Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan...

65
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung Laporan Tahunan 2016 i

Transcript of Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan...

Page 1: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 i

Page 2: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

hidayahNya , Laporan Tahunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Tahun 2016 dapat tersusun dengan baik dan lancar. Laporan Tahunan ini

menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang telah

dilaksanakan dengan anggaran sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung Tahun 2016.

Sebagai unit kerja yang memberikan pelayanan, SKP Kelas I Bandung

berupaya untuk melakukan peningkatan kinerja yang lebih terukur secara

berkesinambungan sehingga pelayanan kepada publik dapat lebih optimal.

Berbagai hambatan dan rintangan yang muncul menjadikan tantangan untuk

selalu meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan guna

mencapai Visi dan Misi.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu

saran dan masukan demi perbaikan laporan ini dari semua pihak sangat kami

harapkan, dalam upaya memberikan pertanggungjawaban pemanfaatan

anggaran yang lebih akuntabel dimasa mendatang.

Pada akhirnya kami berharap penyajian laporan ini dapat bermanfaat sebagai

bahan masukan bagi pengelolaan, penataan serta peningkatan kinerja

penyelenggaraan pemerintah khususnya Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Bandung. Amin.

Bandung, Januari 2017 Kepala, Choirul Anam,SP,MM NIP. 196206101983031003

Page 3: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iv

Daftar Grafik v

Daftar Gambar vi

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Visi dan Misi 3

C. Tujuan 4

D. Keadaan Umum SKP Kelas I Bandung 4

1. Struktur Organisasi 4

2. Sumber Daya (SDM, Sarana/Prasarana dan Anggaran) 6

3. Wilayah Kerja 9

BAB II KEGIATAN UMUM 10

A. Perencanaan dan Keuangan 10

1. Pengelolaan Anggaran Tahun 2016 10

2. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 15

B. Kepegawaian dan Tata Usaha 17

C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana 22

BAB III. KEGIATAN PELAYANAN OPERASIONAL 24

A. Standar Pelayanan Publik (SPP)

B. Tindakan Karantina Hewan

24

30

1. Tindakan Karantina Ekspor-Impor 32

2. Tindakan Karantina Antar Area Domestik Keluar 33

3. Tindakan Karantina Antar Area Domestik Masuk 34

4. Penilaian Instalasi Karantina Hewan 34

5. Pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina 35

C. Tindakan Karantina Tumbuhan 38

1. Tindakan Karantina Ekspor 40

Page 4: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 iii

2. Tindakan Karantina Impor 40

3. Tindakan Karantina Antar Area 40

4. Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina

41

D. Skim Audit Badan Karantina Pertanian (SAB) 43

1. Perusahaann kemasan kayu standar ISPM#15 43

2. Perusahaan Fumigasi 44

3. Penetapan tempat lain tindakan karantina dan instalasi

karantina tumbuhan

45

E. Pengawasan dan Penindakan Pelanggaran Peraturan

Perkarantinaan

46

BAB IV. KEGIATAN UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG

DAN KEDELAI DI PROPINSI JAWA BARAT

49

BAB V. PENUTUP 56

A. Kesimpulan 56

B. Saran 57

Lampiran

Page 5: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 iv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Perbandingan realisasi anggaran TA 2015 dan TA 2016 12

Tabel 2. Realisasi anggaran belanja DIPA TA 2016 13

Tabel 3. Perbandingan realisasi pendapatan tahun 2016 dan tahun

2015

15

Tabel 4. Target dan realisasi PNBP di SKP Kelas I Bandung 17

Tabel 5. Status dan situasi HPHK di daerah sebar tahun 2016 36

Tabel 6. Target Pemantauan OPTK Tahun 2016 42

Tabel 7. Rekapitulasi laporan pelayanan fumigasi MB tahun 2016 44

Tabel 8. Rekapitulasi laporan marking kemasan kayu tahun 2016 45

Tabel 9. Realisasi luas panen, produktivitas dan produksi padi 5 tahun

terakhir (2012-2016) di Propinsi Jawa Barat

52

Tabel 10. Realisasi Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung 5

Tahun Terakhir (2012-2016) di Propinsi Jawa Barat

53

Tabel 11. Realisasi Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai 5

Tahun Terakhir (2012-2016) di Propinsi Jawa Barat

54

Page 6: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 v

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 1. Komposisi anggaran belanja DIPA TA 2016 13

Grafik 2. Realisasi belanja pegawai TA 2016 13

Grafik 3. Realisasi belanja barangTA 2016 14

Grafik 4. Target dan realisasi PNBP di SKP Kelas I Bandung 17

Grafik 5. Pemakaian dokumen utama Karantina Hewan 31

Grafik 6. Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan tahun 2016 31

Grafik 7. Frekuensi impor, ekspor dan antar area 32

Grafik 8. HPHK yang perlu diwaspadai 36

Grafik 9. Pemakaian dokumen utama Karantina Tumbuhan 39

Grafik 10. Frekuensi sertifikasi Karantina Tumbuhan tahun 2016 39

Grafik 11. Frekuensi impor, ekspor dan antar area Karantina Tumbuhan 39

Page 7: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Struktur organisasi SKP Kelas I Bandung 5

Gambar 2. Pemeriksaan kulit kanguru dari negara Australia di Wilker

Kantor Pos

33

Gambar 3. Pemeriksaan daging di Wilker Bandara Husein

Sastranegara

34

Gambar 4. Penilaian IKH produk hewan milik PT Jafra 34

Gambar 5. Peta HPHK di daerah sebar 38

Gambar 6. Pemusnahan media pembawa HPHK 47

Gambar 7. Pemusnahan media pembawa di incenerator SKP Kelas I

Bandung

48

Gambar 8. Kegiatan Kunjungan Kerja Menteri Pertanian dalam rangka

panen raya dan percepatan tanam padi, jagung dan

kedelai di Kabupaten Bandung

51

Gambar 9. Pemeriksaan beras di palka kapal laut yang dilakukan oleh

petugas Wilker Pelabuhan Laut Cirebon

55

Page 8: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 yang menetapkan

sektor pertanian sebagai sektor penting dalam pembangunan ekonomi

nasional. Sektor pertanian berkontribusi nyata dalam penyediaan

bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah,

penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara,

menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan rumah tangga pedesaan,

penyediaan bahan pakan dan bioenergi serta berperan dalam upaya

penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Sedangkan sasaran strategis pembangunan pertanian yang

dilakukan oleh Kementerian Pertanian : 1) peningkatan ketahanan/

kedaulatan pangan, 2) peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor

dan subtitusi impor, 3) penyediaan dan peningkatan bahan baku

bioindustri dan bioenergi, 4) peningkatan kesejahteraan petani.

Badan Karantina Pertanian (Barantan) merupakan instansi

pemerintah di bawah Kementerian Pertanian yang melaksanakan

amanat dari Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Barantan bertugas dalam menjaga

kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan melalui

penyelenggaran perkarantinaan.

Salah satu fungsi utama Kementerian Pertanian yang

diperankan oleh Barantan adalah berkaitan dengan penyediaan

sumberdaya pertanian yang berkelanjutan guna menjamin keamanan

pangan.

Pembangunan perkarantinaan pertanian dilakukan dengan

tujuan untuk mendukung tercapainya swasembada, swasembada

berkelanjutan serta mewujudkan pelestarian sumberdaya hayati nabati

Page 9: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 2

dan hayati hewani. Terkait dengan upaya tersebut diatas, maka

karantina pertanian berperan sebagai garda terdepan dalam

mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina

(HPHK) dan organisme penggangu tumbuhan karantina (OPTK), ke

dalam/dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

penyebarannya dari satu area ke area lain.

Sesuai dengan Renstra Badan Karantina Pertanian Tahun

2015-2019, saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian

sumberdaya alam, ketentraman dan kesehatan masayarakat,

kesehatan pangan, gangguan terhadap produksi sektor pertanian

serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman yang perlu

dicegah masuk dan penyebarannya. Ancaman yang secara global

telah diidentifikasi dapat dikendalikan secara efektif melalui

perkarantinaan, antara lain yaitu :1) ancaman terhadap kesehatan

hewan dan tumbuhan, 2) jenis asing invansif (invansive species), 3)

penyakit zoonosis, 4) bioterorism, 5) pangan yang tidak sehat, 6)

keanekaragaman hayati, 7) hambatan teknis perdagangan, dan 8)

ancaman terhadap kestabilan perekonomian nasional.

Oleh karena itu, dalam upaya mendukung program

pembangunan pertanian di Indonesia pada umumnya dan di Provinsi

Jawa Barat pada khususnya, maka ditempatkan Stasiun Karantina

Pertanian (SKP) Kelas I Bandung, yang senantiasa terus melakukan

pembenahan secara internal maupun ekternal dalam rangka

tercapainya tugas dan fungsinya.

Adapun capaian kinerja yang telah dilacapai oleh SKP Kelas I

Bandung pada tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

1. Capaian serapan anggaran sebesar 81,62%

2. Capaian pendapatan tahun 2016 sebesar Rp.1.052.059.506

(198,89%), yang terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak

sebesar Rp.1.048.760.431 (198,27%) dan pendapatan lain-lain

sebesar Rp. 3.299.075

Page 10: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 3

3. Terselenggaanya pelaksanaan kegiatan pelayanan karantina

pertanian dan keamanan hayati dengan rincian sebagai berikut :

a. Pelayanan sertifikasi karantina hewan sebanyak 4.603

permohonan, dengan rincian frekuensi ekspor sebanyak 125

kali (2,7%), impor sebanyak 13 kali (0,3%), antar area keluar

sebanyak 2.090 kali (45,4%) dan antar area masuk sebanyak

2.375 kali (51,6%).

b. Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan sebanyak 19.505

permohonan, dengan rincian frekuensi ekspor sebanyak 7.109

kali (36%), impor sebanyak 260 kali (1,7%), antar area keluar

sebanyak 11.919 kali (61%) dan antar area masuk sebanyak

217 kali (1,3%).

4. Mendapat nilai predikat Sangat Baik mengenai Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) dari pengguna jasa sebesar 84,86.

B. VISI DAN MISI

Visi

Menjadi UPT Karantina yang Tangguh dan Terpercaya dalam

Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan

Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta

Keamanan Pangan di Propinsi Jawa Barat dan wilayah sekitarnya.

Misi

1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan

tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina

(HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di

Propinsi Jawa Barat dan wilayah sekitarnya;

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Propinsi Jawa Barat

dan wilayah sekitarnya;

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian Propinsi Jawa

Barat dan wilayah sekitarnya;

Page 11: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 4

4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan di Propinsi Jawa Barat dan

wilayah sekitarnya;

5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik

C. TUJUAN

Penyusunan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2016

bertujuan sebagai laporan pertanggungjawaban atas kinerja yang

telah dicapai dan sebagai bahan evaluasi serta bahan informasi

kegiatan di SKP Kelas I Bandung yang telah dilaksanakan selama

Tahun 2016

D. KEADAAN UMUM SKP KELAS I BANDUNG

1. Struktur Organisasi

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung merupakan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Karantina Pertanian-

Kementerian Pertanian. Dalam pelaksanaan Kegiatan operasional

teknis maupun administrasi pertanggungjawabannya dilaporkan

kepada Badan Karantina Pertanian.

SKP Kelas I Bandung dipimpin oleh Choirul Anam, SP, MM

selaku Kepala Unit Pelayanan Teknis dengan dibantu dua jabatan

struktural di bawahnya yaitu Kepala Urusan Tata Usaha oleh R.

Murtini, SE yang menangani Operasional 3M dan Kepala Sub

Seksi Pelayanan Operasional yaitu Drh. Lussy Silvianingrum yang

menangani kegiatan operasional teknis karantina hewan

tumbuhan, dan keamanan pangan hayati hewani dan nabati.

Page 12: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 5

Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

SKP Kelas I Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan

kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta

pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, SKP Kelas I

Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan

pembebasan media pembawa hama penyakit hewan

karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan

karantina (OPTK) tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan

nabati

6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina

hewan dan tumbuhan

Kepala SKP Kelas 1 Bandung

Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu

Kepala Urusan Tata Usaha

Kepala Sub Seksi Pelayanan

Operasional

Page 13: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 6

7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan

keamanan hayati hewani dan nabati

8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik

karantina hewan dan tumbuhan

9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan,

karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati

10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

2. Sumberdaya (SDM, Sarana/Prasarana dan Anggaran)

a) Sumber Daya Manusia

Sampai dengan akhir tahun 2016 sumber daya manusia di

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung berjumlah 45

orang yang tersebar di kantor induk dan 4 wilayah kerja,

dengan komposisi sebagai berikut :

b. Berdasarkan Jabatan :

- Pejabat struktural : 3 orang

- Medik/Paremedik Veteriner : 10 orang

- POPT : 17 orang

- Fungsional Umum : 15 orang

c. Berdasarkan Pendidikan :

- Strata-2 (S2) : 4 orang

- Strata-1 (S1) : 20 orang

- Diploma 3 (D3) : 6 orang

- SLTA : 14 orang

- SLTP : 1 orang

d. Berdasarkan Golongan/Ruang :

- Pembina/IV a : 2 orang

- Penata Tingkat I/III d : 8 orang

- Penata/III c : 9 orang

- Penata Muda Tingkat I/III b : 7 orang

- Pengatur Tingkat I/II d : 9 orang

- Pengatur /II c : 1 orang

Page 14: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 7

- Pengatur Muda Tingkat I/II b : 5 orang

- Pengatur Muda / II a : 3 orang

- Juru Tingkat I/I d : 1 orang

e. Berdasarkan Gender

- Pria : 22 orang - Wanita : 23 orang

b) Sarana dan Prasarana

SKP Kelas I Bandung telah dilengkapi dengan 1 (satu) unit

gedung kantor dengan status hak milik di Jalan Soekarno

Hatta nomor 725 C Bandung, dengan luas tanah 840 m2,

dengan bangunan kantor seluas 600 m2 terdiri dari 3 lantai.

Lantai I dengan ruangan yang ada yaitu ruang pelayanan,

ruang laboratorium Karantina Tumbuhan dan Karantina

Hewan, ruang POPT, ruang laktasi, lantai 2 dipergunakan

untuk ruang pimpinan beserta staf, mushollah dan Lantai 3

dipergunakan untuk ruang rapat, ruang arsip, dan ruang

server, ruang gudang persediaan dan ruang koleksi karantina

tumbuhan.

Kantor Wilker Pelabuhan Laut Cirebon menempati bangunan

milik ex.Kantor Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Cirebon

di atas tanah seluas 446 m2 milik PT. Pelabuhan Indonesia II

Cabang Cirebon dengan status sewa. Pada lantai I terdapat

ruang pelayanan, ruang penanggung jawab wilker, ruang

administrasi pegawai, mushollah, dapur dan gudang. Pada

lantai II meliputi ruang rapat, ruang laboratorium, ruang arsip.

Kemudian ada pula ruang screen house untuk penahanan

atau sample komidi karantina tumbuhan.

Kantor Wilker Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung

menempati bangunan seluas 50 m2 milik ex wilker BKT

Tanjung Priok yang berada ditanah milik PT. KAI (Kereta Api

Indonesia) dengan status difasilitasi, yang terdiri dari ruang

Page 15: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 8

pelayanan, ruang penanggung jawab wilker dan petugas

penyetor serta ruang operasional pegawai, serta laboratorium.

Wilker Bandara Husein Sastranegara Bandung menempati

bangunan seluas 42 m2 status sewa dari Primer Koperasi

Angkatan Udara, dengan kondisi ruangan kurang nyaman

untuk pelayanan masyarakat yang tidak sesuai dengan

standar pelayanan publik, ruangan yang tesedia yaitu untuk

ruang pelayanan, ruang pegawai karena terbatasnya ruangan

terasa sesak sebagai kantor pelayanan.

Kantor Wilker Kantor Pos MPC Bandung berlokasi di Jl.

Soekarno Hatta No 558 Bandung menempati bangunan milik

PT. Pos Indonesia dengan status difasilitasi.

Untuk mendukung mobiltas pelaksanaan kegiatan di SKP

Kelas I Bandung, baik di kantor induk maupun kantor wilker

telah dilengkapi dengan 5 (lima) unit kendaraan dinas roda 4

(empat) sedangkan 1 (satu) unit sedang dalam proses

penghapusan, yaitu :

- Toyota Kijang LSX tahun 1997, untuk kegiatan

operasional;

- Toyota Kijang LGX tahun 2000, untuk kegiatan

operasional;

- Toyota Kijang LGX tahun 2002, untuk kegiatan

operasional; dan

- Toyota Kijang Innova tahun 2014 untuk kendaraan dinas

Kepala UPT

- Mitshubisi Triton Tahun 2016 untuk kendaraan dinas

operasional

Kendaraan dinas roda 2 (dua) sebanyak 14 (empat belas) unit

yang telah dipegang oleh masing-masing penanggungjawab

sesuai SK Kepala SKP I Bandung Nomor

25/Kpts/RT.020/L.47.D/05/2016.

Page 16: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 9

c) Anggaran

Perolehan pagu anggaran pada kurun waktu lima tahun

terakhir, secara umum mengalami kencerungan yang

meningkat. Hal ini merupakan sesuatu yang logis mengingat

adanya perubahan dasar perhitungan harga satuan yang terus

mengalami peningkatan seiring dengan semakin

meningkatnya harga barang dan jasa, bertambahnya sarana

dan prasarana sehingga biaya pemeliharaan juga mengalami

peningkatan, serta meningkatnya kegiatan pelayanan

operasional dan tindakan karantina pertanian.

3. Wilayah Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

22/Permentan/Ot.140/4/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, SKP Kelas I Bandung

mempunyai wilayah kerja meliputi :

1) Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara Bandung

2) Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon

3) Wilayah Kerja TPK Gedebage Bandung

4) Wilayah Kerja Kantor Pos Besar MPC Bandung

Masing-masing wilayah kerja karantina pertanian dipimpin oleh

seorang Penanggungjawab Wilayah Kerja. Penanggungjawab

Wilayah Kerja diangkat dan ditetapkan oleh Kepala Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung, termasuk di dalamnya

mengenai uraian kerja yang harus dilaksanakan.

Page 17: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 10

BAB II

KEGIATAN UMUM

A. PERENCANAAN DAN KEUANGAN

1. Pengelolaan Anggaran Tahun 2016

Laporan keuangan SKP Kelas I Bandung Tahun 2016 merupakan

laporan yang menyajikan seluruh aspek keuangan di SKP Kelas I

Bandung yang didukung oleh ketersediaan anggaran yang

tertuang dalam DIPA Tahun 2016.

Dalam perencanaan anggaran dilakukan dengan menjaga setiap

kegiatan di masing-masing bagian yaitu di sub seksi pelayanan

operasional dan sub bagian tata usaha dapat berjalan

sebagaimana yang direncanakan sesuai dengan anggaran DIPA

TA 2016. Setiap perencanaan kegiatan disertai dengan adanya

Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference) dan Rencana

Operasional Kegiatan (ROK).

SKP Kelas I Bandung pada tahun 2016 memperoleh anggaran

sebesar Rp. 8.015.550.000,00. Jika dibandingkan dengan pagu

anggaran TA 2015 sebesar Rp. 7.369.590.000,00, maka

anggaran TA 2016 mengalami kenaikan Rp 645.960.000,00.

Selama Tahun 2016, DIPA mengalami revisi yang mengubah

anggaran dari Rp 7.122.622.000,00 menjadi Rp

8.015.550.000,00. DIPA tersebut mengalami 8 (delapan) kali

revisi karena terjadinya penghematan, penambahan dan

realokasi anggaran, yaitu :

1) Revisi 1 DIPA, tanggal 8 Maret 2016 adanya pengurangan

anggaran dari Rp 7.122.622.000,00 menjadi Rp

6.855.622.000,00 berupa adanya rechofusing/penghematan

anggaran;

2) Revisi 2 DIPA, tanggal 30 Maret 2016 adanya penambahan

anggaran dari Rp 6.855.622.000,00 menjadi Rp

Page 18: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 11

7.030.622.000,00 berupa uang makan lembur bertambah

Rp.125.000.000,00 dan koordinasi instansi terkait (524111)

senilai Rp 20.000.000,00 terkait pendampingan Upaya

Khusus Swasembada PJK;

3) Revisi 3 DIPA, tanggal 14 April 2016 adanya anggaran DIPA

sama sekali tidak ada perubahan, perubahan hanya pada

kegiatan public hearing dan kegiatan pemeriksaan di luar

pelabuhan (ekspor);

4) Revisi 4 DIPA, tanggal 8 Agustus 2016 adanya penambahan

anggaran belanja modal pengadaan tanah sebesar Rp

1.180.000.000,00 dan penambahan belanja uang lembur dari

Rp 135.000.000,00 menjadi Rp 215.000.000,00 sehingga

anggaran DIPA menjadi Rp 8.080.749.000,00;

5) Revisi 5 DIPA, tanggal 30 September 2016 adanya

pengurangan gaji pokok PNS dari Rp 1.698.781.000,00

menjadi Rp 1.631.323.000,00 sehingga anggaran DIPA

menjadi Rp 8.013.291.000,00, hal ini disebabkan adanya

pegawai yang mutasi (2 orang) ke BBKP Soekarno Hatta.

6) Revisi 6 DIPA, tanggal 20 Oktober 2016 merupakan Revisi

Kanwil DJPB Jawa Barat adanya perubahan antar keluaran

dalam 1 satker dan penambahan kegiatan audit internal

ISO/IEC 17025:2005;

7) Revisi 7 DIPA, tanggal 3 Nopember 2016 adanya

pengurangan/ penyesuaian komponen gaji (pembayaran gaji

dan tunjangan) dari Rp 3.022.381.000,00 menjadi Rp

2.972.657.000,00 serta adanya penambahan pagu anggaran

PNBP sebesar Rp 51.983.000,00 sehingga anggaran DIPA

menjadi Rp 8.015.550.000,00; dan

8) Revisi 8 DIPA, tanggal 28 Desember 2016 merupakan revisi

antar keluaran untuk memaksimalkan realisasi anggaran

Realisasi belanja TA 2016 mencapai Rp. 6.542.421.953,00

(81,62%) dari pagu anggaran Rp 8.015.550.000,00, dengan

Page 19: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 12

rincian : belanja pegawai dengan pagu Rp. 2.972.657.000,00

realisasi sebesar Rp. 2.948.264.828,00 atau (99,18%), belanja

barang dengan pagu Rp. 3.274.440.000,00 realisasi sebesar Rp.

3.006.318.765,00 atau (91,81%), dan belanja modal dengan pagu

sebesar Rp.1.768.453.000,00 realisasi sebesar Rp.

587.838.360,00 atau (33,24%).

Untuk belanja modal, tidak seluruhnya dapat direalisasikan.

Belanja modal tanah yang diperuntukkan untuk pengadaan tanah

wilker Bandara Kertajati Majalengka tidak dapat terealisasikan

disebabkan anggaran belanja modal tanah ini keluar pada Revisi

DIPA ke-4 bulan Agustus 2016 dari Badan Karantina Pertanian

yang sudah menjelang akhir tahun sedangkan proses pengadaan

tanah tersebut memerlukan waktu serta proses yang cukup lama

karena harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian,

sehingga Satker SKP Kelas I Bandung pun melayangkan

permintaan blocking anggaran atas belanja modal tanah tersebut.

Realisasi belanja SKP Kelas I Bandung TA 2016 sebesar 81,62%

(termasuk belanja modal tanah), sedangkan apabila tidak

memasukkan belanja modal tanah (pagu sebesar

Rp.1.180.000.000) yang telah diblocking, maka realisasi belanja

TA 2016 mencapai 95,71%.

Data selengkapnya tentang realisasi anggaran per kegiatan

disajikan pada tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 1. Perbandingan Realisasi Anggaran TA 2015 dan TA 2016

No Uraian TA 2015 TA 2016

1 Belanja Pegawai 2.884.344.352 2.948.264.828

2 Belanja Barang 3.914.135.503 3.006.318.765

3 Belanja Modal 132.250.000 587.838.360

Jumlah 6.930.729.855 6.542.421.953

Page 20: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 13

Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja DIPA SKP Kelas I Bandung TA 2016

No Uraian Pagu Realisasi %

1 Belanja Pegawai 2.972.657.000 2.948.264.828 99,18

2 Belanja Barang 3.274.440.000 3.006.318.765 91,81

3 Belanja Modal 1.768.453.000 587.838.360 33,24

Jumlah 8.015.550.000 6.542.421.953 81,62

Grafik 1.

Komposisi Anggaran Belanja SKP Kelas I Bandung TA 2016

a. Belanja Pegawai

Anggaran Tahun 2016 untuk belanja pegawai di SKP Kelas I

Bandung, terealisasi sebesar Rp. 2.948.264.828 atau sebesar

99,18% dari pagu anggaran sebesar Rp. 2.972.657.000, yang

terdiri dari pagu belanja gaji dan tunjangan PNS serta belanja

lembur. Realisasi belanja pegawai dapat dilihat dapat dilihat

dalam grafik dibawah ini.

Grafik 2. Realisasi Belanja Pegawai TA 2016

01.000.000.0002.000.000.0003.000.000.0004.000.000.000

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Pagu 2.972.657.000 3.274.440.000 1.768.453.000

Realisasi 2.948.264.828 3.006.318.765 587.838.360

Jum

lah

(R

p)

Jumlah Pagu dan Realisasi Anggaran TA 2016

Belanja Gaji dan Tunjangan

PNS97%

Belanja Lembur

3%

Pengembalian Belanja Pegawai

0%

Page 21: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 14

b. Belanja Barang

Anggaran Tahun 2016 untuk belanja barang di SKP Kelas I

Bandung dari pagu anggaran sebesar Rp. 3.274.440.000

terealisasi sebesar Rp. 3.006.318.765 atau sebesar 91,81%,

dengan rincian sebagai berikut : belanja barang operasional

terealisasi Rp.1.170.776.725, belanja barang non operasional

terealisasi Rp. 140.950.200, belanja barang persediaan

terealisasi sebesar Rp. 194.002.370, belanja jasa terealisasi

Rp. 230.981.645, biaya pemeliharaan terealisasi Rp.

409.299.975, biaya perjalanan dalam negeri terealisasi Rp.

860.347.850, serta pengembalian belanja barang sebesar

Rp.40.000. Realisasi belanja barang dapat dilihat dapat dilihat

dalam grafik dibawah ini.

Grafik 3. Realisasi Belanja Barang TA 2016

c. Belanja Modal

Belanja modal TA 2016 di SKP Kelas I Bandung dari pagu

anggaran Rp. 1.768.453.000 terealisasi sebesar Rp.

587.838.360 (33,24%). Belanja modal dialokasikan untuk

belanja modal tanah dan belanja modal peralatan dan mesin.

Belanja Barang Operasional

39%

Belanja Barang Non

Operasional5%

Belanja Barang Persediaan

6%

Belanja Jasa8%

Belanja Pemeliharaan

13%

Belanja Perjalanan

Dalam Negeri29%

Pengembalian Belanja Barang

0%

Page 22: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 15

Belanja modal tanah dengan pagu anggaran sebesar Rp.

1.180.000.000 tidak dapat terealisasi disebabkan anggaran

belanja modal tanah ini keluar pada Revisi DIPA ke-4 bulan

Agustus 2016 dari Badan Karantina Pertanian yang sudah

menjelang akhir tahun sedangkan proses untuk melaksanakan

kegiatan pengadaan tersebut harus benar-benar hati-hati dan

satker SKP Kelas I Bandung pun melayangkan permintaan

blocking anggaran atas belanja modal tanah tersebut.

Sedangkan belanja modal peralatan dan mesin terealisasi

sebesar Rp. 587.838.360.

2. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

SKP Kelas I Bandung merupakan salah satu Satuan Kerja Badan

Karantina Pertanian yang memungut Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP). PNBP) merupakan penerimaan Pemerintah yang

tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 yang diperbaharui

dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016,

SKP Kelas I Bandung memungut PNBP jasa tindakan karantina

hewan dan karantina tumbuhan.

Realisasi PNBP sampai dengan 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp. 1.052.059.506 atau mencapai 198,89% dari estimasi

pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.528.966.365. Realisasi

Pendapatan TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 22,18%

dibandingkan TA 2015. Rincian perbandingan realisasi

pendapatan pada SKP Kelas I Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 dan Tahun 2015

Uraian Tahun 2016 Tahun 2015 %

Pendapatan Jasa 1.048.760.431,00 765.954.295,00 36,92

Pendapatan Lain-lain 3.299.075,00 95.138.837,00 -96,53

Jumlah 1.052.059.506,00 861.093.132,00 22,18

Page 23: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 16

Peningkatan pendapatan PNBP pada tahun 2016 disebabkan

antara lain :

a. Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016

tentang Tarif dan Jenis PNBP pada Kementerian Pertanian

atas pendapatan jasa atas pendapatan sensor/karantina,

pengawasan/pemeriksaan (423215) meningkat dari tahun

sebelumnya;

b. Meningkatnya pendapatan di Wilker TPK Gedebage, baik

Impor maupun Ekspor. Untuk impor terdapat hasil tanaman

mati yang sudah diolah berupa kapas serat yang berasal dari

Australia dan Pakistan dengan frekuensi rata-rata + 100.000-

200.000 Kg oleh PT. Kwalram Indonesia dan PT. Grantex

Industry, importasi bibit lilium dari Belanda dengan frekuensi

+ 20.000 Kg oleh CV. Delyana Karya Mandiri. Untuk ekspor

terdapat kayu albasia yang dikirim oleh BKL Group ke

Negara Cina dan Timur Tengah dengan frekuensi + 500.000

Kg, serta produk coklat berupa kakao powder/ butter oleh

PT. Papandayan dengan frekuensi rata + 100.000 Kg untuk

dikirim ke negara Eropa, Amerika dan Timur Tengah;

c. Meningkatnya frekuensi pengiriman komoditi kayu albasia

yang dikirim oleh BKL Group ke Cina melalui Wilker

Pelabuhan Cirebon;

d. Meningkatnya kegiatan domestik keluar pada Wilker Kantor

Pos MPC Bandung berupa bibit tanaman dari PT. East West

Seed untuk dikirim ke seluruh Indonesia; juga impor bibitnya

dari Thailand yang telah di uji pada laboratorium SKP I

Bandung serta tanaman aquatic dan scullent yang banyak

mendapat perhatian dari negara Taiwan/Asia umumnya serta

negara Eropa;

e. Meningkatnya kegiatan domestik keluar pada Wilker

Bandara Husen Sastranegara, berupa bunga potong

(mawar) ke Bali dan seluruh Indonesia.

Page 24: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 17

Data selengkapnya mengenai target dan realisasi PNBP di SKP

kelas I Bandung selama 5 tahun terakhir seperti terlihat pada

tabel 4 dan grafik 4 di bawah ini.

Tabel 4. Target dan realisasi PNBP di SKP Kelas I Bandung

No Uraian Target Realisasi %

1 TA 2012 210.004.000 363.511.984 173,10

2 TA 2013 299.350.000 426.973.168 142,63

3 TA 2014 350.000.000 544.348.376 155,53

4 TA 2015 470.591.000 861.093.132 182,98

5 TA 2016 528.966.365 1.052.059.506 198,89

Grafik 4. Target dan realisasi PNBP di SKP Kelas I Bandung

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA

1. Komposisi Jumlah Pegawai

Sumber Daya Manusia di SKP Kelas I Bandung sampai dengan

akhir tahun anggaran 2016 berjumlah 45 (empat puluh lima) orang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditempatkan di kantor induk dan

4 wilayah kerja.

2012 2013 2014 2015 2016

Target 210.004.00 299.350.00 350.000.00 470.591.00 528.966.36

Realisasi 363.511.98 426.973.16 544.348.37 861.093.13 1.052.059.

% 173,10 142,63 155,53 182,98 198,89

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

Jum

lah

(R

p)

Target dan Realisasi PNBP Tahun 2012-2016

Page 25: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 18

Komposisi pegawai menurut golongan di SKP kelas I Bandung

yaitu : Golongan IV ada 2 orang, Golongan III ada 24 orang,

Golongan II ada 18 orang, dan Golongan I ada 1 orang.

Komposisi pegawai menurut jabatan (struktural dan fungsional ) di

SKP kelas I Bandung yaitu : Pejabat Eselon IV sejumlah 1 orang,

Pejabat Eselon V sejumlah 2 orang, Pejabat Fungsional

Medik/Paramedik Veteriner/ Calon Fungsional Medik/Paramedik

Veteriner sebanyak 10 orang, Pejabat fungsional POPT sebanyak

17 orang, dan Fungsional Umum sebanyak 15 (lima belas) orang.

2. Daftar Urutan Kepangkatan (DUK)

Keadaan pegawai SKP Kelas I Bandung pada tahun 2016

menurut Daftar Urutan kepangkatan (DUK) dapat dilihat pada

lampiran 1.

3. Pendidikan Formal/ Pelatihan Teknis/ Administrasi

a. Pendidikan Formal

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di SKP

Kelas I Bandung terus dilakukan melalui pendidikan formal

dan non formal. Di Tahun 2016, ada 2 (dua) orang pegawai

yang melaksanakan Tugas Belajar S2, yaitu 1 orang di

Universitas Pertahanan (di Kementerian Pertanahanan) serta

1 orang di Institut Pertanian Bogor (IPB), namun pegawai

yang tugas belajar di Kementerian Pertahanan telah

menyelesaiakan studynya pada awal bulan Oktober 2016

b. Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non Formal yang telah diikuti oleh para pegawai di

SKP kelas I Bandung meliputi kegiatan pelatihan /magang di

lingkup Badan Karantina Pertanian atau instansi lain.

Pelatihan yang diikuti pegawai pada tahun 2016 meliputi

pelatihan yang bersifat teknis maupun administrasi. Secara

garis besar pelatihan/magang yang telah diikuti oleh pegawai

adalah :

Page 26: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 19

- Pelatihan yang bersifat teknis antara lain mengikuti Bimtek

AROPT, Bimtek Pemantauan OPTK di BUTTMKP,

Pelatihan OPK pada Produk Unggulan PJK dan Tebu di

BUTTMKP.

- Pelatihan yang bersifat administrasi antara lain pelatihan

pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Perpres 70

tahun 2012, Bimtek ISO 9001:2015 dan ISO 17025.

- Kegiatan study banding terkait dengan ISO 17025 yaitu

ISO laboratorium dilaksanakan pada Balai Karantina

Pertanian Kelas I Tanjung Pinang

4. Kenaikan Pangkat

Kenaikan pangkat selama Tahun 2016 terdapat 4 (empat) orang,

yaitu atas nama Choirul Anam, SP, MM; Drh Ahmad Bihariddin;

Akhmad Daud,SP; dan Rosadi,SH.

5. Pegawai Purna Tugas (Pensiun)

Pada Tahun 2016 di SKP Kelas I Bandung terdapat 3 (tiga)

orang pegawai yang purna tugas, yaitu atas nama Subandi

(POPT Pelaksana Lanjutan), Suhari (Fungsional Umum) dan

Fu’ad (Paramedik Veteriner).

6. Mutasi Pegawai

Pada tahun 2016, terdapat pegawai yang mutasi keluar SKP

Kelas I Bandung sebanyak 2 orang, atas nama Ir.Yanni Purbani

Pandji dan Nova Wijaya,A.Md.

Dengan Berkurangnya personil pada SKP Kelas I Bandung

khususnya petugas fungsional POPT, karena mutasi alih tugas

maupun pensiun sangat berpengaruh pada kinerja organisasi,

karena SKP Kelas I Bandung kegiatan operasional dalam

pencegahan hama penyakit justru komoditas tumbuhan yang

lebih dominan kegiatannya

Page 27: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 20

7. Pegawai Yang Diangkat PNS

Pegawai di SKP Kelas I Bandung yang diangkat dari CPNS

menjadi PNS terdapat 2 orang, atas nama Tri Sugiyarto dan Hari

Ramdan Suhanda

8. Tenaga outsourching

Pada Tahun 2016 terdapat 16 orang tenaga outsourching di SKP

Kelas I Bandung, yang terdiri dari tenaga kebersihan sebanyak 9

orang, dan tenaga keamanan sebanyak 7 orang yang

ditempatkan di kantor induk dan kantor wilker

9. Penghargaan/Tanda Jasa/Hukuman/Sanksi

Pada tahun 2016, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

mendapatkan dua penghargaan yaitu :

b. Zona Hijau hasil penilaian dari Ombudsman

c. Percepatan serapan

Sebagai upaya untuk meningkatkan disiplin pegawai dan

motivasi kerja, maka pada tahun 2016 telah dilakukan langkah-

langkah antara lain :

a. Meningkatkan pengawasan kehadiran pegawai dengan

menerapkan absen siang hari;

b. Pemasangan CCTV Online seluruh ruangan kantor induk

dan wilayah kerja.

10. Jabatan Fungsional

a. Jumlah Pegawai Fungsional

Pada Tahun 2016, pejabat Fungsional POPT yang ada di

SKP Kelas I Bandung sebanyak 17 (tujuh belas) orang dan

pejabat fungsional medik/paramedik veteriner sebanyak 10

orang

b. Pegawai Yang Mengajukan DUPAK

Tahun 2016, pejabat fungsional yang mengajukan berkas

Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) ke pusat

Page 28: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 21

(Badan Karantina Pertanian) untuk pejabat fungsional

Medik/Paramedik Veteriner dan POPT sebanyak 22 orang.

11. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Penilaian indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas kinerja SKP

Kelas I Bandung mengalami kemajuan yang sangat berarti. Hal

ini dapat dilihat dari peningkatan kesadaran masyarakat akan

pentingnya karantina dalam ikut menjaga produk-produk

pertanian yang akan dilalulintaskan. Penilaian IKM dilakukan

untuk mengukur unsur pelayanan, diantaranya prosedur dan

persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan,

kedisiplinan, tanggung jawab, kemampuan, kecepatan, keadilan,

kesopanan, keramahan, kewajaran, kepastian, keamanan, serta

kenyamanan dalam memberikan pelayanan jasa maupun tarif

karantina yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Nilai IKM

SKP Kelas I Bandung semester I sebesar 82,33 dan semester II

sebesar 87,38, sehingga rata-rata nilai IKM Tahun 2016 adalah

sebesar 84,86. Nilai rata-rata tertinggi adalah untuk unsur

kepastian biaya pelayanan dan kepastian jadwal pelayanan.

12. Ketatausahaan (Surat menyurat, agenda/disposisi dan arsip)

Pelaksanaan surat-menyurat dilaksanakan dengan mengacu dan

berpedoman pada Tata Naskah Dinas yang dikeluarkan oleh

Badan Karantina Pertanian maupun Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian. Sedangkan pelaksaaan pengagendaan

dan pendisposisian surat masih dilakukan dengan

mencantumkan dalam agenda surat masuk dan surat keluar.

Jumlah surat masuk dari bulan Januari-Desember sebanyak 778

surat, sedangkan surat keluar dari bulan Januari-Desember

sebanyak 2.100 surat. Pengarsipan surat masih dilakukan

secara manual, dimana arsip dipisahkan menjadi arsip aktif dan

in aktif.

Page 29: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 22

C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana

1. Kondisi Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana yang ada di SKP Kelas I Bandung

pada tahun 2016, pada umumnya dalam kondisi baik serta dapat

digunakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan tindakan

operasional perkarantinaan dan administrasi perkantoran,

meskipun terdapat beberapa jenis sarana dan prasarana yang

harus diperbaiki dan direnovasi untuk memperbaiki/meningkatkan

fungsinya.

SKP Kelas I Bandung memiliki beberapa sarana gedung

penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yaitu bangunan

gedung kantor, laboratorium karantina hewan, laboratorium

karantina tumbuhan.

Sarana penunjang lainnya yaitu kendaraan roda 4 sejumlah 5 unit

dan kendaraan roda 2 sejumlah 14 unit

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pada tahun anggaran 2016, telah dilakukan pengadaan sarana

dan prasarana yang bersumber dari anggaran DIPA TA 2016

SKP Kelas I Bandung sebesar Rp 587.838.360,00 yang

direalisasikan dalam pengadaan :

a. Pengadaan kulkas dan pompa air (peralatan dan fasilitas

kantor) berupa 1 unit Kulkas merk LG dengan kapasitas 370

liter, 1 unit Kulkas merk LG dengan kapasitas 200 liter dan 1

unit Pompa Air merk Grundfos sesuai dengan SPK Nomor:

115/PL.010/L.47.D/01/2016 Tanggal 18 Januari 2016 dan

BAST Nomor: 162/PL.010/L.47.D/01/2016 Tanggal 22

Januari 2016

b. Pengadaan alat pengolah data berupa 2 unit Server merk

Supermicro X10, 4 unit UPS merk ICA CT 1328B dan 2 unit

Laptop merk Lenovo Yoga 300 sesuai dengan SPK Nomor:

116/PL.010/L.47.D/01/2016 Tanggal 18 Januari 2016 dan

Page 30: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 23

BAST Nomor: 191/PL.010/L.47.D/01/2016 Tanggal 27

Januari 2016;

c. Pengadaan alat laboratorium berupa 1 unit Analytical

Balance merk Radwag dan 1 unit Analytical Balance Semi

Micro merk AND sesuai dengan SPK Nomor:

179/PL.010/L.47.D/01/2016 Tanggal 26 Januari 2016 dan

BAST Nomor: 443/PL.010/L.47.D/03/2016 Tanggal 01 Maret

2016

d. Pengadaan kendaraan roda empat operasional kantor

berupa 1 unit Mitsubishi Triton 2,5L DC HDX 4x4 M/T Assy

Year 2016 sesuai dengan Surat Perjanjian Nomor:

603/PL.010/L.47.D/03/2016 Tanggal 30 Maret 2016 dan

BAST Nomor: 779/PL.010/L.47.D/04/2016 Tanggal 28 April

2016

Pengadaan alat pengolah data berupa 2 unit laptop, 1 uni printer

lasetjet dan 2 unit printer sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja

Nomor: 1919/PL.010/K.47.D/12/2016 Tanggal 01 Desember 2016

dan BAST Nomor: 2000/PL.010/K.47.D/12/2016 Tanggal 14

Desember 2016 yang bersumber dari anggaran PNBP

Page 31: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 24

BAB III

KEGIATAN PELAYANAN OPERASIONAL

Kegiatan pelayanan operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas

I Bandung mencakup kegiatan Tindakan Karantina Hewan dan kegiatan

Karantina Tumbuhan yang dilaksanakan di tempat-tempat pemasukan

dan pengeluaran yang terdapat di Wilayah Kerja Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung. Selain kegiatan pelayanan operasional

tersebut pada tahun 2016 juga, SKP I Bandung mendukung dan

melaksanakan program pemerintah terkait Upaya Khusus peningkatan

produksi Padi Jagung dan Kedelai (UPSUS Pajale) yang kegiatannya

terdiri dari pendampingan konsolidasi.

A. Standar Pelayanan Publik (SPP)

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan pubik (Undang-undang nomor 25 tahun

2009).

Dalam rangka menerapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun

2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009

tetang Pelayanan Publik, maka SKP Kelas I Bandung sebagai salah

satu intansi pelayanan publik wajib meningkatkan kinerjanya.

Standar pelayanan merupakan pedoman bagi pelaksana pelayanan di

lingkungan SKP Kelas I Bandung dalam melaksanakan tugas

pelayanan dan sebagai informasi bagi masyarakat pengguna

pelayanan di lingkungan SKP Kelas I Bandung dan/atau diluar SKP

Kelas I Bandung, baik berasal dari instansi terkait maupun masyarakat

luas.

Page 32: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 25

Sebagai upaya untuk meningkatkan pencegahan masuk dan

tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar negeri dan dari

suatu area ke area lainnya di dalam serta keluarnya dari wilayah

Republik Indonesia dan pengawasan terhadap keamanan hayati, SKP

Kelas I Bandung, menetapkan dan mengimplementasikan Standar

Pelayanan Publik (SPP) dalam memberikan pelayanan secara cepat,

tepat, transparan dan akuntabel sesuai kebutuhan dan harapan

pelanggan.

Pelayanan yang diberikan SKP Kelas I Bandung berupa tindakan

karantina terhadap hewan dan produk hewan atau tindakan karantina

terhadap benih/bibit tumbuhan atau tindakan terhadap hasil tumbuhan

atau pengawasan keamanan hayati dan penerbitan sertifikat

kesehatan hewan atau tumbuhan serta laporan hasil uji laboratorium.

Sebagai salah satu upaya menerapkan standar pelayanan publik

(SPP), maka SKP Kelas I Bandung telah melaksanakan kegiatan

public hearing standar pelayanan publik sebanyak 2 kali, yaitu :

1. Public Hearing pertama

Public hearing standar pelayanan publik yang pertama dilaksanakan

pada tanggal 25 Nopember 2014 di Hotel Gumilang Regency, Jln.

Setiabudi No 243-245 Bandung.

Kegiatan dilaksanakan dengan membahas penyusunan standar

pelayanan publik pada SKP Kelas I Bandung, yang dihadiri oleh

masyarakat/pengguna jasa, asosiasi, akademisi, Kepala Badan

Karantina Pertanian, Ombudsman dan pejabat serta pegawai lingkup

SKP Kelas I Bandung.

Pada kegiatan ini dihasilkan beberapa hasil sebagai berikut :

a. Maklumat pelayanan : “Kami akan memberikan pelayanan

sesuai prosedur dan siap menerima sanksi apabila tidak sesuai

dengan janji layanan kami”

Page 33: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 26

b. Jam layanan :

No Tempat Pelayanan

Jam Pelayanan Jam Istirahat

1 Kantor Induk SKP Kelas I Bandung

08.00 – 15.00 WIB

12.00 – 13.00 WIB (pelayanan oleh petugas piket)

2 Wilker Kantor Pos MPC Bandung

07.30 – 14.30 WIB

12.00 – 13.00 WIB (pelayanan oleh petugas piket)

3 Wilker TPK Gedebage

08.00 -15.30 WIB

12.00 – 13.00 WIB (pelayanan oleh petugas piket)

4 Wilker Bandara Husein Sastranegara

08.00 – 18.00 WIB

12.00 – 13.00 WIB (pelayanan oleh petugas piket)

5 Wilker Pelabuhan Laut Cirebon

08.00 – 15.30 WIB

12.00 – 13.00 WIB (pelayanan oleh petugas piket)

Keterangan : Hari libur (Sabtu, minggu dan hari libur nasional) tidak melakukan aktivitas pelayanan kecuali Wilker Bandara Husein Sastranegara

c. Standar waktu pelayanan:

Layanan Karantina Hewan

No Jenis MP Gol Resiko Kode HS SLA Range Wkt Pelayanan

Perubahan kesepakatan

waktu layanan

Resiko Tinggi

1 HPR (anjing, kucing, dsb) A Tinggi 0106.19.00.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

2 HPAI (ayam, burung, DOC, dll)

A Tinggi 0105.94.00.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

3 Sarang burung walet A Tinggi 0410.00.10.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

4 Vaksin A Tinggi 3002.30.00.00 14 hari 1-14 hari 14 hari

Resiko Sedang

1 Daging hewan B Sedang 0207.13.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

2 Daging unggas B Sedang 0207.13.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

Resiko Rendah

1 Bakso C Rendah 1602.50.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

2 Tepung daging ular C Rendah 1603.00.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

3 Kulit jadi C Rendah 4105.00.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

4 Wool C Rendah 4106.00.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

Page 34: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 27

Layanan Karantina Tumbuhan

No Jenis MP Gol Resiko Kode HS SLA Range Wkt Pelayanan

Perubahan kesepakatan

waktu layanan

Resiko Tinggi

1 Benih sayuran A Tinggi 1209.10.90.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

2 Benih kentang A Tinggi 0701.10.00.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

3 Bonsai A Tinggi 4403.10.90.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

4 Tanaman air A Tinggi 0604.20.90.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

Resiko Sedang

1 Tanaman hias B Sedang 0910.11.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

2 Jahe B Sedang 1401.20.19.10 3 hari 1-3 hari 3 hari

3 Rotan furniture B Sedang 1901.12.10.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

4 Kopi arabica B Sedang 0603.19.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

5 Bunga melati B Sedang 3 hari 1-3 hari 3 hari

6 Wood palet B Sedang 3 hari 1-3 hari 3 hari

7 Buah strawberry B Sedang 2 hari 1-2 hari 3 hari

8 Anggrek B Sedang 2 hari 1-2 hari 3 hari

9 Sayuran segar B Sedang 2 hari 1-2 hari 3 hari

Resiko Rendah

1 Kapas C Rendah 6305.20.00.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

2 Kayu olahan C Rendah 1401.20.19.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

3 Food stuff C Rendah 1105.10.00.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

4 Ijuk (arange fibre) C Rendah 9603.10.20.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

5 Bunga potong C Rendah 2 hari 1-2 hari 2 hari

Keterangan : 1. Sumber SK Kepala Badan Nomor : 1953/Kpts/OT.160/L/10/2012 2. Untuk media pembawa tertentu yang melalui tindakan karantina pengasingan dan pengamatan

waktu layanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Untuk media pembawa tertentu yang melalui tindakan perlakuan (fumigasi) waktu layanan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

2. Public hearing kedua

Publik Hearing Standar Pelayanan Publik (SPP) SKP Kelas I

Bandung kedua telah dilaksanakan pada tanggal 23 November 2016

di Hotel Puri Khatulistiwa jalan Jatinangor KM. 20 Sumedang. Publik

Hearing ini merupakan kelanjutan dari public hearing yang sudah

dilaksanakan pada Bulan tahun 2014, dan dilaksanakan karena

adanya beberapa agenda perubahan bentuk pelayanan.

Page 35: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 28

Kegiatan dihadiri oleh Ombudsman RI Wilayah Jawa Barat, Dinas

Peternakan Propinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bandung Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bandung, SKI Kelas I Bandung, PT. Angkasa Pura II Husein

Sastranegara, Kantor Pos MPC Bandung, BIB Lembang dan 47

perusahaan pengguna jasa karantina tumbuhan dan karantina

hewan serta peserta perorangan yang bergerak dalam ekspor

produk pertanian.

Pada kegiatan ini dihasilkan beberapa kesepakatan, yaitu :

1) Pelayanan di Kantor Wilker Gedebage dipindahkan ke Counter

Pelayanan di Kantor Induk SKP Kelas I Bandung dikarenakan

adanya permasalahan dalam penyediaan jaringan internet,

efisiensi petugas fungsional tertentu dan jarak yang cukup dekat

antara TPK Gedebage dengan kantor induk. Alasan terakhir ini

juga yang sudah dilakukan oleh instansi lainnya antara lain

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya

Bandung dan Kantor Dinas Perhubungan Kota Bandung.

2) Perubahan jam layanan di kantor Wilker Husein Sastranegara

yang semula dari jam 06.00-16.00 WIB diubah menjadi 3

kategori yaitu jam 08.00-16.00 WIB untuk pelayanan outgoing

kargo, jam 05.00- 20.00 WIB untuk hand carry outgoing dan

05.00-21.00 WIB untuk incoming.

3) Penambahan jenis media pembawa baru yang ditangani oleh

petugas karantina antara lain pemasukan Sapi Potong ke Wilker

pelabuhan Laut Cirebon dan Pemasukan Lilium ke Wilker Kantor

Pos MPC Bandung.

Page 36: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 29

Layanan Karantina Hewan

No Jenis MP Gol Resiko Kode HS SLA Range Wkt Pelayanan

Perubahan kesepakatan

waktu layanan

Resiko Tinggi

1 HPR (anjing, kucing, dsb) A Tinggi 0106.19.00.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

2 HPAI (ayam, burung, DOC, dll)

A Tinggi 0105.94.00.00 21 hari 1-21 hari 21 hari

Resiko Sedang

1 Daging hewan B Sedang 0207.13.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

2 Daging unggas B Sedang 0207.13.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

3 Sarang burung walet B Sedang 0410.00.10.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

4 Bakso B Sedang 1602.50.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

5 Tepung daging ular B Sedang 1603.00.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

6 Kulit jadi B Sedang 4105.00.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

7 Wool B Sedang 4106.00.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

Resiko Rendah

1 Vaksin C Rendah 3002.30.00.00 3 hari 1-3 hari 1 hari

Layanan Karantina Tumbuhan

No Jenis MP Gol Resiko Kode HS SLA Range Wkt Pelayanan

Perubahan kesepakatan

waktu layanan

Resiko Tinggi

1 Benih sayuran A Tinggi 1209.10.90.00 14 hari 1-14 hari 14 hari

2 Umbi bunga lilium A Tinggi 14 hari 1-14 hari 14 hari

3 Benih kentang A Tinggi 0701.10.00.00 14 hari 1-14 hari 14 hari

3 Bonsai A Tinggi 4403.10.90.00 14 hari 1-14 hari 14 hari

4 Tanaman air A Tinggi 0604.20.90.00 14 hari 1-14 hari 14 hari

Resiko Sedang

1 Tanaman hias B Sedang 0602.10.90.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

2 Jahe B Sedang 0910.11.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

3 Rotan furniture B Sedang 1401.20.19.10 3 hari 1-3 hari 3 hari

4 Kopi arabica B Sedang 1901.12.10.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

5 Bunga melati B Sedang 0603.19.00.00 3 hari 1-3 hari 3 hari

6 Wood palet B Sedang 3 hari 1-2 hari 2 hari

7 Buah strawberry B Sedang 2 hari 1-2 hari 2 hari

8 Anggrek B Sedang 2 hari 1-2 hari 2 hari

9 Sayuran segar B Sedang 2 hari 1-2 hari 2 hari

Resiko Rendah

1 Kapas C Rendah 6305.20.00.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

2 Kayu olahan C Rendah 1401.20.19.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

3 Food stuff C Rendah 1105.10.00.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

4 Ijuk (arange fibre) C Rendah 9603.10.20.00 2 hari 1-2 hari 2 hari

5 Bunga potong C Rendah 2 hari 1-2 hari 2 hari

Keterangan : 4. Sumber SK Kepala Badan Nomor : 1953/Kpts/OT.160/L/10/2012 5. Untuk media pembawa tertentu yang melalui tindakan karantina pengasingan dan pengamatan

waktu layanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 6. Untuk media pembawa tertentu yang melalui tindakan perlakuan (fumigasi) waktu layanan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

Page 37: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 30

Dengan telah dilaksanakannya kegiatan public hearing tersebut diatas,

maka didapatkan hasil yang positif dalam penerapan standar pelayanan

publik di SKP Kelas I Bandung. Beberapa hasil tersebut antara lain :

1. Terbentuknya komitmen SKP kelas I Bandung dalam menjalankan

Undang- Undang nomor 25 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah

nomor 96 tahun 2012 tentang Pelayanan Publik

2. Terselenggaranya pelayanan publik di bidang perkarantinaan yang

tepat waktu dan tepat biaya

3. Adanya pengawasan dan pencegahan gratifikasi dan pungutan liar

(pungli) yang dilakukan secara bersama antara pengawas eksternal

dengan pengawas internal melalui komunikasi dan koordinasi dalam

bentuk pengelolaan pengaduan yang diawasi oleh Ombudsman RI

Wilayah Jawa Barat

4. Tersedianya data/informasi tentang pelayanan karantina, antara lain

persyaratan, mekanisme pelayanan, waktu pelayanan, produk

layanan, serta tarif yang transparan bagi masyarakat pengguna jasa

karantina pertanian

5. Meningkatnya kesadaran masyarakat yang akan melalulintaskan

media pembawa untuk melaporkannya ke karantina pertanian

6. Meningkatnya nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), misalnya nilai

IKM tahun 2015 (82,79) meningkat menjadi 84,86 pada tahun 2016.

Nilai IKM ini merupakan penilaian dari masyarakat pengguna jasa

terhadap pelayanan dari SKP Kelas I Bandung.

7. Menurunnya tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat

yang akan melalulintaskan media pembawa melalui tempat

pemasukan/pengeluaran di lingkungan SKP Kelas I Bandung

B. Tindakan Karantina Hewan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung telah memberikan

pelayanan sertifikasi karantina hewan sebanyak 4.603 permohonan pada

tahun 2016. Pelayanan sertifikasi karantina hewan terdiri dari sertifikat

kesehatan hewan (KH-9) sebanyak 1.346 set, sertifikat sanitasi produk

Page 38: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 31

hewan (KH-10) sebanyak 743 set, surat keterangan untuk benda lain (KH-

11) sebanyak 156 set dan sertifikat pelepasan (KH-12) sebanyak 2.407

set. Dokumen utama KH yang batal sebanyak 49 dikarenakan ada

kesalahan dalam pengetikan ataupun saat print dokumen.

Pelayanan sertifikasi karantina hewan dilihat dari wilayah kerja yaitu

Bandara Husein Sastranegara yaitu sebesar 4.426 set (96,2%), Terminal

Peti Kemas Gede Bage sebesar 102 set (2,2%), Pelabuhan Laut sebesar

49 set (1,1 %) dan Kantor Pos MPC Bandung sebesar 26 set (0,6%).

1346

743

156

2407

GRAFIK 5. PEMAKAIAN DOKUMEN UTAMA KHKH 9 KH 10 KH 11 KH 12

102

4426

26 46

GRAFIK 6. FREKUENSI SERTIFIKASI KH TAHUN 2016

TPK Gede Bage Bandara Husein Sastranegara

Kantor POS MPC Bandung Pelabuhan Laut Cirebon

Page 39: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 32

Pelayanan sertifikasi karantina hewan dilihat dari jenis pelayanannya

yaitu ekspor sebanyak 125 kali (2,7%), impor sebanyak 13 kali (0,3%),

antar area keluar sebanyak 2.090 kali (45,4%) dan antar area masuk

sebanyak 2.375 kali (51,6%).

1. Tindakan Karantina Ekspor - Impor

Ekspor sebanyak 125 kali terdiri dari bungkil jagung manis, daging

ular (beku), bird nest, semen beku ( sperma sapi ), kornet, tarantula, undur

undur, kumbang aegus hamatus, ofsetan kupu-kupu, dried butterflies,

tepung asal hewan, dan madu. Negara tujuan ekspor Malaysia, Vietnam,

China, Hong Kong, Singapore, Taiwan, Australia, France United Kingdom,

Hungary, Philippines, dan Thailand.

Impor sebanyak 13 kali terdiri dari kulit kambing jadi,kulit kanguru,

kulit rusa, ofsetan kupu-kupu, tarantula, kutu hypoaspis berasal dari

negara India, Australia, Germany, Hungary, Philippines dan Polandia.

Pemeriksaan terhadap media pembawa yang diekspor oleh

petugas karantina hewan sudah sesuai dengan standar pelayanan publik

yang ditetapkan. Pelayanan terhadap sertifikasi HBAH di atas rata-rata

dilayani dalam 1-2 hari ditempat pengeluaran yang sudah ditetapkan

13 125

2375

2090

GRAFIK 7. FREKUENSI IMPOR, EKSPOR DAN ANTAR AREA

Impor Ekspor Antar Area Masuk Antar Area Keluar

Page 40: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 33

Gambar 2. Pemeriksaan kulit kanguru dari negara Australia di Wilker Kantor Pos

2. Tindakan Karantina Antar Area Domestik Keluar

Domestik keluar sebanyak 2.090 kali terdiri dari telur bebek/itik

asin, sosis ayam, iguana, daging unggas, kelinci, burung, daging kelinci,

semen beku (sperma sapi) mencit, tikus putih, anjing, kucing, ayam

Bangkok, tokek,daging sapi, bakso sapi, sosis sapi, bakso ayam,aging

puyuh olahan, sarang burung wallet, kulit sapi jadi, kebab sapi, cacing

sawah beku, cacing tanah, rolade ayam, marmut, nuget ayam, diluent,

provac csf , susu sapi, segar beku, ulat hongkong, hamster, kulit domba

jadi, tahu bakso, daging babi olahan, daging ayam olahan, yoghurt, susu

cair, yoghurt, dan madu.

Daerah tujuan meliputi Medan, Pekanbaru, Jambi, Padang,

Palembang, Pontianak, Balikpapan, Palangkaraya, Banjarmasin, Tarakan,

Makasar, Manado, Palu, Kendari, Gorontalo, Pare-Pare, Denpasar,

Kupang dan Mataram.

Pengujian laboratorium terhadap bakso dan produk olahan lainnya

dilakukan bersifat monitoring secara periodik. Pengujian terhadap BAH

dan HBAH dengan pemeriksaan TPC. Monitoring dilakukan dikarenakan

sumber daging sudah jelas yaitu dari rumah potong hewan milik Dinas

Pertanian Ketahanan Pangan Kota Bandung, dimana telah dilakukan uji

cemaran mikroba terhadap daging segar sebelum diedarkan ke industri

pengolahan BAH dan HBAH.

Page 41: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 34

3. Tindakan Karantina Antar Area Domestik Masuk

Domestik masuk sebanyak 2.375 kali terdiri dari sapi, burung, ayam

bangkok, kucing, anjing, daging hewan, kroto, madu, kulit kambing dan

sarang warung walet. Media Pembawa itu berasal dari daerah Medan,

Pekanbaru, Jambi, Padang, Palembang, Pontianak, Balikpapan,

Palangkaraya, Banjarmasin, Makasar, Manado, Denpasar, Kupang.

Gambar 3. Pemeriksaan daging di Wilker Bandara Husein Sastranegara

4. Penilaian Instalasi Karantina Hewan

Pada tahun 2016 SKP I Bandung melaksanakan kegiatan Penilaian

Instalasi Karantina Hewan (IKH) dan Evaluasi penilaian kelayakan IKH

terhadap IKH untuk Hewan Hidup dan IKH untuk produk hewan.

Penilaian IKH dan evaluasi penilaian kelayakan IKH dilaksanakan

berdasarkan penugasan khusus dari Badan Karantina Pertanian. Petugas

tim penilai terdiri dari medik veteriner dan paramedik veteriner yang

dibekali quisioner dan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan

Karantina Pertanian.

Penilaian IKH dilaksanakan terhadap beberapa perusahaan terdiri

dari IKH Sapi dan Kerbau, IKH DOC, IKH Satwa Primata, IKPH Telur

Tetas, IKPH HBAH untuk Pakan dan IKPH Daging Jeroan.

Gambar 4. Penilaian IKH Produk Hewan milik PT. Jafpa

Page 42: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 35

5. Pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina

Pemantauan daerah sebar HPHK dilaksanakan berpedoman pada

Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

144/Kpts/OT.160/L/01/2016 tentang pedoman pemantauan daerah sebar

hphk tahun anggaran 2016 dan Surat Keputusan Kepala Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung No. 614/KR.110/L/02/2016 perihal

tim pelaksana pemantauan daerah sebar hphk tahun anggaran 2016.

Hasil pengamatan status dan situasi HPHK diperoleh dari 12 dinas

yang membidangi fungsi keswan, sedangkan 1 dinas belum menyerahkan

kuisioner. Data status dan situasi HPHK disajikan dalam Tabel 5. Dari

Tabel 5 di bawah dapat dilihat bahwa metode pengujian yang digunakan

masih belum merupakan gold standart untuk mengidentifikasi agen HPHK.

Oleh karena itu belum dapat digunakan untuk menyatakan bahwa status

daerah sebar tersebut bebas, tertular atau wabah.

Pengujian yang dapat memastikan adanya agen HPHK tergantung

pada jenis agennya. Agen berupa cacing umumnya dapat dipastikan

dengan pengujian identifikasi. Identifikasi bisa dilakukan terhadap telur,

stadium larva atau stasiun dewasa. Agen berupa bakteri umunya dapat

dipastikan dengan pengujian isolasi, namun beberapa bakteri tertentu

dapat dipastikan hanya dengan uji pewarnaan atau uji serologis. Misalnya

agen Brucella sp cukup menggunakan uji CFT. Agen berupa virus

umumnya dapat dipastikan dengan pengujian PCR, namun ada juga yang

bisa digunakan uji pewarnaan terhadap gejala respon tubuh hostnya.

Misalnya virus Rabies dapat diidentifikasi dari uji FAT.

Page 43: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 36

Tabel 5. Status dan Situasi HPHK yang di Daerah Sebar Tahun 2016

No. Daerah Sebar Jenis HPHK Status/Situasi

HPHK Jumlah Hasil Uji

Positif

1. Kab. Majalengka Brucellosis Babesiosis Theileriosis

Tertular Tertular Tertular

CFT 3 Ulas darah 1 Ulas darah 6

2. Kab. Sumedang Avian influenza Brucellosis Theileriosis

Tertular Tertular Tertular

PCR 4 CFT 4 Ulas darah 1

3. Kab. Cirebon Theileriosis Tertular Ulas darah 35

4. Kota Cirebon n/a n/a n/a

5. Kota Tasikmalaya n/a n/a n/a

6. Kab. Tasikmalaya Brucellosis Tertular CFT 2

7. Kab. Ciamis n/a n/a n/a

8. Kota Cimahi Avian influenza Brucellosis

Tertular Tertular

PCR 8 CFT 3

9. Kab. Bandung Brucellosis Theileriosis

Tertular Tertular

CFT 26 Identifikasi 4

10. Kab. Bandung Barat Avian influenza Brucellosis Theileriosis

Tertular Tertular Tertular

PCR 5 CFT 80 Ulas darah 35

11. Kota Bandung n/a n/a n/a

12. Kab. Cianjur n/a n/a n/a

Sumber; Data Kuisioner dari dinas yang membidangi fungsi keswan.

Walaupun data – data di atas belum bisa memastikan adanya agen

HPHK tertentu, namun kewaspadaan terhadap HPHK tersebut harus tetap

menjadi perhatian baik bagi petugas karantina maupun dari dinas yang

membidangi fungsi keswan di daerah sebar. HPHK yang perlu diwaspadai

berdasarkan pengumpulan informasi data status dan situasi di daerah

sebar dapat disajikan dalam bentuk grafik 8.

Grafik 8. HPHK Yang Perlu Diwaspadai

Page 44: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 37

Berdasarkan grafik 8 di atas, Avian influenza masih menjadi HPHK

utama yang perlu diwaspadai bagi petugas karantina pada Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung. Adanya peningkatan kasus flu

burung pada unggas entog di Propinsi Jawa Barat seharusnya

meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan yang lebih tinggi.

Persyaratan pengujian menggunakan PCR bagi lalu lintas unggas antar

area dan ekspor tentunya akan lebih meyakinkan dalam penerbitan

sertifikat kesehatan.

Kasus Brucellosis di Propinsi Jawa Barat juga masih tinggi

terutama pada hewan sapi perah. Pengawasan di tempat – tempat

pengeluaran yang memungkinkan sapi bisa keluar antar area seperti

Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Tanjung Priok juga harus ditingkatkan.

Pengujian hanya menggunakan RBT saja seharusnya tidak cukup bagi

sapi – sapi yang berasal dari Jawa Barat karena potensi negatif palsu

pada pengujian RBT cukup tinggi.

Sementara itu, Theileriosis kini menjadi HPHK yang semakin

mendapat perhatian. Cakupan penyebarannya cukup merata di beberapa

daerah sebar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh Theiliriosis semakin

nyata dirasakan oleh masyarakat. Kewaspadaan terhadap Theiliriosis

mungkin akan dirasakan bagi daerah asal yang akan mengirimkan hewan

ke Jawa Barat karena jika hewan tersebut tertular di daerah yang baru

efeknya akan semakin nampak.

Rabies juga masih menjadi HPHK laten yang sering muncul tak

terduga di beberapa daerah sebar terutama yang memiliki daerah

pegunungan. Garis geografis pegunungan dari mulai Gn. Salak, Gn. Gede

Pangrango, Gn. Halimun, Gn. Malabar, Gn. Guntur hingga Gn.

Papandayan masih berpotensi menjadi siklus endemis predileksi rabies.

Kasus terbaru di Kab. Cianjur ditemukan sebanyak 16 orang digigit anjing

dengan 1 orang meninggal 5 bulan setelah gigitan. Namun disayangkan,

pelaporan yang terlambat menyebabkan kematian pada manusia tidak

dapat dihindarkan dan HPR yang mengigit tersebut tidak ditemukan.

Page 45: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 38

Secara umum, HPHK di daerah sebar yang terdata adalah Avian

influenza, Brucellosis, Babesiosis dan Theileriosis. Distribusi HPHK

disajikan dalam bentuk peta HPHK yang disajikan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Peta HPHK di Daerah Sebar

C. Tindakan Karantina Tumbuhan

SKP Kelas I Bandung telah memberikan pelayanan sertifikasi

karantina Tumbuhan sebanyak sebanyak 19.505 permohonan pada tahun

2016. Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan terdiri dari Sertifikat

Sanitasi Pelepasan Karantina Tumbuhan/PSAT (KT- 9) sebanyak 2.198

set, Phytosanitary Certificate (KT-10) sebanyak 10.329 set, Sertifikat

Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-12) sebanyak 14.031 set.

Dokumen utama KT ada yang batal dikarenakan kesalahan dalam

pengetikan ataupun saat print dokumen dan dimusnahkan karena adanya

dokumen baru dengan format dan setingan baru sehingga dokumen

utama yang lama dimusnahkan sebanyak 7.053 set.

Avian Influenza

Brucellosis Avian Influenza Brucellosis Theileriosis

Babesiosis Brucellosis Theileriosis

Theileriosis

Avian Influenza Brucellosis Theileriosis Brucellosis

Theileriosis Brucellosis

Page 46: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 39

Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan dilihat dari wilayah kerja

terdiri dari Bandara Husein Sastranegara yaitu sebesar 11.492 set (60%),

Terminal Peti Kemas Gede Bage sebesar 3.183 set (16%), Pelabuhan

Laut sebesar 1.457 set (7%) dan Kantor Pos MPC Bandung sebesar

3.373 set (17%).

Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan dilihat dari jenis

pelayanannya terdiri dari ekspor sebanyak 7.109 kali (36%), impor

sebanyak 260 kali (1,7%), antar area keluar sebanyak 11.919 kali (61%)

dan antar area masuk sebanyak 217 kali (1,3%).

2198

10329

14031

GRAFIK 9. PEMAKAIAN DOKUMEN UTAMA KT KT 9 KT 10 KT 12

3183

11492

33731457

GRAFIK 10. FREKUENSI SERTIFIKASI KT TAHUN 2016TPK Gede Bage Bandara Husein SastranegaraKantor POS MPC Bandung Pelabuhan Laut Cirebon

260

7109

217

11919

GRAFIK 11. FREKUENSI IMPOR, EKSPOR DAN ANTAR AREA KT 2016

Impor Ekspor Antar Area Masuk Antar Area Keluar

Page 47: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 40

Selain melaksanakan kegiatan sertifikasi impor, ekspor dan antar

area, SKP I Bandung juga melaksanakan kegiatan pengawasan perlakuan

dan pemantauan OPTK. Pengawasan perlakuan yaitu pengawasan

tindakan membebaskan media pembawa OPT/OPTK. Pengawasan pada

perlakuan ini dilakukan oleh pihak ketiga, antara lain pengawasan

fumigasi, pelakuan panas dan penetapan instalasi karantina. Sedangkan

Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK),

tahun 2016 yang merupakan anggaran DIPA tahun 2016.

1. Tindakan Karantina Ekspor

Kegiatan ekspor tahun 2016, merupakan pelayanan sertifikasi yang

dilakukan empat wilayah kerja lingkup SKP I Bandung yaitu Wilker

Pelabuhan Laut Cirebon, Wilker Terminal Peti Kemas Gedebage, Wilker

Bandara Husein Sastranegara dan Wilker Kantor Pos MPC Bandung

serta di SKP I Bandung. Media Pembawa OPTK yang banyak di ekspor

sebanyak 7109 kali adalah perabot rotan, kakao bubuk, kayu albasia,

kakao pasta, bibit tanaman hias, bibit kaktus, kopra, bawang merah, buah

manggis, buah jambu, pakcoy, sayuran buncis, biji kopi dll. Negara tujuan

ekspor yaitu Singapura, Malaysia, Vietnam, Philipina, Jepang, India,

Thailand, Taiwan, China, Hongkong, Pakistan, Libanon, Mesir, Lybia, Arab

Saudi, Spanyol, Hongkong, Belanda, Inggris, Brazil, Jerman, New

Zealand, Australia, Amerika, Yunani, Norwegia, Prancis, Aprika, Arab, dll.

2. Tindakan Karantina Impor

Kegiatan impor SKP Kelas I Bandung sebanyak 260 kali melalui

SKP I Bandung dan wilker Pelabuhan Laut Cirebon, wilker Terminal Peti

Kemas Gede Bage, wilker Kantor Pos MPC Bandung dengan komoditi

kapas serat, bawang merah, lilium, baby pakcoy, jamu-jamuan, benih

kubis. Negara yang mengimpor adalah Australia, Malaysia, Brazil, India,

Belanda, Singapura, Burkino Faso, USA, Inggris.

3. Tindakan Karantina Antar Area

Kegiatan operasional antar area dilakukan empat wilayah kerja

lingkup SKP I Bandung yaitu Wilker Pelabuhan Laut Cirebon, Wilker

Page 48: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 41

Terminal Peti Kemas Gedebage, Wilker Bandara Husein Sastranegara

dan Wilker Kantor Pos MPC Bandung serta di SKP I Bandung, terdiri dari

domestik masuk dan domestik keluar.

Kegiatan domestik masuk sebanyak 217 kali yaitu tepung sagu, buah

durian, paprika, buah salak, buah duku berasal dari Riau, Selat Panjang,

Padang, Medan, Bali, Batam, Pekanbaru, Palembang dan Lampung.

Kegiatan domestik keluar sebanyak 11.919 kali yaitu benih semangka,

benih paria, benih kubis, bibit kentang, baby pakcoy, buah strawberry,

bibit tanaman hias, bunga mawar, sayuran segar , bibit anggrek oncidium,

bibit mangga, sayuran brokoli, paprika, bibit anggrek dan bibit kaktus.

Adapun daerah tujuannya meliputi wilayah Jawa, Bali, Lombok, Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Kupang, Ambon, Papua.

4. Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

Wilayah pemantauan SKP Kelas I Bandung terdiri dari Kab.

Bandung, Bandung Barat, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Banjar,

Pangandaran, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Kuningan dan

Indramayu. Namun karena keterbatasan anggaran yang hanya dapat

digunakan untuk sekitar empat kabupaten, maka kegiatan Pemantauan

daerah sebar OPT/OPTK tahun 2016 hanya dilaksanakan di empat

kabupaten yaitu Kab. Bandung, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu dan Kab.

Majalengka. Pemilihan lokasi berdasarkan target komoditi dan OPTK

sesuai dengan arahan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 129/

KR.010/L/1/2016 tentang Arahan Pemantauan OPT/OPTK tahun 2016

dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan setelah survey awal.

Dari sekian banyak target OPTK yang diarahkan untuk dipantau,

tidak semuanya dapat dipantau karena keterbatasan anggaran untuk

perjalanan dan bahan pengujian yang tersedia. Dengan demikian di

prioritaskan OPTK A1 yang peluang masuk inangnya (impor) ke wilayah

pemantauan SKP Kls I Bandung cukup tinggi, juga OPTK A2 yang

inangnya banyak dilalulintaskan antar area, serta OPT/OPTK pada

Page 49: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 42

komoditi unggulan ekspor sehingga dapat membantu akselerasi ekspor

komoditi pertanian yang ada di wilayah pantauan SKP Kelas I Bandung.

Metode pemantauan dilaksanakan dengan cara pengumpulan data

sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh melalui wawancara/

pengumpulan data ke instansi terkait. Sedangkan data primer diperoleh

dengan cara pemantauan OPTK target dan pengambilan sampel tanaman

yang menunjukkan gejala serangan OPTK target dan atau spesimen

OPTK untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pengujian di laboratorium.

Tabel 6. Target Pemantauan OPTK Tahun 2016

No. Target Komoditi

Target OPTK

1

Padi

Ephelis oryzae Syd. (Balansia oryzae Hashioka)

Burkholderia glumae, Paraecosmetus pallicornis

Aphelenchoides besseyi, Meloidogyne graminicola

2 Jagung

Peronosclerospora sorghi, P. phillipinensis

Pantoea stewartii, MDMV

Ostrinia nubilalis, Chaetocnema pullicaria

3 Kedelai Peronospora manshurica, TSWV

4 Kentang

Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus

Erwinia carotovora subsp.artoseptica (ECA) Pectobacterium artosepticum (Patro)

Helminthosporium solani

Globodera rostochiensis, G. pallida

Meloidogyne fallax, M. chitwoodi

5 Tebu Ustilago scitaminea, Stagonospora sacchari

6 Bawang Merah

Cercospora duddidae, Ditylenchus dipsaci

SYSV, OYDV

7 Cabai, Tomat Clavibacter michiganensis subsp.michiganensis

8 Mentimun Pseudomonas syringae pv. Lachryman, Didymella bryoniae

9 Wortel Meloidogyne fallax, M. chitwoodi

10 Anggrek Brevipalpus californicus, Pseudomonas viridiflava

11 Lilium Rhodococcus fascians, SLRSV, ASGV

12 Stroberi R. fascians, SLRSV, Aphelenchoides fragariae

13 Jeruk Brevipalpus californicus, Panonichus ulmi, Phyllocoptru oleivora

14 Mangga Neofusicoccum ribis

15 Alpukat Fusicoccum aesculi, Xyleborus ferrugineus

16 Kelapa

Aceria guererronis, Raoiela indica, Sexava coriaceae, S. nubile, S. karnyi coriacea, S. karnyi, S. nubila.

17 Trapping Bactrocera bryoniae, B. Musae, B. occipitalis, B. Tryoni

Page 50: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 43

Adapun hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK disajikan

dalam lampiran 10. Sedangkan kesimpulan hasil pemantauan yaitu :

1. Ditemukan OPTK A1 dari golongan bakteri, Pectobacterium

artosepticum pada tanaman kentang di Kab. Bandung kec. Rancabali

ds. Alam endah, Garis lintang -7.148806 Garis bujur 107.431417.

Sampel kentang tersebut positif di uji dengan ELISA (laboratorium

SKP Kelas I Bandung) dan verifikasi ke BBUSKP dengan hasil positif

dengan metoda PCR

2. Selain P. artosepticum pada kentang juga ditemukan OPTK A1

Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus, positif diuji dengan

ELISA namun setelah diverifikasi ke BBUSKP dengan metode PCR

hasilnya negatif. Hal serupa yaitu OPTK A1 pada Stroberi

Rhodococcus fascians positif diuji dengan ELISA namun setelah

diverifikasi ke BBUSKP dengan metode PCR hasilnya negatif.

3. Ditemukan 5 OPTK A2 yang pada Permentan no 51 tahun 2015 salah

satu daerah sebarnya di Jawa yaitu: Pada Padi (Ephelis oryzae,

Burkholderia glumae ) pada tebu (Ustilago scitaminea), Pada kentang

(Helminthosporium solani) dan Clavibacter michiganensis subsp.

michiganensis pada cabe dan tomat.

D. Skim Audit Badan Karantina Pertanian (SAB)

Skim Audit Badan Karantina Pertanian yang membawahi kegiatan

operasional tindak karantina yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, terdiri

dari perusahaan kemasan kayu standar ISPM# 15, perusahaan fumigasi

dan perusahaan sebagai tempat tindak karantina yang kemudian

ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Pertanian dan sudah mendapat ID

dari Badan Karantina Pertanian.

1. Perusahaan Kemasan Kayu Standar ISPM#15

Perusahaan kemasan kayu standar ISPM#15, binaan SKP Kelas I

Bandung adalah perusahaan kemasan kayu yang berada di wilayah Jawa

Barat, terdiri dari 4 perusahaan, yaitu : PT. Genamo Top International (ID-

075), CV. Riksa Persada (ID-098), CV. Tirtasari (ID-106), PT. Jasa Prima

Page 51: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 44

Putra (ID-126). Kegiatan perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu dibawah

pengawasan dan binaan Karantina Tumbuhan.

2. Perusahaan Fumigasi

Fumigator, merupakan perusahaan fumigasi standar AQIS dan

Badan Karantina Pertanian, binaan wilayah Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Bandung. Terdiri dari lima perusahaan dengan menggunakan

Methyl bromide (CH3Br) dan satu Perusahaan dengan menggunakan

bahan kimia Phospin (PH3), adapun perusahaan sebagai berikut :

1) PT. Keraton Alam Indonesia (ID. 0005 MB)

2) PT. Kreasi Mandiri (ID. 032 MB)

3) CV. Jasprim Putra (ID. 0104 MB)

4) CV. Triana Bhakti (ID. 0115 MB)

5) PT. Duta Artha Selaras (ID. 0116 MB)

Dari kelima perusahaan yang merupakan binaan Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung, terdapat satu perusahaan Fumigasi binaan

BBKT Tanjung Priok, layanan di wilayah Bandung, yaitu CV. Bintang

Fumindo (ID-0131MB). Berikut rekapitulasi kegiatan opersional

perusahaan fumigasi :

Tabel 7. Rekapitulasi Laporan Pelayanan Fumigasi MB Tahun 2016

No Perusahaan (No. Reg)

Jumlah Penggunaan MB

(Kg)

Frek Ket.

1. CV. Jasprim Putra ID (104) MB1 681,73 225 Freq. Sertifikat

2. PT. Duta Artha Selaras ID (116) MB

56,2 38 Freq. Sertifikat

3. CV. Triana Bhakti ID (115) MB 232,2 59 Freq. Container

(55x40’, 4x20’)

4. PT. Keraton Alam Indonesia ID (058) MB

198,93 210 Freq. Sertifikat

5. CV. Kreasi Mandiri ID (032) MB 1.194,8 284 Freq. Sertifikat

Page 52: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 45

Tabel 8. Rekapitulasi Laporan Marking Kemasan Kayu Tahun 2016

No Perusahaan

(No. Reg)

Jumlah Marking Kemasan Kayu Frek Ket

MB HT

1. PT. Genamo Top Internasional ID (075)

- 52229 PCS 21

2. CV. Tirtasari ID (106) 3030 PCS

3382 PCS 215

3. CV. Jasprim Putra ID (126) 808 PCS 935 PCS 17

4. CV. Riksa Persada ID (098) - 2.259,50

M3 51

Jumlah total 304

3. Penetapan Tempat Lain Tindakan Karantina dan Instalasi

Karantina Tumbuhan

Dalam rangka mencegah masuknya organisme pengganggu

tumbuhan karantina (OPTK) dari luar ke dalam negara Indonesia, ataupun

penyebaran di dalam negara Indonesia/ antar area, maka tupoksi

karantina tumbuhan perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai,

sehingga perlu ditetapkannya tempat lain untuk pemeriksaan komoditi

yang akan diekspor, impor ataupun diantar areakan.

Penetapan tempat lain sebagai tempat pemeriksaan dan tindak

karantina, adalah suatu tempat di luar instalasi karantina tumbuhan yang

dipergunakan sebagai tempat pelaksanaan tindakan karantina. Sehingga

dapat memperlancar pelaksanaan tindak karantina di tempat pemasukan

dan pengeluaran. Persetujuan tempat lain sebagaimana diperuntukkan

bagi pelaksanaan tindakan karantina berupa pemeriksaan, penahanan,

perlakuan, dan/atau pemusnahan.

Perusahaan yang sudah ditetapkan sebagai tempat lain tindak

karantina, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

38/Permentan/OT.140/3/2014, tentang tindakan karantina tumbuhan di

luar tempat pemasukan dan pengeluaran.

Page 53: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 46

Surat Keputusan Penetapan Tempat lain tindak karantina,

dikeluarkan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung, Tahun

2016 terdiri dariyang sudah ditetapkan 29 perusahaan ekspor maupun

impor. Terdiri dari : PT. Agri Nusa Sejati; CV. Indoagri Lestari; CV. Alba

Barokah; PT. Gerbang Surya Permai; PT. Romana Wicker; CV. Putra

Harapan Jaya Sentosa; PT. Findora Internusa; PT. Cirebon Furniture;

PT.Hymsa Indotraco; PT. Lestari Mahaputra Buana; Andi Trihono ; CV.

Trijaya Mulia Karya ; CV.Azara Succulent ; Kelompok Tani Citrun Jaya,

Garut; CV. Sanindo Putra ; PT. Albasi Priangan Lestari ; PT.

Papandayan Cocoa Industries; PT. Bineatama Kayone Lestari ; PT.

Selamat Prama Arta; PT. Inka Mutiara Mas; PT. Sinar Pelita Jaya

Abadi; CV. Javakakao Industria; PT. Alamanda Sejati Utama; PT. Takii

Indonesia; PT. Grand Textile Indonesia ; PT. Kewalram Indonesia dan

PT. Adetex Industries.

Perusahaan yang ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan

(IKT) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

73/Permentan/OT.140/12/ 2012, Tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Perorangan atau Badan

Hukum, dan Surat Keputusan ditetapkan Badan Karantina Pertanian.

Perusahaan yang sudah ditetapkan sebagai IKT di wilayah SKP

Kelas I Bandung, tahun 2015 adalah empat perusahaan yang terdiri dari

PT. Embee Plubon, PT. Japfa Comfeed, CV. Agrotani Central farm dan

PT. Deliana Karya Mandiri yang merupakan perpanjangan yang sudah

ditetapkan oleh BBKP Tanjung Priok.

E. Pengawasan dan Penindakan Pelanggaran Peraturan

Perkarantinaan

SKP Kelas I Bandung telah melakukan pengawasan terhadap

beberapa tempat berdasarkan laporan masyarakat diantaranya

pengawasan ke Pelabuhan Laut Balongan Kabupaten Indramayu.

Laporan dari petugas yang ditugaskan melakukan pengawasan ke

tempat-tempat tersebut tidak menemukan adanya pelanggaran peraturan

Page 54: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 47

perkarantinaan secara langsung. Namun laporan dari informan diperoleh

kesimpulan bahwa masih adanya peluang pemasukan/pengeluaran

media pembawa HPHK/OPTK tanpa persyaratan karantina.

Kegiatan penindakan pelanggaran peraturan karantina masih

terbatas kepada media pembawanya berupa tindakan pemusnahan.

Tindakan pemusnahan dilakukan karena pemilik tidak bersedia

melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan dan tidak bersedia

dilakukan re-ekspor. Pemusnahan dilakukan secara sederhana melalui

pembakaran langsung di dalam incenerator milik SKP Kelas I Bandung

dan bekerja sama dengan tempat pembakaran di Gunung Kapur

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.

Gambar 6. Pemusnahan Media Pembawa HPHK di Kecamatan Cipatat

Page 55: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 48

Gambar 7. Pemusnahan media pembawa di incenerator

SKP Kelas I Bandung

Page 56: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 49

BAB IV KEGIATAN UPAYA KHUSUS

SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROPINSI JAWA BARAT

Pembangunan pertanian menjadi perhatian serius pemerintah dalam

setiap tahapan pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam rangka

menuntaskan kompleksnya permasalahan, tantangan dan peluang yang

dihadapi. Sasaran program dan kebijakan pengembangan sektor tanaman

pangan merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan

ekonomi pada masa yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber

penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi

sebagian besar penduduk Indonesia.

Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh

kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya

cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan

berkembangnya industri pangan dan pakan sehingga dari sisi ketahanan

pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis.

Provinsi Jawa Barat berperan penting dalam pangan nasional, baik

sebagai produsen terbesar maupun konsumen terbesar. Jumlah

penduduk di Jawa Barat merupakan yang terbesar nasional sebanyak 46

juta jiwa. Di sisi lain, kontribusi produksi padi yang dihasilkan adalah yang

terbesar di tingkat nasional (peringkat ke-2 setelah Provinsi Jawa Timur)

sebanyak ±16%. Pemenuhan kebutuhan untuk konsumsi dalam daerah

secara umum sudah terpenuhi bahkan diperkirakan terjadi surplus pada

tahun 2014 sebesar 2.488.627 ton beras dari jumlah produksi gabah

sebesar 11.644.899 ton (ATAP BPS 2014), sedangkan jumlah surplus

pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 2.273.392 ton beras dari jumlah

produksi gabah sebesar 11.373.144 ton (ATAP BPS tahun 2015).

Pembangunan pertanian difokuskan pada 3 (tiga) komoditas yaitu

melalui program Upaya khusus padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale).

Pada kegiatan Upsus pajale, strategi dan upaya dilakukan untuk

peningkatan luas tanam dan produktivitas di daerah-daerah sentra

Page 57: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 50

produksi pangan. Operasioanalisasi pencapaian target di lapangan

dilaksanakan secara all in untuk mensukseskan program yaitu dengan

penyediaan anggaran, tenaga, perbaikan jaringan irigasi yang rusak,

bantuan pupuk, ketersedian benih unggul yang tepat (jenis/varietas,

jumlah, tempat, waktu, mutu, harga), bantuan traktor dan alsintan lainnya

untuk mendukung persiapan, panen dan pasca panen termasuk kepastian

pemasarannya.

Upsus pajale dilaksanakan serentak di beberapa provinsi antara

lain Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Pendampingan/pengawalan Upsus merupakan faktor penting

dalam pencapaian target produksi yaitu dengan mengerahkan sumber

daya yang tersedia di Kementerian Pertanian. Setiap eselon 2 di

Kementerian mendapat tugas untuk mengawal pelaksanaan Upsus di

Kabupaten sentra produksi pajale. Dukungan dari TNI Angkatan Darat

juga diperoleh dengan ditandatanganinya MOU antara Menteri Pertanian

RI dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) bahwa seluruh Babinsa

akan membantu petani agar program swasembada pangan ini dapat

terwujud pada tahun 2017. Dukungan dari jajaran TNI ini telah diwujudkan

sejak persiapan pertanaman sampai pengawalan benih dan pupuk.

Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Bandung merupakan

salah satu Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Pertanian yang

mendapat tugas mendukung peningkatan produksi pangan khususnya

padi, jagung dan kedelai di Jawa Barat. Kepala Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung merupakan salah satu anggota Tim kegiatan

UPSUS Pajale wilayah Jawa Barat, dimana ketua Tim adalah Kepala

Badan Karantina Pertanian. Tugas yang diberikan kepada Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung antara lain membantu

operasionalisasi, konsolidasi dan koordinasi Tim Upsus Pajale Jawa Barat

yang antara lain dalam meningkatkan percepatan pencapaian target luas

tambah tanam, mempercepat pencapaian serapan gabah oleh Bulog,

Page 58: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 51

mengatasi kendala di pertanaman maupun penyediaan bantuan-bantuan,

mobilisasi alsintan, gerakan-gerakan tanam dan panen raya untuk

memberi semangat para insan pertanian dan mengkaunter berita - berita

yang merugikan upaya upsus pajale dan juga membantu mengendalikan

serangan hama maupun OPT yang relevan dengan tugas-tugas POPT

yang dimiliki Karantina Pertanian Bandung.

Anggaran Upsus Tahun 2016 sebesar Rp.40.500.000,-

dialokasikan untuk kegiatan konsolidasi yaitu menghadiri rapat koordinasi

antar instansi terkait dan pusat dalam kegiatan mengumpulkan data

serapan gabah (padi), jagung dan kedelai, menghadiri kegiatan gerakan

percepatan luas tambah tanam (LTT) dan kegiatan kunjungan kerja

Presiden atau Menteri Pertanian dalam rangka konsolidasi, kegiatan

gerakan panen raya padi, jagung, kedelai dan bawang merah.

Gambar 8. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian dalam rangka panen raya dan percepatan tanam padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Bandung

Page 59: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 52

Pada tahun 2016, dengan adanya program Upsus Pajale telah

berhasil diperoleh produksi padi di Jawa Barat sebesar 12.149.513 ton

GKG. Hasil ini meningkat sebesar 6,83% apabila dibandingkan dengan

tahun 2015. Secara rinci pencapaian produksi padi di Jawa Barat dalam 5

(lima) tahun terakhir sebagaimana tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Realisasi Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi 5 Tahun Terakhir (2012-2016) di Propinsi Jawa Barat

No Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi

Ha % Ku/Ha % Ton GKG %

1 2011 1.964.466 - 59,22 - 11.633.891 -

2 2012 1.918.799 -2,32 58,74 -0,81 11.271.861 -3,11

3 2013 2.029.891 5,79 59,53 1,34 12.083.162 7,20

4 2014 1.979.799 -2,47 58,82 -1,19 11.644.899 -3,63

5 2015 1.857.612 -6,17 61,22 4,08 11.373.144 -2,33

6 2016 2.006.956 8,04 60,54 -1,11 12.149.513 6,83

7 Rerata 5 tahun 1.958.611 0,57 59,77 0,46 11.704.516 0,99

8 Rerata 3 tahun 1.948.122 -0,20 60,19 0,59 11.722.519 0,29

Ket : Tahun 2011-2015 adalah angka tetap (ATAP) BPS Tahun 2016 adalah angka prakiraan hasil Rakor Kementan-BPS, Oktober 2016

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa pencapaian tahun 2016

sebagai berikut :

1. Luas panen meningkat sebesar 8,04% dibanding tahun 2015;

2. Produktivitas menurun sebesar 1,12% dibanding tahun 2015; dan

3. Produksi meningkat sebesar 6,83% dibanding tahun 2015.

Keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2016 merupakan bukti nyata

suksesnya kinerja tanaman pangan secara umum. Keberhasilan kinerja

tersebut merupakan buah kerja keras seluruh tim yang terlibat dalam Tim

Upsus Pajale.

Sama seperti komoditas padi, pada tahun 2016 telah dicapai

produksi komoditas jagung yang tertinggi di Jawa Barat, sebagaimana

data yang dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

Page 60: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 53

Tabel 10. Realisasi Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung 5 Tahun Terakhir (2012-2016) di Propinsi Jawa Barat

No Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi

Ha % Ku/Ha % Ton GKG %

1 2011 147.152 - 64,23 - 945.104 -

2 2012 148.601 0,98 69,22 7,77 1.028.653 8,84

3 2013 152.923 2,91 72,06 4,10 1.101.998 7,13

4 2014 142.964 -6,51 73,24 1,64 1.047.077 -4,98

5 2015 126.828 -11,29 75,69 3,35 959.933 -8,32

6 2016 187.701 48,00 81,76 8,02 1.534.612 59,87

7 Rerata 5 tahun 151.803 6,82 74,39 4,97 1.134.455 12,51

8 Rerata 3 tahun 152.498 10,07 76,90 4,33 1.180.541 15,52

Ket : Tahun 2011-2015 adalah angka tetap (ATAP) BPS Tahun 2016 adalah angka prakiraan hasil Rakor Kementan-BPS, Oktober 2016

Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa pencapaian tahun

2016 sebagai berikut :

1. Luas panen meningkat sebesar 48,00% dibanding tahun 2015;

2. Produktivitas meningkat sebesar 8,02% dibanding tahun 2015; dan

3. Produksi meningkat sebesar 59,87% dibanding tahun 2015

Kedelai merupakan komoditas utama ketiga setelah padi dan jagung

karena perannya yang penting sebagai pemenuh kebutuhan pangan

pokok masyarakat. Komoditas ini meskipun bukan sebagai bahan

makanan pokok, akan tetapi merupakan bahan makanan pendamping,

seperti: tempe, tahu, kecap, dan lain-lain, tingkat permintaan pasarnya

sangat tinggi setiap tahunnya.

Tingginya permintaan pasar, sejalan dengan bertambahnya jumlah

penduduk dan tingkat pendidikan masyarakat, sehingga bahan pangan

yang diperlukan semakin beragam.

Produksi kedelai di Jawa Barat lima tahun terakhir mengalami

fluktuasi, dan mencapai nilai produksi tertinggi pada tahun 2014. Untuk

mengatasi hal ini, pemerintah telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan

kedelai dengan beberapa kebijakan, diantaranya dengan upaya

peningkatan produktivitas dan produksi maupun dengan menjaga

Page 61: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 54

stabilitas harga dengan menerbitkan harga pembelian pemerintah (HPP).

Namun upaya tersebut belum berhasil mempertahankan pencapaian

produksi tinggi pada tahun 2014.

Produksi kedelai pada tahun 2016 menurun 7,11% dibanding tahun

2015. Secara rinci pencapaian produksi kedelai di Propinsi Jawa Barat

dalam 5 (lima) tahun terakhir (2012-2016) sebagaimana tercantum pada

tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Realisasi Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai 5 (Lima) Tahun Terakhir (2012-2016) di Propinsi Jawa Barat

Ket : Tahun 2011-2015 adalah angka tetap (ATAP) BPS Tahun 2016 adalah angka prakiraan hasil Rakor Kementan-BPS, Oktober 2016

Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa pencapaian tahun

2016 sebagai berikut :

1. Luas panen menurun sebesar 9,13% dibanding tahun 2015;

2. Produktivitas meningkat sebesar 2,24% dibanding tahun 2015; dan

3. Produksi menurun sebesar 7,11% dibanding tahun 2015.

Produksi kedelai yang belum maksimal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya kondisi iklim sepanjang tahun 2016 yang

tidak mendukung upaya budidaya kedelai.

Ha % Ku/Ha % Ton BK %

1 2011 35.674 - 15,74 - 56.166 -

2 2012 30.345 -14,94 15,63 -0,73 47.426 -15,56

3 2013 32.813 8,13 14,82 -5,18 48.636 2,55

4 2014 70.719 115,52 16,30 9,98 115.261 136,99

5 2015 60.172 -14,91 16,44 0,87 98.938 -14,16

6 2016 54.679 -9,13 16,81 2,24 91.908 -7,11

7 Rerata 5 Tahun 49.746 16,93 16,17 1,44 80.434 20,54

8 Rerata 3 Tahun 61.857 30,49 16,50 4,36 102.036 38,57

No TahunLuas Panen Produktivitas Produksi

Page 62: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 55

Berdasar data pada tabel-tabel diatas, dapat diketahui bahwa

produksi padi pada tahun 2016 di Propinsi Jawa Barat sudah melampaui

target. Wilayah Jawa Barat sudah dapat dikatakan berhasil melaksanakan

sebagian swasembada pangan utamanya padi. Beberapa indikator

membuktikan bahwa Indonesia pada tahun 2016 tidak melakukan impor

beras, padahal sebelumnya Indonesia selalu impor beras.

Pada tahun 2016 juga, Jawa Barat telah berhasil melakukan ekspor

beras ke beberapa negara serta adanya pendistribusian beras ke luar

Provinsi Jawa Barat yang pengeluarannya melalui pemeriksaan Karantina

Pertanian di Pelabuhan Laut Cirebon antara lain ke Provinsi Nangroe

Aceh Darusalam dan Provinsi Kalimantan Selatan.

Gambar 9. Pemeriksaan beras di palka kapal laut yang dilakukan oleh petugas Wilker Pelabuhan Laut Cirebon

Page 63: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pelaksanaan kegiatan SKP Kelas I Bandung TA 2016 yang telah

dipaparkan dan disajikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan operasional dan administrasi SKP Kelas I Bandung TA

2016 secara umum telah berjalan dengan baik dan banyak

mengalami kemajuan.

2. Sampai akhir tahun 2016, jumlah pegawai sebanyak 45 orang.

Jumlah pegawai tersebut,masih belum cukup memenuhi beban

kerja, sehingga masih terjadi perangkapan tugas.

3. SKP Kelas I Bandung mengelola anggaran DIPA TA 2016 sebesar

Rp. 8.015.550.000 dengan realisasi sebesar Rp. 6.542.421.953

atau sebesar 81,62%.

4. Realisasi PNBP sampai dengan 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp. 1.052.059.506 atau mencapai 198,89% dari estimasi

pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.528.966.365. Realisasi

Pendapatan TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 22,18%

dibandingkan TA 2015

5. Pada tahun 2016, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

telah memberikan pelayanan sertifikasi karantina hewan sebanyak

4.603 permohonan. Pelayanan sertifikasi karantina hewan terdiri

dari sertifikat kesehatan hewan (KH-9) sebanyak 1.346 set,

sertifikat sanitasi produk hewan (KH-10) sebanyak 743 set, surat

keterangan untuk benda lain (KH-11) sebanyak 156 set dan

sertifikat pelepasan (KH-12) sebanyak 2.407 set. Dokumen utama

KH yang batal sebanyak 49 dikarenakan ada kesalahan dalam

pengetikan ataupun saat print dokumen.

Page 64: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 57

6. Pada tahun 2016, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

telah memberikan pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan

sebanyak 19.505 permohonan. Pelayanan sertifikasi karantina

tumbuhan terdiri dari Sertifikat Sanitasi Pelepasan Karantina

Tumbuhan/PSAT (KT- 9) sebanyak 2.198 set, Phytosanitary

Certificate (KT-10) sebanyak 10.329 set, Sertifikat Kesehatan

Tumbuhan Antar Area (KT-12) sebanyak 14.031 set. Dokumen

utama KT yang batal dikarenakan kesalahan pengetikan atau saat

print dokumen dan dimusnahkan karena adanya dokumen baru

dengan format dan setingan baru sebanyak 7.053 set.

7. Dalam rangka mendukung peningkatan produksi pangan

khususnya padi, jagung dan kedelai yang menjadi prioritas utama

swasembada pangan nasional, SKP I Bandung telah ikut

melaksanakan kegiatan UPSUS Pajale yang kegiatannya antara

lain berupa operasionalisasi, konsolidasi dan koordinasi Tim

Upsus Pajale Jawa Barat dalam upaya meningkatkan percepatan

pencapaian target luas tambah tanam, mempercepat pencapaian

serapan gabah oleh Bulog, mengatasi kendala di pertanaman

maupun penyediaan bantuan-bantuan, mobilisasi alsintan,

gerakan-gerakan tanam dan panen raya untuk memberi semangat

para insan pertanian dan mengkaunter berita - berita yang

merugikan upaya upsus pajale dan juga membantu

mengendalikan serangan hama maupun OPT yang relevan

dengan tugas-tugas POPT yang dimiliki Karantina Pertanian

Bandung.

B. SARAN

1. Perlunya penambahan jumlah pelatihan/magang/in house

training untuk pegawai teknis dan non teknis sehingga

kemampuan mendiagnosa/ mengidentifikasi hama dan penyakit

tumbuhan/hewan menjadi lebih akurat dan pelatihan administrasi

Page 65: Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan Tahunan/Laptah 2016.pdf · menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas kinerja kegiatan yang

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Laporan Tahunan 2016 58

yang berkesinambungan dalam upaya mencapai kinerja yang

optimal.

2. Perlunya peningkatan peran serta masyarakat pengguna jasa

karantina dan kerjasama yang baik dengan instansi terkait dalam

rangka kegiatan akreditasi laboratorium serta untuk menghindari

terjadinya pelanggaran pada komoditi yang dilalulintaskan.

3. Perlunya penambahan SDM fungsional tertentu (POPT, Medik

Veteriner dan Paramedik Veteriner) sebagai benteng terdepan

cegah tangkal Hama Penyakit Hewan dan Tumbuhan (HPHK dan

OPTK).

4. Perlunya penambahan sarana prasarana untuk menunjang

peningkatan pelayanan publik