SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan...

12
Kamis, 18 Juli 2019 Universitas Pelita Harapan DEADLINE EXTENDED

Transcript of SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan...

Page 1: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

Kamis, 18 Juli 2019Universitas Pelita Harapan

D E A D L I N EE X T E N D E D

Page 2: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

17 Mei

14 Juni

Page 3: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

’Dapatkah Desain responsif terhadap suatu situasi sosial?’, Atau mungkin dalam konteks etika: ’Haruskah’ Desain responsif terhadap suatu situasi sosial?’ Jawabannya mungkin sesederhana ya, namun bila dikaitkan dengan tanggung jawab secara etis, apakah benar demikian? Persoalan ini sebenarnya sudah setengah abad didiskusikan dalam dunia desain. Diskusi ini misalnya telah diajukan oleh Papanek sejak tahun 1971 dengan mengatakan bahwa desainer memiliki tanggung jawab sosial untuk memikirkan dampak dari desain yang dihasilkannya. Herbert Simon pada tahun 1972 juga mengatakan hal senada dengan menyatakan bahwa perencanaan situasi sosial adalah desain. Diskusi kiwari mengenai ini juga muncul di jagad Arsitektur ketika Aravena (2016) dan Doshi (2018) memenangkan penghargaan tertinggi di dunia Arsitektur karena

DESAINSOSIALRESPONSIF:

SEBUAHETIKA BARU

Page 4: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya demikian.

Pergerakan diskusi kiwari mengenai mengapa desain harus responsif terhadap suatu situasi sosial tentu saja kalah mutakhir jika dbandingkan dengan diskursus Perubahan Besar (great shifting) dan Industri 4.0 (Jepang bahkan sudah mengumumkan Masyrakat 5.0, semacam konsep masyarakat madani teknologi). Akan tetapi bagaimanapun juga diskusi mengenai mengapa desain harus responsif terhadap suatu situasi sosial justru menjadi sangat relevan karena merupakan bagian tidak terpisahkan dari wacana besar Industri 4.0 yang mensyaratkan pendefinisian baru serta pertimbangan multi inter korelasi antar berbagai dimensi pengetahuan. Dimensi sosial dalam desain misalnya seringkali muncul dalam perwujudan inovasi sosial yang didorong oleh desain sistem yang berbasis manusia. Indonesia tidak terkecuali. Kita melihat dan mengalami semua Perubahan Besar ini, dan dunia desain juga tidak terkecuali. Kenyataannya hingga hari ini bahwa perencanaan situasi sosial adalah desain. Diskusi kiwari mengenai ini juga muncul di jagad Arsitektur ketika Aravena (2016) dan Doshi (2018) memenangkan penghargaan tertinggi di dunia Arsitektur karena karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya demikian.

Pergerakan diskusi kiwari mengenai mengapa desain harus responsif terhadap suatu situasi sosial tentu saja kalah mutakhir jika dbandingkan dengan diskursus Perubahan Besar (great shifting) dan Industri 4.0 (Jepang bahkan sudah mengumumkan Masyrakat 5.0, semacam konsep masyarakat madani teknologi). Akan tetapi bagaimanapun juga diskusi mengenai mengapa desain harus responsif terhadap suatu situasi sosial

Page 5: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

justru menjadi sangat relevan karena merupakan bagian tidak terpisahkan dari wacana besar Industri 4.0 yang mensyaratkan pendefinisian baru serta pertimbangan multi inter korelasi antar berbagai dimensi pengetahuan. Dimensi sosial dalam desain misalnya seringkali muncul dalam perwujudan inovasi sosial yang didorong oleh desain sistem yang berbasis manusia. Indonesia tidak terkecuali. Kita melihat dan mengalami semua Perubahan Besar ini, dan dunia desain juga tidak terkecuali. Kenyataannya hingga hari ini institusi desain profesional nasional belum memberikan ruang untuk fakta baru ketersambungan bahwa desain responsif terhadap suatu situasi sosial dan bahkan mampu merubahnya. Ini terjadi karena institusi profesional melihat kedua hal tersebut sebagai hal parsial atau paling banter saling melengkapi.

Disinilah kemudian posisi diskusi dalam seminar ini. Seminar ini mengajak akademisi desain, desainer profesional, inisiator, aktivis dan para pelaku hibrid (the in-betweens: start-up, inkubator, desainer-peneliti, desainer sebagai pendorong perubahan kebijakan, dan lainnya) untuk datang dan bergabung dalam diskusi ini. Dimana dan apa sebenarnya posisi dari dimensi baru, dimensi sosial dalam desain ini? Apakah pergerakan ini sudah dapat dipertimbangkan sebagai suatu etika baru dalam desain, beriringan dengan etika konvensional profesi? Haruskah kita mengarungi batas untuk dapat menjadikan desain responsif terhadap suatu situasi sosial? Bila ya bagaimana kita sebagai komunitas desainer mendeskripsikannya?

Only by His Grace,Dr. Martin L. Katoppo, S.T., M.T.Pejabat Dekan Fakultas Desain(School of Design) – Universitas Pelita HarapanKarawaci, Tangerang, Banten, Jawa Baratwww.uph.edu

Page 6: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

#1Etika Desain Membuka diskusi tentang tanggung jawabdesain terutama yang mendorong terjadinyaperubahan sosial serta pemberdayaanmasyarakat dan bagaimana desain sosialmasuk sebagai wacana etika desain yang baru.

#2Desain Sosial InovatifMembuka diskusi dan lebih berfokus padadesain sosial dan inovasi desain yangmendorong terjadinya perubahan sosialdan pemberdayaan masyarakat.

#3Desain KolaboratifMembuka diskusi tentang proses desainyang kolaboratif, mengedepankan engagementdengan pengguna dan melibatkan semuapemangku kepentingan (stakeholder).

SUB-TEMA

Page 7: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

*

#4Kewirausahaan Sosial Membuka diskusi tentang social design-preneur.Sekarang ini misalnya banyak desainer yangbekerja sama dengan komunitas dan wargadalam rangka pemberdayaan serta jugamembangunnya menjadi unit kewirausahaan kolaboratif.

#5Media Sosial ResponsifMembuka diskusi mengenai bagaimana peranmedia sosial membangun narasi desain sosial,misalnya bagaimana narasi MRTdisosialisasikan kepada warga Jakartaatau bagaimana banyaknya pemimpindaerah (walikota, bupati, gubernur)menggunakan media sosial untukmengkomunikasikan setiap programkerja pemerintah.

SUB-TEMA

Page 8: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

NARASUMBER

Prof. Yandi Andri Yatmo, Dip.Arch., M.Arch., Ph.D.Akademisi Arsitektur & Pemberdaya Masyarakat

Prof. Dr. Ign. Bambang SugihartoAkademisi & Guru Besar Filsafat

Page 9: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

Reza Achmed Nurtjahja, ST, MUD, MURPPrincipal di Urbane Indonesia

Melia WinataCo-Founder & Chief Marketing O�cer Du’Anyam

NARASUMBER

Page 10: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

TANGGAL PENTING14 Juni

21 Juni

5 Juli

18 Juli

Pengumpulan Full-Paper& Registrasi Pemakalahtinyurl.com/SNDS2-Daftar

PengumumanPenerimaan Full-Paper

Batas PembayaranBiaya Pendaftarantinyurl.com/SNDS2-Bayar

Pelaksanaan SeminarGedung D Lt. 5Universitas Pelita HarapanLippo Village

Page 11: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya

Biaya Pendaftaran:Rp 450.000 Pemakalah*Rp 250.000 Peserta Seminar UmumRp 100.000 Peserta Seminar MahasiswaBCA (A.N. Yayasan Universitas Pelita Harapan)084-506-3988

Seluruh makalah yang diterima di SeminarNasional Desain Sosial 2019 akan dipublikasikandalam e-prosiding ber ISBN. Untuk pemesananProsiding Cetak akan dikenakan biaya tambahansebesar Rp 350.000 (belum termasuk ongkos kirim).

Pendaftaran Acara:tinyurl.com/SNDS2-Daftar

Konfirmasi Bukti Pembayaran:tinyurl.com/SNDS2-Bayar

Template Full Paper:tinyurl.com/SNDS2-Paper

[email protected]

INFORMASI LAIN

Page 12: SNDS2 Digital Brochure Extended Deadline · karya-karyanya yang merespon situasi sosial dan bertujuan memberdayakan masyarakat, yang kemudian juga menuai kritik apakah desain seharusnya