STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir...

32
STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014 DISUSUN OLEH: NATALIA SRI KARUNIAWATI, SKM NIP 19821225 200506 2 013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

Transcript of STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir...

Page 1: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR

DI KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN 2014

DISUSUN OLEH:

NATALIA SRI KARUNIAWATI, SKM

NIP 19821225 200506 2 013

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN 2015

Page 2: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan,

selain jumlahnya yang besar (30%) dari jumlah penduduk, mereka juga merupakan

sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Masalah kesehatan

yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada peserta didik Sekolah

Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) pada umumnya lebih banyak terkait dengan

masalah perilaku hidup bersih dan sehat, sedangkan pada peserta didik sekolah

lanjutan berkaitan dengan perilaku berisiko.

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami

masalah gizi yang cukup serius. Hasil pengukuran Tinggi Badan Anak Baru Masuk

Sekolah (TBABS) tahun 1998 menunjukkan bahwa 37,8% anak SD/MI menderita

Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY)

diderita oleh 11,1% anak SD/MI (2002), SKRT 1995 menunjukkan bahwa 47,2% anak

usia sekolah menderita anemia gizi. Disamping masalah gizi kurang di beberapa

daerah perkotaan terjadi masalah gizi lebih atau kegemukan pada anak SD/MI.

Prevalensi kecacingan pada anak SD (Depkes, 2000) sebesar 60-80%, karies dan

penyakit periodontal pada anak SD 74,4% (SKRT 2001). Survey kesehatan indera

penglihatan dan pendengaran pada anak usia sekolah yang dilakukan oleh Depkes

pada tahun 1997 ditemukan kelainan refraksi sebesar 5%.

Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada

upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif

antara lain kegiatan penjaringan kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan)

Page 3: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

peserta didik. Penjaringan kesehatan merupakan suatu prosedur pemeriksaan

kesehatan yang dilakukan untuk memilah (skrining) anak yang sehat dan tidak sehat,

serta dapat dimanfaatkan untuk pemetaan kesehatan peserta didik. Kegiatan ini

dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).1)

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.

2. TUJUAN KHUSUS

a. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik

b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan

peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun

program pembinaan kesehatan sekolah.

c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi program pembinaan peserta didik

Page 4: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pengisian

kuesioner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang oleh

tenaga kesehatan bersama sama kader kesehatan remaja dan guru di sekolah.

Rangkaian pemeriksaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam

pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.

Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi:

1. Pemeriksaan keadaan umum

2. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi

3. Penilaian status gizi

4. Pemeriksaan gigi dan mulut

5. Pemeriksaan indera (pengliatan, pendengaran)

6. Pemeriksaan laboratorium

7. Pengukuran kesegaran jasmani

8. Deteksi

Paket penjaringan kesehatan termasuk pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari

pemeriksaan Hb dengan metode sahli dan pemeriksaan tinja dengan metode Kato

Katz. Pemeriksaan ini tidak harus dilakukan oleh petugas laboratorium melainkan

dapat juga dilakuan oleh tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam kegiatan

penjaringan kesehatan.2)

Page 5: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

B. PELAKSANAAN PENJARINGAN KESEHATAN

1. PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM

Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai keadaan fisik

secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan indikasi kelainan gizi yang

dapat dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir

kering, pecah pecah dan mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit

tampak pucat/keriput.

Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan kelainan jantung.

2. PENILAIAN STATUS GIZI

Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaan secara klinis, riwayat

asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan penunjang (laboratorium).

Dalam kegiatan penjaringan, penilaian status gizi siswa dilakukan melalui

pengukuran antropometri yaitu mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan

menghitung indeks massa tubuh ini akan diketahui status gizi siswa.

IMT adalah indeks untuk menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan

membandingkan berat badan (BB) dalam kilogram terhadap tinggi badan (TB)

dalam meter kuadrat. Jika tidak ada kalkulator dapat menggunakan tabel IMT yang

tersedia.

Selanjutnya angka indeks di plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin.

Lihat posisi plot tadi berada pada area mana:

a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka anak tersebut

berstatus gizi normal

b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut berstatus kurus

c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali

Page 6: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti anak tersebut

berstatus overweight atau gemuk

e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.

3. PEMERIKSAAN GIGI DAN DAN MULUT

Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk

mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan

prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program

kesehatan gigi dan mulut di sekolah. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

a. Keadaan rongga mulut

b. Kebersihan mulut

c. Keadaan gusi

d. Keadaan gigi

4. PEMERIKSAAN INDERA PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN

Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang

dilakukan setiap awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya

kelainan tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta kelainan organik

pada mata dan telinga setiap siswa baru. Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan

pemeriksaan ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan sebelumnya

atau menilai perbaikan atas koreksi yang dilakukan.

Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah;

a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik

- Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus

- Penutup 1 mata (okluder)

- Pinhole (cakram berlubang)

Page 7: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

- Loupe

- Senter

b. Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik

- Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik

- Garputala

- Senter

- Otoskop

5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan dalam penjaringan peserta didik

SD/MI adalah pemeriksaan feces dan anemia. Melalui pemeriksaan faces untuk

mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing pada seorang murid. Tujuannya adalah:

- Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan

- Meningkatkan mutu intelektual anak sekolah

- Meningkatkan cakupan program cacingan terutama pada anak sekolah

- Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan cacingan dengan

melibatkan lintas program / lintas sektor

Bila pemeriksaan feces >50% posiitf, maka dilakukan pengobatan secara

masal (mass blanket) dan bila pemeriksaan feces ditemukan <50% positif,

maka dilakukan pengobatan secara selektif.

6. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL

Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan /pemeriksaan untuk

menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, agar dapat segera

dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat

Page 8: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang anak.

Deteksi dini dilakukan pada anak peserta didik yang menurut pengamatan guru

dalam kesehariannya menunjukkan sikap dan perilaku yang diduga “perlu

mendapat perhatian”.

Alat yang digunakan untuk deteksi ini adalah Kuesioner Masalah Mental

Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem

mental emosional. Kuesioner pemantauan kelainan mental emosional terdiri dari:

a. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (seperti

banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal hal

yang sudah biasa dihadapinya)

b. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman teman atau anggota

keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih

sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal hal yang biasa sangat

dinikmati)

c. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap

lingkungan di sekitarnya? (seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri,

seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa

binatang atau anak anak lainnya) dan tampak tidak peduli dengan nasihat

nasihat yang sudah diberikan kepadanya.

d. Apakah anak anda akan memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau

kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding

dengan anak lain seusianya

Page 9: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

e. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi

yang buruk atau mudah teralih perhatiannya sehingga mengalami penurunan

dalam aktivitas sehari hari atau keputusan.

f. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami

kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?

g. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur? (seperti sulit

sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur

malam oleh karena mimpi buruk atau mengigau)

h. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? (seperti kehilangan

nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)

i. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan

fisik lainnya?

j. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk

mengakhiri hidupnya?

k. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau

kemampuan yang sudah dimilikinya? ( seperti mengompol kembali,

menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)

l. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang ulang tanpa alasan

yang jelas

7. PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI

Adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari

hari, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga

cadangan untuk melakukan aktifitas fisik lainnya. Hal ini dilaksanakan untuk

menentukan tingkat kebugaran jasmani peserta didik. Instrumen tes kebugaran

Page 10: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

jasmani yang digunakan adalah Tes KeBugaran Jasmani Indonesia (TKJI). TKJI

merupakan rangkaian tes yang harus dilakukan secara berurutan.

TKJI terdiri dari 5 tes, yaitu:

a. Lari cepat

b. Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh

c. Baring duduk

d. Loncat tegak

e. Lari jarak sedang

Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah sebagai berikut:

a. Peserta dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes

b. Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes

c. Disarankan memakai pakaian dan sepatu olahraga

d. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes

e. Melakukan pemanasan sebelum tes

Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti oleh peserta didik yang telah selesai

menjalankan tahap penjaringan kesehatan dan dinyatakan oleh dokter tidak

mengalami kontra indikasi untuk dites.

Page 11: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

BAB III

METODOLOGI

A. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey / screening terhadap

peserta didik kelas I di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah(selektif screening).

B. POPULASI

Populasi penelitian adalah seluruh siswa Sekolah Dasar di wilayah Kabupaten Kulon

Progo.

C. SASARAN / SUBJEK PENELITIAN

Sasaran penelitian adalah seluruh siswa kelas I Sekolah Dasar yang bersekolah di

wilayah Kabupaten Kulon Progo, baik dari dalam maupun luar wilayah.

D. WAKTU PELAKSANAAN

Screening anak sekolah dilaksanakan pada awal tahun pelajaran, antara bulan Juli

sampai dengan November 2014.

E. VARIABEL

Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi:

1. Pemeriksaan keadaan umum

2. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi

3. Penilaian status gizi

4. Pemeriksaan gigi dan mulut

5. Pemeriksaan indera (penglihatan dan pendengaran)

6. Pemeriksaan laboratorium

7. Pengukuran kesegaran jasmani

8. Deteksi dini penyimpangan mental emosional

Page 12: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

F. ALAT UKUR DAN PELAKSANAAN

Alat ukur yang digunakan dalam penjaringan kesehatan peserta didik antara lain:

1. Tensimeter

2. Stetoskop

3. Stopwatch

4. Alat pengukur berat badan (timbangan injak)

5. Microtoise (alat ukur tinggi badan)

6. Haemometer sahli

7. Kaca mulut

8. Sonde

9. Kartu snellen

10. Senter

11. Otoscope

12. Formulir pemeriksaan

13. Formulir rujukan

Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan oleh tim / petugas

screening masing masing Puskesmas. Untuk menyamakan persepsi dilaksanakan dua

kali koordinasi yaitu:

1. Koordinasi lintas sektor terkait (Dinas Pendidikan, Kantor Kementrian Agama dan

Puskesmas) untuk memberikan informasi dan sosialisasi kepada sekolah sekolah

untuk menghasilkan:

a. Kesepakatan tentang penjaringan kesehatan anak sekolah termasuk definisi

operasional, cara pelaksanaan dan hal hal yang menjadi penekanan pada saat

penjaringan kesehatan dilaksanakan.

Page 13: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

b. Inventarisasi tenaga, sarana termasuk dana yang ada untuk kebutuhan

pelaksanaan penjaringan kesehatan peserta didik

c. Identifikasi kebutuhan operasional dalam kegiatan penjaringan kesehatan

peserta didik

d. Persiapan pelaksanaan penjaringan kesehatan meliputi kesiapan puskesmas,

jumlah sekolah, dan jumlah peserta didik di tiap wilayah kerja puskesmas.

2. Pimpinan puskesmas mengadakan pertemuan dengan unsur Tim Pembina UKS

Kecamatan dan Kepala puskesmas untuk menghasilkan;

a. Inventarisasi data tentang jumlah sekolah, penyebaran sekolah serta jumlah

peserta didik kelas I

b. Rencana kerja penjaringan kesehatan, yang mencakup jadwal kerja, tenaga

pelaksana, kegiatan pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan penjaringan

kesehatan menurut sekolah sasaran.

G. ANALISIS DATA

Analisa dilaksanakan secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan

populasi

H. PENYAJIAN DATA

Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik.

Page 14: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penjaringan kesehatan peserta didik Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di

Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan selama bulan Juli sampai dengan Desember 2014

dengan jumlah sasaran 371 Sekolah Dasar. Sasaran penjaringan kesehatan a dalah seluruh

peserta didik kelas 1 yang berjumlah 6198 siswa terdiri dari 3190 (51,47%) siswa laki laki

dan 3008 (48,53%) siswa perempuan. Sampai dengan 31 Desember 2014 seluruh siswa sudah

terjaring (100%) dan dapat dilihat dalam grafik berikut:

Grafik 1 : Grafik hasil penjaringan kesehatan peserta didik Sekolah Dasar tahun

2014

Pemeriksaan yang dilakukan dalam penjaringan kesehatan peserta didik SD/MI antara lain

pemeriksaan status gizi, tajam penglihatan, otitis media, tajam pendengaran, kesehatan gigi

dan mulut, gangguan mental emosional, dan kesegaran jasmani ditambah pemeriksaan

penunjang untuk anemia, kecacingan dan risiko GAKY. Harapannya seluruh jenis

51,4748,53

Siswa

Laki laki

Perempuan

Page 15: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

pemeriksaan dapat dilaksanakan seluruhnya. Namun dalam pelaksanaannya desesuaikan

dengan kemampuan dan kondisi masing masing Puskesmas mengingat sebaran sumber daya

manusia berbeda di tiap puskesmas. Meskipun demikian hasil penjaringan peserta didik

tingkat SD/MI sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh

Kementrian Kesehatan maupun target Kabupaten Kulon Progo yang dapat melaksanakan

penjaringan kesehatan pada seluruh peserta didik kelas 1 di tingkat SD/MI. Hasil masing

masing pemeriksaan dapat dilihat dalam grafik berikut:

A. STATUS GIZI

Grafik 2 : Grafik Status Gizi Penjaringan Kesehatan Peserta Didik

SD/MI tahun 2014

Penilaian status gizi anak didapatkan dengan melakukan pengukuran

antropometri yaitu mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT) selanjutnya angka indeks di

plot pada grafik BMI sesuai jenis kelamin (for Girls atau for Boys). Didapatkan hasil

sebesar 4577 (73,85%) siswa memiliki berat badan normal, 433 siswa (6,99%)

73,85

6,99

14,78

2

2,38

Status gizi

Normal

Gemuk

Kurus

Kurus sekali

Obesitas

Page 16: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

termasuk kriteria gemuk, 916 siswa (14,78%) termasuk kriteria kurus, 124 siswa

(2,00%) termasuk kriteria kurus sekali dan 148 (2,38%) siswa obesitas. Banyaknya

siswa yang termasuk kurus, kurus sekali maupun obesitas merupakan masalah yang

memerlukan penanganan serius dari berbagai pihak. Kategori kurus biasanya

disebutkan sebagai Kekurangan Energi dan Protein (KEP) disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari hari sehingga tidak memenuhi

Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah

berat badan berada di bawah standar normal. 2

Akibat buruk dari KEP bagi anak SD

adalah anak menjadi lemah daya tahan tubuhnya dan terjadi penurunan konsentrasi

belajar.3

Kegemukan atau obesitas merupakan suatu penyakit kronis dengan ciri-ciri

timbunan lemak tubuh yang berlebihan(eksesif). Kegemukan merupakan indikator

risiko terhadap beberapa penyakit dan kematian.2

Obesitas adalah suatu keadaan

patologik, pada keadaan tersebut terdapat penumpukan lemak yang berlebihan secara

menyeluruh di bawah kulit dan jaringan lainnya di dalam tubuh akibat konsumsi kalori

yang lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.4

menurut IDAI (Ikatan Dokter

Anak Indonesia) anak dikatakan obesitas apabila memiliki indeks masa tubuh (IMT)

yang berada di atas persentil ke 95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai dengan

jenis kelaminnya.5

Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan

berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink,

makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog) dan makanan siap

saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Anak yang berusia 5-7 tahun merupakan

kelompok yang rentan terhadap gizi lebih. Oleh karena itu anak dalam rentang usia ini

Page 17: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

perlu mendapat perhatian dari sudut perubahan pola makan sehari hari karena

makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan

makan selanjutnya.5

kegemukan atau obesitas pada anak berisiko berlanjut pada masa

dewasa dan merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan

degeneratif.6

Selain itu obesitas pada anak usia 6-7 tahun juga dapat menurunkan

tingkat kecerdasan karena aktifitas dan kreatifitas anak menjadi menurun dan

cenderung malas akibat kelebihan berat badan. Jika anak memiliki status gizi gemuk

sampai dengan obesitas maka anak tersebut harus dikonsultasikan dengan petugas

kesehatan untuk mendapat konseling tentang gizi seimbang dan aktifitas fisik.2)

Grafik 3 : Grafik jumlah peserta didik kategori kurus tahun 2014

Berdasar grafik di atas dapat kita lihat bahwa prosentase peserta didik kurus

dan kurus sekali terbanyak terdapat di Puskesmas Girimulyo II sebesar 51,80%,

Puskesmas Wates sebesar 41,50% dan Puskesmas Pengasih II sebesar 28,6%.

0

10

20

30

40

50

60

Tem

on

I

Tem

on

II

Wat

es

Pan

jata

n I

Pan

jata

n II

Gal

ur

I

Gal

ur

II

Len

dah

I

Len

dah

II

Sen

tolo

I

Sen

tolo

II

Pen

gasi

h I

Pen

gasi

h II

Ko

kap

I

Ko

kap

II

Gir

imu

lyo

I

Gir

imu

lyo

II

Nan

ggu

lan

Kal

ibaw

ang

Sam

igal

uh

I

Sam

igal

uh

II% Peserta Didik Kurus

% Peserta Didik Kurus

Page 18: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

Grafik 4 : Grafik jumlah peserta didik gemuk tahun 2014

Berdasar grafik di atas dapat kita lihat bahwa prosentase peserta didik gemuk

terbanyak terdapat di Puskesmas Samigaluh II sebesar 18,49%, Puskesmas Wates

sebesar 13,81% dan Puskesmas Girimulyo II sebesar 12,02%. Baik masalah gizi

kurang maupun gizi lebih yang ditemukan dalam penjaringan peserta didik SD/MI

telah ditangani oleh Puskesmas setempat melalui kegiatan pendampingan oleh petugas

kesehatan dan kader, konseling terhadap orang tua, pemantauan pertumbuhan dengan

cara menimbang berat badan secara teratur dan pemberian PMT kepada peserta didik.

B. TAJAM PENGLIHATAN

Pemeriksaan kesehatan mata yang dilakukan dalam penjaringan kesehatan peserta

didik SD/MI dilakukan untuk memeriksa adannya kelainan refraksi mata yaitu rabun

jauh (miopia) dan rabun dekat (hipermetropia), bagian bagian (anatomi) mata dan

radang mata. Miopia adalah kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang masuk

ke dalam bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan retina sehingga tajam

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

% Peserta Didik Gemuk

% Peserta Didik Gemuk

Page 19: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

penglihatan menurun.2

Keluhan penderita biasanya berupa melihat jauh kabur, mata

lekas lelah, mata berair, pusing dan cepat mengantuk. Keadaan ini dapat diperbaiki

dengan menggunakan kaca mata / lensa sferis minus (-).

Hasil penjaaringan kesehatan mata peserta didik SD/MI di Kabupaten Kulon Progo

pada tahun 2014 dapat dilihat dalam grafik berikut:

Grafik 5 : Grafik Tajam Penglihatan Peserta Didik SD/MI tahun 2014.

Sebanyak 127 siswa (2,05%) telah mengalami rabun jauh (miopia) pada saat masuk

Sekolah Dasar. Siswa yang mengalami kelainan refraksi mata hendaknya segera

dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut dan

mendapatkan kacamata koreksi. Apabila tidak segera ditangani maka siswa tersebut

dapat mengalami gangguan dalam proses belajar mengajar yang akan berdampak pada

turunnya prestasi belajar siswa.

C. TAJAM PENDENGARAN

Pemeriksaan kesehatan indera pendengaran yang dilakukan dalam penjaringan

kesehatan peserta didik meliputi pemeriksaan bagian bagian telinga, pemeriksaan

% Tajam Penglihatan

Normal

Rabun Jauh

Page 20: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

telingan, sumbatan serumen, Otitis Media Supuratif Kronis (OMKS) dan pemeriksaan

tajam pendengaran (tuli sedang, ringan dan berat). Hasil penjaringan kesehatan

peserta didik SD/MI tahun 2014 didapatkan sebanyak 83 siswa(1,34%) mengalami

gangguan pendengaran tuli ringan dan 64 siswa (1,03%) mengalami tuli sedang. Hal

tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut:

Grafik 6 : Grafik Jumlah Peserta Didik Dengan Gangguan Pendengaran

Tahun 2014

Banyaknya peserta didik yang mengalami gangguan pendengaran perlu

mendapatkan perhatian khusus mengingat keberhasilan proses belajar mengajar sangat

dipangaruhi oleh kemampuan siswa dalam mendengar dan melihat. Kelainan

pendengaran dapat disebabkan adanya sumbatan serumen.2

Serumen adalah produk

kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada kulit liang telinga. Jumlah dan

konsistensinya (lunak, keras) bervariasi pada setiap orang. Pengumpulan serumen

menyebabkan hantaran suara pada liang telinga.2 Keadaan penumpukan serumen yang

keras dan menyumbat liang telinga dikenal sebagai serumen prop. Adakalanya

97,63

1,34 1,03

% Peserta Didik Tuli

Normal

Tuli ringan

Tuli sedang

Page 21: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

gangguan pendengaran akibat serumen prop ini tidak disadari bila hanya terjadi pada

gangguan pendengaran satu sisi telinga. Hal ini sering terjadi pada anak anak.2

Pemeriksaan indera pendengaran lainnya adalah Otitis Media Supuratif Kronis

(OMKS) atau congek, yaitu peradangan mukosa telinga tengah disertai keluarnya

cairan dari telinga tengah melalui perforasi membran timpani (gendang telingan

berlubang). Cairan mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Cairan dapat

terus menerus atau hilang timbul. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil sebanyak

21 siswa (0,34%) mengalami OMKS. Otitis Media pada peserta didik kelas 1 SD/MI

terjadi di Puskesmas Temon I sebanyak 1 anak (0,44%), Wates 4 anak (0,39%),

Panjatan I sebanyak 1 anak (0,37%), Lendah II sebanyak 12 (3,8%), Pengasih II

sebanyak 2 anak (0,62%) dan kalibawang sebanyak 1 anak (0,23%). Hasil tersebut

dapat dilihat dalam grafik berikut:

Grafik 7 : Peserta Didik Dengan Gangguan Otitis Media

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

0,44 0,39 0,37

3,8

0,62

0,23

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

% Otitis Media

% Otitis Media

Page 22: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran

tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan

datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan

membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya

terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar

saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah

terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ

pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran

yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih

banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran

pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat,

cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena

tekanannya.7

D. KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk menemukan kelainan kelainan

gigi dan mulut secara dini, sehingga dapat dilakukan pencegahan, pengobatan serta

rujukan yang lebih efektif. Hasil penjaringan menunjukkan bahwa 4437 siswa

(71,59%) mengalami gigi karies. Hal tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut:

Page 23: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

Grafik 8 : Grafik Jumlah Peserta Didik dengan Caries Gigi Tahun 2014.

Gigi berlubang atau karies adalah kerusakan jaringan gigi hingga membentuk

lubang. Kerusakan ini ditandai dengan tumbuhnya bercak putih pada permukaan gigi

yang lama kelamaan membentuk lubang. Rongga mulut setiap hari penuh dengan

bakteri dan sisa makanan sehingga bakteri dapat tumbuh subur, berkelompok, melekat

erat pada gigi sebagai lapisan yang lengket dan tidak berwarna yang disebut plak dan

hanya dapat dilihat dengan memakai zat pewarna/ disclosing solution.

Anak anak cenderung menyukai makanan/minuman yang mengandung gula

dan lengket (permen, coklat, sirup, dsb). Sisa makanan tersebut akan menempel pada

gigi dan gusi dan diubah oleh bakteri menjadi asam. Asam ini akan melarutkan lapisan

luar gigi (email) sehingga menjadi keropos dan berlubang. Bakteri dan plak yang

menempel di gusi akan menyebabkan peradangan yaitu gusi menjadi bengkak dan

mudah berdarah. Plak lama lama akan mengeras karena mengalami mineralisasi

menjadi karang gigi. Karang gigi inilah yang akan menyebabkan peradangan gusi

menjadi lebih parah.

28,41

71,59

% Gigi Karies

Sehat

Gigi Karies

Page 24: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

Gigi karies pada anak sekolah dapat dengan menghilangkan plak dari

permukaan gigi dengan menyikat gigi secara teratur dan benar memakai pasta gigi

yang mengandung fluor dan sikat gigi yang berbulu halus, permukaannya datar dan

kepala sikat kecil sekurang kurangnya 2 kali sehari.8

Setiap anggota keluarga haarus

mempunyai 1 sikat gigi dan tidak boleh saling meminjam karena dapat menularkan

penyakit. Selain itu hindari kebiasaan makan jenis makanan yang merusak gigi

(permen, dodol, coklat, minuman bersoda, es krim) dan membiasakan menyukai

makanan yang menyehatkan gigi (sayuran, buah, keju dan susu).

E. GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL

Gangguan mental emosional yang terjadi pada peserta didik SD/MI di Kabupaten

Kulon Progo dapat dilihat dari diagram berikut:

Grafik 9 : Grafik Jumlah Peserta Didik dengan Gangguan Mental

Emosional tahun 2014

Dari diagram di atas terlihat bahwa sebanyak 102 siswa (1,65%)siswa mengalami

gangguan mental emosional. Terdapat 8 puskesmas yang memiliki peserta didik

dengan gangguan mental emosional, yaitu Puskesmas Temon I (18 siswa), Temon II

(37 siswa), Wates (3 siswa), Lendah II (10%), Pengasih I ( 2 siswa) Kalibawang (1

98,35

1,65

% Gangguan ME

Sehat

Gangguan ME

Page 25: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

siswa) dan Samigaluh I (1 siswa). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik

berikut:

Grafik 10 : Grafik Peserta Didik dengan Gangguan Mental Emosional di

Puskesmas tahun 2014

Grafik di atas memperlihatkan bahwa prosentase peserta didik yang mengalami

gangguan mental emosional paling besar adalah di Puskesmas Temon II (16,3%) dan

Puskesmas Temon I (8,45%) dan Lendah II (3,16%). Deteksi dini gangguan mental

emosional dilaksanakan dengan cara menanyakan satu persatu perilaku yang tertulis

dalam Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE) yang berjumlah 12 pertanyaan

kepada orang tua/pengasuh anak secara lambat dan jelas. Bila ada jawaban YA maka

kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional . Bila jawaban YA hanya 1

(satu) perlu dilakukan konseling kepada orang tua. Apabila jawaban YA ditemukan 2

atau lebih maka siswa tersebut hendaknya dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki

fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai indormasi

mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan. 1)

Apabila masalah

8,45

16,3

0,3

3,16

0,7 0,23 0,56

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

% Gangguan ME

% Gangguan ME

Page 26: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

kesehatan mental terlambat dideteksi akan menimbulkan gangguan jiwa yang lebih

berat sehingga intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang remaja. 2)

Dampak gangguan kesehatan mental terhadap

perkembangan remaja antara lain: prestasi akademik buruk, masalah sosial, rendah

diri, merokok, kecelakaan dan masalah kenakalan remaja.2)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam penjaringan kesehatan peserta didik

adalah pemeriksaan anemia, kecacingan dan risiko GAKY. Pemeriksaan penunjang

dilaksanakan pada peserta didik yang terindikasi secara klinis saja, tidak dilaksanakan

pada seluruh sasaran. Hasil pemeriksaan dapat dilihat dalam grafik berikut:

Grafik 11 : Grafik Hasil Pemeriksaan Penunjang dalam Penjaringan Kesehatan

Peserta Didik SD/MI tahun 2014.

Grafik di atas menunjukkan bahwa 88 siswa (1,42%) menderita anemia, 9 siswa

(0,15%) menderita kecacingan dan 6 siswa (0,10%) menderita risiko Gangguan Akibat

Kekuragan Yodium. Bila kita bandingkan dengan data kecacingan yang ada di

Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 terlihat dalam tabel berikut:

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

Anemia Kecacingan Risiko GAKY

% Siswa

% Siswa

Page 27: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

Tabel 1 : Tabel Jumlah Penderita Kecacingan di Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2014

No Kelompok

Umur

Jumlah

Penduduk

Jumlah Penderita

Laki Laki Perempuan Jumlah

1 0 – 4 tahun 24.465 181 186 367

2 5 – 14 tahun 50.733 100 56 156

3 15 – 44 tahun 196.863 41 42 83

4 45 – 64 tahun 106.533 29 26 55

5 > 65 tahun 51.894 4 7 11

Jumlah 430.488 355 317 672

Berdasar tabel di atas terlihat bahwa penderita kecacingan terbanyak adalah kelompok

umur 0-4 tahun sebanyak 367 orang, kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 156 orang,

kelompok umur 15-44 tahun 83 orang, kelompok umur 45-64 tahun sebanyak 55

orang dan kelompok umur >65 tahun sebanyak 11 orang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam diagram berikut:

Grafik 12 : Grafik Jumlah Penderita Kecacingan Menurut Kelompok Umur

Tahun 2014

Grafik tersebut menunjukkan bahwa proporsi terbesar penderita kecacingan di

Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 adalah kelompok umur 0-4 tahun sebesar 54,61%

dan 5-14 tahun sebesar 23,21%. Angka tersebut berasal dari data kunjungan ke

Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo. Jika kita bandingkan dengan hasil penjaringan

54,61

23,21

12,35

8,18

1,64

% Kecacingan

0-4 tahun

5-14 tahun

15-44 tahun

45-64 tahun

>65 tahun

Page 28: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

kesehatan peserta didik SD/MI terlihat adanya kesenjangan angka yang cukup besar.

Hal ini memerlukan perhatian khusus dari Dinas Kesehatan dan jaringannya untuk

mengkaji lebih dalam pemeriksaan penunjang dalam kegiatan penjaringan kesehatan

peserta didik SD/MI.

G. KESEGARAN JASMANI

Pemeriksaan kesegaran jasmani dilaksanakan oleh guru pendidikan jasmani, dokter

kecil / kader kesehatan remaja dan tenaga kesehatan. Hendaknya kegiatan tersebut

dilaksanakan pada pagi atau sore hari (tidak di bawah terik sinar matahari). Berikut

hasil pemeriksaan kesegaran jasmani peserta didik SD/MI di Kabupaten Kulon Progo:

Grafik 13 : Grafik Hasil Pemeriksaan Kesegaran Jassmani Penjaringan Peserta

Didik SD/MI tahun 2014

Diagram di atas menunjukkan sebanyak 4196 siswa (67,70%) dalam kondisi jasmani

yang segar, 691 siswa (11,15%) tidak segar dan 1311 siswa (21,15%) tidak diperiksa.

Pemeriksaan kesegaran jasmani belum dilaksanakan pada seluruh siswa karena adanya

keterbatasan sumber daya selain kurangnya informasi tentang petunjuk pengukuran

kesegaran jasmani peserta didik kepada guru pendidikan jasmani di sekolah.

67,7

11,15

21,15

% Siswa

Segar

Tidak Segar

Tidak diperiksa

Page 29: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

Pemeriksaan kesegaran jasmani di Kabupaten Kulon Progo belum dilaksanakan sesuai

dengan petunjuk teknis dari kementrian kesehatan yang meliputi lari cepat, gantung

siku tekuk / gantung angkat tubuh, baring duduk, loncat tegak dan lari jarak sedang.

Page 30: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Penjaringan kesehatan peserta didik dilaksanakan di 371 SD/MI dengan

sasaran laki laki 3190 orang (51,47%) dan perempuan 3008 (48,59%).

2. Hasil pemeriksaan status gizi menunjukkan 73,85% gizi normal, 2,38%

obesitas, 6,59% gemuk, 14,70% kurus dan 2% kurus sekali.

3. Hasil pemeriksaan tajam penglihatan menunjukkan 2,05% peserta didik

mengalami rabun jauh.

4. Hasil pemeriksaan 5tajam pendengaran menunjukkan 1,34% peserta didik

mengalami tuli ringan, 1,03% tuli sedang dan 0,3% otitis media.

5. Hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut menunjukkan 71,59% mengalami

caries.

6. Sebanyak 1,65% peserta didik mengalami gangguan mental emosional.

7. Pemeriksaan penunjang (anemia, kecacingan dan risiko GAKY) hanya

dilaksanakan pada peserta didik yang terindikasi secara klinis bukan pada

seluruh sasaran.

8. Pemeriksaan kesegaran jasmani belum dilaksanakan pada seluruh siswa karena

adanya keterbatasan sumber daya dan kurangnya informasi tentang petunjuk

pengukuran kesehatan jasmani peserta didik kepada guru penjaskes.

Page 31: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

B. REKOMENDASI

1. Koordinasi lintas sektor/lintas program pelaksanaan kegiatan pemeriksaan

kesehatan peserta didik.

2. Pelatihan atau sosialisasi teknis pemeriksaan jasmani kepada guru pendidikan

jasmani.

3. Advokasi anggaran kepada Pemda untuk pelaksanaan pemeriksaan penunjang

(anemia, kecacingan dan risiko GAKY).

4. Menyampaiakan feed back hasil pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan

peserta didik kepada sekolah untuk dicatat dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan

berkala dan rujukan.

Page 32: STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI …9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2010, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak

Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kemenkes 2010.

2. Direktorat Bina Kesehatan Anak 2011, Modul Pelatihan Penjaringan Kesehatan

Peserta Didik, Kementrian Kesehatan RI 2011

3. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Perbaikan Gizi Anak

Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Departemen Kesehatan RI 2005.

4. Dini Lailani, Hakimi. 2003. Pertumbuhan Fisik Anak Obesitas, Sari Pediatri Vol 5 No

3, Desember 2003: 99-102

5. Sartika, Ratu Ayu Dewi, 2011, Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di

Indonesia, Makara Kesehatan, Vol 15, No 1, Juni 2011 :34-37

6. Kementrian Kesehatan RI, 2012, Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan

Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah

7. id.wikipedia.org, radang telinga tengah, 2015.

8. Direktorat Bina Kesehatan Anak,Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan: Usaha

Kesehatan Sekolah Di Tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan Pondok

Pesantren, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian

Kesehatan RI, 2011.