dimensi, memiliki panjang jangkauan,
lebar jangkauan, dan tinggi jangkauan. Sinyal radio cukup sulit untuk diketahui dan
diprediksi area-area mana saja yang dapat dijangkaunya. Melihat hal ini, sangatlah
mungkin bagi sebuah jaringan wireless untuk dapat melebarkan jangkauannya di luar
dari batasan-batasan fisik yang dibutuhkan. Misalnya, memasang sebuah AP di
ruangan kantor untuk meng-cover seluruh ruangan kantor, namun kenyataannya kantor
tetangga yang berada tepat di sebelah, juga masih dapat menggunakan jaringan
wireless ini. Inilah yang disebut dengan bleeding coverage area.
□ AP External Pengacau . Para pengguna yang memiliki perangkat wireless di PC,
notebook, PDA, ponsel, dan banyak lagi, memiliki kemungkinan untuk berasosiasi
dengan AP manapun selama AP tersebut memang meng-cover lokasi di mana
perangkat tersebut berada dan juga memberikan izin. Jika berada di dalam jaringan
wireless yang dipancarkan oleh AP yang telah kantor, tentunya harus terkoneksi ke
ditentukan oleh kantor tersebut. Namun, apa jadinya jika ada sebuah AP milik orang
lain yang area coverage-nya juga menjangkau perangkat yang ada. Kemudian
perangkat yang ada tersebut tanpa atau dengan disadari berasosiasi dengan external AP
tersebut. Apa yang akan terjadi? Tentunya akan terkoneksi ke dalam jaringan external
tersebut yang tidak ketahui ada apa di balik jaringan tersebut. Dari segi keamanan, hal
ini sangat berbahaya karena mungkin tanpa disadari memberikan data sensitif,
misalnya password-password otentikasi yang sebenarnya harus diketikkan di dalam
jaringan wireless yang sesungguhnya. Atau mungkin saja ketika sudah terkoneksi ke
dalam jaringan wireless external tersebut, perangkat yang ada akan segera dieksploitasi
dan data dicuri. Atau mungkin juga jaringan tersebut memberikan koneksi Internet
untuk digunakan, namun dengan dilengkapi packet sniffer dan penyadap-penyadap
canggih lainnya sehingga semua transaksi Internet dapat diketahui oleh orang lain. Jika
sudah berada dalam kondisi ini, sudah dapat dikatakan sebagai korban pencurian
yangtanpa disadari masuk sendiri ke dalam sarang pencuri.
27
b. Network Layer
□ Rogue AP. “Rogue AP”, maksud dari kata ini adalah ditujukan untuk AP-AP yang
tidak diketahui atau tidak terdaftar keberadaannya oleh para administrator sebuah
jaringan wireless. Atau mungkin bisa juga disebut dengan istilah AP liar. AP-AP liar
ini sangat berbahaya sekali bagi keamanan jaringan wireless karena AP-AP ini
memang tidak pernah diinginkan keberadaannya. Selain mengganggu keamanan, tentu
juga bisa mengganggu sinyal-sinyal pembawa data pada frekuensi tertentu. Biasanya
keberadaan AP liar cukup sulit untuk dicegah karena ketidak pastian area yang
dijangkau oleh sebuah jaringan wireless, apalagi untuk yang berskala besar. Secara
umum, ada dua sumber yang dapat membuat rogue AP muncul di dalam jaringan
wireless yang ada:
1. Operator atau karyawan yang tidak melakukan operasi secara prosedural. Untuk
alasan memudahkan pekerjaannya atau untuk penggunaan pribadi, seringkali terjadi
dimana seorang karyawan diam-diam memasang sebuah AP untuk dapat terkoneksi
kedalam jaringan internal. Sehingga ia bisa mendapatkan koneksi ke dalam jaringan
darimana saja di sekitarnya. Kebanyakan AP yang digunakan oleh perorangan ini
merupakan AP kelas konsumer di mana fitur-fitur sekuritinya tidak lengkap atau
bahkan tidak ada.Bisa juga jika memang ada, tidak di- setting dengan benar atau
tidak sesuai dengan standar karena ketidaktahuannya. Padahal seluruh AP sudah
diamankan oleh para administrator dengan standar- standar yang berlaku di
perusahaan tersebut.
2. Hacker. Selain karyawan, para hacker yang dengan sengaja meninggalkan perangkat
APnya di dalam jaringan kantor juga bisa terjadi. Jika di kantor memang disediakan
port-portethernet yang dapat digunakan untuk umum, maka ini juga perlu
diwaspadai karena mungkin saja para hacker diam- diam menancapkan AP-nya dan
kemudian menyembunyikannya, sehingga ia masih dapat mengakses jaringan
wireless meskipun secara fisik ia sudah meninggalkan ruangan.
□ Fake AP . Fake AP atau arti secara harafiahnya AP palsu, merupakan sebuah teknik
pencurian hak akses oleh sebuah AP untuk dapat tergabung ke dalam sebuah jaringan
wireless dan ikut melayani para penggunanya. Tidak hanya melayani penggunanya,
AP-AP lain juga mungkin akan berasosiasi dengan AP ini. Hal ini disebabkan karena
mungkin pemilik APpalsu tersebut berhasil mendapatkan SSID dari jaringan wireless
tersebut dan menggunakan AP-nya untuk mem- broadcast SSID itu. Sehingga
28
pengguna akan melihat SSID yang samabaik dari AP yang sebenarnya maupun dari AP
yang palsu. Jika pengguna tersebut tergabung dalam jaringan AP yang palsu, maka
datanya akan dengan mudah dapat dicuri. Lebih parahnya lagi, jika AP ini juga
memiliki kemampuan memalsukan alamat MAC dari sebuah AP sebenarnya yang ada
di dalam jaringan tersebut.
C. Model Penanganan
Dengan adanya kelemahan dan celah keamanan seperti diatas, beberapa kegiatan dan
aktifitasyang dapat dilakukan untuk mengamankan jaringan wireless antara lain:
1. Menyembunyikan SSID. Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID)
jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat
terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat
disembuyikan secara sempurna.
2. Menggunakan kunci WEP. WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama
yang digunakan pada wireless, WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
• Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
• WEP menggunakan kunci yang bersifat statis.
• Masalah Initialization Vector (IV) WEP.
• Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci
rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24 bit merupakan Inisialisasi Vektor
(IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104 bit. Serangan-
serangan pada kelemahan WEP antara lain :
• Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS
singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir.
Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya.
Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang
digunakan
• Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses
cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertamakali
ditemukan oleh h1kari.Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga
mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
29
• Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat
waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering
dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan
kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah
dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,
diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko- toko,
mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan
patching terhadap driver dan aplikasinya.
3. Menggunakan kunci WPA-PSK atau WPA2-PSK. WPA merupakan teknologi
keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada dua jenis
yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di
crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute
force dengan menggunakan mencoba- coba banyak kata dari suatu kamus.
4. Memanfaatkan Fasilitas MAC Filtering. Hampir setiap wireless access point maupun
router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering.Hal ini sebenarnya tidak banyak
membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah
dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OSLinux/Unix atau beragam tools
spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windowsdengan mudah digunakan
untuk spoofing atau mengganti MAC address. Masih sering ditemukan wifi di
perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya
menggunakan proteksi MAC Filtering.
5. Captive Portal. Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas
yang memungkinkan semua orang dapat terhubung (open network). Captive portal
sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak
mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja
captive portal :
• User dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan
IPaddress (DHCP)
• Block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis
web) yang terletak pada jaringan kabel.
• Redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal.
• Setelah user melakukan dan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)
30
Cara-Cara diatas lebih lengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Memakai Enkripsi. Enkripsi adalah ukuran security yang pertama, tetapi banyak
wireless access points (WAPs) tidak menggunakan enkripsi sebagai defaultnya.
Meskipun banyak WAP telah memiliki Wired Equivalent Privacy (WEP) protocol,
tetapi secara default tidak diaktifkan. WEP memang mempunyai beberapa lubang di
securitynya, dan seorang hacker yang berpengalaman pasti dapat membukanya, tetapi itu
masih tetap lebih baik daripada tidak ada enkripsi sama sekali.
2. Gunakan Enkripsi yang Kuat. Karena kelemahan kelemahan yang ada di WEP, maka
dianjurkan untuk menggunakan Wi-Fi Protected Access (WPA) juga.Untuk memakai
WPA, WAP harus men-supportnya.Sisi client juga harus dapat men-support WPA
tersebut.
3. Ganti Default Password Administrator. Kebanyakan pabrik menggunakan password
administrasi yang sama untuk semua WAP produk mereka. Default password tersebut
umumnya sudah diketahui oleh para hacker, yang nantinyadapat menggunakannya untuk
merubah setting di WAP. Hal pertama yang harus dilakukan dalam konfigurasi WAP
adalah mengganti password default tersebut. Gunakan paling tidak 8 karakter, kombinasi
antara huruf dan angka, dan tidak menggunakan kata kata yang ada dalam kamus.
4. Matikan SSID Broadcasting. Service Set Identifier (SSID) adalah nama dari wireless
network. Secara default, SSID dari WAP akan di broadcast. Hal ini akan membuat user
mudah untuk menemukan network tersebut, karena SSID akan muncul dalam daftar
available networks yang ada pada wireless client. Jika SSID dimatikan, user harus
mengetahui lebih dahulu SSID-nya agar dapat terkoneksi dengan network tersebut.
5. Matikan WAP Saat Tidak Dipakai. Cara yang satu ini kelihatannya sangat simpel, tetapi
beberapa perusahaan atau individual melakukannya.Jika mempunyai user yang hanya
terkoneksi pada saat saat tertentu saja, tidak ada alasan untuk menjalankan wireless
network setiap saat dan menyediakan kesempatan bagi intruder untuk melaksanakan niat
jahatnya. Access point dapat dimatikan pada saat tidak dipakai.
6. Ubah default SSID. Pabrik menyediakan default SSID. Kegunaan dari mematikan
broadcast SSID adalah untuk mencegah orang lain tahu nama dari network, tetapi jika
masih memakai default SSID, tidak akan sulit untuk menerka SSID dari network.
7. Memakai MAC Filtering. Kebanyakan WAP (bukan yang murah murah tentunya) akan
memperbolehkan memakai filter media access control (MAC). Ini artinya dapat membuat
“white list” dari komputer komputer yang boleh mengakses wireless network,
31
berdasarkan dari MAC atau alamat fisik yang ada di network card masing masing pc.
Koneksi dari MAC yang tidak ada dalam list akan ditolak.
8. Mengisolasi Wireless Network dari LAN. Untuk memproteksi internal network kabel
dari ancaman yang datang dari wireless network, perlu kiranya dibuat wireless DMZ atau
perimeter network yang mengisolasi dari LAN. Artinya adalah memasang firewall antara
wireless network dan LAN. Dan untuk wireless client yang membutuhkan akses ke
internal network, dia haruslah melakukan otentifikasi dahulu dengan RAS server atau
menggunakan VPN. Hal ini menyediakan extra layer untuk proteksi.
9. Mengontrol Signal Wireless. 802.11b WAP memancarkan gelombang sampai dengan
kira kira 300 feet. Tetapi jarak ini dapat ditambahkan dengan cara mengganti antena
dengan yang lebih bagus. Dengan memakai high gain antena, bisa mendapatkan jarak
yang lebih jauh. Directional antena akan memancarkan sinyal ke arah tertentu, dan
pancarannya tidak melingkar seperti yang terjadi di antena omnidirectional yang biasanya
terdapat pada paket WAP standard.
10. Memancarkan Gelombang pada Frequensi yang Berbeda. Salah satu cara untuk
bersembunyi dari hacker yang biasanya memakai teknologi 802.11b/g yang lebih
populer adalah dengan memakai 802.11a. Karena 802.11a bekerja pada frekwensi yang
berbeda (yaitu di frekwensi 5 GHz),NIC yang di desain untuk bekerja pada teknologi
yang populer tidak akan dapat menangkap sinyal tersebut.
D. Kesimpulan
Teknologi wireless adalah teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk aplikasi teknologi
informasi yang berbasis jaringan yang memiliki sifat mobile. Oleh karena itu portabilitas dan
fleksibilitas adalah kunggulan utama dalam pemakaian teknologi wireless. Pemakaian jalur
komunikasi wireless menggunakan teknologi frekwensi tinggi dengan spesifikasi frekwensi
tergantung peralatan dan operator yang menyediakannya.
Karena pemakaian frekwensi yang sifatnya lebih terbuka dibanding dengan
menggunakan kabel, maka kerentanan keamanan jalur komunikasi akan lebih berbahaya
disbanding menggunakan kabel. Kerentanan terjadi hampir pada semua lapis protokol yang
dimiliki pada jaringan komunikasi wireless. Untuk itu perlu dilakukan penanganan
keamanan yang lebih ekstra pada peralatan komunikasi yang digunakan.
Model-model penanganan keamanan pada pemakaian jalur komunikasi yang
menggunakan teknologi wireless antara lain yaitu dengan cara menyembunyikan SSID,
32
memanfaatkan kunci WEP, WPA-PSK atau WPA2-PSK, implementasi fasilitas MAC
filtering, pemasangan infrastruktur captive portal. Model penanganan keamanan tersebut
sampai saat ini adalah yang paling umum dan tersedia untuk dapat diimplementasikan guna
mengatasi masalah-masalah yang terjadi terhadap ancaman keamanan penggunaan teknologi
wireless.
E. Daftar Pustaka
1. Edi S. Mulyanta, 2005, “Jaringan Wireless Komputer”, Yogyakarta.
2. Herwindo dan Ali Akbar, 2005. “Mengenal Sistem Komputer Masa Kini”, Bandung :
Yrama Widya
3. Jhonsen dan Jhon Edison, CCNA, 2005. “Membangun Wireless LAN”, Jakarta PT
Elex Media Komputindo.
4. Kjetil Haslum, et al, 2009, “ Real-time Intrusion Prevention and Security of Network
using HMMs “ Local Computer Networks”
5. Robert Richardson, 2009, “CSI Computer Crime & Security Survey 2009”
6. Simarmata, Hamer. (2005). Sistem Jaringan Wireless. Ilmu Komputer
7. Tanenbaum, S. Andrew, 1996, “Komputer Networks”, Terjemahan Gurnita Priatna,
2000, Jakarta : Prenhallindo.
8. Network andSecurity Services, Generate Revenue Growth in 2002, Market Trends,
©2003 Gartner, Inc. and/or its Affiliates. All Rights Reserved.
9. Philipus Bayu MP , 2004, “Sistem Keamanan Bluetooth” ITB Bandung.
10. William Stalings, 1999 , “Cryptography and Network Security :Principles and
Practice”,
2nd
Eddition, Prentice Hall, Inc.
33
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Pembayaran Tagihan
kepada Pihak Ketiga di PT Sigma Mitra Sarana Cilegon
Slamet Gunadi
Program Studi Manajemen Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
E-mail :
Abstract
PT Sigma Mitra Sarana (SMS) banyak sekali menangani proyek. Dalam proyek ini tentunya tidak
bisa lepas pera pihak ketiga yang membantu terlaksananya proyek dengan baik sesuai dengan harapan, baik
dari sisi waktu, kualitas dan tentunya anggaran. Salah satu persoalan yang sering muncul adalah perencanaan
dan pengendalian pembayaran tagihan dari pihak ketiga. Perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap
pembayaran tagihan kepada pihak ketiga berpengaruh terhadap kelangsungan proyek dan reputasi nama
pihak dimata pihak ketiga. Sistem ini mampu memberikan informasi mengenai besarnya jumlah tagihan,
tanggal jatuh tempo tagihan dan durasi waktu pembayaran baik dihitung dalam satuan hari kalender maupun
dalam satuan hari kerja. Dengan sistem ini bagian keuangan sudah dapat memperkirakan besarnya tagihan
dan waktu kapan tagihan yang harus dibayar perusahaan. Dengan demikian alokasi dan perencanaan dana
yang diperlukan dapat dipersiapkan dengan baik. Metode yang digunakan untuk membangun sistem ini dengan
metode SDLC (Systems Developtment Life Cycle).
Keyword: Proyek, Reputasi, SLDC
A. Pendahuluan
PT. Sigma Mitra Sarana (SMS) adalah satu perusahaan dengan salah satu bidang
usahanya adalah jasa pengerjaan proyek. Perusahaan ini sudah banyak menangani proyek
proyek di kota Cilegon. Dalam menjalankan kegiatan penanganan proyek, sudah barang
tentu PT SMS tidak akan pernah bisa lepas dari peran pihak ketiga yang mendukung
kegiatan proyek yang digarap. Oleh karena itulah diperlukan sistem yang dapat digunakan
oleh PT SMS untuk mengendalikan kewajiban kewajiban yang harus dilakukan oleh PT
SMS berkenaan dengan pihak ketiga, salah satunya adalah pembayaran tagihan oleh pihak
ketiga.
Pembayaran yang tepat sesuai dengan tanggal jatuh tempo invoice yang dilakukan oleh
PT SMS kepada pihak ketiga, berdampak positip terhadap citra dan reputasi PT SMS dimata
rekanan. Untuk itu, diperlukan sistem yang bisa mengakomodir kebutuhan kebutuhan PT
SMS seperti tersebut diatas, sehingga bagian keuangan dapat memperkirakan kebutuhan
anggaran yang perlu dipersiapkan untuk membayar tagihan dari pihak ketiga.
34
Saat ini bagian procurement sering mengalami kesulitan jika bagian keuangan
membutuhkan informasi mengenai jadwal pembayaran yang harus dilakukan perusahaan
kepada pihak ketiga. Informasi ini diperlukan ole bagian keuagan dalam rangka mengatur,
menjadwal dan merencanakan biaya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
Sistem yang dibangun ini mampu memberikan semua kebutuhan informasi di bagian
keuangan yang berkaitan dengan tagihan tagihan yang datang dari para rekanan.
Permasalahan utama saat ini adalah belum integrasinya sistem di PT. SMS, setiap
bagian, memiliki sistem pengolahan data sendiri sendiri, dengan menggunkana Microsoft
Excell. Akibatnya intergrasi datanya susah untuk dilakukan. Atau jika terpaksa
diintegrasikan membutuhkan effort yang sangat besar.
B. Tinjauan Pustaka
Tahapan Analisa yaitu menterjemahkan kebutuhan pengguna / user untuk dapat
dimasukkan kedalam sistem, sehingga semua kebutuhan pengguna tak ada satupun yang
tertinggal dan tidak tertangkap oleh sistem
Menurut Jogiyanto : Analisa Sistem atau Systems Analysis adalah “Penguraian dari
suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud
untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan,
kesempatankesempatan, hambatan hambatan yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan perbaikannya”.
Dalam tahapan ini segala macam permasalahan baik dari sisi kelebihan ataupun
kekurangan sistem. Tahap analisa dilakukan pada sistem yang sedang berjalan untuk
selanjutnya dapat ditemukan permasalahan permasalahan, kekurangan dan kelemahan sistem
untuk selanjutnya dapat disemprnakan pada sistem yang baru.
Pengendalian menurut Usry and Hammer (1994:5) mengemukakan bahwa
pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara
membandingkan prestasi kerja dengan rencana dengan membuat tindakan yang tepat untuk
mengkoreksi perbedaan yang penting
Pengendalian menurut Glenn A. Welsch, Hilton, dan Gordon adalah proses untuk
menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan
perusahaan
35
C. Tahapan Perancangan
Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
programmer dan ahli ahli teknis lainnya yang terlibat.
3.3.1. Diagram Arus Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD)
Diagram Arus Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) merupakan model dari
suatu sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil untuk
memudahkan analisa yang dimulai dari diagram konteks, diagram overview dan diagram
rinci yang tersusun secara bertingkat.
3.3.2. Entity Relationship Diagram (ERDiagram)
ER Diagram merupakan diagram yang menggambarkan hubungan data antara objek
yang terdapat di dalam sistem tanpa memberikan informasi apapun tentang fungsi yang
menghasilkan atau menggunakan data tersebut.
Komponen ER Diagram terdiri dari :
a. Entity adalah sesuatu yang digambarkan dengan sekumpulan attribute yang dimilikinya,
dimana atribut tersebut akan dimanipulasi di dalam sistem. Untuk memberi nama entity
digunakan kata benda, dimana masingmasing entity tidak boleh memiliki nama yang
sama.
b. Relationship mengindikasikan hubungan antara dua atau lebih entity dan menggunakan
kata kerja untuk menggambarkan hubungan tersebut.
c. Attribute adalah karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan
detail tentang entity atau relationship tersebut.
d. Cardinality menggambarkan banyaknya entity yang direlasikan ke suatu entity lain dengan
suatu relationship.
36
Normalisasi
Proses normalisasi merupakan proses pengelompokkan data elemen menjadi tabel tabel
yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses ini selalu diuji pada beberapa
kondisi
apakah ada kesulitan pada saat menambah (Insert), menghapus (Delete), mengubah
(Update), dan menbaca (Select) pada basis data.
D. Biaya dan Jadwal Pelaksanaan
Anggaran Biaya
Berikut ini adalah rancangan anggaran biaya penelitian yang diajukan :
N
o
Jenis Pengeluaran Biaya Biaya yang Diusulkan
1 Gaji dan Upah (20%) Rp 3.000.000
2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan (50%) Rp 7.500.000
3 Perjalanan (15%) Rp 2.250.000
4 Publikasi (Seminar dan Laporan) (15%) Rp 2.250.00
Jumlah Rp15.000.000
Jadwal Penelitian
37
N
o Nama Kegiatan
B
ulan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tahap Persiapan
- Survey Penelitian
- Studi Literatur
2 Penyusunan Rancangan
Penelitian
- Perumusan Masalah
- Pengumpulan Data
- Perancangan Solusi Pemecahan
3 Penelitian Inti
- Analisa Sistem
- Pembuatan Sistem / Aplikasi
- Pengujian Sistem I
- Petbaikan Hasil Pengujian
- Pengujian Sistem II
4 Penyusunan Laporan
E. Daftar Pustaka
1. Yogiyanto, HM, Analisa dan Desain, Andi Offset, Yogyakarta, Tahun 1989.
2. Milton F. Usry, Lawrence H. Hammer, Akuntansi Biaya (Perencanaan dan
Pengendalian), Edisi 10 Jilid 1, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1999
3. Glenn A. Welsch, Budgeting, Profit Planning and Control
38
Kriptografi dengan Metode Transposisi untuk Pengamatan Data
Sawitri Nurhayati
Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
E-mail :
Abstract
Data sebagai salah satu aset organisasi mutlak mesti diamankan dan dilindungi dari pihak
pihak yang tidak berhak dan tidak bertanggung jawab. Salah satu cara perlindungan yang dilakukan
adalah dengan kriptografi, yaitu mengubah data menjadi bentuk lain dengan menggunakan rumus
rahasia yang hanya diketahui oleh pengirim dan penerima data. Ada bermacam macam kriptografi
yang dapat dilakukan, salah satunya adalah metode transposisi yaitu dengan cara menukar posisi
komponen data. Semakin rumit tingkat kriptografi yang dilakukan, maka semakin amanlah data
tersebut. Tujuan pokok dari kriptografi adalah meyakinkan bahwa data hanya dibaca oleh pihak
yang berwenang, data tidak termodifikasi, dan pengirim data yakin bahwa datanya adalah miliknya
yang harus bisa dipertanggung jawabkan.
Keyword: Organisasi, Kriptografi, Transposisi,
A. Pendahuluan.
Kriptografi ini adalah suatu cara untuk mengubah data menjadi bentuk lain (enkripsi)
atau istilah awamnya adalah mengubah menjadi kode rahasia atau bentuk sandi-sandi yang
sulit untuk dipecahkan (dekripsi) oleh orang lain. Yang bisa memecahkan kode ini hanya si
pemilik data dan si penerima sah yang benar-benar berhak atas data itu. Dengan cara seperti
ini, diharapkan data terjamin tidak akan terjadi intervensi dari orang orang yang tidak berhak
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, menurut bahasa dibagi menjadi dua kripto dan
graphia, kripto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Menurut
teminologinya kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan
di kirim dari suatu tempat ketempat yang lain.
Menurut catatan sejarah, kriptografi sebenarnya sudah lama digunakan oleh bangsa
Mesir sejak 4000 tahun yang lalu oleh raja-raja Mesir pada saat perang untuk mengirimkan
39
pesan rahasianya kepada para panglima perangnya melalui kurir-kurirnya. Orang yang
melakukan penyandian ini disebut kriptografer, sedangkan orang yang mendalami ilmu dan
seni dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma kriptografi tanpa harus mengetahui
kuncinya disebut kriptanalis.
Seiring dengan perkembangan teknologi, algoritma kriptografi pun mulai berubah
menuju ke arah algoritma kriptografi yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi mau tidak
mau harus diakui mempunyai peranan yang paling penting dalam peperangan sehingga
algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa algoritma kriptografi yang pernah digunakan
dalam peperangan, diantaranya adalah ADFVGX yang dipakai oleh Jerman pada Perang
Dunia I, Sigaba/M-134yang digunakan oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Typex
oleh Inggris, dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin legendaris
yang dipakai untuk memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh dalam peperangan
yaitu, Enigma.
Algoritma kriptografi yang baik tidak ditentukan oleh kerumitan dalam mengolah data
atau pesan yang akan disampaikan, namun ditentukan oleh kemampuan hasil yang tidak
mudah ditebak oleh orang lain. Ada empat tujuan dari ilmu kriptografi, yaitu :
Kerahasiaan.
Pesan (plaintext) hanya dapat dibaca oleh pihak yang memliki kewenangan.
Autentikasi.
Pengirim pesan harus dapat diidentifikasi dengan pasti, penyusup harus dipastikan
tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain.
Integritas.
Penerima pesan harus dapat memastikan bahwa pesan yang dia terima tidak
dimodifikasi ketika sedang dalam proses transmisi data.
Non-Repudiation.
Pengirim pesan harus tidak bisa menyangkal pesan yang dia kirimkan.
40
B. Landasan Teori
Pengertian Kriptografi
Secara etimologi kata kriptografi (Cryptography) berasal dari bahasa Yunani, yaitu
kryptos yang artinya yang tersembunyi dan graphein yang artinya tulisan (Prayudi, 2005).
Awal mula kriptografi dipahami sebagai ilmu tentang menyembunyikan pesan (Sadikin,
2012), tetapi seiring perkembangan zaman hingga saat ini pengertian kriptografi berkembang
menjadi ilmu tentang teknik matematis yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan
keamanan berupa privasi dan otentikasi (Diffie, 1976).
Istilah-istilah dalam Kriptografi
Beberapa istilah istilah yang sering dijumpai dalam bidang kriptografi antara lain
adalah plaintext, ciphertext, enkripsi, dekripsi, cryptanalysis, dan cryptology.
Plaintext adalah data yang dapat dibaca, sedangkan teknik untuk menjadikan data tidak
dapat dibaca disebut enkripsi. Sedang data yang telah dienkripsi disebut ciphertext, dan
teknik untuk mengembalikan ciphertext menjadi plaintext disebut dekripsi (Prayudi, 2005).
Cipher merupakan algoritma kriptografi, yakni fungsi dari matematika yang berperan
dalam enkripsi dan dekripsi data (Rizal, 2011). Pelaku yang ahli dalam bidang kriptografi
disebut cryptographer.
Cryptanalysis adalah ilmu untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext dengan
tidak melalui cara yang semestinya, sedangkan orang yang menguasai ilmu ini disebut
Cryptanalyst. Cabang matematika yang meliputi kriptografi dan cryptanalysis disebut
Cryptology, sedangkan orang yang menguasai ilmu ini disebut cryptologist.
Jenis Kriptografi Berdasarkan Perkembangan
Algoritma kriptografi dapat diklasifikasikan menjadi menjadi dua jenis berdasarkan
perkembangannya, yaitu kriptografi klasik dan kriptografi modern.
41
a. Algoritma Kriptografi Klasik
Algoritma ini telah digunakan sejak sebelum era komputerisasi dan kebanyakan
menggunakan teknik kunci simetris. Metode menyembunyikan pesannya adalah dengan
teknik substitusi atau transposisi atau keduanya (Sadikin, 2012). Teknik substitusi adalah
menggantikan karakter dalam plaintext menjadi karakter lain yang hasilnya adalah
ciphertext. Sedangkan transposisi adalah teknik mengubah plaintext menjadi ciphertext
dengan cara permutasi karakter. Kombinasi keduanya secara kompleks adalah yang
melatarbelakangi terbentuknya berbagai macam algoritma kriptografi modern (Prayudi,
2005).
b. Algoritma Kriptografi Modern
Pada Algoritma ini memiliki tingkat kesulitan yang kompleks (Prayudi, 2005), dan
kekuatan kriptografinya ada pada key atau kuncinya (Wirdasari, 2008). Algoritma ini
menggunakan pengolahan simbol biner karena berjalan mengikuti operasi komputer digital.
Sehingga membutuhkan dasar berupa pengetahuan terhadap matematika untuk
menguasainya (Sadikin, 2012).
Jenis Kriptografi Berdasarkan Kunci
Algoritma kriptografi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kuncinya,
yaitu algoritma simetris dan algoritma asimetris (Prayudi, 2005).
a. Algoritma Simetris
Algoritma ini disebut simetris karena memiliki key atau kunci yang sama dalam
proses enkripsi dan dekripsi sehingga algoritma ini juga sering disebut algoritma kunci
tunggal atau algoritma satu kunci. Key dalam algoritma ini bersifat rahasia atau private key
sehingga algoritma ini juga disebut dengan algoritma kunci rahasia (Prayudi, 2005).
b. Algoritma Asimetris
Algoritma ini disebut asimetris karena kunci yang digunakan untuk enkripsi berbeda
dengan kunci yang digunakan untuk dekripsi. Kunci yang digunakan untuk enkripsi adalah
kunci publik atau public key sehingga algoritma ini juga disebut dengan algoritma kunci
42
publik. Sedangkan kunci untuk dekripsi menggunakan kunci rahasia atau private key
(Prayudi, 2005).
C. Perancangan Sistem
Perancangan sistem yang dimaksud adalah perancangan rumusan kriptografi yang
akan digunakan. Dalam prakteknya tidak semua data harus dienkrip karena hal ini tentunya
menjadikan sistem tidak efisien dan berpengaruh terhadap response time.
Enkripsi umumnya diterapkan pada data seperti password, harga, gaji dan data lain
yang menurut manajemen dianggap sangat rahasia dan sangat perlu dijaga kerahasiannya
dari pihak pihak yang tidak berhak, utamanya kompetitor tentunya.
Data yang akan dienkrip ditentukan length atau panjangnya maximum 15 karakter.
Kemudian data tersebut dikelompokkan per tiga karakter, setelah itu tukar karakter karakter
dalam setiap kelompok dengan rumusan karakter pertama pindah ke karakter
kedua, karakter kedua pindah ke karakter ketiga dan karakter ketiga pindah ke karakter
pertama. Atau jika digambarkan dalam bentuk flowchart nya sebagai berikut :
s
tartr
t Hitung panjang
karakter
Kelompokkan pertiga
karakter
Setiap kelompok
tukar posisi karakter kesatu
ke kedua, kedua ke ketiga
dan ketiga ke keempat
s
elesai
rt
43
Dengan contoh diatas terlihat bahwa dengan enkrip data hasil enkrip sangat susah
ditebak data aslinya, sehingga data akan terjamin kerahasiannya
D. Kesimpulan
Enkripsi terhadap data merupakan salah satu cara ampuh untuk menjamin keamanan
data agar tidak jatuh ketangan orang yang tidak berhak. Ada bermacam macam metoda
enkripsi yang dapat dipilih dan masing masing metoda mempunyai masing masing
keunggulan. Data yang dienkrip hendaknya data yang memang sekiranya sangat perlu sekali
untuk diberikan jaminan kerahasiaannya seperti password, gaji karyawan, harga dan lain
sebagainya.
44
E. Daftar Pustaka
1. Diffie, Whitfield, Martin E Hellman. 1976. New Directions in Cryptography. IEEE
Trans. Info. Theory IT-22.
2. Prayudi, Yudi, Idham Halik. 2005. Studi Analisis Algoritma Rivest Code 6 (RC6)
Dalam Enkripsi/Dekripsi Data. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2005 (SNATI 2005), Yogyakarta.
3. Rizal, Ansar, Suharto. 2011. Implementasi Algoritma RC4 untuk Keamanan Login
Pada Sistem Pembayaran Uang Sekolah. Dielektrika, ISSN 2086-9487 Vol. 2 No.2.
4. Sadikin, Rifki. 2012. Kriptografi untuk Keamanan Jaringan dan Implementasinya
dalam Bahasa Java. Penerbit Andi, Yogyakarta.
5. Wirdasari, Dian. 2008. Prinsip Kerja Kriptografi dalam Mengamankan Informasi,
Jurnal SAINTIKOM Vol.5 No.2.
45
Penjaminan Syariah (kafalah)
Fajri Ali
Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
Abstract
Artikel ini berisi tentang penjaminan yang berlandaskan syariah Islam, yang
berkaitan tentang ; definisi dari penjaminan dan landasan hukumnya, fatwa Dewan
Syariah Nasional tentang Kafalah (Penjaminan) Syariah, perkembangan penjaminan
berbasis syariah di Indonesia, produk usaha penjaminan syariah. Pengenalan akad
penjaminan syariah (kafalah).
Kata Kunci : Penjaminan Syariah (Kafalah), Imbal Jasa Kafalah., Klaim, Investasi
Syariah, Fatwa Dewan Syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
1. Pendahuluan
Pada dasawarsa terakhir ini, perhatian umat Islam Indonesia terhadap ajaran
ekonomi yang berbasis Al-Qur’an telah berkembang dan terus mengalami kemajuan.
Pengetahuan ekonomi yang sesuai dengan ajaran Syari’ah Islam, yang semula hanya
diajarkan di pesantren-pesantren atau diterapkan pada kegiatan ekonomi sederhana
bagi pelakku ekonomi kelas bawah, saat ini mulai populer dan berkembang untuk
seluruh lapisan masyarakat di semua sektor ekonomi.
Ajaran Silam yang selama ini hanya tampak dalam bentuk ritual keagamaan
seperti pada saat kelahiran bayi (aqiqah), ijab qabul pernikahan (aqdu nikah), kenduri
membangun rumah dan penguburan mayat, tampaknya mulai bergeser. Ajaran Islam
saat ini telah disadari dan digunakan dalam dunia bisnis, termasuk dunia perbankan,
asuransi, pasar modal, pembiayaan proyek, transaksi eksport impor dan lain
sebagainya.
Tumbuhnya kehidupan ekonomi Syariah di Indonesia tidak terlepas dari
adanya pengalaman yang membuktikan bahwa ekonomi konvensional ternyata tidak
dapat sepenuhnya memenuhi harapan. Pengalaman adanya keuntungan minus
(negative spread) di dunia perbankan yang memukul telak operasionalisasi bank,
telah memunculkan kebangkitan baru ajaran Islam dan memicu umat untuk
bersyariah secara kaffah (total).
46
Bahwa kekgiatan ekonomi Islam yang memiliki filosofi utama yaitu
kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam untung (profit) dan rugi (risk) dapat
diterapkan di lembaga-lembaga keuangan modern dan merupakan alat untuk
mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan (Syafii Antonio :
2001)
Perkembangan ekonomi Syariah di Indonesia tidak terlepas dari dukungan
Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan Bank Indonesia (BI) yang telah memberikan
respon positif dan proaktif. Berdirinya bank berbasis syariah pertama kali di
Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992 merupakan
tonggak hadirnya prinsip syariah dalam transaksi ekonomi modern. Kelahiran bank
tersebut kemudian diikuti dengan bank-bank lain baik yang berbentuk entitas utuh
(berdiri sendiri) atau hanya berbentuk Unit Usaha Syariah dari kantor induk yang
konvensional. Tidak ketinggalan pula, lembaga keuangan lainnya bermunculan
seperti Asuransi Syari’ah, Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah, Pasar Uang
Syariah, Leasing Syariah, dan lainnya termasuk Penjaminan Syariah.
2. Kajian Pustaka
2.1. Pengertian Kafalah dan Landasan Syariah
Penjaminan dalam bahasa Arab adalah Al-Kafalah. Al-Kafalah merupakan
jaminan yang diberikan oleh penaggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain,
kafalah juga berarti “pengalihan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist, landasan Syariah penjaminan adalah
sebagai berikut :
a. Firman Allah swt dalam Al-Qur’an, antara lain :
1. QS. Yusuf (12) : 72
“Penyeru-penyeru itu berseru; “Kami kehilangan piala Raja dan dan barang
siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban
unta dan aku menjain terhadapnya”
2. QS. Al-Maidah (5) : 2
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan
janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.
47
3. Firman Allah dalam QS. Al-Qashash (28) : 26 :
Artinya : “ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, „Hai ayahku! Ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang paling baik
yang engkau pekerjaan (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya‟”
b. Sunnah Nabi SAW.
1. Hadist Nabi riwayat Al-Bukhari :
“Telah dihadapkan kepada Rasulullah saw. Jenazah seorang laki-laki untuk
disalatkan. Rasulullah saw. bertanya, „Apakah ia mempunyai utang ? sahabat
menjawab „Tidak‟. Maka, beliau menshalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah
lain, Rasulullah pun bertanya, Apakah ia mempunyai utang ?‟ Sahabat menjawab, „Ya‟,
Rasulullah berkata, Shalatkanlah temanmu ini (beliau sendiri tidak mau
mensalatkannya), Lalu Abu Qatadah berkata, „Saya menjamin utangnya, ya
Rasulullah‟, Maka Rasulullah pun menshalatka janazah tersebut (HR. Bukhari dari
Salamah bin Akwa).
2. Hadist nabi riwayat Abu Daud dari Sa’d ibnu Abi Waqqash, ia berkata :
“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertanian (atanaman)
yang tumbuh di ujung kali dan di tanah yang terairi air kali tersebut; maka Rasulullah
melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya
dengan emas atau perak (HR. Abu Daud dari Sa’d ibnu Abi Waqqash).
c. Kaidah Fiqh
1. “Pada dasarnyaa, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”.
2.2.Fatwa Tentang Kafalah (Penjaminan) Syariah
Dewan Syariah Nasional (DSN) Majlis Ulama Indonesia (MUI) telah
mengeluarkan Fatwa No. 74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan Syariah
tertanggal 18 Muharram 1430 H/15 Januari 2009;
Pertama : Ketentuan Umum
a. Penjaminan Syariah adalah penjaminan antara para pihak berdasarkan prinsip syariah
sebagaimana diatur dalam fatwa ini.
b. Imbal Jasa Kafalah adalah fee atas penggunaan fasilitas penjaminan untuk penjaminan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (kafalah bil ujroh).
48
c. Ta‟widh adalah ganti rugi terhadap biaya-baiaya yang dikeluarkan oleh pihak penerima
jaminan akibat keterlambatan pihak terjamin dalam membayar kewajibannya yang telah
jatuh tempo.
d. Denda keterlambatan (fee charge) adalah denda akibat keterlambatan pembayaran
kewajiban yang akan diakui selurhnya sebagai dana sosial.
Kedua : Hukum
Penjaminan syariah dibolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur
dalam fatwa ini.
Ketiga : Ketentuan Akad
Akad yang dapat digunakan dalam Penjaminan Syariah adalah Kafalah
bil Ujroh dengan ketentuan :
a. Objek yang dijamin dapat seluruh atau sebagian dari :
Kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi syariah;
Hal-hal yang dapat dijamin berdasarkan prinsip syariah.
b. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
c. Besaran fee harus ditetapkan dalam akad berdasarkan kesepakatan.
d. Kafalah bil ujroh bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
Keempat : Ketentuan dan Batasan (Dhawabith wa Hudud ) Penjaminan
Syariah
a. Penjaminan Syariah tidak boleh digunakan untuk menjamin transaksi dan objek yang
tidak sesui dengan syariah.
b. Pihak terjamin harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya.
c. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.
d. Dalam hal penjaminan dilakukan oleh bank syariah, maka bank dapat meminta jaminan
secara keseluruhan, sebagian atau menggunakan wa‟ad line facility.
e. Dalam hal penjaminan dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah, maka pembayaran
klaim penjaminan tidak boleh diambil dari dana tabarru‟ karena bukan kegiatan asuransi
syariah.
f. Dalam hal terjadi pembayaran klaim penjaminan, maka pihak penjamin berhak menagih
kepada pihak terjamin sebesar pembayaran klaim atau melepaskan haknya.
g. Tidak boleh memperjualbelikan hak tagih yang timbul dari poin f.
49
h. Penjaminan pada pembiayaan atau akad yang berbasis bagi hasil hanya boleh dilakukan
pada nilai pokok (ra‟sul maal).
i. Penjaminan syariah boleh dilakukan oleh bank syariah, asuransi syariah, lembaga
penjaminan syariah dan LKS lainnya.
j. Penjaminan dapat dilakukan -antara lain- atas: kemampuan bayar, kemampuan
penyelesaian kualitas dan kuantitas objek pembiayaan atau pekerjaan.
Kelima : Ketentuan Ta’widh dan Denda
a. Ta’widh
Pihak terjamin dapat dikenakan Ta’widh, sebagaimana diatur dalam
fatwa DSN-MUI No 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentan Ganti Rugi (Ta’widh).
b. Ta‟zir
Pihak terjamin dapat dikenakan ta‟zir, sebagaimana diatur dalam fatwa
DSN-MUI No 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentan Ganti Rugi (Ta’widh).
3.Perkembangan Perusahaan Penjaminan berbasis Syariah
Indonesia, Negara muslim terbesar di dunia terus mengalami perkembangan
ekonomi yang relatif tinggi setelah Negara China. Kemajuan bisnis berbagai sektor
ekonomi terus berkembang tak kecuali bisnis syariah yang menunjukkan peningkatan
volume usaha yang signifikan setiap tahunnya. Bisnis syariah yang memiliki peluang dan
prospek yang bagus antara lain adalah bisnis penjaminan/asuransi syariah. Peluang bisnis
penjaminan pembiayaan syariah ke depan relatif baik dengan indikasi rata-rata
pertumbuhan 27% pertahun dengan total pembiayaan perbankan syariah sebesar Rp 130
triliun yang dilaksanakan oleh 35 (tiga puluh lima) bank syariah. Dari potensi
pembiayaan syariah tersebut potensi pasar penjaminan diasumsikan sebesar 20% (Rp. 26
triliun), sedangkan jumlah pemain di bidang penjaminan baru satu perusahaan (dalam
bentuk unit usaha syariah) yaitu PT Perum Jamkrindo. Disamping itu, dengan peluang
pasar bisnis syariah relatif tinggi ini, perusahaan BUMN lainnya yaitu PT Askrindo pada
bulan Februari 2013 telah me-launching Perusahaan Anaknya PT Askrindo Syariah yang
bergerak di bidang penjaminan pembiayaan syariah.
Latar belakang pendirian perusahaan anak PT Askrindo Syariah adalah selama ini
PT Askrindo memperoleh permintaan bisnis syariah dari perbankan namun tidak dapat
dipenuhi karena memerlukan bisnis khusus syariah. Menurut informasi Askrindo selama
ini telah menjalankan Asuransi/Penjaminan pembiayaan syariah yang berbasis
50
konvensional dan ke depan akan ditata kelola lebih lanjut serta diarahkan pada bisnis
Askrindo Syariah sehingga penerapan prinsip bisnis penjaminan syariah dapat berjalan
sesuai ketentuan yang berlaku.
PT Penjaminan Jamkrindo Syariah atau disingkat menjadi PT Jamkrindo Syariah,
adalah Perusahaan Penjaminan yang berbasis syariah yang merupakan anak perusahaan
Perum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), BUMN Penjamin Kredit terbesar
di Indonesia. Pada awalnya, Perum Jamkrindo mendirikan unit usaha syariah yang
berbentuk Divisi Penjaminan Syariah berdasarkan Rekomendasi Dewan Syariah
Nasional MUI Nomor: U-217/DSN-MUI/IX/2006 tanggal 15 September 2006 yang
diresmikan pada 13 Februari tahun 2007.
Dari tahun ke tahun, bisnis Penjaminan Syariah semakin berkembang dengan
tingkat pertumbuhan volume penjaminan selama 7 tahun terakhir rata-rata sebesar
17,39%per tahun. Di samping itu, mitra kerja Penjaminan Syariah juga makin bertambah,
dimana pada tahun 2014 telah mencapai 26 mitra kerja, yang terdiri dari bank syariah,
institusi keuangan syariah non bank, UUS lembaga keuangan syariah, BPR Syariah dan
lembaga lainnya.
Karena perkembangan bisnis tersebut, maka PT Jamkrindo Syariah didirikan pada
tanggal 19 September 2014 dengan visi “menjadi perusahaan penjaminan syariah
terdepan yang mendukung perkembangan perekonomian nasional”.
Untuk mencapai visi tersebut, terdapat 3 misi yang dijalankan, yaitu :
Melakukan kegiatan penjaminan syariah bagi pengembangan entitas bisnis berbasis
syariah di Indonesia
Memberikan layanan yang luas dan berkualitas tingggi
Memberikan manfaat kepada stakeholder sesuai prinsip bisnis yang sehat dan
berlandaskan syariah.
Potensi bisnis penjaminan syariah di Indonesia relative besar. Hal ini dapat dilihat
dari pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah, dimana dalam 7
tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar 37,32% per tahun. Dari sisi
penyalur pembiayaan, jumlah bank syariah juga cukup banyak, dimana pada akhir tahun
2013 mencapai 194 bank yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha
Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Di samping itu, masih
terdapat potensi lainnya yaitu pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan
51
syariah non bank dan potensi penjaminan lainnya seperti penjaminan distribusi barang
dan surety bond.
Sebagai lembaga penjaminan pembiayaan, produk yang ditawarkan oleh PT
Jamkrindo Syariah cukup beragam, yang meliputi : Kafalah Pembiayaan Umum, Kafalah
Kontra Garansi, Kafalah Pembiayaan Multiguna, Kafalah Pembiayaan Mikro, dan Surety
Bond.
Untuk menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, maka PT Jamkrindo Syariah
mendirikan Kantor Cabang dan Sharia Service Channeling dengan bekerjasama dengan
Perum Jamkrindo. Dengan demikian total point service PT Jamkrindo Syariah adalah
sebanyak 35 kantor layanan.
Dalam memberikan pelayanan penjaminan syariah, PT Jamkrindo Syariah
bekerjasama dengan mitra kerja yang terdiri dari : Bank Syariah, Unit Usaha Perbankan
Syariah, BPR Syariah, Koperasi Syariah / Baitul Mal Wat Tamwil, Lembaga Asuransi
Syariah, Lembaga Leasing Syariah, Lembaga Reksadana Syariah, dan lembaga lainnya.
Dalam menjangkau potensi pasar, PT Jamkrindo Syariah senantiasa
mengedepankan kepuasan mitra kerja, dengan memberikan layanan secara Progresif,
PROfesional, GEsit, RESponsif dan InovatIF. PROfesional, bekerja berdasarkan
kompetensi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi stakeholders.GEsit,melayani mitra
kerja dengan cekatan dan kualitas prima. RESponsif, mengikuti perkembangan pasar
melalui pendekatan sinergis secara dinamis. InovatIF, mengembangkan produk dan jasa
layanan penjaminan secara berkelanjutan guna mendukung pertumbuhan bisnis mitra
kerja & kemaslahatan bersama.
Dengan sumber daya yang dimiliki, PT Jamkrindo Syariah siap menjembatani
entitas bisnis dalam memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan syariah, serta
menerbitkan surety bond untuk mendukung perkembangan bisnis nasabah dan lembaga
keuangan syariah.
Di Propinsi Banten telah berdiri pula lembaga penjaminan Kredit dengan nama
Jamkrida Banten. Akta Pendirian Perusahaan PT Jamkrida Banten No 10 yang berdiri
pada tanggal 24 September 2014 merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Propinsi Banten yang bergerak di bidang usaha Penjaminan Kredit.
Landasan hukum Pembentukan PT. Jamkrida Banten adalah Perda Propinsi
Banten No 3 tahun 2013 tentang Pembentukan Perseroan Terbatas Penjaminan Kredit
Daerah Banten. SK Menteri Hukum dan HAM No. AHU-27779.40.10.2014 tanggal 3
52
Oktober 2014 dan mendapatkan Ijin Operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.
Kep-126/0.05/2014 tentang Pemberian Izin usaha Perusahaan Penjaminan Kredit Kepada
PT. Penjaminan Kredit Daerah Banten tanggal 31 Oktober 2014. Modal disetornya pada
tahun 2015 ini mencapai 55 milyar, dengan rinician pemegang saham; Propinsi Banten
sebesar Rp 49,5 milyar dan PT. Banten Global Development sebesar Rp. 4,5 milyar.
Saat ini PT. Jamkrida Banten, dalam perkembangannya sedang melakukan proses
perijinan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membentuk Unit Usaha Syariah (UUS)
dalam rangka kerjasama dengan Perbankan Syariah atau Lembaga Keuangan Syariah
lainnya yang melakukan usaahanya di Propinsi Banten. Hal ini dilakukan dengan
banyaknya potensi pasar penjaminan syariah di Propinsi Banten ini.
3.1. Produk Usaha Penjaminan Syariah
Penjaminan Pembiayaan adalah kegiatan pemberian jaminan atas pemenuhan
kewajiban finansial Penerima Pembiayaan (Terjamin) kepada Penerima Jaminan. Proses
Penjaminan Pembiayaan melibatkan sekurang-kurangnya tiga pihak, yaitu badan usaha
pemberi pembiayaan yang didalam hal ini disebut Penerima Jaminan, debitur
pembiayaan yang dalam hal ini disebut Terjamin, dan Perusahaan Penjamin pembiayaan
yang dalam hal ini disebut Penjamin. Sifat dari Penjaminan Pembiayaan adalah
pengambilalihan atas risiko kegagalan Terjamin dalam memenuhi kewajiban finansialnya
kepada Penerima Jaminan, namun tidak menghilangkan kewajiban finansial Terjamin
kepada Penerima Jaminan sampai Penerima Jaminan menyatakan Pembiayaan Terjamin
tersebut lunas.
Penjaminan Pembiayaan diperlukan oleh Penerima Jaminan pada saat
permohonan pembiayaan dari Terjamin dinyatakan layak oleh Penerima Jaminan akan
tetapi belum memenuhi syarat administrasi perkreditan perbankan, khususnya dari sisi
pemenuhan kecukupan agunan. Jenis-jenis Produk Usaha Penjaminan terdiri atas:
a. Penjaminan Pembiyaan Usaha Rakyat (PUR)
Pembiyaan Usaha Rakyat (KUR) adalah Pembiayaan Modal Kerja dan/atau
investasi kepada UMKMK di bidang usaha yang produktif dan layak, namun belum
bankable dengan plafond pembiayaan sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin. Penyaluran KUR diharapkan dapat
membantu pengembangan usaha produktif.
b. Penjaminan Pembiayaan Umum
53
Adalah penjaminan atas kredit/pembiayan yang diberikan oleh Penerima Jaminan
kepada Terjamin untuk keperluan tambahan Modal Kerja dan/atau Investasi dalam
rangka peningkatan dan pengembangan usaha Terjamin, yang proses penjaminannya
dilakukan secara kasus per kasus.
c. Penjaminan Pembiayaan Mikro
Adalah penjaminan atas pembiayaan yang diberikan oleh Penerima Jaminan
kepada Terjamin, Pengusaha Mikro dan Kecil, untuk keperluan Modal Kerja dan/atau
investasi dalam rangka peningkatan dan pengembangan usaha Terjamin, yang jumlah
plafond pembiayaannya sesuai dengan ketentuan pembiayaan mikro di Penerima
Jaminan, dan proses pengajuan penjaminannya dilakukan secara kolektif.
d. Penjaminan Pembiayaan Konstruksi & Pengadaan Barang/Jasa
Adalah penjaminan atas pembiayaan yang diberikan oleh Penerima Jaminan
kepada Terjamin untuk keperluan tambahan Modal Kerja usaha jasa konstruksi dan
pengadaan barang/jasa sesuai dengan kontrak kerjanya, yang sumber pengembaliannya
berasal dari dana APBN/APBD/BUMN atau swasta nasional, yang proses pengajuan
penjaminannya dilakukan secara kolektif.
e. Penjaminan Pembiayaan Multiguna
Adalah penjaminan atas pembiayaan yang diberikan oleh Penerima Jaminan
kepada Terjamin, perorangan (pegawai tetap suatu Perusahaan/instansi Pemerintah) baik
yang penyalurannya dilakukan secara langsung maupun melalui lembaga lainnya, yang
sumber pengembaliannya dengan cara memotong gaji Terjamin dan proses pengajuan
penjaminannya dilakukan secara kolektif.
f. Penjaminan Distribusi Barang
Adalah penjaminan atas penyaluran barang dari Penerima Jaminan (produsen
barang) kepada Terjamin yang mewajibkan Terjamin untuk melunasi pembayaran dalam
jangka waktu tertentu.
g. Penjaminan Bank Garansi/Kontra Garansi
Adalah pemberian jaminan dalam bentuk kontra garansi atas fasilitas Bank
Garansi yang diterbitkan oleh Penerima Jaminan kepada Terjamin.
h. Surety Bond
54
Surety Bond Adalah suatu perjanjian 3 pihak antara Surety (pihak pertama) atas
dasar keyakinannya kepada Principal (Pihak Kedua) secara bersama-sama berjanji
kepada obligee (Pihak Ketiga) bahwa apabila principal oleh sebab suatu hal menjadi lalai
atau gagal melaksankan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan dengan obligee,
maka surety akan bertanggung jawab terhadap obligee untuk menyelesaikan kewajiban-
kewajiban principal tersebut
i. Penjaminan Pembiayaan BPRS
Penjaminan atas pembiayaan yang disalurkan perbankan dan/atau badan usaha
lainnya kepada nasabah BPRS
j. Penjaminan KPR Sejahtera FLPP
Kegiatan penjaminan terhadap penyaluran pembiyaan pemilikan rumah yang
merupakan program kerjasama antara Pihak Perbankan dengan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan margin rendah, cicilan ringan
dan tetap sepanjang jangka waktu pembiayaan yang diperuntukan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
k. Custom Bond
Perikatan penjaminan antara tiga pihak, pihak pertama (Penjamin/Customs
Company) terikat untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang timbul dari pihak kedua
(Terjamin/Principal) terhadap pihak ketiga (Penerima Jaminan/Obligee)
l. Penjaminan Keagenan Kargo
Penjaminan yang diberikan kepada Penerima jaminan/Obligee (Perusahaan
Penyedia Jasa Pengangkutan) atas kewajiban Terjamin/Principal (Agen Kargo) dalam
melakukan pembayaran ongkos angkut barang kepada Penerima Jaminan/Obligee.
m. Penjaminan Invoice Financing
Adalah fasilitas penjaminan atas pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga
Keuangan kepada Obligee terkait dengan tagihan Supplier dari Obligee. Penjaminan
Keagenan Kargo merupakan salah satu bentuk Payment Bond atau Jaminan Pembayaran
lainnya.
3.2. Mengenal Akad Penjaminan Syariah
55
Sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 74/DSN-MUI/I/2009 tanggal 15
Januari 2009 tentang Penjaminan Syariah akad yang digunakan dalam penjaminan
syariah adalah akad Kafalah bil Ujroh.
Ada tiga pihak yang terlibat dalam akad yaitu :
1. Kafil : Perusahaan penjaminan
2. Makful lahu : Bank Syariah/LKS
3. Makful Anhu : Nasabah Pembiyaan Bank Syariah/LKS
Keterangan :
(1) Makful Anhu mengajukan permohonan pembiayaan ke Makful Lahu.
(2) Sebelum pembiayaan direalisasikan, Makful Lahu mengajukan permohonan Kafalah
Pembiayaan ke Kafil.
(3) Bilamana ketentuan dan persyaratan disetujui oleh Kafil dan Makful Lahu, selanjutnya
Kafil menerbitkan Sertifikat Kafalah Pembiayaan.
(4) Makful Lahu melakukan realisasi Pembiayaan kepada Makful Anhu.
Bilamana terjadi pembiayaan macet, maka Makful Lahu mengajukan Ta’widh kepada
Kafil.
Dasar pertimbangan pendirian perusahaan anak PT Askrindo Syariah adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah pembiayaan syariah 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami peningkatan
dari Rp. 26,15 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp. 130,50 triliun) pada tahun 2012 (rata-
rata pertumbuhan 27% pertahun) yang dilaksanakan oleh 35 (tiga puluh lima) bank
syariah.
2. Dari potensi pembiayaan syariah tersebut potensi pasar penjaminan diasumsikan
sebesar 20% (Rp. 26 triliun), sedangkan jumlah pemain di bidang penjaminan baru satu
perusahaan di Indonesa (dalam bentuk unit usaha syariah).
3. Tingginya permintaan bisnis syariah dari perbankan kepada Askrindo namun
tidak dapat dipenuhi karena memerlukan bisnis khusus syariah.
Sedangkan dasar pertimbangan lainnya yang terkait pendirian perusahaan anak PT
Askrindo dengan regulasi sebagai berikut:
1. Pihak regulator sudah menyampaikan informasi bahwa kondisi darurat akan
dicabut pada Desember tahun 2013, sehingga diharapkan semua bisnis syariah pada
tahun 2014 menggunakan prinsip usaha syariah secara utuh (Full Pleged).
56
2. Biro Penjaminan BAPEPAM-LK (Sekarang OJK) membuka peluang bagi
perusahaan penjaminan pembiayaan untuk membuka bidang usaha penjaminan
pembiayaan konvensional maupun syariah.
3. Pihak Dewan Syariah Nasional sangat mendukung pendirian usaha dimaksud.
Prospek bisnis yang baik dan terbuka antara lain karena belum ada pemain pada
bidang penjaminan pembiayaan syariah sedangkan kue bisnis relatif cukup besar
seharusnya dapat menarik perusahaan asuransi/penjaminan konvesional masuk dalam
industri penjaminan pembiayaan syariah. Kendala pendirian dan hambatan masuk ke
industri tersebut masih relatif rendah bahkan Pemerintah mendorong agar industri
tersebut berkembang dan memberikan kontribusi ekonomi yang nyata.
3.3. Modal Pendirian
Dengan potensi bisnis yang relatif besar, pendirian bisnis di bidang Penjaminan
Pembiayaan Syariah sangat menjanjikan dan prospektif di masa depan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 222 tahun 2008, dengan modal setor Rp 100
miliar, perusahaan penjaminan pembiayaan syariah dapat didirikan. Secara umum
investasi pendirian (initial investment) meliputi biaya persiapan pendirian usaha baru dan
modal disetor sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Biaya persiapan pendirian usaha
baru adalah biaya yang dibutuhkan dalam rangka kebutuhan persiapan pendirian usaha
untuk memperoleh perijinan. Modal disetor adalah modal yang harus disetor yang
dibutuhkan untuk menjalankan usaha skala nasional. Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku minimal modal disetor adalah sebesar Rp. 100 Milyar. Dalam hal ini besarnya
modal disetor yang ditetapkan perusahaan adalah tergantung kapasitas usaha yang
diinginkan oleh perusahaan, mengingat adanya ketentuan batasan Gearing Ratio sebesar
10 kali modal disetor. Dalam rangka pelaksanaan usaha penjaminan Syariah yang baru
ini tentunya perlu dilakukan kesiapan infrastruktur tersendiri baik hardware maupun
software yang terpisah dari infrastruktur untuk usaha konvesional. Untuk itu kiranya
perlu dilakukan perencanaan dan persiapan pelaksanaannya sesuai dengan kondisi yang
dimiliki perusahaan.
3.4. Kunci Keberhasilan.
Saat ini, dalam menjalankan bisnis penjaminan pembiayaan syariah menggunakan
skim penjaminan kredit konvesional. Hal ini dilakukan karena bisnis tersebut merupakan
bisnis baru di Indonesia bahkan konon di dunia yang belum memiliki standard skim
57
penjaminan pembiayaan syariah sehingga dianggap dalam keadaan darurat. Selama proses
pematangan industri dan bisnis tersebut serta belum ada larangan dalam bisnis syariahnya,
maka untuk sementara skim penjaminan kredit digunakan. Perbedaan antara penjaminan
kredit konvensional dan penjaminan pembiayaan syariah adalah antara lain bahwa di
penjaminan pembiayaan syariah tidak boleh melanggar MAGRIB yaitu Maisir (gambling),
Maksiat, Gharar (uncertainty), Riba, Riswah (bribing) dan Dhulum (Un justice). Sementara
itu di bisnis penjaminan kredit konvesional masih ada yang melanggar prinsip MAGRIB.
Disamping itu perbedaan lainnya adalah pada penjaminan pembiayaan syariah sistem
akuntansinya berbasis Cash, sedang penjaminan kredit konvesional adalah Acrual.
Agar perusahaan penjaminan pembiayaan syariah dapat berhasil dan
menguntungkan, maka pada saat pendirian harus melakukan beberapa hal yaitu:
1. Mempersiapkan SDM yang kompeten di bidang penjamianan pembiayaan syariah.
Keahlian dalam bidang penjaminan pembiayaan syariah di Indonesia masih sangat
langka. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat diambil dari SDM yang mempunyai
pengalaman kerja di bidang penjaminan kredit konvesional.
2. Melakukan pendekatan bisnis dengan perbankan syariah
3. Membuat infrastruktur yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis penjaminan
pembiayaan syariah
4. Memiliki Dewan Pengawas syariah yang memiliki kompetensi di bidang penjaminan
pembiayaan syariah.
5. Menciptakan budaya syariah di lingkungan perusahaan.
Berdasarkan data empiris NPF untuk perbankan syariah selama ini menunjukkan
angka NPF yang relatif kecil dibandingan dengan bisnis perbankan konvensional, bisnis
penjaminan pembiayaan syariah menjadi lebih seksi dan menarik karena menjanjikan
loss ratio yang lebih kecil dibandingkan dengan penjaminan kredit konvensional.
Dengan demikian, proses bisnis penjaminan pembiayaan syariah ke depan sangat baik
dan patut untuk mengambil bagian di industrinya.
Keunggulan bisnis penjaminan pembiayaan syariah saat ini adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki NPF atau loss ratio yang relatif kecil
2. Baru ada 1 (satu) pelaku bisnis di bidang penjaminan pembiayaan syariah
3. Potensi bisnis atau kue relatif bisnis yang besar yaitu dilihat dari portofolio penyaluran
pembiayaan syariah yang dikucurkan oleh perbankan syariah
58
4. Ada kecenderungan bisnis syariah ke depan lebih baik dibandingkan dengan
konvensional. System ekonomi syariah telah teruji lepas dari krisis ekonomi global dan
orang bahkan berbagai Negara di Eropa/AS berbondong-bondong mulai menggunakan
syariah sebagai basis bisnisnya.
5. Potensi masyarakat Indonesia yang merupakan mayoritas muslim relatif besar dan
menjanjikan.
4. Penutup
Usaha penjaminan Syariah adalah bisnis yang baru berkembang pada beberapa tahun
ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat mendukung usaha Penjaminan Syariah ini.
Disebabkan potensinya yang sangat besar dalam perindustrian keuangan Syariah di
Indonesia. Prinsip-prinsip universal ajaran Islam harusnya tidak hanya terbatas pada ibadah
ritual belaka namun Muamalah dalam Islam juga harusnya menjadi pilar dalam berbisnis,
sehingga ajaran Islam membumi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mayoritas
Muslim ini. Wallahu a‟lam bishowab
5. Daftar Pustaka
1. Andri Soemitra, MA, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Penerbit Kwencana
Prenada Group, Jakarta, 2014.
2. Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI- Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI Penerbit CV. Gaung Persada, Jakarta Edisi Revisi 2006.
3. Nasroen Yasabari & Nina Kurnia Dewi, Penjaminan Kredit, Mengantar UKMK
Mengakses Pembiayaan, Penerbit PT. AlUMNI, Bandung edisi kedua 2014.
4. Prof H.A. Djazuli & Drs Yadi Janwari, M.Ag Lembaga-Lembaga Perekonomian
Umat ( Sebuah Pengenalan) Penerbit PT. Rajagrafindo Persada Jakarta 2002
5. Drs. M Zaudi Abdad, M.Ag, Lembaga Peronomian Ummat di Dunia Islam,
Penerbit Angkasa Bandung, 2003
6. Majalah Jamkrida Banten, Edisi HUT ke 1 tahun 2015
7. http://mulyono-oke.blogspot.com/2013/03/penjaminan-pembiayaan-syariah-
bisnis.html (2 Sept 2015)
59
Eskalasi Insan Kamil melalui Analisa Struktur Kepribadian Manusia
Rafiudin
Program Studi Manajemen Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
E-mail : [email protected]
Abstract
Manusia diberikan kedudukan penuh di dunia sebagai ciptaan yang terbaik,
kemuliaannya ada pada kualitas penghambaan dan kekhalifahannya. Degan mengerti
hakikat pribadinya yaitu nafs, dan dua fasilitas qalb dan jism yang diberikan oleh Allah Swt
akan membentuk skema berfikir yang lebih baik. Skema tersebut dianalisa dengan
membandingkan pendapat para ahli sebelumnya secara holistik, kemudian disederhanakan
agar lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan. Pondasi struktur kepribadian manusia
dibangun agar menjadi pemahaman yang utuh bahwa hakekat manusia ada pada jiwanya.
Qalb yang mengandung nilai-nilai ruhaniyah akan kembali kepada Allah Swt, demikian
halnya dengan jism yang akan kembali menjadi tanah, sementara jiwa yang kelak akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
.
Keywords: Abdun, Khalifah, Qalb, Nafs, Jism,
A. Pendahuluan
Hamba Allah swt yang beriman diperintahkan untuk selalu bertaqwa dan bersabar.
Merekalah kelompok orang yang mendapat kebaikan dan pahala yang tanpa batas (ajr
bighair hisaab) (Q.S, az-Zumar:10). Hamba Allah swt yang melampaui batas (musrif)
sungguh tidak dibenarkan untuk tidak mau betaubat lantaran dosa-dosa yang dia lakukan
menurut penilaiannya sangat banyak. Manusia tidak bisa mengukur sesuatu yang ghaib,
termasuk dosa, pahala, keimanan dsb. Jadi yang penting menurut pandangan Allah swt
adalah agar manusia tidak pernah lepas dari anggapan bahwa rahmat Allah swt dan keluasan
rahmat tersebut menandingi tumpukan dosa yang dilakukan oleh makhluk seisi bumi.
Berkecil hati dari pengampunan adalah dosa itu sendiri dan merupakan suatu kebodohan.
Lebih jauh tentang dosa sesungguhnya manusia yang dihukum adalah mereka yang
sadar ketika melakukan dosa. Dirinya sendiri sudah mengetahui telah melanggar dan sudah
merasa siap dihukum oleh Allah swt. Tapi jika ada nilai Islam di dalam dirinya maka
sesungguhnya menyadari beratnya dosa yang dilakukan dan ketidaksanggupan untuk
meninggalkan dosa sendiri adalah kata lain dari bertaubat dan merupakan jihad nafs, yang
terukur berat timbangan kebaikanya di sisi Allah swt. Menurut Feild (1994:50) kesadaran itu
60
butuh pada usaha “to be concious requires effort”. Jadi sadar akan kelemahan dan
ketidaksanggupan merupakan suatu usaha untuk mengakui bahwa ada yang lebih (Maha)
dari pada dirinya.
Di sisi lain manusia dengan demikian juga dilarang untuk menyepelekan dosa dan
mengklaim dosa pada seseorang sebelum orang tersebut mengakhiri hidupnya (meninggal
dunia). Sebab belum tentu mereka yang berlumuran dosa, buruk di akhir hayatnya (su‟ul
khatimah) atau mereka yang di pandang baik selama hidup, akan baik di akhir hayatnya
(husnul khatimah). Pada diameter inilah rahmat Tuhan selalu berkisar.
Berdasarkan pemahaman tersebut diperlukan sebuah usaha untuk mengetahui hakekat
pribadi manusia yang sebenarnya,dengan harapan setelah mengetahuainya akan lebih mawas
diri dalam bertindak dan bersikap serta mengerti kedudukannya sebagai manusia di hadapan
Allah Swt.
B. Kedudukan Manusia
Mengenal manusia berarti berusaha mengetahui segala perilaku dan tingkah laku
manusia secara holistik. Baik yang bisa diindrai, yaitu dengan mengadakan penelitian-
penelitian dan yang tak terindrai yaitu dengan memahaminya melalui pengalaman pribadi
atau dengan meminta orang lain untuk menceritakan pengalamannya, untuk menambah suatu
pemahaman mendalam tentang kedudukannya sebagai manusia.
1. Manusia Sebagai Ciptaan (Makhluk)
Allah swt berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusai dalam Al
Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang
paling banyak membantah” (Q.S, al-Kahfi:54)
Manusia sebagai hamba Allah swt yang paling banyak membantah (jadal)
demikianlah keterangan dari surat al-Kahfi ayat ke-54. hal yang sangat unik untuk
dimengerti bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang digembleng (dididik) dengan
banyak perumpamaan (matsal). Namun, justru karena didikan yang banyak tersebut
membuatnya sering melakukan bantahan. Dengan kata lain, manusia memiliki kesanggupan
untuk mengambil pelajaran baik secara fisik, psikis atau spiritual. Namun pada dirinya juga
lahir suatu rasa jenuh yang diakhiri dengan suatu tindakan defensif (menentang) berupa
bantahan (jadal).
61
2. Manusia Sebagai Hamba (Abdun)
Allah swt berfirman:
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada
Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan
bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-oang yang bersabaralah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (Q.S, az-Zumar:10)
Allah swt mengundang hambanya agar bertakwa kepada-Nya dengan cara menakut-
nakuti (yukhawwif) hamba-hamba yang diundang-Nya (Q.S, az-Zumar:16). Rasa takut itu
teralamatkan ke lubuk hati hamba-Nya yang paling dalam (qalb) sebagai mutiara yang
tersimpan, besar nilainya. Namun banyak dari hamba-Nya yang tidak mengetahui
keberadaan mutiara itu ketika masih hidup di dunia. Inilah cinta kasih Tuhan yang tersimpan
dan manisnya belum dapat dirasakan.
Cara-cara yang bisa dilakukan agar mutiara itu dapat dimanfaatkan dan dinikmati
keberadaannya. Ditegaskan oleh Allah swt yaitu dengan jalan taqwa, sementara ketaqwaan
tidak bisa begitu saja diraih, kecuali dengan kemauan dan kerja keras, yaitu dalam bentuk
ibadah (Q.S, al-Baqarah:21) dan secara khusus diberikan kepada mereka yang menjalankan
puasa ramadhan. Puasa yang dengan tegas dijanjikan oleh Allah swt sebagai sarana untuk
mengejar derajat taqwa di sisi-Nya (Q.S, al-Baqarah:183).
Ada perbedaan antara ketaqwaan dengan rahmat. Luasnya rahmat memungkinkan
manusia untuk dapat meraihnya walaupun tanpa usaha. Rahmat yang paling besar bagi umat
Islam adalah rahmat seorang figur yang tak tertandingi sepanjang jaman, yaitu Nabi
Muhammad saw. Beliau adalah rahmat yang paling nikmat dan lezat yang telah
dianugerahkan kepada umat manusia yang telah memeluk Islam. Semua umat sebenarnya
dapat merasakan kehadiran dan keberadaannya. Namun nilai rasa belum dapat dihadirkan di
lubuk hati terdalam mereka.
Rahmat dan Ilmu Laduni dua kata yang digambarkan dalam surat al-Kahfi ayat ke-
65, merupakan sesuatu yang diberikan (given) tanpa syarat. Kekuatan lahiriah dalam
psikologi barat dengan mengandalkan rasio nafsani tidak dapat menyentuh konsep ini. Rasio
nafsani tak bisa memahami dan merasakan kehadiran sesuatu yang given tersebut. Ia
merupakan pemberian yang diterima oleh seluruh manusia sebagai potensi. Sebagimana
kehadiran Nabi Muhammad saw ke dunia sebagai potensi, yaitu keteladanan menusia
sempurna (insan kamil) yang pernah ada di muka bumi. Suatu potensi tidak bisa
diaktualisasikan sebelum mencoba masuk ke gerbang kerajaannya, seperti memasuki potensi
Muhammad saw dengan masuk Islam. Sebagai gerbang kehidupan bermakna dan yang
62
sebenarnya tidak fatamorgana (saraab) layaknya kaum kafir dalam pandangan Allah swt
(Q.S, an-Nuur:39). Setelah masuk bukankah tidak akan mendapat sesuatu apapun jika hanya
duduk berdiam di depan gerbang tanpa terus mencoba menelusuri setiap sudut kerajaan dan
mencari sesuatu yang berharga di dalamnya. Tindakkan seperti ini bukan given lagi tapi hal
yang memerlukan usaha (kasab).
Rizki sebenarnya sesuatu yang given, yaitu ukurannya (qadar) tidak satupun manusai
yang diberi ukuran yang sama satu sama lain (Q.S, asy-Syuraa:27). Walaupun serupa bentuk
pekerjaannya dan bilangan pendapatannya. Namun tetap tidak sama jumlah akhirnya (total
amount). Rizki banyak bentuknya termasuk didalamnya adalah pasangan (zauj) dan
kekayaan (gina) (Q.S, an-Nuur:32). Dua hal ini adalah bentuk rizki yang amat tinggi dalam
pandangan rasio nafsani manusia. Tak jarang pertumpahan darah dan perebutan kekuasaan
yang terjadi berawal dari sudut pandang (view point) yang mendasarinya lebih terkait ke
kedua bentuk rizki tersebut.
Manusia yang memiliki sifat rendah hati (haun) yang telah tertanam pada dirinya
termasuk ke dalam golongan hamba Allah swt yang dirahmati (Q.S, al-Furqaan:63). Karena
segala tingkah lakunya mencerminkan sifat Tuhan ar-Rahman dan ar-Rahim. Baginya tak
ada perjumpaan selain memberi kebaikan dan keselamatan juga kedamaian (salam) pada
setiap makhluk yang dijumpainya. Mereka akan selalu memberi bahkan pada saat menerima
sekalipun, misalnya mereka menerima pemberian dari seseorang, betapapun ia menerima
sebenarnya ia memberi. Sebab, pemberiannya itu akan disampaikan kepada yang lebih
berhak bahkan do’a-do’a untuk kebaikan si pemberi akan selalu dipanjatkan, sehingga
pemberian tadi sebenarnya adalah penerimaan yang tak disadari.
Hamba Allah swt, yaitu manusia tidak semuanya diberi kebebasan penuh dalam
menjalani hidup. Mereka adalah para rasul yang sedemikian rupa dikemas (distel) dalam
kehendak (iradah)-Nya menjadi penjawantahan (perwujudan) sifat-sifat Tuhan di dunia
sebagai suri tauladan (uswah hasanah) untuk umat manusia. Dengan ketetapan janji, bahwa
mereka akan menjadi hamba Tuhan yang dirahmati dan dicintai-Nya dengan diberikan
pertolongan dalam setiap urusan dan kemenangan dalam setiap pertentangan (Q.S, asy-
Syafaat:171-173)
3. Manusia Sebagai Wakil Tuhan (Khalifah)
Allah swt berfirman:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menajdikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
63
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (al-Baqarah:30)
Allah swt juga berfirman:
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa
yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi
Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan
menambah kerugian mereka belaka” (Faathir:39)
Tipe khalifah yang dijadikan Allah swt di muka bumi merujuk pada Surat al-Baqarah
ayat ke-30 adalah tipe perusak (mufsid) dan suka membunuh (musfik). Para calon khalifah
memiliki karakter senang melihat darah mengalir di tubuh lawan yang dijadikan saingan.
Seorang perusak memiliki kemampuan membangun yang tinggi jika didasari oleh
kemampuan daya cipta yang tinggi. Tak ada suatu bangunan yang didirikan di atas tanah
tanpa harus merusak sesuatu yang sebelumnya telah ada. Mengalirkan darah adalah sesuatu
yang indah bagi para khalifah, hidup harus didudukkan pada fondasi siap mati dan hanya
Allah swt Yang Maha Hidup.
Orang yang dalam kesulitan (al-Mudtharr) dan kesusahan (as-Suu) merujuk pada al-
Qur’an Surat an-Naml ayat ke-62 amat dekat dengan Tuhannya. Do’anya akan terkabulkan
dan keinginannya akan cepat terlaksana. Demikian halnya keinginan seorang khalifah,
sehingga keputusan Allah swt mendudukkan manusia sebagai al-mudtharr dan orang yang
dalam keadaan susah (suu) memiliki potensi sebagai hamba yang mengenal Tuhan karena
kedekatan dirinya dengan Tuhan secara psikologis.
Musuh seorang khalifah adalah orang-orang kafir (Q.S, Faathir:39). Dalam Islam
dilarang memilih pemimpin dari golongan orang kafir. Hanya syarat ini yang tidak bisa
diubah dan tidak akan pernah memunculkan kebahagiaan apapun bagi kaum muslimin yang
dipimpin dan dikuasai oleh orang kafir, selain kerugian yang berlipat ganda baik secara
spiritual, psikis, fisik dan material.
Para nabi diutus di muka bumi adalah untuk menjadi khalifah tugas utamanya adalah
menegakkan keadilan. Ujian yang diberiakan kepada para khalifah sebagaimana dalam al-
Qur’an surat Shaad ayat ke-26 adalah hawa nafsu (Hawa), yaitu suatu dorongan keras dan
tak terbatas dalam perbuatan. Jika minum maka hausnya terasa tak pernah hilang. Jika ia
makan terasa laparnya tak pernah hilang. Jika ia berperang maka serbuan (ekspansi)-nya
terasa belum cukup luas dsb.
64
C. Struktur Kepribadian Manusia
Ada beberapa versi dalam pemberian struktur kepribadian perspektif psikologi Islam.
Al-Ghazali dalam Bastaman (1005:93) membagi menjadi empat, yaitu Kalbu, Ruh, Nafs dan
akal. Sementara itu al-Ghazali dalam versi Mujib di bagi tiga, yaitu Hawa Nafs, aql dan
qalb, ketiganya disebut nafs lalu kemudian dibagi menjadi dua secara garis besar, yaitu jasad
dan ruh. Mubarok (2005:45) membagi menjadi empat juga, yaitu nafs, qalb, aql dan
basyirah. Sukanto (1985:148) membaginya menjadi empat sistem, yaitu qalb (angan-angan
ke-haitan), fuad (perasaan/hati nurani/ulu hati), ego (aku sebagai pelaksana dari kepribadian)
dan tingkah laku (wujud gerakan).
Dari sekian banyak pendapat disimpulkan bahwa struktur kepribadian dibagi tiga,
yaitu qalb (struktur terdalam pada manusia dikendalikan oleh ruh, rekan kerjanya adalah
wahyu dan ilham), jism (struktur terluar pada manusia dikendalikan oleh fisik/badan, rekan
kerjanya adalah hawa nafsu dan nafsu syahwat) dan nafs (unsur yang menjadi perpaduan
qalb dan jism dikendalikan oleh rasio qalbani dan rasio nafsani, rekan kerjanya adalah qalb
dan bala tentaranya, serta panca indera dan seluruh anggota tubuh).
1. Qalb (Hati)
Qalb menurut Ibn Arby dalam Corbin (1998:221) adalah “the organ which produce
true knowledge, comprehensive intuition, the gnosis (ma‟rifah) of God and the divine
myteries, in short, the organ of everything connoted by the term “esoteric science” (i‟lm
bathin)” yang berarti qalb adalah suatu organ tubuh yang menghasilkan pengetahuan yang
65
benar, intuisi yang menyeluruh, mengenal Allah swt dan misteri ketuhanan. Singkatnya hati
adalah bagian organ segala sesuatu yang memenuhi syarat untuk mengetahui ilmu ghaib,
dalam istilah Faridi (1993:59 dan 66) qalb disebut intelegent self yang berarti qalb adalah
tempat pertanggunganjawaban manusia “qalb is the seat of human responsibility.”
Sifat qalb yang seperti inilah yang kemudian disebut dengan istilah rasio qalbani
yang ada dalam nafs, sebagai penjelmaan selfish self, yaitu tempat mengaktualisasikan segala
potensi yang ada pada qalb berupa kekuatan ruhani sehingga berdampak pada tindakan atau
prilaku. Gawain (2002:61) mengatakan bahwa tindakan fisik secara kreatif adalah untuk
mengekspresikan spirit (ruhani).
Freud menggunakan istilah Ego, lihat pula paparan Chishti (1991:28) yang
menyembut nafs sebagi “station of egotism” pada tahap ini diistilahkan dengan rasio
nafsani, yang berpusat pada nilai keakuan (egoism). Berbeda dengan rasio qalbani yang
berorientasi pada kebaikan tanpa sedikitpun rasa prasangka buruk atau menduga-duga.
Chisthi mengungkapkan: “Saya hanya ingin melakukan kebaikan di dunia, aku mencintai
alam dalam segala bentuknya, aku menerima setiap orang, oh alangkah mengagumkan
kehidupan ini” “I wan to do only good in the world. I love nature in all its forms. I accept
everyone. Oh, what a wonder life is!”
Dengan demikian qalb adalah bagian spiritual manusia. Ia ada tapi keberadaannya
hanya dapat dirasakan, seperti tiupan angin yang semilir terasa menyejukkan. Untuk dapat
merasakannya dibutuhkan seni tersendiri, yaitu menghaluskan segala gerak dan daya, baik
dengan berdzikir, i’tikaf, muhasabah, shalat atau dapat juga melalui meditasi dengan
memusatkan perhatian pada sentuhan-sentuhan kasih sayang Tuhan. Sebagaimana halnya
bagian fisik, qalb juga memiliki kebutuhan, antara lain: ketenangan, kedamaian,
ketentraman, keindahan dan cinta, gerakan qalb amat halus, lembut tapi memiliki kekuatan
yang tak terbendung oleh apapun.
Kesepadanan gerak dan bisikan ruhani, serupa dengan kebenaran wahyu dan ilham,
sehingga kebenaran bagi mereka yang terbuka dan tersingkap tabir di balik dirinya adalah
sama dengan kebenaran wahyu. Penjelasan akan hal itu adalah:
a) Wahyu
Fungsi wahyu adalah sebagai pemberi informasi dan sebagai konfirmasi (Yusuf,
2003:79). Wahyu di kalangan awam menduduki peringkat sebagi pemberi informasi
tentang kekuasaan dan keagungan Tuhan. Segala informasi tersebut datang dari langit
dan terus menjadi pedoman sepanjang masa bahwa keberadaan Tuhan tidak dapat
66
disangkal dan tak perlu diragukan lagi. Bagi mereka yang awam akan dengan sendirinya
mengikuti dan menjalankan segala perintah Tuhan tanpa banyak memperdebatkannya
terlebih dahulu.
Wahyu juga sebagi konfirmasi, bagi yang akalnya bisa digunakan dan terlatih dalam
memahami segala ciptaan Tuhan. Ia tidak bisa begitu saja menerima segala apa yang
disampaikan oleh wahyu. Ia akan bertanya dan mencoba memahaminya sampai wahyu
tersebut benar-benar ia yakini keagungannya. Sebagai bahan konfirmasi tentunya
memiliki tingkat atau kedudukan yang lebih tinggi daripada kekuatan akal. Oleh sebab
itu akal yang belum terkena sinar atau percikan cahaya wahyu akan sangat liar melebihi
serigala dan hewan buas lainnya, sedangkan akal yang telah dituntun oleh wahyu akan
terasa indah dan selaras, sebab vibrasi wahyu selalu menyejukkan. Bergaul dengan
wahyu seperti al-qur’an dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan
kemampuan, kesempatan dan minat. Al-quran dapat dibaca dengan nada yang indah,
diteliti tata bahasa dan materinya sehingga dapat menambah keimanan.
b) Ilham
Yunus (1990:404) mengartikan ilham sebagai petunjuk Allah swt ke dalam hati
manusia untuk berbuat kebaikan. Petunjuk ini didapat berkat rahmat Allah swt dan ketika
sampai kepada seseorang maka dapat menghilangkan rasa ragu pada dirinya.
Keyakinannya tumbuh dan berkembang dengan pesat, kekuatan rohani yang semacam ini
tak mungkin didapat melalui pembelajaran yang kerapkali diliputi oleh keragu-raguan
bahkan jika dicermati, banyak yang semakin ragu setelah mengadakan pembelajaran
dengan akal. Terlalu mengandalkan rasio dalam memahami makna kehidupan kurang
bijaksana dan meninggalkannya merupakan kebodohan yang tak dapat diampuni oleh
zaman.
2. Jism (Jasmani)
Jasmani adalah struktur terluar manusia, berupa badan atau tubuh fisik biologis.
Keberadaannya dapat dilihat oleh mata kepala, bentuk rupanya dapat langsung dinilai.
Banyak manusia yang akal fikirannya hanya mampu memberikan penilaian pada sesuatu
yang bersifat jasmani. Mereka mengagumi dan mendewakannya walaupun sebenarnya
fatamorgana, dijadikan dari tanah dan akan kembali lagi menjadi tanah.
Jasmani ini akan menemani manusia hingga terpisahnya nyawa dari padanya. Ia akan
kambali menyatu dengan tanah menjadi santapan cacing-cacing tanah dan belatung. Sebagai
67
salah satu struktur terbentuknya kepribadian tentu ada unsur-unsur intrinsik yang
dibawanya, yaitu: hawa nafsu,
a) Hawa Nafsu
Menurut Mubarok (2005:120) hawa nafsu adalah dorongan (syahwat) kepada sesuatu
yang bersifat rendah, segera dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Jika seseorang
dalam memilih lebih dipengaruhi oleh hawa maka kecenderungannya adalah pada
kenikmatan segera atau bahkan pada kenikmatan sesaat, bukan pada kebahagiaan abadi.
Jika orang di dalam memilih lebih dipengaruhi oleh tuntunan nurani dan agama maka
pertimbangannya lebih pada memilih kebahagiaan abadi, meski untuk itu sudah
terbayang harus melampaui terlebih dahulu fase-fase kesabaran dalam menghadapi
kesulitan dan kepahitan hidup.
b) Nafsu Syahwat
Syahwat menurut Mubarok (2005:119) adalah merupakan fitrah kecenderungan yang
bersifat universal. Menurutnya menjalankan sesuatu yang mengikuti fitrah seperti
menyukai lawan jenis, menyayangi anak dsb. Jika dilakukan secara benar (syah dan halal
menurut syariat) maka akan bernilai ibadah atau sekurang-kurangnya mubah.
Pada diri manusia juga ada syahwat yang lebih condong kepada hal yang negatif.
Sebenarnya Allah swt telah mensemayamkan nilai-nilai Ilahiyah pada diri manusia dalam
bentuk Ruh atau dalam istilah Sukanto (1985:35) biasa disebut Divine Flash atau
Goddelijk Vonk (Nur Ilahi) yang karenanyalah ia hidup. Diturunkannya wahyu melalui
para nabi juga ditujukan pada hati manusia, karena hanya hati yang mampu memahami
alam matafisik (ghaib). Allah swt berfirman: Dan sesungguhnya al-Qur‟an diturunkan
oleh Tuhan semesta alam, diturunkan dengan perantara Ruh al-Amin pada hatimu untuk
dijadikan sebagai peringatan. (Q.S. As-Syu‟ara: 192-194).
Syahwat yang berarti daya-daya seksual mampu melakukan hubungan seksual
dengan memperoleh kenikmatan jasadi, namun belum tentu memperoleh kebahagiaan.
Semua menjadi terasa bahagia apabila elemen ini berinteraksi dengan Qalb (Mujib dan
Mudzakir, 2002:51). Kenikmatan tentunya akan mudah diraih dengan cara mewaspadai
segala dorongan-dorongan biologis pada diri manusia.
Perbedaan hawa nafsu dengan nafsu syahwat adalah, hawa nafsu dorongannya ke
arah pemuasan fisik biologis. Dua jenis dorongan ini masing-masing memiliki
68
kecenderungan yang satu sama lain akan sangat menunjang eksistensi manusia jika dapat
diarahkan ke hal-hal yang positif.
3. Nafs (Psikis)
Psikis merupakan gejala psikologis yang dapat disaksikan dan diinderai, jika telah
terakumulasi dalam bentuk tingkah laku. Baik yang disengaja ataupun pada gerakan refleks,
yaitu gerakan yang terjadi tanpa disadari. Hal positif dari nilai psikis adalah rasa sayang dan
ramah sedangkan negatifnya akan ditemukan pada sifat emosi, marah, dengki dsb. Al-
Ghazali dalam Rizvi (1989:68) mengatakan bahwa “most of the mental disorders are due to
emotional problems” yang berarti kebanyakan gangguan mental disebabkan oleh masalah
emosi.
Berkenaan dengan pembahasan tentang psikis maka menopang bentuk istilah akal,
suatu istilah yang tergambarkan jika telah berbentuk perilaku. Psikologi barat yang selama
ini dikenal sebenarnya berpusat (centered) pada pembahasan akal (brain) yang
memunculkan peristilahan reasoning (berfikir dengan argumentasi) dan meaning
(pemaknaan). Tak terlalu berlebihan kiranya jika para sarjana muslim mengklaim bahwa
psikologi (ilmu jiwa) benar-benar belum menyentuh konsep jiwa itu sendiri dalam
pembahasannya. Ada beberapa fungsi dari akal (brain) sebagaimana diungkapkan Katz dan
Rubin (1999:09), yaitu menerima (receive), mengatur (organize) dan menyampaikan
(distribute) informasi untuk membimbing (guide) segala tingkah laku dan juga menyimpan
(store) informasi-informsi penting untuk digunakan di masa depan.
Secara spintas memang ada pembahasan ke arah tersebut. Lihat saja ada pembahasan
cinta, kesenangan, kebahagiaan dsb. Tapi konsep cinta yang diberikan adalah konsep cinta
yang materialistis, yaitu terukur oleh gemerlapnya harta dan kekuasaan yang berujung pada
pemuasan aspek fisik biologis semata. Dengan kata lain jiwa dalam hal ini tidak
mendapatkan apa-apa, meskipun ada kata pemuasan tapi itu terukur oleh rasio nafsani dan
bersifat semu.
Rasio nafsani menggunakan kata akal. Dalam beribadahpun selalu menambahkan
untung rugi dan upah. Hal ini tercermin dalam surat Huud ayat ke-51. demikian juga tenteng
rizki seperti buah korma dan anggur yang digambarkan dalam surat an-Nahl ayat ke-67 juga
berkenaan erat dengan Rasio Nafsani yaitu ada timbal balik dan ada baik buruk dalam
pendefinisiannya. Hal serupa juga didukung oleh pendapat HAMKA yang dikutip oleh
Yusuf (2003:124-125) bahwa kemampuan membedakan baik dan buruk merupakan salah
69
satu kelebihan manusia dari akalnya. Sebuah perumpamaan juga bisa terjadi sebagai bahan
pemikiran rasio nafsani karena sifatnya sangat empiris.
Akal manusia menurut al-Ghazali dalam Bastaman (2005:81) sangat beragam dan
dapat dikelompokkan atas: (1) akal praktis (al-„amilat) dan (2) akal teoritis (al-„alimat)
berdasarkan tinggi jangkauannya dapat dibedakan atas; akal material (al-„aql al-hayulani),
akal mungkin (al-„aql al-malakat), akal aktual (al-„aql bi al-fi‟li) dan akal perolehan (al-„aql
al-mustafad). Kemampuan ini ada batasnya di atas akal ada ilham yang dimensinya lebih
tinggi dan mendekati hakikat. Inilah salah satu kelebihan rasio qalbani, yaitu mendapatkan
ilham. Dan setelah tenggelam dalam tasawuf al-Ghazali kemudian menbaginya ke dalam dua
bagian, yaitu (1) akal (berfikir dan belajar) dan (2) taklid (mengikuti) kepada Nabi.
Dari pemaparan al-Ghazali tersebut disimpulkan bahwa akal yang dimaksud dengan
berfikir disini adalah rasio nafsani dan taklid yang mengikuti nabi sebagai rasio qalbani.
Memang dalam rasio qalbani sangat jauh berbeda dengan rasio nafsani. Ia tidak menyangkal
karena semua yang terekam olehnya adalah kebaikan dan kebenaran, bertumpu pada
keyakinan sehingga melahirkan sebuah tindakan taklid, yaitu ikut berasaskan keyakinan
bahwa segala perbuatan yang sesuai dengan tingkah laku nabi adalah benar.
Menurut Ma’an Ziyadat dan Ar-Raghib al-Ashfahaniy dalam Mujib dan Mudzakir
(2002:52) secara etimologi akal memiliki arti al-imsak (menahan), al-ribath (ikatan), al-hajr
(menahan), an-nahy (melarang), dan man‟u (mencegah). Memang kata akal sendiri tidak
ditemukan dalam bentuk kata benda (noun). Perlu tinjauan lain untuk mengetahui
pemaknaan sebenarnya tentang akal. Akal juga biasa disinonimkan dengan otak yang
menurut Malinda Jo Levin dalam Mubarok (2002:32) bahwa otak kiri (left brain) bekerja
untuk hal-hal yang bersifat logik seperti bahasa, berbicara, hitungan matematika dan
menulis, sedangkan otak kanan (right brain) bekerja untuk hal-hal yang bersifat emosi,
seperti seni, apresiasi, intuisi dan fantasi. Ramachandran dan Marshall dalam Hawari
(2002:143) mengatakan bahwa di bagian depan otak manusia (lobus frontalis), terdapat suatu
bagian tertentu yang apabila diberikan rangsangan-rangsangan gelombang mikro elektronik
maka orang yang bersangkutan akan merasakan sebuah kekhusukan, kedamaian, rasa dekat
kepada Tuhan. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa di bagian otak ini ada titik yang
menghubungkan dengan jiwa, kalbu dan kemudian kepada Tuhannya. Titik ini mereka sebut
sebagi God Spot.
Al-Ghazali dalam Rizvi (1989:50) mengatakan bahwa: “The human soul is capable
of attaining perfection, but to attain it, has to pass through many stages of development, viz,
70
sensuous (mahsusat), imaginative (mutakhayalat), instinctive (muhimat), rational (ma‟qulat)
and the deivine”.
Secara sederhana akal dibagi ke dalam empat bagian, yaitu:
a) Akal Hidup
Tak bisa berfikir (miss-opsi), sebab segala informasi yang masuk ke dalam akal
yang hidup, terurai dalam satu persepsi akan kebenaran. Sehingga yang timbul adalah
pembenaran dan pengakuan dan kesiapan mengikuti. Dalam terminologi al-Ghazali
disebut dengan taklid (ikut tanpa perlu mempertanyakan).
b) Akal Sehat
Akal yang menunjukan sesuatu kepada pembuktian dan penuh perhitungan.
Kesempurnaan akal jenis ini adalah memberikan suatu statemen atau argumentasi
yang kebenarannya diakui oleh umum (publik), berdasarkan data-data dan siap untuk
diuji coba akan kebenaran dari teori yang dilahirkannya.
c) Akal Sakit
Akal yang sakit adalah akal yang jika dilihat secara fisik, memiliki kaitan
dengan gangguan fisik. Seperti orang yang sakit gigi atau demam tinggi. Akan terasa
berat menggunakan akal dalam hal ini adalah berkonsentrasi atau melaksanakan
tugas-tugas kantor. Orang yang akalnya sakit, disebabkan gejala fisik biologis maka
cenderung tidak destruktif (merusak) bahkan ia akan terlihat lemah baik secara fisik
atau psikis. Sedangkan secara ruhani adalah sakit pada bagian hati (qalb),
penyebabnya adalah dosa, baik yang dilakukan secara sengaja atau tidak. Seperti:
provokator (hasud), dengki (hasad), unjuk diri (ujub), sombong (takabbur),
berbangga diri (tafakhur), angkuh (mukhtal), ria, kikir (bakhil), mengumpat (gibah),
berbohong (kidzib), mengadu domba (namimah). Pada penderita terlihat sehat walau
sebenarnya mereka itu adalah sekelompok orang yang sangat berbahaya. Mereka bisa
menghancurkan dan tidak punya rasa belas kasihan dalam menghakimi orang lain di
sekitarnya.
d) Akal Mati
Orang yang akalnya telah mati berarti secara fisik memang ada kerusakan di
jaringan signal otak disebut Dis-Fungsi. Penderitanya seperti orang gila yang sering
ditemukan di tepi jalan.
Berbicara tentang akal berarti tak terlepas dari diri atau nafs, yaitu implementasi
sebuah reduksi dari pergolakan unsur terdalam, yaitu ruhani dan jasmani yang
71
kemudian melahirkan sebuah tingkah laku. Jadi tingkah laku merupakan puncak
pilihan yang terasionaliasikan oleh akal. Sedangkan akal itu sendiri sebenarnya
merupakan tingkah laku (amaliyah) tersendiri. Amaliyah yang disadari disebut
amaliyah yang trasionalisasi (akal bereksistensi). Tapi jika suatu amaliyah tidak
disadari berarti tak ada campur tangan rasio dan hilanglah hukum taklif yang semula
dibebankan kepada manusia.
Berikut adalah gambaran struktur kepribadian manusia dilihat dari sudut
pandang keilmuan terutama yang berkaitan dengan persoalan logika dan spiritual,
dan jika keduanya dipadukan maka akan membentuk setiap pribadi manusia menjadi
sempurna atau dikenal dengan sebutan insan kamil.
Nafs inilah sebenarnya yang akan dimintai pertanggungan jawab.
Keeksistensiannya membuat seseorang terkena hukuman baik di dunia maupun di
akhirat, karena amaliyah yang terasionalkan dapat dikatakan dengan perbuatan yang
disengaja, bahkan dapat pula dikatakan sebagai perbuatan yang telah direncanakan.
Dalam hukum negara, bagi manusia yang melakukan tindak (pidana atau perdata)
mendapatkan ancaman hukuman (vonis) paling berat.
Ada yang berpendapat bahwa Qalb-lah sebenarnya yang berfikir, ini sah saja
sebab qalb memiliki bala tentara yang banyak, yaitu sama seperti panca indra ada
lima, yaitu indra pendengaran (as-sama), indra penglihatan (al-bashar), indra
penciuman (asy-syumm), indra perasa (adz-dzauq) dan indra peraba (al-lums), dengan
ditambah kemampuan berupa ilmu, hikmah dan tafakkur (al-Ghazali, t.th:06).
72
Pemahaman qalb jika sudah maksimal pada diri seseorang justru akan
menghilangkan hukum taklif. Oleh sebab pengetahuan yang didapat oleh qalb jauh
melampaui batas bahasa manusia, sehingga hanya orang-orang tertentu yang
mungkin sederajat saja yang dapat mengerti perkataannya. Lihat bagaimana al-Hallaj
dihukum mati, lihat bagaimana Syeikh Lemah Abang atau Syeikh Siti Jenar di
hukum mati, kesalahan perilaku orang yang pemahamannya melebihi ambang nafsani
tidak dapat diukur oleh hukum syar’i, sebab tidak akan pernah menyentuh hakikat
dari segala kondisi.
Islam memiliki ambang tanpa batas tersebut melalui pengalaman bertasawuf.
Tapi jika itupun digunakan tentunya hanya pada tataran therapist, konselor atau
psikolog muslim saja yang dilakukan di belakang layar, yaitu ketika bermunajat
kepada Allah swt. Sedangkan ambang pasien atau klien hanya dapat disentuh oleh
diagnosa nafsiah. Inilah yang sebenarnya sedang berlangsung di dunia psikologi pada
umumnya, yaitu psikolog yang lahir di barat dengan berasaskan aspek eksperimen
sebagai solusi atas gangguan psikis yang dialami manusia.
Kaitan Nafs dengan hukum taklifi berujung pada istilah fiqh dalam agama
islam yaitu berupa syariat islam. Ketentuan yang ada dalam fiqh sebenarnya
berasaskan pada rasio nafsani, hukum-hukum yang terkandung dalam kitab-kitab fiqh
benar-benar diangkat dari dalil-dalil yang jelas (muhkamat). Penerapan hukum akan
spontanitas diakui oleh rasio nafsani, lain halnya dengan pembahasan dalam kitab-
kitab yang berkaitan dengan fadhail al-a‟mal (kesempurnaan perilaku).
Sasaran yang diutamakan adalah pembentukan dan pembinaan rasio qalbani
yang murni (pure). kelompok manusia yang menggemari pembinaan ini adalah para
sufi atau para salik (pejalan spiritual). Banyak amaliyah yang dilakukan sangat
bertentangan dengan rasio nafsani. Bukankah banyak didapat dari kisah-kisah
manusia yang berprilaku aneh dalam kehidupan nyata.
Pembahasan terakhir adalah pembahasan kepada kitab-kitab akhlak. Akhlak
menurut al-Ghazali dalam Mubarok (2002:59) adalah keadaan batin seseorang yang
menjadi sumber lahirnya perbuatan di mana perbuatan itu dilakukan dengan mudah
tanpa memikirkan untung ruginya. Ada sebagian orang yang menganggap bahwa
kitab-kitab tentang akhlak adalah kitab tasawuf. Ada perbedaan, walaupun memang
ada kitab seperti Ihya Ulumuddin yang banyak membahas tentang akhlak (budi
pekerti), disimpulkan bahwa kitab tersebut adalah hasil usaha pengarangnya yaitu al-
73
Ghazali yang ingin membumikan konsep tasawuf, yaitu dengan menjelmakannya ke
dalam pembahasan akhlak. Sebagian peneliti mengatakan bahwa corak kesufian al-
Ghazali masuk dalam kelompok tasawuf akhlaki.
Kitab akhlak adalah kitab yang menjelmakan manusia menjadi insan kamil
(manusia sempurna), yaitu manusia yang mendudukkan kemuliaan di pertengahan
(middle/awsat), yaitu baik dipandang Tuhan dan wajar dipandang manusia. Maulana
Ashraf Ali dalam Rizvi (1989:82) berkomentar bahwa akhlak manusia bisa timbul
karena tiga kekuatan yaitu, rasio atau kekuatan intelektual (aql), sensualitas atau
kekuatan hasrat (syahwat) dan nafsu atau kekuatan yang meledak-ledak (hawa).
Kelemahan dari psikologi barat adalah mendudukkan jiwa di atas pemaknaan
rasio nafsani semata. Rasio nafsani sama diartikan dengan ungkapan nabi “antum
a‟lamu bi umuri dunyakum”, yaitu kalian lebih tahu akan urusan dunia. Pembahasan
para psikolog barat mandeg (mentog) pada lotre dunia berupa kesenangan semua.
mereka sebenarnya ingin mendekati rasio qalbani. Terbukti dari paparan para
psikolog humanism yang mulai menyentuh unsur intrinsik pada diri manusia yaitu
“makna”. Namun, mereka tidak dapat menyentuhnya. Sebab, pendekatan rasio
qalbani sangat berlawanan dengan rasio nafsani. Rasio qalbani bekerja di dalam dan
membentuk eksistensi berupa tingkah laku yang sulit dimaknai. Sulitnya seperti
orang awam yang membaca buku yang tertulis dalam bahasa asing. Sedang rasio
nafsani dapat termaknai dan dapat dengan mudah diaplikasikan.
Al-Ghazali (t.th.12) membagi Qalb ke dalam empat bagian yaitu (1) qalb
ajrad yang di dalamnya ada sinar yang terang benderang yaitu qalb orang mu’min,
ajrad dalam kamus Yunus (1990:86) diterjemahkan dengan “botak” artinya bersih
dari sesuatu (kosong) (2) qalb aswad (hitam) dan terbalik (dari kebenaran, pen), yaitu
qalb orang kafir (3) qalb aglaf (tertutup) dan terikat rapat dalam ikatan, yaitu qalb
orang munafik dan (4) qalb mushaffah (rata), yaitu qalb yang memiliki dua
kecendrungan antara iman dan nifaq (kepalsuan).
Akal inilah yang berperan penting dalam kajian psikologi barat. Akal dapat
berfungsi dengan baik jika didukung oleh sima‟ah (pendengaran), bashirah
(penglihatan) dan fuad (hati) sebagai alat bantu untuk menstimulasi akal budi
manusia. Kesimpulannya, adalah dua kekuatan akal, yaitu kekuatan terindrai dan
kekautan tak terindrai. Kekuatan terindarai kemudian disebut sebagai Rasio Nafsani.
Salah satu contoh aplikasinya adalah: ketika melihat pohon, yang ada benaknya
74
adalah pemanfaatan dan eksploitasi, ketika mendengar yang terekam adalah baik
buruknya dan ketika merasa yang dialami adalah kesenangan dan ketidaksenangan.
Rasio nafsani dapat ditingkatkan dengan membaca buku, diskusi, menulis dan
latihan-latihan lainnya yang ada kaitannya dengan panca indera.
Sedangkan kekuatan yang tak terindrai disebut dengan Rasio Qalbani. Syerif
(2001:92) menggunakan istilah nalar keimanan (al-aql al-imani) untuk nengungkap
fenomena antikodrati. Demikian halnya rasio qalbani yang mampu menembus alam
metafisik bahkan ia tetap aktif ketika seseorang tertidur, contoh aplikasinya adalah
ketika melihat makna yang dilihatnya adalah keagungan Tuhan, ketika mendengar
maka yang terekam adalah nasihat dan pelajaran (hikmah) dan ketika merasa yang
dirasakan adalah sentuhan kasih sayang Tuhan. Rasio qalbani dapat dimaksimalkan
kemampuannya dengan banyak berdzikir, i’tikaf, musahabah, berpuasa, shalat,
membaca al-Qur’an dan amalan-amalan sunah lainnya.
Rasio qalbani secara implisit etos kerjanya hampir mirip dengan rasio nafsani.
Bisa sakit, sehat bahkan mati. Dalam al-Qur’an surat al-Hajj ayat ke-46 diidentifikasi
sebagai hati yang buta (umyun). Tandanya adalah tidak dapat menggunakan panca
indera sesuai dengan yang dikehendaki Allah swt. Istilah lainnya adalah dengan
sebutan tertutup (makhtum) hatinya, akan mendapatkan siksa yang amat berat. Sebab
sebenarnya ia berfungsi, namun tidak diberdayakan, bahkan justru dinding
penutupnya semakin dipertebal.
Dalam surat al-A’raf ayat ke-179 ditegaskan bahwa hati yang tidak mempu
memahami sama persis dengan binatang ternak (an‟am) bahkan lebih sesat (adall)
daripada binatang. Mereka kebanyakan berasal dari orang-orang yang banyak lalai
(gafil) terhadap perintah Allah swt, dan ternyata adanya Neraka itu buat golongan
orang-orang yang lalai. Sedangkan orang kafir lebih dari pada itu, sebab hatinaya
sudah sesat (ghamrah) tidak mampu lagi memahami kenyataan dengan pandangan
mata hati (Q.S, al-Mu’minun:63). Orang yang sengaja tidak mau memahami juga
akan dikunci mati (thubi‟a) hatinya (Q.S, Ruum:59), sehingga akan sia-sia perjalanan
hidupnya.
D. Kesimpulan
1. Manusia diberikan kedudukan penuh di dunia sebagai ciptaan yang terbaik,
kemuliaannya ada pada kualitas penghambaan dan kekhalifahannya.
2. Struktur kepribadian manusia dibagi menjadi tiga, yaitu qalb, nafs, dan jism
75
3. Pondasi struktur kepribadian manusia dibangun agar menjadi pemahaman yang utuh
bahwa hakekat manusia ada pada jiwanya. Qalb yang mengandung nilai-nilai
ruhaniyah akan kembali kepada Allah Swt, demikian halnya dengan jism yang akan
kembali menjadi tanah, sementara jiwa yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah Swt.
E. Daftar Pustaka
1. Bastaman, Hana Djumhana (2005), Integrasi Psikologi dengan Islam menuju
psikologi islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
2. Chisthi, Shaykh Hakim Moinuddin (1991), The Book of Sufi Healing, Inner Tradition
International, New York
3. Corbin, Henry (1998), Alone with the alone, Princeton University Press, United Stater
of America
4. Faridi, Shahidullah (1986), Inner Aspects of Faith, A.S. Noordeen, Kuala Lumpur.
5. Field, Reshad (1994), the alchemy of the heart, Element, Australia.
6. Gawain, Shakti (2002), Meditation, Nataraj Publishing, California.
7. Hawari, Dadang (2002), Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
8. Katz, Lawrence C dan Rubin, Manning (1999), Keep your brain live, Workman
Publishing Company, New York.
9. Mubarok, Achmad (2005), Psikologi Keluarga, Bina Rena Pariwara, Jakarta.
10. Mujib, Abdul dan Mudzakir, Jusuf (2002), Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Rajawali
Pers, Jakarta.
11. Sukanto (1985), Nafsiologi Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi, Integritas
Press, Jakarta.
12. Syerif, Faruq (2001), al-Qur‟an menelusuri kalam Tuhan dari tema ke tema menurut
al-Qur‟an, Serambi, Jakarta.
13. Yunus, Abd. Rahim (1995), Posisi Tasawuf dalam Sistem Kekuasaan di Kesultanan
Buton pada Abad ke-19, seri INIS, Jakarta.
14. Yusuf, Yunan.M (2003), Corak Pemikiran Kalam tafsir al-azhar, Penamadani,
Jakarta.
76