Sop Lkmm Wilayah Fix-1

14
LKMM WILAYAH Arahan pelaksaan LKMM Wilayah Metode yang tercatum merupakan kewajiban karena terikat dalam suatu rangkaian yang tidak bisa terpisahkan. 1. Tujuan a. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menyatukan visi dan gerak perjuangan mahasiswa yang berada di satu wilayah. b. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menginisiasi urgensi jejaring lembaga mahasiswa Fakultas Kedokteran tingkat wilayah. c. Membentuk kader yang memiliki kemampuan sebagai conseptor, applicator dan problem solver, terutama dapat mengaplikasikannya dalam hubungan kerjasama antarinstitusi di wilayah tersebut. d. Sebagai sarana untuk mengupgrade perwakilan institusi dalam bidang kaderisasi 2. Target Peserta

description

sop

Transcript of Sop Lkmm Wilayah Fix-1

LKMM WILAYAH

Arahan pelaksaan LKMM Wilayah

Metode yang tercatum merupakan kewajiban karena terikat dalam suatu rangkaian yang tidak bisa terpisahkan.1. Tujuan

a. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menyatukan visi dan gerak perjuangan mahasiswa yang berada di satu wilayah.b. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menginisiasi urgensi jejaring lembaga mahasiswa Fakultas Kedokteran tingkat wilayah.c. Membentuk kader yang memiliki kemampuan sebagai conseptor, applicator dan problem solver, terutama dapat mengaplikasikannya dalam hubungan kerjasama antarinstitusi di wilayah tersebut.d. Sebagai sarana untuk mengupgrade perwakilan institusi dalam bidang kaderisasi2. Target Pesertaa. Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang telah lulus LKMM Lokalb. Mahasiswa yang diberikan kepercayaan oleh institusi (BEM/PEMA/SEMA/HMPD) untuk menjadi delegasi yang dapat menyerap dan membagi ilmu yang didapatkan saat mengikuti LKMM Wilayah kepada institusinya. 3. Jumlah Hari

Jumlah hari dalam pelaksanaan LKMM Wilayah adalah 4-5 hari

4. Konsep Acaraa. Materi LKMM Wilayahb. Sesi BidangSesi bidang merupakan pertemuan para peserta di bidang yang sudah ditentukan yaitu PSDM, Kastrat, Pengmas, Danus, Pendpro, Keshum, dan TIK setelah materi Nasionalisme ISMKI. Pada saat sesi bidang peserta bebas memilih bidang yang diinginkan. Peserta yang telah tergabung dalam satu bidang diharapkan dapat berdiskusi untuk membuat rencana kegiatan ataupun program kerja yang akan dilakukan sesuai dengan bidangnya. Selama berlangsungnya diskusi akan diawasi oleh fasilitator dan juga narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut. c. Project PresentationPemaparan dari masing-masing bidang tentang rencana dan konsep kegiatan ataupun program kerja yang akan dilaksanakan untuk membangun serta memajukan ISMKI. 5. Standar MateriArahan Materi LKMM Wilayah

a. Materi lebih ditekankan pada konsep dan aplikasi dalam hubungan antarinstitusi di wilayah tersebut. Output yang diharapkan adalah : seseorang yang bisa menjadi conseptor, applicator dan problem solver dalam menyelesaikan masalah-masalah di tingkat wilayah.b. Topik yang ditekankan adalah tentang Urgensi Jejaring Organisasi.c. Penyampaian materi dan penugasan tetap dalam konteks ke-Wilayahan.

d. Bisa ditambahkan materi lain yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah tanpa meninggalkan materi pokok sebagaimana tercantum dalam protap.

e. Dalam hal ke-ISMKIan, lebih menekankan tentang urgensi dibentuk wilayah dan peran wilayah dalam hubungan ke tingkat nasional, institusi dan hubungan antarwilayah itu sendiri.No.MateriTIUTIKSub MateriMetodeIndikatorKeberhasilanWaktu

1Urgensi Jejaring Organisasi

Menanamkan urgensi dari jejaring organisasi dan

meningkatkan kerjasama institusi antar wilayahMahasiswa secara massif memanfaatkan/memperkuat institusi sebagai komponen dari jejaring organisasi.

1. Klasifikasi Organisasi

2. Jejaring organisasi

3. Konsep tender bersama untuk perkembangan wilayah khususnya di bidang kesehatanCeramah,diskusi, permainan peran, proyek kreatif, solusi aplikatif dari RPO dan SWOT65% Mahasiswa mampu menyusun sebuah sistem jejaring institusi wilayah dalam sebuah tim dari RPO dan SWOT serta proyek kreatif dari pergerakan serentak per wilayah15060 materi

90 simulasi

2RPO dan SWOTMahasiswa dapat memahami dan memiliki kedalaman pengetahuan tentang RPO dan SWOT.Mahasiswa dapat memahami pengertian, dasar-dasar,fungsi, dan teknik perencanaan RPO dan SWOT sebuah organisasi kemahasiswaan.1. Definisi, peran, fungsi, tujuan, dan urgensi RPO.

2. Teori pengembangan organisasi.

3. Teknis, pengembangan, dantindakan RPO.

4. Defenisi, peran, dan fungsi SWOT.

5. Peranan SWOT dalam pengembangan organisasi (RPO).Ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan peran, simulasi kelompok.65% Mahasiswa mampu membuat RPO organisasi (institusi atau wilayah) secara aplikatif15060 materi

30 diskusi

60 case study

3Kemampuan Analisis, Manajemen, dan Resolusi KonflikMemahami teknik-teknik dalam analisis, manajemen, dan resolusi konflik.Peserta mampu menganalisis dan memanajemen serta melakukan resolusi konflik pendidikan, profesionalisme, kebijakan perguruan tinggi, kesehatan dan organisasi kemahasiswaan (BEM-ISMKI)di institusi dan wilayah.

1. Analisis kebijakan.

2. Penyelidikan konflik.

2.1 Pengertian.

2.2 Sifat.

2.3 Jenis.

2.4 Karakter.

2.5 Model.

3. Pemecahan konflik.

4. Penanganan konflik.

4.1 Manajemen Konflik.

4.2 Resolusi Konflik.

5. Lobby dan negosiasi.

5.1 Definisi.

5.2 Manajemen Teknik.Ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan peran, simulasi kelompok.65% mahasiswa mampu menentukan sikap secara bijak dalam menyikapi konflik secara apllkatif15060 materi

90 simulasi

4Negosiasi(Lobying)Memperkenalkan tentang cara bernegosiasi atau proses lobbying yang efektif.Mahasiswa mampu menerapkan prinsip negosiasi dalam simulasi dengan prinsip-prinsip win-win solution1. Definisi dari negosiasi

2. Negosiasi organisasi wilayah

3. Definisi dari lobying

4. Teknik-teknik lobying dalam permasalahan kesehatan wilayahCeramah,kerja kelompok,Plenary-Diskusi, Simulasi75% Mahasiswa mampu menerapkan simulasi teknik negosiasi win-win solution

180

60 materi

30 kerja kelompok

90 simulasi

5Pengembangan SDMPemahaman dan penerapan strategi kaderisasi organisasi secara terintegrasiMahasiwa dapat merancang suatu strategi kaderisasi organisasi yang aplikatif1. Urgensi kaderisasi

2. Pengenalan strategi PSDM

3. Tahap- tahap kaderisasiCeramah, tugas kelompok,diskusi (arah terbalik)65% mahasiswa mampu merancang strategi kaderisasi organisasi yang aplikatif , efisien dan efektif210

30 materi30 tugas kelompok

150 diskusi (arah terbalik)

6.

Nasionalisme ISMKIPeserta diperkenalkan dengan profil dan aktivitas ISMKI.1. Menyatukan visi dan misi wilayah.

2. Meningkatkan peran mahasiswa terhadap institusi (terutama mewarnai kegiatan kemahasiswaan institusi dan Badan Semi Otonom) dan wilayah.

3. Meningkatkan kerja sama institusi dalam ruang lingkup wilayah.1. Pembagian wilayah dan kedudukannya pada AD/ART.

2. Fungsi, peranan, dan pergerakan wilayah.

3. Profil ISMKI.Ceramah, sesi bidang70% Mahasiswa faham akan esensis adanya wilayah dan mampu meningkatkan peranya dalam aktifitas nyata dalam ruang lingkup wilayah.120 20 materi

45 sesi bidang45 project presentation

6. Standar Pemateri

Pemateri dalam LKMM Wilayah berasal dari : a. Internal Institusi

b. Eksternal institusi

c. ISMKI ( Alumni LKMM Wilayah atau LKMM Nasional )d. Dosen

e. Pemerintahan BirokratKeterangan : Dengan syarat pemateri menguasai materi yang akan diberikan dan pernah memberikan materi yang sama minimal 2 kali.

7. Standar Fasilitatora. Delegasi PSDM Wilayah

b. Sistem open recruitment yang dilakukan oleh PSDM Wilayah dengan syarat sebagai berikut :

Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Pernah mengikuti LKMM Nasional, LKMM Wilayah atau LKMM Lokal maksimal 2 tahun sebelumnya

Pernah atau masih aktif dalam organisasi kemahasiswaan, khususnya ISMKI (PHN/PHW) atau aktif di BEM/PEMA/SEMA/HMPD.

Mengerti dan memahami materi serta konsep yang disampaikan pada LKMM Wilayah.

8. Standar pembiayaan

Dalam hal pembiayaan kondisional tergantung kebutuhan wilayah.

9. Tempat pelaksanaan LKMM WilayahTempat untuk pelaksanaan LKMM Wilayah dilakukan indoor dan outdoor disesuaikan dengan kebutuhan Institusi.10. Waktu pelaksanaan LKMM WilayahDalam pelaksanaan LKMM Wilayah kondisional menyesuaikan jadwal masing-masing wilayah, namun pelaksanaan ditekankan sebelum School Of Leadership diselenggarakan karena merupakan proses LKMM berjenjang.

11. POA (Plan of Action)Diwajibkan diakhir rangkaian kegiatan LKMM Wilayah yang ada di masing-masing wilayah memiliki tujuan akhir yang jelas ditunjukkan dengan hasil POA yang dibuat oleh para peserta berupa project angkatan, baik itu tentang pengembangan wilayah maupun tentang pengabdian kepada masyarakat yang minimal inisiasi pelaksanaanya adalah 2 bulan setelah acara selesai. Kegiatan POA ini nantinya akan bekerja sama dengan bidang Pengmas (pengembangan masyarakat) ISMKI baik nasional maupun wilayah, yang diberi nama GSI (Gerakan Sosial Inklusif). Tema yang telah disepakati untuk kegiatan GSI yaitu Autis pada anak-anak. Alumni LKMM Wilayah diharapkan melaksanakan Warung Sosial With Charity as Care & Penjualan gelang sosial. Sebagai langkah awal, alumni LKMM melakukan pengenalan mengenai Gerakan Sosial Inklusif kepada masyarakat luas sebagai salah satu bukti nyata kepedulian. Serta mengajak masyarakat untuk ikut serta melaksanakan Gerakan Sosial Inklusif. Selanjutnya dengan adanya produk dari CE Nasional maupun wilayah, dilakukan pembukaan warung sosial oleh alumni LKMM dan mahasiswa lain, yang bisa dilaksanakan saat car free day atau di lokasi keramaian lain. Warung sosial ini juga bisa diboomingkan kepada teman mahasiswa lainnya.

Dari ajang warung sosial pertama, masyarakat diajak untuk ikut jadi relawan pada gerakan sosial inklusif. Jumlah relawan bisa disesuaikan dengan target peserta. Kemudian masyarakat dijelaskan konsep gerakan ini. Dilain kesempatan sebagian alumni LKMM menjaring masyarakat untuk melakukan aksi peduli dengan pembuatan video dan ide kreatif lain sebagai ajakan kepada masyarakat luas yang nantinya akan diunggah ke jejaring sosial, dengan konten ajakan untuk ikut berdonasi.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menginisiasi keceriaan peserta dengan kehadiran relawan, dimana satu relawan akan mendampingi satu peserta sejak dimulainya acara hingga berakhirnya acara. Peserta akan dibekali kertas gambar dan pensil warna untuk diwarnai. Kemudian setelah mewarnai, bisa dilakukan inovasi kegiatan lain. Misalnya lomba main layangan (bisa diubah). Video dan ide kreatif lainnya, dikirimkan ke staff LD Nasional atau wilayah untuk dipublikasikan. Yang kemudian akan dikonfirmasi oleh CE Nasional atau wilayah.

Hasil dari warung sosial disampaikan kepada masyarakat yang telah ditujukan dengan melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan penerima bantuan atau donasi. Diupayakan untuk mengadakan follow up kepada penerima donasi dengan memfokuskan pada apa tujuan diberikannya donasi tersebut. Dan relawan yang telah mengikuti kegiatan bisa lebih tergerak untuk mengawasi peserta yang menjadi dampingannya. Karena gerakan sosial inklusif ini adalah teaser kepada masyarakat untuk ikut mengawasi dalam meningkatkan kesehatan Indonesia dan lebih peduli terutama kepada anak autis.