STATUS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM PULAU BAKUT …eprints.unlam.ac.id/2151/1/2013 UNS ARezeki...

16
1 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS STATUS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM PULAU BAKUT KALIMANTAN SELATAN Amalia Rezeki 1) , Mochamad Arief Soendjoto 2) 1) Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, Jalan H. Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin 70123; Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru 70714 E-mail: [email protected] ABSTRAK Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut adalah kawasan lahan basah. Fauna prioritas pelestarian di kawasan ini adalah bekantan, sedangkan fauna lainnya (burung) kurang diperhatikan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi spesies dan mendata status burung diurnal. Data dikumpulkan antara Januari hingga Maret 2013 dengan survei atau pengamatan langsung melalui darat dan air. Dari 31 spesies burung, 8 di antaranya dilindungi berdasarkan pada PP No. 7/1999. Menurut IUCN, dua spesies terancam punah, 22 spesies sedikit diprihatinkan, 2 spesies berisiko rendah, dan 5 spesies belum dinilai. Menurut CITES, dua spesies masuk dalam Appendix II. Kata kunci: bakut, burung, keragaman, status, taman PENDAHULUAN Kawasan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut termasuk ke dalam wilayah administrasi Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. TWA yang diresmikan pada tanggal 21 April 2003 berdasarkan Keputusan Menhut No.140/Kpts- II/2003 ini merupakan kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama untuk pariwisata dan rekreasi alam (BKSDA Kalimantan Selatan, 2008). TWA Pulau Bakut tergolong unik. Kawasan yang pada dasarnya adalah delta di alur Sungai Barito ini mewakili ekosistem mangrof. Di atas kawasan terbentang Jembatan Barito, salah satu jembatan terpanjang di Indonesia (± 1.082 m) (BKSDA Kalimantan Selatan, 2008). Dari jembatan ini wisatawan tidak hanya bisa melihat kawasan dan kondisi sekelilingnya, tetapi juga bisa menikmati potensinya. Karena letaknya itu, TWA Pulau Bakut tidak lepas dari perubahan lingkungan yang dapat menimbulkan dampak negatif pada kawasan dan juga potensinya. Beberapa faktor pengubah adalah sedimentasi dari hulu sungai, peningkatan lalu lintas sungai (tongkang batubara), dan pencemaran lingkungan yang antara lain berupa sampah padat dari wisatawan di jembatan. Pada sisi lain, di kawasan ini hidup bekantan (Nasalis larvatus), fauna endemik Kalimantan yang mudah dilihat dan dijadikan prioritas pelestarian. Di kawasan ini ditemukan juga burung, salah satu kelompok fauna yang memang kurang diperhatikan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi spesies dan mendata status burung diurnal. Hasilnya dimanfaatkan sebagai data dasar untuk pengelolaan potensi fauna serta peningkatan peran kawasan sebagai daerah tujuan wisata, penelitian, dan pendidikan. METODE PENELITIAN Data berkaitan dengan spesies burung dijurnal dikumpulkan antara Januari hingga Maret 2013. Pulau Bakut ditelusuri dengan berjalan kaki (darat) dan berkelotok (air) pada jam 06.00-10.00 pagi dan 15.00-18.00 sore serta diinspeksi vegetasinya, terutama yang berbunga atau berbuah. Burung yang ditemukan diidentifikasi dan diverifikasi menurut MacKinnon et al. (2010). Burung difoto dan fotonya digunakan tidak hanya untuk dokumentasi, tetapi juga untuk bahan identifikasi burung, terutama yang sulit diidentifikasi. Status kelindungan, keterancaman, dan keperdaganganan ditentukan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis 12-117

Transcript of STATUS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM PULAU BAKUT …eprints.unlam.ac.id/2151/1/2013 UNS ARezeki...

1 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

STATUS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM PULAU BAKUT

KALIMANTAN SELATAN

Amalia Rezeki 1)

, Mochamad Arief Soendjoto 2)

1) Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Lambung

Mangkurat, Jalan H. Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin 70123;

Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat,

Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru 70714

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut adalah kawasan lahan basah. Fauna prioritas pelestarian di kawasan ini

adalah bekantan, sedangkan fauna lainnya (burung) kurang diperhatikan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi spesies

dan mendata status burung diurnal. Data dikumpulkan antara Januari hingga Maret 2013 dengan survei atau pengamatan

langsung melalui darat dan air. Dari 31 spesies burung, 8 di antaranya dilindungi berdasarkan pada PP No. 7/1999. Menurut

IUCN, dua spesies terancam punah, 22 spesies sedikit diprihatinkan, 2 spesies berisiko rendah, dan 5 spesies belum dinilai.

Menurut CITES, dua spesies masuk dalam Appendix II.

Kata kunci: bakut, burung, keragaman, status, taman

PENDAHULUAN

Kawasan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut termasuk ke dalam wilayah

administrasi Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.

TWA yang diresmikan pada tanggal 21 April 2003 berdasarkan Keputusan Menhut No.140/Kpts-

II/2003 ini merupakan kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama untuk pariwisata dan

rekreasi alam (BKSDA Kalimantan Selatan, 2008).

TWA Pulau Bakut tergolong unik. Kawasan yang pada dasarnya adalah delta di alur Sungai

Barito ini mewakili ekosistem mangrof. Di atas kawasan terbentang Jembatan Barito, salah satu

jembatan terpanjang di Indonesia (± 1.082 m) (BKSDA Kalimantan Selatan, 2008). Dari jembatan ini

wisatawan tidak hanya bisa melihat kawasan dan kondisi sekelilingnya, tetapi juga bisa menikmati

potensinya.

Karena letaknya itu, TWA Pulau Bakut tidak lepas dari perubahan lingkungan yang dapat

menimbulkan dampak negatif pada kawasan dan juga potensinya. Beberapa faktor pengubah adalah

sedimentasi dari hulu sungai, peningkatan lalu lintas sungai (tongkang batubara), dan pencemaran

lingkungan yang antara lain berupa sampah padat dari wisatawan di jembatan. Pada sisi lain, di

kawasan ini hidup bekantan (Nasalis larvatus), fauna endemik Kalimantan yang mudah dilihat dan

dijadikan prioritas pelestarian. Di kawasan ini ditemukan juga burung, salah satu kelompok fauna yang

memang kurang diperhatikan.

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi spesies dan mendata status burung diurnal.

Hasilnya dimanfaatkan sebagai data dasar untuk pengelolaan potensi fauna serta peningkatan peran

kawasan sebagai daerah tujuan wisata, penelitian, dan pendidikan.

METODE PENELITIAN

Data berkaitan dengan spesies burung dijurnal dikumpulkan antara Januari hingga Maret

2013. Pulau Bakut ditelusuri dengan berjalan kaki (darat) dan berkelotok (air) pada jam 06.00-10.00

pagi dan 15.00-18.00 sore serta diinspeksi vegetasinya, terutama yang berbunga atau berbuah.

Burung yang ditemukan diidentifikasi dan diverifikasi menurut MacKinnon et al. (2010). Burung difoto

dan fotonya digunakan tidak hanya untuk dokumentasi, tetapi juga untuk bahan identifikasi burung,

terutama yang sulit diidentifikasi. Status kelindungan, keterancaman, dan keperdaganganan

ditentukan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

12-117

2 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

Tumbuhan dan Satwa, IUCN (International Union for Conservation of Nature), dan CITES (Convention

on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 30 spesies yang ditemukan di TWA Pulau Bakut (Tabel 1), 9 spesies di antaranya

dilindungi berdasarkan pada PP No. 7/1999. Menurut IUCN, 2 spesies terancam punah dan 28

spesies sedikit atau kurang diprihatinkan. Menurut CITES, 2 spesies digolongkan ke dalam Appendix

II.

Tabel 1. Spesies dan status burung di TWA Pulau Bakut

No. Famili Nama ilmiah Nama Indonesia Status

PP IUCN CITES Jumpaan

1. Accipitridae Haliaeetus

leucogaster

Elang-laut perut-putih D LC-d Ap. II J

2. Accipitridae Haliastur indus Elang bondol D LC-d Ap. II S

3. Acrocephalidae Acrocephalus

stentoreus

Kepecirak, kerakbasi

ramai

- LC-s - J

4. Aegithinidae Aegithina viridissima Cipoh jantung - NT - J

5. Alcedinidae Alcedo meninting Raja-udang meninting D LC-d - J

6. Alcedinidae Pelargopsis capensis Pekaka emas D LC-d - J

7. Alcedinidae Todirhamphus chloris Cekakak sungai D LC-d - S

8. Ardeidae Ixobrychus

eurhythmus

Ketetapaian,

bambangan coklat

- LC-d - J

9. Campephagidae Lalage nigra Kapasan kemiri - LC-S - J

10. Campephagidae Pericrocotus igneus Sepah tulin - NT - S

11. Columbidae Treron vernans Punai gading - LC-s - J

12. Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur - LC-i - J

13. Cuculidae Centropus

bengalensis

Bubut alang-alang - LC-i - J

14. Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabai jawa - LC-s - S

15. Estrildidae Lonchura fuscans Bondol kalimantan - LC-s - S

16. Hirundinidae Hirundo tahitica Layang-layang batu - LC-i - S

17. Laniidae Lanius schach Cendet, bentet kelabu - LC-u - S

18. Nectariniidae Anthreptes

malacensis

Burung-madu kelapa D LC-s - S

19. Nectariniidae Nectarinia jugularis Burung-madu sriganti D LC-s - S

20. Passeridae Passer domesticus Burung gereja - LC-s - S

21. Picidae Dendrocopus

moluccensis

Caladi tilik - LC-i - S

22. Picidae Dinopium javanense Pelatuk besi - LC-s - J

23. Pycnonotidae Pycnonotus goiavier Keruang, merbah

cerucuk

- LC-i - J

24. Pycnonotidae Pycnonotus

aurigaster

Cucak kutilang - LC-d - S

25. Rallidae Amaurornis

phoenicurus

Burak-burak - LC-u - J

26. Rhipiduridae Rhipidura javanica Kipasan belang, sesikat D LC-s - S

27. Scolopacidae Tringa hypoleucos Trinil pantai D LC-d - J

28. Sturnidae Acridothere javanicus Jalak kebo - LC-s - J

29. Sylviidae Orthotomus sericeus Cinenen merah - LC-s - J

30. Zosteropidae Zosterops

palpebrosus

Kacamata biasa - LC-d - S

3 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

Keterangan:

D = dilindungi Ap. II = appendiks II

S = sering dijumpai J = jarang dijumpai

LC = least concern (sedikit/kurang diprihatinkan) NT = near threatened (hampir terancam)

d = decreasing (populasi cenderung turun) i = increasing (populasi cenderung naik)

s = stable (populasi cenderung stabil) u = unknown (kecenderungan populasi tak

diketahui)

Burung yang hidup di TWA Pulau Bakut cukup beragam. Apabila dibandingkan dengan data

BKSDA Kalimantan Selatan (2008), jumlah spesies pada penelitian ini lebih banyak 18 spesies.

Empat spesies yang dilaporkan oleh BKSDA Kalimantan Selatan (2008), yaitu burung-madu ekor-

merah (Aethopyga temminckii), walet sapi (Colicalia esculenta), layang-layang rumah (Delichon

dasypus), dan caladi belacan (Dendrocopus canicapillus) tidak ditemukan pada penelitian ini. Faktor

yang diduga menyebabkan perbedaan adalah :

1) kondisi alam (angin kencang, cuaca buruk) yang menyebabkan burung tidak aktif di TWA,

menghindar dan pergi dari TWA, serta bersembunyi di luar TWA,

2) kondisi pengamat yang sulit melihat kehadiran burung (terutama burung berukuran kecil atau

warna bulunya sama dengan lingkungan sekitarnya),

3) waktu pengamatan yang tidak tepat dengan waktu kedatangan atau migrasi burung ke TWA.

Spesies yang ditemukan pun berbeda dari spesies yang ditemukan di hutan mangrove

kabupaten atau wilayah lain. Cekakak suci (Todirhamphus sanctus) adalah salah satu dari 32 spesies

yang ditemukan oleh Soendjoto et al. (2013) di hutan mangrof Kabupaten Kotabaru, tetapi tidak

ditemukan di TWA Pulau Bakut. Sama halnya dengan pecuk padi hitam (Phalacrocorax suldrostris)

yang ditemukan oleh Fithri (2008) di Suaka Margasatwa (SM) Pulau Rambut, Teluk Jakarta serta tiga

spesies kuntul (Casmerodius albus, Egretta garzetta, Bubulcus ibis) yang ditemukan oleh Elfidasari

(2005) di Cagar Alam (CA) Pulau Dua, Serang.

Perbedaan spesies tersebut antara lain disebabkan oleh perbedaan luas dan komposisi

habitat. TWA Pulau Bakut hanya seluas 18,70 hektar (BKSDA Kalimantan Selatan, 2008). Sebagian

besar lahannya tertutup vegetasi yang secara visual didominasi rengas (Gluta renghas) serta

sebagian kecil saja berupa lumpur. Lumpur ini pasti tidak terlihat atau tergenang air, apabila air

Sungai Barito pasang. Pada sisi lain, SM Pulau Rambut seluas 90 hektar yang terdiri atas 45 hektar

daratan dan 45 hektar perairan (Fithri, 2008). CA Pulau Dua memiliki luas 30 ha; vegetasinya

didominasi adalah Rhizopora apiculata (Elfidasari, 2005)

Hutan mangrof berfungsi penting bagi berbagai spesies, baik burung terestrial maupun burung

air sebagai tempat untuk mencari makan, berlindung, beristirahat, dan berbiak. Kemelimpahan

sumber dayanya mampu mendukung kehadiran burung-burung tersebut. Burung merasa betah tinggal

di suatu tempat apabila terpenuhi tuntutan hidupnya antara lain habitat yang mendukung dan aman

dari gangguan. Apabila hutan ini tidak mampu mendukung kebutuhan hidup burung, burung

dipastikan akan berpindah mencari tempat lain atau tempat baru. Beberapa kelompok burung bahkan

dapat hidup lestari hingga saat ini, karena telah berhasil menciptakan relung yang khusus bagi dirinya

sendiri serta mengurangi kompetisi atas kebutuhan sumber daya sebagai bentuk adaptasi terhadap

kondisi lingkungan (Ruskhanidar, 2007). Bagi beberapa spesies burung migran, hutan mangrof

merupakan tempat sangat penting untuk beristirahat dan mencari makan sebelum burung mencapai

tempat untuk berkembang biak (Noor et al., 1999). Hutan mangrove yang merupakan daerah pasang

surut merupakan tempat yang cocok bagi perlindungan berbagai spesies burung yang beberapa di

antaranya adalah burung migran (FAO, 1994).

4 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

KESIMPULAN DAN SARAN

Jumlah spesies burung dari penelitian ini lebih banyak daripada jumlah yang didata oleh

BKSDA Kalimantan Selatan. Ini tentu merupakan potensi yang sudah seharusnya dikelola dengan

baik dan dimanfaatkan dalam kewisataan, sesuai dengan tujuan pembentukan TWA. BKSDA

Kalimantan Selatan direkomendasikan untuk menyiapkan pemandu atau setidaknya kader konservasi

yang memahami berbagai spesies fauna di TWA Pulau Bakut.

DAFTAR PUSTAKA

BKSDA Kalimantan Selatan. 2008. Kawasan Konservasi Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai

Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan.

FAO. 1994. Mangrove Forest Management Guidelines. Rome: Forest Resources Development

Branch.

Elfidasari, D. 2005. Pengaruh Perbedaan Lokasi Mencari Makan terhadap Keragaman Mangsa Tiga

Jenis Kuntul di Cagar Alam Pulau Dua Serang: Casmerodius albus, Egretta garzetta, Bubulcus

ibis. Makara Sains 9(1):7-12.

Fithri, A. 2008. Strategi Mencari Makan Burung Pecuk Padi Hitam (Phalacrocorax suldrostris) di

Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Teluk Jakarta. Jurnal Biologi 11(2):70-73.

IUCN. 2012. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.2. <http://www.iucnredlist.org>.

10 Januari 2013.

MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. Van Balen. 2010. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan

Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam). Bogor: Burung Indonesia.

Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove Indonesia.

Bogor: PKA/WI-IP.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Ruskhanidar, J. 2007. Kajian tentang Keanekaragaman Spesies Burung di Hutan Mangrove Aceh

Besar Pasca Tsunami 2004. Jurnal Ked. Hewan 1(2):76-84.

Soendjoto, M.A., M.K. Riefani, dan S.S. Siregar. Laporan Penelitian (Triwulan II) Keragaman Fauna di

Areal PT Arutmin Indonesia – NPLCT. Banjarbaru: PT Arutmin Indonesia dan Fakultas

Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat.

DISKUSI

Penanya 1 (Arini Z, Ternate)

Pertanyaan :

Keunikan habitat menimbulkan keunikan spesies seperti apa?

Jawaban :

Unik, memiliki kebiasaan yang khas. Contohnya : burung gereja hanya ada di pemukiman,

tidak ada di hutan. Sah satu spesies serangga hanya dapat menyerbuki durian.

Penanya 2 (Meiry, UIN)

Pertanyaan:

Apakah didokumentasikan kegiatannya? Bagaimana prospek kedepannya?

Jawaban:

Didokumentasikan dalam bentuk foto. Prospek kedepan yakni kerjasama dengan perusahaan,

sebagai proses kerjasama dengan bagian pertambangan

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS i

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL X PENDIDIKAN BIOLOGI

Volume II

BIOLOGI, SAINS, LINGKUNGAN, DAN PEMBELAJARANNYA

Dilaksanakan Tanggal 06 Juli 2013

di Gedung Ungu (Gedung F) FKIP UNS Surakarta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

ii Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

KUMPULAN MAKALAH

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi

Volume I I

BIOLOGI, SAINS, LINGKUNGAN, DAN PEMBELAJARANNYA

ISBN No. 978-602-8580-94-6

Dilarang keras menjiplak, mengutip, dan memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku

ini serta memperjual belikan tanpa ijin tertulis

© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

EDITOR AHLI: EDITOR PELAKSANA:

Dr. Yudi Rinanto, M.P. Sinju Kubikazari

Murni Ramli, S.P., M.Si., Ed.D Evi Nor Hidayah

Nurmiyati., S.Pd., M.Si Heni Rahmawati

Dr. Baskoro Adi Payitno., M.Pd Amytia Putri

Puguh Karyanto, S.Si, M.Si.,Ph.D Fitri Nur Hayatun

Dr. Dra. Sri Widoretno, M.Si Rina Wijayanti

Dr. Suciati., M.Pd Sulastri

Dr. Maridi, M.Pd Risaul Adika

Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd Ulya Granit Pramudita

Tri Wahyuni

Arifiana Nur Khalifah

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS iii

KUMPULAN MAKALAH

SEMINAR NASIONAL X

PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNS 2013

Volume II

TEMA:

Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

Penyelenggara:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Gedung F FKIP UNS

Jl. Ir. Sutami No 36A Kentingan Surakarta

Telp/fax (0271) 648939, Website: http://sembio.fkip.uns.ac.id,

email: [email protected]

iv Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL X

PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNS 2013

Pelindung : Dekan FKIP UNS Surakarta

Pengarah : Pembantu Dekan I FKIP UNS

Pembantu Dekan II FKIP UNS

Pembantu Dekan III FKIP UNS

Penanggung Jawab : Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D

(Ka. Prodi Pend. Biologi)

Dewan Penasehat : Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M. Si

Dra. Sri Dwiastuti, M. Si

Ketua Panitia : Dr. Ir. Yudi Rinanto., M.P

Sekretaris : Nurmiyati, S.Pd., M.Si

Bendahara : Umi Fatmawati., S.Si., M.Si

Kesekretariatan : Murni Ramli, S.P., M.Si., Ed.D

Dewi Puspita Sari.,S.Pd., M.Sc

Humas : Drs. Slamet Santosa, M.Si

Dekorasi & Dokumentasi : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si

Konsumsi : Meti Indrowati., S.Si.,M.Si

Riezky Maya Probosari., S.Si., M.Si

Harlita, S.Si., M.Si

Perlengkapan : Drs. Marjono, M.Si

Suwarno, S.Pd

Acara : Dr. Dra. Sri Widoretno, M.Si

Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd

Puguh Karyanto, S.Si, M.Si.,Ph.D

Persidangan : Dr. Suciati., M.Pd

Dr. Maridi, M.Pd

Dra. Muzayyinah., M.Si

Dr. Baskoro Adi Payitno., M.Pd

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS v

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan

nikmat yang diberikan oleh-Nya sehingga kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Biologi X

2013 yang merupakan kegiatan rutin tahunan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS,

telah dapat terselenggara dengan sukses. Seminar yang dilaksanakan pada tanggal 06 Juli

2013 tersebut mengangkat tema “Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya”.

Seminar Nasional tersebut telah mampu menghasilkan komunikasi dan sharing

gagasan ilmiah yang dapat dikemas dalam sebuah prosiding sebagi bukti otentik. Diharapkan

prosiding ini akan semakin memperkuat jejaring dan komunikasi di kalangan akademisi dan

peneliti yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam acara Seminar Nasional

tersebut.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi X Volume I ini merupakan kumpulan

makalah utama yang disampaikan oleh empat pembicara utama yaitu Prof. Dr. Ir. Djoko

Santoso., M.Sc (Dirjen DIKTI Kemendikbud RI), Dr. Agung Purwanto (BAN PT

Kemendikbud RI), Dr. Retno Peni Sancayaningsih., M.Sc (Pakar Ekologi Fakultas Biologi

UGM), Dr. Sri Widoretno., M.Si (Pakar Pendidikan FKIP UNS) serta makalah pendamping

yang dipresentasikan dalam sidang paralel ruang 1 s/d ruang 18.

Akhir kata, semoga buku prosiding ini bermanfaat bagi para peserta seminar

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2013

Tim Editor

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS xix

DAFTAR PEMAKALAH

SEMINAR NASIONAL X PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNS

UJI ADAPTASI MULTIMUSIM KARAKTER FENOTIP KULTIVAR MELODI

GAMA 3 (Cucumis melo L.): USAHA PENGUATAN INDUSTRI BENIH NASIONAL

Yasir Sidiq, Sigit Dwi Maryanto, Budi Setiadi Daryono…………..………………………....….1

POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842)

DENGAN KEJUT DINGIN 40CPOLYPLOIDIZATION ON SHARK MINNOW

(Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) BY COLD SHOCK 40C

Syawalina Fitria, Yulia Sistina, Isdy Sulistyo……………………………………………….….7

DAYA ANTAGONISME Trichoderma spp. TERHADAP BEBERAPA SPESIES

KAPANG PATOGEN DARI RHIZOSFER TANAH PERTANIAN KEDELAI

Utami Sri Hastuti, Siti Aisaroh, Ahmad Najib………………………………...……………....18

PRODUCTION OF BIOETHANOL FROM CITRUS FRUIT (Citrus sp) WASTE BY

ACID HYDROLYSIS AND FERMENTATION USING Saccharomyces cerevisiae

Citra Andini, Edwi Mahajoeno, Ratna Setyaningsih……………………….……………..…..24

INVENTARISASI TANAMAN ANGGREK DI HUTAN IRENGGOLO

DUSUN BESUKI, DESA JUGO, MOJO, KEDIRI

Purwo Agus Kurniawan, Dwi Ari Budiretnani, Papib Handoko…………………………..….30

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI ISOLAT ACTINOMYCETES DARI RIZOSFER

PADI (Oryza sativa) TERHADAP Salmonella typhosa DAN Staphylococcus aureus

Ambarwati, Tanti Azizah S, Langkah Sembiring dan Subagus Wahyuono ...............................35

ISOLASI DAN SELEKSI JAMUR PENDEGRADASI AMILOSA

PADA EMPELUR TANAMAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb.)

Filza Yulina Ade……………...…………………………….…………………………………..41

POTENSI PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN STRATEGI THINK PAIRS

SHARE (TPS) DAN READING QUESTIONING ANSWERING (RQA) UNTUK

MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL DAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI

SISWA SMA MULTIETNIS DI TERNATE

Bahtiar………………………………………………………………….……………………..48

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN THINK-

PAIR-SHARE TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA SMA SAMARINDA

MULTIETNIS

Didimus Tanah Boleng, A. Duran Corebima, Herawati Susilo, H. Ibrohim……..………..….55

xx Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SECARA

TERPADU DENGAN PERMAINAN KARTU LINK AND MATCH UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN

BIOLOGI SISWA KELAS VIII F SMPN 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Herni Budiati……….………………………………………………………………………….62

POTENSI PENDIDIKAN KEUNGGULAN LOKAL BERBASIS KARAKTER DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI DI INDONESIA

Kistantia Elok Mumpuni…………………………………………………………………..…..73

PENINGKATAN RESPON AFEKTIF (AFFECTIVE RESPONSE) SISWA KELAS X-1

SMA NEGERI 3 SURAKARTA MELALUI PENERAPAN STRATEGI

PEMBELAJARAN AKTIF

TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

Putri Agustina, Said Affandi, Najdah Pertiwi…………………………………………………80

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI

PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA DENGAN PENERAPAN KURIKULUM

2013

Rahmawati D………..…………………………………………………………………………88

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP KETERAMPILAN

METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PUTRA DAN PUTRI

KELAS XI SMA DI KOTA BANJARMASIN Siti Ramdiah………………………….………………………………………………………..96

UPAYA PENINGKATAN POLA BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA

PELAJARAN BIOLOGI

SEBUAH PENELITIAN KELAS DI SMA DHARMA KARYA UT

Gusti Nurdin, Leonard R. Hutasoit .........................................................................................103

MENANAMKAN KETERAMPILAN ILMIAH MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN

BIOLOGI

PADA MATA KULIAH MKPBM I MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS RISET

Mumun Nurmilawati, Agus Muji Santoso…………..………………………………………..115

PENGOLAHAN EFFLUENT DARI IPAL INDUSTRI FARMASI DENGAN SISTEM

LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN

(STUDI KASUS : PT PHAPROS TBK, SEMARANG)

Mega Anggraeni, Henna Rya Sunoko, Hadiyanto………………………………………….120

EKSPLORASI KERAGAMAN SPESIES SEMUT DI EKOSISTEM TERGANGGU

KAWASAN CAGAR ALAM TELAGA WARNA JAWA BARAT

Meiry F. Noor, Rika Raffiudin……………………………………………………………….127

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS xxi

INVENTARISASI LUMUT TERESTRIAL DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN

IRENGGOLO KABUPATEN KEDIRI

M. Ibnu Mundir, Elly Setyowati, Agus Muji Santoso………………………………………..133

STATUS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM PULAU BAKUT

KALIMANTAN SELATAN

Amalia Rezeki, Mochamad Arief Soendjoto ……………………………………………...…137

DIAPERS BAGI KESEHATAN BAYI DAN LINGKUNGAN

Nita Noriko…………………….……………………………………………………………..141

PRODUKSI BIOGAS DARI ECENG GONDOK GONDOK (Eichhornia crassipes

(Mart.) Solms) DAN LIMBAH TERNAK SAPI DI RAWAPENING

Nurfitri Astuti, Tri Retnaningsih Soeprobowati, Budiyono…………………………..……..146

MENINGKATKAN PENGETAHUAN STRUKTUR DAN FUNGSI HUTAN MELALUI

MODEL

FIELD TRIP TRAINING (FTT) EKPLORASI HUTAN

PADA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Purwati K Suprapto, Bambang Supriatno……………………………..…………………….152

EKSPLORASI, POTENSI DAN KONSERVASI MIKROBA ENDOFIT

Syzygium aromaticum L Merr&Perry var. Afo II Dari TERNATE

Arini Zahrotun Nasicha……………………………………………………………………….159

KEBERADAAN BAKTERI PENGHASIL FITASE UNTUK PERBAIKAN

KESUBURAN TANAH VERTISOL PADA BERBAGAI SISTEM BUDIDAYA

TANAM DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

Slamet Santosa, Sajidan ……………………….…………………………………………….163

PENGOPTIMALAN REFLECTIVE PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM MERANCANG KAGIATAN

PRAKTIKUM

Prasetiyo……………………….…………………………………………………………….164

PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KEHIDUPAN

TERKAIT KONSEP IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP SAMARINDA

Vandalita Maria Magdalena Rambitan……………………………………………………...168

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS BIOLOGI

MELALUI BERMAIN DI TAMAN KANAK-KANAK

Evie Palenewen………………………………………………………………………...……177

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN

SPELLING PUZZLE DAN CROSSWORD PUZZLE KELAS VII SMP NEGERI 2

GONDANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Sri Rahayu, Sofyan Anif …………………………………………………………………….182

xxii Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

KAJIAN NEUROSAINS

DALAM PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI ABAD 21

Vica Dian Aprelia Resti …………………………………………………………..…………189

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING (RT)

DIPADU PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP)

TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA ISLAM AL –

MA’ARIF SINGOSARI MALANG

Dwi Candra Setiawan, A. D. Corebima, Siti Zubaidah ……………………………………195

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA TINGKAT SMA

Moh. Fathul Hidayat………………..………………………………………………………..202

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE

“DISCOVERY”

DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Gusmaweti…………………………………….…………………………………………..... 208

APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS LIFE SKILLS PADA MATA KULIAH

MIKROBIOLOGI

MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGURT

Umi Fatmawati, Riezky Maya P, Meti Indrowati, Harlita ………………………….……214

KARAKTERISTIK MATERI

YANG MENGGUNAKAN PBL DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Hariatik ………………………………………………………………………………...……220

PENERAPAN COLEK PIPI (COOPERATIVE LEARNING KO PICTURE AND

PICTURE)

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN KUALITAS BELAJAR

SISWA KELAS IX-A SEMESTER 5 PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP

ORGANISME DI SMP NEGERI 26 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Henny Riandari ……………………………..……………………………………………….224

STRATEGI RQA DALAM PEMBELAJARAN GENETIKA BERBASIS

METAKOGNITIF DAN RETENSI: SATU SISI LAHIRNYA GENERASI EMAS

Herry Maurits Sumampouw ………………………………………………………………….235

KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BERDASARKAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN COOPERATIVE INQUIRY

Sumarno …………………………..………………………………………………………….243

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA

KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN EDUKATIF

ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA

Tri Liniarti, P. Wiryono Priyotamtama, Luisa Diana Handoyo ……………………..……..249

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS xxiii

PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA

MELALUI STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN

BIOLOGI SMA

Wiratamasari Sarwinda ………………………………..……………………………………254

PEMBELAJARAN ANALISIS ARTIKEL ILMIAH

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH

Praptining Rahayu, Maria Ulfah, Lussana Rossita Dewi ………………………………….259

APLIKASI PEMBELAJARAN EKTRAKURIKULER KIR BERWAWASAN SETS

UNTUK MEMBANGUN TRADISI ILMIAH SISWA DI SMA NEGERI 1 DEPOK

Siti Khoiriyah, Deden Suryasa ……………………………………………………………...263

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA AKSESI TANAMAN JARAK PAGAR

(Jatropha curcas L.) TERHADAP PUPUK HAYATI SELAMA PEMBIBITAN

Ahmad Bashri ……………………….………………………………………………………273

KARAKTERISASI KITIN DAN KITOSAN YANG TERKANDUNG DALAM

EKSOSKELETON

KUTU BERAS (Sitophilus oryzae)

Komariah …………………………………………….………………………………………278

KEMELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTHOS

INVERTEBRATA DI PERTAMBAKAN WILAYAH INDUSTRI SEKITAR MUARA

SUNGAI BABON SEMARANG

Nanik Heru Suprapti …………………………………..…………………………………….287

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK MARGA Tarenna DI SUMATERA

Novita Kartika Indah …………..…………………………………………………………….295

PENGARUH SPEKTRUM CAHAYA TAMPAK TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS

TANAMAN AIR Hydrilla Verticillata

Papib Handoko, Yunie Fajariyanti ……………………………………………………...….300

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOAGULAN TAWAS DAN BIJI KELOR

TERHADAP KADAR BOD PADA AIR LIMBAH JASA CUCI PAKAIAN

Ratna Trestianingrum, Sarini RahayuError! Bookmark not defined.

, Mumun Nurmilawati

……….…………………….309

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN FENOLIK TOTAL

PADA TEMPE DENGAN PENAMBAHAN BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata

ex Poir)

Rivy Valen Pabesak, Lusiawati Dewi, Lydia Ninan Lestario …………………………...…316

STUDI VARIASI POLA PITA PROTEIN WERENG HIJAU (Nephotettix virescens)

DARI INDONESIA

Suwarno, Suranto, Sajidan …………………………………………………………………323

DISTRIBUTION OF CALCIUM OXALATE CRISTAL,

REDUCTION OF OXALATES, AND THE EFFECT OF CULTIVATION METHOD

xxiv Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

ON ITS FORMATION IN SOME VEGETABLES

Agus Muji Santoso ……………………………………………………………………………329

DETEKSI ENZIM CELLOBIOSE DEHYDROGENASE (CDH)

DARI FUNGI Trametes versicolor

Desriani, Syamsul Falah, Maria Bintang, Dwi Endah Kusumawati, Wiwit Amrinola……....335

RESPON ENZIM METABOLISME SENYAWA NITROGEN PADA TANAMAN

TEMBAKAU TRANSGENIK YANG MEMBAWA GEN SUCROSE PHOSPHATE

SYNTHASE (SPS)

TEBU (Saccharum officinarum L.)

Miswar ……………………………………………………………………………………….341

OPTIMASI KONDISI REAKSI PCR GEN CpTI (Cowpea trypsin inhibitor)

PADA TANAMAN JARAK PAGAR

Poppy Rahmatika Primandiri, Maftuchah ………………………………………………….346

STUDI TENTANG PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP

KEANEKARAGAMAN KAPANG KONTAMINAN PADA TEPUNG TERIGU

Henny Nurul Khasanah, Otavia Dewi, Safrudin M. Abidin, Utami Sri Hastuti……………351

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

Amaliyah Rohsari Indah Utami, Triwikantoro, Melania Suweni Muntini ……………...…356

FERMENTASI ANEKA BAHAN BAKU BERBASIS KEARIFAN LOKAL

DALAM PEMBUATAN NATA SEBAGAI PRODUK EKSPOR

Kartika Chrysti S ……………………………….……………………………………………361

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG SAWO

KECIK (Manilkara kauki L Dubard)TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Maya Firdausi Prayudhani , Utami Sri Hastuti , Endang Suarsini.........................................367

UJI SALMONELLA-SHIGELLA

PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN WAKTU YANG

BERBEDA

Nurul Afifah .............................................................................................................................374

PENGARUH MEDIUM AIR CUCIAN BERAS TERHADAP

KECEPATAN PERTUMBUHAN MISELIUM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM

PUTIH

Sugeng Handiyanto, Utami Sri Hastuti, Sitoresmi Prabaningtyas………………….……….381

POTENSI ANTIBIOTIK ISOLAT RARE ACTINOMYCETES

DARI MATERIAL VULKANIK GUNUNG MERAPI ERUPSI TAHUN 2010

Triastuti Rahayu ……………………………..………………………………………………387

CONDITIONED MEDIUM DARI KULTUR PRIMER SEL SYARAF Mus musculus

Riris L. Puspitasari, Arief Boediono, Ferry Sandra……………...…………………………392

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT

DERMATITIS ALERGIKA BERDASARKAN RISKESDAS DI INDONESIA 2007

Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS xxv

Noer Endah Pracoyo ………………………………………………………………………..398

PROPORSI TITER ANTIBODI PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN

IMUNISASI DARI RESPONDEN HASIL RISKESDAS 2007

Noer Endah Pracoyo…...…………………………………………………………………….404

EFEKTIVITAS KITOSAN DENGAN DERAJAT DEASETILASI DAN

KONSENTRASI BERBEDA DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI

GRAM NEGATIF (Pseudomonas aeruginosa) DAN GRAM POSITIF

(Staphylococcus aureus) RONGGA MULUT Komariah, Noviana Wulansari, Wahyu Harmayanti………………………………………..411

PERAN NIPAH SEBAGAI VEGATASI KUNCI, HABITAT BURUNG

DAN PENYEBARANNYA DI SUNGAI KETINGAN SIDOARJO

Rony Irawanto…………………………………………..……………………………………419

DIVERSITAS POHON SEKITAR ALIRAN MATA AIR DI KAWASAN

PULAU MOYO NUSA TENGGARA BARAT

Trimanto……………………………………………….……………………………………..434

AKLIMATISASI TUMBUHAN HASIL EKSPLORASI DAN PERBANYAKAN

TANAMAN UNIT SELEKSI DAN PEMBIBITAN KEBUN RAYA PURWODADI

Trimanto ……………………………………………….…………………………………….439

APLIKASI CITRA SATELIT MULTISPEKTRAL UNTUK MENGANALISIS

KONDISI LAHAN MANGROVE BERDASARKAN TINGKAT KEKRITISANNYA DI

KAWASAN PESISIR SURABAYA

Irsyad Diraq, Aldea N, Alifah Aini , Dionysius B, LinoG dan Teguh H……………...…...446

POTENSI FUKOSANTIN DARI RUMPUT LAUT COKLAT DALAM DUNIA

KESEHATAN

Paulus D. B. Murti, Ferdy S. Rondonuwu, Ocky K. Radjasa, AB Susanto………………..453

KERAGAMAN DAN POTENSI KOLEKSI POLONG-POLONGAN (FABACEAE)

DI KEBUN RAYA PURWODADI – LIPI

POTENCY OF FABACEAE COLLECTION ON PURWODADI BOTANIC GARDEN

Setyawan Agung Danarto……………………………………………………………..….….460

SEBARAN ANAKAN ANGSANA (Pterocarpus indicus Wild.)

DI KEBUN RAYA PURWODADI – LIPI

Setyawan Agug Danarto ………………………………….……………………………..…..469

KARAKTERISTIK FIKOERITRIN SEBAGAI PIGMEN ASESORIS PADA

RUMPUT LAUT MERAH, SERTA MANFAATNYA Iqna Kamila Abfa, Budhi Prasetyo, AB Susanto………………………………………..….473