SOLUSI TENAGA TEBANG

6
SOLUSI ATAS KEKURANGAN TENAGA TEBANG TEBU Grup riset ETCAS, Bandung, Mei 2009 Setiap ada kesulitan tentu ada kemudahan, itulah sepenggal ayat al Quran yang sering kita dengar. Sudah barang tentu Allah tidak akan kesulitan tanpa ada pemecahannya. Setiap tahun 4-5 bulan menjelang musim giling tiba, dipabrik gula sudah mulai dibahas tentang “pengadaan” tenaga penebang ini. Mereka sudah mulai sosialisasi kedaerah binaan mereka selama ini agar tenaga tebang yang selama inbi bekerja di PG mereka tidak pindah ke PG yang lain. Kegiatan ini berjalan setiap tahun, segera setelah musim giling selesai agar pada saat musim giling tiba mereka tidak mendapat kesulitan mendapatkan tenaga tebang, namun kondisi seperti ini semakin sulit karena mencadi tenaga tebang bukanlah “pekerjaan pilihan”, mereka akan bekerja disektor lain yang lebih baik penghasilannya. Saat ini ada PG di Jawa Tengah mencari ke Jawa Barat bahkan sampai Jawa Timur, dari Jawa Barat mencari sampai Jawa Tengah, Lampung juga mencari dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Sumatera Utara sangat sulit mencari tenaga tebang ini, begitu juga di Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Mengingat kesulitan mencari tenaga tebang diatas, grup riset di ETCAS mencoba menghubungi beberapa produsen di China yang menjual alat tebang (cane harvester) yang portable namun berdaya tahan cukup lama. Jenis alat ini dicoba didatangkan dan dichek cara kerjanya dilapangan ternyata hasilnya sangat menggembirakan, kesimpulan sbb.: 1. Alat ini sangat ringan, dapat dioperasikan oleh wanita sekalipun 2. Produktivitasnya sangat baik, dengan sekitar 20 jam kerja mesin atau eqivalen dengan 4 mesin tebang/ha/hari pada kondisi tanaman tebu normal (tegak dan bersih). 1

Transcript of SOLUSI TENAGA TEBANG

Page 1: SOLUSI TENAGA TEBANG

SOLUSI ATAS KEKURANGAN TENAGA TEBANG TEBU

Grup riset ETCAS, Bandung, Mei 2009

Setiap ada kesulitan tentu ada kemudahan, itulah sepenggal ayat al Quran yang sering kita dengar. Sudah barang tentu Allah tidak akan kesulitan tanpa ada pemecahannya. Setiap tahun 4-5 bulan menjelang musim giling tiba, dipabrik gula sudah mulai dibahas tentang “pengadaan” tenaga penebang ini. Mereka sudah mulai sosialisasi kedaerah binaan mereka selama ini agar tenaga tebang yang selama inbi bekerja di PG mereka tidak pindah ke PG yang lain.

Kegiatan ini berjalan setiap tahun, segera setelah musim giling selesai agar pada saat musim giling tiba mereka tidak mendapat kesulitan mendapatkan tenaga tebang, namun kondisi seperti ini semakin sulit karena mencadi tenaga tebang bukanlah “pekerjaan pilihan”, mereka akan bekerja disektor lain yang lebih baik penghasilannya. Saat ini ada PG di Jawa Tengah mencari ke Jawa Barat bahkan sampai Jawa Timur, dari Jawa Barat mencari sampai Jawa Tengah, Lampung juga mencari dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Sumatera Utara sangat sulit mencari tenaga tebang ini, begitu juga di Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

Mengingat kesulitan mencari tenaga tebang diatas, grup riset di ETCAS mencoba menghubungi beberapa produsen di China yang menjual alat tebang (cane harvester) yang portable namun berdaya tahan cukup lama. Jenis alat ini dicoba didatangkan dan dichek cara kerjanya dilapangan ternyata hasilnya sangat menggembirakan, kesimpulan sbb.:

1. Alat ini sangat ringan, dapat dioperasikan oleh wanita sekalipun2. Produktivitasnya sangat baik, dengan sekitar 20 jam kerja mesin atau eqivalen

dengan 4 mesin tebang/ha/hari pada kondisi tanaman tebu normal (tegak dan bersih).

3. Lahan yang ditebang dengan menggunakan “cane Cutter” tidak perlu di “kepras” lagi karena sisa batang atau sisa tunggulnya sudah sama dengan permukaan tanah.

4. Setiap alat dapat menggantikan tenaga kerja sebanyak 10 orang, jadi jika afdeling luasnya sekitar 400 ha artinya rata 2.2 ha harus ditebang setiap harinya. Dengan asumsi produktivitas tebu 70 ton/ha, diperlukan tenaga kerja sebanyak 70 HKO/ha atau 154 orang tenaga kerja. Dengan bantuan alat ini sebanyak 9 unit, cukup sekitar 30 HKO/ha atau 66 tenaga kerja seharinya.

5. Harganya sangat ringan, hanya sekitar upah tenaga kerja lepas selama 120 hari atau eqivalen dengan upah selama 3 bulan tenaga lepas.

1

Page 2: SOLUSI TENAGA TEBANG

6. Menurut pabriknya alat ini tahan sampai 5 tahun, namun dengan perhitungan penyusutan 1 tahun (dihitung 180 hari) ternyata masih lebih murah dari pada upah harian tenaga lepas.

7. Alat ini dapat juga digunakan untuk memperbaiki mutu keprasan yang meninggalkan sisa batang tebu diatas tanah atau dapat “mencukur” sisa tebangan dengan baik dan cepat ( sktr 10 jam kerja mesin/ha). Dengan keprasan yang baik pertumbuhan tunas (tillering capacity) akan meningkat. Diharapkan produktivitas tebu akan meningkat minimal 5 %.

8. Dengan alat ini tebu yang umumnya tertinggal dilapangan dalam bentuk sisa tebangan (tunggul) dapat ditekan, karena batang bawah yang mempunyai rendemen lebih tinggi dapat dipotong dengan mudah. Dari tebangan ini sekitar 5 % produksi tebu dapat dihemat.

9. Jadi keunggulan alat ini dapat meningkatkan produktivitas sbb. :a. Menekan lose cane yang rendemennya paling tinggi sebanyak 5 %, karena

sisa batang sangat minim.b. Meningkatkan “tillering capacity” akibat perbaikan kondisi tanaman yang

ditebang, sehingga produktivitasnya dapat meningkat sebanyak 5 %.c. Total peningkatan produktivitas akibat penggunaan alat ini minimal 10 %.

10. Akan dikenalkan pula alat klentek atau pembersih batang tebu dari trash (termasuk pucuk), sehingga diharapkan pendapatan tenaga kerja yang membersihkan serta mengikat tebu akan semakin baik dengan meningkatnya produktivitas kerja.

Mudah mudahan hasil grup riset tersebut dapat membantu kesulitan tenaga kerja pada musim giling yad.

Contact Person : Ika Yani SP : 081322481491

2

Hasil Uji Coba di Lembang, PG Bunga Mayang dan PG Subang

Alat Klentek

Page 3: SOLUSI TENAGA TEBANG

SOLUTIONS FOR THE SUGAR CANE HARVESTING WORKERResearch group ETCAS, Bandung, May 2009

Every difficulty there is certainly no easy, it is sepenggal al Quran verse that we often hear. To be sure God will not have to solve without difficulty. Each year 4-5 weeks before the season Giling arrived, sugar has started dipabrik discussed about the "procurement" of this ax. They have started their socialization kedaerah binaan for this so that the energy tebang during inbi working in the PG they do not move to the other PG. This activity is run every year, soon after the season finished Giling that at the time of season Giling arrive they will not be difficult to get tebang energy, but such a condition the more difficult because mencadi energy tebang not "work choices", they will be working disektor other better incomes . We have PG in central Java to West Java search even East Java, from Jakarta to explore Central Java, Lampung also find from West to East Java. North Sumatra is very difficult to find energy tebang this, so also in South Sulawesi and Gorontalo.

Given the difficulty of searching for tebang above, the research group in ETCAS try to contact some of the manufacturers in China that sell equipment tebang (cane harvester), but the portable freeze-resistant long enough. Type of tool is tested and shipped dichek how it works in the result was very brisk, the following conclusions.:

1.This tool is very lightweight, can be operated even by women 2. Its productivity is very good, with around 20 hours of work or engine eqivalen with 4

engine tebang / ha / day in the sugar cane plant normal condition (upright and clean). 3. Ditebang with the land use "Cutter cane" does not need the "kepras" again because the rest

of the trunk or the rest of the tunggulnya have the same surface. 4. Each tool can replace the labor force as many as 10 people, so if the extent of section 400

means the average 2.2 ha ha must ditebang each day. With the assumption of sugarcane productivity 70 tons / ha, required labor as 70 HKO / ha or 154 person workforce. With the help of this tool as much as 9 units, just about 30 HKO / ha or 66 labor seharinya.

5. The price is very lightweight, only about the wages of casual workers during the 120 days or eqivalen with a 3-month wage labor offshore.

6. According to the manufacturer of the tool is resistant up to 5 years, but the calculation of depreciation 1 year (180 days is counted) was still cheaper than the daily wages of casual workers.

7. This tool can also be used to improve the quality of keprasan that leave the rest of the sugar cane stem above the ground or can be "cut" the rest of the felling well and fast (10 hours sktr engine / ha). Keprasan with good shoot growth (tillering capacity) will increase. It is expected that productivity will increase sugarcane minimum of 5%.

8. With this tool, usually sugar cane in the left behind the rest fell in the form of (pole) can be pressed, because the bottom of the stem which have higher rendemen can be cut easily. From this fell about 5% sugar cane can produce savings.

9. So the benefits of this tool can increase productivity as follows. :

3

Page 4: SOLUSI TENAGA TEBANG

a. Pressing lose cane rendemennya the most high as 5%, because the rest of the stem is very minimal. b. Improving the "tillering capacity" due to the improvement of the condition of the plant harvested, so that productivity can be increased as much as 5%. c. Total increase in productivity resulting from the use of the tool is at least 10%. 10. In the future also introduced stalk trasher tool or cleaning rod from the sugar cane trash (including tip), so that expected income workers who clean and binding cane akan better with the increased work productivity.

Easy to group the results of research that can help workers in difficulties season Giling yad.  

Contact Person: Yani Ika SP: 081322481491

4