Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan...

43
1 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri) Standar kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 15 . Mengapresia si karya seni teater 15.1 Mengidentifikasi makna dan peranan pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat 1) Menjelaskan teater non tradisional 2) Menyeburkan jenis teater non tradisional. 3) Mengidentifikasi makna pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat 4) Mengidentifikasi peranan pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat BAB 1 MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS KEHIDUPAN BUDAYA MASYARAKAT A. Pengertian Teater Beberapa definisi teater dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai berikut: Teater /téater/ n 1 gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dsb : di -- yg baru itu diputar film perang; drama Shakespeare, “Hamlet” akan dipertunjukkan di -- yg baru itu; 2 ruangan besar dng deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah: 3 pementasan drama sbg suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama; -- absurd Sen aliran penulis drama pertengahan abad XX, yg lakonnya menyajikan kesia- siaan segala makna, tujuan, usaha, dan keberhasilan alam semesta; -- epik Sas teater bergaya antirealistik yg dapat mengundang penonton untuk mengamati tokoh dan watak, bukan untuk mengidentifikasi diri dng mereka; -- keliling kelompok drama yg pementasannya berpindah-pindah dr satu tempat ke tempat yg lain dng membawa semua peralatannya; -- mini kata Sen teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal mungkin kata-kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa suasana dan kejadian yg mengarah kpd suatu gambaran samar yg dapat diberi makna oleh penonton; -- terbuka tempat luas tidak beratap di udara terbuka, tempat orang dapat menonton sandiwara atau film;

Transcript of Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan...

Page 1: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

1

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standarkompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

15.

Mengapresiasi karya seniteater

15.1 Mengidentifikasi maknadan peranan pertunjukanteater non tradisionalmancanegara (NonAsia)dalam konteks kehidupanbudaya masyarakat

1) Menjelaskan teater non tradisional2) Menyeburkan jenis teater non

tradisional.3) Mengidentifikasi makna pertunjukan

teater non tradisional mancanegara(NonAsia) dalam konteks kehidupanbudaya masyarakat

4) Mengidentifikasi perananpertunjukan teater non tradisionalmancanegara (NonAsia) dalamkonteks kehidupan budayamasyarakat

BAB 1MAKNA DAN PERANAN TEATER

DALAM KONTEKS KEHIDUPAN BUDAYA MASYARAKAT

A. Pengertian Teater

Beberapa definisi teater dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai berikut:

Teater /téater/ n 1 gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dsb : di -- yg

baru itu diputar film perang; drama Shakespeare, “Hamlet” akan dipertunjukkan di -- yg

baru itu; 2 ruangan besar dng deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk

mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah: 3 pementasan drama sbg suatu seni atau

profesi; seni drama; sandiwara; drama;

-- absurd Sen aliran penulis drama pertengahan abad XX, yg lakonnya menyajikan kesia-

siaan segala makna, tujuan, usaha, dan keberhasilan alam semesta;

-- epik Sas teater bergaya antirealistik yg dapat mengundang penonton untuk mengamati

tokoh dan watak, bukan untuk mengidentifikasi diri dng mereka;

-- keliling kelompok drama yg pementasannya berpindah-pindah dr satu tempat ke tempat

yg lain dng membawa semua peralatannya;

-- mini kata Sen teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal

mungkin kata-kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa

suasana dan kejadian yg mengarah kpd suatu gambaran samar yg dapat diberi makna

oleh penonton;

-- terbuka tempat luas tidak beratap di udara terbuka, tempat orang dapat menonton

sandiwara atau film;

Page 2: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

2

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

ber·te·a·ter v bersandiwara;

me·ne·a·ter·kan v mementaskan; memanggungkan: kelompok teater itu ~ drama perjuangan

Pangeran Diponegoro

Pengertian drama dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat kita uraikan sebagai

berikut:

Drama adalah komposisi syair atau prosa yg diharapkan dapat menggambarkan kehidupan

dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yg dipentaskan: dia gemar menonton --;

2 cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg khusus disusun untuk

pertunjukan teater; 3 cak kejadian yg menyedihkan;

-- absurd Sas drama yg sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan,

tematik;

-- baca Sas naskah drama yg hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan;

-- borjuis Sas drama yg bertema tt kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18);

-- domestik drama yg menceritakan kehidupan rakyat biasa;

-- duka Sas 1 drama yg khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama; 2

drama yg melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yg luar biasa yg

berakhir dng malapetaka atau kesedihan; tragedi;

-- dukaria Sas drama dng alur yg sebenarnya lebih cocok untuk drama duka, tetapi

berakhir dng kebahagiaan;

-- heroik Sas drama yg merupakan peniruan bentuk tragedi dan yg selalu bertemakan cinta

dan nama baik;

-- liris Sas drama yg berbentuk puisi;

-- liturgis drama yg pementasannya digabungkan dng upacara kebaktian gereja (dl Abad

Pertengahan);

-- mini kata Sas drama yg dialognya pendek-pendek;

-- misteri drama keagamaan yg berisi cerita-cerita dr Alkitab;

-- moralis drama keagamaan yg bersifat alegoris berisi konflik antara kebajikan dan

kejahatan;

-- rakyat drama yg timbul dan berkembang sesuai dng festival rakyat yg ada (terutama di

pedesaan);

-- realis Sas drama yg ditulis sesuai dng konsep aliran realisme dl teater;

Page 3: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

3

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

-- ria Sen drama ringan yg sifatnya menghibur walaupun selorohan di dalamnya dapat

bersifat menyindir dan berakhir dng kebahagiaan; komedi;

-- rumah tangga drama yg menggambarkan kehidupan suatu rumah tangga yg realistis;

-- satire Sas drama yg berisi sindiran, umumnya bersifat komedi;

-- satu babak lakon yg terdiri atas satu babak, berpusat pd satu tema dng sejumlah kecil

pemeran gaya, latar, serta pengaluran yg ringkas;

-- sejarah drama yg ditulis berdasarkan bahan sejarah, berupa peristiwa yg disusun secara

longgar dan mengikuti urutan waktu;

-- tari Sen drama yg dilakonkan dng tari-tarian;

-- tendens Sas drama yg berisi masalah sosial, spt kepincangan yg terjadi dl masyarakat;

pen·dra·ma·an n 1 proses, cara, perbuatan melakonkan sbg drama: tidak lama lagi ~

peristiwa pembunuhan itu akan dilaksanakan oleh kelompok Teater Kecil; 2 penyajian novel,

cerita pendek, atau puisi yg dipentaskan sesuai dng prinsip-prinsip drama; 3 ki proses, cara,

perbuatan menjadikan suatu peristiwa dsb mengesankan atau mengharukan.

Istilah teater dan drama pada masa kini lebih cenderung memiliki makna yang sama,

sehingga batasan drama atau teater berdasarkan denisi kamus, teater atau drama adalah suatu

cerita yang disusun dalam naskah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui

tingkah laku (akting) dan dialog yang melibatkan konflik atau emosi untuk dipentaskan atau

dipertontonkan.

B. Bentuk Teater

berbagai ragam drama/teater yang berkembang dimasyarakat lokal. nasional, maupun

internasional. ragam drama/teater yang ada secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu: teater tradisional dan teater modern, lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Teater Tradisional

teater tradisional merupakan teater atau drama yang berkembang secara turun-menurun

dimasyarakat pendukungnya. ragam teater tradisonal yang berkembang dimasyarakat

dibedakan menjadi dua yaitu: teater tradisional kerakyatan, dan teater klasik. teater

tradisional berkembang dilingkungan masyarakat pada umumnya, sedangkan teater klasik

Page 4: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

4

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

banyak berkembang dilingkungan kehidupan istana atau kerajaan sebagaimana layaknya

perkembangan seni pada umumnya.

a. Teater rakyat

Teater rakyat berkembang di lingkungan masyarakat, ragam teater tradisional kerakyatan

setiap daerah memiliki perbedaan yang disebabkan tradisi yang berbeda. berikut contoh

teater tradisional yang berkembang saat ini diantaranya:

1) Ketoprak

Ketoprak merupakan bentuk teater tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, teater

ketoprak banyak digunakan masyarakat di Jawa Tengah untuk hiburan dan pertunjukkan.

Ketoprak sebagai hiburan banyak digunakan saat pesta pernikahan, sunatan, bersih desa,

syukuran. Ketoprak sebagai media hiburan pementasannya secara sederhana yaitu: (1)

penonton dengan pemain sejajar, (2) menggunakan pembatas tobong (kain pembatas

pemain dengan penonton), (3) disajikan di ruangan rumah penyelenggara. Ketoprak

berfungsi sebagai pertunjukkan disajikan sebagai berikut: (1) Pemain ketoprak dengan

penonton tempat dan jarak berbeda, (2) disajikan menggunakan panggung yang didesain

khusus sesuai cerita, (3) unsur penunjang pergelarannya lebih lengkap, dan

mengedepankan keindahan, (4) pemainnya professional. Sumber cerita yang digunakan

untuk pergelaran ketoprak sebagai berikut:

a) Cerita yang bersumber dari sejarah, sumber cerita ini dapat berupa sejarah raja-raja

yang pernah ada di nusantara, sejarah perjuangan bangsa.

b) Cerita yang bersumber legenda, merupakan cerita yang dikait-kaitkan dengan

terjadinya suatu tempat, misal

c) Cerita bersumber dari Babad

d) Cerita carangan

Pola penyajian ketoprak sebagai berikut:

a) Bagian awal pertunjukkan

Pada bagian ini meliputi patalun (membunyikan gamelan sebagai simbol untuk

mngundang para pemain maupun penonton bahwa pertunjukkan segera dimulai),

pertunjukkan tari gambyongan (sekelompok penari perempuan sebagai

penyambutan tamu undangan).

Page 5: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

5

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b) Bagian inti pertunjukkan

Pada bagian ini meliputi prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan 1, adegan 2.

konflik awal, Pelawak, adegan puncak cerita, akhir cerita.

c) Bagian akhir pertunjukkan

Pada bagian akhir pertunjukkan menampilkan lantunan gending/lagu musik

gamelan sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas terselenggarakannya

pementasan ketoprak, dan juga kepada penonton yang hadir menyaksikan

pergelaran ketoprak.

Musik pengiring pergelaran ketoprak memiliki kekhususan yaitu menggunakan keprak

(kentongan dari bambu atau kayu sebagai pengatur iringan pergelaran untuk memulai

maupun mengakhiri musik iringan gamelan).

2) Ludruk

Ludruk merupakan teater tradisional yang berkembang di Jawa Timur, ludruk memiliki

keunikan yaitu semua pemainnya laki-laki, sehingga tokoh cerita perempuan yang

memerankan seorang laki-laki. Ludruk befungsi sebagai hiburan, pertunjukkan, maupun

penerangan. pola penyajian ludruk hampir sama dengan ketoprak yaitu

a) Bagian awal pertunjukkan meliputi: patalun (lagu/gending awal sebagai simbol akan

segera dimulai pertunjukkan ludruk), tari ngremo (tari untuk menyambut tamu).

b) Bagian inti pertunjukkan meliputi: prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan 1,

adegan 2, konflik 1, pelawak, klimaks cerita, akhir cerita.

c) Bagian akhir pertunjukkan, merupakan ucapan terima kasih kepada Tuhan, dan

semua penonton atas selesainya pertunjukkan ludruk.

Sumber cerita yang digunakan bersumber pada sejarah perjuangan, legenda, babad, dan

cerita carangan (yaitu cerita yang dibuat sendiri oleh penulis naskah dikait-kaitkan dengan

kehidupan manusia dan lingkungannnya).

3) Lenong

Lenong merupakan teater tradisional yang berkembang di Jawa Barat khususnya

masyarakat Sunda dan Betawi. Pemain lenong terdiri dari laki-laki dan perempuan, teater

tradisi lenong banyak digemari oleh masyarakat pendukungnya. lenong banyak disajikan

saat untuk acara pesta pernikahan, sunatan , maupun untuk syukuran yang diselenggarakan

Page 6: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

6

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

maupun cerita buatan penulis naskah.

b. Teater klasik

Teater klasik merupakan teater yang berkembang dilingkungan kaum bangsawan,

jenis teater sudah ada sejak zaman kerajaan Romawi, sedangkan teater klasik di Indonesia

berkembang di lingkungan istana, seperti Seni Langendriyan. Langendriyan merupakan

pertunjukkan campuran seni teater, seni tari, seni musik yaitu dengan menampilkan suatu

cerita yang diiringi musik gamelan dialognya berupa tembang (lagu), serta gerakan

tokohnya dengan gerak tari.

2. Teater Modern

Istilah modern dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah terbaru; mutakhir:; sikap dan

cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Berdasarkan batasan

tersebut karakteristik teater modern sebagai berikut: (1) tidak terikat aturan baku, (2)

sumber cerita bebas, (2) Imajinasi penulis cerita tidak dibatasi ruang dan waktu, (3)

penggarapan cerita menggunakan teknologi masa kini, (4) bersifat kreatif, inovatif, praktis,

dan mengedepankan logika. Jenis teater modern dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Teater Modern Konvensional

Teater konvensional merupakan teater modern yang pola penggarapannya sebagaimana

yang biasa dilakukan teater modern pada umumnya. Pola yang dilakukan untuk

penggarapan teater modern pada umumnya menjadi sebuah teoeri yang dapat dipelajari,

misal cara penulisan naskah teater, menjadi sutradara yang baik, menjadi actor yang baik,

pengambilan gambar dilapangan dan lain-lain. Teori yang dikembangkan menjadi sebuah

ilmu seperti sinematografi.

b. Teater Modern Eksperimental

Istilah éksperiméntal dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna bersangkutan

dng percobaan, sehingga teater modern eksperimental merupakan pengembangan teater

untuk tujuan inovasi sebagai terobosan baru dalam perwujudan unsur-unsur penulisan

Page 7: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

7

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

naskah, dan penggarapan cerita. teater modern eksperimental diharapkan menghasilkan

karya teater yang luar biasa.

C. Jenis-Jenis Teater

Jenis teater yang berkembang beragam, berdasarkan pementasannya teater jenis teater

dibedakan sebagai berikut:

1. Drama/teater panggung

Drama atau teater yang dipentaskan di panggung proscenium, arena, ataupun panggung

pendopo. Drama jenis ini dipentaskan secara langsung, sehingga penonton dapat

menyaksikan pertunjukkan secara langsung.

2. Teater mini kata

Teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal mungkin kata-

kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa suasana dan

kejadian yg mengarah kepada suatu gambaran samar yg dapat diberi makna oleh penonton.

3. Teater radio

Tetaer radio adalah teater yang berbentuk dialog vocal tanpa kehadiran fisik actor putar

tayang melaui radio, sehingga penonton tidak dapat menyaksikan kehadiran fisik pemain,

melainkan mendengarkan narasi, dialog, dan diperkuat dengan musik.

4. Teater dan sajak

Teater dan sajak merupakan teater yang dialognya berbentuk sajak, sehingga pemain

jenis teater ini harus mempunyai kemampuan membaca sajak.

5. Pantomime

Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan

ekspresi wajah (biasanya diiringi musik).

6. Opera

Page 8: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

8

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Opera adalah bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan dengan

iringan orkes atau musik instrumental; contoh: opera sabun serial drama radio atau

televisi yang alurnya berbelit-belit, sarat dengan lakon yang sentimental, mendebarkan,

dan mengharukan.

7. Sendratari

Sendratari adalah seni, drama, dan tari; drama atau cerita yg disajikan dl bentuk tarian

tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan).

8. Tablo

Tablo adalah pertunjukan lakon tanpa gerak atau dialog, teater ini berfungsi memberikan

gambaran pesan simbolis kepada penonton. Tablo biasa digunakan diawal pertunjukkan

diperkuat efek musik pengiring, tata lampu yang bertujuan meyampaikan inti cerita yang

dibawakan.

9. Teater Keliling

Kelompok drama yag pementasannya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang

lain dengan membawa semua peralatannya.

10. Lawak

Tetaer atau drama lucu fungsinya lebih cenderung untuk hiburan, sehingga pemain-

pemainnya sekaligus pelawak, misal: Srimulat.

11. Telenovela

Telenovela adalah novel yang ditayangkan di layar televisi, biasanya dibagi menjadi

beberapa episode, sehingga waktu tayang sangat panjang, contoh: telenovela Marymar.

12. Film

Film adalah selaput tipis yg dibuat dr seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan

dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dl bioskop): lakon

Page 9: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

9

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

(cerita) gambar hidup. Jenis ini biasa dipentaskan digedung-gedung bioskop atau sering

disebut film layer lebar. ragam film diantaranya:

a. Film dokumenter dokumentasi dl bentuk film mengenai suatu peristiwa bersejarah

atau suatu aspek seni budaya yg mempunyai makna khusus agar dapat menjadi alat

penerangan dan alat pendidikan;

b. Film horor film cerita yg mengisahkan cerita-cerita yg menyeramkan;

c. Film kartun film hiburan dl bentuk gambar lucu yg mengisahkan tt binatang dsb;

d. Film laga film yg banyak berisi tt aksi, perkelahian, atau keributan;

e. Film murahan 1 film yg diproduksi dng biaya murah; 2 film yg tidak bermutu;

f. Film seri film dng tokoh-tokoh utama yg sama tetapi dng cerita-cerita yg berbeda;

g. Film serial film yg ceritanya berseri (beruntun);

h. Film silat film yg mengisahkan tt cerita Cina dengan banyak menampilkan adegan

perkelahian dng adu ketangkasan bermain silat;

13. Sinetron

Sinetron adalah film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti

televisi;

C. Makna dan Peran Pertunjukan Teater

Keberadaan teater untuk memenuhi kebutuhan manusia akan rasa, rasa senang, puas,

haru, heran, kagum dan sebagainya. Seni teater merupakan sarana pemenuhan

kebutuhan batin seseorang, dalam jiwa manusia terdapat unsur cipta (pikiran), rasa

(perasaan), dan karsa (kemauan). Perkembangan ketiga aspek kejiwaan manusia harus

seimbang, sehingga manusia dapat hidup seimbang antara kondisi lahir dengan kondisi

batin untuk mewujudkan manusia utuh. Memahami makna dan peran dalam

pertunjukan teater sangat keduanya berkaitan erat, karena peran atau fungsi sebuah

pertunjukan memiliki makna tertentu pada kelompok masyarakat pendukung maupun

masyarakat penikmatnya. Lebih jelas untuk memahami makna dan peran suatu

pertunjukan diuraikan sebagai berikut:

1. Peran dan Makna Teater Untuk Upacara

Page 10: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

10

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Dalam kehidupan manusia purba mempercayai animisme, dinamisme, totemisme.

Kegiatan upacara selalu diikuti dialog dan akting, bunyi-bunyian, untuk menambah

kesakralan, dialog yang dilakukan berupa pengucapan mantera dari generasi satu ke

generasi berikutnya dilakukan mentradisi. Adapun Fungsi teater dalam upacara

meliputi:

a. Teater untuk upacara keagamaan, misal (1) kegiatan upacara Ngaben

masyarakat hindu di Bali sebagai upacara pembakaran jasad orang yang

meninggal memiliki makna menuju kesempurnaan roh yang meninggal, (2)

upacara Tiwah di masyarakat Dayak memiliki makna untuk kesempurnaan

kehidupan akhir roh nenek moyang yang telah meninggal dikehidupan alam

atas.

b. Teater berfungsi untuk upacara adat berkaitan peristiwa alamiah, misal upacara

adat masyarakat di lereng gunung Tengger melakukan upacara dengan tujuan

memohon keselamatan masyarakat yang hidup di lingkungan sekitar gunung

Tengger.

c. Teater untuk upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia, misal

acara turun atau menginjak tanah di masyarakat Jawa yang dilakukan anak

balita pertama kali mulai belajar berjalan.

Fungsi teater untuk upacara bisa mengalami pergeseran fungsi seiring dengan

perkembangan peradaban manusia, pergeseran fungsi bisa berubah dari teater upacara

keagamaan menjadi teater teater pertunjukkan, untuk hiburan, dan fungsi lainnya.

2. Makna dan Peran Teater Sebagai Hiburan

Teater berfungsi sebagai hiburan merupakan pertunjukkan teater untuk memberikan

kepuasan penikmat. Fungsi teater sebagai hiburan mengedepankan kepuasan,

keakraban, pemain dengan penonton, dan kadang jarak pemain dengan penonton tidak

berbeda dimana penonton dapat ikut menari. Berbagai teater tradisi yang berfungsi

untuk hiburan misalnya pertunjukan ludruk di acara khitanan.

3. Makna dan Peran Teater Sebagai Pertunjukkan

Page 11: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

11

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Teater sebagai pertunjukkan mengedepankan aspek keindahan dialog dan akting, musik,

tata busana, tata rias, tata cahaya, dan tata panggung. Teater untuk pertunjukkan dapat

berasal dari teater tradisi, atau jenis teater modern yang telah diolah, diperindah,

sehingga memiliki keindahan dalam pementasan. Fungsi teater untuk pertunjukkan

berbeda dengan fungsi teater untuk hiburan, jenis teater untuk pertunjukkan pemain dan

penonton berbeda maksudnya pemain menyajikan teater pada tempat khusus, lebih

mengedepankan aspek artistik, dan estetis, misal pementasan teater dilakukan acara

tertentu dan tempat tertentu seperti acara peringatan sumpah pemuda.

4. Makna dan Peran Teater Sebagai Media Pendidikan

Fungsi teater sebagai media pendidikan merupakan penyajian teater yang bertujuan

untuk pembelajaran, misal pertunjukkan teater yang diadakan untuk ujian akhir studi,

suatu pertunjukan teater yang diadakan untuk dilakukan analisis tertentu dalam rangka

penelitian, teater yang diajarkan di sekolah, dan lain-lain. Jenis teater yang digunakan

untuk media pendidikan dapat teater tradisi kerakyatan, teater klasik, maupun teater

modern.

Page 12: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

12

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standarkompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

15.

Mengapresiasi karya seniteater

15.2 Menunjukkan sikapapresiatif terhadap unsurestetis teater nontradisional Mancanegara(NonAsia) berdasarkanpengamatan pertunjukan

1) Menjelaskan apresiasi teater nontradisional.

2) Menjelaskan nilai estetis teaternon tradisional.

3) Melakukan pengamatan teater nontradisional

15.3 Menunjukkan sikapapresiatif terhadap pesanmoral (kearifan lokal)teater non tradisionalMancanegara (NonAsia)

4) Menyimpulkan pesan moral(kearifan local) sebuahpertunujukan teater nontradisional.

5) Menunjukkan sikap apresiatifterhadap pesan moral (kearifanlokal) teater non tradisionalMancanegara (NonAsia)

BAB IIAPRESIASI SENI TEATER

A. Pendahuluan

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan seni. Karya seni ada dicipta untuk

kebutuhan manusia. Aktivitas manusia memerlukan sentuhan seni, mulai dari bangun

sampai dengan tidur kembali. Manusia kadang tidak menyadari pentingnya unsur seni dalam

kehidupannya. Seni itu indah, indahnya seni hasil dari olah budi manusia. Keindahan seni

tidak akan bertentangan dengan norma yang berlaku, karena kehidupan seni identik dan

seiring dengan masyarakat pendukungnya. Masyarakat tradisi, modern, maupun masyarakat

bangsawan memiliki seni yang dijunjung tinggi masyarakat pendukungnya. Meski begitu

kehidupan seni memiliki sifat universal, misal masyarakat modern membutuhkan kehadiran

seni tradisi, seni klasik, begitu sebaliknya masyarakat tradisi menerima keberadaan seni

modern. Pada hakekatnya seni untuk memenuhi kebutuhan rasa setiap manusia.

Berdasarkan jenisnya seni memiliki keragaman, yakni seni musik, tari, rupa, sastra

dan seni teater. Nilai keindahan seni teater sifatnya abstrak yang dapat ditangkap oleh

penikmatnya melalui simbol dalam struktur teater. Struktur teater merupakan realitas dari

satu kesatuan simbol yang diungkapkan melalui unsur tema, dialog dan akting musik, busana,

rias, arena pementasan, maupun melalui pencahayaan. Seperti yang diungkapkan Langer

(dalam Jazuli, 2001: 5) sebagai berikut:

Page 13: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

13

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

...form” in its abstract sense means structure, articulation, a whole resulting from the

relation of mutually dependent factors, or more preciselly, the way that whole is put together.

Bentuk abstrak merupakan struktur suatu sistem yang didalamnya terkandung faktor-faktor

saling keterkaitan membentuk satu kesatuan yang utuh.

Seni teater memiliki fungsi sosial, dan individu. Karya seni teater diciptakan

senimannya tidak hanya untuk dinikmati penciptanya saja melainkan untuk dapat dinikmati

orang lain. Kegiatan apresiasi teater sangat diperlukan agar suatu karya teater dikenal,

dinikmati, ditonton, dihargai, dan dinilai oleh orang lain. Kegiatan apresiasi karya teater

didominasi unsur rasa, sehingga kepuasan yang diperoleh penikmat “Indah atau kurang

indah” bukan “Benar atau salah”. Alasan inilah pentingnya seni teater diajarkan di sekolah

untuk tumbuh kembang aspek rasa dalam jiwa siswa.

Seni teater merupakan salah satu cabang seni yang unsur medianya dialog dan akting,

namun tidak sembarang dialog dan akting dapat dikelompokkan seni teater. Dialog dan

akting yang dimaksud dalam seni teater adalah dialog dan akting yang disusun terencana

sebagai penggambaran kehidupan, sehingga memiliki kesatuan makna tertentu. Oleh karena

itu pembelajaran seni teater sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai estetis pada siswa.

Jazuli (2001: 113) mengatakan bahwa aspek artistik teater meliputi: musik, tema, tata

busana dan tata rias, pentas, dan tata lampu atau sering disebut tata sinar/cahaya dan tata

suara. Begitu juga nilai artistik untuk teater klasik pada aspek-aspek tersebut memiliki nilai

estetis tersendiri. Teater klasik memiliki nilai etika yang kuat, contohnya teater klasik

disajikan pada acara tertentu di keraton, dan dilakukan dengan tata cara tertentu. Nilai

estetika teater klasik terdapat pada unsur dialog dan akting, busana, rias, musik, dan unsur

pendukung lain. Penanaman nilai etika, estetika sangat diperlukan bagi siswa.

B. Apresiasi Seni Teater

Apresiasi asal kata dari bahasa Inggris appreciation yang artinya pengertian,

penghargaan. Kegiatan apresiasi seni teater mencakup kegiatan melihat atau menonton,

mengamati, menilai, dan menghargai karya seni teater, lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Melihat atau Menonton Karya Seni Teater

Kegiatan untuk melihat suatu pertunjukkan karya teater tidak hanya melibatkan

indera penglihatan dan pendengaran saja, melainkan melibatkan komponen indera seperti

Page 14: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

14

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

pendengaran, karena pertunjukkan teater menyajikan unsur dialog dan akting, busana,

rias, panggung, tata cahaya, alat musik, yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan

dan pendengaran. Unsur bunyi musik iringan pertunjukkan karya teater dapat dinikmati

melalui indera pendengaran. Kegiatan melihat, menonton pertunjukkan karya teater

dinikmati seseorang melalui beberapa komponen indera secara terpadu, tidak hanya

indera penglihatan dan pendengaran atau pendengaran saja.

Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melihat, menonton, atau menikmati

suatu pertunjukkan karya seni teater dengan alasan berbeda-beda. Seseorang datang

melihat pertunjukkan karena kebetulan, dan tidak memiliki tujuan untuk mengetahui

lebih lanjut cenderung pasif, sedang melihat pertunjukkan karya seni teater karena alasan

rasa keingintahuan terhadap pertunjukkan teater yang digelar maka akan melakukan

secara aktif untuk mendapatkan data dari pertunjukkan teater. Alasan, latar belakang, dan

tujuan untuk melihat, menonton, atau menikmati suatu pertunjukkan teater akan

mempengaruhi tingkat apresiasi seseorang.

2. Mengamati Karya Seni Teater

Kegiatan mengamati berasal kata observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,1991

:136). Kegiatan mengamati pertunjukkan karya seni merupakan kegiatan melakukan

obsevasi atau pengamatan dan pencatatan secara sistematik berbagai data atau informasi

dari pertunjukkan karya teater.

Kegiatan mengamati pertunjukkan karya teater dilakukan berdasarkan tujuan untuk

mendapatkan data secara objektif, kegiatan ini dilakukan secara terencana didasarkan

pada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan mengamati akan mendapatkan data atau

informasi yang dapat dipertangungjawabkan perlu ditempuh langkah-langkah berikut: (1)

menetapkan tujuan mengamati pertunjukkan karya teater, (2) menyusun kisi-kisi

pengamatan pertunjukkan karya teater, (3) menyusun lembar pengamatan pertunjukkan,

(4) menyiapkan alat perekam data, (5) mengamati pertunjukkan karya teater.

Kegiatan mengamati pertunjukkan teater kaitannya apresiasi dilakukan secara

langsung oleh pengamatnya sendiri, sehingga jenis pengamatan yang digunakan

dikelompokkan pengamatan langsung. Kegiatan ini dilakukan dalam satu rangkaian

Page 15: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

15

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

untuk melakukan apresiasi pertunjukkan karya teater, berikut contoh lembar pengamatan

pertunjukkan teater:

Lembar ObservasiJenis Pertunjukkan : ………………Hari, Tanggal : ……………...Waktu Pengamatan : …………….Tujuan Pengamatan : ……………..

No Aspek-aspek yang diamatiSkala Penilaian Keterangan

5 4 3 2 112345

Keterangan:

5 = Sangat bagus4 = bagus3 = cukup2 = kurang1 = sangat kurang

Komentar : ..…………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Observer

(…………………………..)

3. Menilai Karya Seni Teater

Penilaian pertunjukkan teater dalam kaitannya apresiasi sangat subjektif, hal itu

tergantung dari tingkat pemahaman seseorang terhadap pertunjukkan teater yang

diapresiasi. Seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap pertunjukkan teater akan

memberikan penilaian yang berbeda dengan orang atau penikmat awam. Penonton atau

penikmat yang memiliki dasar pengetahuan yang cukup terhadap pertunjukkan yang

dilihat akan memberikan penilaian lebih objektif berdasarkan kriteria-kriteria telaah

Page 16: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

16

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

teoritis, meskipun begitu tidak dapat dipungkiri unsur subjektivitas dalam penilaian

karya seni masih ada. Penonton yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan

pertunjukkan yang diamati ada kecenderungan sesuai selera pribadi, hal itu tidak berarti

salah penilaian karena dalam menilai seni tidak ada ukuran benar atau salah melainkan

ukurannya sangat indah, indah, cukup indah, kurang indah, atau sangat kurang indah

yang tidak didasarkan kriteria standar. Meskipun tidak adanya ukuran penilaian yang

standar, perlu ada rambu-rambu untuk menilai pertunjukkan teater didasarkan pada

telaah secara teoritis, Penilaian suatu pertunjukkan teater perlu memperhatikan kriteria-

kreteria yang berkaitan unsur-unsur didalamnya.

4. Menghargai karya seni teater

Penghargaan karya teater yang disajikan berkaitan dengan nilai-nilai yang

ditangkap oleh penikmatnya. Nilai-nilai tersebut meliputi: nilai religious, nilai

pendidikan, nilai penerangan, nilai sosial. Penghargaan merupakan sebuah pengakuan

yang berasal dari pendukung atau penikmatnya. Penghargaan karya seni teater memiliki

peran sangat penting berkaitan dengan kelesteateran karya seni teater di masa

mendatang. Penikmat telah yang mampu memberikan penghargaan terhadap karya teater

yang diapresiasi berarti telah menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya teater

itu.

Penghargaan terhadap karya teater dapat memumbuhkan minat, kemauan untuk

melestarikan, dan mengembangkan teater. Oleh karenanya seseorang tidak akan

menyajikan suatu karya teater secara sembarangan misal untuk mengamen di jalanan,

sehingga nilai adi luhung suatu karya teater akan tetap terjaga. Penghargaan yang paling

baik adalah dengan diajarkan suatu karya teater melalui lembaga pendidikan sehingga

makin karya teater makin digemari, dan diapresiasi semua lapisan masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi karya

teater merupakan kegiatan untuk melihat atau menonton, mengamati, menilai, dan

menghargai karya teater yang dilakukan penikmatnya khususnya dan masyarakat

pendukung pada umumnya. Oleh karena itu apresiasi karya teater melalui berbagai

pertunjukkan teater sangat penting untuk kelestarian dan pengembangan di masa

mendatang terhadap generasi muda.

Page 17: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

17

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

C. Pentingnya Apresiasi

Apresiasi sangat penting terhadap keberadaan karya itu sendiri maupun

penikmatnya, untuk mendorong kreativitas untuk mencipta karya seni. Begitu penting

apresiasi karya seni, perlu diulas secara mendalam manfaat apresiasi karya seni seperti

berikut ini:

1. Manfaat apresiasi bagi karya seni itu sendiri

Suatu karya seni akan memiliki manfaat atau nilai mana kala di apresiasi oleh penikmat,

tanpa diapresiasi tak memiliki nilai berarti. Manfaat apresiasi bagi karya seni sebagai

berikut:

a. Apresiasi bermanfaat untuk kelestaraian karya seni itu sendiri.

Kegiatan apresiasi dapat dilakukan melalui pameran seni untuk seni rupa, melaui

suatu pertunjukkan untuk karya seni teater, musik, dan tetater. Pameran atau

pertunjukkan yang diselenggaran memberikan kesempatan pada penikmat seni untuk

mengapresiasi, sehingga keberadaan seni diakui masyarakat untuk tetap

dilesteaterkan.

b. Apresiasi bermanfaat untuk menentukan nilai suatu karya seni itu sendiri.

Bernilai atau tidaknya suatu karya seni setelah diapresiasi oleh penikmat seni, karena

kegiatan apresiasi menyangkut kegiatan melihat, mengamati, menilai, dan menghargai

suatu karya seni.

2. Manfaat apresiasi bagi penikmat atau penonton.

Apresiasi sangat bermanfaat bagi penikmat atau orang yang melakukan apresiasi,

meskipun manfaat yang didapat setiap penikmat tidaklah sama. Hal itu sangat berkaitan

erat pengetahuan yang melatarbelakangi apresiator, dan tujuan melakukan apresiasi.

Manfaat apresiasi bagi penikmat seni sebagai berikut:

a. Apresiasi bagi penikmat seni untuk mendapatkan kepuasan batin.

Seseorang datang melihat suatu pameran atau pertunjukkan karya seni untuk

mendapatkan kepuasan batin berupa senang, kagum, heran dan sebagainya. Kepuasan

yang didapat setiap penikmat lebih bersifat subjektif setiap individu.

b. Apresiasi bagi penikmat seni untuk menumbuhkan kreativitas

Page 18: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

18

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Seseorang melakukan apresiasi suatu karya seni akan mendapatkan pengalaman

estetis terhadap karya seni yang diapresiasi, sehingga pengalaman yang didapat

mengilhami seseorang untuk mengembangkan suatu karya seni baru. Kegiatan

apresiasi yang mendorong seseorang untuk berkarya lebih dikenal dengan istilah

apresiasi kreatif, tetapi tidak semuanya kegiatan apresiasi yang dilakukan seseorang

mengilhami untuk mencipta karya baru, sehingga apresiai yang dilakukan untuk

mendapatkan kepuasan semata.

Page 19: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

19

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standarkompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

16 Mengekspresikan dirimelalui karyaseni teater

16.1 Mengeksplorasi teknikolahtubuh, pikiran, dansuara

Menjelaskan prinsip-prinsip actingMenjelaskan sumber atau faktormempengaruhi kekuatan akting.Melakukan latihan pernapasanMelakukan olah vokalMelakukan latihan akting

BAB IIIDASAR-DASAR AKTING

A. Prinsip Akting

1. Prinsip Order

Pengertian order dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu perintah untuk

melakukan sesuatu. Berdasarkan batasan tersebut prinsip order dalam tetaer merupakan

akting yang harus dilakukan pemeran atau tokoh dalam teater karena tuntutan naskah

teater, sehingga maksud penulis cerita, penafsiran sutradara, dan yang harus dilakukan

pemain memiliki persepsi sama. Pada prinsip order seorang pemain tidak dapat melakukan

akting secara improvisasi, semua terkonsep pada naskah yang telah dibuat, meski begitu

bukan berarti tokoh atau pemain sebagai robot melainkan pemain dapat membawakan

tuntutan naskah dengan jati diri sendiri.

2. Harmonis

Prinsip harmonis dalam akting adalah suatu prinsip berakting dimana seorang pemain

harus melakukan akting selaras emosi dalam diri dengan gerak tubuh, selaras dengan latar

adegan, selaras kaitannya interaksi tokoh atau peran lain. Oleh karena itu jangan sampai

melakukan akting emosi dari dalam dengan gerak tubuh berbeda, contoh: akting marah

harus diawali emosi dalam diri marah, kemudian gerak tubuh mengikuti emosi tidak ada

kesan dibuat-buat melainkan selayaknya orang marah.

3. Prinsip Keutuhan

Prinsip keutuhan dalam akting berkaitan erat dengan tema, sub tema, yang lebih konkrit

ditunjukkan oleh karakter peran dalam teater, misalnya sama peran antagonis yang

diperankan orang yang sama tetapi judul dan tema teater berbeda, maka karakteristiknya

berbeda, dan aktingnya juga tidak sama.

Page 20: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

20

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

4. Kontrol

Prinsip control dalam akting merupakan suatu keadaan sadar diantara tidak sadar yang

dilakukan pemeran teater, maksudnya seorang pemeran sadar akan dirinya sendiri, tetapi

dilain pihak harus mampu memerankan orang lain sebagaimana tuntutan naskah layaknya

kehidupan yang alami sosok peran yang dibawakan. Oleh karena itu selepas diarena teater

seorang pemain harus kembali pada jati diri sendiri.

B. Sumber Kekuatan Akting

1. Faktor Internal

a. Tubuh

Tubuh sebagai media akting terutama mimik, dan diperkuat anggota tubuh yang lain

seperti tangan, kaki, misal; marah bentuk mimik kerutan dahi, mata tajam, kedua alis

mengerut seperti bergabung, kemudian diperkuat dengan tangan mengepal atau

memukul meja atau menghempaskan sesuatu dan hentakan kaki. Suara atau vocal orang

marah dengan nada makin meninggi, keras, diperkuat dengan tubuh akan makin kuat

akting marah yang dilakukan seseorang.

b. Intelegensi

Seorang pemain teater harus memiliki kecerdasan untuk memahami naskah,

menafsirkan karakter yang akan dibawakan, dan melakukan akting sesuai tuntutan

naskah, contoh: untuk peran tokoh ediot tidak harus mengambil anak ediot tetapi

diperankan orang normal yang memiliki kemampuan akting anak ediot.

c. Imajinasi

Istilah Imajinasi menurut arti kamus adalah daya pikir untuk membayangkan (dl angan-

angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan

kenyataan atau pengalaman seseorang. Imajinasi atau khayalan seorang pemeran teater

sangat penting untuk melakukan akting, karena pemain dipanggung membawakan

sosok orang lain yang harus dibawakan sebagaimana kehidupan alami dengan kata lain

tidak dibuat-buat.

d. Bakat

Pengertian bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak

lahir, untuk mengetahui bakat seseorang perlu dilakukan tes bakat yang biasanya

diselenggarakan lembaga yang menangani psikologi. Bakat bermain teater seseorang

Page 21: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

21

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

akan terlihat saat belajar dan bermain teater, dimana anak yang memiliki bakat akan

lebih cepat memahami dan mengaplikasikan peran dipanggung.

e. Minat dan kemauan

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Anak

yang memiliki minat cukup tinggi terhadap seni teater akan mendorong dirinya aktif

belajar dan bermain teater. Kemauan adalah kehendak atau keinginan seseorang untuk

melakukan sesuatu. Minat dan kemauan seseorang untuk belajar dan bermain teater

sangat berpengaruh keberhasilan bermain teater.

2. Faktor Eksternal

a. Naskah, naskah teater seyogyanya ditulis dengan menggunakan kalimat yang mudah

dipahami oleh sutradara, maupun pemerannya.

b. Penafsiran Sutradara, penafsiran sutradara terhadap naskah yang dibuat penulisnya

seharusnya sama, sehingga cerita teater itu tidak melenceng dari naskahnya.

c. Kondisi Produksi, kondisi produksi menyangkut team prodiksi, alat yang diperlukan

untuk produksi teater.

d. Keadaan Pentas, keadaan pentas sangat mempengaruhi akting seperti: setting

panggung, unsur tata musik, tata cahaya, dan penonton.

e. Hubungan Antar Pemain, hubungan antar pemeran teater harus serasi dan saling

mengisi, saling memahami, saling toleransi, dan melengkapi kekurangan antar

pemeran.

C. Pernafasan

1. Pernafasan Dada, pernafasan dada dilakukan dengan cara menghirup udara sebanyak-

banyaknya dan udara yang masuk ditahan di dada untuk dikeluarkan perlahan-lahan.

Pernafasan dada kurang menguntungkan jika untuk vocal keras, sehingga jenis

pernafasan ini jarang digunakan.

2. Pernafasan Perut, pernafasan perut adalah menghirup udara sebanyak-banyaknya dan

udara yang masuk ditahan diperut, pernafasan ini juga jarang digunakan untuk dialog

teater.

Page 22: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

22

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

3. Pernafasan diafragma, jenis pernafasan diafragma dilakukan dengan cara menghirup

udara sebanyak-banyaknya dan udara yang masuk mengisi dada dan perut secara

seimbang, jenis pernafasan ini paling banyak digunakan karena suara yang keluarkan

lebih rilek, udara ditampung sebagian di dada dan perut kemudian dikeluarkan secara

seimbang sambil emosi dalam jiwa.

D. Olah Vokal

Ada beberapa cara melakukan olah vocal yang dapat dilakukan oleh pemeran teater,

diantaranya:

1. Menyanyi Solo, Duet, Koor

Seorang pemeran dapat berlatih vocal dengan cara menyayi solo, duet, ataupun koor

dengan menghayati syair lagu yang dinyanyikan

2. Baca Puisi

Olah vocal dapat dilakukan dengan cara membaca puisi dengan memperhatikan tempo,

aksen, intonasi, jeda yang benar, dengan suara lantang, serta penuh penghayatan.

3. Berpidato

Olah vocal dapat dilakukan dengan berpidato, dalam pidato seseorang mampu

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan struktur bahasa benar, dan memperhatikan

intonasi, jeda, dan tempo.

4. Membaca Naskah Drama

Membaca naskah drama dilakukan untuk memahami, dan menghayati dialog, dan

mendialogkan sesuai intonasi, tempo, dan jeda yang benar.

E. Kejelasan Ucapan dan Tekanan Ucapan

1. Kejelasan Ucapan

a. latihan ucapan atau kejelasan vocal, dapat dilakukan dengan cara latihan pengucapan

vocal, seperti: aaaaaaaaaaaaaaaaaaa..., iiiiiiiiiiiiiii.... uuuuuuuuu..., eeeeeeeeeee...,

ooooooooo ... dengan bentuk mulut yang benar.

b. latihan ukuran kejelasan ucapan suku kata, frase. klausa, dan kalimat, berlatih

mengucapkan berikut ini:

(1) suku kata seperti: a-ku, ta-ta, ka-mu

Page 23: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

23

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

(2) berlatih frase, istilah frse dalam kamus besar bahasa indonesia adalah gabungan

dua kata atau lebih yg bersifat nonpredikatif (msl gunung tinggi disebut frasa krn

merupakan konstruksi nonpredikatif), jenis frase meliputi:

Frase adverbial frasa endosentris berinduk satu yg induknya adverbia dan

modifikatornya adverbia lain atau partikel;

Frase adjektival frasa endosentris berinduk satu yg induknya adjektiva dan

modifikatornya adverbia;

Frase apositif frasa endosentris berinduk banyak yg bagian-bagiannya tidak

dihubungkan dng penghubung (sering kali dng jeda) dan yg masing-masing

menunjuk pd referen yg sama dl alam di luar bahasa;

Frase eksosentris frasa yg keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis yg

sama dng salah satu konstituennya;

Frase endosentris frasa yg keseluruhannya mempunyai perilaku sintaksis yg

sama dng salah satu konstituennya;

Frase parataktis frasa koordinatif yg tidak mempergunakan penghubung;

Frase verbal 1 frasa endosentris berinduk satu yg induknya verba dan

modifikatornya berupa partikel modal; 2 bagian dr kalimat yg berupa verba dng

atau tanpa objek dan/atau keterangan dl kaidah struktur frasa dan yg berfungsi

sbg predikat, seperti: gunung tinggi, berkata jujur.

(3) Berlatih kalimat, dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat disertai

penghayatan makna kalimat tersebut.

c. latihan berbisik, berbisik merupakan penyampaian pesan kepada orang lain dengan

cara suara lirih dekat pendengaran lawan main/teman bermain teater.

2. Tekanan Ucapan

a. Tekanan Dinamik, dilakukan dengan cara mengucapkan keras atau lirihnya ucapan

bahasa yang disampaikan kepada orang lain.

b. Tekanan Tempo, latihan cepat atau lambatnya suara atau dialog yang dikemukakan.

c. Tekanan Nada, berkaitan dengan tinggi rendahya nada ucapan, misal ucapan orang

marah berbeda dengan nada suara untuk orang menesehati.

Page 24: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

24

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

F. Timing Dalam Permainan Teater

1. Melakukan gerakan sebelum ucapan, dilakukan apabila pemain mengekspresikan pesan

melalui gerak terlebih dahulu baru meyampaikan pesan atau ucapan.

2. Melakukan gerakan sambil ucapan, akting yang lakukan dengan ucapan yang diperkuat

melalui gerak tubuh pemain teater.

3. Melakukan gerakan setelah ucapan, dilakukan dengan cara dialog vocal lebih dahulu

baru diperjelas dengan ekspresi dalam bentuk gerak tubuh.

G. Tempo Permainan Teater

1. Adegan penting dengan tempo lambat, tempo permainan teater ini digunakan untuk

menyampaikan pesan atau inti permasalahan yang sebelumnya tempo permainan

teaternya cepat.

2. Adegan kurang penting dengan tempo cepat, jenis tempo permainan teater ini biasanya

dignakan dari tempo lambat ke tempo makin meningkat cepat, sehingga grafik tempo

permainan maupun konfliknya makin makin lama makin cepat dan kompleks.

3. Adegan sangat penting dengan diberi hening sejenak, tempo jenis ini dilakukan untuk

memberikan kejutan dan rasa penasaran pada penonton.

H. Pengekspresian Dialog Tokoh Dalam Pementasan Drama

Dalam mengekspresikan dialog drama perlu memperhatikan hal-hal berikut: (1)

memahami dialog drama dengan seksama, (2) berkonsentrasi pada karakter yang akan

dibawakan, (3) mengontrol emosi, (4) konsisten pada karakter yang telah dipelajari.

Page 25: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

25

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Seorang pemain agar mampu menghayati dan mengekspresikan naskah ke dalam dialog

perlu melakukan hal-hal berikut:

(1) penghayatan watak, watak tokoh dapat dianalisis dalam tiga dimensi yaitu: keadaan

fisik, keadaan fisik, dan keadaan sosiologis.

(2) mengekspresikan dialog, untuk dapat mengekspresikan dengan wajar dan alami di

panggung perlu memperhatikan: (a) penggunaan bahasa meliputi lafal, intonasi jeda,

dan logat/dialek daerah, (b) ekspresi tubuh dan mimik muka harus sesuai dengan

dialog, (c) kemampuan improvisasi diluar naskah agar lebih hidup dan alami.

I. Pendeskripsian Perilaku Manusia Melalui Dialog Naskah Drama

Mendeskripsikan atau melukiskan watak pelaku dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan watak pelaku dengan bentuk lahir dan temperamennya, hal ini dapat

dilakukan melalui pengambaran tokoh ke dalam betuk fisik pemain baik melalui rias

karakter, tata busana, dan temperamennya.

2. Melukiskan reaksi pelaku terhadap peristiwa tertentu, perilaku suatu tokoh dalam

drama dapat diwujudkan melalui reaksi pelaku tehadap peristiwa tertentu, sehingga

perilaku orang bijaksana, sabar, pemarah, atau emosional terlihat saat memberikan

reaksi suatu peristiwa tertentu yang dihadapi.

3. Melukiskan pandangan tokoh atau pelaku lain terhadap pelaku utama, misal: tokoh

tertentu dalam suatu teater menyampaikan secara lisan tentang kepribadian tokoh

utama dalam suatu adegan.

J. Penggunaan Gerak-Gerik, Intonasi, dan Mimik Sesuai Watak Tokoh Dalam Drama

Untuk mendapatkan gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang wajar dan alami

seorang aktor perlu melakukan eksplorasi, latihan, dan ada pengalaman panggung. gerak-

gerik seorang aktor di panggung perlu memperhatikan hal berikut: (a) gerak panggung

dilakukan jika ada maksud dan tujuan, (b) gerak panggung menarik perhatian penonton,

(c) gerak-gerik yang dilakukan mempertimbangkan timing, (d) gerak panggung dilakukan

lebih banyak gerak maju, bukan mundur atau menyamping, (e) gerak pangung

memperhatikan tempo permainan.

Page 26: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

26

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajar untuk menunjukkan emosi yang dialami

pemain atau tokoh yang dibawakan, misal: marah, sedih, senang, dll. sedangkan intonasi

berbicara menunujukkan tinggi rendahnya nada berbicara, hal itu semua dilakukan sesuai

dan selaras dengan gerak gerik, dan mimik yang diekspresikan.

Soal latihan

Kerjakan soal berikut secara benar!

1. Jelaskan prinsip-prinsip akting!

2. Jelaskan sumber-sumber akting!

3. Jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk olah vokal!

4. Jelaskan kejelasan ucapan dan tekanan ucapan!

5. Jelaskan timing dan tempo permainan teater!

Page 27: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

27

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standarkompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

16 Mengekspresikan dirimelalui karyaseni teater

16.2 Merancang karya teaterkreatif yangdikembangkan dari teaternon tradisionalMancanegara (NonAsia)

1) Menjelaskan unsur PementasanTeater

2) Merancang karya teater modern3) Membentuk kelompok Tim Produksi

karya film sendiri16.3 Menerapkan prinsip

kerjasama dalam berteater1) Melakukan adegan sesuai skenario2) Melakukan teknik pengambilan

gambar sesuai kaidah dalamsinematografi.

3) Melakukan editing hasil pengambilangambar

16.4 Menyiapkan pertunjukanteater kreatif yangdiciptakan sendiri

Membentuk panitia pameran kecil karyafilm sederhana di tingkat kelas

16.5 Menggelar pertunjukanteater kreatif yangdiciptakan sendiri

Melakukan pertunjukan film sederhanakarya sendiri.

BAB IVUNSUR-UNSUR TEATER

A. Komponen-Komponen Pementasan Teater

Pementasan suatu teater harus terpenuhi komponen-komponen sebagai berikut,

diantaranya:

1. Naskah

Unsure naskah memegang peranan penting dalam teater atau drama sebelum menentukan

unsure-unsur drama lain. Langkah-langkah penyusunan naskah teater dilakukan sebagai

berikut: (1) menentukan tema teater, (2) menentukan judul teater, (3) menentukan sub

tema adegan, (4) menyusun alur cerita, (5) menentukan tokoh cerita protagonis,

antagonis, dan tokoh tritagonis, (6) menentukan adegan dan episode, (7) penyusunan

naskah teater, lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tema teater, sumber tema teater dibedakan menjadi dua yaitu: (1) sumber internal , (2)

sumber eksternal. Sumber internal berasal dari diri penulis cerita seperti imajinasi

penulis, kehidupan pribadi penulis dll, sedangkan sumber eksternal berasal daru luar

diri penulis meliputi sumber kehidupan antar manusia, binatang, tumbuhan, dan

lingkungan.

Page 28: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

28

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b. Judul teater, syarat judul teater meliputi; judul menarik pembaca, singkat padat dan

jelas, menggambarkan isi teater.

c. Sub tema, merupakan uraian dari tema teater ke dalam sub tema yang intinya tidak

menyimpang dari tema yang dikembangkan, sehingga menjadi kerangka sebuah cerita.

d. Alur cerita, alur cerita yang dikembangkan didasarkan kerangka cerita yang telah

dibuat, sehingga alur cerita yang disusun runtut dari awal sampai akhir. Alur yang

dikembangkan dapat menggunakan pola alur maju, alur mundur, maupun alur

gabungan.

e. Penentuan tokoh dan karakternya, setelah alur cerita disusun dari awal sampai akhir,

penulis naskah dapat menentukan tokoh-tokoh yang dibutuhkan untuk mendukung

tetaer sekaligus karakternya.

f. Penentuan alur cerita ke dalam adegan, dan episode beserta tokoh yang berperan,

untuk dikembangkan menjadi adegan serta latar tempat, waktu, dan suasana.

g. Penyusunan naskah teater, penyusunan naskah teater didalamnya terdapat unsure

berikut: (1) narasi didalamnya berisi tema adegan,latar tempat, waktu, dan suasana, (2)

nama tokoh, (3) kalimat dialog, (4) keterangan laku tokoh penulisannya di belakang

kalimat dialog diapit tanda kurung.

2. Pemain

Pemain atau actor adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam drama, pemain

tetaer harus memiliki kemampuan sebagai berikut, diantaranya: kemampuan akting,

kemampuan bahasa lisan, kemampuan memahami peran yang akan dibawakan,

kemampuan mengaplikasikan cerita di panggung secara diri sendiri maupun dengan

pemeran (tokoh) lain.

3. Sutradara

Sutradara adalah orang yang mengatur, mengelola pementasan teater atau drama, sehingga

tugas sutragara meliputi: menginterprestasikan naskah drama, menjelaskan alur cerita

melalui naskah teater kepada pemain, memilih pemain sesuai peran yang akan dibawakan,

mengarahkan pemain, menuangkan ide artistik panggung, menghitung biaya produksi

pementasan teater, mengevaluasi hasil akhir produksi teater.

Page 29: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

29

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

4. Tempat

Pengertian tempat memiliki dua makna yaitu (1) tempat pementasan teater berupa

panggung atau ruang tempat pertunujukkan, (2) latar tempat, waktu, dan suasana suatu

adegan disajikan.

5. Kerabat kerja

Kerabat kerja atau sering disebut tim produksi memiliki peran penting untuk pementasan

teater, tim produksi yang menyiapkan segalanya mulai dari perencanaan pementasan

sampai akhir pementasan.

6. Properti

properti teater meliputi perlengkapan yang dibutuhkan pementasan teater, maupun

perlengkapan panggung.

7. Penonton

Kehadiran penonton sangat penting untuk sebuah pementasan, tanpa penonton suatu

pertunjukkan tidak akan memiliki makna. Penontonlah yang menjadi sasaran pesan atau

amanat yang akan disampaikan dalam pementasan teater.

B. Teater Berdasarkan Unsurnya

1. Unsur Pokok Teater

Unsur pokok teater atau drama meliputi: (1) unsur suara atau dialog, (2) unsur laku

(akting), lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Unsur Suara (dialog)

Salah satu media menyampaikan pesan atau amanat pertunujkkan teater melalui suara

atau vocal. Vocal sebagai media pengungkapan berupa kalimat lisan yang diungkapkan

melaui dialog..

b. Unsur gerak Laku (akting)

Pementasan teater tidaklah semua melalui dialog lisan, tetapi ada juga teater yang

diungkapkan melalui gerak laku (akting) saja seperti teater jenis pantomime, drama

Page 30: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

30

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

mini kata, tablo. Selain itu penyampaian pesan dapat dilakukan melalui media suara

maupun akting untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

2. Unsur Pelengkap Pementasan Teater

Unsure pelengkap pementasan teater meliputi sebagai berikut:

a. Unsur Busana (kostum)

Busana dalam teater memiliki fungsi berikut: (1) sebagai pelindung dan penutup badan,

(2) untuk memperindah, (3) memperkuat karakter tokoh yang dibawakan. Fungsi utama

kostum teater adalah untuk memperkuat karakter tokoh, sehingga busana yang

dikenakan pemain sesui dengan peran yang dibawakan, contohnya; peran penjahat

memakai pakaian serba hitam, kaca mata hitam, membawa golok dll.

b. Unsur Tata Rias

Rias dalam teater berfungsi sebagai berikut: (1) untuk memperkuat karakter, watak,

serta kondisi fisik peran yang dibawakan, misal; peran orang tua usia 80 tahun

dilakukan rias wajah keriput, rambut putih, (2) memberikan efek naturalis seperti

kondisi nyata, misal membuat luka tubuh .

c. Unsur Tata Musik

Fungsi musik dalam pementasan teater sebagai ilustrasi suasana adegan, tetapi ada

teater tertentu fungsi musik sangat dominan selain pemberi suasana juga memiliki

fungsi pemandu dan pemangku irama seperti opera sabun.

d. Unsur Tata Cahaya

Tata cahaya dalam pertunjukkan teater memiliki fungsi (1) sebagai penerangan umum,

(2) sebagai pemberi efek suasana adegan.

e. Unsur Tata Panggung

Unsur panggung untuk drama tertentu sangat penting keberadaannya, panggung

merupakan tempat pementasan, tempat mengekspresikan lakon. Ada jenis teater yang

tidak memerlukan tata panggung untuk pertunjukkannya misal film, sinetron,

telenovela, jenis teater modern ini tempat pementasan bisa gedung bioskop, dan

televisi.

Page 31: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

31

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Soal Latihan

Kerjakan soal berikut secara benar!

1. Jelaskan langkah-langkah penyusunan naskah teater!

2. Jelaskan komponen-komponenpementasan teater!

3. Jelaskan unsur pokok teater!

4. Jelaskan unsur pelengkap penyajian teater!

BAB VSINEMATOGRAFI

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari

bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang

ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar

tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat

mengemban cerita).

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan

cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip.

Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi

menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar

tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi

sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau

dalam sinematografi disebut montase (montage).

Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan

maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil)

selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang

selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film

sebagai genre seni adalah produk sinematografi.

A. Definisi Sinematografi

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal

dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang

Page 32: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

32

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan

gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat

mengemban cerita).

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan

cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip.

Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi

menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar

tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi

adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam

sinematografi disebut montase (montage).Sinematografi sangat dekat dengan film dalam

pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media

penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang

dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di

awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.

B. Film sebagai Produk Sinematografi

Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering

disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga

sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas

sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang

berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grahp (tulisan = gambar = citra),

jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak

dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur

palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau

sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita

ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos

cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali

tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).

Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang

merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas

Page 33: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

33

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan

hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat

dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau

lainnya;

Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi

dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang

fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya

yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media

digital elektronik sebagai penyimpan gambar.

Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami

perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita

analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian

ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid

sebagai penyimpannya.

Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka

pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan

selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media

selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah

diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil

akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.

Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari

istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-

visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan

audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada

suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini

sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan

digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.

Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik

sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah

mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid

Page 34: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

34

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

(film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari

pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan

media selluloid sebagai penyimpannya.

Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka

pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita dapat diproduksi tanpa menggunakan

selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media

selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah

diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil

akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun

digital.Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari

istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seniaudio-

visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan

audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.

C. Teknik Pengambilan Gambar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum

melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai

berikut:

1. Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti

aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan

kekurangannya.

2. Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang

bagaimana yang diinginkan.

3. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel

extension, dll.

4. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera

berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan.

Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan

data (gambar & suara) yang telah diambil.

Page 35: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

35

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film.

Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk

menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame

film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat

isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan

menggunakan proyektor khusus.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:

1) Bird Eye View

Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas

ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain

tampak kecil dan berserakan.

2) High Angle

Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.

Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.

3) Low Angle

Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat

besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa,

kuat, dominan.

4) Eye Level

Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan

tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis

melainkan kesan wajar.

5) Frog Eye

Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar

kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton

mewakili mata katak.

D. Prinsip dan Bagian Kamera

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis

kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara)

yang telah diambil.

Page 36: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

36

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada

kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara.

Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang

digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di

laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.

Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis

kamera :

1) Analog (AV)

Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera

perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.

2) Digital (DV)

Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang

terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.

Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :

1. Baterai untuk catu daya

2. Tempat kaset

3. Tombol Zoom

4. Tombol Recorder

5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)

6. Cincin Fokus

7. Jendela preview (View Fender)

8. Mikrofon

9. Tombol kontrol cahaya

10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).

11. Terminal DC Input.

Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan

kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat

yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi.

Sudut Kamera (Camera Angle)

1) Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail

seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.

2) Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.

Page 37: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

37

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

3) Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang

terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru

4) Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan

diambil dari dada keatas.

5) Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang

terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).

6) Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

7) Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.

8) Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh,

seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.

9) Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika

misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang

maka tampak dari kepala sampai lutut.

10) Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan

bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi

objek tersebut terhadap lingkungannya.

11) One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.

12) Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.

13) Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.

14) Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan

dengan istilah-istilah sebagai berikut:

1) Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan

menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.

2) Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.

3) Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan

tilt down jika kamera mengangguk.

4) Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika

bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.

5) Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.

Page 38: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

38

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

6) Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.

7) Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out

jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan

secara bersamaan.

8) Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan

frame out jika keluar bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.

· Objek bergerak sejajar dengan kamera.

· Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.

· Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran

gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan

lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini

menghasilkan kesan lebih dramatik.

a. Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari

belakang.

b. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi

dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.

c. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam

ruangan.

d. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan

kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.

e. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.

f. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang

dimunculkan sehingga ada kesan indah.

g. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan

sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.

h. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke

objek lain secara cepat.

Page 39: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

39

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

i. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan

lebih dramatik.

j. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.

k. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan.

Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru

atau dikejar sesuatu.

l. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut

hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan

bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.

m. Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari

samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua

memperlihatkan orang kedua.

E. Proses produksi film animasi 2 dan 3 dimensi

Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital.

Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup mahal, sedangkan proses

pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat

dibandingkan dengan proses konvensional. Tom Cardon seorang animator yang pernah

menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. "Perbaikan secara

konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya

memakan waktu berkisar antara 30-45 menit." Dalam pengisian suara sebuah film dapat

dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film

masih dalam proses, tetapi kadang-kadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru

dilakukan setelah filmnya selesai dibuat.

1. Proses Produksi Animasi 2 Dimensi

a. Teknik Secara Celluloid (konvensional)

Teknik Celluloid (kadang-kadang disebut menjadi cell) ini merupakan teknik mendasar

dalam pembuatan film animasi klasik. Setelah gambar mejadi sebuah rangkaian gerakan

maka gambar tersebut akan ditransfer keatas lembaran transparan (plastik) yang tembus

pandang/ sel (cell) dan diwarnai oleh Ink and Paint Departement. Setelah selesai film tersebut

Page 40: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

40

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera di dalam ruangan yang serba

hitam.

Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan

yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground)

dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.

Pra-produksi:

o Ide Cerita,

o Skenario/ Naskah Cerita,

o Concept Art,

o Storyboard,

o Dubbing awal,

o Musik dan sound FX

Produksi:

o Lay out (Tata letak),

o Key motion (Gerakan kunci/ inti),

o In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti

yang lain)

o Clean Up (Membersihkan gambar dengan menjiplak)

o Background (Gambar latar belakang),

o Celluloid (Ditransfer keatas plastik transparan)

o Coloring (Mewarnai dengan tinta dan cat).

Pasca-produksi:

o Composite,

o Camera Shooting (Gambar akan diambil dengan kamera, dengan mengambil

frame demi frame),

o Editing,

o Rendering,

o Pemindahan film kedalam roll film.

Page 41: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

41

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b. Teknik Secara Digital Komputer

Setelah perkembangan teknologi komputer di era 80-an, proses pembuatan animasi 2 dimensi

menjadi lebih mudah. Yang sangat nyata dirasakan adalah kemudahan dalam proses

pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari perancangan model

hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal

komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula

diadakan perubahan. Sementara dengan teknik konvensional, setiap detail kesalahan kadang-

kadang harus diulang kembali dari awal. Proses pembuatan animasi 2Dimensi digital terdiri

dari:

Pra-produksi:

o Ide Cerita,

o Skenario/ Naskah Cerita,

o Concept Art,

o Storyboard,

o Dubbing awal,

o Musik dan sound FX

Produksi:

o Lay out (Tata letak),

o Key motion (Gerakan kunci/ inti),

o In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti

yang lain)

o Background (Gambar latar belakang),

o Scanning

o Coloring.

Pasca-produksi:

o Composite,

o Editing,

o Rendering,

o Pemindahan film kedalam berbagai media berupa VCD, DVD, VHS dan

lainnya.

Page 42: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

42

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

2. Proses Produksi Animasi 3 Dimensi

Proses pembuatan animasi 3 dimensi ini kebanyakan di kerjakan dengan komputer,

sehingga proses pembuatannya cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang

mahal.

Proses animasi ini sering di dominasi oleh negara amerika yang banyak

menghasilkan industri animasi 3 dimensi yang berbeda dengan jepang yang lebih di dominasi

dengan animasi 2 dimensi. Proses yang di kerjakan dalam pembuatan animasi 3 dimensi ini

hampir sama dengan proses pembuatan animasi 2 dimensi.

Pra-produksi:

o Ide Cerita,

o Skenario/ Naskah Cerita,

o Concept Art,

o Storyboard,

o Animatic Storyboard

o Casting dan Recording,

o Musik dan sound FX

Produksi:

o Modeling 2D ke 3D (mulai dari karakter, background, accesories dll),

o Pemberian tekstur pada karakter, background, accesories

o Penganimasian (rigging, Skinning, dan animasi serta kamera)

o Rendering

Pasca-produksi:

o Composite,

o Editing,

o Rendering,

o Pemindahan film kedalam roll film.

3. Produksi film Kartun Berbasis Macromedia flash

Film kartun merupakan film animasi hasil khayalan kartunis yang dikemas secara

digital melalui aplikasi atau software. Tahapan produksi film kartun berbasis macromedia

flash dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pra produksi

Page 43: Standar - · PDF file6 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (u ntuk kalangan sendiri) masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

43

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

1) Ide cerita

Ide cerita atau ide gagasan merupakan ide awal dalam pembuatan film kartun yang

diwujudkan menjadi judul film

2) Penulisan naskah

penulisan naskah terlebih dahulu disusun ke bentuk kerangka karangan untuk

mempermudah mengembangkan alur cerita.

3) Pengembangan storyboard

AdeganDeskripsiadegan

Unsur pokok kartun Layer/frame

DurasiLatar Tokoh Dialiog Musik

4) Penyiapan Bahan Produksi

Bahan atau materi yang disiapkan sesuai yang termuat dalam storyboart, meliputi:

gambar tokoh-tokohnya, suara, musik ilustrasi, latar tempatnya.

b. Produksi

1) Penuangan materi ke dalam komputer, memerlukan ketelitian, serta waktu yang

cukup lama.

2) Penggabungan scene

c. Pacsa Produksi

1) Evaluasi

2) Revisi

3) Penayangan

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyono, Dasar-dasar Sinematografi (20-1-2014)

Darpo. 2010. Pendidikan Seni Tari. Yogyakarta: Datamedia

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamzah, Adjib. 1985. Pengantar Drama. Bandung: CV Rosda

Kosasih.2007. Bahasa Indonesia Untuk SMA.Bandung: Y. Rama Widya.

Suwito. 1991. Teknik Olah Vocal.Jakarta: CV. Titik Terang.

Wiki pedia, Cinematography 920-1-2014) http: //www.wiki pedia