Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

18

Click here to load reader

description

yes

Transcript of Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Page 1: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 1 -

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan

digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahatn dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. SPESIFIKASI UMUM

1. KETENTUAN UMUM

1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.

1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.

1.3 Dalam hal Dreksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan , maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.

1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri.

1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.

1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.

Page 2: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 2 -

1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.

2. HUKUM DAN PERATURAN Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor mengikuti prosedur yang harus ditempuh. Dengan tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor harus mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut: 2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan

Ekonomi Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan dan Pengawasan Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang: Peningkatan Peran Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.

2.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program JAMSOSTEK sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660 tanggal 10 Agustus 1998.

3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:

3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan prosentase rencana yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.

3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.

3.2. LAPORAN HARIAN Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut:

Page 3: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 3 -

Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAAN Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

4. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN KONTRAKTOR Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri. Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

5. ALAT-ALAT PRODUKSI Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

6. MATERIAL PENGGANTI Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.

Page 4: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 4 -

B. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1 SKOPE PEKERJAAN

Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :

A. Pekerjaan Pendahuluan B. Pekerjaan Renovasi Atap.

I. Pekerjaan Persiapan Dan Pembongkaran II. Pekerjaan Atap Dan Plafond III. Pekerjaan Sun Wearing/Kanopi Lantai 1 IV. Pekerjaan Sun Wearing/Kanopi Lantai 2 V. Pekerjaan Beton Bertulang VI. Pekerjaan Pengecatan VII. Pekerjaan Elektrikal

C. Penutup.

Pasal 2 PEKERJAAN PENDAHULUAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban :

1. PEMBERSIHAN LAHAN Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar kayu.

2. PAGAR SEMENTARA

Apabila diperlukan untuk pengamanan Kontraktor harus membuat pagar sementara pada daerah kerja dan semua tanah yang ditempati untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak atas biaya dari kontrak sendiri.. Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum, jalan kereta api, harus merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh Pemerintah Setempat.

3. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN 3.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor

harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC.

3.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperlua pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

3.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

3.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.

Page 5: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 5 -

4. BARAK UNTUK PEKERJAAN, RUANG DIREKSI, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN

1. Barak untuk kerja, ruang direksi, gudang dan ruang rapat dilapangan dibuat ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan, dan lengkap dengan peralatannya letak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan.

3. Ruang Rapat Lapangan.

Pembuatan Ruang rapat lapangan dibuat di lokasi proyek untuk melaksanakan rapat-rapat bersama dan lain-lain.

5. YANG HARUS DISERAHKAN PADA PROYEK

Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal dari yang dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan pada Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini.

Kontraktor tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang yang berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam spesifikasi ini. Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan dan dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.

6. KESELAMATAN KERJA 6.1 Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan

persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.

6.2 Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

7. PAPAN NAMA PROYEK

7.1 Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.

7.2 Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut : a. Ukuran papan (120 x 90) cm harus dibuat dari papan kayu kelas II dan

dilapisi dengan BWG 28 atau yang sejenis.

b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas I ukuran (5x7) cm².

c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi 2 m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, di dalam lubang yang kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam volume) sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.

Page 6: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 6 -

d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar sekali dan cat penutup sekali. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau sesuai dengan petunjuk Direksi :

JUDUL KEGIATAN PROYEK

Nama Kegiatan Nama Pekerjaan Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan. Besar Nilai Kontrak. Nama (Badan) Sumber Dana. Nama Kontraktor.

Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi Pekerjaan.

8. PHOTO KEMAJUAN PEKERJAAN

Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang telah ditentukan Direksi selama masa Kontrak. Photo diambil pada waktu awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada waktu yang ditetukan oleh Direksi.Photo yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada laporan kemajuan bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap. Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam harga satuan untuk tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas Pekerjaan

Pasal 3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN

1. Pembongkaran

- Kontraktor Pelaksana harus membongkar bagian bangunan yang rusak dari segala sesuatu yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang termasuk dalam bagian pekerjaan renovasi.

- Kontraktor Pelaksana harus melakukan pembongkaran pada bangunan yang akan di renovasi sebelum melaksanakan pekerjaan renovasi.

- Hasil bongkaran bangunan lama tidak boleh dipakai sebagai material timbunan atau diolah kembali untuk dipakai sebagai material bangunan.

- Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan lama harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ketempat yang tidak mengganggu lingkungan hidup.

- Hasil bongkaran bangunan lama tidak boleh berada dilokasi pekerjaan lebih dari 3 (tiga) hari.

2. Pekerjaan Pembersihan

- Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan (seperti bekas bongkaran dinding, plafon, keramik, pengupasan cat dan lain-lain)

Page 7: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 7 -

- Semua benda atau bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi proyek

ketempat yang telah disetujui direksi konsultan supervisi selambat-lambatnya sebelum pekerjaan di mulai.

- Kebersihan dan kerapian dilokasi proyek adalah tanggung jawab kontraktor.

Pasal 4

PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND A. Pekerjaan Atap 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan atap terdiri dari :

- Rangka atap menggunakan rangka kayu klas II. - Penutup Atap digunakan Genteng Metal 0.35 New Emerald dan bumbungan

memakai jenis yag sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SII).

- Papan Lispank 3/30 cm - Atap Kubah GRC ( Glasfibre Reinforced Concrete )

Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka kayu untuk semua rangka atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap. Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat hasil yang baik.

2. Pekerjaan Rangka Atap - Persyaratan Bahan

Bahan kayu yang dipergunakan adalah jenis kayu klas II dipergunakan untuk bahan pekerjaan sebagai berikut : Kuda-kuda Gording Listplank

- Pelaksanaan

Pelaksanaan rangka atap kayu dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

3. Pekerjaan Penutup Atap - Bahan yang digunakan

Untuk atap digunakan Genteng Metal 0.35 New Emerald dan bumbungan memakai jenis yag sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SII).

- Pedoman Pelaksanaan a. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan

menggunakan paku ulir (paku khusus untuk atap).

b. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.

c. Alur Atap Genteng Metal harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.

Page 8: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 8 -

d. Bubungan ditutup dengan Atap Genteng Metal bubungan. Tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10 cm.

e. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.

Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

4. Pekerjaan Kubah GRC - Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan adalah GRC atau Glassfiber Reinforced Cement adalah bahan komposit yang terdiri dari campuran semen dengan pasir, dipompakan untuk kemudian disemprotkan dan diberi penulangan diberglass. Kandungan fiberglass biasanya 4% menurut berat dalam keadaan basah. Sifat-sifat GRC yang diuraikan dalam data teknis ini berlaku untuk campuran perbandingan semen, sampai 1:1 dan Fiberglass yang dipergunakan tipe Cem-Fill AR dengan cara produksi disemprotkan atau secara handmix (diaduk tangan).

- Pedoman Pelaksanaan Terlebih dahulu memasang rangka besi penahan beban, kemudian panel-panel GRC yang telah dilengkapi fitting- fitting dipasangkan pada rangka besi tersebut. Sistem pemasangan lainnya menggunakan rangka Stud Frame langsung dipasang dengan Dynabolt ke beton Bisa dibentuk langsung dilapangan. sambungan antar panel menggunakan flexible joint sealant. Pelaksanaan kubah atap GRC dilakukan oleh tukang-tukang ahli yang disarankan oleh Pabrik atau Distributor yang ditunjuk resmi oleh pabrik didaerah lokasi pekerjaan atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

5. Pekerjaan Pemasangan Lispank

- Bahan yang digunakan Untuk atap digunakan Papan Lispank 3/30 cm dan Papan memakai Kayu Klas

II Kualitas Baik, kesemua mutunya harus standar (SII).

- Pedoman Pelaksanaan Pemasangan Lispank dipakukan langsung pada Kuda / gording dengan

menggunakan paku. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan Gambar Rencana. Papan Lispank harus dipasang rapi dan tidak bergelombang / lurus

sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.

B. PEKERJAAN PLAFOND 1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Plafond adalah : Plafond Shunda Plafond warna Rangka Metal System/ Furing List Profil Warna

Page 9: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 9 -

Peraturan dan Syarat – syarat : Peraturan yang digunakan adalah sesuai dengan brosur yang disyaratkan

oleh pabrik. Rangka plafond yang digunakan adalah : Wall Stud 64 mm, Wall Track

Mead 64 mm dan Wall Track Bottom. Tepi plafond harus lurus, siku dan halus tidak boleh ada pecah-pecah. Bentuk dan ketinggian plafond sesuai dengan ketinggian plafond lama. Profil dipasang pada setiap tepi yang berbatasan dengan dinding. Permukaan plafond harus lurus dan rata.

2. Pedoman Pelaksanaan

Tentukan terlebih dahulu plafond untuk masing – masing ruangan yang akan dikerjakan.

Untuk memudahkan pelaksanaan buat perancah atau bangku. Tentukan peil ketinggian plafond kemudian diselang dengan air untuk

mendapatkan bidang yang sama setiap sisi ruangan. Jarak lagur pembagi dan lagur anak sesuai dengan bentuk plafond di

gambar.

Pasal 5 PEKERJAAN SUN WEARING / KANOPI

1. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan Kanopi terdiri dari :

- Kuda-kuda dan Gording. - Penutup Atap - Papan Lispank 3/30 cm

2. Persyaratan bahan - Rangka atap menggunakan rangka kayu Seumantok yang sudah diketam. - Penutup Atap digunakan Genteng Metal 0.35 New Emerald dan bumbungan

memakai jenis yag sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SII).

- Papan Lispank 3/30 cm kayu meranti.

3. Pedoman pelaksanaan - Pemeriksaan semua pekerjaan yang berhubungan dan permukaan setempat

sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan kayu. - Setiap perbaikan, perombakan, penggantian dan pekerjaan kayu yang

disebabkan kurang baiknya pekerjaan tanpa penambahan biaya. - Semua kayu yang dipakai tidak boleh bekas dan tidak boleh dimeni/ diresidu

terlebih dahulu sebelum diperiksa oleh Konsultan Pengawas. - Perkayuan Kanopi (kuda-kuda dan gording) harus diketam hingga bersih dan

halus. Pemasangan Kayu Kanopi di dinding dilakukan dengan memvisirkan baut angker ke dinding.

- Gording terbuat dari kayu seumantok berukuran 5/5 cm dan diketap. Gording dipasang dengan jarak 30 cm.

Page 10: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 10 -

- Sebelum Pemasangan Atap, Lobang di dinding sebagai tempat Penyambungan atap dengan dinding berukuran lebih kurang 5 x 5 cm dipastikan telah selesai dikerjakan.

- Bila lobang di dinding tersebut belum dikerjakan maka Atap belum boleh dipasang, walaupun Kuda-kuda Kanopi telah terpasang dengan rapi.

- Posisi lubang di dinding adalah 25 cm di atas Jendela.

Pasal 6 PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Pekerjaan beton bertulang

a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : Mutu beton K200 untuk :

Balok-balok beton bertulang;

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.

Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).

Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar mandi dan WC, talang beton, dan lantai.

Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.

Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

Page 11: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 11 -

Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3, 7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.

Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer.

Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.

Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor.

Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting

Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja, harus mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali dalam waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas.

Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem acuan/bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laboratorium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.

Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.

Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil pengecorannya.

Page 12: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 12 -

3. Pekerjaan Besi

Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < Ø 14 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U 32.

Bending Schedule dan Pergantian Besi

Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat “Bending Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka : Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi

pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.

Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.

Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).

Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar.

Toleransi besi

Diameter, ukuran sisi

(jarak antara dua diameter permukaan yang

berlawanan)

Variasi dalam berat Yang diperbolehkan

Toleransi

Dibawah 10 mm 10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm) 16 mm sampai 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm)

± 7%

± 5%

± 4%

± 0,4 mm

± 0,4 mm

± 0,3 mm

Page 13: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 13 -

4. Perawatan Beton Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan anatara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.

Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.

Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.

Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

5. Tanggung Jawab Pemborongan

Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan. Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.

6. Perbaikan Permukaan Beton

Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.

Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.

Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya Pemborong.

Page 14: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 14 -

Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

7. Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton

Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.

Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.

8. Bahan

a. Semen

Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan : Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan. Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti

setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai. Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen

tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab

agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.

b. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.

c. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

d. Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

e. Besi Beton

Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang

Page 15: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 15 -

dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan Direksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

9. Cetakan dan acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.

10. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc : 1½ Ps : 2½ Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, luifel dan meja washtafel menggunakan mutu beton K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water Profing ).

11. Adukan Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu : Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag

sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

12. Pengecoran

Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.

Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi

Page 16: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 16 -

additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

13. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)

Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

Pasal 7 PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan a. Meni besi untuk baut-baut dan besi siku. b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.

2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti : a. Meni kayu dan besi Cap Kuda Terbang atau setara b. Cat kayu Cap Kuda Terbang atau setara c. Cat tembok Vinilex atau setara..

3. Pedoman Pelaksanaan a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.

b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut: 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu. 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu Penghalusan dengan amplas Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut : Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap

dengan kain basah hingga bersih. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain

kering yang bersih. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak

terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut: Membersihkan bidang plafond yang akan dicat, lalu mendempul bagian bagian

sambungan dan sudut plafond. Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang

merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda mengelupas.

d. Warna yang digunakan Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai

Page 17: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 17 -

berikut : Dinding dalam/luar digunakan warna peach dari merk Vinilex atau setara.

Plafond gypsum warna putih. Listplank papan digunakan cat kilat warna coklat kayu cap Kuda Terbang atau

yang setara.

Pasal 8 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup pekerjaan : Kontraktor bertanggung jawab menyediakan dan memasang kembali lampu listrik yang telah copot/dibuka baik diluar maupun didalam bangunan sesuai dengan gambar rencana yang diberikan. Pekerjaan tersebut antara lain : pemasangan lampu dengan sakelar dan sistem pengabelannya.

2. Syarat-syarat umum

a. Instalasi listrik harus dikerjakan oleh Pihak yang ahli atau Pihak Instalatur ahli dan telah mempunyai sertifikat baik dari Pihak PLN, instalatur juga harus mendapat persetujuan dari Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan pemasangan instalasi tersebut.

b. Komponen-komponen bahan Instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan NI - 6.

3. Lampu-Lampu

Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu, sedangkan untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur. Lampu-lampu harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik. Lampu yang di pakai adalah Bola Lampu yang telah ada sebelumnya (yang sudah copot/dibuka).

Pasal 9

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pekerjaan lain–lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus segera ditanyakan langsung pada pengawas.

2. Pekerjaan lain–lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga akan memperoleh pekerjaan yang sempurna.

3. Pekerjaan lain–lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat

gambar As Built Drawing serta diajukan addendum (perubahan).

4. Setiap item pekerjaan kontraktor harus membuat rekaman pekerjaan berupa photo dokumentasi yang dilakukan pada saat sebelum, sedang dan selesai dikerjakan. Rekaman ini dibuat dalam album diserahkan kepada Direksi/Kasatker dalam rangkap sesuai dengan kebutuhan

5. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas didalam rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaannya harus mendapat persetujuan /petunjuk Direksi.

Page 18: Spesifikasi Atap Terminal Khas Aceh

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

- 18 -

6. Sebelum penyerahan lapangan, kontraktor harus membersihkan sisa bahan dan bekas potongan lainnya dari lokasi pekerjaan.

7. Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus dibuat gambar As Built Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari Direksi.

Pasal 10

P E N U T U P

Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita Acara.