Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

10
BAB 5 BAB 6 “PERILAKU MENYIMPANG DALAM MASYARAKAT” “PERANAN ILMU SOSIOLOGI” TUGAS REMIDI RANGKUMAN SOSIOLOGI Disusun oleh YUSUF SYAIFUDIN XC/35 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 YOGYAKARTA

Transcript of Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

Page 1: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

BAB 5 BAB 6

“PERILAKU MENYIMPANG DALAM

MASYARAKAT”

“PERANAN ILMU SOSIOLOGI”

TUGAS REMIDI

RANGKUMAN SOSIOLOGI

Disusun oleh

YUSUF SYAIFUDIN

XC/35

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11

YOGYAKARTA

Page 2: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

2009TENTANG RANGKUMAN INI

IsiRangkuman Sosiologi kelas X

BAB 5 PERILAKU MENYIMPANG DALAM MASYARAKAT halaman 1 BAB 6 PERANAN ILMU SOSIOLOGI halaman 6

PenyusunYusuf SyaifudinXC/35 SMA N 11 Yk

Daftar referensiNiniek Sri Wahyuni, Yusniati. 2007. Manusia dan Masyarakat Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA jilid lengkap. Jakarta: Ganeca Exact

Retno Kuning D.P. Buku Ajar Acuan Pengayaan Sosiologi. Solo: CV. Sindhunata

PenyusunanMicrosoft® Office Word 2003

Times New Roman 12ptSingle line spacing

style and formatting: Normal+justify

OpenOffice.org Writeruntuk penyimpanan format *pdf

Kertas A4 (335mmX243mm)

Printed on Tuesday, June 16, 2009Finished time 7:47 PM

Page 3: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

BAB 5PERILAKU MENYIMPANG DALAM MASYARAKAT

A. PERILAKU MENYIMPANG1. Pengertian

Perilaku menyimpang (deviance) adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan skala kecil hanya bersifat pelanggaran, sedangkan penyimpangan skala besar menjurus kearah kejahatan.

Menurut Robert K. Merton, struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku yang konformis tapi juga perilaku yang menyimpang. Sedangkan menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.

Adanya penyimpangan biasanya menjadi petunjuk dan gejala adanya: Sistem norma yang kurang lengkap atau ketinggalan jaman Ada sistem norma yang kurang jelas perumusannya, sehingga timbul

penafsiran yang berbeda-beda Terjadi kemacetan-kemacetan dalam pelaksanaan birokrasi Diperlukan lembaga penyaluran bagi kegiatan warga masyarakat

yang lebih banyak Ketaatan masyarakat terhadap sistem norma menurun Derajat kesatuan masyarakat melmah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpanga. Faktor internal

Adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor tersebut meliputi:

1. Intelegensi (kecerdasan)

2. Kondisi fisik3. Kondisi psikis4. Kepribadian

5. Usia6. Jenis kelamin7. Kedudukan dalam

rumah tangga

b. Faktor eksternalAdalah faktor yang muncul di luar diri seseorang. Faktor tersebut meliputi:1. Sosial ekonomi2. Kondisi politik3. Budaya4. Kehidupan rumah

tangga atau keluarga

5. Pendidikan di sekolah6. Pergaulan7. Media Massa

Page 4: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

3. Klasifikasi Perilaku Menyimpanga. Berdasar sifatnya

1. Penyimpangan bersifat positif yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif dan kreatif, sehingga masyarakat masih dapat menerimanya. Penyimpangan ini terarah pada nilai-nilai sosial dan dianggap ideal dalam masyarakat.

2. Penyimpangan bersifat negatif yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang mengacu pada hal-hal yang bersifat negatif karena mengandung nilai sosial yang rendah serta dapat berakibat buruk kepada dirinya atau lingkungan sekitar.

b. Berdasar jumlah orang yang melakukan1. Penyimpangan individual yaitu penyimpangan yang dilakukan

oleh seorang diri tanpa kawan terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

2. Penyimpangan kelompok yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama.

c. Berdasar jenis penyimpangan1. Tindakan kriminal atau kejahatan2. Penyimpangan seksual3. Pemakaian atau peredaran obat terlarang dan alkoholisme4. Gaya hidup yang lain dari biasanya

a. Sikap arogansi yaitu kesombongan diri terhadap orang lain.b. Sikap eksentrik yaitu perbuatan yang menyimpang dari

biasanya sehingga dianggap aneh.5. Tawuran atau perkelahian antar pelajar, suku, ras atau

perkumpulan lain

d. Berdasar bentuknya1. Penyimpangan primer yaitu penyimpangan yang bersifat

temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang, serta masyarakat masih bisa menerimanya.

2. Penyimpangan sekunder yaitu perbuatan menyimpang yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang, serta masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku tersebut.

4. Perilaku Menyimpang Hasil Sosialisasi Tidak SempurnaPada dasarnya, proses sosialisasi yang tidak sempurna dapat

membentuk perilaku menyimpang. Ini terjadi karena individu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi ketika bersosialisasi atau individu tidak

Page 5: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

mampu mendalami norma-norma masyarakat yang berlaku dan menerapkannya dalam kehidupannya.

Proses sosialisasi juga dapat tidak berhasilkarena sejak kecil seseorang mulai mengamati bahkan meniru perilaku menyimpan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.

5. Teori-Teori Penyimpangana. Teori Differential Association (Edwin H. Sutherland)

Menurut teori ini, untuk menjadi penjahat, sebelumnya seseorang harus mempelajari bagaimana caranya untuk jadi penjahat. Pengajaran ini terjadi sebagai akibat dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.

b. Teori Labeling (Edwin H. Lemert)Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labeling atau pemberian cap, julukan, etiket, merek dan stigma yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, seseorang merasa dianggap jelek dan tidak bisa diterima masyarakat sehingga orang tersebut tidak menghentikan perilakunay yang menyimapng, tetapi justru mengulangi perilaku menyimpang.

c. Teori Penyimpangan Sosial Jenjang Makro (Robert K. Merton)Menurut teori ini, struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku konformis atau tidak menyimpang, tetapi menghasilkan pula perilaku menyimpang. Robert K. Merton mengidentifikasi empat tipa cara adaptasi individu, yaitu:

a. Konformitas (conformity), yaitu perilaku yang mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat.

b. Inovasi (inovation), yaitu perilaku yang mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang masyarakat.

c. Ritualisme (ritualsm), yaitu perilaku yang tidak mengikuti tujuan budaya, namun tetap berpegang pada cara-cara yang digunakan masyarakat.

d. Retreatisme (retreatism), yaitu perilaku yang tidak mengikuti tujuan dan cara yang dikehendaki.

e. Pemberontakan (rebellion), terjadi ketika seseorang tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya menciptakan suatu struktur sosial yang lain.

B. SIKAP ANTISOSIALFenomena sosial menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan

kadang-kadang muncul perilaku individu yang melewati batas aturan-aturan atau batas-batas kewajaran dalam kehidupan sosial. Sikap-sikap penentangan atau penolakan terhadap tatanan sosial atau nilai-nilai sosial sering disebut opposite deficiant disorder (ODD).

Page 6: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

1. Penyebab Sikap Antisosial (ODD)Dalam penelitian Elisabeth Ellis (pakar psikologi Amerika Serikat) ditemukan lima tindakan orang dewasa atau pengasuh yang dapat menyebabkan perilaku antisosial, yaitu: sikap tidak konsisten, belum terpenuhi kebutuhan emosionalnya, bersikap eksploitatif (memaksakan kehendak), penganiayaan emosional dan lingkungan hidup jelek. Pendapat lain mengatakan bahwa penentangan terhadap tatanan nilai sosial dapat disebabkan oleh perbedaan kepentingna serta adanya prasangka.

2. Nilai Sosial Sebagai Kontrol Sikap AntisosialNilai sosial memuat tentang ketentuan-ketentuan atau cita-cita dari

apa yang dinilai baik dan benar oleh masyarakat.

Menurut Huky, fungsi umum dari nilai-nilai sosial antara lain:a. Menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk

menetapkan harga sosial dari pribadi dan grup.b. Cara berfikir dan bertingkah laku secara ideal dalam sejumlah

masyarakat diarahkan atau dibentuk oleh nilai-nilai.c. Merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi

peranan-peranan sosialnya.d. Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan daya mengikat

tertentu.e. Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok dan

masyarakat.

3. Pengendalian atau Pengawasan Sosiala. Teknik pengendalian sosial

Dari aspek pelaksanaannya, dibagi dua yaitu:1) Persuasif yaitu usaha untuk mengajak atau membimbing.2) Coercive yaitu dengan tindakan ancaman dan kekerasan.3) Pervasi yaitu dengan norma dan nilai disampaikan secara

berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan norma atau nilai tersebut melekat dalam jiwa.

4) Kompulsi yaitu dengan menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku negatif.

Berdasarkan ruang lingkup atau jumlah cakupan orang yang terlibat, dibagi menjadi:

1) Pengawasan dari individu terhadap individu lain2) Pengawasan dari individu terhadap kelompok3) Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok4) Pengawasan dari kelompok terhadap individu

b. Macam-macam pengendalian sosiala. Dilihat dari asalnya,

Page 7: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

1. Pengendalian sosial internal, yaitu pengendalian yang berasal dari pemerintah kepada kelompok masyarakat tertentu yang dianggap menyimpang.

2. Pengendalian sosial eksternal, yaitu pengendalian dari rakyat kepada penguasa karena adanya penyimpangan yang dilakukan penguasa.

b. Dilihat dari pelaksanaannya,1. Pengendalian sosial primer yaitu pengendalian yang

dilakukan oleh kelompok primer berupa kelompok kecil, akrab, dan bersifat informal.

2. Pengendalian sosial sekunder yaitu pengendalian sosial yang dilakukan kelompok sekunder berupa kelompok yang lebih besar, tidak bersifat pribadi (impersonal) dan mempunyai tujuan khusus.

c. Sifat pengendalian sosiala. Dilihat dari waktu pelaksanaannya dibedakan menjadi:

1) Preventif (mencegah) yaitu usaha pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran dan untuk menvegah terjadinya pelanggaran.

2) Represif (memperbaiki) yaitu diadakan apabila telah terjadi pelanggaran dengan diupayakan supaya keadaan pulih kembali seperti sediakala.

3) Pengendalian sosial gabungan merupakan gabungan antara sifat preventif dan represif. Hal ini mengakibatkan suatu perilaku menyimpang tidak sempat merugikan pelaku yang bersangkutan ataupun orang lain.

d. Jenis-jenis pengendalian sosialPengendalian sosial yang terdapat dalam lembaga, baik formal maupun informal yaitu: Pendidikan Agama Hukum Kekerasan

Cemoohan Desas-desus Teguran

C. Lembaga Pengendalian Sosial

Lembaga formal

o Pengadilano Kepolisian

Lembaga nonformal

o Adato Keluargao Tokoh masyarakat

Page 8: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

BAB 6PERANAN ILMU SOSIOLOGI

A. KONSEP SOSIOLOGI1. Pengertian Konsep

Konsep adalah pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep bersifat abstrak.

2. Konsep SosiologiSosiologi menyelidiki masalah dalam masyarakat menggunakan konsep:a. Interaksi sosial adalah hubungan saling memperngaruhi antara

individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok yang dapat menimbulkan pengaruh satu sama lain. Dibedakan menjadi:

Kontak Komunikasi

b. Kelompok sosial adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam kegiatan bersama.

c. Kebudayaan adalah hasil karya cipta, rasa dan karsa.d. Lembaga sosial adalah kumpulan norma-norma segala tindakan yang

berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat (Soerjono Soekanto).

e. Lapian sosial merupakan perbedaan penduduk dalam kelas sosial secara vertikal.

f. Kekuasaan dan wewenang, kekuasaan merupakan wewenang untuk mempengaruhi pihak lain. Wewenang merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau kelompok orang yang mendapat pengakuan masyarakat.

g. Perubahan sosial dalah perubahan yang terjadidalam struktur dan fungsi masyarakat. (Kingsley Davis).

h. Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial yang menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Masalah sosial di klasifikasikan:

Faktor ekonomi Faktor biologis Faktor psikologis Faktor kebudayaan

3. Fungsi Konsep bagi Kehidupana. Fungsi kognitif adalah konsep digunakan untuk memahami sesuatu.b. Fungsi evaluatif adalah konsep digunakan untuk menilai sesuatu.c. Fungsi pragmatik adalah konsep digunakan untuk mengetahui nilai

praktis dari sesuatu.

Page 9: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

d. Fungsi komunikatif adalah konsep yang digunakan sebagai alat berhubungan dengan orang lain.

B. TEORI SOSIOLOGI1. Pengertian

Teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya.

2. Kegunaan TeoriKegunaan teori sosiologi antara lain:a. Merupakan ikhtisar dari hal-hal yang telah diketahui serta diuji

kebenarannya menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.b. Merupakan petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang

yang mendalami sosiologi.c. Untuk mempertajam fakta yang dipelajari oleh sosiologi.d. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem

klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep, serta mengembangkan definisi-definisi yang pentig untuk penelitian.

e. Memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial.

C. METODE DALAM SOSIOLOGI1. Pengertian

Metode merupakan pelaksanaan teknis dari metode penelitian. Metodologi merupakan pembahasan konsep berbagai metode.

2. Macam-Macam Metode Sosiologia. Metode kualitatif

Merupakan metode yang mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan tersebut terdapat secara nyata dalam masyarakat. Metode yang termasuk dalam metode ini:

a. Metode historis merupakan metode yang menggunakan analisis atau penyelidikan atas peristiwa masa lampau yang kemudian dirumuskan menjadi prinsip-prinsip umum.

b. Metode komparatif merupakan metode perbandingan antara berbagai macam masyarakat serta segala bidangnya untuk memperoleh persamaan-persamaan, perbedaan-perbedaan dean sebab-sebabnya.

b. Metode kuantitatifMerupakan metode yang mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga fakta-fakta sosial yang diteliti, akan diukur dengan skala indeks, tabel dan formula atau rumus matematika. Metode yang termasuk dalam metode ini:

Page 10: Sosiologi_bab5&6_kelasX_SMA

a. Metode statistik, bertujuan menjelaskan gejala-gejala sosial secara sistematis.

b. Metode sosiometri, menggunakan skala-skala dan angka-anka untuk mempelajari hubungan antara manusia dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, metode sosiologi berdasarkan penjenisan antaralain:

a. Metode deduktif adalah metode yang menggunakan proses berfikir dari pernyataan-pernyataan umum (premis mayor) ke pernyataan yang bersifat khusus (premis minor).

b. Metode induktif adalah metode yang menggunakan proses berfikir bermula dari pengamatan terhadap kejadian khusus kemudian ditarik kesimpulan secara umum.

c. Metode empiris adalah metode yang menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata diperoleh dalam masyarakat.

d. Metode rasionalistis adalah metode yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.

3. Keterbatasan Metode SosiologiMetode sosiologi memiliki keterbatasan, diantaranya:

Permasalahan yang ada dalam masyarakat sangat rumit Kesukaran dalam pengamata, karena objek kajiannya bersifat

subjektif Kesukaran dalam replikasi Objek kajian seringkali dapat mempengaruhi subjektifitas si

Pengamat Kesukaran dalam pengendalian objek pengamatan Kesukaran dalam masalah pengukuran.

D. PENDEKATAN SOSIOLOGI1. Pendekatan komparatif adalah pendekatan yang meliha manusia dengan

pandangan yang luas, tidak hanya yang terisolasi atau hanya dalam tradisi sosial tertentu saja.

2. Pendekatan holistik adalah pendekatan berdasar pendapat, bahwa masyarakat itu dapat diselidiki sebagai keseluruhan, sebagai unit-unit yang bersifat fungsional atau sebagai sistem tertentu. Secara khusus pendekatan holistik dalam sosiologi memiliki dua aspek antara lain:

Mencoba meninjau kebudayaan manusia sebagai jaringan tunggal yang saling berkaitan, sebagai kesatuan yang teratur dengan keseluruhan.

Mempelajari ciri-ciri biologis dan ciri-ciri sosial budaya dari spesies-spesies.