STEP 7 skenario 4 _ FAIZ.docx

4
STEP 3 2. c. Setelah minum obat pereda nyeri memang rasa nyeri pada pasien reda, namun pasien merasakan sakit kembali diakibatkan penyebab belum dihilangkan. Penyebab dari rasa nyeri itu sendiri sesuai skenario yang telah disebutkan bahwa pasien mengidap karies superfisialis, karies profunda, trismus dan abses. Jadi apabila penyebab-penyebab tersebut tidak ditangani dan dibersihkan, rasa sakit kapan saja bisa dirasakan maupun tidak. Sedangkan obat hanya bersifat sementara. STEP 7 2. Secara klinis ciri khas suatu abses jaringan lunak : pembengkakan terbatas jelas, palpasi terdapat fluktuasi, dan pada umumnya memberikan tanda klinis yang bersifat kronis. Macam abses : Abses Periapeks Abses periapeks adalah tahap akut dari infeksi yang menyebar dari gigi nonvital mwlalui tulang alveolar ke jaringan lunak di sekitarnya. Abses terbentuk atas neutrofil, makrofag, dan debris nekrotik. Pemeriksaan klinis menunjukkan nodula bengkak, berwarna kuning kemerahan atau merah, yang hangat dan fluktuan jika diraba. (P. Langlais, 2002) Abses Apikalis Akut

Transcript of STEP 7 skenario 4 _ FAIZ.docx

STEP 32. c. Setelah minum obat pereda nyeri memang rasa nyeri pada pasien reda, namun pasien merasakan sakit kembali diakibatkan penyebab belum dihilangkan. Penyebab dari rasa nyeri itu sendiri sesuai skenario yang telah disebutkan bahwa pasien mengidap karies superfisialis, karies profunda, trismus dan abses. Jadi apabila penyebab-penyebab tersebut tidak ditangani dan dibersihkan, rasa sakit kapan saja bisa dirasakan maupun tidak. Sedangkan obat hanya bersifat sementara.

STEP 72. Secara klinis ciri khas suatu abses jaringan lunak : pembengkakan terbatas jelas, palpasi terdapat fluktuasi, dan pada umumnya memberikan tanda klinis yang bersifat kronis. Macam abses : Abses Periapeks Abses periapeks adalah tahap akut dari infeksi yang menyebar dari gigi nonvital mwlalui tulang alveolar ke jaringan lunak di sekitarnya. Abses terbentuk atas neutrofil, makrofag, dan debris nekrotik. Pemeriksaan klinis menunjukkan nodula bengkak, berwarna kuning kemerahan atau merah, yang hangat dan fluktuan jika diraba. (P. Langlais, 2002) Abses Apikalis AkutAbses apikalis akut adalah suatu lesi likuifaksi setempat atau difus yang menghancurkan jaringan periradikuler. Ini adalah respons inflamasi yang parah terhadap iritan mikroba nonbakteri dari pulpa nekrotik. Selain itu, kadang-kadang pula disertai pula manifestasi sistemik dari proses infeksi seperti meningkatnya suhu tubuh, malaise, dan leukositosis.Pemeriksaan histologi pada abses apikalis akut biasanya menunjukkan adanya lesi destruktif setempat dari nikrosis likuifaksi yang mengandung banyak leukosit PMN yang rusak, debris, dan sisa sel terakumulasi eksudat purulen. (E. Walton, 2008) Abses Apikalis KronikAbses Apikalis Kronik adalah keadaan yang timbul akibat lesi yang bertahan lama yang telah menyebabkan abses yang mengadakan drainase ke permukaan. Penderita memiliki gejala seperti abses apikalis akut tetapi ditambah dengan adanya saluran sinus, yang mungkin dibatasi sebagai atau seluruhnya oleh epitel dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang terinflamasi. (E. Walton, 2008)

Abses PeriodontalAbses periodontal adalah daerah inflamasi yang terlokalisir dimana terjadi pembentukan nanah pada jaringan periodontal.Ditandai dengan sakit waktu menggigit dan sakit berdenyut-denyut yang hebat. Gigi yang bersangkutan meninggi dan goyang. Ginggiva di atasnya terlihat merah, bengkak, dan nyeri tetapi pada mulanya tidak terlihat fluktuasi atau aliran nanah. Tahap berikutnya ditandai dengan timbulnya nanah. Bila nanah sudah masuk ke jaringan lunak, sakit yang hebat akan reda dan abses akan mencul berupa pembengkakan merah, mengkilat, dan sangat nyeri diatas daerah alveolus. (Manson, 2004)

Perbedaan diagnosis abses periapikal dan periodontal1. Bila terletak di atas apeks akar, abses mungkin merupakan abses periapikal.2. Bila kondisi periodontal pada umumnya cukup baik dan tidak ada poket atau poket cukup dangkal maka abses tidak mungkin abses periodontal.3. Bila gigi nonvital, abses dapat merupakan abses periapikal atau periodontal atau keduanya berupa abses kombinasi.4. Bila gigi tidak karies dan tidak memiliki restorasi, abses tentunya berasal dari periodontal. (Manson, 2004)

DAPUSManson, J.D, dkk. 2004. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Hal 228-230. Jakarta: EGCE. Walton, Richarc, dkk. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Edisi 3. Hal 49-51. Jakarta: EGCP. Langlais, Robert, dkk. 2002. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan Edisi 4. Hal 68-69. Jakarta: EGC