LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

97

Transcript of LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

Page 1: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf
Page 2: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

i

KATA PENGANTAR

Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana

dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya

meningkatkan peran melalui penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan

pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan pestisida, serta alat

mesin pertanian yang mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian

dalam mewujudkan swasembada padi, jagung dan kedelai. Pencapaian sasaran strategis

ini sejalan dengan pencapaian nawacita kabinet kerja periode ini dalam pembangunan

infrastruktur pertanian khususnya melalui kegiatan perluasan sawah dan rehabilitasi

jaringan irigasi.

Sebagaimana tujuan dan sasaran tahun 2015 yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019,

Ditjen PSP sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melaksanakan program/kegiatan

sebagaimana yang diperjanjikan dalam Perjanjian kinerja antara Dirjen PSP dengan

Menteri Pertanian pada tahun 2015. Selanjutnya hasil pencapaian kinerja tersebut akan

dijelaskan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PSP tahun 2015. Dengan mengacu

pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka telah disusun Laporan

Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2015 yang memuat

hal-hal menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome)

dan keluaran (output) yang mendukung.

Disadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Tahun 2015 masih perlu penyempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai

pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang.

Jakarta, Februari 2016

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP. 19601024 198703 1001

Page 3: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta memenuhi instruksi Presiden

RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka

dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PSP. Penyusunan Laporan Kinerja ini

didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK) Ditjen PSP,

dengan megacu pada Peraturan Presiden Nomor. 29 tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang

organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian, telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu mendorong upaya penyediaan infrastruktur

menyangkut aspek perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan,

pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian yang mendukung pembangunan

subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dalam

pelaksanaan tugas dimaksud, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6

unit kerjas eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat

Pengelolaan Air Irigasi, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan

Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida dan Sekretariat Direktorat Jenderal.

Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai motor

penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan

industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan

kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan pula misi sebagai

berikut : (1). Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan

dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian

berkelanjutan; (2). Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan

lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di

pedesaan; (3). Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian

yang fleksibel dan sederhana; (4). Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan,

dan pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat,

Page 4: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

iii

waktu, mutu dan harga); (5). Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida;

(6). Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin

pertanian; (7). Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana

dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Pada tahun 2015, sesuai dengan penetapan kinerja Dirjen Prasarana dan Sarana

Pertanian dengan Menteri Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu

Penambahan luas pertanaman yang diukur melalui 2 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas 23.000 Ha dan jumlah penambahan luas tanam padi seluas 600.000 Ha. Dari pengukuran 2 indikator kinerja tersebut dapat

disimpulkan bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai

18.789 Ha dari target seluas 23.000 Ha (81,96%), termasuk kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 312.646 Ha dari target 600.000 Ha (52,11%) termasuk kategori kurang berhasil. Pengukuran

capaian indikator kinerja penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara

membandingkan angka realisasi kegiatan perluasan sawah TA. 2015 dengan target,

sedangkan pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan

cara membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015

dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam Perjanjian

Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31 Desember 2015.

Angka realisasi luas tanam tahun 2015 adalah angka yang dirilis oleh BPS per 25 Januari

2016, sedangkan angka luas tanam tahun 2014 adalah angka tetap yang dirilis oleh BPS.

Secara umum, jumlah penambahan luas tanam padi pada tahun 2015 dibandingkan tahun

sebelumnya tercapai peningkatan sebesar 2,29% atau terjadi peningkatan sebesar

312.646 Ha. Berdasarkan peningkatan ini, dapat dikatakan Ditjen Prasarana dan Sarana

Pertanian melalui dukungan kegiatan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan

sepanjang tahun 2015 berhasil mendukung capaian luas tambah tanam padi di tengah-

tengah terjadinya pengaruh el nino yang kuat. Namun secara target PK Ditjen PSP,

capaian Indikator Jumlah penambahan Luas tanam padi pada tahun 2015 yang

dikontribusikan melalui kegiatan utama pengembangan jaringan irigasi termasuk kurang

berhasil, hal ini karena beberapa kendala yang dihadapi, sebagai berikut :

1) Kebijakan; Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari

Kementerian Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik

kegiatan pengembangan jaringan irigasi.

Page 5: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

iv

2) Administrasi; Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar

provinsi.

3) Geografis; kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat

dengan index yang kuat pada angka 2,48 yang notabene melebihi index el nino kuat

tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino yang kuat

menghasilkan luas tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam dari luas

tanam tahun 1996 yaitu seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun

pada tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat mencapai luas

tanam seluas 13.981.580 Ha dari tahun sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau

surplus sebesar 2,29% dari tahun sebelumnya walaupun angka ini masih dibawah dari

target PK Ditjen PSP.

Bila dibandingkan dari kejadian el nino tahun 1997 yang berakibat penurunan luas

tanam sebesar 14,34% dengan el nino tahun 2015 yang dapat menambah luas tanam

sebesar 2,29%, boleh dikatakan Ditjen PSP berhasil.

4) Fisik; Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat diselesaikan

menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap penambahan luas tanam belum

seluruhnya dapat dimanfaatkan pada tahun anggaran berjalan, tetapi dapat

dimanfaatkan pada musim tanam berikutnya.

5) Perencanaan Kinerja ; penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi seluas

600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan jaringan irigasi yang

dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi penambahan IP sebesar 0,5 dan bukan

ditetapkan dengan mempertimbangkan capaian penambahan luas tanam beberapa

periode tahun ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup tinggi.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan anggaran

tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam perjalanan tahun

anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan anggaran melalui dana APBNP,

sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai Rp14.392.200.941.000,00. Dari total

anggaran tersebut, kegiatan dilaksanakan oleh Ditjen PSP, Ditjen Tanaman Pangan,

Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yang sebagian besar dana tersebut

dialokasikan di daerah dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai

Rp10.827.043.416.000,00 dan Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan

juga dana satker pusat senilai Rp2.886.976.545.000,00. Secara total sampai dengan 31

Desember 2015, realisasi penyerapan anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Page 6: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

v

adalah senilai Rp. Rp. 12.978.293.505.478,00 dari target anggaran Rp. 14.392.200.941.000,00 atau sebesar 90,18%.

Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga

implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Perbaikan/review dokumen

perencanaan, 2). Peningkatan pembinaan dan pengawalan mulai dari penyusunan RAB

kegiatan, pemberkasan bansos, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3).

Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi

permasalahan dan solusinya sejak dini serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan

seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif

dan antisipasi terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi.

Page 7: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Kedudukan Tugas dan Fungsi ............................................................. 2

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja ................................................... 2

1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia........................................................ 6

1.5. Dukungan Anggaran ……..................................................................... 7

II. PERENCANAAN KINERJA .......................................................................... 10

2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 ............................................... 10

2.1.1. Visi ............................................................................................ 10

2.1.2. Misi ............................................................................................ 10

2.1.3. Tujuan dan Sasaran ................................................................. 11

2.1.4. Arah Kebijakan ......................................................................... 11

2.1.5. Rencana Aksi ............................................................................. 15

2.1.6. Program dan Kegiatan .............................................................. 15

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ............................................................. 16

III. AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 17

3.1. Capaian Kinerja Organisasi .................................................................. 17

3.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ................... 17

3.1.2 Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2015 ............. 17

3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA. 2015 .......... 18

Page 8: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

vii

3.1.3.1. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015

terhadap Tahun 2014 dan Beberapa Periode

Sebelumnya serta Periode Jangka

Menengah……………………………………… .............. 18

3.1.3.1.1 Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan

Padi ............................................................... 18

3.1.3.1.2 Jumlah Penambahan Luas tanam Padi ........ 21

3.1.3.2. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 atas

efisiensi penggunaan sumber daya .............................. 26

3.1.3.3 Analisis Capaian Kegiatan Prasarana dan Sarana

Pertanian Lainnya Pendukung Pencapaian

Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai...................... 28

3.1.3.3.1 Pupuk, Benih, Alsintan, Pengembangan

Metode Hazton, SRI, Optimasi lahan, PAT

PIP Kedelai, Optimasi Pertanian dengan

Budidaya Varietas Unggul, Pengendalian

OPT dan DPI, Pembiayaan Pertanian ........ 28

3.1.3.3.2 Pendampingan Kegiatan oleh TNI AD ......... 35

3.1.3.3.3 Pendampingan Penyuluh dan Perguruan

Tinggi (Dosen dan Mahasiswa) ................... 37

3.1.3.3.4 Dukungan Manajemen ................................. 40

3.1.4 Tambahan Informasi Lainnya ...................................................... 41

3.2 Realisasi Anggaran ............................................................................... 51

3.2.1 Realisasi Anggaran Ditjen PSP TA. 2015 ................................... 51

3.2.2 Efisiensi Penggunaan Anggaran Ditjen Prasarana dan

Sarana Pertanian ......................................................................... 53

3.3 Hambatan dan Kendala ........................................................................ 54

3.4 Upaya dan Tindak Lanjut ...................................................................... 56

IV. PENUTUP ...................................................................................................... 58

LAMPIRAN .... .................................................................................................... 60

Page 9: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

viii

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1 : Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA. 2015 ....................................... 16

Tabel 2 : Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA.

2015....................................................................................................... 18

Tabel 3 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan

Padi TA. 2015 ....................................................................................... 19

Tabel 4 : Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi

TA. 2015 dengan TA. 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-

2019....................................................................................................... 19

Tabel 5 : Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian

Luas Tanam Padi Tahun 2015 dengan Tahun 2014 ........................... 22

Tabel 6 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi

Tahun 2015 ........................................................................................... 22

Tabel 7 : Penambahan Luas Tanam dan Persentase Penambahan Luas

Tanam 2011 - 2015............................................................................... 23

Tabel 8 : Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan

perbandingan Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2014

dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019 ......................................... 23

Tabel 9 : Capaian PJI tahun 2015 dan Perbandingan Capaian PJI Tahun 2015

dengan Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019 ....... 24

Tabel 10 : Bantuan Pupuk Mendukung Upsus Padi dan Jagung ......................... 28

Tabel 11 : Bantuan Pupuk Bersubsidi Tahun 2015 ............................................... 29

Tabel 12 : Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2015 .................................. 31

Tabel 13 : Capaian Kegiatan Dukungan Manajemen Ditjen PSP ......................... 40

Tabel 14 : Daftar Pagu dan Realisasi Ditjen PSP Per Kewenangan .................... 51

Tabel 15 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Eselon II.............................. 52

Tabel 16 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Kegiatan ............................. 52

Tabel 17 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen PSP per Pelaksana ........ 53

Page 10: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

ix

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR GRAFIK Halaman

Grafik 1 : Target dan Realisasi Perluasan Sawah TA. 2011-2015 ...................... 20

Grafik 2 : Target dan Realisasi Anggaran Perluasan Sawah TA. 2011-2015 ..... 20

Grafik 3 : Realisasi Luas Tanam 2010- 2015 ....................................................... 23

Grafik 4 : Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015 .................................. 25

Grafik 5 : Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015 ................. 25

Grafik 6 : Anggaran kegiatan perluasan sawah dan PJI TA.2014-2015 ............. 27

Grafik 7 : Realisasi Luas Tanam Tahun 2014 dan 2015 ..................................... 27

Grafik 8 : Hubungan Luas Tanam Padi dengan Index El nino............................. 27

Page 11: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

x

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1 : Tanam Serentak di Desa Tambong, Kec Babat, Kab Banyuwangi ... 36

Gambar 2 : Tanam Serentak di Desa Kalibaru Wetan, Kec Kalibaru, Kab

Banyuwangi ......................................................................................... 36

Gambar 3 : Dukungan Aparat TNI di Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan .. 37

Gambar 4 : Pengawalan Penyuluh dalam rangka UPSUS PAJALE ..................... 39

Gambar 5 : Kegiatan Pelatihan Pertanian mendukung UPSUS ............................ 39

Gambar 6 : Pengawalan Mahasiswa terkait Pengenalan Mekanisasi Pertanian

pada Kelompok Tani Budaya, Desa Mekerasih, Kec. Banyusari

Kab. Karawang .................................................................................... 40

Gambar 7 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Subang, Prov Jawa Barat . 42

Gambar 8 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Tanjab Timur, Prov Jambi .. 42

Gambar 9 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Pinrang, Prov Sulsel........... 43

Gambar 10 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Wajo, Prov Sulsel ............... 43

Gambar 11 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Sumbawa Barat, Prov NTB 44

Gambar 12 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kota Bima, Prov NTB ................. 44

Gambar 13 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Sikka, Prov NTT ................. 45

Gambar 14 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Lebak, Prov Banten............ 45

Gambar 15 : Pengembangan SRI di Kab Pemalang, Prov Jawa Tengah .............. 46

Gambar 16 : Optimasi Lahan di Kab Aceh Tamiang, Prov Aceh ............................ 46

Gambar 17 : Perluasan Sawah di Kab. Dharmas Raya Prov Sumatera Barat ....... 47

Gambar 18 : Mekanisasi Pertanian di Kab Sukoharjo, Prov Jawa Tengah ............ 48

Gambar 19 : Penggunaan TR 4 di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur .................. 48

Gambar 20 : Penggunaan Transplanter di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur ...... 49

Gambar 21 : Penggunaan Excavator Mini di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur .. 49

Gambar 22 : Pembangunan UPPO di Kab Purworejo, Prov Jawa Tengah ............ 50

Gambar 23 : Pembangunan UPPO di Kab Cilacap, Prov Jawa Tengah ................ 50

Page 12: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Ditjen PSP Tahun 2015 ...................................... 61

Lampiran 2 : Jumlah Pegawai Ditjen PSP Tahun 2015 ........................................... 63

Lampiran 3 : Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Ditjen PSP Tahun 2015 ........ 65

Lampiran 4 : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2015 (Semula) ......................... 70

Lampiran 5 : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2015 (Revisi) ........................... 75

Lampiran 6 : Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan

Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

(Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dan

Perluasan Sawah) ............................................................................... 80

Lampiran 7 : Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan Pembangunan

Tahun 2015 – 2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ............ 82

Lampiran 8 : Luas Tanam Periode Jan – Des 2014 dan Jan – Des 2015 .............. 83

Page 13: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arah pembangunan pertanian ke depan sesuai agenda prioritas kabinet kerja yang

tertuang dalam Nawa Cita adalah mewujudkan kedaulatan pangan. Kedaulatan

pangan dimaksud harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap

diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk

meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan swasembada pangan

tersebut, prasarana dan sarana pertanian memiliki peranan yang penting sebagai

penggerak pembangunan pertanian.

Dalam beberapa dekade ini, kondisi prasarana dan sarana pertanian dihadapkan

pada berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang dinamis.

Permasalahan dalam pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana

pertanian yang dihadapi saat ini, sehingga berpengaruh terhadap penurunan

produktivitas hasil pertanian dan pencapaian peningkatan produksi pertanian

diantaranya : 1). aspek lahan; penguasaan lahan pertanian per kapita yang sempit

dan jumlah petani gurem yang semakin meningkat (jumlah petani gurem 13,7 juta

KK dan laju peningkatan 2,4 % per tahun) dan terjadinya laju peningkatan konversi

lahan pertanian ke lahan non pertanian (+ 110.000 ha/tahun), 2). aspek air;

sebagian besar infrastruktur irigasi rusak ringan sampai dengan berat sekitar 53 %

sehingga mengalami penurunan fungsi, 3). aspek pembiayaan; terdapat

kesenjangan yang sangat lebar antara kebutuhan dana pembangunan pertanian

dengan ketersediaan dana pihak perbankan (hasil evaluasi perkembangan

penyaluran kredit/ pembiayaan dari perbankan yang hanya berkisar 5,2 -5,6% per-

tahun kepada sektor pertanian), 4). aspek pupuk; penerapan pemupukan

berimbang spesifik lokasi belum merata, terutama penggunaan pupuk organik

masih sangat rendah sehingga kondisi lahan pertanian semakin menurun

produktivitasnya; 5). aspek alsintan; ketersediaan alsin pra panen maupun pasca

panen yang belum mencukupi, penempatan dan pemanfaatan alsin yang belum

optimal, kemampuan petani yang masih terbatas dalam penggunaan alsin serta

kemampuan ekonomi petani pengguna alsintan yang masih rendah.

Page 14: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

2

Sejalan dengan kondisi tersebut, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor

24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 telah menetapkan unit organisasi Ditjen

Prasarana dan Sarana Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan

sarana pertanian. Tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek

perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan

pestisida, serta alat mesin pertanian. Pada tahun 2015 ini telah ditetapkan

Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang organisasi dan tata kerja

Kementerian Pertanian, namun belum sepenuhnya diimplementasikan di tahun

2015 ini.

Dalam pencapaian tujuan Nawa Cita dimaksud, maka pembangunan infrastruktur

pertanian pada TA 2015 mendapatkan peningkatan alokasi anggaran yang sangat

signifikan. Utamanya yaitu untuk peningkatan layanan irigasi seluas 3 juta ha dan

pembukaan 1 juta ha sawah baru. Untuk memantau capaian kinerja Ditjen PSP

dalam tahun anggaran berjalan ini, maka perlu dilakukan penyusunan laporan

kinerja. Laporan kinerja ini menjadi pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sekaligus memenuhi instruksi Presiden

RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

1.2. Kedudukan Tugas, dan Fungsi

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas

“merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk,

pestisida, dan alat mesin pertanian”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Ditjen

Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi : (1) Penyiapan

perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk,

pestisida, dan alat mesin pertanian (2) Pelaksanaan kebijakan di bidang

pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin

pertanian. (3) Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang

pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin

pertanian (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan

lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (5)

Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

Page 15: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

3

Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II , yaitu :

1. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan

2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi

3. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian

4. Direktorat Pembiayaan Pertanian

5. Direktorat Pupuk dan Pestisida

6. Sekretariat Direktorat Jenderal.

Masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) unit

Eselon III dan 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) unit Eselon IV. Sedangkan

Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12 (dua

belas ) unit Eselon IV.

1.3. Susunan Organisasi dan Tata kerja

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan

Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

Kementerian Negara Republik Indonesia dengan susunan organisasi yang terdiri

dari Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 24 Unit kerja Eselon III dan 57

Unit kerja Eselon IV. Struktur organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

sebagaimana dalam lampiran 1.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka tugas dan fungsi dari

masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis

dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian

menyelenggarakan fungsi :

a) Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja

sama di bidang prasarana dan sarana pertanian;

b) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

Page 16: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

4

c) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan

kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,

serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;

d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; dan

e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana

Pertanian.

2) Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

perluasan dan pengelolaan lahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan menyelenggarakan fungsi :

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian

lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan

kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian lahan,

optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan

tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan,

pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan

perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan

peternakan;

d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data lahan,

pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan

perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan

peternakan; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan.

3) Direktorat Pengelolaan Air Irigasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pengelolaan air irigasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat

Pengelolaan Air Irigasi menyelenggarakan fungsi :

Page 17: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

5

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air,

pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan

lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan

jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta

kelembagaan pengelolaan air irigasi;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan

sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air

dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi;

d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan sumber

air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan

lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi;

e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengelolaan Air Irigasi.

4).Direktorat Pembiayaan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pembiayaan pertanian.

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembiayaan program,

pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta

kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah

dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan

pemberdayaan agribisnis;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembiayaan

program, pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta

kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis;

d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan program,

pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta

kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pembiayaan Pertanian.

5) Direktorat Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

Page 18: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

6

dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan

pestisida pertanian.

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan

pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk

dan pestisida;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah

tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan

pestisida;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan

pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta

pengawasan pupuk dan pestisida;

d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk

organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta

pengawasan pupuk dan pestisida; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida.

6) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang alat dan

mesin pertanian.

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan,

peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran,

kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan,

pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin

pertanian;

d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan,

pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin

pertanian; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian.

Page 19: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

7

1.4. Dukungan Sumberdaya Manusia

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 349 orang

yang tersebar pada 6 (enam) Direktorat dengan perincian sebagai berikut:

Sekretariat Direktorat sebanyak 84 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan

Lahan sebanyak 60 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 65 orang,

Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 46 orang, Direktorat Pupuk dan

Pestisida sebanyak 58 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak

36 orang. Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana

Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna

mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai

Ditjen PSP tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran 2.

1.5. Dukungan Anggaran

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan

anggaran tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam

perjalanan tahun anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan

anggaran melalui dana APBNP, sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai

Rp14.392.200.941.000,00. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan di daerah

dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai Rp10.827.043.416.000,00 dan

Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan juga dana satker pusat

senilai Rp2.886.976.545.000,00. Jumlah Dipa Satker lingkup Ditjen Prasarana dan

Sarana Pertanian sebanyak 115 Satker.

Dari dana Pusat sebesar Rp2.886.976.545.000,00 digunakan untuk mendukung

kegiatan di 6 (enam) Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan

senilai Rp11.667.500.000,00, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi senilai

Rp28.065.772.000,00 yang terdiri dari Rp9.627.697.000,00 (RM) ditambah dengan

anggaran yang bersumber dari bantuan luar negeri senilai Rp18.438.075.000,00

(RK dan RMP). Direktorat Pembiayaan Pertanian senilai Rp506.096.850.000,00

Direktorat Pupuk dan Pestisida senilai Rp224.825.449.000,00, Direktorat Alat dan

Mesin Pertanian senilai Rp1.697.998.403.000,00 dan Sekretariat Direktorat

Jenderal senilai Rp418.322.571.000,00.

Page 20: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

8

Dari alokasi anggaran senilai Rp14.392.200.941.000,00 yang tercantum dalam

DIPA Ditjen PSP, yang kegiatannya dilaksanakan oleh Ditjen PSP adalah senilai

Rp10.573.633.557.000,00 dan senilai Rp3.818.567.384.000,00 dilaksanakan oleh

Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Adapun

penjelasan dari anggaran tersebut sebagai berikut :

A. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, dengan

pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut :

1). Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen PSP ;

Bantuan pupuk mendukung jaringan irigasi tersier senilai

Rp764.164.079.000,00.

Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS padi senilai

Rp541.705.384.000,00.

Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS Jagung senilai

Rp24.159.210.000,00.

Bantuan pupuk mendukung optimasi pemanfaatan sarana pertanian

pada lahan jaringan irigasi tersier senilai Rp64.600.215.000,00.

2). Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan ;

Bantuan Benih dalam rangka UPSUS Padi senilai

Rp515.153.461.000,00.

Bantuan Benih mendukung Optimasi Pemanfaatan Sarana Pertanian

Pada Lahan Jaringan Irigasi Tersier senilai Rp25.472.436.000,00.

3). Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Ditjen PSP ;

Bantuan pengolahan tanah mendukung optimasi pemanfaatan sarana

pertanian pada lahan jaringan irigasi tersier senilai Rp25.419.922.000,00.

B. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan,

dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut :

1). Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen PSP ;

Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS pengembangan jagung senilai

Rp640.790.965.000,00.

2). Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan ;

Bantuan Benih dalam rangka mendukung produksi jagung senilai

Rp685.982.100.000,00.

Pengembangan 1000 desa mandiri benih senilai Rp176.894.283.000,00

Page 21: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

9

3). Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan ; Optimasi pertanian padi varietas unggul senilai Rp136.804.500.000,00. Pengembangan padi teknologi Hazton senilai Rp11.846.200.000,00.

4). Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan ; Percepatan Optimasi PAT-PIP Kedelai senilai Rp387.261.480.000,00.

C. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut ; 1). Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, BPPSDMP

Pengembangan alat dan mesin pertanian Pra Panen senilai Rp28.888.305.000,00

Pengembangan alat dan mesin pertanian Pasca Panen senilai Rp8.504.768.000,00

2). Direktorat Pasca Panen, Ditjen Tanaman Pangan Pengembangan alat dan mesin pertanian Pasca Panen senilai

Rp915.168.402.000,00 3). Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP

Pengembangan alat dan mesin pertanian pengolahan hasil pertanian senilai Rp271.979.200.000,00.

D. Anggaran tercantum pada Sekretariat Ditjen PSP, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP

Pengawalan dan pendampingan penyukuhan SDM Pertanian senilai Rp272.128.172.000,00

2). Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, BPPSDMP Fasilitasi pendampingan mahasiswa dan pengawalan dosen senilai

Rp129.009.027.000,00 3). Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP

Penyelenggaraan pelatihan pertanian mendukung UPSUS senilai Rp129.260.309.000,00.

4). Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, BPPSDMP Dukungan manajemen SDM Pertanian mendukung padi, jagung, kedelai

senilai Rp665.660.000,00.

E. Anggaran tercantum pada Direktorat Pupuk dan Pestisida, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan

Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim senilai Rp123.549.081.000,00.

Page 22: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

10

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019

disusun dengan mengacu kepada Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019.

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun

2015 – 2019 memuat program/kegiatan untuk mendukung pencapaian kedaulatan

pangan yang menjadi agenda pemerintah dalam nawacita. Renstra Ditjen

Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 menjabarkan kebijakan sebagai

berikut :

2.1.1. Visi Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Mewujudkan

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor penggerak

tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan

industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan

kesejahteraan petani.

2.1.2. Misi Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

mengemban Misi sebagai berikut :

1) Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan

dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan

pertanian berkelanjutan.

2) Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan

pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di

pedesaan

3) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang

fleksibel dan sederhana

Page 23: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

11

4) Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan , dan pengawasan pupuk

dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu

dan harga)

5) Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida

6) Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan

mesin pertanian

7) Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana

dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan strategis Ditjen PSP adalah “Melaksanakan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanian”. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu Penambahan Luas Pertanaman

seluas 1.850.000 Ha. Terwujudnya penambahan luas pertanaman seluas

1.850.000 Ha dicapai melalui kegiatan :

1) Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan (cetak sawah)

seluas 1.000.000 Ha

2) Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air seluas 3.547.714 Ha

2.1.4. Arah Kebijakan

Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam

rangka menunjang pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan yang

menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis

sumberdaya lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan

petani sebagai berikut :

1) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek

lahan adalah adalah pengembangan jalan pertanian pada kawasan tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

Page 24: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

12

2) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran meningkatnya luas areal

pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan, ditempuh melalui:

a) Penambahan Baku Lahan (PBL)

b) Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi

c) Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat

d) Partisipasi dan pemberdayaan petani.

e) Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan.

3) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran terwujudnya upaya optimasi,

konservasi, pengembangan dan reklamasi lahan pertanian :

a) Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat

petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk

ditingkatkan IP-nya melalui:

Kebijakan pengembangan usahatani dan konservasi DAS hulu yang

dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.

Kebijakan Reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat/

petani pada lahan rawa, bekas tambang, dan bekas industri.

Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan

rumah kompos dan UPPO untuk pemberian/ penambahan bahan organik/

kompos.

Peningkatan efektifitas pembelajaran melalui pendampingan.

b) Kebijakan peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan melalui

pengembangan pertanian ramah lingkungan yang dikenal dengan System

of Rice Intensification (SRI).

4) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran tercapainya pengembangan

sumber air alternatif dan skala kecil, adalah :

a) Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air

permukaan maupun air tanah.

b) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan

dengan cara partisipatif.

5) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran tercapainya pengembangan

jaringan irigasi dan optimasi pemanfaatan air irigasi, adalah:

a) Peningkatan fungsi prasarana irigasi,

b) Penerapan teknologi hemat air

c) Peningkatan partisipasi masyarakat.

Page 25: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

13

d) Pengembangan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air

(P3A), melalui :

Peningkatan kemampuan P3A dalam Pengelolaan Air Irigasi dan

Produksi Pertanian;

Pengelolaan irigasi secara partisipatif;

Pengembangan jejaring dan kemitraan P3A.

6) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan konservasi air dan lingkungan

hidup serta antisipasi perubahan iklim, adalah :

a) Pengembangan teknik pemanenan air dengan pembangunan embung.

b) Pengembangan teknik penyerapan air ke dalam tanah dengan sumur

resapan

c) Pengembangan Model Adaptasi Perubahan Iklim (PMAPI)

7). Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan

petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi

petani, fokus pada :

a) Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan ;

b) Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/ CSR

c) Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga Keuangan Non Bank;

d) Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat;

e) Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau

f) masyarakat yang peduli terhadap pertanian ;

g) Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan

h) pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) ;

i) Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan mikro dan

lembaga

j) adat yang berkembang di masyarakat; serta sumber pembiayaan lainya.

8). Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah:

a) Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian guna

mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan

produktivitas dan kualitas hasil komoditas pertanian.

Page 26: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

14

b) Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah

lingkungan.

c) Fasilitasi pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian.

9). Kebijakan pengembangan alsintan, didalamnya memuat beberapa hal

sebagai berikut :

a) Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan

alsintan pada 33 propinsi sebesar 3 – 5 %, adalah : (a) sosialisasi

pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan, (b) koordinasi dengan Dinas

Propinsi dan Kabupaten/Kota guna pemantapan kegiatan kepemilikan

alsintan, (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan.

b) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan

pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional, meningkat

masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun, adalah : (a) sosialisasi

Permentan No.25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan

Pengembangan UPJA, (b) Pembentukan Tim UPJA, (c) kebijakan

pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA , (d) peningkatan peranan UPJA

dalam pengembangan alsintan, (e) kebijakan peningkatan integrasi

subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan

dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA.

c) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan

bengkel alsintan di 33 propinsi, adalah : (a) sinkronisasi dan koordinasi

dengan instansi terkait, (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam

pengembangan bengkel, (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel

alsintan.

d) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan

pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang

berdayaguna dan berhasilguna di 33 provinsi meliputi : (a) sosialisasi

pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas

pengawas alsintan dan (c) meningkatkan sarana pengawasan alsintan.

e) Kebijakan yang terkait dengan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam

pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 Provinsi

dalam rangka peningkatan forum komunikasi dan informasi

pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan.

Page 27: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

15

2.1.5. Rencana Aksi Dalam pencapaian sasaran program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian telah

disusun rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu

periodik triwulan dengan jenis kegiatan sebagai berikut :

1) Penerbitan pedoman kegiatan PSP

2) Sosialisasi Kegiatan

3) Identifikasi calon petani dan calon lokasi

4) Pengawalan pemberkasan dokumen bansos sampai dengan transfer dana

5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan

6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik (triwulan)

7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan

8) Pelaporan

Rencana Aksi Indikator Kinerja per triwulan selama tahun 2015 sebagaimana

dalam lampiran 3.

2.1.6. Program dan Kegiatan Dalam Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 ditetapkan

Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

adalah ”Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian”.

Kegiatan yang tersebut dalam program tersebut sebagai berikut :

1) Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian

2) Pengelolaan air irigasi untuk pertanian

3) Penyaluran pupuk bersubsidi

4) Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian

5) Pelayanan pembiayaan pertanian

6) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015

Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana

dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan

Page 28: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

16

yang mendukung Program Kementerian Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015 ditandatangani pada Bulan

Maret 2015 (lampiran 4), namun karena terdapat perubahan anggaran pada

beberapa kegiatan, maka dilakukan penyesuaian melalui proses revisi dokumen

PK pada Bulan November 2015 (lampiran 5). Adapun yang menjadi kesepakatan

dalam perjanjian kinerja Ditjen PSP sebagai berikut :

Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA. 2015

No Sasaran Program Indikator Kinerja Target

1. Penambahan Luas Pertanaman

Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi

23.000 Ha

Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi

600.000 Ha

Sumber data : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP (Revisi), 2015

Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu “Penambahan Luas Pertanaman”

diukur melalui indikator kinerja ; 1). jumlah penambahan luas baku lahan padi dan

2). jumlah penambahan luas tanam padi. Penambahan luas baku lahan padi

dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu perluasan sawah dan penambahan

luas tanam padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu pengembangan

jaringan irigasi.

Disamping kegiatan utama tersebut, terdapat kegiatan lain yang mendukung

pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai pada : 1). Pengelolaan air

irigasi untuk pertanian, 2). Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian, 3).

Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat dan mesin pertanian, 4).

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana

Pertanian, 5). Fasilitasi pupuk dan pestisida, 6). Pelayanan pembiayaan pertanian

dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP). Pada tahun 2015 ini juga

terdapat kegiatan yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan

kedelai yang penganggarannya dialokasikan pada DIPA Ditjen PSP, namun

dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan, Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pertanian dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Page 29: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

3.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan

berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil

(capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-

79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah

ditetapkan.

3.1.2. Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2015

Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu “Penambahan Luas Pertanaman”

diukur melalui indikator kinerja : 1). jumlah penambahan luas baku lahan padi dan 2). jumlah penambahan luas tanam padi. Penambahan luas baku lahan padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu perluasan sawah dan penambahan luas tanam padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu pengembangan jarigan irigasi. Pengukuran capaian indikator kinerja

penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara membandingkan angka

realisasi kegiatan perluasan sawah TA. 2015 dengan target, sedangkan

pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan cara

membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015

dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam

Perjanjian Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31

Desember 2015. Angka realisasi luas tanam tahun 2015 adalah angka yang dirilis

oleh BPS per 25 Januari 2016, sedangkan angka luas tanam tahun 2014 adalah

angka tetap yang dirilis oleh BPS.

Dari pengukuran 2 indikator kinerja Ditjen PSP dalam pencapaian sasaran

program “penambahan luas pertanaman “dapat disimpulkan bahwa 1 indikator

yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai 81,69% termasuk

Page 30: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

18

kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam

padi tercapai 52,11% termasuk kategori kurang berhasil (Tabel 2).

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015

No Sasaran Program Indikator Kinerja % Capaian

Kategori

1. Penambahan luas pertanaman

Jumlah penambahan luas baku lahan padi

23.000 Ha 18.789 Ha 81,69 Berhasil

Jumlah penambahan luas tanam padi

600.000 Ha 312.646 Ha 52,11 Kurang Berhasil

Target Realisasi

Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Ditjen PSP, 2015

3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA. 2015

Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman

tidak lain adalah untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian

Pertanian khususnya yaitu swasembada padi. Pencapaian sasaran strategis

Kementerian Pertanian tahun 2015 ini diupayakan melalui program upaya khusus

peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (UPSUS PAJALE). Untuk

pencapaian sasaran program Ditjen PSP dan mendukung program UPSUS

PAJALE, Ditjen PSP mendapatkan sumber dana dari APBN maupun APBNP

dalam melaksanakan kegiatan prasarana dan sarana pertanian. Kegiatan utama

untuk penambahan luas pertanaman khususnya padi dilaksanakan melalui

kegiatan pengembangan jaringan irigasi dan perluasan sawah, namun selain itu

terdapat kegiatan lain yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung

dan kedelai melalui : a). bantuan alsintan, pupuk, benih, fasilitasi pembiayaan

pertanian, b). pendampingan TNI dan c). pendampingan penyuluh maupun

Perguruan Tinggi (dosen dan mahasiswa).

Pencapaian sasaran program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015

yaitu penambahan luas pertanaman khususnya mendukung swasembada padi,

sebagai berikut :

3.1.3.1. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 terhadap Tahun 2014 dan

beberapa periode sebelumnya serta periode jangka menengah

3.1.3.1.1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi

Page 31: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

19

Pada tahun 2015 tercapai penambahan luas baku lahan padi melalui

kegiatan perluasan sawah sebesar 18.789 Ha dari target seluas 23.000 Ha (81,96%), capaian ini termasuk kategori “berhasil” (Tabel 5).

Alokasi anggaran kegiatan perluasan sawah yang terdiri dari anggaran

untuk konstruksi dan non konstruksi adalah senilai

Rp476.829.895.000,00 dan terealisasi senilai Rp398.281.837.719,00

(83,53%). Khusus untuk kegiatan konstruksi perluasan sawah

terealisasi senilai Rp318.120.633.972,00 dari target anggaran

Rp391.043.080.000,00 (81,35%).

Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi TA. 2015

Target

(Ha)

Realisasi

(Ha)

Target

(Rp.)

Realisasi

(Rp.)

23.000 18.789 81,69 Berhasil 391.043.080.000 318.120.633.973 81,35

Kriteria

KEUANGAN

%Indikator Kinerja

FISIK

%

Jumlah

Penambahan Luas

Baku Lahan Padi

Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015

Capaian penambahan luas baku lahan padi melalui kegiatan perluasan

sawah tahun 2015 sebesar 18.789 Ha bila dibandingkan dengan

capaian tahun 2014 sebesar 25.597 Ha, mengalami penurunan sebesar

6.808 Ha atau 26,60% (Tabel 4).

Tabel 4. Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku

Lahan Padi TA. 2015 dengan TA. 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019

% Selisih % Selisih

Jumlah Penambahan 29.282 23.000 1.000.000 25.597 18.789 -26,60 -6.808 81,69 1,88 -981.211

Luas Baku Lahan Padi

capaian 2014 Target

2015

target 2015-2019Indikator Kinerja

Target Capaian Capaian 2015 terhadap

2014 2015 2015-2019 2014 2015

Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :

1) Terdapat perubahan unit cost kegiatan perluasan sawah di tahun

2015 sehingga dengan anggaran yang lebih besar dari tahun

sebelumnya tercakup volume ha yang lebih kecil dari tahun

sebelumnya. Anggaran untuk konstruksi kegiatan perluasan sawah

pada tahun 2015 yaitu senilai Rp391.043.080.000,00 lebih besar

Page 32: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

20

dari anggaran kegiatan perluasan sawah pada TA. 2014 senilai Rp

294.159.000.000,00. Namun secara kuantitave volume, target

kegiatan perluasan sawah pada TA. 2015 seluas 23.000 Ha lebih

rendah dari target pada tahun 2014 seluas 29.282 Ha.

2) Kegiatan perluasan sawah tahun 2015 terealisasi 18.789 Ha

(81,96%) yang mulai dilaksanakan pada Bulan Oktober (sesuai

anggaran yang teralokasikan melalui revisi DIPA pada Bulan

Oktober 2015), sedangkan perluasan sawah tahun 2014 terealisasi

seluas 25.597 Ha (87,42%) yang dilaksanakan mulai dari awal

Bulan Januari –Desember 2014, sehingga dari sisi efisiensi waktu

yang lebih singkat dari tahun 2014, capaian kegiatan perluasan

sawah tahun 2015 ini tercapai lebih efektif dibandingkan dengan

capaian 2014.

Pencapaian jumlah penambahan luas baku lahan padi selama periode

2011-2015 yang dikontribusikan melalui kegiatan perluasan sawah

cenderung menurun. Terlihat dari anggaran untuk kegiatan perluasan

sawah, cenderung meningkat pada tahun 2012, kemudian menurun di

periode tahun 2013 hingga 2014. Dengan adanya kebijakan pemerintah

untuk mencapai swasembada pangan pada jangka waktu 3 tahun mulai

2015-2017, maka pada tahun 2015 anggaran untuk kegiatan perluasan

sawah menunjukkan tren peningkatan kembali, namun pencapaian

realisasi fisik pada tahun 2015 masih lebih rendah dibandingkan tahun

2014, karena terjadi perbedaan unit cost sehingga dengan anggaran

lebih tinggi, target dan realisasi fisik lebih rendah (Grafik 1 dan 2).

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

2011 2012 2013 2014 2015

Perluasan Sawah (Ha) 2011-2015

TARGET REALISASI

-

200.000.000.000.000

400.000.000.000.000

600.000.000.000.000

800.000.000.000.000

1.000.000.000.000.000

1.200.000.000.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

Anggaran Perluasan Sawah (Rp)

TARGET REALISASI

Grafik 2. Target dan Realisasi Anggaran Perluasan Sawah TA. 2011-2015

Grafik 1. Target dan Realisasi Perluasan Sawah TA. 2011-2015

Page 33: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

21

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian jumlah

penambahan luas baku lahan padi melalui Kegiatan perluasan sawah

TA. 2015, sebagai berikut :

1) Rencana anggaran biaya yang disusun masih bersifat umum dan

hanya menggambarkan besaran nilai biaya per tahapan kegiatan,

belum terinci sesuai dengan spesifikasi desain yang dibuat.

2) Gambar hasil pembuatan SID masih belum operasional karena belum

dibuat dengan kaidah pemetaan yang sesuai sehingga masih

terdapat lokasi dalam SID yang tidak dapat dilakukan kegiatan cetak

sawah atau masuk dalam lokasi peruntukan lainnya.

3) Lahan yang ditentukan masih ada yang belum clear and clean dan

masih ada yang masuk dalam kawasan hutan.

4) Kesulitan dalam mobilisasi alat khususnya untuk lokasi yang sulit

dijangkau transportasi atau lokasi yang harus menyeberang sehingga

terdapat kekurangan alat berat pada beberapa lokasi.

5) Belum adanya komitmen dari instansi terkait dalam penyelesaian

dokumen lingkungan sehingga waktu yang dibutuhkan beragam

bahkan cukup lama dan belum menggunakan SOP yang seragam

antar daerah.

Untuk itu telah dilakukan upaya tindak lanjut berikut :

1) Meningkatkan pembinaan dalam penyusunan RAB serta persiapan

SID oleh propinsi

2) Meningkatkan kualitas SID yang disusun pada T-1 dengan

mengalokasikan anggaran melalui dana dekosentrasi untuk

penyusunan SID

3) Bekerja sama dengan TNI AD untuk penyediaan alat-alat berat dalam

membantu proses konstruksi di lapangan

Jumlah penambahan luas baku lahan padi tahun 2015 yaitu seluas

18.789 Ha bila dibandingkan dengan target jangka menengah seluas

1.000.000 Ha, maka baru mencapai 1,88% dan masih terdapat

kekurangan seluas 981.211 Ha (98,12%) yang harus terwujudkan di

periode 2016-2019 ke depan (Tabel 4).

Page 34: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

22

Untuk pencapaian kekurangan target jangka menengah, maka pada

tahun 2016 ini selain adanya dukungan anggaran untuk kegiatan

perluasan sawah yang meningkat dari tahun 2015, juga dilakukan

strategi melalui kerjasama dengan TNI AD dalam pelaksanaan

konstruksi serta pengawalan sejak awal oleh petugas pusat dan daerah.

3.1.3.1.2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi

Pada tahun 2015 tercapai realisasi luas tanam padi sebesar 13.981.580

Ha dari target tanam seluas 14.268.934 Ha (97,99%). Apabila

dibandingkan dengan capaian luas tanam padi pada tahun 2014 sebesar

13.668.934 Ha, maka luas tanam padi pada tahun 2015 ini meningkat

2,29% sehingga terjadi surplus luas tanam padi seluas 312.646 Ha

(Tabel 5).

Tabel 5. Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dengan Tahun 2014

Target

% Selisih

Luas Tanam (Ha) 14.268.934 13.668.934 13.981.580 2,29 312.646 97,99

Uraian

Capaian Capaian 2015 terhadap

2015 2014*) 2015**) capaian 2014 Target

2015

Sumber data : *) Angka Tetap BPS, 2015 **) Angka BPS per 25 Januari, 2016 Berdasarkan capaian ini, dapat dikatakan dukungan kegiatan Ditjen

Prasarana dan Sarana Pertanian yang dilaksanakan sepanjang tahun

2015 berhasil mendukung capaian luas tambah tanam padi, walaupun

secara target capaian sasaran program Ditjen PSP dalam PK yang

diukur melalui jumlah penambahan luas tanam padi, dikategorikan

kurang berhasil yaitu dari target jumlah penambahan luas tanam padi

sebesar 600.000 Ha tercapai 312.646 Ha (52,11,%) sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015

Target*) Capaian**)

Jumlah Penambahan

Luas Tanam Padi (Ha)

600.000 312.646 52,11 Kurang Berhasil

Indikator KinerjaTahun 2015

% Kriteria

Keterangan : *) target PK Ditjen PSP,2015 **) selisih angka realisasi tanam 2015 per 25 Januari 2016, BPS dengan angka realisasi tanam 2014 , BPS.

Page 35: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

23

Apabila mengacu pada pencapaian target PK 2015, capaian

penambahan luas tanam sebesar 312.646 Ha memang kurang berhasil,

tetapi capaian penambahan luas tanam tahun 2015 menunjukkan

adanya peningkatan seperti disajikan pada grafik dan tabel berikut :

12.600.000

12.800.000

13.000.000

13.200.000

13.400.000

13.600.000

13.800.000

14.000.000

14.200.000

14.400.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Luas Tanam (Ha) 2010-2015

Tahun Luas Tanam Delta Luas

Tanam

%

2010 14.161.992

2011 13.243.302 -918.690 -6,49

2012 13.602.690 359.388 2,71

2013 13.896.793 294.103 2,16

2014 13.668.934 -227.859 -1,64

2015 13.981.580 312.646 2,29

Selain itu, perlu diperhatikan juga kondisi iklim tahun 2015, bila

dibandingkan dari kejadian el nino tahun 1997, dampak el nino berakibat

penurunan luas tanam sebesar 14,34% sedangkan dengan kondisi el

nino tahun 2015 tercapai penambahan luas tanam sebesar 2,29%.

Berdasarkan hal ini, boleh dikatakan Ditjen PSP berhasil.

Capaian jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015 seluas

312.646 Ha bila dibandingkan dengan tahun 2014 meningkat sebesar

137,21%. Apabila dibandingkan dengan target jumlah penambahan luas

tanam padi jangka menengah sesuai Renstra sebesar 850.000 Ha,

maka capaian jumlah penambahan luas tanam padi pada TA. 2015 ini

baru mencapai 41,69% dan masih mengalami defisit seluas 537.354 Ha

(Tabel 8) yang harus terwujudkan di periode 2016-2019 ke depan.

Tabel 8. Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan

Perbandingan Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019

% Selisih % Selisih

Jumlah Penambahan

Luas Tanam Padi (Ha)

600.000 850.000 -227.859 312.646 137,21 540.505 52,11 36,78 -537.354

Capaian Capaian 2015 terhadap

2015 2015-2019 2014 2015capaian 2014 Target

2015

target 2015-2019

Target

Indikator Kinerja

Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015

Tabel 7. Penambahan Luas Tanam dan Persentase Penambahan Luas Tanam 2011-2015

Grafik 3. Realisasi Luas Tanam Tahun 2010-2015

Page 36: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

24

Dukungan terbesar jumlah penambahan luas tanam padi, terkontribusi

melalui capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi. Pada tahun

2015 tercapai pengembangan jaringan irigasi seluas 2.458.471 Ha dari

target 2.478.182 Ha (99,20%), dengan realisasi anggaran senilai

Rp2.671.968.692.800,00 dari target Rp2.696.553.900.000,00 (99,09%).

Pada target PK, kegiatan pengembangan jaringan irigasi adalah senilai

Rp2.696.844.625.000,00, karena terdapat tambahan kegiatan dari hasil

revisi Kabupaten Merauke berupa kegiatan Pengembangan sumur tanah

dalam untuk mendukung cetak sawah sebesar Rp290.725.000, namun

tidak dapat terealisasi karena keterbatasan waktu.

Capaian Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi tahun 2015 seluas

2.458.471 Ha apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 seluas

443.836 Ha mengalami peningkatan sebesar 453,91%. Hal ini sejalan

dengan meningkatnya anggaran untuk pengembangan jaringan irigasi

tahun 2015 sebesar 537,46% dari tahun 2014.

Tabel 9. Capaian PJI Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian PJI

Tahun 2015 dengan Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019

% Selisih % Selisih

Pengembangan Jaringan 446.810 2.478.182 3.547.714 443.836 2.458.471 453,91 2.014.635 99,20 69,30 -1.089.243

Irigasi (Ha)

Kegiatan

Target Capaian Capaian 2015 terhadap

2014 2015 2015-2019 2014 2015capaian 2014 Target

2015

target 2015-2019

Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015

Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah 2015-2019

seluas 3.547.714 Ha (Tabel 11), maka capaian kegiatan pengembangan

jaringan irigasi pada TA. 2015 seluas 2.458.471 Ha ini baru mencapai

69,30% dan masih defisit seluas 1.089.243 Ha (30,70%) yang harus

terwujudkan di periode 2016-2019 ke depan.

Pengembangan jaringan irigasi selama periode 2011-2015 cenderung

fluktuatif. Peningkatan secara nyata terjadi pada tahun 2015 seiring

dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengembangan

infrastruktur irigasi mendukung pencapaian swasembada padi melalui

program upsus pajale. Tren alokasi anggaran dan Pengembangan

Page 37: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

25

Jaringan Irigasi mulai dari tahun 2011-2015 seperti pada grafik 3 dan 4

berikut :

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

Pengembangan Jaringan Irigasi (Ha)TA. 2011-2015

TARGET REALISASI

-

500.000.000.000

1.000.000.000.000

1.500.000.000.000

2.000.000.000.000

2.500.000.000.000

3.000.000.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA.2011-2015

TARGET REALISASI

Belum tercapainya jumlah penambahan luas tanam padi sesuai target

PK Ditjen PSP yang dikontribusikan melalui kegiatan utama

pengembangan jaringan irigasi karena beberapa hal berikut :

1) Adanya kebijakan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak boleh duplikasi

dengan kegiatan lain dari Kementerian Pertanian mengakibatkan

mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik PJI.

2) Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan

antar provinsi.

3) kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat

hingga Kuat sehingga terjadi periode kering yang lebih lama.

4) Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat

diselesaikan menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap

penambahan luas tanam belum seluruhnya dapat dirasakan pada

tahun anggaran berjalan.

5) penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi seluas

600.000 ha diperhitungkan dari kontribusi pengembangan jaringan

irigasi yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi

penambahan IP sebesar 0,5 dan tidak mempertimbangkan capaian

penambahan luas tanam beberapa periode tahun ke belakang

sehingga terjadi penetapan target penambahan luas tanam yang

cukup tinggi.

Grafik 4. Pengembangan Jaringan Irigasi TA.2011-2015

Grafik 5. Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015

Page 38: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

26

Adapun upaya tindak lanjut yang sudah dilakukan sebagai berikut :

1) Melakukan koordinasi melalui surat, telepon serta menugaskan Tim

ke Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan Pengembangan Jaringan

Irigasi untuk memaksimalkan lahan sawah yang belum mendapatkan

perbaikan irigasi dan tidak duplikasi dengan kegiatan lain.

2) Mengawal proses revisi Dipa dan percepatan pelaksanaan kegiatan

setelah revisi DIPA/realokasi terbit.

3) Meningkatkan tindakan antisipasi terhadap terjadinya perubahan

iklim melalui optimalisasi sumber air yang ada.

4) Mengawal percepatan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.

5) Mereview dokumen perencanaan terutama dalam penetapan target

jumlah penambahan luas tanam padi dengan pertimbangan

kontribusi kegiatan PJI dan capaian penambahan luas tanam

beberapa periode tahun ke belakang.

Untuk pencapaian kekurangan jumlah penambahan luas tanam padi

sesuai target jangka menengah yang dikontribusikan melalui kegiatan

utama pengembangan jaringan irigasi, maka mulai tahun 2016 ke depan,

dilakukan pengawalan mulai dari penyusunan anggaran kegiatan PJI

dengan menuliskan cpcl pada RKAKL, pendampingan kegiatan fisik di

lapangan dengan melibatkan TNI serta pengawalan dan pembinaan

kegiatan sejak awal oleh petugas pusat dan daerah.

3.1.3.2. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 atas Efisiensi

Penggunaan Sumber Daya

Sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman yang

diukur melalui capaian 2 indikator kinerja Ditjen PSP dapat disimpulkan

bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi

tercapai 18.789 Ha atau 81,96% dari target PK (berhasil) dan 1 indikator

kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 312.646 Ha atau

52,11% dari target PK (kurang berhasil).

Apabila dilihat dari sisi efisiensi anggaran dalam pencapaian sasaran

program Jumlah penambahan luas tanam padi pada TA.2015, maka

dapat dikatakan cukup efisien. Keefisienan ini dapat terlihat sebagai

berikut :

Page 39: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

27

1) Adanya capaian surplus tanam pada tahun 2015 sebesar 312.646

Ha (selisih luas tanam tahun 2015 sebesar 13.981.580 Ha dengan

tahun 2014 seluas 13.668.934 Ha) atau 2,29% dari tahun

sebelumnya sejalan dengan adanya peningkatan alokasi anggaran

Ditjen PSP terutama pada kegiatan pengembangan jaringan irigasi

dan kegiatan perluasan sawah.

Grafik 6. Anggaran Kegiatan Peluasan Grafik 7. Realisasi Luas Tanam Sawah dan PJI TA.2014-2015 Tahun 2014 dan 2015 2) Pada tahun 2015 dimana kondisi iklim dipengaruhi oleh el nino

moderat hingga kuat masih dapat tercapai surplus tanam. Pada

tahun 2015 index el nino mencapai 2,48 yang notabene melebihi

index el nino kuat tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997

dengan index el nino kuat menghasilkan luas tanam padi sebesar

10.105.741 Ha menurun tajam dari luas tanam tahun 1996 yaitu

seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun pada

tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat

mencapai surplus luas tanam padi sebesar 2,29% dari tahun

sebelumnya.

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

El Nino

Series1

Linear (Series1)

Grafik 8. Hubungan Luas Tanam Padi dengan Index El nino

Page 40: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

28

3.1.3.3. Analisis Capaian Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian Lainnya

Pendukung Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai

3.1.3.3.1.Pupuk, Benih, Alsintan, Pengembangan Metode Hazton, SRI, Optimasi

lahan, PIP-PAT Kedelai, Optimasi Pertanian dengan Budidaya Varietas

Unggul, Pengendalian OPT dan DPI, Pembiayaan Pertanian

Selain kegiatan perluasan sawah dan pengembangan jaringan irigasi

yang berkontribusi langsung terhadap penambahan luas pertanaman padi

mendukung pencapaian swasembada padi, terdapat juga kegiatan

prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh Ditjen PSP

mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai. Pada

tahun 2015 ini juga terdapat kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Ditjen

Tanaman Pangan, BPPSDMP dan Ditjen PPHP mendukung pencapaian

swasembada padi jagung dan kedelai dengan anggaran yang melekat

pada Ditjen PSP. Capaian kegiatan dimaksud sebagai berikut :

1) Bantuan Pupuk dilaksanakan oleh Ditjen PSP melalui kegiatan

bantuan langsung pupuk mendukung upsus pajale, kegiatan pupuk

bersubsidi dan pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik, berikut :

a). Bantuan langsung pupuk mendukung upsus padi dan jagung

Dalam upaya peningkatan produksi padi dan jagung, dilaksanakan

bantuan pupuk untuk membantu petani yang belum mampu

memenuhi kebutuhan pupuk. Bantuan ini di alokasikan pada lokasi

kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi yang telah dilakukan namun

belum dapat diperoleh hasil yang optimal terhadap peningkatan

produksi. Total bantuan pupuk urea dan pupuk NPK mendukung

upsus padi dan jagung sebesar 397.487 ton dan terealisasi sebesar

326.068 ton (82.03%) dengan realisasi anggaran senilai

Rp1.720.698.193.644,00 dari target senilai Rp2.046.107.239.046,00

(84,10%). Rincian bantuan pupuk dimaksud sebagai berikut :

Page 41: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

29

Sumber Data : Ditjen PSP TA. 2015

Tabel 10. Bantuan Pupuk Mendukung Upsus Padi dan Jagung

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %* Total Bantuan Pupuk dalam rangka UPSUS

padi dan jagung (Ton)397.487 326.068 82,03 2.046.107.239.046 1.720.698.193.644 84,10

Bantuan Pupuk dalam rangka UPSUS padi (Ton)

243.603 216.463 88,86 1.316.582.051.001 1.166.838.081.487 88,63

Bantuan Pupuk mendukung optimasi pemanfaatan sarana pertanian pada lahan jaringan irigasi (Ton)

31.500 7.689 24,41 64.575.000.000 15.763.680.000 24,41

Bantuan Pupuk dalam rangka UPSUS jagung (Ton)

122.384 101.916 83,28 664.950.188.045 538.096.432.157 80,92

FISIK KEUANGANKEGIATAN

b). Bantuan Pupuk Bersubsidi

Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang

pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga

eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV.

Sasaran kegiatan ini adalah diterapkannya pemupukan berimbang

spesifik lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan

produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil

komoditas pertanian. Pada TA 2015 telah dialokasikan bantuan

pupuk bersubsidi sebesar 9.550.000 ton dan terealisasi sebesar

8.570.232,00 ton (89,74%). Anggaran pupuk bersubsidi terdapat

pada Dipa Kementerian Keuangan, terealisasi senilai

Rp20.406.765.186.837,00 dari target Rp28.256.344.852.000,00

(72,22%). Rincian pupuk bersubsidi sebagai berikut :

Tabel 11. Bantuan Pupuk Bersubsidi Tahun 2015

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %* Pupuk Bersubsidi (Ton) 9.550.000 8.570.232 89,74 28.256.344.852.000 20.406.765.186.837 72,22

- Pupuk Urea 4.100.000 3.655.477 89,16 11.572.330.119.000 8.081.254.886.784 69,83- Pupuk SP-36 850.000 798.758 93,97 3.203.677.200.000 2.407.524.251.789 75,15- Pupuk ZA 1.050.000 944.896 89,99 2.213.751.750.000 1.559.302.784.791 70,44- Pupuk NPK 2.550.000 2.404.672 94,30 9.832.758.103.000 7.506.969.730.764 76,35- Pupuk Organik 1.000.000 766.429 76,64 1.433.827.680.000 851.713.532.709 59,40

FISIK KEUANGANKEGIATAN

Sumber Data : Ditjen PSP TA. 2015

c). Pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

Untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organik juga diupayakan

melalui pembangunan Unit pengolah pupuk organik . Pada tahun

2015 ini teralokasikan anggaran untuk pembangunan unit

pengolah pupuk organik dan pendampingan pengembangan

UPPO senilai Rp206.876.100.000,00 dengan realisasi senilai

Page 42: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

30

Rp206.831.417.526,00 (99,98%). Sedangkan realisasi bansos

untuk pembangunan UPPO adalah senilai Rp206.310.000.000,00

dari target Rp.206.310.000.000,00 (100%) dengan realisasi fisik

sebanyak 897 unit dari target 897 unit (100%).

Kontribusi kegiatan ini adalah memenuhi kebutuhan pupuk organik

insitu oleh dan untuk petani, utamanya untuk mendukung

kegiatan SRI di lokasi setempat atau masyarakat.

2) Bantuan Benih Padi dan Jagung

Bantuan benih padi dan jagung diberikan dalam rangka meningkatkan

produksi dan produktivitas tanaman pangan. Bantuan benih tersebut

teralokasi melalui anggaran DIPA Ditjen PSP namun kegiatannya

dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan, berikut ini:

a) Bantuan benih padi inbrida

Untuk mendukung kegiatan Rehabilitasi Pengembangan Jaringan

Irigasi (PJI) tahun 2015, dialokasikan bantuan benih padi inbrida

sebanyak 54.251 Ton dan terealisasi sebanyak 45.478 Ton

(83,83%). Realisasi anggaran sebesar Rp418.384.141.576,00 dari

target senilai Rp515.153.461.000,00. (81,22%).

b) Bantuan benih jagung hibrida

Untuk mendukung kegiatan Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung,

pada tahun 2015 dialokasikan bantuan benih jagung hibrida

sebanyak 13.719 Ton dan terealisasi sebanyak 13.965 Ton

(101,79%). Realisasi anggaran senilai Rp675.655.798.486,00 dari

target senilai Rp685.982.100.000,00 (98,49%).

c) Pengembangan seribu desa mandiri benih

Kegiatan pengembangan seribu desa mandiri benih bertujuan

untuk menumbuhkembangkan penangkar benih di pedesaan,

sehingga dapat mengatasi kebutuhan benih yang berkualitas dan

tepat waktu di lokasi. Kegiatan ini terealisasi sebanyak 995 unit dari

target 1000 unit (99,50%), dengan realisasi anggaran senilai

Rp169.320.000.000,00 dari target senilai Rp170.000.000.000,00

(99,60%).

Page 43: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

31

3) Bantuan Alat dan Mesin Pertanian

Bantuan alat dan mesin pertanian dialokasikan dalam jenis alsintan pra

panen dan pasca panen. Anggaran untuk pengadaan alsintan ini

terdapat pada Dipa Ditjen PSP, namun pelaksanaannya ada yang

dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan dan BPPSDMP untuk jenis

alsin pasca panen dan oleh Ditjen PSP untuk jenis alsin pra panen.

Secara keseluruhan, realisasi pengadaan alsintan pusat dan APBNP-

TP Provinsi TA. 2015 adalah sejumlah 357.165 unit dan terealisasi

sejumlah 357.038 unit (99,96%), dengan realisasi anggaran senilai

Rp2.985.483.482.705,00 dari target Rp3.301.014.215.500,00

(90,44%). Adapun rincian dari bantuan alsintan dimaksud sebagai

berikut :

Tabel 12. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2015

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %348.827 348.896 100,02 2.089.738.034.500 1.980.933.027.459 94,79

* Traktor Roda 2 (unit) 27.125 27.812 102,53 672.415.856.000 650.815.367.149 96,79* Traktor Roda 4 (Unit) 1.349 1.472 109,12 528.055.795.000 486.989.793.400 92,22* Pompa Air (Unit) 22.635 21.615 95,49 446.649.343.500 420.677.622.910 94,19* Cultivator 190 228 120,00 4.109.320.000 3.759.920.000 91,50* Rice Transplanter (Unit) 5.638 5.879 104,27 396.237.600.000 383.936.883.500 96,90* RT Indojarwa (unit) 38 38 100,00 2.477.220.000 2.476.408.500 99,97* Excavator 30 30 100,00 25.201.800.000 22.509.300.000 89,32* Nursery Tray 291.822 291.822 100,00 14.591.100.000 9.767.732.000 66,94

8.338 8.142 97,65 1.211.276.181.000 1.004.550.455.246 82,93* Combine Harvester (Unit) 3.246 3.246 100,00 464.837.965.000 411.502.205.134 88,53

Combine Harvester sedang (Unit) 18 18 100,00 2.533.950.000 2.505.950.000 98,90Corn Combine Harvester (unit) 11 11 100,00 3.807.150.000 3.746.750.000 98,41

* Vertical Dryer padi (Unit) 166 165 99,40 154.788.701.000 129.659.266.070 83,77Vertical Dryer jagung (Unit) 207 207 100,00 190.920.339.000 164.914.777.579 86,38Bad Dryer 6 6 100,00 4.239.900.000 4.146.040.000 97,79Dryer 18 18 100,00 2.124.450.000 2.122.850.000 99,92

* Corn Sealer (Unit) 2.088 2.088 100,00 61.985.023.000 50.342.032.068 81,22* Pemipil jagung (unit) 28 28 100,00 671.916.000 669.150.000 99,59* Power Thresher (unit) 1.836 1.646 89,65 53.387.587.000 38.920.212.015 72,90* RMU (Unit) 714 709 99,30 271.979.200.000 196.021.222.380 72,07

357.165 357.038 99,96 3.301.014.215.500 2.985.483.482.705 90,44

FISIK KEUANGAN

Pra Panen (total)

Pasca Panen (total)

total pra panen dan pasca panen

KEGIATAN

Sumber Data : Ditjen PSP TA. 2015

Mekanisasi atau bantuan alsintan memberikan kontribusi pada

percepatan jadwal tanam karena mempercepat olah tanah, menekan

biaya produksi, menurunkan susut panen, mengurangi biaya olah

tanah, biaya tanam dan biaya panen dari pola manual.

4) Pengembangan Padi dengan Teknologi Hazton

Pengembangan padi dengan teknologi hazton merupakan cara

bertanam padi dengan menggunakan bibit padat (20-30 bibit) per

lubang. Pada tahun 2015 ini dialokasikan seluas 1.200 ha terealisasi

Page 44: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

32

seluas 1.200 Ha (100%) di Propinsi Kalimantan Barat dan Sumatera

Utara. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan dengan

anggaran yang teralokasikan pada Dipa Ditjen PSP senilai Rp

Rp11.846.200.000,00 (terdiri dari bansos dan non bansos), dengan

realisasi bansos senilai Rp10.826.400.000,00 dari target

Rp10.826.400.000,00 (100%). Kontribusi dari penerapan metode

hazton ini adalah peningkatan produktivitas tanaman hingga 2 kali lipat

dan meningkatkan pendapatan petani.

5) Pengembangan System of Rice Intensification (SRI).

System of Rice Intensification (SRI) adalah cara budidaya padi pada

lahan sawah beririgasi dan lahan tadah hujan yang ketersediaan airnya

terjamin secara intensif dan efisien dalam pengolahan tanah, tanaman

dan pengelolaan air melalui pemberdayaan petani/kelompok

tani/P3A/Gapoktan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen PSP dengan

realisasi fisik mencapai seluas 161.705 Ha dari target 163.833 Ha

(98,70%). Realisasi anggaran mencapai Rp328.060.362.300,00 dari

target Rp343.703.825,00 (95,45%).

6) Pengembangan Optimasi Lahan Pertanian

Optimasi lahan merupakan salah satu upaya dalam mengantisipasi

kekurangan lahan untuk memproduksi padi. Kegiatan optimasi lahan

difokuskan untuk meningkatkan Indek Pertanaman (IP) dan

produktifitas melalui penyediaan sarana produksi (pupuk dan atau

kapur) serta bantuan pengolahan tanah.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen PSP dengan anggaran senilai Rp

Rp1.144.264.459.000,00 (terdiri dari bansos dan non bansos), dengan

realisasi bansos senilai Rp1.109.958.452.000,00 dari target

Rp1.141.561.200.000,00 (97,23%) sehingga tercapai optimasi lahan

seluas 927.404 Ha dari target 951.301 Ha (97,49%).

7) Perluasan Areal Tanam-Peningkatan Indeks Pertanaman Kedelai

Kegiatan PAT-PIP kedelai diarahkan untuk peningkatan luas tanam,

luas panen dan produksi. Kegiatan ini secara penganggaran ada pada

Dipa Ditjen PSP senilai Rp387.261.480.000,00 (terdiri dari bansos dan

non bansos), namun pelaksanaannya dilakukan oleh Ditjen Tanaman

Page 45: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

33

Pangan dengan realisasi bansos senilai Rp299.998.335.000,00

(88,88%) dari target senilai Rp337.546.156.000,00 dan realisasi fisik

seluas 100.344 ha (58,83%) dari target seluas 170.564 ha.

8) Optimasi Pertanian dengan Budidaya Varietas Unggul

Kegiatan optimasi lahan untuk meningkatkan produksi padi juga

dilaksanakan melalui optimasi dengan varietas unggul. Kegiatan ini

secara penganggaran ada pada Dipa Ditjen PSP senilai

Rp136.804.500.000,00 (terdiri dari bansos dan non bansos), namun

pelaksanaannya dilakukan oleh Ditjen Tanaman Pangan dengan

realisasi bansos senilai Rp116.067.750.000,00 (84,84%) dari target

senilai Rp117.535.125.000,00 dan realisasi fisik seluas 26.197 ha

(72,29%) dari target seluas 35.990 ha. Kegiatan dilaksanakan di 7

provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.

9) Pengendalian OPT dan DPI

Dalam rangka pengamanan produksi padi dari gangguan serangan

OPT, dilaksanakan kegiatan pengendalian OPT dan DPI. Anggaran

kegiatan ini terdapat pada Dipa Ditjen PSP senilai

Rp123.549.081.000,00 dan terealisasi senilai Rp108.022.187.037,00

(87,43%). Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh Ditjen Tanaman

Pangan, sebagai berikut :

a) kegiatan PPPHT seluas 3.965 Ha dengan anggaran

Rp6.286.775.000,00. Realisasi mencapai seluas 3.650 Ha

(92,06%), dan realisasi anggaran Rp5.434.765.000,00 (86,45%).

b) Dalam rangka mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak

perubahan iklim (banjir/kekeringan), dilaksanakan kegiatan

Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) seluas

150 Ha dengan anggaran Rp521.700.000,00. Sampai dengan

Desember 2015 terealisasi seluas 120 Ha (80%), dan realisasi

anggaran Rp417.360.000,00 (80,00%).

c) Dalam rangka upaya menekan perkembangan populasi OPT

sehingga serangan OPT dapat diturunkan dan tidak meluas,

Page 46: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

34

dilaksanakan kegiatan gerakan pengendalian OPT padi (reguler dan

bersama TNI) sebanyak 510 kali, dengan anggaran

Rp13.750.000.000,00. Realisasi gerakan pengendalian OPT

sebanyak 494 kali (96,86%), dan serapan anggaran

Rp12.667.070.972,00 (92,12%).

d) Pembangunan/renovasi gudang sebesar Rp2.000.000.000,00 di 8

provinsi yaitu provinsi Banten, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan

Sulawesi Tenggara. Realisasi pembangunan/renovasi gudang pada

tahun 2015 sebesar Rp1.685.468.860,00 atau 84,27% dari pagu

anggaran Rp2.000.000.000,00.

e) Sarana pengendalian OPT diperlukan sebagai cadangan yang

dapat dimobilisasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Stok

cadangan saran (bahan dan alat) pengendalian OPT untuk propinsi

disimpan di gudang-gudang brigade, sedangkan kabupaten/kota di

gudang dinas pertanian kabupaten/kota dengan mempertimbangkan

aspek efektifitas, efisiensi dan keamanan. Jenis bahan

pengendalian OPT dapat berupa insektisida, rodentisida, bahan

asap, fungsida, bakterisida, moluskisida dan akarisida. Sedangkan

alat pengendalian OPT dapat berupa handsprayer, mist blower,

jaring serangga, jaring tikus, emposan tikus, masker, sarung tangan

dll. Realisasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp87.817.522.205,00

atau 96,89% dari pagu anggaran Rp90.636.614.000,00.

10) Pembiayaan Pertanian

Pelayanan pembiayaan pertanian dilaksanakan melalui

pengembangan usaha agribisnis perdesaan, koordinasi dengan

berbagai mitra dalam bentuk KKPE, pengembangan LKMA dan

asuransi pertanian, sebagai berikut :

a) Pengembangan usaha agribisnis perdesaan dilaksanakan dalam

rangka mempermudah akses petani terhadap pembiayaan. Dengan

sistem pemberian modal dana bergulir diharapkan petani dapat

mengembangkan modal usaha agribisnis dan mengembangkan

Pembiayaan

Page 47: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

35

menjadi lembaga keuangan mikro agribisnis. Pada tahun 2015

tersalurkan dana BLM PUAP kepada 3.000 gapoktan dari target

3.000 gapoktan (100%) dengan realisasi anggaran senilai

Rp300.000.000.000,00 dai target Rp300.000.000.000,00 (100%).

b) Penyaluran kredit ketahanan pangan dan energy (KKPE) oleh

perbankan terealisasi sebesar 1,13 triliun dari target sebesar 2 triliun

(56,65%).

c) Asuransi Pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat

memberikan ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga

keberlangsungan usahatani dapat terjamin. Melalui asuransi

usahatani padi memberikan jaminan terhadap kerusakan tanaman

akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit

tumbuhan atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT), sehingga

petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk

keberlangsungan usahataninya.

Pelaksanaan asuransi pertanian pada tahun 2015 mencapai

233.496 Ha dari target 1.000.000 Ha (23.35 %). Anggaran untuk

asuransi pertanian adalah senilai Rp146.000.000.000,00 (terdiri dari

bansos asuransi pertanian dan operasional) terealisasi senilai

Rp34.801.206.317,00 (23,84%). Sedangkan untuk realisasi serapan

bansos asuransi pertanian sebesar 233.496 Ha mencapai Rp

33.623.935.518,00 (23,35%) dari pagu Rp144.000.000.000,00.

Asuransi pertanian ini memberikan manfaat kepada petani untuk

melindungi dari sisi finansial terhadap kerugian gagal panen,

menaikkan posisi petani di mata lembaga pembiayaan untuk

mendapatkan kredit petani dan meningkatkan produksi dan

produktivitas sektor pertanian. Dari Rp. 180.000,00 total premi,

petani hanya cukup membayar 20 persen. Sebesar 80 persen premi

disubsidi pemerintah.

d) Peningkatan kemampuan SDM Gapoktan sebagai pengelola dana

BLM-PUAP. Pada tahun 2015 ini, telah dilaksanakan pelatihan

terhadap 50 LKMA dari target 50 LKMA (100%) dengan realisasi

anggaran senilai Rp160.940.000,00 (65,03%) dari target

Page 48: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

36

Rp247.500.000,00. Dengan kemampuan yang baik dalam

pengelolaan dana BLM PUAP, akan menciptakan keberlanjutan

perguliran dana untuk pengembangan usaha agribisnis pertanian di

perdesaan.

3.1.3.3.2. Pendampingan Kegiatan oleh TNI AD

Dengan adanya Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian dengan

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) No.01/MOU/RC.120/M/1/2015

tentang Mewujudkan Kedaulatan Pangan tanggal 8 Januari 2015, maka

dalam pencapaian kedaulatan pangan melalui program UPSUS Pajale

dilibatkan dukungan jajaran TNI. Dukungan dari jajaran TNI ini telah

diwujudkan sejak persiapan pertanaman sampai pengawalan benih dan

pupuk. Peran dari jajaran TNI adalah :

1) menggerakkan dan memotivasi petani untuk melaksanakan : (a)

tanam serentak; (b) perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi; (c)

gerakan pengendalian OPT dan panen;

2) melaksanakan dukungan dalam keadaan tertentu untuk: (a) penyaluran

benih, pupuk dan alsintan; (b) infrastruktur jaringan irigasi;

3) Melakukan pengawasan terhadap pemberkasan administrasi dan

penyaluran bantuan kepada penerima manfaat.

Dalam mempersiapkan kesiapan TNI melaksanakan pengawalan program

UPSUS ini, maka telah dilaksanakan pelatihan singkat kepada para

Babinsa oleh para pakar yaitu penyuluh, para peneliti dari Dinas Pertanian

dan Balitbangtan untuk memudahkan operasionalisasi di lapangan.

Beberapa materi pelatihan yang diberikan kepada para Babinsa antara

lain: optimalisasi lahan, peningkatan penggunaan benih bermutu,

penerapan teknologi pemupukan yang tepat, pengamanan produksi dari

OPT, serta mengoptimalkan pupulasi tanam melalui teknologi “Jajar

Legowo” pada tanaman padi.

Page 49: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

37

Pendampingan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Oleh TNI

Untuk mengawal kegiatan pengembangan jaringan irigasi, sesuai dengan

Nota Kesepahaman antara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian

dengan Asisten Teritorial KASAD No.06/SR.120/B.1/01/2105 tentang

Mendukung Peningkatan Padi, Jagung, Kedelai melalui Program

Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukung tanggal 8 Januari 2015,

maka pada TA 2015 ini dilakukan bantuan pendampingan oleh aparat TNI

sampai tingkat desa. Bantuan pendampingan ini bertujuan untuk

memotivasi petani dalam mengoptimalkan penanaman padi, jagung dan

kedelei dengan adanya perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukung

lainnya.

Anggaran yang dialokasikan untuk Pendampingan Kegiatan

Pengembangan Jaringan Irigasi terkait program TNI AD Kegiatan Sarana

dan Prasarana adalah senilai Rp6.786.813.000,00 dan terealisasi senilai

Rp3.466.642.521,00 (51,08%). Pendampingan dilaksanakan pada seluruh

propinsi dan kabupaten penerima bantuan RJIT untuk mengoptimalkan

pemanfaatan bantuan prasarana dan sarana pertanian umumnya dan

khususnya bantuan prasarana dan sarana pertanian yang dialokasikan

dalam mendukung aspek pengelolaan air irigasi.

Adanya dukungan pendampingan TNI ini dapat membantu terbatasnya

petugas yang ada di tingkat lapangan sehingga pelaksanaan

pengembangan jaringan irigasi yang dialokasikan sangat luas pada tahun

ini dapat terlaksana. Dukungan kegiatan TNI AD ini selain berupa

kegiatan pendampingan juga fasilitasi dan koordinasi dengan instansi

terkait, sehingga memudahkan akses koordinasi dengan instansi terkait

Gambar 1. Tanam Serentak di Desa Tambong, Kec. Babat, Kab. Banyuwangi

Gambar 2. Tanam Serentak di Desa Kalibaru Wetan, Kec. Kalibaru, Kab. Banyuwangi

Page 50: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

38

yang selama ini cukup kesulitan. Berikut dukungan TNI AD dalam

pendampingan kegiatan pengembangan jaringan irigasi.

Pendampingan Kegiatan Perluasan Sawah Oleh TNI

Kegiatan Pendampingan Kegiatan Perluasan Sawah Oleh TNI

dilaksanakan berdasarkan Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian

dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) No

01/MOU/RC.120/M/1/2015 tentang Mewujudkan Kedaulatan Pangan

tanggal 8 Januari 2015. Kegiatan ini dianggarkan sebagai salah satu

komponen kegiatan dalam alokasi anggaran non konstruksi cetak sawah

dan salah satu komponen kegiatan pendampingan cetak sawah.

Anggaran Pendampingan Kegiatan Perluasan Sawah Oleh TNI sebesar

Rp3.126.800.000,00 berasal dari anggaran perluasan sawah sebesar

Rp1.447.000.000,00 dan dari anggaran pendampingan cetak sawah

sebesar Rp1.679.800.000,00 terealisasi sebesar Rp1,221,839,360,00

dari komponen kegiatan perluasan sawah.

3.1.3.3.3. Pendampingan Penyuluh dan Perguruan Tinggi (Dosen dan Mahasiswa)

Dengan sasaran produksi pajale yang telah ditetapkan melalui dukungan

kegiatan dan anggaran yang sangat besar, diperlukan pendampingan

penyuluh dan perguruan tinggi. Petani sebagai penerima manfaat

kegiatan sekaligus sebagai pelaku peningkatan produksi pajale diberikan

pendampingan agar hasil yang dicapai dapat lebih efektif. Pendampingan

ini dilaksanakan oleh BPPSDMP melalui kegiatan penyuluhan pertanian,

pelatihan pertanian, pendidikan pertanian dan dukungan manajemen

dengan realisasi anggaran senilai Rp445.492.204.107.00 (78,37%) dari

target senilai Rp568.456.241.000,00. Kontribusi atau peran dari

Gambar 3. Dukungan Aparat TNI AD di Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan

Selatan Selatan

Page 51: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

39

pendampingan penyuluh dan perguruan tinggi pada pengawalan UPSUS

Pajale ini sebagai berikut :

Peran penyuluh: 1). Melaksanakan pengawalan dan pendampingan

pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT dan demfarm, 2). Meningkatkan

kemampuan kelembagaan petani (poktan, gapoktan, P3A dan GP3A) dan

kelembagaan ekonomi petani, 3).Mengembangkan jejaring dan kemitraan

dengan pelaku usaha.

Peran Perguruan Tinggi (Dosen dan Mahasiswa): 1). Membantu

pelaksanakan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT,

POL, RJIT dan demfarm; 2). Membantu penyuluh dalam memfasilitasi

introduksi teknologi peningkatan produkai padi, jagung dan kedelai yang

dihasilkan oleh perguruan tinggi melalui demfarm, 3). Mengembangkan

model pemberdayaan petani.

Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian

Pengawalan dan pendampingan penyuluh dilaksanakan di wilayah kerja

penyuluh pertanian. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan

keswadayaan dan kemampuan agribisnis petani dalam upaya

meningkatkan produksi dan produktivitas padi, jagung, dan kedelai dan

komoditas strategis lainnya. Dalam Pengawalan dan pendampingan

penyuluh ini juga dilaksanakan kegiatan pemberdayaan petani terpadu,

dengan alokasi anggaran seluruhnya senilai Rp272.128.172.000,00 dan

terealisasi senilai Rp191.464.122.325,00 (70,36%). Pelaksanaan kegiatan

ini dilakukan oleh 25.412 penyuluh PNS dan 20.439 penyuluh THL-TB PP

pada 5.232 BP3K di 24.000 wilayah kerja penyuluh pertanian.

Gambar 4. Pengawalan Penyuluh dalam rangka Upsus Pajale

Page 52: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

40

Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian Mendukung UPSUS

Pelatihan bagi petani, penyuluh dan babinsa bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi aparatur dan non aparatur, khususnya dalam

teknis pertanian maupun metodologi penyuluhan. Untuk pelaksanaan

pelatihan ini dialokasikan anggaran senilai Rp129.260.309.000,00 dan

terealisasi senilai Rp108.660.473.637,00 (84,96%) dengan peserta

pelatihan terealisasi kepada 32.360 orang.

Pendampingan Mahasiswa

Program dan kegiatan pembangunan pertanian yang diluncurkan kepada

para petani dan kelompok tani perlu secara massif dilakukan

pendampingan. Tenaga pendamping salah satunya adalah mahasiswa

yang berperan dalam (i) membantu penyuluh pertanian/THL-TBPP dalam

kegiatan UPSUS di tingkat kecamatan/desa; (ii) bermitra dengan penyuluh

pertanian dan babinsa dalam pendampingan program Kegiatan UPSUS

kepada petani; (iii) membantu dosen dan penyuluh dalam melaksanakan

kegiatan Pengujian Teknologi. Program Pendampingan mahasiswa dalam

UPSUS pada tahun 2015 melibatkan 8.610 mahasiswa, 5 STPP dan 14

Perguruan Tinggi yang ada di 16 Provinsi. Kegiatan ini dialokasikan

dengan anggaran senilai Rp129.009.027.000,00 dan terealisasi senilai

Rp97.328.618.970,00 (75,44%).

Gambar 5. Kegiatan Pelatihan Pertanian mendukung UPSUS

Page 53: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

41

3.1.3.3.4. Dukungan Manajemen

Pembangunan prasarana dan sarana pertanian dalam mencapai tujuan

program juga didukung melalui dukungan manajemen dan dukungan

teknis lainnya baik di pusat maupun daerah. Capaian kegiatan dukungan

manajemen di pusat, sebagai berikut :

a). Capaian kegiatan dukungan manajemen

Capaian kegiatan dukungan manajemen Ditjen PSP sebagai berikut:

Tabel 13. Capaian Kegiatan Dukungan Manajemen Ditjen PSP

NO SASARAN KEGIATAN TARGET REALISASI SATUAN % CAPAIAN1. 1. Jumlah dokumen perencanaan

program, anggaran dan kerjasama6 6 dokumen

100,00

2. Jumlah administrasi keuangan dan perlengkapan

34 34 provinsi 100,00

3. Jumlah SAK dan SIMAK BMN 34 34 provinsi 100,004. Jumlah Standar Operasional

Prosedur (SOP) tata laksana kepegawaian

4 4 dokumen100,00

5. Jumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan prasarana dan sarana pertanian

1 1 dokumen

100,00

6. Jumlah informasi prasarana dan sarana pertanian yang dipublikasikan

6 6 leaflet100,00

7. Jumlah dukungan Prasarana dan Sarana kerja untuk Direktorat Jenderal

1 1 paket100,00

8. Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan

5 5 laporan100,00

9. Jumlah laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan dan audit (LHP dan LHA)

4 4 dokumen100,00

INDIKATOR KINERJAMeningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Sumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015

Kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mengatur dan mengarahkan

agar penggunaan segala sumber daya berjalan secara efisien dan efektif,

yang pelaksanaannya meliputi mulai dari proses perencanaan hingga

implementasi kegiatan diantaranya melalui ; 1). Penerbitan pedoman, 2).

Sosialisasi pedoman, 3). Pembentukan Tim Teknis Kabupaten sebagai

sarana pendampingan, supervisi dan advokasi bagi kelompok tani.

Gambar 6. Pengawalan Mahasiswa terkait Pengenalan Mekanisasi Pertanian pada Kelompok Tani Budaya, Desa Mekarasih, Kec. Banyusari, Kab Karawang

Page 54: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

42

Namun pada implementasinya, masih terdapat kekurangan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia di daerah baik dari segi kuantitas maupun kompetensi sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan. Sebagai upaya yang serius, sudah seharusnya dilakukan penambahan kuantitas sumber daya di daerah yang memiliki kompetensi, sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi efisien dan efektif.

b). Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PSP

Capaian penilaian SAKIP Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2014 yang dinilai pada tahun 2015, diperoleh nilai SAKIP 77,90 (predikat “A”). Nilai ini meningkat dari hasil capaian tahun 2014 yaitu 71,03 (predikat “B”).

Sedangkan untuk pengawasan melalui penerapan Sistem Pengendalian Intern, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian termasuk dalam “sangat handal” dengan 5 unit Eselon II yang memperoleh sertifikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Predikat ini meningkat dari tahun sebelumnya yang memperoleh predikat handal.

3.1.4. Tambahan Informasi Lainnya

Dalam pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana pertanian, banyak dijumpai potret keberhasilan dari kinerja pelaksanaan kegiatan yang berkontribusi terhadap peningkatan luas baku lahan pertanian, luas pertanaman (IP) dan produktivitas pertanian. Beberapa potret keberhasilan pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana pertanian, sebagai berikut :

Pengembangan Jaringan Irigasi

Gambar 7. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Subang Prov. Jawa Barat

Page 55: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

43

Gambar 8. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Tanjab Timur Prov. Jambi

Gambar 9. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Pinrang Prov. Sulsel

Page 56: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

44

Gambar 10. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Wajo Prov. Sulsel

Gambar 11. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Sumbawa Barat Prov. NTB

Page 57: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

45

Gambar 12. Pengembangan jaringan irigasi di Kota Bima Prov. NTB

Gambar 13. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Sikka Prov. NTT

Page 58: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

46

Gambar 14. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Lebak Prov. Banten

Pengembangan Metode SRI

Gambar 15. Pengembangan SRI di Kab. Pemalang, Prov Jateng

Page 59: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

47

Gubernur Sumatera Barat melakukan penaburan pupuk di lahan sawah

cetak baru di Jorong Koto, Nagari Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.

Panen perdana cetak sawah baru di Koto Baru Dhamasraya telah

mencapai 4,3 ton gkg dengan produksi padi sebesar 59.940 ton GKG,

yang masih di bawah rata-rata Sumatera Barat 5 ton/ha gkg. Tahun 2014

kabupaten Dhamasraya mencapai 70.058 ton, meningkat signifikan di

atas 20%. Peningkatan produksi padi kabupaten Dhamasraya diharapkan

terjadi melalui peningkatan luas tanam dan luas panen maupun

peningkatan produktivitas. Peningkatan luas tanam dan panen sebesar

2.000 ha dari 12.000 ha menjadi 14.000 Ha.

Cetak Sawah Baru di Kabupaten Dharmasraya

Optimasi Lahan

Gambar 16. Optimasi Lahan di Kab. Aceh Tamiang, Prov.Aceh

Perluasan Sawah

Gambar 17. Perluasan Sawah di Kab. Dharmasraya, Sumatera Barat

Page 60: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

48

Mekanisasi Pertanian

Gambar 18. Mekanisasi Pertanian di Kab Sukoharjo, Prov Jawa Tengah

Gambar 19. Penggunaan TR 4 di Kab. Bojonegoro, Prov Jawa Timur

Page 61: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

49

Gambar 20. Penggunaan Transplanter di Kab. Bojonegoro, Prov Jawa Timur

Gambar 21. Penggunaan Excafator Mini di Desa Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur

Page 62: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

50

Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik

Gambar 22. Pembangunan UPPO di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Gambar 23. Pembangunan UPPO di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

Page 63: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

51

3.2. Realisasi Anggaran

3.2.1. Realisasi Anggaran Ditjen PSP TA.2015

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan

anggaran tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam

perjalanan tahun anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan

anggaran melalui dana APBNP, sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai

Rp14.392.200.941.000,00. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan di daerah

dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai Rp10.827.043.416.000,00 dan

Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan juga dana satker pusat

senilai Rp2.886.976.545.000,00. Jumlah Dipa Satker lingkup Ditjen Prasarana dan

Sarana Pertanian sebanyak 115 Satker.

Secara total sampai dengan 31 Desember 2015, realisasi penyerapan anggaran

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian adalah senilai Rp12.978.293.505.478,00

dari target anggaran Rp14.392.200.941.000,00 atau sebesar 90,18%. Realisasi

anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian per kewenangan seperti pada

tabel 14 berikut :

Tabel 14. Daftar Pagu dan Realisasi Ditjen PSP per Kewenangan

Rp %1. Pusat 2.886.976.545.000 2.549.710.627.008 88,32

2. Dekonsentrasi 678.180.980.000 538.177.887.093 79,36

3. Tugas Pembantuan 10.827.043.416.000 9.890.404.991.377 91,35

JUMLAH 14.392.200.941.000 12.978.293.505.478 90,18

No. SATKER PAGU REAL. PENYERAPAN

Sumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015

Dari dana Pusat sebesar Rp2.886.976.545.000,00 digunakan untuk mendukung

kegiatan di 6 (enam) Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan

senilai Rp11.667.500.000,00, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi senilai Rp

28.065.772.000,00 yang terdiri dari Rp9.627.697.000,00 (RM) ditambah dengan

anggaran yang bersumber dari bantuan luar negeri senilai Rp18.438.075.000,00

(RK dan RMP). Direktorat Pembiayaan Pertanian senilai Rp506.096.850.000,00

Direktorat Pupuk dan Pestisida senilai Rp224.825.449.000,00, Direktorat Alat dan

Mesin Pertanian senilai Rp1.697.998.403.000,00 dan Sekretariat Direktorat

Page 64: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

52

Jenderal senilai Rp418.322.571.000,00. Adapun realisasi anggaran dari masing-

masing eselon II seperti pada tabel 15 berikut :

Tabel 15. Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Eselon II

No Kegiatan Pagu Realisasi %1. Setditjen PSP 418.322.571.000 284.986.572.266 68,13

2. Direktorat Perluasan Areal danPengelolaan Lahan 11.667.500.000 10.185.732.467 87,30

3. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi 28.065.772.000 17.804.095.915 63,44

4. Direktorat Pembiayaan Pertanian 506.096.850.000 388.565.950.266 76,78

5. Direktorat Pupuk dan Pestisida 224.825.449.000 218.820.434.934 97,33

6. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 1.697.998.403.000 1.629.347.841.160 95,96

2.886.976.545.000 2.549.710.627.008 88,32JUMLAHSumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015

Adapun realisasi anggaran Ditjen PSP per kegiatan seperti pada tabel 16 berikut :

Tabel 16. Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Kegiatan

No Kegiatan Pagu Realisasi %

1. Dukungan Manajemen dan DukunganTeknis Lainnya Ditjen PSP 1.299.685.351.000 1.009.239.210.838 77,65

2. Perluasan Areal dan Pengelolaan LahanPertanian 4.105.466.518.000 3.759.248.628.705 91,57

3. Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian 4.698.371.684.000 4.325.729.646.251 92,07

4.Pelayanan Pembiayaan Pertanian danPengembangan Usaha AgribisnisPerdesaan (PUAP)

523.724.950.000 402.027.790.829 76,76

5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 460.739.892.000 427.313.612.834 92,75

6. Pengelolaan Sistem Penyediaan danPengawasan Alat dan Mesin Pertanian 3.304.212.546.000 3.054.734.616.021 92,45

14.392.200.941.000 12.978.293.505.478 90,18JUMLAHSumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015

Pada TA. 2015 terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman

Pangan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yang

Page 65: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

53

anggarannya tercantum pada Dipa Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Adapun

alokasi anggaran dan realisasi anggaran yang tercapai, sebagai berikut :

Tabel 17. Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen PSP per Pelaksana

Rp %1. Ditjen PSP 10.573.633.557.000 10.216.833.454.647 96,632. Ditjen Tanaman Pangan 2.978.131.943.000 2.119.946.624.344 71,183. Ditjen PPHP 271.979.200.000 196.021.222.380 72,074. BPPSDMP 568.456.241.000 445.492.204.107 78,37

JUMLAH 14.392.200.941.000 12.978.293.505.478 90,18

REAL. PENYERAPANNo. Eselon I PAGU

Sumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015

3.2.2. Efisiensi Penggunaan Anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana

Pertanian

Realisasi anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian senilai Rp. 12.978.293.505.478,00 dari target Rp. 14.392.200.941.000,00 (90,18%), sebagian

besar dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan fisik pembangunan prasarana

dan sarana pertanian di daerah melalui tugas pembantuan dan pengadaan alsintan

secara e-catalog. Mekanisme pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan

fisik di lapangan dilakukan secara bantuan sosial (bansos), sehingga tercapai

efisiensi penggunaan anggaran melalui : 1). Tidak adanya unsur pengambilan

keuntungan dari anggaran bansos yang diserahkan, 2). Adanya potensi

penambahan volume pekerjaan dari volume yang ditargetkan melalui swadaya

masyarakat/petani. Selain itu, efisiensi penggunaan anggaran juga tercapai melalui

diterapkannya pengadaan alsintan secara e-catalog. Dengan sistem e-catalog ini

telah disepakati perjanjian antara LKPP dan pengusaha terkait adanya jaminan dari

pengusaha bahwa harga alsintan yang diusulkan dalam e-catalog adalah lebih

rendah dari harga pasar.

3.3. Hambatan Dan Kendala

Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman yang

diukur melalui 2 indikator kinerja memberikan hasil bahwa 1 indikator yaitu jumlah

penambahan luas baku lahan padi tercapai 81,69% termasuk kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 52,11%

Page 66: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

54

termasuk kategori kurang berhasil. Beberapa kendala yang dihadapi sehingga

mempengaruhi capaian kinerja tersebut, sebagai berikut :

a). Jumlah penambahan luas baku lahan padi; capaian ini berhasil namun belum

tercapai 100%. Kegiatan ini dikontribusikan melalui kegiatan perluasan sawah.

Kendala yang dihadapi sebagai berikut :

1). administrasi

Belum adanya komitmen dari instansi terkait dalam penyelesaian dokumen

lingkungan sehingga waktu yang dibutuhkan beragam bahkan cukup lama

dan belum menggunakan SOP yang seragam antar daerah.

2). Perencanaan Kinerja

a) Rencana anggaran biaya yang disusun masih bersifat umum dan hanya

menggambarkan besaran nilai biaya per tahapan kegiatan, belum

terinci sesuai dengan spesifikasi desain yang dibuat.

b) Gambar hasil pembuatan SID masih belum operasional karena belum

dibuat dengan kaidah pemetaan yang sesuai sehingga masih terdapat

lokasi dalam SID yang tidak dapat dilakukan kegiatan cetak sawah atau

masuk dalam lokasi peruntukan lainnya.

3). Teknis

a) Lahan yang ditentukan masih ada yang belum clear and clean dan

masih ada yang masuk dalam kawasan hutan.

b) Kesulitan dalam mobilisasi alat khususnya untuk lokasi yang sulit

dijangkau transportasi atau lokasi yang harus menyeberang sehingga

terdapat kekurangan alat berat pada beberapa lokasi.

b). Jumlah penambahan luas tanam padi; capaian ini termasuk dalam kategori

kurang berhasil. Kegiatan ini dikontribusikan melalui kegiatan pengembangan

jaringan irigasi. Kendala yang dihadapi sebagai berikut :

1). Kebijakan

Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari

Kementerian Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan

pekerjaan fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi.

Page 67: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

55

2). Administrasi

Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar

provinsi.

3). Geografis

kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat

dengan index kuat pada index 2,48 yang notabene melebihi index el nino

kuat tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino

kuat menghasilkan luas tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam

dari luas tanam tahun 1996 yaitu seluas 11.797.984 atau menurun sebesar

14,34%, namun pada tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48,

masih dapat mencapai luas tanam seluas 13.981.580 Ha dari tahun

sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau surplus sebesar 2,29% dari tahun

sebelumnya.

4). Fisik

Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat

diselesaikan menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap

penambahan luas tanam belum seluruhnya dapat dirasakan pada musim

tanam berikutnya.

5). Perencanaan Kinerja

Dari perencanaan kinerja, penetapan target jumlah penambahan luas tanam

padi seluas 600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan

jaringan irigasi yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi

penambahan IP sebesar 0,5 dan bukan ditetapkan dengan

mempertimbangkan trend penambahan luas tanam beberapa periode tahun

ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup tinggi.

3.4. Upaya dan Tindak Lanjut

Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka diperlukan upaya tindak lanjut dan

tindakan antisipatif ke depan sebagai berikut :

a). Jumlah penambahan luas baku lahan padi;

Page 68: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

56

1). administrasi

Melakukan pengawalan terhadap proses penyusunan dokumen lingkungan

yang dilakukan oleh unit SKPD pelaksana.

2). Perencanaan Kinerja

a) Meningkatkan pembinaan dalam penyusunan RAB serta persiapan SID

oleh propinsi.

b) Meningkatkan kualitas SID yang disusun pada T-1 dengan

mengalokasikan anggaran melalui dana dekosentrasi untuk penyusunan

SID.

3). Teknis

Meningkatkan kerja sama dengan TNI AD untuk penyediaan alat-alat berat

dalam membantu proses konstruksi di lapangan.

b). Jumlah penambahan luas tanam padi;

1). Kebijakan

Mereview dan menelaah kembali kebijakan terkait ketentuan calon lokasi

pelaksanaan kegiatan yang tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain,

mengingat berbagai program kegiatan yang cukup banyak sementara calon

lokasi terbatas.

2). Administrasi

Melakukan pengawalan terhadap proses revisi DIPA sehingga dapat

mempercepat proses pencairan dana.

3). Geografis

Melakukan upaya antisipasi terhadap kondisi iklim melalui fasilitasi kegiatan

RJIT dan konservasi air dan percepatan tanam melalui pengadaan pupuk

dan alsintan.

Page 69: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

57

4). Fisik

Melakukan pengawalan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pekerjaan

fisik.

5). Perencanaan Kinerja

Melakukan perhitungan target dalam PK dengan mempertimbangkan

capaian target-target sebelumnya, selain dengan memperhitungkan

kontribusi dari kegiatan pendukung utama.

Page 70: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

58

BAB IV PENUTUP

Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan

pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dalam pencapaian sasaran strategis

Ditjen PSP TA. 2015 disampaikan dalam Laporan Kinerja Ditjen PSP. Dalam Laporan

kinerja ini disajikan informasi capaian kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan

analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan.

Pencapaian sasaran program Ditjen PSP tahun 2015 yang ditetapkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja yaitu penambahan luas pertanaman. Dari pengukuran 2 indikator

kinerja, 1 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas 18.789 Ha dari target 23.000 Ha (81,96%) dikategorikan “Berhasil” dan I indikator kinerja yaitu

jumlah penambahan luas tanam padi seluas 312.646 Ha dari target 600.000 Ha (52,11%) dikategorikan “kurang berhasil”. Indikator Jumlah penambahan Luas tanam padi pada

tahun 2015 yang dikontribusikan melalui kegiatan utama pengembangan jaringan irigasi

ini kurang berhasil karena beberapa kendala yang dihadapi, sebagai berikut :

1) Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari Kementerian

Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik kegiatan

pengembangan jaringan irigasi

2) Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar provinsi

3) kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat dengan

index kuat pada index 2,48 yang notabene melebihi index el nino kuat tahun 1997

yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino kuat menghasilkan luas

tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam dari luas tanam tahun 1996 yaitu

seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun pada tahun 2015 ini,

dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat mencapai luas tanam seluas

13.981.580 Ha dari tahun sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau surplus sebesar

2,29% dari tahun sebelumnya. Namun angka ini masih dibawah dari target PK Ditjen

PSP.

4) Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat diselesaikan

menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap penambahan luas tanam belum

seluruhnya dapat dimanfaatkan pada tahun anggaran berjalan.

Page 71: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

59

5) Dari perencanaan kinerja, penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi

seluas 600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan jaringan irigasi

yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi penambahan IP sebesar 0,5 dan

bukan ditetapkan dengan mempertimbangkan capaian penambahan luas tanam

beberapa periode tahun ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup

tinggi.

Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga

implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Perbaikan/review dokumen

perencanaan, 2). Peningkatan pembinaan dan pengawalan mulai dari penyusunan RAB

kegiatan, pemberkasan bansos, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3).

Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi

permasalahan dan solusinya sejak dini, 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh

stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan

prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif dan antisipasi

terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi.

Page 72: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

60

LAMPIRAN 1.

Struktur Organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Page 73: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

61

Page 74: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

62

LAMPIRAN 2.

Jumlah Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Page 75: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

63

Lampiran 2.

a b c d a b c d a b c d e

1 Setditjen PSP 0 2 8 3 10 32 10 10 5 2 1 0 1 84

2 Dit.Perluasan dan Pengelolaan Lahan 0 1 3 5 3 19 8 11 6 3 1 0 0 60

3 Dit. Pengelolaan Air Irigasi 0 4 0 5 6 20 12 7 7 3 0 1 0 65

4 Dit. Pembiayaan Pertanian 0 0 1 1 3 17 4 12 5 2 1 0 0 46

5 Dit. Pupuk dan Pestisida 0 0 3 2 7 15 14 10 3 3 0 1 0 58

6 Dit. Alat dan Mesin Pertanian 1 1 1 2 2 14 4 4 4 2 1 0 0 36

1 8 16 18 31 117 52 54 30 15 4 2 1 349

No Unit Kerja JmlII Total III

9 45 11

Total IV Total

13 62 9

Golongan

5 24 7

Total 43 254 52

2 36 8

5 46 7

9 41 10

Sumber : Subbagian Kepegawaian, Setditjen PSP, Desember TA. 2015

Page 76: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

64

LAMPIRAN 3.

Rencana Aksi Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Page 77: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

65

Lampiran 3.

RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA. 2015

Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian

Tahun Anggaran : 2015

Rencana Aksi Triwulan 1 (B03)

Volume Volume B03

1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 100.000 Ha 1.   Diterbitkannya Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi;

2.   Sosialisasi Pedoman;

3.   Teridentifikasinya CPCL seluas 700.000 ha

4.   Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 400.000 ha;

5. Terlaksananya Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 200.000 Ha

6.   Pembinaan dan pengawalan kegiatan;

7.   Pengendalian dan evaluasi triwulan I.

RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015

Indikator Kinerja

Jadwal Pelaksanaan

No Sasaran StrategisOutcome

Januari Februari Maret

Target Triwulan I

(B03)Target Setahun

Page 78: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

66

Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian

Tahun Anggaran : 2015

Rencana Aksi Triwulan 2 (B06)

Volume Volume B06

1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 250.000 Ha 1.   Teridentifikasinya CPCL seluas 1.300.000 ha;

2.   Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 1.000.000 ha;

3.   Terlaksananya pengembangan jaringan irigasi seluas 600.000 ha;

4.   Pembinaan dan pengawalan kegiatan;

5.   Pengendalian dan evaluasi triwulan II.

RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015

Jadwal Pelaksanaan

April Mei Juni

No Sasaran StrategisOutcome

Indikator Kinerja Utama

Target Triwulan II

(B06)Target Setahun

Page 79: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

67

Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian

Tahun Anggaran : 2015

Rencana Aksi Triwulan 3 (B09)

Volume Volume B09

1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 450.000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 2.600.000 ha;

2. Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 2.200.000 ha;

3. Terlaksananya pengembangan jaringan irigasi seluas 1.600.000 ha;

4. Pembinaan dan pengawalan kegiatan;

5. Pengendalian dan evaluasi triwulan III.

Jadwal Pelaksanaan

Juli Agustus September

RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015

No Sasaran StrategisOutcome

Indikator Kinerja

Target Triwulan III

(B09)Target Setahun

Page 80: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

68

Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian

Tahun Anggaran : 2015

Rencana Aksi Triwulan 4 (B12)

Volume Volume B12

1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas baku lahan padi 23.000 Ha 23.000 Ha 1. Terlaksananya transfer dana perluasan sawah seluas 23.000 Ha

2. Terlaksananya perluasan sawah seluas 23.000 ha;

3. Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan pengembangan jaringan irigasi triwulan IV.

1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 600.000 Ha 1. Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 2.478.182 Ha

2. Terlaksananya pengembangan jaringan irigasi seluas 2.478.182 ha;

3. Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan pengembangan jaringan irigasi triwulan IV.

RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015

Jadwal Pelaksanaan

Oktober November Desember

No Sasaran StrategisOutcome

Indikator Kinerja

Target Triwulan IV

(B12)Target Setahun

Ket : Rencana Aksi dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebijakan pada tahun berjalan Sumber : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015

Page 81: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

69

LAMPIRAN 4.

PERJANJIAN KINERJA (PK) DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN

2015 (Semula)

Page 82: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

70

Page 83: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

71

Page 84: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

72

Page 85: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

73

Page 86: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

74

LAMPIRAN 5.

PERJANJIAN KINERJA (PK) DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN

2015 (Revisi)

Page 87: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

75

Page 88: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

76

Page 89: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

77

Page 90: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

78

Page 91: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

79

LAMPIRAN 6

Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi

Dan Perluasan Sawah)

- Renstra 2015-2019 Awal-

Page 92: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

80

LAMPIRAN 6. Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Dan Perluasan Sawah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

PROGRAM PENYEDIAAN DAN

PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA

PERTANIAN

7.113,45 7.993,75 9.507,82 9.739,64 9.977,24 44.331,89

Penambahan Luas Pertanaman

Tercapainya Perluasan Areal Tanam

1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi (Ha) - 200.000 266.700 266.700 266.600

2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) 600.000 60.000 45.000 30.000 15.000

3. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan HPT (Ha) - 25.000 25.000 25.000 25.000

Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 3.120,0 868,3 908,1 943,7 970,5 6.810,5

Meningkatnya Ketersediaan Air Irigasi

dalam Mendukung Produksi Pertanian

Jumlah pengembangan jaringan dan optimasi air (Ha) 2.600.000 500.000 500.000 500.000 500.000 3.120,00 600,00 600,00 600,00 600,00 5.520,0

Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan

Pertanian

1.656,0 5.918,3 7.219,6 7.408,6 7.535,2 29.737,5

Meningkatnya luasan areal pertanian,

pengembangan optimasi lahan, dan

metode SRI, serta mengendalikan laju

alih fungsi lahan pertanian ke non

pertanian dan mendorong peningkatan

status kepemilikan lahan petani serta

mengevaluasi pemanfaatan sertipikat

tanah petani.

Jumlah perluasan sawah (Ha) - 200.000 266.700 266.700 266.600 - 2.800 3.734 3.734 3.732

14.000,0

TOTAL ALOKASI

2015-2019INDIKATOR

TARGET ALOKASI (Rp Miliar)PROGRAM/KEGIATAN SASARAN

Page 93: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

81

LAMPIRAN 7

Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana

dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Dan Perluasan Sawah)

(Renstra 2015-2019 Revisi)

Page 94: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

82

LAMPIRAN 7. Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

12.331,72 11.346,41 9.928,30 10.333,57 11.038,86 54.978,86

Penambahan Luas Pertanaman

Tercapainya Perluasan Areal Tanam

1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi (Ha) 23.000 200.600 243.100 266.700 266.600

2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) 600.000 118.964 65.000 40.000 26.036

Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 4.698,0 1.461,3 870,0 670,0 500,0 8.199,3Meningkatnya Ketersediaan Air Irigasi

Jumlah pengembangan jaringan dan optimasi air (Ha) 2.478.182 469.532 300.000 200.000 100.000 4.698,0 751 480 320 160 6.409,3

Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian 2.065,8 3.837,0 4.766,9 5.203,3 5.214,4 21.087,4

Meningkatnya luasan areal pertanian, Jumlah perluasan sawah (Ha) 23.000 200.600 243.100 266.700 266.600 577,9 3.801 4.619 5.067 5.065 19.130,5

ALOKASI (Rp Miliar) TOTAL ALOKASI

2015-2019INDIKATOR

TARGETPROGRAM/KEGIATAN SASARAN

Page 95: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

83

LAMPIRAN 8

LUAS TANAM PERIODE JAN – DES 2014 DAN JAN-Des 2015

(BPS, per 25 Januari 2016)

Page 96: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

84

LAMPIRAN 8. LUAS TANAM PERIODE JAN – DES 2014 DAN JAN-Des 2015

JAN-DES 2014

Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (12) (13) (14) (15) (17)

1100000 N. Aceh Darussalam 87.429 19.333 12.613 4.954 10.366 75.147 40.583 7.507 11.883 15.881 58.954 94.883 439.533

1200000 Sumatera Utara 36.608 28.628 32.125 61.251 50.296 66.156 37.189 39.779 90.443 88.079 102.568 96.329 729.451

1300000 Sumatera Barat 34.406 35.536 45.321 39.653 47.143 42.580 31.622 32.711 56.597 47.455 43.404 40.391 496.819

1400000 R I A U 9.085 5.906 6.670 7.765 4.848 950 765 3.163 29.556 24.984 15.202 7.554 116.448

1500000 J A M B I 14.699 6.882 5.112 7.016 9.222 13.362 10.170 9.876 17.962 11.167 17.184 17.416 140.068

1600000 Sumatera Selatan 56.485 17.926 19.652 52.206 97.359 129.430 37.379 13.206 27.824 49.835 157.899 139.362 798.563

1700000 B E N G K U L U 9.653 11.010 7.836 6.914 10.146 20.604 13.341 7.223 5.348 8.306 12.594 19.877 132.852

1800000 L A M P U N G 66.406 28.678 31.635 36.225 80.462 89.123 25.345 7.569 8.397 12.631 65.751 174.522 626.744

1900000 Kep. Bangka Belitung 668 1.003 363 126 226 82 180 2.382 4.459 1.276 1.306 786 12.857

2100000 Kepulauan Riau 23 64 31 5 38 - - 96 14 44 48 39 402

3100000 D K I Jakarta 182 - 85 175 487 10 14 90 141 284 37 37 1.542

3200000 Jawa Barat 245.689 120.827 124.884 196.627 218.754 195.425 129.256 105.910 73.512 66.793 176.480 326.378 1.980.535

3300000 Jawa Tengah 216.768 87.644 187.157 223.601 166.457 114.965 76.456 63.170 38.851 63.068 185.771 380.853 1.804.761

3400000 D I Yogyakarta 5.410 7.525 12.740 18.187 8.880 4.015 3.871 4.596 7.666 4.824 48.750 27.556 154.020

3500000 Jawa Timur 278.425 75.281 143.896 330.917 151.986 89.282 93.936 80.052 49.289 42.277 155.697 535.782 2.026.820

3600000 Banten 41.063 16.825 19.484 37.672 51.053 47.902 14.505 6.525 14.298 12.319 32.865 73.556 368.067

5100000 B A L I 23.129 14.303 8.393 6.191 9.214 11.818 15.718 14.379 9.256 3.157 4.296 14.497 134.351

5200000 Nusa Tenggara Barat 102.904 32.118 8.778 50.663 37.865 14.441 4.302 10.101 8.733 4.856 12.726 129.588 417.075

5300000 Nusa Tenggara Timur 59.408 40.728 10.890 3.932 6.071 9.719 12.219 8.034 7.269 3.020 14.834 70.947 247.071

6100000 Kalimantan Barat 6.378 1.154 4.009 19.759 37.937 21.422 8.922 31.862 132.253 92.929 64.297 31.024 451.946

6200000 Kalimantan Tengah 7.596 11.317 24.277 42.293 25.072 10.864 3.173 915 22.811 39.928 37.085 22.638 247.969

6300000 Kalimantan Selatan 78.386 47.865 82.894 77.500 36.354 20.629 29.251 22.348 6.219 1.517 21.294 69.922 494.179

6400000 Kalimantan Timur 17.197 4.987 1.378 996 6.412 15.748 5.129 1.857 7.074 10.020 11.311 17.043 99.152

6500000 Kalimantan Utara 410 102 798 472 2.150 1.475 1.764 4.864 8.926 12.847 8.378 3.053 45.239

7100000 Sulawesi Utara 4.599 18.973 9.211 16.862 10.024 8.825 7.129 12.755 14.095 10.022 9.486 9.384 131.365

7200000 Sulawesi Tengah 30.197 20.398 14.366 10.963 15.790 28.643 28.610 14.176 10.825 5.490 10.342 23.883 213.683

7300000 Sulawesi Selatan 137.088 58.716 36.649 50.148 267.073 114.139 34.339 36.714 30.398 11.323 59.995 147.830 984.412

7400000 Sulawesi Tenggara 19.488 14.816 12.260 13.840 11.639 12.534 12.377 12.768 7.057 5.633 6.450 7.410 136.272

7500000 Gorontalo 3.946 749 3.970 9.252 9.119 4.789 1.362 2.422 1.248 3.115 8.758 14.263 62.993

7600000 Sulawesi Barat 13.266 8.293 4.296 7.901 7.602 10.659 4.236 4.719 3.521 5.934 9.136 8.683 88.246

8100000 M A L U K U 2.189 601 6 166 1.966 6.398 922 959 10 9 561 4.281 18.068

8200000 Maluku Utara 3.535 1.906 1.890 2.339 1.673 1.026 1.516 1.489 474 627 2.804 2.230 21.509

9100000 Papua Barat 838 856 1.102 527 219 241 240 468 881 899 871 128 7.270

9300000 Papua 6.526 2.340 642 2.380 11.361 3.636 2.482 120 2.107 2.956 2.769 1.333 38.652

JUMLAH 1.620.079 743.290 875.413 1.339.478 1.405.264 1.186.039 688.303 564.805 709.397 663.505 1.359.903 2.513.458 13.668.934

Page 97: LAKIN DITJEN PSP TA 2015.pdf

85

JAN-DES 2015

Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan-Des

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (12) (13) (14) (15) (17)

1100000 Aceh 70.036 29.635 6.845 5.600 22.504 89.960 32.930 17.427 26.018 9.475 40.994 113.026 464.450

1200000 Sumatera Utara 34.788 37.316 51.035 47.451 59.985 64.307 46.749 48.986 128.827 71.383 81.545 82.444 754.816

1300000 Sumatera Barat 33.705 43.988 46.865 41.853 45.607 39.986 26.792 33.905 60.429 38.117 41.705 50.222 503.174

1400000 Riau 5.321 4.020 11.834 2.396 4.725 6.584 1.744 1.902 22.588 15.713 13.462 8.760 99.049

1500000 Jambi 11.010 10.939 9.807 6.945 10.521 15.371 5.418 3.896 5.277 6.758 15.024 26.137 127.103

1600000 Sumatera Selatan 65.675 16.055 28.234 49.383 169.487 143.592 25.998 11.096 37.604 36.812 157.886 165.534 907.356

1700000 Bengkulu 13.030 9.982 7.011 4.562 12.384 18.677 10.071 5.633 5.971 3.967 5.968 22.190 119.446

1800000 Lampung 104.190 33.925 66.770 47.021 77.007 73.101 30.176 10.083 27.449 3.942 52.308 159.377 685.349

1900000 Kepulauan Bangka Belitung 547 496 571 382 798 653 205 3.471 2.571 2.284 3.611 1.379 16.968

2100000 Kepulauan Riau 58 12 6 9 19 6 1 38 7 50 1 39 246

3100000 Dki Jakarta 60 77 236 273 20 114 44 51 108 1 79 31 1.094

3200000 Jawa Barat 278.742 119.919 100.666 194.599 247.756 152.509 94.717 84.967 69.417 41.005 86.679 341.812 1.812.788

3300000 Jawa Tengah 222.263 105.543 259.814 194.745 207.036 107.343 63.420 54.463 55.518 46.539 151.953 395.968 1.864.605

3400000 Di Yogyakarta 7.422 6.206 15.694 19.882 6.584 4.081 3.605 3.932 8.013 1.918 21.959 51.968 151.264

3500000 Jawa Timur 308.961 83.749 233.903 285.189 178.988 91.652 94.623 94.393 61.933 34.457 102.726 534.575 2.105.149

3600000 Banten 60.446 17.893 22.161 41.988 57.420 38.125 9.629 13.489 20.901 7.329 16.633 78.297 384.311

5100000 Bali 22.762 20.784 8.558 5.190 8.919 12.494 13.763 11.655 12.747 2.569 4.010 11.396 134.847

5200000 Nusa Tenggara Barat 117.300 35.514 11.585 45.655 54.730 25.407 9.706 9.432 12.767 5.844 6.267 82.362 416.569

5300000 Nusa Tenggara Timur 65.744 46.697 18.858 6.169 5.445 9.395 19.630 9.302 2.831 2.430 5.157 69.536 261.194

6100000 Kalimantan Barat 5.608 816 2.714 25.494 39.779 24.374 8.387 42.991 120.890 83.181 66.789 39.285 460.308

6200000 Kalimantan Tengah 14.377 11.681 38.949 35.176 19.783 15.273 2.181 327 10.026 33.565 54.397 30.159 265.894

6300000 Kalimantan Selatan 75.196 62.696 80.255 84.385 36.962 35.584 41.117 14.647 397 841 28.008 80.276 540.364

6400000 Kalimantan Timur 22.803 4.490 827 643 6.747 20.373 3.211 1.077 10.569 7.259 11.966 10.260 100.225

6500000 Kalimantan Utara 1.054 190 585 788 844 246 1.799 2.516 28.286 9.850 1.645 121 47.924

7100000 Sulawesi Utara 12.782 11.912 8.936 8.306 10.231 14.060 12.628 11.106 9.316 3.297 6.310 890 109.774

7200000 Sulawesi Tengah 37.558 24.997 14.738 8.289 15.534 27.938 26.840 17.105 7.051 3.335 11.599 16.872 211.856

7300000 Sulawesi Selatan 180.749 82.621 60.369 47.194 279.697 125.886 30.714 37.593 48.871 6.316 14.322 124.353 1.038.685

7400000 Sulawesi Tenggara 18.279 18.515 22.615 12.319 11.912 13.081 16.990 11.867 7.552 4.331 5.829 4.848 148.138

7500000 Gorontalo 4.916 1.296 4.211 2.904 9.706 10.984 806 56 1.124 613 4.881 15.726 57.223

7600000 Sulawesi Barat 24.127 6.640 9.220 3.456 6.694 11.125 6.493 4.165 6.089 883 3.275 12.263 94.430

8100000 Maluku 7.126 711 436 21 2.603 6.464 413 26 292 1.005 534 1.915 21.546

8200000 Maluku Utara 5.819 1.124 521 1.170 1.404 2.525 1.174 1.291 1.706 680 2.495 3.936 23.845

9100000 Papua Barat 465 1.103 793 331 254 360 970 1.430 352 759 19 227 7.063

9400000 Papua 7.372 12.392 3.596 454 2.632 10.701 1.147 2.500 494 346 1.015 1.878 44.527

JUMLAH 1.840.291 863.934 1.149.218 1.230.222 1.614.717 1.212.331 644.091 566.818 813.991 486.854 1.021.051 2.538.062 13.981.580