Stenosis Aorta

2
Stenosis aorta Etiologi Etiologi stenosis aorta adalah kalsifikasi senilis, variasi konginetal, penyakit jantung rematik. Di negara maju, etiologi terutama oleh kalsifikasi degeneratif dan seiring dengan prevalensi penyakit jantung koroner dengan faktor resiko yang sama, sedang di daerah kurang maju didominasi oleh penyakit jantung rematik. Diagnosis Stenosis Aorta Pada tahap asimptomatik, stenosis aorta ditandai oleh murmur sistolik ejeksi di basis jantung yang menyebar ke leher, paling keras di daerah aorta dan apeks. Pada awalnya karena curah jantung masih baik, murmur ini keras dan kasar puncak mid-sistol dan disertai thrill. Pada perkembangannya dimana curah jantung mulai menurun, murmur ini menjadi lebih halus dengan puncak di akhir sistole. Pada stenosis aorta konginetal, murmur ini biasanya di dahului oleh klik sistolik. Perabaan amplitude nadi menurun. Bunyi jantung kedua melemah atau terdengar satu komponen saja. Bila disertai regurgitasi aorta akan ditemukan early diastolic murmur. Foto thoraks dapat normal pada tahap awal. Kalsifikasi aorta dapat terlihat pada fluoroskopi. Pada tahap lanjut dapat ditemukan dilatasi post stenotik aorta ascendens, dilatasi ventrikel kiri, kongersti paru, pembesaran atrium kiri dan rongga jantung kanan. Pada kasus lanjut akan ditemukan depresi segmen ST dan inversi gelombang T di sadapan I, AVLdan prekordial. Ekokardiografi sangat membantu untuk menunjukkan penebalan dan lasifikasi daun katup aorta. Kecepatan aliran darah di katup aorta dapat diukur dengan Doppler-Ekokardiografi. PATOGENESIS

Transcript of Stenosis Aorta

Stenosis aortaEtiologiEtiologi stenosis aorta adalah kalsifikasi senilis, variasi konginetal, penyakit jantung rematik. Di negara maju, etiologi terutama oleh kalsifikasi degeneratif dan seiring dengan prevalensi penyakit jantung koroner dengan faktor resiko yang sama, sedang di daerah kurang maju didominasi oleh penyakit jantung rematik.

Diagnosis Stenosis AortaPada tahap asimptomatik, stenosis aorta ditandai oleh murmur sistolik ejeksi di basis jantung yang menyebar ke leher, paling keras di daerah aorta dan apeks. Pada awalnya karena curah jantung masih baik, murmur ini keras dan kasar puncak mid-sistol dan disertai thrill. Pada perkembangannya dimana curah jantung mulai menurun, murmur ini menjadi lebih halus dengan puncak di akhir sistole. Pada stenosis aorta konginetal, murmur ini biasanya di dahului oleh klik sistolik. Perabaan amplitude nadi menurun. Bunyi jantung kedua melemah atau terdengar satu komponen saja. Bila disertai regurgitasi aorta akan ditemukan early diastolic murmur. Foto thoraks dapat normal pada tahap awal. Kalsifikasi aorta dapat terlihat pada fluoroskopi.Pada tahap lanjut dapat ditemukan dilatasi post stenotik aorta ascendens, dilatasi ventrikel kiri, kongersti paru, pembesaran atrium kiri dan rongga jantung kanan. Pada kasus lanjut akan ditemukan depresi segmen ST dan inversi gelombang T di sadapan I, AVLdan prekordial. Ekokardiografi sangat membantu untuk menunjukkan penebalan dan lasifikasi daun katup aorta. Kecepatan aliran darah di katup aorta dapat diukur dengan Doppler-Ekokardiografi.PATOGENESISHambatan aliran darah di katup aorta (progressive overload of left ventricle akibat stenosis aorta) akan merangsang mekanisme RAA (Renin-Angiotensin-Aldosteron) beserta mekanisme lainnya agar miokard hipertrofi. Penambahan massa otot ventrikel ini akan meningkatkan tekanan intraventrikel agar dapat melampaui tahanan stenosis aorta tersebut mempertahankan wall stress berdasarka rumus Laplace : Stress = (pressure x radius): 2 x thickness. Namun bila tahanan aorta bertambah, maka hipertrofi akan berkembang menjadi patologik dengan gejala sinkop, iskemia sub-endokard yng menghasilkan angina dan berakhir dengan gagal miokard (gagal jantung kongestif).