Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan...
Transcript of Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandungskp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/Laporan...
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 i
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayahNya , Laporan Kinerja (LAKIN) Stasiun Karantina Pertanian Kelas
I Bandung Tahun 2017 dapat tersusun dengan baik dan lancar. Laporan
Kinerja (LAKIN) menggambarkan bentuk pertanggung jawaban atas
kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan dengan anggaran sesuai Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Bandung Tahun 2017. LAKIN Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Bandung berisikan realisasi target dari penetapan kinerja dan analisis
akuntabilitas kinerjanya.
Sebagai unit kerja yang memberikan pelayanan, SKP Kelas I Bandung
berupaya untuk melakukan peningkatan kinerja yang lebih terukur secara
berkesinambungan sehingga pelayanan kepada publik dapat lebih
optimal. Berbagai hambatan dan rintangan yang muncul menjadikan
tantangan untuk selalu meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang
telah ditetapkan guna mencapai Visi dan Misi.
Kami menyadari bahwa LAKIN Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Bandung ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu saran dan
masukan demi perbaikan laporan ini dari semua pihak sangat kami
harapkan, dalam upaya memberikan pertanggungjawaban pemanfaatan
anggaran yang lebih akuntabel dimasa mendatang.
Pada akhirnya kami berharap penyajian LAKIN Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Bandung Tahun 2017 ini bermanfaat sebagai bahan
masukan bagi pengelolaan, penataan serta peningkatan kinerja
penyelenggaraan pemerintah khususnya Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Bandung. Amin.
Bandung, Januari 2018 Kepala, Ir. Iyus Hidayat, MP NIP. 196505031994031001
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Ikhtisar Eksekutif iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Dasar Hukum 1
1.2. Latar Belakang 2
1.3. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 3
1.4. Susunan Organisasi 5
1.5. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas 6
1.6. Sumber Daya Manusia 6
1.7. Dukungan Anggaran 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA 9
2.1. Rencana Strategis 9
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2017 11
2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU) 12
2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 12
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 15
3.1. Capaian Kinerja Organisasi 15
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tahun 2017 17
3.3. Akuntabilitas Keuangan 22
3.4. Outcome 24
3.5. Hambatan dan Kendala 25
3.6. Upaya dan Tindak Lanjut 25
BAB IV. PENUTUP 27
Lampiran
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Total Komposisi SDM Tahun 2017 6
Tabel 2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan
Akhir, dan Jenis Kelamin Tahun 2017
7
Tabel 3. Perjanjian Kinerja SKP I Bandung Tahun 2017 14
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun
2017
16
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Presentase sertifikasi media
pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
18
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Presentase deteksi HPHK dan
OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan
19
Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Nilai IKM 20
Tabel 8. Capaian Indikator Kinerja Presentase sarana dan
prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
22
Tabel 9. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran SKP I Bandung
Tahun 2017
22
Tabel 10. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran
Kegiatan Tahun 2017
23
Tabel 11. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran serta Target dan
Realisasi PNBP SKP Kelas I Bandung Tahun 2012-
2016
24
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
SKP Kelas I Bandung sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan Karantina Pertanian melaksanakan program peningkatan kualitas
perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang ikut
mendukung pencapaian target Kementerian Pertanian dalam menjaga
ketahanan pangan yang bebas dari ancaman hama penyakit hewan dan
tumbuhan karantina serta masuknya produk pertanian impor yang tidak
dikehendaki melalui pengawasan yang efektif di pintu-pintu/pelabuhan-
pelabuhan pemasukan dan pengeluaran.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019, sasaran pembangunan pertanian ke
depan adalah untuk mewujudkan kedaulatan pangan, dimana seluruh
kebutuhan pangan pokok akan diupayakan untuk dipenuhi dari produksi
dalam negeri. Untuk mencapai target tersebut, terdapat banyak tantangan
dan permasalahan yang dihadapi, diantaranya perubahan iklim,
peningkatan jumlah penduduk, perekonomian global yang melemah,
gejolak harga pangan global, lahan, infrastrukur, sarana produksi, regulasi
kelembagaan, sumberdaya manusia dan permodalan, dan lain-lain.
LAKIN ini menyajikan gambaran capaian kinerja yang telah berhasil
dilaksanakan oleh SKP Kelas I Bandung Tahun 2017 dalam bidang
pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan keamanan
hayati. Keberhasilan ini dapat dicapai berkat kerja keras dari seluruh
pegawai dan adanya dukungan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder).
SKP Kelas I Bandung memiliki komitmen dalam melaksanakan Renstra
Tahun 2015-2019, yang diwujudkan dalam penetapan Perjanjian Kinerja
Tahun 2017, yang dilaksanakan antara Kepala SKP Kelas I Bandung
dengan Kepala Badan Karantina Pertanian. Secara umum hasil
pengukuran terhadap 2 (dua) sasaran strategis dengan 4 (empat)
indikator kinerja memperlihatkan bahwa sasaran kinerja telah berhasil
dicapai.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 v
Indikator kinerja yang sangat berhasil dicapai yaitu : (1) Sertifikasi media
pembawa yang dilalulintaskan melalui tepat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan mencapai 32.826 sertifikat dari target sejumlah
24.067 sertifikat (136,39%), (2) Nilai IKM mencapai 82,60 dari target
sejumlah 79 (104,56%).
Sedangkan indikator kinerja yang berhasil dicapai yaitu : (1) Deteksi HPHK
dan OPTK pada media pembawa yang di lalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan mencapai 583 sampel
uji (100%) dari target 100% sampel uji; (2) Sarana dan prasarana, yang
sesuai kebutuhan dan memadai mencapai 100% atau sebanyak 577
layanan dari target sebesar 100% (577 layanan).
Secara keseluruhan pelaksanaan anggaran dan kegiatan di SKP Kelas I
Bandung pada Tahun Anggaran 2017 dengan pagu anggaran revisi
terakhir sebesar Rp. 6.867.445.000 telah terealisasi sebesar Rp.
6.758.659.767 (98,42%). Sedangkan realisasi PNBP tahun 2017 sebesar
1.761.540.289 (146,8%) dari target sebesar 1.200.000.000.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 1
I. P E N D A H U L U A N
1.1. Dasar Hukum
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh
pemerintahan. Terselenggaranya Good Governance merupakan
prasyarat utama bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan
negara. Diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan
akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada
hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP).
Dasar hukum akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yaitu :
1. Tap MPR Nomor XI/MPR/1998 dan Undang-undang Nomor 28
Tahun 1999, pada Bab Penjelasan, dijelaskan bahwa akuntabilitas
sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara
yang merupakan prinsip dasar dari good governance and clean
government
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada bab penjelasan,
dijelaskan azas dalam pengelolaan keuangan negara adalah
akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, pasal 55 ayat 5, dijelaskan
pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah diatur
dengan peraturan pemerintah
4. PP Nomor 8 Tahun 2006, pasal 20, dijelaskan kewajiban
melaporkan akuntabiltas keuangan dan kinerja instansi
pemerintah
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 2
5. Perpres Nomor 29 Tahun 2014, pasal 29, dijelaskan
pengintegrasian sistem manajemen keuangan dan kinerja
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, pasal 76 dan 77,
dijelaskan dasar perjanjian kinerja, pemberian tunjangan dan
pengembangan kompetensi
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi
dan Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, yang merupakan petunjuk
teknis kinerja, pelaporan kinerja dan reviu laporan kinerja instansi
pemeritah
Berdasarkan dasar hukum akuntabilitas kinerja tersebut diatas, telah
disusun Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 tentang
pedoman pengelolaan sakip di Kementerian Pertanian yang menjadi
pedoman pengelolaan sakip semua unit instansi di lingkup
Kementerian Pertanian.
1.2. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan perkarantinaan dilakukan sebagai upaya
melindungi pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian
ketahanan dan keamanan pangan serta sumber daya hayati. Oleh
karena itu, peran karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian
sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPTK,
kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh, dan
halal.
Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Bandung sebagai Unit
Pelaksana Teknis pelayanan publik di bidang karantina hewan dan
tumbuhan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Tugas yang diemban
UPT Karantina Pertanian adalah melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan
hayati, hewani dan nabati.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 3
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka SKP Kelas I
Bandung sebagai Instansi Pemerintah dan unsur Penyelenggara
Negara diwajibkan menetapkan Target Kinerja dan melakukan
Pengukuran Kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan
Kinerja.
Laporan Kinerja merupakan penyampaian akuntabilitas instansi
pemerintah yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan
Kinerja.
Penyusunan Laporan Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun Anggaran
2016 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja SKP I Bandung
pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan
sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja SKP
Kelas I Bandung dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat
dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, substansi
penyusunan Laporan Kinerja didasarkan pada hasil capaian indikator
kinerja pada masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan
SKP Kelas I Bandung.
1.3. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/
OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Karantina Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas
dan fungsi SKP Kelas I Bandung adalah sebagai berikut :
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 4
Kedudukan
SKP Kelas I Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Karantina Pertanian di Lingkungan Badan Karantina Pertanian, yang
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. SKP
Kelas I Bandung dipimpin oleh seorang Kepala.
Tugas
SKP Kelas I Bandung mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta
pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, SKP Kelas I Bandung
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Penyusunan rencana, evaluasi dan laporan;
2) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan
pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina
(HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK);
3) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan
dan tumbuhan;
7) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati;
8) Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan;
9) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 5
1.4. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta kegiatan
perkarantinaan, Kepala SKP Kelas I Bandung juga didukung oleh :
1) Urusan Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana dan pelaporan, keuangan, urusan tata usaha dan rumah
tangga, perlengkapan dan kehumasan.
2) Subseksi Pelayanan Operasional
Subseksi pelayanan operasional mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi
dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan
pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang karantina
hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani
dan nabati.
3) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional
Medik Veteriner, Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner, dan
Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, serta Jabatan Fungsional Umum. Kelompok Jabatan
Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai upaya meningkatkan kegiatan karantina hewan, tumbuhan
dan keamanan hayati, SKP Kelas I Bandung memiliki 4 (empat)
Wilayah Kerja (Wilker) yaitu :
1. Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara Bandung
2. Wilayah Kerja Terminal Peti Kemas Gede Bage Bandung
3. Wilayah Kerja Kantor Pos Mail Processing Centre Bandung
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 6
Keempat Wilayah Kerja tersebut sangat potensial karena merupakan
pintu pemasukan/ pengeluaran komoditi pertanian baik tumbuhan
dan hewan, baik antar area di wilayah Jawa Barat maupun antar
provinsi. Struktur organisasi SKP Kelas I Bandung dapat dilihat pada
Lampiran 1.
1.5. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 No. 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851)
- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan
- PP Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan
- PP Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan
- PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
1.6. Sumber Daya Manusia
SKP Kelas I Bandung didukung oleh 50 orang sumber daya manusia
(SDM) yang terdiri dari struktural dan fungsional. Perangkat
struktural terdiri atas 1 (satu) orang eselon IVa dan 2 (dua) orang
eselon Va. Perangkat fungsional terdiri dari kelompok Jabatan
Fungsional Medik Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, dan Paramedik Veteriner serta Fungsional Umum.
Tabel 1. Total Komposisi SDM Tahun 2017
No Jabatan Jumlah (orang)
1 Struktural 3
2 Fungsional Tertentu:
1.Medik/Paramedik Veteriner 11
2.Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan 22
3 Fungsional Umum 14
Total 50
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 7
Tabel 2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan Akhir, dan Jenis Kelamin Tahun 2017
No Gol
Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin
Jmlh S2 S1 D3 SLTA SMP
L P L P L P L P L P
1 Gol. I - - - - - - - - 1 - 1
2 Gol. II - - - - 2 5 9 5 - - 21
3 Gol. III - 3 9 10 - - 2 - - - 24
4 Gol. IV 1 - 1 2 - - - - - - 4
Jumlah 1 3 10 12 2 5 11 5 1 0 50
1.7. Dukungan Anggaran
Pagu awal anggaran yang dialokasikan dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) SKP Kelas I Bandung Tahun
Anggaran 2017 Nomor : DIPA-018.12.2.499434/ 2017 Tanggal 30
November 2016 sebesar Rp 9.302.878.000,00 (sembilan milyar tiga
ratus dua juta delapan ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah),
mengalami perubahan menjadi Rp 6.867.445.000,00 (enam milyar
delapan ratus enam puluh tujuh juta empat ratus empat puluh lima
ribu rupiah). Jika dibandingkan dengan pagu anggaran TA 2016
sebesar Rp. 8.015.550.000 maka anggaran TA 2017 mengalami
penurunan Rp 1.148.105.000. DIPA tersebut mengalami 6 (enam)
kali revisi karena terjadinya penghematan, penambahan dan
realokasi anggaran, yaitu :
1) Revisi 1 DIPA, tanggal 20 April 2017 adanya pengoptimalan
belanja modal berupa penambahan 1 unit layanan berupa oven
sterilisasi glassware dan sewa bandara;
2) Revisi 2 DIPA, tanggal 22 Mei 2017 adanya
pengurangan/pengambilan anggaran belanja modal tanah dan
penambahan belanja modal berupa rehab gedung dan bangunan
dari Rp 9.302.878.000,00 menjadi Rp 6.352.798.000;
3) Revisi 3 DIPA, tanggal 3 Agustus 2017 adanya perubahan
pejabat perbendaharaan, pergeseran antar keluaran satu
kegiatan satu satker, pergeseran antar jenis belanja (antar akun),
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 8
ralat renkas dalam hal III DIPA serta pengalihan belanja
perjalanan dinas (531111) pengadaan tanah dalam belanja
modal yang sudah terealisasi ke belanja perjalanan dinas
(524111);
4) Revisi 4 DIPA, tanggal 31 Oktober 2017 adanya penambahan
anggaran untuk pembayaran kekurangan gaji, dan revisi pagu
PNBP (bertambah Rp.300.000.000,00) sehingga anggaran DIPA
menjadi Rp 6.867.445.000,00;
5) Revisi 5 DIPA, tanggal 14 November 2017 dilakukan untuk
optimalisasi sisa anggaran.
6) Revisi 6 DIPA, tanggal 28 Desember 2017 merupakan Revisi
terakhir untuk mentiadakan pagu minus dan memaksimalkan
realisasi
Rincian pagu dan realisasi anggaran di SKP Kelas I Bandung TA
2017 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 9
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Arah Kebijakan SKP Kelas I Bandung dalam mengemban tugas dan
fungsinya yaitu mendukung kebijakan Badan Karantina Pertanian-
Kementerian Pertanian dalam rangka pencapaian program prioritas
nasional terutama dalam pencapaian Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan
berkelanjutan dilaksanakan dengan cara meningkatkan upaya
perlindungan terhadap kelestarian sumber daya alam hayati hewan
dan tumbuhan, lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta
keamanan pangan.
Salah satu fungsi utama Badan Karantina Pertanian yang ditopang
oleh semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) termasuk SKP Kelas I
Bandung adalah berkaitan dengan penyediaan sumberdaya
pertanian yang berkelanjutan guna menjamin keamanan pangan.
Pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan
dan sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi dan audit kesesuaian
persyaratan teknis, serta penetapan kawasan/area dan sertifikasi
karantina antar area dalam rangka mewujudkan daya saing pasar
internasional.
Untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja, suatu organisasi
mempunyai kewajiban untuk menyusun perencanaan strategis yang
merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja
instansi pemerintah. Didalam suatu Perencanaan Strategis terdapat
visi dan misi organisasi yang akan dicapai dalam suatu periode
dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, agar
efektif, efisien dan akuntabel.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 10
a. Visi
Menjadi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Karantina yang Tangguh
dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya
Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan di Propinsi
Jawa Barat dan wilayah sekitarnya.
b. Misi
1) Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan
tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan
karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK) di Propinsi Jawa Barat dan wilayah
sekitarnya;
2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Propinsi Jawa
Barat dan wilayah sekitarnya;
3) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian Propinsi
Jawa Barat dan wilayah sekitarnya;
4) Memperkuat kemitraan perkarantinaan di Propinsi Jawa
Barat dan wilayah sekitarnya;
5) Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.
c. Tujuan
1) Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan
dari serangan HPHK dan OPTK;
2) Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari
hewan dan tumbuhan;
3) Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui
pencegahan masuk keluarnya media HPHK dan OPTK
4) Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan
perkarantinaan;
5) Mewujudkan pelayanan prima.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 11
d. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai secara nyata oleh Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Bandung sebagai dampak/hasil (outcome) dari
program/kegiatan yang mengacu pada sasaran program Badan
Karantina Pertanian. Kondisi yang diinginkan yaitu mendorong
tercapainya tugas pokok dan fungsi karantina Pertanian yang
ideal di masa yang akan datang, sekaligus mengantisipasi
dinamika dan perkembangan situasi dan kondisi dalam negeri,
lingkungan strategis dan era perdagangan bebas.
Sasaran yang ditetapkan SKP Kelas I Bandung adalah
meningkatnya tindakan karantina serta tersedianya sarana dan
prasarana perkarantinaan yang memadai.
e. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ingin dicapai oleh SKP Kelas I Bandung
adalah :
1) Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan
2) Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan
3) Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
4) Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan
dan memadai
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2017
Sesuai dengan Renstra Badan Karantina Pertanian, Rencana Kerja
Tahunan (RKT) merupakan target dan komitmen kinerja yang akan
diwujudkan oleh SKP Kelas I Bandung Tahun 2017 yang meliputi
sasaran strategis, indikator kinerja dan rencana tingkat capaian
(target). Kegiatan SKP Kelas I Bandung yang menunjang Program
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 12
Badan Karantina Pertanian, yaitu Peningkatan Kualitas Pelayanan
Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Sasaran
kegiatan ini pelayanan karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati yang efektif.
Penjabaran Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina
Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati SKP Kelas I Bandung
dituangkan dalam Rencana Kerja Tahun Anggaran 2017 yang terinci
dalam 1 tahun sehingga dapat menjelaskan peran dan kontribusinya
dalam pencapaian output sebagai tercantum dalam Lampiran 3.
2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari
suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Penetapan IKU dilakukan dengan tujuan :
- Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan
dalam melakukan manajemen kinerja secara baik
- Untuk memperoleh ukuran keberhasilan yang digunakan bagi
perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja
Pengembangan IKU dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan dan transparansi.
2.4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017
Komitmen SKP Kelas I Bandung dalam melaksanakan Renstra SKP
Kelas I Bandung Tahun 2015-2019 diwujudkan dalam penetapan
Perjanjian Kinerja Tahun 2017, yang dilaksanakan antara Kepala
SKP Kelas I Bandung dengan Kepala Badan Karantina Pertanian.
Hal ini sejalan dengan amanah dari Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 13
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, PK
merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Perjanjian kinerja (PK) tahun 2017 merupakan
bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina
Pertanian dan merupakan dokumen perjanjian kinerja selama satu
tahun antara Kepala SKP Kelas I Bandung dengan Kepala Badan
Karantina Pertanian. PK dibuat dalam rangka mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil. Kepala SKP Kelas I Bandung sebagai
pihak pertama dan Kepala Badan Karantina Pertanian sebagai pihak
kedua telah menandatangani perjanjian penetapan kinerja tahun
2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4.
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan
dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah ditetapkan
dalam lampiran perjanjian. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian
target kinerja menjadi tanggung jawab pihak pertama. Sementara itu
untuk pihak kedua akan memberikan supervisi dan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian tersebut dan
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.
Dengan adanya penetapan PK tersebut, diharapkan pelaksanaan
kegiatan instansi dapat lebih terarah dan lebih baik, sehingga
diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 14
Tabel 3. Perjanjian Kinerja SKP I Bandung Tahun 2017
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
tindakan
karantina
Persentase sertifikasi media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang
telah ditetapkan
100%
Persentase deteksi HPHK dan OPTK
pada media pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang
telah ditetapkan
100%
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM)
79
Tersedianya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
Persentase sarana dan prasarana
yang sesuai kebutuhan dan memadai
100%
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 15
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
a. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Pengukuran kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun 2017 dilakukan
dengan cara membandingkan target setiap indikator sasaran
dengan realisasinya. Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap
sasaran ditentukan dengan persentase pencapaian target yang
telah ditetapkan.
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2017
ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode
scoring, yang mengelompokkan capaian ke dalam 4 kategori
yaitu (1). Sangat Berhasil (capaian >100%); (2). Berhasil
(capaian 80 – 100%); (3). Cukup Berhasil (capaian 60 – <80%)
dan (4). Kurang Berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran yang
telah ditetapkan.
b. Pencapaian Sasaran Kegiatan Tahun 2017
Akuntabilitas kinerja dilakukan untuk menentukan keberhasilan
kinerja dalam mewujudkan visi, misi yang telah ditentukan
dengan membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing indikator kinerja utama sebagai alat ukur keberhasilan.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja yang
telah ditetapkan oleh SKP I Bandung dapat disimpulkan bahwa
penilaian capaian dengan kategori sangat berhasil sebanyak 2
indikator, dan kategori berhasil sebanyak 2 indikator. Pencapaian
kinerja SKP Kelas I Bandung tahun 2017 secara ringkat disajikan
pada Tabel 4.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 16
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun 2017
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
Target Realisasi Kategori
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 136,39% Sangat Berhasil
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100% Berhasil
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
79 82,60 (104,56%)
Sangat Berhasil
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100% 100% Berhasil
Berdasarkan pengukuran kinerja, pencapaian kinerja SKP Kelas
I Bandung dapat dikatakan tercapai bahkan ada yang melampaui
target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya
komitmen pimpinan serta segenap pegawai SKP Kelas I
Bandung dalam peningkatan kinerja masing-masing. Komitmen
tersebut dituangkan dalam pelaksanaan strategi dan program
kerja serta kegiatan SKP Kelas I Bandung Tahun 2017.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 17
3.2 . EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA TAHUN 2017
1) Sasaran kegiatan SKP Kelas I Bandung yang pertama adalah
meningkatnya tindakan karantina. Sasaran kegiatan ini memiliki
3 (tiga) indikator kinerja. Pencapaian kinerja masing-masing
indikator dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja Persentase sertifikasi media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan
Sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
dilaksanakan untuk layanan kegiatan karantina hewan dan
karantina tumbuhan, baik untuk kegiatan impor, ekspor maupun
kegiatan antar area masuk dan keluar.
SKP Kelas I Bandung telah melakukan kegiatan operasional
sertifikasi karantina dan pengawasan keamanan hayati untuk
kegiatan ekspor, impor dan antar area melalui pintu-pintu
pemasukan dan pengeluaran di 4 wilayah kerja meliputi
Bandara Husein Sastranegara, TPK Gedebage, Pelabuhan
Laut Cirebon dan Kantor Pos MPC Bandung.
Layanan sertifikasi karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati terealisasi sebesar 32.826 sertifikat yang
terdiri dari sertifikat karantina hewan sebanyak 4.480 sertifikat
dan sertifikat karantina tumbuhan sebanyak 28.346 sertifikat.
Realisasi sertifikasi ini lebih besar dari target sebesar 24.067
sertifikat atau tercapai sebesar 136,39%. Berdasarkan data-
data tersebut, dapat dihitung bahwa persentase sertifikasi
media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
dikategorikan sangat berhasil (136,39%) dari target sebesar
100%.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 18
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Presentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Presentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% x 24.067
permohonan = 24.067 sertifikat
32.826 sertifikat
136,39%
Kegiatan sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran pada tahun 2017
mengalami peningkatan yang disebabkan meningkatnya
permohonan sertifikasi terhadap media pembawa yang akan
dilalulintaskan, baik ekspor, impor maupun domestik masuk
dan domestik keluar.
b. Indikator Kinerja Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada
media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Untuk mendeteksi adanya HPHK dan OPTK pada media
pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan, maka SKP Kelas I Bandung
melaksanakan pemeriksaan karantina hewan dan karantina
tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati melalui kegiatan
di laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan salah
satu cara yang akurat untuk mendeteksi adanya HPHK dan
OPTK kategori medium risk dan high risk pada media pembawa
yang dilalulintaskan.
SKP Kelas I Bandung melakukan 2 kegiatan laboratorium yaitu:
Laboratorium Karantina Hewan dan Laboratorium Karantina
Tumbuhan. Telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap
beberapa jenis media pembawa yang dicurigai mengandung
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 19
HPHK/OPTK, baik media pembawa dari impor, ekspor, maupun
antar area.
Deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan sejumlah 100% dari sampel yang masuk
ke laboratorium. Nilai ini menunjukkan bahwa secara
keseluruhan sampel uji baik dari karantina hewan dan
tumbuhan yang masuk ke laboratorium telah diuji/terdeteksi
dengan capaian 100%. Capaian indikator tersebut dapat dilihat
pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Presentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Presentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
100% x 583 sampel uji = 583 hasil uji
583 hasil uji 100%
c. Indikator Kinerja Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Pelayanan publik merupakan hal yang tidak terlepas dari peran
aparatur Negara dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Seringkali pelayanan publik yang dilakukan oleh
instansi pemerintah dirasakan masih kurang maksimal oleh
masyarakat. Masih terdapat berbagai kelemahan yang harus
diselesaikan oleh pemerintah. Fungsi utama pemerintah
sebagai pelayan masyarakat harus dapat dirasakan langsung
manfaatnya oleh masyarakat dan pemerintah perlu berupaya
untuk meningkatkan kualitas berbagai pelayanan publik.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 20
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS), Badan Publik perlu
menyusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur
untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Selain itu,
PermenPANRB Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah mewajibkan K/L
menyelenggarakan Survei IKM Terhadap Unit Pelayanan
Informasi Publik.
Tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan informasi
publik merupakan sesuatu yang penting yang harus diberikan
oleh petugas pelayanan informasi. Untuk mengukur tingkat
kepuasan masyarakat, SKP Kelas I Bandung melakukan Survei
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilakukan dua kali
setahun, semester I dan semester II.
Berdasarkan perhitungan, nilai IKM semester I sebesar 82,56
dan semester II sebesar 82,65, sehingga nilai rata-rata IKM
tahun 2017 sebesar 82,60 (104,56%).
Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Nilai IKM
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
79 82,60 104,56%
Nilai tertinggi terdapat pada poin kepastian biaya pelayanan,
kepastian jadwal pelayanan dan keamanan pelayanan. Hal ini
tercipta berkat kerja keras seluruh pegawai yang sudah
menerapkan prinsip kerja cepat, tepat, efektif, efisien dan
transparan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 21
Sedangkan nilai terendah terdapat pada poin keadilan
mendapatkan pelayanan dan persyaratan pelayanan. Hal ini
merupakan point penting yang harus ditindaklanjuti,
diantaranya dengan memperbanyak sosialisasi tentang
perkarantinaan kepada masyarakat serta memperbanyak
informasi tentang peraturan karantina baik di media sosial,
website, dan lain-lain,
2) Sasaran kegiatan SKP Kelas I Bandung yang kedua adalah
tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang
memadai.
Sasaran kegiatan ini memiliki 1 (satu) indikator kinerja, yaitu
persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan
memadai.
Indikator kinerja ini ditargetkan dilaksanakan melalui penyediaan
sarana prasarana berupa :
1) Alat pengolah data sebanyak 29 unit, yang terdiri dari tripod,
server, rak server, UPS, Laptop, PC unit, Prinetr dot matrix,
printer laser jet, infocus, layar film dan camcoder
2) Perangkat komunikasi sebanyak 7 unit, yang terdiri dari HT,
mesin fax dan TV LCD
3) Modal jaringan sebanyak 1 unit yaitu IP Pabx
4) Peralatan teknis dan laboratorium sebanyak 9 unit, yang terdiri
dari oven sterelisasi glassware, hotplate stirer, vortex, PH
Meter, Thermohygrometer, Thermometer couple, UPS 20 KVA,
lemari laboratorium, dan alat sterelisasi ruangan
5) Perbaikan/rehab/renovasi kantor pelayanan Karantina
Pertanian, seluas 531 m², berupa renovasi atap gedung Wilker
Pelabuhan Laut Cirebon, perbaikan kamar mandi kantor induk,
perbaikan toilet Wilker Pelabuhan Laut Cirebon, perbaikan
tempat parkir, penataan interior Wilker Pelabuhan Laut
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 22
Cirebon, serta renovasi rumah jaga Wilker Pelabuhan Laut
Cirebon
Capaian kinerja indikator ini terealisasi semua, yaitu sebesar 577
layanan (100%) dari target sebesar 100% (577 layanan), sehingga
dapat dikategorikan berhasil.
Tabel 8. Capaian Indikator Kinerja Presentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Presentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100%
(577 layanan)
577 layanan 100%
3.3 . AKUNTABILITAS KEUANGAN
Untuk melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan
karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati tahun 2017,
SKP Kelas I Bandung memperoleh alokasi pagu anggaran sebesar
Rp.6.867.445.000 yang dipergunakan untuk membiayai program
kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2017, realisasi serapan anggaran mencapai Rp.
6.758.659.767 atau 98,42%.
Tabel 9. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran SKP I Bandung Tahun 2017
Uraian Tahun 2017
Pagu Realisasi %
1. PENDAPATAN
PNBP 1.200.000.000 1.761.540.289 146,8
2.BELANJA
Belanja Pegawai 2.900.433.000 2.887.665.949 99,56
Belanja Barang 3.043.252.000 2.957.326.199 97,18
Belanja Modal 923.760.000 913.667.619 98,91
Jumlah Belanja 6.867.445.000 6.758.659.767 98,42
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 23
Akuntabilitas keuangan SKP I Bandung dinilai berhasil dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pelayanan karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati yang ditunjukkan dengan
realisasi keuangan yang baik.
Tabel 10. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Kegiatan Tahun 2017
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
Target Realisasi Program
Anggaran (Rp)
Pagu Realisasi %
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 136,39% Peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati
6.867.445.000 6.758.659.767 98,42
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100% 100%
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
79 82,60
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100% 100%
Sedangkan capaian realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp 1.761.540.289
dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp
1.200.000.000, yang berarti telah melampaui target yang telah
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 24
ditetapkan sebesar 146,8%. Realisasi capaian PNBP di SKP Kelas I
Bandung terus meningkat dari tahun ke tahun, yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran serta Target dan Realisasi PNBP SKP Kelas I Bandung Tahun 2012-2017
Tahun Anggaran PNBP
Pagu Realisasi % Target Realisasi %
2012 5.731.031.000 5.358.921.903 93,51 210.004.000 363.511.984 173,10
2013 7.188.841.000 7.044.481.462 97,99 299.350.000 426.973.168 142,63
2014 6.234.438.000 6.088.068.351 97,65 350.000.000 544.348.376 155,53
2015 7.369.590.000 6.930.729.855 94,04 470.591.000 861.093.132 182,98
2016 8.015.550.000 6.542.421.953 81,62 528.966.365 1.052.059.506 198,89
2017 6.867.445.000 6.758.659.767 98,42 1.200.000.000 1.761.540.289 146,8
3.4 . OUTCOME
SKP Kelas I Bandung melakukan tupoksi mencegah masuknya
hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara RI;
mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area
lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan
penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah
keluarnya, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari
wilayah negara RI apabila negara tujuan menghendakinya.
Penguatan system Karantina Hewan dan Tumbuhan terus dilakukan
dari tahun ke tahun guna memberikan pengaruh terhadap penurunan
importasi produk pangan. Selain itu, penguatan pintu pemasukan
guna meningkatkan efektifitas tindakan cegah tangkal introduksi
HPHK dan OPTK . Perlindungan produk tumbuhan dilakukan pula
terhadap komoditas pertanian ekspor. Kualitas produk tumbuhan
senantiasa harus terjaga, terutama terhadap kesehatan tumbuhan
guna menghindari adanya catatan tidak kesesuaian (notification of
noncompliance ) di Negara tujuan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 25
3.5 . HAMBATAN DAN KENDALA
Dalam pelaksanaan kegiatan Tahun 2017 masih ditemukan
beberapa hambatan/kendala baik hambatan internal maupun
eksternal antara lain:
1) Masih banyak masyarakat yang belum mengerti mengenai
karantina dan prosedurnya, terutama masyarakat yang
membawa media pembawa tentengan (sedikit), sehingga banyak
barang yang terpaksa dilakukan penahanan dan pemusnahan.
2) Kurangnya sarana dan prasarana, alat dan bahan laboratorium,
serta kompetensi SDM sehingga beberapa pengujian sampel
masih harus dilakukan di tempat lain (Balai Besar Uji Standar
Karantina Pertanian), terutama di wilayah-wilayah kerja.
3) Masih belum maksimalnya sarana dan prasarana untuk
pelayanan publik antara lain ruang pelayanan kurang memadai.
4) Masih belum memiliki instalasi karantina tumbuhan (IKT/screen
house).
5) Belum memiliki incenerator untuk melaksanakan pemusnahan
komoditas hewan/tumbuhan.
6) Keterbatasan jumlah SDM (POPT terampil), kualitas, kompetensi
dan jumlah SDM di SKP Kelas I Bandung masih memerlukan
peningkatan keterampilan teknis operasional.
7) Belum lancarnya arus pelaporan/pengumpulan data dari masing-
masing bagian sehingga pelaporan kegiatan tidak tepat waktu.
3.7. UPAYA DAN TINDAK LANJUT
Untuk mengatasi berbagai hambatan dan masalah dalam mencapai
tujuan peningkatan SKP Kelas I Bandung, strategi yang akan
ditempuh yaitu :
1) Menambah alokasi anggaran untuk alat dan bahan laboratorium,
baik yang berada di kantor pusat maupun pada wilayah kerja,
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 26
pengadaan incenerator dan instalasi karantina tumbuhan
(IKT/screen house).
2) Menambah alokasi SDM POPT Terampil serta memperbanyak
kegiatan yang seperti inhouse training, magang dan pelatihan-
pelatihan baik teknis maupun administrasi untuk meningkatkan
kemampuan SDM/pegawai dalam rangka mendukung tugas dan
fungsi SKP I Bandung.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan lebih
memperkenalkan tentang karantina terhadap masyarakat.
4) Mengoptimalkan pelaksanaan sistem pengendalaian intern (SPI)
dalam pelaksanaan anggaran serta untuk mengawal
pelaksanaan kegiatan dengan melakukan monitoring dan
evaluasi sehingga proses kegiatan dari mulai perencanaan,
proses maupun pelaporan dapat terlaksana dengan baik.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 27
IV. P E N U T U P
Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja SKP Kelas I Bandung
merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh SKP Kelas I Bandung
dalam rangka mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan
peningkatan kinerja sebagaimana amanat dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Hasilnya
dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang
merupakan salah satu pertanggungjawaban dari SKP Kelas I Bandung
kepada masyarakat (publik).
Laporan Kinerja SKP Kelas I Bandung Tahun 2017 ini memberikan
gambaran tentang berbagai capaian kinerja bidang perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati. Laporan ini merupakan wujud dari
transparansi dan akuntabilitas SKP Kelas I Bandung dalam melaksanakan
berbagai kewajiban dalam rangka meningkatkan pembangunan Pertanian
dengan melakukan kontrak kinerja dengan Kepala Badan Karantina
Pertanian dalam bentuk Penetapan Kinerja TA. 2017 SKP Kelas I
Bandung.
Capaian kinerja SKP Kelas I Bandung tahun 2017 secara umum telah
menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari 2 (dua) sasaran strategis
dengan 2 (dua) indikator kinerja sasaran strategis yang termasuk kategori
sangat berhasil dan 2 (dua) indikator kinerja termasuk kategori berhasil.
Dari analisis capaian kinerja yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
- Dari dua sasaran kegiatan yang terbagi dalam empat indikator kinerja
utama telah dicapai dengan sangat berhasil (2 indikator kinerja) dan
berhasil (2 indikator kinerja)
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 28
- Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu persentase sertifikasi
media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan mencapai 136,39%, dan nilai IKM
mencapai 82,65. Indikator kinerja yang berhasil yaitu (1) persentase
deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
mencapai 100%; (2) Persentase sarana dan prasarana yang sesuai
kebutuhan dan memadai mencapai 100%
- Capaian Akuntabilitas keuangan SKP I Bandung dinilai berhasil dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pelayanan karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati yang ditunjukkan dengan realisasi
keuangan sebesar 98,42%.
- Berbagai hambatan/kendala ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan
Tahun 2017 baik hambatan internal yaitu kurangnya sarana dan
prasarana alat dan bahan laboratorium terutama di wilayah-wilayah
kerja, sarana dan prasarana pelayanan publik, incenerator untuk
pemusnahan, instalasi karantina tumbuhan (IKT/screen house), jumlah
dan kualitas SDM (POPT Terampil), belum lancarnya arus
pelaporan/pengumpulan data dari masing-masing bagian sehingga
pelaporan kegiatan tidak tepat waktu. Sedangkan hambatan/kendala
dari eksternal seperti masih banyak masyarakat yang belum mengerti
mengenai karantina dan prosedurnya, terutama masyarakat yang
membawa media pembawa tentengan (sedikit), sehingga banyak
barang yang terpaksa dilakukan penahanan.
- Untuk mengatasi masalah tersebut, akan dilakukan upaya-upaya
perbaikan guna meningkatkan kinerja SKP I Bandung antara lain:
menambah alokasi anggaran untuk alat dan bahan laboratorium,
peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM seperti inhouse training,
magang dan pelatihan-pelatihan baik teknis maupun administrasi,
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan lebih memperkenalkan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 29
tentang karantina terhadap masyarakat, dan mengoptimalkan
pelaksanaan sistem pengendalaian intern (SPI).
Sangat disadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, namun
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat dan
berbagai pihak yang berkepentingan tentang hasil pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
pada Tahun 2017.
SKP Kelas I Bandung akan senantiasa melakukan berbagai langkah
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini, sehingga dapat mewujudkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung
Laporan Kenerja Tahun 2017 i