SPONDILITIS REFRAT
-
Upload
mariska-meifung -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of SPONDILITIS REFRAT
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
1/11
BAB I
S P O N D I L I T I S T U B E R K U L O S I S
PENDAHULUAN
Tuberkulosis tulang belakang atau dikenal juga spondilitis tuberculosis merupakan
peradangan granulomatosa yang bersifat kronik destruktif oleh Mikobakterium
tuberculosis. Tuberkulosis tulang belakang selalu merupakan infeksi sekunder dari
focus di tempat lain dari tubuh. Percivall Pott (1973) yang pertama kali menulis tentang
penyakit ini dan menyatak tulang belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini disebut
juga sebagai penyakit pott. Spondilitis tuberculosis paling sering ditemukan pada
vertebra T8-L3, paling jarang pada vertebra C1-C2.
Spondilitis tuberkulosa biasanya mengenai korpus vertebra, tetapi jarang mengenai
arcus vertebra. Spondilitis corpus vertebra dibagi menjadi 3 bentuk. Pada bentuk
sentral, destruksi awal terletak di sentral korpus vertebra. Bentuk ini sering ditemukan
pada anak. Bentuk paradiskus terletak di bagian korpus vertebra yang bersebelahan
dengan discus intervertebra. Bentuk ini sering ditemukan pada orang dewasa. Bentuk
anterior dengan lokus awal pada korpus vertebra di bagian anterior, merupakan
penjalaran perkontinuitatum dari vertebra di atasnya. Proses radang spesifik di tulang
ini berlangsung sperti dijelaskan pada tuberculosis.
Nekrosis dengan perkijuan membentuk nanah yang menjadi abses dingin. Destruksi
tulang mengakibatkan patah tulang kompresi.
1
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
2/11
I. 1 Insidens
Spondilitis tuberculosa merupakan 50% dari seluruh tuberculosis tulang dan sendi
yang terjadi. Di Ujung pandang insidens spondilitis tuberkulosa ditemukan sebanyak
70% dan sanmugasundram juga menemukan presentase yang sama dari seluruh
tuberculosis tulang dan sendi. Spondilitis tuberkulosa terutama ditemukan pada
kelompok umur 2-10 tahun dengan perbandingan yang sama antara wanita dan pria.
1.2 Etiology
Tuberkulosis tulang merupakan infeksi sekunder dari infeksi tempat lain di tubuh,
90-95% disebabkan oleh mikobakterium tuberculosis tipik (2/3 dari tipe human dan 1/3
dari tipe bovin) dan 5-10% oleh mikobakterium atipik. Lokalisasi spondilitis
tuberkulosa terutama sering pada daerah vertebra torakal baeah dan lumbal atas (T8-
L3), sehingga diduga adanya infeksi sekunder dari suatu tuberculosis traktus urinarius,
yang penyebarannya melalui pleksus Batson pada vena paravertebralis. Dan paling
jarang pada vertebra C1-C2. Spondilitis tuberkulosa biasanya mengenai korpus
vertebra, jarang mengenai arcus vertebra.
2
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
3/11
BAB II
II.1 Patofisiologi
Penyakit ini umumnya mengenai lenih dari satu Vertebra. Infeksi berawal dari
bagian sentral, bagian depan atau baian efifisial korpu vertebra. Kemudian terjadi
hiperemis dan eksudasi yang menyebabkan osteoporosis dan perlunakan korpus.
Selanjutnya terjadi kerusakan pada korteks epifisis , discus intervertebralis dan vertebra
sekitarnya. Kerusakan pada bagian korpus ini akan menyebabkan terjadinya kifosis.
Kemudian eksudat (yang terdiri dari serum, leukosit,kaseosa, tulang yang fibrosis serta
basil tuberkulosa) menyebar ke depan, di bawah ligamentum dan berekspansi berbagai
arah di sepanjang garis ligamen yang lemah.
Pada daerah servical, eksudat terkumpul di belakang fasia paravertebralis dan
menyebar ke lateral di belakang muskulus sternokleidomatoideus. Eksudat dapat
mengalami protrusi ke depan dan menonjol ke dalam faring yang dikenal sebagai abses
faringeal. Abses ini dapat berjalan ke mediastinum mengisi tempat trakea, esophagus
atau kavum pleura.
Abses pada vertebra torakalis biasanya tetap tinggal pada daerah toraks setempat
menempati daerah paravertebral, berbentuk massa yang menonjol dan fusiform. Abses
pada daerah ini dapat menekan medulla spinalis sehingga timbul paraplegia
Abses pada daerah lumbal dapat menyebar masuk mengikuti uskulus psoas dan
muncul di bawah ligamentum inguinal pada daerah medial paha. Eksudat juga dapat
menyebar ke daerah Krista iliaca dan mungkin dapat mengikuti pembuluh darah
femoralis pada trigonu scarpei atau region glutea.
3
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
4/11
Kuman membagi perjalanan penyakit ini dalam 5 stadium :
1. Stadium Implantasi , setelah bakteri berada dalam tulang, maka bila daya tahan
tubuh penderita menurun, bakteri akan berduplikasi membentuk koloni yang
berlangsung selama 6-8 minggu. Keadaan ini umumnya terjadi pada daerah
paradiskus, yang sering ditemukan pada orang dewasa dan pada anak-anak
umumnya pada daerah sentral vertebra.
2. Stadium destruksi awal , setelah stadium implantasi, selanjutnya terjadi destruksi
korpus vertebra serta penyampitan yang ringan pada discus. Proses ini
berlangsung selama 3-6 minggu.
3. Stadium destruksi lanjut . Pada stadium ini terjadi destruksi yang massif, kolaps
vertebra dan terbentuk massa kaseosa serta pus yang berbentuk cold abses
(abses dingin), yang terjadi 2-3 bulan setelah stadium destruksi awal.
Selanjutnya dapat terbentuk tulang baji terutama di sebelah depan (wedging
anterior) akibat kerusakan korpus vertebra, yng menyebabkan terjadinya kifosis
atau gibus.
4. Stadium gangguan neurologis . Gangguan neurologist tidak berkaitan dengan
beratnya kifosis yang terjadi, tetapi terutama ditentukan oleh tekanan abses ke
kanalis spinalis. Gangguan ini ditemukan 10% dari seluruh komplikasi
spondilitis tuberkulosaVertebra torakalis mempunyai kanalis spinalis yang lebih
kecil sehingga gangguan neurologist lebih mudah terjadi pada daerah ini. Bila
terjadi gangguan neurologid, maka perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia,
yaitu :
Derajat I : Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukan
aktivitas atau setelah berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadi
gangguan saraf sensorik.
Derajat II : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita
masih dapat melakukan pekerjaannya.
Derajat III : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi
gerak/aktivitas penderita setelah hiperestesia/anesthesia.
Derajat IV : Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan
defekasi dan miksi.
Tuberkulosis paraplegia atau Potts paraplegia dapat terjadi
secara dini atau lambat tergantung dari penyakitnya.
4
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
5/11
Pada penyakit yang masih aktif, paraplegia terjadi terjadi oleh karena tekanan
ekstradural dari abses paravertebral atau akibat kerusakan langsung sumsum tulang
belakang oleh adanya granulasi jaringan.
Paraplegia pada penyakit yang sudah tidak aktif/sembuh terjadi oleh karena tekanan
pada jembatan tulang kanalis spinalis atau oleh pembentukan jaringan granulasi
tuberkulosa. Tuberkulosis paraplegia terjadi secara perlahan dan dapat terjadi destruksi
tulang disertai angulasi dan gangguan vaskuler vertebra.
Derajat I-III disebut sebagai paraparesis dan derajat IV disebut sebagai paraplegia.
5. Stadium deformitas residual . Stadium ini terjadi kurang lebih 3-5 tahun setelah
timbulnya stadium implantasi. Kifosis atau gibus bersifat permanent oleh karena
kerusakan vertebra yang massif di sebelah depan.
II.2 Gambaran klinis
Gambaran klinis hanya berupa nyeri pinggang atau punggung. Nyeri ini terjadi
akibat reaksi inflamasi di vertebra dan sukar dibedakan dengan nyeri akibat penyebab
lain seperti kelainan degeratif karena biasanya keadaan umum penderita masih baik.
Pada foto rontgen belum didapat kelainan. Bila proses berlanjut terjadi destruktif
vertebra yang akan terlihat pada foto rontgen.
Secara klinis gejala tuberculosis tulang belakang hamper sama dengan gejala
tuberculosis pada umumnya, yaitu badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, berat
badan menurun, suhu sedikit meningkat (subfebril) terutama pada malam hari serta
sakit pada punggung. Pada anak-anak sering disertai menangis pada malam hari (night
cries).
Bentuk sentral terjadi osteoporosis dan destruksi mengakibatkan kompresi vertebra
spontan/akibat jatuh yang ringan. Jika terjadi kompresi maka pada pemeriksaan klinis
didapati gibus. Jika terjadi destruksi korpus vertebra yang bersebelahan dengan discus
akan mengakibatkan iskemia sehingga menyebabkan nekrosis discus. Pada gambaran
rontgen terdapat penyempitan discus intervertebra terjadi osteoporosis, kemudian
menyebar ke seluruh korpus vertebra menyebabkan kompresi vertebra dan terjadi gibus.
Beda gibus TBC dengan gibus traumatic adalah tidak didapatkan penyempitan sela
discus pada gibus traumatic.
5
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
6/11
Pada tuberculosis vertebra servikal dapat ditemukan nyeri di daerah belakang
kepala, gangguan menelan dan gangguan pernapasan akibat adanya abses retrofaring.
Kadangkala penderita datang dengan gejala abses pada daerah paravertebral,abdominal,
inguinal, poplitea, atau bokong, adanya pada daerah paravertebral atau penderita datang
dengan gejala paraparesis, gejala paraplegia, keluhan gangguan pergerakan tulang
belakang akibat spasme atau gibus. Abses akan berkumpul dan mendesak ke arah
belakang sehingga menekan medulla spinalis menyebabkan paraplegi pott (paraplegi
awal). Paraplegi awal selain dari tekanan abses, dapat juga disebabkan oleh kerusakan
medulla spinalis akbat gangguan vaskuler dan akibat regangan yang terus-menerus pada
gibus.
Gejala awal paraplegi pada TBC tulang belakang dimulai dengan keluhan kaki
terasa kaku dan lemah dengan penurunan koordinasi tungkai. Proses ini dimulai dengan
penurunan daya kontraksi otot tungkai dan peningkatan tonusnya menyebabkan spasmeotot fleksor dan terjadi kontraktur. Gangguan pada paraplegi ini kebanyakan terbatas
pada traktus motorik.
6
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
7/11
II.3 Pemeriksaan Laboratorium
1. Peningkatan laju endap darah dan mungkin disertai lekositosis.
2. Uji mantoux positif
3. Pada pemeriksaan biakan kuman mungkin ditemukan mikobakterium.
4. Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional
5. pemeriksaan histopatologis dapat ditemukan tuberkel.
II.4 Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan foto toraks untuk melihat adanya tuberculosis paru.
Foto polos vertebra ditemukan osteoporosis, osteolitik dan
destruksi korpus vertebra, disertai penyempitan discus intervertebralis
yang berada di antara korpus tersebut dan mungkin dapat ditemukan
adanya massa abses paravertebral.
Pada foto AP, abses paravertebral di daerah servikal membentuk
sarang burung (birds nets), di daerah torakal berbentuk bulbus dan pada
daerah lumbal abses terlihat berbentuk fusiform.
Pemeriksaan foto dengan zat kontras
Pemeriksaan mielografi dilakukan bila terdapat gejala-gejala
penekanan sumsum tulang.
Pemeriksaan CT scan atau CT dengan mielografi
Pemeriksaan MRI
7
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
8/11
II.5 Diagnosis
Diagnosis spondilitis tuberkulosa, ditentukan berdasarkan gejala klinik dan
pemeriksaan radiologist. Gejala yang mendukung diagnosis adalah nyeri yang
meningkat pada malam hari makin lama makin berat, terutama pada pergerakkan. Anak
kecil dapat berteriak sewaktu tidur nyenyak pada malam hari. Keadaan ini terjadi
karena otot erektus trunkus mengendur sehingga terdapat pergerakan kecil antara
vertebra yang sangat nyeri. Kemudian terbentuk gibus dan laju endap darah meninggi.
Pada foto rontgen tampak pemyempitan sela discus dan gambaran abses paravertebral.
Reaksi tuberculin biasanya positif. Untuk melakukan pemeriksaan bakteriologis, dapat
dilakukan pungsi abses atau dari debris yang didapat melalui pembedahan.
Untuk melengkapi pemeriksaan, dibuatlah standar pemeriksaan TBC tulang dan sendi,
yaitu :
1. Pemeriksaan klinik dan neurology yang lengkap.
2. Foto tulang belakang posisi AP dan lateral
3. Foto polos toraks posisi AP
4. Uji mantoux
5. Biakan sputum dan pus untuk menemukan basil tuberkulosa.
II.6 Diagnosis banding
Fraktur kompresi traumatic/akibat tumor (biasanya tumor metastatik dan
granuloma eosinofilik)
Infeksi kronik non tuberculosis
8
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
9/11
Osteitis piogenik, lebih cepat timbul demam
Polimielitis
Metastasis tulang belakang, tidak mengenai discus, adakah karsinoma
prostate
Kifosis senilis, kifosis tidak local, osteoporosis seluruh kerangka.
II.7 Penatalaksanaan
Pada prinsipnya pengobatan tuberculosis tulang belakang harus dilakukan sesegera
mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah paraplegi.
Pengobatan terdiri atas :
1.Terapi konservatif berupa :a. Tirah baring (bed rest), untuk mencegah paraplegia dengan
pemberian tuberkulostik.
b. Memperbaiki keadaan umum penderita
c. Pemasangan brace pada penderita, baik yang dioperasi ataupun yang
tidak dioperasi
d. Pemberian obat antituberkulosa
e. Dilakukan pencegahan untuk menghindari dekubitus dan kesulitan
miksi dan defekasi.
Umumnya penderita akan sembuh dalam waktu terbatas. Bila gangguan neurologik
berubah menjadi lebih baik, penderita dapat dimobilisasi dengan alat penguat tulang
belakang. Pada awal paraplegi kadang dianjurkan pembedahan.
2.Terapi operatif
Walaupun pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utam bagi penderita
tuberculosis tulang belakang, namun tindakan operatif masih memegang peranan
penting dalam beberapa hal, yaitu bias terdapat cold abses,lesi tuberkulosa, paraplegi
dan kifosis.
A.Abses dingin (Cold Abses)
Cold abses yang kecil tidak tidak memerlukan tindakan operatif oleh karena dapat
terjadi resorpsi spontan dengan pemberian obat tuberkulostatik.
9
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
10/11
Pada abses yang besar dilakukan drainase bedah :
B.da 3 cara untuk menghilangkan lesi tuberkulosa yaitu :
a. Denridement fokal
b. Kosto-tranversektomi
c. Debridement fokal radikal yang disertai bone graft di bagian
depan.
C.Paraplegi
Pada paraplegi, terapi ini dilakukan untuk dekompresi Medula Spinalis.
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu :
Pengobatan dengan kemoterapi
Laminektomi
Kosto-transversektomi
Operasi radikal
Osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang
II.8 Indikasi operasi
Bila dengan terapi konservatif tidak terjadi perbaikan paraplegia atau malah demam
berat. Biasanya 3 mg sebelum tindakan operasi dilakukan, setiap spondilitis tuberkulosa
diberikan obat tuberkulostatik.
Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara terbuka,
debridement serta bone graft.
ada pemeriksaan radiologist baik dengan foto polos, mielografi ataupun pemeriksaan
ditemukan adanya penekanan langsung pada medulla spinalis.
Operasi Kifosis
Operasi kifosis dilakukan bila terjadi deformitas yang hebat. Kifosis mempunyai
tendensi untuk bertambah berat terutama pada anak-anak. Tindakan opertaif dapat
berupa fusi posterior atau melalui operasi radikal.
10
-
7/31/2019 SPONDILITIS REFRAT
11/11
Keuntungan tindakan bedah yaitu dapat menentukan diagnosis dengan pemeriskan
mikrobiologis dan patologis serta mengintensifkan terapi medis. Untuk menghindari
koplikasi timbulnya tuberculosis miliar sesudah atau selama pembedahan, masa
prabedah perlu diberikan antituberkulosis selama satu sampai dua minggu.
II.9 Prognosis
Prognosis spondilitis tuberculosis bergantung pada cepatnya dilakukan terapi dan
ada tidaknya komplikasi neurologik. Untuk spondilitis dengan paraplegi awal,
prognosis untuk kesembuhan sarafnya lebih baik sedangkan spondilitis dengan
paraplegia akhir, prognosis biasanya kurang baik. Bila paraplegi disebabkan oleh
mielitis tuberculosis, prognosis ad fungtionan juga buruk.
11