slyw1366661434.pdf

4
1 Politik dan Kerukunan Antar Umat Bergama (Materi 8 & 9) (Deskripsi Materi Perkualiahan Agama Katolik di Politeknik Kesehatan Negeri, Jurusan Analis Kesehatan) Oleh: Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd 1. Politik 1.1. Kontribusi Agama dalam Kehidupan Berpolitik Politik dalam arti yang sesungguhnya adalah cara atau strategi mencapai kekuasaaan untuk kesejahteraan bersama (bonum communae). Gereja dan negara menjalin hubungan dalam pelayanan pada manusia yang sama. Gereja mempunyai interese (tujuan dan kepentingan) bahwa dalam struktur negara setiap orang mendapat kelonggaran untuk menjalankan keterlibatan politiknya, agar relasi manusia dengan Allah sebenarnya terwujud. Negara mempunyai interese, supaya relasi dengan Allah yang diungkapkan dalam Gereja itu tidak mengasingkan orang dari tugasnya yang politik, tidak membuat orang menjadi pion dari kuasa politik mana pun melainkan mendorong orang untuk memikul tanggung jawabnya dalam hidup kenegaraan. Gereja Katolik secara kelembagaan tidak berpolitik, akan tetapi menyuarakan dan membangun poltik yang bermartabat. Para uskup dan para imam tidak berpolitik. Tanggung-jawab politik praktis ada pada kaum awam katolik. Indonesia merupakan satu masyarakat majemuk (pluralistis). Ada keanekaan suku, budaya dan agama, akan tetapi, ada kesatuan dan persatuan berdasarkan filsafat hidup dan ideologi bangsa. Keanekaan bukan berarti sengketa, Sebaliknya keanekaan merupakan kekayaan kepribadian bangsa. Demi kesatuan dan persatuan kita harus membina keterbukaan, komunikasi dan kerja sama. Dengan demikian, akan ada iklim persaudaraan dan kekeluargaan. Di dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan kita berusaha saling melayani dan bersama-sama bergotong royong dalam melayani kepentingan umum. Dengan turut membina dan meningkatkan persaudaraan kita

Transcript of slyw1366661434.pdf

  • 1

    Politik dan Kerukunan Antar Umat Bergama (Materi 8 & 9)

    (Deskripsi Materi Perkualiahan Agama Katolik di Politeknik Kesehatan Negeri, Jurusan Analis Kesehatan)

    Oleh: Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd

    1. Politik

    1.1. Kontribusi Agama dalam Kehidupan Berpolitik

    Politik dalam arti yang sesungguhnya adalah cara atau strategi mencapai

    kekuasaaan untuk kesejahteraan bersama (bonum communae). Gereja dan negara

    menjalin hubungan dalam pelayanan pada manusia yang sama. Gereja mempunyai

    interese (tujuan dan kepentingan) bahwa dalam struktur negara setiap orang

    mendapat kelonggaran untuk menjalankan keterlibatan politiknya, agar relasi

    manusia dengan Allah sebenarnya terwujud. Negara mempunyai interese, supaya

    relasi dengan Allah yang diungkapkan dalam Gereja itu tidak mengasingkan orang

    dari tugasnya yang politik, tidak membuat orang menjadi pion dari kuasa politik

    mana pun melainkan mendorong orang untuk memikul tanggung jawabnya dalam

    hidup kenegaraan.

    Gereja Katolik secara kelembagaan tidak berpolitik, akan tetapi menyuarakan dan

    membangun poltik yang bermartabat. Para uskup dan para imam tidak berpolitik.

    Tanggung-jawab politik praktis ada pada kaum awam katolik. Indonesia merupakan

    satu masyarakat majemuk (pluralistis). Ada keanekaan suku, budaya dan agama,

    akan tetapi, ada kesatuan dan persatuan berdasarkan filsafat hidup dan ideologi

    bangsa. Keanekaan bukan berarti sengketa, Sebaliknya keanekaan merupakan

    kekayaan kepribadian bangsa. Demi kesatuan dan persatuan kita harus membina

    keterbukaan, komunikasi dan kerja sama. Dengan demikian, akan ada iklim

    persaudaraan dan kekeluargaan. Di dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan

    kita berusaha saling melayani dan bersama-sama bergotong royong dalam melayani

    kepentingan umum. Dengan turut membina dan meningkatkan persaudaraan kita

  • 2

    menjadi tanda keselamatan (sakramen keselamatan) dan turut mewujudkan kerajaan

    Allah di dunia ini.

    1.2. Peranan Agama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

    Umat Katolik Indonesia adalah bagian integral bangsa Indonesia. Kita mengambil

    bagian dan turut aktif dalam kehidupan dan perkembangan bangsa. Keterlibatan kita

    menjadi bukti sebagai warga bangsa Indonesia. Berdasarkan hukum cinta kasih dan

    berdasarkan solidaritas nasional, umat Katolik memberikan pelayanan di bidang

    politik, politik-ekonomi dan politik-budaya. Pada semua bidang kehidupan tersebut,

    umat Katolik perlu bertindak dan terlibat secara penuh dalam mengemban tugas

    Kristus. Sebagai seorang yang telah dibaptis setiap umat Katolik dipanggil dan

    diutus untuk menjalankan kerasulan tata dunia, menjadi garam dan terang dalam

    segala bidang hidup masyarakat. Dengan demikian, Kerajaan Allah bisa mulai

    terwujud. Bersama seluruh masyarakat umat Katolik hendaknya berikhtiar agar

    bumi Indonesia berkembang menjadi bumi yang lebih manusiawi untuk dihuni.

    Banyak tokoh-tokoh Katolik yang berperan/berjasa dalam perjuangan dan

    pembangunan bangsa. Di antaranya adalah Mgr Soegiyopranoto, I.J. Kasimo dan

    Ignatius Adisucipto, serta Yos Sudarso. Bahkan Mgr Soegiyopranoto sudah

    dianugerahi pahlawan nasional. Semboyannya yang terkenal adalah bagi orang

    Katolik Indonesia: menjadi 100 % Katolik dan menjadi menjadi 100 % warga

    Negara Indonesia (100% pancasilais).

    Pertanyaan Pendalaman:

    1. Jelaskanlah pengertian yang benar tentang politik menurut pandangan Gereja

    Katolik!

    2. Terangkanlah bagaimana hubungan antara Gereja dan Negara!

    3. Terangkanlah bahwa Gereja tidak berpolitik praktis!

    4. Bagaimana peranan Gereja Katolik dalam politik dan pembangunan Bangsa

    Indonesia!

  • 3

    5. Sebutkanlah beberapa tokoh Katolik yang berperan dalam politik dan

    pembangunan bangsa Indonesia!

    6. Apa yang anda mengerti tentang semboyan dari Mgr. Soegiyopranoto, orang

    Katolik Indonesia: menjadi 100% Katolik dan menjadi 100% warga Negara

    Indonesia?

    7. Salah satu persoalan Negara Indonesia saat ini adalah masalah korupsi.

    Bagaimana tanggapan anda terhadap korupsi yang marak terjadi dan

    bagaimana pendapatmu cara mengatasinya?

    2. Kerukunan Antara Umat Beragama

    2.1. Agama merupakan Rahmat Tuhan bagi Manusia

    Konsili Vatikan II dalam Dokumen Nostra Aetate (dokumen tentang Kebebasan

    Beragama) diungkapkan: Gereja Katolik tidak menolak apa pun yang benar dan

    suci dalam agama-agama lain, Gereja memandang dengan penghargaan yang tulus

    cara hidup dan cara bertindak, peraturan dan ajaran agama-agama itu, yang biarpun

    dalam banyak hal berbeda dengan apa yang dipahami dan dianjurkan Gereja, toh

    tidak jarang memantulkan cahaya Kebenaran, yang menerangi semua manusia,

    (NA.2)

    2.2. Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama

    Ada pelbagai bentuk dialog yang dapat kita kembangkan dengan saudara-saudari

    umat Kristen Protestan, Islam, Hindu, Budha, Konghucu, Aliran kepercayaan dan

    agama asli. Dialog-dialog yang dapat dikembangkan, antara lain dialog kehidupan;

    dialog karya dan dialog iman. Dialog karya dapat terwujud dengan adanya karya-

    karya bersama dalam membangun kehidupan, misalnya penanggulangan bencana

    alam bersama, dsb. Dialog iman adalah dialog tentang ajaran-ajaran iman, terutama

    melihat persamaa-persamaan universal dalam setiap agama, sambil tetap

    menghargai perbedaaan-perbedaan.

  • 4

    Lebih dari itu semua kita mempunyai perjuangan yang sama dalam menghayati

    ajaran iman kita, dan dalam hal ini kita dapat saling belajar, saling meneguhkan dan

    saling memperkaya. Sebagai umat Katolik, kita dapat memberikan kesaksian iman

    kita tentang bagaimana kita menghayati nilai-nilai Injil, seperti cinta kasih,

    solidaritas, pengampunan, permaafan, kebenaran, kejujuran dan perdamaian.

    Pertanyaan Pendalaman:

    1. Bagaimana pandangan Gereja Katolik tentang agama-agama lain menurut

    dokumen Konsili Vatikan II, Nostra Aetate?

    2. Dalam menjalin kerja-sama antara umat beragama dapat ditempuh dengan

    dialog kehidupan. Jelaskanlah apa makna dari dialog kehidupan: dialog karya

    dan dialog iman?

    3. Sebagai umat Katolik bagaimana kita bersaksi akan iman kita di tengah-

    tengah saudara-saudara kita yang bukan Katolik?

    4. Sebutkanlah beberapa nilai injil yang perlu kita perjuangkan dalam hidup

    bersama!

    5. Menurut pendapat anda: Bagaimana cara-cara atau upaya-upaya membangun

    kerja-sama dan kerukunan antara umat beragama?