SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

39
RS BUNDA PALEMBANG STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA No. Dokumen 008-01/IKP/ 2013 No. Revisi B Halaman PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit 14 Agustus 2013 DITETAPKAN OLEH Direktur, Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MM PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/ mengelompokkan korban berdsar beratya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang trsedia TUJUAN -Tujuan triase pada musibah missal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin KEBIJAKAN - Memilah korban berdasar : - Triase tidak disertai tindakan a. Beratnya cidera b. Besarnya kemungkinan untuk

description

spo

Transcript of SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

Page 1: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

14 Agustus 2013

DITETAPKAN OLEHDirektur,

Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MMPENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/

mengelompokkan korban berdsar beratya

cidera, kemungkinan untuk hidup, dan

keberhasilan tindakan berdasar sumber daya

(SDM dan sarana) yang trsedia

TUJUAN - Tujuan triase pada musibah missal adalah

bahwa dengan sumber daya yang minimal

dapat menyelamatkan korban sebanyak

mungkin

KEBIJAKAN - Memilah korban berdasar :

- Triase tidak disertai tindakan

a. Beratnya cidera

b. Besarnya kemungkinan untuk hidup

c. Fasilitas yang ada/ kemungkinan

keberhasilan tindakan

- Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/

pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan

sesegera mungkin.

PROSEDUR

KERJA

1.Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.

2.Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh

Page 2: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

paramedis yang terlatih / dokter.3.Namun bila jumlah penderita/korban yang ada

lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).

4.Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna :o Segera- Immediate (I)- MERAH. Pasien

mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb.

o Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas="" permukaan="" tubuh="" dsb="" br="">

o Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.

o Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.

5.Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam.

6.Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban

Page 3: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain

7.Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.

8.Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke  rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.

9.Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

UNIT TERKAIT Semua unit

Page 4: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

14 Agustus 2013

DITETAPKAN OLEHDirektur,

Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MMPENGERTIAN Sarana transportasi untuk mengangkut

penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana

kesehatan yang memadai

TUJUAN Untuk memindahkan penderita/korban bencana

dengan aman

tanpa memperberat keadaan penderita/korban

ke sarana kesehatan

yang memadai

KEBIJAKAN 1. Ambulance digunakan untuk memindahkan

korban dari lokasi bencana ke RS atau dari

RS yang satu ke RS lain.

2. Pada setiap ambulans minimal terdiri dari 2

orang para medik dan satu pengemudi (bila

memungkinkan ada 1 orang dokter).

PROSEDUR

KERJA

1. Saat di Rumah Sakit

A. Kru ambulans harus mulai menyiapkan

ambulans untuk pengiriman berikutnya.

1. Bersihkan dengan cepat ruang pasien

dengan menggunakan sarung tangan

industri.

2. Bersihkan darah, muntahan, dan

cairan tubuh lainnya yang mengering

Page 5: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

di lantai.

3. Seka perlengkapan apapun yang

terkena percikan. Masukkan handuk

yang digunakan untuk membersihkan

darah dan cairan tubuh langsung ke

dalam kantung merah.

4. Buang sampah-sampah seperti

bungkus perban, balut yang sudah

dibuka walaupun belum dipakai, dan

barang-barang sejenis.

5. Kain linen dan selimut besar yang

kotor dapat dicuci dan digunakan

kembali.

6. Gunakan pengharum ruangan untuk

menetralisir bau muntah, urin, atau

tinja.

B. Siapkan perlengkapan pernafasan.

1. Bersihkan dan disinfeksi benda-benda

yang tidak sekali pakai (non disposable)

dengan cara yang benar, bersihkan pula

unit masker bag-valve yang telah

digunakan dan alat-alat pembantu

pernafasan lain serta alat untuk terapi

inhalasi untuk mencegah alat-alat

tersebut menjadi tempat perkembangan

agen infeksi yang dapat dengan mudah

mengkontaminasi pasien berikutnya.

Lakukan juga disinfeksi untuk unit

suction.

2. Letakkan barang-barang sekali pakai

yang telah digunakan ke kantung

plastik dan bungkus. Ganti barang-

Page 6: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

barang serupa dengan cadangan yang

dibawa dalam ambulans.

C. Ganti barang-barang yang telah

digunakan

1. Segera ganti barang-barang yang

telah terpakai di ambulans dengan

barang serupa yang diambil dari

ruang logistik rumah sakit

berdasarkan prinsip -satu untuk satu -

seperti balut steril, perban, handuk,

masker oksigen sekali pakai, sarung tangan sekali pakai, air steril, dan

airways (alat bantu jalan nafas) oral.

2. Tukar barang-barang seperti bidai dan

spinal board yang digunakan oleh pasien

dengan barang serupa dari ruang logistik

rumah sakit.

3. Jika perlengkapan memang bisa ditukar,

segera periksa kelengkapan dan fungsi

perlengkapan dengan cepat. Beberapa

bagian biasanya hilang atau rusak,

biasanya ketika alat-alat imobilisaasi

dilepaskan dari pasien.

4. Jika menemukan bahwa ada bagian

perlengkapan yang rusak atau tidak

lengkap, beritahu otoritas rumah sakit

untuk mengetahui apakah alat

tersebut dapat diperbaiki atau diganti

UNIT TERKAIT Transportasi

Tim IGD

Page 7: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

14 Agustus 2013

DITETAPKAN OLEHDirektur,

Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MMPENGERTIAN Tenaga adalah orang atau petugas baik medis

ataupun non medis

yang membantu dalam melakukan pertolongan

pada para korban

bencana.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penambahan jumlah

tenaga medis ataupun non medis saat terjadi

suatu bencana

KEBIJAKAN Penambahan jumlah tenaga medis ataupun

nonmedis saat terjadi bencana dapat diperoleh

dari internal rumah sakit dan eksetrnal rumah

sakit.

PROSEDUR

KERJA

1. Dokter jaga IGD sebagai leader saat terjadi

bencana menghubungi tim siaga bencana

yang saat itu sedang tidak jaga / tidak berada

di tempat.

2. Dokter jaga IGD beserta tim siaga bencana

memprediksi tingkat kegawatan dan jumlah

korban.

3. Meminta bantuan tenaga yang sedang tidak

jaga di rumah sakit dengan menghubungi

tiap perorangan lewat telepon.

Page 8: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

4. Apabila tenaga internal rumah sakit tidak

mencukupi/tidak sebanding dengan jumlah

korban yang terlalu banyak, maka pihak

rumah sakit segera meminta bantuan tenaga

dari luar rumah sakit. Segera koordinasikan

kebutuhan tersebut kepada Komandan Siaga

Bencana serta pihak luar yang dimintai

perbantuan.

5. Setelah tenaga bantuan telah datang di RS,

maka dokter jaga sebagai leader

menginformasikan seluruh informasi baik

tingkat kegawatan dan jumlah korban kepada

tim tersebut dan memberikan instruksi

langkah-langkah yang harus dilakukan.

UNIT TERKAIT Dokter IGD

Tim Bencana

Page 9: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

14 Agustus 2013

DITETAPKAN OLEHDirektur,

Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MMPENGERTIAN Alat komunikasi yang digunakan dengan

menggunakan

gelombang radio dengan frekuensi tertentu

yang telah disepakati

bersama, untuk hubungan antar rumah sakit.

TUJUAN Untuk memperlancar jalur komunikasi dalam

menyampaikan atau menerima berita, dalam

keadaan sehari-hari atau dalam keadaan darurat

(bencana/musibah massal).

KEBIJAKAN 1. Radio Komunikasi selalu pada

frekuensi……..

2. Radio Medik hanya digunakan untuk

menyampaikan / menerima berita yang

penting.

PROSEDUR

KERJA

1. Mengecek kondisi radio medik setiap operan dan melakukan timbang terima mengenai berita yang masuk dan yang keluar.

2. Cara menggunakannya : o Cek frekuensi yang ditujuo Cek power dan radioo Pegang extramix, arahkan pada mulut

dengan jarak + 10 cm.o Vokal suara jelas dan singkat (tiap

pembicaraan tidak boleh lebih dari 10

Page 10: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

kata)o Bila memanggil, sebut nama yang dituju,

baru nama pengirim. Contoh : RSMH, IGD Bunda memanggil.

o Bila memanggil masih ada pembicaraan di radio, tunggu nada sela, baru memanggil dengan kata ”KONTEK” (2x)

o Bila ada yang mempersilahkan sebut nama atau institusi. Contoh : Ya disini IGD Bunda dengan operator....... Mau menghubungi IGD RSMH

o Tiap pembicaraan (tidak boleh dari 10 kata) diakhiri dengan kata ”GANTI” untuk memberi kesempatan kepada yang dituju untuk menulis pesan dan atau memberikan kesempatan kepada pemanggil untuk masuk karena sifat beritanya lebih penting (gawat).

3. Melakukan absensi tiap hari dengan: o IGD (07.30)

4. Setiap kali mengirim / menerima pesan harus ditulis pada buku laporan serta ditandatangani dan nama jelas operator.

5. Segera tindak lanjut isi pesan.6. Bila selesai jangan dimatikan tetapi radio

harus selalu dalam posisi standbyUNIT TERKAIT Tim Benacana IGD

Page 11: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDEKONTAMINASI KORBAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

14 Agustus 2013

DITETAPKAN OLEHDirektur,

Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MMPENGERTIAN Dekontaminasi adalah langkah pertama

menangani peralatan,

perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda

lainnya yang

terkontaminasi. Proses yang membuat benda

mati lebih aman

untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan

(umpamanya

menginaktivikasi HBV, HBC dan HIV) dan

mengurangi tapi

tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme

yang

mengkontaminasi.

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan dekontaminasi

saat terjadi bencana.

KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada korban masal terutama pd

korban yg terkontaminasi bahan kimia.

2. Prinsip dekontaminasi di rumah sakit

adalah bahwa setiap pasien yang datang dan

terpapar bahan kimia harus didekontaminasi

Page 12: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

sebelum masuk keruangan yang ada di

rumah sakit.

3. Dekontaminasi dilakukan di tempat yang

telah dipersiapkan, terpisah dan tertutup,

tersedia air mengalir dan sebaiknya dekat

dengan UGD/IRD .

PROSEDUR KERJA

1. Setelah memakai alat proteksi diri petugas medik melakukan dekontaminasi, pastikan  korban dalam keadaan stabil atau telah dilakukan stabilisasi fungsi vitalnya.

2. Buka seluruh pakaian korban (mengurangi 70-80% kontaminant)

3. Cuci dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam 1 menit dgn 6 galon air ( 25 ltr air/ 4-5 ember air) dan diperlukan area 22 inches² (66 cm²) per-orang.

4. Lakukan dgn cepat pencucian / penyiraman seluruh tubuh korban.

5. Gunakan cairan pembersih untuk seluruh tubuh. Cairan baru 0,5 % Sodium hypochlorite (HTH chlorine) efektif utk kontaminant biologi atau kimia.

6. Utk kontaminant biologi perlu waktu 10 menit (hal ini sulit utk korban masal).

7. Bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).

8. Yakinkan korban sudah dicuci dengan bersih, bila perlu periksa dan bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki.

9. Keringkan tubuh pasien dan ganti/ berikan pakaian kering dan bersih.

10. Korban di masukkan ke ruang UGD/ IRD sesuai kriteria triage (dapat dilakukan triage ulang walaupun sudah dilakukan triage di lapangan.

11. Penanganan dilakukan berdasarkan skala prioritas kegawat daruratan korban bencana.

12. Pelayanan medik yang diberikan sesuai

Page 13: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

standar kemampuan rumah sakit.Catatan:1. Pasien bisa yang bisa berjalan sendiri dan

gejala jelas segera lakukan dekontaminasi.2. Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa

gejala jelas pindahkan dari area tindakan, pakaian dibuka dan observasi (medical evaluation).

3. Pasien tidak bisa bergerak, lakukan evaluasi klinis , berikan prioritas dekontaminasi.

UNIT TERKAIT Perawat IGD

Page 14: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDEKONTAMINASI KORBAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

PENGERTIAN Terapi adalah tindakan medis yang dilakukan

oleh petugas medis

kepada korban/penderita sesuai dengan

kondisi/keadaan penderita

tersebut

TUJUAN Meminimalisir luka dan kecacatan serta

menyembuhkan penyakit penderita/korban

bencana.

KEBIJAKAN Pemberian terapi bagi korban tanpa membeda-

bedakan status sosial,suku/ras, agama dan

golongan.

PROSEDUR

KERJA

Penanganan medis1. Penanganan korban di RS neliputi tindakan

resusitasi sampai dengan tindakan definitif.2. Sistim pelimpahan wewenang berlaku

dengan pengawasan dan tanggung jawab Tim Penanggulangan Bencana

3. Perkiraan jumlah korban yang akan dirawat adalah berdasar pada jumlah korban yang pernah dirawat pada bencana terdahulu, atau berdasar pada skenario terburuk, dan dengan mempertimbangkan jumlah korban berdasarkan intensitas perawatan yang diperlukan.

4. Tehnis penanganan korban dilakukan sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang dibuat oleh Staf Medik Fungsional ( SMF ).

UNIT TERKAIT Perawat IGD

Page 15: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDEKONTAMINASI KORBAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

PENGERTIAN Tranportasi bukanlah sekedar mengantar pasien

ke rumah sakit.

Serangkaian tugas harus dilakukan sejak pasien

dimasukkan ke

dalam ambulans hingga diambil alih oleh pihak

rumah sakit.

TUJUAN Memindahkan penderita/korban bencana

dengan aman tanpa memperberat keadaan

penderita/korban ke sarana kesehatan yang

memadai.

KEBIJAKAN Sarana transportasi terdiri dari:1. Kendaraan pengangkut (ambulance)2. Peralatan medis dan non medis.3. Petugas (medis/paramedis)4. Obat-obatan life saving dan life support.Persyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasi penderita/korban bencana adalah:a. Sebelum Diangkat     1.Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi.     2.Perdarahan telah dihentikan     3.Luka-luka telah ditutup     4.Patah tulang telah difiksasib. Selama perjalanan harus dimonitor     1.Kesadaran     2.Pernafasan     3.Tekanan Darah     4.Denyut nadi     5.Keadaan luka

Page 16: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

PROSEDUR

KERJA

Memindahkan pasien ke ambulans1. Pada saat ambulans datang anda harus

mampu menjangkau pasien sakit atau cedera tanpa kesulitan, memeriksa kondisinya, melakukan prosedur penanganan emergensi di tempat dia terbaring, dan kemudian memindahannya ke ambulans.

2. Pada beberapa kasus tertentu, misalnya pada keadaan lokasi yang berbahaya atau pasien yang memerlukan prioritas tinggi maka proses pemindahan pasien harus didahulukan sebelum menyelesaikan proses pemeriksaan dan penanganan emergensi diselesaikan.

3. Jika dicurigai adanya cedera spinal, kepala harus distabilkan secara manual dan penyangga leher (cervical collar) harus dipasang dan pasien harus diimobilisasi di atas spinal board.

4. Pemindahan pasien ke ambulans dilakukan dalam 4 tahap berikut

o Pemilihan alat yang digunakan untuk mengusung pasien.

o Stabilisasi pasien untuk dipindahkano Memindahan pasien ke ambulanso Memasukkan pasien ke dalam ambulans

5. Pasien sakit atau cedera harus distabilkan agar kondisinya tidak memburuk.

6. Perawatan luka dan cedera lain yang diperlukan harus segera diselesaikan, benda yang menusuk harus difiksasi, dan seluruh balut serta bidai harus diperiksa sebelum pasien diletakkan di alat pengangkut pasien.

7. Jangan menghabiskan banyak waktu untuk merawat pasien dengan cedera yang sangat buruk atau korban yang telah meninggal. Pada prinsipnya, kapanpun seorang pasien

Page 17: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

dikategorikan dalam prioritas tinggi, segera transpor dengan cepat.

8. Penyelimutan pasien membantu menjaga suhu tubuh, mencegah paparan cuaca, dan menjaga privasi.

9. Alat angkut (carrying device) pasien harus memiliki tiga tali pengikat untuk menjaga posisi pasien tetap aman. Yang pertama diletakkan setinggi dada, yang kedua setinggi pinggang atau panggul, dan yang ketiga setinggi tungkai. Kadang-kadang digunakan empat tali pengikat di mana dua tali disilangkan di dada.

10. Jika penderita/korban tidak mungkin diangkut dengan tandu misalnya pada penggunaan spinalboard dan hanya bisa diletakkan di atas tandu/usungan ambulans (ambulance stretcher),maka disyaratkan untuk menggunakan tali kekang yang dapat mencegah pasien tergelincir ke depan jika ambulans berhenti mendadak.

Mempersiapkan Pasien untuk Transportasi1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.

Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway), pastikan bahwa pasien mendapat pertukaran aliran yang cukup saat diletakkan di atas usungan.

2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman selama perjalanan ke rumah sakit. Tandu pasien dilengkapi dengan alat pengunci yang mencegah roda usungan brgerak saat ambulans tengah melaju.

3. Posisikan dan amankan pasien. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.

Page 18: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

Perubahan posisi di dalam ambulans dapat dilakukan tetapi harus disesuaikan dengan kondisi penyakit atau cederanya. Pada pasien tak sadar yang tidak memiliki potensi cedera spinal, ubah posisi ke posisi recovery (miring ke sisi) untuk menjaga terbukanya jalan nafas dan drainage cairan. Pada pasien dengan kesulitan bernafas dan tidak ada kemungkinan cedera spinal akan lebih nyaman bila ditransport dengan posisi duduk. Pasien syok dapat ditransport dengan tungkai dinaikkan 8-12 inci. Pasien dengan potensi cedera spinal harus tetap diimobilasasi dengan spinal board dan posisi pasien harus diikat erat ke usungan.

4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman tetapi tidak terlalu ketat yang dapat mengganggu sirkulasi dan respirasi atau bahkan menyebabkan nyeri.

5. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans dijalankan. Ini dilakukan agar tidak perlu membuang banyak waktu untuk meletakkan dan memposisikan papan seandainya jika benar terjadi henti jantung.

6. Melonggarkan pakaian yang ketat. Pakaian dapat mempengaruhi sirkulasi dan pernafasan. Longgarkan dasi dan sabuk serta buka semua pakaian yang menutupi leher. Luruskan pakaian yang tertekuk di bawah tali ikat pengaman. Tapi sebelum melakukan tindakan apapun, jelaskan

Page 19: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

dahulu apa yang akan Anda lakukan dan alasannya, termasuk memperbaiki pakaian pasien.

7. Periksa perbannya. Perban yang telah di pasang dengan baik pun dapat menjadi longgar ketika pasien dipindahkan ke ambulans. Periksa setiap perban untuk memastikan keamanannya. Jangan menarik perban yang longgar dengan enteng. Perdarahan hebat dapat terjadi ketika tekanan perban dicabut secara tiba-tiba.

8. Periksa bidainya. Alat-alat imobilisasi dapat juga mengendur selama pemindahan ke ambulans. Periksa perban atau kain mitella yang menjaga bidai kayu tetap pada tempatnya. Periksa alat-alat traksi untuk memastikan bahwa traksi yang benar masih tetap terjaga. Periksa anggota gerak yang dibidai perihal denyut nadi bagian distal, fungsi motorik, dan sensasinya.

9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Bila tidak ada cara lain bagi keluarga dan teman pasien untuk bisa pergi ke rumah sakit,biarkan mereka menumpang di ruang pengemudi-bukan di ruang pasien- karena dapat mempengaruhi proses perawatan pasien. Pastikan mereka mengunci sabuk pengamannya.

10. Naikkan barang-barang pribadi. Jika dompet, koper, tas, atau barang pribadi pasien lainnya dibawa serta, pastikan barang tersebut aman di dalam ambulans. Jika barang pasien telah Anda bawa, pastikan Anda telah memberi tahu polisi apa saja yang dibawa. Ikuti polisi dan isilah berkas-berkas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11. Tenangkan pasien. Kecemasan dan kegelisahan seringkali menerpa pasien

Page 20: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

ketika dinaikkan ke ambulans. Ucapkan beberapa patah kata dan tenangkan pasien dengan cara yang simpatik. Perlu diingat bahwa mainan seperti boneka beruang dapat berarti banyak untuk menenangkan pasien anak yang ketakutan. Senyum dan nada suara yang menenangkan adalah hal yang penting dan dapat menjadi perawatan kritis yang paling dibutuhan oleh pasien anak yang ketakutan.

12. Ketika anda merasa bahwa pasien dan ambulans telah siap diberangkatkan, beri tanda kepada pengemudi untuk memulai perjalanan ke rumah sakit. Jika yang Anda tangani ini adalah pasien prioritas tinggi, maka tahap persiapan, melonggarkan pakaian, memeriksa perban dan bidai, menenangkan pasien, bahkan pemeriksaan vital sign dapat ditangguhkan dan dilakukan selama perjalanan daripada harus diselesaikan tetapi menunda transportasi pasien ke rumahsakit.

Perawatan Pasien selama Perjalanan1. Lanjutkan perawatan medis emergensi

selama dibutuhkan. Jika usaha bantuan hidup (life support) telah dimulai sebelum memasukkan pasien ke dalam ambulans, maka prosedur tersebut harus dilanjutkan selama perjalanan ke rumah sakit. Pertahankan pembukaan jalan nafas, lakukan resusitasi, berikan dukungan emosional, dan lakukan hal lain yang diperlukan termasuk mencatat temuan baru dari usaha pemeriksaan awal (initial assesment) pasien.

2. Gabungkan informasi tambahan pasien. Jika pasien sudah sadar dan Anda telah mempertimbangkan bahwa perawatan

Page 21: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

emergensi selanjutnya tidak akan terganggu, maka Anda dapat mulai mencari informasi baru dari pasien.

3. Lakukan pemeriksaan menyeluruh dan monitor terus vital sign. Peningkatan denyut nadi secara tiba-tiba misalnya, dapat menandakan syok yang dalam. Catat vital sign dan laporkan perubahan yang terjadi pada anggota staf bagian emergensi segera setelah mencapai fasilitas medis. Lakukan penilaian ulang vital sign setiap 5 menit untuk pasien tidak stabil dan setiap menit untuk pasien stabil.

4. Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda. Beberkan informasi hasil pemeriksaan dan penanganan pasien yang sudah Anda lakukan, dan beri tahu perkiraan waktu kedatangan Anda.

5. Periksa ulang perban dan bidai.6. Bicaralah dengan pasien, tapi kendalikan

emosi Anda. Bercakap-cakap terkadang berguna untuk menenangkan pasien yang ketakutan.

7. Jika terdapat tanda-tanda henti jantung, minta pengemudi untuk menghentikan ambulans sementara Anda melakukan Resusitasi dan memberikan AED (defibrilator). Beri tahu pengemudi untuk menjalankan ambulans lagi setelah memastikan bahwa henti jantung telah teratasi. Pastikan bahwa IGD mengetahui adanya henti jantung. Adalah hal yang sangat membantu jika Anda memang secara rutin selalu meletakkan bantalan keras di antara matras pelbet (cot) dan punggung pasien yang memiliki resiko tinggi mengalami henti jantung.

Memindahkan Pasien Ke Instalasi Gawat

Page 22: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

Darurat1. Dampingi staf IGD bila dibutuhkan dan

berikan laporan lisan atas kondisi pasien Anda. Beritahu setiap perubahan kondisi pasien yang telah Anda amati.

2. Segera setelah Anda tidak lagi menangani pasien, siapkan laporan perawatan pra rumah sakit.

3. Serahkan barang-barang pribadi pasien ke pihak rumah sakit. Jika benda-benda berharga pasien dipercayakan penuh pada penjagaan anda, segera serahkan kepada staf IGD yang bertanggung jawab.

4. Minta diri untuk meninggalkan rumah sakit. Bertanyalah kepada dokter atau perawat IGD apakah layanan anda masih dibutuhkan.

UNIT TERKAIT Tim Bencana

Dokter IGD

Perawat IGD

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDEKONTAMINASI KORBAN BENCANA

No. Dokumen008-01/IKP/2013

No. RevisiB

Halaman

Page 23: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

RS BUNDA PALEMBANG

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

14 Agustus 2013

DITETAPKAN OLEHDirektur,

Dr. Hj. Halipah Mahyuddin, SpTHT,MMPENGERTIAN Memindahkan korban/penderita bencana dari

lokasi bencana ke

tempat yang lebih aman dan mengusahakan

penderita/korban

yang masih bernyawa untuk dapat diselamatkan

TUJUAN Menyelamatkan nyawa penderita/korban yang

masih hidup dan memindahkan

penderita/korban yang sudah tidak bernyawa

KEBIJAKAN 1. Mendahulukan korban yang masih bernyawa

dan kemungkinan besar dapat diselamatkan.

2. Korban yang tingkat kegawatannya tinggi

dan beresiko mati, lebih baik ditinggalkan

terlebih dahulu.

PROSEDUR KERJA

1. Petugas evakuasi harus membekali diri dengan segala keperluan pribadi serta membekali diri dengan membawa alat dan obat untuk pertolongan pertama.

2. Menentukan skalasi bencana;luas wilayah,jumlah korban,jenis penyakit,sarana dan prasarana yang tersisa, sisa SDM dan akses jalan menuju lokasi bencana.

3. Menyampaikan hasil survey awal ke rumah sakit, sehingga rumah sakit dapat mempersiapkan diri.

4. Petugas lapangan menilai tingkat kegawatan korban untuk korban luka ringan dan sedang di beri pertolongan pertama di tempat kejadian atau pos kesehatan lapangan.

5. Korban luka ringan dan sedang diperlakukan

Page 24: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

sama seperti masyarakat umum.6. Korban luka berat segera dievakuasi ke RS

rujukan wilayah/RS Polri / RS TNI terdekat.7. Korban yang memerlukan perawatan lebih

lanjut dapat dievakuasi ke pusat rujukan melalui jalan darat/sungai/laut/udara sesuai sarana yang di milikinmemindah dan menagangkat penderita/korban.

8. Sebelum mengangkat penderita perlu memperhatikan beberapa hal seperti berapa berat objek, apakah memerlukan bantuan tambahan dalam mengangkat dsb.

9. Komunikasikan rencana untuk mengangkat dan mengangkut dengan rekan anda

10. Pada saat mengangkat penderita, ada peraturan yang harus dipatuhi untuk mencegah cedera. Diantaranya: o Posisikan kaki dengan baik. Kaki harus

kokoh, menapak pada permukaan dan diposisikan sepanjang lebar bahu.

o Ketika mengangkat, gunakan kaki anda, bukan punggung anda untuk mengangkat.

o Ketika mengangkat, jangan berputar atau membuat gerakan lain selain mengangkat. Usaha untuk berbelok atau berputar ketika mengangkat merupakan penyebab utama cedera.

o Ketika mengangkat dengan satu tangan, jangan mengkompensasi.

o Hindari bersandar ke sisi manapun. Jaga punggung anda tetap lurus dan terkunci.

o Jaga beban sedekat mungkin dengan tubuh anda. Semakin jauh beban dari tubuh anda, semakin besar kemungkinan anda cedera.

o Ketika membawa penderita pada tangga, jika memungkinkan gunakan kursi tangga daripada tandu.

1. Pada saat menjangkau penderita, ada

Page 25: SPO Bencana Atau Distater Plan IGD BENAR

peraturan yang harus dipatuhi untuk mencegah cedera. Diantaranya: o Jaga punggung tetap dalam posisi lurus/

terkunci.o Hindari berputar ketika menjangkau.o Hindari menjangkau lebih dari 15-20

inchi di depan tubuh anda.o Hindari menjangkau yang

berkepanjangan ketika diperlukan usaha yang besar

2. Pada saat mendorong atau menarik penderita, ada peraturan yang harus dipatuhi untuk mencegah cedera. Diantaranya:

o Lebih baik dorong daripada tarik, jika memungkinkan.

o Jaga punggung tetap lurus/terkunci.o Jaga garis tarikan melalui pusat tubuh

anda dengan menekuk lutut.o Jaga beban dekat dengan tubuh anda.o Jika beban dibawah pinggang, dorong

atau tarik dari posisi berlutut.

o Hindari mendorong atau menarik melebihi kepala.

UNIT TERKAIT Tim bencana