Makalah Chem

download Makalah Chem

of 24

Transcript of Makalah Chem

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    1/24

     

    MAKALAH FISIKA MATERIAL ELEKTRONIK

    MEKANISME ENERGI REAKSI ESTERIFIKASI ANTARA ETANOL

    DAN ASAM ASETAT DENGAN KATALISATOR LEWATIT

    MONOPLUS S-100 MENGGUNAKAN SOFTWARE CHEMOFFICE

     Disusun dalam Rangka Melengkapi Tugas-tugas

     Mata Kuliah Fisika Material Elektronik

    Oleh:

    Debi rianto

    ( 1301683 / 2013)

    Dosen Pembimbing:

    DR. Hj. Ratna Wulan, M.Si.

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2015

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    2/24

     

    i

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah tidak lupa Penulis ucapkan kehadirat Allah Yang

    Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga Penulis

    dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan jangka waktu yang telah

    ditentukan.

    Dalam makalah ini diangkat judul “Mekanisme Energi Reaksi Esterifikasi Antara

    Etanol dan Asam Asetat dengan Katalisator Lewatit Monoplus S-100

    menggunakan Software Chemoffice”. Untuk memenuhi predikatnya sebagai

    makalah, tentu saja penyajian teori dipaparkan lebih detail serta tetap

    memperhatikan bahan pustaka yang diambil sebagai sumber landasan teori,

    sehingga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk masyarakat

    luas.

    Penulis sadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

    kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang Penulis miliki. Oleh karena

    itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi

    kesempurnaan makalah ini.

    Akhir kata Penulis ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

    semua. Amin.

    Padang, Desember 2015

    Penulis

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    3/24

     

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang........................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

    C. Tujuan Percobaan .................................................................................. 2

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 3

    A. Etil Asetat ............................................................................................... 3

    B. Katalisator Lewatit Monoplus S-100 ...................................................... 3

    C. Reaksi Esterifikasi .................................................................................. 5

    D. Teori Geometri Molekul ......................................................................... 7

    E. Tingkat Energi Molekuler ....................................................................... 7

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 14

    A. Hasil........................................................................................................ 14

    B. Mekanisme Energi Reaksi Esterifikasi Antara Etanol dan Asam

    Asetat menggunakan software chemoffice dan winmopac .................... 14

    BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 20

    A.  Kesimpulan .......................................................................................... 20

    B.  Saran ..................................................................................................... 20

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    4/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Indonesia adalah negara berkembang dimana sektor industri kecil maupun

    industri besar telah berkembang dengan pasar indonesia. Industri besar yang

    telah berkembang saat ini adalah industri cat, thiner, tinta, plastik,farmasi dan

    industri kimia organik.

    Industri-industri tersebut dalam membuat produknya sangat membutuhkan

     pelarut dalam jumlah yang besar. Pelarut yang sering digunakan adalah etil

    asetat. Komposisi pelarut etil asetat yang mereka perlukan sangat menentukan

    hasil produk yang dihasilkan. Kebutuhan kebutuhan etil aset tentu tidak

    sebanding dengan produksi etil asetat di indonesia. Saat ini yang memproduksi

    etil asetat hanya dua perusahaan saja di indonesia.

    Etil asetat merupakan senyawa organik yang bersifat mudah menguap dan

    mempunyai aroma yang khas, etil asetat dalam skala industri banyak di gunakan

    sebagai pelarut dalam industri cat, thiner, kosmetik, lem, farmasi, dan industri

    kimia organik. Kebutuhan etil asetat yang tinggi, maka perlu produksinya etilasetat. Sehingga pembelian etil asetat dalam jumlah banyak dapat dikurangi

    dengan membuat etil asetat sendiri.

    Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembetukan etil aetat dengan

    mereaksikan antara asam asetat dan etanol. Reaksi esterifikasi ini telah lama

    dikenal dan merupakan salah satu reaksi pembentukan ester yang telah di

    temukan oleh emil fischer, seorang ilmuan organik pada abad ke 19.

    Senyawa ester yang dikenal dengan etil asetat merupakan senyawaorganok

    yang bersifat mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas. Etil asetat

    dalam skala indutri banyak digunakan sebagai pelarut pada industri cat,thiner,

     plastik, lem, kosmetik, farmasi dan industri kimia organik.

    Etil asetat dalam laboratorium kimia organik digunakan sebagai pelarut

     bahan organik karena sifatnya tidak beracun seperti minyak dammar, mengingat

    kebutuhan etil asetat yang sengat tinggi maka sangat perlu untuk membuat

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    5/24

    2

     pelaru etil asetat ini. Mengingat kebutuhan etil asetat yang sangat tinggi maka

    sangat perlu meningkatkan kebutuhan etil asetst yang sangat tinggi maka sangat

     perlu untuk membuat pelarut etil asetat ini.

    Penelirian tentang sintesis etil asetat sudah dilakukan namun belum dikaji

    secara teoritik tentang energi yang terlibat dalam mekanismenya. Oleh karena

    itu, dalam dalam makalah ini akan dikaji mekanisme energinya dengan

    menggunakan software ChemOffice dan Winmopac.

    B.  Rumusan masalah

    1.  Bagaimanakah mekanisme energi reaksi esterifikasi antara etanol dan asam

    asetat ?2.  Berapakah jarak efektif antar molekul pada proses reaksi esterifikasi antara

    etanol dan asam asetat ?

    3.  Atom mana sajakah dari molekul asam asetat dan etanol yang berperan

    sebagai akseptor dan sebagai donor ?

    4.  Berapakah besar energi aktivasi dalam reaksi esterifikasi antara etanol dan

    asam asetat dengan menggunakan software ChemOffice dan Winmopac ?

    C.  Tujuan percobaan

    1.  Mengetahui mekanisme energi reaksi esterifikasi antara etanol dan asam

    asetat.

    2.  Mengetahui jarak efektif antar molekul pada proses reaksi esterifikasi antara

    etanol dan asam asetat.

    3.  Menentukan atom dari molekul asam asetat dan etanol yang berperan

    sebagai akseptor dan sebagai donor.4.  Mengetahui energi aktivasi dalam reaksi esterifikasi antara etanol dan asam

    asetat dengan menggunakan software ChemOffice dan Winmopac.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    6/24

    3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A.  Etil Asetat

    Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3/

    CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat.

    Senyawa ini berwujud cairan,tak berwarna tetapi memiliki aroma yang khas.

    Etil asetat merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap, tidak

     beracun dan tidak higrokopis.

    Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air hingga

    kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih

    tinggi, namun senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa atau asam.

    Etil asetat dapat dihirdolisis pada keadaan asam atau basa yang

    menghasilkan asam asetat dan etanol kembali. Katalis yang digunakan adalah

    asam sulfat (H2SO4), karena berlangsungnya reaksi. Reaksi kebalikan

    hidrolisis yaitu, esterifikasi ficher. Untuk memperoleh hasil rasio yang tinggi

     biasanya digunakan asam kuat dengan proposi stoiklometris, misalnya natrium

    hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat yang tidak

    dapat di reaksi lagi dengan etanol.Sifat fisika dan kimia etil asetat adalah memiliki Titik didih sebesar 77,10 

    C ,Mudah menguap, Densitas : 0,89 gr/cm3, Tidak Beracun, Berat Molekul

    88,12 gr/mol, Tidak Higroskopis dan Tidak berwarna. (wikipedia,2015)

    B.  Katalisator Lewatit Monoplus S-100

    Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu

    tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau produk.

    Katalis memastikan reaksi berlangsung lebih cepat untuk memungkinkan

    reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap

     pereaksi.katalis mengurangi energi yang dibutuhan untuk berlangsungnya

    reaksi.

    Katalisator resin penukar ion mempunyai beberapa keuntungan

    diantaranya mudah dalam pemisahan hasil, sehingga masalah limbah

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    7/24

    4

    khususnya dari katalisator dapat diatasi (Nemec dkk., 2005). Selain itu resin

     penukar ion yang telah jenuh dapat diaktifkan lagi dengan regenerasi (Choi

    dkk., 1996). Namun kemampuan katalisator resin penukar ion untuk

    mengaktifasi pereaksi cukup kecil sehingga menyebabkan konversi yang

    dihasilkan juga tidak sebesar katalisator asam sulfat.

    Seringkali penggunaan resin penukar ion sebagai katalisator dilakukan

     pada reaktor sumbat ( plug flow reactor ). Hal yang perlu diperhatikan dalam

    reaktor sumbat adalah bed expansion dari resin, karena dengan adanya laju alir

    resin akan mengembang.  Bed expansion dan spesifikasi resin penukar ion

     jenis lewatit monoplus s-100 disajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1.

    Gambar 1. Hubungan antara laju alir dan ekspansi unggun (bed

    expansion)

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    8/24

    5

    C.  Reaksi Esterifikasi

    Proses pembuatan etil asetat dari asam asetat dan etanol. Proses ini disebut

    dengan reaksi esterifikasi, dimana reaksi dapat dilihat di bawah ini:

    R-COOH + R-OH R-COOR + H2O

    Tahap –  tahap pembuatan etil asetat adalah sebagai berikut:

    1.  Esterifikai Proses esterifikasi yaitu mereaksikan antara asam asetat dengan

    alkohol . Asam asetat yang digunakan adalah asam asetat (CH3COOH)

    dan alkohol yang digunakan adalah etanol (CH3CH2OH). Reaksi sebagai

     berikut:

    CH3COOH + CH3CH2OH = CH3COOC2H5 + H2O

    Asam Asetat dengan Etanol, Katalis resin

    2.  Proses pencucian dan pemisahan dengan aquadest Pencucian pemilihan

    dilakukan dicorong pisah, kemudian didiamkan sampai terbentuknya

     bidang batas. 

    3.  Pemurnian Pemurnian bertujuan untuk memisahkan air yang masih terikat

    dengan menggunakan adsorben 

    E. Teori Geometri Molekul

    Molekul adalah sekelompok atom yang bermuatan listrik netral, terikat

    kuat bersama dan berprilaku sebagai partikel tunggal. Molekul terdiri dari

    sejumlah atom yang begabung melalui ikatan kovalen,dan atom tersebut

     berkisar dari jumlah yang sangat sedikit (dari atom tunggal,seperti gas mulia)

    sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer,protein atau bahkanDNA). Ikatan kovalen yang mengikat molekul secara bersamaan dengan

    sangat kuat, tetapi hal ini tidak berhubungan dengan sifat fisik suatu zat.

    Sifat fisik suatu zat ditentukan oleh gaya antar molekul, gaya tarik antara

    suatu molekul dengan tetangganya daya tarik van der waals atau ikatan

    hidrogen. Titik leleh dan titik didih substansi molekuler cenderung untuk

    menjadi gas, cairan atau padatan yang bertitik leleh rendah, karena gaya tarik

    menarik antar molekul terhitung lemah, untuk memutus ikatan kovalen yang

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    9/24

    6

    dilelehkan atau dididihkan sebuah zat molekuler. Ukuran titik leleh dan titik

    didih akan bergantung pada kekuatan gaya antar molekul. Kehadiran ikatan

    hidrogen akan meningkatkan titik leleh dan titik didih. Molekul yang

     berukuran lebih besar memungkinkan daya tarik van der waals yang lebih

     besar pula dan molekul tersebut akan lebih membutuhkan lebih banyak energi

    untuk pemutusan ikatanya. (Alim,2011)

    Suatu molekul terjadi karena interaksi yang terjadi antar sekelompok

    atom tertentu sedemikian sehingga energi sistem bersama lebih kecil dari

    energi atom-atom penyusunannya dalam keadaan terpisah. Sebaliknya bila

    interaksi itu menyebabkan energi total sistem meningkat, maka atom-atom itu

    akan saling menolak dengan yang lainnya sehingga terjadi pembentukan

    molekul. Bila atom-atom itu saling merapat bersama maka dapat terjadi

    kemungkinan keadaan bentuk ikatan ,antara lain:

    1.  Ikatan kovalen, satu atau lebih pasang elektron diserap oleh kedua atom.

    Ketika elektron-elektron ini mengelilingi atom-atom itu, elektron

    menghabiskan waktu lebih lama diantara kedua atom itu dibandingkan

    dengan tempat lainnya, sehingga menghasilkan gaya tarik,interaksi ini

    menjaga kedua atom untuk tetap bersama, walaupun keduanya masih akantetap bergetar dalam keadaan kesetimbangan. Contohnya adalah H2,

    molekul hidrogen yang elektronnya dimiliki bersama olek kedua proton.

    2.  Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang

    memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar. Tidaklah terdapat nilai-

    nilai yang pasti membedakan ikatn ion dan ikatan kovalen, namun

     perbedaan elektronegativitas yang lebih besar dari 2,0 biasanya disebut

    ikatan ion, sedangkan perbedaan yang lebih kecil dari 1,5 biasanya disebut

    ikatan kovalen. Ikatan ion menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang

    terpisah. Muatan-muatan ion ini umumnya berkisar antara -3e sampai

    dengan+3e. Contoh ikatan ion adalah NaCl. Dapat dilihat pada gambar

     berikut.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    10/24

    7

    3.  Ikatan kovalen koordinat, kadangkala disebut sebagai ikatan datif, adalah

    sejenis ikatan kovalen yang kesekuruhan elektron-elektron ikatannya

    ahanya berasal dari salah satu atom, penderma pasangan elektron ataupun

     basa lewis.

    4.  Ikatan logam, elektron-elektron ikatan terdelokalisasi pada kekeisi (lattice)

    atom. Berbeda dengan senyawa organik, lokasi elektron ynag berikat dan

    muatannya adalh statik. Oleh karena delokalisasi yang menyebabkan

    elektron-elektron dapat bergerak bebas, senyawa ini memiliki sifat-sifat

    mirip logam dalam hal konduktivitas, dktilitas, dan kekerasan.

    5.  Ikatan antar molekul, terdapat empat jenis dasar ikatan yang dapat

    terbentuk antara dua atau lebih molekul, ion, ataupun atom. Gaya antar

    molekul menyebabkan molekul saling menarik atau menolak satu sama

    lainnya.

    6.  Ikatan hidrogen bisa dikatakan sebagi dipol permanen yang sangat kuat.

     Namun, pada ikatan hidrogen, proton hidrogen berada sangat dekat dengan

    atom pederma elektron dan mirip dengan ikatan tiga-pusat-dua-elektron

    seperti pada diborana. Ikatan hidrogen menjelaskan titk didih zat cair yang

    relatif tinggi seperti air. (wikipedia,2015)

    Pergerakan molekul pada sebuah partikel adalah jika semakin kecil

    ukuran partikel, maka semakin cepat partikel itu bergerak, sehingga

    kecepatannya semakin tinggi bila suhunya tinggi dan semakin besar jarak

    antara dua konsentrasi, maka semakin lambat kecepatannya.

    F. Tingkat Energi MolekulerKeadaan energi molekuler ditimbulkan oleh rotasi (perputaran) molekul

    secara keseluruhan dan oleh vibrasi (getaran) atom pembangun relatif terhadap

    yang lain dan juga oleh perubahan konfigurasi elektronik. Energi molekuler

    dibagi atas tiga keadaan diantaranya:

    1. Keadaan rotasional

    Pada keadaan ini molekul terpisah oleh selang energi yang sangat

    kecil (biasanya sekitar 10-3 eV) dan spektrum yang timbul dari transisi antara

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    11/24

    8

    keadaan ini terdapat dalam daerah gelombang mikro dengan panjang

    gelombang antara 0.1 mm hingga 1 cm.

    a. Keadaan vibrasional

    Keadaan ini molekul terpisah oleh selang energi yang lebih besar

    (sekitar 0.1 eV) dan terdapat dalam daerah infrared dengan panjang

    gelombang 1 μm hingga 1 mm. 

     b. Keadaan elektronik molekuler

    Keadaan ini memiliki energi lebih tinggi dengan pisahan antara tingkat

    energi elektron valensi beberapa eV dan spektrumnya terdapat dalam

    daerah cahaya tampak dan daerah ultra ungu. (Arthur Beiser The Houw

    Liong, Hal 294)

    2. Keadaan Eksitasi

    Molekul merupakan ikatan dari beberapa atom-atom yang saling

     berinteraksi atau berikatan karena adanya gaya listrik. Molekul dapat juga

    digambarkan sesuai kumpulan dari inti yang pergerakannya lambat dan

    memiliki elektron yang menempati orbital mengelilingi inti. Sesuai dengan

    kaidah mekanika kuantum, energi elektronik didalam molekul adalah diskritmembentuk beberapa tingkatan.

    Molekul awalnya berada dalam keadaan dasar bersifat stabil atau singlet,

    yang mana elektronnya berpasangan (spin up dan spin down). Jika molekul

    mendapat energi yang cukup misalnya dari absopsi foton, absobrsi termal,

    atau reaksi kimia, maka elektron dalam molekul dapat meloncat ke keadaan

     berikutnya. Keadaan tersebut dinamakan keadaan eksitasi. Keadaan eksitasi

    adalah keadaan yang harus dilewati oleh molekul-molekul yang bereaksiuntuk menuju ke keadaan akhir (produk). Hal ini sesuai dengan prinsip frank-

    condon yang menyatakan bahwa molekul-molekul umumnya memasuki

    keadaan tereksitasi setelah adanya penyerapan elektronik. Untuk transisi

    vibrasi suatu molekul, dengan beda potensial molekul pada awalnya v = 0

    tingkat vibrasi dari keadaan dasar dan ketika mendapatkan energi yang cukup,

    mengakibatkan terjadinya suatu transisi elektronik ke v =1.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    12/24

    9

    Adanya dua keadaan singlet dan triplet disebabkan elektron-elektron

    yang berpasangan pada keadaan dasar S yakni sepasang untuk tiap orbital.

    Pada saat tereksitasi, salah satu elektron pindah kepada orbital yang

    mempunyai energi yang lebih tinggi. Salah satu dari kedua spin pada kedua

    elektron dalam keadaan tereksitasi dapat sama yakni keduanya sama-sama

    +1/2 atau sama-sama -1/2. Bisa juga kedua elektron mempunyai spin yang

     berlawanan yaitu +1/2 dan -1/2. kelipatgandaan suatu keadaan adalah sama

    dengan 2 +1 dimana S adalah jumlah bilangan spin. Bila kedua elektron

    mempunyai spin yang sama maka S=1 dan kelipatgandaan 2 +1=3 sehingga

    diperoleh keadaan triplet (T1). Bila elektron-elektron mempunyai spin yang

     berlawanan maka S=0 dan kelipatgandaan 2 +1=1 sehingga diperoleh

    keadaan singlet S.

    Energi aktivasi adalah energi kinetik minimum yang diperlukan oleh

     partikel-partikel peraksi untuk membentuk kompleks teraktivasi. Energi

    aktivasi dapat di analogikan seperti proses mendorong mobil dari suatu

    tempat (A) ke tempat lain (B) melalui jalan mendaki dan menurun. Perhatikan

    gambar di bawah ini.

    Gambar 2.5. Energi kinetik kurang dari Ea (tidak sampai puncak)

    (Jim Clark,2004)

    Proses mendorong mobil dari A ke B analog dengan terjadinya proses

    tumbukan. Ketika mobil didorong sampai tanda X, kemudian si pendorong

    tidak mampu lagi melakukan usahanya, maka mobil tersebut turun lagi, tidak

     berhasil melewati puncak dan tidak sampai ke B. Hal ini analog dengan

     peristiwa tumbukan yang memiliki energi kinetik kurang dari Ea (tidak

    sampai puncak) sehingga tidak terbentuk kompleks teraktivasi dan reaksipun

    tidak terjadi. Agar mobil dapat sampai di B, mobil tersebut hatus didorong

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    13/24

    10

    minimum sampai di puncak sehingga untuk sampai di B tidak perlu didorong

    lagi.

    Gambar 2.6. Energi kinetik sama dengan energi aktivasi Ea (Jim

    Clark,2004)

    Dalam reaksi, agar dihasilkan produk maka pereaksi harus memiliki

    energi minimum untuk membentuk kompleks teraktivasi terlebih dahulu

    sebelum membentuk hasil reaksi. Teori tumbukan didasarkan atas teori

    kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu reaksi kimia dapat

    terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A

    dan B sama dengan jumlah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara

    kedua jenis molekul tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu

    sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi makin besar

    konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan

    yang terjadi. Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh tcori keadaan transisi

    atau teori laju reaksi absolut. Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu

    keadaan yang harus dilewati oleh molekul-molekul yang bereaksi dalam

    tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk). Keadaan tersebut dinamakankeadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan transisi dapat ditulis sebagai

     berikut:

    A + B → T* --> C + D

    dimana: - A dan B adalah molekul-molekul pereaksi

    - T* adalah molekul dalam keadaan transisi

    - C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    14/24

    11

    Secara diagram keadaan transisi ini dapat dinyatakan sesuai dengan kurva

     berikut :

    Gambar 2.7. Diagram keadaan transisi (Jim Clark,2004)

    Dari diagram terlihat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi

    keadaan awal sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti

     bahwa molekul-molekul pereaksi harus memiliki energi pengaktifan (Ea) agar

    dapat mencapai keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil reaksi (C

    sedikit sebesar + D).

    3. Emisi

    Emisi adalah perpindahan secara spontan, sistem yang memancarkan

    radiasi dari tingkat vibrasi terendah keadaan tereksitasi, ke ground state yang

    memiliki tingkat vibrasi tertinggi. Agar emisi dapat terjadi life time keadaan

    tereksitasi harus pendek 10-7  –   10-8 s. Tingkat emisi lebih rendah dari

    absorbsi, hal ini disebabkan oleh adanya proses relaksasi seperti pada gambar

     berikut.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    15/24

    12

    Gambar 2.8. Diagram koordinat konfigurasional (I Made Joni,S.Si

    M.Sc. Hal 46)

    Perbedaan energi antara pita eksitasi terendah dan pita emisi disebut

    stokes shift. Semakin besar ∆R maka stokes shift semakin besar pula

    sehingga akan menyebabkan pita optik akan lebih lebar. (Pengantar

     biospektroskopi, I Made Joni,S.Si M.Sc. Hal 46)

    Spektrum elektronik molekul dapat ditunjukan seperti gambar:

    Gambar 2.9. Diagram Jablonski untuk molekul ( Ratnawulan, 2004)

    Proses transisi membawa molekul yang biasanya berada dalam keadaan

    dasar dengan tingkat vibrasi terendah ke keadaan singlet tereksitasi. Molekul

    dalam keadaan tereksitasi berkemungkinan mengalami transisi spectrum.

    Pada keadaan „a‟ yakni suatu garis absorbsi merupakan selisih energi antara

    dua keadaan molekul yang melakukan absorbsi molekul. Keadaan „b‟

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    16/24

    13

    merupakan peralihan molekul dari keadaan tereksitasi ke keadaan dasar tanpa

    mengalami perubahan dalam kelipatgandaan yang mana proses ini di kenal

    dengan floresensi karena molekul memberikan sebagian energi vibrasinya

    ketika bertumbukan dengan molekul lain. Keadaan „c‟ persilangan antara

    system dari singlet tereksitasi terendah ke triplet eksitasi terendah. Keadaan

    „d‟ merupakan perpindahan triplet terendah ke keadaan dasar di sebabkan

    oleh proses radiatif yang mana pada proses ini disebut dengan fosforesensi.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    17/24

    14

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. 

    Hasil

    Dari penjelasan yang telah diuraikan pada Bab I dan Bab II, maka dapat

    dirumuskan mekanisme reaksi antara etanol (CH3CH2OH) dengan asam asetat

    (CH3COOH) yang nantinya dapat menghasilkan etil asetat (CH3COOC2H5) dan

    hasil samping yaitu air (H2O). Pada prinsipnya pembuatan etil asetat dari asam

    asetat dan etanol mengikuti persamaan reaksi berikut.

    CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O

    B.  Mekanisme Energi Reaksi Esterifikasi Antara Etanol dan Asam Asetat

    menggunakan software chemoffice dan winmopac

    Pada deskripsi data ini diuraikan semua hasil penelitian yang didapat dari

    Software ChemOffice dan Winmopac. Selanjutnya data tersebut dianalisis sesuai

    dengan teknik analisa data. Sesuai dengan kajian teori tentang proses esterifikasi

    etil asetat, proses pembentukan asam oksalat ini tersusun atas dua molekul yaitu :1. Molekul etanol (CH3CH2OH) dan

    2. Molekul asam asetat (CH3COOH)

    1. Molekul Etanol (CH3CH2OH)

    Struktur geometri dari molekul etanol menggunakan software

    chemoffice dan winmopac ditunjukkan pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Struktur Molekul etanol.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    18/24

    15

    2. Molekul Asam Asetat (CH3COOH) 

    Struktur geometri dari molekul asam asetat menggunakan software chemoffice

    dan winmopac ditunjukkan pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.2 Struktur Molekul Asam Asetat

    Struktur Molekul Etanol Berikatan dengan Molekul Asam Asetat

    Reaksi Esterifikasi Antara Etanol dan Asam Asetat, Etanol berikatan dengan

    Asam Asetat. Sehingga, struktur molekul Etanol yang diikatkan dengan

    molekul Asam Asetat menggunakan software chemoffice dan winmopac dapat

    dilihat pada Gambar 3.3.

    Gambar 3.3 Struktur Molekul Etanol Diikatkan dengan Molekul Asam Asetat

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    19/24

    16

    Gambar 3.3 merupakan struktur geometri Etanol yang berikatan

    dengan Asam Asetat. Atom yang diikatkan adalah atom C(1)   pada molekul

    etanol (CH3CH2OH)  dengan atom H(17) pada molekul asam asetat

    (CH3COOH). Dari data software chemoffice dan winmopac didapatkan energi

    awal sebelum direaksikan -1754,78066 eV dan jarak molekul 2,758 Å. Tabel

    2 merupakan data etanol (CH3CH2OH) yang diikatkan dengan asam asetat

    (CH3COOH) yang didapatkan dari software chemoffice dan winmopac yang

    memperlihatkan data hubungan jarak dengan muatan dan energi totalnya.

    Tabel 2. Hubungan Jarak dengan Muatan dan Energi Total

    R (Å) Q.C(1) Q.H(17) E(eV)

    2,758 -0,1289 0,2404 -1.510,66339

    2,524 -0,1294 0,2423 -1.510,66967

    2,321 -0,123 0,2499 -1.510,68605

    2,133 -0,1218 0,2414 -1.510,66902

    1,93 -0,1274 0,2436 -1.510,63716

    1,696 -0,1224 0,2414 -1.510,50915

    1,508 -0,1245 0,2497 -1.510,60215

    1,305 -0,1202 0,2423 -1.510,67004

    1,087 -0,1233 0,2468 -1.510,59427

    0,884 -0,1209 0,2318 -1.510,72987

    0,681 -0,1231 0,2381 -1.510,69690

    0,627 -0,154 0,2383 -1.510,77544

    0,494 -0,2579 0,3636 -1.507,93258

    0,327 -0,1275 0,2422 -1.510,66863

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    20/24

    17

    Berdasarkan data energi total pada tabel 2, dilakukan perhitungan

     perbedaan nilai energi menggunakan rumus ΔE = |E0 - E1|. Hasil perhitungan

    tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, yaitu pada tabel 3.

    Tabel 3. Hubungan Jarak dengan Perbedaan Energi Total

    R (Å) ΔE(eV)

    2,758 0,00000

    2,524 -0,00628

    2,321 -0,02266

    2,133 -0,00563

    1,93 0,02623

    1,696 0,15424

    1,508 0,06124

    1,305 -0,00665

    1,087 0,06912

    0,884 -0,06648

    0,681 -0,03351

    0,627 -0,11205

    0,494 2,73081

    0,327 -0,00524

    Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa energi maksimum terdapat pada jarak

    0,494 Å. Grafik yang menggambarkan dari tabel 2 tabel 3 yaitu pada gambar

    3.4 dan 3.5 berikut. 

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    21/24

    18

    Gambar 3.4 Grafik Hubungan Jarak dengan Muatan

    Gambar 3.5 Grafik Hubungan Jarak dengan Perbedaan Energi

    Pada grafik ini, yang direaksikan atom C(1)  pada molekul etanol

    (CH3CH2OH)  dengan atom H(17) pada molekul asam asetat (CH3COOH).

    -0,3

    -0,2

    -0,1

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0 0,5 1 1,5 2 2,5 3   m   u   a   t   a   n    (   C    )

     jarak (Å)

    Grafik Hubungan Jarak dengan Muatan Kedua Atom yangBerikatan

    -0,50000

    0,00000

    0,50000

    1,00000

    1,50000

    2,00000

    2,50000

    3,00000

    0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

       P   e   r    b   e    d   a   a   n   E   n   e   r   g   i   T   o   t   a    l    (   e   V    )

     jarak (Å)

    Grafik Hubungan Jarak dengan PerbedaanEnergi Total

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    22/24

    19

    Pada jarak 0,494 Å terjadi serah terima muatan. Molekul etanol sebagai donor

    dan molekul asam asetat sebagai akseptor.

    Pada gambar 3.5 diatas terjadi lonjakan energi pada jarak 0,494 Å.

    Artinya, pada jarak ini kedua molekul terjadi serah terima elektron yang

    menyebabkan kedua molekul bereaksi dengan baik. Serah terima elektron

    antar molekul menyebabkan lonjakan energi. Dari grafik gambar 3.5 juga

    dapat kita lihat bahwa perubahan energi maksimum atau lonjakan pada reaksi

    adalah 2,73081eV.

    Pembahasan

    Molekul-molekul pembentuk asam oksalat dari sabut siwalan ini pada

    awalnya berada pada tingkat dasar, setelah berikatan molekul-molekul

    tersebut mengalami eksitasi ke keadaan singlet tereksitasi. Reaksi Esterifikasi

    Antara Etanol dan Asam Asetat ini mengalami eksitasi karena absorbsi

    energi dari penambahan molekul lain. Hal ini sesuai dengan diagram

     jablonski, yang menyatakan bahwa absorbsi merupakan selisih antara dua

    molekul.

    Gambar 3.6 Diagram energi pada reaksi Reaksi Esterifikasi Antara Etanol

    dan Asam Asetat.

    Dari grafik diatas diketahui bahwa energi aktivasi dalam reaksi esterifikasi

    Antara Etanol dan Asam Asetat ini adalah sebesar 2655,40284 eV.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    23/24

    20

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Mekanisme terjadinya Reaksi Esterifikasi Antara Etanol dan Asam Asetat

    yaitu :

    CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O

    2. Dari grafik jarak dengan perubahan energi dapat kita lihat bahwa jarak

    efektif terjadinya reaksi pada Reaksi Esterifikasi Antara Etanol dan Asam

    Asetat ini adalah pada jarak 0,494 Å.

    3. Energi aktivasi pada reaksi Reaksi Esterifikasi Antara Etanol dan Asam

    Asetat ini adalah sebesar 2655,40284 eV dengan menggunakan software

    chemoffice dan winmopac.

    4. Dari grafik jarak dengan muatan, dapat kita lihat terjadinya serah terima

    elektron pada jarak 0,494 Å. Yang mana atom donor (pemberi) adalah C(1) 

     pada molekul etanol (CH3CH2OH), dan atom akseptor (penerima) adalahatom atom H(17) pada molekul asam asetat (CH3COOH).

    B. Saran

    Penulis berharap jika ingin melakukan penelitian yang sama untuk

    selanjutnya, sebaiknya sampel yang akan digunakan sampel yang berbeda dan

    menggunakan program atau software yang lebih komunikatif. Makalah ini jauh

    dari sempurna, penulis berharap agar pembaca memberikan saran yang bermanfaat bagi penulis.

  • 8/18/2019 Makalah Chem

    24/24

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Beiser, Arthur . 1990. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat . Jakarta:Erlangga.

    Choi, J. I., Hong, W. H., and Cham, H.N., 1996. ”Reaction kinetics of Lactic

    Acid with Methanol Catalyzed by Acid Resins”, Int. J. Chem. Kinet.

    28, 37-41.

     Nemec, D., and Van Gemert, R., 2005. ”Performing Esterification Reaction by

    Combining Hetero-geneous Catalysis and Pervaporation in a Batch

    Process”, Ind. Chem. Res. 44, 9718-9726.

    Wulan,Ratna. 2008.  Pengantar Struktur Elektronik Zat Padat . Padang :

    FMIPA UNP.

    www.wikipedia.org/etil_asetat, diunduh tanggal 05 Desember 2015.

    www.wikipedia.org/ikatan_hidrogen, diunduh tanggal 05 Desember 2015.