SPM bab 10-11-12

download SPM bab 10-11-12

of 30

Transcript of SPM bab 10-11-12

  • ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN, UKURAN KINERJA, DAN KOMPENSASI MANAJEMEN

    Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

    Disusun Oleh : Kelompok B

    Tri Santoso - 1207215241 Duwi Sularsih - 1209216334 Dwi Agustina - 1209216366 Rahmalia Tri Novita - 1209216391 Andini Dwi Astuti - 1210215025 Irfan Perdana - 1210215063 Tri Widarti - 1210215121

    PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PANCASILA

    JAKARTA 2013

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

    segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini berhasil diselesaikan. Adapun

    penulisan ilmiah ini berjudul Analisis Laporan Kinerja Keuangan, Ukuran Kinerja, Dan

    Kompensasi Manajemen.

    Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan / informasi mengenai

    tentang, analisis laporan kinerja keuangan, ukuran kinerja dan kompensasi manajemen.

    Namun, selain itu penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir kelompok

    mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

    Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih atas pihak-pihak yang

    terkait yang telah memberikan dukungan dan dorongan dalam bentuk apapun sehingga dapat

    terlaksananya penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

    pembaca.

    Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berterima

    kasih atas saran dan kritik yang membangun agar dalam penyusunan makalah yang

    selanjutnya dapat lebih disempurnakan. Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih.

    Jakarta, Mei 2013

    Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    Hal

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar ii

    Daftar isi iii

    BAB I ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

    A. Menghitung Varians ............. 1

    B. Variasi dalam Praktik ........... 3

    C. Keterbatasan Analisis Varians ........................................ 6

    BAB II UKURAN KINERJA

    A. Pendahuluan 7

    B. Kinerja Organisasi 7

    C. Sistem Ukuran Kinerja .... 7

    D. Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan ... 8

    E. Kesulitan Dalam Mengimplementasikan

    Sistem Pengukuran Kinerja ....... 11

    F. Pengendalian Interaktif 12

    BAB III KOMPENSASI MANAJEMEN

    A. Pendahuluan .... 13

    B. Temuan Riset Atas Insentif Organisasi 13

    C. Karakteristik Rencana Kompensasi Insentif 14

    D. Rencana Insentif Jangka Pendek 14

    E. Rencana Insentif Jangka Panjang 15

    F. Insentif untuk Pejabat Korporat ............................................................. 17

    G. Insentif Bagi Manajer Unit Bisnis 17

    H. Perbedaan Prinsipal dan Agen 22

    I. Mekanisme Pengendalian 24

    J. Kritik 26

    PUSTAKA ...... 27

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 1

    BAB I ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

    A. Menghitung Varians

    Analisis yang seksama mengidentifikasikan penyebab dari varians dan unit organisasi

    yang bertanggung jawab untuk itu. Sistem yang efekif mengidentifikasikan varians yang

    terjadi ke tingkat manajementerendah. Varians bersifat hierarkis sebagaimana ditampilkan

    dalam gambar berikut :

    Tertanam di dalam anggaran laba adalah perkiraan-perkiraan tertentu mengenai

    kondisi dari industri secara keseluruhan dan pangsa pasar perusahaan, harga jualnya, dan

    struktur biayanya. Hasil dari perhitungan varians lebih "dapat ditindaklanjuti" bila perubahan

    dalam hasil aktual dianalisis terhadap masing- masing perkiraan ini. Kerangka analisis yang

    digunakan dalam analisis varans meliputi ide-ide berikut ini :

    a) Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.

    b) Merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor-faktor penyebab kunci

    tersebut.

    c) Fokus pada dampak laba dari variai dalam setiap faktor penyebab.

    d) Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari setiap

    faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor saja sementara faktor-faktor

    lainnya dinggap konstan.

    e) Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari tingkat "akal

    sehat" yang paling mendasar ("mengupas bawang").

    f) Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan ditingkat yang

    baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor

    penyebab yang mendasari varians laba keseluruhan.

    Total Varians

    Biaya Manufaktur

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 2

    1. Varian Pendapatan

    Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai bagaimana menghitung varians harga,

    volume dan bauran penjualan. Perhitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produk,

    dan hasil dari lini produk kemudian diagregasikan untuk menghitung total varians.

    Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara harga

    aktual dan harga standar dengan volume aktual.

    a. Varians Bauran dan Volume

    Seringkali varians bauran dan volume tidak dipisahkan. Persamaan gabungan dari

    varians bauran dan volume adalah :

    b. Varians Bauran

    Varians bauran untuk masing-masing produk diperoleh dari persamaan berikut ini:

    c. Varians Volume

    Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari

    gabungan antara varians dan varians volume.

    d. Penetrasi Pasar dan Volume Industri

    Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan varians bauran

    dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume

    industri. Persamaan berikut digunakan untuk memisahkan dampak penetrasi pasar

    dari volume industri untuk varians bauran dan volume :

    Varians bauran dan volume = (Volume aktual - Volume yangdianggarkan) * Kontribusi per unit yang

    dianggarkan

    Varians bauran = [(Total volume penjualan aktual * Proporsi yang dianggarkan) (Volume penjualan aktual)]

    *Kontribusi per unit yang dianggarkan

    Varians volume = [(Total volume penjual aktual) * (Persentase yang dianggarkan)] - [(Penjualan yang

    dianggarkan) * (Kontribusi per unit yang dianggarkan)]

    Varians pangsa pasar = [(Penjualan aktual) - (Volume industri)]*Penetrasi pasar yang dianggarkan *

    Kontribusi per unit yang dianggarkan

    Varians volume industri = (Volume industri aktual - Volume industri yang dianggarkan) * Penetrasi pasar yang

    dianggarkan * Kontribusi per unit yang dianggarkan

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 3

    2. Varians Beban

    a. Biaya Tetap

    Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari

    pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak dipengaruhi baik oleh volume penjualan

    maupun volume produksi.

    b. Biaya Variabel

    Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional

    dengan volume. Biaya produksi variabel yang dianggarkan harus disesuaikan

    dengan volume produksi aktual.

    B. Variasi dalam Praktik 1. Periode Waktu dari Perbandingan

    Perbandingan antara anggaran tahunan dengan dengan perkiraan saat ini akan

    kinerja actual untuk satu tahun penuh memnunjukkan seberapa dekat manajer unit bisnis

    memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan. Bila kinerja untuk tahun tersebut

    sampai dengan tanggal tertentu lebih buruk dibandingkan dengan anggaran untuk tahun

    terseut sampai tanggal itu, adalah mungkin bahwa defisit yang terjadi akan dapat diatasi

    di bulan-bulan yang tersisa. Di sisi lain, kekuatan-kekuatan yang membuat kinerja aktual

    berada di bawah anggaran untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu dapat

    diperkirakan akan berlanjut di bulan-bullan berikutnya, sehingga membuat angka akhir

    berbeda secara signifikan dari jumlah yang dianggarkan. Manajemen senior

    membutuhkan estimasi laba yang realistis untuk setahun penuh, baik karena hal itu

    menandakan perlunya mengubah kebijakan dividen, mendapatkan tambahan untuk kas,

    atau mengubah tingkat pengeluaran diskresioner, maupun karena estimasi saat ini akan

    kinerja tahun tersebut seringkali diberikan kepada analisis keuangan atau pihak luar

    lainnya.

    2. Fokus pada Margin Kotor

    Di banyak perusahaan, perubahan dalam biaya atau faktor-faktor lainnya

    diperkirakan akan mengarah kepada perubahan dalam harga jual, dan tugas dari manajer

    pemasaran adalah untuk memperoleh margin kotor harga yang dianggarkanyaitu,

    penyebaran yang konstan antara biaya dan harga jual. Kebijakan semacam itu tidak akan

    memiliki varians hargajual. Kebijakan semacam itu terutama penting dalam periode

    inflasi. Suatu analisis varians dalam sistem semacam itu tidak akan meiliki varians harga

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 4

    jual. Melainkan, akan ada varians margin kotor. Margin kotor per unit adalah selisih

    antara harga jual dengan biaya produksi.

    Analisis varians dilakukan dengan mensubstitusi "margin kotor" untuk

    "harga jual" dalam persamaan pendapatan. Margin kotoe adalah selisih antara harga jual

    aktual dengan biaya produksi standar. Biaya produksi standar saat ini harus

    mempertimbangkan perubahan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh perubahan

    dalam tarif upah dan harga bahan baku. Biaya standar terseebut, dan bukan biaya

    aktualnya, digunakan agar inefisiensi produksi tidak memengaruhi kinerja dari organisasi

    pemasaran.

    3. Standar Evaluasi

    Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam

    eavaluasi laporan atas aktivitas dan terdiri atas tiga jenis, yaitu standar atau anggaran yang

    telah ditetapkan sebelumnya, standar historis, dan standar ekstemal.

    a. Standar atau Anggaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya

    Bila dipersiapkan dan dikoordinasikan secara berhati-hati, maka merupakan

    standar yang unggul. Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja aktual

    diperbandingkan di banyak perusahaan.

    Ini merupakan catatan dari kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari bulan

    berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya, atau dengan hasil dari

    bulan yang sama di tahun sebelumnya. Standar jenis ini memiliki dua kelemahan

    yang serius: (1) kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut

    sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi; dan (2) kinerja

    periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.

    b. Standar Ekstemal

    Ini adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau

    perusahaan-perusahaan laindalam industri yang sama. Kinerja dari satu kantor

    cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan

    lainnya.

    c. Keterbatasan Standar

    Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika

    ditumkan dari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada

    varians yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini

    mengimplikasikan bahwa standar adalah ukuran yang andal mengenai bagaimana

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 5

    kinerja yang seharusnya. Bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan

    estimasi yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam situasi

    tersebut. Situasi ini dapat muncul karena salah satu atau kedua alasan: (1) standar

    tersebut ditetapkan dengan selayaknya, atau (2) walaupun standar tersebut

    ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu itu, kondisi yang

    berubah membuat standar tersebut menjadi usang.

    4. Sistem Biaya Penuh

    Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik biaya

    overhead variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per

    unit. Jika persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal, sebagian

    dari biaya overhead tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediaan

    dan bukannya mengalir ke harga pokok penjualan.

    5. Jumlah Rincian

    Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan: pertama, secara total

    kemudian berdasarkan volume, bauran, dan harga. Kemudian dalam menganalisis

    varians volume dan bauran berdasarkan volume industri dan pangsa pasar.

    6. Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner

    Varians yang "menguntungkan" dalam biaya teknik biasanya merupakan indikasi

    dari kinerja yang baik; yaitu semakin rendah biayanya maka semakin baik kinerjanya. Hal

    ini bergantung pada kualifikasi bahwa kualitas dan pengantaran tepat waktu dinilai

    memuaskan.

    Sebaliknya, kinerja dari pusat beban kebijakan biasanya dinilai memuaskan apabila

    beban aktual hampir setara dengan jumlah yang dianggarkan, tidak lebih tinggi maupun

    lebih rendah. Hai ini disebabkan karena varians yang menguntungkan dapat

    mengindikasikan bahwa pusat tanggung jawab tersebut tidak melaksankan dengan

    mencukupi fungsi-fungsi yang disetujui akan dilaksanakan olehnya. Karena beberapa

    elemen dalam pusat beban kebijakan secar fakta merupakan beban teknik, varians yang

    menguntungkan adalah benar-benar menguntungkan untuk elemen-elemen ini.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 6

    C. Keterbatasan Analisis Varians Walaupun analisis varians adalah alat yang ampuh, alat tersebut memiliki

    beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang peling penting adalah bahwa walaupun

    analisis ini mengidentifikasikan di mana varians terjadi, tetapi tidak mengatakan

    mengapa varians ini terjasi atau apa yang dilakukan mengenainya.

    Masalah kedua dalam analisis varians adalah untuk menentukan apakah suatu varians

    adalah signifikan. Teknik statistik dapat digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan

    antara kinerja aktual dan standar untuk beberapa proses tertentu ; teknik-teknik ini umumnya

    disebut sebagai pengendalian mutu secara statistik.

    Ketebatasn ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika laporan kinerja menjadi

    lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan pembacanya.

    Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para manajer menjadi semakin

    bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediksi yang menyertainya.

    Tindakan Manajemen

    Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal; Laporan laba

    bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan harus

    dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, faks, e-mail, atau pertemuan pribadi segera

    setelah hal itu diketahui. Laporan formal mengonfirmasikan kesan umum bahwa manajer

    senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 7

    BAB II UKURAN KINERJA

    A. Pendahuluan

    Sistem ukuran kinerja menggabungkan informasi keuangan dengan informasi

    nonkeuangan, yang bertujuan untuk membantu menerapkan strategi. Kinerja disebut juga

    sebagai performance atau performansi yang artinya adalah pencapaian suatu target

    (keberhasilan) dari sesuatu yang direncanakan di dalam organisasi.

    B. Kinerja Organisasi Kinerja organisasi terdiri dari:

    1. KINERJA KEUANGAN Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai berdasarkan

    ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang, dengan cara membandingkan realisasi

    keuangan berdasarkan anggarannya, disebut tradisional karena tidak ada keharusan

    melakukan inovasi contoh:

    Pencapaian laba

    Ketersediaan kas, dan sebagainya

    2. KINERJA NON KEUANGAN Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai tidak

    berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang, contoh :

    Kehadiran pegawai

    Kualitas produk

    Kepadatan telepon dan lain sebagainya

    C. Sistem Ukuran Kinerja Ukuran kinerja adalah untuk cita-cita sistem mengimplementasikan strategi. Kinerja

    harus dinilai secara formal dengan mengunakan ukuran-ukuran dari suatu sistem pengukuran

    kinerja. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan penting masa kini dan

    masa depan, yang terdiri dari: Ukuran Kesuksesan Keuangan Perusahaan, misalnya tingkat

    pengembalian yang optimal bagi pemegang saham melalui pencapaian laba. Namun, hal ini

    ada kelemahannya sehingga tidak bisa untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan

    dengan sukses.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 8

    D. Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan Pada suatu perusahan bisnis yang hanya mengandalkan ukuran keuangan saja adalah

    tidak mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Ada

    beberapa alasan yang mendasari:

    a) Dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai

    dengan kepentinganjangka panjang perusahaan.

    b) Manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk

    jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek.

    c) Menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi

    komunikasi antara manajer unit bisnis dengan manajemen senior.

    d) Pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi

    data.

    Pertimbangan Umum

    Membandingkan sistem ukuran kinerja dengan panel instrument dashboard yang

    akan memberikan wawasan penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan - yang

    diperlukan dalam suatu sistem pengendalian manajemen.

    Balanced Scorecard

    Merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara ukuran kinerja

    keuangan dan non keuangan dan merupakan contoh sistem ukuran kinerja yang memelihara

    keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan.

    Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan

    diukur dari 4 (empat) perspektif berikut ini:

    1. Keuangan, contoh : margin laba, ROA, arus kas, dll.

    2. Pelanggan, contoh : pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan (CSI).

    3. Bisnis intemal, contoh : retensi karyawan, pengurangan waktu siklus.

    4. Inovasi dan pembelajaran, contoh : persentase penjualan produk baru.

    Balanced Scorecard bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran

    strategis yang berbeda dengan pencapaian cita-cita untuk mendorong karyawan agar

    bertindak sesuai kepentingan terbaik organisasi.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 9

    Pertimbangan Tambahan

    Ukuran Hasil dan Pemicu

    Ukuran hasil mengindikasikan hasil dari suatu strategi (lagging indicators); yang

    memberitahu manajemen mengenai apa yang telah terjadi. Sedangkan, ukuran

    pemicu merupakan indikator yang mendahului (leading indicators); yang

    menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam mengimplementasikan

    suatu strategi.

    Ukuran Keuangan dan Non-keuangan

    Ukuran nonkeuangan yang dirasa sangat penting justru sering gagal dimasukkan

    dalam tinjauan kinerja tingkat eksekutif dalam banyak organisasi.

    Hal tersebut disebabkan ukuran nonkeuangan dirasa kurang canggih dibandingkan

    ukuran keuangan, serta karena manajer senior kurang terampil dalam menggunakannya.

    Ukuran Intemal dan Ekstemal

    Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran ekstemal, seperti

    kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari proses bisnis intemal seperti

    produksi.

    Pengukuran Memicu Perubahan

    Aspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah kemampuannya

    untuk mengukur hasil dan pemicu agar organisasi bertindak sesuai strateginya.

    Ukuran dalam scorecard :

    spesifik untuk strategi tertentu,

    dikaitkan dari atas ke bawah,

    dikaitkan dengan target tertentu,

    menekankan gagasan hubungan sebabakibat antara ukuran-ukuran tersebut,

    dikaitkan satu sama lain secara eksplisit dalam hubungan sebab-akibat, dan

    dapat menerjemahkan strategi menjadi tindakan.

    Faktor Kunci Keberhasilan meliputi beberapa ukuran "non keuangan" ataujuga

    disebut "faktor kunci keberhasilan", terdiri dari:

    a) Variabel Kunci yang Berfokus Pada Pelanggan

    Pemesanan

    Pesanan tertunda

    Pangsa pasar

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 10

    Kepuasan pelanggan

    Retensi pelanggan

    Loyalitas pelanggan.

    b) Variabel Kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Intemal

    Utilisasi kapasitas

    Pengiriman tepat waktu

    Perputaran persediaan

    Kualitas

    Waktu siklus

    Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja

    meliputi 4 (empat) langkah yaitu :

    a) Mendefinisikan strategi ; kemudian didifiniskan scorecard agar cita-cita organisasi

    dinyatakan secara eksplisit dan targetnya telah ditetapkan. Departemen fungsional

    pada

    suatu unit bisnis perlu memiliki scorecard tersendiri dan diselaraskan dengan unit

    dibawahnya.

    b) Mendifinisikan ukuran-ukuran strategi ; organisasi harus mengembangkan ukuran-

    ukuran strategi, tetapi harus fokus pada yang pentingpenting saja, sehingga

    manajemen

    tidak melihat banyak indikator pada dashboard organisasi, tetapi harus dilihat ukuran

    sebab-akibatnya.

    c) Mengintegrasikan Ukuran Strategi ke Dalam Sistem Manajemen ; scorecard harus

    diintegrasikan dengan struktur formal dan non formal dari organisasi, budaya dan

    praktek sumber daya manusia.

    d) Meninjau Ukuran Strategi dan Hasilnya secara Berkala ; scorecard harus ditinjau

    secara konsisten dan terus menerus oleh Manajemen Senior (meliputi : kondisi

    organisasi menurut ukuran hasil dan menurut ukuran pemicu, perubahan strategi

    organisasi, perubahan ukuran Scorecard).

    RUMUSNYA

    Waktu Siklus = Waktu Pemrosesan + Waktu Penyimpanan + Waktu Pemindahan + Waktu Inspeksi

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 11

    Aspek paling penting dari tinjauan ini adalah:

    Menginformasikan kepada manajemen apakah strategi tersebut telah

    dilaksanakan

    dengan benar dan seberapa berhasil strategi tersebut bekerja

    Menunjukkan bahwa manajemen serius mengenai pentingnya ukuran-ukuran ini

    Menjaga agar ukuran-ukuran tersebut sejajar dengan strategi yang selalu

    berubah

    Memperbaiki pengukuran

    E. Kesulitan Dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja 1. Terdapat korelasi yang buruk antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya. Hal ini

    terjadi karena tidak ada jaminan bahwa profitabilitas masa depan mengikuti

    pencapaian target non keuangan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan ukuran-ukuran

    yang mewakili kinerja masa depan.

    2. Terpaku pada Hasil Keuangan. Bukan hanya manajer senior yang terlatih dan terbiasa

    dengan ukuran keuangan, tetapi mereka juga mendapatkan tekanan tentang kinerja

    keuangan perusahaan. Tekanan ini dapat membebani pengmbalian jangka panjang

    yang tidak pasti dari ukuran nonkeuangan. Atas kinerja kuangan ini, manajer

    diberikan kompensasi, sehingga manajer lebih peduli terhadap ukuran keuangan dari

    pada yang lainnya.

    3. Ukuran-ukuran tidak diperbarui. Banyak perusahaan tidak punya mekanisme formal

    untuk memperbaharui ukuran-ukuran tersebut agar selaras dengan perubahan

    strateginya. Yang terjadi ukuran-ukuran strategi yang lalu tetap digunakan sehingga

    menimbulkan kemalasan.

    4. Terlalu banyak pengukuran. Berapa banyak ukuran penting yang dapat diikuti

    seorang manajer dalam waktu yang sama?, jika terlalu banyak ukuran maka resikonya

    adalah manajer kehilangan fokus karena pada waktu yang sama banyak hal hal

    dilakukan.

    5. Kesulitan menerapkan trade-off. Beberapa perusahaan menggabungkan ukuran

    keuangan dan non keuangan kemudian diberi bobot, jika tidak demikian maka sulit

    untuk melakukan trade off.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 12

    Praktik-praktik Pengukuran

    Berdasar atas hasil studi Lingle dan Schiemann, praktik pengukuran dilakukan atas

    tiga aspek, yaitu:

    a) Jenis ukuran. Contoh jenis ukuran yang digunakan: ukuran keuangan, kepuasan

    pelanggan, dan inovasi.

    b) Kualitas dari ukuran. Untuk menilai kualitas dari suatu ukuran, ukuran tersebut harus

    dikaitkan dengan kompensasi, sehingga dapat dinilai apakah berkualitas tinggi,

    terkini, sedang, ataukah buruk.

    c) Hubungan ukuran. dengan kompensasi. Masing-masing jenis ukuran menghasilkan

    perubahan keputusan kompensasi yang berbeda-beda.

    F. Pengendalian Interaktif Pengendalian interaktif adalah sistem pengendalian manajemen hari ini yang

    menentukan strategi hari esok, dengan tujuan utama memfasilitasi terciptanya organisasi

    pembelajaran mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian strategis baik berupa

    masalah ataupun peluang.

    Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang

    mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi.

    Perbedaan key success factor dengan ketidakpastian strategis antara lain: Key success

    factor diturunkan dari stratesi yang dipilih, sedangkan Ketidakpastian strategis adalah dasar

    perusahaan untuk mencari strategi baru serta menghasilkan pertanyaan, bukan jawaban.

    Prasyarat subsistem sebelum digunakan sebagai sistem pengendalian interaktif :

    Harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.

    Harus membuat data mengenai ketidakpastian strategis.

    Harus membantu pengembangan strategi baru perusahaan.

    Adapun karakteristik pengendalian interaktif , sebagai berikut :

    Ketidakpastian strategis yang dihadapi oleh bisnis menjadi titik pusat.

    Eksekutif senior menerima informasi semacam itu dengan serius.

    Perhatian fokus pada output informasi.

    Interpretasi dan pembahasan implikasi dari informasi untuk inisiatif strategis

    masa depan.

    Rapat dilakukan sesuai asumsi yang mendasari serta tindakan yang sesuai.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 13

    BAB III KOMPENSASI MANAJEMEN

    A. Pendahuluan Setiap organisasi memiliki cita-cita. Suatu peranan penting dari system pengendalian

    manajemen adalah untuk memotivasi para anggota organisasi untuk mencapai citacita

    tersebut. Manajer biasanya melakukan usaha yang lebih besar untuk aktivitas-aktivitas yang

    dihargai dan lebih sedikit untuk aktivitas-aktivitas yang tidak dihargai. Ada banyak contoh

    mengenai sistem kompensasi yang tidak menghargai perilaku yang mengarah pada cita-cita

    organisasi atau yang meng- hargai perilaku yang berlawanan dengan cita-cita tersebut.

    B. Temuan Riset Atas Insentif Organisasi

    Kunci untuk memotivasi orang untuk berperilaku dalam sikap yang memajukan

    tujuan organisasi terletak pada cara insentif organisasi yang menghubungkan dengan tujuan

    individu. Insentif dapat digolongkan menjadi insentif positif atau "imbalan (reward)"

    merupakan hasil yang menambah kepuasan dari kebutuhan individu, dan insentif negatif

    atau "hukuman" adalah hasil yang mengurangi kepuasan dari kebutuhan individu. Imbalan

    berupa insentif merupakan daya tarik untuk memuaskan kebutuhan mereka yang setiap

    individu tidak dapat memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi tersebut. Hasil riset

    terhadap insentif cenderung mendukung hal-hal sebagai berikut:

    Individu cenderung lebih termotivasi oleh potensi imbalan yang diperoleh daripada

    oleh ketakutan hukuman, sehingga sistem pengendalian manajemen harus

    berorientasi terhadap imbalan.

    Imbalan pribadi bersifat relatif atau situasional. Kompensasi moneter adalah alat

    yang penting untuk memuaskan kebutuhan.

    Jika manajemen senior memberikan sinyal dengan tindakan-tindakannya bahwa

    mereka menghargai pentingnya sistem pengendalian manajemen, maka para

    manajer akan menjalankan perusahaan dengan menghargai pentingnya imbalan

    tersebut.

    Setiap individu akan lebih termotivasi tinggi apabila menerima laporan atau umpan

    balik kinerja mereka.

    Insentif menjadi kurang efektif apabila periode antara tindakan dan umpan balik

    semakin lama.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 14

    Motivasi akan melemah apabila insentif tidak akan tercapai atau terlalu mudah

    tercapai.

    Insentif yang didasarkan anggaran atau laporan tujuan lain akan menghasilkan yang

    terbaik apabila para manajer bekerja secara maksimum untuk mencapai jumlah

    yang dianggarkan.

    C. Karakteristik Rencana Kompensasi Insentif Total paket kompensasi untuk manajer terdiri dari tiga komponen yaitu : (1) gaji, (2)

    tunjangan (pensiun, kesehatan dan lainnya), dan (3) kompensasi insentif. Tiga komponen itu

    bersifat independen, tetapi yang ketiga berhubungan secara spesifik dengan fungsi

    pengendalian manajemen..Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi rencana insentif

    jangka pendek dan rencana insentif jangka panjang.

    D. Rencana Insentif Jangka Pendek (Short-Term Incentive Plans) Rencana ini didasarkan pada kinerja tahun berjalan dan bonus manajer biasanya

    dibayarkan secara tunai.

    1. Kantong Total Bonus (The Total Bonus Pool)

    "Kantong Bonus" adalah jumlah bonus yang dapat dibayarkan kepada kelompok

    karyawan yang mempunyai kualifikasi dalam tahun tertentu. Ada beberapa cara untuk

    membentuk kantong bonus :

    Bonus sama dengan persentase dari laba (metode yang paling sederhana). Banyak

    perusahaan tidak menyukainya, karena berarti perusahaan harus membayar bonus,

    meskipun ketika laba rendah.

    Bonus didasarkan kepada persentase laba per lembar saham

    Bonus didasarkan laba dari modal yang diinvestasikan

    Bonus didasarkan pada pertambahan laba dibandingkan laba tahun lalu.

    2. Carryovers

    Pada metode ini, pembayaran bonus ditetapkan pada kebijakan manajemen

    (komite dewan direksi) setiap tahun. Metode ini lebih fleksibel, karena pembayaran tidak

    ditentukan secara otomatis oleh formula.dan dewan direksi dapat melakukan penilaian,

    namun kekurangannya adalah bonus kurang berhubungan langsung dengan prestasi

    sekarang ini.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 15

    3. Kompensasi Ditunda (Deferred Compensation)

    Meskipun jumlah bonus dihitung secara tahunan, pembayaran ke penerima

    mungkin disebar ke suatu periode, biasanya lima tahun. Dalam sistem ini, eksekutif hanya

    menerima seperlima dari bonus mereka di tahun di mana bonus tersebut diperoleh, Empat

    per lima sisanya dibayar merata selama empat tahun ke depan. Dengan demikian, setelah

    manajer tersebut bekerja selama lima tahun, maka bonusnya akan terdiri dari seperlima

    bonus tahun berjalan plus seperlima dan bonus yang diterima di masing-masing tahun dan

    empat tahun sebelumnya.

    Di beberapa perusahaan, periode penundaan adalah tiga tahun. Metode penundaan

    pembayaran ini menawarkan keunggulan-keunggulan berikut ini:

    Manajer dapat mengestimasikan, dengan akurasi yang cukup besar, pendapatan

    tunai mereka untuk tahun mendatang.

    Pembayaran yang ditunda meratakan penerimaan kas manajer, karena dampak

    dari pergeseran musiman dalam laba akan dirata- ratakan dalam pembayaran

    tunai.

    Seorang manajer yang pensiun akan terus menerima pembayaran untuk sejumlah

    tahun; ini tidak hanya meningkatkan penghasilan pensiun tetapi juga memberikan

    keuntungan pajak, karena tarif pajak penghasilan setelah pensiun mungkin lebih

    rendah daripada tarif pajak selama masa kerja.

    Kerangka waktu penundaan mendorong para pengambil keputusan untuk berpikir

    secara jangka panjang.

    Kerugian dari rencana bonus ditunda adalah bahwa rencana tersebut tidak

    membuat jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif di tahun bonus

    tersebut diperoleh. Karena pembayaran bonus dalam suatu tahun tidak berkaitan

    dengan kinerja di tahun tersebut, maka para eksekutif mungkin akan bertindak

    tanpa terlalu dipengaruhi oleh insentif.

    E. Rencana Insentif Jangka Panjang (Long-Term Incentive Plans) Suatu asumsi mendasar dari banyak rencana insentifjangka panjang adalah bahwa

    pertumbuhan dalam nilai dan saham perusahaan mencerminkan kinerja jangka panjang

    perusahaan tersebut. Ada beberapa jenis rencana semacam itu. Popularitas dari rencana-

    rencana tersebut dipengaruhi oleh perubahan dalam hukum pajak penghasilan, perubahan

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 16

    dalam perlakuan akuntansi, kondisi pasar saham, dan berbagai faktor lainnya.

    Konsekuensinya, rencana yang berbeda populer pada waktu yang berbeda.

    1. Pilihan Saham (Stoc & Option)

    Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada, atau

    setelah, tanggal tertentu di masa depan (tanggal pelaksanaan), pada harga yang telah

    disetujui pada tanggal pemberian opsi (biasanya harga pasar sekarang atau 95 persen dari

    harga pasar sekarang). Manfaat motivasional utama dan rencana opsi saham adalah bahwa

    rencana tersebut mengarahkan energy manajer ke ayah kinerja jangka panjang maupun

    jangka pendek dan perusahaan tersebut. Manajer tersebut hanya akan memperoleh

    keuntungan jika ia kemudian menjual saham tersebut pada harga yang melebihi harga yang

    dibayarkan untuk saham tersebut.

    2. Saham Pantom (Phantom Shares)

    Saham pantom memberikan sejumlah saham kepada para manajer, tetapi hanya

    untuk tujuan pembukuan. Pada metode ini, perusahaan memberikan hak kepada karyawan

    untuk menerima uang sejumlah kenaikan nilai saham sampai tanggal tertentu di masa

    depan.

    3. Hak Apresiasi Saham (Stock Appreciation Rights)

    Suatu hak apresiasi Saham adalah suatu hak untuk menerima pembayaran uangtunai

    berdasarkan peningkatan dalam nilai Saham dari saat pemberian penghargaansampai suatu

    tanggal tertentu di masa depan. Hak apresiasi Saham dan Saham fantom adalah jenis bonus

    tunai ditunda di mana jumlah bonus merupakan suatu fungsi dariharga pasar dari Saham

    perusahaan. Kedua rencana tersebut memiliki keunggulan dari opsi saham. Dibandingkan

    dengan bonus tunai yang dibayarkan Pada saat ini, keduanya melibatkan ketidakpastian-

    dalam kedua arah-mengenai jumlah akhir yang dibayarkan.

    4. Kinerja saham (Performance Shares)

    Suatu rencana saham kinerja memberikan sejumlah tertentu saham ke seorang

    manajer ketika cita-cita jangka panjang tertentu telah terpenuhi. Biasanya, cita-citanya

    adalah untuk mencapai persentase pertumbuhan tertentu dalam laba per saham selama

    periode tiga sampai lima tahun. Oleh karena itu, rencana ini tidak dipengaruhi oleh harga

    saham. Keunggulan dari rencana ini dibandingkan dengan opsi saham adalah bahwa

    eksekutif dapat mengendalikan, paling tidak sebagian.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 17

    5. Kinerja Unit (Performance unit)

    Dalam suatu rencana unit kinerja, suatu bonus tunai dibayarkan ketika target

    jangka panjang tertentu telah tercapai. Rencana ini dengan demikian menggabungkan

    aspekaspek dari hak apresiasi saham dan saham kinerja. Rencana ini terutama berguna di

    perusahaan-perusahaan yang hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali saham yang

    diperdagangkan secara publik. Target jangka panjang harus ditetapkan secara hati-hati agar

    rencana ini dapat berhasil.

    F. Insentif Untuk Pejabat Korporat Setiap pejabat korporat, kecuali CEO, bertanggung jawab sebagian atas kinerja

    keseluruhan perusahaan. Para pejabat korporat ini dimotivasi oleh, dan berhak untuk

    menerima, suatu bonus untuk kinerja yang baik. Tetapi, sebagian kinerja yang dihasilkan oleh

    masing-masing dari mereka tidak dapat diukur. Misalnya, bagaimana seseorang dapat

    mengukur kontribusi terhadap laba yang dibuat oleh CEO atau wakil presiden sumber daya

    manusia atau kepala penasihat perusahaan?

    Kompensasi Untuk CEO

    Kompensasi CEO biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan komisatis

    setelah CEO tersebut mempresentasikan rekomendasi untuk kompensasi bawahannya. Sikap

    umum CEO terhadap persentase yang sesuai untuk kompensasi insentif di suatu tahun

    sangatlah jelas dan persentase ini. Dalam kondisi umum, komite tersebut mungkin hanya

    menerapkan persentase yang sama untuk kompensasi CEO tersebut. Tetapi, komite itu

    mungkin memberikan tanda-tanda akan penilaian yang berbeda untuk kinerja CEO dengan

    memutuskan persentase yang lebih tinggi atau lebih rendah. Ini, mungkin lebih dan

    pemyataan lainnya dari dewan komisaris, merupakansuatu tanda penting mengenai

    bagaimana dewan komisaris menilai kinerja CEO tersebut.

    G. Insentif Bagi Manajer Unit Bisnis Insentif bisa berupa finansial dan psikologi. Insentif Keuangan, mencakup kenaikan

    gaji, bonus, tunjangan, dan fasilitas. Sedangkan untuk Insentif Psikologis dan Sosial

    meliputi kemungkinan promosi, tambahan tanggung jawab, otonomi yang lebih besar, lokasi

    geografis yang lebih baik, dan pengakuan

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 18

    1. Besar Bonus Relatif Terhadap Gaji

    Ada dua pemikiran tentang bagaimana komposisi imbalan tetap (gaji dan

    tunjangan) dan variable (bonus insentif) dalam total kompensasi manajer. Pemikiran

    pertama, merekrut orang baik, membayar mereka dengan baik dan mengharap kinerja

    baik. Pemikiran yang lain, kita merekrut orang baik, mengharap mereka bekerja dengan

    baik dan membayar mereka dengan baik jika kinerja sesungguhnya baik.

    2. Tingkat Batas.(Cutoff Levels)

    Suatu rencana bonus mungkin memiliki tingkat batas atas dan batas bawah. Batas

    atas adalah tingkat kinerja dengan mana bonus maksimum dicapai. Batas bawah adalah

    tingkat bawah di mana tidak ada penghargaan bonus yang akan diberikan. Kedua batas

    tersebut dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Ketika, manajer unit

    bisnis menyadari bahwa bonus maksimum dicapai atau tidak ada bonus sama sekali,

    maka sistem bonus dapat bekerja berlawanan dengan cita-cita korporat.

    Salah satu cara untuk mengurangi tindakan disfungsional semacam itu adalah

    dengan membawa kelebihan atau kekurangan terse but ke tahun berikutnya-yaitu, bonus

    yang tersedia untuk distribusi pada suatu tahun adalah jumlah bonus yang diperoleh

    selama tahun tersebut plus suatu kelebihan, atau minus kekurangan manapun, dari tahun

    sebelumnya.

    3. Basis Bonus

    Bonus insentif seorang manajer unit bisnis dapat didasarkan hanya pada total laba

    korporat atau Pada laba unit bisnis atau campuran keduanya. Salah satu argumen untuk

    mengaitkan bonus ke kinerja unit adalah bahwa keputusan dan tindakan manajer tersebut

    lebih berdampak secara langsung pada unitnya sendiri dan bukan Pada unit bisnis yang

    lain. Tetapi, pendekatan semacam itu dapat sangat menghambat kerja sama antarunit.

    Dalam suatu perusahaan industri tunggal yang unit bisnisnya sangat tergantung

    satu sama lain, bonus manajer terutama dikaitkan dengan kinerja korporat karena kerja

    sama antarunit adalah penting. Dalam suatu konglomerasi, di pihak lain, unit bisnis

    biasanya bersifat otonom. Dalam konteks semacam itu, akan menjadi kontraproduktif jika

    mendasarkan bonus manajer unit bisnis terutama pada laba perusahaan. Hal ini akan

    melemahkan kaitan antara kinerja dan penghargaan. Sistem semacam itu menciptakan

    masalah free-rider. Beberapa manajer akan bersikap santai dan tetap masih memperoleh

    bonus berdasarkan us aha orang lain, yaitu manajer yang lebih rajin.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 19

    4. Kriteria Kinerja (Performance Criteria)

    Masalah yang sulit dalam rencana bonus insentif untuk manajer unit bisnis

    adalah untuk memutuskan kriteria mana yang sebaiknya digunakan untuk

    menentukan bonus.

    Kriteria Keuangan (Financial Criteria)

    Jika unit bisnis berupa pusat laba, maka criteria keuangan meliputi laba

    kontribuisi, laba langsung, laba terkendali, laba sebelum pajak dan laba bersih.

    Jika unit bisnis berupa pusat investasi, keputusan didasarkan tiga hal : (1) definisi

    laba (2) definisi investasi, dan (3) pilihan antara ROI dan EVA.

    Penyesuaian Faktor-faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan.

    Selain memilih kriteria keuangan, perusahaan harus menentukan

    penyesuaian apa yang akan mereka lakukan untuk faktor-faktor yang tidak dapat

    dikendalikan, Biasanya, mereka menyesuaikan terhadap dua jenis pengaruh.

    Penyesuaian yang satu menghilangkan beban yang diakibatkan oleh keputusan

    yang dibuat oleh eksekutif di atas tingkat unit bisnis. Penyesuaian yang lain

    menghilangkan dampak dari kerugian yang diakibatkan oleh "kejadian alam"

    (kebakaran, gempa bumi, banjir) dan kecelakaan yang tidak disebabkan oleh

    kelalaian manajer tersebut

    Manfaat dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek.

    Adalah gagasan yang bagus untuk mengaitkan bonus manajer unit bisnis

    ke pencapaian target keuangan tahunan (setelah membuat penyisihan untuk

    kejadian yang tidak dapat dikendalikan). Hal itu mendorong manajer untuk

    mencari cara -cara baru guna melaksanakan operasi saat ini dan menciptakan

    aktivitas baru guna memenuhi target keuangan.

    Tetapi, hanya mengandalkan pada kriteria keuangan dapat menyebabkan

    beberapa dampak disfungsional Pertama-tama, hal terse but akan mendorong

    tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang

    perusahaan (misalnya, kurangnya pemeliharaan atas peralatan). Kedua, manajer

    tidak mungkin mengambil investasi jangka panjang menjanjikan yang merugikan

    hasil keuangan jangka pendek. Ketiga, manajer mungkin termotivasi untuk

    memanipulasi data guna memenuhi target periode sekarang.

    Mekanisme untuk Mengatasi Penyimpangan Jangka Pendek.

    Melengkapi kriteria keuangan dengan tambahan mekanisme insentif dapat

    mengatasi orientasi jangka pendek dari cita-cita keuangan tahunan. Misalnya,

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 20

    suatu perusahaan mungkin mendasarkan sebagian dari bonus manajernya

    berdasarkan kinerja multi tahun (yaitu , kinerja selama periode tiga sampai lima

    tahun). Meskipun ini memiliki keunggulan yang jelas dari perluasan horizon

    waktu manajer, ada beberapa kelemahan yang pasti. Pertama, manajer memiliki

    kesulitan melihat hubungan antara usaha dan penghargaan mereka dalam skema

    penghargaan multitahun, yang mengurangi dampak motivasional dan

    penghargaan semaeam itu. Kedua, jika seorang manajer pensiun atau ditransfer

    selama periode multitahun tersebut, penerapan reneana semaeam itu menjadi

    lebih kompleks. Ketiga, kemungkinan besar faktor-faktor di luar kendali manajer

    tersebut akan memengaruhi peneapaian dari target jangka panjang.

    Metode lain untuk mengoreksi ketidakcukupan dan kriteria keuangan

    adalah mengembangkan score card yang memasukkan satu atau lebih kriteria

    nonkeuangan, seperti pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, kepuasan

    pelanggan, kualitas produk, pengembangan produk baru, pengembangan

    karyawan, dan tanggung jawab publik, Masing-masing faktor ini akan

    memengaruhi laba jangka panjang. Manajemen senior dapat meneiptakan

    orientasi laba jangka panjang versus jangka pendek pada manajer unit bisnis dan

    memperhitungkan faktor-faktor yang tidak dicerminkan dalam ukuran keuangan

    dengan memilih kriteria keuangan dan nonkeuangan seeara selektif dan

    memberikan bobot yang sesuai untuk masing-masing kriteria tersebut.

    Mekanisme lain untuk mengoreksi bias jangka pendek adalah untuk

    mendasarkan sebagian dan bonus manajer unit bisnis pada rencana insentif

    jangka panjang, seperti opsi saham, saham fantom, dan saham kinerja. Rencana

    ini me.mfokuskan manajer unit bisnis pada (1) kinerja tingkat perusahaan dan (2)

    kinerja jangka panjang. Keuntungan dan keterbatasan dan rencana-rencana ini

    telah dibahas sebelumnya.

    Tolak Ukur untuk Perbandingan.

    Kinerja seorang manajer unit bisnis dapat dinilai dengan membandingkan

    hasil aktual dengan anggaran laba, kinerja masa lalli, atau kinerja pesaing.

    Praktik yang umum adalah mengevaluasi manajer unit bisnis terhadap anggaran

    laba. Sebagaimana yang didiskusikan di Bab 9, pertimbangan berikut ini adalah

    penting ketika rnenggunakan anggaran laba sebagai alat motivasional: (1)

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 21

    Manajer unit bisnis berpartisipasi dalam pengembangan anggaran laba dan (2)

    anggaran tersebut menantang tetapi dapat dicapai.

    5. Pendekatan Bonus

    Penghargaan bonus untuk manajer unit bisnis dapat ditentukan dengan

    menggunakan rumus yang ketat, seperti persentase dan laba operasi unit bisnis, atau

    dengan penilaian yang murni subjektif oleh atasan manajer tersebut, atau dengan suatu

    gabungan antara keduanya.

    Hanya mengandalkan cara rumus yang objektif memiliki beberapa keuntungan

    yang jelas. Sistem penghargaan dapat dispesifikasikan dengan tepat, ada sedikit

    ketidakpastian atau ambiguitas mengenai standar kinerja, dan atasan tidak dapat

    menggunakan bias atau favoritisme dalam menilai kinerja manajer bawahan.Tetapi, salah

    satu kerugian utama adalah bahwa rumus yang objektif kemungkinan besar akan

    mendorong manajer untuk kurang memerhatikan kinerja dan unit bisnis mereka di

    dimensi-dimensi yang penting tetapi sulit dikuantifikasi. Oleh karena itu, sebagian

    subjektivitas dalam menentukan bonus lebih dipilih dihampir semua unit, terutama ketika

    kendali pribadi seorang manajer alas kinerja suatu unit adalah rendah. Dalam situasi

    semacam itu, indikator numerik dari kinerja unit bisnis itu menjadi ukuran yang kurang

    valid atas kinerja manajer itu. Jenis situasiini kemungkinan besar terjadi dalam kondisi-

    kondisi berikut ini:

    Ketika manajer unit bisnis mewarisi masalah yang diciptakan oleh pendahulunya,

    Ketika unit bisnis sangat bergantung satu sama lain dengan unit lain, dan oleh

    karena itu, kinerjanya dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan individuindividu

    di luar:

    Ketika strategi tersebut memerlukan perhatian yang lebih besar pada keprihatinan

    jangka panjang (seperti dalam kasus di mana suatu unit bisnis secara agresif

    membangun pangsa pasar atau unit bisnis dalam industri yang berubah dengan

    pesat).

    6. Teori Agensi

    Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk

    memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini berusaha

    untuk menggambarkan faktor-faktor utamayang sebaiknya dipertimbangkan dalam

    merancang kontrak insentif. Suatu kontrak insentif, sebagaimana yang digunakan dalam

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 22

    teori agensi, adalah sama dengan pengaturan kompensasi insentif yang didiskusikan

    dalam bab ini. Teori agensi berusaha untuk menyatakan hubungan-hubungan ini dalam

    model matematis. Pendahuluan ini membahas ide umum dari teori agensi tanpa

    memberikan model yang aktual

    7. Konsep

    Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain

    (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan

    wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi,

    pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham

    menyewa CEO dan mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Di

    tingkat yang lebih rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agennya.

    Tantangannya menjadi bagaimana cara untuk memotivasi agen sedemikian rupa sehingga

    mereka akan menjadi sama produktifnya seperti jika mereka adalah pemilik.

    Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan agen

    memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan mengurangi

    perbedaan preferensi ini.

    H. Perbedaan Prinsipal dan Agen Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan

    mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi

    keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu

    luang yang banyak, kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub, dan jam kerjayang

    fleksibel. Misalnya saja, beberapa agen lebih memilih waktu luang dibandingkan kerja atau

    usaha keras. Waktu luang diasumsikan sebagai lawan dari usaha. Us aha manajer

    meningkatkan nilai dari perusahaan, semen tara waktu luang tidak. Preferensi seorang agen

    akan waktu luang atas usaha disebut dengan keengganan kerja. Dengan sengaja tidak

    melakukan pekerjaan disebut kelalaian.

    Prinsipal (yaitu, pemegang saham), di pihak lain diasumsikan hanya tertarik pada

    pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut.

    Agen dan prinsipal juga berbeda dalam hal preferensi risiko. Teori agensi

    mengasumsikan bahwamanajer memilih lebih banyak daripada lebih sedikit kekayaan, tetapi

    bahwa utilitas marginal, atau kepuasan, menu run dengan semakin banyaknya kekayaan yang

    diakumulasikan. Agen biasanya memiliki sebagian besar dari kekayaan mereka terikat

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 23

    dengan kekayaan perusahaan. Kekayaan ini terdiri baik dari kekayaan keuangan mereka

    maupun modal manusia mereka. Modal manusia, nilai manajer sebagaimana dipandang oleh

    pasar yang dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Karena semakin menurunnya utilitas atas

    kekayaan dan besarny jumlah modal agen yang bergantung pada perusahaan, agen

    diasumsikan akan bersifat enggan menghadapi risiko (risk averse) : Mereka menilai

    peningkatan dari investasi berisiko lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan nilai (nilai

    aktuarial) dari investasi tersebut.

    Di pihak lain, saham perusahaan dipegang oleh banyak pemilik, yang rnenguran risiko

    mereka dengan mendiversifikasi kekayaan mereka dan memiliki saharn di banyak

    perusahaan. Oleh karena itu, pemilik tertarik dengan perkiraan nilai dan investasi mereka dan

    bersifat netral terhadap risiko (risk neutral). Manajer tidak sernudah itu mendiversifikasi

    risiko ini, yang menyebabkan mengapa mereka enggan rnenghadapi risiko.

    Tidak Dapat Diamatinya Tindakan Agen

    Perbedaan preferensi yang terkait dengan kompensasi dan tambahan timbul manakala

    prinsipal tidak dapat dengan mudah memantau tindakan agen. Pemegang saham tidak berada

    dalam posisi untuk memantau aktivitas CEO setiap harinya untuk memastikan bahwa ia

    bekerja untuk kepentingan mereka. Secara serupa, CEO tidak berada dalam posisi untuk

    memantau aktivitas manajer unit bisnis setiap harinya.

    Karena prinsipal tidak memiliki informasi yang mencukupi mengenai kinerja agen,

    prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti bagaimana usaha agen rnernberikan kontribusi pada

    hasil aktual perusahaan. Situasi ini disebut sebagai asimetri informasi. Asimetri ini dapat

    mengambil berbagai bentuk. Tanpa memantau, hanya agen yang mengetahui apakah ia

    bekerja untuk kepentingan prinsipal. Lebih lanjut lagi, agen tersebut mungkin tahu lebih

    banyak mengenai tugas tersebut dibandingkan dengan prinsipal. Tambahan informasi yang

    mungkin dimiliki oleh agen disebut dengan informasi pribadi.

    Perbedaan preferensi antara prinsipal dan agen, dan informasi pribadi agen, dapat

    menyebabkan agen tersebut salah menyajikan informasi kepada prinsipal. Salah penyajian ini

    adalah sedemikian rupa sifatnya sehingga istilah bahaya moral telah diberikan atas situasi di

    mana seorang agen yang dikendalikan termotivasi untuk salah menyajikan informasi karena

    sifat sistem pengendalian.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 24

    I. Mekanisme Pengendalian Ahli teori agensi menyatakan 2 cara mekanisme pengendalian, yaitu monitoring dan

    insentif. Secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

    1. Monitoring

    Prinsipal dapat merancang sistem pengendalian yang memantau tindakan agen,

    menghalangi tindakan yang meningkatkan kekayaan agen dengan mengorbankan

    kepentingan prinsipal. Suatu contoh dari sistem pemantauan adalah laporan keuangan

    diaudit. Laporan keuangan dihasilkan mengenai kinerja perusahaan, diaudit oleh pihak

    ketiga, dan kemudian dikirimkan kepada pemilik.

    Teori agensi telah mencoba untuk menjelaskan mengapa hubungan agensi yang

    berbeda melibatkan tingkat pemantauan yang berbeda. Misalnya saja, pemantauan adalah

    lebih efektif jika tugas agen tersebut terdefinisi dengan baik atau mudah dipantau,

    sehingga kontrak insentif menjadi lebih menarik sebagai alat pengendalian. Pemantauan

    dan insentif bukanlah merupakan alternatif yang berdiri sendiri-sendiri. Di kebanyakan

    perusahaan, CEO memiliki kontrak insentif beserta laporan keuangan diaudit yang

    bertindak sebagai alat pemantauan. Contoh dari sistem monitoring adalah laporan

    keuangan yang diaudit.

    2. Kontrak Insentif

    Prinsipal mungkin mencoba untuk membatasi perbedaan preferensi dengan

    menetapkan kontrak insentif yang sesuai. Semakin besar penghargaan agen bergantung

    pada ukuran kinerja, semakin banyak insentif yang ada bagi agen tersebut untuk

    memperbaiki ukuran. Oleh karena itu, prinsipal sebaiknya mendefinisikan ukuran kinerja

    sedemikian rupa sehingga hal tersebut memajukan kepentingannya. Kemampuan untuk

    mencapai hal ini disebut dengan keselarasan tujuan. Ketika kontrak yang diberikan

    memotivasi agen untuk bekerja bagi kepentingan perusahaan, maka kontrak tersebut

    dianggap selaras dengan tujuan.

    Suatu skema kompensasi yang tidak memasukkan kontrak insentif merupakan,

    masalah agensi yang serius. Misalnya saja, jika CEO diberikan gaji yang tetap, mereka

    mungkin tidak termotivasi untuk bekerja serajin jika kompensasi terdiri atas gaji plus

    bonus. Yang terakhir memotivasi CEO untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan

    laba, meningkatkan kompensasi mereka dan pada saat yang bersamaan, memberikan

    manfaat kepada prinsipal. Oleh karena itu, kontrak yang menyelaraskan kepentingan

    antara kedua pihak ditulis dengan memasukkan suatu fitur insentif yaitu, prinsipal

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 25

    menulis suatu kontrak yang manajemen untuk memperoleh bagian dari kekayaan ketika

    nilai perusahaan meningkat.

    3. Kompensasi CEO dan Rencana Kepemilikan Saham

    Perusahaan yang membayar CEO berupa bonus dalam bentuk opsi saham

    menawarkan contoh biaya agensi yang melekat dalam kompensasi insentif. Salah satu

    biayanya adalah perbedaan preferensi risiko antara pemilikdan CEO. Agen itu, sudah siap

    untuk menghindari risiko, menghadapi tambahan risiko jika gajinya didasarkan pada

    kinerja harga saham. Untuk mengompensasi CEO tersebut karena engambilrisiko ini,

    kontrak itu harus menaikkan jumlah perkiraan gaji. Selain itu, untuk meminimalkan

    potensi penurunan yang mungkin, agen tersebut mungkin tidak mengambil proyek yang

    berisiko tinggi/ tingkat pengembalian tinggi yang mungkin diinginkan oleh prinsipal.

    Masalah kedua dengan rencana bonus kepemilikan saham adalah kurangnya

    hubungan sebab akibat yang langsung antara usaha agen dan perubahan dalam harga

    saham. Harga saham dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kendali agen tersebut

    (misalnya, kondisi perekonomian secara umum, intervensi pemerintah). Jika faktor. faktor

    ini menyebabkan harga saham naik, maka agen tersebut menerima kenaikan gaji alas

    beban pemilik tanpa tambahan usaha. Di pihak lain, harga saham dapat turun' meskipun

    jika agen tersebut bekerja keras.

    Meskipun ada dua masalah ini, kontrak insentif kepemilikan saham lebih disukai

    dibandingkan dengan kontrak yang tidak memiliki fitur insentif. Sebagaimana

    ditunjukkan sebelumnya, gaji yang tetap diasosiasikan dengan biaya agensi yang lebih

    besar.

    4. Manajer Unit Bisnis dan Insentif Berdasarkan Akuntansi

    Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan harga saham lebih jauh

    dibandingkan dengan hubungan antara usaha CEO dan harga saham. Adalah sulit untuk

    mengisolasi kontribusi yang diberikan oleh unit bisnis individual terhadap peningkatan

    dalam harga saham perusahaan. Karena alasan ini, suatu perusahaan mungkin

    mendasarkan bonus manajer unit bisnis berdasarkan laba bersih unit bisn tersebut. Tetapi,

    kontrak insentif ini masih memiliki biaya agensi yang serupa dengan yang dibahas dalam

    rencana kepemilikan saham riil CEO.

    Misalnya, permintaan pasar untuk suatu produk bisa turun karena adanya produk

    substitusi baru, tetapi manajer tersebut tetap berkinerja baik di dalam pasar baru yang

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 26

    lebih kecil. Tetapi, jika bonus tersebut didasarkan hanya pada laba bersih melalui

    manipulasi akuntansi yang tidak memengaruhi nilai perusahaan. Salah satu contoh dari

    hal ini adalah penjualan aktiva tetap yang memiliki nilai pasar melebihi nilai buku.

    Sementara kontrak yang didasarkan pada laba bersih unit bisnis mungkin memiliki biaya

    agensi yang lebih rendah dibandingkan dengan gaji tetap, biaya ini tidak menjadi nol.

    J. Kritik Bagi perusahaan yang tidak mencari laba, sulit menerapkan teori agensi berupa

    kompensasi insentif. Beberapa orang yang telah mempelajari teori agensi menyatakan:

    Menghindari bahwa model-model tidak lagi merupakan pernyataan dari fakta yang

    jelas yang diekpresikan dalam symbol matematika.

    Menyataka bahwa elemen didalam model-model tak dapat diukur.

    Bahwa model-model itu terlalu mempermudah hubungan dunia nyata antara atasan

    dan bawahan.

  • Sistem Pengendalian Manajemen | 27

    PUSTAKA

    Anthony, Robert N. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control System).

    Jilid ke 2 ed 11. Jakarta : Salemba Empat.