Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

6
Sterilisasi dan Desinfeksi yang Umum Dilakukan di Lab Mikrobiologi Pengertian sterilisasi dan desinfeksi Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua mikro-organisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan. Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit atau masalah lain misalnya seperti pembusukan. Hal ini biasanya dicapai dengan menggunakan bahan kimia. Macam-macam sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.

description

Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua mikro-organisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan.

Transcript of Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

Page 1: Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

Sterilisasi dan Desinfeksi yang Umum Dilakukan di Lab

Mikrobiologi

Pengertian sterilisasi dan desinfeksi

Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua mikro-organisme

termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan

pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan.

Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba yang dapat

menyebabkan penyakit atau masalah lain misalnya seperti pembusukan. Hal ini biasanya dicapai

dengan menggunakan bahan kimia.

Macam-macam sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan

kimiawi.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan menggunakan suatu

saringan yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi

dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga

mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk

mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan

bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan tersaring

dengan metode ini.

Page 2: Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara antaralain:

a). Non-disposable filtration apparatus

- Disedot dengan pompa vakum

- Volume 20-1000 ml

b). Disposable filter cup unit

- Disedot dengan pompa vakum

- Volume 15-1000 ml

c). Disposable filtration unit dengan botol penyimpan

- Disedot dengan pompa vakum

- Volume 15-1000 ml

Page 3: Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

d). Syringe filters

- Ditekan seperti jarum suntik

- Volume 1-20 ml

e). Spin filters

- Ditekan dengan gaya setrifugasi

- Volume kurang dari 1 ml

2. Sterilisasi secara fisik dengan pemanasan & penyinaran.

2.1. Sterilisasi dengan pemanasan

a). Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :

jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

Page 4: Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

b). Panas kering: sterilisasi dengan oven suhu 180 oC selama 1 jam. Sterilisasi panas kering

cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.

c). Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat

menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. Misalnya susu yang disterilkan dengan

suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan

pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.

d). Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan

tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 oC. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan

media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding

dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121 oCdan tekanan 15

lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah

karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada

ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk

autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan

memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika

dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang.

Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20

psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika

dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap

air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf

diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.

Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timermulai

menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan

tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum

tekanan mencapai 0 psi.

Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :

- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim.

- Paelarut organik, seperti fenol.

- Buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS

Page 5: Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya

substrat dapat dilakukan pencegahan sbb :

- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat.

- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa garam mineral

lain.

- Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar.

- Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf.

- Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0.

Sanagt penting bagi kita untuk memverifikasi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna.

Umumnya beberapa cara untuk memastikan atau memverifikasi autoklaf bekerja dengan baik,

diantaranya antaralain:

1).Indicator tape for sterilization

yaitu tape (isolasi) yang mengandung bahan kimia tertentu yang akan berubah warna apabila

dilakukan sterilisasi dan hanya digunakan untuk satu kali pemakaian. Cara penggunannya sangat

mudah cukup menempelkan tape indicator pada Erlenmeyer atau botol yang berisi media atau

bahan yang akan disterilkan di autoklaf, setelah proses sterilisasi selesai jika autoklaf yang kita

gunakan bekerja dengan baik maka tape tersebut akan berubah warna dan sebaliknya jika

sterilisasi tidak berjalan dengan baik maka tape tidak akan berubah warna.

2). Sterikon bioindikator

Page 6: Sterilisasi Dan Desinfeksi Yang Umum Dilakukan Di Lab Mikrobiologi

yaitu indikator serilisasi yang menggunakan bakteri/mikroba bersifat termofilik sebagai penguji

sterilisasi, yang ditempatkan dalam ampul . mikroba yang digunakan biasanya Bacillus

stearothermophillus(bakteri yang optimal hidup pada suhu 60oC). prinsipnya jika sterilisasi

berjalan dengan baik maka bakteri pada bioindikator akan mati, tetapi jika tidak bakteri akan

tetap hidup dan akan terjadi perubahan warna pada bioindikator. cara penggunanya cukup

masukan ampul sterikon bioindikator kedalam autoklaf yang akan kita verifikasi kemudaian

setelah proses sterilisasi selesai inkubasi bioindikator tersebuk pada suhu 60oC selama 24 jam

kemudian amati jika tidak terjadi perubahan warna artinaya autoklaf bekerja dengan baik atau

steril, namun jika terjadi perubahan warna menjadi kuning berarti autoklaf tidak bekerja dengan

baik atau sterilisasi tidak tercapai.

Sumber Artikel : Sterilisasi