sosiologi

24
Peran dan Status Sosial Soerjono Soekanto, mendefinisikan status sosial sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Jadi, status sosial ialah kedudukan seseorang dalam kelompok di masyarakat. Status sosial sudah melekat pada seseorang sejak lahir, berasal dari status yang disandang oleh orang tua. Contohnya ; jika orang tua adalah guru, maka anak tersebut mempunyai status anak guru. Berdasarkan cara diperolehnya, Status sosial dibedakan menjadi 3 macam yakni Ascribed Status, Achieved Status, dan Assigned Status. Ascribed status ; status yang diperoleh berdasarkan keturunan/kesamaan darah, dan bersifat tertutup. Bersifat tertutup di sini berarti untuk memperoleh status dibatasi oleh batasan- batasan tertentu, misalnya pada masyarakat feodal atau masyarakat yang menganut rasialisme. Contoh lain ; status sebagai anak, adik, kakak, tante, dan lainnya. Achieved status ; status yang diperoleh berdasarkan usaha / perjuangan, diperoleh setelah melakukan peran terlebih dahulu, bersifat terbuka. Bersifat terbuka, yaitu dalam memperoleh status individu berhak menentukan kehendaknya sendiri untuk memilih status tertentu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Contohnya ; status sebagai mahasiswa PTN yang diperoleh 1

Transcript of sosiologi

Page 1: sosiologi

Peran dan Status Sosial

Soerjono Soekanto, mendefinisikan status sosial sebagai tempat atau posisi

seseorang dalam suatu kelompok sosial. Jadi, status sosial ialah kedudukan

seseorang dalam kelompok di masyarakat. Status sosial sudah melekat pada

seseorang sejak lahir, berasal dari status yang disandang oleh orang tua.

Contohnya ; jika orang tua adalah guru, maka anak tersebut mempunyai status

anak guru.

Berdasarkan cara diperolehnya, Status sosial dibedakan  menjadi 3 macam

yakni Ascribed Status, Achieved Status, dan Assigned Status. Ascribed status ;

status yang diperoleh berdasarkan keturunan/kesamaan darah, dan bersifat

tertutup. Bersifat tertutup di sini berarti untuk memperoleh status dibatasi oleh

batasan-batasan tertentu, misalnya pada masyarakat feodal atau masyarakat yang

menganut rasialisme. Contoh lain ; status sebagai anak, adik, kakak, tante, dan

lainnya.

Achieved status ; status yang diperoleh berdasarkan usaha / perjuangan,

diperoleh setelah melakukan peran terlebih dahulu, bersifat terbuka. Bersifat

terbuka, yaitu dalam memperoleh status individu berhak menentukan

kehendaknya sendiri untuk memilih status tertentu sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya. Contohnya ; status sebagai mahasiswa PTN yang diperoleh dari

perjuangan mengikuti SNMPTN/SPMB terlebih dulu. Contoh lain; setiap orang

dapat menjadi dosen, dokter, polisi bahkan presiden, asal ia mampu memenuhi

persyaratan tertentu untuk mencapai status tersebut. 

Dan assigned status ; status yang diperoleh berdasarkan jasa yang dimiliki

oleh orang tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Horton dan Hunt,

meritrokrasi (assigned status) yakni system sosial dimana status yang diberikan

berdasarkan jasa. Contohnya ; gelar pahlawan nasional diberikan karena dianggap

berjasa pada masa perjuangan, gelar guru teladan diberikan karena dedikasi yang

tinggi, dan gelar mahasiswa berprestasi diberikan karena prestasi yang dicapainya.

1

Page 2: sosiologi

Sedangkan, peran sosial adalah sikap dan tindakan seseorang sesuai dengan

status yang dimilikinya dalam masyarakat. Peran sosial identik dengan identitas

biologis sehingga terbentuk peran kodrati. Peran kodrati adalah peran yang secara

langsung dimiliki oleh seseorang sesuai dengan identitas biologisnya. Peran

biologis ada 2 yakni laki-laki dan perempuan. Peran sebagai laki-laki antara lain

menghasilkan sperma, dan peran sebagai perempuan antara lain mengandung,

melahirkan, dan lainnya.

Antara status sosial dan peran sosial salah satunya dapat dipertukarkan yakni

peran sosial. Status sosial tidak dapat dipertukarkan karena status sosial hanya

dapat diraih/diperjuangkan (achieved status) dan hilang dari seseorang. Status

yang diraih contohnya status sebagai PNS diraih melalui perjuangan mengikuti

serangkaian ujian CPNS hingga memperoleh legitimasi. Status sosial yang hilang

dari seseorang dikarenakan orang tersebut tidak menjalankan perannya dengan

baik sehingga mengancam eksistensinya. Contohnya ; status sebagai mahasiswa

PTN dapat hilang dari seseorang bila orang tersebut sering bolos / melakukan hal

yang negatif seperti terlibat kejahatan sehingga mendapat Drop Out (dikeluarkan)

dari PTN terkait. 

Peran sosial dapat dipertukarkan, contohnya peran ibu dalam mengurus rumah

tangga, bila suatu hari ibu sakit maka peran tersebut diambil alih oleh ayah dalam

memasak, belanja, mencuci dan sebagainya. Contoh kedua, peran laki-laki sebagai

pencari nafkah dapat dipertukarkan dengan perempuan seiring perkembangan

jaman dan akibat dari emansipasi. Hal tersebut ditandai dengan semakin

banyaknya perempuan yang bekerja. Pada dasarnya laki-laki dan perempuan

memiliki peran dan power masing-masing.

Laki-laki berperan sebagai pencari nafkah dan memiliki power di ranah

publik. Sedangkan perempuan berperan sebagai organizer rumah tangga dan

memiliki power di ranah domestik. Karena perkembangan jaman perempuan

berkesempatan memasuki ranah publik sehingga menimbulkan kesenjangan peran

2

Page 3: sosiologi

antara laki-laki dan perempuan. Hal ini diakibatkan karena laki-laki tidak pernah

dipersiapkan dalam ranah domestik. Dan akibat yang terparah adalah perceraian.

Contoh-contoh tersebut menggambarkan bahwa peran seseorang dapat

dipertukarkan dan membawa dampak yang jauh dalam kehidupan sosial

masyarakat. Tetapi tidak semua peran dapat dipertukarkan yakni peran kodrati.

Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa peran kodrati berkaitan dengan

identitas biologis seseorang sehingga tidak dapat ditukarkan. Apakah ada

perempuan yang berperan menghasilkan sperma atau laki-laki yang mengandung

dan melahirkan ? Secara umum hal tersebut tidak lazim ada, namun bila hal

tersebut ada dalam suatu masyarakat disebabkan oleh karena kelainan genetika.

Seseorang dimungkinkan untuk mengubah identitas biologisnya tetapi tetap

saja hal tersebut tidak dapat mengubah peran kodrati yang dimilikinya. Contohnya

; seseorang dapat mengubah jenis kelaminnya misalnya dari dari laki-laki menjadi

perempuan melalui operasi ganti kelamin dan suntikan hormon sehingga orang

tersebut nampak seperti perempuan pada umumnya. Namun tetap saja, orang

tersebut tidak dapat mengubah peran kodratinya. Hal itu terbukti dari orang

tersebut tidak dapat mengandung ataupun melahirkan karena pada hakikatnya

orang tersebut adalah laki-laki. 

Jadi, antara status dan peran sosial, yang dapat dipertukarkan adalah peran

sosial kecuali peran kodrati. Karena peran kodrati berkaitan dengan identitas

biologis seseorang. 

Ciri Ciri Kelompok Sosial

Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri

sebagai berikut

1. Memiliki motif  yang sama antara individu satu dengan yang lain.

(menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama

3

Page 4: sosiologi

2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu

dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan

individu yang terlibat)

3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok

yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.

4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang

mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai

tujuan bersama.

Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi

sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya

adalah sebagai berikut

Gillin 

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari

cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi,

kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau

penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Emile Durkheim  

Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan

demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang

diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat

oleh solidaritas organistik.

4

Page 5: sosiologi

Kingsley Davis 

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam

struktur dan fungsi masyarakat

Mac Iver 

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam

hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan

(ekuilibrium) hubungan sosial

William F. Ogburn 

Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur

kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh

besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial

Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan

sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial

memiliki ciri-ciri antara lain:

1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka

mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti

dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi

yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual

karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

Bentuk-bentuk perubahan social

Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk

umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang berlangsung

5

Page 6: sosiologi

lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi

dan evolusi.

Perubahan evolusi

Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam

proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu

dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung

mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain,

perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna

menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan

perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari

masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi,

yaitu

1. Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan

masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu,

dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang

sempurna.

2. Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan

masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut

teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang

tertentu.

3. Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap

tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya,

penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem

berburu ke pertanian.

6

Page 7: sosiologi

Perubahan revolusi

Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat

dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis

perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-

unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif

cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak

direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam

tubuh masyarakat yang bersangkutan.

Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara

sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu,

antara lain

1. Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam

masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada

suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan

tersebut.

2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu

memimpin masyarakat tersebut.

3. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk

kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat,

untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.

4. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada

masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan

dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan

yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.

5. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala

keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan

revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih

keliru, maka revolusi dapat gagal.

7

Page 8: sosiologi

Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan

Perubahan yang direncanakan

` Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang

diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang

hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang

menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau

sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai

pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu,

suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan

[[pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga

disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian

anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi

Nasional (PIN)atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah

mengadakan program keluarga berencana (KB).

Perubahan yang tidak direncanakan dan contoh

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak

dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar

perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang

memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya,

perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.

Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir

dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.

Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam

air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.

8

Page 9: sosiologi

Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil

Perubahan berpengaruh besar

Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut

mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan

kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak

pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini

memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di

wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.

Perubahan berpengaruh kecil

Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan

yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau

berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut.

Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam

masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga

kemasyarakatan homolis.

Pengertian Lembaga Sosial

Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah

satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam

melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan

bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social

institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial.

Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku

para anggota masyarakat. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial

merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-

aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan

9

Page 10: sosiologi

masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan

satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk

keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Istilah lain yang

digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari bahasa Jerman

sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut

Perkembangan Lembaga Sosial

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan

keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono

Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan

keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-

norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja.

Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Contoh:Dahulu di

dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan

tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat

bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu

pembeli ataukah penjual.

Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial. Namun,

tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial

karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami

proses yang panjang.

Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan

atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau

bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi. Dengan kata lain,

pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam

masyarakat menjadi institusi atau lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan

dalam kehidupan bersama.

10

Page 11: sosiologi

Jenis-jenis Lembaga Sosial

Ada 8 jenis lembaga sosial, yakni :

Lembaga Keluarga

Lembaga Pendidikan

Lembaga Ekonomi

Lembaga Agama

Lembaga Politik

Lembaga Hukum

Lembaga Budaya

Lembaga Kesehatan

Teori Fungsional

Talcott Parsons melahirkan teori fungsional tentang perubahan. seperti para

pendahulunya, Parsons juga menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat

seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran

Parsons adalah adanya proses diferensiasi.

Parsons berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan

subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna

fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah,

umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik

untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk

dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan.

Bahasan tentang struktural fungsional Parsons ini akan diawali dengan empat

fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan. Suatu fungsu adalah kumpulan

11

Page 12: sosiologi

kegiatan yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan

sistem. Parsons menyampaikan empat fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah

sistem agar mampu bertahan, yaitu:

Adaptasi, sebuah sistem harus mampu menanggulangu situasi eksternal yang

gawat. Sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pencapaian,

sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Integrasi,

sebuah sistem harus mengatur hubungan antar bagian yang menjadi

komponennya. Sistem juga harus dapat mengelola hubungan antara ketiga fungsi

penting lainnya. Pemeliharaan pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara

dan memperbaiki motivasi individual maupun pola-pola kultural yang

menciptakan dan menopang motivasi.

Teori struktural fungsional mengansumsikan bahwa masyarakat merupakan

sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling

berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat

meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utama dari berbagai pemikir

teori fungsionalisme adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan

untuk menjaga kelangsungan hidup sistem sosial. Terdapat beberapa bagian dari

sistem sosial yang perlu dijadikan fokus perhatian, antara lain ; faktor individu,

proses sosialisasi, sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang

berlaku.

Pemikir fungsionalis menegaskan bahwa perubahan diawali oleh tekanan-

tekanan kemudian terjadi integrasi dan berakhir pada titik keseimbangan yang

selalu berlangsung tidak sempurna. Artinya teori ini melihat adanya

ketidakseimbangan yang abadi yang akan berlangsung seperti sebuah siklus untuk

mewujudkan keseimbangan baru. Variabel yang menjadi perhatian teori ini adalah

struktur sosial serta berbagai dinamikanya. Penyebab perubahan dapat berasal dari

dalam maupun dari luar sistem sosial.

12

Page 13: sosiologi

Teori Konflik

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak

terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi

terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang

berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana-

sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat. Teori

konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional.

Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini

adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai

merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori struktural

fungsional.

Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat

kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar

tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19 di Eropa di

mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja

miskin sebagai kelas proletar.  Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial

hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses

produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false

consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima

keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan

kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi.

Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum

borjuis terhadap mereka.

Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini. Teori konflik merupakan

antitesis dari teori struktural fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat

mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian

dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat

tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat

manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan.

13

Page 14: sosiologi

Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan

dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang

berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini menghasilkan superordinasi dan

subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan

konflik karena adanya perbedaan kepentingan.

Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya

perubahan sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa perubahan

sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium, teori konflik

melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik kepentingan.

Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah

kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang

dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.

Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan “paksaan”.

Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya

paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan

dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang

berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A.

Coser dan Ralf Dahrendorf.

Perbedaan Antara Teori Fungsional dan Teori Konflik :

PERSEPSI

TENTANG

TEORI  FUNGSIONAL TEORI KONFLIK

MASYARAKAT Suatu system yang stabil 

dari kelompok-kelompok

yang bekerja sama

Suatu system yang tidak

stabil  dari kelompok-

kelompok dan kelas-kelas

yang saling bertentangan

KELAS SOSIAL Suatu tingkat status dari

orang-orang yang

memperoleh pendapatan

Sekelompok orang yang

memiliki kepentingan

ekonomi dan kebutuhan 

14

Page 15: sosiologi

dan memiliki gaya hidup

yang serupa. Berkembang

dari isi perasaan orang dan

kelompok yang berbeda.

kekuasaan yang serupa .

Berkembang dari

keberhasilan sebagian

orang dalam

mengeksploitasi orang lain

PERBEDAAN

SOSIAL

Tidak dapat dihindarkan

dalam susunan masyarakat

yang kompleks. Terutama

disebabkan perbedaan

kontribusi dari kelompok-

kelompok yang berbeda

Tidak perlu dan tidak adil.

Terutama disebabkan

perbedaan dalam

kekuasaan. Dapat

dihindarkan dengan jalan

penyusunan kembali

masyarakat secara

sosialistis

PERUBAHAN

SOSIAL

Timbul  dari perubahan

kebutuhan fungsional

masyarakat yang terus

berubah

Diapaksakan oleh suatu

kelas terhadap kelas

lainnya untuk kepentingan

kelas pemaksa

TATA TERTIB

SOSIAL

Hasil usaha tidak sadar

dari orang-orang untuk

mengorganisasi kegiatan –

kegiatan mereka secara

produktif

Dihasilkan dan

dipertahankan oleh

pemkasa yang

terorganisasi oleh kelas-

kelas yang dominan.

NILAI-NILAI Konsensus atas nilai-nilai

umum dan kesetiaan yang

mempersatukan

masyarakat

Menanamkan nilai-nilai

dan kesetiaan yan

melindungi golongan yang

mendapat hak-hak

istimewa

LEMBAGA-

LEMBAGA SOSIAL

Menanamkan nilai-nilai

umum dan kesetiaan yang

mempersatukan

masyarakat

Menanamkan nilai-nilai

dan kesetiaan yang

melindungi golongan yang

mendapat hak-hak

15

Page 16: sosiologi

istimewa.

HUKUM DAN

PEMERINTAHAN

Menjalankan peraturan

yang mencerminkan

consensus nilai-nilai

masyarakat.

Menjalankan peraturan

yang dipaksakan oleh

kelas yang dominan untuk

melindungi hak-hak

istimewa

16