Soal dan jawaban Audit Internal

7
1. TEORI KEAGENAN Jensen dan Meckling mengembangkan Agency Theory pada tahun 1976. Jensen dan Meckling menjelaskan bahwa terdapat kontrak antara principal (pemilik) dan agent untuk memberikan layanan atas nama principal. Dalam kontrak yang dibuat, principal mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Dalam beberapa situasi, tidak ada alasan untuk percaya sepenuhnya bahwa agent akan selalu bertindak untuk kepentingan principal. Agency problems yang timbul adalah masalah yang menyebabkan agent bertindak seolah-olah untuk meningkatkan kesejahteraan principal. Karena agent memiliki wewenang pengambilan keputusan, agent bisa saja mentransfer kesejahteraan principal kepada dirinya sendiri jika principal tidak campur tangan dalam penanganan perusahaan. Agency problems ini akhirnya menimbulkan agency costs. Agency costs adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh principal karena terjadinya perbedaan kepentingan antara principal dan agent. EX POST OPPORTUNISM Agen memiliki dorongan untuk mentrasfer kekayaan/wealth dari pemilik karena kontrak dan negosiasi tidak dapat menyelesaikan atau mengeliminasi keuntungan yang agen dapatkan (dari berperilaku disfungsional). Dari perspektif oportunis dalam hal utang, manajer akan bertindak dengan maksud untuk mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman ke pemegang saham (karena manajer mewakili pemegang saham). Misalnya apabila perusahaan sedang mengalami tekanan finansial, manajer akan bertindak untuk memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian hutang dan pemberi pinjaman menyadari hal ini selama mungkin, sehingga perusahaan dapat membayar deviden. Hal ini secara simultan mengurangi jumlah yang digunakan untuk melunasi hutang apabila perusahaan gagal. Contoh lainnya adalah manajer menggunakan teknik akuntansi yang meningkatkan profit pada periode kini (missal dengan mempercepat pengakuan pendapatan), sehingga profit/deviden akan lebih tinggi. EX ANTE EFFICIENT CONTRACTING Kepentingan agen dan pemilik adalah selaras, sehingga tindakan yang menguntungkan agen akan mengutungkan pemilik sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun menyadari bahwa agen akan berusaha mentransfer kekayaan dari pemilik akan tetapi pandangan ini

description

Soal dan jawaban Audit Internal

Transcript of Soal dan jawaban Audit Internal

Page 1: Soal dan jawaban Audit Internal

1. TEORI KEAGENAN

Jensen dan Meckling mengembangkan Agency Theory pada tahun 1976. Jensen dan Meckling menjelaskan bahwa terdapat kontrak antara principal (pemilik) dan agent untuk memberikan layanan atas nama principal. Dalam kontrak yang dibuat, principal mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Dalam beberapa situasi, tidak ada alasan untuk percaya sepenuhnya bahwa agent akan selalu bertindak untuk kepentingan principal. Agency problems yang timbul adalah masalah yang menyebabkan agent bertindak seolah-olah untuk meningkatkan kesejahteraan principal. Karena agent memiliki wewenang pengambilan keputusan, agent bisa saja mentransfer kesejahteraan principal kepada dirinya sendiri jika principal tidak campur tangan dalam penanganan perusahaan. Agency problems ini akhirnya menimbulkan agency costs. Agency costs adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh principal karena terjadinya perbedaan kepentingan antara principal dan agent.

EX POST OPPORTUNISM

Agen memiliki dorongan untuk mentrasfer kekayaan/wealth dari pemilik karena kontrak dan negosiasi tidak dapat menyelesaikan atau mengeliminasi keuntungan yang agen dapatkan (dari berperilaku disfungsional). Dari perspektif oportunis dalam hal utang, manajer akan bertindak dengan maksud untuk mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman ke pemegang saham (karena manajer mewakili pemegang saham). Misalnya apabila perusahaan sedang mengalami tekanan finansial, manajer akan bertindak untuk memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian hutang dan pemberi pinjaman menyadari hal ini selama mungkin, sehingga perusahaan dapat membayar deviden. Hal ini secara simultan mengurangi jumlah yang digunakan untuk melunasi hutang apabila perusahaan gagal. Contoh lainnya adalah manajer menggunakan teknik akuntansi yang meningkatkan profit pada periode kini (missal dengan mempercepat pengakuan pendapatan), sehingga profit/deviden akan lebih tinggi.

EX ANTE EFFICIENT CONTRACTING

Kepentingan agen dan pemilik adalah selaras, sehingga tindakan yang menguntungkan agen akan mengutungkan pemilik sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun menyadari bahwa agen akan berusaha mentransfer kekayaan dari pemilik akan tetapi pandangan ini berpendapat bahwa jika mereka melakukan hal tersebut maka di masa yang akan datang mereka akan diberi hukuman, sehingga akan menghilangkan keuntungan dari tindakan oportunis tersebut. Pandangan ini juga mengakui adanya efek reputasi akan mengurangi remunerasi di masa yang akan datang jika mereka (agen) melakukan tindakan disfungsional. Hal tersebut menyebabkan agen akan menegosiasikan kontraknya agar selaras dengan kepentingan pemilik. Hal ini dikatakan efisien karena agency cost diminimalisasi dalam jangka panjang. Dan ex ante karena agen berperilaku seakan kontrak dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku mereka. Dengan perspektif ini, nilai perushaan, hak pemilik, dan nilai remunerasi agen akan lebih besar dan lebih adil dibandingan dalam pandangan oportunis. Dalam pandangan ini, manajer akan berusaha menyajikan informasi yang mencerminkan seakurat mungkin keadaan perusahaan. Hal ini mengurangi monitoring cost dan meningkatkan reputasi manajer sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan nilai SDM manajer.

Page 2: Soal dan jawaban Audit Internal

2. EFISIENSI PASAR

Tiga jenis efisiensi pasar:

a. Efisiensi bentuk lemah mengasumsikan bahwa harga sekuritas pada suatu waktu mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam serangkaian harga-harga di masa lalu

b. Efisiensi bentuk semikuat menyatakan bahwa harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang tersedia, termasuk harga-harga di masa lalu

c. Efisiensi bentuk kuat mengisyaratkan bahwa harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi yang tidak tersedia secara public

Riset-riset akuntansi menggunakan asumsi bentuk semikuat.

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TA POSITIF

Kelebihan:

a. Memberikan pemahaman tentang bagaimana dunia bekerja daripada merumuskan bagaimana harus bekerja (normatif)

b. Didasarkan pada observasi-observasi atau metode-metode yang terindentifikasi dan empiris

c. Menghasilkan pernyataan yang dapat diuji secara empiris, fungsi tujuannya terlepas dari preferensi subyektif

d. Dapat menjelaskan mengapa prinsip-prinsip akuntansi biaya historis diterima secara umum dan digunakan dalam berbagai situasi

e. Dapat menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi, bukan hanya menyajikan panduan/petunjuk/arahan

f. Menilai praktik yang ada saat ini dengan cara sistematisg. Memodel hubungan antara akuntansi, perusahaan, dan pasar dan menganalisis persoalan-

persoalan dalam kerangka kerja ekonomi

Kekurangan:

Teori positif melibatkan riset ke dalam akuntansi dan perilaku pasar modal dengan teori positif adalah melibatkan riset ke dalam akuntansi dan perilaku pasar modal. Teori-teori yang digunakan adalah efficient market hypothesis dan capital asset pricing model. Efficient market hypothesis menekankan pada kondisi pasar yang efisien dengan persyaratan:

a. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritasb. Semua informasi tersedia tanpa biaya bagi seluruh peserta pasarc. Semua setuju atas implikasi dari informasi saat ini terhadap harga dan distribusi sekarang

dari harga-harga setiap sekuritas di masa depan

Pada kenyataannya kondisi pasar yang efisien sulit dicapai.

Page 3: Soal dan jawaban Audit Internal

4. BAR

BAR merupakan studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan. Jenis penelitian akuntansi seperti pasar modal dan teori agensi tidak mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. BAR dapat memberikan pemahaman dengan cara yang berbeda terkait hasil, proses, dan reaksi pengambil keputusan berdasarkan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. BAR pertama kali muncul pada tahun 1967 dengan pondasi utamanya Human Judgement Theory (1954). Human Judgement Theory (HJT) digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi dalam konteks pembuatan keputusan tertentu.

Model Pengambilan Keputusan BAR

a. Brunswik Lens Model

Sejak pertengahan 1970an, Model Brunswik Lens telah digunakan dalam kerangka analisa dan sebagai dasar penelitian mengenai pengambilan keputusan yang terkait masalah prediksi dan/atau evaluasi. Peneliti menggunakan model ini untuk memeriksa hubungan antara banyak informasi dan keputusan, pendapat dan prediksi, dengan melihat kecenderungan atas berbagai respon dari tanda-tanda tersebut. Penelitian model Brunswick Lens dapat dijalankan untuk mempelajari bagaimana pembuat keputusan sebenarnya menggunakan cues informasi akuntansi dan pembobotan (weighting) pada setiap cues. Pembobotan (weighting/importance) dilakukan dengan menggunakan model Statistik dari bermacam cues (variabel independent) terhadap kriteria kejadian (variabel dependent).

b. Process Tracing

Dalam process tracing, pembuat keputusan diberikan beberapa studi kasus untuk dianalisis, akan tetapi, pembuat keputusan diminta untuk mendeskripsikan setiap tahapan yang dilewati ketika membuat suatu keputusan secara verbal. Deskripsi verbal tersebut akan dicatat oleh peneliti, dan kemudian dianalisis untuk membuat diagram ‘decision tree’ untuk mewakili proses pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan.

Gambar di bawah ini merupakan contoh model hipotesis ‘decision tree’ petugas bank dalam membuat judgement mengenai default atau tidaknya suatu aplikasi pinjaman yang diajukan oleh nasabah. Setiap lingkaran pada ‘decision tree’ berisi sebuah pertanyaan yang berhubungan

Page 4: Soal dan jawaban Audit Internal

dengan langkah dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam suatu lingkaran, mungkin saja keputusan telah dapat diambil, atau memerlukan langkah lebih lanjut sampai dengan kondisi dimana keputusan dapat diambil. Misalnya, dalam contoh di bawah ini, langkah pertama dari proses pengambilan keputusan oleh petugas bank adalah dengan menanyakan apakah rasio hutang terhadap ekuitas lebih besar dari 3. Jika jawabannya adalah 'ya', maka petugas segera menyimpulkan bahwa aplikasi pinjaman akan default. Jika jawabannya adalah 'tidak', maka petugas melangkah ke tahap berikutnya dari proses pengambilan keputusan dengan bertanya apakah ukuran perusahaan besar dari $ 10 juta. Jawaban atas pertanyaan ini kemudian diiringi oleh pertanyaan lebih lanjut, dan seterusnya ke bawah, sampai judgement tercapai.

Gambar. Hypotethical decision tree untuk petugas kredit bank

c. Classification and regression trees (gabungan brunswik dan process tracing)

Beberapa peneliti telah mencoba untuk mengatasi kelemahan dari metode ‘lens’ dan ‘process tracing’ dengan mengkombinasikan kekuatan prediktif dan deskriptif dari kedua pendekatan tersebut. Alternatif tersebut kemudian dikenal sebagai ‘classification and regression trees’ (CART). CART menggunakan metode statistik untuk men-spit output menjadi ‘decision node’ yang memaksimalkan kekuatan dari model untuk memprediksi secara benar klasifikasi dari kasus-kasus yang berbeda ke tipe keputusan yang benar.

Howieson menggunakan metode CART untuk membuat model rekomendasi aksi/tindakan atas saham ('membeli', 'membeli / menahan’, 'menahan', 'menahan/ menjual', 'menjual') dari tiga analis investasi Australia dengan menggunakan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang diambil dari laporan perusahaan yang ditulis oleh analis.

Is debt to equity >3?

DefaultIs size > $10m ?

Is sales to net assets >2

?

Non-default Default

Is current ratio >2 ?

Non-default Default

Page 5: Soal dan jawaban Audit Internal

Gambar: CART ‘decision tree’ dari analis saham Australia

d. Probabilistic Judgement

Model probabilistic judgement berguna untuk situasi akuntansi dimana keyakinan awal mengenai suatu prediksi atau evaluasi perlu direvisi saat ditemukannya bukti lebih lanjut. Misalnya, adanya perubahan keputusan investasi dari para investor akibat telah adanya kemungkinan hasil keputusan kasus hukum perusahaan. Model ini mengatakan bahwa cara yang benar secara normatif untuk merevisi keyakinan awal adalah dengan mengaplikasikan teori Bayes (sebuah tenet dasar mengenai teori kondisional probabilitas). Teorema Bayes menyatakan bahwa probabilitas revisi karena adanya bukti tambahan sama dengan kepercayaan awal dikalikan dengan seberapa banyak ekspektasi awal harus direvisi. Revisi yang melibatkan auditor dan akuntan memberikan bukti bahwa akuntan dan auditor memilki serangkaian rules of thumb (aturan yang disederhanakan) karena kompleksitas tipe judgement yang harus mereka buat dengan keterbatasan informasi yang mereka miliki.

Teori Bayes dapat dirumuskan sebagai berikut:

Posterior odds : revised probability Likelihood ratio : amount by which prior expextations should be revised Prior odds : Initial probability or base rate

Contoh:

Misalnya anda adalah seorang kepala keamanan di sebuah di mall besar. Audit terakhir mengindikasikan bahwa ada pencurian barang yang dilakukan oleh pegawai sebesar 10% dari penjualan. Oleh karenanya, anda melakukan wawancara untuk karyawan dengan pendeteksi kebohongan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa:

2 persen dari karyawan mencuri Kemungkinan karyawan berbohong saat diwawancarai (true positif) adalah 0,9 Kemungkinan karyawan tidak berbohong (false positif) adalah 0,12

Kemungkinan bahwa karyawan benar-benar mencuri = (0.9/0.12) x (0.02/0.98)= 0.153 Probabilitas = 0.153/(1+0.153) = 13%.

Is NET ≤ 17.4 ?

Is DIVYLD ≤ 9.7 ?

Is EPS ≤ 45.1 ?

Is SIZE ≤ 18.7 ?

Is NET ≤ 0.7 ?

HOLD/SELL BUY

Is SIZE ≤ 18.8 ?

SELL Is NET ≤ 3.8 ?

HOLD/BUY BUY

Is SIZE ≤ 19 ?

Is NET ≤ 62.5 ?

Is PER ≤ 7.35 ?

Is BK/MKT ≤ 1.15 ?

Is NET ≤ 28 ?

Is BK/MKT

≤ 0.775 ?

Is EPS ≤ 14.8 ?

HOLD BUY

Posterior odds = Likelihood ratio x Prior odds