Standard Professional Performance 1

21
Standard professional performance. Standar I. Kualitas Pelayanan. Perawat secara sistematis melakukan evaluasi mutu dan efektivitas praktek keperawatan. Standar II. Penilaian Kinerja . Perawat mengevaluasi prakteknya berdasarkan standar praktek professional dan ketentuan lain yang terkait Standard III. Pendidikan Perawat bertanggung jawab untuk memperoleh ilmu pengetahuan mutakhir dalam praktek keperawatan,perkembangan ilmu dan teknologi,social,ekonomi,politik dan pendidikan masyarakat menuntut komitmen perawat untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan sehingga memacu pertumbuhan profesi. Standar IV. Kolegialitas Perawat berinteraksi dengan dan berkontribusi terhadap profesi keperawatan dengan bertemu dengan para profesional lain di bidang medis seperti Dokter,ahli gizi,farmasi dll. Sehingga dapat bertukar pikiran ,saling menghormati dn menghargai. Standar V. Etika Keputusan dan tindakan perawat dalam membantu dan merawat individu didasarkan pada prinsip-prinsip etika (sesuai dengan norma,nilai budaya dan idealisme profesi).

description

standar

Transcript of Standard Professional Performance 1

Page 1: Standard Professional Performance 1

Standard professional performance.

Standar I. Kualitas Pelayanan.

Perawat secara sistematis melakukan evaluasi mutu dan efektivitas praktek keperawatan.

Standar II. Penilaian Kinerja .

Perawat mengevaluasi prakteknya berdasarkan standar praktek professional dan ketentuan

lain yang terkait

Standard III. Pendidikan

Perawat bertanggung jawab untuk memperoleh ilmu pengetahuan mutakhir dalam praktek

keperawatan,perkembangan ilmu dan teknologi,social,ekonomi,politik dan pendidikan

masyarakat menuntut komitmen perawat untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan

sehingga memacu pertumbuhan profesi.

Standar IV. Kolegialitas

Perawat berinteraksi dengan dan berkontribusi terhadap profesi keperawatan dengan bertemu

dengan para profesional lain di bidang medis seperti Dokter,ahli gizi,farmasi dll. Sehingga

dapat bertukar pikiran ,saling menghormati dn menghargai.

Standar V. Etika

Keputusan dan tindakan perawat dalam membantu dan merawat individu didasarkan pada

prinsip-prinsip etika (sesuai dengan norma,nilai budaya dan idealisme profesi).

Standar VI. Kolaborasi

Perawat bekerja sama dengan profesional medis lainnya,berkolaborasi denganklien,keluaraga

dan semua pihak yang terkaitdalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.

Standar VII. Penelitian

Page 2: Standard Professional Performance 1

Perawat mengguankan hasil riset dalam praktek keperawatan. Perawat sebagai professional

mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan pendekatan baru dalam praktek

keperawatn melalui riset.

Standar VIII. Pemanfaatan sumber daya

Perawatmempertimbangkan factor factor yang terkait dengan keamanan,dan biaya dalam

perencanaan dan pemberian asuhan pada klien.pelayanan keperawatan menuntut upaya untuk

merancang program pelayanan keperawatan yang lebih efektif dan efesien. Perawat

berpartisipasi dalam menggali dan memanfaatkan sumber sumber bagi klien.

Hal ini dapat dilihat bahwa dalam pedoman dari kinerja profesional tema pusat adalah

merawat klien dari setiap aspek. Ini adalah dalam pedoman bahwa perawat yang lebih baik

dapat menentukan / perannya sebagai individu orang yang memiliki kemampuan untuk

meningkatkan kesehatan klien mental dan fisik dengan koordinasi mendidik dan bekerja

dengan orang lain untuk mempromosikan lingkungan yang peduli dan mendukung.

A. Kualitas pelayanan keperawatan

. Pengertian kualitas pelayanan keperawatan

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami,

salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa

yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir

selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan

yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan

biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan

standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Menurut Azwar (1996) kualitas

pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan

dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut,

makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.

Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak

terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang

Page 3: Standard Professional Performance 1

evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin

adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri

dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.

Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang yang mempunyai

profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh

rasa tanggung jawab dan pengabdian. Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998)

perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien

merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa

perawat tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat,

kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan

terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama

24 jam sehari.

Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan

pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan

biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan

masyarakat. Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan

kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan

kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap

individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).

Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan

pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang

memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani

proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan

diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

2. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan

Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan

adalah :

a. Keandalan (reliability)

Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan

memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan

kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.

b. Ketanggapan (responsiveness)

Page 4: Standard Professional Performance 1

Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan

pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan

mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

c. Jaminan (assurance)

Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi, percaya diri

dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).

d. Empati atau kepedulian (emphaty)

Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami

kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap konsumen,

melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen,

berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

e. Bukti langsung atau berujud (tangibles)

Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi,

berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alat komunikasi.

Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan

perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada

pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek

penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama. Selanjutnya masing-

masing aspek dijelaskan sebagai berikut:

a. Aspek penerimaan

spek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa

semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa

membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi

utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki

minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.

b. Aspek perhatian

spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap

sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien

dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap

perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

. Aspek komunikasi

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan

pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien

Page 5: Standard Professional Performance 1

dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.

d. Aspek kerjasama

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan

pasien dan keluarga pasien.

e. Aspek tanggung jawab

spek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu

dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam

pelayanan yaitu :

a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan konsumen.

b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang akan

dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.

c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menanggapi

kebutuhan konsumen.

d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi dengan pemberi

servis.

e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan untuk

menyajikan informasi siap saji.

f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia servis pada

saat konsumen memerlukannya.

g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat berurusan

dengan perusahaan.

h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh konsumen

saat berinteraksi dengan perusahaan.

Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri jasa

pelayanan, yaitu :

. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas waktu

standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya.

. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen.

Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan

bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.

. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu

poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasien dan

memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman

Page 6: Standard Professional Performance 1

kepada pasien.

. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan

menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi yang

tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari perawat.

. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang

membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang nyaman

sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.

erdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas

pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut : (a) penerimaan meliputi sikap perawat yang

selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki

minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar

belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan

pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan

memiliki wawasan luas. (b) perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan

keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan

pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki

sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan

dan ketakutan pasien. (c) komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan

komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling

berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga

pasien.(d) kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang

baik dengan pasien dan keluarga pasien. (e) tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang

jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,

konsisten serta tepat dalam bertindak.

B.Pendidikan

Pelayanan keperawatan merupakan Pelayanan profesional, sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai daya ungkit besar terhadap pembangunan bidang kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan salah satunya dari kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan oleh  perawat yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang RI No. 36 th. 2003 tentang Kesehatan pada psl 63 ayat (4) yang menyatakan: Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

Praktik profesional perawat merupakan ciri utama profesi yang diharapkan tetap dipelihara, dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya guna mempertahankan standar praktik

Page 7: Standard Professional Performance 1

profesional yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan peningkatan kemampuan profesional sesuai Standar Profesi Keperawatan. Undang Undang no 36 th 2009 pasal 24 ayat (2) menyatakan : Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesidiatur oleh organisasi profesi. Sementara itu, Peraturan Menteri Kesehatan  RI No. HK.02.02/MENKES/148/1/ 2010 Tentang : Izin dan Penyelanggaraan Praktik Perawat, pasal 12 ayat 2  yang menyatakan: Perawat dalam menjalankan Praktik senantiasa meningkatkan rnutu pelayanan profesinya dengan mengikuti perkernbangan Ilmu pangetahuan dan teknologi melalui pendldikan dan pelatihan sesuai dengan tugasnya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau orgarnisasi profesi.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam rumusan Kerangka Kerja Kompetensi bagi Perawat Indonesia telah menetapkan Pengembangan Profesional sebagai ranah ke tiga, sesuai dengan standar kompetensi global yang ditetapkan oleh International Council of Nurses (ICN). Dalam ranah tersebut, salah satu elemen kompetensi yang harus dimiliki perawat adalah melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, maka Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi bagi perawat, bertanggung jawab dalam menetapkan sistem dan pedoman guna  memelihara dan meningkatkan profesionalisme anggotanya agar tetap akontabel dan terjaga standar kinerjanya  guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya, dan kesehatan pada umumnya. Salah satu bentuk wujud tanggung jawab PPNI terhadap anggotanya berupa menetapkan Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Perawat

Tujuan Panduan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Perawat

Tujuan umumTersedianya acuan bagi setiap perawat agar dapat merencanakan dan mengembangkan karier keprofesiannya secara berkelanjutan guna menjamin mutu pelayanan yang diberikan

Tujuan khusus1.    Tersedianya pedoman bagi perawat untuk menyusun rencana pengembangan keprofesian bagi dirinya  2.    Tersedianya pedoman dalam pemberian penghargaan bagi perawat yang telah berupaya mengembangkan dirinya

Undang-Undang RI no 36 th 2003 mengamanatkan bahwa Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Dalam undang undang tersebut pada pasal 16 dinyatakan bahwa, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sementara itu, pasal 19 menyatakan : Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.

B.Kolaborasi

Page 8: Standard Professional Performance 1

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk

menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian

banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip

yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan,

tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan

untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini.

Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision (1977) yang dikutip

Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian

ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan.

Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama

khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses

berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu

masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan

mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.

American Medical Assosiation (AMA), 1994, setelah melalui diskusi dan

negosiasi yang panjang dalam kesepakatan hubungan professional dokter dan perawat,

mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai berikut ; Kolaborasi adalah proses dimana

dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling

ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-

nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi

untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat. (www.nursingword.org/readroom,)

Koaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam

memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang

diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau

komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.

Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan

atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan

kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan

yang dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha yang

baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mecapai

upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.

Page 9: Standard Professional Performance 1

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan

yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat

pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional

kesehatan. (Lindeke dan Sieckert, 2005). Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah

esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan

perawat dan dokter. Tentunya ada konsekweksi di balik issue kesetaraan yang

dimaksud. Kesetaraan kemungkinan dapat terwujud jika individu yang terlibat merasa

dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada

pasien.

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik

bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek

profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk

pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara

dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan

bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup

praktek dengan berbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain

yang berkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

Kolaborasi di Rumah Sakit

Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam

memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar

tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi mencapai

tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998).

Hubungan kolaborasi di Rumah Sakit :

Dokter Perawat Ahli Gizi

Page 10: Standard Professional Performance 1

laboratorium

administrasi

dll

radiologiIPSRS

Tim Kerja di Rumah Sakit :

Tim satu disiplin ilmu:

- Tim Perawat

- Tim dokter

- Tim administrasi

- dll

Tim multi disiplin :

- Tim operasi

- Tim nosokomial infeksi

- dll

Anggota Tim interdisiplin

Fokus Klien/ Pasien

Page 11: Standard Professional Performance 1

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekolompok profesional yang

mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi

baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan

kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi,

pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi

hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai

antar sesama anggota tim.

Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam

pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.

Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien

sebagai pusat anggota tim.

Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.

Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting

antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.

Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah

penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian

obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya

sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam

mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi kerjasama,

asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan koordinasi

c. Etik

A. Pengertian Etika

Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat

yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian

moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah, baik, buruk, dan

tanggung jawab.(Wikipedia)

Page 12: Standard Professional Performance 1

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “ethos” yang berarti adat, kebiasaan, perilaku

atau karakter. Menurut buku “Fundamental Keperawatan” (Potter dan Perry, tahun 2005),

etika adalah terminatologi dengan berbagai makna. Singkatnya, etik berhubungan dengan

bagaimana mereka melakukan hubungan dengan orang lain. Menurut buku “Ilmu

Keperawatan” (Spruyt, Van Mantgem dan De Does BV/Leiden, tahun 2000), etika berasal

dari bahasa yunani “ethoi” yang berarti kesusilaan/moral. Etika adalah sebagai ilmu tentang

moral yang ditentukan oleh opini umum. Menurut buku “Etika Keperawatan” (Hj.Nila

Islami,SKM,tahun 2001), etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai

acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang

dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral.

Dari semua pengertian etika di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa etika merupakan

pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap

orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan.Etika keperawatan merupakan alat

untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Etika keperawatan dihubungkan dengan

hubungan antar masyarakat dan dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain.

B. Prinsip – Prinsip Etik Keperawatan

Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah

berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga

dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika mengambil keputusan klinis,

perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua

konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang universal. Hal yang paling fundamental

dari prinsip ini adalah penghargaan atas sesama.Empat prinsip dasar lainnya bermula dari

prinsip dasar ini yang menghargai otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan

C. Macam-macam Prinsip etika keperawatan

Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:

Autonomy (Otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan

memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan

sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip

Page 13: Standard Professional Performance 1

otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan

tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak kemandirian dan

kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan

otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang

perawatan dirinya.

Beneficience (Berbuat Baik)

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan

pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan

peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan

kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang

menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam

praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar

praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .

Non Maleficience (tidak merugiakan)

Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya /

cedera secara fisik dan psikologik.

Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan

kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa

pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk

mengatakan kebenaran.

Fidelity (loyalty/ketaatan)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang

lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang

Page 14: Standard Professional Performance 1

dibuatnya.

Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan

bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah

penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga

privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca

dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut

kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar

area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga

kesehatan lain harus dicegah.

Akuntabilitas (accountability) 

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada

setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan

standar  pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak

jelas atau tanpa terkecuali.

Moral Right

a. Advokasi

Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak – hak

pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat dalam mempraktekan

keperawatan profesional

b. Responsibilitas ( tanggung jawab )

Eksekusi terhadap tugas – tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat.

Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan

klien dengan memberikannya dengan aman dan benar.

c. Loyalitas

Suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang

secara profesional berhubungan dengan perawat.

Nilai ( Value )

Page 15: Standard Professional Performance 1

Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll yang menjadi

standar dan mempengaruhi prilaku seseorang.

Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatan

Nilai dalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang.

Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah :

1. kejujuran

2. Lemah Lembut

3. Ketepatan

4. Menghargai Orang Lain

Sumber : www.inna-ppni.or.id