SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

40
SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME TERORISME Oleh: Oleh: DR. Yunus Husein, S.H., LL.M DR. Yunus Husein, S.H., LL.M Jakarta, 9 Pebruari 2011 Jakarta, 9 Pebruari 2011 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

description

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME. Oleh: DR. Yunus Husein, S.H., LL.M. Jakarta, 9 Pebruari 2011. Sistematika. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Page 1: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

PENDANAAN TERORISMEPENDANAAN TERORISME

Oleh:Oleh:

DR. Yunus Husein, S.H., LL.MDR. Yunus Husein, S.H., LL.M

Jakarta, 9 Pebruari 2011Jakarta, 9 Pebruari 2011

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Page 2: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

SistematikaSistematika 1.1. Latar belakang, aspek sosiologis, Latar belakang, aspek sosiologis,

aspek yuridis serta tujuan penyusunan aspek yuridis serta tujuan penyusunan RUU tentang Pencegahan dan RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme;Pendanaan Terorisme;

2.2. Kaitan Tindak Pidana Pencucian Uang Kaitan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Pendanaan Terorisme;dengan Pendanaan Terorisme;

3.3. Peran PPATK dalam Pencegahan dan Peran PPATK dalam Pencegahan dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme;Pemberantasan Pendanaan Terorisme;

4.4. Materi RUU tentang Pencegahan dan Materi RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.Pendanaan Terorisme.

Page 3: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Latar BelakangLatar Belakang I. Perspektif NasionalI. Perspektif Nasional Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang

mengancam kedaulatan setiap negara. mengancam kedaulatan setiap negara. Negara wajib melindungi Negara wajib melindungi masyarakat dari ancaman tindak pidana terorisme dan aktifitas masyarakat dari ancaman tindak pidana terorisme dan aktifitas yang mendukung terorisme;yang mendukung terorisme;

Pendanaan merupakan faktor penting dalam aksi terorisme Pendanaan merupakan faktor penting dalam aksi terorisme sehingga upaya penanggulangan terorisme harus diikuti dengan sehingga upaya penanggulangan terorisme harus diikuti dengan pencegahan dan pemberantasan terhadap pendanaan terorisme;pencegahan dan pemberantasan terhadap pendanaan terorisme;

Dengan telah diratifikasinya Konvensi Internasional Pemberantasan Dengan telah diratifikasinya Konvensi Internasional Pemberantasan Pendanaan Terorisme, maka Indonesi wajib untuk membuat atau Pendanaan Terorisme, maka Indonesi wajib untuk membuat atau menyelaraskan peraturan perundang-undangan terkait pendanaan menyelaraskan peraturan perundang-undangan terkait pendanaan terorisme sehingga sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang terorisme sehingga sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam konvensi tersebut;diatur dalam konvensi tersebut;

Peraturan PerUUan yang berkaitan dengan pendanaan terorisme Peraturan PerUUan yang berkaitan dengan pendanaan terorisme belum mengatur pencegahan dan pemberantasan tindak pidana belum mengatur pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme secara memadai dan komprehensif.pendanaan terorisme secara memadai dan komprehensif.

II. Perspektif Internasional;II. Perspektif Internasional; Indonesia harus menaruh perhatian penuh untuk memperbaiki Indonesia harus menaruh perhatian penuh untuk memperbaiki

kelemahan dalam memenuhi 9 Rekomendasi Khusus FATF mengenai kelemahan dalam memenuhi 9 Rekomendasi Khusus FATF mengenai Pendanaan Terorisme.Pendanaan Terorisme.

Hasil penilaian Mutual Evaluation (ME), penanganan anti pendanaan Hasil penilaian Mutual Evaluation (ME), penanganan anti pendanaan terorisme di Indonesia dipandang masih lemah.terorisme di Indonesia dipandang masih lemah.

Komitmen Pemri yang diwakili oleh Menteri Keuangan kepada FATF.Komitmen Pemri yang diwakili oleh Menteri Keuangan kepada FATF.

Page 4: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

9 Rekomendasi Khusus FATF9 Rekomendasi Khusus FATF1.1. Ratifikasi dan Implementasi Konvensi PBB;Ratifikasi dan Implementasi Konvensi PBB;

2.2. Kriminalisasi Pendanaan Terorisme dan yang Kriminalisasi Pendanaan Terorisme dan yang terkait Pencucian Uang;terkait Pencucian Uang;

3.3. Pembekuan dan Perampasan Aset Teroris;Pembekuan dan Perampasan Aset Teroris;

4.4. Melaporkan Transaksi Mencurigakan terkait Melaporkan Transaksi Mencurigakan terkait Terorisme;Terorisme;

5.5. Kerjasama InternasionalKerjasama Internasional;;

6.6. Meregulasi Alternative Remittance System (ARS);Meregulasi Alternative Remittance System (ARS);

7.7. Informasi terkait Wire Transfer (WT);Informasi terkait Wire Transfer (WT);

8.8. Meninjau Peraturan terkait Non-Profit Organization Meninjau Peraturan terkait Non-Profit Organization (NPO); dan(NPO); dan

9.9. Mendeteksi Pergerakan Pembawaan Uang Lintas Mendeteksi Pergerakan Pembawaan Uang Lintas Batas (CBCC) dan Pembawaan Instrumen Batas (CBCC) dan Pembawaan Instrumen Pembayaran lainnya (BNI).Pembayaran lainnya (BNI).

Page 5: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

RRekapitulasi akhir ekapitulasi akhir ratingrating pada MER yang telah pada MER yang telah didiadopsi dalam sadopsi dalam sidang pleno APGidang pleno APG di Bali pada di Bali pada tanggal 9 Juni 2008 adalah sbb:tanggal 9 Juni 2008 adalah sbb:

Mutual Evaluation Report (MER)Mutual Evaluation Report (MER)

RatingRating

40 Rec 9 SR

Compliant (C) 4 --

Largely compliant (LC) 8 --

Partially compliant (PC) 18 4

Non-compliant (NC) 9 5

Not applicable (NA) 1 --

Page 6: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Aspek YuridisAspek Yuridis

UU No.6/2006: Ratifikasi UU No.6/2006: Ratifikasi IInternational Convention for the nternational Convention for the Suppression of Suppression of the Financing ofthe Financing of TerorismTerorism, 199, 1999;9;

UU No. 15/2003: Anti Terorisme;UU No. 15/2003: Anti Terorisme;

UU No. 8/2010: Pencegahan dan UU No. 8/2010: Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.Pemberantasan TPPU.

Page 7: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

UU No.15 Tahun 2003UU No.15 Tahun 2003 Pasal 11: Pasal 11: “Setiap orang yang mengumpulkan “Setiap orang yang mengumpulkan

atau menyediakan atau menyediakan sejumlah danasejumlah dana dengan dengan tujuan…”tujuan…”

Pasal 12: Pasal 12: SS etiap orang yang menyediakan atau etiap orang yang menyediakan atau mengumpulkan mengumpulkan harta kekayaan harta kekayaan, , dimana harta dimana harta

kekayaan disini didefinisikan secara lebih luas, kekayaan disini didefinisikan secara lebih luas, untuk mendukung aksi terorisme yang terkait untuk mendukung aksi terorisme yang terkait

- dengan bahan bahan nuklir, senjata kimia dan - dengan bahan bahan nuklir, senjata kimia dan -biologis, dan lain lain. -biologis, dan lain lain.

Pasal 13: Pasal 13: Setiap orang yang Setiap orang yang memberikan memberikan bantuan atau kemudahan bantuan atau kemudahan terhadap pelaku terhadap pelaku

tindak pidana terorisme tindak pidana terorisme, antara lain dengan , antara lain dengan memberikan atau meminjamkan uang atau memberikan atau meminjamkan uang atau

barang atau harta kekayaan lainnya kepada barang atau harta kekayaan lainnya kepada pelaku tindak pidana terorisme pelaku tindak pidana terorisme..

Page 8: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

UU No.15 Tahun 2003 UU No.15 Tahun 2003 ((lanjutan…lanjutan…))

Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim berwenang memerintahkan bank dan berwenang memerintahkan bank dan lembaga keuangan lainnya melakukan lembaga keuangan lainnya melakukan pemblokiran, penyitaan dan perampasan pemblokiran, penyitaan dan perampasan harta kekayaan yang digunakan untuk harta kekayaan yang digunakan untuk kegiatan terorisme atau kegiatan lain kegiatan terorisme atau kegiatan lain yang terkait terorisme (Pasal 29 ayat yang terkait terorisme (Pasal 29 ayat (1))(1))

Page 9: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

UU No. 8 Tahun 2010UU No. 8 Tahun 2010

Terorisme adalah salah satu kejahatan Terorisme adalah salah satu kejahatan asal asal (predicate crime)(predicate crime) dari dari money money laundering (Pasal 2 ayat (1) huruf n)laundering (Pasal 2 ayat (1) huruf n)

Harta Kekayaan yang diketahui atau Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau patut diduga akan digunakan dan/atau digunakan secara langsung atau tidak digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana dalam Pasal 2 ayat (1) tindak pidana dalam Pasal 2 ayat (1) huruf n.huruf n.

Page 10: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Aspek SosiologisAspek Sosiologis Adanya Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1267 tanggal 15 Adanya Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1267 tanggal 15

Oktober 1999. Resolusi ini telah diadopsi dalam Bab VII Oktober 1999. Resolusi ini telah diadopsi dalam Bab VII United United Nations Charter. Nations Charter. Inti dari Resolusi ini antara lain meminta setiap Inti dari Resolusi ini antara lain meminta setiap negara untuk melakukan “pembekuan seketika” terhadap dana negara untuk melakukan “pembekuan seketika” terhadap dana dan aset keuangan lainnya atau sumber ekonomis dari individu dan aset keuangan lainnya atau sumber ekonomis dari individu dan entitas yang berkaitan dengan Al-Qaida, Usama bin Laden dan entitas yang berkaitan dengan Al-Qaida, Usama bin Laden dan/atau Taliban. Karena itu perlu landasan hukum yang kuat dan/atau Taliban. Karena itu perlu landasan hukum yang kuat sehingga memungkinkan Indonesia melaksanakan Resolusi DK sehingga memungkinkan Indonesia melaksanakan Resolusi DK PBB tersebut;PBB tersebut;

Industri keuangan telah menerapkan KYC/CDD antara dalam Industri keuangan telah menerapkan KYC/CDD antara dalam rangka pencegahan dan pemberantasan pendanaan terorisme rangka pencegahan dan pemberantasan pendanaan terorisme sesuai ketentuan yang dikeluarkan regulator seperti Peraturan BI sesuai ketentuan yang dikeluarkan regulator seperti Peraturan BI NNomoromor 11/28/PBI/2009 11/28/PBI/2009 tentang tentang Penerapan Program Anti Penerapan Program Anti Pencucian Uang Pencucian Uang ddan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi an Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank UmumBank Umum;;

Penyedia Jasa KeuanganPenyedia Jasa Keuangan (PJK) juga diminta melakukan (PJK) juga diminta melakukan Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan terkait Pendanaan Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan terkait Pendanaan Terorisme bagi Penyedia Jasa KeuanganTerorisme bagi Penyedia Jasa Keuangan dan dan Pedoman Pedoman Identifikasi Produk,Nasabah,Usaha dan Negara yang Berisiko Identifikasi Produk,Nasabah,Usaha dan Negara yang Berisiko Tinggi bagi PJKTinggi bagi PJK sesuai Keputusan Kepala PPATK sesuai Keputusan Kepala PPATK NoNo.. KEP- KEP-47/1.02./PPATK/06/2008 2 Juni 200847/1.02./PPATK/06/2008 2 Juni 2008..

Page 11: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

TujuanTujuan untuk mengatasi untuk mengatasi loopholes loopholes yang ada dalam yang ada dalam

peraturan yang berkaitan dengan tindak peraturan yang berkaitan dengan tindak pidana pendanaan terorisme sehingga pidana pendanaan terorisme sehingga menjamin kepastian hukum dan ketertiban menjamin kepastian hukum dan ketertiban dalam masyarakat;dalam masyarakat;

untuk mengetahui dan mengatur prosedur untuk mengetahui dan mengatur prosedur dan mekanisme yang jelas upaya dan mekanisme yang jelas upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pencegahan dan pemberantasan tindak pidana terorisme melalui pendekatan pidana terorisme melalui pendekatan follow the money follow the money namun tidak namun tidak menghambat kegiatan pengelola jasa menghambat kegiatan pengelola jasa keuangan;keuangan;

untuk memenuhi 40+9 FATF Recuntuk memenuhi 40+9 FATF Rec

Page 12: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

1212

Kaitan TPPU denganKaitan TPPU denganPendanaan TerorismePendanaan Terorisme

Sumber Sumber Money LaunderingMoney Laundering adalah adalah hasil kejahatan hasil kejahatan (proceeds of crime)(proceeds of crime)

Sumber pendanaan terorisme bisa Sumber pendanaan terorisme bisa berasal dari hasil kejahatan berasal dari hasil kejahatan (proceeds (proceeds of crime) of crime) maupun kegiatan yang sah maupun kegiatan yang sah ((Ref: FATF Money Laundering Ref: FATF Money Laundering Typologies Report, 2001-2002Typologies Report, 2001-2002))

Menggunakan teknik yang sama untuk Menggunakan teknik yang sama untuk menyembunyikan asal-usul sumber menyembunyikan asal-usul sumber danadana

Page 13: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Penelusuran Aliran DanaPenelusuran Aliran Dana

Untuk mengidentifikasi kegiatan Untuk mengidentifikasi kegiatan pendanaan dan donatur/penyumbang pendanaan dan donatur/penyumbang atau yang membiayai kegiatan atau yang membiayai kegiatan terorismeterorisme

Dengan mengikuti uang dapat Dengan mengikuti uang dapat mengarahkan penyidikan kepada mengarahkan penyidikan kepada tokoh-tokoh penting dalam kelompok tokoh-tokoh penting dalam kelompok teroristeroris

Untuk mengidentifikasi lokasi pelaku Untuk mengidentifikasi lokasi pelaku dan rencana aksi merekadan rencana aksi mereka

Page 14: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

YANG DAPAT DITUNJUKKAN OLEH YANG DAPAT DITUNJUKKAN OLEH DATA / INFORMASI KEUANGANDATA / INFORMASI KEUANGAN

Lokasi para pelaku pada suatu waktuLokasi para pelaku pada suatu waktu

Hubungan antar pelaku dlm kelompok dan Hubungan antar pelaku dlm kelompok dan antara kelompok satu dengan lainnyaantara kelompok satu dengan lainnya

Keterlibatan pihak lainKeterlibatan pihak lain

Pihak yang mengendalikan dana Pihak yang mengendalikan dana

Identitas, nomor telepon dan alamatIdentitas, nomor telepon dan alamat

Aset atau harta yang dimiliki/digunakanAset atau harta yang dimiliki/digunakan

Rincian perjalananRincian perjalanan

Page 15: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

PPATK, sebagai PPATK, sebagai Financial IFinancial Innteltellligenigence ce Unit Unit (FIU), memiliki peran terkait (FIU), memiliki peran terkait assets assets recovery recovery terutama dengan memberikan terutama dengan memberikan informasi intelijen keuangan melalui informasi intelijen keuangan melalui penelusuran aset (penelusuran aset (assets tracing) assets tracing) baik pada baik pada waktu proses analisis transaksi keuangan, waktu proses analisis transaksi keuangan, maupun pada saat proses penyidikan, maupun pada saat proses penyidikan, penuntutan dan peradilan. penuntutan dan peradilan.

Penelusuran Penelusuran aset aset ((assets tracing) assets tracing) dilakukan dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeribaik di dalam negeri maupun di luar negeri..

BAGAIMANA PENELUSURAN DILAKUKAN BAGAIMANA PENELUSURAN DILAKUKAN OLEH PPATK?OLEH PPATK?

Page 16: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

DatabaseDatabase PPATK yang meliputi: PPATK yang meliputi:

1.1. Lapaoran TKM;Lapaoran TKM;

2.2. Laporan TKT;Laporan TKT;

3.3. Laporan dari Penyedia Barang dan/atau Jasa, Laporan dari Penyedia Barang dan/atau Jasa,

4.4. Laporan Pembawaan Uang Tunai dan Laporan Pembawaan Uang Tunai dan Bearer Negotianle Bearer Negotianle InstrumentsInstruments (BNI) Lintas Batas Negara; (BNI) Lintas Batas Negara;

5.5. Laporan transaksi transfer dana dari dan ke luar negeri serta Laporan transaksi transfer dana dari dan ke luar negeri serta data lain seperti hasil inquiry ke PJK;data lain seperti hasil inquiry ke PJK;

Pertukaran informasi dengan instansi penegak Pertukaran informasi dengan instansi penegak hukum, lembaga yang berwenang melakukan hukum, lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap PJK, lembaga yang memeriksa pengawasan terhadap PJK, lembaga yang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, lembaga lain yang terkait TPPU dan TP lain terkait lembaga lain yang terkait TPPU dan TP lain terkait TPPU;TPPU;

Kerjasama antara instansi: Sudah ada 41 MoU dengan Kerjasama antara instansi: Sudah ada 41 MoU dengan Instansi terkait, baik Regulator, Penegak Hukum, Instansi terkait, baik Regulator, Penegak Hukum, maupun instansi yang mengelola database dsb.maupun instansi yang mengelola database dsb.

PENELUSURAN ASET DI DALAM NEGERIPENELUSURAN ASET DI DALAM NEGERI

Page 17: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Kerjasama pertukaran informasi dengan Kerjasama pertukaran informasi dengan memanfaatkan organisasi internasional di memanfaatkan organisasi internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang baik tindak pidana pencucian uang baik multilateral (multilateral (The Egmont GroupThe Egmont Group), regional ), regional ((APG on Money LaunderingAPG on Money Laundering), maupun ), maupun bilateral.bilateral.

Pertukaran informasi antar FIUPertukaran informasi antar FIU..

Saat ini PPATK telah melakukan Saat ini PPATK telah melakukan penandatanganan MoU dengan 38 FIU penandatanganan MoU dengan 38 FIU negara lain.negara lain.

PENELUSURAN ASET DI LUAR NEGERIPENELUSURAN ASET DI LUAR NEGERI

Page 18: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Tipologi Pendanaan TerorismeTipologi Pendanaan Terorisme

Rekening dibuka atas nama Rekening dibuka atas nama ppelajar atau tanpa pekerjaan elajar atau tanpa pekerjaan yang jelas yang memiliki yang jelas yang memiliki pola pola transaksi di luar profiltransaksi di luar profil;;

Beberapa rekening atas nama berbeda yang memiliki Beberapa rekening atas nama berbeda yang memiliki alamat yang samaalamat yang sama;;

Rekening Rekening ddormant ormant yang aktif kembali dengan adanya yang aktif kembali dengan adanya incoming transfer incoming transfer dengan nilai yang relatif besar yang dengan nilai yang relatif besar yang kemudian ditarik tunai atau transfer dalam beberapa kali kemudian ditarik tunai atau transfer dalam beberapa kali transaksitransaksi;;

Dana yang ditarik segera setelah terdapat setoran Dana yang ditarik segera setelah terdapat setoran (transaksi (transaksi pass-bypass-by), penarikan tunai lewat ATM dengan ), penarikan tunai lewat ATM dengan nilai relatif kecil nilai relatif kecil namun namun sering, hingga nilai saldo minimalsering, hingga nilai saldo minimal;;

PPeningkatan aktieningkatan aktiffitas transaksi setelah terjadinya itas transaksi setelah terjadinya aksi aksi terorteror;; diduga diduga dana digunakan untuk membantu proses dana digunakan untuk membantu proses kaburnyakaburnya pelaku; pelaku;

Underlying transactions Underlying transactions berupa dberupa donasi onasi ((keke/dari/dari yayasan, yayasan, organisasi amal, organisasi amal, LSMLSM), hasil penjualan buku, investasi ), hasil penjualan buku, investasi usaha, biaya hidup untuk anggota keluarga;usaha, biaya hidup untuk anggota keluarga;

Beberapa Beberapa wwire transfer ire transfer ke ke beneficiary beneficiary yang samayang sama..

Page 19: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Perkembangan Perkembangan Penanganan KasusPenanganan Kasus

PPATK telah menerima sebanyak 128 PPATK telah menerima sebanyak 128 Laporan Transaksi Keuangan yang Laporan Transaksi Keuangan yang Mencurigakan Mencurigakan (Suspicious Transaction (Suspicious Transaction Report/STR)Report/STR) yang diduga terkait dengan yang diduga terkait dengan tindak pidana terorisme (data per 31 tindak pidana terorisme (data per 31 Desember 2010). Desember 2010).

Laporan tersebut disampaikan oleh Penyedia Laporan tersebut disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan/PJK kepada PPATK Jasa Keuangan/PJK kepada PPATK berdasarkan permintaan dari penyidik berdasarkan permintaan dari penyidik maupun atas insiatif dari PJK sendiri.maupun atas insiatif dari PJK sendiri.

Page 20: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Perkembangan Perkembangan ((lanjutan…lanjutan…))

Laporan tersebut menyangkut rekening di PJK Laporan tersebut menyangkut rekening di PJK yang diduga terkait dengan kasus tindak pidana yang diduga terkait dengan kasus tindak pidana terorisme. Rekening tersebut dibuka di daerah terorisme. Rekening tersebut dibuka di daerah Palu, Bali, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Palu, Bali, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Bekasi, Poso, Makassar, Karawang, Solo, dan Bekasi, Poso, Makassar, Karawang, Solo, dan Pelabuhan Ratu. Pelabuhan Ratu.

Dari kasus-kasus tersebut diketahui, bahwa Dari kasus-kasus tersebut diketahui, bahwa frekuensi transaksi yang dilakukan cukup tinggi frekuensi transaksi yang dilakukan cukup tinggi dengan nilai transaksi yang tidak besar, dengan nilai transaksi yang tidak besar, misalnya penarikan melalui ATM dalam jumlah misalnya penarikan melalui ATM dalam jumlah beberapa juta rupiah. Dari pihak kepolisian beberapa juta rupiah. Dari pihak kepolisian diperoleh informasi, bahwa dana untuk diperoleh informasi, bahwa dana untuk pembiayaan terorisme dalam jumlah yang besar pembiayaan terorisme dalam jumlah yang besar pada waktu yang lalu dikirim dengan pada waktu yang lalu dikirim dengan menggunakan kurir.menggunakan kurir.

Page 21: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Perkembangan Perkembangan ((lanjutan…lanjutan…))

Hingga Desember 2010, PPATK telah Hingga Desember 2010, PPATK telah menyerahkan 35 Laporan/Informasi menyerahkan 35 Laporan/Informasi Hasil Analisis terkait Tindak Pidana Hasil Analisis terkait Tindak Pidana Terorisme kepada Aparat Penegak Terorisme kepada Aparat Penegak Hukum.Hukum.

Telah ada 2 (dua) putusan pengadilan Telah ada 2 (dua) putusan pengadilan terkait Pendanaan terorisme an. terkait Pendanaan terorisme an. Tersangka Abud Dujana dan Zarkasih.Tersangka Abud Dujana dan Zarkasih.

Page 22: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Materi Muatan RUUMateri Muatan RUU

Setiap perbuatan yang dengan sengaja menyediakan, Setiap perbuatan yang dengan sengaja menyediakan, mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan dana yang mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan dana yang berasal dari sumber yang sah maupun tidak sah, baik secara berasal dari sumber yang sah maupun tidak sah, baik secara

langsung maupun tidak langsung, yang diketahuinya atau langsung maupun tidak langsung, yang diketahuinya atau patut diduga bahwa dana tersebut akan digunakan, baik patut diduga bahwa dana tersebut akan digunakan, baik

keseluruhannya maupun sebagian, untuk melakukan suatu keseluruhannya maupun sebagian, untuk melakukan suatu tindak pidana terorisme (Pasal 1 angka 1 RUU Pendanaan tindak pidana terorisme (Pasal 1 angka 1 RUU Pendanaan

Terorisme)Terorisme)

Pada intinya pendanaan terorisme adalah Pada intinya pendanaan terorisme adalah penyediaan dukungan keuangan untuk penyediaan dukungan keuangan untuk terorisme baik bagi yang memfasilitasi, terorisme baik bagi yang memfasilitasi, merencanakan atau melakukan terorisme.merencanakan atau melakukan terorisme.

Any person commits an offence within the meaning of this Any person commits an offence within the meaning of this Convention if that person by any means, directly or indirectly, Convention if that person by any means, directly or indirectly,

unlawfully and wilfully, provides or collects funds with the unlawfully and wilfully, provides or collects funds with the intention that they should be used or in the knowledge that intention that they should be used or in the knowledge that they are to be used…(Article 2 Ithey are to be used…(Article 2 International Convention for nternational Convention for

the Suppression of the Suppression of the Financing ofthe Financing of TerorismTerorism, 199, 1999 9

Page 23: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Rumusan DelikRumusan Delik Setiap orang yang Setiap orang yang dengandengan sengaja menyediakan, sengaja menyediakan,

mengumpulkan, memberikanmengumpulkan, memberikan,, atau meminjamkan Dana atau meminjamkan Dana baik baik langsung maupun tidak langsunglangsung maupun tidak langsung dengan maksud akan dengan maksud akan digunakan atau patut diduga akan digunakandigunakan atau patut diduga akan digunakan seluruhnyaseluruhnya atau atau sebagiansebagian untuk melakukan Tindak pidana terorisme untuk melakukan Tindak pidana terorisme dipidana dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000 (Pasal 2).banyak Rp.1.000.000.000 (Pasal 2).

Setiap orang yang dengan sengajaSetiap orang yang dengan sengaja melakukan percobaan atau melakukan percobaan atau pembantuan menyediakan, mengumpulkan, memberikan atau pembantuan menyediakan, mengumpulkan, memberikan atau meminjamkan Dana meminjamkan Dana baik langsung maupun tidak langsung, baik langsung maupun tidak langsung, dengan maksud akan digunakan atau patut diduga akan dengan maksud akan digunakan atau patut diduga akan digunakan, seluruhnyadigunakan, seluruhnya atau sebagian atau sebagian untuk melakukan tindak untuk melakukan tindak pidana terorismepidana terorisme dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000 (Pasal 3).tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000 (Pasal 3).

Setiap orang yang dengan sengaja, merencanakan, Setiap orang yang dengan sengaja, merencanakan, menggerakkanmenggerakkan, a, atau menyuruh orang lain untuk mengumpulkan, tau menyuruh orang lain untuk mengumpulkan, memberikanmemberikan, , atau meminjamkan Dana atau meminjamkan Dana baik langsung atau tidak baik langsung atau tidak langsung, langsung, dengan maksud akan digunakan atau patut diduga dengan maksud akan digunakan atau patut diduga akan digunakan, seluruhnyaakan digunakan, seluruhnya atau sebagian atau sebagian, untuk melakukan , untuk melakukan Tindak pidana terorismeTindak pidana terorisme dipidana dengan pidana mati atau dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun (Pasal 4).tahun (Pasal 4).

Page 24: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Pelaku Korporasi/Organisasi TerorisPelaku Korporasi/Organisasi Teroris(Pasal 6)(Pasal 6)

Dalam hal tindak pidana pendanaan terorisme dilakukan Dalam hal tindak pidana pendanaan terorisme dilakukan oleh Korporasi, maka tuntutan dan penjatuhan pidana oleh Korporasi, maka tuntutan dan penjatuhan pidana dilakukan terhadap Korporasi, dan/atau Personil Pengendali dilakukan terhadap Korporasi, dan/atau Personil Pengendali Korporasi.Korporasi.

Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap Korporasi Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap Korporasi hanya pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 hanya pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).(satu miliar rupiah).

Selain pidana denda, terhadap Korporasi juga dapat Selain pidana denda, terhadap Korporasi juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa:dijatuhkan pidana tambahan berupa:

-- pembekuan sebagian atau seluruh kegiatan pembekuan sebagian atau seluruh kegiatan Korporasi;Korporasi;

-- pencabutan izin usaha dan dinyatakan sebagai pencabutan izin usaha dan dinyatakan sebagai KorporasiKorporasi terlarang;terlarang;

-- pembubaran dan pelarangan Korporasi;pembubaran dan pelarangan Korporasi;

- - perampasan aset Korporasi untuk negara; dan/atauperampasan aset Korporasi untuk negara; dan/atau

- - pengambilalihan Korporasi oleh negara.pengambilalihan Korporasi oleh negara.

Page 25: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Pihak Pelapor (Pasal 9)Pihak Pelapor (Pasal 9)

a.a. PPenyedia enyedia JJasa asa KKeuanganeuangan;;• bank;bank;• perusahaan pembiayaan;perusahaan pembiayaan;• perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi dan

perusahaan pialang asuransi;perusahaan pialang asuransi;• dana pensiun lembaga dana pensiun lembaga

keuangan;keuangan;• perusahaan efek;perusahaan efek;• manajer investasi;manajer investasi;• kustodian;kustodian;• wali amanat;wali amanat;• Lembaga penyimpanan dan Lembaga penyimpanan dan

penyelesaianpenyelesaian• perposan sebagai penyedia jasa perposan sebagai penyedia jasa

giro;giro;• pedagang valuta asing;pedagang valuta asing;

• penyelenggara alat penyelenggara alat pembayaran pembayaran menggunakan kartu;menggunakan kartu;

• penyelenggara penyelenggara e-moneye-money dan/atau dan/atau e-wallete-wallet;;

• koperasi yang melakukan koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam;kegiatan simpan pinjam;

• pegadaian;pegadaian;• perusahaan yang perusahaan yang

bergerak di bidang bergerak di bidang perdagangan berjangka perdagangan berjangka komoditi; komoditi;

• penyelenggara kegiatan penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uangusaha pengiriman uang; ; atauatau

• Jasa kurir uang tunai.Jasa kurir uang tunai.

b.b. PPihak pelapor selain huruf a ditetapkan dengan Keputusan ihak pelapor selain huruf a ditetapkan dengan Keputusan Kepala PPATK.Kepala PPATK.

Kewajiban PelaporanKewajiban Pelaporan

Page 26: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Kewajiban Pelaporan Kewajiban Pelaporan (lanjutan..)(lanjutan..)

Pihak Pelapor Pihak Pelapor wajib menyampaikan laporan transaksi wajib menyampaikan laporan transaksi keuangan terkait pendanaan terorisme kepada PPATKkeuangan terkait pendanaan terorisme kepada PPATK paling paling lambat 3 hari kerja setelah Pihak Pelapor mengetahui lambat 3 hari kerja setelah Pihak Pelapor mengetahui adanya transaksi keuangan terkait pendanaan terorisme adanya transaksi keuangan terkait pendanaan terorisme tersebut (Pasal 16 ayat (1))tersebut (Pasal 16 ayat (1))

Yang dimaksud dengan Transaksi Keuangan terkait Yang dimaksud dengan Transaksi Keuangan terkait Pendanaan terorisme adalah: (Pasal 1 angka 7)Pendanaan terorisme adalah: (Pasal 1 angka 7)

• transaksi yang patut diduga menggunakan dana yang transaksi yang patut diduga menggunakan dana yang terkait atau berhubungan dengan atau akan digunakan terkait atau berhubungan dengan atau akan digunakan untuk tindak pidana terorisme; untuk tindak pidana terorisme;

• ttransaksi yang melibatkan ransaksi yang melibatkan SSetiap etiap OOrang yang rang yang berdasarkan publikasi pemerintah atau organisasi berdasarkan publikasi pemerintah atau organisasi internasional dikategorikan sebagai teroris atau internasional dikategorikan sebagai teroris atau organisasi teroris.organisasi teroris.

Dalam ketentuan ini termasuk dalam “Transaksi Keuangan Dalam ketentuan ini termasuk dalam “Transaksi Keuangan Terkait Pendanaan Terorisme” antara lain transaksi yang Terkait Pendanaan Terorisme” antara lain transaksi yang dilakukan Setiap orang atau Korporasi yang berdasarkan dilakukan Setiap orang atau Korporasi yang berdasarkan publikasi pemerintah atau organisasi internasional yang publikasi pemerintah atau organisasi internasional yang dikategorikan sebagai teroris atau organisasi teroris dikategorikan sebagai teroris atau organisasi teroris misalnya yang tercantum Resolusi Dewan Keamanan Pmisalnya yang tercantum Resolusi Dewan Keamanan PBBBB Nomor 1267.Nomor 1267. (Penjelasan Pasal 16 ayat (1)) (Penjelasan Pasal 16 ayat (1))

Page 27: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Kewajiban Pelaporan Kewajiban Pelaporan (lanjutan..)(lanjutan..)

Pihak Pelapor yang dengan sengaja Pihak Pelapor yang dengan sengaja melanggar ketentuan pada ayat (1) melanggar ketentuan pada ayat (1) dikenakan denda administratif paling banyak dikenakan denda administratif paling banyak Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah) (vide Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah) (vide Pasal 16 ayat (2))Pasal 16 ayat (2))

Pelaksanaan kewajiban pelaporan oleh PJK Pelaksanaan kewajiban pelaporan oleh PJK yang berbentuk bank dikecualikan dari yang berbentuk bank dikecualikan dari ketentuan rahasia bank (Pasal 17)ketentuan rahasia bank (Pasal 17)

Page 28: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Pengawasan KepatuhanPengawasan Kepatuhan

Pengawasan kepatuhan Pihak Pelapor atas Pengawasan kepatuhan Pihak Pelapor atas kewajiban pelaporan dilakukan oleh PPATK kewajiban pelaporan dilakukan oleh PPATK dan Lembaga Pengawas dan Pengaturdan Lembaga Pengawas dan Pengatur

Dalam hal Lembaga Pengawas dan Dalam hal Lembaga Pengawas dan Pengatur menemukan adanya transaksi Pengatur menemukan adanya transaksi keuangan terkait pendanaan terorisme keuangan terkait pendanaan terorisme yang tidak dilaporkan oleh Pihak Pelapor yang tidak dilaporkan oleh Pihak Pelapor kepada PPATK, Lembaga Pengawas kepada PPATK, Lembaga Pengawas Pengatur segera menyampaikan temuan Pengatur segera menyampaikan temuan tersebut kepada PPATK. tersebut kepada PPATK.

Page 29: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Pelaporan CBCCPelaporan CBCC

Setiap orang wajib memberitahukan kepada Setiap orang wajib memberitahukan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembawaan uang tunai dalam mata uang Rupiah pembawaan uang tunai dalam mata uang Rupiah dan/atau mata uang asing dan/atau instrumen dan/atau mata uang asing dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk antara lain pembayaran lain dalam bentuk antara lain cek, cek cek, cek perjalanan atau bilyet giro perjalanan atau bilyet giro paling sedikitpaling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau yang Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan itu, ke dalam atau ke luar nilainya setara dengan itu, ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia -- daerah pabean Indonesia -- Pasal 20 ayat (1) Pasal 20 ayat (1)

Direktorat Bea dan Cukai harus membuat laporan Direktorat Bea dan Cukai harus membuat laporan mengenai pembawaan tunai sebagaimana dimaksud mengenai pembawaan tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan kepada PPATK pada ayat (1) dan menyampaikan kepada PPATK dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan -- sejak diterimanya pemberitahuan -- Pasal 20 ayat Pasal 20 ayat (2) (2)

PPATK dapat meminta informasi tambahan dari PPATK dapat meminta informasi tambahan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengenai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengenai pembawaan uang tunai sebagaimana dimaksud pembawaan uang tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) -- Pasal 20 ayat (3)pada ayat (1) -- Pasal 20 ayat (3)

Page 30: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Pelaporan CBCC Pelaporan CBCC (lanjutan…)(lanjutan…)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berwenang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berwenang melakukan penindakan terhadap melakukan penindakan terhadap pembawaan pembawaan uang tunai atau instrumen pembayaran lainuang tunai atau instrumen pembayaran lain dari dari dan keluar daerah pabean dengan nilai paling dan keluar daerah pabean dengan nilai paling sedikit Rp.100.000.000 atau yang setara ; sedikit Rp.100.000.000 atau yang setara ; dan/atau yang terkait dengan tindak pidana dan/atau yang terkait dengan tindak pidana terorisme atau berdasarkan publikasi terorisme atau berdasarkan publikasi pemerintah atau organisasi internasional pemerintah atau organisasi internasional dikategorikan sebagai teroris atau organisasi dikategorikan sebagai teroris atau organisasi teroris yang berdasarkan bukti permulaan atau teroris yang berdasarkan bukti permulaan atau informasi dari penegak hukum lain diduga atau informasi dari penegak hukum lain diduga atau terindikasi terkait dengan tindak pidana terindikasi terkait dengan tindak pidana terorisme (Pasal 22 ayat (1)).terorisme (Pasal 22 ayat (1)).

Page 31: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Lembaga Pengawas dan PengaturLembaga Pengawas dan Pengatur(Pasal 10 RUU)(Pasal 10 RUU)

Lembaga Pengawas dan Pengatur berwenang Lembaga Pengawas dan Pengatur berwenang melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap Pihak melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap Pihak Pelapor dan badan atau lembaga yang melakukan Pelapor dan badan atau lembaga yang melakukan pengumpulan atau penerimaan sumbangan.pengumpulan atau penerimaan sumbangan.

Lembaga Pengawas dan pengatur yang berwenang Lembaga Pengawas dan pengatur yang berwenang melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap badan atau lembaga yang melakukan pengumpulan badan atau lembaga yang melakukan pengumpulan atau penerimaan sumbangan ditetapkan dengan atau penerimaan sumbangan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.Keputusan Presiden.

Lembaga Pengawas dan Pengatur wajib menyampaikan Lembaga Pengawas dan Pengatur wajib menyampaikan Transaksi Keuangan Terkait Pendanaan Terorisme yang Transaksi Keuangan Terkait Pendanaan Terorisme yang dilaporkan oleh badan atau lembaga yang melakukan dilaporkan oleh badan atau lembaga yang melakukan pengumpulan atau penerimaan sumbangan kepada pengumpulan atau penerimaan sumbangan kepada PPATK.PPATK.

Badan atau lembaga yang melakukan pengumpulan Badan atau lembaga yang melakukan pengumpulan atau penerimaan sumbangan wajib melaporkan atau penerimaan sumbangan wajib melaporkan Transaksi Keuangan Terkait Pendanaan Terorisme Transaksi Keuangan Terkait Pendanaan Terorisme kepada Lembaga Pengawas dan Pengatur.kepada Lembaga Pengawas dan Pengatur.

Page 32: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Lembaga Pengawas dan Pengatur menetapkan ketentuan prinsip Lembaga Pengawas dan Pengatur menetapkan ketentuan prinsip mengenali Pengguna Jasa (Pasal 11 ayat (1))mengenali Pengguna Jasa (Pasal 11 ayat (1))

Wajib diterapkan oleh Pihak Pelapor (Pasal 11 ayat (2))Wajib diterapkan oleh Pihak Pelapor (Pasal 11 ayat (2)) Kewajiban penerapan mengenali pengguna jasa dilakukan pada saat:Kewajiban penerapan mengenali pengguna jasa dilakukan pada saat:

a.a. Melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa;Melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa;

b.b. Terdapat transaksi dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang Terdapat transaksi dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang asing dalam jumlah paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta asing dalam jumlah paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah);rupiah);

c.c. Terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan yang terkait dengan Terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme; atauterorisme; atau

d.d. Pihak Pelapor meragukan kebenaran Informasi yang dilaporkan Pihak Pelapor meragukan kebenaran Informasi yang dilaporkan Pengguna JasaPengguna Jasa

(Pasal 11 ayat (3))(Pasal 11 ayat (3)) Lembaga Pengawas dan Pengatur wajib melaksanakan pengawasan atas Lembaga Pengawas dan Pengatur wajib melaksanakan pengawasan atas

kepatuhan Pihak Pelapor dalam menerapkan prinsip mengenali Pengguna kepatuhan Pihak Pelapor dalam menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa (Pasal 11 ayat (4))Jasa (Pasal 11 ayat (4))

Prinsip mengenali Pengguna jasa, paling sedikit memuat: Identifikasi, Prinsip mengenali Pengguna jasa, paling sedikit memuat: Identifikasi, Verifikasi dan Pemantauan transaksi Pengguna Jasa (Pasal 11 ayat (5))Verifikasi dan Pemantauan transaksi Pengguna Jasa (Pasal 11 ayat (5))

Dalam hal belum terdapat Lembaga Pengawas dan Pengatur, ketentuan Dalam hal belum terdapat Lembaga Pengawas dan Pengatur, ketentuan prinsip mengenali Pengguna Jasa dan pengawasannya diatur dengan prinsip mengenali Pengguna Jasa dan pengawasannya diatur dengan Peraturan Kepala PPATK (Pasal 11 ayat (6)).Peraturan Kepala PPATK (Pasal 11 ayat (6)).

Penarapan Prinsip Mengenali Pengguna JasaPenarapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

Page 33: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Penundaan TransaksiPenundaan TransaksiPasal 23:Pasal 23: Penyedia jasa keuangan wajib menundaPenyedia jasa keuangan wajib menunda::

-- ttransaksi yang melibatkanransaksi yang melibatkan s setiap orang yangetiap orang yang berdasarkan berdasarkan publikasipublikasi Pemerintah atauPemerintah atau organisasiorganisasi internasional internasional dikategorikandikategorikan sebagai teroris atau organisasi terorissebagai teroris atau organisasi teroris;;- transaksi yang diduga untuk kegiatan terorisme - transaksi yang diduga untuk kegiatan terorisme berdasarkan pemberitahuan atau informasi dari penegak berdasarkan pemberitahuan atau informasi dari penegak hukum atau instansi yang berwenang lainnyahukum atau instansi yang berwenang lainnya

Penundaan TransaksiPenundaan Transaksi dilakukan paling lama dilakukan paling lama 55 ( (limalima) hari.) hari. Pelaksanaan penundaan Transaksi dicatat dalam BeritaPelaksanaan penundaan Transaksi dicatat dalam Berita AcaraAcara

PenundaaanPenundaaan Transaksi.Transaksi. Salinan Berita Acara Penundaan Transaksi diberikan kepada Salinan Berita Acara Penundaan Transaksi diberikan kepada

Pengguna Jasa. Pengguna Jasa. Penyedia jasa keuangan tidak dapat dituntut oleh pihak Penyedia jasa keuangan tidak dapat dituntut oleh pihak

manapunmanapun baik secarabaik secara perdata maupun pidana dalam perdata maupun pidana dalam pelaksanaan penundaan Transaksipelaksanaan penundaan Transaksi..

Pasal 24:Pasal 24: Penundaan Transkasi harus dilaporkan kepada PPATK dengan Penundaan Transkasi harus dilaporkan kepada PPATK dengan

dilampiri Berita Acaradilampiri Berita Acara Penundaan Transaksi dalam waktu paling Penundaan Transaksi dalam waktu paling lama 1 (satu) hari sejak penundaanlama 1 (satu) hari sejak penundaan Transaksi dilakukan. Transaksi dilakukan.

Dalam hal penundaan Transaksi telah dilakukan sampai dengan Dalam hal penundaan Transaksi telah dilakukan sampai dengan hari kehari kelimalima, penyedia, penyedia jasa keuangan harus memutuskan akan jasa keuangan harus memutuskan akan melaksanakan Transaksi atau menolakmelaksanakan Transaksi atau menolak Transaksi tersebut.Transaksi tersebut.

Page 34: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

PemblokiranPemblokiran Penyedia Jasa Keuangan wajib melaksanakan Penyedia Jasa Keuangan wajib melaksanakan

pembokiran sesaat setelah surat perintah pembokiran sesaat setelah surat perintah pemblokiran dari PPATK diterima oleh Penyedia Jasa pemblokiran dari PPATK diterima oleh Penyedia Jasa Keuangan.Keuangan.

Penyedia Jasa Keuangan wajib menyerahkan Berita Penyedia Jasa Keuangan wajib menyerahkan Berita Acara Pelaksanaan Pemblokiran kepada PPATK Acara Pelaksanaan Pemblokiran kepada PPATK paling lama 1 (satu) hari terhitung sejak tanggal paling lama 1 (satu) hari terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran.pelaksanaan pemblokiran.

Dana yang diblokir harus tetap berada pada Dana yang diblokir harus tetap berada pada PenyediPenyediaa Jasa Keuangan yang melakukan Jasa Keuangan yang melakukan pemblokiran tersebut.pemblokiran tersebut.

Penyedia Jasa Keuangan yang melanggar ketentuan Penyedia Jasa Keuangan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dikenai sanksi administratif sesuai dengan ayat (3) dikenai sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan.

Pemblokiran dilakukan paling lama 30 hari kerjaPemblokiran dilakukan paling lama 30 hari kerja

Page 35: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Hukum AcaraHukum Acara

Hukum Acara (Pasal 28):Hukum Acara (Pasal 28):Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan serta pelaksanaan putusan yang telah pengadilan serta pelaksanaan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap tindak memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap tindak pidana pendanaan terorisme, dilakukan pidana pendanaan terorisme, dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan, berdasarkan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini.kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini.

Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Pendanaan Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (Pasal 29)Terorisme (Pasal 29)- - alat bukti sebagaimana dimaksud dalam alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Hukum Hukum Acara Acara Pidana; dan/atauPidana; dan/atau- - Dokumen.Dokumen.

Page 36: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Permintaan KeteranganPermintaan Keterangan(Pasal 30)(Pasal 30)

Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak pidana pendaaan terorisme, maka tindak pidana pendaaan terorisme, maka penyidik, penuntut umum, atau hakim penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang untuk meminta keterangan dari berwenang untuk meminta keterangan dari Pihak Pelapor mengenai Dana setiap orang yang Pihak Pelapor mengenai Dana setiap orang yang diketahui akan digunakan atau patut diduga diketahui akan digunakan atau patut diduga akan digunakan untuk melakukan tindak pidana akan digunakan untuk melakukan tindak pidana terorisme.terorisme.

Dalam meminta keterangan sebagaimana Dalam meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap penyidik, dimaksud pada ayat (1) terhadap penyidik, penuntut umum, atau hakim tidak berlaku penuntut umum, atau hakim tidak berlaku ketentuan undang-undang yang mengatur ketentuan undang-undang yang mengatur tentang rahasia bank dan kerahasiaan Transkasi tentang rahasia bank dan kerahasiaan Transkasi keuangan lainnya.keuangan lainnya.

Page 37: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Syarat Permintaan KeteranganSyarat Permintaan Keterangan (Pasal 30)(Pasal 30)

Permintaan keterangan harus diajukan secara tertulis Permintaan keterangan harus diajukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas mengenai:dengan menyebutkan secara jelas mengenai:

nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau hakim;nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau hakim; identitas setiap orang yang diketahui atau patut diduga identitas setiap orang yang diketahui atau patut diduga

melakukan Tindak Pidana melakukan Tindak Pidana Pendanaan Pendanaan Terorsime, Terorsime, tersangka, atau terdakwa;tersangka, atau terdakwa;

tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan; dantindak pidana yang disangkakan atau didakwakan; dan tempat Dana berada.tempat Dana berada.

Surat permintaan untuk memperoleh keterangan harus Surat permintaan untuk memperoleh keterangan harus ditandatangani oleh:ditandatangani oleh:

Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia atau kepala Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia atau kepala Kepolisian daerah dalam hal permintaan diajukan oleh Kepolisian daerah dalam hal permintaan diajukan oleh penyidik;penyidik;

Jaksa Agung Republik Indonesia atau Kepala Kejaksanaan Jaksa Agung Republik Indonesia atau Kepala Kejaksanaan Tinggi dalam hal permintaan diajukan oleh penuntut Tinggi dalam hal permintaan diajukan oleh penuntut umum;umum;

Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara yang Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara yang bersangkutan.bersangkutan.

Page 38: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Kerjasama Kerjasama (Pasal 31 dan Pasal 32)(Pasal 31 dan Pasal 32)

Dalam mencegah dan memberantas tindak pidana Dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pendanaan terorisme, Pemerintah Indonesia dapat pendanaan terorisme, Pemerintah Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Kerjasama dilakukan dalam bentuk kerjasama formal Kerjasama dilakukan dalam bentuk kerjasama formal atau berdasarkan hubungan baik atau prinsip atau berdasarkan hubungan baik atau prinsip resiprositas. resiprositas.

Dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pendanaan Terorisme, dapat dilakukan Pidana Pendanaan Terorisme, dapat dilakukan kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana dan ekstradisi dengan negara lain melalui forum dan ekstradisi dengan negara lain melalui forum bilateral atau multilateral sesuai dengan ketentuan bilateral atau multilateral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan.

Kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana Kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana ((mutual legal assistancemutual legal assistance) ) dan ekstradisi dapat dan ekstradisi dapat dilaksanakan dalam hal negara dimaksud telah dilaksanakan dalam hal negara dimaksud telah mengadakan perjanjian kerjasama bantuan timbal balik mengadakan perjanjian kerjasama bantuan timbal balik dengan negara Republik Indonesia atau berdasarkan dengan negara Republik Indonesia atau berdasarkan prinsip resiprositas.prinsip resiprositas.

Page 39: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Status RUU Pendanaan TerorismeStatus RUU Pendanaan Terorisme

””Initial draft” dan naskah akademik telah disampaikan Initial draft” dan naskah akademik telah disampaikan oleh Kepala PPATK kepada Menkumham pada tanggal oleh Kepala PPATK kepada Menkumham pada tanggal 13 Januari 2010 guna dibahas kembali dalam Tim 13 Januari 2010 guna dibahas kembali dalam Tim Penyusun yang dibentuk oleh Menkumham.Penyusun yang dibentuk oleh Menkumham.

Telah masuk dalam Program Legislasi Nasional Telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2010-2014 dengan No. Urut 223.(Prolegnas) Tahun 2010-2014 dengan No. Urut 223.

RUU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana RUU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme Pendanaan Terorisme belum menjadi RUU Prioritas belum menjadi RUU Prioritas Tahun 2011Tahun 2011..

Dalam rangka mendorong penyelesaian RUU ini, pada Dalam rangka mendorong penyelesaian RUU ini, pada tanggal 18-20 Feb 2011 di Bogor, PPATK akan tanggal 18-20 Feb 2011 di Bogor, PPATK akan menyelenggarakan rapat konsinyering dengan agenda menyelenggarakan rapat konsinyering dengan agenda antara lain mengakomodir masukan dan saran yang antara lain mengakomodir masukan dan saran yang diperoleh dari kegiatan sosialisasi ini.diperoleh dari kegiatan sosialisasi ini.

Disamping itu, tanggal 22 Feb s/d 3 Maret 2011, Disamping itu, tanggal 22 Feb s/d 3 Maret 2011, beberapa anggota Tim Penyusun RUU ini juga akan beberapa anggota Tim Penyusun RUU ini juga akan melakukan ”study comparative” ke Washington dan melakukan ”study comparative” ke Washington dan New York.New York.

Page 40: SOSIALISASI RUU TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Terima KasihTerima Kasih

www.ppatk.go.id Email: Email: [email protected]

Telp. 021-3862579 (hunting)Telp. 021-3862579 (hunting) Fax. 021-3866337Fax. 021-3866337