SPM-FP -...
Transcript of SPM-FP -...
SPM-FP
Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik
Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik
Tempat Peribadatan
i
Daftar isi
Daftar isi................................................................................................................................. i
Prakata ..................................................................................................................................ii
Pendahuluan ......................................................................................................................... iii
Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik .......................................................... 1
Tempat Peribadatan ............................................................................................................. 1
1 Ruang Lingkup ............................................................................................................ 1
2 Acuan Normatif ............................................................................................................ 1
3 Istilah dan Definisi ....................................................................................................... 1
4 Kriteria ......................................................................................................................... 2
5. Hal yang Dinilai ............................................................................................................ 5
LAMPIRAN 1(Informatif) Peta korelasi kriteria SPM-FP Tempat Peribadatan generik dengan spesifik ................................................................................................................................ 13
Bibliografi ............................................................................................................................ 14
ii
Prakata
Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik selanjutnya disebut SPM-FP adalah
standar yang direncanakan, dirumuskan, ditetapkan, diterapkan, dinilai kesesuaiannya,
dibina dan diawasi, yang bertujuan untuk menyediakan layanan bagi masyarakat di fasilitas
publik dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan.
SPM-FP merupakan suatu standar yang diamanatkan dari kesepakatan bersama di tingkat
global oleh PBB pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang salah satu Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah Tujuan 12 yaitu mencapai konsumsi dan
produksi yang bertanggung jawab atau lebih dikenal sebagai SCP atau Sustainable
Consumption and Production. Ketentuan mengenai SPM-FP sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.90/Menlhk/Setjen/Set.1/11/2016 Tentang Standar Pelayanan Masyarakat Pada Pos-Pos
Fasilitas Publik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Lingkungan.
Standar ini berisi tentang komponen generik dan spesifik terkait dengan usaha efisiensi
penggunaan sumber daya dan pengelolaan sampah dalam rangka peningkatan kualitas
lingkungan pada fasilitas publik. Komponen generik terdiri atas :
a. substansi teknis yaitu efisiensi pengelolaan sumber daya alam meliputi energi, air dan
material/bahan, serta pengelolaan sampah; dan
b. layanan sarana, informasi dan edukasi bagi masyarakat pengguna fasilitas publik.
SPM-FP ini disusun oleh Komite Teknis Perumusan Standar Pelayanan Masyarakat pada
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang telah dibahas dan disepakati dalam
rapat komite teknis SPM-FP pada tanggal 29 November 2016 di Jakarta. Hadir pada rapat
tersebut keterwakilan dari Pemerintah, pelaku usaha dan/atau asosiasi terkait, konsumen
dan/atau asosiasi terkait, pakar dan/atau akademisi, dan komunitas masyarakat generasi
muda.
iii
Pendahuluan
01 Pendahuluan
Pada saat ini sudah banyak fasilitas publik yang dibangun baik oleh Pemerintah maupun
swasta. Banyak jenis dan model fasilitas publik yang dikembangkan serta besar dan kecil
ukurannya. Fasilitas publik yang dikembangkan tersebut berfungsi memberikan layanan
kepada masyarakat dimana untuk mendapatkan layanan tersebut ada yang berbayar dan
ada juga yang tidak. Dalam memberikan layanan tersebut terkadang pengelola fasilitas
publik tersebut belum mempertimbangkan aspek lingkungan.
Salah satu contoh adalah ketika pengelola pusat perbelanjaan modern memberikan layanan
kepada pengunjung dengan memberikan suasana belanja yang nyaman terkadang
pengelola mengatur suhu ruangan terlalu dingin. Hal ini akan menyebabkan pemborosan
penggunaan pendingin ruanga dan penggunaan energi yang dapat berakit pada
pemborosan energi dan berkontribusi terhadap pemanasan global.
02 Tujuan
SFM-FP bertujuan menyediakan standar bagi pengelola fasilitas publik yang dikelola baik
oleh swasta dan Pemerintah dengan materi substansi pengelolaan lingkungan hidup secara
terpadu. Dengan dikelolanya aspek lingkungan dari suatu FP diharapkan akan tumbuh
fasilitas publik yang ramah lingkungan serta didukung dengan layanan informasi, edukasi,
sarana dan apresiasi bagi masyarakat pengguna.
Dengan tersedianya standar bagi pengelola fasilitas publik dengan materi substansi
pengelolaan lingkungan hidup terpadu, diharapkan tersedianya fasilitas publik yang ramah
lingkungan serta layanan informasi, edukasi, sarana dan apresiasi bagi masyarakat
pengguna fasilitas publik. Standar ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan peran
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana urusan pemerintahan dalam pelayanan
masyarakat di fasilitas publik dan peningkatan kualitas lingkungan menuju kota
berkelanjutan, dengan dukungan Kementerian, Pemerintah Provinsi, serta para pemangku
kepentingan. Lebih besar lagi diharapkan penerapan SPM-FP ini sebegai bentuk
pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan dan aksi perubahan iklim berbasis
masyarakat di Indonesia.
03 Konsep SPM-FP
SPM-FP ini berisikan kriteria yang harus diterapkan oleh suatu fasilitas publik. Kriteria
tersebut ada yang bersifat generik yang ada pada setiap SFM-FP namun juga ada kriteria
spesifik FP. Sehingga SPM-FP disusun spesifik untuk model FP tertentu, untuk itu pada
bagian lingkup diperjelaskan pada fasilitas publik mana standar ini dapat diterapkan.
Pada bagian istilah dan definisi diberikan istilah dan definisi yang spesifik untuk suatu SPM-
FP. Ada beberapa istilah yang mungkin berbeda dengan istilah yang biasa dipakai namun
beberapa istilah dan definisi masih menggunakan yang diapakai pada umumnya.
04 Pendekatan Manajemen Sistem
iv
Kriteria dalam SPM-FP menggunakan pendekatan pada perbaikan sistem manajemen
pengelola FP. Dengan melakukan perbaikan sistem ini diharapkan pengelola FP dapat
melakukan perbaikan pada pelayanan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dari
layanan yang diberikan.
Untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pengelola FP harus mengembangkan sistem
manajemen untuk memenuhi criteria komponen substansi teknis baik yang generik maupun
yang spesifik. Pendekatan sistem manajemen yang digunakan adalah sistem manajemen
dengan pendekatan Perencanaan, Lakukan, Periksa dan Tindaki (Plan, Do, Check dan Act).
Sehingga diharapkan pengelola tidak hanya menetapkan perencanaan namun harus juga
melakukan apa yang direncanakan kemudian memeriksa apakah yang dilaksanakan sudah
sesuai dengan perencanaan untuk kemudian ditindaki.
Dalam pelaksanaan sistem manajemen tersebut pengelola juga harus memperhatikan
sarana yang diperlukan agar apa yang direncanakan tersebut bisa dilaksanakan. Agar apa
yang telah direncakan tersebut dapat dilaksanakan di FP maka perlu meyediakan informasi
dan edukasi kepada pengunjung gar dapat mendukung perencana yang telah ditatepkan
oleh pengelola FP.
Penerapan SPM-FP ini juga didukung dengan panduan penerapan. Panduan tersebut
bertujuan untuk membantu pengelola FP menerapkan SPM-FP.
05 Pendekatan Perbaikan Berkelanjutan
SPM-FP menggunakan model perbaikan pada sistem manajemen dimana tidak ada batasan
tertentu yang harus dipenuhi atau dilewati oleh suatu FP. Suatu FP diharapkan melakukan
perbaikan secara berkelanjutan sehingga diharapkan dengan penggunakan SPM-FP ini
suatu FP akan selaku ada pebaikan menuju perbaikan berikutnya.
06. Tempat Peribadatan
Tempat peribadatan merupakan suatu tempat bertemunya para umat beragama untuk
beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing. Tempat
peribadatan setiap harinya atau waktu tertentu selalu banyak dikunjungi oleh umatnya.
Kunjungan ke tempat ibadah tersebut akan meningkat ketika ada kegiatan khusus atau
perayaan hari besar keagamaan sehingga banyak interaksi terjadi. Interaksi tersebut tidak
hanya antar pengunjung tempat peribadatan tetapi juga dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di tempat peribadatan. Dengan banyaknya interaksi tersebut menuntut
pengelola yang bertanggungjawab terhadap tempat peribadatan untuk dapat melaksanakan
pengelolaan kegiatan secara tepat, efektif dan effisien sehingga layanan kenyaman yang
diberikan tidak mengganggu pengunjung namun disisi lain juga memperhatikan efisiensi.
Banyak instrumen pengelolaan yang dapat digunakan oleh pengelola tempat peribadatan.
Salah satu bentuk instrumen tersebut adalah standar. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan cq. Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan mengeluarkan SPM-FP
yang dapat digunakan oleh pengelola fasilitas publik. SPM-FP bertujuan memberikan
pedoman kepada pengelola dalam pemberian layanan dengan tetap menjaga kualitas
lingkungan. SPM-FP dapat digunakan sebagai pedoman pengelolaan fasilitas publik atau
sebagai pendukung pemenuhan terhadap standar atau peraturan perundang-undangan
v
yang mengatur suatu fasilitas publik. Namun SPM-FP ini tidak dimaksudkan untuk
menggantikan SNI atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
SPM-FP Tempat Peribadatan ini disusun sebagai instrumen penunjang menuju penerapan
tempat peribadatan yang juga memperhatikan lingkungan. Sehingga diharapakan tempat
peribadatan yang menerapkan SPM-FP dapat terbantu dalam pengelolaan lingkungannya
terutama dari sisi Sistem Manajemen.
1
Standar Pelayanan Masyarakat pada Fasilitas Publik Tempat Peribadatan
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan kriteria generik dan spesifik pelayanan masyarakat pada fasilitas
publik Tempat Peribadatan.
Standar ini bertujuan untuk :
a. menyediakan standar bagi pengelola fasilitas publik dengan materi substansi
pengelolaan lingkungan hidup terpadu;
b. menyediakan fasilitas publik yang ramah lingkungan serta layanan informasi, edukasi,
sarana dan apresiasi bagi masyarakat pengguna fasilitas publik.
2 Acuan normatif
Untuk standar ini tidak ada acuan normatif yang diacu
3 Istilah dan definisi
Untuk dokumen ini istilah dan definisi ini berlaku.
3.1
tempat peribadatan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah atau swasta yang disediakan untuk digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing, contoh : masjid, gereja, pura, vihara, kelenteng. CATATAN: Tempat peribadatan biasa juga disebut rumah ibadah atau tempat ibadah.
3.2
efisiensi energi
usaha yang dilakukan oleh pengelola fasilitas publik dengan metode, teknik, dan prinsip
yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan energi lebih efisien dalam
upaya memberikan pelayanan kepada pengunjung fasilitas publik tanpa mengurangi
kenyamanan
3.3
efisiensi air
usaha yang dilakukan oleh pengelola fasilitas publik dengan metode, teknik, dan prinsip
yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan air lebih efisien tanpa
mengurangi kenyamanan dan kaidah sanitasi dan hygien dalam upaya memberikan
pelayanan kepada pengunjung fasilitas publik
2
3.4
efisiensi material/bahan
usaha yang dilakukan oleh pengelola fasilitas publik dengan metode, teknik, dan prinsip
yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan material/bahan air lebih efisien
yang digunakan sebagai penunjang kegiatan di fasilitas publik dalam upaya memberikan
pelayanan kepada pengunjung fasilitas publik
CATATAN: Penggunaan bahan diantaranya:
1. Penggunaan plastik dan kertas untuk keperluan kantor dan lainnya yang menunjang kegiatan di
fasilitas publik;
2. Bahan pembersih untuk keperluan sanitasi di fasilitas publik;
3.5
pengelolaan sampah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah
4 Kriteria
No Komponen
substansi teknis
Kriteria
Sistem
manajemen
Layanan masyarakat
Sarana Informasi Edukasi
1. Efisiensi energi
1.1 Mengurangi
konsumsi daya
listrik
Pengelola
Fasilitas
mempunyai
perencanaan
penghematan
konsumsi daya
listrik
Tersedianya
sarana yang
menunjang
program
mengurangi
konsumsi daya
listrik
Tersedianya
informasi
mengenai
langkah
penghematan
daya listrik
Tersedianya
panduan
kepada
pengunjung
mengenai
perilaku
hemat
energi
1.2 Menggunakan alat
elektronik
dan/atau mesin
yang hemat energi
dan ramah
lingkungan
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja pengadaan
dan penggunaan
alat elektronik
dan/atau mesin
yang hemat
energi dan
ramah
lingkungan
Tersedianya alat
elektronik
dan/atau mesin
yang hemat
energi dan
ramah
lingkungan
Tersedianya
informasi
mengenai
peralatan
elektronik
dan/atau mesin
yang hemat
energi dan
ramah
lingkungan
2. Efisiensi air
2.1 Mengurangi
konsumsi air
Pengelola
Fasilitas
mempunyai
Terpasangnya
peralatan yang
efisien dalam
Tersedianya
informasi
mengenai
Tersedianya
panduan
kepada
3
perencanaan
penghematan
konsumsi air
konsumsi air langkah
penghematan
konsumsi air
pengunjung
mengenai
perilaku
hemat air
2.2 Menggunakan alat
sanitasi yang
hemat konsumsi
air
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja
penggunaan alat
sanitasi yang
hemat konsumsi
air
Tersedianya alat
sanitasi yang
hemat konsumsi
air
Tersedianya
informasi
mengenai alat
sanitasi yang
hemat konsumsi
air
2.3 Melakukan
pengelolaan air
limbah
Pengelola
Fasilitas
melakukan
upaya
pengelolaan air
limbah
Tersedianya
sarana
pengelolaan air
limbah
Tersedianya
informasi
mengenai
pengelolaan air
limbah
3. Efisiensi material/bahan
3.1 Penggunaan
bahan pembersih
sanitasi yang
ramah lingkungan
Pengelola
Fasilitas
menetapkan dan
memastikan
bahwa bahan
pembersih
sanitasi yang
digunakan
ramah
lingkungan
Tersedianya
bahan
pembersih
sanitasi yang
digunakan
ramah
lingkungan
Tersedianya
informasi
mengenai
bahan
pembersih
sanitasi yang
digunakan
ramah
lingkungan
Tersedianya
panduan
kepada
pengunjung
mengenai
perilaku
penggunaan
bahan
pembersih
sanitasi
secara
ramah
lingkungan
3.2 Penggunaan
plastik dan kertas
secara efisien
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja dan
memastikan
penggunaan
plastik dan
kertas secara
efisien
Tersedianya
sarana dalam
pelaksanaan
efisiensi dalam
penggunaan
plastik dan
kertas
Tersedianya
informasi
pelaksanaan
efisiensi dalam
penggunaan
plastik dan
kertas
Tersedianya
panduan
kepada
pengunjung
mengenai
perilaku
penggunaan
plastik dan
kertas yang
ramah
lingkungan.
4. Pengelolaan sampah
4
4.1 Pewadahan
sampah
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja
penggunaan
wadah/tempat
untuk
menyimpan
sampah
- Tersedianya
tempat sampah
dalam jumlah
yang memadai
- Tersedianya
tempat
penampungan
sampah
sementara
Tersedianya
informasi/penge
nal pewadahan
sampah
Tersedianya
panduan
kepada
pengunjung
mengenai
penggunaan
tempat
sampah
4.2 Pemilahan
sampah
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja
penggolongan
dan pemilahan
sampah serta
memastikan
bahwa sampah
terpilah
dilakukan
pengolahan
secara tepat
sesuai jenisnya
Tersedianya
tempat untuk
sampah yang
terpilah
Tersedianya
informasi
mengenai
penggolongan
dan pemilahan
sampah
Tersedianya
panduan
kepada
pengunjung
mengenai
pemilahan
sampah
4.3 Pengangkutan
sampah
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja dan
memastikan
sampah
terangkut
Tersedianya
sarana
pengangkutan
sampah
Tersedianya
informasi
mengenai
pengangkutan
sampah
-
4.4 Pengumpulan
sampah
Pengelola
Fasilitas
menetapkan tata
kerja dan
memastikan
tidak ada
sampah yang
tercecer
Tersedianya
sarana
pengumpulan
sampah
Tersedianya
informasi
mengenai
tempat
pengumpulan
sampah
-
5. Penghijauan Pengelola Fasilitas melakukan penanaman / penghijuan dengan tanaman bunga dalam pot atau penanaman pohon
Pengelola Fasilitas menyediakan sarana untuk penghijauan / penanaman
Tersedianya informasi mengenai penghijauan / penanaman
Tersedianya ajakan untuk menanam atau memelihara tanaman
5
Pengelola Fasilitas melakukan pemantauan dan evaluasi serta perbaikan secara
berkelanjutan terhadap penerapan SPM-FP
5. Hal yang dinilai
5.1 Efisiensi energi
5.1.1 Mengurangi konsumsi daya listrik
5.1.1.a. Pengelola fasilitas mempunyai perencanaan penghematan konsumsi daya
listrik
Perencanaan adalah pembuatan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja suatu lembaga sehingga hal yang dinilai adalah
ketersediaan dokumen perencanaan yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal tersebut
dapat mengacu pada panduan penerapan.
5.1.1.b. Tersedianya sarana yang menunjang program mengurangi konsumsi daya
listrik
Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan untuk menunjang pengurangan
konsumsi daya listrik seperti pengukur konsumsi listrik, sensor, dan saklar sehingga hal
yang dinilai adalah ketersediaan sarana penunjang pengurangan konsumsi daya listrik
sesuai dokumen 5.1.1.a.
5.1.1.c. Tersedianya informasi mengenai langkah penghematan daya listrik
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai langkah penghematan
daya listrik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi mengenai hal-hal yang
telah dilaksanakan sesuai dokumen perencanaan 5.1.1.a. Informasi lisan dapat dibuktikan
dengan rekaman atau foto.
5.1.1.d Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku hemat energi
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah
lingkungan di fasilitas publik sehingga yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada
pengunjung mengenai perilaku hemat energi sesuai dokumen perencanaan 5.1.1.a.
5.1.2 Menggunakan alat elektronik dan/atau mesin yang hemat energi dan ramah
lingkungan
5.1.2.a Pengelola fasilitas menetapkan tata kerja pengadaan dan penggunaan alat
elektronik dan/atau mesin yang hemat energi dan ramah lingkungan
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja
pengadaan dan tata kerja penggunaan dengan memperhatikan prioritas alat elektronik
dan/atau mesin yang perlu di hemat atau diganti sesuai penetapan pimpinan pengelola
fasilitas publik. Hal itu mengacu pada panduan penerapan.
5.1.2.b Tersedianya alat elektronik dan/atau mesin yang hemat energi dan ramah
lingkungan
6
Sarana merupakan alat elektronik dan/atau mesin yang bersifat hemat energi sehingga hal
yang dinilai adalah ketersediaan alat elektronik dan/atau mesin hemat energi dan ramah
lingkungan, seperti yang tertera di dokumen perencanaan 5.1.2.a.
5.1.2.c Pengelola menginformasikan peralatan elektronik dan/atau mesin yang hemat
energi dan ramah lingkungan.
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) peralatan elektronik dan/atau
mesin yang hemat energi dan ramah lingkungan sehingga yang dinilai adalah ketersediaan
informasi lisan ataupun tulisan sesuai dengan dokumen tata kerja 5.1.2.a. Jika secara lisan
dapat dibuktikan dengan rekaman atau foto.
5.2 Efisiensi Air
5.2.1 Mengurangi konsumsi air
5.2.1.a Pengelola fasilitas mempunyai perencanaan penghematan konsumsi air
Perencanaan adalah pembuatan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja suatu lembaga sehingga hal yang dinilai adalah
ketersediaan perencanaan penghematan konsumsi air yang ditetapkan oleh pimpinan
pengelola. Hal tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.
5.2.1.b Terpasangnya peralatan yang efisien dalam konsumsi air
Efisien adalah kemampuan pencapaian tujuan secara tepat sehingga tidak terjadi
pemborosan sehingga hal yang dinilai mengenai pemasangan peralatan yang efisien
(kecuali alat sanitasi) dalam konsumsi air sesuai dokumen perencanaan 5.2.1.a.
5.2.1.c Tersedianya informasi mengenai langkah penghematan konsumsi air
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) kegiatan hemat air yang dilakukan
di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi lisan ataupun
tulisan. Jika secara lisan dapat dibuktikan dengan rekaman atau foto.
5.2.1.d Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku hemat air
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah
lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada
pengunjung mengenai perilaku penghematan konsumsi air selain sanitasi sesuai dokumen
perencanaan 5.2.1.a
5.2.2 Menggunakan alat sanitasi yang hemat konsumsi air
5.2.2.a Pengelola fasilitas menetapkan tata kerja penggunaan alat sanitasi yang hemat
konsumsi air
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja
penggunaan alat sanitasi yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola fasilitas publik. Hal
tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.
5.2.2.b Tersedianya alat sanitasi yang hemat konsumsi air
7
Alat sanitasi adalah alat yang digunakan untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan
fasilitas publik, seperti toilet dual flushing, keran sensor, dll sehingga hal yang dinilai adalah
ketersediaan alat sanitasi yang hemat konsumsi air berdasarkan tata kerja pengelola
5.2.2.a.
5.2.2.c Tersedianya informasi mengenai alat sanitasi yang hemat konsumsi air
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) kegiatan hemat air yang dilakukan
di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi lisan ataupun
tulisan sesuai dengan tata kerja pengelola 5.2.2.a. Jika secara lisan dapat dibuktikan
dengan rekaman atau foto.
5.2.2.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku hemat air dalam
penggunaan alat sanitasi
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah
lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada
pengunjung mengenai perilaku penghematan konsumsi air dalam penggunaan alat sanitasi
sesuai dokumen perencanaan 5.2.2.a.
5.2.3 Melakukan pengelolaan air limbah
5.2.3.a. Pengelola Fasilitas melakukan upaya pengelolaan air limbah
Pengelolaan air limbah merupakan kegiatan terencana yang bertujuan untuk mengurangi
cemaran limbah cair sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor : P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Hal
yang dinilai adalah ketersediaan dokumen perencanaan pengelolaan air limbah yang
ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.
5.2.3.b Tersedianya sarana pengelolaan air limbah
Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan untuk pengelolaan air limbah
sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana yang dapat merealisasikan
pengelolaan air limbah sesuai yang tertera dalam dokumen perencanaan 5.2.3.a.
5.2.3.c Tersedianya informasi mengenai pengelolaan air limbah
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) kegiatan pengelolaan air limbah
yang dilakukan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi
lisan ataupun tulisan sesuai dokumen perencanaan 5.2.3.a. Jika secara lisan dapat
dibuktikan dengan rekaman atau foto.
5.3 Efisiensi Material/Bahan
5.3.1. Penggunaan bahan pembersih sanitasi yang ramah lingkungan
5.3.1.a. Pengelola Fasilitas menetapkan bahwa bahan pembersih sanitasi yang
digunakan ramah lingkungan
Bahan pembersih sanitasi adalah material yang digunakan untuk menjaga kenyamanan dan
kesehatan fasilitas publik, seperti, bahan pembersih lantai, bahan pembersih kamar mandi,
dll. Hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen yang berisi penetapan dan informasi
mengenai bahan sanitasi ramah lingkungan yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola
fasilitas publik. Penetapan bahan sanitasi dapat mengacu pada panduan penerapan.
8
5.3.1.b. Tersedianya bahan pembersih sanitasi yang digunakan ramah lingkungan
Bahan pembersih sanitasi adalah material yang digunakan untuk menjaga kenyamanan dan
kesehatan fasilitas publik, seperti, bahan pembersih lantai, bahan pembersih kamar mandi,
dll. Hal yang dinilai adalah ketersediaan bahan pembersih sanitasi sesuai dokumen 5.3.1.a.
5.3.1.c. Tersedianya informasi mengenai bahan pembersih sanitasi yang digunakan
ramah lingkungan
Pengelola menginformasikan bahan pembersih sanitasi ramah lingkungan yang digunakan
sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi sesuai dokumen 5.3.1.a.
5.3.1.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku penggunaan
bahan pembersih sanitasi yang ramah lingkungan
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah
lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada
pengunjung mengenai perilaku penggunaan bahan pembersih sanitasi yang ramah
lingkungan sesuai dokumen 5.3.1.a.
5.3.2. Penggunaan plastik dan kertas secara efisien
5.3.2.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja dan memastikan penggunaan
plastik dan kertas secara efisien
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja
penggunaan plastik dan kertas yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Dokumen tata
kerja juga berisi sarana yang diperlukan. Penetapan tata kerja dapat mengacu pada
panduan penerapan.
5.3.2.b. Tersedianya sarana dalam pelaksanaan efisiensi dalam penggunaan plastik
dan kertas
Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan secara efisien adalah kemampuan
pencapaian tujuan secara tepat sehingga tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu, hal
yang dinilai adalah ketersediaan sarana efisiensi penggunaan plastik dan kertas sesuai
dokumen tata kerja 5.3.2.a.
5.3.2.c. Tersedianya informasi pelaksanaan efisiensi dalam penggunaan plastik dan
kertas
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) efisiensi plastik dan kertas yang
dilakukan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan Terdapat informasi
lisan ataupun tulisan. Jika secara lisan dapat dibuktikan dengan rekaman atau foto.
5.3.2.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai perilaku penggunaan
plastik dan kertas yang ramah lingkungan
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk melakukan kegiatan ramah
lingkungan di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada
pengunjung mengenai perilaku penggunaan dan efisiensi penggunaan plastik dan kertas
sesuai dokumen perencanaan 5.3.2.a.
9
5.4. Pengelolaan sampah
5.4.1 Pewadahan sampah
5.4.1.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja penggunaan wadah/tempat untuk
menyimpan sampah
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien termasuk penetapan jumlah wadah yang memadai. Hal yang dinilai
adalah ketersediaan dokumen tata kerja penggunaan wadah/tempat penyimpan sampah
yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola fasilitas publik. Hal tersebut dapat mengacu pada
panduan penerapan.
5.4.1.b.1. Tersedianya tempat sampah dalam jumlah yang memadai
Tempat sampah merupakan wadah yang digunakan untuk menampung sampah dari sumber
(pengguna Fasilitas Publik) dan memadai berarti jumlah wadah cukup untuk keseluruhan
area fasilitas publik. Oleh karena itu, hal yang dinilai adalah Tersedia tempat penyimpanan
sampah sesuai dokumen tata kerja 5.4.1.a.
5.4.1.b.2. Tersedianya tempat penampungan sampah sementara
Tempat penampungan sampah sementara adalah wadah/tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah dari tempat sampah, sebelum diangkut ke tempat pembuangan
akhir (TPA). Hal yang dinilai adalah ketersediaan tempat penampungan sampah sementara
sesuai dokumen tata kerja 5.4.1.a.
5.4.1.c. Tersedianya informasi/pengenal pewadahan sampah
Pengelola menginformasikan secara lisan atau tertulis mengenai wadah sampah yang
tersedia sehingga dalam hal ini dinilai ketersediaan informasi secara tertulis atau lisan di
wadah sampah.
5.4.1.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai penggunaan tempat
sampah
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung agar dapat menggunakan wadah
sampah sebagaimana mestinya sehingga yang dinilai adalah ketersediaan panduan kepada
pengunjung mengenai penggunaan tempat sampah sesuai dokumen tata kerja 5.4.1.a.
5.4.2. Pemilahan sampah
5.4.2.a. Pengelola fasilitas menetapkan tata kerja penggolongan dan pemilahan
sampah serta memastikan bahwa sampah terpilah dilakukan pengolahan secara tepat
sesuai jenisnya
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja
penggolongan dan pemilahan sampah yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal
tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.
5.4.2.b. Tersedianya tempat untuk sampah yang terpilah
Sampah terpilah merupakan sampah yang telah terpisah sesuai dengan jenisnya sehingga
dapat dilakukan pemanfaatan. Oleh karena itu hal yang dinilai adalah ketersediaan tempat
sampah sesuai penggolongan pemilahan yang tertera di dokumen tata kerja 5.4.2.a.
10
5.4.2.c. Tersedianya informasi mengenai penggolongan dan pemilahan sampah
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai jenis sampah yang
dipilah sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi (baik lisan maupun tulisan).
Jika lisan dibuktikan dengan rekaman atau foto.
5.4.2.d. Tersedianya panduan kepada pengunjung mengenai pemilahan sampah
Panduan adalah pemberian tuntunan kepada pengunjung untuk memilah sampah dari
sumber di fasilitas publik sehingga hal yang dinilai adalah panduan kepada pengunjung
mengenai pemilahan sampah dari sumber sesuai dokumen tata kerja 5.4.3.a.
5.4.3 Pengumpulan sampah
5.4.3.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja dan memastikan tidak ada sampah
yang tercecer
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan tata kerja untuk mencegah
sampah tercecer saat pengumpulan sampah yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal
tersebut dapat mengacu pada panduan penerapan.
5.4.3.b. Tersedianya sarana pengumpulan sampah
Sarana merupakan alat atau material yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sampah
sesuai jenisnya sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana untuk mengumpulkan
sampah di fasilitas publik sesuai dengan tata kerja pengumpulan sampah sesuai dokumen
tata kerja 5.4.3.a.
5.4.3.c. Tersedianya informasi mengenai tempat pengumpulan sampah
Pengelola menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai tempat pengumpulan
sampah sehingga hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi (baik lisan maupun tulisan).
Jika lisan dibuktikan dengan rekaman atau foto.
5.4.4. Pengangkutan sampah
5.4.4.a. Pengelola Fasilitas menetapkan tata kerja dan memastikan sampah terangkut
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan dengan
efektif dan efisien sehingga yang dinilai adalah ketersediaan dokumen tata kerja untuk
pengangkutan sampah. Isinya dapat berupa jadwal, absensi pengangkutan sampah, dll
yang ditetapkan oleh pimpinan pengelola. Hal tersebut dapat mengacu pada panduan
penerapan.
5.4.4.b. Tersedianya sarana pengangkutan sampah
Sarana pengangkutan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengangkut sampah
dari TPS/TPST ke TPA. Hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana pengangkut sampah.
Jika pengangkutan dilakukan oleh pihak ketiga, maka pengelola dapat memberikan
pembuktian saja, misal foto, absen pengangkutan, dll.
5.4.4.c. Tersedianya informasi mengenai pengangkutan sampah
Pengelola menginformasikan mengenai pengangkutan sampah sehingga hal yang dinilai
adalah ketersediaan sarana informasi pengangkutan dengan waktu angkut yang telah
ditentukan.
11
12
5.5 Penghijauan
5.5.a Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan agar berjalan
dengan efektif dan efisien termasuk dalam melakukan penghijauan. Hal yang dinilai adalah
ketersediaan dokumen tata kerja program penghijauan/penanaman.
5.5.b Sarana merupakan alat/material yang dapat digunakan secara efisien untuk
penghijauan/penanaman, hal yang dinilai adalah ketersediaan sarana penghijauan seperti
areal atau lokasi sesuai dokumen tata kerja 5.5.a.
5.5.c Penyelenggara menginformasikan (baik lisan maupun tulisan) mengenai manfaat
dari program penghijauan yang dilakukan. Hal yang dinilai adalah ketersediaan informasi
tersebut dengan bukti yang disertakan.
5.5.d Penyelenggara memberikan himbauan dan panduan kepada pengunjung baik secara
lisan maupun tulisan untuk menjaga tanaman dan fasilitas penghijauan. Hal yang dinilai
adalah ketersediaan himbauan dan panduan kepada pengunjung dengan bukti yang
disertakan.
13
LAMPIRAN 1 (Informatif)
Peta korelasi kriteria generik dengan spesifik SPM-FP Tempat Peribadatan
No Komponen
substansi teknis
Generik Spesifik
1. Efisiensi energi Mengurangi konsumsi daya listrik
Menggunakan alat elektronik
dan/atau mesin yang hemat
energi dan ramah lingkungan
2. Efisiensi air Mengurangi konsumsi air
Menggunakan alat sanitasi yang
hemat konsumsi air
Melakukan pengelolaan air
limbah
3. Efisiensi
material/bahan
Penggunaan bahan pembersih
sanitasi yang ramah lingkungan
Penggunaan plastik dan kertas
secara efisien
4. Pengelolaan
sampah
Pewadahan sampah
Pemilahan sampah
Pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah
5. Penghijauan Pengelola Fasilitas
melakukan penanaman /
penghijuan dengan
tanaman bunga dalam pot
atau penanaman pohon
14
Bibliografi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.90/Menlhk/Setjen/Set.1/11/2016 Tentang Standar Pelayanan Masyarakat Pada
Pos-Pos Fasilitas Publik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Lingkungan,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.