spiritualitas Di Dalam Dan Diluar Kegiatan Bisnis Dan Manajemen

7
SPIRITUALITAS DI DALAM DAN DILUAR KEGIATAN BISNIS DAN MANAJEMEN Sejumlah orang yang telah menerapkan prinsip-prinsip spiritual kedalam manajemen merasa bahwa pilihan mereka merupakan sesuatu yang istimewa, dan bahwa mereka memiliki beberapa manfaat khusus dari spiritual manajemen sekaligus dapat menciptakan budaya khusus, etos kerja dan etika bisnis, yang telah menggugah minat para pekerja. Spiritual manajemen pada dasarnya berhubungan erat dengan aspek kemanusiaan dari para pekerja diluar hubungan formal organisasional. Dengan kata lain, meskipun hubungan formal harus dipertahankan, akan tetapi pada saat yang sama, faktor hubungan antara sesama manusia tidak boleh diabaikan. Mereka yang didera oleh padatnya pekerjaan pada suatu saat akan membutuhkan udara segar, dan spiritual manajemen adalah penawar dahaganya. Sebagaimana hampir pada semua teori dan praktik manajemen, baik klasik maupun kontemporer, maka spiritual manajemen pun menemukan momentumnya, dimana semakin banyak organisasi yang merasakan manfaatnya. Bahkan mulai dari organisasi berskala besar sampai ke rumah produksi berskala kecil telah memanfaatkan spiritual manajemen. Mereka yang memanfaatkan spiritual manajemen menjadi lebih peduli dengan kebutuhan sesama para pekerja termasuk yang berkenaan dengan masalah keluarga atau rumah tangga mereka. Pada sejumlah organisasi di Indonesia, sudah banyak pimpinan yang menanamkan tradisi, sebelum memulai bekerja memanjatkan doa syukur bersama terlebih dahulu memohon kasih sayang dan karunia Tuhan untuk keselamatan dan kesuksesan para pekerja, baik bagi individual pekerja maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Pada gilirannya mereka juga cenderung akan membawa prinsp-prinsip etika dan kode etik spiritual kedalam budaya kerja mereka. Misalnya mereka menjadi terbiasa mengutip teks-teks spiritual dalam setiap kesempatan rapat atau pertemuan dan mempertahankannya menjadi semacam skenario otoritatif. Mereka juga cenderung mengurangi berbagai hingar- bingar perayaan keberhasilan yang bersifat tepuk dada, dengan beralih pada sejumlah kegiatan sosial yang berorientasi pada pemberian pelayanan sosial dan informasi yang berharga dan dibutuhkan oleh masyarakat. Tentu saja masih banyak orang yang mempertanyakan manfaat dan efektivitas spiritual manajemen

description

Sejumlah orang yang telah menerapkan prinsip-prinsip spiritual kedalam manajemen merasa bahwa pilihan mereka merupakan sesuatu yang istimewa,

Transcript of spiritualitas Di Dalam Dan Diluar Kegiatan Bisnis Dan Manajemen

Page 1: spiritualitas Di Dalam Dan Diluar Kegiatan Bisnis Dan Manajemen

SPIRITUALITAS DI DALAM DAN DILUAR KEGIATAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Sejumlah orang yang telah menerapkan prinsip-prinsip spiritual kedalam manajemen merasa bahwa pilihan mereka merupakan sesuatu yang istimewa, dan bahwa mereka memiliki beberapa manfaat khusus dari spiritual manajemen sekaligus dapat menciptakan budaya khusus, etos kerja dan etika bisnis, yang telah menggugah minat para pekerja. Spiritual manajemen pada dasarnya berhubungan erat dengan aspek kemanusiaan dari para pekerja diluar hubungan formal organisasional. Dengan kata lain, meskipun hubungan formal harus dipertahankan, akan tetapi pada saat yang sama, faktor hubungan antara sesama manusia tidak boleh diabaikan. Mereka yang didera oleh padatnya pekerjaan pada suatu saat akan membutuhkan udara segar, dan spiritual manajemen adalah penawar dahaganya. Sebagaimana hampir pada semua teori dan praktik manajemen, baik klasik maupun kontemporer, maka spiritual manajemen pun menemukan momentumnya, dimana semakin banyak organisasi yang merasakan manfaatnya. Bahkan mulai dari organisasi berskala besar sampai ke rumah produksi berskala kecil telah memanfaatkan spiritual manajemen. Mereka yang memanfaatkan spiritual manajemen menjadi lebih peduli dengan kebutuhan sesama para pekerja termasuk yang berkenaan dengan masalah keluarga atau rumah tangga mereka.

Pada sejumlah organisasi di Indonesia, sudah banyak pimpinan yang menanamkan tradisi, sebelum memulai bekerja memanjatkan doa syukur bersama terlebih dahulu memohon kasih sayang dan karunia Tuhan untuk keselamatan dan kesuksesan para pekerja, baik bagi individual pekerja maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Pada gilirannya mereka juga cenderung akan membawa prinsp-prinsip etika dan kode etik spiritual kedalam budaya kerja mereka. Misalnya mereka menjadi terbiasa mengutip teks-teks spiritual dalam setiap kesempatan rapat atau pertemuan dan mempertahankannya menjadi semacam skenario otoritatif. Mereka juga cenderung mengurangi berbagai hingar-bingar perayaan keberhasilan yang bersifat tepuk dada, dengan beralih pada sejumlah kegiatan sosial yang berorientasi pada pemberian pelayanan sosial dan informasi yang berharga dan dibutuhkan oleh masyarakat. Tentu saja masih banyak orang yang mempertanyakan manfaat dan efektivitas spiritual manajemen dalam bisnis. Seiring dengan itu, semakin banyak pula organisasi bisnis yang telah melaporkan bahwa mereka mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih menguntungkan melalui spiritual manajemen. Diantara hal yang dirasakan adalah keakraban dan kehangatan hubungan atasan bawahan yang terasa dekat yang pada gilirannya dapat mencegah praktik pemogokan. Tidak mengherankan jika kualitas kerja meningkat dan tumbuh kepedulian para pekerja terhadap tujuan bersama organisasi. Meskipun sejumlah organisasi masih enggan menyatakan secara terbuka tentang manfaat spiritual manajemen, namun dari pernyataan-pernyaan mereka acapkali terkandung pengakuan akan manfaatnya. Aspek spiritual telah muncul sebagai pendatang baru di arena bisnis dan manajemen, yang telah menempatkan setiap orang sebagai manusia dan untuk selanjutnya sebagai tenaga kerja.

Saat ini, mulai muncul keyakinan, bahwa kesadaran spiritual diperlukan sebagai kekuatan untuk mengatasi efek sistem kapitalisme bisnis pada pemikiran bisnis dan manajemen yang merusak lingkungan maupun kehidupan manusia. Dengan kesadaran spiritualitas, maka sukses material (profit, uang, aset) maupun sukses sosial (reputasi, brand, citra) tanpa dibarengi kesuksesan spiritual dapat menimbulkan ketimpangan tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri tapi juga bagi masyarakat, lingkungan, maupun bangsa. Jika motif-motif spiritual ini berhasil ditanamkan ke dalam manajemen, maka manajemen bisnis yang semula bersifat kapitalis akan menunjukkan wajahnya yang lebih spiritual. Spiritualitas di organisasi tidak semata-mata berhubungan dengan keagamaan tetapi lebih diarahkan kepada

Page 2: spiritualitas Di Dalam Dan Diluar Kegiatan Bisnis Dan Manajemen

semangat manusia untuk mencari benang merah antara dirinya, organisasi tempat ia bekerja dan nilai-nilai kebenaran Tuhan.

Spiritualitas di tempat kerja memang tema yang akan selalu dapat di-multi tafsirkan, tetapi tetap menjadi suatu hal yang menarik untuk dibahas. Kita sangat percaya niat dan motif di balik setiap keputusan yang dibuat atas nama bisnis, kepemimpinan, dan karyawan bermanifestasi menjadi konsekuensi positif atau negatif berdasarkan kemurnian niat dan motivasi asli dengan mana keputusan tersebut dibuat. Singkatnya, niat buruk biasanya mengakibatkan konsekuensi negatif, sebaliknya niat yang baik menghasilkan konsekuensi positif atau keberhasilan. Semangat kerja karyawan memiliki pengaruh langsung pada produktivitas, karena itulah organisasi sangat banyak berinvestasi untuk membuat lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan. Ketika ketulusan dan motif yang sangat murni digabungkan dengan kepemimpinan bisnis yang sangat maju dan pengambilan keputusan serta keterampilan yang konsisten, hasilnya tentunya lebih besar kemungkinannya untuk menghasilkan dan menumbuhkan organisasi yang kuat dan bermotivasi tinggi.

Saat ini, banyak sekali studi yang mengungkapkan fakta yang membuktikan bahwa adanya hubungan yang kuat antara pikiran dan tubuh. Studi-studi menunjukkan berapa banyak orang yang memiliki penyakit, seperti penyakit jantung atau kanker, juga menderita depresi sebagai bagian dari hal yang memberatkan pasien. Penyakit fisik menciptakan depresi emosional, yang pada gilirannya menghasilkan stres yang memperburuk kondisi fisik yang mendasarinya. Banyak studi mengungkapkan bahwa sikap positif dapat meningkatkan kesehatan yang pada gilirannya dapat meningkatkan umur panjang. Organisasi harus ditumbuhkan sebagai tempat berkumpulnya sikap dan pikiran yang positif secara kolektif. Sebagai organisasi yang ingin sukses, organisasi harus secara sadar menghubungkan diri kepada yang Maha Tinggi mulai dari memikirkan visi, misi dan tujuan-tujuan bisnisnya. Organisasi yang berlatih psikologi positif dan berinvestasi dalam program motivasi karyawan memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk menuai imbalan dalam bentuk kinerja karyawan yang meningkat dan diwujudkan dalam bentuk kepuasan karyawan. Maka sudah selayaknya kita belajar dari organisasi-organisasi besar yang jatuh karena berseberangan dengan prinsip dan nilai-nilai kebenaran Tuhan.Pembentukan budaya perusahaan harus benar-benar disadari untuk selalu menumbuhkembangkan nilai-nilai kebenaran. Di dalam mengembangkan organisasi sangat perlu untuk dikembangkan sikap saling mengingatkan, dan menumbuhkan konsep spiritual leadership.

Terdapat sejumlah organisasi bisnis berskala besar di abad ke-18 dan ke-19 yang didirikan dengan prinsip-prinsip yang penuh kasih sayang dan spiritualitas. Misalnya Cadbury dan Rowntree yang didirikan di negara Inggris oleh Quaker sedari awal telah menerapkan prinsip welas asih yang dalam dunia bisnis dan manajemen saat ini justru masih dipertimbangkan sisi keilmuannya. Prinsip-prinsip mencintai yang muncul saat itu juga muncul dalam kalimat yang sama pada saat sekarang ini, dengan mengutamakan prinsip-prinsip kepedulian sebagaimana pernah dijalankan oleh pebisnis Quaker. Bisnis industri perkereta apian juga pernah mengadopsi prinsip kepedulian sosial dari Quaker ini. Beberapa bagian dari sejarah bisnis Quaker telah memberikan contoh yang baik dalam mengelola bisnis dan manajemen yang berhasil, yaitu memimpin, mengelola dan membuat keputusan dengan landasan cinta, kasih sayang, dan kepedulian akan kelestarian alam. Sejalan dengan hal itu, kita juga dapat melihat contoh-contoh lama dari gerakan koperasi, organisasi para pekerja, kredit mutual union, dan bisnis sejenis lainnya justru semakin sukses di zaman moderen ini. Banyak dari organisasi tersebut secara terbuka menganjurkan dan mendukung cita-cita tentang kepedulian dan prinsip berbagi yang menempatkan aspek etika terdepan ketimbang aspek keuntungan, dan ternyata filosofi kepedulian dapat diterjemahkan kedalam strategi meraih keunggulan kompetitif, dan kinerja komersial lainnya dengan lebih baik. Dengan demikian, akan tiba saatnya bagaimana ide-ide demikian banyak diadaptasikan untuk zaman

Page 3: spiritualitas Di Dalam Dan Diluar Kegiatan Bisnis Dan Manajemen

modern ini. Cinta, kasih sayang, spiritualitas dan etika dalam banyak praktik bisnis dan manajemen tidak tergantung pada keanggotaan kelompok, golongan atau sekte yang ada pada masyarakat.

Peranan spiritualitas dalam organisasi.Nilai-nilai yang terkait dengan kesadaran akan adanya kekuatan

yang lebih tinggi (bersifat transedental) seperti kebermaknaan, kebersyukuran, optimisme, dll, dan juga nilai-nilai yang terkait dengan hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar (connectedness) seperti kasih sayang, penghargaan, perhatian dan kepedulian, damai, dll. Nilai-nilai ini dapat menjadi indikator sejauh mana tingkat spiritualitas individu atau organisasi tersebut.

Seperangkat nilai-nilai spiritualitas diatas tentunya baru akan memberikan dampak dan peranan bagi kinerja individu atau organisasi ketika nilai-nilai tersebut terwujud dalam perilaku dan sistem organisasi. Penerapan spiritualitas dalam organisasi bisnis dapat dilihat dari berbagai level organisasi mulai dari level individual, level kelompok, level kepemimpinan, dan level organisasi.Level Individual

Pada level individual, penerapan spiritualitas terdiri dari tiga komponen utama. Yang pertama adalah kesadaran akan kehidupan sejati (inner life) hal ini terkait dengan rasa pengharapan, kesadaran akan nilai-nilai personal dan perhatian pada spiritualitas. Yang kedua, individu membentuk makna dalam bekerja (meaning at work), hal ini ditunjukkan dengan memiliki pendirian dan rasa tentang apa yang penting dalam hidup, membangkitkan semangat, dan kebahagiaan dalam bekerja. Komponen yang ketiga adalah kondisi komunitas (condition of community) yang ditunjukkan dalam dimensi persahabatan dalam pengembangan spiritualitas dalam komunitas.Level Kelompok

Penerapan spiritualitas dalam organisasi bisnis pada level kelompok terdiri dari dua komponen utama. Yang pertama adalah unit kerja sebagai sebuah komunitas, yang ditunjukkan melalui perilaku sejauh mana unit kerja saling mendukung dan memperhatikan. Yang kedua adalah nilai-nilai positif unit kerja, yang ditunjukkan melalui sejauh mana setiap individu memihak pada nilai-nilai, tujuan, dan misi unit kerja.

Penerapan lingkungan spiritual dalam tempat kerja akan dapat meningkatkan kinerja organisasi. Dengan lingkungan kerja yang spiritual, setiap individu akan memiliki kesadaran yang lebih dalam dan mendorong terbangunnya intuisi dalam pemecahan masalah. Ketika karyawan dapat menggunakan intuisi mereka pada organisasi, mereka dapa membangun tujuan yang lebih tinggi dan visi organisasi serta meningkatkan inovasi mereka. Unit kerja yang lebih inovatif akan meningkatkan rasa pelayanan yang lebih tinggi, dan pertumbuhan pengembangan personal yang lebih besar. Nilai-nilai berbasis spiritual ini akan meningkatkan kerja sama tim dan komitmen karyawan dalam unit kerja. Level Kepemipinan

Gerakan penerapan spiritualitas dalam organisasi bisnis juga menunjukkan perkembangan pada level kepemimpinan. Sebuah

Page 4: spiritualitas Di Dalam Dan Diluar Kegiatan Bisnis Dan Manajemen

penelitian tentang spiritualitas di tempat kerja yang dilakukan oleh Sloan Management Review mengindikasikan bahwa para pemimpin bisnis melihat bahwa spiritualitas adalah hal yang sangat penting dalam praktek bisnis masa depan. Kebanyakan mereka percaya bahwa organisasi harus mempunyai energi spiritual yang besar pada setiap orang agar dapat menghasilkan produk dan jasa kelas dunia. (Mitroff, 1999). Di kalangan para pimpinan bisnis, konsep kepemimpinan sebagai pelayan (servant leadership) adalah hal yang sangat diprioritaskan.

Level OrganisasiOrganisasi bisnis adalah sebuah entitas atau sistem yang juga

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang turbulen dan juga mencari cara untuk mempertahankan kondisi kerja yang lebih seimbang, sehat, dan lebih memelihara. Organisasi bisnis yang tidak menerapkan nilai-nilai spiritual akan kehilangan jiwanya, seperti yang disampaikan oleh Caioppe (2000) berikut ini,

“[Sebagai sebuah dampak dari psikososial lingkungan kerja kontemporer] banyak produk memiliki mutu yang rendah dari isi maupun kualitasnya karena produk-produk ini dibuat oleh orang yang kehilangan kegembiraan dalam membuatnya. Pelayanan kadang dilakukan dalam cara yang biasa-biasa dengan hanya uang yang menjadi fokus transaksinya. Organisasi menghargai kualitas, pelayanan pelanggan, dan pengalaman yang berkesan, namun para karyawan seringkali melihat bahwa prioritas sebenarnya dari manajer hanyalah profit dan penghematan.”

Penilaian :

1. Spiritualitas dalam manajemen menawarkan wawasan yang lebih dalam dan pemahaman yang nilai-nlai yang lebih universal sementara agama sebagian besar bertumpu pada upacara formal dan scriptures. Jadi lebih dikatakan bahwa membandingkan tradisi yang spiritualitas lebih luas daripada Spiritualitas religion.

2. Revel or survive ?, pertanyaan ini terkait dengan kelangsungan hidup Jika kita menganggap serius dan dengan tanggung jawab masalah kelangsungan hidup, bukan sebagai masalah kelangsungan hidup 'kita' dengan mengorbankan 'mereka,' generasi yang akan datang' atas biaya generasi masa depan, tetapi sebagai masalah mengenai kelangsungan hidup spesies, maka kita harus kolektif memulai pekerjaan menciptakan budaya baru. memutuskan untuk membentuk budaya baru, dan dengan mempertimbangkan kelangkaan sumber daya, kita harus mengatur kehidupan kontemporer sedemikian rupa bahwa apa pun yang dilakukan tidak harus mengancam masa depan setiap generasi dalam waktu mendatang. Keberhasilan suatu usaha tersebut akan tergantung pada sendi tindakan oleh semua untuk kebaikan semua.

3. Dengan memiliki spiritualitas dalam manajemen maka akan muncul nilai-nilai yaang mendorong setiap anggota organisasi untuk bertindak lebih baik.

4. Manajer harus memberikan peluang untuk pertumbuhan rohani dan refleksi diri dari setiap anggota organisasi, hal ini untuk terus meningkatkan nilai-nilai ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Spiritualitas menjadi salah satu faktor penting dalam organisasi untuk mengejar integritas.