SN PRESENTASI KASUS
-
Upload
romi-uye-mikron -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
Transcript of SN PRESENTASI KASUS
Sindrom nefrotik
Latar Belakang
Sindrom nefrotik merupakan kumpulan manifestasi klinis yang ditandai
proteinuria massif (>4 mg/m2/jam), hipoalbuminemia (<2,5 g/dL) dan edema
disertai hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Penyebabya dapat Sindrom
nefrotik primer, faktor etiologinya tidak diketahui. Dikatakan sindrom nefrotik
primer oleh karena sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat kelainan pada
glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain dan Sindrom nefrotik sekunder,
timbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat dari
berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek samping obat.
Kejadian SN idiopatik 2-3 kasus/100.000 anak/tahun sedangkan pada
dewasa 3/1000.000/tahun. Di klinik (75%-80%) kasus SN merupakan SN primer
(idiopatik). Oleh karena itu, berikut akan dibahas mengenai kasus sindrom
nefrotik
1
Presentasi kasus
Status Pasien
Nama : An. TMF
RM : 364528
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 21 Januari 2010
Alamat :Kp. Kalam 2/6 Bojongkunci kec. Pameungkeup kab.
Bandung
Nama orang tua :
Ayah : Herlan umur: 30 tahun
Ibu : Ai Yunaeli umur : 29 tahun
Pekrjaan Orang tua :
Ayah : Buruh harian
Ibu : ibu rumah tangga
Anak ke : 2
Kakak : nur aeni umur: 6 tahun
Adik :-
Kondisi rumah
Ukuran : 5 x 6 m
Penghuni : 4 orang
Masuk RS tanggal : 15 Juni 2011
Tanggal Periksa : 23 Juni 2011
I. Anamnesis
Keluhan utama
Bengkak
Anamnesis tambahan
Bengkak pada mata setiap bangun tidur yang menjalar ke
wajah, kaki, perut, 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak
membaik menjelang sore sampai malam hari. Bengkak tidak
disertai demam, batuk, pilek, sesak. Os juga muntah, muntahan
warna putih dan tidak menyemprot, mencret ±5 kali, mencret
2
berupa cair, kuning, tidak ada darah dan lendir., BAK warna
keruh, tidak ada darah, dan tidak nyeri pada saat BAK, 8 jam
sebelum masuk rumah sakit. Skrg muntah dan mencret sudah
teratasi. Bengkak sudah mulai mengecil.
Riwayat Penyakit dahulu
Os pernah sakit seperti ini sebelumnya, bengkak pada mata
setiap bangun tidur yang menjalar ke kaki 3 minggu yang lalu.
Bengkak diobati ke dokter, 4 hari setelah bengkak pertama kali
muncul, minum obat yang tidak diketahui, tetapi tidak teratur
selama 2 minggu, bengkak hilang. Setelah 2 hari habis obat,
bengkak kembali muncul mulai dari mata, muka, menjalar ke
kaki dan perut.
Riwayat imunisasi
0 bulan : BCG, polio 1
2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan : DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan : DPT/HB 3, polio 4
9 bulan : campak
Riwayat makanan
0-3 hari : ASI (semaunya)
3 hari-6 bulan : ASI+Susu formula (semaunya)
6 bulan-12 bulan : ASI+ Susu formula+ bubur
12 bulan-17 bulan : ASI+ susu formula+ nasi+sayur+lauk pauk
Anamnesis pertumbuhan
Ibu tidak membawa buku KMS
Ibu mengaku pertumbuhan baik, BB dan TB selalu bertambah.
Anamnesis perkembangan
o 2 bulan : tengkurap mengangkat kepala
o 4 bulan : duduk dengan bersandar
o 5 bulan : duduk tanpa topangan
o 11 bulan : berjalan
Riwayat kelahiran
3
Proses persalinan pervaginam dibantu bidan, cukup bulan, BB
lahir 3,6 kg, Panjang badan tidak diketahui, tidak kuning.
Riwayat reproduksi Ibu
Ibu menikah pada umur 22 tahun, G2P2A0, Ibu mengaku rutin
melakukan pemeriksaan ANC.
Riwayat penyakit keluarga
Ayah memiliki penyakit asma.
II. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital dan data antropometrik
TB : 60 cm
BB : 11 kg
TD : 100/70
HR :110 x/menit
RR : 30x/menit
LILA : 14 cm
Lingkar Perut : 54 cm
Kesadaran : kompos mentis
Kepala
Mata : konjungtiva pucat -/-
Sclera ikterik -/-
Edema palpebra +/+
Wajah : puffy face +/+
Leher : KGB tidak membesar
Thorax : suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 normal
Abdomen : cembung, lembut, BU+N,
Hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae dan 2 jari
dibawah processus xiphoideus, shifting dullness +
Ekstremitas : edema +/+, CRT< 2”, akral hangat
III. Pemeriksaan Penunjang
4
Darah Rutin: Hb:13,5; Ht: 40; leukosit: 13200; trombosit: 523.000
Urin rutin : kejernihan: keruh, Protein positif 3
Protein total: 4,93 gr/dL
Albumin: 2,48 gr/dL
Kolesterol: 481 gr/dL
IV. Diagnosis
Sindrom nefrotik
V. Penatalaksanaan
Untuk NS
Diet rendah garam
Furosemid 3x 10 mg
Prednisone 3x6 mg iv
aminoufsin
VI. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
5
Pembahasan
Sindrom nefrotik adalah penyakit/sindroma yang mengenai glomerulus, ditandai
proteinuria massif (>4 mg/m2/jam), hipoalbuminemia (<2,5 g/dL) dan edema
disertai hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia.
Etiologi:
1. Sindrom nefrotik primer, faktor etiologinya tidak diketahui. Dikatakan sindrom
nefrotik primer oleh karena sindrom nefrotik ini secara primer terjadi akibat
kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada penyebab lain. Golongan ini paling
sering dijumpai pada anak. Termasuk dalam sindrom nefrotik primer adalah
sindrom nefrotik kongenital, yaitu salah satu jenis sindrom nefrotik yang
ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di bawah 1 tahun.
2. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik
atau sebagai akibat dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek samping
obat.
Diagnosis:
Gejala klinis
• Edema, yang mendadak, bersifat umum dan distribusinya berdasarkan
daya gravitasi.
• Diuresis, dieresis berkurang dengan adanya edema
• Normotension, tetapi hipertensi ringan dapat menyertai
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di kedua
kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia.
Pemeriksaan Urine
Proteinuria massif : > 40 mg/jam/m2 atau >2 g/24 jam atau >50
mg/kgBB/24 jam rasio protein kreatinin urin sewaktu (urin pagi) >2,5.
Protein selektivitas:
Rasio = (transferin urin : IgG plasma) : (IgG urin : transferin plasma)
o <0,1 = selektif
o >0,2 = tidak selektif
Pemeriksaan Darah
o Hipoalbuminemia
6
o Hiperlipidemia/hiperkolesterolemia.
Tatalaksana
1. Penjelasan kepada pasien atau orang tua mengenai penyakit pasien dan
tindakan yang akan dilakukan untuk tatalaksana pasien
2. Diet
Diet rendah garam, 1-2 gr/hari selama edema, dan protein 2-3g/kg/hari
3. Medikamentosa
Pemberian imunosupresan
Obat yang dipakai adalah prednison dan prednisolon. Rezim pengobatan
dengan prednison secara luas dipakai standar ISCKD ( International Study
of Kidney Disease of Children), yaitu:
o 4 minggu pertama: prednison dengan dosis 60 mg/m2/hari
(2mg/kgBB) dibagi dalam 3-4 dosis sehari. Dosis ini diteruskan
selama 4 minggu (28 hari) tanpa memperhitungkan adanya remisi
atau tidak (maksimum 80 mg/hari)
o 4 minggu kedua : prednison diteruskan dengan dosis 40
mg/m2/hari, diberikan dengan cara “intermitent”, yaitu 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu dengan dosis tunggal setelah makan
pagi dan “alternate”, yaitu selang sehari dengan dosis tunggal
setelah makan pagi.
o “Tappering-off” : prednison berangsur-angsur diturunkan tiap
minggu: 30 mg, 20 mg, 10 mg/m2/hari, diberikan secara
“intermitent” atau “alternate”.
o Bila terjadi relaps, pengobatan diulangi dengan cara yang sama.
o Bila ada TB diberikan bersama dengan antituberkulosis.
Mengatasi edema
Diuretic : furosemid 1-2 mg/kali atau spironolakton 1-2mg/kali.
Bila tidak ada respons, dapat diberikan albumin per infuse 0,5-1
gr/kg (atau plasma darah 10-20 ml/kg/hari jika pemebrian albumin
tidak memungkinkan), dilanjutkan dengan furosemid intravena
1mg/kg/kali. Infuse albumin atau plasma diberikan selama 2-4 jam,
bila perlu dapat diberikan selang sehari.
7
Prognosis umumnya baik, kecuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Menderita untuk pertamakalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6
tahun.
2. Disertai oleh hipertensi.
3. Disertai hematuria.
4. Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
5. Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.3
Pada kasus ini dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang
diagnosis mengarah kepada sindrom nefrotik. Dilihat dari segi umur pertamakali
terkena, anak ini termasuk sindrom nefrotik congenital atau sindrom nefrotik
primer (idiopatik).
Anak ini tidak diberikan infuse albumin karena tidak memungkinkan dari
segi ekonomi dimana ayahnya seorang buruh harian, sehingga albumin diganti
dengan aminofusin paed, yaitu infuse per liternya mengandung asam amino 50 g,
vitamin, elektrolit.
Prognosis pada pasien ini untuk tanda-tanda vital termasuk ad bonam. Dan
untuk fungsionalnya termasuk dubia at bonam karena menurt teori, prognosis
anak yang terkena sindrom nefrotik baik kecuali Menderita untuk pertamakalinya
pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6 tahun, yang ditemukan pada anak ini.
8
Kesimpulan
Sindrom nefrotik adalah penyakit/sindroma yang mengenai glomerulus,
ditandai proteinuria massif (>4 mg/m2/jam), hipoalbuminemia (<2,5 g/dL)
dan edema disertai hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Etiologinya
dapt primer maupun sekunder. Diagnosisnya dengan menemukan gejala
klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Tatalaksananya berupa
Penjelasan kepada pasien atau orang tua mengenai penyakit pasien dan
tindakan yang akan dilakukan untuk tatalaksana pasien, pengaturan Diet
dan Medikamentosa berupa Pemberian imunosupresan dan mengatasi
edema. Prognosisnya umumnya baik kecuali dalam keadaan-keadaan
tertentu.
9
Daftar Pustaka
Gama, Henry, dkk. 2005. Pedoman diagnosis dan terapi edisi Ke-3 Ilmu
Kesehatan Anak. Bandung: FK UNPAD.
Gunawan, Carta W. 2006. Sindrom nefrotik patogenesis dan pelaksanaan. Jakarta:
CDK no.50
Noer, Sjaifullah Muhammad dan Ninik soemyarso. Sindrom Nefrotik. Diakses
dari www.pediatrik.com tanggal 26 Juni 2011.
Singadipoera, B.S. 1996. Nefrologi Anak. Bandung : Bag/SMF Ilmu Kesehatan
Anak RSHS.
10