Solusi West Chem
-
Upload
prabowo-putra -
Category
Documents
-
view
32 -
download
8
description
Transcript of Solusi West Chem
Akuntansi Manajemen dan Biaya
Case 9
Western Chemical Corporation
B. Inti Permasalahan dan Pembahasan
1. Apa yang menyebabkan masalah dalam pengukuran kinerja divisi pada Western Chemical
Corporation (WCC)?
Permasalahan utama yang dihadapi WCC dalam melaporkan kinerja divisi, adalah adanya perbedaan
kinerja yang diakibatkan perbedaan struktur modal, dan jenis operasi pada ketiga divisi perusahaan.
Selama ini laporan yang disusun perusahaan adalah laporan laba bersih yang tidak dikonsolidasi
sebagaimana halnya jika laporan tersebut ditujukan untuk pihak eksternal.
Hal ini membuat orang awam, atau pihak lain yang tidak memahami kondisi perusahaan
menarik kesimpulan yang salah (misleading conclusion) mengenai kontribusi ketiga divisi tersebut
terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Divisi Prague / Republik Ceko
Pada divisi ini, investasi pada divisi dilakukan oleh 3 pihak, yaitu perusahaan WCC, investor
minoritas, dan kreditur. WCC berhasil memperoleh pembiayaan dari kreditur sebesar 60-80% dari
total nilai investasi. Investasi WCC pada divisi bernilai $5 juta dollar, sementara investasi minoritas
adalah sebesar $4.1 Juta dollar ($532 juta / $646 juta x $5 juta). Modal kreditur berkisar antara $26
juta (untuk rentang bawah total investasi $35 juta) dan $31 juta (untuk nilai investasi $40 juta).
Divisi membayar Fee kepada WCC sebesar $867,000, dan membayar bunga pinjaman sebesar
$1,120,000. Akuntan perusahaan menghasilkan laporan laba rugi sebagai berikut:
Laba dari Joint Venture Republik Ceko
per September 95 (YTD)Revenue $11,510,000Cost of Sales $(9,541,000)Selling, Technical, Administrative Expense $(891,000)Other Income/Charges $(209,000)
Income Before Interest and Taxes $869,000Interest $(1,120,000)Fees $(867,000)Foreign Exchange $(60,000)
Income (Loss) $(1,178,000)
Minority Interest $532,000Taxes -
Net Income (Loss) $(646,000)
WCC masih menerima pendapatan bersih dari Divisi Prague sebesar $221,000, yang berasal dari fee
sebesar $867,000 dikurangi bagian WCC atas kerugian divisi sebesar $646,000. Bagi pihak eksternal,
divisi ini akan tampak hanya memberikan kerugian bagi WCC, dikarenakan kurang tepatnya
penyajian laporan tersebut.
Divisi Polandia
Pada divisi ini, investasi dilakukan 100% oleh WCC senilai $40 juta hingga $45 juta. Tidak terdapat
pembiayaan dari hutang dan investasi minoritas. Terdapat biaya bunga yang dikapitalisasi ke dalam
pembangunan Pabrik dan diamortisasi. Pada Cost of Sales divisi terdapat pembelian dari divisi lain
sebesar $2 juta hingga $3 juta dollar yang dilakukan berdasarkan nilai pasar.
Permasalahan utama yang dihadapi divisi ini adalah, perusahaan telah menyusun budget perkiraan
kinerja, dan divisi polandia memiliki kinerja di bawah perkiraan, tetapi hal ini tak tercermin dalam
laporan laba rugi divisi. Jika pada divisi ini diterapkan interest dan fee seperti divisi prague, maka
divisi ini akan menderita kerugian sebesar $3 juta dollar. Dalam laporan akuntan, kinerja divisi ini
tampak baik-baik saja.
Laba dari Divisi Polandia
per September 95 (YTD)Revenue $32,536,000Cost of Sales $(28,458,000)Selling, Technical, Administrative Expense $(2,529,000)Other Income/Charges $(121,000)
Income Before Interest and Taxes $1,428,000Interest -Fees -Foreign Exchange $34,000
Income (Loss) $1,462,000Minority Interest -Taxes -
Net Income (Loss) $1,462,000
Divisi Malaysia
Divisi ini dibuat untuk memenuhi permintaan atas produk high margin, dengan nilai investasi
sebesar $35 juta. Divisi ini 100% dimiliki oleh WCC, dan dibangun untuk menambah kapasitas di
kawasan pasifik. Dalam menilai kinerja divisi ini, perusahaan untuk pertama kalinya menerapkan
pendekatan Economic Value Added (EVA), dalam melakukan pendekatan ini perusahaan
menerapkan angka Capital Charge senilai 12% dari total investasi. Depresiasi termasuk dalam Cost of
Sales.
Dalam menyusun laporan laba rugi divisi, perusahaan membagi ke dalam Region of Manufacture,
yaitu hanya menampilkan penjualan yang dilakukan pabrik Malaysia, termasuk penjualan ke luar
wilayah regional, dan Region of Sale, yaitu penjualan ke Negara-negara di asia tenggara termasuk
yang berasal dari pabrik lain di luar asia tenggara. Permasalahan yang dihadapi adalah sulitnya
mengetahui secara pasti kontribusi divisi yang diakibatkan adanya penjualan produk dari pabrik
Malaysia ke luar wilayah regional, dimana angka ini akan tampak di Region of Manufacture, tetapi
tak ada di Region of Sale.
Masalah berikutnya, adalah rencana perusahaan untuk melakukan ekspansi di asia tenggara,
yang berarti perusahaan akan menanamkan modal, dan hal ini akan menimbulkan penurunan nilai
EVA untuk divisi Malaysia. Permasalahan yang harus dipecahkan adalah, pengukuran lain apakah
yang dapat digunakan untuk menilai kinerja divisi, yang tidak akan terpengaruh dengan penanaman
investasi tersebut.
Laporan laba rugi divisi hingga September 1995 adalah sebagai berikut:
Laba dari Divisi Malaysia
per September 95 (YTD) Region Of Manufacture Region of SaleRevenue $12,020,000 $36,052,000Cost of Sales $(12,932,000) $(26,648,000)Selling, Technical, Administrative Expense
$(3,775,000) $(4,845,000)
Other Income/Charges $(685,000) $(285,000)Income Before Interest and
Taxes$(4,832,000) $(4,274,000)
Taxes (40%) - $(1,710,000)Net Income (Loss) $(4,832,000) $2,564,000
Capital Charges $(3,600,000) $(6,686,000)Economic Value Added ($8,432,000) $(4,122,000)
Perhitungan Capital Charges adalah sebagai berikut:
Untuk Region of Manufacture:
$30,000,000 * 12% = $3,600,000
Dapat diinterpretasikan bahwa $30 juta adalah nilai aset dikurangi-kewajiban lancar untuk pabrik
Malaysia, dikalikan dengan WACC 12%, menjadi $3,6 juta.
Untuk Region of Sale:
$110,000,000 *12% [(36,052,000 – 12,020,000 / 102,800,000)] + $30,000,000 * 12% = $6,686,000
Dapat diinterpretasikan bahwa total aset dikurangi kewajiban lancar dari seluruh pabrik
diluar Malaysia yang menjual ke Asia Tenggara adalah $110 juta, kemudian dikalikan dengan
proporsi penjualan pabrik-pabrik tersebut ke Asia Tenggara ($24,032,000) terhadap total penjualan
ke seluruh dunia ($102,800,000), kemudian dikalikan dengan WACC 12%, sehingga didapatkan angka
Capital Charges $6,686,000
2. Apakah terdapat metode alternative dalam menilai kinerja divisi yang akan menghindari
masalah yang dihadapi manajemen WCC?
Divisi Prague
Dalam menilai kinerja divisi Prague, perusahaan dapat menggunakan beberapa cara, yaitu
cara pertama, Return on Investment yang dihitung sebagai berikut:
ROI= Profit DivisiTotal Investasi Divisi
Untuk divisi ini, perusahaan dapat menggunakan kas yang diterima yang diakibatkan oleh
Fee, dikurangi dengan kerugian, sehingga menjadi kontribusi bersih sebesar $221,000. Dibagi
dengan total investasi WCC sebesar $5 juta dollar, didapatkan ROI sebagai berikut:
ROI= 221,0005,000,000
ROI=¿4.42%
ROI yang dihasilkan masih tergolong kecil, tetapi masih berkontribusi positif terhadap perusahaan
Alternatif lain, menggunakan Residual Income, dengan asumsi Imputed Interest Rate =
capital charges divisi Malaysia :
Residual income=Investment Center Profit−( Invested Capital x Imputed Rate )
Residual income=221,000−(5,000,000 x12%)
Residual income=−379,000
Alternatif terakhir, adalah menggunakan EVA. Dalam penghitungan EVA digunakan NOPAT
(Net Operating Profit After Tax). Dimana NOPAT merupakan laba dari divisi seandainya tidak
terdapat biaya sehubungan dengan bunga pinjaman. Dilakukan penyesuaian sebagai berikut:
Net Loss (1,178)
+ Interest Expense 1,120
+ Fee (diterima induk) 867
Sehingga NOP sebelum pajak 809
Idealnya NOPAT dikurangi dengan Tax yang harus dibayar pada tingkat laba tersebut, tetapi karena
terbatasnya data maka digunakan angka NOPAT $809,000.
EVA=NOPAT−[ (Total Aset−Kewajiban Lancar ) ] xWeighted AverageCost of Capital
Diasumsikan Total Aset – Kewajiban Lancar sama dengan nilai investasi dan kredit, dengan
rata-rata $37,5 juta ($35 juta + $40 juta / 2). Diasumsikan juga digunakan WACC yang sama dengan
divisi Malaysia yaitu 12 %. Didapatkan EVA sebagai berikut:
EVA=809,000−[37,500,000 ] x12%
EVA=−$3,691,000
Nilai EVA tersebut adalah yang akan dilaporkan perusahaan seandainya divisi tersebut 100% dimiliki
oleh perusahaan.
Jika EVA dihitung hanya atas kepemilikan perusahaan, maka penambahan kembali interest expense
dialokasi kepada WCC dan pemegang saham minoritas. Income yang digunakan dalam dasar
perhitungan menjadi:
Net Loss (1,178)
+ Interest Expense 1,120
Net Operating Loss (58)
Diatribusikan ke perusahaan (31.8) (58 x 646/1178)
+Fee 867
835.2
EVA=835,200−[5,000,000 ] x 12%
EVA=$235,200
Dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja menggunakan EVA dapat menggambarkan kontribusi
perusahaan yang sebenarnya
Divisi Polandia
Pada divisi polandia, masalah yang dihadapi adalah kinerja yang tampak baik, tetapi
sebenarnya telah meleset dari yang diperkirakan manajemen. Untuk divisi ini metode yang tepat
adalah menggunakan Residual Income sebagai berikut.
Residual income=Investment Center Profit−(InvestedCapital x Imputed Rate )
Residual income=1,462,000−(42,500,000x 12%)
Residual income=−3,638,000
Tampak bahwa perusahaan sebenarnya mengalami kerugian sebesar $3,63 juta dollar. Hal
ini merupakan selisih dibandingkan jika dana tersebut diinvestasikan di tempat lain. ROI yang
sebenarnya dari divisi ini adalah:
ROI= 1,462,00042,500,000
ROI=¿3.44%
Jika dalam perhitungan Residual income dan ROI perusahaan menambah kembali sejumlah
$2 hingga $3 juta yang merupakan transfer ke divisi lain, maka didapatkan hasil sebagai berikut
Residual income=−1,638,000hingga−638,000
ROI=¿8.14% hingga 10.49%
Sehingga disimpulkan bahwa perusahaan masih mengalami kerugian dibandingkan dengan imputed
interest rate (12%) untuk modal yang ditanamkan.
Dikarenakan tidak adanya unsur interest dan pajak, maka perhitungan EVA untuk divisi ini akan
menghasilkan angka yang sama dengan Residual Interest.
Divisi Malaysia
Pada divisi ini, perusahaan untuk pertama kalinya menerapkan EVA dalam menilai kinerja
divisi. Dari pihak manajemen diketahui bahwa EVA untuk region of manufacture adalah -$8,432,000,
sementara EVA untuk Region of Sale adalah -$4,122,000. Kinerja untuk Region of Manufacture
tampak sangat buruk, ini disebabkan adanya investasi teknologi dan teknis yang sangat besar untuk
pabrik ini, sementara produk yang dijual bervolume rendah. Ini menyebabkan Cost of Sales lebih
besar dari Revenue untuk periode tersebut.
Walaupun secara individu pabrik ini menderita kerugian, tetapi pabrik ini tetap harus
beroperasi dengan alasan terbatasnya kapasitas. Perusahaan dapat mempertimbangkan alokasi
sebagian biaya depresiasi peralatan teknologi tinggi ke perusahaan induk atau divisi lain, atau
mempertimbangkan kembali penentuan harga jual produk divisi tersebut.
Permasalahan berikutnya dari divisi ini adalah rencana perusahaan untuk melakukan
ekspansi di masa depan. Ini akan menyebabkan tingginya tingkat investasi dan cost of capital yang
tidak langsung diikuti oleh peningkatan pendapatan. Dalam hal ini penggunaan satu indicator saja,
yaitu EVA dirasa kurang tepat dalam mencerminkan kinerja divisi. Kelemahan dari indicator seperti
EVA, RI, ROI, adalah hanya melihat satu periode saja. Salah satu alternative adalah menggunakan
Market-Value-Added (MVA) dan penganggaran. MVA merupakan total net present value dari EVA
yang diperkirakan di masa depan,
(sumber: https://www.boundless.com/finance/textbooks/boundless-finance-textbook/financial-statements-
taxes-and-cash-flow-2/other-statements-36/mva-and-eva-201-4887/ )
Alternatif lain adalah menggunakan flexible budget, dan varians untuk menilai perkiraan
arus kas yang dihasilkan investasi tersebut di masa depan. Hal ini sama seperti yang digunakan
perusahaan dalam menilai kinerja divisi Polandia.
3. Evaluasi pendekatan EVA yang didiskusikan oleh manajemen WCC, apa kelebihan dan
kekurangan pendekatan ini?
Kelebihan dari pendekatan Economic Value Added (EVA) antara lain sebagai berikut:
- Dalam penghitungan NOPAT dilakukan sejumlah penyesuaian yang menghilangkan distorsi
akibat perbedaan kebijakan akuntansi.
- Biaya pendanaan (cost of financing) menjadi pertimbangan dalam menilai kinerja sebagai
opportunity cost.
Sementara itu, kekurangan dari pendekatan tersebut antara lain:
- Memerlukan berbagai penyesuaian terhadap angka profit dan modal
- Hanya melihat kinerja keuangan pada satu periode, tidak memperhitungkan perkiraan arus
kas masa depan
- Karena bersifat angka absolut seperti halnya residual Income, EVA tak bisa menjadi dasar
membandingkan kinerja antar divisi
- Dalam menghitung Weighted Averaga Cost of Capital (WACC) melibatkan sejumlah asumsi
- Didasarkan pada data historis, sedangkan investor lebih tertarik pada kinerja masa depan
(sumber: Kaplan financial knowledge bank , http://kfknowledgebank.kaplan.co.uk/KFKB/Wiki%20Pages/Economic
%20Value%20Added%20(EVA).aspx )
4. Bagaimana kinerja divisi WCC sebaiknya diukur?
Untuk divisi Prague dan Polandia, menurut kami ukuran kinerja yang paling tepat adalah EVA
(Economic Value Added), hal ini disebabkan metode tersebut paling menggambarkan kondisi
kontribusi sebenarnya dari divisi tersebut. EVA menggambarkan secara tepat bahwa divisi Prague
memberi kontribusi positif pada perusahaan. Penggunaan EVA untuk divisi Polandia akan
menghasilkan angka yang tidak berbeda dengan Residual Income, ini disebabkan tidak terdapat
beban bunga dan pajak untuk divisi tersebut, dan tidak diketahui kewajiban lancar divisi, sehingga
digunakan total aset/investasi sebagai modal.
Untuk divisi Malaysia, perusahaan sudah cukup tepat menggunakan Economic Value Added,
tetapi perlu dilakukan penyesuaian atas alokasi biaya. Dan jika perusahaan melakukan ekspansi di
masa depan maka lebih tepat digunakan present value dari perkiraan nilai EVA (market value
added), dan penyusunan budget untuk perkiraan kinerja.
5. Apa yang sebaiknya dikatakan oleh Samantha Chu kepada analis jika mereka bertanya
mengenai investasi di Rep. Ceko, Polandia dan Malaysia?
Samantha Chu sebaiknya menjelaskan kondisi sebenarnya dari ketiga divisi tersebut, yaitu
menjelaskan bahwa divisi Prague secara umum masih memberikan kontribusi kepada induk
perusahaan, yang berasal dari Fee sebesar 8% Revenue. Karena Perusahaan berhasil mendapatkan
kredit untuk investasi divisi senilai 60-80%, maka jika membandingkan profit yang diterima
perusahaan dengan investasi yang hanya sebesar $5 juta, perusahaan masih mendapatkan residual
income senilai $161,000.
Divisi polandia juga sebaiknya dinilai dengan Residual Income, dimana divisi tersebut
menimbulkan kerugian jika dibandingkan jika investasi tersebut ditanamkan di tempat lain. Untuk
divisi Malaysia, secara umum memang masih menimbulkan kerugian yang cukup besar, tetapi
Samantha sebaiknya menjelaskan posisi divisi tersebut sebagai produsen untuk produk dengan
margin tinggi dan volume rendah, dengan tingkat investasi teknologi yang tinggi, sehingga
menimbulkan biaya depresiasi yang besar. Divisi tersebut bersifat vital karena kurangnya kapasitas
divisi lain dalam memproduksi jenis produk tersebut.
Samantha juga sebaiknya menjelaskan rencana perusahaan untuk melakukan ekspansi di
wilayah Asia Tenggara, dimana hal ini akan membutuhkan investasi tambahan, tetapi akan
meningkatkan penjualan untuk wilayah tersebut yang selama ini lebih banyak dilayani divisi di luar
wilayah tersebut.
Referensi:
Hilton, Ronald W., and Platt, David E. 2015. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment. McGraw-Hill.
(http://classes.bus.oregonstate.edu/spring-07/ba422/Management%20Accounting%20Chapter%2022.htm)
(http://kfknowledgebank.kaplan.co.uk/KFKB/Wiki%20Pages/Economic%20Value%20Added%20(EVA).aspx)
( https://www.boundless.com/finance/textbooks/boundless-finance-textbook/financial-statements-taxes-and-cash-flow-2/other-statements-36/mva-and-eva-201-4887/ )