SOP Vidio SH
-
Upload
yodha-pranata -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of SOP Vidio SH
KASUS
Tn. F berusia 60 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam RSCM pada tanggal 14 februari
2013 dengan keluhan muntah darah serta sulit bernafas. Klien mengatakan muntah darah 3x
sehari dan terasa sakit di daerah perut sebelah kanan dan mengeluh perut terasa sebah mual,
rasa mau muntah, tidak ada nafsu makan /anoreksia sejak 4 hari lalu. Satu bulan yang lalu klien
pernah dirawat di ruang matahari dengan keluhan bab seperti petis dan bak seperti teh. Klien
mengatakan bahwa ibunya mempunyai riwayat DM. Dari hasil pengkajian didapatkan
keterangan bahwa klien seorang peminum alcohol dan merokok.. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 90/60 mmHg, HR : 64x/mnt, RR : 22x/mnt, BB : 60 kg, TB : 170 cm, suhu :
36,5°C, distensi abdomen (+). Hasil pemeriksaan laboratorium Hb: 10,3 gr/dl, Leukosit : 16.300,
Trombosit : 150.000, GDA : 111, SGOT : 102, BUN: 56, S.Creatinin: 3,40, albumin 2,0 g/dl.
Dokter menginstruksikan untuk pemberian vit.K, Lactulose, dan NaCl.
Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. F
Umur : 60 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama : Islam
Alamat : Jl. Naik Turun Gang belak belok no.13
Pekerjaan : Mantan Anggota DPR RI
Pendidikan : S2 Political Science Columbia University
Tgl.MRS : 14 februari 2013,
Tgl. Pengkajian : 14 februari 2013
Diagnosa Medik : SirosisHati
2. Keluhan utama
Muntah darah 3x sehari dan terasa sakit di daerah perut sebelah kanan..
3. Lama keluhan
4 hari
4. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan sering muntah darah, terasa sakit di perut, nafsu makan menurun, sering
merasa lelah
5. Riwayat penyakit terdahulu
Tiga tahun yang lalu, Klien pernah sakit kuning dan dirawat di RSCM selama 2
minggu.Tahun 2011klien kembali dirawat di RSCM dengan keluhan sulit b.a.k, b.a.k sedikit-
sedikit dan warnanya seperti teh.Riwayat DM (+) , HT (-).
6. Riwayat penyakit keluarga
Klien merupakan anak tunggal, ayah dan ibu sudah meninggal, Ibu menderita DM.
7. Perilaku tidak sehat
Klien merokok 1 pak perhari, minum alcohol tetapi tidak terlalu sering.
8. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: tampak lemah
BB: 75 kg, TB: 170 Cm
1) Pernapasan
Pernapasan melalui hidung, bentuk dada simetris, RR 25 x/menit.
2) Kardiovaskuler/sirkulasi:
Suhu: 76 C, nadi: 64x/menit, tekanan darah: 90/60
3) Persarafan/neurosensori:
Kesadaran kompos mentis (GCS: 4 – 5 – 6)
4) Perkemihan – Eliminasi urine
produksi urine: warna seperti teh, produksi urine 1100 cc/24 jam.
5) Abdomen
Inspeksi: distensi abdeomen (+)
Auskultasi: bising usus: 3kali/menit
Perkusi: dullnes, nyeri ketuk pada kuadran kanan atas
Palpasi: nyeri tekan, bollotement test hasil ,
Terdapat distensi abdomen dan klien mengeluh nyeri tekan pada abdomen kuadran
kanan atas.
6) Tulang – otot – integumen:
Kemampuanpergerakansenditidakadagangguan, akralhangat, turgor cukup, kulitkering,
warnakulitikterik, ada spider nevi padakeduatelapaktangan, penurunanmassaotot/tonus
(+). Klienmengeluhkedua kaki terasasakit (cekot-
cekot).Klienmengeluhbadanterasalemas
9. Pemeriksaandiagnostik
Hb: 10,3 gr/dl. Leko: 16.300. Trombo: 150.000 GDA: 111.
SGOT: 102. BUN: 56. S.Creatinin: 3,40.
Cairan pleura glukosa: 104 mg/dl, cairan pleura protein: 1,73 gr/dl. albumin 2,0 g/dl
10. Terapi
Vit.K 3x 1 ampul IV, Lactulose 3xCll, Infus: Nacl 0,9% 14 tetes/menit
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DO: RR> 22x/ menit, GDA:
111, distensi abdomen +
DS: klien mengungkapkan
sulit bernafas
Etiologi& faktor Resiko
Sirosis Hepatik
Penurunan fungsi hati
Hipoalbuminemia
Tekanan hidrostatik &
permeabilitas vaskuler
Ekstravasasi cairan ke luar
sel
Asites
Timbunan cairan terlalu
banyak
Mendesak organ paru
Ekspansi paru
Ketidakefektifan pola nafas
Ketidakefektifan pola
nafas
2 DS:
DO:
-penurunan Hb
-perubahan pola pernapasan
-Gangguan kadar elektrolit
-Pada inspeksi terdapat
asites
-Pada auskultasi tidak
terdengar bising usus, hepar
sulit diraba (karena
asitesnya)
Etiologi dan factor risiko
Sirosis Hepatis
Disfungsi Hati
Penurunan sintesis protein
penurunan osmotic koloid
ascites
Kelebihan volume cairan
3 DS :
muntah darah 3x sehari
terasa sakit di daerah
perut sebelah kanan
mengeluh perut terasa
sebah mual
rasa mau muntah
tidak ada nafsu
makan /anoreksia sejak
4 hari lalu
Multifactor penyebab
nekrosis hepatosit
Nekrosis hepatosit
Kebocoran enzim
Kematoksis sel inflamasi
Monosit
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Makrofag
Proliferasi fibroblast
Fibrosis hati
Regenerasi nodular dan
hilangnya struktur lobules
Sirosis hepatic
Penurunan fungsi hati
Respons gangguan GI
Mual, muntah, kembung,
anoreksia
Diagnose keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Kelebihan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intervensi dan Rasionalisasi
1. Ketidakefektifan pola napas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam ketidakefektifan pola nafas
dapat berkurang atau teratasi
Kriteria Hasil: dispnea tidak ada, RR: 16-20x/ menit, kadar elektrolit normal, BGA:
Ph: 7.4, HCO3 24.2 meq/L, PaCO2: 40 mmHg
Rencana Intervensi Rasional
Kaji faktor penyebab pola nafas tidak
efektif
Identifikasi penyebab alkalosis
Monitor ketat TTV Perubahan TTV memberikan dampak
resiko alkalosis yang bertambah berat.
Istirahatkan pasien dengan posisi
fowler
Posisi fowler akan meningkatkan ekpansi
paru optimal. Istirahat akan mengurangi
kerja jantung, meningkatkan tenaga
cadangan jantung, dan menurunkan
tekanan darah
Ukur intake dan output Penurunan curah jantung mengakibatkan
gangguan perfusi ginjal, retensi Na atau
air, dan penurunan urine output
Manajemen lingkungan tenang dan
batasi pengnjung
Lingkungan tenang dapat menurunkan
stimulus nyeri eksternal dan pembatasan
pengunjung akan membantu
meningkatkan kondisi oksigen ruangan
Beri oksigen 3l / menit Terapi pemeliharaan untuk kebutuhan
oksigenasi
Kolaborasi
Pantau data laboratorium analisis
gas darah
Dengan monitoring perubahan GDA
berguna untuk menghindari komplikasi
yang tidak diharapkan. Jika Ph naik maka
harus di turunkan ph sistemik sampai ke
batas yang aman dan menanggulangi
sebab-sebab alkalosis
Evakuasi cairan peritoneal Evakuasi cairan peritoneal atau asites
dapat membantu pengembangan paru
lebih optimal dan menrunkan sesak
nafas.
2. Kelebihan volume cairan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, terjadi pemulihan
volume cairan yang normal
Kriteria hasil:
Mengikuti diet rendah natrium dan pembatasan cairan seperti yang diinstruksikan
Menggunakan diuretik, suplemen kalium dan protein sesuai indikasi tanpa mengalami
efek samping.
Memperlihatkan peningkatan haluaran urine.
Memperlihatkan pengecilan lingkar perut.
Mengidentifikasi rasional pembatasan natrium dan cairan
Intervensi Rasional
1. Batasi asupan natrium dan
cairan jika diinstruksikan.
Meminimalkan pembentukan asites dan
edema.
2. Berikan diuretik, suplemen
kalium dan protein seperti
yang dipreskripsikan.
Meningkatkan ekskresi cairan lewat ginjal
dan mempertahankan keseimbangan
cairan serta elektrolit yang normal.
3. Catat asupan dan haluaran
cairan.
Menilai efektivitas terapi dan kecukupan
asupan cairan.
4. Ukur dan catat lingkar perut
setiap hari.
Memantau perubahan pada pembentukan
asites dan penumpukan cairan.
5. Jelaskan rasional pembatasan
natrium dan cairan.
Meningkatkan pemahaman dan kerja sama
pasien dalam menjalani dan melaksanakan
pembatasan cairan.
Timbang berat badan
Ukur lingkar abdome
awasi albumin serum dan elektrolit
batasi asupan natrium dan cairan
berikan diuretik. Spironolactone menghambat reseptor aldosteron di tubulus distal
berikan infus albumin
parasintesis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3 x 24 jam, pasien akan
mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu
Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi Rasional
Kaji status nutrisi pasien, turgor
kulit, berat badan, integritas
mukosa oral, riwayat mual
muntah dan diare
Memvalidasi dan menetapkan derajat
masalah untuk menetapkan pilihan
intervensi yang tepat
Kaji pengetahuan pasien tentang
intake nutrisi
Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh
kondisi individu pasien. Dengan
mengetahui tingkat pengetahuan tersebut,
perawat dapat lebih terarah dalam
memberikan pendidikan pasien secara
efisien dan efektif.
Pertahankan kebersihan mulut Akumulasi partikel makanan di mulut dapat
menambah bau dan rasa tak sedap yang
menurunkan nafsu makan.
Anjurkan makan tiga kali sehari Oleh karena sedikit bukti yang
mendungkung teori bahwa diet saring
( blender ) lebih menguntungkan daripada
makanan biasa, maka pasien telah
dianjurkan untuk makan apa saja yang
disukainya
Beri diet sesuai kondisi fisik Pada sirosis ( tanda – tanda yang
menonjol atau ensefalopati hipertensi portal
) diet natrium rendah ( 1.5 g/hari ), tinggi
kalori protein. Dalam kasus hiponatremia,
cairan pembatasan (1.5 l/hari )
Batasi makanan dan cairan yang
tinggi lemak
Kerusakan aliran empedu mengakibatkan
malabsorbsi lemak
Berikan makan dengan perlahan
pada lingkungan yang tenang
Pasien dapat berkonsentrasi pada
mekanisme makan tanpa adanya distraksi /
gangguan luar. Dengan makan secara
perlahan, kondisi sesak pasien dapat
berkurang akibat banyaknya intake yang
mengisi rongga abdominal dan diperparah
oleh adanya asites dapat meningkatkan
keluhan sesak.
Kolaborasi dengan ahli diet untuk
menetapkan komposisi dan jenis
diet yang tepat
Merencanakan diet dengan kandungan
nutrisi yang adekuat untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan energy dan kalori
sehubungan dengan perubahan metabolik
pasien.
Monitor perkembangan berat
badan
Penimbangan berat badan dilakukan
sebagai evaluasi terhadap intervensi yang
diberikan. Evaluasi penimbangan berat
badan harus disesuaikan dengan output
cairan termasuk cairan dari parasintesis.
Hal ini untuk menghindari interpretasi yang
salah disebabkan banyaknya penurunan
berat badan pasca evakuai caira.
Tambah gambar posisi anatomis fisiologis saat supinasi, fowler
Pemeriksaan asite : lingkar perut, hasil usg
Penyakit terdahulu secara kompleks,