SPM-FP -...

20
SPM-FP Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik Tempat Peribadatan

Transcript of SPM-FP -...

Page 1: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

SPM-FP

Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik

Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik

Tempat Peribadatan

Page 2: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

i

Daftar isi

Daftar isi................................................................................................................................. i

Prakata ..................................................................................................................................ii

Pendahuluan ......................................................................................................................... iii

Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik .......................................................... 1

Tempat Peribadatan ............................................................................................................. 1

1 Ruang Lingkup ............................................................................................................ 1

2 Acuan Normatif ............................................................................................................ 1

3 Istilah dan Definisi ....................................................................................................... 1

4 Kriteria ......................................................................................................................... 2

5. Hal yang Dinilai ............................................................................................................ 5

LAMPIRAN 1(Informatif) Peta korelasi kriteria SPM-FP Tempat Peribadatan generik dengan spesifik ................................................................................................................................ 13

Bibliografi ............................................................................................................................ 14

Page 3: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

ii

Prakata

Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik selanjutnya disebut SPM-FP adalah

standar yang direncanakan, dirumuskan, ditetapkan, diterapkan, dinilai kesesuaiannya,

dibina dan diawasi, yang bertujuan untuk menyediakan layanan bagi masyarakat di fasilitas

publik dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan.

SPM-FP merupakan suatu standar yang diamanatkan dari kesepakatan bersama di tingkat

global oleh PBB pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang salah satu Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah Tujuan 12 yaitu mencapai konsumsi dan

produksi yang bertanggung jawab atau lebih dikenal sebagai SCP atau Sustainable

Consumption and Production. Ketentuan mengenai SPM-FP sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

P.90/Menlhk/Setjen/Set.1/11/2016 Tentang Standar Pelayanan Masyarakat Pada Pos-Pos

Fasilitas Publik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Lingkungan.

Standar ini berisi tentang komponen generik dan spesifik terkait dengan usaha efisiensi

penggunaan sumber daya dan pengelolaan sampah dalam rangka peningkatan kualitas

lingkungan pada fasilitas publik. Komponen generik terdiri atas :

a. substansi teknis yaitu efisiensi pengelolaan sumber daya alam meliputi energi, air dan

material/bahan, serta pengelolaan sampah; dan

b. layanan sarana, informasi dan edukasi bagi masyarakat pengguna fasilitas publik.

SPM-FP ini disusun oleh Komite Teknis Perumusan Standar Pelayanan Masyarakat pada

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang telah dibahas dan disepakati dalam

rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal 29 November 2016 di Jakarta. Hadir pada rapat

tersebut keterwakilan dari Pemerintah, pelaku usaha dan/atau asosiasi terkait, konsumen

dan/atau asosiasi terkait, pakar dan/atau akademisi, dan komunitas masyarakat generasi

muda.

Page 4: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

iii

Pendahuluan

01 Pendahuluan

Pada saat ini sudah banyak fasilitas publik yang dibangun baik oleh Pemerintah maupun

swasta. Banyak jenis dan model fasilitas publik yang dikembangkan serta besar dan kecil

ukurannya. Fasilitas publik yang dikembangkan tersebut berfungsi memberikan layanan

kepada masyarakat dimana untuk mendapatkan layanan tersebut ada yang berbayar dan

ada juga yang tidak. Dalam memberikan layanan tersebut terkadang pengelola fasilitas

publik tersebut belum mempertimbangkan aspek lingkungan.

Salah satu contoh adalah ketika pengelola pusat perbelanjaan modern memberikan layanan

kepada pengunjung dengan memberikan suasana belanja yang nyaman terkadang

pengelola mengatur suhu ruangan terlalu dingin. Hal ini akan menyebabkan pemborosan

penggunaan pendingin ruanga dan penggunaan energi yang dapat berakit pada

pemborosan energi dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

02 Tujuan

SFM-FP bertujuan menyediakan standar bagi pengelola fasilitas publik yang dikelola baik

oleh swasta dan Pemerintah dengan materi substansi pengelolaan lingkungan hidup secara

terpadu. Dengan dikelolanya aspek lingkungan dari suatu FP diharapkan akan tumbuh

fasilitas publik yang ramah lingkungan serta didukung dengan layanan informasi, edukasi,

sarana dan apresiasi bagi masyarakat pengguna.

Dengan tersedianya standar bagi pengelola fasilitas publik dengan materi substansi

pengelolaan lingkungan hidup terpadu, diharapkan tersedianya fasilitas publik yang ramah

lingkungan serta layanan informasi, edukasi, sarana dan apresiasi bagi masyarakat

pengguna fasilitas publik. Standar ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan peran

Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana urusan pemerintahan dalam pelayanan

masyarakat di fasilitas publik dan peningkatan kualitas lingkungan menuju kota

berkelanjutan, dengan dukungan Kementerian, Pemerintah Provinsi, serta para pemangku

kepentingan. Lebih besar lagi diharapkan penerapan SPM-FP ini sebegai bentuk

pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan dan aksi perubahan iklim berbasis

masyarakat di Indonesia.

03 Konsep SPM-FP

SPM-FP ini berisikan kriteria yang harus diterapkan oleh suatu fasilitas publik. Kriteria

tersebut ada yang bersifat generik yang ada pada setiap SFM-FP namun juga ada kriteria

spesifik FP. Sehingga SPM-FP disusun spesifik untuk model FP tertentu, untuk itu pada

bagian lingkup diperjelaskan pada fasilitas publik mana standar ini dapat diterapkan.

Pada bagian istilah dan definisi diberikan istilah dan definisi yang spesifik untuk suatu SPM-

FP. Ada beberapa istilah yang mungkin berbeda dengan istilah yang biasa dipakai namun

beberapa istilah dan definisi masih menggunakan yang diapakai pada umumnya.

04 Pendekatan Manajemen Sistem

Page 5: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

iv

Kriteria dalam SPM-FP menggunakan pendekatan pada perbaikan sistem manajemen

pengelola FP. Dengan melakukan perbaikan sistem ini diharapkan pengelola FP dapat

melakukan perbaikan pada pelayanan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dari

layanan yang diberikan.

Untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pengelola FP harus mengembangkan sistem

manajemen untuk memenuhi criteria komponen substansi teknis baik yang generik maupun

yang spesifik. Pendekatan sistem manajemen yang digunakan adalah sistem manajemen

dengan pendekatan Perencanaan, Lakukan, Periksa dan Tindaki (Plan, Do, Check dan Act).

Sehingga diharapkan pengelola tidak hanya menetapkan perencanaan namun harus juga

melakukan apa yang direncanakan kemudian memeriksa apakah yang dilaksanakan sudah

sesuai dengan perencanaan untuk kemudian ditindaki.

Dalam pelaksanaan sistem manajemen tersebut pengelola juga harus memperhatikan

sarana yang diperlukan agar apa yang direncanakan tersebut bisa dilaksanakan. Agar apa

yang telah direncakan tersebut dapat dilaksanakan di FP maka perlu meyediakan informasi

dan edukasi kepada pengunjung gar dapat mendukung perencana yang telah ditatepkan

oleh pengelola FP.

Penerapan SPM-FP ini juga didukung dengan panduan penerapan. Panduan tersebut

bertujuan untuk membantu pengelola FP menerapkan SPM-FP.

05 Pendekatan Perbaikan Berkelanjutan

SPM-FP menggunakan model perbaikan pada sistem manajemen dimana tidak ada batasan

tertentu yang harus dipenuhi atau dilewati oleh suatu FP. Suatu FP diharapkan melakukan

perbaikan secara berkelanjutan sehingga diharapkan dengan penggunakan SPM-FP ini

suatu FP akan selaku ada pebaikan menuju perbaikan berikutnya.

06. Tempat Peribadatan

Tempat peribadatan merupakan suatu tempat bertemunya para umat beragama untuk

beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing. Tempat

peribadatan setiap harinya atau waktu tertentu selalu banyak dikunjungi oleh umatnya.

Kunjungan ke tempat ibadah tersebut akan meningkat ketika ada kegiatan khusus atau

perayaan hari besar keagamaan sehingga banyak interaksi terjadi. Interaksi tersebut tidak

hanya antar pengunjung tempat peribadatan tetapi juga dengan pihak-pihak yang

berkepentingan di tempat peribadatan. Dengan banyaknya interaksi tersebut menuntut

pengelola yang bertanggungjawab terhadap tempat peribadatan untuk dapat melaksanakan

pengelolaan kegiatan secara tepat, efektif dan effisien sehingga layanan kenyaman yang

diberikan tidak mengganggu pengunjung namun disisi lain juga memperhatikan efisiensi.

Banyak instrumen pengelolaan yang dapat digunakan oleh pengelola tempat peribadatan.

Salah satu bentuk instrumen tersebut adalah standar. Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan cq. Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan mengeluarkan SPM-FP

yang dapat digunakan oleh pengelola fasilitas publik. SPM-FP bertujuan memberikan

pedoman kepada pengelola dalam pemberian layanan dengan tetap menjaga kualitas

lingkungan. SPM-FP dapat digunakan sebagai pedoman pengelolaan fasilitas publik atau

sebagai pendukung pemenuhan terhadap standar atau peraturan perundang-undangan

Page 6: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

v

yang mengatur suatu fasilitas publik. Namun SPM-FP ini tidak dimaksudkan untuk

menggantikan SNI atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

SPM-FP Tempat Peribadatan ini disusun sebagai instrumen penunjang menuju penerapan

tempat peribadatan yang juga memperhatikan lingkungan. Sehingga diharapakan tempat

peribadatan yang menerapkan SPM-FP dapat terbantu dalam pengelolaan lingkungannya

terutama dari sisi Sistem Manajemen.

Page 7: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

1

Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik Tempat Peribadatan

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan kriteria generik dan spesifik pelayanan masyarakat pada fasilitas

publik Tempat Peribadatan.

Standar ini bertujuan untuk :

a. menyediakan standar bagi pengelola fasilitas publik dengan materi substansi

pengelolaan lingkungan hidup terpadu;

b. menyediakan fasilitas publik yang ramah lingkungan serta layanan informasi, edukasi,

sarana dan apresiasi bagi masyarakat pengguna fasilitas publik.

2 Acuan normatif

Untuk standar ini tidak ada acuan normatif yang diacu

3 Istilah dan definisi

Untuk dokumen ini istilah dan definisi ini berlaku.

3.1

tempat peribadatan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah atau swasta yang disediakan untuk digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing, contoh : masjid, gereja, pura, vihara, kelenteng. CATATAN: Tempat peribadatan biasa juga disebut rumah ibadah atau tempat ibadah.

3.2

efisiensi energi

usaha yang dilakukan oleh pengelola fasilitas publik dengan metode, teknik, dan prinsip

yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan energi lebih efisien dalam

upaya memberikan pelayanan kepada pengunjung fasilitas publik tanpa mengurangi

kenyamanan

3.3

efisiensi air

usaha yang dilakukan oleh pengelola fasilitas publik dengan metode, teknik, dan prinsip

yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan air lebih efisien tanpa

mengurangi kenyamanan dan kaidah sanitasi dan hygien dalam upaya memberikan

pelayanan kepada pengunjung fasilitas publik

Page 8: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

2

3.4

efisiensi material/bahan

usaha yang dilakukan oleh pengelola fasilitas publik dengan metode, teknik, dan prinsip

yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan material/bahan air lebih efisien

yang digunakan sebagai penunjang kegiatan di fasilitas publik dalam upaya memberikan

pelayanan kepada pengunjung fasilitas publik

CATATAN: Penggunaan bahan diantaranya:

1. Penggunaan plastik dan kertas untuk keperluan kantor dan lainnya yang menunjang kegiatan di

fasilitas publik;

2. Bahan pembersih untuk keperluan sanitasi di fasilitas publik;

3.5

pengelolaan sampah

kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan

dan penanganan sampah

4 Kriteria

No Komponen

substansi teknis

Kriteria

Sistem

manajemen

Layanan masyarakat

Sarana Informasi Edukasi

1. Efisiensi energi

1.1 Mengurangi

konsumsi daya

listrik

Pengelola

Fasilitas

mempunyai

perencanaan

penghematan

konsumsi daya

listrik

Tersedianya

sarana yang

menunjang

program

mengurangi

konsumsi daya

listrik

Tersedianya

informasi

mengenai

langkah

penghematan

daya listrik

Tersedianya

panduan

kepada

pengunjung

mengenai

perilaku

hemat

energi

1.2 Menggunakan alat

elektronik

dan/atau mesin

yang hemat energi

dan ramah

lingkungan

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja pengadaan

dan penggunaan

alat elektronik

dan/atau mesin

yang hemat

energi dan

ramah

lingkungan

Tersedianya alat

elektronik

dan/atau mesin

yang hemat

energi dan

ramah

lingkungan

Tersedianya

informasi

mengenai

peralatan

elektronik

dan/atau mesin

yang hemat

energi dan

ramah

lingkungan

2. Efisiensi air

2.1 Mengurangi

konsumsi air

Pengelola

Fasilitas

mempunyai

Terpasangnya

peralatan yang

efisien dalam

Tersedianya

informasi

mengenai

Tersedianya

panduan

kepada

Page 9: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

3

perencanaan

penghematan

konsumsi air

konsumsi air langkah

penghematan

konsumsi air

pengunjung

mengenai

perilaku

hemat air

2.2 Menggunakan alat

sanitasi yang

hemat konsumsi

air

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja

penggunaan alat

sanitasi yang

hemat konsumsi

air

Tersedianya alat

sanitasi yang

hemat konsumsi

air

Tersedianya

informasi

mengenai alat

sanitasi yang

hemat konsumsi

air

2.3 Melakukan

pengelolaan air

limbah

Pengelola

Fasilitas

melakukan

upaya

pengelolaan air

limbah

Tersedianya

sarana

pengelolaan air

limbah

Tersedianya

informasi

mengenai

pengelolaan air

limbah

3. Efisiensi material/bahan

3.1 Penggunaan

bahan pembersih

sanitasi yang

ramah lingkungan

Pengelola

Fasilitas

menetapkan dan

memastikan

bahwa bahan

pembersih

sanitasi yang

digunakan

ramah

lingkungan

Tersedianya

bahan

pembersih

sanitasi yang

digunakan

ramah

lingkungan

Tersedianya

informasi

mengenai

bahan

pembersih

sanitasi yang

digunakan

ramah

lingkungan

Tersedianya

panduan

kepada

pengunjung

mengenai

perilaku

penggunaan

bahan

pembersih

sanitasi

secara

ramah

lingkungan

3.2 Penggunaan

plastik dan kertas

secara efisien

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja dan

memastikan

penggunaan

plastik dan

kertas secara

efisien

Tersedianya

sarana dalam

pelaksanaan

efisiensi dalam

penggunaan

plastik dan

kertas

Tersedianya

informasi

pelaksanaan

efisiensi dalam

penggunaan

plastik dan

kertas

Tersedianya

panduan

kepada

pengunjung

mengenai

perilaku

penggunaan

plastik dan

kertas yang

ramah

lingkungan.

4. Pengelolaan sampah

Page 10: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

4

4.1 Pewadahan

sampah

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja

penggunaan

wadah/tempat

untuk

menyimpan

sampah

- Tersedianya

tempat sampah

dalam jumlah

yang memadai

- Tersedianya

tempat

penampungan

sampah

sementara

Tersedianya

informasi/penge

nal pewadahan

sampah

Tersedianya

panduan

kepada

pengunjung

mengenai

penggunaan

tempat

sampah

4.2 Pemilahan

sampah

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja

penggolongan

dan pemilahan

sampah serta

memastikan

bahwa sampah

terpilah

dilakukan

pengolahan

secara tepat

sesuai jenisnya

Tersedianya

tempat untuk

sampah yang

terpilah

Tersedianya

informasi

mengenai

penggolongan

dan pemilahan

sampah

Tersedianya

panduan

kepada

pengunjung

mengenai

pemilahan

sampah

4.3 Pengangkutan

sampah

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja dan

memastikan

sampah

terangkut

Tersedianya

sarana

pengangkutan

sampah

Tersedianya

informasi

mengenai

pengangkutan

sampah

-

4.4 Pengumpulan

sampah

Pengelola

Fasilitas

menetapkan tata

kerja dan

memastikan

tidak ada

sampah yang

tercecer

Tersedianya

sarana

pengumpulan

sampah

Tersedianya

informasi

mengenai

tempat

pengumpulan

sampah

-

5. Penghijauan Pengelola Fasilitas melakukan penanaman / penghijuan dengan tanaman bunga dalam pot atau penanaman pohon

Pengelola Fasilitas menyediakan sarana untuk penghijauan / penanaman

Tersedianya informasi mengenai penghijauan / penanaman

Tersedianya ajakan untuk menanam atau memelihara tanaman

Page 11: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

5

Pengelola Fasilitas melakukan pemantauan dan evaluasi serta perbaikan secara

berkelanjutan terhadap penerapan SPM-FP

5. Hal yang dinilai

5.1 Efisiensi energi

5.1.1 Mengurangi konsumsi daya listrik

5.1.1.a. Pengelola fasilitas mempunyai perencanaan penghematan konsumsi daya

listrik

Perencanaan adalah pembuatan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan, serta

mengembangkan rencana aktivitas kerja suatu lembaga sehingga hal yang dinilai adalah

ketersediaan dokumen perencanaan yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal tersebut

dapat mengacu pada panduan penerapan.

5.1.1.b. Tersedianya sarana yang menunjang program mengurangi konsumsi daya

listrik

Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan untuk menunjang pengurangan

konsumsi daya listrik seperti pengukur konsumsi listrik, sensor, dan saklar sehingga hal

yang dinilai adalah ketersediaan sarana penunjang pengurangan konsumsi daya listrik

sesuai dokumen 5.1.1.a.

5.1.1.c. Tersedianya informasi mengenai langkah penghematan daya listrik

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai langkah penghematan

daya listrik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi mengenai hal-hal yang

telah dilaksanakan sesuai dokumen perencanaan 5.1.1.a. Informasi lisan dapat dibuktikan

dengan rekaman atau foto.

5.1.1.d Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku hemat energi

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah

lingkungan di fasilitas publik sehingga yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada

pengunjung mengenai perilaku hemat energi sesuai dokumen perencanaan 5.1.1.a.

5.1.2 Menggunakan alat elektronik dan/atau mesin yang hemat energi dan ramah

lingkungan

5.1.2.a Pengelola fasilitas menetapkan tata kerja pengadaan dan penggunaan alat

elektronik dan/atau mesin yang hemat energi dan ramah lingkungan

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja

pengadaan dan tata kerja penggunaan dengan memperhatikan prioritas alat elektronik

dan/atau mesin yang perlu di hemat atau diganti sesuai penetapan pimpinan pengelola

fasilitas publik. Hal itu mengacu pada panduan penerapan.

5.1.2.b Tersedianya alat elektronik dan/atau mesin yang hemat energi dan ramah

lingkungan

Page 12: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

6

Sarana merupakan alat elektronik dan/atau mesin yang bersifat hemat energi sehingga hal

yang dinilai adalah ketersediaan alat elektronik dan/atau mesin hemat energi dan ramah

lingkungan, seperti yang tertera di dokumen perencanaan 5.1.2.a.

5.1.2.c Pengelola menginformasikan peralatan elektronik dan/atau mesin yang hemat

energi dan ramah lingkungan.

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) peralatan elektronik dan/atau

mesin yang hemat energi dan ramah lingkungan sehingga yang dinilai adalah ketersediaan

informasi lisan ataupun tulisan sesuai dengan dokumen tata kerja 5.1.2.a. Jika secara lisan

dapat dibuktikan dengan rekaman atau foto.

5.2 Efisiensi Air

5.2.1 Mengurangi konsumsi air

5.2.1.a Pengelola fasilitas mempunyai perencanaan penghematan konsumsi air

Perencanaan adalah pembuatan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan, serta

mengembangkan rencana aktivitas kerja suatu lembaga sehingga hal yang dinilai adalah

ketersediaan perencanaan penghematan konsumsi air yang ditetapkan oleh pimpinan

pengelola. Hal tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.

5.2.1.b Terpasangnya peralatan yang efisien dalam konsumsi air

Efisien adalah kemampuan pencapaian tujuan secara tepat sehingga tidak terjadi

pemborosan sehingga hal yang dinilai mengenai pemasangan peralatan yang efisien

(kecuali alat sanitasi) dalam konsumsi air sesuai dokumen perencanaan 5.2.1.a.

5.2.1.c Tersedianya informasi mengenai langkah penghematan konsumsi air

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) kegiatan hemat air yang dilakukan

di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi lisan ataupun

tulisan. Jika secara lisan dapat dibuktikan dengan rekaman atau foto.

5.2.1.d Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku hemat air

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah

lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada

pengunjung mengenai perilaku penghematan konsumsi air selain sanitasi sesuai dokumen

perencanaan 5.2.1.a

5.2.2 Menggunakan alat sanitasi yang hemat konsumsi air

5.2.2.a Pengelola fasilitas menetapkan tata kerja penggunaan alat sanitasi yang hemat

konsumsi air

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja

penggunaan alat sanitasi yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola fasilitas publik. Hal

tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.

5.2.2.b Tersedianya alat sanitasi yang hemat konsumsi air

Page 13: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

7

Alat sanitasi adalah alat yang digunakan untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan

fasilitas publik, seperti toilet dual flushing, keran sensor, dll sehingga hal yang dinilai adalah

ketersediaan alat sanitasi yang hemat konsumsi air berdasarkan tata kerja pengelola

5.2.2.a.

5.2.2.c Tersedianya informasi mengenai alat sanitasi yang hemat konsumsi air

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) kegiatan hemat air yang dilakukan

di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi lisan ataupun

tulisan sesuai dengan tata kerja pengelola 5.2.2.a. Jika secara lisan dapat dibuktikan

dengan rekaman atau foto.

5.2.2.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku hemat air dalam

penggunaan alat sanitasi

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah

lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada

pengunjung mengenai perilaku penghematan konsumsi air dalam penggunaan alat sanitasi

sesuai dokumen perencanaan 5.2.2.a.

5.2.3 Melakukan pengelolaan air limbah

5.2.3.a. Pengelola Fasilitas melakukan upaya pengelolaan air limbah

Pengelolaan air limbah merupakan kegiatan terencana yang bertujuan untuk mengurangi

cemaran limbah cair sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor : P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Hal

yang dinilai adalah ketersediaan dokumen perencanaan pengelolaan air limbah yang

ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.

5.2.3.b Tersedianya sarana pengelolaan air limbah

Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan untuk pengelolaan air limbah

sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana yang dapat merealisasikan

pengelolaan air limbah sesuai yang tertera dalam dokumen perencanaan 5.2.3.a.

5.2.3.c Tersedianya informasi mengenai pengelolaan air limbah

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) kegiatan pengelolaan air limbah

yang dilakukan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi

lisan ataupun tulisan sesuai dokumen perencanaan 5.2.3.a. Jika secara lisan dapat

dibuktikan dengan rekaman atau foto.

5.3 Efisiensi Material/Bahan

5.3.1. Penggunaan bahan pembersih sanitasi yang ramah lingkungan

5.3.1.a. Pengelola Fasilitas menetapkan bahwa bahan pembersih sanitasi yang

digunakan ramah lingkungan

Bahan pembersih sanitasi adalah material yang digunakan untuk menjaga kenyamanan dan

kesehatan fasilitas publik, seperti, bahan pembersih lantai, bahan pembersih kamar mandi,

dll. Hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen yang berisi penetapan dan informasi

mengenai bahan sanitasi ramah lingkungan yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola

fasilitas publik. Penetapan bahan sanitasi dapat mengacu pada panduan penerapan.

Page 14: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

8

5.3.1.b. Tersedianya bahan pembersih sanitasi yang digunakan ramah lingkungan

Bahan pembersih sanitasi adalah material yang digunakan untuk menjaga kenyamanan dan

kesehatan fasilitas publik, seperti, bahan pembersih lantai, bahan pembersih kamar mandi,

dll. Hal yang dinilai adalah ketersediaan bahan pembersih sanitasi sesuai dokumen 5.3.1.a.

5.3.1.c. Tersedianya informasi mengenai bahan pembersih sanitasi yang digunakan

ramah lingkungan

Pengelola menginformasikan bahan pembersih sanitasi ramah lingkungan yang digunakan

sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi sesuai dokumen 5.3.1.a.

5.3.1.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku penggunaan

bahan pembersih sanitasi yang ramah lingkungan

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah

lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada

pengunjung mengenai perilaku penggunaan bahan pembersih sanitasi yang ramah

lingkungan sesuai dokumen 5.3.1.a.

5.3.2. Penggunaan plastik dan kertas secara efisien

5.3.2.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja dan memastikan penggunaan

plastik dan kertas secara efisien

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja

penggunaan plastik dan kertas yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Dokumen tata

kerja juga berisi sarana yang diperlukan. Penetapan tata kerja dapat mengacu pada

panduan penerapan.

5.3.2.b. Tersedianya sarana dalam pelaksanaan efisiensi dalam penggunaan plastik

dan kertas

Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan secara efisien adalah kemampuan

pencapaian tujuan secara tepat sehingga tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu, hal

yang dinilai adalah ketersediaan sarana efisiensi penggunaan plastik dan kertas sesuai

dokumen tata kerja 5.3.2.a.

5.3.2.c. Tersedianya informasi pelaksanaan efisiensi dalam penggunaan plastik dan

kertas

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) efisiensi plastik dan kertas yang

dilakukan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan Terdapat informasi

lisan ataupun tulisan. Jika secara lisan dapat dibuktikan dengan rekaman atau foto.

5.3.2.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku penggunaan

plastik dan kertas yang ramah lingkungan

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah

lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada

pengunjung mengenai perilaku penggunaan dan efisiensi penggunaan plastik dan kertas

sesuai dokumen perencanaan 5.3.2.a.

Page 15: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

9

5.4. Pengelolaan sampah

5.4.1 Pewadahan sampah

5.4.1.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja penggunaan wadah/tempat untuk

menyimpan sampah

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien termasuk penetapan jumlah wadah yang memadai. Hal yang dinilai

adalah ketersediaan dokumen tata kerja penggunaan wadah/tempat penyimpan sampah

yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola fasilitas publik. Hal tersebut dapat mengacu pada

panduan penerapan.

5.4.1.b.1. Tersedianya tempat sampah dalam jumlah yang memadai

Tempat sampah merupakan wadah yang digunakan untuk menampung sampah dari sumber

(pengguna Fasilitas Publik) dan memadai berarti jumlah wadah cukup untuk keseluruhan

area fasilitas publik. Oleh karena itu, hal yang dinilai adalah Tersedia tempat penyimpanan

sampah sesuai dokumen tata kerja 5.4.1.a.

5.4.1.b.2. Tersedianya tempat penampungan sampah sementara

Tempat penampungan sampah sementara adalah wadah/tempat yang digunakan untuk

mengumpulkan sampah dari tempat sampah, sebelum diangkut ke tempat pembuangan

akhir (TPA). Hal yang dinilai adalah ketersediaan tempat penampungan sampah sementara

sesuai dokumen tata kerja 5.4.1.a.

5.4.1.c. Tersedianya informasi/pengenal pewadahan sampah

Pengelola menginformasikan secara lisan atau tertulis mengenai wadah sampah yang

tersedia sehingga dalam hal ini dinilai ketersediaan informasi secara tertulis atau lisan di

wadah sampah.

5.4.1.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai penggunaan tempat

sampah

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung agar dapat menggunakan wadah

sampah sebagaimana mestinya sehingga yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada

pengunjung mengenai penggunaan tempat sampah sesuai dokumen tata kerja 5.4.1.a.

5.4.2. Pemilahan sampah

5.4.2.a. Pengelola fasilitas menetapkan tata kerja penggolongan dan pemilahan

sampah serta memastikan bahwa sampah terpilah dilakukan pengolahan secara tepat

sesuai jenisnya

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja

penggolongan dan pemilahan sampah yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal

tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.

5.4.2.b. Tersedianya tempat untuk sampah yang terpilah

Sampah terpilah merupakan sampah yang telah terpisah sesuai dengan jenisnya sehingga

dapat dilakukan pemanfaatan. Oleh karena itu hal yang dinilai adalah ketersediaan tempat

sampah sesuai penggolongan pemilahan yang tertera di dokumen tata kerja 5.4.2.a.

Page 16: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

10

5.4.2.c. Tersedianya informasi mengenai penggolongan dan pemilahan sampah

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai jenis sampah yang

dipilah sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi (baik lisan maupun tulisan).

Jika lisan dibuktikan dengan rekaman atau foto.

5.4.2.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai pemilahan sampah

Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk memilah sampah dari

sumber di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah panduan kepada pengunjung

mengenai pemilahan sampah dari sumber sesuai dokumen tata kerja 5.4.3.a.

5.4.3 Pengumpulan sampah

5.4.3.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja dan memastikan tidak ada sampah

yang tercecer

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan tata kerja untuk mencegah

sampah tercecer saat pengumpulan sampah yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal

tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.

5.4.3.b. Tersedianya sarana pengumpulan sampah

Sarana merupakan alat atau material yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sampah

sesuai jenisnya sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana untuk mengumpulkan

sampah di fasilitas publik sesuai dengan tata kerja pengumpulan sampah sesuai dokumen

tata kerja 5.4.3.a.

5.4.3.c. Tersedianya informasi mengenai tempat pengumpulan sampah

Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai tempat pengumpulan

sampah sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi (baik lisan maupun tulisan).

Jika lisan dibuktikan dengan rekaman atau foto.

5.4.4. Pengangkutan sampah

5.4.4.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja dan memastikan sampah terangkut

Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan

efektif dan efisien sehingga yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja untuk

pengangkutan sampah. Isinya dapat berupa jadwal, absensi pengangkutan sampah, dll

yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal tersebut dapat mengacu pada panduan

penerapan.

5.4.4.b. Tersedianya sarana pengangkutan sampah

Sarana pengangkutan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengangkut sampah

dari TPS/TPST ke TPA. Hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana pengangkut sampah.

Jika pengangkutan dilakukan oleh pihak ketiga, maka pengelola dapat memberikan

pembuktian saja, misal foto, absen pengangkutan, dll.

5.4.4.c. Tersedianya informasi mengenai pengangkutan sampah

Pengelola menginformasikan mengenai pengangkutan sampah sehingga hal yang dinilai

adalah ketersediaan sarana informasi pengangkutan dengan waktu angkut yang telah

ditentukan.

Page 17: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

11

Page 18: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

12

5.5 Penghijauan

5.5.a Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan

dengan efektif dan efisien termasuk dalam melakukan penghijauan. Hal yang dinilai adalah

ketersediaan dokumen tata kerja program penghijauan/penanaman.

5.5.b Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan secara efisien untuk

penghijauan/penanaman, hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana penghijauan seperti

areal atau lokasi sesuai dokumen tata kerja 5.5.a.

5.5.c Penyelenggara menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai manfaat

dari program penghijauan yang dilakukan. Hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi

tersebut dengan bukti yang disertakan.

5.5.d Penyelenggara memberikan himbauan dan panduan kepada pengunjung baik secara

lisan maupun tulisan untuk menjaga tanaman dan fasilitas penghijauan. Hal yang dinilai

adalah ketersediaan himbauan dan panduan kepada pengunjung dengan bukti yang

disertakan.

Page 19: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

13

LAMPIRAN 1 (Informatif)

Peta korelasi kriteria generik dengan spesifik SPM-FP Tempat Peribadatan

No Komponen

substansi teknis

Generik Spesifik

1. Efisiensi energi Mengurangi konsumsi daya listrik

Menggunakan alat elektronik

dan/atau mesin yang hemat

energi dan ramah lingkungan

2. Efisiensi air Mengurangi konsumsi air

Menggunakan alat sanitasi yang

hemat konsumsi air

Melakukan pengelolaan air

limbah

3. Efisiensi

material/bahan

Penggunaan bahan pembersih

sanitasi yang ramah lingkungan

Penggunaan plastik dan kertas

secara efisien

4. Pengelolaan

sampah

Pewadahan sampah

Pemilahan sampah

Pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah

5. Penghijauan Pengelola Fasilitas

melakukan penanaman /

penghijuan dengan

tanaman bunga dalam pot

atau penanaman pohon

Page 20: SPM-FP - standardisasi.menlhk.go.idstandardisasi.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2019/03/2017.12.19-SPM-FP-Tempat... · rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal ... sebagai pendukung

14

Bibliografi

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

P.90/Menlhk/Setjen/Set.1/11/2016 Tentang Standar Pelayanan Masyarakat Pada

Pos-Pos Fasilitas Publik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Lingkungan,

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.