Sterilisasi Dan Desinfeksi

8
Microbiology Sterilisasi dan Desinfeksi Yang dibina oleh drg. Triana Wahyu Utami, MDSc.,Ph.D Yang disusun oleh : Kelompok 3 : 1. Rizki Gisma W ( 09955 ) 2. Annita Dewi T ( 09956 ) 3. Nafia khairunnisa H ( 09962 ) 4. Tria Nurdian Tini ( 09965 ) 5. Silfia Dini P ( 09966 ) 6. Tri Suci S ( 09975 ) Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Gigi Prodi Ilmu Keperawatan gigi Yogyakarta 2015

description

sterilisasi

Transcript of Sterilisasi Dan Desinfeksi

Microbiology Sterilisasi dan Desinfeksi Yang dibina oleh drg. Triana Wahyu Utami, MDSc.,Ph.DYang disusun oleh :

Kelompok 3 :1. Rizki Gisma W ( 09955 )2. Annita Dewi T ( 09956 )3. Nafia khairunnisa H ( 09962 )4. Tria Nurdian Tini ( 09965 )5. Silfia Dini P( 09966 )6. Tri Suci S( 09975 )

Universitas Gadjah MadaFakultas Kedokteran GigiProdi Ilmu Keperawatan gigiYogyakarta2015

STERILISASI dan DESINFEKSIDesinfeksi merupakan suatu proses untuk menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali endospora bekteri. Biasanya menggunakan cairan kimia, pasteurisasi atau perebusan. Efikasinya dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya adalah proses yang dilakukan sebelumnya, seperti pencucian, pengeringan, adanya zat organic, tingkat pencemaran, jenis mikroorganisme pada alat kesehatan, sifat dan bentuk terpajan disenfektan, suhu dan ph. Bila factor - factor tersebut diabikan maka dapat mengurangi efektivitas desinfeksi. Tindakan desinfeksi dapat membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia, sehingga hal ini dapat mengurangi terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Bahan-bahan desinfektan yang banyak digunakan dan mempunyai efektivitas desinfeksi pada mikroorganisme patogen adalah sodium hipoklorit, klorheksidin dan hidrogen peroksida. Sodium hipoklorit dan klorheksidin memiliki spektrum yang luas, bekerja cepat dan toksisitasnya rendah, sehingga aman digunakan untuk desinfeksi bahan cetak. Pemakaian sodium hipoklorit sebagai desinfektan efektif pada konsentrasi 0,5% dan klorheksidin sebagai desinfektan efektif pada konsentrasi 0,2%. Penggunaan hidrogen peroksida efektif pada konsentrasi 3% dan aktif pada mikroorganisme gram negatif serta gram positif

Macam-macam desinfeksi terdiri dari :1. Desinfeksi Kimia terdiri dari : Alcohol berbentuk etil alcohol dengan kosentrasi 60-90% dapat bekerja sebagai bakterisida, tuberkulosida, fungisida, dan virusidal, tetapi tidak dapat membunuh spora bakteri. Cara kerja alcohol adalah sebagai denaturasi protein. Alkhol efektif untuk desinfeksi thermometer oral maupun rectal dan serat optic endoskopi. Klorin dan ikatan klorin dapat membunuh bakteri dengan cara menghambat reaksi enzimatik yang esensial dalam sel, denaturasi protein, dan ianktivasi asam nukleat. Formaldehyde Formaldehyde digunakan sebagai desinfektan dan sterilisasi baik dalam bentuk cair ( formalin). Berfungsi sebagai bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan virusidal serta sporisidal, tetapi bersifat karsinogenik sehingga jarang digunakan lagi. Cara kerjanya yaitu melalui alkilasi asam amina atau protein. GlutaraldehydeCara kerja glutaraldehyd untuk merusak DNA RNA menghambat sintesis mikroorganisme yang rentan terhadap glutaraldehid pada kosentraasi 2% dan ph 7,5-8,5 meliputi bakteri vegetative, M. tuberculosa, fungi berbagai virus, spora Bacillus dan Clostridium spp, Oocyt cryptosporridium. Waktu yang dibutuhkan antara 10-20 menit, kecuali spora dalam waktu 3 jam. Banyak digunakan untuk DTT alat medis seperti endoskopi, pipa spirometer, alat dialysis, transduser, peralatan anastesi, dan terapi respirator. H2O2 H2O2 bekerja dengan cara memproduski radikal hidroksin bebas yang dapat merusak selubung lipid sel, DNA dan unsure sel yang esensial. Mikroorganisme yang rentan terhadap H2O2 pada kosentarsi 0,6-15% dalam waktu 15-60 menit adalah S. Aureus, Serratia, Mercescens, Proteus Mirilis, E. Colli, Streptoccoccus spp, Pseudomonas spp, Basillus spp ( 150 menit ), Virus. FenolFenol konsentrasi tinggi sebagai zat racun yang dapat menembus protoplasma, merusak dinding sel dan dapat menggumpalkan protein sel. Sedangkan pada konsentrasi rendah fenol dapat membunuh kuman dengan menghambat jkerja enzim dan menyebabkan kebocoran hasil metabolisme sel melalui dinding sel. Ikatan amonium kuartenerBeberapa contoh yang dipakai adalah dimetil-benzil-amonium-klorida, alkil-didesil-dimetil-amonium-klorida yang merupakan desinfeksi tingkat rendah. 2. Desinfeksi fisik Radiasi dengan ultraviolet Sinar uv dapat merusak DNA, efektif dalam membunuh mikroorganisme yang dipengaruhi oleh panjang gelombangnya, bahan organic, jenis media, suhu, jenis microorganism dan intensitas sinar uv. Sinar uv bersifat mutagenic yang dapat menyebabkan merusak retina dan menyebabkan sel mutagenesis. Tingkat Kematian MikrobaKetika populasi bakteri di panaskan dengan menggunakan senyawa kimia bakteri akan mati pada keadaan konstan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan antimicrobial, di antaranya :1. Jumlah mikroba Semakin banyak mikroba, maka semakin lama dalam mengeliminasi mikroba.2. Pengaruh lingkungan.Contohnya : di rumah sakit adanya bahan organic seperti darah atau peses dapat mempengaruhi seleksi desinfektan.3. Waktu4. Karakteristik mikrobaKarakteristik mikroba memiliki pengaruh dalam pemilihan antara metode kimia dan fisika.

Metode Kimia Dalam Mengontrol MikrobaAgen kimia digunakan untuk mengontrol pertumbuhan mikroba pada jaringan hidup dan objek mati. Namun beberapa agen kimia menjadi steril. Prinsip desinfeksi efektifDengan membaca label, kita dapat mengetahui jenis desinfektan. Konsentrasi dari desinfektan mempengaruhi aksinya dalam membunuh mikroba. Hal yang paling penting adalah desinfektan akan lebih mudah memiliki kontak dengan mikroba. Area kontak tersebut butuh dibersihkan sebelum disinfektan dimasukkan. Sehingga agar efektif desinfektan perlu didiamkan dalam beberapa jam. Uji desinfektan1. Menggunakan tes dengan pengenceran.Metode ini digunakan untuk menguji keefektivan agen antimicrobial terhadap endospora , mikobakteria yang menyebabkan TBC, Virus, dan Jamur.2. Metode cakram-difusiCakram mengandung antibiotic yang dapat digunakan dalam menentukan kerentanan mikroba terhadap antibiotic.

PERBEDAAN STERILISASI DAN DESINFEKSI

a. SterilisasiSemua mikroba termasuk spora bakteri akan terbunuh.Dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan uap (autoklav) atau dengan panas kering.Dapat juga dilakukan dengan penjenuhan dengan glutaraldehid atau formaldehid selama 10 jam.

b. Desinfeksi tingkat tinggiSemua mikroba, sebagian dari spora bakteri terbunuh.Dapat dilakukan dengan pendidihan selama 20 menit atau dengan penjenuhan dengan jumlah besar disinfektan selama 30 menit misalnya dengan mengunakan glutaraldehid atau H2O2

c. Desinfeksi tingkat rendahAkan menghilangkan jumlah mikroba sehingga peralatan atau permukaan badan aman untuk dipegang. Desinfeksi ini dapat dilakukan dengan beberapa macam disinfektan.

Daftar PustakaNursalam & Kurniawati, Ninuk D.2007. Hal 91-92. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Penerbit Salemba MedikaDermadi. 2008. Hal 73-74. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta : Penerbit Salemba MedikaSari, et al., PEngaruh teknik desinfeksi dengan berbagai macam larutan desinfektan pada hasil cetakan alginate terhadap stabilitas deminsional. September 2013. Vol.1 (no.1).33. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember.Burton, Gwendolyn R. W. 1983. Microbiology for the Health Sciences Second edition. United States of America: J.B. Lippincontt Company. Tortora, G. J.,Funke, B. R., & Christine L. C. 2002. Microbiology : An Introduction. Pearson Education, Inc. San Fransisco . USA