stable angina.docx

14
REFERAT ANGINA PECTORIS STABIL Pembimbing : dr. N. Saelan Tadjudin, SpKJ Disusun oleh : Agustinus Kristantoko ( 406148120) Kepaniteraan Klinik Geriatri Panti Werdha Hana Ciputat 2015 1

Transcript of stable angina.docx

REFERATANGINA PECTORIS STABIL

Pembimbing :dr. N. Saelan Tadjudin, SpKJ

Disusun oleh :Agustinus Kristantoko ( 406148120)

Kepaniteraan Klinik GeriatriPanti Werdha HanaCiputat2015

BAB IPENDAHULUANJantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan apexnya pada bagian kiri bawah. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Beberapa faktor resiko seperti jenis kelamin, ras, genetik, makanan, stress, obesitas dll dapat memicu penyakit jantung yang salah satunya kita kenal dengan penyakit arteri koroner. Penyakit arteri koroner adalah penyakit yang berhubungan dengan kerusakan pada arteri koroner seperti angina pectoris dan infark miokard yang disebut dengan sindrom koroner akut dan biasanya digunakan untuk menggambarkan gejala klinis pada pasien dengan iskemia miokard akut. Istilah angina berasal dari bahasa latin yang artinya tersumbat. Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri dada atau ketidaknyamanan akibat penyakit arteri koronari. Klasifikasi angina terdiri dari 3 macam yaitu angina stabil, tidak stabil dan varian. Sekitar 8% pria dan 3% wanita berusia 55-64 tahun dan 14% pria dan 8% wanita berusia 65-74 tahun mengalami angina. Angka mortalitas dari angina pectoris tergolong rendah tetapi penyakit ini suatu masalah yang harus diatasi karena dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti nyeri dada, sesak napas dan perasaan lelah. Apabila komplikasi ini tidak segera diatasi dapat mempengaruhi serangan infark miokard yang dapat mempercepat kematian. Perawatan pada penderita harus diberikan secara komprehensif yaitu dengan membatasi aktifitas berlebihan yang membebani kerja jantung serta pengaturan pola makan, mengurangi merokok dan stress emosional.1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1DefinisiAngina adalah ketidaknyamanan dada yang terjadi ketika ada suplai oksigen darah yang berkurang pada area dari otot jantung. Pada kebanyakan kasus-kasus, kekurangan suplai darah disebabkan oleh penyempitan dari arteri-arteri koroner sebagai akibat dari arteriosclerosis.2Angina pektoris memiliki arti nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia miokardium yang refersibel dan sementara. Angina pectoris adalah nyeri hebat berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri dapat menyebar dilengan kiri ke punggung, ke rahang atau ke daerah abdomen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa angina pektoris adalah nyeri hebat yang menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen dan terjadi sebagai akibat suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium.32.2EtiologiTerdapat beberapa faktor resiko terjadinya angina pectoris, antara lain adalah usia, jenis kelamin, herediter, obesitas, riwayat penyakit jantung, hipertensi, hiperkolestrolemia, penderita diabetes, perokok dan kurangan olahraga.4Terdapat banyak penyebab angina, salah satunya adalah plak lemak pada arteri yang menghambat aliran darah ke otot jantung sehingga jantung harus bekerja lebih keras dan terasa sakit karena kekurangan oksigen. Apabila menyumbat pada arteri dapat menyebabkan serangan jantung. Penyebab lain dari angina pectoris antara lain adalah sumbatan pada arteri di paru-paru (emboli pulmoner), hipertrofi kardiomiopati, stenosis aorta, perikarditis dan diseksi aorta.52. 3PatofisiologiIskemia miokard terjadi ketika aliran darah koroner menjadi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen miokard. Hal ini menyebabkan sel-sel miokard untuk beralih dari metabolism aerob ke anaerob, dengan penurunan progresif metabolik, mekanik, dan fungsi listrik. Angina pectoris merupakan manifestasi klinis yang paling umum dari iskemia miokard. Hal ini disebabkan oleh stimulasi kimia dan mekanik sensorik ujung aferen saraf di pembuluh koroner dan miokard. Serabut saraf ini merupakan perpanjangan dari saraf tulang belakang thorak keempat, naik melalui tulang belakang ke talamus, dan dari sana ke korteks serebral.Penelitian telah menunjukkan bahwa adenosine mungkin merupakan mediator kimia utama nyeri angina. Selama iskemia, ATP terdegradasi menjadi adenosin yang akan berdifusi ke ruang ekstraselular, menyebabkan dilatasi arteriol dan nyeri angina. Adenosine menginduksi angina terutama dengan merangsang reseptor A1 diujung saraf aferen jantung.62.4Tanda dan GejalaGejala angina stabil dapat diprediksi melalui tingkat beratnya latihan atau kegiatan dan akan berkurang dengan menghentikan atau memperlambat latihan. Gejala yang paling umum adalah nyeri dada yang terjadi di belakang tulang dada atau sedikit di sebelah kiri. Rasa sakit dari angina stabil biasanya dimulai perlahan dan semakin memburuk selama beberapa menit berikutnya sebelum sakitnya berhenti.Biasanya, nyeri dada terasa seperti sesak, tekanan berat, meremas, atau perasaan menghancurkan. Ini mungkin menyebar ke lengan (paling sering kiri), punggung, rahang, leher dan bahu.Gejala yang kurang umum dari angina mungkin termasuk kelelahan, sesak napas, kelemahan, pusing, mual, muntah, berkeringat dan palpitasi. Sifat nyeri pada angina stabil yakni paling sering datang setelah kegiatan atau stress, berlangsung rata-rata 1 sampai 15 menit, lega dengan istirahat atau obat yang disebut nitrogliserin, serangan angina dapat terjadi setiap saat sepanjang hari.72.5Pemeriksaan Fisik dan PenunjangEKGEKG merekam adanya nyeri mungkin disebabkan iskemia dengan menggambarkan tanda ST elevasi atau depresi. Rekaman EKG selama episode nyeri memberi kesan adanya kekakuan arteri koroner dan terjadinya iskemia.

EBCT (Electron Beam Computer Tomography)Tindakan non invasive ini memungkinkan mendeteksi jumlah dari kalsium dalam arteri koroner karena kalsifikasi terjadi dengan adanya pembentukan dari plak aterosklerosis dikoroner. Tingginya nilai kalsium koroner mempunyai hubungan dengan penyakit sumbatan koroner.Rontgen ThorakTemuan Rontgen biasanya normal pada pasien dengan angina pektoris. Namun, mungkin menunjukkan kardiomegali pada pasien dengan infark miokard sebelumnya, kardiomiopati iskemik, efusi perikardial, atau edema paru akut. Kalsifikasi arteri koroner sering berhubungan dengan penyakit arteri koroner.Tes Latihan Stres / Treadmill testAdalah tes yang paling banyak digunakan untuk evaluasi pasien dengan nyeri dada. Pada pasien dengan angina pectoris stabil juga dapat memberikan informasi prognostik tentang sejauh mana perjalanan penyakitnya.Tes ini dapat dilakukan terpisah maupun bersamaan dengan echocardiography atau tes skintigrafi perfusi miokard. Stress echocardiography memiliki sensitivitas secara keseluruhan 78% dan spesifisitas 86% sedangkan skintigrafi memiliki sensitivitas secara keseluruhan 83% dan spesifisitas 77%. Tes latihan stress sendiri umumnya memiliki sensitivitas dan spesifisitas sedikit lebih rendah, tapi lebih murah.CT AngiographyAngiografi merupakan tes atau pemeriksaan diagnostik yang paling akurat dalam menegakkan diagnosa adanya sumbatan pada arteri koroner karena adanya aterosklerosis.2.6TatalaksanaTujuan pengobatan adalah mencegah kematian dan terjadinya serangan jantung dan mengontrol serangan angina sehingga memperbaiki kualitas hidup. Pengobatan terdiri dari farmakologis dan non farmakologis termasuk terapi reperfusi dengan cara intervensi atau bedah pintas.

FarmakologiPada umumnya terapi farmakologis angina stabil serupa dengan terapi farmakologis pada angina pektoris tak stabil, yaitu Aspirin dengan dosis 75-300mg/hari. Penyekat beta. Regimen yang biasa diberikan adalah metoprolol 5mg setiap 2-5 menitsampai total 3 dosis, dengan syarat, frekuensi jantung >60 menit, tekanan darahsistolik >100mmHg, interval PR 130mg/dl (target