Standar Pelayanan Kesehatan Mata
-
Upload
yanmedsumedang -
Category
Documents
-
view
246 -
download
0
Transcript of Standar Pelayanan Kesehatan Mata
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
1/41
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN MATABERDASARKAN TINGKAT PELAYANAN
1. KONJUNGTIVITIS
PELAYANAN REMIER PELAYANAN SEKUNDER PELAYANAN TERTIER
EVALUASI
Riwayat trauma/kelilipan, kontak dengan
penderita mata merah, riwayat iritasi danalergi/hipersensitivitas (udara, debu, obat,makanan dll)
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
kartu snellen dan koreksi terbaikmenggunakan pinhole.
Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup
untuk melihat, konjungtivabulbi dan tarsal,dan memastikan pada kornea tidak
ditemukan kelainan akibat perdagangankonjungtiva.
Konjungtivitas bakteri bila ditemukan
konjungtiva hiperemis, secret mukopurulenatau purulen, dapat disertai membraneatau pseudomembran pada konjungtivatarsalis.
Konjungtivitis virus bila ditemukan
konjungtiva hiperemis, secret umumnyamukoserosa dan pembesaran kelenjar limepreaurikuler.
Konjungtivitis alergi bila mempunyai
riwayat alergi atau atopi dan ditemukankeluhan gatal, dan hiperemis konjungtiva.
!urigai "teven #ohnson syndrome jika
terjadi konjungtivitis pada kedua mata yangtimbul seteleh minum atau mendapatkanterapi obat$obatan.
!urigai kojungtivitis gonore, terutama pada
bayi baru lahir, jika ditemukankonjungtivitas pada dua mata dengan
"ama dengan asilitas primer
Pemeriksaan komposisi air mata dengan
melakukan pemeriksaan "chirmer, %&' danerning, uji anel melalui pungtum lakrimalisuntuk menilai ada atau tidaknya sumbatan.
Pemeriksaan dengan slitlamp untuk menilai
keadaan konjungtiva bulbi, tarsal, orniksdan kornea.
− elihat gambaran secret (mukoserosa,
mukopurulen, purulen).
− elihat gambaran olikel, papil,membrane pada konjungtivitis tarsalsuperior dan inerior dan konjungtivaorniks
− elihat gambaran injeksi dan nodul pada
konjungtivitis bulbi.
− emastikan tidak ditemukan kelainan
pada kornea.
− elihat kelainan pada komposisi air
mata, obstruksi kelenjar meibom. Pemeriksaan swab secret dengan
penawaran gram bila dicurangi ineksi
bakteri, *iemsa bila dicurigai virus
Pemeriksaan kultur swab secret
konjungtiva pada agar darah domba,agar tioglikolat, dan uji resistensi antimikroba.
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
2/41
secret purulen yang sangat banyak.
PENATALAKSANAAN
%erikan tetes mata kloramenikol (+,- $-) kali sehari atau salep mata 01 sehariselama minimal 0 hari bila dicurigai ineksibakteri.
%erikan salep anti virus jka sicurigai ineksi
virus %erikan tetes mata buatan kali sehari bila
dicurigai iritasi. Pada steven #honson syndrome, diberikan
tetes mata antiinlamasi (sterioid) dan airmata buatan/lubrikan kemudian rujuk keasilitas sekunder untuk mendapatkanpenanganan lanjut dari bagian spesialis
kulit. Pada Konjungtivitis gonoro, pada bayi
diberikan injeksi penilisin procain +.+++2&/Kg bb/hari dan kloramenikol tetes mata(+,- $,+-) tiap jam.%ila tidak tidak adaperbaikan dan atau terjadi komplikasi padakornea, segera rujuk ke asilitas sekunderdan tersier.
%ila tidak ada perbaikan dengan terapi
dalam minggu pada konjungtivitisbakteri, 3 minggu pada konjungtivitis virusdan alergi, segera rujuk ke asilitas
sekundrt atau tersier.
%erikan obat tetes mata antibiotik
sprektum luas kali sehari dan/atau salep
mata 0 kali setiap bila dicurigai ineksibakteri
%erikan salep mata antivirus asiklovir
kali sehari bila dicurigai ineksi virus. %erikan tetes mata anti alergi (kromolin
glikat) dan/atau anti in4amasi bila dicurigaireaksi alergi/hipersensitivitas
%erikan tetes /gel lubrikan atau air mata
buatan bila ditemukan iritasi 5icari actor predisposisi penyakit yaitu
sistemik (diabetes mellitus, '%!, kondisiimunitas yang rendah, cacingan, kondisiimmunocompromised).
Keadaan konjungtiva diperiksa 0 hari
hingga sidapatkan perbaikan klinis, %ilatidak ada perbaikan, memburuk atau terjasikompliksi dalam bulan, dirujuk ke doktermata konsultan 2neksi dan 2munologi atauasilitas mata tersier.
%erikan tetes antibiotika sesuai hasil
gram atau kultur, kali sehari atausalep mata 0 kali sehari bila ineksibakteri
%erikan tetes antivirus sdoksuridin atau
asiklovir bila ineksi virus. %erikan tetes/salep mata antihistamin
atau kortikosteroid bila ditemukanreaksi alergi atau hipersesitivitas.
%ila ditemukan kompliksi pada kornea,
penatalaksanaan sesuai denganpenatalaksanaan keratitis/ulkus kornea
Pada "teven #honson syndrome,
berikan terapi anti in4amasi (steroid)tropical dan lubrikan/air mata buatan,disertai terapi dari bagian spesialiskulit.
Pada konjungtivitis gonore, diberikan
gentamisin/cipro4o1acin salep mata,injeksi cetria1on gr single doseintravena, jika ada ulkus berikancetria1on gr intravena tiap 3 jamselama 0 hari.%ila alergi diberikancipro4o1acin ++ mg oral 3 kali selama hari. Pada bayi berikangentamisin/cipro4o1acin salep matainjeksi cetria1on 3$+ mg/kg bb atauceota1im ++mg/kg bb interavenaatau intramuskular.
%erikan tetes/ gel mata lubrikan dan air
mata buatan bila ditemukan iritasi Pemeriksaan klinis actor predisposisi
local (dry eye, obstruksi duktusnasolakrimalis dll), dilanjutkanpentalaksanaan terhadap kelainantersebut pemeriksaan laboraturiumlengkap darah, urin, eses bila dicurigaipredisposisi penyakit sistemik.
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
3/41
%erikan terapi oral/parenteral sistemik
bila ditemukan actor predisposisisistemik sesuai hasil konsultsi bagianyang bersangkutan.
Keadaan konjungtiva di periksa tiap 0
hari hingga didapatkan perbaikan klinisdan evaluasi pengobatan terhadap
actor predisposisi sistemik dan lokal
2. KERATITIS dan ULKUS KORNEA
PREMIER SEKUNDER TERTIEREVALUASI
Riwayat trauma (kelilipan, benda asing di
kornea, khusus riwayat trauma tumbuh$
tumbuhan atau pengunaan obat tetes matatradisional yang berasal dari tumbuh$tumbuhan dapat dicurigai disebabkan oleh jamur, penggunaan lensa kontak),pemakaian kortikosteroid topical.
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
kartu "nellen dan koreksi terbaikmenggunakan pin$hole.
Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup
untuk melihat keadaan kornea
Riwayat trauma (kelilipan, benda asing di
kornea, khusus riwayat trauma tumbuh$
tumbuhan atau pengunaan obat tetes matatradisional yang berasal dari tumbuh$tumbuhan dapat dicurigai disebabkan oleh jamur, penggunaan lensa kontak),pemakaian kortikosteroid topical.
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
kartu "nellen dan koreksi terbaikmenggunakan pin$hole.
'ekanan intraocular ('26) diukur dengan
cara palpasi Pemeriksaan dengan slit lamp untuk menilai
keadaan kornea dan segmen anteriorlainnya 7
− elihat gambaran secret (serosa,
mukopurulen, purulen).
− %entuk ulkus (pungtata, 8lament,
dendritik, geogra8k, oval, intersisial,dll)
− Kedalaman ulkus (super8cial, dalam,
apakah ada kecenderuangan untukperorasi (impending peroration) dan
Riwayat trauma (kelilipan, benda asing
di kornea, khusus riwayat trauma
tumbuh$tumbuhan atau pengunaanobat tetes mata tradisional yangberasal dari tumbuh$tumbuhan dapatdicurigai disebabkan oleh jamur,penggunaan lensa kontak), pemakaiankortikosteroid topical.
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
kartu "nellen dan koreksi terbaikmenggunakan pin$hole.
'ekanan intraocular ('26) diukur dengan
cara palpasi Pemeriksaan dengan slit lamp untuk
menilai keadaan kornea dan segmennanterior lainnya 7
− elihat gambaran secret (serosa,
mukopurulen, purulen).
− %entuk ulkus (pungtata, 8lament,
dendritik, geogra8k, oval,intersisial,dll)
− Kedalaman ulkus (super8cial, dalam,
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
4/41
PENATALAKSANAAN
%erikan tetes. "alep mata kloramenikol
(+,$-) enam kali sehari, atau salep matatetrasiklin 0 kali sehari sekurang$kurangnya
untuk 0 hari. #angan diberikan kombinasi antibiotika
dengan obat yang mengandungkortikosteroid
#ang menggunakan obat$obat tradisional.
"egera rujuk ke spesialis mata apabila 7
− 'ajam penglihatan awal buruk atau
menurun setelah 0 hari pengobatan
− 'ampak lesi putih di kornea
'etap berikan kloramenikol tetes mata saat
merujuk ke spesialis mata di asilitasisekunder dan tertier.
perorasi. Pemeriksaan kerokan korea dengan
penawaran *ram dan pemeriksaanlangsung dengan K69 +-
Pasien sebaiknya dirawat apabila 7
− :esi ulkus kornea mengancam
penglihatan, mengancam perorasi.
− Pasien dianggap kurang patuh utnuk
pemberian obat tiap jam
− 5iperlukan ollow up untuk menilai
kebersihan terapi. ;pabila ditemukan gambaran ulkus kornea
dendritik, geogradik atau stroma, dapatdiberikan salep mata asiklovir kali sehari
atau tetes mata idoksuridin tiap jam. %ila pada pemeriksaan kerokan kornea
didapatkan hasil gram positi atau negativediberikan antibiotika tetes mata golonganaminoglikosida (gentamisin ,dibekasin,tobramisin) dengan konsentrasi yangditingkatkan (orti8ed)tiap jam ataugolongan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
5/41
o4oksasin, levo4oksasin) tiap menit pada jam pertama dilanjutkan tiap jam.Keadaan kornea diperiksa tiap hari hinggadidapatkan adanya kemajuan pengobatan,yang kemudian rakuensi pemberian dapatdikurangi hingga 3 minggu.
%ila kerokan kornea didapatka hia jamur
(K69 positi), berikan tetes mata =atamisin - tiap jam tiga kali sekali. Keadaan Koreadiperiksa tiap hari hingga didapatkanadanya kemajuan pengobatan, yangkemudian rekuensi pemberian dapatdikurangi hingga 0$ minggu.
'erapi tambahan yang dapat diberikan
adalah tetes mata sikloplegik dan anti >glaukoma apabila didapatkan peningkatan '26. Pemberian analgetik apabiladiperlukan.
:akukan pemeriksaan gula darah puasa
dan 3 jam setelah makan sebagai salah
satu actor risiko ulkus kornea. Rujuk ke spesialis mata konsultan ineksi
dan imunologi mata atau klinik mata tersierapabila didapatkan 7
− &lkus kornea yang terjadi pada pasien
yang hanya mempunyai satu mata
− &lkus kornea pada anak$anak
− ;danya kecenderungan untuk perorasi
atau perorasi.
− Kedurigaan ulkus kornea jamur, tetapi
tidak mempunyai asilitas pemeriksaanlangsung K69 +- atau pewarnaan
jamur lainnya.− 'idak didapatnya kemajuan terapi
setelah 0 hari pengobatan (ulkuskornea bakteri) atau ? pengobatan(ulkus kornea jamur).
dengan konsentrasi yang ditingkatkan(orti8ed)tiap jam atau golongan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
6/41
anterior, dengan indikasi 7
− &ntuk menegakkan diagnosis,
terutama pada ulkus kornea jamur.
− enghilangkan materi ineksi,
terutama jamur
− 'arsora8 lateral atau medial ,
dengan indikasi 7− Keratitis terpapar
− Keratitis neuroparalitik
− Tissue adhesive atau graft amnion
multilayer, dengan indikasi 7$ &lkus korena dengan tissue loss
berukuran kecil$ Perorasi kornea perier
berukuran kecil
− lap konjungtiva, dengan indikasi 7
$ Kecenderunganperorasi/descematocele
$ Perorasi kornea di perier− Patch graft dengan 4ap
konjungtiva, dengan indikasi 7$ Kecenderungan
perorasi/descematocele$ Perorasi kornea di perier
− Keratoplasi tembus, dengan
indikasi 7$ empertahankan integritas bola
mata$ engganti jaringan kornea yang
terineksi dengan donor kornea.
− Fascia lata graft, dengan indikasi 7
$ empertahankan integritas bolamata, dimana sulit untukmendapatkan donor kornea
3. GLAUKOMA KRONIS
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
7/41
PREMIER SEKUNDER TERTIER
EVALUASI
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
kartu "nellen dengan koreksi terbaik danpin$hole7 biasanya tajam penglihatan masihbaik.Pada stadium lanjut didapatkan koreksi
tajam penglihtan tidak penuh dengan pupilmelebar dan berwarna hitam. Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup7
gambaran bola mata tidak berbeda dengangambaran mata normal. Pupil dapat terlihatmidriasis dan re4e1 cahaya yang lambat.
Pemeriksaan unduskopi > rasio !5
(Perbandingan antara lebar cekungan papilterhadap lebar papil =.22) sebesar +, ataulebih.
Pemeriksaan tekanan intraocular dengan
tonometer "chiotA 7 '26 3B mm 9g (C,/?,)atau lebih.
Pemeriksaan lapang pandang dengan teskonrontasi 7 menyempit.
Kla8sikasi glaucoma berdasarkan
pemeriksaan sudut bilik mata depan(gonioskopi) dibagi ke dalam glaucomasudut terbuka dan glaucoma sudut tertutup.
%erdasarkan etiologinya dibagi kedalamglaucoma sekunder. *laucoma primeradalah glaucoma yang timbul dengansendirinya pada orang yang mempunyaibakat bawaan glaucoma, sedangkanglaucoma sekunder adalah glaucoma yangtimbul sebagai penyulit penyakit mata lainbaik yang sedang maupun yang pernahdiderita serta penyakit sistemik.
*laukoma sudut terbuka primer (glaucoma
kronis)
− *laukoma sudut terbuka primer adalah
glaucoma primer yang ditandai sudut
bilik mata depan yang terbuka, atri8 danekskavasi papil =.22 serta lapang pandangkarakteristik, yang bersiat progessi lambat, disebabkan oleh berbagai actorrisiko, terutama '26 yang terlalu tinggiuntuk kelangsungan kesehatan mata.
*laukoma sudut terbuka sekunder
− *ambaran klinis yang mirip dengan
glaucoma sudut terbuka primer antaralain adalah glaucoma pigmenter,glaucoma kortikosteroid, glaucomapseudoeksoliasi, glaucoma angle recess
setelah trauma tumpul dan lain$lain. *laukoma kronis sudut tertutup primer
− *laukoma jenis ini adalah glaucoma
primer yang ditandai dengantertutupnya trabekulum oleh iris periersecara perlahan.%entuk primerberkembang pada mereka yang memilikiactor predisposisi anatomi berupa sudut
Klasi8kasi glaucoma mirip dengan
klasi8kasi pada asilitas sekunder. Pemeriksaan tajam penglihatan
menggunakan kartu "nellen atau chart
projector dengan koreksi dan pin$hole. 'ajam penglihatan sentral sering masihbaik walaupun penyakit sudah stadiumlanjut.
Pemeriksaan dengan biomikroskopi 7
*ambaran bola mata tidak berbedadengan gambaran mata normal. Pupildapat terlihat midriasis dan re4e1cahaya yang lambat. %ilik mata depandalam dengan sudut bilik mata depanyang terbuka lebar pada glaucomasudut terbuka primer. %ilik mata depandangkal dan sudut bilik mata dengan
sempit pada glaucoma sudut tertutupprimer. Kelainan glaucoma jenis inibersiat bilateral walaupun tidak selalusimetris pada kedua mata. Padaglaucoma sudut terbuka sekunder harusdicari actor penyebab.
Pemeriksaan sudut bilik mata depan
dengan gonioskopi. Pemeriksaan unduskopi 7 *ambar dan
uruaikan papil sara optik. Pemeriksaan tekanan intraocular
dengan tonometer "chiotA, tonometri
aplanasi, tono$pen dan bila ada dengantonometer non kontak. Pemeriksaan lapang pandang dengan
alat perimeter kinetic dan static baikmanual maupun computer7bilamemungkinkan dengan 6ctopus atau9umphrey.
%ila memungkinkan evaluasi papil sara
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
8/41
PENATALAKSANAAN
'ekanan intra ocular diturunkan dengan
obat$obatan secara bertahap berupa 7$ 'imolol +,3- $ +,- 31 tetes/hari (bila
bilik mata depan tergolong sempit.
− "elain sudut bilik mata depan yang
tertutup, gambaran klinisnyaasimptomatis mirip glaucoma sudutterbuka primer. *laukoma tersebutdapat pula berkembang dari bentukintermiten,subakut atau merambat
(creeping). *laukoma jenis ini jugamerupakan kelanjutan glaucoma akutsudut tertutup primer yang tidakmendapat pengobatan atau setelahmendapat pengobatan yang tidaksempurna atau setelah terapi iridektomiperier/trabekulektomi (glaucomaresidual).
Pemeriksaan tajam penglihatan
menggunakan kartu "nellen dengan koreksidan pin$hole. 'ajam penglihatan sentralsering masih baik walaupun penyakit sudahstadium lanjut.
Pemeriksaan dengan biomiksokopi 7*ambaran bola mata tidak berbeda dengangambaran mata normal. Pupil dapat terlihatmidriasis dan re4e1 cahaya yanglambat.%ilik mata depan dalam dengansudut bilik mata depan yang terbuka lebarpada glaucoma sudut terbuka primer. %ilikmata depan dangkal dan sudut bilik matadepan sempit pada glaucoma suduttertutup primer. Kelainan glaucoma jenis inibersiat bilateral walaupun tidak selalusimetris pada kedua mata. Pada glaucomasudut terbuka sekunder harus dicari actorpenyebab.
Pemeriksaan sudut bilik mata depan
menggunakan teknik Dan 9errick dansebaliknya menggunakan gonioskopi.
Pemeriksaan unduskopi 7 terlihat atro8
papil glaukomatosa. Pemeriksaan tekanan intraocular dengan
optic dan serabut sara retina denganalat diagnostic imaging seperti 6!'(optical coherence tomography)dan 9R'(9eidelberg retinal topography).
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
9/41
tidak ada kontra indikasi)$ Pilokarpin 3- C 1 tetes/hari$ ;setaAolamind 0$C 1 3 > 3+ mg/hari$ K!2 3$0 1 +,3 > +, gr/hari 6bat$obatan prinsipnya dibeirkan secara
sendiri$sendiri, tetapi dapat dikombinasikantergantung dari sasaran '26. &mumnya '26
diharapkan lebih rendah dari 3 mm 9g. 6leh karena obat$obatan dibeirkan untuk
jangka lama dan terus menerus. "angatpenting diperhatikan kepatuhan penderitadalam melaksanakan pengobatannya.Penerita dirujuk ke dokter spesialis mata,pelayanan tingkat sekunder atau tersierbila '26 tetap diatas 3mm9g, penderitatidak patuh, tidak tahan terhadap obat$obatan, dalam stadium lanjut glaucomadan/atau utnuk menilai progresi8taspenyakitnya.
&paya pencegahan kebutaan akibat
glaucoma memerlukan penyuluhan danpenjaringan glaucoma secara akti dimasyarakat, baik untuk penemuan kasusmaupun deteksi dini.
tonometer "chiotA 7 '26 umumnya lebih dari3 mm 9g.
Pemeriksaan lapang pandang dengan alat
perimeter sederhana atau perimeter*oldmann 7 cacat lapang pandanggalukomatosa.
. *:;&K6; "&5&' '@R%&K; PR2@R 'ujuan pengobatan pada penderita
yang terbukti menderita glaucoma sudutterbuka primer adalah mencegahberlanjutnya kerusakan papil sara optic."ampai saat ini belum ada criteria yangmemuaskan untuk menetapkan tingkat '26 yang dapat diterapkan aman untuk
mempertahankan keadaan lapangpandang bagi semua penderita. ;da yangmenurukan 0+- lebih rendah dari '26awal. ;dapula yang menetapkan target pressure dengan perhitungan khususyang bersiat individual/mata.
a. edikamentosa$ Pemilihan obat untuk pengobatan
awal didasarkan pada penilaian matapenderita dan status kesehatanumum. %ila cacat lapang pandangbelum lanjut atau '26 tidak terlalutinggi maka terapi dapat dicoba padasatu mata lebih dahulu untuk menilaimanaat dan eek samping.
$ 'erapi medikamentosa bersiatmonoterapi dimulai dengan timololmaleat (!.'imol) +,3- $ +,- satusampai 31 sehari bila tidak adakontraindikasi atau obat$obat baruyang lain (seperti glaupen, glauplus,
. *:;&K6; "&5&' '@R%&K; PR2@R edika mentosa
$ Prinsip terapi mirip denganpenanganan pada asilitassekunder, namun dapat pulamenggunakan obat$obatan jenisterbaru, seperti 7
•
Prostaglandin analog (*laupen,*lauplus, Ealatan, 'ravatan)
• Penghambat karbonik anhidrase
topical (5orAol, ;Aopt)
• ;lpha 3 agonist adrenergic
'erapi laser beurpa trabekuloplasti
argon laser, trabekuloplasti laserselekti
'erapi bedah berupa
trabekulektomi tanpa/ataudengan itomisin !/$luorourasil, non penetratingltering surgery, operasidrainase implant, siklodiatermidan operasi kombinasi katarakdan glaukoma.
3. *:;&K6; "&5&' '@R%&K;"@K&=5@R !ari aktor penyebab
edikamentosa
$ Prostaglandin analog (*laupen,*lauplus, Ealatan, 'ravatan)
$ Penghambat karbonikanhidrase topical (5orAol,;Aopt).
$ ;lpha 3 agonist adrenergic 'erapi laser berupa trabekuloplasti
argon laser, trabekuloplasti laserselekti.
'erapi bedah berupa
trabekulektomi tanpa/ atau denganmitomisin !/$luorourasil, non penetrating ltering surgery,
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
10/41
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
11/41
mengenai waktu dan pemakaian obattermasuk cara menekan daerah kantusinternus untuk mencegah absorpsi sistemikobat tetes.5okter harus merencanakan danmembicarakan saat dan jenis pengobatandan meyakini bahwa nama obat dan jampemberiannya ada tertulis di label botol.
'ambahan pula pasien harus diberitahudengan kata$kata yang sederhana mengenaimekanisme terjasinya glaukoma, alasan dantujuan pengobatan, cara berbagai obatbekerja dan eek samping yang mungkinterjadi, 9al ini perlu dalam upaya menjagakepatuhan penderita dalam berobat.
Pasien harus diyakinkan perlunya
pemeriksaan kontrol berkala seumur hidupmengenai '26, penilaian papil =.22 danlapang pandang, serta penggunaan obattetes yang benar/patuh seperti yangdiinstruksikan kepadanya.
Penderita sebaiknya mengetahui nama dankonsentrasi obat yang sedangdigunakan.Kartu pengenal tanda penderitaglaukoma yang harus dibawa penderitamungkin ada manaatnya.Penting pulapasien dan dokter lain yang merawatnyamengetahui eek samping, alergi dankemungkinan keracunan obat glaukoma.
%ila dengan penatalaksanaan diatas masih
juga menunjukkan kemunduran maka dirujukke tingkat tersier untuk dipelajari lebihlanjut.
Keluarga langsung perlu diikutsertakan
dalam penatalaksanaan penderita
3. *:;&K6; "&5&' '@R%&K; "@K&=5@R!ari actor penyebab seperti yang tertulis diatas, kemudian tentukan 7 edikamentosa
'indakan bedah 7
Kontrol setiap minggu sampai bulan
Kontrol tiap C$ bulan bila keadaan baik
Evaluasi dan follow up pasien glaukomakronis Perhatikan ada tidaknya progres8tas
papil atro8 glaukomatosa
undudkopo,6!',9R' 7 @valuasi setiap$ 3 bulan.
Perhatikan ada tidaknya pertambahan
skotoma/kelainan lapang pandangdengan automatic perimeter setiap $3 bulan7 6ctopus,9umphrey
:akukan *onioskopi minimal setiap 0
bulan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
12/41
$ 2ridektomi perier$ 'rabekulektomi$ %edah katarak/ekstraksi lensa.
0. *:;&K6; KR6=2" "&5&' '@R'&'&PPR2@R 'indakan bedah iridektomi perier
pada kedua mata edikamentosa obat$obat glaucoma
untuk menurunkan tekananintraokular$ Pilokarpin 3- C 1 perhari.$ 'imolol +, - 3 1 sehari.$ ;setaAolamid 3$0 1 3+ mg
sehari disertai dengan K!2 3$0 1++mg
$ 6bat$obat baru seperti 7*laupen, *lauplus, Ealatan, 'ravatan, 5orAol, ;Aopt.
'indakan bedah trabekulektomi,
bila dengan tindakan iridektomiperier dan obat$obatan tekananintraocular masih diatas 3 mm9g.
4. KATARAK PADA PENDERITA DEWASA
PRIMER SEKUNDER TERTIER
EVALUASI
Pemeriksaan visus dengan kartu "nellen
dengan koreksi terbaik serta menggunakanpin$hole
Pemeriksaandengan lampu senter dan lup
untuk segmen anterior dimana tidakditemukan kekeruhan kornea dan tampakre4eks pupil yang masih baik.
'ekanan intraokular ('26) diukur dengan
tonometer "chiotA.
Pemeriksaan visus dengan kartu snellen
dengan koreksi terbaik serta mengunakanpin$hole.
Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat
segmen anterior. 'ekanan intraokular ('26) diukur dengan
tonometer "chiotA. #ika '26 dalam batas normal (kurang dari 3
mm9g) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes
Pemeriksaan visus dengan kartu
"nellen atau chart projector dengankoreksi terbaik serta menggunakan pin$hole.
Pemeriksaan dengan slit lamp untuk
melihat segmen anterior. 'ekanan intraokular ('26) diukur
dengan tonometer noncontact,aplanasi atau "chiotA
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
13/41
#ika '26 dalalm batas normal (kurang dari
3 mm9g) dilakukan dilatasi pupil dengantetes mata tropicamide +.-, setelah pupilcukup lebar dilakukan pemeriksaan denganlampu senter dan lup untuk melihat adanyakekeruhan lensa.
Pemeriksaan unduskopi dengan
otalmoskop langsung untuk melihatsegmen posterior jika katarak masih tidakterlalu keruh
mata tropicamide +.-, setelah pupil cukuplebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp melihat derajat kekeruhan lensaapakah sesuai dengan tajam penglihatanpasien.
5ilakukan pemeriksaan undus dengan
otalmoskopi langsung atau pun tidak
langsung.
#ika '26 dalam batas normal (kurang
dari 3 mm9g) dilakukan dilatasi pupildengan tetes mata tropicamide +.-,setelah pupil cukup lebar dilakukanpemeriksaan dengan slit lamp melihatderajat kekeruhan lensa apakah sesuaidengan tajam penglihatan pasien.
5erajat katarak ditentukan sebagaiberikut 7a. 5erajat 7 =ukleus lunak, biasanya
visus masih lebih baik dari /3,tampak sedikit keruh denganwarna agak keputihan. Re4eksundus juga masih dengan mudahdiperoleh dan usia pendirita jugabiasanya kurang dari + tahun.
b. 5erajat 3 7 =ukleus dengankekerasan ringan, tampak nukleusmulai sedikit berwarna kekuningan,visus biasanya antara /3 sampai
/0+. Re4eks undus juga masihmudah diperoleh dan katarak jenisini paling sering memberikangambaran seperti kataraksubkapsularis posterior.
c. 5erajat 0 7 =ukleus dengankekerasan medium, dimananukleus tampak berwarna kuningdisertai dengan kekeruhan korteksyang berwarna keabu$abuan. Disusbiasanya antara 0/+ sampai /0+.
d. 5erajat C 7 =ukleus keras, dimananukleus sudah berwarna kuning
kecoklatan dan visus biasanyaantara 0/+ sampai /+, dimanare4eks undus maupun keadaanundus sudah sulit dinilai.
e. 5erajat 7 =ukleus sangat keras,nukleus sudah berwarnakecoklatan bahkan ada yangsampai berwarna agak kehitaman.
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
14/41
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bersiat non bedah,
dimana pasien dengan virus F /3diberikan kacamata dengan koreksi terbaik. #ika visus G/3 atau sudah mengganggu
untuk melakukan kegiatan sehari$hariberkaitan dengan pekerjaan pasien atauada indikasi lain untuk opersai, pasiendirujuk ke dokter spesialis mata padaasilitas sekunder atau tersier.
Penatalaksanaan bersiat non bedah,
dimana pasien dengan virus F /3diberikan kacamata dengan koreksi terbaik. #ika visus G/3 atau sudah mengganggu
untuk melakukan kegiatan sehari$hariberkaitan dengan pekerjaan pasien atauada indikasi lain untuk opersi, dapatdilakukan operasi @!!@ !E"tra capsular cataract e"traction)
6perasi katarak dilakukan menggunakan
mikroskop operasi dan peralatan bedahmikro, dimana pasien dipersiapkan untukimplantasi lensa tanam (26: 7 #ntraocular lens)
&kuran lensa tanam dihitung berdasarkandata keratometri serta menggunakanbiometri ;$scan, tetapi bisa jugaberdasarkan anamnesis menggunakan 26:standar (power H3+.++) dikurangi ukurankacamta yang selama ini digunakanpasien.isalnya jika pasien menggunakankacamata "$.++ dapat diberikan 26: powerHC.++
Perhatikan juga rekomendasi tindakan
bedah katarak.
Disus biasanya hanya /+ ataulebih jelek dan usia penderitasudah diatas tahun. Katarak inisangat keras dan disebut jugabrunescent cataract atau black cataract$
5ilakukan pemeriksaan undus dengan
otalmoskopi langsung ataupun tidaklangsung.
Penatalaksanaan bersiat bedah, jika
visus sudah mengganggu untukmelakukan kegiatan sehari$hariberkaitan dengan pekerjaan pasienatau ada indikasi lain untuk operasi.
6perasi katarak dilakukan
menggunakan mikroskop operasi danperalatan bedah mikro, pasiendipersiapkan untuk implantsi lensatanam (2):7 intraocular lens)
&kuran lensa tanam dihitung
berdasarkan data keratometri sertamenggunakan biometri ;$scan.
'eknik bedah katarak menggunakan
teknik manual @!!@ atau punakoemulsi8kasi denganmempertimbangkan derajat katarakserta tingkat kemampuan ahli bedah
6perasi katarak hanya dilakukan jika
visus sudah mengganggu kegiatansehari$hari pasien dimana pasienberkesempatan melakukann diskusidengan dokter mengenai alternativelain selain operasi,risiko operasi, sertaperawatan pasca operasi.
Pasien mengisi surat iAin tindakan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
15/41
medis !informed consent). "etiap kali melakukan pemeriksaan pre
>operasi mencakup hal$hal berikut 7$ ;namnesis riwayat penyakit mata,
penyakit lain ataupun alergi.$ Disus tanpa koreksi dengan "nellen
serta reraksi terbaik.
$ Pengukuran tekanan intraocular$ Penilaian ungsi pupil (re4e1 pupil).$ Pemeriksaan mata luar (e1ternal
e1amination) dengan senter danlup atau slit lamp bergantungasilitas.
$ Pemeriksaan undus dengandilatasi pupil
5okter spesialis mata yang akan
melalukan operasi katarak sebaiknyamemperhatikan persiapan pre$ operasisebagai berikut 7
$ emeriksa pasien sebelum operasi.$ emberikan inomasi kepada
pasien mengenai resiko,keuntungan dan kerugian operasiserta harapan yang sewajarnyadari hasil operasi.
$ emperoleh surat iAin tindakanmedis (informed consent)
$ emastikan bahwa hasilkeratometri dan biometri ; "cansesuai dengan mata yang akandioperasi, jika pasien tersebutdirencanakan implantasi lensa
tanam.$ enentukan kekuatan lensa tanam
yang sesuai, jika pasien tersebutdirencanakan untuk implantasilensa tanam.
$ embuat rencana pembedahan(jenis anesthesia, penempatansayatan dan konstruksi luka,
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
16/41
reraksi pasca operasi yangdirencanakan serta jadwalpemeriksaan pasca bedah).
$ elakukan evalusi pre operasidiatas termsuk pemeriksaanlaboraturium serta berdiskusidengan pasien ataupun keluargapasien yang dianggap lebihmengerti dan dapat bertindak atasnama pasien.
6perasi katarak bilateral ( operasi
dilakukan pada kedua mata sekaligussecara beruntun) sangat tidakdianjurkan berkaitan dengan risikopasca operasi (endotalmitis) yang bisaberdampak kebutaan.'etapi adabeberapa keadaan khusus yang bisadijadikan alasan pembenaran dankeputusan tindakan operasi katarakbilateral ini harus dipikirkan sebaik$
baiknya. 6perasi tidak boleh dilakukan pada
keadaan sebagai berikut 7$ Pasien menolak tindakan operasi$ Pemberian kacamata ataupun alat
bantu penglihatan lainnya masihcukup memuaskan bagi pasien.
$ ;da dugaan bahwa operasi tidakdapat meningkatkan penglihatanpasien pasca operasi.
$ Kualitas hidup pasien belumterganggu dengan gangguanpenglihatan yang dialaminya.
$ Pasien tidak dapat menjalanioperasi katarak berkaitan denganpenyakit mata lain ataupunkeadaan kesehatan akibat penyakitlainnya.
$ Pasien tidak dapat memberikansurat iAin tindakan medis yang sahsecara hukum karena kurang
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
17/41
pengertian ataupun kuranginormasi.
$ Pasien tidak dapat mengikutipetunjuk pengobatan pascaoperasi.
5okter spesialis mata yang melakukan
operasi ataupun sta dokter tersebut,berkewajiban mendidik, menjelaskandan member instruksi kepada pasienmengenai gejala ataupun tanda$tandamengenai kemungkinan terjadinyakomplikasi pasca operasi, penggunaanproteksi mata, adanya pembataskegiatan, pengobatan, jadwalkunjungan lanjutan (ollow up) danpetunjuk dimana harus mendapatkanperawatan darurat jika diperlukan.5okter spesialis mata/sta jugamenerangkan mengenai tanggung
jwab pasien untuk mengikuti petunjukyang harus dilakukan selamaperawatan pasca operasi dan pasienharus segera menghubungi doktertersebut jika mengalami masalah.
Pemriksaan lanjutan pasca operasi
(ollow up) 7$ rekuensi pemerksaan pasca
bedah ditentukan berdasarkantingkat pencapaian visus optimalyang diharapkan.
$ Pada pasien dengan risiko tinggi,seperti pada pasien dengan satu
mata, mengalami komplikasi intra>operasi atau ada riwayat penyakitmata lain sebelumnya sepertiuveitis, glaukoma dan lain$lain,maka pemeriksaan harus dilakukanharus satu hari setelah operasi.
$ Pada pasien yang dianggap tidakbermasalah baik keadaan pre$
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
18/41
operasi maupun intra operasi sertadiduga tidak akan mengalamikomplikasi lainnya maka dapatmengikuti petunjuk pemeriksaanlanjutan (ollow up) sebagaiberikut7 Kunjungan pertama7 dijadwalkan
dalam waktu CB jam setelahoperasi (untuk mendeteksi danmengatasi komplikasi diniseperti kebocoran luka yangmenyebabkan bilik matadangkal,hipotonus, peningkatantekanan intraocular, edemakornea ataupun tanda$tandaperadangan.
Kunjungan kedua 7 dijadwalwak
pada hari ke C$? setelah operasi jika tidak dijumpai masalah
pada kunjungan pertama, yaituuntuk mendeteksi danmengatasi kemungkinanendotalmitis yang paling seringterjadi pada minggu pertamapasca operasi.
Kunjungan ketiga7 dijadwalkan
sesuai dengan kebutuhanpasien dimana bertujuan untukmemberikan kacamata sesuaidengan reraksi terbaik yangdiharapkan.
$ 6bat$obat yang digunakan pasienpasca operasi bergantng darikeadaan mata serta disesuaikandengan kebutuhan masing$masingpasien (misalnya analgetika,antibiotika oral, anti glaukoma atauedema kornea, dan lain$lain). 'etapi penggunaan tetes mata
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
19/41
kombinasi antibiotika dan steroidharus diberikan kepada pasienuntuk digunakan setiap hariselama minimal 3 minggu pascaoperasi.
5. PTERYGIUM
PREMIER SEKUNDER TERTIER
EVALUASI
Pemeriksaan cukup dengan lup dan lampu
senter, diperiksa segmen anterior sertaditentukan derajat pertumbuhan pterygium
'ajam penglihatan penderita diperiksa
dengan "nellen 'ekanan intraokular ('26) diukur dengan
tonometer "chiotA untuk memastikan tidakada penyakit penyerta lainnya (glaukoma).Pada pterygium derajat C yang tidak dapatdiukur dengan tonometer "chiotA,perkiraan '26 diperiksa dengan carapalpasi digital (dengan jari tangan).
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bersiat non bedah,
penderita diberi penyuluhan untukmengurahi iritasi maupun paparanterhadap ultra > violet.
Pada pterygium derajat $3 yang
Pemeriksaan dengan slit lamp, diperiksa
segment anterior serta ditentukan derajatpertumbuhan pterygium
'ajam penglihatan penderita diperiksa
dengan kartu "nellen, lalu dikoreksi denganmenggunakan trial frame$
'ekanan intraokular ('26) diukur dengan
tonometer "chiiotA untuk memastikan tidakada penyakit penyerta lainnya. Padapterygium derajat C yang tidak dapatdiukur dengan tonometer "chiotA,perkiraan '26 diperiksa dengan carapalpasi digital (dengan jari tangan).
Penatalaksanaan bersiatnon bedah pada
pterygium derajat dan 3, yaitu edukasiterhadap pasien untuk mengurangi iritasidan paparan ultra >violet. #ika pterygiummengalami in4amasi, dapat diberikan obattetes mata kombinasi antibiotic dan steroid
Pemeriksaan dengan slit lamp,
diperiksa segment anterior sertaditentukan derajat pertumbuhanpterygium.
'ajam penglihatan penderita diperiksa
dengan kartu "nellen, lalu dikoreksidengan menggunakan trial frame$
;stigmatisme kornea diperiksa dengan
keratometer baik secara manualmaupun menggunakan alat auto$rerakto$keratometer
'ekanan intraokular ('26) diukur
dengan cara aplanasi ataupunmenggunakan tonometer non kontak.
Penatalaksanaan pada asilitas tersier
bersiat bedah dengan memperhatikantujuan utama dari pengangkatan daripterygium, yaitu7
'eknik operasi yang dianjurkan adalah
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
20/41
mengalami in4amasi, pasien dapatdiberikan obat tetes mata kombinasiantibiotic dan steroid seperti !$Eitrol 0 kalisehari selama $? hari. 5iperhatikan jugabahwa penggunaan kortikosteroid tidakdibenarkan pada penderita dengan '26yang tinggi ataupun mengalami kelainankornea.
seperti!$ Eitrol 0 kali selama $? hari.5iperhatikan juga bahwa penggunaankortikosteroid tidak dibenarkan padapenderita dengan '26 yang tinggi ataupunmengalami kelainan kornea.
Pada pterygium derajat 0 dan C, dilakukan
tindakan bedah berupa avulsi(pengangkatan) pterygium. "edapatmungkin setelah avulse pterygium makabagian konjungtiva bekaspterygiumtersebut ditutupi dengancangkok kongjungtiva yang diambil daribagian kanjungtiva superior untukmenurunkan angka kekambuhan.
dengan avulse pterygium disertaicangkok konjungtiva !conjunctivallimbal graft) Penggunaan itomycin !sebaiknya hanya pada untukpenanganan kasus pterygium yangrekuren, mengingat komplikasi darimitomycin ! yang cukup berat.
"ebagai perbandingan angka
kekambuhan pasca pengangkatanpterygium dapat dilihat dari berbagailaporan sebagai berikut.
TEHNI!UEREURENE RATE
%are "clera -('an et al) C+-
(iguiredo et al)
!onjunctival *rat B-(Iong et al) 3,J-(abar et al)
!onjuctival :imbal *rat C,-(utlu et al)
2ntra$6perative itomycin ! ,B-(9elal et al)
;mniotic embrane +,J-(Prabhasawat et al) 'ransplantation 0-("olomon et al)
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
21/41
". KELAINAN RE#RAKSI PADA ANAK
PREMIER SEKUNDER TERTIER
EVALUASI
engenali gejala dan tanda pada masing$
masing kelainan reraksi sesuai usia. &sia
biasanya dibagi menjadi 0 kelompok yaituusia G 3 thn, usia prasekolah (3$ thn), danusia sekolah.
Pemeriksaan posisi dan gerak bola mata.
Pemeriksaan visus yang disesuaikan
dengan umur (kelompok non verbal denganpemeriksaan 8ksasi, simbol chart, @ !hartdan kelompok verbal dengan "nellen chart)
Pemeriksaan segmen anterior dengan
senter dan lup Pemeriksaan unduskopi kedua mata
dengan otalmoskopi direk, dengan
sebelumnya dilakukan dilatasi pupil dengantropicamide +.-
PENATALAKSANAAN
Koreksi kelainan reraksi pada kelompok
usia sekolah bila pada pemeriksaansubjekti virus mencapai /.
Rujuk ke asilitas sekunder bila7
$ Pada kelompok usia sekolah visus
dengan koreksi tidak mencapai /$ Pada kelompok usia G3tahun dan
kelompok usia prasekolah didapatkantanda dan gejala kelainan reraksi dankemampuan penglihatan tidak sesuaidengan umur
$ 5ijumpai kelainan posisi bola mata(kelainan reraksi H mata juling)
engenali gejala dan tanda pada msing$
masing kelainan reraksi sesuai dengan
umur usia. &sia biasanya dibagi menjadi 0kelompok yaitu usia G 3 thn, usiaprasekolah (3$ thn), dan usia sekolah.
Pemeriksaan posisi dan gerak bola mata.
Pemeriksaan status reraksi dengan
pemeriksaan objekti strek retinoskopi padapupil lebar untuk kelompok usia F3 thn dankelompok usia prasekolah.
Pemeriksaan reraksi subjekti pada
kelompok usia prasekolah dan kelompokusia sekolah.
Pemeriksaan segmen anterior dengan
lup,senter dan slit lamp Pemeriksaan segmen posterior dengan
otalmoskop direk. Pemeriksaan kemungkinan ambliopia dan
atau mata juling.
Koresi kelainan reraksi pada semua
kelompok harus berdasarkan pertimbangan7 besarnya kelainan rekraksi cukupmengganggu aktivitas7 kemampuanakomodasi pasien 7. Kebutuhan tajam
penlihatan sesuai umur resiko yang timbulakibat adanya kelainan reraksi.
Rujuk ke '@! bila dijumpai ambliopia dan/
atau mata juling.
engenali gejala dan tanda pada
msing$masing kelainan reraksi sesuai
dengan umur usia. &sia biasanyadibagi menjadi 0 kelompok yaitu usia G3 thn, usia prasekolah (3$ thn), danusia sekolah.
Pemeriksaan posisi dan gerak bola
mata. Pemeriksaan status reraksi dengan
pemeriksaan objekti strek retinoskopipada pupil lebar untuk kelompok usiaF3 thn dan kelompok usia prasekolah.
Pemeriksaan reraksi subjekti pada
kelompok usia prasekolah dankelompok usia sekolah.
Pemeriksaan segmen anterior dengan
lup,senter dan slit lamp Pemeriksaan segmen posterior dengan
otalmoskop direk. endeteksi adanya aktor$aktor
ambliopia.
Koreksi kelainan reraksi pada semua
kelompok umur harus berdasarkanpertimbangan 7
− ;pakah besarnya kelainan reraksi
cukup mengganggu akti8tas− Kemampuan akomodasi pasien.
− Kebutuhan tajam penglihatan
sesuai umur
− Resiko yang timbul akibat adanya
kelainan reraksi Penatalaksanaan amblipio dan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
22/41
akomodati esotropia Koreksi (tindakan)sisa esotropia pada
kasus akomodati esotropia setelahkoreksi kaca mata diberikan
$. STRABISMUS
PREMIER SEKUNDER TERTIER
Pemeriksaan visus dilakukan sesuai
keadaan. %ila penderita adalah bayi,pemeriksaan visus secara subyekti belumdapat dilakukan, hanya dapat dilakukandengan memperlihatkan sesuatu yangberwarna$warni di depan wajah bayitersebut bila penderita anak yang sudahlebih besar pemeriksaan dilakukan sesuaitingkatan usia dan kemampuan masing$maisng anak, demikian pula yang dewasa.
Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup
untuk segmen anterior, dinilai bagaimanakeadaan kornea, iris/pupil termasuk re4ekpupil dan lensa.
5ilakukan penilaian pergerakan bola mata
untuk melihat ada tidaknya hambatanpergerakan bola mata.
Penetuan kedudukan bola mata dengan
cara 9irschberg. unduskopi dengan otalmoskop direk.
Pemeriksaan visus dilakukan sesuai
keadaan. %ila penderita adalah bayi,pemeriksaan visus secara subyekti belumdapat dilakukan, hanya dapat dilakukandengan memperlihatkan sesuatu yangberwarna$warni di depan wajah bayitersebut bila penderita anak yang sudahlebih besar pemeriksaan dilakukan sesuaitingkatan usia dan kemampuan masing$masing anak, demikian pula yang dewasa.
5ilakukan reraksi objekti dengan streak
retinoskopy dalam sikloplegi Pemeriksaan dengan slit lamp untuk
melihat segmen anterior, dinilai keadaankornea, iris pupil termasuk re4ek pupil danlensa.
5ilakukan unduskopi dengan otalmoskup
direk/indirek untuk melihat segmenposterior
5ilakukan penilaian pergerakan bola mata.
Penetuan kedudukan bola mata dengan
cara 9irschberg, coveruncover test dan %lternate &over Test !%&T)
Pemeriksaan visus dilakukan sesuai
keadaan. %ila penderita adalah bayi,pemeriksaan visus secara subyekti dengan cara &entral, 'teady, (aintain(!"), bila penderita anak yang sudahlebih besar pemeriksaan dilakukansesuai tingkatan usia dan kemampuanmasing$masing anak, demikian pulayang dewasa.
5ilakukan reraksi objekti dengan
streak retinoskopy dalam sikloplegi Pemeriksaan dengan slit lamp untuk
melihat segmen anterior, dinilaikeadaan kornea, iris pupil dan lensa.
5ilakukan unduskopi dengan
otalmoskup direk/indirek untukmelihat segmen posterior
5ilakukan penilaian pergerakan bola
mata. Penetuan kedudukan bola mata
dengan cara 9irschberg, Krimsky, %lternate &over Test !%&T) Prism&over Test !P&T)
&kur deviasi jauh dan dekat sertadinilai ada tidaknya ;LD pattern.5emikian pula harus dilakukanpemeriksaan deviasi dengan dantanpa koreksi kaca mata kalauterdapat kelainan reraksi. %iladicurigai ada simulated divergencee"cees perlu dilakukan pemeriksaan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
23/41
PENATALAKSANAAN
Rujuk ke asilitas sekunder %ila terdapat kelainan rekraksi, koreksi
dengan kaca mata yang sesuai %ila terdapat ambliopia, lakukan terapi
ambliopia dengan patching mata yangdominan dengan terlebih dahulu koreksikelainan reraksi.
%ila dengan pemberian kaca mata tidak
ada perbaikan pada deviasinya makadirujuk ke asilitas kesehatan tertier untukdilakukan penatalaksanaan selanjutnya.
sudut deviasi setelah oklusi palingsedikit jam pada salah satu mata.
Penilaian status sensoris
%ila terdapat kelainan reraksi,
berikan koreksi terbaik. %ila ambliopia, lakukan terapi
ambliopia dengan patching matayang dominan.
%ila dengan koreksi kelainan reraksi,
tetap ekstropia, lakukan operasi. #enis operasi yang dilakukan
disesuaikan dengan diagnosis danpola deviasi yang ada dan keadaanvisus masing$masing mata.
%ila tipe *ivergence E"cess dapat
dilakukan reses rektus lateral pada
kedua mata. %ila tipe %asik dan bila visus salah
satu mata tidak baik, dapat dilakukanreses >resek pada mata yang tidakkdominan atau yang visusnya lebihburuk
%ila tipe convergence insu+ciency
dapat dilakukan resek rektusmedieus.
%. TUMOR ORBITA
PREMIER SEKUNDER TERTIER
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
24/41
2dentitas 7 umur (anak, dewasa muda, dan
tua) ;namnesis (mata menonjol/benjolan atau
ulkus dikelopak mata dan putih mata, lamagejala, penglihatan ganda, rasa nyeri, danpenurunan visus).
Pemeriksaan mata tanpa slitlamp 7
$ 'erlihat adanya benjolan/ulkus dipalpebra$konjungtiva dengan permukaanberbenjol$benjol pada usia tua, tidakmenyembuh dengan pengobatanantibiotika, dengan lama gejala yangkhronis$diagnosis tumor ganas epiteladneksa (basaliomakarsinoma selskuamosa adenokarsinoma kelenjareibom atau melanoma maligna).
$ 'eraba massa di orbita dengan lokasitertentu, menunjukkan lebar 8sura yangmelebar, gejala dirasakan lebih dari tahun, dan usia dewasa muda >
diagnosis tumor primer orbita jinak.$ ;danya keluhan rasa nyeri disertai tanda
meradang di sekitar massa tumor, gejaladirasakan akut (kurang tahun), danumur tua > diagnosis tumor primer orbitaganas. #ika gejala diderita oleh semuaumur dapat dipikirkan suatu prosesin4amasi.
2dentitas 7 umur (anak, dewasa muda, dan
tua) ;namnesis (mata menonjol/benjolan atau
ulkus dikelopak mata dan putih mata,lama gejala, penglihatan ganda, rasanyeri, dan penurunan visus).
Pemeriksaan mata dengan/ tanpa
slitlamp 7$ 'erlihat adanya benjolan/ulkus dipalpebra$konjungtiva denganpermukaan berbenjol$benjol pada usiatua, tidak menyembuh denganpengobatan antibiotika, dengan lamagejala yang khronis$diagnosis tumorganas epitel adneksa(basaliomakarsinoma sel skuamosaadenokarsinoma kelenjar eibom ataumelanoma maligna).
$ 'eraba massa di orbita dengan lokasitertentu, menunjukkan lebar 8sura
yang melebar, dengan lama gejalalebih dari tahun, dan usia dewasamuda > diagnosis tumor primer orbita jinak.
$ ;danya keluhan rasa nyeri disertaitanda meradang di sekitar massatumor, gejala dirasakan akut (kurang tahun), dan umur tua > diagnosistumor primer orbita ganas. #ika gejaladiderita oleh semua umur dapatdipikirkan suatu proses in4amasi.
Pemeriksaan orbita 7
$ Pengukuran adanya proptosis dengan
menggunakan alat 9ertel ataupenggaris di kantus lateral ke ujungkornea.
Pemeriksaan penunjang radiologi 7
$ oto orbita baku > pada tumor primerorbita jinak diharapkan gambaranperselubungan, phlebolith, atau
2dentitas 7 umur (anak, dewasa muda,
dan tua) ;namnesis (mata menonjol/benjolan
atau ulkus dikelopak mata dan putihmata, lama gejala, penglihatanganda, rasa nyeri, dan penurunanvisus).
Pemeriksaan mata dengan/ tanpa
slitlamp, sama dengan pelayanankesehatan sekunder atau pun primer.
Pemeriksaan orbita 7
$ Pengukuran besarnya proptosisdengan alat 9ertel.
$ ;rah terdorongnya bola mata 7 bolamata ke nasal bawah7assa temporal atas (kelenjarlakrimal) usia muda, pertumbuhanlambat 7benign mi1ed tumor usiamuda/tua,pertumbuhan cepat 7adenoid kistik karsinoma atau
keganasan lain bola mata keinerior7 massa berada di superior >umumnya neurilemmoma ataukista dermoid bola mata terdoronginero$temporal 7 massa berada dinasal tumor berasal sinus rontal,dapat mukokel atau keganasandari epitel sinus (karsinoma selskuamosa) bola mata terdorongaksial 7 massa berada di konus >umumnya tumor dari sara optikterutama pada penderita berusiamuda, antara lain glioma,
meningioma, dan dapathemangioma kavernosa bola mataterdorong ke superior 7 massaberasal dari inerior kebanyakantumor ganas berasal dari sinusmaksila atau jaringan penunjang.
$ Kuadran lokasi massa beradaberlawanan dengan arah
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
25/41
pembesaran rongga orbita, pada tumorprimer orbita ganas danmetastasis/invasi diharapkangambaran destruksi tulang.
Pemeriksaan patologi anatomi 7
$ %enjolan/ulkus dipalpebra$konjungtivayang meragukan keganasan dapatdilakukan biopsi eksisi/insisi untukspesimen pemeriksaan patologianatomi.
$ assa orbita yang mudah teraba dapatdilakukan tindakan biopsi insisi sebagaibahan spesimen pemeriksaan patologianatomi.
terdorongnya bola mata tumorsesuai dengan jaringan/organ yangberada di kuadran tersebut
$ *angguan gerak bola partial,tempat hambatan menunjukkanlokasi tumor (kuadran lokasi)
$ Pemeriksaan pulsasi 7 bila posi8t $tumor dapat berupa neuro8bromaatau jika diketahui didahuluitrauma/hipertensi pada orang tuadapat dierensiasi dengan arteri$vena 8stula.
$ #ika tumor dapat diraba, dinilaikekenyalannya. #ika teraba lunakdapat diduga tumor bersiat jinak,tetapi jika keras kenyal dapatdicurigai tumor bersiat ganas.
Pemeriksaan penunjang radiologi 7
$ <rasonogra8 7 pemeriksaan tidak
invasi, penilaian lebih dititikberatkan pada ada tidaknya tumordan re4eks tumor. Pemeriksaan&"* sukar untukmendierensiasikan jenis tumor.
$ !'$scan 7 pemeriksaan ini cukupuntuk mendiagnosis tumor orbitaserta membantu untuk penentuanpenatalaksanaan selanjutnya.&ntuk membedakan siat tumor, jinak atau ganas dengan menilaibatas tumor.
$ Pemeriksaan R2 dan arteriogra8
pada kasus khusus yangmencurigai 8stula atau inginmengetahui tumor berasal darisara optik.
Pemeriksaan :aboratorium 7
$ Pemeriksaan ini sangat membantudalam membedakan siat ganas
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
26/41
PENATALAKSANAAN #ika dicurigai tumor jinak dan diagnosis
dibuat pseudotumor dapat diberikanpengobatan steroid oral, seperti prednisonedosis tinggi 3$ tablet (3mg perKg%%)setiap hari selama dua minggu, kemudianditurunkan secara bertahap. #ika tidakberhasil sebaiknya penderita dirujuk.
Pada tumor epitel adneksa, berukuran kecildan diduga jinak, dapat dilakukan ekstripasidengan meninggalkan jaringan sehat.Padatumor epitel yang dicurigai ganas dapatdilakukan eksisi dengan memperhatikan jaringan sehat yangditinggalkan.Pemeriksaan dilanjutkandengan pemeriksaan patologi jaringantumor. #ika diagnosis meragukan, sebaiknyadirujuk.
#ika meragukan melakukan tindakan,
terutama pada tumor orbita, baik jinak,ganas ataupun metastasis/invasi sebaiknya
langsung dirujuk.
#ika dicurigai tumor jinak dan diagnosis
dibuat pseudotumor dapat diberikanpengobatan steroid oral, seperti prednisonedosis tinggal 3$ tablet (3mg perKg%%)setiap hari selama dua minggu, kemudianditurunkan secara bertahap. #ika tidakberhasil sebaiknya dirujuk untuk ekspolarilanjut.
Pada tumor epitel adneksa, berukuran kecil
dan diduga jinak, dapat dilakukan ekstripasidengan meninggalkan jaringan sehat.Padatumor epitel yang dicurigai ganas dapat
dilakukan eksisi dengan memperhatikan jaringan sehat yang ditinggalkan.Pemeriksaan dilanjutkan denganpemeriksaan patologi jaringan tumor.#ikadiagnosis meragukan, sebaiknya dirujuk.
#ika meragukan melakukan tindakan,
terutama pada tumor orbita, baik jinak,ganas ataupun metastasis/invasi sebaiknya
tumor. ;kan tetapi pemeriksaanpenanda ganas tidak ada yangspesi8k untuk tumor orbita, tetapidengan penanda ganas asam sialatmenunjukkan nilai kadar yangberbeda bermakna.
Pemeriksaan 8sik 7 untuk mencari
adanya keganasan atau metastasis. Pemeriksaan patologi anatomi 7
$ %enjolan/ulkus dipalpebra$komjungtiva yang meragukankeganasan dapat dilakukan biopsieksisi untuk spesimen pemeriksaanpatologi anatomi.
$ assa orbita yang mudah terabadapat dilakukan tindakan biopsiinsisi sebagai bahan spesimenpemeriksaan patologi anatomi,kecuali bila lokasi di daerahkelenjar lakrimal.
#ika dicurigai tumor jinak dan diagnosis
dibuat pseudotumor dapat diberikanpengobatan steroid oral, sepertiprednisone dosis tinggal 3$ tablet(3mg perKg%%) setiap hari selama duaminggu, kemudian diturunkan secarabertahap. #ika tidak berhasil dapatdiberikan sitostatika single agentseperti chlorambucil denganpengawasan ahli hematologi.
Pada tumor epitel adneksa, berukurankecil dan diduga jinak, dapat dilakukanekstripasi dengan meninggalkan jaringan sehat.Pada tumor epitel yangdicurigai ganas dapat dilakukan eksisidengan memperhatikan jaringan sehatyang ditinggalkan. Pada tumor yanglebih luas, eksisi dengan rekonstruksi.
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
27/41
langsung dirujuk. #ika memungkinkan dapatdilakukan tindakan biopsy insisi untukpemeriksaan patologi.
Penatalaksanaan selanjutnya dapat dirujuk
untuk tindakan pembedahan, radiasi,ataupun sitostatika.
Pada tumor yang lanjut dan telahberinvasi ke orbita dilakukan tindakanpembedahan radikal eksenterasi orbita.Pengobatan tambahan radiasi atausitostatika dapat diberikan. Pada tumorkonjungtiva, karsinoma sel skuamosastadium setelah ektirpasi tumordapat dilanjutkan dengan pemberiansitostatika local seperti tetes matamitomycin. Pemeriksaan patologi jaringan tumor harus dilakukan.
Pada tumor orbita, baik jinak, ganas,
ataupun metastasis/invasi sebaiknyadilakukan tindakan biopsy insisi untukpemeriksaan patologi. Penatalaksanaansebelumnya dengan melakukanpemeriksaan penunjang, terutama !'$scan untuk mengetahui dengan tepatlokasi tumor.
"elanjutnya dapat dilakukan
pembedahan, jenis pembedahan sesuaidengan lokasi dan jenis tumor.Pemberian terapi tambahan radiasi dansitostatika dapat diberikan sesuaikebutuhan dan sesuai denganpatogenesa jenis tumor, dengankerjasama antar disiplin.
&. DIABETIK RETINOPATI
PREMIER SEKUNDER TERTIEREVALUASI
;namnesia semua penderita diabetes
mengenai keluhan penglihatan. Pemeriksaan visus dengan "nelen chart
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan
tonometer "chioAt
Pemeriksaan mata dasar yang meliputi
visus, tekanan bola mata, kedudukanbola mata, pergerakan bola mata,segmen anterior dan segmen posterior.
Pemeriksaan segmen anterior dengan
undus luorocence ;ngiography
(;), dilakukan apabila ada indikasi. &"*, bila terdapat kekeruhan media
dan undus tidak tembus. @R*
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
28/41
Pemeriksaan re4eks cahaya pada pupil
baik langsung maupun tak langsung Pemeriksaan unduskopi dengan
menggunakan ophhalmoscope direk,apakah ada perdarahan, eksudat ataukekeruhan vitreus.
PENATALAKSANAAN
"eleksi pasien, ada diabetes mellitus atau
tidak, %ila ditemukan adanya diabetesmellitus, pasien dikonsulkan ke dokter ahlipenyakit dalam untuk mengontrol guladarahnya dan apabila dari anamnesis
penyakit diabetes diderita sudah lebih dari3 tahun, penderita dirujuk ke pelayanankesehatan mata sekunder ("@!) untukevaluasi lebih lanjut. ;pabila diabetesdiderita kurang dari 3 tahun, pasien dapatdikonsul bilamana keadan keadaanmemungkinkan.
;pabila dari anamnesis tidak diketahui
lamanya diabetes diderita, pasien dapatdirujuk langsung untuk evaluasi segmenposterior.
;pabila unduskopi tersedia dan gambaran
undus dapat dinilai, adanya retinopati
merupakan indikasi untuk rujukan ketingkat yang lebih tinggi.
menggunakan slit lamp untuk melihatapakah ada epiteliopati kornea, are dansel di %5, R;P5, neovaskularisasi iris,tingkat kekeruhan lensa, kekeruhanvitreus.
Pemeriksaan segmen posterior dengan
menggunakan otalmoskop indirek, untukmelihat kekeruhan vitreus karenaperdarahan atau adanya jaringan 8bro$vaskular, perdarahan retina, eksudat,pelebaran vena, intraretinalmicrovascular anomaly (2R;) danneovaskularisasi.
"eperti tindakan pada P@!.
Pasien dengan diabetic retinopati stadium
non prolierative (=P5R) ringan dansedang, dievaluasi setiap 0 bulan Kontrol
gula darah dilakukan oleh dokter penyakitdalam.
Pasien dengan =P5R berat, yaitu apabila
ditemukan salah satu dibawah ini7
− Pendarahan intra retina C kwadran
− Pelebaran vena 3 kwadran
− 2ntra retina mikrovaskular abnormalism
kwadran Pasien dengan Prolierative 5iabetic
Retinopathy (P5R), yaitu dengan adanyapendarahan vitreus dan pertumbuhan jaringan 8brovaskular di vitreus, dirujuk ke
pelayanan kesehatan mata tersier. ;pabila ditemukan katarak yang
mempersulit evalusi segmen poeterior,dapat dilakukan operasi, denganpenjelasan akan prognosis penglihatan dankemungkinan retinopati bertambah beratsetelah operasi.
"eperti tindakan pada "@!.
Pasien dengan =P5R berat
dengan/tanpa !"@, dilakukan terapiotokoagulasi laser.
6perasi vitrektomi dilakukan apabila
terdapat pendarahan vitreus,
pertumbuhan jaringan 8brovaskular diretina, persistent mascular edema danablasio retina traksi.
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
29/41
1'. RETINA LEPAS (RETINAL DETAHMENT)
PREMIER SEKUNDER TERTIER
;namnesia mengenai lama kejadian, dan
aktor resiko seperti disebutkan diatas.Kecurigaan akan retinal detachment memerlukan uji konrontasi. Pemeriksaan
dengan unduskopi langsung > apabilatersedia > memberi gambaran retina lepasatau perdarahan retina, 8brosis vitreusdengan perlekatan retina dan tanda lainseperti disebutkan sebelumnya.
PENATALAKSANAAN
elakukan evaluasi seperti pelayanan di
P@!, ditambah dengan pemeriksaanundus untuk evaluasi retina.Pemeriksaan undus sebaiknya dilakukan
dengan unduskopi tidak langsung ataudengan condensed wide angle lens(ainster 6cular, "uper ield Dolk, "uperPupil Dolk atau *oldmann 0$mirror."eluruh retina lepas harus dianggapsebagai rhegmatogen$ Pemeriksaankampimetri dapat dilakukan sebagaipenunjang. Pemeriksaan di "@! sudahdapat menentukan apakah penderitaperlu di rujuk atau tidak ke '@!.
;pabila tidak ada kecurigaan tetapi ada
keluhan, penderita harus diistirahatkanapabila mengancam macula, hinggatindakan dilakukan. "emua jenisrhegmatogen yang tidak mengancammacula atau jenis traksional yangmelibatkan macula harus dirujukseceoatnya, umumnya dalam beberapahari. Penderita dirujuk '@! untukpenanganan lebih lanjut denganpenjelasan akan aktor dan keberhasilan.
elakukan tindakan seperti di "@!
dan memutuskan jenis retina lepas.Pemeriksaan, kampimetri,elektro8siologi atau ultrasonogra8
dilakukan bila diperlukan untukmenunjang diagnosis.
elakukan tindakan sesuai dengan
jenis retina lepas. Pada rhegmatogenakut dan traksional yang tidak
mengancam macula, operasi dilakukansecepatnya, sedangkan yang kronikdapat dioperasi dalam waktu minggu. #enis operasi (sclera buckling atauvitektomi) tergantung kondisi yangdirtemukan, dan jenis viteustamponade ditentukan oleh keadaanyang ditemukan pre$operative dandurante operasi, kondisi matasebelahnya dan mobilitas penderita. 'ipe e1udative memerlukanpengobatan sesuai dengan penyakit
yang mendasari. Keberhasilanpengobatan penyakit yang mendasariakan memperbaiki retina yang lepas.
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
30/41
STANDAR #ASILITAS KESEHATAN MATA
1. JENIS PELAYANAN
PREMIER SEKUNDER TERTIER
Pemeriksaan dan atau tindakan medikmata
Pemeriksaan dan atau tindakan medicspesialistik mata
Pemeriksaan dan atau tindakan medicsub$spesialistik mata.
2. KEGIATAN
PREMIER SEKUNDER TERTIER Pemeriksaan dan tindakan pelayanan
kesehatan mata7a. elakukan anamnesab. enjelaskan proses pemeriksaan yang
akan dijalani oleh pasien
c. engukur tajam penglihatan (visus).d. elakukan pemeriksaan segmen depan
mata dengan lup dan lampu senter.e. elakukan pemeriksaan lapang
pandangan dengan metode konrontasiatau kampus sederhana.
. engukur tekanan bola mata dengan
Pemeriksaan dan tindakan medik pelayanan
kesehatan mata spesialistik7a. elakukan pemeriksaan dan tindakan
medik mata primer.b. elakukan penanganan lanjut terhadap
pasien rujukan dari sarana kesehatanprimer.
c. elakukan pemeriksaan dan tindakanmedik mata spesialistik sekunder yangmeliputi 7
− Pemeriksaan segmen depan mata
menggunkan slip lamp.
Pemeriksaan dan tindakan medik
pelayanan kesehatan matasubspesialistik7a. elakukan pemeriksaan mata
primer dan sekunder.
b. enindaklanjuti pasien rujukan darisarana kesehatan sekunder.
c. elakukan pemeriksaan penunjangdiagnostic lanjut.
d. elakukan pemeriksaan santindakan medik mata subspesialistikyang ditentukan oleh kebutuhan
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
31/41
tonometer "chiotA.g. emeriksa kejernihan media rerakta
dengan segmen belakang mata denganotalmoskop direk.
h. emeriksa dan menentukan adatidaknya kelainan penglihatan warnadengan tes 2shihara$Kanehara.
i. elakukan tindakan bedah kecil
(kalasion dan hordeolum), sertaperawatan pascabedah katarakglaucoma.
j. emeriksa dan menangani penyakitmata luar.
k. ampu melakukan pertolongan pertamapada kedaruratan mata.
l. emberikan penyuluhan kesehatanmata
m.Penyaringan penyakit mata penyebabkebutaan (skrining).
− Pemeriksaan segmen belakang mata
mata menggunkan otalmoskop direkatau indirek.
− Pemeriksaan khusus
tonometri,gonioskopi, kampimetri.
− Pemeriksaan penunjang diagnostik
lainnya.
−
'indakan bedah sedang dan besar− Perawatan pra/pasca bedah
d. erujuk pasien yang membutuhkanpemeriksaan dan tindakan medikmatasubspesialistik (tersier).
e. emberikan penyuluhan kesehatanmata.
. Khusus untuk %K.
masyarakat, tersedianya sarana danprasarana yang meliputi 7
− Katarak dan bedah rerakti
− *laukoma
− Ditreoretina
− 2neksi dan 2munologi
− Pediatri otalmologi
− "trabismus− =euro otalmologi
− 6nkologi mata
− %edah plastic dan rekonstruksi
− Reraksi dan lensa kontak
(kontaktologi)e. Perawatan pra dan pasca bedah
subspesialistik.. emberikan penyuluhan kesehatan
mata.
3. STANDAR RUANGAN
PREMIER SEKUNDER TERTIER
a. Ruangan pemeriksaan matab. Ruangan pemeriksaan dengan peralatanc. Ruangan tindakan bedah kecil mata di
Puskesmas dengan asilitas rawat inap
a. Ruang pemeriksaan matab. Ruangan rawat inap untuk penderitaan
penyakit matac. Ruangan untuk tindakan pembedahan mata
sedang dan besar.d. Ruang pemeriksaan dengan peralatane. Pada balai kesehatan 2ndera asyarakat
(%K2) selain ruangan diatas perludisediakan ruang pertemuan, mobil unituntuk penyuluhan dan kegiatan operasi dilapangan.
. &ntuk Rumah sakit tipe % pendidikan perludisediakan ruang kuliah.
a. Ruangan$ruang poliklinik untukpemeriksaan berbagai subspesialistikmata.
b. Ruang pemeriksaan dan bedah mataemergency
c. Ruang rawat inap untuk penderitamata.
d. Ruang bedah mata sedang dan besar.e. Ruangan pemeriksaan dengan
peralatan. Ruang kuliah untuk penyelenggaraan
pendidikang. Ruangan$ruangan sesuai ketentuan
yang berlaku bagi rumah sakit tipe ;.
4. STANDAR PERALATAN
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
32/41
PREMIER SEKUNDER TERTIER
"arana pelayanan kesehatan mata primerminimal harus tersedia peralatan sebagaiberikut 7 Peralatan 5iagnostik 7
a. :embar optotip "nellen yang dilengkapiclock dial.
b. :embar kartu tes baca.c. %ingkai uji coba trial (lens rame) dan
(satu) set lensa ujicoba (trial lens set).d. %uku 2shihara > Kaneharae. :up binokuler (lensa pembesar) 0$
dioptri.. 6talmoloskop direk.g. 'onometer "chiotAh. 6bat$obatan diagnostic, midriatikum,
anestesi topical.i. :ampu senter
Peralatan bedah 7
a. "et peralatan bedah kecilb. :ampu operasi
Pada sarana kesehatan mata sekundertersedia 7 Peralatan 5iagnostik 7
a. :embar optotip "nellen yang dilengkapiclock dial.
b. :embar kartu tes baca.c. %ingkai uji coba trial (lens rame) dan
(satu) set lensa ujicoba (trial lens set).d. %uku 2shihara > Kaneharae. :ensometer. 6talmoskop direk dan atau indirekg. "litlamph. 'onometer "chiotA dan atau ;planasii. "treak retinoscopy j. :ensa *onioskopi dengan tiga cermin.k. "et dilator punktum, probe lakrimal dan
anel.
Peralatan diagnostic pelengkap 7
a. Kampimeterb. ;lat untuk biometri ;$scanc. Keratometerd. &"* atae. Iorth our 5ot 'est. Retinometer
Peralatan bedah 7
a. ikroskop operasib. "et peralatan bedah segmen anteriorc. "et peralatan bedah segmen posterior
sederhanad. "et peralatan bedah adneksa dan
orbita sederhana
Peralatan tambahan untuk %K2 7
a. "ebuah mobil unit denganperlengkapan penyuluhan
b. "atu unit mikroskop operasi besertaperalatan bedah
Pada sarana kesehatan mata tertier, selainperalatan harus pula tersedia 7A. KATARAK DAN BEDAH RE#RAKTI# Peralatan diagnostik 7
. "litlamp3. Keratometer0. ;$scan %iometerC. 'opogra8 kornea 7video keratogra8. Retinometri. %$scan ultrasonogra8?. 'rial lens setB. 'rial rameJ. !hart projector+. ;utoreractometer. :ensmeter3. P5 meter0. :ampu senterC. 6talmoskop direk. "pecular icroscope
Peralatan bedah yang dibutuhkan agarmampu melakukan tindakan 7. %edah katarak @K@K dengan
implantasi 26:3. %edah katarak ako dengan
implantasi 26:0. %edah 'ransplantasi tembus korneaC. %edah 'ransplantasi lamellar
kornea. %edah Rerakti kornea.
Peralatan set bedah katarak dasar 7
. 'owel !lamp
33. !urved hemosstatic !lamp
30. os
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
33/41
. @yespeculum screw controlled
?. "uperior rectus speculum
B. 'enotomy scissors curved
J. 9ook,D.graea, +mm
+. 9ook, "inskey,angled
3. RaAorblade, breadker Lholder
33. "titch scissors, sharp
0. "cissors, !orneal,mm,right,blunt
C. "cissors, !orneal,mm,let,blunt
. "cissors,iris,mm,curved,sharp
. "cissors,vannas,micro,0mm,angled
?. "cissors,vannas,blunt,Jmm
B. =eedle holder,heavy,mm
J. =eedle holder, 8ne mm
3+. =eedle holder,delicate,Bmm,curved 3
3. =eedleholder,delicate,?mm,curved
33. orceps, utilty
30. orceps, iris,collibry
3C. orceps, corneal +,0 mm
3. orceps, 81ation,+,3mm
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
34/41
3. orceps, tying,+,0mm,straight
3?. orceps, tying,+,0mm,curved
3B. orceps, c Pherson
3J. orceps, !apsulorhe1is
0+. orceps,biopolar,c.pherson,angled
0. :ens loop irrigating,mm,wide
03. :ens loop,mm wide E?mm long
00. "patula, iris, 3mm$wide,angled
0C. "patula,iris,mm$wide,angled3
0. "patula,cyclodialysis,mm wide,+0
mm :ong,angled3
0. !annules. /; symcoe
0?. !annules,;/! irrigating, J *auge, angled0B. !annules,;/! irrigating, 30 *auge, angled0J. !annules,;/! irrigating, 3? *auge, angled
"et ako$@mulsi8kasi
'erdiri dari set bedah katarak dasar
ditambah7. "lit knie keratome disposable,
3,mm,angled ( per pasien)
3. Keratome, 5iamond, 0,+mm.angled (buah)
0. !rescent knie, disposable, bevelup( per pasien)
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
35/41
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
36/41
3. 'rial :ens "et0. 'rial rameC. "treak Retinoscope. Keratometer. "litlamp?. 'rial set :ensa KontakB. !airan Pencuci, pembahasah lensa
kontak
J. "arana untuk mencuci lensa ujicoba (wastael)
+. "uction pipet untuk emlepas lensauji coba
. Kaca cermin3. luorescein /strip0. agni8er khusus untuk melihat
detail lensa kontakC. %urton lamp (untuk menilai 8tting
pada bayi/anak$anak).
. GLAUKOMAPeralatan 5iagnostik 7. !omputed Perimetry3. 9andheld tonometri0. 9and held "lit lampC. 'onometer aplanasi. M;* laser. ;rgon laser?. M;* laserB. ;rgon laserJ. 2maging andlaser+. oto undus stereoskopis
Peralatan bedah 7
. =on penehatys 8ltration up set
3. 'ubekulektomi set0. 5ivice inplant (;hmed, 9oltens)
D. RETINAPeralatan 5iagnostik. "lit lamp3. :ensa undus Jkontak dan non kontak)0. 6talmoskop indirek dengan lensa
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
37/41
condensingC. 6thalmoskop direk. Kamera undus denngan ;ngiography
4uorescein undus (;) pencitraandigital
. <rasonograpjy ; scan dan % scan?. ;msler *rid !hartB. 'es %uta Iarna
;lat %edah dan alat untuk tindakan 7. :aser Photocoagulation instrument3. 2nstrumen untuk bedah
vitreoretina,5esmarres muscle hock,calper, miscroscissors, microorceps,membranepeeler, silicon injector,contact lens (landers)
0. Ditrectomy unitC. ;lat krio set, diaterm set. icroscope dengan wide agle viewing
(%26 atau @%6"). :aser photocoagulation or @ndolaser
and laser indirect 6phthalmoscope!:26)
?. :oupe =o. 0,?)B. !lose circuit 'DJ. Pengamanan dari sinar laser (laser
savety precaution or laser rays$goggles)
E. IN#EKSI * IMUNOLOGI;lat diagnostik 7. ikroskope !asay( onocular
/%inocular)
3. "lit lamp0. luorescein stripC. "chimmer paper. &"*. Rose %ensal?. *lass RodB. *lass 6bjectJ. %russen %rander
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
38/41
+. 'onoapplair. 2ndirect 6talmoscopy3. :oupe0. ;lat untuk ;nel 'estC. %aumann "onde. 5ilatator punction. Pewarna
• *ram
• K69
;lat bedeah dan alat untuk tindakan 7. 9odeolum3. lap Konjungtiva0. ;mmion gratC. Inucleasi. @viserasi. 5emoatgoaN, ascialah graN
#. STRABISMUSPeralatan 5iagnostik 7
. ;jor ;mblyoscope/"ynophtore3. addo1 scale0. Prisma %ar vertical dan horiAontalC. :oose prisma. 'rial len set. ;dult and pediatric rame?. "trereotest ('itmus, Randot, lang, '=6)B. I5' dengan K Red *reenJ. %agolini lenses+. Retinoscope. Reraction lens bar with conve1 and
concave lenses3. Red dan Ihite mado1 rods
0. Portable biomicroscopeC. 5irect and indirect ophtalmoscope. Disual actuity chart. =ear vision card?. 6ptokinetic drumB. ine tooth orceps (passive duction
and estimation o bgeneration muscleorce)
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
39/41
J. 9ees or :eesO screen3+. =etral density 8lters3. Disuscope or similar device to test
81ation pattern33. Perimeter to determine 8eld o
single binocular vision
Peralatan bedah 7
. :up (alat pembesar)3. "et bedah strabismus
G. PEDIATRIK O#TALMOLOGI;lat 5iagnostik 7. 'rial lens set, 'rial rame, !hart
projector, Preerential looking3. :ensometer0. "treak Retinoskope dan ;uto
ReraktometerC. "litlamp/hand held slit lamp. 'onopen. 5irek dan atau indirek otalmoskop
(!ondensing :ens C+ 5)?. %leharostat %ayiB. set alat pemeriksaan anel dan
probing (dengan berbagai ukuran)J. &"*+. @R*,D@P.
;lat 6perasi 7. Peralatan operasi katarak dengan atau
tanpa Ditrektomi anterior3. Peralatan operasi enukleasi/ eviserasi/
eksenterasiti orbitae
0. Peralatan operasi glaukoma
H. REKONSTRUKSI DAN ONKOLOGIMATA
5iagnostik 7. 9ertel3. ;nel test L sonde0. &"*
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
40/41
C. "lit lamp. Pungtum dilalator
6perasi 7. "et peralatan bedah plastic terdiri dari
pinset, gunting, pisau, needle holder3. 5ilatator pungtum, probe lakrimal, anel0. Rounger
C. Periosteal elevator. %oor. *unting dan perisoteal elevator iga?. "ryker sawB. 9ak orbita berbagai ukuranJ. "ilicon lacrimal tube+. %ahan sintetik untuk rekonstruksi
raktur,a.2 7 "ilicon blok dll. Kawat halus atau prolen 0,+ atau
plate L screw3. 2mplan orbita0. @ndoscope
I. NEURO O#TALMOLOGI5iagnostik. @R*/=@P3. Perimeter 6ctopus0. 9ess "creen
4. KETENAGAAN
PREMIER SEKUNDER TERTIERPelayanan dilakukan oleh dokter umum atau
dokter spesialis mata yang telah ter$registrasi,
dengan mitra kerja perawat/perawat mahir
mata dan reraksionis optisien
Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis
mata yang telah ter$registrasi, dengan mitra
kerja dokter spesialis lain yang terkait,
perawat mahir mata dan reraksionis optisien
Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis
mata konsultan, dokter spesialis mata
yang telah ter$registrasi, dengan mitra
kerja dokter spesialis lain yang terkait
-
8/20/2019 Standar Pelayanan Kesehatan Mata
41/41
serta perawat mahir mata dan reraksionis
optisien.
K@P&"';K;;=7
. *ondhowiardjo '5, "imanjuntak *I". Panduan anajemen Klinis Perdami, Perhimpunan 5okter "pesialis ata 2ndonesia (P@R5;2),
#akarta, #uni 3++.
3. *ondhowiardjo '5. "tandar asilitas Pelayanan ata. Perhinpunan 5okter "pesialis ata (P@R5;2), #akarta, 3++C.
0. "tandar Pelayanan edis, Rumah "akit ata !icendo, 3++