Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

17
DKB u/mereduksi Slow learner lambat belajar (konsentrasi belajar) Oleh: BQ. Hilmiatun : 1208044023 Zuyina luklu : 120804402 Nor Hasan Rasid : 120804402 Magister Psikologi Sains Universitas Ahmad Dahlan

Transcript of Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Page 1: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

DKB u/mereduksi Slow learner lambat belajar (konsentrasi belajar)

Oleh: BQ. Hilmiatun : 1208044023

Zuyina luklu : 120804402Nor Hasan Rasid : 120804402

Magister Psikologi SainsUniversitas Ahmad Dahlan

Page 2: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Pengertian Keterlambatan Belajar atau dalam bahasa

psikologisnya di sebut Slow Learner . Ada bermacam-macam jenis keterlambatan belajar  yaitu ; Gangguan Konsentrasi,  Diskalkulia ( Gannguan dalam berhitung), Disseleksia ( Gannguan  dalam membaca), Disgrafia ( gangguan dalam  menulis)

Slow learner atau lambat belajar adalah Siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

Menurut Child (1981) anak slow learner atau lambat belajar adalah anak yang memiliki performa pendidikan di bawah rata-rata dari kemampuan yang diharapkan dari anak-anak seusianya.

Page 3: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Next..

Slow learner atau anak lambat belajar adalah

Mereka yang memiliki prestasi prestasi belajar rendah (dibawah rata2 anak lain pada umumnya)

Salah satu atau seluruh akademik Bukan tergolong anak keterbelakangan

mental, Skor tes IQ menunjukan skor 70 samape

90 (Cooter & Cooter jr., 2004: wiley,2007)

Page 4: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

karakteristik

Kemampuan kognisi berfungsi di bawah level normal

Dala hunungan interpersonal cenderung tidak matang (belum dewasa)

Memilki kesulitan dala mengikuti petunjuk2 yang memilki banyak langkah

Hanya meilki sedikit strategi internal, seperti kemampuan belajar dan mngeneralisasikan informasi

Nlai2 dari hasil tes prestasinya buruk Daya tangkap terhadap pelajaran lambat Mempunyai daya ingat yang memadai tetapi masi

lambat mengingat Dalam menyelesaikan tugas2 akademik sering

terlambat dibanding teman2 seusianya.

Page 5: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

SISWA LAMBAN BELAJAR DAN BERPRESTASI RENDAH Istilah siswa lamban belajar dan berprestasi rendah

mengandung pengertian yang tidak jauh berbeda, dua-duanya saling berkaitan satu sama lain. Siswa lamban belajar dan berprestasi rendah adalah siswa yang kurang mampu menguasai pengetahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada factor tertentu yang mempengaruhinya.

Mereka itu sangat sulit dididik. Jika memungkinkan untuk dididik mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami pelajaran kendatipun pada akhirnya prestasi yang di capainya tidak semaksimal siswa yang lainnya. Siswa lamban belajar yang di sebabkan oleh factor IQ, pada umumnya memiliki prestasi rendah, lain halnya dengan siswa lamban belajar yang diakibatkan oleh lemahnya kemampuan menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar tertentu pada sebagian materi pelajaran yang harus dikuasi sebelumnya

Page 6: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Faktor penyebab

Faktor internal Faktor genetik, biokimia yg dapat merusak

otak misalnya Zat pewarna makanan, gizi yg tidak

cukup,dan pengaruh2 psikologis yang merugkan perkembangan anak.

Faktor eksternal Berupa strategi pembelajaran yang kurang

tepat Faktor lingkungan dimana konisi

lingkungan meliputi nutrisi,keshatan Iklim emosional kelurga dan tipe umpan

balik yang diperbolehkan melalui prilaku.

Page 7: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Data

Subjek: yuka Umur : 13 thKelas : 1 SMPJenis Kelamin : LAKI-LAKI

Page 8: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Deskripsi/ Identifikasi kasus analisis raport/nilai pelajaran, dokumentasi, wawancara,

innstrumen2 lain yang tersedia dan dibutuhkan; yuka, siswa kelas 1 SMP diketahui mengalami Slow

learner dalam belajar. yuka kurang bersungguh-sungguh dalam belajar dan hanya mau mengerjakan apa yang diminatinya saja. Ia lebih berminat pada pelajaran atau permaianan khusus dalam pelajaran olahrga, yaitu sepak bola.

Saat diberkan soal atau pertnyaan dalam pelajaran ia cenderung menghindar dan tidak mencoba memberikan jawaban. Ia juga mudah, sering berkomentar atau teriak2 saat melakukan sesuatu, seperti “sumpah serapah” atau mengeluarkan kalimat2 tabu (saru : jawa). Teriak-teriak, membanting barang.

Selain itu yuka terkadang kurang mau mengikuti arahan guru. Yuka cukup mampu berpikir logis dalam menghadapi masalahnya sehari-hari akan tetapi yuka mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi.

Page 9: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Apabaila ditinjau dari aspek kognitif yuka mempunyai kemampuan intelligensi dibawah rata2,

kemampuan dalam belajar yang rendah baik itu belajar sendiri maupun mendapatkan pelajaran dari gurunya.

Ia sangat mudah lupa terhadap informasi baru yang ia terima.

Pernah tinggal kelas, 1 kali saat di sekolah Sangat lambat memahami pelajaran terutama

mapel sejarah, dan pelajaran yg bersinggungan dengan hafalan.

Dalam hal kepribadian yuka cukup mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. yuka juga memiliki keinginan untuk dapat berhasil dibidang akademis.

Page 10: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Diagnosis

Keterlambatan Belajar atau dalam bahasa psikologisnya di sebut Slow Learner . Yang dialami yuka adalah ; Gangguan Konsentrasi.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-IV-TR (DSM-IV-TR) setidaknya ada 8 ciri anak dengan gangguan konsentrasi, yaitu ceroboh mengerjakan tugas, gagal mempertahankan konsentrasi pada tugas, gagal mengnikuti instruksi atau tugas tidak selesai, terlihat seolah tidak mendengar saat diajak bicara, kesulitan mengelola tugas dan kegiatan pribadi, mudah lupa, dan mudah terganggu

Enam saja dari ciri tersebut terdeteksi pada seseorang, maka ia sudah memenuhi kriteria mengalami gangguan konsentrasi. Pada beberapa anak, gangguan konsentrasi biasanya diikuti oleh hiperaktivitas dan impulsivitas.

Deteksi dini gangguan konsentrasi sesungguhnya dapat dilakukan sejak balita. Namun biasanya diagnosis baru diberikan saat anak berusia sekolah karena dampak gangguan ini nyata terlihat dalam kehidupan belajar anak.

Page 11: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Next.. Faktor Eksternal

Lingkungan. yuka diberi tugas kelompok kecil, unttuk mendiskusikan materi dlm mapel sejarah. Pada saat  yang bersamaan, ia malah memilih maen game. Berarti lingkungan memengaruhi  konsentrasinya.Pola pengasuhan yang permisif yang dilakukan orang tua yuka, yaitu pengasuhan yang bersifat menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan. Pada kasus ini anak yang kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai. Jika ia mengalami kesulitan, orangtua membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya, tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.

Faktor InternalpsikologisIa mengalami tekanan ketika mengerjakan sesuatu sehingga tidak konsentrasi dan tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. seperti, suasana di sekolah yang berbeda dari suasana di rumah. Dirumah ia selalu dituruti dan disekolah banyak anak yang setara dan cenderung berkomptisi. sehingga ketakutan dan kekhawatiran membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya, konsentrasinya di kelas dalam menerima pelajaran berkurang.

Page 12: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Dampak

Anak mengalami perasan minder terhadap temen2nya

Anak cenderung bersikap pemalu, dan alamban menerima informasi

Anak menjadi stress karena ketidakmampuannya mencapai apa yang ia harapkan

Karena ketidakmampuannnya mengikuti pelajaan dikelas dapat membuat anak tidak nnaik kelas

Mendapat label yang kurang baik

Page 13: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Treatment/ penanganan guru untuk anak slow learner Isi materi diulang 2 lebih banyak (3-5 kali)

dibanding dengan teman sebayanya dalam emmahami suatu materi daripada anak lain dgn keampuan rata-rata

Sediakan waktu khusus untuk membimbingnya secara individual atau privat

Saat pemberian materi pelajaran jangan terlalu panjang dan tugas2 atau p ekerjaan rumah lebih sedikit dibanding dengan teman2nya.

Page 14: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Berusaha untuk membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai konsep baru daripada menuntut menghafal dan mengingat materi fakta yg tidak berarti bagi mereka

Konsep2 atau pengertian disajikan secara sederhana

Jangan mendorong atau memaksa mereka untuk berkompetsi dgn anak2 yang memiki keampuan yang lebih tinggi.

Anak sebaiknya diberi tugas, terutama dalam pelajaran sosial dan ilmu alam, yang terstruktur dan konkret

Tekankan hal-hal setelah belajar, berikan insentif dan motivasi yang bervariasi

Berikan banyak kesempatan bagi anak untuk ber-eksperimen dan mempraktikkan konsep baru

Sederhanakan petunjuk dan yakin bahwa petunjuk itu dapat dimengerti.

Page 15: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Bimbingan anak dengan daya ingat rendah Ajarkan menggunakan highlighting atau

menggaris bawahi dengan penanda untuk membantu memancing ingatan.

Perbolehkan menggunakan alat bantu memori (memory aid) dimana alat bantu itu bisa berfungsi bagi mereka sbgai alat pengajaran untuk mengingat materi2.

Biarkan siswa yang mengalami masalah sulit mengingat untuk mengambil tahap yg lebih kecil dalam pengajaran.

Ajarkan siswa untuk berlatih mengulang dan mengingat.

Page 16: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Evaluasi

Untuk tahap evaluasi ;mengevaluasi hasil Treatment yaitu menganalis sejauh mana keberhasilan dari penanganan dan bimbingan yang telah dilakukan pada siswa. Observasi nilai dan kemajuan belajar siswa setelah penanganan dilakukan.

Page 17: Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)

Sekian

gomapsemidha..