SOCA BHL

3
SOCA BHL IV Kasus 1 jadi pertama tama harus dijelasin dulu kalo ini adalah kasus perkosaan (oleh teman lelaki di sekolahnya) yg dikonfirmasi melalui visum.. pasien AS (masih remaja) hamil 8 minggu nih, mengalami depresi berat dan gangguan psikososial yg dbuktikan oleh psikolog dan psikiaternya. sekarang pasien sulit diajak komunikasi. melihat hal itu, serta ketidaksiapan AS, ibunda AS meminta kita sbagai sp.OG untuk mengaborsi. 1. apa saja alternatifnya dan argumentasinya? a) melakukan aborsi provokatus medicinalis dengan indikasi psikososial, alasannya: - korban perkosaan - mengalami gangguan psikososial - memenuhi pasal 75 ayat 2 UU Kesehatan 36/2009 - merupakan pilihan pro choice (autonomy), menghargai humanitarianisme - mencegah terjadinya aborsi yg tdk aman sehingga makin membahayakan nyawa AS - untuk mencegah efek psikososial yg lbh buruk bagi pasien AS di masa depannya (beneficence dan nonmaleficence) b) mengungsikan AS ke luar kota, merawat sampai bayi lahir, lalu dirawat sbg single parent - ga boleh diaborsi soalnya udh lewat 6 minggu, melanggar pasal 76 UU Kesehatan 36/2009 - bukan merupakam pilihan pribadi AS tapi permintaan ibunya - belum dilaksanakan konseling dan penasehatan yg intensif kepada pasiem AS karena sekarang masih terpukul, padahal ini wajib menurut UU Kesehatan pasal 75 ayat 3 - harus mengargai hak janin untuk hidup dan lahir sehat selamat (pro life) - pertimbangkan autonomy AS (pilihan yg sebenernya dari hati AS) dan autonomy janin - pertimbangkan non maleficence, kemungkinan buruk komplikasi dari aborsi - tidak sesuai norma agama dan budaya - janin ini titipan Tuhan, pasti Tuhan akan marah kalau titipannya dibuang seenaknya c) menunggu sampai janin lahir lalu meminta pelaku bertanggung jawab - alasan kenapa ga diaborsi = sama kaya alternatif kedua - disini pelaku blm memberikan bentuk tanggung jawab apapum - bagaimanapun janin ini masih darah daging si pelaku lho d) menunggu sampai janin lahir lalu diberikan ke seseorang untuk diadopsi - alasan kenapa ga diaborsi = sama kaya alternatif kedua

description

SOCA

Transcript of SOCA BHL

Page 1: SOCA BHL

SOCA BHL IV Kasus 1

jadi pertama tama harus dijelasin dulu kalo ini adalah kasus perkosaan (oleh teman lelaki di sekolahnya) yg dikonfirmasi melalui visum.. pasien AS (masih remaja) hamil 8 minggu nih, mengalami depresi berat dan gangguan psikososial yg dbuktikan oleh psikolog dan psikiaternya. sekarang pasien sulit diajak komunikasi. melihat hal itu, serta ketidaksiapan AS, ibunda AS meminta kita sbagai sp.OG untuk mengaborsi.

1. apa saja alternatifnya dan argumentasinya?a) melakukan aborsi provokatus medicinalis dengan indikasi psikososial, alasannya:- korban perkosaan- mengalami gangguan psikososial- memenuhi pasal 75 ayat 2 UU Kesehatan 36/2009- merupakan pilihan pro choice (autonomy), menghargai humanitarianisme- mencegah terjadinya aborsi yg tdk aman sehingga makin membahayakan nyawa AS- untuk mencegah efek psikososial yg lbh buruk bagi pasien AS di masa depannya (beneficence dan nonmaleficence)

b) mengungsikan AS ke luar kota, merawat sampai bayi lahir, lalu dirawat sbg single parent- ga boleh diaborsi soalnya udh lewat 6 minggu, melanggar pasal 76 UU Kesehatan 36/2009- bukan merupakam pilihan pribadi AS tapi permintaan ibunya- belum dilaksanakan konseling dan penasehatan yg intensif kepada pasiem AS karena sekarang masih terpukul, padahal ini wajib menurut UU Kesehatan pasal 75 ayat 3- harus mengargai hak janin untuk hidup dan lahir sehat selamat (pro life)- pertimbangkan autonomy AS (pilihan yg sebenernya dari hati AS) dan autonomy janin- pertimbangkan non maleficence, kemungkinan buruk komplikasi dari aborsi- tidak sesuai norma agama dan budaya- janin ini titipan Tuhan, pasti Tuhan akan marah kalau titipannya dibuang seenaknya

c) menunggu sampai janin lahir lalu meminta pelaku bertanggung jawab- alasan kenapa ga diaborsi = sama kaya alternatif kedua- disini pelaku blm memberikan bentuk tanggung jawab apapum- bagaimanapun janin ini masih darah daging si pelaku lho

d) menunggu sampai janin lahir lalu diberikan ke seseorang untuk diadopsi- alasan kenapa ga diaborsi = sama kaya alternatif kedua- perhatikan orang orang yg kepengen punya anak dan berjuang susah payah, tidak seharusnya kita dengan mudah mengaborsi janin titipan Tuhan ini- pastikan pengadopsi bisa merawat bayi dengan baik

2. penjelasan pro life dan pro choice?a) prolife : mendukung hak janin untuk hidup dan lahir, menghargai autonomy janin, memnghargai norma agama, harus benar benar sesuai indikasi medis dan dipertimbangkan dengan beratb) prochoice : mendukung humanitarianisme yaitu mencegah bangsa dari bahaya unsafe abortion, menyediakan social justice yaitu kesamaan akses untuk mendapatkan aborsi yg lebih aman (drpda kalo dilarang malah milih unsafe abortion), dan menghargai hak wanita untuk mengatur dirinya sendiri... selain itu menjaga autonomy ibu hamil tsb untuk memilih melanjutkan kehamilannya atau tidak, mempertimbangkan beneficence dan nonmaleficence bagi sang ibu hamilnya juga

Page 2: SOCA BHL

3. UU kesehatan no. 36 tahun 2009 yg ttg aborsi?Pasal 75 : (1) Setiap org dilarang melakukan aborsi(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dpt dikecualikan berdasarkan :a. indikasi kedaruratan medis yg dideteksi sejak usia dini kehmlan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yg menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yg tdk dpt diperbaiki shg menyulitkan bayi tsb hdp diluar kandungan; atau b. kehamilan akibat perkosaan yg dpt menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. (3) Tindakan sebgmn dimaksud pd ayat (2) hy dpt dilakukan stlh melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan & diakhiri dgn konseling pasca tind, yg di lakukan oleh konselor yg kompeten & berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis & perkosaan, sebgmn dimaksud pd ayat (2) & ayat (3) diatur dgn Peraturan Pemerintah. 

Pasal 76Aborsi sebagaimana dimaksud dlm psl 75 hy dpt dilakukan :a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hpht, kecuali dalam hal kedaruratan medis. b. Oleh tenaga kesehatan yg memiliki ketrampilan & kewenangan yg memiliki sertifikat yg ditetapkan oleh Menteri.c. Dengan persetujuan ibu hamil yg bersangkutan.d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan.e. Penyedia layanan kesehatan yg memenuhi syarat yg ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 77 Pemerintah wajib menlindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dlm psl 75 ayat (2) dan (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggungjawab serta bertentangan dengan norma Agama dan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Dalam pasal 80 UU Kesehatan tercantum, bahwa “Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah)”.

lengkapin lagi yaaaa maaf banyak kurangnya ^^ @rbgsw