Skripsi Utuh

81
PENGARUH LOKASI DAN TINGGI PENEMPATAN RAK TELUR DALAM MOBIL BOX SELAMA PENGANGKUTAN TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS SKRIPSI Oleh : ANDI SYAMSURIANI I 41108268 Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

description

skripsi full

Transcript of Skripsi Utuh

Page 1: Skripsi Utuh

PENGARUH LOKASI DAN TINGGI PENEMPATAN RAK TELUR DALAM MOBIL BOX SELAMA PENGANGKUTAN TERHADAP

KUALITAS TELUR AYAM RAS

SKRIPSI

Oleh :

ANDI SYAMSURIANII 41108268

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAKFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2012

Page 2: Skripsi Utuh

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Andi Syamsuriani

NIM : I411 08 268

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ;

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyatan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, November 2012

Ttd

ANDI SYAMSURIANI

Page 3: Skripsi Utuh

ABSTRAK

Andi Syamsuriani (I41108268). Pengaruh Lokasi dan Tinggi Rak Telur Dalam Mobil Box Selama Pengangkutan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan Hikmah M. Ali, S. Pt, M. Si selaku Pembimbing Anggota.

Telur merupakan produk yang mudah rusak, memiliki sifat mudah pecah dan kualitasnya cepat merubah dalam proses transportasi. Dalam proses transportasi telur ayam ras yang menggunakan mobil box dari Kabupaten Sidrap hingga kota Makassar menempuh jarak ± 215 km sekitar 6 jam. Penelitian bertujuan untuk melihat dan mengetahui pengaruh susunan dan letak rak, dalam pengangkutan telur ayam ras dari daerah produsen di Kab. Sidrap ke wilayah pemasaran di kota Makassar.Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2012 dari Kabupaten Sidrap ke kota Makassar. Penelitian ini menggunakan 5 kali proses pengangkutan dengan mengambil 125 butir telur ayam ras sebagai sampel pengamatan kualitas telur selama proses transportasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5 x 5 dan 2 x 5 (khusus nilai persentase keretakan) dengan 5 kali ulangan, yang terdiri dari 2 faktor. Faktor A : Letak wadah dalam mobil box Dti1, Dti2, Dt, Dta1, Dta2

dan faktor B Susunan pengambilan sampel yang diamati dari 35 rak keatas Rak ke-1, Rak ke- 9, Rak ke-18, Rak ke-27, Rak ke-35. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam berdasarkan, bila menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan Lokasi penempatan rak telur secara diagonal pada sebelah kanan belakang menghasilkan rata-rata penyusutan lebih rendah dibanding lokasi tengah maupun depan karena lokasi tersebut banyak mengalami guncangan. Namun lokasi dan tinggi penempatan rak tidak mempengaruhi rata-rata nilai indeks yolk dan indeks albumin. Keretakan yang terjadi pada penelitian ini adalah 0,79% per satu kali pengangkutan.

Kata kunci : Telur , Susunan Rak, Transportasi.

Page 4: Skripsi Utuh

ABSTRACT

Andi Syamsuriani (I41108268). Effect of Location and High Shelving Eggs In Box For Car Transportation on the Quality of Broiler Eggs Prof. Dr. Ir. H. MS. Abustam Effendi, M.Sc as Main Supervisor and Wisdom M. Ali, S. Pt, M. Si as Supervising Member.

Eggs are perishable products, has a fragile nature and rapid quality change in the transport process. In the process of transport eggs using the truck from the city of Makassar Sidrap to a distance of ± 215 km about 6 hours. The study aims to look at and determine the effect of the composition and location of the shelf, in the transport of eggs from local producers in the district. Sidrap to marketing areas in the city Makassar.The research conducted in July to August 2012 from Sidrap to Makassar. This study uses 5 times the transport process by taking 125 chicken eggs as the sample observations egg quality during the transportation process. Research using completely randomized design (CRD) factorial 5 x 5 and 2 x 5 (special value rift percentage) with 5 replications, consisting of 2 factors. Factor A: The location of the container in the truck Dti1, Dti 2, Dt, Dta1, Dta2 and factor B Dta structure observed sampling upwards of 35 rack shelf to-1, to-9 Rack, Shelving 18th, the rack in to-27, Rack to-35. Data were analyzed using analysis of diversity based, when showing a significant effect, followed by LSD test. The results show the placement location diagonally egg crates on the right rear yielded an average shrinkage is lower than the middle or front location because the location is a lot of experienced shocks. However, the location and height of shelf placement does not affect the average value of the index yolk and albumin index. Cracks that occur in the study was 0.79% at a time of transportation.

Keywords: Egg, Standard Rack, Transportation.

Page 5: Skripsi Utuh

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh

Lokasi dan Tinggi Rak Telur dalam Mobil Box Selama Pengangkutan terhadap

Kualitas Telur Ayam Ras” dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai Salah Satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, Makassar. Tidak lupa penulis panjatkan shalawat kepada Rasulullah

Muhammad SAW, Nabi kekasih Allah yang senantiasa menjadi panutan di hati

seluruh umat.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis ucapkan

dengan penuh rasa hormat kepada :

1. Kedua Orang Tua yang penulis sangat sayangi dan menjadi sumber kekuatan

penulis setiap saat, beliau adalah Bapak Alm. H. Asry Nadjib, BA dan Ibu

Hj. Andi Syamsiah Gau yang terus mendidik, menyemangati, mendoakan

dan mendukung penulis baik materi maupun moril.

2. Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan

Hikmah M. Ali, S. Pt, M. Si selaku pembimbing anggota yang telah

meluangkan banyak waktu dan memberi arahan kepada penulis sampai

penyelesaian penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan,

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco. M,Sc selaku Ketua Jurusan Produksi

Ternak, Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt selaku sekertaris Jurusan Produksi

Page 6: Skripsi Utuh

Ternak dan Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M,Sc selaku Ketua

Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Dr. Muhammad Irfan Said, M,Sc

selaku Sekertaris Program Studi Teknologi Hasil Ternak.

4. Dr. Ir. R.r.Sri Rachma Aprilita Bugiwati, MSc selaku Penasehat Akademik

yang memberi banyak nasehat selama penulis kuliah di Fakultas Peternakan.

5. Semua Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang sangat

berjasa telah membagi ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

6. Kedua kakak kandung penulis Hj. Andi Rahma Asry, SE dan Hj. Andi

Nurhidayah Asry, Amd beserta suami dan anak-anaknya yang selalu

menyayangi, membantu dan menyemangati penulis sampai hari ini.

7. Teman-teman Se-Angkatan dan seperjuangan “BAKTERI 08” terkhusus

kepada “THT 08” Muhammad Adriansyah, Muhammad Azhar, Metha

Meriska, Irmawati, Sitti Nursayang dan yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu yang banyak membantu dan telah menjadi penyemangat penulis

selama berkuliah.

8. Terkhusus kepada Mauliaksa yang dengan setia menemani selama proses

penelitian dan pengerjaan penulisan ini, serta sabar membantu, memberi

semangat dan do’a kepada penulis, terimakasih sebesar-besarnya.

9. Kepada keluarga bapak H. Muin yang mana beliau sudah memberi

kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di peternakan milik

beliau yang mana di sana saya banyak dibantu oleh Maming, ibu Hafsa,

Imma, Dandi, Ilyas dan Uni, mereka adalah keluarga baru penulis.

Page 7: Skripsi Utuh

10. Ayu Wulandari, Ria Asti Kartini, Widya Astuti, Vina Pratiwi, Ayu

Purwanda, Eka Yustika yang mana telah memberi semangat dan dukungan

besar bagi penulis selama hidup bersama dalam satu atap.

11. Semua pihak yang telah membantu selama ini, yang terlalu banyak jika

disebutkan satu per satu, penulis ucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi

semuanya telah penulis lakukan dengan sebaik-baiknya demi kesempurnaan

skripsi ini. Penulis membuka diri terhadap kritik dan saran demi kesempurnaan

makalah ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama

bagi penulis sendiri. Amin ya Allah.

Makassar, Januari 2013

Penulis

ANDI SYAMSURIANI

Page 8: Skripsi Utuh

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii

LEMBAR KEASLIAN..................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv

ABSTRAK........................................................................................................ v

ABSTRACT..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii

PENDAHULUAN............................................................................................ 1

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3

Tinjauan Umum Telur Ayam ........................................................... 3

Kualitas Telur Ayam Ras.................................................................. 5

Bobot Normal Telur Ayam Ras ........................................................ 8

Kerusakan Yang Terjadi Pada Telur Saat Transportasi..................... 11

Keadaan Sarana Transportasi ........................................................... 12

METODE PENELITIAN................................................................................. 14

Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 14

Materi Penelitian ............................................................................... 14

Rancangan Penelitian......................................................................... 14

Prosedur Penelitian ........................................................................... 15

Parameter yang Diukur ..................................................................... 16

Analisis Sampel dan Pengambilan Data ........................................... 16

Analisa Data ...................................................................................... 17

Page 9: Skripsi Utuh

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 18

Pengaruh Lokasi Penyusunan Rak Telur Terhadap Nilai

Persentase Penyusutan Berat Telur.................................................... 18

Pengaruh Tinggi Penyusunan Rak Telur Terhadap Nilai

Persentase Penyusutan Berat Telur.................................................... 19

Pengaruh Lokasi Penyusunan Rak Telur Terhadap Nilai

Indeks Yolk........................................................................................ 20

Pengaruh Tinngi Penyusunan Rak Telur Terhadap Nilai

Indeks Yokl........................................................................................ 20

Pengaruh Lokasi Penyusunan Rak Telur Terhadap Nilai

Indeks Albumin................................................................................. 21

Pengaruh Tinggi Penyusunan Rak Telur Terhadap Nilai

Indeks Albumin................................................................................. 21

Persentase Keretakan Selama Proses Pengangkutan......................... 22

Lokasi Penempatan Rak Telur .......................................................... 23

KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 25

Kesimpulan ....................................................................................... 25

Saran ................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 26

LAMPIRAN .................................................................................................... 28

RIWAYAT HIDUP

Page 10: Skripsi Utuh

DAFTAR TABEL

No.Halaman

Teks

1.Kandungan Gizi Telur Ayam ........................................................................ 4

2.Grading Telur Berdasarkan Ukuran Berat .................................................... 9

3.Standar Mutu Fisik Telur Ayam Konsumsi .................................................. 10

4.Nilai Rata-rata Persentase Penyusutan Berat Telur....................................... 18

5. Nilai Rata-rata Indeks Yolk ................................................................. 20

6. Nilai Rata-rata Indeks Albumin ........................................................... 21

7. Nilai Rata-rata Persentase Keretakan Telur ......................................... 22

Page 11: Skripsi Utuh

DAFTAR LAMPIRAN

No.Halaman

Teks

1. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Lokasi Penempatan Rak Telur dalam Mobil Box Terhadap Persentase Berat Telur yang di Angkut dari Sidrap ke Makassar .......................................................... 28

2. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Lokasi Penempatan Rak Telur dalam Mobil Box Terhadap Nilai Indeks Yolk yang di Angkut dari Sidrap ke Makassar ....................................................................... 31

3. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Lokasi Penempatan Rak Telur dalam Mobil Box Terhadap Nilai Indeks Albumin yang di Angkut dari Sidrap ke Makassar .......................................................... 33

4. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Lokasi Penempatan Rak Telur dalam Mobil Box Terhadap Persentase Keretakan Telur yang di Angkut dari Sidrap ke Makassar ..................................................... 36

5. Dokumentasi Penelitian........................................................................ 38

Page 12: Skripsi Utuh

PENDAHULUAN

Telur merupakan salah satu bahan makanan yang berasal dari ternak

unggas, yang memiliki gizi yang tinggi karena mengandung zat-zat yang

dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta

memiliki daya cerna yang tinggi setelah fase reproduksi.

Telur merupakan produk yang mudah rusak, kerena memiliki sifat mudah

pecah dan kualitasnya cepat merubah baik dalam proses transportasi maupun

selama penyimpanan. Dalam proses pengangkutan telur ayam ras ini,

menggunakan wadah telur (egg tray) yang berbahan plastik dan berbahan kertas

daur ulang dimana pemakaian egg tray ini dirasa perlu, terutama untuk

kepentingan pengiriman sehingga meminimkan kerusakan yang terjadi pada telur

ayam ras pada saat proses transportasi.

Dalam proses transportasi telur ayam ras yang menggunakan mobil box

dari Kabupaten Sidrap hingga kota Makassar menempuh jarak ± 215 km atau

sekitar 6 jam, dimana dalam proses pengangkutannya banyak mengalami berbagai

kendala yang memungkinkan kualitas dan kuantitas dari telur ayam ras menurun.

Misalnya terjadi penyusutan dan pecah akibat banyaknya telur yang bertumpuk-

tumpuk, jalanan yang rusak, kondisi wadah/rak yang sudah tidak layak pakai,

serta kondisi cuaca yang sering berubah-ubah. Kerusakan juga bisa disebabkan

oleh faktor mekanis seperti guncangan, benturan dan hentakan pada saat mobil

mengerem, sehingga mengakibatkan kerusakan interior pada telur saat

transportasi.

Page 13: Skripsi Utuh

Pada proses penurunan telur dari mobil pengangkut saat pembongkaran,

biasanya pekerja tersebut tidak berhati-hati dalam memisahkan dan mengangkat

wadah telur sehingga mengakibatkan telur tersebut mudah pecah dan rusak akibat

kelalaian dari pekerja tersebut. Pada proses inilah banyak mengakibatkan telur

rusak ataupun pecah. Biasanya produsen telur tidak membuang telur yag rusak

atau pecah melainkan banyak masyarakat yang ingin membelinya karena

harganya yang relatif murah. Dalam satu mobil pengangkut yang berisi 1.700

wadah telur yaitu ± 51.000 butir telur biasanya yang pecah atau rusak ± 30% per

satu kali dalam pengangkutan.

Telur yang mengalami kerusakan pascapanen, antara lain dapat

berpengaruh bagi para peternak dan agen produk peternakan ini. Dalam

pengangkutan telur menggunakan mobil box dan truk yang mengangkut sekitar

1.700 – 3.000 rak per satu kali pengangkutan yang ditumpuk hingga beberapa

tinggi wadah ke atas memungkinkan terjadinya kerusakan secara interior berupa

mengalami penyusutan bobot telur, retak bahkan pecah yang disebabkan oleh

faktor guncangan, benturan dan hentakkan pada saat proses transportasi antar

daerah.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui pengaruh susunan

dan letak rak, dalam pengangkutan telur ayam ras dari daerah produsen di

kabupaten Sidrap ke wilayah pemasaran di kota Makassar. Kegunaan dari

penelitian ini yaitu sebagai bahan informasi bagi peneliti dan acuan agar para

peternak dan pedagang mengetahui dan mengantisipasi agar dalam proses

pengangkutan telur ayam ras antar daerah tidak mengalami banyak kerusakan

sebelum tiba di tangan konsumen.

Page 14: Skripsi Utuh

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Telur Ayam

Telur merupakan salah satu produk pertanian yang berasal dari unggas.

Sesuai dengan sifat dasarnya, telur mempunyai sifat mudah rusak (perishable)

seperti halnya produk-produk pertanian yang lain. Ada beberapa kerusakan telur

yang menyebabkan kualitas telur menurun antara lain : pecahnya cangkang telur,

kehilangan gas CO2, tumbuhnya mikroorganisme dan pengenceran isi telur

(Shofiyanto, dkk, 2008).

Menurut Djanah (1990) setiap telur mempunyai struktur yang sama, terdiri

dari tiga komponen utama, yaitu :

1. Kulit telur (egg shell) sekitar 11% dari total berat telur

2. Putih telur (albumen) sekitar 57% dari total berat telur

3. Kuning telur (yolk) sekitar 32% dari total berat telur

Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang

populer dan sangat diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan

masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhan

protein hewani. Hal ini dikarenakan ayam ras relatif murah dan mudah diperoleh

serta dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan (Lestari, 2009).

Disamping merupakan bahan makanan yang sempurna, telur juga

merupakan produk yang mudah rusak, kerena memiliki sifat mudah pecah dan

kualitasnya cepat merubah baik dalam proses transportasi maupun selama

penyimpanan (Umar, dkk, 2000).

Page 15: Skripsi Utuh

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar

bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi

yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah

dicerna. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kandungan gizi sebutir telur ayam

dengan berat 50 g terdiri dari 6,3 g protein, 0,6 g karbohidrat, 5 g lemak, vitamin

dan mineral (Sudaryani, 2003).

Kandungan gizi telur ayam selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi Telur Ayam

Komponen Putih Telur (%) Kuning Telur (%)

Protein 10,9 16,5

Lemak sedikit 32,0

Hidrat arang 1,0 1,0

Air 87,0 49,0

Sumber: Sudaryani, 2003

Sebagai bahan makanan, telur memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan

oleh tubuh, dimana memiliki rasa yang enak, mudah dicerna, dan dapat

dikonsumsi semua golongan umur, mulai dari bayi hingga para lansia. Kelebihan

lain dari telur adalah bisa diolah menjadi berbagai jenis lauk pauk yang lezat

dimana menurut Anonim (2011) ada beberapa fakta menarik tentang telur yang

mungkin belum diketahui yaitu:

1. Telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization) 100 persen.

dibandingkan dengan daging ayam (80 persen) dan susu (75 persen).

Page 16: Skripsi Utuh

2. Kulit telur terbuat dari kalsium karbonat yang juga merupakan bahan dasar

utama beberapa jenis antacids,yaitu sekitar 9-12 persen berat telur terdiri dari

kulitnya. Kulit telur juga memiliki pori-pori sehingga oksigen dan karbon

dioksida bisa masuk serta hawa lembab keluar.

3. Putih telur terbuat dari protein yang disebut albumen dan juga mengandung

niasin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), klorin, magnesium, potasium,

sodium dan sulfur. Putih telur ini mengandung 57 persen dari protein telur.

4. Terkadang ada sedikit darah dalam telur. Darah ini berasal dari pembuluh

darah di kuning telur yang pecah. Namun, telur ini tetap aman dikonsumsi.

Kualitas Telur Ayam Ras

Kualitas telur dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu kualitas telur

bagian luar dan kulitas bagian dalam. Kualitas telur bagian luar meliputi bentuk,

warna, tekstur, keutuhan dan kebersihan kerabang, sedangkan kualitas telur

bagian dalam meliputi kekentalan putih telur, warna kuning telur, posisi kuning

telur serta ada tidaknya bintik darah pada kuning dan putih telur (Sarwono, 1994).

Kualitas merupakan ciri-ciri dari suatu produk yang menentukan derajat

kesempurnaan yang akan mempengaruhi penerimaan konsumen. Mutu telur utuh

dapat dinilai dengan cara candling yaitu meletakkan telur dalam jalur sorotan

sinar yang kuat sehingga memungkinkan penemuan keretakan pada kulit telur,

ukuran serta gerakan kuning telur, ukuran kantung udara, bintik-bintik darah,

bintik-bintik daging, kerusakan oleh mikroorganisme dan pertumbuhan benih

(Romanoff dan Romanoff, 1963).

Page 17: Skripsi Utuh

Menurut Winarno (1993), Klasifikasi telur dibagi atas empat kualitas, yaitu :

- Kualitas AA

Kulit telur untuk kualitas ini harus bersih, tidak retak atau berkerut, bentuk

kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm.

Rongga udara berada di bagian tumpul dan tidak bergerak-gerak. Putih telur

harus bersih dan encer. Kuning telurnya dan tanpa kotoran.

- Kualitas A

Kulit telur juga harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal.

Rongga udara 0,48 cm dan terdapat bagian tumpul dari telur. Putih telur bersih

dan agak encer. Kuning telur normal dan bersih.

- Kualitas B

Kulit telur bersih, tidak pecah/retak dan agak tidak normal, misalnya sedikit

lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan lebih encer.

Kuning telur normal tetapi ada bercak yang normal.

- Kualitas C

Kulit telur bersih dan sedikit kotor, kulit tidak normal. Rongga udara sebesar

0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal.

Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak, bentuk telur tidak normal atau

pipih.

Indeks telur dapat dikategorikan menjadi bentuk lonjong, oval, dan bulat.

Hal ini didukung oleh Djanah (1990), bahwa bentuk telur yang baik adalah berupa

elips yang asimetris atau yang disebut berbentuk oval cossini dengan ujung yang

satu harus lebih tumpul dari ujung yang lain. Romanoff dan Romanaff (1963)

menyatakan bahwa telur yang panjang dan sempit relative akan mempunyai

Page 18: Skripsi Utuh

indeks yang lebih rendah, sedangkan telur yang pendek dan luas walaupun

ukurannya kecil atau besar akan mempunyai indeks yang lebih besar.

Indeks putih telur merupakan perbandingan antara tinggi putih telur

dengan rata-rata garis tengah panjang dan pendek putih telur. Dalam telur yang

baru ditelurkan nilai ini berkisar antara 0,050 dan 0,174, meskipun biasanya

berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks putih telur jugan menurun karena

penyimpanan dan pemecahan ovomucin yang di percepat pada pH yang tinggi

(Winarno dan Koswana, 2002).

Kuning telur merupakan bagian telur terpenting, karena didalamnya

terdapat bahan makanan untuk perkembangan embrio. Telur yang segar kuning

telurnya terletak ditengah-tengah, bentuknya bulat dan warnanya kuning sampai

jingga. Beberapa pendapat mengatakan bahwa makanan berpengamh langsung

terhadap warma kuning telur (mengandung pigmen kuning). Antara kuning dan

putih telur terdapat lapisan tipis yang elastis disebut membaran vitelin dan

terdapat chalaza yang berfungsi menahan posisi kuning telur. Kuning telur

memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap dibandingkan puith telur, yang terdiri

dari air, protein, lemak karbohidrat, vitamin dan mineral (Sarwono, dkk . 1985).

Indeks kuning telur adalah perbandingan antara tinggi kuning telur dengan

garis tengahnya, dimana indeks kuning telur segar beragam antara 0,33 dan 0,55

dengan nilai rata-rata 0,42, dengan bertambahnya umur telur, indeks kuning telur

akan menurun akibat bertambahnya ukuran garis tengah kuning telur sebagai

akibat perpindahan air (Buckle, dkk 1987).

Kesegaran isi telur merupakan kondisi di mana bagian kuning telur dan

putih telur yang kental berada dalam keadaan membukit apabila telur dipecahkan

Page 19: Skripsi Utuh

dan isinya diletakkan diatas permukaan datar dan halus, misalya kaca. Penetapan

kesegaran isi telur dapat dilakukan dengan metode subjektif (candling) dan cara

objektif (memecah telur) untuk menentukan telur baru atau lama (Winarno dan

Koswana, 2002).

Haugh unit ditentukan berdasarkan keadaan putih telur, yaitu merupakan

korelasi antara bobot telur (gram) dengan tinggi putih telur (mm). Beberapa

pendapat menyatakan semakin lama telur disirnpan, semakin besar penurunan

HU, indkes putih telur dan berkurangnya bobot telur karena terjadi penguapan air

dalam telur hingga kantong udara bertambah besar (Haryono, 2000).

Penentuan mutu telur yang terbaik adalah dengan cara menentukan indeks

Haugh. Penentuan kualitas telur cara ini ditemukan oleh Raymond Haugh tahun

1937. Untuk telur segar atau baru ditelurkan nilainya 100, sedangkan untuk telur

dengan mutu terbaik nilainya 75. Telur-telur yang busuk nilainya di bawah 30

(Purnomo dan Adiono, 1985).

Bobot Normal Telur Ayam Ras

Berat dan bentuk telur ayam ras relatif lebih besar dibandingkan dengan

telur ayam buras. Telur ayam ras yang normal mempunyai berat 57,6 g per butir

dengan volume sebesar 63 cc (Rasyaf, 2004). Bentuk telur dipengaruhi oleh

bentuk oviduct pada masing-masing induk ayam, sehingga bentuk telur yang

dihasilkan akan berbeda pula. Bentuk telur biasanya dinyatakan dengan suatu

ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu perbandingan (dalam persen) antara

ukuran lebar dan panjang telur. Ukuran indeks telur yang baik adalah sekitar 70-

75 (Djanah, 1990).

Page 20: Skripsi Utuh

Dalam BSN (2008) SNI 01-3926-1995 Telur ayam segar untuk konsumsi

terdapat standar bobot telur sebagai berikut :

a. Kecil (<50 g)

b. Sedang (50 g sampai dengan 60 g)

c. Besar (>60 g)

Klasifikasi Standart Berat Telur di Jepang adalah sebagai berikut : Ukuran

Jumbo (> 76 g), Extra large (70-77 g), Large (64-70 g), Medium (58.64 g),

Medium Small (52-58 g) dan Small (< 52 g). Telur yang berukuran kecil memiliki

kualitas isi yang tinggi dibanding telur yang besar. Standar ukuran dalam

pemasaran telur adalah 56,7 gram per butir (Sumarni dan Nan Djuarnani, 1995).

Di berbagai pasar, pembeli diberi keluasaan memilih sendiri, mau telur

yang besar atau yang kecil. Berdasarkan beratnya, grading telur umumnya

menghasilkan klasifikasi telur dengan sebutan telur jumbo, telur ekstra besar, telur

besar, telur ukuran sedang, telur kecil, dan telur kecil sekali yang dapat di lihat

dibawah tabel :

Grading Berat telur (gram/butir)

Jumbo 70,5

Ekstra Besar 63,5 - 70,5

Besar 52,3 -63,6

Sedang 42,9 – 52,2

Kecil 34,4 – 42,8

Kecil Sekali 34,3Tabel 2. Grading Telur Berdasarkan Ukuran Berat

Page 21: Skripsi Utuh

Berdasarkan SNI 01-3926-1995 mengenai Telur Ayam Segar untuk

Konsumsi Persyaratan Mutu fisik telur dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

No. Faktor MutuTingkatan Mutu

Mutu I Mutu II Mutu III1. Kondisi Kerabang

a. Bentuk b. Kehalusan c. Ketebaland. Keutuhane. Kebersihan

NormalHalusTebal UtuhBersih

NormalHalusSedangUtuhSedikit noda kotor

AbnormalSedikit KasarTipisUtuhBanyak noda dan sedikit kotor

2. Kondisi Kantung Udara (di lihat dengan peneropong)a. Kedalaman

kantong udarab. Kebebasan

bergerak

<0,5 cm

Tetap ditempatnya

0,5 cm-0,9 cm

Bebas bergerak

>0,9 cm

Bebas bergerak dan dapat terbentuk gelembung udara

3. Kondisi putih telura. Kebersihan

b. Kekentalan

c. Indeks

Bebas bercak darah, atau benda asing lainnyaKental

0,134-0,175

Bebas bercakdarah, ataubenda asinglainnyaSedikit encer

0,092-0,133

Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya

Encir, kuning telur belum tercampur dengan putih telur0,050-0,091

4. Kondisi Kuning Telura. Bentukb. Posisi

c. Penampakan batas

d. Kebersihan e. Indeks

BulatDi tengah Tidak jelas

Bersih

0,458-0,521

Agak pipihSedikit bergeser dari tengahAgak jelas

Bersih

0,394-0,457

PipihAgak kepinggir

Jelas

Ada sedikit bercak darah0,330-0,393

5. Bau Khas Khas Khas Sumber: SNI 01-3926-2008 (BSN, 2008).

Page 22: Skripsi Utuh

Kerusakan Yang Terjadi Pada Telur Saat Transportasi

Kerusakan yang biasa terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dari

dalam dan faktor dari luar. Pengaruh faktor dari luar (eksternal) antar lain

penanganan pasca panen yang kurang baik, sehingga mengakibatkan terjadinya

penurunan mutu hasil peternakan. Selain itu, penanganan saat transportasi dan

distribusi juga sangat berpengaruh pada terjadinya kerusakan bahan. Faktor dari

dalam (internal) terkait dengan sifat produk itu sendiri. Beberapa kerusakan telur

yang paling sering terjadi dimasyarakat adalah retaknya cangkang telur.

Keretakan cangkang telur merupakan salah satu jenis kerusakan yang dapat

menyebabkan kerusakan-kerusakan lainnya terjadi. Rusak cangkang telur

menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme akan lebih mudah sehingga telur

akan menjadi busuk (Shofiyanto, dkk, 2008).

Kulit telur yang retak disebabkan oleh terjadinya benturan atau adanya

tekanan pada telur. Pada kondisi lingkungan yang kurang baik, keretakan telur

dapat menyebabkan perubahan bau, serangan oleh mikroorganisme, kehilangan

air dan kehilangan CO2. Penyebab kerusakan telur antara lain karena kulit telur

tipis, kondisi pengepakan dan distribusi yang kurang baik (Syarief, 1990).

Penurunan kualitas telur dapat terjadi baik pada bagian dalam maupun luar

telur. Umumnya penilaian luar lebih mudah dilihat. Perubahan kualitas dari luar

antara lain terjadinya penurunan berat telur, timbul bercak pada kerabang ataupun

kerabang menjadi retak, sedangkan perubahan yang terjadi antara lain letak

kuning telur bergeser, putih telur lebih encer dan terdapat noda pada isi telur. Oleh

karena itu diperlukannya wadah dalam proses penyimpanan dan transportasi

(Haryanto, 2007).

Page 23: Skripsi Utuh

Selama transportasi telur akan mengalami penurunan kualitas bila tidak

ditangani dengan baik. Untuk mencegahnya kita perlu mengetahui faktor-faktor

yang menyebabkan penurunan kualitas tersebut, baik sebelum ataupun selama

transportasi. Transportasi mempunyai peranan penting dalam rangka memperluas

pemasaran serta pendistribusian telur ke tangan konsumen. Tetapi biasanya

selama transportasi telur akan mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas

ini bisa disebabkan oleh benturan, temperatur ruang angkut yang tidak sesuai/

terlalu tinggi, bahan pengepak yang tidak memenuhi syarat, alat angkut yang tidak

memadai dan sebagainya.

Keadaan Sarana Transportasi

Sarana transportasi merupakan hal yang penting dalam rangka

memperlancar jalannya pemasaran. Perputaran sarana produksi, produsen, produk

dan konsumen perlu ditunjang oleh sarana transportasi yang memadai. Hal ini

berkaitan dengan sifat karakteristik dari komoditi hasil ternak yang cepat rusak

dan pecah. Dalam pengangkutan telur dari tangan produsen ke konsumen perlu

memperhatikan berbagai faktor, baik menyangkut jenis kendaraan yang

digunakan, keadaan ruang dalam kendaraan, kecepatan kendaraan serta jarak yang

ditempuh. Tanpa memperhatikan hal ini maka kemungkinan besar telur akan

mengalami penurunan kualitas baik secara interior seperti penurunan berat telur,

pertambahan volume ruang udara, maupun secara eksterior seperti keretakan atau

pecahnya kulit telur (Anonim, 2003).

Di dalam memilih kendaraan untuk pengangkutan telur, sebaiknya dipilih

jenis kendaraan yang mempunyai tingkat kepegasan yang halus. Ini dilakukan

sebagai tindakan pencegahan akibat goncangan-goncangan yang ditimbulkan

Page 24: Skripsi Utuh

kendaraan yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas telur. Selain itu

sesuaikan pula kapasitas kendaraan dengan banyaknya telur yang akan diangkut.

Keadaan ruangan dalam kendaraan yang akan digunakan untuk pengangkutan

diusahakan tidak terjadi akumulasi panas yang menyebabkan temperatur ruangan

meningkat. Sebab hal ini akan mempengaruhi kesegaran serta kualitas telur,

terutama secara inferior. Untuk itu dapat dilakukan dengan pemberian ventilasi

yang cukup sehingga terjadi sirkulasi udara yang dapat menekan terakumulasinya

panas dalam ruangan tersebut. Kondisi penyimpanan telur yang baik dianjurkan

pada temperatur 7-15,5oC dengan ventilasi yang baik dan kelembaban udara

antara 75-80%.

Pendinginan serta homogenitas kelembaban yang tinggi akan mengurangi

keretakan telur, sedangkan temperatur yang terlalu tinggi dan kelembaban yang

terlalu rendah akan mempercepat kerusakan telur. Temperatur di atas 15,5oC akan

mengakibatkan kerusakan pada telur baik telur itu feril maupun infertil. Kondisi

jalan yang baik juga akan memperkecil resiko penurunan kualitas telur selama

transportasi. Kondisi jalan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan pada telur,

misalnya pecah atau retak karena mendapat tekanan mekanis, benturan atau

terjatuh. Terutama untuk jarak pengangkutan yang cukup jauh sebaiknya memilih

jalan yang berkondisi baik, untuk memperkecil resiko yang terjadi selama

transportasi. Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama

transportasi telur dari tangan produsen sehingga telur ke konsumen, dapat

dipertahankan kualitasnya dan tidak berkurang nilai gizinya (Anonim, 2003).

Page 25: Skripsi Utuh

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian mengenai studi pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam

mobil box selama pengangkutan terhadap kualitas telur dilaksanakan pada bulan

Juli sampai dengan Agustus 2012 dari Kecamatan Panca Lautang, kabupaten

Sidrap ke kota Makassar.

Materi Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan 5 kali proses pengangkutan dengan

mengambil sekitar 125 butir telur ayam ras sebagai sampel pengamatan kualitas

interior dan kuantitas telur selama proses transportasi.

Alat yang di gunakan pada peneltian ini adalah adalah timbangan, cawan

petri, jangka sorong, spidol, rak telur, thermometer, tissue dan alat tulis-menulis.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

pola faktorial 5 x 5 dan 2 x 5 (khusus nilai persentase keretakan) dengan 5 kali

ulangan, yang terdiri dari 2 faktor yaitu :

Faktor A : Letak wadah dalam mobil box

Dti1 : Diagonal kiri pertama

Dti2 : Diagonal kiri kedua

Dt : Diagonal tengah

Dta1 : Diagonal kanan pertama

Dta2 : Diagonal kanan kedua

Dti1 Dta1

Dt

Dti2 Dta2

Page 26: Skripsi Utuh

Faktor B : Susunan pengambilan sampel yang diamati dari 35 rak keatas sebagai berikut :

Rak 1 = Rak dasar

Rak 9 = Rak ke-9

Rak 18 = Rak ke-18

Rak 27 = Rak ke-27

Rak 35 = Rak paling atas

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dimulai pada pukul 16.00 wita yaitu pemungutan telur

terakhir dengan mengambil sendiri sampel berupa 125 butir telur kemudian

meletakkan ke rak-rak telur yang telah di tandai sebelumnya dengan pemberian

warna yang berbeda dan menimbang berat telur per 30 butir, setelah itu telur-telur

dalam rak karton yang telah ditandai disusun kedalam mobil box berdasarkan titik

pengambilan sampel kemudian diangkut sekitar pukul 20.00 wita,

ditransportasikan dari Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap hingga kota

Makassar yang menggunakan mobil box mengangkut sekitar 1.500 – 1.700 rak

telur ayam ras yang menempuh jarak sekitar 215 km atau sekitar 6 jam

perjalanan. Setibanya di kota Makassar dilakukan pembongkaran pertama sekitar

300 rak di Pasar Hartako. Sampel lengkap diambil pada pukul 16.00 wita dan

langsung dilakukan pengecekan kondisi telur yang retak atau pecah kemudian

menimbangan ulang berat telur setelah proses transportasi. Terakhir dilakukan

pengujian kualitas telur dengan cara mengukur indeks Yolk dan Indeks Albumen

setelah pengangkutan.

Rak ke 9

Rak ke 18

Rak ke 27

Rak ke 35

Rak ke 1

Page 27: Skripsi Utuh

Parameter yang Diukur

1. Persentase penurunan berat telur sebelum dan setelah pengangkutan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Penyusutan=Berat Awal−Berat AkhirBerat Awal

x 100 %

2. Nilai yolk indeks dapat diukur dengam menggunakan rumus sebagai

berikut :

YI=ab

Keterangan : YI = Yolk Indeks a = Tinggi Yolk (mm) b = Lebar Yolk (mm)

3. Nilai albumen indeks (tinggi dan lebar albumen). Hitungan indeks

albumen dengan menggunakan rumus berikut :

AI=ab

Keterangan : AI = Albumen Indeks

a = Tinggi Albumen (mm) b = Diameter rata-rata (b1+b2)/2 dari albumin dalam

(mm)

4. Persentase keretakan yang terdapat dalam mobil box tiap pengangkutan

dengan cara melihat telur yang retak bahkan pecah secara kasat mata.

Keretakan= Nilai keretakantelur per rakJumlah Tinggi penyusunanrak telur

x100 %

Analisis Sampel dan Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam mobil box yang mengangkut sekitar 1.500

– 1.700 rak telur ayam ras yang berbahan karton, yaitu pengamatan secara umum

mengenai proses pengangkutan telur dari kabupaten Sidrap hingga kota Makassar

Page 28: Skripsi Utuh

yang menempuh jarak ± 215 km atau sekitar 6 jam dimana dilihat apa saja yang

tejadi pada saat transportasi, bagaimana penyusunan rak telur dalam mobil box

dengan panjang kebelakang 10 rak, lebar dari kiri ke kanan 5 rak dan tinggi

penyusunan sebanyak 35 rak ke atas.

Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam berdasarkan

Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 5x5. Adapun model matematikanya

yaitu:

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + €ijk

i = 1,2,3,4,5

j = 1,2,3,4,5

k =1,2,3,4,5

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada kualitas telur ke-k yang memperoleh kombinasi

perlakuan penggunaan ij.

μ = Nilai rata-rata pengamatan

αi = Pengaruh letak wadah peyimpanan telur dalam mobil box ke i dari faktor A

βj = Pengaruh tinggi penyusunan rak selama proses transportasi ke j dari faktor B

(αβ)ij= Pengaruh interaksi taraf ke i dan taraf ke j

€ijk = Pengaruh galat percobaan

Page 29: Skripsi Utuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh lokasi penyusunan rak telur terhadap nilai persentase penyusutan berat telur

Hasil penelitian pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box

selama pengangkutan terhadap rata-rata nilai persentase penyusutan berat telur

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata nilai persentase (%) penyusutan berat telur berdasarkan lokasi dan tinggi penempatan rak telur dalam mobil box .

LokasiTinggi Rak Ke Rata-

rata1 9 18 27 35Kanan depan 0,844 0,866 0,871 0,884 0,892 0,871a

Kanan belakakang 0,845 0,833 0,781 0,800 0,780 0,808b

Tengah 0,828 0,845 0,858 0,894 0,846 0,854 a

Kiri depan 0,874 0,829 0,866 0,849 0,863 0,856 a

Kiri belakang 0,883 0,841 0,832 0,842 0,844 0,848 a

Rata-rata 0,855 0,843 0,842 0,854 0,845 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

perbedaan yang nyata antara perlakuan (P<0.05)

Analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa lokasi penempatan rak

telur dalam proses pengangkutan telur dari Sidrap ke Makassar berpengaruh nyata

(P<0,05) terhadap persentase penyusutan berat telur. Rata-rata persentase

penyusutan berat telur menunjukkan bahwa pada penempatan lokasi penyusunan

rak telur pada kanan belakang menunjukkan nilai penyusutan yang paling rendah

dibanding dengan yang lainnya, yang mana lokasi tersebut berada pada bagian

kanan belakang mobil, hal ini dikarenakan bagian tersebut mengalami guncangan

dan hentakan yang ditimbulkan cukup banyak atau besar selama proses

transportasi sehingga menyebabkan terjadinya penyusutan persentase berat telur

yang lebil kecil dibanding dari ke empat titik lokasi penempatan rak telur lainnya.

Page 30: Skripsi Utuh

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) menunjukkan bahwa lokasi kanan

belakang berbeda nyata (P<0,05) terhadap penyusutan berat telur dari penempatan

rak telur lainnya dalam mobil box selama proses transportasi berlangsung yang

mana pada bagian kanan depan dan kanan belakang memiliki nilai rata-rata 0,839

yang tidak jauh berbeda dengan nilai rata-rata pada bagian tengah yaitu sebesar

0,854 dan begitupula pada bagian kiri depan dan kiri belakang yang memiliki

rata-rata sebesar 0,852.

Pengaruh tinggi penyusunan rak telur terhadap nilai persentase penyusutan

berat telur

Analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa tinggi penyusunan rak

telur dalam proses pengangkutan telur dari Sidrap ke Makassar tidak berpengaruh

nyata (P<0,05) terhadap persentase penyusutan berat telur. Rata-rata hasil

pengamatan mengenai pengaruh tinggi penyusunan rak telur terhadap nilai

persentase penyusutan berat telur menunjukkan bahwa pada rak 1 atau dasar

menunjukkan nilai penyusutan terbesar dibanding dengan yang lain, sedangkan

pada rak bagian tenggah yaitu rak ke-18 menunjukkan nilai rata-rata yang paling

rendah dibanding yang lainnya. Selisih antara nilai rata-rata penyusutan dari rak

paling bawah ke rak tengah yaitu sebesar 0,013. Hal ini menunjukkan bahwa

dimanapun letak tinggi penyusunan rak telur maka tidak akan menurunkan nilai

persentase penyusutan berat telur yang dihasilkan.

Page 31: Skripsi Utuh

Pengaruh lokasi penyusunan rak telur terhadap nilai indeks yolk

Hasil penelitian pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box

selama pengangkutan terhadap rata-rata nilai indeks yolk dapat dilihat pada Tabel

5.

Tabel 5. Rata-rata nilai indeks yolk telur berdasarkan lokasi dan tinggi

penempatan rak telur dalam mobil box.

LokasiTinggi Rak Ke

Rata-rata1 9 18 27 35

Kanan depan 0,602 0,610 0,593 0,601 0,617 0,605Kanan belakakang 0,617 0,625 0,606 0,614 0,603 0,613

Tengah 0,647 0,634 0,657 0,655 0,629 0,644

Kiri depan 0,622 0,622 0,607 0,606 0,591 0,610

Kiri belakang 0,646 0,601 0,823 0,628 0,592 0,658

Rata-rata 0,627 0,618 0,657 0,621 0,606

Analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa lokasi penyusunan rak

telur dalam mobil box tidak berpengaruh nyata (P>0,01) terhadap persentase nilai

indeks yolk. Rata-rata persentase nilai indeks yolk menunjukkan bahwa

dimanapun lokasi penempatan dari rak telur tersebut maka nilai indeks yolknya

tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kuning telur masih

dalam kualitas yang baik.

Pengaruh tinggi penyusunan rak telur terhadap nilai indeks yolk

Analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa tinggi penyusunan rak

telur dalam mobil box tidak berpengaruh nyata (P>0,01) terhadap persentase nilai

indeks yolk, dikarenakan penyusunan rak telur tersusun dengan baik sehingga

tidak mengurangi kualitas indeks yolk selama transportasi berlangsung dan pada

tinggi susunan 35 rak masih belum mempengaruhi nilai terhadap indeks yolk.

Page 32: Skripsi Utuh

Pengaruh lokasi penyusunan rak telur terhadap nilai indeks albumin

Hasil penelitian pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box

selama pengangkutan terhadap rata-rata nilai indeks albumin dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata nilai indeks albumin telur berdasarkan lokasi dan tinggi penempatan rak telur dalam mobil box.

LokasiTinggi Rak Ke Rata-

rata1 9 18 27 35Kanan depan 0,052 0,063 0,062 0,063 0,059 0,060Kanan belakakang 0,059 0,062 0,060 0,055 0,058 0,059Tengah 0,070 0,063 0,064 0,066 0,052 0,063Kiri depan 0,055 0,053 0,055 0,055 0,049 0,053Kiri belakang 0,055 0,058 0,052 0,062 0,057 0,057Rata-rata 0,058 0,060 0,058 0,060 0,055

Analisis ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa lokasi penyusunan rak

telur dalam mobil box tidak berpengaruh nyata (P>0,01) terhadap persentase nilai

indeks albumin. Rata-rata persentase nilai indeks albumin menunjukkan bahwa

dimanapun lokasi penempatan dari rak telur tersebut maka nilai indeks

albuminnya tetap stabil, dimana nilai rata-rata dari indeks albumin berkisar 0,053-

0.060. Hal ini mendukung pendapat Winarno dan Koswana (2002) yang

mengatakan bahwa indeks putih telur dalam telur yang baru ditelurkan berkisar

antara 0,050 dan 0,174, meskipun biasanya berkisar antara 0,090 dan 0,120.

Pengaruh tinggi penyusunan rak telur terhadap nilai indeks albumin

Analisis ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa tinggi penyusunan rak

telur dalam mobil box tidak berpengaruh nyata (P>0,01) terhadap persentase nilai

indeks albumin. Rata-rata persentase nilai indeks albumin menunjukkan bahwa

Indeks putih telur standar sesuai dengan pernyataan Winarno dan Koswana (2002)

Page 33: Skripsi Utuh

yang menyatakan bahwa dalam telur yang baru ditelurkan nilai ini berkisar antara

0,050 dan 0,174, meskipun biasanya berkisar antara 0,090 dan 0,120.

Keretakan yang terdapat dalam mobil box selama proses pengangkutan

Hasil penelitian pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box

selama pengangkutan terhadap rata-rata nilai keretakan telur selama pengankutan

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata nilai persentase (%) keretakan telur selama pengangkutan berdasarkan lokasi dan tinggi penempatan rak telur dalam mobil box.

LokasiTinggi Penyusunan Rak

Rata-rataDi bawah18 Di atas 18

Kanan Depan 0,28 0,99 0,72Kanan belakakang 1,55 0,33 0,94

Tengah 0,87 0,33 0,61

Kiri depan 0,67 0,33 0,50

Kiri belakang 0,67 1,67 1,16

Rata-rata 0,81 0,73 0,79

Analisis ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa tinggi penyusunan rak

telur dalam mobil box tidak berpengaruh nyata (P>0,01) terhadap persentase

keretakan telur selama proses transportasi dari kabupaten Sidrap hingga kota

Makassar. Rata-rata persentase keretakan telur menunjukkan nilai sebesar 0,79%

dari jumlah keseluruhan telur dalam mobil box yang di angkut dari kabupaten

Sidrap hingga kota Makassar. Keretakan bahkan pecahnya telur tidak berpengaruh

banyak pada saat proses transportasi melainkan kerusakan tersebut banyak

dipengaruhi oleh faktor kelalaian para pekerja pada saat penyusunan rak telur

yang kurang baik sebelum berangkat dan pada saat pembongkaran.

Keretakan telur juga bisa dipengaruhi oleh suhu yang tinggi dalam box

mobil, dimana suhu tersebut berkisar 29oC. Hal ini mendukung pendapat dari

Rice (1956) dalam Anonim (2003) yang menyatakan bahwa keadaan ruangan

Page 34: Skripsi Utuh

dalam kendaraan yang akan digunakan untuk pengangkutan diusahakan tidak

terjadi akumulasi panas yang menyebabkan temperatur ruangan meningkat. Sebab

hal ini akan mempengaruhi kesegaran serta kualitas telur, terutama secara

interior.Kondisi jalan yang baik juga akan memperkecil resiko penurunan kualitas

telur selama transportasi. Kondisi jalan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan

pada telur, misalnya pecah atau retak karena mendapat tekanan mekanis, benturan

atau terjatuh.

Temperatur lingkungan yang tinggi menyebabkan terjadinya penurunan

kualitas telur serta menyebabkan menurunnya aktivitas hormonal dalam

merangsang alat-alat reproduksi dan berakibat pada menurunnya kualitas putih

telur ataupun kualitas dari kuning telur (North, 1990).

Lokasi penempatan rak telur

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil yaitu dari

kelima titik sampel pengambilan data yang diamati dapat diketahui bahwa semua

lokasi penempatan rak telur dalam mobil box aman diletakkan dimana saja karena

tidak akan mempengaruhi kualitas telur secara signifikan. Dalam penyusunan rak

telur yang baik tidak akan mengakibatkan kerusakan yang begitu merugikan

selama proses transportasi berlangsung karena kerusakan yang ditimbulkan dalam

proses transportasi dari Sidrap ke Makassar tidak begitu besar, melainkan hanya

dari para pekerja yang menyusun rak telur yang kurang baik, hingga pada saat

telur-telur tersebut diturunkan ketangan konsumen, biasanya menyebabkan telur-

telur tersebut jatuh, pecah dan rusak.

Keretakan atau pecahnya telur tidak banyak dipengaruhi oleh proses

transportasi, melainkan hanya dari kelalaian para pekerja saat menyusun dan

Page 35: Skripsi Utuh

membongkar telur, adapun kondisi jalan dan pengepakan yang baik serta kuatnya

ikatan pada susunan rak telur saat proses transportasi berjalan akan memberikan

dampak pada kualitas telur yang baik.

Page 36: Skripsi Utuh

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Lokasi penempatan rak telur secara diagonal pada sebelah kanan belakang

menghasilkan rata-rata penyusutan lebih rendah dibanding lokasi tengah

maupun depan karena lokasi tersebut banyak mengalami guncangan.

Namun lokasi dan tinggi penempatan rak tidak mempengaruhi rata-rata

nilai indeks yolk dan indeks albumin.

2. Letak tinggi penyusunan rak telur tidak berpengaruh terhadap kualitas

telur.

3. Keretakan yang terjadi pada saat proses tranportasi dari kabupaten Sidrap

hingga kota Makassar adalah 0,79% per satu kali pengangkutan.

Saran

Di sarankan kepada para konsumen agar tidak perlu ragu untuk memilih

telur yang diangkut dari kabupaten Sidrap hingga Makassar karena kualitas dari

telur ayam ras masih tetap bagus. Khusus kepada peternak atau pemasok telur

agar memperhatikan kondisi mobil boxnya dan memperhatikan juga para

pekerjanya agar tidak lalai dan ceroboh sewaktu menurunkan telur dari mobil box

sehingga tidak banyak telur yang retak ataupun pecah.

Page 37: Skripsi Utuh

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Serba-serbi manfaat telur dan kandungannya. http://lordbroken.wordpress.com [Diakses pada tanggal 8 mai 2012].

Anonim. 2003. Proses Transportasi Telur dari Produsen ke Konsumen. http://www.poultryindonesia.com. [Diakses pada tanggal 19 mai 2012].

Badan Standardisasi Nasional. SNI 01-3926-1995. Telur Ayam Segar untuk Konsumsi. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta

Buckle,K, A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, and M Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan : H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Djanah, D. 1990. Beternak ayam. CV. Yasaguna, Cetakan kedua, Surabaya.

Haryanto, R. 2007. Pengaruh Wadah dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras. Skripsi. Makassar.

Haryono. 2000. Langkah-Langkah Teknis Uji Kualitas Telur Konsumsi Ayam Ras. Balai Penelitian Ternak Bogor.

Lestari, P, I. 2009. Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing Antara Peternakan Pamulihan Farm Dengan Pemasok Dan Pelanggannya. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

North. 1990. Commercial Chicken Production Manual. The AVI Publishing Company orth, M.O. 1990. C Inc, Wesport, Connecticut.

Purnomo, H., Adiono. 1985. Ilmu pangan. Universitas Indonesia Press, Cetakan Pertama, Jakarta.

Rasyaf, M. 2004. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Kanisius, Yogyakarta.

Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff. 1963. The Avian Egg. John Wiley and Sons, Inc., New York.

Sarwono. B., B.A. Murtidjo dan A . Daryanto . 1985 . Telur Pengawetan dan Manfaatnya .Seri Industri Kecil. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta

.Sarwono, B. 1994. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. PT. Swadaya, Jakarta.

Shofiyanto E, Azharuddin M, Yourista, Lusiana, dan Kusuma W, 2008. E-pack sebagai Teknologi Solusi Risiko Telur Pecah Dalam Distribusi dan Transportasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 38: Skripsi Utuh

Sudaryani (2003), Kandungan gizi telur. Universitas Sumatra utara. Sumatra utara.

Sumarni dan Nan Djuarnani . 1995. Diktat Penanganan Pasca Panen Unggas. Departemen Pertanian. Balai Latihan Pertanian, ternak, Ciawi Bogor .

Syarief, Rizal. 1990. Teknologi Penyimpanan Pangan. Laboratorium Rekayasa Pangan PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Umar, M.M, Sundari S, dan A.M Fuah, 2000. Kualitas Fisik Telur Ayam Kampung Segar di Pasar Tradisional, Swalayan, dan Peternak di Kotamadya Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Winarno, F.G. 1993. Pangan; Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno, F.G dan Koswana, S. 2002. Telur : Komposisi, Penanganan dan Pengelolaan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 39: Skripsi Utuh

Lampiran 1. Analisis ragam pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box terhadap penyusutan telur yang di angkut dari Sidrap ke Makassar

Descriptive Statistics

Dependent Variable:penyusutan

Lokasi Tinggi Mean Std. Deviation N

1 1 .8440 .09209 5

2 .8660 .06309 5

3 .8720 .09418 5

4 .8840 .09072 5

5 .8920 .04970 5

Total .8716 .07498 25

2 1 .8440 .07797 5

2 .8320 .06058 5

3 .7800 .12961 5

4 .7980 .11862 5

5 .7800 .10198 5

Total .8068 .09612 25

3 1 .8280 .05762 5

2 .8440 .06804 5

3 .8580 .03701 5

4 .8920 .05762 5

5 .8440 .02074 5

Total .8532 .05162 25

4 1 .8720 .04087 5

2 .8280 .05718 5

3 .8640 .08849 5

4 .8480 .04087 5

5 .8640 .05128 5

Total .8552 .05569 25

5 1 .8840 .02608 5

2 .8400 .05657 5

3 .8320 .04382 5

4 .8400 .07842 5

5 .8440 .04561 5

Total .8480 .05188 25

Total 1 .8544 .06172 25

2 .8420 .05752 25

3 .8412 .08541 25

4 .8524 .08222 25

5 .8448 .06647 25

Total .8470 .07059 125

Page 40: Skripsi Utuh

Tabel Anova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:penyusutan

SourceType III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model

.109a 24 .005 .892 .611

Intercept 89.668 1 89.668 1.762E4 .000

lokasi .058 4 .015 2.859 .027

tinggi .004 4 .001 .181 .948

lokasi * tinggi .047 16 .003 .578 .893

Error .509 100 .005

Total 90.286 125

Corrected Total .618 124

a. R Squared = .176 (Adjusted R Squared = -.021)

Page 41: Skripsi Utuh

Lokasi

Multiple Comparisons

Dependent Variable:penyusutan

(I) lokasi(J) lokasi

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 1 2 .0648* .02018 .002 .0248 .1048

3 .0184 .02018 .364 -.0216 .0584

4 .0164 .02018 .418 -.0236 .0564

5 .0236 .02018 .245 -.0164 .0636

2 1 -.0648* .02018 .002 -.1048 -.0248

3 -.0464* .02018 .024 -.0864 -.0064

4 -.0484* .02018 .018 -.0884 -.0084

5 -.0412* .02018 .044 -.0812 -.0012

3 1 -.0184 .02018 .364 -.0584 .0216

2 .0464* .02018 .024 .0064 .0864

4 -.0020 .02018 .921 -.0420 .0380

5 .0052 .02018 .797 -.0348 .0452

4 1 -.0164 .02018 .418 -.0564 .0236

2 .0484* .02018 .018 .0084 .0884

3 .0020 .02018 .921 -.0380 .0420

5 .0072 .02018 .722 -.0328 .0472

5 1 -.0236 .02018 .245 -.0636 .0164

2 .0412* .02018 .044 .0012 .0812

3 -.0052 .02018 .797 -.0452 .0348

4 -.0072 .02018 .722 -.0472 .0328

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .005.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous SubsetPenyusutan

lokasi N

Subset

1 2

Duncana 2 25 .8068

5 25 .8480

3 25 .8532

4 25 .8552

1 25 .8716

Sig. 1.000 .293

Page 42: Skripsi Utuh

Lampiran 2. Analisis ragam pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box terhadap nilai indeks_yolk telur yang di angkut dari Sidrap ke Makassar.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:yolklokasi tinggi Mean Std. Deviation N

1 1 .60260 .071157 5

2 .61020 .047976 5

3 .59340 .080891 5

4 .60080 .044567 5

5 .61760 .096749 5

Total .60492 .065427 25

2 1 .61720 .095468 5

2 .62500 .075256 5

3 .60620 .072005 5

4 .61380 .096740 5

5 .60280 .097420 5

Total .61300 .080832 25

3 1 .64760 .089525 5

2 .63360 .103312 5

3 .65740 .106575 5

4 .65480 .110321 5

5 .62920 .137267 5

Total .64452 .101532 25

4 1 .62260 .113960 5

2 .62180 .108716 5

3 .60760 .084772 5

4 .60600 .064622 5

5 .59100 .107958 5

Total .60980 .090068 25

5 1 .64580 .108451 5

2 .60100 .093306 5

3 .82300 .457418 5

4 .62760 .086990 5

5 .59180 .091075 5

Total .65784 .220028 25

Total 1 .62716 .090186 25

2 .61832 .081633 25

3 .65752 .218052 25

4 .62060 .079159 25

5 .60648 .099187 25

Total .62602 .124414 125

Page 43: Skripsi Utuh
Page 44: Skripsi Utuh

Tabel Anova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:yolk

SourceType III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model

.245a 24 .010 .611 .917

Intercept 48.987 1 48.987 2.926E3 .000

lokasi .056 4 .014 .834 .507

tinggi .037 4 .009 .547 .702

lokasi * tinggi .153 16 .010 .571 .899

Error 1.674 100 .017

Total 50.906 125

Corrected Total 1.919 124

a. R Squared = .128 (Adjusted R Squared = -.082)

Page 45: Skripsi Utuh

Lampiran 3. Analisis ragam pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box terhadap nilai indeks_albumin telur yang di angkut dari Sidrap ke Makassar.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:albuminlokasi tinggi Mean Std. Deviation N

1 1 .05220 .012276 5

2 .06260 .008142 5

3 .06220 .015991 5

4 .06260 .013759 5

5 .05920 .010521 5

Total .05976 .012056 25

2 1 .05880 .011946 5

2 .06220 .011100 5

3 .06000 .004899 5

4 .05540 .012720 5

5 .05800 .016718 5

Total .05888 .011274 25

3 1 .07020 .018953 5

2 .06340 .013221 5

3 .06400 .014629 5

4 .06580 .018445 5

5 .05200 .012826 5

Total .06308 .015705 25

4 1 .05500 .016778 5

2 .05300 .014018 5

3 .05460 .011845 5

4 .05540 .012837 5

5 .04920 .011256 5

Total .05344 .012530 25

5 1 .05520 .011649 5

2 .05820 .010849 5

3 .05180 .013664 5

4 .06180 .016300 5

5 .05700 .012166 5

Total .05680 .012396 25

Total 1 .05828 .014828 25

2 .05988 .011348 25

3 .05852 .012607 25

4 .06020 .014312 25

5 .05508 .012389 25

Total .05839 .013074 125

Page 46: Skripsi Utuh

Tabel Anova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:albumin

SourceType III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .003a 24 .000 .717 .823

Intercept .426 1 .426 2.357E3 .000

lokasi .001 4 .000 1.768 .141

tinggi .000 4 .000 .570 .685

lokasi * tinggi .001 16 8.890E-5 .492 .946

Error .018 100 .000

Total .447 125

Corrected Total .021 124

a. R Squared = .147 (Adjusted R Squared = -.058)

Page 47: Skripsi Utuh

Data Mentah Persentase Keretakan Telur.

Lokasi UlanganKetinggian Rak

Rata-rataDi bawah 18 Diatas 18

Dta₁ 1 1.11 0.00 0.56  2 0.00 1.65 0.82  3 0.00 0.00 0.00  4 0.00 1.65 0.82  5 1.11 1.65 1.38Rata-rata 0.28 0.99 0.72Dta₂ 1 2.22 0.00 1.11  2 2.22 1.65 1.93  3 2.22 0.00 1.11  4 0.00 0.00 0.00  5 1.11 0.00 0.56Rata-rata   1.55 0.33 0.94Dt 1 1.11 0.00 0.56  2 0.00 1.65 0.82  3 0.00 0.00 0.00  4 0.00 0.00 0.00  5 3.33 0.00 1.67Rata-rata 0.87 0.33 0.61Dti₁ 1 0.00 1.65 0.82  2 0.00 0.00 0.00  3 0.00 0.00 0.00  4 2.22 0.00 1.11  5 1.11 0.00 0.56Rata-rata 0.67 0.33 0.50Dti₂ 1 1.11 1.65 1.38  2 0.00 0.00 0.00  3 1.11 0.00 0.56  4 1.11 5.00 3.05  5 0.00 1.65 0.82Rata-rata 0.67 1.67 1.16

Page 48: Skripsi Utuh

Lampiran 4. Analisis ragam pengaruh lokasi penempatan rak telur dalam mobil box terhadap persentase keretakan telur yang di angkut dari Sidrap ke Makassar.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Keretakan

Lokasi Tinggi MeanStd.

Deviation N

1 1 .9318 .30782 5

2 1.1624 .41572 5

Total 1.0471 .36564 10

2 1 1.3846 .41299 5

2 .8588 .33944 5

Total 1.1217 .45145 10

3 1 1.0694 .55265 5

2 .8588 .33944 5

Total .9641 .44640 10

4 1 1.0078 .43324 5

2 .8588 .33944 5

Total .9333 .37523 10

5 1 1.0442 .30782 5

2 1.3382 .67881 5

Total 1.1912 .52050 10

Total 1 1.0876 .40917 25

2 1.0154 .45249 25

Total 1.0515 .42850 50

Page 49: Skripsi Utuh

Tabel Anova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Keretakan

SourceType III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model

1.667a 9 .185 1.011 .448

Intercept 55.281 1 55.281 301.677 .000

Lokasi .461 4 .115 .629 .645

Tinggi .065 1 .065 .355 .555

Lokasi * Tinggi 1.141 4 .285 1.557 .204

Error 7.330 40 .183

Total 64.278 50

Corrected Total 8.997 49

a. R Squared = .185 (Adjusted R Squared = .002)

Page 50: Skripsi Utuh
Page 51: Skripsi Utuh
Page 52: Skripsi Utuh

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ANDI SYAMSURIANI (I 411 08 268), lahir di

Parepare pada tanggal 04 Januari 1990, sebagai

anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan H.

Asry Nadjib, Ba dan Hj. Andi Syamsiah Gau.

Awal sekolah pada tahun 1996 di SDN 42 Parepare dan melanjutkan pendidikan

di SMPN 1 Parepare pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2005 melanjutkan

pendidikan di SMAN 1 Parepare dan tamat pada tahun 2008. Setelah

menyelesaikan sekolah di SMAN 1 Parepare, penulis diterima di Perguruan

Tinggi melalui Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Jurusan

Produksi Ternak dengan Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.