Sedimentasi, Filtrasi, Desinfeksi, Reservoir

13
SEDIMENTASI Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Sedimentasi dalam pengolahan air minum ditujukan untuk: 1. Pengendapan air permukaan untuk penyisihan partikel diskret 2. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi 3. Pengendapan lumpur hasil pembubuhan soda kapur pada proses penurunan kesadahan 4. Pengendapan presipitat pada penyisihan besi dan mangan dengan oksidasi Pada model E dengan bak sedimentasi segi empat atau persegi panjang, bak sedimentasi umumnya mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak hingga 76 meter, dan kedalaman bak lebih dai 1,8 meter (Reynolds and Richards, 1996). Ukuran bak harus disesuaikan dengan kondisi tempat dan debit air yang diolah. Pada bak ini, air mengalir horizontal dari inlet menuju outlet, sementara partikel mengendap ke bawah. Gambar 1. Bak sedimentasi segi empat Keterangan: (a) denah, (b) potongan memanjang

description

pab

Transcript of Sedimentasi, Filtrasi, Desinfeksi, Reservoir

SEDIMENTASI

Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan secara

gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Sedimentasi dalam pengolahan air minum

ditujukan untuk:

1. Pengendapan air permukaan untuk penyisihan partikel diskret

2. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi

3. Pengendapan lumpur hasil pembubuhan soda kapur pada proses penurunan kesadahan

4. Pengendapan presipitat pada penyisihan besi dan mangan dengan oksidasi

Pada model E dengan bak sedimentasi segi empat atau persegi panjang, bak

sedimentasi umumnya mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak hingga 76

meter, dan kedalaman bak lebih dai 1,8 meter (Reynolds and Richards, 1996). Ukuran

bak harus disesuaikan dengan kondisi tempat dan debit air yang diolah. Pada bak ini, air

mengalir horizontal dari inlet menuju outlet, sementara partikel mengendap ke bawah.

Gambar 1. Bak sedimentasi segi empat

Keterangan: (a) denah, (b) potongan memanjang

Bagian-bagian dari bak sedimentasi:

- Inlet

tempat air masuk ke dalam bak.

- Zona pengendapan

tempat partikel/flok mengalami pengendapan

- Ruang lumpur

tempat lumpur mengumpul sebelum diambil ke luar bak, kadang dilengkapi

dengan sludge collector/ scrapper

- Outlet

tempat air akan meninggalkan bak

Gambar 2. Bagian bak sedimentasi

Sumber: oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1406

FILTRASI

Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupu gas) yang

membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk

menghilangkan sebanyak mungkin zat padat tersuspensi dan koloid. Pada pengolahan air

minum, filtrasi digunakan untuk menyaring air hasil proses kagulasi-flokulasi-sedimentasi

sehingga diahsilkan air dengan kualitas tinggi. Selain mereduksi kandunga zat padat, filtrasi

juga dapat mereduksi kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi, dan mangan.

Perencanaan suatu sistem filter untuk pengolahan air tergantung pada tujuan pengolahan dan

pre-treatment yang telah dilakukan terhadap air baku sebagai influen filter.

Pada unti filtrasi dengan dual media filter, media yang digunakan antara lain pasir

silica dan anthrasit. Sering digunakan media pasir kwarsa di lapisan bawah dan anthrasit di

lapisan atas. Adapun keuntungan dual media filter, yaitu:

- Kecepatan filtrasi lebih tinggi (10-15 m/jam)

- Periode pencucian lebih lama

- Merupakan peningkatan filter single media (murah)

Tabel 1. Kriteria perencanaan media filter untuk pengolahan air minum

Sumber: oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1575

DESINFEKSI

Disinfeksi merupakan proses untuk membebaskan air minum dari mikroorganisme

patogen. Klorinasi adalah penggunaan senyawa klor sebagai disinfektan

Senyawa klor yang umum digunakan:

- gas klor (Cl2),

- kalsium hipoklorit (Ca(OCl)2),

- sodium hipoklorit (NaOCl)

- klor dioksida (ClO2)

Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl)

dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat bekerja dengan efektif

sehingga desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari

8,5, maka 90% dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit.

Dengan demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.

Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air

akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan

mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami

kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat

bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.

Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang

bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama

30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya

klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan

atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi

dengan air sebelum mencapai konsumen.

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses

klorinasasi, antara lain:

1. Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat proses

klorinasi.

2. Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat efektif

mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan

meninggalkan sisa klorin bebas dalam air.

3. Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2

mg/l did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety (nilai batas keamanan)

pada air untuk membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat

penyimpanan dan pendistribusian air.

4. Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai untuk

mebunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk

meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air. Berikut istilah dalam

proses Klorin mematikan MO :

a) Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya

dinyatakan dalam satuan mg/l.

b) Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah klorin yang tidak tersedia sebagai

desinfektan sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa.

c) Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin yang tersedia sebagai

desinfektan setelah waktu kontak tertentu.

d) Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari residu klorin yang tersedia dalam

air maupun air limbah. Cl2, HOCl, dan OCl- adalah “residu klorin bebas” karena

semuanya menghasilkan klorin bebas dalam air:

Cl2 (aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq) + H+(aq) + Cl-

(aq)

OCl-(aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq) + OH-

(aq)

Break Point chlorination

e) Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan

efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8 .

Berikut beberapa kegunaan klorin:

1. Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.

2. Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.

3. Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.

4. Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat

mengubah bau dan rasa pada air.

5. Dapat membantu proses koagulasi.

Sumber: http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1593

RESERVOIR

Reservoir digunakan untuk menampung air hasil pengolahan yang kemudian

didistribusikan ke konsumen. Kapasitas reservoir dibuat untuk memenuhi kebutuhan

distribusi dan instalasi. Kebutuhan instalasi adalah kebutuhan air untuk proses pengolahan air

minum meliputi untuk Pelarutan Alum dan Kebutuhan Backwash.

Fungsi reservoir adalah untuk menampung air bersih yang telah diolah dan memberi

tekanan. Jenis reservoir meliputi: (a) Ground reservoir yaitu bangunan penampung air bersih

di bawah permukaan tanah, (b) Elevatad reservoir adalah bangunan penampung air yang

terletak di atas permukaan tanah dengan ketinggian tertentu sehingga tekanan air pada titik

terjauh masih tercapai.

Reservoir selain digunakan sebagai tempat penyimpanan air hasil produksi, juga

digunakan sebagai bak kontak klorinasi, sehingga perlu dipasang baffle pada bangunan

reservoir ini.

Sumber: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10091-Paper.pdf

http://images.bibliocad.com/library/image/00060000/4000/reservoir-design-study_64528.gif

http://www.catpumps.com/products/pdfs/993425_Typical%20Reservoir%20Tank.pdf