Status Ujian Toby IKM Bambu Apus 2013

54
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650 Telp. (021) 95380533 STATUS UJIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS Periode 15 Desember 2014 – 28 Februari 2015 Masalah kesehatan : Hipertensi Wilayah masalah : RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur Hari/ Tanggal Pengambilan Data : Rabu, 14 Januari 2015 Hari / Tanggal Intervensi : Jumat, 16 Januari 2015 Hari / Tanggal ujian : Tempat ujian : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat “Hipertensi” di Kelurahan Bambu Apus 1 Nama : Toby Hadinata Wiranegara NIM : 1061050015 Tanda tangan :

description

IKM bambu apus 2013

Transcript of Status Ujian Toby IKM Bambu Apus 2013

STATUS UJIAN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650

Telp. (021) 95380533

STATUS UJIAN

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASPeriode 15 Desember 2014 28 Februari 2015Masalah kesehatan

: Hipertensi

Wilayah masalah : RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta TimurHari/ Tanggal Pengambilan Data: Rabu, 14 Januari 2015Hari / Tanggal Intervensi

: Jumat, 16 Januari 2015Hari / Tanggal ujian

:Tempat ujian

: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

A. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik (saat jantung memompakan darah) kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat jantung istirahat) kurang dari 80 mmHg.Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120140 mmHg tekanan sistolik dan 80 90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140 159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 99 mmHg. Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangakan hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg (Sustrani, 2004). Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun. Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18% pada tahun 2009, hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2008, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga, pada tahun 2009 sekitar 15-20% masyarakat Indonesia menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia, pada laki-laki dari 134 (13,6%) naik menjadi 165 (16,5%), hipertensi pada perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi 176 (17,6%). (Depkes RI, 2010)Angka penderita hipertensi di Sumatera Barat dinyatakan tertinggi di Indonesia dan di dunia. Dari hasil penelitian, enam kabupaten/kota yang tertinggi angka penderita hipertensinya adalah Kota Bukittinggi (41,8 persen), Kota Padang (29,5 persen), Kota Solok (25 persen), Kabupaten 50 Kota (22,2 persen), Kabupaten Solok (20,5 persen), serta Kabupaten Padang Pariaman (20,2 persen). Tiga daerah yang kurang penderita hipertensinya adalah Kota Payakumbuh (10 persen), Kabupaten Mentawai (12,5 persen), dan Kabupaten Pesisirselatan (13 persen). (Depkes Sumbar, 2010)

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan makan garam), alkohol, stress, kelebihan berat badan (obesitas), kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi (Asep Pajario, 2002).

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala dan secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong mematikan. Hipertensi atau darah tinggi termasuk penyakit beresiko dan merupaka penyakit kronis yang pengobatannya seumur hidup. Selain menahun, resiko yang terjadi bisa memicu gangguan stroke, kardiovaskular hingga 3 4 kali lipat, bahkan mematikan.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.

Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- faktor tersebut antara lain merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur jumlah cairan tubuh), faktorrenin- angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan darah).

Yang penting apabila adanya hipertensi sudah terdeteksi dengan tata cara pemeriksaan yang baik dan benar, pemeriksaan menyeluruh pada penderita dapat dikerjakan. Berbagai pemeriksaan penunjang dan laboratorium yang penting misalnya fungsi ginjal dan saluran kemih (diantaranya ada tidaknya pembesaran prostat), jantung, fungsi hati, paru, kadar elektrolit darah, di samping pemeriksaan laboratorium rutin.

Menurut Hendrick L Blum, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:1. Lingkungan Sosial budaya ekonomiPenderita Hipertensi lebih banyak di perkotaan dibandingkan di pedesaan, hal tersebut dikarenakan perbedaan gaya hidup masyarakat kota dan masyarakat di pedesaan. Seperti pola hidup masyarakat di perkotaan yang tingkat stress nya lebih tinggi serta pola hidup yang tidak sehat. Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Begitu pula dengan masyarakat yang berasal dari daerah yang makanan khas daerah tersebut mengandung santan , minyak, tinggi garam dan lainnya yang dapat memicu terjadi nya hipertensi.Tingkat ekonomi pada suatu daerah juga mempengaruhi pola makan dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang berada di perkotaan dengan tingkat kesibukan yang lebih tinggi mempengaruhi pola makan masyrakat tersebut mennjadi serba instan tanpa memperhatikan komposisi dari makanan yang mereka konsumsi serta ragam nya pilihan makanan di ibu kota dibanding di daerah. Sedangkan mayoritas dari penduduk yang tinggal di pedesaan lebih banyak mengolah makanannya sendiri.

2. PerilakuDi Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan. misalnya kebiasaan merokok, kebiasaan mengonsumsi makanan mengandung garam berlebih, kebiasaan kurang berolahraga. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat.

Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.

Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga maka resiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka resiko timbulnya hipertensi juga akan bertambah.

3. Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases). Padahal hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini merupakan beban yang besar baik untuk keluarga, masyarakat maupun negara (Mantan Menteri Kesehatan Dr. Siti Fadilah) . Di negara maju pelayanan hipertensi juga belum memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan.

Secara umum tujuan utama dari pelayanan kesehatan masyarakat adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan). Oleh karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan rakyat banyak, maka peran pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai porsi yang besar dalam penanggulangan penyakit hipertensi.4. Herediter

Faktor keturunan atau genetik ini kebanyakan menjadi faktor pertama dalam penyebab suatu penyakit, karena itu latar belakang keluarga yang mempunyai riwayat penyakit tertentu termasuk hipertensi ini maka harus berhati-hati dengan kata lain kita harus berusaha agar jangan sampai kita mengalami penyakit serupa. Pencegahan adalah hal utama yang harus kita lakukan sebelum kita benar-benar mengalaminya.Faktor bawaan dari orang tua penting dalam menentukan apakah akan menderita tekanan darah tinggi atau tidak. Kemungkinan menderita tekanan darah tinggi kurang lebih 1:3 jika salah saru orang tua menderita tekanan darah tinggi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun. Resiko ini meningkat menjadi 3:5 jika kedua orang tua menglaminya. Riwayat keluarga yang menunjukan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa yang akan datang. Tekanan darah kerabat tingkat pertama (orang tua saudara kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin tampak pada semua tingkat tekanan darah (Susalit et al. 2003). Peran faktor genetik terhadap hipertensi primer dibuktikan dengan berbagai faktor yang dijumpai. Adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada pasien kembar monozigot dari pada heterozigot . jika salah satu diantaranya menderita hipertensi. Menyokong pendapat bahwa genetik mempunyai pengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi, mempunyai kecenderungan yang besar bagi keturunanya menderita hipertensi. Sebanyak 60% penderita hipertensi didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarganya (Tjokronegoro, 2001). Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapat riwaya hipertensi pada kedua orang tua dugaan terhadap hipertensi primer makin kuat (Tjokronegoro, 2001). Menurut dasar epidemiologi (Triangle Epidemiology) apabila ada perubahan dari salah satu faktor, maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka, yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.1. Host (Penjamu)Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :a. Daya Tahan Tubuh Terhadap PenyakitDaya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.b. GenetikPara pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.c. UmurPenyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menopause) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.d. Jenis Kelamin

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.e. Adat KebiasaanKebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti: Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga, dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain). Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.f. PekerjaanStress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih longgar tanggung jawabnya. Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.g. Ras/SukuIndividu kulit hitam memiliki prevalensi kejadian hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan orang kulit putih.Prevalensi hipertensi telah dilaporkan meningkat sebesar 50% pada orang kulit hitam.Kebanyakan penelitian di Inggris dan Amerika Serikat tidak hanya melaporkan prevalensi yang lebih tinggi tetapi juga kesadaran yang lebih rendah mengenai hipertensi pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih.

Prevalensi dan kejadian hipertensi pada orang Amerika-Meksiko sama dengan atau lebih rendah dibandingkan non-Hispanik kulit putih. NHANES (National Health Examination Surveys) III melaporkan prevalensi usia terhadap hipertensi pada 20,6% pada Amerika-Meksiko dan 23,3% pada non-Hispanik kulit putih.

2. Agent (Penyebab Penyakit)Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :a. Faktor Nutrisi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.

b. Faktor Kimia

Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).c. Faktor Biologi Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten. Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.d. Faktor Fisik Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut.Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.3. Environment (Lingkungan)Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi.Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.Putaran Pemecahan Masalah (Problem Solving Cycle)

Problem Solving Cycle (Putaran Pemecahan Masalah) adalah serangkaian kegiatan terus-menerus dalam rangka pemecahan masalah. Metode ini umum digunakan dalam pemecahan masalah kesehatan. Beberapa langkah utama PSC :

1. Data Collecting (Pengumpulan Data)

2. Data Analyse (Pengolahan Data)

3. Data Interpretation (Interpretasi Data) dan Data Presentation (Penyajian Data)

4. Problem Diagnosis (Diagnosis Masalah)

5. Planning Program (Perencanaan Program)

6. Program Implementation/ Intervention (Pelaksanaan Program)

7. Monitoring Evaluation (MONEV) dengan melaksanakan kembali pengumpulan data untuk melihat kemajuan atau keberhasilan A. DATA GEOGRAFIKecamatan Cipayunga) Luas Wilayah

Kecamatan cipayung terletak antara 1060 49 35 Bujur Timur dan 060 10 37 lintang selatan, dengan luas wilayah 2,844.78 Hektar.Berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989,tertanggal 18 September 1989, dinyatakan luas wilayah Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur adalah 2,844.78 Hektar. Adapun Kecamatan Cipayung terdiri dari 8 (delapan) kelurahan, 56 RW dan 503 RT dan 35.400 kepala keluarga. Secara persentase, lahan di kecamatan Cipayung didominasi oleh kegiatan perumahan besar 73,32% dan total seluruh kecamatan dengan peruntukan terkecil berupa industri sebesar 1,07% dengan perincian sebagai berikut.Tabel 1. Luas Kelurahan Wilayah Kecamatan CipayungNOKELURAHANRWRTLUAS (Ha)

1Lubang Buaya12113372.20

2Setu644325.12

3Bambu Apus565316.50

4Ceger539362.60

5Cipayung859308.50

6Cilangkap645603.54

7Munjul875190.30

8Pondok Ranggon663366.02

JUMLAH 565032,844.78

Sumber : profil puskesmas kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2013b) Batas WilayahBatas Wilayah Kecamatan Cipayung berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 adalah sebagai berikut:Tabel 2. Batas Wilayah Kecamatan Cipayung 2013No.BagianBatas Wilayah

1.UtaraJalan Pintu I bagian barat tembok TMII, Jalan Pintu II bagian timur TMII, dan Jalan Raya Pondok Gede Bekasi

2.SelatanPatok batas daerah Khusus DKI Jakarta dan Jawa Barat (Patok nomor 148 s/d nomor 165)

3.TimurKali Sunter (Pilar batas nomor 125 s/d nomor 148)

4.BaratJalan Raya Tol Jagorawi Kecamatan Ciracas

Sumber : Profil puskesmas kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2013

Gambar 1. Peta wilayah Kecamatan Cipayung

B. DATA DEMOGRAFIJUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk Kecamatan Cipayung sampai dengan bulan desember 2013 sebagai berikut :Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Cipayung Hingga 2013NOKELURAHANJUMLAHLELAKIWANITAKK

PENDUDUK

1 Lubang Buaya65,56933,54932,02020,083

2 Setu18,8069,8799,0274,581

3 Bambu Apus26,91813,92712,9915,617

4 Ceger19,49310,0849,4096,136

5 Cipayung25,51815,06310,4558,041

6 Cilangkap25,44613,17112,2757,805

7 Munjul23,70012,02011,6806,853

8 Pondok Ranggon24, 52712,61711,9107,269

JUMLAH230,077120,310109,76766,385

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2013 berjumlah 230,077 jiwa, terdiri dari laki-laki 120,310 jiwa dan perempuan 109,767 jiwa.STRUKTUR PENDUDUK

Struktur penduduk wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Cipayung 2013NOUMUR / TAHUNLAKIWANITAJUMLAH

10 - 49,3289,99219,320

2 5 - 910,4998,25918,758

3 10 - 1414,1429,40423,546

415 198,5978,52417,121

520 - 249,4699,34818,817

625 - 2910,18610,70820,894

730 349,3209,41118,731

835 398,5779,84918,426

940 448,3497,74816,097

1045 497,3086,51913,827

1150 545,6617,08012,741

1255 595,6134,51210,125

1360 643,4973,1396,736

1465 692,9652,9705,935

1570 743,1211,9265,047

1675 ke atas2,2771,6793,956

JUMLAH118,909111,168230,077

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013PIRAMIDA 1. PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI KECAMATAN CIPAYUNG TAHUN 2013

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013

Dependency ratio

Usia produktif 153,515 = 2,005

Usia non produktif 76,562Interpretasi : usia produktif di Kecamatan cipayung lebih tinggi dibandingkan usia non produktif.

Sex ratio

jumlah laki-laki : jumlah perempuan x 100

= 118,909 x 100 = 106,96 111,168Interpretasi: jumlah laki-laki di Kecamatan cipayung lebih tinggi dibandingkan jumlah perempuan. Setiap 100 penduduk perempuan di Kecamatan Cipayung terdapat 106 laki-laki.MOBILITAS PENDUDUK

Tabel 5. Morbilitas Penduduk di Kecamatan Cipayung 2013

NoKelurahanLAHIRMATIPINDAHDATANG

LPLPLPLP

1Lubang Buaya502910658382014

2Setu1391073832372360130127

3Bambu Apus1571636541175197181218

4Ceger1072213133225

5Cipayung1991391691621781829894

6Cilangkap17216917256172290540298

7Munjul1901496950150161279337

8Pondok Ranggon2311795245148160579367

JUMLAH10989335673881208136918451464

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013MATA PENCAHARIAN PENDUDUKTabel 6. Mata Pencarian Penduduk di Kecamatan Cipayung 2013No.JENIS PEKERJAANJML ORANG(%)

1Pegawai Negeri13,53316,97

2TNI/Polri7,8649,86

3Dagang9,07711,38

4Pertanian5,2856,63

5Pegawai swasta12,43815,60

6Home industry8,49610,66

7Wiraswasta4,9936,26

8Buruh/Swasta8,95811,24

9Lain-lain9,08411,39

JUMLAH79,728100

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013C. DATA FASILITAS KESEHATAN

1. Fasilitas Kesehatan Pemerintahan

Tabel 7. Fasilitas Kesehatan Pemerintah di Kecamatan Cipayung 2013NoFasilitasJumlah

1Puskesmas Kecamatan1 buah

2Puskesmas Kelurahan10 buah

3Rumah Bersalin1 buah

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 20132. Fasilitas Kesehatan Swasta

Tabel 8. Fasilitas Kesehatan Swasta di Kecamatan Cipayung 2013NoFasilitasJumlah

1BP/Poliklinik17

2Spesialis Anak3

3Dokter Kandungan 1

4Rumah Bersalin10

5Dokter Umum10

6Dokter 24 Jam10

7Dokter Gigi5

8Bidan Praktek31

9Apotik10

10Optik 1

11Laboratorium2

12Klinik Rontgen1

13Toko Obat2

14Tukang Gigi5

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013

3. Fasilitas Lain-Lain

Tabel 9. Fasilitas Kesehatan Swasta di Kecamatan Cipayung 2013No FasilitasJumlah

1Pesantren 5

2Panti Asuhan2

3Panti Balita1

4Panti Werdha1

5Panti Laras2

6Panti Anak Nakal1

7Panti Tuna Rungu 1

8Panti Sosial Remaja2

9Panti Sosial Bina Karya2

Sumber : Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Cipayung Tahun 2013

D. Pola Penyakit

Data 10 Kasus Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Bambu ApusTabel 10. 10 Kasus Terbanyak di Kelurahan Bambu ApusNONAMA PENYAKITJUMLAH

1.Infeksi akut pada saluran pernapasan bagian akut (ISPA)755

2.Diare712

3.Hipertensi320

4.Penyakit Kulit Alergi219

5.TB Paru210

6.Penyakit infeksi kulit186

7.Tonsilitis172

8.Penyakit mata127

9.Rematik122

10.Asma107

JUMLAH2930

Diagram 1. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kelurahan Bambu ApusII. DIAGNOSIS MASALAH

Masalah Kesehatan:Hipertensi

Wilayah Masalah :

RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta TimurSasaran:Warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta TimurTarget Sasaran:20 orang

Jumlah KK:55 KK

Jumlah warga: 260 orangMelakukan pretest pada hari pertama Jumat, 16 Januari 2015 tentang pengetahuan warga masyarakat RT 02/RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur yang berhubungan dengan Hipertensi kepada 20 responden.Tabel Jumlah Orang yang Menjawab BenarNo.PengetahuanSebelum Intervensi

N%

1.Yang mengetahui apa yang dimaksud dengan hipertensi1995

2.Yang mengetahui tentang berapa tekanan darah normal1470

3.Yang mengetahui tentang organ yang bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen pada penderita hipertensi1575

4.Yang mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi1260

5.Yang mengetahui tentang faktor penyebab terjadinya hipertensi1995

6.Yang mengetahui tentang gejala/keluhan pada penderita hipertensi 1470

7.Yang mengetahui tentang komplikasi dari hipertensi1050

8.Yang mengetahui tentang perilaku yang dapat mencegah komplikasi pada penderita hipertensi1785

9.Yang mengetahui tentang diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi840

10.Yang mengetahui kapan sebaiknya penderita hipertensi meminum obat anti hipertensi945

Berdasarkan hasil pretest didapatkan :

1. 19 dari 20 responden (95%) mengetahui apa yang di maksud dengan hipertensi.2. 14 dari 20 responden (70%) mengetahui tentang berapa tekanan darah normal. 3. 15 dari 20 responden (75%) mengetahui tentang tentang organ yang bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen pada penderita hipertensi.4. 12 dari 20 responden (60%) mengetahui tentang apa saja faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi.5. 19 dari 20 responden (95%) mengetahui tentang faktor penyebab terjadinya hipertensi.6. 14 dari 20 responden (70%) mengetahui tentang gejala/keluhan pada penderita hipertensi.7. 10 dari 20 responden (50%) mengetahui tentang komplikasi dari hipertensi8. 17 dari 20 responden (85%) mengetahui tentang perilaku yang dapat mencegah komplikasi pada penderita hipertensi.9. 8 dari 20 responden(40%) mengetahui tentang diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi.10. 9 dari 20 responden (45%) mengetahui kapan sebaiknya penderita hipertensi meminum obat anti hipertensi.Tabel II.1 Hasil PretestNoPretest

160

270

350

470

550

660

780

840

970

1070

1140

1290

1360

1470

1590

1660

1760

1890

1960

2070

Jumlah1310

Rata-Rata65.5

Tabel II.2 Kriteria Nilai Rata-Rata

Kategori NilaiRata-rata

Kurang0 - 50

Cukup51 69

Baik70 - 100

III. PERUMUSAN MASALAHPengetahuan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur kurang terutama mengenai diet penderita hipertensi, kapan sebaiknya meminum obat anti hipertensi dan komplikasi dari hipertensi.IV. PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

1. Rencana Intervensi: Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi

2. Tujuan

a. Tujuan Umum:Meningkatkan pengetahuan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai Hipertensi.b. Tujuan Khusus :

Meningkatkan pengetahuan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi. Meningkatkan pengetahuan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai kapan sebaiknya meminum obat anti hipertensi. Meningkatkan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai komplikasi hipertensi.3. Sasaran : Warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus,

Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur

4. Jumlah Sasaran : 260 orang

5. Target Sasaran: 20 orang6. Rencana Kegiatan

Hari/Tanggal: Jumat, 16 Januari 2015 Jam

: 10.30 12.00 WIB

Tempat

: Ruang posyandu RW 01 Acara

: Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi

7. Sumber Daya

Dokter Muda

: 1 orang

Petugas Kesehatan

: 1 orang petugas puskesmas

Kader

: 2 orang

Alat peraga

: Flipchart, leaflet8. Biaya operasional

:

NoKeteranganJumlah

1.SnackRp. 150.000,-

2.Fotocopy pre-test dan post-test 2 x 50 lembar @ Rp 100,-Rp. 10.000,-

3.Cetak Flipchart + LeafletRp. 70.000,-

4.Alat tulisRp. 20.000,-

TOTALRp.250 .000,-

9. Evaluasi: Melakukan penyuluhan dan post-test setelah penyuluhan.V. PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAHDilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit Hipertensi pada :

Masalah kesehatan : HipertensiKegiatan intervensi: Penyuluhan

Hari/Tanggal: Jumat, 16 Januari 2015Jam: 10.30 12.00 WIB

Tempat: Ruang posyandu RW 011. Peserta yang hadir : 20 orang

2. Sumber daya: Dokter muda

: 1 orang

Petugas Kesehatan: 1 orang

Kader

: 2 orang

Alat peraga

: Flipchart, leaflet3. Biaya Operasional

:

NoKeteranganJumlah

1.SnackRp. 150.000,-

2.Fotocopi pre-test dan post-test 2 x 50 lembar @ Rp 100,-Rp. 10.000,-

3.Cetak flipchartRp. 70.000,-

4.Alat tulisRp. 10.000,-

TOTALRp. 240.000,-

4. Materi

: a)Pengertian Hipertensi

b) Klasifikasi Hipertensi

c) Gejala Hipertensid) Penyebab Hipertensie) Faktor Resiko Hipertensi

f) Komplikasi / akibat Hipertensi lanjutg) Pencegahan Hipertensih) Penanganan HipertensiVI. EVALUASI

Input

Penyuluh dan narasumber untuk kegiatan ini adalah Toby Hadinata Wiranegara S,Ked., sesuai dengan perencanaan. Pengawas adalah seorang petugas dari Puskesmas Kecamatan Cipayung dan Bapak Ketua RT 02/01 Kelurahan Cipayung, sesuai dengan perencanaan. Sarana dalam melakukan penyuluhan Hipertensi ini adalah dengan menggunakan Flipchart, sesuai dengan yang direncanakan. Dana yang dibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan bersumber dari dokter muda. Dana yang digunakan untuk kegiatan lebih sedikit (Rp 240.000) dibandingkan dana pada saat perencanaan (Rp.250.000) tidak sesuai dengan perencanaan, hal ini terjadi karena saat di lapangan ternyata ditemukan harga yang lebih murah.

Proses

Dilakukan kegiatan penyuluhan pada hari Jumat, 16 Januari 2015. Dimulai pukul 10.30 12.00 WIB. sesuai dengan perencanaan Jumlah peserta yang hadir 20 orang, sesuai dengan yang telah direncanakan, target peserta yaitu 20 orang. Pelaksanaan penyuluhan mengenai Hipertensi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui keberhasilan intervensi, sesuai dengan perencanaan.

Tidak ada masalah berarti selama penyuluhan. Penyuluhan dapat berjalan dengan baik. Masyarakat cukup antusias mengikuti penyuluhan.OutputTabel III.1 Hasil Perbandingan Pre test dan Post test

NoPretestPost test

16080

270100

35070

470100

55060

66070

78090

84060

97090

107080

114060

1290100

136070

147080

1590100

166070

176080

1890100

196060

207090

Jumlah13101610

Rata-rata65.580,5

Keterangan :

Sebelum dilakukan intervensi mengenai hipertensi didapatkan nilai pre-test rata-rata sebesar 65.5 poin, setelah dilakukan intervensi didapatkan nilai post test rata-rata menjadi 80,5 poin. Sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 15 poin (22,9%) .

{(Post test Pretest ) / pretest } x 100% = {(80,5 - 65.5) / 65.5} x 100% = 22,9 %Kenaikan Berdasarkan Jumlah yang Menjawab BenarNo.PertanyaanPre TestPost TestKenaikan

N%N%N%

1.Yang mengetahui apa yang dimaksud dengan hipertensi19952010015

2.Yang mengetahui tentang berapa tekanan darah normal14701785315

3.Yang mengetahui tentang organ yang bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen pada penderita hipertensi15751785210

4.Yang mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi12601470210

5.Yang mengetahui tentang faktor penyebab terjadinya hipertensi19952010015

6.Yang mengetahui tentang gejala/keluhan pada penderita hipertensi 1470157515

7.Yang mengetahui tentang komplikasi dari hipertensi10501470420

8.Yang mengetahui tentang perilaku yang dapat mencegah komplikasi pada penderita hipertensi1785189015

9.Yang mengetahui tentang diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi8401680840

10.Yang mengetahui kapan sebaiknya penderita hipertensi meminum obat anti hipertensi9451785840

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Hipertensi hasil pretest rata - rata dari responden adalah 65.5 dan masuk dalam kategori cukup. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata adalah 80,5 dan menjadi kategori baik. Berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 22.9 %. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Hipertensi yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

2. Sebelum dilakukan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi, hasil pretest dalam persentase dari responden adalah 40 dan masuk dalam kategori kurang. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test dalam persentase dari responden adalah 80 dan menjadi kategori baik. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 40%. Hal ini menandakan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

3. Sebelum dilakukan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai kapan sebaiknya penderita hipertensi meminum obat anti hipertensi, hasil pretest dalam persentase dari responden adalah 45 dan masuk dalam kategori kurang. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test dalam persentase responden adalah 85 dan menjadi kategori baik. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 40%. Hal ini menandakan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai kapan sebaiknya penderita hipertensi meminum obat anti hipertensi yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

4. Sebelum dilakukan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai komplikasi dari hipertensi, hasil pretest dalam persentase dari responden adalah 50 dan masuk dalam kategori kurang. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test dalam persentase responden adalah 70 dan menjadi kategori baik. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 20%. Hal ini menandakan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai komplikasi dari hipertensi yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

Saran

Kepada Masyarakat

Supaya mempraktikan apa yang telah diberikan selama penyuluhan mengenai Hipertensi terutama diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi. Supaya mengetahui apa yang telah diberikan selama penyuluhan mengenai komplikasi dari hipertensi. Supaya responden dapat membagikan pengetahuan yang sudah didapat dari penyuluhan kepada lingkungan sekitar.

Kepada Petugas Kesehatan Setempat

Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan Hipertensi. Memberikan penyuluhan secara berkala mengenai Hipertensi.DAFTAR PUSTAKA

1. Sustrani, 2004. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jakarta. Raja Grasindo Pers

2. Sabrina I., 2012. Hipertensi Menurut WHO : https://www.academia.edu/6009955/Klasifikasi_Hipertensi_menurut_WHO3. Departemen Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2002. Jakarta: Depkes RI 20104. Departemen Kesehatan Sumbar, 2010. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas5. Asep Pajario, 2002. Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia. Jakarta : ECG6. Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cipayung Jakarta Timur 20137. Laporan Data Kesakitan Kelurahan Bambu Apus 2014VIII. LAMPIRANVIII.1. LAMPIRAN FOTO INTERVENSI

VIII.2. LAMPIRAN PRETEST-POST TEST PENGETAHUAN HIPERTENSIPENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI HIPERTENSI DI RT 02 RW 01 KELURAHAN BAMBU APUS, KECAMATAN CIPAYUNG, TAHUN 2015LEMBAR KUISIONER Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Tinggi Badan :

Berat Badan :

Pendidikan : 1. Tidak Sekolah4. SMA / Sederajat

2. SD/ Sederajat 5. Sarjana

3. SMP / Sederajat

Pekerjaan : 1. Tidak Bekerja 5. Lain Lain

2. Karyawan

3. Pegawai Negeri Sipil

4. Wiraswasta / Pedagang

Status Hipertensi :

PENGETAHUAN

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?a. Tekanan darah di bawah normal

b. Tekanan darah dalam batas normal

c. Tekanan darah di atas normal

d. Tekanan darah tidak stabil2. Berapakah tekanan darah normal?a. 120/40 mmHgb. 120/60mmHgc. 120/80 mmHgd. 140/80 mmHg3. Organ manakah yang bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen pada penderita hipertensi?a. Hati

b. Jantung

c. Paru-paru

d. Ginjal4. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hipertensi?

a. Usia dan berat badan berlebih

b. Berat badan berlebih dan pakaian

c. Pakaian dan rumah

d. Cuaca 5. Dibawah ini yang TIDAK termasuk faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah...a. Merokok b. Olahragac. Makanan yang mengandung kolestrol tinggid. Faktor keturunan6. Bagimana gejala/keluhan pada penderita hipertensi?

a. Pusing, sakit kepala & cepat lelah

b. Pusing, demam & batuk

c. Sakit kepala, kejang & demam

d. Sering makan, sering minum & sering berkemih

7. Dibawah ini yang TIDAK termasuk komplikasi dari hipertensi adalah...a. Sakit jantung

b. Stroke

c. Kerusakan mata

d. Kanker darah8. Dibawah ini PERILAKU yang dapat mencegah komplikasi pada penderita hipertensi adalah...a. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

b. Minum obat anti hipertensi

c. Olahraga teratur, mengurangi konsumsi makanan asin & berlemak, menjaga berat badan ideal

d. Imunisasi untuk hipertensi

9. Diet sehat apakah yang dianjurkan bagi penderita hipertensi?a. Tinggi kalori

b. Rendah lemak

c. Rendah serat

d. Tinggi kalsium10. Kapan sebaiknya penderita hipertensi meminum obat anti hipertensi?

a. Hanya saat gejala/keluhan timbul

b. Tidak harus setiap hari

c. Rutin setiap hari

d. Seminggu 2 kaliNama: Toby Hadinata Wiranegara

NIM: 1061050015

Tanda tangan:

Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hipertensi di Kelurahan Bambu Apus37