spektro sinar

download spektro sinar

of 18

description

fdfujyvg

Transcript of spektro sinar

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA DASAR I

PERCOBAAN VIANALISIS SPEKTROMETRI LARUTAN TEMBAGANAMA : SINAR DESI PRATIWINIM : H311 15 007KELOMPOK : III (TIGA)HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/28 OKTOBER 2015ASISTEN : RYAN ANDHIKA

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAnalisis kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi suatu zat atau campuran zat yang merupakan informasi kualitatif mengenai ada atau tidak adanya suatu unsur atau komponen dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur jumlah atau banyaknya unsur yang diteliti atau dengan perkataan lain adalah untuk mengetahui data kuantitatif, juga dapat dipakai untuk menentukan struktur suatu zat. Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara untuk mengetahui data kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik (instrumen) ataupun dengan cara basah (Triyati, 1985). Instrumen semacam ini dapat dikelompokkan secara manual atau merekam atau pengelompokkan lain: berkas berkas tunggal dan berkas rangkap dalam praktek instrumen berkas tunggal biasanya dijalankan dengan tangan (manual), dan instrumen berkas rangkap umunya mencirikan perekaman automatik terhadap spektra serapan, namun dimungkinkan untuk merekam suatu spektrum dengan cara instrumen berkas tunggal. Pengelompokkan cara lain didasarkan pada daerah spektra, dan kita menyebutnya spektrometer inframerah, ultraviolet, dan sebagainya (Day dan Underwood, 1992).Alat instrumen biasanya dipergunakan untuk menentukan suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm (part per million) atau ppb (part per billion). Salah satu contoh metode sederhana untuk menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif dan kuantitatif dalam contoh air laut, yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatau larutan. Jumlah cahaya atau energi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif (Triyati, 1985).

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud PercobaanAdapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip penggunaan dari spektrofotometer, membuat kurva standar, dan menggunakannya untuk pengukuran sampel spektrofotometer.

1.2.2 Tujuan PercobaanAdapun tujuan dari percobaan ini adalah:1. Menentukan panjang gelombang maksimum dengan serapan larutan CuSO4.5H2O2. Membuat kurva kalibrasi larutan CuSO4.5H2O.3. Menentukan konsentrasi tembaga dalam sampel larutan menggunakan spektrofotometer.

1.3 Prinsip PercobaaanPrinsip dari percobaan ini adalah mengukur absorbansi larutan pada panjang gelombang maksimum untuk mengetahui konsentrasi suatu komponen tertentu dalam larutan dengan menggunakan spektrofotometer UV/VIS atau kurva kalibrasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 LarutanSuatu larutan adalah campuran homogan dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.Suatu .larutan disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat di amatiadanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara fase-fase yang terpisah (Yazid, 2005).Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut di namakan larutan dalam air atau aqueous.Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan peka. Jika jumlah zat terlarut sedikit,larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti larut cair dengan cairan, padatan,atau gas sebagai zat terlarut (Yazid, 2005).Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antarmolekul (intermolekul) zat terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik di dalam molekul (intramolekul) itu sendiri, yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap bersatu (Yazid, 2005)2.2 KonsentrasiKonsentrasi suatu larutan merupakan ukuran kuantitas zat terlarut yang digunakan dalam suatu pelarut atau larutan, yang dimana zat terlarut dapat berupa zat padat atau zat cair sedangkan pelarutnya berupa zat cair. Terdapat berbagai cara yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi larutan, salah satunya yaitu (Chang, 2005):M = molaritas = 2.3 TembagaTembaga adalah suatu unsur kimia dalam table periodik memiliki lambing Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahas latin Cuprum (Pawitania, dkk., 2014).Tembaga merupakan konduktot panas dan listrik yang baik, selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga biasanya di campurkan dengan timah untuk membuat perunggu (Pawitania, dkk., 2014).Tembaga (II) juga di kenal dengan cupri sulfat adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus molekul CuO4. Senyawa garam ini di kenal di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda.Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu putih.Sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4.5H2O) berwarna biru terang (Pawitania, dkk., 2014).2.4 Spektrofotometri UV-VISSpektrofotometri UV-VIS adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-VIS melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-VIS lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif (Kusnanto, 2002).Tiga solusi yang disiapkan sama akan diperlukan untuk setiap seri pengukuran. Solusi kosong berisi semua bahan kecuali substansi yang konsentrasi akan diukur. Solusi kosong digunakan untuk "nol" spektrofotometer. Solusi referensi mengandung bahan menyerap-cahaya yang konsentrasi diketahui. Solusi mengandung zat menyerap-cahaya yang tidak diketahui konsentrasinya (Wood, dkk., 1989).Panjang gelombang di mana penyerapan terjadi tergantung pada pemisahan antara energi tertinggi dan energi terendah orbital kosong . Untuk molekul tanpa pasangan bersama elektron valensi, dan hanya ikatan, radiasi energi tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan untuk eksitasi (Day dan Johnson, 1974).Penyerapan spektrofotometri dalam banyak hal menawarkan alat analisis dimana suplemen informasi dapat diperoleh dengan spektroskopi emisi dan memungkinkan investigasi secara meyuluruh suatu zat. Sehingga, emisi dan spektroskopi penyerapan berhubungan erat dan instrumentasi untuk keduanya cukup sering ditemukan di laboratorium yang sama (Timma, 1952).Karena spektrofotometri kualitatif melibatkan pengukuran energi yangdiserap oleh sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang dan kuantitatif penentuan tergantung pada pengukuran energi yang diserap pada panjang gelombang tetap, spektrofotometer harus terdiri dari tiga komponen penting. Bagian ini merupakan sumber energi radiasi, sarana penyebaran energi sesuai denganfrekuensinya, dan mekanisme untuk mendeteksi dan memperkirakan jumlah energi yang melewati sampel (Timma, 1952).Susunan peralatan Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak diperlihatkan pada meliputi (Triyati, 1985):1. Sumber cahaya, dipergunakan untuk pengukuran absorpsi.2. Monokromator dipergunakan untuk memisahkan radiasi ke dalamkomponenkomponen panjang gelombang dan dapat memisahkan bagian spektrum yang diinginkan dari lainnya3. Sel absorpsi dipakai dari bahan silika, kuvet dan plastik banyak dipakai untuk daerah Sinar Tampak. Kualitas data absorbans sangat tergantung pada cara pemakaian dan pemeliharaan sel. Sidik jari, lemak atau pengendapan zat pengotor pada dinding sel akan mengurangi transmisi. Jadi sel-sel itu harus bersih sekali sebelum dipakai.4. Detektor dipergunakan untuk menghasilkan signal elektrik. Dimana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap. Signal elektrik ini kemudian dialirkan ke alat pengukur.

BAB IIIMETODE PERCOBAAN3.1 Bahan PercobaanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan CuSO4 0,2 M, dan larutan CuSO4 yang belum diketahui konsentrasinya.

3.2 Alat PercobaanAlat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometerUV/VIS, labu takar 50 ml, pipet ukur 5 ml, erlenmeyer 100 ml, karet penghisap 1 buah.3.3 Prosedur Kerja3.3.1 Pembuatan Larutan CuSO4.5H2O 0,2 MPembuatan larutan CuSO4.5H2O 0,2 M yaitu dengan mencampurkan kristal CuSO4 sebanyak 4,99 gram dengan volume 100 ml.3.3.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 200-800 nmDisediakan larutan CuSO4.5H2O dengan konsentrasi 0,2 M dan aquades sebagai blanko atau referense lalu masukkan larutan CuSO4.5H2O ke dalam kuvet (1) dan aquades ke dalam kuvet (2) dengan volume masing-masing sel. Kuvet yang berisi aquades dimasukkan ke dalam tempat sel alat, dan diatur hingga serapan (A) menunjukkan nol (0). Selanjutnya, blanko diganti dengan larutan CuSO4.5H2O, dan diukur serapannya pada panjang gelombang 200800 nm. Dibuat grafik hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi.3.3.3 Pembuatan Deret StandarDeret standar dibuat dengan cara pengencaran. Untuk larutan CuSO4.5H2O 0,04 M dibuat dengan cara, digunakan pipet ukur dan karet penghisap untuk diambil larutan CuSO4.5H2O 0,2M sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Setelah itu akuades diukur sebanyak 50 ml dengan menggunakan labu takar, lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian dihomogenkan. Dilakukan hal yang sama untuk dibuatnya larutan CuSO4.5H2O 0,08 M dan 0,1 M hanya saja yang berbeda larutan CuSO4.5H2O 0,2 M ditambahkan sebanyak 15 ml dan 25 ml.3.3.4 Penentuan Konsentrasi Larutan CuSO4.5H2O x MDisiapkan larutan CuSO4.5H2O yang belum diketahui konsentrasinya dan dimasukkan ke dalam kuvet untuk diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum. Sebelum melakukan pengukuran, serapan blanko diatur hingga menunjukkan angka nol (0). Serapan larutan sampel di plot terhadap konsentrasi pada kurva kalibrasi. Konsentrasi yang ditunjukkan hasil plot tersebut adalah konsentrasi CuSO4.5H2O dalam larutan atau gunakan persamaan regresi linier pada kurva untuk mengetahui konsentrasi larutan tersebut.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANPada percobaan ini di dapatkan hasil yang berbeda yaitu pada konsentrasi 0,04 M diperoleh absorbansi 0,393 hingga pada konsentrasi sebesar x diperoleh absorbansi 0,602. Alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang maksimum, menentukan konsentrasi dan membuat kurva kalibrasi larutan CuSO4.5H2O adalah spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan suatu metode analisa yang di dasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma. Spektrofotometer bekerja dengan cara melewatkan berkas sinar dengan panjang gelombang terpilih melewati sel yang mengandung sampel dan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang sama melewati sel referens atau pembanding. Berikut hasil yang di peroleh dari percobaan menggunakan spektrofotometer yaitu :.

Tabel 1. Absorbansi deret standar CuSO4.5H2O dengan panjang gelombang maksimum 750 nm.NO.Konsentrasi (M)Absorbansi

10,040,393

2.0,080,817

3.0,11,027

4.X0,602

Tabel 1. menunjukkan bahwa konsentrasi larutan mempengaruhi absorbansinya. Dimana semakin besar konsentrasi maka makin besar pula absorbansinya. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi larutan sebanding dengan absorbansinya.

Gambar.1 Kurva kalibrasi deret standar CuSO45H2ODari kurva kalibrasi yang diperoleh ternyata konsentrasi x sesuai dengan absorbansi yang di hasilkan. Di mana x berada di bawah 0,08 M. Konsentrasi x yang dihasilkan yaitu 0,06 M.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, yaitu: 1. Panjang gelombang maksimum serapan dari larutan CuSO4.5H2O adalah 750 nm.2. Kurva kalibrasi diperoleh dari pengukuran nilai absorbansi CuSO4.5H2O dengan konsentrasi 0,04 M; 0,08 M; 0,1 M.3. Mengetahui konsentrasi sampel larutan yang belum diketahui konsentrasinyadiperoleh setelah membuat kurva kalibrasi dan diperoleh suatu persamaan yang kemudian digunakan untuk mencari konsentrasi dari sampel, yaitu 0,06 M.

5.2 SaranSebaiknya untuk praktikum selanjutnya, pembuatan deret standar dapat ditambah dari 3 menjadi 5 agar tanpak jelas perubahan yang terjadi dan juga menguatkan kesimpulan dari hasil pengamatan.

DAFTAR PUSTAKAChang, R., 2005, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.Day, R, A., Johnson, R, C., 1974, General Chemistry, New Jersey, EnglewoodCliffs.

Estien Y., 2005, Kimia Fisika untuk Paramedis, Andi Offset, Yogyakarta.

Kusnanto, M, W., 2002, Analisi Spektroskopi UV-VIS, Volume 4, No. 2; 1-18.

Pawitania, A, S, A., Djaenudin, Rangga, S., 2014, Pengaruh Logam Tembaga dalam Penyisihan Logam Nikel dari Larutannya Menggunakan Metode Elektrodeposis, Jurnal Rekaya Lingkungan, Volume 2, No.2; 1-11

R.A. Day,Jr dan Underwood.A.L., 1992, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

Timma, D.L., 1952, Absorption Spectrophotometry Theory, Vol. 2, No.3 (Online,https://kb.osu.edu/dspace/bitstream/handle/1811/3923/V52N03_117.pdf, diakses pada tanggal 30 Oktober 2015).

Triyati, E.,1985, Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak serta Aplikasinya dalam Oseanologi, Volume 10, No.1 (Online, http://www.oseanografi.lipi.go.id, diakses pada tanggal 30 Oktober 2015).

Wood, J, N, J., 1989, Laboratory Manual for Chemistry Man and Society, New York, D. Van Nostrand Company.

Lampiran1. Bagan KerjaA. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Larutan CuSO4 0,2 M dan aquadesHASILDimasukkan larutan CuSO4ke dalam kuvet (1) dan Aquades ke dalam kuvet (2) dengan volume masing-masing selKuvet yang berisi aquades dimasukkan ke dalam sel alat, atur hingga serapan (A) menunjukkan angka nol (0).Blanko diganti dengan larutan CuSO4, dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400 700 nm.Dibuat grafik hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi5 tabung kedua berikutnya diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, Na2S2O3 0,1 M, diencerkan hingga volume 5 mL.5 tabung pertama dan kedua dicampur, dan bersamaan dengan bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan.Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh), hindari kekeruhan yang berlebihan.Dicatat waktu yang digunakan dan ditentukan nilai m, k, dan dibuat persamaan kecepatan reaksinya.

B. Pembuatan kurva kalibrasi

Larutan CuSO4 deangan konsentrasi 0,05; 0,10; 0,15; 0,20 dan 0,25 M HASILDibuat deretan larutan CuSO4. Bila serapan larutan terlampau tinggi, larutan dibuat lebih encer, atau bila serapan terlampau rendah maka dibuat deretan larutan baru yang sedikit lebih pekat.Diukur serapan masing-masing deretan larutan pada panjang gelombang maksimum.Dibuat kurva hubungan antara konsentrasi larutan CuSO4dengan absorbansi terukur.

C. Penentuan Konsentrasi Larutan CuSO4

Larutan CuSO4 yang belum diketahui konsentrasinya. HASILDimasukkan ke dalam kuvet lalu diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum.Serapan blanko atau referense diatur hingga menunjukkan angka nol (0).Serapan larutan sampel diplot terhadap konsentrasi yang ditunjukkan hasil kalibrasi.

2. PerhitunganA. Pembuatanlarutan CuSO4.5H2O 0,2 MM= 0,2M= O,2M = Massa= Massa= Massa = 4,99 gram Jadi, untuk membuat larutan CuSO4.5H2O 0,2 M sebanyak 100 mL dibutuhkan kristal CuSO4 sebanyak 4,99 gram

B. Pembuatan deret standar larutan CuSO4.5H2O 0,04 M, 0,08 M dan 0,1 Ma) Larutan CuSO4.5H2O 0,04 M V1 x M= V2 x M2 V1 x 0,2 M= 50 ml x 0,04 MV1 = 10 mlb) Larutan CuSO4.5H2O 0,08 M V1 x M1= V2 x M2V1 x 0,2 M = 50 ml x 0,08 MV1 = 20 mlc) Larutan CuSO4.5H2O 0,1 M V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 0,2 M =50 ml x 0,1 M V1 = 25 mld) Konsentrasilarutan CuSO4.5H2O xMy = 10,571x - 0,02960,602= 10,571x 0,029610,571x = 0,602 + 0,0296x = x = 0,06 MLEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 28 Oktober 2015

AsistenPraktikan

RYAN ANDHIKASINAR DESI PRATIWINIM :H31111030NIM : H31115007