Smm

download Smm

of 9

Transcript of Smm

DAFTAR ISI iiA. DESKRIPSI PROYEK 11. 1. Latar Belakang Masalah 12. 2. Tujuan Proyek 23. 3. Target Waktu Pelaksanaan 24. 4. Biaya dan Sumber Biaya Proyek 3

B. IMPLEMENTASI PROYEK 31. Sumber Daya 32. Komunikasi 43. Disposisi 74. Efektivitas dan Efisiensi 7

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 81. Peningkatan Pesawat 92. Penambahan Fasilitas 11

D. SOLUSI 12

REFERENSI iii

A. DESKRIPSI PROYEK1. Latar Belakang Masalah[footnoteRef:2][1] [2: [1] Merintis Bandara Dengan Subsidi(Akses tanggal 09 Oktober 2011) : Sumber http://new.beritadaerah.com/artikel/sumatra/39765/104.]

Kabupaten Mukomuko adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Bengkulu, Indonesia. Wilayah Mukomuko meliputi lima kecamatan, yakni Lubuk Pinang, Teras Terunjam, Pondok Suguh, Mukomuko Selatan, dan Mukomuko Utara. Wilayah ini dikenal sebagai penghasil palawija dan perkebunan. Tiga dari lima kecamatan mempunyai garis pantai yang bersinggungan langsung dengan Samudra Hindia.Keinginan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, yang juga merupakan salat satu proyek ambisius yang digagas oleh Ichwan Yunus (Bupati Mukomuko) untuk menghidupkan kembali bandara perintis sebagai alternatif lain di sektor bisnis dan transportasi menggunakan pesawat secara bertahap, kini mulai terwujud. Masyarakat yang berdomisili di kabupaten pemekaran pada tahun 2003 yang lalu, yang juga merupakan kabupaten paling utara di Provinsi Bengkulu atau berada di kilometer 270 dari pusat ibukota pemerintahan tingkat satu itu, diberikan kemudahan dengan menggunakan pesawat untuk efisiensi waktu mengingat jarak tempuh darat yang sangat jauh.Kehadiran bandara yang dibangun sejak tahun 1980 itu, juga memberikan peluang dan kesempatan bagi pengusaha maupun investor yang ingin berinvestasi di daerah ini tanpa terkendala dengan jarak tempuh dan kemudahan bagi para wisatawan baik domestik maupun internasional untuk berkunjung ke Kabupaten Mukomuko karena mengingat besarnya potensi objek wisata alam di Kabupaten Mukomuko yang menjanjikan.Pembangunan fasilitas awal bandara di daerah ini, dan pemberian subsidi penerbangan kepada pengusaha maskapi Susi Air Line merupakan salah satu trik dan strategi pemerintah memancing pengusaha penerbangan lainnya bisa menanamkan investasi dan menarik anggaran dari pusat untuk melengkapi fasilitas bandara. Dengan kemudahan akses menuju daerah ini otomatis investor tidak lagi terkendala dengan jarak, karena selama ini untuk menjangkau Mukomuko butuh waktu enam hingga delapan jam perjalanan darat. Setelah bandara beroperasi perjalanan menuju bandara di Fatmawati, Kota Bengkulu dan Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumbar, bisa ditempuh dalam waktu relatif singkat, sekitar 40 menit. Berkat kegigihan pemerintah setempat memperjuangkan maskapai Susi Air Line masuk daerah ini akhir Tahun 2010, kini pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan dan Ditjen Perhubungan Udara mambantu pesawat perintis dalam bentuk subsidi. Dengan ada pilihan dua maskapai penerbangan yakni Susi Air atau pesawat perintis, maka ke depan bisa menarik minat masyarakat menggunakan transportasi udara.

2. Tujuan ProyekDari latar belakang masalah diatas, adapun tujuan dari pembangunan bandara dikabupaten Mukomuko adalah :a. Mengoperasikan/mengaktifkan kembali bandara Kabupaten Mukomuko yang sudah lama tidak beroperasi.b. Sebagai alternatif lain di sektor bisnis dan transportasi untuk peningkatan PAD Kabupaten Mukomuko mengingat jalur perhubungan darat antara Kabupaten Mukomuko dengan daerah lain sangat jauh, sehingga dari aspek ekonomi dan bisnis tidak profitable.c. Memudahkan peluang dan kesempatan bagi pengusaha maupun investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Mukomuko tanpa terkendala dengan jarak tempuh yang jauh.d. Memudahkan para wisatawan baik domestik maupun internasional untuk berkunjung ke Kabupaten Mukomuko.

3. Target Waktu PelaksanaanRencana pelaksanaan proyek bandara ini dimulai pada akhir 2008 dan ditargetkan dapat selesai pada tahun 2010. Terbukti bahwa pada tanggak 01 August 2010 Bandara Kabupaten Mukomuko diresmikan untuk komersial, setelah Riau Airlines mendarat di Bandara Mukomuko untuk pertama kalinya dalam sejarah Kabupaten Mukomuko dan sekaligus uji coba pertama kalinya setelah Bandara tersebut diaktifkan kembali. Tidak hanya itu, pada tanggal 30 Oktober 2010 untuk pertama kalinya pula Bandara Mukomuko tersebut membawa jamaah haji dari Kabupaten Mukomuko dan sekitarnya ke Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumbar.4. Biaya dan Sumber Biaya Proyek[footnoteRef:3][2] [3: [2] Bandara Mukomuko butuh Rp 80 Miliar (Akses tanggal 09 Oktober 2011) : Sumber http://www.tender-indonesia.com/tender_home/innerNews2.php?id=3539&cat=CT0006.]

Adapun sumber pembiayaan proyek pembangunan Bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko ini adalah dari APBN sebesar Rp 6 miliar pada tahun 2009 dan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2008 dan 2009 sebesar Rp 25 miliar. Hingga sekarang pembangunan, pengembangan dan penambahan fasilitas terus diupayakan, bahkan direncanakan Pembangunan Bandara Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, masih membutuhkan dana sekitar Rp 80 miliar untuk persiapan peningkatan. "Peningkatan Bandara tersebut untuk merangsang pengusaha maskapai penerbangan bekerja sama dengan pemkot setempat," kata Bupati Mukomuko Ichwan Yunus. Hal itu dilakukan, kata dia, agar pengusaha tertarik untuk melakukan penerbangan di bandara itu dan sebagai persiapan penerbangan komersial.[footnoteRef:4][3] [4: [3] Ibid.]

Pada saat sekarang ini Bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko memiliki landasan pacu mencapai 1.400 meter dan lebar 30 meter untuk dapat dilewati oleh pesawat komersial sejenis Fokker 50.

B. IMPLEMENTASI PROYEK

1. Sumber DayaSumber daya[footnoteRef:5][4] adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). [5: [4] Definisi Sumber Daya (Akses tanggal 11 Oktober 2011) : Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya.]

Ensiklopedia Webster, misalnya, mendefinisikan sumber daya antara lain sebagai[footnoteRef:6][5] : [6: [5] Definisi Ilmu Ekonomi Sumber Daya (Akses tanggal 11 Oktober 2011) : Sumber http://makalah-pendidikan.com/2011/definisi-ilmu-ekonomi-sumber-daya/.]

- Kemampuan untuk memenuhi atau menangani sesuatu.- Sumber persediaan, penunjang atau bantuan.- Sarana yang dihasilkan oleh kemarnpum atau pemikiran seseorang.Dalam pengertian umum, sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.Grima dan Berkes (1989) mendefinisikan sumber daya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Rees (1990) lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki dua kriteria, yakni:- Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya.- Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.Dari pengertian diatas maka dapat dilihat dalam proyek pembangunan Bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko ini sangat minim sekali sumber daya, terutama pada sumber daya manusia. Keberhasilan suatu usaha sangat besar dipengaruhi oleh manusia sebagai motor penggeraknya (komponen utama). Baru kemudian diikuti dengan sumber daya lainnya, seperti ; sumber daya fisik (lokasi rencana pembangunan), sumber daya keuangan, peralatan, dsb.Karena sumber daya manusia yang minim tersebut, lalu Bupati Mukomuko lalu mengambil langkah strategis untuk mengawasi, membimbing, memberikan education, sekaligus memberi support agar tercapainya hasil yang diinginkan bersama. Terbukti bahwa hampir setiap hari jika ada waktu luang Bupati Mukomuko mengunjungi lokasi proyek pembangunan Bandara tersebut, baik pagi, sore maupun pada malam harinya. 2. Komunikasi[footnoteRef:7][6] [7: [6]Pengertian Komunikasi (Akses 09 Oktober 2011) : Sumber http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html.]

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna berbagi atau menjadi milik bersama yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:Human communication is the process through which individuals in relationships, group, organizations and societiesrespond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:a) Komunikator (siapa yang mengatakan?)b) Pesan (mengatakan apa?)c) Media (melalui saluran/ channel/media apa?)d) Komunikan (kepada siapa?)e) Efek (dengan dampak/efek apa?)Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.A. Proses Komunikasi Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1). Proses Komunikasi Secara PrimerProses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan. 2). Proses Komunikasi SekunderProses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).Dengan mangacu pada pengertian komunikasi diatas maka dapat dilihat bahwa kurangnya penggunaan sarana komunikasi dalam proyek pembangunan bandara di Kabupaten Mukomuko ini. Hal ini dikarenakan minimnya SDM yang ada, terutama pada penggunaan sarana media, dimana minimnya publikasi lelang proyek, pemenang tender proyek, sampai pada pelaksanaan proyek. Ini dilakukan mengingat minimnya waktu yang tersedia untuk pembangunan bandara tersebut, dan kentalnya dominasi serta ambisius Bupati Mukomuko agar cepat terlaksananya pembangunan bandara, yang kemudian juga proyek tersebut dikomandoi langsung oleh Bupati Mukomuko. Hal tersebut terbukti dengan mendaratnya pesawat Riau Air jam 13.30 wib, tanggal 28 Oktober 2009 untuk pertama kalinya dalam sejarah Kabupaten Mukomuko. Dan pemberangkatan jamaah haji asal Kabupaten Mukomuko dan sekitarnya dengan menggunakan pesawat Riau Air dari bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko untuk pertama kalinya pada tanggal 30 Oktober 2009. peresmian bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko ini baru dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2010 untuk penerbangan komersil sesuai dengan target yang telah direncanakan sebelumnya.3. DisposisiDisposisi adalah pendapat seorang pejabat mengenai urusan yang termuat dalam suatu surat dinas, yang langsung dituliskan pada surat yang bersangkutan atau pada lembar khusus. (kamusbesar.com:2011).Dari acuan pengetian diatas maka dapat dilihat bahwa pernyataan pendapat dari para pejabat Pemerintahan Kabupaten Mukomuko sangat mendukung program pelaksanaan proyek tersebut, mulai dari Bupati, DPRD, dan jajaran Pemda Kab. Mukomuko sangat mendukung penuh atas terealisasinya bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko tersebut, Karena mengingat juga banyaknya dampak positif yang prospektif dari beroperasinya kembali bandara tersebut, mulai dari percepatan dan kemudahan akses transportasi dari dan keluar daerah hingga peningkatan PAD Kabupaten Mukomuko.

4. Efektifitas dan EfisiensiDaft (2003:9) mengatakan bahwa efektivitas adl the degree to which the organization achieves a stated goal dan efisiensi merupakan the use of minimal resources raw materials money and people to produce a desired volume of output. Artinya, bahwa efektivitas adalah tingkat pencapaian organisasi atas sasaran yang ditetapkan dan efisiensi adalah penggunaan sumberdaya bahan baku uang dan manusia secara minimal untuk menghasilkan output sebanyak yang diharapkan.Dari acuan pengertian diatas maka dapat dilihat dalam proyek ini sangat menekankan pada efektifitas dan efisiensi dimana, dengan turun langsungnya bupati mengomandoi proyek pembangun badara tersebut tidak lain adalah agar terealisasi dengan segera bandara tersebut. Dimana, bupati juga telah berjanji kepada pihak Dirjen Perhubungan Udara untuk memberangkatkan jamaah haji Kabupaten Mukomuko akhir tahun 2009 ini. Mengingat besarnya ambisi Bupati Mukomuko terhadap pembangunan bandara yang juga merupakan salah satu program kegiatan perencanaannya. Namun, akibat ambisi yang terlalu besar dan mengejar target, terdapat berbagai hal yang lalu dilupakan. Memang dari segi waktu, proyek pembangunan Bandara Kabupaten Mukomuko ini tergolong cepat, dimana kurang dari satu tahun telah langsung bisa beroperasi mengingat begitu banyaknya persiapan yang harus dilakukan. Bahkan cenderung penyelesaiannya tergesa-gesa. Memang saaat ini belum terdapat kerusakan-kerusakan, seperti kerusakan aspal yang dilakukan tergesa-gesa. Kerusakan tersebut belum terlihat dikarenakan baru setahun belakangan ini bandara dioperasikan. Dari segi pendanaan, pembangunan Bandara kabupaten Mukomuko ini telah memakan biaya lebih dari Rp 50 Miliyar, baik itu yang berupa bantuan dari pusat (APBN), bantuan dari APBD Provinsi Bengkulu bahkan yang bersumber dari APBD Kabupaten Mukomuko. Bahkan sekarang bandara kabupaten mukomuko masih membutuhkan dana sekitar Rp 80 Miliyar untuk penambahan pembangunan infrastruktur, peralatan dan SDM. Sehingga dibukanya peluang bagi investor (lokal maupun asing) untuk menanamkan modalnya di Bandara Kabupaten Mukomuko tersebut.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHIDari analisis diatas maka dapat dilihat bahwa proyek pembangunan dan pengaktifan kembali Badara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko mencapai keberhasilannya walaupun belum maksimal. Keberhasilan ini tentu didukung oleh Bupati Mukomuko dan Pemda Kabupaten Mukomuko yang terus menerus memantau langsung pelaksanaan proyek tersebut agar dapat sesuai dengan rencana, selesai tepat pada waktunya dan dengan hasil yang diharapkan.

Hingga sekarang pengembangan dan penambahan infrastruktur serta peningkatan pesawat terus diupayakan oleh Pemda Kabupaten Mukomuko, berikut kutipan tentang pengembangan dan peningkatan Bandara Rajo Kolo, Kabupaten Mukomuko[footnoteRef:8][7] : [8: [7] Merintis Bandara Dengan Subsidi(Akses tanggal 09 Oktober 2011) : Sumber http://new.beritadaerah.com/artikel/sumatra/39765/104.]

1. Peningkatan Pesawat Sejak pesawat perintis beroperasi di daerah ini, minat masyarakat menggunakan jasa transportasi udara sudah mulai tumbuh, buktinya beberapa kali penerbangan, pesawat tidak pernah sepi penumpang, kata Kepala Tata Usaha Bandara Mukomuko Al Ihwan. Namun, karena sesuatu hal, PT Asi Pudjiastuti Aviation terpaksa membatasi penerbangan menuju Bandara Kabupaten Mukomuko sejak 7 Maret 2011. Pada hari Senin dan Rabu pesawat Susi tidak lagi melayani penerbangan dari bandara daerah ini menuju Kota Bengkulu dan Sumatra Barat.Pengurangan jadwal terbang itu sudah dikoordinasikan oleh pihak PT Asi Pudjiastuti (Asipa) kepada kepala bandara serta pemberitahuan melalui surat tertulis bernomor 017/ASIPA-BKS/III/2011 yang diumukan di dalam kantor bandara. Kini, satu minggu pesawat Susi terbang hanya lima hari, Selasa, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Rute penerbangan juga dibatasi oleh Susi, karena dua hari Jumat dan Sabtu tidak melayani lagi penerbangan menuju Bandara Internasional Minangkabau, pelayanan penerbangan hanya berjalan pada Selasa, Kamis, dan Minggu. Tidak beroperasinya Pesawat dengan jenis Cassa C280B milik PT Asipa selama dua hari, karena bersamaan dengan jadwal penerbangan perintis dibawah PT Nusantara Buana Air. Sejak penerbangan perintis dengan jenis pesawat Cassa 212 beroperasi di bandara daerah ini, permintaan masyarakat terhadap transportasi udara yang cepat dan efisien menjadi meningkat drastis. Bahkan, kapasitas kursi penerbangan perintis sebanyak 20 sit tidak mampu menampung permintaan masyarakat yang memesan tiket sebanyak 30 hingga 40 orang.Animo masyarakat mengunakan pesawat sebagai transportasi cepat menuju Kota Bengkulu dan Sumatra Barat sudah sangat besar sehingga butuh pergantian armada untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Kelebihan pembelian tiket justru menimbulkan kekecewaan karena sejumlah penumpang yang tidak bisa berangkat harus menunggu jadwal penerbangan pesawat peritis selama dua hari dalam satu minggu. Warga Mukomuko yang menggunakan jasa penerbangan untuk berangkat menuju Kota Bengkulu lebih memilih mengunakan pesawat perintis ketimbang maskapai Susi dengan alasan harga tiket lebih murah. Harga tiket pesawat perintis hanya Rp267.700, sedangkan tiket pesawat Susi mencapai Rp400 ribu hingga Rp600 ribu, tetapi untuk kecepatan dan ketepatan mencapai tujuan, nilai sebesar itu sudah tidak dihiraukan lagi. Apalagi, dalam kondisi darurat pesawat merupakan pilihan saat membawa keluarga sakit parah dan membutuhkan pertolongan cepat dari tenaga dokter spesialis yang hanya tersedia di rumah sakit umum di luar daerah.Penawaran kepada sejumlah pengusaha maskapai penerbangan di Indonesia supaya bisa berinvestasi di bidang penerbangan reguler di daerah terus di lakukan, supaya tahun 2012 penambahan kapasitas bisa terpenuhi. Semua data tentang penumpang serta potensi daerah ini telah kami sampaikan kepada pihak pengusaha maskapai untuk aktifnya penerbangan reguler pada tahun 2012," kata Kepala Bandara setempat, Suparno. Ia mengatakan, maskapai yang sudah di tawarkan adalah wing air yang merupakan anak perusahan dari Lion Air, namun belum ada kesepakatan berupa Memorandum Of Understanding dengan sejumlah pengusaha maskapai. Jenis pesawat yang diharapkan bisa berinvestasi dengan memberikan pelayanan penerbangan reguler untuk masyarakat di daerah ini dengan jenis ATR 72 dengan muatan dan kapasitas mencapai 72 sit. Saat ini, kata dia, jenis pesawat yang melakukan aktivitas penerbangan di bandara daerah ini baru pengusaha dari maskapai Susi Air dengan kapasitas 12 sit, dan penerbangan perintis jenis pesawat cassa 212 dengan kapasitas sebesar 20 penumpang. "Dengan penambahan kapasitas muatan pesawat yang di gunakan bisa mendorong masyarakat di daerah ini berminat mengunakan transportasi udara sebagai pilihan dalam menjangkau kota Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat," ujarnya. Ia mengatakan, jumlah penumpang yang mengunakan jasa pesawat setiap hari masih sangat sedikit sekitar 20 orang, karena melihat kondisi pesawat yang beroperasi juga kapasitasnya masih sangat terbatas. Padahal, dengan panjang landasan pacu mencapai 1.400 meter, pesawat dengan jenis ATR 72 bisa melakukan aktivitas penerbangan di bandara daerah ini, sehingga sangat di sayangnya bila fasilitas tidak dimanfaatkan. Selanjutnya, pendapatan negara bukan pajak yang diperoleh dari bandara masih sangat sedikit pada 2010 saja hanya berkisar Rp12 juta pertahun, dan pada tahun ini kemungkinan akan mengalami peningkatan menjadi Rp40 juta dalam pertahun. Karena bandara ini baru beroperasi pertengahan tahun 2010, dan pesawat yang beroperasi baru maskapai Susi Air Line, tetapi kemungkinan pada tahun ini pendapatan negara bukan pajak bisa meningkat dengan beroperasinya pesawat perintis.

2. Penambahan Fasilitas Secara bertahap bandara di daerah ini menerima penambahan fasilitas dari Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Bantuan yang diterima bandara adalah fasilitas satu unit mobil ambulance. mobil ambulance sangat dibutuhkan di bandara, guna membantu dalam evakuasi penumpang pesawat yang mengalami musibah. Sejumlah fasilitas lain secara bertahap sudah mulai terealisasi termasuk Mobil ambulance selanjutnya, X Ray, alat navigasi, radio, dan dua lampu untuk menentukan sudut pesawat saat lending. Kemudian, Nation Direct Bicon (NDB), Tower Desk, pengoralan jalan dari terminal menuju upron atau halamatn parkir, serta pembangunan drenase agar air tidak tergenang. Bila melihat kebutuhan bandara, masih banyak kekurangan fasilitas yang belum bisa terpenuhi pada tahun ini, termasuk kekurangan personil. Personil yang masih kurang untuk pemadam kebakaran, keamanan, dan teknisi penerbangan. Di samping dipenuhinya beberapa fasilitas, bandara daerah ini juga mendapat jatah bantuan tenaga pegawai negeri sipil sebanyak enam orang pada tahun ini. dan 2012 akan ada penambahan tenaga baru.Idealnya bandara dengan tipe empat ini memiliki 25 personil yang bisa membantu dalam memberikan pelayanan maksimal kepada penumpang. Bandara juga kekurangan tenaga untuk mengoperasikan mobil pemadam kebakaran, idealnya satu unit mobil dijalankan oleh tujuh orang personil. Namun demikian, namanya bandara baru, tentu saja ada kekurangan di sana sini. Namun, yang jelas, pengoperasian Bandara Mukomuko tersebut telah mengubah impian warga setempat akan jasa penerbangan menjadi kenyataan.

D. SOLUSIAdapun solusi yang bisa ditawarkan untuk pembenahan kedepan adalah :1. Peningkatan penggunaan sarana komunikasi, mulai dari tahap perencanaan proyek, pelelangan proyek, pemenang tender proyek, hingga pelaksanaan dan pencapaian hasil (finishing).

2. Peningkatan sumber daya, terutama pada sumber daya manusia. Sehingga bisa terbentuk jalinan kerja yang baik, bukan hanya bekerja menunggu perintah dan takut diawasi, namun bekerja berdasarkan kesadaran diri dan melakukannya dengan cermat dan teliti, agar mencapai hasilnya memuaskan, bukan hanya ingin pekerjaan cepat selesai.

3. Pelaksanaan sebuah proyek memang membutuhkan perencanaan yang matang, mulai dari segi perencanaan konsep kegiatan, fomulasi, analisis, implemetasi, operasi, dan evaluasi hasil kegiatan. Namun, proyek pembangunan Bandara Kabupaten Mukomuko ini, hanya baru melakukan beberapa tahapan-tahapan diatas, karena dapat dilihat dari waktu yang terkesan terlalu terburu-buru. Maka, untuk rencana proyek kedepan haruslah ditingkatkan lagi tahapan-tahapan perencanaan yang lebih matang, sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal.4. Pembuatan Laporan Hasil Pelaksanaan Proyek Bandara tersebut dengan sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan untuk menjadi acuan bagi proyek-proyek lain kedepannya maupun sebagai acuan bagi pembangunan dan pengembangan dari Bandara itu sendiri.

REFERENSI

Bandara Mukomuko butuh Rp 80 Miliar (Akses tanggal 09 Oktober 2011) : Sumber http://www.tender-indonesia.com/tender_home/innerNews2.php?id=3539&cat= CT0006.Definisi Ilmu Ekonomi Sumber Daya (Akses tanggal 11 Oktober 2011) : Sumber http://makalah-pendidikan.com/2011/definisi-ilmu-ekonomi-sumber-daya/.Definisi Sumber Daya (Akses tanggal 11 Oktober 2011) : Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya.Merintis Bandara Dengan Subsidi(Akses tanggal 09 Oktober 2011) : Sumber http://new.beritadaerah.com/artikel/sumatra/39765/104.Pengertian Komunikasi (Akses 09 Oktober 2011) : Sumber http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html.Wahid, Khairuddin. Pengamdian Sang Putra Pandai Besi. Jakarta : cetakan II, Salmon Grafika, 2010.