Spirogyra_Kelompok1_B1
-
Upload
doni-dermawan -
Category
Documents
-
view
83 -
download
4
description
Transcript of Spirogyra_Kelompok1_B1
SPIROGYRA
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Botani Farmasi)
Oleh
Kelompok 1
Rheza Andika 260110140105
Indri Saraswati 260110140106
Doni Dermawan 260110140107
Nabilla Azka Q 260110140108
Asri Budi 260110140110
Rizka K Guntina 260110140111
LABORATORIUM BOTANI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spirogyra genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales. Spirogyra biasa
ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki
sel eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau adalah klorofil.
Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang tubuhnya mencapai 1
kaki (30,48 cm). Benang tersusun oleh protoplasma yang transparan dan setiap sel
memiliki 1 atau lebih kloropas yang memanjang dari ujung ke ujung berbentuk
spiral. Pada kloropas yang berbentuk pita terdapat pirenoid. Pirenoid tersebut
dikelilingi oleh butiran tepung. Sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah,
sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memilikivakuola yang besar.
Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter
tertentu pada spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan
oksigen yang dihasilkan disimpan di antara filamen. Pada saat itu, Spirogyra akan
naik ke permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air.
Spirogyra bereproduksi dengan cara konjugasi, fragmentasi(pemutusan talus).
Spirogyra memiliki kandungan nutrisi protein dan karbohidrat yang cukup tinggi
sehingga sering digunakan sebagai PST (Protein Sel Tunggal) dan pakan hewan
serta kandungan fitokimianya digunakan sebagai antioksidan dan antikanker.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi dari spirogyra ?
2. Bagaimana morfologi dari spirogyra ?
3. Bagaimana pencirian divisi spirogyra ?
4. Bagaimana fase perkembangan dan reproduksi dari spirogyra?
5. Apa habitat dan kegunaan dari spirogyra ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui deskripsi dari spirogyra
2. Untuk mengetahui morfologi dari spirogyra
3. Untuk mengetahui pencirian divisi spirogyra
4. Untuk mengetahui fase perkembangan dan reproduksi dari spirogyra
5. Untuk mengetahui habitat dan kegunaan dari spirogyra
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi
Spirogyra adalah sebuah genus besar yang terdiri dari mayoritas alga yang
tumbuh di lingkungan air tawar. Spirogyra sering disebut sebagai eukariot yang
bukan bakteri, tumbuhan taupun hewan. Berbeda dengan bakteri dan virus,
Spirogyra memiliki dinding sel. Di seluruh dunia, terdapat sekitar empat ratus
spesies dari genus ini, dimana hanya satu diantaranya yang hidup di lingkungan
air asin. Tumbuhan dari genus ini biasanya tumbuh terapung di perairan dangkal
seperti dipinggiran danau dan kolam-kolam dangkal buatan. Keberdaan Spirogyra,
meskipun terlihat kotor, menandakan bahwa perairan tersebut cukup bersih dan
mengandung banyak nutrisi. Saat terdapat cukup sinar matahari dan temperatur
tidak terlalu rendah, spirogyra menghasilkan banyak oksigen yang sering tampak
sebagai gelembung-gelembung kecil diantara filame-filamennya (Parmentier,
1999).
Klasifikasi Spirogyra :
Divisi :Chlorophyta
Class :Chlorophyceae
Ordo :Zygnematales
Family :Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp
(Rachmawati, 2012).
Spirogyra hidup pada habitat air tawar, dan banyak ditemukan di kolam air
tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar, hidup melayang di permukaan
air (planktofit). Spirogyra digolongkan dalam talus, yang berarti tidak dapat
dibedakan strukturnya karena berbentuk filamen / benang tidak bercabang.
Benang tersebut sebenarnya adalah koloni atau kumpulan dari individu sesame
Spirogyra. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis, lapisan terluar terbentuk dari
bahan pektosa, dan dua lapisan dalam terbentuk dari bahan selulosa. Pada
beberapa spesies, lapisan pektosa lebih tipis dari kebanyakan yang mempunyai
ketebalan antara 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari 3 lapis: yang
tengah merupakan lamela dari bahan pektosa, dan dua lapisan di kiri dan kanan
lamela tersusun dari bahan selulosa.Masing-masing sel Spirogyra mengandung
sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma
tepat di dalam dinding sel. Dalam bentuk filamen, kloroplas ini akan berbentuk
pita spiral yang mempunyai pirenoid. Pirenoid adalah tempat pembentukan zat
tepung sehingga disekelilingnya dapat ditemukan butiran amilum. Dengan adanya
kloroplas ini Spirogyra dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan
sendiri. Oleh karena itu, pada rantai makanan, Spirogyra merupakan produser
primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan
dalam ekosistem air tawar, seperti zooplankton, ikan, udang, serangga air, dan
hewan yang dapat menjadi konsumen primer lainnya. Keberadaan produser
mengundang kehadiran konsumen, predator, dan organisme lain sehingga
terbentuk ekosistem perairan (Parmentier, 1999).
2.2 Morfologi
Secara morfologi, spesies-spesies dari genus ini memiliki sel dengan
ukuran antara sepuluh hingga seratus micrometer, yang saling terhubung satu
sama lain dari ujung ke ujung tanpa percabangan sehingga tampak sebagai
filament. Dinding selnya terdiri dari dua lapisan, dengan lapisan luar dibentuk dari
selulosa sementara dinding bagian dalamnya dibentuk dari pectin. Ukuran
filament ini bias mencapai beberapa sentimeter panjangnya. Kebanyakan interior
sel ditempati oleh sebuah vakuola besar dalam mana nukleusnya tersuspensi
dalam untaian sitoplasma. Kloroplast berbentuk melingkar di dalam sitoplasma
(Guiry M., 2008).
Permukaan bagian dalam dari dinding sel dilapisi dengan lapisan tipis
sitoplasma. Kloroplas berbentuk pita spiral yang tertanam di lapisan sitoplasma.
Jumlah kloroplas dalam setiap sel dapat bervariasi 1-16. Setiap kloroplas memiliki
beberapa badan bundar disebut 'pyrenoids', yang bertanggung jawab untuk
produksi pati. Setiap sel memiliki inti yang menonjol di tengah, ditangguhkan
oleh helai tipis sitoplasma dari bagian dalam dinding sel. Kadang-kadang, filamen
ini memiliki struktur akar seperti, yang membantu mereka menempel pada
substrat. Sebuah vakuola besar menempati sebagian besar ruang sel (Guiry M.,
2008).
Spirogyra dalam suatu penelitian ditemukan memiliki kandungan klorofil
alfa sekitar 0.53% berat kering sampel. Angka ini bervariasi bergantung pada
tingkat ketersediaan nutrient dan kondisi iklim dan cuaca pada ekosistem yang
bersangkutan (Schult et al., 2007). Sumber lain (Goud J.P. et al., 2007)
menyatakan kadar klorofil alfa dalam Spirogyra adalah 2,1 mg/g; klorofil beta 1,4
mg/g; dan multi karoten (termasuk xantofil) 1,9mg/g.
2.3 Pencirian Divisi
Sel Spirogyra berbentuk silinder dan dihubungkan ujung ke ujung,
membentuk panjang, bercabang filamen-seperti struktur. Dinding sel terdiri dari
lapisan luar selulosa dan lapisan dalam dari pektin. Permukaan bagian dalam dari
dinding sel dilapisi dengan lapisan tipis sitoplasma. Kloroplas berbentuk pita
spiral yang tertanam di lapisan sitoplasma. Jumlah kloroplas dalam setiap sel
dapat bervariasi 1-16. Setiap kloroplas memiliki beberapa badan bundar disebut
'pyrenoids', yang bertanggung jawab untuk produksi pati. Setiap sel memiliki inti
yang menonjol di tengah, ditangguhkan oleh helai tipis sitoplasma dari bagian
dalam dinding sel. Sel-sel yang panjang dan tipis, dan setiap filamen Spirogyra
ukuran antara 10 sampai 100 mikrometer lebar. Kadang-kadang, filamen ini
memiliki struktur akar seperti, yang membantu mereka menempel pada substrat
(Alim, 2013).
2.4 Fase Perkembangan dan Reproduksi
Spirogyra, suatu alaga yang berkonjugasi. Sel-sel spirogyra tersusun dalam
filament panjang tak bercabang. Masing-masing sel mengandung satu atau lebih
kloroplas besar berbentuk spiral. Filament itu tumbuh memanjang dan seiring
membelahnya sel melalui mitosis (Campbel, dkk, 2003).
Reproduksi vegetative spirogyra dengan fragmentasi, generatif dengan
konjugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua
tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku
sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah
plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid,
zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid,
dan hanya satu sel yang menjadi individu baru. Selama reproduksi seksual, sel-sel
dari filament bersebelahan yang melakukan perkawinan menyatu melalui tabung
konjugasi (LM) (Campbel, dkk, 2003).
(Campbel, dkk, 2003).
2.5 Habitat dan Kegunaan
Spirogyra hidup pada habitat air tawar, dan banyak ditemukan di kolam air
tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar, hidup melayang di permukaan
air (planktofit). Spirogyra merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia
bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan dalam ekosistem air tawar, seperti
zooplankton, ikan, udang, serangga air, dan hewan yang dapat menjadi konsumen
primer lainnya. Keberadaan produser mengundang kehadiran konsumen, predator,
dan organisme lain sehingga terbentuk ekosistem perairan (Parmentier, 1999).
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu
perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awalnya mata rantai
dalam jarring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran
kesuburan suatu perairan (Handayani, 2008). Plankton merupakan suatu
organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus
perairan. Organisme ini terdiri dari mikroorganisme yang hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) dan tumbuhan (fitoplankton) (Sachlan, 1972).
Komunitas plankton memegang peranan penting dalam ekosistem
perairan, karena plankton khususnya fitoplankton merupakan dasar dari rantai
makanan dan disebut produsen primer. Sebagai produsen primer, plankton dapat
membentuk materi organik dari materi anorganik melalui proses fotosintesis yang
selanjutnya dapat dimanfaatkan secara langsung oleh organisme hidup lainnya
(Amelia, 2012).
Kandungan Nutrisi Spirogyra (Parmentier, 1999) :
Protein 45%,
Karbohidrat 20%
Lemak 20%
Mineral dan vitamin 10%.
Serat 5%
Kandungan dan kegunaan Fitokimia
Kandungan klorofil yang tinggi menjadikan Spirogyra sebagai alat
detoksifikasi dapat membuang logam berat (merkuri, kadmium, timah,
dsb) dan pestisida dari dalam tubuh.
Kandungan klorofil yang tinggi dari Spirogyra dapat membantu
menghilangkan bau mulut dan bau badan kronis hanya dalam beberapa
hari.
Spirogyra dapat membantu mengatasi konstipasi/sembelit, memperbaiki
sistem imunitas pencernaan, menawarkan racun dari tubuh, mempercepat
penyembuhan, melindungi tubuh dari radiasi, membantu mencegah
penyakit degeneratif, membantu penanganan infeksi jamur Candida
albicans, menangani penyakit radang sendi, dan membantu program
penurunan berat badan.
Klorofil dalam spirogyra efektif melawan penyakit Anemia dan
menstimulasi produksi sel darah merah dalam tubuh. Spirogyra juga
membantu membawa oksigen ke seluruh tubuh dan otak. Membantu
melawan kanker yang meliputi kemampuan memperbaiki kerusakan DNA
dan mempengaruhi ekspresi gen.
Ganggang hijau (Spirogyra sp.) merupakan salah satu tanaman obat yang
digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan kanker.
Ganggang hijau (Spirogyra sp.) memiliki kandungan zat aktif dalam
bentuk melatonin. Melatonin merupakan senyawa yang berperan sebagai
obat antikanker dan antioksidan (Parmentier, 1999).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Spirogyra adalah sebuah genus besar yang terdiri dari mayoritas alga yang
tumbuh di lingkungan air tawar. Spirogyra sering disebut sebagai eukariot yang
bukan bakteri, tumbuhan taupun hewan. Spirogyra memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, kandungan nutrisi spirogyra yang memiliki kadar protein
yang cukup tinggi sering digunakan untuk hewan ternak dan kandungan fitokimia
yakni melatonin yang dapat digunakan sebagai antioksidan dan antikanker
DAFTAR PUSTAKA
Alim, T. 2013. http://www.biologi-sel.com/2013/07/spirogyra.html
Amelia, C. D. (2012). Distribusi Spasial Komunitas Plankton sebagai
Bioindikator Kualitas Perairan di Situ Bagendit Kecamatan Banyuresmi,
Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3
(4)
Campbel, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Handayani, S. (2008). Hubungan Kuantitatif Antara Fitoplankton dengan
Zooplankton Di Perairan Waduk Krenceng Cilogen-Banten. Ilmu dan
Budaya, 28(1).
Parmentier J., Spirogyra, http://www.microscopyuk.
org.uk/mag/indexmag.html?http://www.microscopy
uk.org.uk/mag/artjan99/gyra.html [diakses 5 Mei 2915].
Rachmawati, A.N. 2012.Jenis Plankton di TelagaBeton.Tersedia online di
http://eprints.uny.ac.id/9374/5/LAMPIRAN%20-%2008308141019.pdf
[diakses 5 Mei 2915]
Sachlan, M. (1972). Planktonologi. Direktorat Jendral Perikanan. Jakarta:
Departemen Pertanian.
LAMPIRAN
Jawaban pertanyaan
1. Penanya : Tri Nenci S. Puri
Penjawab : Asri Budi Yulianti
Kenapa pada proses konjugasi hanya terbentuk satu individu baru?
Jawab :
Karena pada proses konjugasi tersebut spirogyra mengalami fase meiosis.
Pada fase meiosis ini spirogyra akan tumbuh menjadi 4 sel yang haploid,
dan diantara 4 sel haploid ini 1 diantaranya akan tumbuh menjadi individu
baru dan 3 sel haploid lainnya tidak menjadi individu baru (Campbel, dkk,
2003).
2. Penanya : Asisten Laboratorium
Penjawab : Rheza Andika
Mengapa Spirogyra termasuk ke dalam protista bukan plantae ?
Jawab :
Spirogyra termasuk ke dalam alga/protista karena sifat sifat yang
dimilikinya, yaitu:
1. Uniseluler
2. Dapat berkembang biak baik secara seksual dan aseksual, yaitu secara
seksual melalui konjugasi, dan secara aseksual yaitu fragmentasi
3. Mampu membentuk koloni
3. Penanya : Asisten Laboratorium
Penjawab : Doni Dermawan
Manfaat lain dari spirogyra dan kandungan nutrisi nya apa saja ?
Jawab :
Kandungan Nutrisi Spirogyra :
Protein 45%,
Karbohidrat 20%
Lemak 20%
Mineral dan vitamin 10%.
Serat 5%
Manfaat lainnya :
Kandungan klorofil yang tinggi menjadikan Spirogyra sebagai alat
detoksifikasi dapat membuang logam berat (merkuri, kadmium, timah,
dsb) dan pestisida dari dalam tubuh.
Kandungan klorofil yang tinggi dari Spirogyra dapat membantu
menghilangkan bau mulut dan bau badan kronis hanya dalam beberapa
hari.
Spirogyra dapat membantu mengatasi konstipasi/sembelit, memperbaiki
sistem imunitas pencernaan, menawarkan racun dari tubuh, mempercepat
penyembuhan, melindungi tubuh dari radiasi