Spesifikasi Perk.beton Semen

42
SPESIFIKASI SPESIFIKASI PERKERASAN BETON SEMEN

description

Pekerjaan Rigid Beton, Pekerasan Kaku

Transcript of Spesifikasi Perk.beton Semen

  • SPESIFIKASI PERKERASAN BETON SEMEN

  • SEKSI 5.5PERKERASAN BETON5.5.1 1) UraianPekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkerasan beton semen portland, sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

  • 5.5.2 BAHANAgregat : Sesuai persyaratan Seksi 7.1 Spesifikasi Umum, kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah. Baja Tulangan : Sesuai persyaratan Seksi 7.3 Spesifikasi Umum dan detailnya tercantum dalam Gambar.Bahan Joint Filler : Filler tuang harus sesuai persyaratan AASHTO M173-84; Filler padat harus sesuai persyaratan AASHTO M33-81, M153-84 dan M213-81 atau M220-84.Membran kedap air : Harus berupa lembaran polyethene dengan tebal 125 mikron. Apabila disambung harus tumpang tindih minimum 300 mm.Curing Material : Liquid Membrane-Forming sesuai AASHTO M148-88. Compounds for Curing Concrete Type 2 White Pigmented.Beton : Sesuai Seksi 7.1 Spesifikasi Umum.

  • 6) BetonJumlah semen dalam setiap m3 beton padat tidak boleh kurang dari jumlah dalam percobaan yang disetujui.Perbandingan air/semen tidak boleh lebih dari 0,50.Plasticiser (aditiv pengurangan air) tidak boleh digunakan, kecuali ada ijin tertulis Direksi Pekerjaan.Aditiv untuk mempercepat pengerasan dan yang mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.Kekuatan lentur (flexural strength) beton minimum 45 kg/cm2 pada umur 28 hari, diuji dengan AASHTO T97. Kekuatan lentur pada umur 7 hari disyaratkan sementara minimum 80 % dari kuat lentur minimum (Direksi Pekerjaan dapat mengubah ketentuan ini setiap saat selama operasi pengecoran).

  • 5.5.3 PERALATANPeralatan harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1 Spesifikasi ini.Mesin penghampar (spreading machine) harus dirancang dapat mengurangi segregasi.Mesin pembentuk (finishing machine) harus dlengkapi dengan transverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik (oscilating type), atau alat lain yang serupa untuk memadatkan (striking off) campuran beton.Vibrator bisa berupa jenis surface pan atau jenis internal dengan tabung celup (immerse tube) atau multiple spud.Frekwensi vibrator surface pan minimum 3500 impuls per menit (58 Hz); vibrator internal minimum 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator tabung, dan 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk vibrator spud.Gergaji Beton harus selalu tersedia di tempat kerja setiap saat selama operasi penggergajian.

  • 5) AcuanAcuan samping harus lurus, terbuat dari logam dengan ketebalan minimum 5 mm, dan masing-masing ruas panjang 3 meter.Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman yang sama dengan ketebalan perkerasan tanpa adanya sambungan horisontal, dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya.Acuan yang fleksibel atau lengkung dengan jari-jari yang sesuai harus digunakan untuk tikungan dengan jari-jari 30,0 m atau kurang.Acuan yang sudah terpasang harus dapat menahan, tanpa adanya penurunan atau lentingan, segala benturan dan getaran dari spreading dan finishing machines.Batang flens (flange braces) harus dilebihkan ke luar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan.Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm.Acuan harus dilengkapi pengunci ujung-ujung bagian yang disambung.

  • 5.5.4 SAMBUNGAN (JOINTS)Semua sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi yang ditentukan dalam Gambar.

    Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan kotoran atau material asing yang tidak dikehendaki sebelum diisi dengan joint sealant.

    Ada tiga jenis sambungan :SAMBUNGAN MEMANJANG (Longitudinal Joint)SAMBUNGAN EKSPANSI MELINTANG (Transverse Expansion Joint)SAMBUNGAN KONTRAKSI MELINTANG (Transverse Contraction Joint)

  • 1). SAMBUNGAN MEMANJANGTie bars dari baja ulir dengan panjang, diameter dan jarak sesuai Gambar harus diletakkan tegak lurus sambungan memanjang dengan alat mekanik atau dengan kursi (chair).Tie bars tidak boleh dicat atau dilapisi bitumen atau material lainnya, atau tabung atau lengan batang kecuali untuk pelebaran di kemudian hari.Apabila lajur yang berdekatan dilaksanakan terpisah, maka digunakan acuan baja berbentuk takikan (keyway) sepanjang sambungan.Tie bars dapat dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan dan dapat diluruskan kembali sebelum lajur yang berdekatan dihampar. Sebagai pengganti batang-batang yang dibengkokkan dapat digunakan 2 batang tie bars yang disambung (two-piece connectors).Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari takikan / alur ke bawah yang memanjang pada permukaan jalan. Alur ini diisi dengan kepingan (filler material) yang premolded atau dicor dengan joint sealant.Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint), ujungnya harus berhubungan dengan sambungan melintang, bila ada.

  • Sambungan tipe gergaji (longitudinal sawn joint) dibuat dengan gergaji beton dengan kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar.Penggergajian dilakukan sebelum berakhirnya masa perawatan beton, dan sambungan harus segera diisi joint sealant sebelum diinjak roda kendaraan. Sambungan tipe sisip permanen (longitudinal permanent insert type joint) dibentuk dengan menyisipkan kepingan material lentur, yang tidak bereaksi secara kimia dengan beton, setebal dan sedalam sesuai Gambar.Sambungan tipe bidang diperlemah (weaken plane type joint) tidak perlu digergaji. Kepingan setebal tidak kurang dari 0,5 mm disisipkan dengan alat mekanik. Ujung atas kepingan permukaan akhir perkerasan sesuai Gambar. Kepingan tidak boleh rusak selama pemasangan atau finishing beton. Alat pemasang mekanik harus menggetarkan beton selama penyisipan kepingan.

  • 2). SAMBUNGAN EKSPANSI MELINTANGFiller (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan subgrade dan takikan sepanjang acuan.Filler sambungan pracetak (preformed joint filler) harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar lajur.Filler sambungan harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu yang disetujui harus digunakan selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh bergeser > 5 mm pada alinyemen horizontalnya.

  • 3). SAMBUNGAN KONTRAKSI MELINTANGDibuat dengan memperlemah penampang sambungan dengan penggergajian atau alur.Berfungsi sebagai penyaluran beban (load transfer devices).Sambungan kontraksi kepingan melintang (transverse strip contracting joint), dibuat dengan memasang kepingan sesuai Gambar.Sambungan takikan / alur (formed grooves), dibuat dengan menekankan alat ke dalam beton yang masih plastis. Alat tsb. dilepas pada waktu beton mulai proses pengerasan awal, tanpa merusak beton di sekitarnya.Sambungan kontraksi gergajian (sawn contraction joint), dibuat dengan lebar, kedalaman dan jarak penggergajian sesuai Gambar.

  • Penggergajian harus dilakukan segera setelah beton mengeras tetapi tidak boleh lebih dari 18 jam setelah finishing, agar tidak terjadi retak. Apabila retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian, maka sambungan harus dibuat dengan takikan / alur.Sambungan kontraksi acuan melintang (transverse formed contraction joint), seperti sambungan kontraksi acuan memanjang. Sambungan konstruksi melintang (transverse construction joint): Harus dibuat apabila pekerjaan beton terhenti lebih dari 30 menit, dan tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 3 m dari sambungan ekspansi, sambungan kontraksi atau bidang yang diperlemah lainnya. Apabila pada waktu penghentian campuran beton tdk cukup utk membuat perkerasan sepanjang minimum 3 m, maka kelebihan beton pada samb sebelumnya harus dipotong dan dibuang.

  • 4). ALAT PENYALURAN BEBAN (Load Transfer Devices)Dowel harus dipasang sejajar dengan permukaan dan sumbu perkerasan.Ujung dowel harus dipotong sedemikian rupa sehingga permukaannya rata.Pelapisan dengan material bitumen atau pelumas lainnya harus sesuai Gambar.Pada sambungan ekspansi, harus dipasang penutup/selubung ujung dowel, sesuai Gambar, yang pas dengan ukuran dowel, dan ujungnya yang tertutup harus tahan air.Batang dowel dalam sambungan kontraksi dapat diletakkan dengan alat mekanik yang disetujui Direksi Pekerjaan.

  • 5). PENUTUP SAMBUNGAN (Joint Sealant)Sambungan harus ditutup sesudah selesai curing dan sebelum dilalui kendaraan, termasuk kendaraan proyek.Permukaan sambungan harus bersih pada waktu diisi material penutup.Material penutup harus sesuai dengan yang tertera pada Gambar atau instruksi Direksi Pekerjaan.Material penutup harus diaduk selama pemanasan agar pemanasan merata dan mencegah pemanasan berlebihan.Kelebihan material penutup harus dibersihkan.Penggunaan pasir atau material lainnya sebagai pelindung material penutup tidak diperbolehkan.

  • 5.5.5. PELAKSANAAN1) Umum

    Sebelum pekerjaan perkerasan beton semen dimulai, semua pekerjaan subbase, ducting dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.

    Kecuali bagian-bagian perkerasan beton yang relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan atau dimana tempat kerja terbatas, maka semua beton harus dihamparkan merata, dipadatkan dan diselesaikan dengan mesin.

  • 2) Pemasangan Acuan

    Acuan harus dipasang secukupnya di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan.

    Acuan harus kokoh dan tidak goyah, dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap 3 meter bagian panjang acuan.

    Perbedaan permukaan acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm.

    Acuan tidak boleh terjadi lentingan atau penurunan akibat benturan dan getaran peralatan pemadat dan finishing. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan.

    Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan sebelum beton dihamparkan.

  • 3) Penghamparan Beton

    Beton harus diturunkan ke alat penghampar dan dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk mencegah segregasi.

    Penghamparan harus dilakukan secara terus menerus di antara sambungan melintang tanpa sekat sementara.

    Apabila lajur yang dikerjakan bersambungan dengan lajur perkerasan yang selesai lebih dahulu, dan peralatan mekanik harus bekerja di atas lajur tersebut, kekuatan beton pada lajur tersebut harus sudah mencapai >= 90% dari kekuatan yang ditentukan untuk beton 28 hari.

    Pemadatan beton dengan vibrator dilakukan secara merata pada tepi dan sepanjang acuan, dan vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan, serta tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.

  • 4) Penempatan Baja Tulangan

    Setelah beton dituangkan lalu dihampar dan ditempa sampai panjang dan kedalaman tertentu, anyaman kawat baja dapat diletakkan di atas beton dengan tepat. Lapisan bawah beton yang sudah dituangkan lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapisan di atasnya harus dibongkar dan diganti dengan beton baru atas biaya Kontraktor.

    Apabila perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapisan, baja tulangan harus diletakkan sebelum beton dihamparkan, atau ditempatkan dalam beton yang masih lembek setelah dihampar dengan menggunakan alat mekanis.

    Sambungan antara anyaman kawat baja harus saling tindih (overlap) tidak kurang dari 45 mm. Baja tulangan harus bersih dari kotoran, minyak, cat, lemak dan karat.

  • 5) Finishing dengan Mesin

    Begitu selesai dituangkan, beton harus segera disebarkan, ditempa, dipadatkan dan diratakan dengan mesin finishing.

    Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan tidak boleh menggetarkan atau menggoyahkan acuan sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan finishing.

    Pada lintasan pertama mesin finishing, beton di depan screed harus dibuat rata pada keseluruhan lajur yang dikerjakan.

  • 6) Finishing dengan Tangan

    Dilakukan hanya apabila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau tempat kerja sangat terbatas, beton dihamparkan dan diratakan dengan tangan tanpa segregasi atau pemadatan awal.

    Beton harus dipadatkan dengan balok vibrator yang harus ditekan sampai level tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan, permukaannya lebih tinggi dari pada acuan samping.

    Balok pemadat dari baja atau kayu keras beralas baja, ukuran tidak kurang dari lebar 75 mm, tinggi 225 mm dan daya penggeraknya tidak kurang dari 250 Watt per meter lebar perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar balok.

  • Apabila ketebalan beton melebihi 200 mm, untuk menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan.

    Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balok vibrasi harus dikembalikan sejarak 1,5 m untuk mengulang lagi dengan perlahan-lahan pada permukaan yang sudah dipadatkan untuk memperhalus permukaan. Permukaan beton harus diratakan dengan paling sedikit 2 kali lintasan mistar lurus pengupas dengan panjang pisau tidak kurang dari 1,8 meter. Bilamana permukaan beton koyak karena mistar lurus (straight edge), karena permukaan tidak rata, maka balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti lagi dengan mistar lurus pengupas.

  • Apabila penghamparan beton harus dilakukan dengan dua lapisan, lapisan pertama harus dihamparkan, ditempa dan dipadatkan sampai ketinggian tertentu sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Setelah itu lapisan atas beton dituangkan dan di-finishing.

  • 7) Pelepaan (Floating)

    Setelah beton ditempa dan dipadatkan, dilakukan pelepaan dengan cara manual atau dengan mesin.

    Metode Manual dilakukan dengan pelepa memanjang ukuran tidak kurang dari panjang 350 mm dan lebar 150 mm dilengkapi dengan pengaku agar tidak melengkung , yang dioperasikan dari atas jembatan antara kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, dan digerakkan seperti menggergaji, selalu sejajar sumbu jalan dan bergerak dari satu sisi ke sisi perkerasan yang lain.

    Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus berangsur-angsur dengan pergeseran tidak lebih dari setengah panjang pelepa.

    Kelebihan air atau cairan harus dibuang.

  • Metode dengan Mesin dilakukan dengan pelepa mekanik yang harus disesuaikan dengan bentuk permukaan jalan yang dikehendaki dan dengan mesin finishing melintang.

    Apabila perlu, setelah pelepaan (floating) dengan salah satu metode di atas, untuk menutup dan menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton dapat dipergunakan pelepa dengan batang pegangan / tangkai yang panjang, dengan papan panjang tidak kurang dari 1,5 meter dan lebar 150 mm. Pelepa ini tidak boleh digunakan pada seluruh permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap salah satu metode pelepaan.

    Setelah pelepaan, air dan sisa beton yang ada di permukaan jalan harus dibuang dengan mistar datar sepanjang 3,0 meter atau lebih. Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran setengah panjang mistar.

  • 8) Memperbaiki Permukaan

    Dilakukan finishing lagi setelah pelepaan selesai untuk memperbaiki ketidakrataan permukaan.

    Sambungan harus diperiksa kerataannya.

    Pemeriksaan dengan mistar datar tidak boleh melebihi toleransi.

    9) Pembentukan Tepi

    Dilakukan segera setelah beton ditempa dan dipadatkan, tepi beton sepanjang acuan dan sambungan dibentuk dengan menggunakan edging tool. Jari-jari lengkungan 12 mm.

  • 10) Penyelesaian Permukaan

    Permukaan beton dikasarkan dengan disikat melintang.

    Sikat kawat lebar tidak kurang dari 450 mm. Panjang sikat kawat (baru) 100 mm, masing-masing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat terdiri dari 2 baris untaian kawat yang diatur selang-seling. Pusat untaian berjarak maks. 10 mm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya tinggal 90 mm.

    Kedalaman tekstur rata-rata min. 0,75 mm.

    11) Menguji Permukaan

    Penyimpangan kerataan > 3mm tetapi 12,5 mm harus dibongkar dan diganti, dan bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m atau kurang dari lebar lajur yang kena bongkar.

  • 12) Perawatan Beton (Curing)

    Setelah finishing dengan sikat, permukaan beton dilapis / disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak 0,22 0,27 l/m2 (cara mekanis) atau 0,27 0,36 l/m2 (cara manual).

    Cara lain, ialah dengan menutup seluruh permukaan yang terbuka dengan goni atau kain yang dibasahi sekurang-kurangnya selama 7 hari.

    13) Pembongkaran Acuan

    Pembongkaran dilakukan minimum setelah 24 jam. Setelah acuan dibongkar, bagian sisi plat beton dirawat (curing).

    Bagian yang keropos besar harus dibongkar dan diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m panjangnya. Bagian yang tersisa dari pembongkaran yang berdekatan dengan sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m harus ikut dibongkar dan diganti.

  • 5.5.6 PERCOBAAN PENGHAMPARANLapisan percobaan sepanjang 30 m di luar daerah kerja permanen harus disediakan oleh Kontraktor.

    Setelah percobaan pertama disetujui Direksi Pekerjaan, percobaan kedua dilakukan di daerah kerja permanen sepanjang min. 150 m tetapi maks. 300 m, yang harus meliputi seluruh aspek pekerjaan dan semua tipe sambungan yang ada.

    Paling lambat satu bulan sebelum percobaan pertama, Kontraktor harus mengajukan uraian terinci mengenai plant, peralatan dan metode kerja untuk disetujui Direksi Pekerjaan.

    Panjang percobaan lanjutan yang tidak disetujui Direksi Pekerjaan harus dibongkar.

  • 5.5.7 DAN 5.5.8PERLINDUNGAN THD PERKERASAN BARUDAN PEMBUKAAN THD LALU LINTASKontraktor harus menjaga dan melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas umum dan lalu lintas pekerjaan konstruksi.

    Direksi Pekerjaan harus menentukan kapan perkerasan baru dapat dibuka untuk lalu lintas.

    Jalan baru boleh dibuka untuk lalu lintas setelah dilakukan pengujian menurut AASHTO T 23-90 (Third Point Method) mencapai kekuatan lentur minimum 90% kekuatan minimum 28 hari.

    Apabila tidak ada pengujian, perkerasan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari setelah beton dihampar.

  • 5.5.9 TOLERANSI KETEBALAN PERKERASANKetebalan perkerasan ditentukan dengan metode average calipers measurement of cores, diuji menurut AASHTO T148-88.Untuk menentukan penyesuaian harga satuan, bagian yang dianggap satu kesatuan yang terpisah adalah sepanjang 300 m pada setiap lajur diukur dari ujung perkerasan dimulai dari station kecil. Bagian yang terakhir dalam setiap lajur adalah sepanjang 300 m sepanjang sisinya yang kurang dari 300 m. Dari setiap bagian ini harus diambil contoh core drill secara random.Kekurangan tebal 5 mm tapi = 90 m dan dipakai untuk menentukan tebal rata-rata bagian tersebut. Penyesuaian harga satuan dilakukan sebagaimana Pasal 5.5.10 (2). Apabila rata-rata kekurangan tebal tidak lebih dari 5 mm dari yang ditentukan, harus dibayar penuh.

  • Persimpangan, jalan masuk, penyeberangan, jalur ramp, dsb. digolongkan sebagai satu bagian, dan ketebalan setiap unit harus diukur tersendiri. Daerah yang tidak beraturan dari suatu bagian dapat dianggap termasuk dalam bagian lain. Direksi Pekerjaan dapat memilih satu core drill untuk setiap 1000 m2 jalan atau bagian dari itu dalam setiap bagian.Dalam menentukan tebal rata-rata perkerasan, tebal perkerasan yang melebihi tebal yang disyaratkan lebih dari 5 mm digolongkan sebagai tebal yang ditentukan plus 5 mm, sedangkan yang kurang dari tebal yang ditentukan lebih dari 25 mm harus tidak dipakai dalam menentukan tebal rata-rata.Apabila kekurangan tebal lebih dari 25 mm dari yang ditentukan, tebal sesungguhnya pada darah ini ditentukan dengan mengambil lagi beberapa core drill dengan interval tidak kurang dari 3 m sejajar sumbu jalan setiap arah sampai ditemukan core drill yang menyimpang tidak lebih dari 25 mm.Daerah yang kekurangan tebalnya lebih dari 25 mm harus dievaluasi. Apabila ditentukan oleh Direksi Pekerjaan harus dibongkar, maka harus dibongkar dan diganti sesuai Gambar.

  • 5.5.10 PENGUKURAN DAN PEMBAYARANJumlah yang harus dibayar adalah jumlah meter persegi perkerasan beton yang sudah selesai dan disetujui. Lebar yang yang diukur adalah lebar perkerasan yang tertera dalam Gambar sebagai lebar rencana, daerah-daerah tambahan seperti jalur ramp, atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

    Sambungan dan baja tulangan tiadak diukur tersendiri.

    Perkerasan hasil percobaan penghamparan di luar daerah pekerjaan permanen tidak diukur untuk pembayaran.

  • 12. DASAR PEMBAYARANHarga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan material termasuk beton, baja tulangan, acuan, dowel, tie bar dan material sambungan, penghamparan percobaan, mengambil core drill, dan seluruh material, tenaga kerja, peralatan dan kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi menurut Gambar.Untuk perkerasan yang ketebalannya kurang, dengan kekurangan tebal lebih dari 5 mm tetapi tidak lebih dari 25 mm, harus dibayar menurut Harga Satuan yang disesuaikan.

    Nomor Nama Mata Pembayaran Satuan5.5. (1)Perkerasan beton t = cm. m25.5. (2)Perkerasan beton dengan m2 Anyaman Tulangan t = cm.

  • Penyesuaian Harga

    Apabila ketebalan rata-rata kurang dengan kekurangan tebal > 5 mm tetapi 25 mm dan Direksi Pekerjaan menentukan daerah ybs. tidak perlu dibongkar dan diganti, maka daerah tersebut tidak dibayar.

  • Apabila kekuatan beton tidak sesuai dengan ketentuan, tetapi ketentuan lain sudah sesuai, Direksi Pekerjaan mungkin menyetujui perkerasan itu apabila nilai rata-rata dari 4 hasil uji yang berurutan tidak kurang dari 80 % kekuatan minimum yang ditentukan. Penyesuaian harga adalah sbb.:

    Untuk setiap 1 % atau kurang dari kekurangan kekuatan beton (concrete strength deficiency) yang dihitung dengan rumus :

    100 % - Kekuatan sebenarnya / 45 x 100 %

    maka perkerasan beton yang demikian harus dibayar dengan pengurangan sebesar 2 % dari Harga Satuan Kontrak.

  • WET LEAN CONCRETE

    1. UraianPekerjaan Ini meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan lapis perata dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete, termasuk penyiapan tanah dasar, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidental lainnya yang berkaitan.

  • 2. Lapisan Alas Apabila wet lean concrete ditentukan untuk lapis perata, lapisan alas harus bersih dari lumpur, kotoran, batu lepas, dan harus diperiksa kepadatan, dan kerataan permukaannya oleh Direksi Pekerjaan.3. Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding) Apabila wet lean concrete ditentukan untuk pelebaran jalan, harus diletakkan di atas alas yang terdiri dari pasir alam setebal 4 cm.4. Material Agregat, semen dan air harus mmenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi 7.1 Spesifikasi ini.5. Perbandingan Campuran Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton yang disyaratkan, dan untuk menjaga konsistensi campuran. Perbandingan itu tidak boleh kurang dari 1:2:4.

  • 6. Cetakan (Acuan) WLC untuk lapis perata harus dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut-off screeding dengan landai dan elevasi tertentu.7. Sambungan Sambungan memanjang harus berjarak minimum 20 cm dari sambungan memanjang perkerasan beton yang dihampar di atasnya. Sambungan melintang konstruksi harus dibuat pada akhir setiap pekerjaan kostruksi pada hari itu, dan harus membuat permukaan vertikal yang benar.8. Pencampuran, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan Berlaku ketentuan Seksi 7.1 Spesifikasi ini.9. Finishing Permukaan harus diuji dengan paling sedikit 2 kali geseran mal datar sepanjang 1,8 meter.

  • 10. Perawatan WLC harus segera dirawat setelah finishing selesai, selama minimum 7 hari, dengan salah satu cara berikut :Dilapis penutup plastik kedap air, dengan sambungan yang saling tumpang tindih minimum 300 mm.Seluruh permukaan disemprot merata dengan white pigmented curing compound.Seluruh permukaan disemprot air secara kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama perawatan.11. Pengujian Kekuatan Dilakukan uji kekuatan tekan beton dengan contoh silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dari material yang diambil di lapangan. Satu contoh mewakili 50 meter WLC yang dihamparkan, dan minimum 3 contoh harus dibuat setiap hari.12. Kuat pecah beton (crushing strength) Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok contoh yang diambil pada setiap pelaksanaan konstruksi tidak boleh kurang dari 30 kg/cm2.

  • 13. Penolakan Pekerjaan Konstruksi Daerah-daerah yang keropos, segregasi, cacat atau rusak serta yang tidak memenuhi ketentuan kerataan harus dibongkar sampai seluruh tebal lapisan dan diganti dengan yang baru yang sesuai persyaratan.14. Kerataan permukaan Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3 cm dari elevasi rencana. Penyimpangan ini juga tidak boleh lebih dari 1 cm diukur dengan mal datar sepanjang 3 meter yang ditempatkan sejajar dan tegak lurus sumbu jalan.15. Pemeliharaan Peralatan ataupun kendaraan konstruksi tidak boleh memasuki permukaan yang sudah selesai selama 7 hari pertama masa perawatan. Setelah masa perawatan baru peralatan dan kendaraan konstruksi boleh memasuki daerah WLC. WLC harus selalu dijaga dalam kondisi baik sebelum lapisan di atasnya dihampar.

  • 16. Metode Pengukuran Jumlah WLC untuk lapis perat dibayar berdasarkan jumlah meter persegi yang telah diselesaikan sesuai Gambar dan disetujui Direksi Pekerjaan. Jumlah WLC selain untuk lapis perata dibayar berdasarkan jumlah meter kubik pada tempat pemakaiannya. Alas pasir harus dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas pasir yang telah diselesaikan dan disetujui.

    17. Dasar Pembayaran Pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan termasuk pembuatan lapisan alas pasir, pencampuran, persiapan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, finishing, perawatan, pemeliharaan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan.

    Nomor Mata PembayaranSatuan9.08.(1)Wet Lean Concrete 10 cm m29.08.(2)Sand Bedding 4 cm m2

  • TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA JM