Mengkounter Tulisan Fingerprint Test, Keilmiahan prof Sarlito by Audifax
Soal Mid Test Prof
-
Upload
jamila-tunissa -
Category
Documents
-
view
228 -
download
8
description
Transcript of Soal Mid Test Prof
SOAL MID TEST Prof. Joko
1. Tulis lengkap macam2 traksi dan kegunaannya ?Jwb :Jenis – jenis traksi dan kegunaannya.1. TRAKSI KULIT
a. Dapat untuk terapi detinitif maupun sementara atau sebagai pertolongan pertama
b. Tenaga traksi dilanjutkan pada tulang ewat fasia superfisial,fasia dalam (deep) dan / serta intramuskular
c. Tenaga traksi berlebih dapat menimbulkan kerusakan kulitd. Berat maksimum sebaiknya tidak melebihi 6 kg, tergantung
dar bear atau kecilnya penderita dan dari usia penderitae. jika digunakan beban maksimal sebaiknya hanya 1 mingguf. Bila kurang dari beban tersebut dan kulit penderita
diperiksa 2 kali seminggu,traksi kulit dapat digunakan dengan aman selama 4-6 minggu.Cara pemasangan traksi kulit :
a. Siapkan kulit : bersihkan,cukur rambut,cuci dan keringkan.b. Cegah pemasangan plester diatas tonjolan-tonjolan tulang.
Kalau terpaksa lindungi dengan pelapis gips ( Cotton wool,padding,lainnya) sebelum melekatkan.
c. Pasang plester perekat longitudinal sejajar sisi berlainan tungkai dan jamian adanya jaringan kulit bebas di antaranya untuk mencegah efek tourniquet.
d. Tungkai ditopang untuk mencegah pembengkakan dan iritasi dari tumit.
2. TRAKSI SKELETAL a.Traksi dengan tarikan langsung pada tulangb.Dapat dengan pembedahan, jauh lebih besar dan secara langsung digunakan untuk keperluan :
1. Reposisi : patah tulang,dislokasi,terutama yang sudah lama jaringan lunak sudah mengalami kontraktur, memudahkan tindakan operasi yang direncanakan kemudian, dll.
2. Imobilisasi yang lama : Traksi kulit dibatasi oleh kekuatan kulit ( tensile strenght), gerakan sendi –sendi dapat lebih terjamin karena daerah daerah pemasangan traksi (aplikasi) lebih kecil.
3. Alat- alat yang digunakan a. kawat Kirscher ( K-wire ) diameter 0,036-0,062 inchi,
keuntungan : pemasangan mudah, kerusakan jaringan sekeliling ringan sedangkan kerugiannya mudah berputar
kalau busur kurang baik, dapat memotong tulang osteoporotik
b. Pen Steinmann Pins, ukuran 5/64 sampai 3/16 inchi ( diameter ), penggunaan busur khusus. Keuntungan kuat, stabil. Kerugian lebh banyak merusak jaringan lunak, kerusakan tulang lebih besar karena lebih tebal.
c. kawat – kawat da pin halus atau berulir sekrup ( threaded )i. tak berulir : lebih halus,tidak mudah patah,lebih mudah
untuk dimasukkan. Kerugian dapat bergeser.ii. Berulir sekrup : lebih mudah patah, untuk kekuatan
sama harus lebih kuat,tidak mudah bergeser, lebih baik untuk penggunaan jangka panjang.
Semua pen atau kawat mempunyai ujung- Trokar, tumpul dan agak sukar menemus tulang- Ujung diamond shaped, yajam dan lebih mudah menenbus
tulang.4. Cara pemasangan
Mutlak kuasai penegtahuan anatomi daerah yang diingin di pasang pin atau kawat
Mulai pada daerah yang ada struktur vitalnya, misalnya olekranon dari sisi medial mencegah n.Ulnaris.- Prepasrasi kulit : Cegah daerah terinfeksi, Kerja secara
aseptik, gunakan cairan antiseptik topikal germsidal, tutup daerah lain.
- Anastesi lokal : walaupun susah untuk memblok periostenum, mulai dari sisi yang ditembus, kulit dan daerah bawah kulit, tembus periosteum sampai setengah jalan tebalnya tulang, suntik dari sisi lainnya.
Untuk mengurangi kemungkinan infeksi ( pintrack) sebaiknya pada luka tusuk (stab wound)
Sebaiknya gunakan drill tangan,jangan menggunakan power instrumens
Sebaiknya lewat daeraj metafisis Jangan menembus hematoma patah tulang Jangan menembus sendi Perlu di ingat : gunakan busur yang baik, pin/ kawat jangan
membengkok sewaktu dimasukkan, inform consent.5. Tulang – tulang ang digunakan untuk traksi skeletal
Olekranon : karena sering pada anak, jangan menembus epifisis yang masih terbuka, Siku dalam keadaan fleksi
Femur distal : mulai dari medial, seanterior mungkin ntuk mencegah struktur neurovaskuler, 1 inchi dibawah tuberkel adduktor
Tibia proksial : mulai dari lateral, cegah neurovaskuler perineus. 1 inci inferior dan ½ inchi posterior dari tuberositas tibia.
Yang dapat digunakan lainnya adalah : metakarpal, distal radius dan ulna, distal tibia dan fibula, kalkaneus
TRAKSI PADA EKSTREMITAS ATAS 1. Dunlops ( modified duplop’s) Skin Trction. Pasien terlentang
posisi supine, bahu abduksi dan sedikit fleksi, siku dalam fleksi. Modifikasi dengan countertraction pada humerus. Kerugian yang terjadi tidak dapat dilakukan jika terdapat luka pada lengan. Jika ada gangguan vaskuler sirkulasi bahaya.
2. Overbody atau lateral Skeletal Traction ( overhead). Traksi skeletal dengan pin lewat olekranon siku 90 derajat, bahu dalam fleksi tanpa abduksi. Untuk mencegah tangan dan pergrlangan terlalu pegal pakai bidai gips, atau bisa menggunakan shoulder spica cast.
TRAKSI EKSTREMITAS BAWAH 1. Traksi kulit Bucks Extension
a. Tujuan utama penggunaan adalah untuk mengurangi spasme otot – otot sekitar lutut atau panggul
b. Jangan gunakantraksi ini untuk kelainan pada tulang punggungc. Kuasai sbagaian rotasi dengan meletakkan tungkai iatas bantal
dan dengan penggunaan kantong – kantong pasir pada sisi lateral dan medial (seperlunya)
2. Traksi Hamilton – Russel a. Daat digunakan untuk patah tulang panggul atau femur,
terutama anak – anak dengan berat badan sekitar 20 kg sampai 30 kg.patokan lainnya adalah usia
b. Dapat digunakan dengan pemasangan traksi kuli atau dalam keadaan tertentu dengan pin lewat tibia distal
c. Gunakn juga sling bawah pada paha distal bagian posterior untuk ,encehag penekanan terhadap fosa poplitel
d. Tali di ikatkan pada sling dan pertama melewati suatu kerekan ( katrol ) diatas kepala kemudian baru ke suatu kerekan ( katrol ) pada papan telapak kaki tempat tidur, baru ke suatu katrol pada papan telapak kaki yang melekat pada batang pemisah dan melalui kerekan keempat pada beban
e. Traksi berubah beban tarikannya dengan memidahkan katrol,katrol ke arah kaki tempat tidur beban bertambah.
f. Fraksi berlawanan di dapat dengan meninggikan kaki penderita 3. Traksi Split Russel’s
a. Indikasi sama b. Menggunakan dua katrol / kerekan
4. Kesatuan Traksi Charnleya. Berguna untuk penggunaaan traksi pada tangkai bawah dan
sangat di anjurkan penggunaan nya.b. Dengan menggunakan pin atau wire pada proksimal tibia
kemudian pin atau wire di liputi oleh gips tungkai pendek ( incorperated Short leg cast )
c. Kegunaan : kali dan pergrlangan kaki dapat dipertahankan dalam osisi fungional karena tungkai dalam gips tidak ada tekanan pada otot betis atau nervus peroneus, gerakan pada pin atau wire sedikit.
5. Traksi skeletal Balance suspensiona. Melakukan traksi lansung pada tibia atau femur melalui pin atau
wireb. Tungkai di letakkan pada suatu Thomas Splint dengan atau
tanpa suatu Pearson Attachmentc. Pearson Attachment memumgkinkan gerakan pada sendi
lutut,sehingga berguna untuk mencegah kekakuan sendi lututd. Dengan menggunakan kerekan pada thomas splint keseluruhan
tungkai dapat mengambang bebas dengan traksi traksi pada tempat patah tetap berjalan.
e. Dapat digunakan kesatuan traksi Charnley baik untuk balance suspension maupun traksi skeletal terpaku ( fixed skeletal tracton)
6.Traksi Skeletal Terpaku ( fixed skeletal traction )a. digunakan untuk patah tulang femur sambil menunggu tindakan
terapi tetap berupa fiksasi atau untuk pengangkutamn ke RSb. Gunakan bila karena kedudukan buruk diperlukan anastesi,
Thomas Splint dengan lingkara penuh ( full ring ) yang lebih luas lebih kurang 5 cm dari ;ingkaran paha proksimal ( edema), gunakan kain tebal untuk menahan tungkai pada thomas splint, gunakan padding / alas tebal tetapi lunak dibawah tempat patah tulang.
TRAKSI SERVIKAL 3 macam traksi yang digunakan
1. Head Halter Traction a. Tidak untuk patah tulang servikal atau dislokasi, melainkan
untuk kelainan saraf atau servikal radikulopati dan kelainan kronik atau menahun lainnya.
2. Traksi Skull Tonga. Dengan menggunakan kaliperb. Dapat beban berat untuk jangka lamac. Untuk patah tulang dislokasiJenis – jenis Tong’s : Barton’s Tongs, Aparat Vinke, Crutch Fields Tongs
3. Traksi Terpaku Halo – Skull
2.tulis lengkap macam2 gip dan penggunaannya ?Jwb : Ada pun beberapa jenis Gips antara lain:
1. Gips lengan pendek. Memanjang dari bawah siku sampai lipatan melingkar erat didasar ibu jari , bila ibu jari dimasukan dinamakan spika jari / gips galtlet.
2. Gips lengan panjang. Memanjang dari setinggilipat ketiak sampai disebelah proximal lipatan telapak tangan ,siku biasanya diimobilisasi dalam posisi tegak lurus
3. Gips tunkai pendek. Memanjang dari bawah lutut sampai dasar kaki , kaki dalam sudut tegak lurus pada posisi netral
4. Gips tungkai panjang. Memanjang dari 1/3 atas dan tengah paha sampai dasar kaki , lutut lebih sedikit fleksi
5. Gips Berjalan. Gips tungkai panjang /pendek yang dibuat lebih kuat ditambah dengan telapak untuk berjalan
6. Gips Tubuh. Melingkar di batang tubuh7. Gips Spika Bahu. Jaket tubuh melingkari batang tubuh bahu dan
sikuGips Spika pinggul. Melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas
bawah
3.tulis macam2 garis patah ?Jwb :
Macam – Macam Garis Patah
1. Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung
2. Garis patah oblique : trauma angulasi
3. Garis patah spiral ; trauma rotasi
4. Fraktur kompresi : trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa
5. Fraktur avulsi : trauma tarikan atau traksi otot pada tulang,
misalnya : fraktur patella
4.tulis lengkap grade fraktur terbuka ?
Jwb :
5.Tulis prinsip penanganan fraktur terbuka ?
Jwb :
prinsip penanganan fraktur terbuka :
a. obati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan.
b. adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian.
c. segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baik.
d. ulangi debridman 24 – 72 jam berikutnya.
e. stabilisasi fraktur.
f. biarkan luka terbuka antara 5-7 hari.
g. lakukan bone graft autogeneus secepatnya.
h. rehabilitasi anggota gerak yang terkena.
Tahap-tahap pengobatan fraktur terbukaa. Pembersihan luka dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologisb. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debrideman)c. Pengobatan fraktur dengan fiksasi eksterna tulang.d. Penjahitan sederhana, menutup dengan graft kulit setelah mengikis
periostenum agar skin graft dapat hidup, hingga menutup luka dengan flap.
e. Pemberian antibiotikf. Pencegahan tetanus
Sumber: Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, prof.Chairuddin Rasjad, MD.,Ph.D, PT.Yarsif Watampone Jakarta, 2007
6. Tulis perbedaan bone healing pada anak-anak dan dewasa ?Jwb :
7. Tulis lengkap proses penyembuhan patah tulang ?Jwb :
Proses penyembuhan fraktur secara garis besar dibedakan atas 5
fase, yakni fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus,
osifikasi dan remodelling. (Buckley, R., 2004, Buckwater J. A., et
al,2000).
1. Fase Inflamasi:
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam
jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah
tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena
terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan inflamasi yang
menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel dan
migrasi menuju tempat fraktur untuk memulai penyembuhan.
Produksi atau pelepasan dari faktor pertumbuhan spesifik, Sitokin,
dapat membuat kondisi mikro yang sesuai untuk :
a Menstimulasi pembentukan periosteal osteoblast dan
osifikasi intra membran pada tempat fraktur,
b Menstimulasi pembelahan sel dan migrasi menuju tempat
fraktur, dan
c Menstimulasi kondrosit untuk berdiferensiasi pada kalus
lunak dengan osifikasi endokondral yang mengiringinya.
(Kaiser 1996).
Berkumpulnya darah pada fase hematom awalnya diduga akibat
robekan pembuluh darah lokal yang terfokus pada suatu tempat
tertentu. Namun pada perkembangan selanjutnya hematom bukan
hanya disebabkan oleh robekan pembuluh darah tetapi juga
berperan faktor-faktor inflamasi yang menimbulkan kondisi
pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini dimulai saat
fraktur terjadi sampai 2 – 3 minggu.
2. Fase proliferasi
Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk
benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan
untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.
Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel,
dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan
sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan
ikat fibrous
dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan
melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan
mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang
berlebihan akan merusak struktur kalus. Tulang yang sedang aktif
tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif. Pada fase ini
dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan
berakhir pada minggu ke 4 – 8.
3. Fase Pembentukan Kalus
Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai
terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang
mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang
rawan. Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi
tulang lamellar dan wovenbone. Pertumbuhan jaringan berlanjut
dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai
celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan
dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkanuntuk menghubungkan efek
secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan
pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar
fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan
fibrous. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur
dimediasi oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu
faktor yang paling dominan dari sekian banyak faktor pertumbuhan
adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang
menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari
osteoblast dan produksi matriks ekstra seluler. Faktor lain yaitu:
Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang berperan penting
pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur.
(chen,et,al,2004).
Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian
bersama osteoblast akan berdiferensiasi membentuk suatu jaringan
rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel tulang serta
kemampuan mengantisipasi tekanan mekanis. (Rubin,E,1999)
Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian
berlanjut sampai fase remodeling adalah masa kritis untuk
keberhasilan penyembuhan fraktur. (Ford,J.L,et al,2003).
4. Fase Konsolidasi
Dengan aktifitas osteoklast dan Osteoblast yang terus menerus,
tulang yang Immature (woven bone) diubah menjadi mature
(lamellar bone). Keadaan tulang ini menjadi lebih kuat sehingga
osteoklast dapat menembus jaringan debris pada daerah fraktur
dan diikuti osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen
dengan tulang yang baru. Proses ini berjalan perlahan-lahan
selama beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk
menerima beban yang normal.
5. Fase Remodelling
Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat
dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal. Dalam waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun terjadi proses pembentukan
dan penyerapan tulang yang terus menerus lamella yang tebal akan
terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga medulla
akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran
semula. Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk
semulanya, terutama pada anak-anak. Pada keadaan ini tulang
telah sembuh secara klinis dan radiologi.
8. Tulis sebanyak-banyaknya tanda2 radiologis pada tumor ganas tulang ?
Jwb :
Pada gambaran radiologi didapat 3 macam gambar radiologi
yaitu :
1. Gambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses
utama.
2. Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh lebih banyak
pembentukan tumor tulang.
3. Gambaran campuran antra proses destruksi dan proses pembentukan
tumor tulang.
9. Tulis lengkap mengenai fraktur colles ?Jwb :
10. Tulis lengkap mengenai fraktur galeazzi ?Jwb :
Fraktur galleazi adalah fraktur radius distal disertai dislokasi atau subluksasi sendi radioulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dan angulasi ke arah dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial. Fraktur ini sering disebabkan akibat terjatuh dengan tangan terentang dan lengan bawah dalam keadaan pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan tangan bagian dorsaolateral.
11. Tulis pengobatan fraktur femur pada anak-anak ?Jwb :
Umumnya dengan terapi non operatif akan menyambung baik. Perpendekan kurang 2 cm masih dapat diterima karena di kemudian hari perpendekan ini akan sama panjangnya dengan tungkai yang normal.
Hal ini memungkinkan karena pada anak daya remodelingnya masih tinggi. Pennggulangan non operatif dengan traksi kulita anak berumur dibawah 3 tahun.
Traksi kulit Bryant Traksi : anak tidur terlentang, kedua tungkai di pasang traksi kulit, kemudian dua tungkainya ditegakkan keatas, ditariik dengan tali yang di ber beban 1-2 kg sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.
Kompilkasi pemakaian traksi ini terjadi iskemik paralisis. Hal ini disebabkan karena terganggunya aliran darah pada tungkai yang di tinggikan.
Pada anak umur 3- 13 tahun dilakukan pemasangan russel traksi, traksi ini diperlukan frame, katrol, tali, plaster. Anak tidur terlentang dipasang plester dari batas lutut, dipasang sling di daerah politea sling dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan beban penarik. Untuk mempersingkat waktu setelah 4 minggu di traksi kalus sudah terbentuk tetapi belum kuat benar. Traksi dilepas kemudian dipasang gip hemispika.
12. Sebutkan cara2 penanganan konservatif dislokasi sendi genu humeral ?Jwb :
13. Sebutkan cara2 penanganan konservatif dislokasi sindi pinggul dewasa ?Jwb :
14. Sebutkan perbedaan klinik dislokasi panggul type anterior dan posterior ?Jwb :
15. Sebutkan macam-macam gangguan metabolisme pada tulang ?Jwb :-Osteoporosis: penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah ( FKUI,2007, hlm.1259)
16. Brown tumor merupakan gangguan dari organ ?Jwb:
17. Tulis patofisiologi kerusakan sendi pada reumatic arthritis?Jwb :
Sistem imun merupakan bagian pertahanan tubuh yang dapat
membedakan komponen self dan non-self. Kasus rheumatoid arthritis
sistem imun tidak mampu lagi membedakan keduanya dan
menyerang jaringan sinovial serta jaringan penyokong lain.
Inflamasi berlebihan merupakan manifestasi utama yang
tampak pada kasus rheumatoid arthritis. Inflamasi terjadi karena
adanya paparan antigen. Antigen dapat berupa antigen eksogen,
seperti protein virus atau protein antigen endogen. . Paparan antigen
akan memicu pembentukan antibodi oleh sel B. Pada pasien RA
ditemukan antibodi yang dikenal dengan rheumatoid factor (RF).
Rheumatoid factor mengaktiflkan komplemen kemudian memicu
kemotaksis, fagositosis, dan pelepasan sitokin oleh sel mononuklear
sehingga dapat mempresentasikan antigen kepada sel T CD4+.
Sitokin yang dilepaskan merupakan sitokin proinflamasi dan kunci
terjadinya inflamasi pada RA seperti TNF-α, IL-1, dan IL-6. Aktivasi
sel T CD4+ akan memicu sel-sel inflamasi datang ke area yang
mengalami inflamasi. Makrofag akan melepaskan prostaglandin dan
sitotoksin yang akan memperparah inflamasi. Protein vasoaktif
seperti histamine dan kinin juga dilepaskan yang menyebabkan
edema, eritema, nyeri, dan terasa panas. Selain itu, aktivasi
makrofag, limfosit dan fibroblas juga dapat menstimulasi
angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru) sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada sinovial penderita
RA. Inflamasi kronis yang dialami pasien RA menyebabkan membran
sinovial mengalami proliferasi berlebih yang dikenal dengan pannus.
Pannus akan menginvasi kartilago dan permukaan tulang yang
menyebabkan erosi tulang dan akhirnya kerusakan sendi (Dipiro dkk.,
2005).
Proses awalnya, antigen (bakteri, mikroplasma atau virus)
menginfeksi sendi akibatnya terjadi kerusakan lapisan sendi yaitu
pada membran sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung
terus-menerus. Peradangan ini akan menyebar ke tulang rawan
kapsul fibroma ligament tendon. Kemudian terjadi penimbunan sel
darah putih dan pembentukan pada jaringan parut sehingga
membran sinovium menjadi hiperatropi dan menebal. Terjadinya
hiperatropi dan penebalan ini menyebabkan aliran darah yang masuk
ke dalam sendi menjadi terhambat. Keadaan seperti ini akan
mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan sendi), nyeri
hebat dan deformitas.
18. Tulis patofisiologi kerusakan sendi ?Jwb :
19. Pada septic arthritis , tulis penanganannya dan pembedahannya ?Jwb :
20. Tulis biokimia tulang pada OA?Jwb:
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri atas :
Zat anorganik ( Mineral )
Glikosaminoglikan (G.A.G) : Senyawa yang tersusun atas rantai gula bercabang N-asetilgalaktosamin dan asam glukuronat. Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) merupakan komponen struktural penting dalam penyusun kartilago dan meningkatkan ketahanan tulang terhadap tekanan.Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) ini disintesis oleh sel-sel tulang yaitu osteoblast dan osteosit.
Zat organik ( Matriks tulang )
Zat anorganik kristal Hidroksi apatit yaitu Ca10 (PO4)6 (OH2), Na+, Mg2+, CO3
- (karbonat) dan F- (Fluorida ).
Hidroksi apatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang, 99% Ca2+ berada dalam tulang.
Zat organik pada tulang berupa protein 90-95% adalah kolagen tipe 1. Kolagen tipe V dan kolagen lainnya merupakan bagian kecil pada matriks.
Tulang selalu berada dalam keadaan “Dynamic Equilibrium” atau “peristiwa tukar ganti”.
Peristiwa ini terlaksana karena ada dua jenis sel , yaitu :
1. Osteoblas : – Deposisi tulang (Mineralisasi)
- Sintesis matriks baru
1. Osteoklas : – Resorpsii tulang (Demineralisasi)
- Menghancurkan matriks lama
Kandungan Kalsium Dalam Tulang
Terdapat kelenjar paratiroid,terdapat 2 yaitu :
1. Hormon PTH (Paratiroid Hormon )
Fungsinya :
- Memacu Osteoklas pada tulang
- Menghambat Osteoblast pada tulang
- Memicu pelepasan kalsium (Ca2+) dari tulang ke plasma
- Meningkatkan reabsorpsi kalsium (Ca2+) ke ginjal.
2. Sel parafolikuler (Sel C) menghasilkan Calsitonin
Fungsinya :
- Menurunkan kadar Ca2+ dalam plasma dengan cara penghambatan osteoklas ( menurunkan laju pelepasan Ca2+ dari tulang )
- Memacu eksresi Ca2+ melalui ginjal.
Jika Ca2+ dalam tulang lebih, maka PTH akan di sekresikan di dalam tubuh melaui kelenjar tiroid dan akan melepaskan Ca2+ tersebut ke plasma. Jika Ca2+ dalam tulang kurang, maka sel parafolikuler yang di sekresikan kelenjar paratiroid akan menghasilkan Calsitonin untuk menurunkan kadar Ca2+ di dalam darah untuk di absorpsi oleh tulang.
Metabolisme Dalam Tulang
Vitamin meningkatkan absorbsi dan Ca2+ dan PO43- (fosfat) melalui
usus. Akibatnya (Ca2+) dan (PO43-) dalam darah meningkat, sampai
batas tertentu sehingga terbentuk garam Ca3[PO4]2 yang mengendap di tulang.
Vitamin D
Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO43- berkurang,
sehingga Ca2+ dalam darah berkurang. Agar Ca2+ dalam darah dipertahankan, hipofisis mensekresi hormon para tiroid (parathormon) yang fungsinya mereabsorpsi Ca2+ dari tulang agar Ca2+ darah tidak menurun. Untuk mengatasi kekurangan mineral, tulang mensekresi enzim Fosfatase alkali.
Fosfatase Alkali memecah gliserofosfat atau glukosafosfat menjadi glukosa, gliserol dan PO4
3- lalu PO43- di deposisi ke matriks tulang
untuk menggantikan Ca2+ yang direabsorpsi.
Reaksi Fosfatase Alkali
Glukosa-p Glukosa + PO43-
Gliserol-p Gliserol + PO43-
PO43- yang terbentuk dideposisikan dalam tulang sebagai pengganti
Ca2+ yang diresorpsi ke darah oleh aktifitas parat hormon. Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO4
3- meningkat.
Vitamin C
Vitamin C dalam tulang diperlukan untuk sintesis kolagen pada tulang dan pembuluh darah. Pada defisiensi vitamin C sintesis kolagen tidak sempurna, elastisitas kolagen menururn dan kolagen rapuh, sehingga terjadi perdarahan subperiostal pada Gigi dan Gusi karena kapiler mudah pecah.
Vitamin A
Vitamin A penting untuk regenerasi sel-sel .
Kartikosteroid : untuk menghambat osteoblast sehingga dapat menyebabkan Osteoporosis
Kalsitonin : Memompa Ca2+ ke dalam tulang merupakan antagonis Osteoklas.
Estrogen : Mempertinggi integritas tulang dengan cara sintesis matriks dan deposisis mineral dalam tulang, bekerja secara antagonis terhadap osteoklas.
Pada perempuan Monopause Estrogen menurun dan terjadi osteoporosis.
Kalsitonin untuk meningkatkan deposisi Ca2+ dalam tulang Estrogen; meningkatkan integritas matriks pada post
menopause Kortikosteroid fungsinya antagonistik terhadap estrogen
Pada tulang terdapat protein Osteokalsin, Fungsinya mengikat Ca2+
Ca2+ / Iosteokalsin
Osteokalsin mengandung asam amino khas Gama Karboks, Glutamat (GLA), GLA disintesis GLU dengan bantuan vitamin K.