Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit
-
Upload
ovic-pirlo -
Category
Documents
-
view
43 -
download
3
description
Transcript of Sosialisasi Kajian Pengelolaan Sampah Edit
SOSIALISASI KAJIANPENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BATAM
K E M E N T E R I A N K E S E H ATA N R IB A L A I P E L AT I H A N K E S E H ATA N
B ATA MS E K S I P E N G K A J I A N D A N
P E N G E M B A N G A N 2 0 1 5
AGENDA PRESENTASI
Penda-huluan
Proses Kegiatan
Hasil dan Pemba-hasan
Penutup
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Masyarakat Sampah
DKP Pemko Batam
Stakeholder
pola pengelolaan yang kurang tepat dan
kesadaran masyarakat yang rendah
Penumpukan sampah yang membahayakan kesehatan masyarakat dan dengan
keterbatasan kemampuan pengangkutan sampah dari lingkungan masyarakat ke TPA
dapat membebani keuangan daerah
Pembaharuan sistem pengelolaan sampah
dengan 3R (reduce, reuse, recycle)
Perda no. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan
sampah
KAJIAN?
PERUMUSAN MASALAHBagaimana partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah berbasis masyarakat lokal?
Tujuan KajianMengkaji pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat lokal
MANFAAT KAJIAN1. Memberikan saran dan masukan bagi Pemko Batam khususnya kepada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam dalam mengembangkan inovasi pelayanan persampahan,
2. Memunculkan rasa kepedulian terhadap lingkungan, memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang sampah kepada masyarakat dan mempunyai sifat gotong royong dalam pengelolaan sampah rumah tangga,
3. Memberdayakan dan membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat.
SASARAN1. Identifikasi kondisi Masyarakat Kota Batam,
2. Analisis pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pemberdayaan dan pengelolaan sampah,
3. Analisis upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
RUANG LINGKUP MATERI1) Kondisi Masyarakat Kota Batam
Sosial
Ekonomi
Pendidikan
2) Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat
Kemampuan masyarakat BerorganisasiKemampuan masyarakat mengakses sumber pelayananKemampuan masyarakat dalam program 3R
3) Upaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Tingkat partisipasi masyarakat
PendampinganPeningkatan pengetahuan dan keterampilanPengembangan akses terhadap peluang usahaPeningkatan sarana persampahan
PROSES KEGIATAN
Metode Pengkajian
• Deskriptif Kualitatifyaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah rumah tangga/kawasan, dimana memiliki keunggulan karena masalah yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data Primer
Observasi
Kuesioner
Dokumentasi
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari instansi (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dan Perpustakaan
Populasi dan sampel
Pendekatan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling
Penentuan wilayah pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample
No Wilayah Jumlah sampel
1 Tanjung Riau RW 01, RT 01 27
2 Tanjung Riau RW 07, RT 05 30
3 Bengkong Indah, RW 01, RT 03 30
4 Bengkong Indah, RW 01, RT 04 30
Total 117
Teknik analisis data
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengkaji pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara terpadu. Selain itu dengan metode ini dapat menggambarkan fenomena yang terjadi di wilayah studi, yaitu gambaran yang tidak bisa dijelaskan dengan angka–angka ataupun perhitungan – perhitungan. Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Deskriptif
kualitatif
Kerangka Analisis Pengkajian
PELAKSANAAN1. Persiapan
Rapat Persiapan dilaksanakan pada 25 Februari 2015. Pertemuan penyamaan persepsi dilaksanakan pada 26 Februari 2015.
2. Penyusunan Instrumen Rapat persiapan pembuatan kuesioner kajian tanggal 17 Maret 2015. Penyusunan draft instrumen : 8 April 2015.
3. Persiapan pelaksanaan pengumpulan data
Persiapan pelaksanaan pengumpulan data, meliputi : Pengiriman surat dan konfirmasi kepada unit kerja yang akan dituju Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pengumpulan data Pembekalan terhadap surveyor 24 April 2015.
4. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pelaksanaan kajian dilaksanakan di 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Riau tanggal 30 April 2015, dan Kelurahan Bengkong Indah tanggal 4 Mei 2015.
5. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2015 dengan menggunakan cara : Pemberian skor sesuai dengan jawaban responden; Tabulasi data dengan menjumlahkan skor sesuai dengan ketentuan; Analisis data dari hasil tabulasi data untuk mendeskripsikan temuan yang
diperoleh dari kegiatan kajian Interpretasi data sesuai dengan hasil analisis dan tujuan kajian.
6. Pelaporan
Hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data disajikan dan dirangkum dalam bentuk laporan pertanggungjawaban kegiatan pengkajian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA BATAM
1. Aspek kelembagaan
Sumber Daya DKP Sarana dan prasarana
No Nama Asets/d Feb 2015
Jumlah (Unit)
1 TPA 1
2 TPS 85
3 RUMAH KOMPOS 3
4 Dump Truck 17
5 Arm Roll 51
6 Bin Container 166
7 Tangki Air 2
8 Pick Up Sampah 71
9 Mobil Oprasional Dinas 16
10 Roda 2 Pengawas 9
11 Becak Motor 32
12 Lori Crane 2
13 Mobil Toilet 3
14 Gerobak Sampah 45
15 Boat Pancung dan Mesin Tempel 3
16 Bank Sampah dan Unit-Unit 58
Sumber Daya Manusia
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam ditunjang oleh SDM
berjumlah 72 orang PNS dan tenaga honorer sebanyak 5 orang.
2. Aspek teknik operasionalTingkat pelayanan sampah berdasarkan volume timbunan sampah juga mempengaruhi teknik operasional persampahan. Berdasarkan Materi Profil Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Tahun 2015, timbulan sampah yang dihasilkan per orang per hari adalah sebesar ± 3385.83 m3/hari. Luas wilayah Kota Batam adalah 415 km² terbagi menjadi 12 kecamatan dan 64 kelurahan, dengan jumlah penduduk total mencapai 1.128.610 jiwa. Berdasarkan instrumen yang diberikan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan, diperoleh tingkat pelayanan persampahan tahun 2014 sebagai berikut :
NO Penanganan Volume
ton /bulan
Prosentase
(dari total
timbulan)
1. Diangkut ke TPA 24.566 30.000
2. Diolah:
1. Kompos (organik) 100
2. Daur ulang 2.000
3. Tidak terangkut 5.434
a. Sistem Pewadahan Sistem pewadahan yang ada di Kota Batam adalah dalam bentuk plastik yang ada di setiap rumah tangga, bin container dari ban bekas atau tong sampah. Bin container juga dapat berbentuk bangunan kotak sampah dari konstruksi batu bata. Pada umumnya tidak dilakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik.
b. Sistem Pengumpulan
Sarana yang digunakan beberapa tempat menggunakan
container dan beberapa tempat menggunakan TPS terbuka. Pola
operasionalnya adalah sebagai berikut:
Sistem Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Sistem Container
Sistem Penyapuan Langsung
c. Sistem Pengangkutan Sistem pengangkutan yang dilakukan sampah di Kota Batam dengan Truk, baik dengan jenis bak terbuka maupun dengan Arm-roll Truck. Sub sistem ini untuk mengangkut sampah dari TPS menuju tempat pembuangan akhir (TPA).
Sistem pengangkutan sampah menyebabkan gangguan sistem transportasi, container hanya ditutup jaring pada saat pengangkutan ke TPA, sehingga jika ada angin kencang sampah dalam container terbang atau jatuh dijalan raya, disamping itu juga baunya yang mengganggu pengendara di belakangnya. Bau yang ditimbulkan oleh keberadaan sampah yang ada di container saat pengangkutan maka mobil pribadi maupun umum cenderung menjaga jarak dengan truk sampah. Sistem pengangkutan dikatakan berhasil apabila tidak ada lagi sampah yang tercecer disana sini.
Keterbatasan alat angkut menyebabkan terbatasnya jadwal pengangkutan sampah yang hanya dilakukan satu minggu dua kali dengan wilayah persampahan yang cukup luas. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di TPS.
Secara teknis pengelolaan kebersihan Kota Batam dilakukan sesuai dengan Keputusan Walikota Nomor: KPTS.388/HK/XII/2012 tentang Standar Operasional
Prosedur (SOP) Pengangkutan Sampah dan Pemrosesan Akhir Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
3. Aspek pembiayaan
Sumber dana untuk kegiatan pengelolaan sampah di Kota Batam berasal dari APBD. Dana yang berasal dari APBD pada umumnya digunakan untuk pengadaan barang, biaya pemeliharaan kendaraan yang ada dan biaya operasional. Berikut kontribusi penerimaan retribusi terhadap biaya pengelolaan sampah :
Tahun Target Penerimaan retribusi
sampah/tahun
2013 19.000.000.000,-
19.604.796.384,33,-
2014 22.000.000.000,-
21.380.934.551.00,-
4. Aspek peraturan dan kebijakan
Dasar hukum pengelolaan sampah yang dimiliki Pemko Batam saat ini adalah Perda Kota Batam No. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah.
Berdasarkan observasi lapangan, perda tentang kebersihan tersebut hingga sekarang belum ada peraturan pelaksanaannya. Hal ini menjadi faktor penghambat pengelolaan sampah nonkonvensional. Untuk kondisi saat ini pemerintah kota masih menemui kendala dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum dibidang pengelolaan sampah ini, karena masih dalam tahapan sosialisasi Perda No. 11 Tahun 2013. Rencana pelaksanaan tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2016.
5. Aspek persepsi dan partisipasi masyarakat
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam sudah melaksanakan kegiatan sosialisasi program 3R dan bank sampah.
GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN TANJUNG RIAU DAN BENGKONG INDAH
Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan, yakni: pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong, maupun tempat pembuangan sementara. Di Kelurahan Tanjung Riau dan Kelurahan Bengkong Indah sendiri untuk masalah persampahan juga menjadi kendala yang harus dihadapi setiap harinya dan belum dilaksanakannya program 3R.
KARAKTERISTIK RESPONDEN DI TANJUNG RIAU DAN BENGKONG INDAH
No Uraian
Wilayah Tanjung Riau Wilayah Bengkong Indah
RW 01 RT
01%
RW 07 RT
05%
RW 01 RT
03%
RW 01 RT
04%
1
Usia:
17 – 25
26 – 35
36 – 50
5
11
10
19.23
42.31
38.46
3
10
14
11.11
37.04
51.85
7
5
17
24.14
17.24
58.62
2
17
10
6.90
58.62
34.48
2
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
12
13
48.00
52.00
11
19
36.67
63.33
11
19
36.67
63.33
6
24
20.00
80.00
3
Pendidikan
SD
SLTP
SMU
D1/D2/D3/D4
S1/S2/S3
4
10
11
0
2
14.81
37.04
40.74
0
7.41
8
13
9
0
0
26.67
43.33
30.00
0
0
2
4
19
1
3
6.90
13.79
65.52
3.45
10.34
0
6
22
1
1
0
20.00
73.33
3.33
3.33
4
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
11
16
40.74
59.26
12
17
41.38
58.62
11
18
37.93
62.07
8
22
26.67
73.33
5
Pendapatan
< 2.685.302
> 2.685.302
10
14
41.67
58.33
7
8
46.67
53.33
7
8
46.67
53.33
23
4
85.19
14.81
BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN
No
Pengetahuan
masyarakat
mengenai sampah
Frekuensi (F)Persentase
(%)
1 Rendah 38 32.5
2 Tinggi 79 67.5
Total 117 100.0
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa dari 117 masyarakat yang ada di Kelurahan Tanjung Riau dan Kelurahan Bengkong Indah, sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi sebanyak 79 orang atau (67.5%). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang sampah, jenis sampah, cara pembuangan sampah sudah tinggi. Masyarakat sudah mampu membedakan antara sampah organik dan anorganik, hanya saja belum mampu melakukan pemilahan sampah dengan baik.
BERDASARKAN PENGALAMAN
N
o
Pengelolaan
mengelola
sampah
Frekuensi
(F)
Persentas
e (%)
1 Rendah 75 64.10
2 Tinggi 42 35.90
Total 117 100
Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, terdapat 75 masyarakat (64.10%) yang berpengalaman mengelola sampah masih rendah, 42 masyarakat (35.90%) berpengalaman mengelola sampah sudah tinggi.
BERDASARKAN PERAN PEMERINTAH
N
o
Peran pemerintah
dalam
pengelolaan
sampah
Frekuensi
(F)
Persentas
e (%)
1 Rendah 80 68.38
2 Tinggi 37 31.62
Total 117 100
Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, terdapat 80 masyarakat (68.38%) yang menilai bahwa peran pemerintah dalam pengelolaan sampah masih rendah, 37 masyarakat (31.62%) menilai bahwa peran pemerintah dalam pengelolaan sampah tinggi.
BERDASARKAN SARANA DAN PRASARANANo Sarana dan prasarana
dalam
pengelolaan
sampah
Frekuensi
(F)
Persentase
(%)
1 Rendah 91 77.78 %
2 Tinggi 26 22.22%
Total 117 100
Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 116 responden, terdapat 91 masyarakat (77.78%) yang menilai bahwa sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah masih rendah, 26 masyarakat (22.22%) menilai bahwa sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah tinggi. Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa sarana prasarana yang digunakan masyarakat diperoleh secara swadaya masyarakat. Misalnya saja dengan menggunakan tong-tong bekas cat dan TPS yang ada pun dibangun secara swadaya masyarakat.
BERDASARKAN SIKAP MASYARAKAT
No Sikap masyarakat dalam
pengelolaan
sampah
Frekuensi
(F)
Persentase
(%)
1 Sangat rendah 0 0.00 %
2 Rendah 0 0.00 %
3 Sedang 1 0.85 %
4 Tinggi 37 31.62%
5 Sangat tinggi 79 67.52%
Total 117 100
Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, 1 masyarakat (0.85%) yang mempunyai sikap sedang dalam pengelolaan sampah, 37 masyarakat (31.62%) yang mempunyai sikap tinggi dalam pengelolaan sampah, 79 masyarakat (67.52%) yang mempunyai sikap sangat tinggi dalam pengelolaan sampah.
BERDASARKAN TINDAKAN MASYARAKAT
No Tindakan masyarakat
dalam pengelolaan
sampah
Frekuensi
(F)
Persentase
(%)
1 Rendah 85 72.65%
2 Tinggi 32 27.35 %
Total 117 100
Berdasarkan tabel dan gambar tersebut di atas diperoleh data dari 117 responden, terdapat 85 masyarakat (72.65%) yang mempunyai tindakan tidak sesuai dalam pengelolaan sampah, 32 masyarakat (27.35 %) yang mempunyai tindakan sesuai dalam pengelolaan sampah.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang sampah, jenis sampah, cara pembuangan sampah sudah tinggi. Masyarakat sudah mampu membedakan antara sampah organik dan anorganik, hanya saja belum mampu melakukan pemilahan sampah dengan baik.
Pengalaman responden dalam mengelola sampah dalam kategori rendah, masih banyak yang belum memanfaatkan tempat pembuangan sampah, tidak mengolah sampah menjadi kompos, dan memilah sampah. Namun, dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan hampir seluruh masyarakat pernah melakukannya.
Peran pemerintah dalam pengelolaan sampah masih rendah, hampir keseluruhan kegiatan baik penyuluhan, pendataan, edaran, serta pengawasan belum dirasakan oleh masyarakat
Sarana prasarana yang disediakan oleh pemerintah di dalam lingkungan tempat tinggal masyarakat untuk mendukung terlaksananya pengelolaan sampah masih rendah. Adapun sarana prasarana yang ada di masyarakat saat ini merupakan swadaya menyediakan wadah pembuangan sampah dan TPS yang ada dibangun secara swadaya.
Sikap masyarakat yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dalam kategori sangat tinggi . Sikap merupakan hasil olahan dari pengetahuan yang telah diterima sehingga membentuk kesiapan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap yang baik akan memunculkan perilaku yang baik demikian sebaliknya
Tindakan masyarakat dalam upaya mengelola sampah masih rendah. Faktor pengetahuan dan sikap merupakan faktor domain terjadinya perilaku, maka upaya adanya pelatihan, pengawasan, peneguran, maupun menyediakan sarana dan prasarana dalam hal ini menambah jumlah tempat sampah merupakan beberapa upaya untuk memperbaiki tindakan masyarakat dalam mengelola sampah di komunitasnya.
KESIMPULAN & REKOMENDASI
Aspek Kesimpulan Rekomendasi
Kelembagaan
Bentuk kelembagaan pengelolaan persampahan di Kota Batam sudah baik.
Namun memiliki kewenangan terbatas pada pengelolaan anggaran. Hal ini dikarenakan APBD ditentukan oleh BAPEDA yang harus diajukan melalui suatu mekanisme atau prosedur tertentu.
Dari segi SDM, sebagian besar sumber daya pelaksana pelayanan sampah adalah tenaga kontrak atau tenaga harian lepas dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi.
Penambahan personal pengelolaan sampah untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah dengan terlebih dahulu melakukan analisis beban kerja pengelolaan sampah di Kota Batam.
Meningkatkan komitmen yang kuat dari pengambil kebijakan bidang anggaran untuk pengelolan sampah.
Mengadakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan setempat dalam program CSR (Corporate social responsibility).
LANJUTAN.......
Aspek Kesimpulan Rekomendasi
Teknik operasional
Ketidakcukupan sarana prasarana pengumpulan dan pengangkutan sampah ini disebabkan paradigma sistem kumpul – angkut – buang, sementara produksi sampah terus meningkat .
Selain itu titik persebaran TPS juga belum merata sehingga seringkali ditemukan sampah masih menumpuk di bahu jalan.
Melakukan perbaikan sistem teknik operasional dengan terlebih dahulu menyusun pedoman tentang sistem teknik operasional pengelolaan sampah sehingga akan terjadi efektivitas dalam pengelolaan sampah di Kota Batam.
Meningkatkan teknologi pengolahan sampah dengan cara memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Melakukan program kampanye peduli lingkungan di berbagai lapisan masyarakat dengan lebih menitikberatkan di wilayah sekolah-sekolah.
Aspek Kesimpulan Rekomendasi
Pembiayaan
Sumber dana untuk kegiatan pengelolaan sampah di Kota Batam berasal dari APBD.
Jika dibandingkan biaya pemeliharaan alat angkut/ kendaraan yang setiap tahun semakin meningkat.
Hasil retribusi memiliki kontribusi yang relatif kecil dan belum dapat diharapkan sebagai sumber anggaran utama dalam pengelolaan sampah.
Meningkatkan prioritas pendanaan pengelolaan sampah di Kota Batam dengan komitmen yang kuat dari pengambil kebijakan bidang anggaran, guna meningkatkan biaya operasional pengelolaan sampah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang persampahan.
Meninjau kembali struktur tarif retribusi kebersihan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Disamping itu, perlu diatur pula tentang mekanisme pemungutan dan pengelolaan retribusi yang jelas, sehingga menekan kemungkinan terjadinya kebocoran.
LANJUTAN.......
Aspek Kesimpulan Rekomendasi
Peraturan dan kebijakan
Dasar hukum pengelolaan sampah yang dimiliki Pemko Batam saat ini adalah Perda Kota Batam No. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah.
Untuk kondisi saat ini pemerintah kota masih menemui kendala dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum dibidang pengelolaan sampah ini, karena masih dalam tahapan sosialisasi Perda No. 11 Tahun 2013. Rencana pelaksnaan tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2016
Meningkatkan kepedulian pihak regulator untuk membuat aturan hukum yang jelas tentang pengelolaan sampah di Kota Batam yang sudah tidak sesuai lagi, dengan menindaklanjuti dokumen perencanaan yang telah ada untuk dituangkan dalam aturan hukum yang mengikat.
Memberikan sanksi/ denda kepada pelanggar aturan dengan disertai pembentukan unit pengawas.
LANJUTAN.......
Aspek Kesimpulan Rekomendasi
Persepsi dan
partisipasi masyaraka
t
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam sudah melaksanakan kegiatan sosialisasi program 3R dan bank sampah.
Hanya saja dampak dari kegiatan ini bila dilihat dari hasil observasi lapangan di Kelurahan Tanjung Riau dan Bengkong Indah belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran dimana tidak semua wilayah-wilayah krusial dijadikan sebagai daerah binaan.
Permasalahan lain yang ditemui selama kegiatan pengumpulan data adalah program pembuatan pupuk kompos yang tidak berlanjut dikarenakan tidak adanya bantuan atau tanggapan dari pemerintah untuk mendistribusikan pupuk kompos yang telah dibuat oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung Riau.
Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah skala kawasan dengan meningkatkan anggaran di bidang kampanye publik, guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah di Kota Batam,
Memberikan pelatihan yang rutin (terjadwal) untuk masyarakat tentang metode pengelolaan sampah dan PHBS sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku.
Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat, khususnya yang telah mengelola sampah dengan memberikan bimbingan teknis serta stimulan berupa sarana pengelolaan sampah nonkonvensional, guna meningkatkan semangat dan kinerja masyarakat dalam mengelola sampah skala kawasan.
Melanjutkan penggunaan sistem konvensional dalam pengelolaan sampah karena masyarakat belum mempunyai kesadaran dan peran serta yang aktif dalam pengelolaan sampah di kawasan publik.
Menyelenggarakan program lomba kebersihan antar wilayah kecamatan per semester.
LANJUTAN.......