SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level...

115
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TRACEABILITY KOMPOSISI PRODUK BERBASIS VALUE CHAIN STUDI KASUS KOPERASI UNIT DESA (KUD) BATU SKRIPSI TEKNIK INDUSTRI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik QORI ARSYADI FAHMI NIM. 135060700111056 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

Transcript of SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level...

Page 1: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TRACEABILITY KOMPOSISI PRODUK BERBASIS VALUE CHAIN

STUDI KASUS KOPERASI UNIT DESA (KUD) BATU

SKRIPSI

TEKNIK INDUSTRI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

QORI ARSYADI FAHMI

NIM. 135060700111056

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

Page 2: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses
Page 3: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses
Page 4: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

i

PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Traceability Komposisi

Produk Berbasis Value Chain Studi Kasus Koperasi Unit Desa (KUD) Batu”

dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini disusun sebagai bagian dari proses memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S-1) pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Dalam

penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karenanya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam terselesaikannya penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Orang tua yang penulis sayangi, Bapak H. Mas’ud Busyairi dan Ibu Hj. Uswatun

Kiromah yang selalu memberikan kasih sayang, doa tiada henti, semangat dan

dukungan berupa moril maupun materil kepada penulis.

2. Kakak penulis, Ni’matul Kamila, S.Pd. dan adik penulis, Dina Rahma Ulya yang

selalu memberikan keceriaan dikala suntuk dan semangat untuk kelulusan penulis.

3. Bapak Ishardita Pambudi Tama, ST., MT., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik

Industri Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.

4. Bapak Ir. Purnomo Budi Santoso M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang

senantiasa membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

banyak ilmu, arahan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

5. Bapak Angga Akbar Fanani, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing II yang

senantiasa membimbing penulis dengan sabar, memberikan arahan, motivasi, serta

membagi ilmu yang bermanfaat kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Ibu Lely Riawati, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

mendampingi penulis, memberikan arahan, dan motivasi selama menempuh studi di

Teknik Industri Universitas Brawijaya.

7. Ibu Ratih Ardia Sari, ST., MT. sebagai kepala Laboratorium Komputer TI UB,

yang selalu membimbing penulis ketika memimpin laboratorium dan turut

membantu mengembangkan Laboratorium Komputer TI UB

8. Bapak dan Ibu Dosen dan karyawan Jurusan Teknik Industri yang telah membagi

ilmu akademik maupun non-akademik dan berbagai pengalaman hidup selama

dalam dunia perkuliahan.

Page 5: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

ii

9. Ibu Susi Arif Agustina sebagai pembimbing lapangan yang sangat baik dan sabar

selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi di KUD Batu, serta

Mbak Nancy atas bantuan informasi yang diberikan kepada penulis.

10. M. Zaini Maghfur Amruna, Yosa Indra Septianto, Adib Rizqi Afriansyah, Akhmad

Aditya Nugraha, Erlyn Febriani, Denis Dwi Krismawanti dan Sulthon Maulana

sebagai sahabat ICL 2013 dan Asisten APS 2016/2017 yang selalu penulis repotkan

namun selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis selama

bersama sebagai asisten hingga akhir masa kuliah ini.

11. Randy, Hawwary, Tommy, Fuaad, Ainun, Amel, Astri, Ririn, Farhan, Benita,

Meidina, Vidya, Nadine, Kartika, Hafiz Apoy, Reta, Danang dan Bayu R sebagai

teman-teman yang selalu berjuang dan saling menyemangati dalam segala hal.

12. Mahasiswa bimbingan skrispi Pak Budi dan Pak Angga yang berjuang bersama

untuk kelulusannya.

13. Seluruh Teman-teman Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya

angkatan 2013 atas kebersamaan, semangat, doa, dan kerjasama selama ini.

14. Inna Zulfa Kurniawati yang selalu menasihati dan menjadi teman cerita dari

penulis.

15. Adik-adik ICL 2014 dan 2015, Huda, Inna, Karima, Salma, Atikah, Ismail, Nade,

Ivan, Eko, Fawwaz, Rifdah, Yoga dan Yulicia yang membantu penulis selama

menjabat sebagai asisten dan selalu bertanya mengenai kelulusan penulis.

16. Mufid, Dias, Puma, Oliv, Udin, Nana, Farik, Rafil, Attiyah Lia, serta teman-teman

APEL Malang lainnya yang menjadi pelepas rindu kota asal, Kota Pekalongan.

17. ERK, Barasuara, Fourtwenty, Senar Senja, Banda Neira, Float dan musik-musik

indie lain yang selalu menjadi teman penulis ketika mengerjakan skripsi ini.

18. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dan yang sangat berperan

dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan ini memiliki

keterbatasan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan penulis terima

dengan tangan terbuka.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 6: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

iii

DAFTAR ISI

PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi

RINGKASAN ............................................................................................................... xiii

SUMMARY..................................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

1.4 Batasan Masalah ................................................................................................ 5

1.5 Tujuan ................................................................................................................ 6

1.7 Manfaat .............................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7

2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 7

2.2 Industri Kecil dan Menengah ............................................................................ 8

2.3 Supply Chain Management ............................................................................... 9

2.4 Value Chain ..................................................................................................... 11

2.5 Group Technology ........................................................................................... 12

2.6 Database .......................................................................................................... 14

2.7 Sistem .............................................................................................................. 14

2.7.1 Karakterisitik Sistem ............................................................................. 15

2.6.Sistem Informasi ...................................................................................... 16

2.8 Analisis Sistem ................................................................................................ 16

2.9 Perancangan Sistem ......................................................................................... 18

2.9.1 Data Flow Diagram (DFD)................................................................... 18

2.9.2 Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................................... 20

2.9.3 Normalisasi ............................................................................................ 21

2.10 Prototype ....................................................................................................... 23

2.11 Microsoft Access ............................................................................................ 24

2.12 Kerangka Pikiran ........................................................................................... 24

Page 7: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

iv

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 29

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................... 29

3.3 Langkah-langkah Penelitian ............................................................................ 29

3.4 Diagram Alir Penelitian ................................................................................... 32

3.5 Tahapan Perancangan Sistem Informasi .......................................................... 32

3.6 Diagram Alir Perancangan Sistem Informasi .................................................. 34

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA .................................................. 37

4.1 Pengumpulan Data ........................................................................................... 37

4.1.1 Profil Perusahaan ................................................................................... 37

4.1.2 Struktur Organisasi ............................................................................... 38

4.1.3 Tujuan KUD Batu .................................................................................. 39

4.1.4 Proses Produksi ...................................................................................... 39

4.1.5 Pos Penampungan Susu ......................................................................... 40

4.1.6 Produk KUD dan Bahan Baku ............................................................... 41

4.1.7 Distributor .............................................................................................. 41

4.2 Analisis Value Chain Perusahaan .................................................................... 41

4.2.1 Pembobotan Variabel Value Chain ........................................................ 43

4.2.2 Pengukuran Aktivitas Perusahaan dalam Analisis Value Chain

Perusahaan ............................................................................................. 47

4.2.3 Traceability dalam Value Chain ............................................................. 51

4.3 Perencanaan Perancangan Sistem Informasi ................................................... 53

4.4 Analisis Sistem ................................................................................................. 54

4.4.1 Daftar Kebutuhan ................................................................................... 55

4.4.2 Model Data ............................................................................................ 56

4.4.3 Model Proses ......................................................................................... 62

BAB V DESAIN, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ......................................... 63

5.1 Desain Sistem .................................................................................................. 63

5.1.1 Desain Database .................................................................................... 63

5.1.1.1 Group Technology ..................................................................... 63

5.1.1.2 Desain Database Logis ............................................................. 66

5.1.1.3 Desain Database Fisik .............................................................. 69

5.1.2 Desain User Interface ............................................................................ 70

5.1.2.1 Hierarki Menu ........................................................................... 70

Page 8: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

v

5.1.2.2 Desain Form ............................................................................. 73

5.1.2.3 Desain Report ........................................................................... 74

5.1.3 Desain Algoritma ................................................................................... 75

5.2 Implementasi ................................................................................................... 78

5.2.1 Perancangan Sistem Informasi .............................................................. 78

5.2.1.1 Implementasi Database ............................................................ 78

5.2.1.2 Implementasi Form ................................................................... 79

5.2.1.3 Implementasi Report ................................................................. 81

5.2.2 Perancangan Modul Program ................................................................ 82

5.3 Pengujian ......................................................................................................... 83

5.3.1 Uji Verifikasi ......................................................................................... 83

5.3.2 Uji Validasi ............................................................................................ 85

5.3.3 Uji Prototype ......................................................................................... 87

5.4 Analisis Hasil Rancangan Sistem Informasi Manajemen ................................ 90

BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 91

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 91

6.2 Saran ................................................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 95

LAMPIRAN .................................................................................................................. 97

Page 9: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

vi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 10: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Produk Return karena Cacat Tahun 2016 .............................................. 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Saat Ini ................................................. 8

Tabel 2.2 PIECES Framework ..................................................................................... 17

Tabel 2.3 PIECES Frmaework (Lanjutan) ................................................................... 18

Tabel 2.4 Identifikasi Faktor Pendukung ..................................................................... 25

Tabel 2.5 Pemilihan Metode yang Relevan ................................................................. 26

Tabel 4.1 Aliran Proses Produksi Susu KUD Batu ...................................................... 39

Tabel 4.2 Aliran Proses Produksi Susu KUD Batu (Lanjutan) .................................... 40

Tabel 4.3 Daftar Pos Penampungan Susu KUD Batu .................................................. 40

Tabel 4.4 Daftar Produk KUD Batu ............................................................................. 41

Tabel 4.5 Daftar Distributor Susu KUD Batu .............................................................. 41

Tabel 4.6 Aktivitas Rantai Nilai KUD Batu ................................................................ 42

Tabel 4.7 Aktivitas Rantai Nilai KUD Batu (Lanjutan) .............................................. 43

Tabel 4.8 Skala Pembobotan ........................................................................................ 44

Tabel 4.9 Hasil Pembobotan Variabel .......................................................................... 44

Tabel 4.10 Normalisasi dan Perhitungan Bobot Variabel .............................................. 45

Tabel 4.11 Matriks Perhitungan Konsistensi ................................................................. 46

Tabel 4.12 Pengukuran Aktivitas Value Chain .............................................................. 48

Tabel 4.13 Analisis PIECES .......................................................................................... 53

Tabel 4.14 Analisis PIECES (Lanjutan) ........................................................................ 54

Tabel 4.15 Daftar Kebutuhan Sistem Informasi KUD Batu .......................................... 55

Tabel 4.16 Daftar Kebutuhan Sistem Informasi KUD Batu (Lanjutan) ........................ 56

Tabel 4.17 Identifikasi Input, Output, dan Accessibility ............................................... 56

Tabel 4.18 Process Modelling ........................................................................................ 62

Tabel 5.1 Keterangan Kode Susu Nandhi Murni ......................................................... 64

Tabel 5.2 Tabel Parameter GT ..................................................................................... 66

Tabel 5.3 Daftar Entitas dan Atribut ............................................................................ 67

Tabel 5.4 Relasi Entitas ............................................................................................... 67

Tabel 5.5 Desain Database Entitas Produksi ............................................................... 69

Tabel 5.6 Desain Database Entitas Penanganan Traceability ..................................... 70

Tabel 5.7 Desain Database Entitas Pengiriman ........................................................... 70

Tabel 5.8 Wewenang Akses User ................................................................................ 72

Page 11: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

viii

Tabel 5.9 Validasi SRC ................................................................................................ 85

Tabel 5.10 Uji Prototype PIECES .................................................................................. 87

Tabel 5.11 Uji Prototype PIECES (Lanjutan) ................................................................ 88

Tabel 5.12 Uji Prototype PIECES (Lanjutan) ................................................................ 89

Page 12: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur supply chain .............................................................................. 10

Gambar 2.2 Klasifikasi proses supply chain management secara makro ................... 10

Gambar 2.3 Aktivitas nilai dalam value chain ............................................................ 12

Gambar 2.4 Hirarki GT Monocode ............................................................................. 13

Gambar 2.5 Hirarki GT Polycode ............................................................................... 13

Gambar 2.6 Hirarki GT Hybrid ................................................................................... 13

Gambar 2.7 Simbol DFD ............................................................................................ 19

Gambar 2.8 Elemen ERD ............................................................................................ 21

Gambar 2.9 Kardinalitas crow .................................................................................... 21

Gambar 2.10 Contoh 1NF ............................................................................................. 22

Gambar 2.11 Contoh 2NF ............................................................................................. 22

Gambar 2.12 Contoh 3NF ............................................................................................. 23

Gambar 2.13 Tahapan kerangka pikir ........................................................................... 24

Gambar 2.14 Diagram IPO ........................................................................................... 25

Gambar 2.15 Konsep solusi yang ditawarkan ............................................................... 27

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ............................................................................ 32

Gambar 3.2 Diagram alir perancangan sistem informasi ............................................ 35

Gambar 4.1 Struktur organisasi KUD Batu ................................................................ 39

Gambar 4.2 Grafik nilai aktivitas di KUD Batu ......................................................... 50

Gambar 4.3 Value chain KUD Batu ............................................................................ 50

Gambar 4.4 Skema Traceability .................................................................................. 51

Gambar 4.5 Skema Work Flow Produk dalam Sistem Informasi ................................ 52

Gambar 4.6 Context diagram Sistem Informasi Manajemen Traceability KUD Batu 57

Gambar 4.7 Hierarchy chart Sistem Informasi Traceability KUD Batu .................... 58

Gambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu .......................... 59

Gambar 4.9 DFD level 1 Proses Input dan Edit Data ................................................. 60

Gambar 4.10 DFD level 1 Proses Pelaporan ................................................................. 61

Gambar 4.11 DFD level 1 Proses Traceability ............................................................. 61

Gambar 5.1 Struktur Hybrid Group Tehnology .......................................................... 64

Gambar 5.2 Contoh Kodefikasi GT ............................................................................ 66

Gambar 5.3 ERD Sistem Informasi ............................................................................ 68

Gambar 5.4 Hierarki Menu ......................................................................................... 71

Page 13: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

x

Gambar 5.5 Form Login .............................................................................................. 73

Gambar 5.6 Form Utama ............................................................................................. 73

Gambar 5.7 Desain Interface Report Berdasarkan Tanggal ........................................ 74

Gambar 5.8 Desain Interface Report Satu Kegiatan ................................................... 75

Gambar 5.9 Flowchart Produksi ................................................................................. 76

Gambar 5.10 Flowchart Input dan Edit ......................................................................... 76

Gambar 5.11 Flowchart Pengiriman ............................................................................. 77

Gambar 5.12 Flowchart Traceability ............................................................................ 77

Gambar 5.13 Flowchart Pelaporan ................................................................................ 78

Gambar 5.14 Implementasi Tabel Produksi .................................................................. 79

Gambar 5.15 Implementasi Tabel Penanganan Traceability ........................................ 79

Gambar 5.16 Implementasi Tabel Gula ......................................................................... 79

Gambar 5.17 Implementasi Form Login ....................................................................... 80

Gambar 5.18 Implementasi Form Home ....................................................................... 80

Gambar 5.19 Implementasi Form Traceability ............................................................. 81

Gambar 5.20 Implementasi Report Berdasar tanggal .................................................... 82

Gambar 5.21 Implementasi Report Satu Kegiatan ........................................................ 82

Gambar 5.22 Verfikasi Database Penanganan Tracaeability ....................................... 83

Gambar 5.23 Verfikasi Form Master Data ................................................................... 84

Gambar 5.24 Verfikasi Report Produksi ....................................................................... 84

Gambar 5.25 Validasi Input .......................................................................................... 85

Gambar 5.26 Validasi Onput ......................................................................................... 86

Gambar 5.27 Validasi Proses Editing ............................................................................ 86

Gambar 5.28 Validasi Kodefikasi ................................................................................. 86

Gambar 5.29 Validasi Control ...................................................................................... 87

Page 14: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 97

Lampiran 2 Modul Program ..................................................................................... 107

Lampiran 3 Uji Prototype ......................................................................................... 115

Page 15: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

xii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 16: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

xiii

RINGKASAN

Qori Arsyadi Fahmi. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,

Juni 2017, Perancangan Sistem Informasi Manajemen Traceability Komposisi Produk

Berbasis Value Chain Studi Kasus Kantor Unit Desa (KUD) Batu. Dosen Pembimbing:

Ir. Purnomo Budi Santoso, M.Sc., Ph.D. dan Angga Akbar Fanani, S.T., M.T.

Kantor Unit Desa (KUD) Batu merupakan UMKM berjenis koperasi dengan

produk utama adalah susu. Permasalahan produk return karena cacat di KUD Batu

masih sering terjadi. Hal ini karena belum adanya penanganan khusus terhadap

permasalahan produk return, salah satu cara yang dapat digunakan adalah melakukan

traceability informasi. Traceability adalah kemampuan untuk dapat menelusuri produk

ke hulu maupun hilir dari rantai produksi, kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk

memberikan jaminan kualitas after sale pada produk susu yang perishable sehingga

dapat menemukan permasalahan secara lebih spesifik dan melakukan penanganan

lanjutan yang lebih tepat terhadap produk return. Pada saat ini kegiatan traceability

belum diterapkan di KUD Batu. Hal ini karena belum adanya pemetaan aktivitas-

aktivitas yang memberikan value kepada produk di KUD Batu dan belum

dimanfaatkannya teknologi dan sistem informasi secara optimal. Pemanfaatan teknologi

dan sistem informasi dapat membantu KUD Batu dalam melakakan traceability yang

melibatkan data berjumlah banyak dan kompleks. Oleh karena itu diperlukan

perancangan sistem informasi traceability yang dapat membantu KUD Batu untuk

melakukan tracing informasi produk dan mengetahui perubahan nilai yang dialami

produk berdasarkan proses yang dilaluinya.

Penelitian ini mengintegrasikan beberapa metode yaitu value chain analysis, group

technology dan database. Value chain analysis digunakan dalam melakukan pemetaan

dan penilaian aktivitas-aktivitas yang ada dalam KUD Batu. Pemetaan dilakukan

berdasarkan lima aktivitas primer dan empat aktivitas sekunder dalam value chain

analysis yang kemudian dilakukan penilaian dengan menentukan bobot dan pemberian

skor setiap aktivitas. Hasil pemetaan digambarkan kedalam sebuah hierarki dan atribut

sesuai prinsip group technology yang digunakan untuk kodefikasi produk dalam desain

database. Penerapan kodefikasi berdasarkan komposisi produk dan urutan proses yang

dilaluinya. Kemudian berdasarkan prinsip group technology. perancangan Database

dilakukan menggunakan Microsoft Access untuk menghasilkan sistem informasi

manajeman dengan peranan menyimpan data secara terintegrasi dan dapat lebih

mengefisiensikan ruang dan waktu yang digunakan.

Hasil dari penelitian ini adalah prototype sistem informasi manajemen yang

mempunyai tujuh halaman utama untuk menjalankan fungsi sistem informasi yaitu

home, master data, input/edit, produksi, pengiriman, traceability dan pelaporan.

Prototype ini dirancang berdasarkan pemetaan aktivitas dalam value chain yang

dijabarkan mendetail kedalam sub variabel aktivitas yang lebih rinci. Prototype yang

dirancang juga telah memenuhi uji verifikasi, uji validasi, dan uji prototype. Selain itu

didapatkan pula hasil perhitungan nilai kinerja keseluruhan aktivitas KUD Batu sebesar

1,92 yang menandakan aktivitas nilai KUD Batu sedikit masih dibawah rata-rata.

Penerapan sistem informasi manajemen traceability dapat membantu KUD Batu dalam

melakukan tracing informasi guna menjamin kualitas after sale.

Kata Kunci: KUD Batu, Value Chain Analysis, Traceability, Sistem Informasi

Manajemen, Group Technology, Database, Prototyping.

Page 17: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

xiv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 18: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

xv

SUMMARY

Qori Arsyadi Fahmi. Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering

Universitas Brawijaya, June 2017, Management Information System Design

Traceability of Product Composition based on Value Chain in Kantor Unit Desa (KUD)

Batu. Academic supervisor: Ir. Purnomo Budi Santoso, M.Sc., Ph.D. and Angga Akbar

Fanani, S.T., M.T.

Kantor Unit Desa (KUD) Batu is Small Medium Enterprises cooperative which its

main product is milk. The problem of product return caused by defect is still common.

This happens because there is no specific actions towards the problem of product return,

one of the ways is to do the information traceability. Traceability is the ability to trace

products end-to-end production chain both upstream and downstream, this activity is

one of the ways to give after-sale quality warranty on perishable milk product so that is

being able to find the specific problem and handle the returned products advancely.

Traceability activity is not currently used in KUD Batu. This occurs because there is no

activities mapping that gives value to products in KUD Batu, yet technology and

information system has not been optimally utilized. Utilizing technology and

information system can support KUD Batu in using traceability involving big amount

and complex data. Therefore, it is needed to do information system designing that can

support KUD Batu to do product information tracing and knowing the change in value

experienced by the product through its process.

The research integrates value chain analysis, group technology, and database. Value

chain analysis is used to mapping and scoring the activities in KUD Batu. Mapping is

based on five primary activities and four secondary activities on value chain analysis,

then the scoring is done by defining the weight and scoring of each activity. The result

from mapping is drawn in hierarchy and attribute according to group technology

principle used to product codification in database design. The application of codification

is based on product composition and the order of the process to make the product.

Afterwards, based on group technology principle, designing database is done using

Microsoft Access to result a management information system in role to save the data

integratedly and to be able to efficient the space and time used.

The result of the research is management information system prototype which has

seven main pages namely home, master data, input/edit, production, shipment,

traceability and reporting. The prototype is designed based on mapped activities through

value chain which is described into detailed sub variable activities. Designed prototype

has fitted the verification test, validation test, and prototype test. Furthermore, the

calculation results of overall performance value of KUD Batu activities is 1.92

indicating that the value of KUD Batu is slightly below average. The implementation of

traceability management information system can help KUD Batu in tracing information

to ensure after-sale quality.

Keywords: KUD Batu, Value Chain Analysis, Traceability, Management Information

System, Group Technology, Database, Prototyping.

Page 19: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

xvi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 20: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan penelitian memerlukan hal hal yang dijadikan dasar kenapa penelitian

tersebut dilaksanakan. Bab pendahuluan akan menjelaskan mengenai latar belakang

pelaksanaan penelitian, identifikasi masalah yang ada, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan dilaksanakan ini.

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia industri, dimana didalamnya termasuk usaha kecil, menengah,

koperasi dan juga perusahaan, saat ini diiringi pula dengan perkembangan teknologi dan

informasi, hal ini mengakibatkan setiap perusahaan saling berkompetisi guna

memaksimalkan segala potensi yang ada guna mendapatkan kualitas yang terbaik.

Berdasarkan ISO-8402, kualitas merupakan totalitas fasilitas dan karakteristik baik produk

maupun jasa yang memenuhi kebutuhan secara tersurat atau tersirat. Kualitas sebuah produk

harus dijaga pada setiap rantai pasok dan prosesnya. Pemantauan, pencatatan dan analisis

setiap proses harus dilakukan guna menjamin kualitas tersebut. Hal ini dapat dilakukan

dengan menggunakan analisis value chain. Value chain sendiri merupakan serangkaian

proses atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan guna mengahasilkan produk maupun

jasa (Porter, 1994). Beberapa hal yang telah disampaikan diatas juga harus diterapkan oleh

industri kecil dan menengah, guna dapat bersaing dengan perusahaan perusahaan besar yang

ada.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 menyatakan jika Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif milik orang perorangan atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

UMKM di Indonesia berjumlah 3,73 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia dan

berperan sebesar 34,82 % Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Kementerian

Perindustrian, 2015). Salah satu UMKM yang ada yaitu Kantor Unit Desa (KUD) Batu, yang

bergerak dalam produksi dan pengolahan susu sapi segar.

Koperasi Unit Desa (KUD) Batu merupakan UMKM yang berjenis koperasi yang

mengolah bahan mentah, dalam hal ini susu segar, menjadi produk susu siap minum. Proses

bisnis yang terjadi dalam KUD Batu melibatkan banyak aktivitas seperti aktivitas

Page 21: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

2

pengadaan, distribusi, manufaktur dan aktivitas lainnya. Sebagai salah satu UMKM, KUD

Batu berhubungan dengan banyak stakeholder dalam menjalankan aktivitasnya. Diantara

stakeholder yang terlibat yaitu dari peternak, pengepul, KUD Batu itu sendiri, retailer

hingga end customer. Panjangnya rantai proses yang dilalui oleh susu dapat mempengaruhi

kualitas susu tersebut. Setiap proses yang dilalui baik yang memberikan value added maupun

tidak, akan memberikan pengaruh terhadap kualitas dari produk susu KUD Batu. Selama ini

proses pengolahan susu di KUD Batu tidak terdokumentasikan, hal ini dapat menyulitkan

pihak KUD Batu untuk melakukan pelacakan terhadap masalah yang terjadi apabila

ditemukan produk yang tidak sesuai dengan kualifikasi. Sedangkan diketahui produk susu

merupakan produk perishable yang tidak tahan lama dan mudah rusak, sehingga

kemungkinan terjadinya permasalahan kualitas akan lebih tinggi. Berdasarkan data dari

KUD Batu produk return karena cacat produk memiliki rata-rata lebih dari 100 produk setiap

bulan kecuali pada produk 160 CC rata-rata produk cacat hanya 35 produk. Data lengkap

jumlah produk return karena cacat pada tahun 2016 disajikan pada tabe1 1.1.

Tabel 1.1

Data Produk Return karena Cacat Tahun 2016

Bulan Cup 140 CC Cup 150 CC Cup 160 CC BB 1000 CC BK 180 CC

Januari 70 0 119 168 431

Februari 115 898 7 464 329

Maret 130 2382 51 113 210

April 107 4769 68 177 215

Mei 122 1256 41 233 232

Juni 48 2506 8 237 200

Juli 165 52 43 275 497

Agustus 241 1563 33 204 487

September 400 1729 26 594 723

Oktober 22 2032 10 114 197

November 5 2680 13 133 189

Desember 0 494 4 150 246

Jumlah 1425 20361 423 2862 3956

Rata-Rata 118,75 1851 35,25 238,5 329,67

Sumber: KUD Batu (2016)

Berdasarkan data produk return karena cacat yang ditampilkan pada tabel 1.1 dapat

diketahui jika produk cacat yang dikembalikan dari konsumen/ distributor memiliki jumlah

dan rata-rata yang besar pada setiap bulan pada hampir semua produk. Hal ini bisa

dikarenakan karena pihak KUD Batu tidak melakukan analisis lebih lanjut terhadap produk

return. Selain itu tidak adanya dokumentasi atau pencatatan proses dan komposisi secara

baik juga menjadi faktor KUD Batu kesusahan dalam melakukan analisis dan penanganan

Page 22: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

3

lanjutan. Dokumentasi pengolahan susu baik mulai dari pihak peternak hingga sampai KUD

Batu atau bahkan end customer akan dapat mempermudah KUD Batu dalam menganalisis

segala informasi berkaitan dengan produknya. Beberapa hal yang bisa diketahui seperti

komposisi produk susu, wilayah asal susu segar, tanggal pengolahan, mesin yang digunakan,

dan informasi-informasi lainnya. Selain itu, ketika terjadi masalah terhadap produk susu,

pihak KUD Batu dapat mempersempit pencarian penyebab masalah yang terjadi sehingga

dapat segera diatasi dan dilakukan evaluasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan traceability informasi yaitu aktivitas yang dapat menelusuri informasi

dari hulu ke hilir. Pelakasanaan traceability membutuhkan pemetaan aktivitas di KUD Batu.

Pemetaan aktivitas dapat dilakukan dengan melakukan analisis value chain. Traceability

dengan berbasis analisis value chain memungkinkan KUD Batu untuk mempersempit ruang

pencarian dan lebih melakukan tindakan spesifik yan harus dilakukan.

Traceability informasi berbasis value chain digunakan karena dapat memberikan

perubahan value yang ada serta sudah adanya pengkategorian aktivitas dalam value chain

dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama dalam value chain menurut

Porter (1994) meliputi inbound logistics, operations, outbound logistics, marketing dan

sales, serta service. Kegiatan inbound logistics adalah aktivitas awal dimana perusahaan

menerima raw material, warehousing dan melakukan inventory control. Operations adalah

aktivitas yang menghasilkan nilai tambah yang dapat mengubah masukan menjadi sebuah

produk. Outbound logistics berkaitan dengan menyampaikan produk jadi ke konsumen.

Marketing dan sales merupakan aktivitas untuk mendapatkan pembeli untuk melakukan

transaksi pembelian. Aktivitas terakhir yaitu services dimana melakukan pelayanan dan

jaminan terhadap produk jadi guna mempertahankan hingga meningkatkan nilai dari suatu

produk seperti customer support. Lima aktivitas utama dari value chain menurut Porter

(1994) bisa digunakan alternatif oleh KUD Batu dalam melakukan dokumentasi dan analisis

proses yang menghasilkan produk akhir baik itu bersifat value added. Selain itu pihak KUD

Batu juga dapat menentukan harga penjualan berdasarkan nilai dari masing masing barang

penyusun maupun proses yang dilalui oleh pengolahan produk susu. Dalam melakukan

traceability tentunya akan melibatkan banyak data dan informasi sehingga dengan didukung

adanya sistem informasi dapat menjadi potensi dari KUD Batu untuk bersaing dengan

industri lain khususnya dalam industri produksi susu. Jenis teknologi informasi yang dapat

digunakan dalam pemenuhan sistem informasi terkait analisis value chain ini adalah

software berbasis database.

Page 23: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

4

Rancangan sistem informasi berbasis database akan mempermudah dalam hal

penyimpanan data dan pencarian. Menurut Laudon & Laudon (2005), database adalah suatu

koleksi data terorganisasi yang digunakan untuk melayani beragam aplikasi secara efisien

dengan mensentralisasi data dan meminimasi kelebihan data yang tidak diperlukan.

Komputerisasi yang dilakukan tentunya akan dapat meminimasi adanya kehilangan data dan

mempercepat waktu pencarian data untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan database atau

sistem basis data memiliki keuntungan dimana dalam basis data semua data diintegrasikan

dengan menghindari duplikasi data, dapat digunakan oleh banyak user, serta merupakan

sekumpulan elemen data yang terintegrasi secara logika dan saling berhubungan (Indrajani,

2011). Salah satu software database yang dapat digunakan dalam perancangan sistem

informasi mengenai analisis value chain di KUD Batu ini adalah Microsoft Access. Microsoft

Access merupakan software yang dikembangkan oleh perusahaan Microsoft yang

dikhususkan sebagai Database Management System (DBMS) atau software pengolah basis

data. Pengaplikasiannya nanti akan lebih mudah dan terstruktur dengan adanya

pengelompokan data. Pengelompokan data ini bertujuan pula untuk melakukan kodefikasi

dalam sistem informasi manajemen traceability. Salah satu metode yang dapat mendukung

pengelompokan data dalam database adalah Group Technology (GT).

Group Technology (GT) merupakan pengelompokan suatu komponen yang memiliki

kesamaan dapat dilakukan pengelompokan menjadi satu family sehingga akan mudah

dilacak dalam database. Penerapan GT pada penelitian ini nantinya akan berdasarkan

komposisi dan urutan proses dari pembuatan produk susu. Dimana Susu akan dipecah

kedalam komponen-komponen kecil penyusunnya. Pengelompokan dan pembagian ke

kelompok yang lebih kecil ini nantinya akan menggunakan filosofi GT. Pelaksanaannya

nanti setiap family akan memiliki kode tersendiri dalam sistem informasi yang akan

dirancang sehingga dengan menggunkan kode tersebut dapat melacak produk yang ingin

didapatkan informasinya.

Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan, maka dilakukan penelitian mengenai

analisis value chain pada KUD Batu. Analisis yang dilaksanakan juga nantinya akan

dirancangkan sebuah prototype sistem informasi manajemen berbasis database

menggunakan Microsoft Access. Harapannya dengan penelitian yang dilakukan ini dapat

membantu KUD Batu untuk menyelesaikan permasalahan yang KUD Batu terkait dengan

kegiatan traceability informasi produk.

Page 24: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

5

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang didapatkan dari latar belakang penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Belum dimanfaatkannya secara optimal dari dokumentasi pencatatan dan analisis

produk dan proses pengolahan susu pada KUD Batu dimana terdapat kompleksitas data

baik dalam jumlah maupun jenis variasi mengenai informasi produk susu dari susu

mentah hingga menjadi susu siap minum sehingga pihak KUD Batu kesulitan dalam

melakukan tracing informasi produk.

2. Proses pencatatan yang ada belum sepenuhnya memanfaatkan penggunaan komputer

dan sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan kegiatan

dokumentasi dan analisis proses dan produk di KUD Batu.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapatkan dari latar belakang serta identifikasi masalah ada

tiga, yaitu sebegai berikut.

1. Bagaimana pemetaan dan penilaian performansi aktivitas-aktivitas dalam value chain

KUD Batu untuk identifikasi faktor-faktor yang berperan dalam sistem informasi yang

akan dirancang?

2. Bagaiamana perencanaan, analisis dan desain rancangan sistem informasi manajemen

pada KUD Batu yang digunakan dalam melakukan analisis tracing informasi produk?

3. Bagaimana implementasi dan testing sistem informasi manajemen traceability yang

digunakan dalam mengatasi permasalahan tracing informasi produk?

1.4 Batasan Masalah

Terdapat tiga batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Rancangan sistem informasi manajemen sebatas prototype.

2. Perancangan sistem informasi manajemen hanya mencakup rantai pasok dari peternak

susu sapi hingga KUD Batu.

3. Kegiatan dalam value chain yang dijadikan acuan pembuatan sistem informasi hanya

mencakup kegiatan inbound logistics, operations dan outbound logistics.

Page 25: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

6

1.5 Tujuan

Terdapat tiga tujuan penelitan sebagai berikut.

1. Melakukan pemetaan aktivitas dengan analisis value chain untuk mengetahui aktivitas-

aktivitas yang mempengaruhi value produk dan sebagai dasar identifikasi faktor yang

diperlukan dalam perancangan sistem informasi serta melakukan penilaian performansi

terhadap aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Merencanakan, menganalisis dan mendesain sistem informasi manajemen yang dapat

digunakan dalam melakukan analisis tracing produk dan proses pengolahan pada KUD

Batu.

3. Mengimplementasi hasil rancangan menjadi prototype menggunakan Microsoft Access

untuk menerapkan rancangan sistem informasi manajemen berdasarkan prinsip value

chain di KUD Batu dan melakukan testing terhadap hasil implementasi prototype.

1.6 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi dalam membantu

permasalahan yang ada di KUD Batu khususnya dalam melakukan traceability informasi

produk.

Page 26: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka dalam penelitian yang dilakukan menjelaskan mengenai teori-teori

yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan penelitian.Acuan tersebut digunakan sebagai

pertimbangan penulis dalam melakukan pemecahan permasalahan yang ada sehingga

tercapai tujuan yang sudah ditentukan.

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan berkaitan dengan

perancangan sistem informasi digunakan sebagai salah satu refrensi penelitian. Berikut

penjelasan singkat mengenai penelitian-penelitian tersebut.

1. Kuswardani et al (2007) melakukan penelitian mengenai perancangan sistem

informasi manajemen yang digunakan untuk mempermudah dalam mengorganisir,

mengolah dan pelaporan dari data di KUD Misaya Mina. Dalam pelaksanaanya

penelitian ini melakukan rancangan sistem informasi menggunakan Microsoft Access

2003. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan sistem informasi yang dinamakan

SIMKUD MIMI versi 1.0 yang membantu KUD mendapatkan informasi lebih cepat,

akurat dan lebih mudah.

2. Kurniawan et al (2014) melakukan penelitian Jurusan Teknik Industri Universitas

Brawijaya. Penelitian dilakukan untuk memperbaiki manajemen penyimpanan data

yang ada di JTI, khususnya di bagian rekording JTI. Dalam pembuatannya, peneliti

menggunakan Microsoft Access 2013 untuk rancangan sistem informasi manajemen

yang dibuat, sedangkan dalam metodenya digunakan Group Technology dalam

mengelompokan data yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi

manajemen bernama SIMIN JTI yang berguna dalam kegiatan manajemen

penyimpanan data di JTI UB.

3. Melladya et al (2014) melakukan penelitian untuk merancang sistem informasi

manajemenn perawatan mesin di PT. Adi Putro Wirasejati Malang. Peneliti

menggunakan metode Group Technology dan dalam pembuatannya menggunakan

software Microsoft Access 2013. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan sistem

informasi manajemen perawatan yang digunakan oleh bagian Maintenance perusahaan

Page 27: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

8

khususnya SPV dapat menerima laporan rutin, summary, dan laporan harian tentang

jadwal perawatan mesin, kerusakan mesin dan inventory sparepart.

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Ini

No. Nama

Peneliti

Objek

Penelitian Tujuan Penelitian

Metode &

Pembahasan Hasil Penelitian

1 Kuswardani

et al (2007)

KUD Misaya

Mina

• Merancang sistem informasi

manajemen untuk

memudahkan proses transaksi

bisnis pada KUD Misaya

Mina juga sebagai pembantu

dalam program pembantu

pengambilan keputusan.

Perancangan

sistem informasi

dengan

menggunakan

Microsoft Access

2003.

SIMKUD MIMI

versi 1.0 yang

digunakan KUD

mendapatkan

informasi lebih

cepat, akurat dan

lebih mudah.

2 Kurniawan

et al (2014)

Jurusan

Teknik

Industri

Universitas

Brawijaya

• Merancang sistem database

yang digunakan sebagai

sistem informasi manajemen

bagian rekording JTI

menggunakan metode

pengelompokan Group

Technology.

Perancangan

Sistem Informasi

menggunakan

Group

Technology

dengan

toolsMicrosoft

Access 2013.

sistem informasi

manajemen bernama

SIMIN JTI yang

berguna dalam

kegiatan manajemen

penyimpanan data di

JTI UB.

3 Melladya et

al (2014)

PT. Adi

Putro

Wirasejati

Malang

• Merancang sistem informasi

manajemenn perawatan

mesin.

Perancangan

Sistem Informasi

menggunakan

Group

Technology

dengan

toolsMicrosoft

Access 2013.

rancangan sistem

informasi

manajemen

perawatan yang

digunakan laporan

dan summary

tentang jadwal

perawatan &

kerusakan mesin dan

inventorysparepart.

5 Penelitian

ini

Kantor Unit

Desa (KUD)

Batu

• Merancang sistem informasi

manajemen yang dapat

digunakan dalam melakukan

analisis tracing produk dan

proses pengolahan pada KUD

Batu berdasarkan prinsip

value chain menggunakan

software Microsoft Access

2016.

Perancangan

sistem informasi

manajemen

berdasarkan

prinsip value

chain di KUD

Batu untuk

melakukan

tracing informasi

dengan

toolsMicrosoft

Access 2016.

Rancangan sistem

informasi

manajemen yang

digunakan untuk

tracing informasi

proses dan produk

berdasarkan prinsip

value chain di

perusahaan

menggunakan

Microsoft Access

2016 di KUD Batu.

2.2 Industri Kecil dan Menengah

Industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu jenis usaha yang berperan

dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dimana berdasarkan Kementerian

Perindustrian (2015) IKM pada tahun 2015 berperan sebesar 34,82% terhadap PDB

Nasional. Peraturan mengenai IKM diatur dalam Undang-Undang no 20 tahun 2008

Page 28: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

9

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berdasarkan UU no 20 tahun 2008, Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas

lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan

dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Usaha Mikro merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria kekayaan bersih hingga Rp 50.000.000 dengan

hasil penjualan paling banyak Rp 300.000.000.

Usaha kecil yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dan dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang kriteria memiliki kekayaan

bersih Rp 50.000.000 hingga 500.000.000 dengan hasil penjualan lebih dari Rp

300.000.000 hingga Rp2.500.000.000,00.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dengan kekayaan

bersih lebih dari Rp 500.000.000 hingga 10.000.000.000 dengan hasil penjualan lebih dari

Rp Rp 2.500.000.000 hingga Rp 50.000.000.000.

2.3 Supply Chain Management

Supply chain merupakan proses yang menggerakan informasi dan bahan baku dari ke

proses manufaktur dan pelayanan perusahaan. Proses tersebut meliputi proses logistik

memindahkan produk , proses penggudangan, serta penyimpanan supaya produk dapat

dikirim ke pelanggan dengan cepat (Jacobs dan Chase, 2015). Sedangkan Chopra dan

Meindl (2007) menyampaiakn jika supply chain merupakan jaringan yang tersusun dari

berbagai pihak, baik terlibat langsung ataupun tidak terlbat langsung dalam upaya untuk

memenuhi permintaan konsumen. Pihak-pihak terkait tersebut meliputi perusahaan

manufaktur, pemasok, distributor, warehouse, ritel serta pelanggan itu sendiri. Gambar 2.1

menunjukan gambaran struktur supply chain dan hubungan antar pihak terkait.

Page 29: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

10

Gambar 2.1 Struktur supply chain

Sumber : Chopra dan Meindl (2007)

Supply Chain Management menurut Heizer dan Render (2014) adalah koordinasi dari

seluruh kegiatan dalam supply chain diawali dari pengadaan bahan baku dan diakhiri

dengan kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif

perusahaan serta memberikan keuntungan bagi konsumen akhir. Secara makro Chopra dan

Meindl (2007) menjelaskan proses dalam supply chain management terbagi menjadi 3

klasifikasi, yaitu:

1. Customer Relationship Management (CRM) yaitu segala proses yang berfokus pada

hubungan perusahaan dengan konsumennya.

2. Internal Supply Chian Management (ISCM) yaitu segala proses supply chain yang ada

dalam internal perusahaan.

3. Supplier Relationship Management (SRM) yaitu segala proses dan kegiatan dimana

berfokus pada hubungan perusahaan dan pemasok.

Klasifikasi proses supply chain management secara makro lebih ditampilkan pada

gambar 2.2

Gambar 2.2 Klasifikasi proses supply chain management secara makro

Sumber : Chopra dan Meindl(2007)

Page 30: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

11

2.4 Value Chain

Michael E. Porter (1994) menjelaskan value chain merupakan metode untuk

menguraikan perusahaan kedalam aktivitas-aktivitas yang relevan secara strategis guna

memahami perilaku biaya serta sumber margin existing dan memiliki potensial. Value

chain juga dapat diartikan serangkaian proses yang dilakukan perusahaan untuk

menghasilkan produk ataupun jasa. Setiap perusahaan memiliki aktivitas yang penting

secara strategis untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan pesaing. Setiap pihak

dalam supply chain memiliki value chain yang ditanamkan dalam arus aktivitas yang

dilakukan.

Value chain dalam pelaksanaannya mempunyai aktivitas nilai yang merupakan

aktivitas yang terpisah secara fisik dan teknologis yang diselenggarakan oleh

perusahaan.Dalam value chain aktivitas nilai (Porter, 1994) terbagi menjadi dua aktivitas

yaitu aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer terbagi menjadi lima

aktivitas sebagai berikut:

1. Inbound logistics : Aktivitas awal dimana perusahaan menerima raw material,

warehousing dan melakukan inventory control. Aktivitas ini bermula dari pemasok

yang memberikan input ke perusahaan.

2. Operations : Aktivitas yang menghasilkan nilai tambah yang dapat mengubah

masukan menjadi sebuah produk (output). Aktivitas yang dilakukan seperti

permesinan, pengemasan, perakitan dan pengujian.

3. Outbound logistics : Aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan

konsumen. Aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,

dan pendistribusian produk ke konsumen.

4. Marketing and sales : Aktivitas yang berhubungan dengan mendapatkan konsumen

agar tertarik untuk membeli produk. Aktivitas yang dilakukan seperti iklan, promosi

dan penetapan harga.

5. Service : Aktivitas yang dilakuakan mempertahankan atau meningkatkan nilai dari

produk seperti pelayanan purna jual.

Sedangkan aktivitas pendukung dalam value chain terdiri dari empat aktivitas.

Aktivitas tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Procurement : Aktivitas ini merujuk pada fungsi pembelian masukan yang digunakan

dalam rantai nilai perusahaan, bukan pada masukan yang dibeli itu sendiri.

2. Technological Development : Aktivitas-aktivitas yang dapat dikelompokan secara luas

ke dalam upaya-upaya untuk memperbaiki produk dan prosesnya. Sehingga

Page 31: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

12

pengembangan teknologi adalah aktivitas yang luas karena alat penyiapan informasi

hingga pengangkutan produk bisa masuk dalam aktivitas pengembangan teknologi.

3. Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi,

sampai pemberhentian dimana aktivitas ini berperan dalam aktivitas primer maupun

aktivitas pendukung lainnya.

4. Firm Infrastructure : Terdiri dari departemen-departemen/ fungsi-fungsi seperti

akuntansi, keuangan, dan perencanaan yang melayani kebutuhan organisasi dan

mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.

Aktivitas primer maupun sekunder oleh Porter diilustrasikan pada gambar 2.3, ilustrasi

ini kemudian juga dapat digunakan untuk melakukan analisis value chain suatu

perusahaan.

Gambar 2.3Aktivitas nilai dalam value chain

Sumber :Porter (1994)

2.5 Group Technology

Group technology (GT) yaitu suatu teknik serta filosofi manufaktur yang digunakan

dalam mengefisienkan produksi dengan mengelompokan berdasarkan kesamaan dari

komponen, bentuk, dimensi, rute proses maupun lainnya. Menurut Chang (2005) terdapat 3

macam tipe sistem kode, yaitu:

Page 32: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

13

1. Monocode (Struktur Hirarki)

Pada struktur hirarki ini setioap digit memperkuat informasi dari digit sebelumnya.

Hal ini mengindikasikan bahwa deretan kode pada setiap digit yang ada bergantung

pada karakter digit sebelumnya. Setiap digit (posisi) pada kode direpresentasikan

dalam fitur/subsection. Digit pertama merepresentasikan keseluruhan grup kemudian

digit setelahnya mewakili grup sub-section dan seterusnya.

A

1 2

bbaa cc

Mesin

Komponen

Mesin

Sparepart

Mesin

Gambar 2.4 Hirarki GT Monocode

Sumber: Chang (1991)

2. Polycode (Kode Atribut)

Konsep chain-structure (polycode) yang digunakan pada penelitian ini mempunyai arti

bawa masing-masing digit kode yang digunakan tidak tergantung pada karakter

deretan kode sebelum digit kode ini sehingga dapat mengakomodasi setiap

perubahan.Pada konsep kode ini, masing-masing bagian dalam kode mempunyai

posisi yang spesifik. Struktur kodefikasi ini sangat mudah diterapkan tetapi jumlah

digit yang besar memerlukan perwakilan karakteristik dari suatu section.

Digit Lokasi 1 2

1 Area Lemari A Lemari B

2 Rak Rak 1 Rak 2

… … … … Gambar 2.5 Hirarki GT Polycode

Sumber: Houtzeel dan Schilprooet (1976)

3. Hybrid

Pengkodean yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem pengkodean hybrid,

yang merupakan penggabungan sistem pengkodean monocode dan polycode dengan

memanfaatkan keuntungan dari setiap karakteristik sistem kodifikasi monocode dan

polycode.

Gambar 2.6 Hirarki GT Hybrid

Sumber: Opitz (1970)

Page 33: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

14

2.6 Database

Data menurut McFadden (1999) merupakan segala fakta di dunia yang dapat direkam

dan disimpan pada media digital seperti komputer. Sedangkan basis data atau database

merupakan kumpulan dari data-data yang berhubungan secara terorganisasi sedemikian

rupa sehingga mudah untuk disimpan, dimanipulasi, dan dipanggil oleh user (Nugroho,

2011). Software yang digunakan oleh pengguna untuk pengolah data berbasis komputer

disebut dengan database management system (DBMS). Bahasa universal yang ada dalam

DBMS adalah sebagai berikut:

1. DDL (Data Definition Language) yaitu bahasa yang digunakan dalam mendefinisikan

data. Beberapa fungsi utama dari DDL adalah create, alter (modifikasi),

drop(menghapus), dan truncate (mengosongkan).

2. DML (Data Manipulation Language) yaitu Bahasa yang memungkinkan pengguna

untuk mengakses atau memanipulasi data dalam sistem basis data. Beberapa perintah

termasuk DML adalah select, insert, delete, dan update.

3. SQL (Structured QueryLanguage) yaitu bahasa komputer standar ANSI (American

National Standard Institute) untuk mengakses data dalam basis data relasional.

2.7 Sistem

Sistem menurut Jogiyanto (2005) merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem terdiri dari beberapa

subsistem atau sistem-sistem bagian. Subsistem tersebut saling berinteraksi dan saling

berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat

tercapai.

Suatu sistem memiliki maksud atau tujuan tertentu.Berdasarkan Jogiyanto (2005)

maksud dari sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan suatu sasaran

(objective). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan

objective merujuk dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Sistem dapat diklasifikasikan

dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

1. Sistem abstrak dan fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang memiliki pemikiran atau

ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada

secara fisik, seperti sistem produksi, sistem komputer, dan lain sebagainya.

2. Sistem alamiah serta sistem buatan manusia. Sistem alamiah merupakan suatu sistem

yang terjadi melalui proses alam bukan dibuat manusia, misalnya sistem perputaran

bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

Page 34: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

15

3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu. Sistem tertentu berkerja dengan tingkah laku

yang sudah dapat diprediksi. Sedangkan Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi

masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung probabilitas.

4. Sistem tertutup serta sistem terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak

berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka merupakan sistem yang

berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

2.7.1 Karakteristik Sistem

Jogiyanto (2005) menyatakan suatu sistem mempunyai karakteristik tertentu.

Karakteristik tersebut adalah sebagi berikut:

1. Komponen Sistem

Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan saling

bekerjasama membentuk suatu kesatuan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem adalah daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau

dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem apapun diluar batas yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung sistem adalah media penghubung antar subsistem. Melalui interface,

sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lainnya.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan Sistem adalah semua yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat

berupa perawatan (maintenance input) maupun sinyal (signal input)

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran Sistem adalah semua yang dihasilkan oleh proses dalam sistem dan berguna.

Keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem yang lain atau ke suprasistem.

7. Pengolah Sistem (Process)

Pengolah sistem adalah bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi

keluaran.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective). Suatu sistem bisa

dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya.

Page 35: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

16

2.7.2 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahn transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan

kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan (Leitch dan Davis, 1983). Dalam penggunaanya sistem

informasi melibatkan beberapa hal mulai dari teknologi, manusia bahkan jabatan struktural

guna menjalankannya.Scott (1986) menyampaikan mengenai sistem informasi manajemen

yang memiliki pengertian kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang

menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi.

Secara teori Jogiyanto (2005) menyampaikan sistem informasi manajemen (SIM) dapat

berfungsi tanpa melibatkan elemen non-komputer dan elemen komputer, namun pada

pelaksanaanya SIM selalu berhubungan dengan komputer.

2.8 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase awal

pengembangan sistem. Whitten (2007) menyatakan Analisis sistem adalah kegiatan yang

dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dan memunculkan kebutuhan untuk

model ataupun project.Analisis sistem bertujuan untuk mengetahui permasalahan sehingga

dapat membuat model untuk sistem yang baru (Shelly dan Rossenblatt, 2012). Dalam

melakukan analisis sistem, dibagi menjadi dua yaitu analisis sistem lama dan analisis

sistem baru. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Sistem Lama

Dalam melakukan pengembangan dibutuhkan analisis sistem lama terlebih dahulu

untuk melihat kebutuhan apa yang dibutuhkan untuk sistem baru. Salah satu metode

yang digunakan untuk menganalisis sistem lama adalah PIECES Analysis.Analisis

PIECES diperkanalkan oleh James Wetherbe dimana dibagi menjadi 6 kategori

(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Services). Tabel 2.2

dan 2.3 menunjukan framework dari analisis PIECES.

Page 36: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

17

Tabel 2.2

PIECES Framework Analysis Keterangan

Performance

a. Keluaran (throughput)

Beberapa pekerjaan membutuhkan waktu cukup banyak.

b. Waktu layan (response time)

Waktu tunggu antara transaksi atau permintaan dengan responnya

Information

a. Output

• Informasi kurang

• Informasi penting kurang

• Informasi relevan kurang

• Informasi berlebih

• Informasi dalam bentuk yang kurang bermanfaat

• Informasi tidak akurat

• Informasi sulit dihasilkan

• Informasi tidak diperbarui

b. Input

• Data tidak tersedia

• Data tidak tersedia saat diperlukan

• Data tidak akurat

• Data sulit diperoleh

• Data redundan

• Terlalu banyak data

• Terdapat data ilegal

Information

c. Storage

• Data tersimpan redundan di beberapa file atau basisdata

• Ketidakakuratan penyimpanan data

• Sekuritas penyimpanan data rendah

• Data tidak terorganisasi secara baik

• Fleksibilitas data rendah

• Tidak bisa mengakses data

Economy

a. Biaya

• Biaya tidak terdefinisi

• Biaya tidak terlacak pada sumbernya

• Biaya tinggi

b. Keuntungann

• Pasar baru dapat tereksplor

• Pemasaran yang ada dapat diperbaiki

• Order dapat ditingkatkan

Control

a. Sekuritras Rendah

• Input data tidak teredit dengan baik

• Kriminal dapat menyerang data

• Data diperoleh oleh pihak yang tidak mempunyai wewenang

• Data redundan tidak konsisten

• Aturan kerahasiaan data dapat ditembus

• Kesalahan proses dapat terjadi

• Kesalahan pengambilan keputusan dapat terjadi

b. Sekuritas Tinggi

• Rangkaian dan batasan birokrasi memperlambat sistem

• Pengendalian kurang nyaman bagi pengguna

• Pengendalian berlebih menyebabkan waktu tunggu

Eficiency

• Pemborosan waktu karena redundansi (input, proses dan output)

• Pemborosan material dan suplai

• Usaha yang diperlukan untuk tugas-tugas yang tidak diperlukan

• Material yang dipergunakan sebenarnya tidak diperlukan

Page 37: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

18

Tabel 2.3

PIECES Framework (Lanjutan) Analysis Keterangan

Services

• Hasil tidak akurat

• Hasil tidak konsisten

• Hasil tidak andal (unreliable)

• Sistem tidak mudah dipelajari

• Sistem tidak mudah digunakan

• Sistem janggal saat digunakan

• Sistem tidak fleksibel dalam situasi baru

• Sistem tidak fleksibel pada perubahan

• Sistem tidak kompatibel dengan sistem lain

• Sistem tidak terkoordinasi dengan sistem lain

Sumber :Whitten (2007)

2. Analisis Sistem Baru

Analisis sistem baru dilaksanakan untuk mendapatkan dan memunculkan kebutuhan

dari model yang akan dibuat. Dalam melakukan analisis sistem baru dapat

menggunakan system requirement checklist (SRC).Shelly dan Rossenblatt (2012)

menyampaikan, system requirement checklist (SRC) adalah tahapan analisis untuk

memahami kebutuhan user terhadap sistem baru meliputi lima unsur utama, yaitu

input, output, process, performance, dan kontrol. system requirement adalah fitur-fitur

atau ciri yang harus ada dalam sistem informasi guna memenuhi kebutuhan bisnis

(business requirements) dan yang dapat diterima user. SRC berperan sebagai acuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem baru yang dibangun.

2.9 Perancangan Sistem

Perancangan sistem menurut Whitten (2007) Merupakan teknik pemecahan masalah

yang merangkai pecahan komponen menjadi sistem lengkap melalui strategi

pengembangan dengan menggambarkan model sistem untuk membantu visualisasi, analisa

dan desain sistem yang memudahkan komunikasi antar stakeholder. Penerapan

perancangan sistem membutuhkan beberapa hal yang harus dipahami dan dilakukan dalam

merancang atau mendesain sistem yaitu data flow diagram, entity relationship diagram,

dan normalisasi.

2.9.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) yaitu diagram yang mempresentasikan bagaimana data-

data berpindah dalam organisasi, proses data, bagaimana masukan dan keluarannya.

(Kendall dan Kendall, 2006). DFD akan menggambarkan aliran proses data dalam sistem

Page 38: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

19

dengan menekankan logika sistem. DFD terdiri dari empat elemen utama, empat elemen

tersebut yaitu.

1. Proses

Aktifitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik, biasa berupa

manual maupun terkomputerisasi.

2. Data flow

Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir pada

suatu proses.

3. Data Store

Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan

dalam data store. Aliran data diupdate atau ditambahkan ke data store.

4. External entity

Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan

sistem.

Setiap elemen memiliki simbol tersendiri yang dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.7 Simbol DFD

Sumber : Kendall dan Kendall (2006)

Proses bisnis suatu sistem merupakan hal yang kompleks, oleh karena itu dalam

penggambarannya di DFD dilakukan beberapa tahapan sehingga dapat lebih mendetail.

Penggambaran ini dilakukan dengan breakdown diagram dari umum ke khusus atau dari

induk ke anak diagram.

Page 39: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

20

2.9.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) menurut Nugroho (2011) adalah perincian yang

merupakan representasi logika dari data suatu organisasi atau area bisnis tertentu . ERD

selain menggambarkan proses juga menggambarkan entitas apa saja yang terlibat.

Komponen-komponen dalam ERD dapat dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7 dan deskripsinya

sebagai berikut:

1. Entitas

Entitas bisa berupa orang, tempat, objek, kejadian (event), atau konsep dalam lingkup

pengguna yang oleh perusahaan / organisasi perlu dipelihara datanya.

2. Atribut

Properti atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu entitas dimana karakteristik

tersebut bermakna bagi pihak perusahaan.

3. Relasi

Penghubung antar entitas yang ada dalam ERD. Entitas berjalan dua arah dimana salah

satu entitas adalah induk dan yang satunya adalah entitas anak.

4. Kardinalitas

Jumlah entitas yang dapat berpartisipasi dalam suatu relasi antar entitas.

a. Satu ke satu (one to one), maksudnya adalah setiap anggota entitas A hanya boleh

berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya.

b. Satu ke banyak (one to many), maksudnya adalah setiap anggota entitas A

dapatberhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B tetapi tidak

sebaliknya.

c. Banyak ke banyak (many to many), maksudnya adalah setiap anggota entitas

Adapat berhubungan dengan banyak anggota entitas B dan sebaliknya.

Page 40: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

21

Gambar 2.8 Elemen ERD

Sumber : Bressan dan Catania (2005)

Gambar 2.9 Kardinalitas crow

Sumber : Shelly dan Rossenblatt(2012)

2.9.3 Normalisasi

Shelly dan Rossenblatt (2012) menyampaikan jika normalisasi merupakan proses

untuk membuat dan desain tabel dengan memasukan spesifik fields atau atribut ke masing

masing tabel di database. Nantinya di desain tabel memiliki fieldsyang spesifik dan

melakukan identifikasi primary key.Normalisasi digunakan untuk mengembangkan

keseluruhan database yang simpel, fleksibel, dan tidak terjadi redudansi data.Dalam

tahapan normalisasi Shelly dan Rossenblatt (2012) menyampaikan ada tiga tahapan dalam

melakukan normalisasi yaitu sebagi berikut.

Crow

Page 41: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

22

1. First Normal Form (1NF)

Tabel dikatakan dalam 1NF ketika tidak terdapat pengulangan kelompok.Sehingga

dalam 1NF, dilakukan pencarian pengulangan data dan dihilangkan pengulangan

tersebut serta menentukan primary key.Dalam 1 tabel hanya boleh ada 1 primary key.

Gambar 2.10 Contoh 1NF Sumber: Shelly dan Rossenblatt (2012)

2. Second Normal Form (2NF)

Tabel 2NF terpenuhi jika telah memenuhi 1NF dan tidak ada atribut yang tidak

bergantung pada atribut primary key.Sehingga ketika ada atribut yang bergantung

terhadap atribut selain primary key, maka pisahkan atribut tersebut ke dalam tabel

tersendiri.

Gambar 2.11 Contoh 2NF Sumber: Shelly dan Rossenblatt (2012)

Page 42: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

23

3. Third Normal Form (3NF)

Tabel 3NF terpenuhi jika tabel telah memenuhi 2NF dan tidak ada atribut non primary

key yang bergantung padaatribut non primary key yang lain.Jika ditemukan kejadian

tersebut, maka pisahkan menjadi satu tabel tersendiri.

Gambar 2.12 Contoh 3NF

Sumber: Shelly dan Rossenblatt (2012)

2.10 Prototype

Prototype adalah Menurut McLeod (2004) prototype adalah sebuah versi dari suatu

sistem potensial yang menyediakan pengembang dan user dengan suatu gambaran tentang

bagaimana sistem dalam bentuk sempurnanya akan berfungsi. Proses untuk menghasilkan

sebuah prototype disebut prototyping.Menurut Sommerville (2003) Prototyping secara

langsung mendemonstrasikan sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen

perangkat lunak bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual

dilakukan.

Tahap-tahap pengembangan prototype Sommerville (2003) adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan prototype. Tahap ini meliputi identifikasi masalah, penetapan

batasan atau ruang lingkup prototype dan penetapan tujuan.

2. Mendefinisikan fungsi protoype. Tahap ini meliputi aktivitas analisis yang mencakup

pembuatan daftar kebutuhan, pembuatan model data dan proses, desain database, dan

penentuan strategi pengembangan.

3. Mengembangkan protoype. Tahap ini meliputi aktivitas desain dan implementasi.

Desain yang dibuat adalah desain user interface, dan algoritma. Pada aktivitas

implementasi, dilakukan pembuatan aplikasi sesuai dengan desain yang sudah

dirancang sebelumnya.

Page 43: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

24

4. Mengevaluasi protoype. Evaluasi protoype yang akan dilakukan ditinjau dari dua segi

yaitu: verifikasi dan validasi.

2.11 Microsoft Access

Microsoft Access merupakan salah satu aplikasi dari Microsoft Office yang digunakan

untuk mengelola databasedimana didalamnya terdapat fasilitas tabel, forms, queries dan

reports. Selain itu dalam Microsoft Access dapat pula menyertakan kalkulasi, grafik,

gambar dan file.Hal-hal ini menjadikan Microsoft Access sebagai salah satu DBMS yang

powerful (Moffat, 2011). Microsoft Access di desain supaya dapat menggunakan data

dalam database yang dibuat untuk menarik suatu informasi yang dibutuhkan.Informasi

yang diperoleh juga dijadikan sebuah laporan.Fasilitas-fasilitas yang ada di Microsoft

Access menjadikan pengolahan data menjadi lebih efisien. Kelebihan yang dimiliki

Microsoft Access dapat terhubung dengan beberapa aplikasi lain seperti Microsoft Exel dan

juga salah satu fitur microsoft Office yaitu share point dimana user dapat melakukan

pertukaran data dengan bantuan internet.

Kemampuan Microsoft Access karena didukung oleh fasilitas-fasilitas yang ada,

menurut Vermaat (2013), fitur utama dalam Microsoft Access adalah sebagai berikut.

1. Tables untuk menyimpan data.

2. Queries untuk mencari dan menemukan spesifik data yang diperlukan.

3. Forms untuk melihat, menambah, dan mengupdate data yang ada di tables.

4. Reports untuk menganalisis atau mencetak data di layout yang spesifik.

2.12 Kerangka Pikiran

Kerangka pemikiran adalah narasi atau pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan

masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.Gambar 2.11 merupakan tahap yang

dilakukan dan sebagai kerangka pikiran dari penulis.

Analisis

Masalah

Identifikasi

Faktor

Pemilihan

Metode yang

Relevan

Konsep solusi

yang dituju

Output dan

Outcomes

Gambar 2.13 Tahapan kerangka pikir

1. Analisis Masalah

Pada tahap analisis masalah akan dibantu dengan menggunakan diagram IPO.

merupakan suatu representasi visual dari sebuah proses atau kegiatan. Diagram ini

memuat semua daftar karakteristik input dan output. Diagram IPO sangat bermanfaat

Page 44: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

25

dalam mendefinisikan suatu proses dan mengenali hubungan antara variabel input dan

respon.Analisis masalah menggunakan IPO di KUD Batu digunakan untuk mampu

mendefinisikan masukan, proses dan keluaran dari sistem yang ada di KUD Batu.

Gambar 2.14 menjelaskan mengenai diagram IPO di KUD Batu.

Input

Bahan Baku Susu segar Waktu kedatangan Komposisi pendukung Mesin yang digunakan Proses pengolahan Pemasok Bill of materials SCM di KUD Batu Value Chain

Proses

Perancangan Database BOM GT Microsoft Access

P e r a n c a n g a n S i s t e m Informasi Manajemen Prototype SIM

Output

Software pro totype SIM tracing informasi proses dan produk

Laporan proses bisnis dalam KUD Batu

Gambar 2.14 Diagram IPO

Berdasarkan diagram IPO diketahui terdapat banyak input yang terjadi dalam sistem di

KUD Batu. Input-input tersebut berhubungan dengan aktivitas yang menambah nilai

maupun tidak. Hal ini akan menjadi masalah jika tidak mampu dikelola dengan baik

oleh pihak KUD Batu. Oleh sebab itu diperlukan adanya sistem informasi manajemen

yang dapat membantu permasalahan yang ada. Sehingga pihak KUD nantinya akan

mendapatkan keluaran yang sesuai dengan yang dibutuhkan secara lebih cepat dan

akurat.

2. Identifikasi Faktor Pendukung

Setelah melakukan identifikasi masalah, maka dilakukan identifikasi faktor prndukung

sistem informasi yang ada KUD Batu.

Tabel 2.4

Identifikasi Faktor Pendukung No Faktor Jenis Pengambilan Cara Mendapatkan

1 Informasi KUD Sekunder Informasi sepeerti Visi, misi dan sebagainya

didapatkan dari data dokumentasi KUD

Batu.

2 Jenis Produk Sekunder Data jenis produk didapatkan dari sumber-

sumber dokumentasi yang berkaitan dengan

penelitian KUD Batu.

3 Komposisi Produk Sekunder Komposisi Produk didapatkan dengan

melakukan wawancara, dan melihat daftar

komposisi produk di KUD Batu.

4 Proses Sekunder Proses apa saja yang dilakukan dalam

pengolahan susu. didapatkan dari wawancara

dan melihat dokumentasi dari KUD Batu.

5 Sistem Informasi yang

Dibutuhkan

Primer Melakukan pengamatan langsung pada KUD

Batu.

6 Value Chain

Perusahaan

Primer Melakukan pengamatan untuk menentukan

value chain pada KUD Batu.

Page 45: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

26

3. Pemilihan Metode yang Relevan

Pemilihan metode yang relevan digunakan setelah melakukan identifikasi faktor

pendukung.Secara lebih jelas pemilihan metode yang relevan terdapat di tabel 2.5.

Tabel 2.5

Pemilihan Metode yang Relevan No Metode yang Relevan Kegunaan

1 Supply Chain

Management

Supply Chain Management yang dimaksud berkaitan dengan proses

dimulai dari pengepul susu hingga KUD Batu. SCM digunakan untuk

melihat rantai pasok yang terjadi dalam proses bisnis KUD Batu.

2 Value Chain Value Chain digunakan untuk membantu melihat aktivitas nilai dari setiap

proses dan hasil yang dilakukan oleh pihak KUD dalam menghasilkan

produk.

3 Group Technology Group Technology berperan dalam pengelompokan komponen-komponen

yang ada pada produk susu. Hal ini dilakukan untuk memberi kemudahan

dalam mencari informasi yang berjumlah banyak. Nantinya setiap

kelompok atau family akan mempunyai kode khusus supaya dapat

dilakukan pencarian dan perancangan yang lebih baik pada sistem

informasi tracing KUD Batu.

4 Database Database digunakan sebagai tempat penyimpanan segala informasi yang

ada pada sistem informasi yang dirancang. Dalam sistem informasi

manajemen ini nantinya database digunakan untuk menyimpan informasi

terhadap keseluruhan data dan juga nantinya tempat memasukan data baru.

Database juga berperan dalam memberikan informasi atas keluaran yang

dibutuhkan oleh pengguna terhadap data yang ada pada sistem informasi

manajemen tracing komposisi produk dan proses di KUD Batu.

5 Microsoft Access Microsoft Access adalah alat yang digunakan untuk merancang sistem

informasi berupa database. Penerapannya nantinya diharapkan dapat

memeberikan solusi terhadap permasalahan yang ada pada KUD Batu

4. Konsep Solusi yang Ditawarkan

Tahap selanjutnya adalah membuat konsep solusi yang ditawarkan. Konsep solusi

yang ditawarkan menggabungkan metode yang relevan dengan menggunakan data dari

faktor faktor yang dibutuhkan. Hasil akhir dari konsep solusi ini nantinya adalah

prototype SIM yang dijadikan alternatif pemecahan permasalahan di KUD Batu.

Gambar 2.12 menunjukan diagram alir konsep solusi yang ditawarkan.

Page 46: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

27

Mulai

Data Faktor Pendukung

Pembuatan Value Chain Perusahaan

Supply Chain Manajemen

Klasifikasi Group Technology

Perancangan Sistem Informasi Manajemen

Database Microsoft Access

Prototype SIM Tracing komposisi

dan proses

Selesai

Gambar 2.15 Konsep solusi yang ditawarkan

Berdasarkan diagram alir konsep solusi, diperlukan pengumpulan data-data sesuai

yang ada pada identifikasi faktor. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode-

metode yang relevan. Supply chain management memberikan gambaran terhadap alur

rantai pasok KUD Batu, kemudian dengan acuan supply chain management perusahaan

dan data faktor pendukung yang didapatkan kemudian dirancang value chain proses bisnis

dari KUD Batu. Value chain akan memberikan gambaran proses apa saja yang dilalui

sehingga produk menjadi output yang mempunyai nilai tambah lebih. Kemudian,

dilakukan breakdown produk menggunakan prinsip bill of material untuk mengetahui

komposisi produk secara detail. Hasil dari breakdown dengan BOM, kemudian

diklasifikasikan berdasarkan ciri khusus menjadi beberapa family menggunakan prinsip

Group Technology. Dengan metode GT nantinya setiap item family akan memiliki

kodefikasi khusus sebagai pembeda antar family. Hasil yang didapatkan berdasarkan

metode metode tersebut kemudian akan dibuat sistem informasi manajemen tracing

komposisi dan proses produk KUD Batu. Perancangan SIM ini nantinya digabungkan

dengan prinsip database, dimana data akan disimpan menjadi satu kesatuan dalam satu file

yang kolektif menggunakan software Microsoft Access 2016. Output akhir adalah sebuah

prototype sistem informasi manajemen tracing komposisi produk dan proses menggunakan

Microsoft Access 2016 berdasarkan prinsip value chain.

Pengguna dari sistem informasi ini adalah sebagai berikut:

a. Manager adalah ketua KUD atau orang yang diberikan wewenang.

Page 47: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

28

b. Admin adalah orang dalam KUD Batu yang dapat menggunakan dan bertanggung

jawab terhadap informasi yang masuk maupun keluar terhadap sistem informasi

tersebut.

5. Output dan Outcomes

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka nantinya akan didapatkan hasil dan manfaat

dari penelitian yang dilakukan.

a. Output

Output dari penelitian ini nantinya adalah proptotype dari sistem informasi

manajemen yang dapat digunakan dalam tracing komposisi produk maupun

proses pengerjaan berdasarkan prinsip value chain menggunakan Microsoft

Access.

b. Outcomes

Outcomes yang diperoleh nantinya adalah informasi yang diperlukan oleh

perusahaan mengenai data dalam database sistem informasi manajemen yang

dirancang.Informasi tersebut bisa berupa hal-hal berikut.

1) Produsen dan pelanggan dapat melacak komposisi produk dengan

memasukan kode tertentu pada SIM sehingga mengetahui informasi terkait

produk tersebut.

2) Produsen dapat melakukan analisis jika terjadi kesalahan hasil produksi dan

mengetahui bagian yang bermasalah lebih spesifik.

3) User dapat melakukan dokumentasi informasi secara rutin dan tersimpan

dalam suatu sistem informasi manajemen.

4) User dapat melakukan tracing informasi secara lebih cepat dan akurat.

5) Data proses, komposisi, dan waktu terdokumenasi dalam sistem informasi manajemen.

Page 48: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodolgi Penelitian menjelaskan mengenai tahapan penelitian yang dilaksanakan

sehingga terlaksana dengan baik serta sesuai dengan tujuan pelaksanaan penelitian.

Tahapan tersebut meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, langkah – langkah

penelitian, dan diagram alir penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian perancangan (design research), yaitu

penelitian dengan kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi

(seperti program, produk, dan sistem) yang dijadikan solusi untuk memecahkan masalah

yang kompleks dalam praktiknya. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk memajukan

karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan

pengembangannya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Batu yang beralamat di Jalan

Diponegoro, Sisir, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65314. Waktu penelitian

berlangsung mulai dari Januari 2017 sampai dengan Juli 2017.

3.3 Langkah – langkah Penelitian

Langkah penelitian adalah penjabaran tahapan penelitian dimana disusun secara

sistematik. Berikut merupakan langkah-langkah dalam penelitian ini.

1. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu peninjauan langsung ke KUD Batu. Studi lapangan dimaksudkan

untuk mengetahui kondisi dari KUD Batu sebelum dilakukan penelitian serta

mengetahui permasalahan apa yang ada pada KUD Batu sehingga dapat diangkat

menjadi penelitian. Dalam hal ini studi lapangan dilakukan dengan interview secara

langsung dan juga dan dokumentasi terhadap data yang diperlukan.

Page 49: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

30

2. Studi Pustaka

Tahapan studi pustaka dilaksanakan guna mempelajari dasar teori yang berhubungan

dengan masalah yang akan dilakukan penelitian. Studi pustaka dapat diperoleh dari

buku, jurnal, skripsi, ataupun dari perusahaan tempat penelitian dilakukan. Teori yang

diperoleh dari studi pustaka kemudian diterapkan dalam pelaksanaan penelitian di

KUD Batu. Studi pustaka yang digunakan adalah studi pustaka yang berhubungan

dengan permasalahan dalam penelitian dan metode penyelesaiannya yaitu value chain

dan sistem informasi manajemen.

3. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan untuk mengetahui kondisi pada KUD Batu

dan permasalahan yang terjadi, sehingga dapat diangkat untuk dilakukan penelitian.

Identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu belum adanya dokumentasi dan analisis

informasi terhadap produk maupun proses yang dilakukan dalam pengolahan susu di

KUD Batu.

4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah tindak lanjut dari identifikasi masalah. Perumusan masalah

adalah perincian dari permasalahan yang kemudian akan menunujuakn tujuan dari

penelitian di KUD Batu. Penelitian ini memiliki perumusan masalah terkait mengenai

perancangan sistem informasi manajemen traceability informasi produk.

5. Penentuan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan guna menentukan acuan keberhasilan dari penelitian

yang dilakuakan. Penelitian ini memiliki tujuan merancang sistem informasi

manajemen yang dapat digunakan untuk melakukan analisis tracing produk dan proses

pengolahan pada KUD Batu.

6. Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder. Rincian data yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Data Primer.

1) Sistem informasi yang dibutuhkan

2) Value chain perusahaan

b. Data Sekunder

1) Data profil perusahaan

2) Data wilayah peternak susu

3) Data jenis produk

Page 50: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

31

4) Data komposisi produk

5) Data proses produksi

6) Data tanggal proses

7. Perancangan Sistem Informasi

Tahapan perancangan sistem informasi dilakukan dengan melakukan analisis

kebutuhan dalam pembutaan sistem informasi yang akan dirancang. Kemudian

dilakukan desain rancangan sistem informasi sesuai dengan hasil analisis kebutuhan.

Implementasi dilakukanan dengan pembuatan prototype. Tahapan prototype secara

umum adalah sebagai berikut:

a. Planning (Menetapkan tujuan prototype)

b. Analisis (Mengidentifikasi fungsi prototype)

c. Design (Mengembangkan prototype)

d. Implementasi

e. Testing (Uji coba prototype)

8. Testing

Tahap testing dilaksanakan suapay mengetahui hasil sistem informasi yang

diimplementasikan telah sesuai dengan rancangan atau belum. Tahap ini terdiri dari

tiga testing yaitu.

a. Verifikasi

b. Validasi

c. Uji Prototype

9. Analisis dan Pembahasan

Pada tahap ini akan dilakukan analisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih di

mudah dibaca dan diinterpretasikan dan nantinya didapatkan hasil sesuai dengan

tujuan penelitian.

10. Kesimpulan dan Saran

Tahap kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada kesimpulan

berisi kesimpulan dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan perancangan

program. Saran – saran juga diberikan untuk membantu dan mengurangi permaslahan

yang akan terjadi.

Page 51: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

32

3.4 Diagram Alir Penelitian

Berdasarkan langkah-langkah yang sudah dijelaskan, gambar 3.1 memperlihatkan

diagram alir penelitiannya.

Mulai

Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan & Saran

Selesai

Studi Lapangan

a. Planning (Menetapkan tujuan prototype)

b. Analisis (Mengidentifikasi fungsi prototype)

c. Design (Mengembangkan prototype)

d. Implementasi

e. Testing (Uji coba prototype)

Perancangan Sistem Informasi

Data Primer.

a. Sistem informasi yang dibutuhkan

b. Value chain perusahaan

Pengumpulan Data

Testing

Tujuan Penelitian

Data Sekunder

a. Data profil perusahaan

b. Data wilayah peternak susu

c. Data jenis produk

d. Data komposisi produk

e. Data proses produksi

f. Data tanggal proses

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

3.5 Tahapan Perancangan Sistem Informasi

Tahapan perancangan sistem menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam

perancangan sistem informasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Berikut adalah

tahapan perancangan sistem informasi yang akan dilaksanakan.

Page 52: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

33

1. Planning (Menetapkan tujuan prototype)

Tujuan prototype didapatkan dari identifikasi masalah yang ada pada KUD Batu. Pada

identifikasi masalah dapat dibantu menggunakan analisis PIECES. Selain itu

ditentukan juga batasan-batasan dan ruang lingkup prototype dari sistem yang

dirancang serta tujuan pembuatannya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rencana

pembuatan prototype yang dibutuhkan.

2. Analisis (Mengidentifikasi fungsi prototype)

a. Membuat daftar kebutuhan

Daftar Kebutuhan adalah daftar yang digunakan untuk memahami kebutuhan apa

saja yang diperlukan oleh pengguna terhadap sistem informasi tersebut. Kebutuhan

tersebut meliputi fasilitas dan kegiatan apa yang digunakan dalam menjalankan

sistem informasinya. Pendefinisian daftar kebutuhan ini dapat dilakukan

menggunakan System Requirement Checklist.

b. Membuat model data

Model data menggambarkan hubungan antar data yang ada pada sistem informasi

yang akan dirancang. Model data akan digambarkan menggunakan data flow

diagram (DFD).

c. Membuat model proses

Model proses dapat menggambarkan logika atau aturan bisnis dalam menjalankan

sistem informasi manajemen. Model proses dinyatakan dalam tabel aturan.

3. Design (Mengembangkan prototype)

a. Desain database

Desain databse terdiri dari desain logis dan fisik. Desain logis merupakan bentuk

desain yang masih berupa konsep. Desain logis akan berisi list entity, entity

relationship diagram (ERD), bentuk relasi dan normalisasi. Desain fisik merupakan

penggambaran fisik dari desain logis pada software dimana entitas telah berbentuk

tabel.

b. Desain User Interface

Tahapan ini bertujuan untuk membuat tampilan sistem informasi yang nantinya

akan digunakan untuk berinteraksi dengan user. Desain user interface meliputi

hirarki menu, desain form, dan desain report pada Microsoft Access 2016.

Page 53: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

34

c. Desain Algortitma

Tahapan ini bertujuan merancang tahapan proses yang dilakukan untuk

mendapatkan output yang diinginkan. Algoritma nantinya dapat dinyatakan dalam

flowchart maupun pseudocode.

4. Implementasi

Tahap ini merupakan langkap penerapan dari permodelan yan sudah dilakukan. Pada

penelitian ini digunakan Microsoft Access sebagai alat perancangan sistem informasi.

Selain merancang sistem informasi, dilakukan pula pembuatan modul program sebagai

panduan dari pihak KUD Batu untuk menggunakan sistem informasi yang dibuat.

5. Testing (Uji Coba Prototype)

Tahap ini dilakukan uji coba terhadap prototype yang telah dibuat. Terdapat dua tahap

uji coba prototype yaitu sebagai berikut.

a. Verifikasi

Verifikasi digunakan untuk menguji apakah prototype yang dibuat berjalan sesuai

dengan yang telah direncanakan.

b. Validasi

Validasi digunakan untuk menguji apakah fungsi yang dirancang telah

mempresentasikan kebutuhan pengguna atau belum.

c. Uji coba prototype

Uji coba prototype digunakan untuk mengetahui apakah sistem informasi yang

dibuat telah menyelesaikan permasalahan yang ada dan akan diselesaikan.

3.6 Diagran Alir Perancangan Sistem Informasi

Berdasarkan langkah-langkah yang sudah dijelaskan, gambar 3.2 memperlihatkan

diagram alir perancangan sistem informasi penelitian ini.

Page 54: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

35

mulai

Penentuan tujuan prototype

Daftar Kebutuhan

Model Data Model Proses

Desain Database

Desain User Interface

Desain Algoritma

Membuat Sistem Informasi

Membuat modul program

Uji verivikasi

Memenuhi uji verifikasi?

Uji validasi

Memenuhi uji validasi?

Uji prototype

Memenuhi uji prototype?

PLA

NN

ING

AN

ALY

SIS

DES

IGN

TEST

ING

IMP

LEM

ENTA

TIO

N

SELESAI

IYA

YA

YA

TIDAK

TIDAK

TIDAK

Gambar 3.2 Diagram alir perancangan sistem informasi

Page 55: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

36

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 56: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

37

BAB IV

PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengumpulan data dan informasi serta analisis

dari data dan informasi yang diperoleh. Data dan informasi yang dikumpulkan adalah data

yang sesuai dengan faktor-faktor yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi

seperti yang telah dijelaskan pada kerangka pikiran seperti data profil perusahaan, data

produk, wilayah pengambilan dan lain sebagainya. Analisis data yang dilakukan adalah

analisis value chain perusahaan dan perencanaan serta analisis pembuatan sistem

informasi.

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan sebelum melakukan analisis

value chain dan perancangan sistem. Pengumpulan data meliputi informasi profil KUD

Batu, struktur organisasi, proses produksi, produk KUD Batu, dan faktor-faktor lain yang

akan digunakan dalam perancangan sistem informasi.

4.1.1 Profil KUD Batu

Tahun 1972, tepatnya tanggal 20 Oktober 1972 didirikan sebuah lembaga

perekonomian yang bernama Badan Usaha Unit Desa (BUUD) di Kecamatan Batu

berdasarkan surat keputusan Bupati Kdh. TK. Malang nomor : D.205/K/1972. Dalam

perkembangannya, pada tahun 1976, BUUD Kecamatan Batu bergabung dengan beberapa

koperasi yang ada di Kecamatan Batu, yaitu Koperasi Buah-buahan Malusiana, Koperasi

Sayur-mayur Puskopsama, Koperasi Bunga Mawar dan Koperasi Susu Tirtowaluyo. Tahun

1978, Inpres No.2 Tahun 1972 tentang pembentukan Koperasi Unit Desa disahkan,

sehingga tertanggal 26 April 1978, BUUD Kecamatan Batu menyelenggarakan rapat

anggota yang memutuskan untuk melakukan pembentukan Koperasi Unit Desa.

Badan hukum KUD Batu No. 4098/BH/78 Tanggal 5 Oktoner 1978 tentang Anggran

Dasar beberapa kali mengalami perubahan karena adanya penyesuaian dari KUD dengan

perkembangan dan kebutuhan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan pada tangga

1 Juli 2004 dengan No. 518/03-PAD/422.402/2004. Modal awal yang minim tak membuat

Page 57: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

38

KUD Batu lantas menyerah, dengan tekad dan ketekunan bersama, KUD Batu terus

berkembang sebagaimana keberadaannya sekarang.

Saat ini KUD Batu berkantor di Jalan Diponegoro No 08 Kota Batu. Pos

penampungan susu di 18 tempat yang tersebar di tiga kecamatan yang ada di Kota Batu.

Sampai saat ini KUD Batu mempunyai 2251 anggota, 800 anggota peternak aktif, Tiga

koordinator wilayah (korwil) untuk masing-masing kecamatan, 33 orang ketua kelompok

peternak, delapan unit usaha, dan 147 orang karyawan.

4.1.2 Struktur Organisasi KUD Batu

Dalam melaksanakan aktivitas yang ada pada KUD Batu, terdapat struktur organisasi.

Struktur Organisasi di KUD Batu terdiri dari:

1. Pengurus Harian (Ketua, Sekertaris, dan Bandahara).

2. Pengawas.

3. Koordinator Wilayah (Korwil) tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan

Junrejo, dan Kecamatan Bumiaji.

4. Pegawai yang dikepalai oleh seorang manajer pada masing-masing bagian, unit /

bidang usaha, dan seksi bidang. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Bagian Personalia

b. Bagian Keuangan

c. Bagian Perkreditan

d. Bagian Perbekalan

e. Bagian KESWAN

f. Seksi KAMTIB

g. Seksi Pos Penampungan

h. Seksi Angkutan

i. Unit Susu Sapi Perah

j. Unit Pengolahan Susu

k. Unit Pakan Ternak

l. Unit WASERDA (Warung Serba

Ada)

m. Unit Simpan Pinjam

n. Unit KPPS (Kios Pemasaran

Produk Susu)

o. Unit Pelayanan Listrik

p. Unit Lebah

Struktur organisasi dari KUD Batu secara hirarki dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut.

Page 58: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

39

39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KUD Batu

Sumber: KUD Batu (2017)

4.1.3 Tujuan KUD Batu

Tujuan berdirinya KUD Batu sesuai yang tertuang dalam Anggaran Daar KUD Batu

pasal 3 ayat 1 dan 2 adalah sebagai berikut.

1. KUD Batu bertujuan menggalang kerjasama untuk memajukan kepentingan

anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam pemenuhan kebutuhan.

2. KUD Batu bertujuan menumbuhkembangkan kesejahteraan anggota khususnya

dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam pencapain tujuan tersebut, KUD Batu melaksanakan aktivitas-aktivitas didalam

unit usaha untuk mendapatkan keuntungan yang berdampak atas tercapainya tujuan KUD

Batu dalam AD.

4.1.4 Proses Produksi

Proses produksi yang ada di KUD Batu meliputi banyak kegiatan dari pengumpulan

susu mentah hingga menjadi produk susu jadi. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukan aliran proses

produksi yang ada di KUD Batu.

Tabel 4.1

Aliran Proses Produksi Susu KUD Batu No Proses Deskripsi

1 Pengambilan Susu Proses ini merupakan proses pengambilan susu dari pos

penampungan susu hingga menuju pabrik mengguakan truk.

2 Pengecekan Kualitas Susu

Proses ini dilakukan setelah menerima susu dari pos

penampungan, proses ini dilakukan untuk tetap menjaga

kualitas susu yang ada di KUD Batu sesuai standar yang

telah ditetapkan.

3 Pendinginan Susu Proses pendiginan ini tidak lepas dari proses penampungan

susu yang telah melewati proses pengecekan kualitas selama

menunggu waktu pengolahan.

Ketua KUD

Sekretaris Koordinator Wilayah

Manajer Bidang

Bendahara

Pengawas

Page 59: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

40

Tabel 4.2

Aliran Proses Produksi Susu KUD Batu (Lanjutan) No Proses Deskripsi

4 Mixing Susu dialirkan ke bak pengolahan melalui pipa untuk

dicampurkan dengan gula.

5 Pasteurisasi Proses pemanasan susu hingga 85C untuk melakukan

pemisahan terhadap kotoran yang terkndung dalam susu

mentah. Proses ini menggunakan mesin PHE.

6 Homogenisasi Proses ini berfungsi untuk memisahkan susu dengan lemak

susu menggunakan homogenizer.

7 Pendinginan Setelah proses homogenisasi,susu dialirkan kbali ke mesin

PHE untuk dilakukan penurunan suhu hingga 5C.

8 Penampungan dan Uji Mutu Susu kemudian dilakuka penampungan sementara selagi

diambil sampelnya untuk diuji mutu.

10 Penambahan Flavour/Essence Proses ini merupakan proses pemberian rasa pada susu yang

telah melakukan proses-proses pengolahan.

11 Filling Proses ini merupakan proses pengepakan kedalam kemasan

yaitu 160ml,180ml,1000ml,dan 5000ml.

12 Cool Storage Penampungan susu siap jual untuk dikirim ke distributor

Susu KUD Batu.

Sumber: Data KUD Batu (2017)

4.1.5 Pos Penampungan Susu

Susu yang ada di KUD Batu berasal dari banyak peternak di daerah Batu. Setiap hari

KUD Batu mengirimkan beberapa truk yang digunakan untuk melakukan pengambilan

susu berdasarkan pos penampungannya. Satu pos penmpungan terdiri dari beberapa

peternak yang terdaftar. Tabel 4.3 menunjukan daftar pos penampungan yang ada di KUD

Batu.

Tabel 4.3

Daftar Pos Penampungan Susu KUD Batu No Pos Penampugan Desa Kecamatan

1 Pesanggrahan Pesanggrahan Batu

2 Toyomerto Pesanggrahan Batu

3 Krajen Oro-oro Ombo Batu

4 Dresel Oro-oro Ombo Batu

5 Junggo Tulungrejo Bumiaji

6 Brau Gunung Sari Bumiaji 7 Jantur Gunung Sari Bumiaji 8 Sumber Brantas Sumber Brantas Bumiaji 9 Sumber Gondo Sumber Gondo Bumiaji

10 Punten Punten Bumiaji 11 Claket Gunung Sari Bumiaji 12 Giripurno Giripurno Bumiaji 13 Tlekung Tlekung Junrejo

14 Gansiran Tlekung Junrejo 16 Gangsirn Putuk Tlekung Junrejo 17 Beji Beji Junrejo 18 Jeding Jeding Junrejo 19 Songgoriti Songgoriti

20 Gading Gading Dau

Sumber: Data KUD Batu (2017)

Page 60: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

41

41

4.1.6 Produk KUD Batu dan Bahan Baku

Produk utama yang dihasilkan oleh KUD Batu adalah susu pateurisasi yang

digolongkan dalam beberapa jenis dan kemasan. Tabel 4.4 menunjukan jenis produk dari

KUD Batu.

Tabel 4.4

Daftar Produk KUD Batu No Jenis Produk

1 Susu Pasteurisasi 160 ml

2 Susu Pasteurisasi 180 ml

3 Susu Pasteurisasi 1000 ml

4 Susu Pasteurisasi 5000 ml

5 Susu Mentah

Sumber: Data KUD Batu (2017)

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan susu di KUD Batu adalah susu mentah

yang berasal dari peternak, gula pasir hasil rafinasi dan berbagai macam flavour atau perisa

yang nantinya ditambahkan sabagai rasa dari susu KUD Batu.

4.1.7 Distributor

Produk susu KUD Batu saat ini tidak diperjual bebaskan di semua toko yang ada,

hanya beberapa toko atau distributor saja yang dipercaya oleh pihak KUD untuk

melakukan proses pendistribusian ke konsumen akhir. Tabel 4.5 menunjukan daftar

distributor susu KUD Batu saat ini.

Tabel 4.5

Daftar Distributor Susu KUD Batu No Wilayah Jumlah Distributor

1 Malang Lima Distributor

2 Batu Enam Distributor

3 Sidoarjo Dua Distributor

4 Surabaya Empat Distributor

5 Nganjuk Satu Distributor

6 Jember Satu Distributor

7 Bali Satu Distributor

Sumber: Data KUD Batu (2017)

4.2 Analisis Value Chain Perusahaan

Value chain analysis atau analisis rantai pasok pada KUD Batu dilakukan untuk

mengetahui nilai dari masing-masing aktivitas yang ada pada proses bisnis KUD Batu.

Selama ini belum pernah dilakukan analisis nilai masing-masing aktivitas pada proses

bisnis KUD Batu. Penggambaran value chain suatu perusahaan dapat mempresentasikan

Page 61: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

42

alur perjalanan produk dari hulu menuju hilir. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas

dari produk tersebut dimana menjadi tanggung jawab setiap rantai dalam supply chain.

End-to-end traceability produk pada supply chain merupakan salah satu cara menjamin

kualitas produk dan pengendalian proses di seluruh sektor industri. Sistem traceability akan

melibatkan jumlah informasi yang sangat besar, sehingga pengumpulan, penyimpanan, dan

akses data, menjadi hal yang sangat penting. Pengelolaan informasi dapat dilakukan

melalui penggunaan sistem informasi manajeman value chain. Sistem informasi

manajemen ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui informasi value apa saja yang

ditambahkan ke produk pada setiap tahapan supply chain yang dialami oleh produk.

Sebelum melakukan perancangan sistem informasi manajemen terlebih dahulu dilakukan

analisis value chain untuk mengetahui pengaruh masing masing aktivitas terhadap nilai

akhir dari produk tersebut.

Analisis rantai nilai yang dilakukan, nantinya dapat diketahui peranan masing-masing

aktivitas terhadap nilai dan keunggulan bersain KUD Batu. Hasil dari analisis juga bisa

menjadi acuan aktivitas yang sudah bagus dan aktivitas yang belum atau masih perl

dilakukan pengembangan lebih. Berdasarkan wawancara dan diskusi dengan pihak KUD

Batu, aktivitas yang ada pada KUD Batu dan memberikan nilai dalam proses bisnis

perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 Pada tabel tersebut masing masing

aktivitas akan dikelompokan berdasarkan aktivitas rantai nilai menurut Porter (1994).

Hasil dari tabel 4.6 dan 4.7 kemudian dilakukan pembobotan dan penilaian masing-

masing variabel. Pembobotan dan penilaian yang dilakukan kemudian akan dijadikan

acuan dalam analisis proses bisnis secara keseluruahan dan lebih mendetail.

Tabel 4.6

Aktivitas Rantai Nilai KUD Batu Kategori aktivitas Aktivitas Sub Aktivitas Deskripsi

Aktivitas Primer

Inbound Logistic Pengadaan

Bahan Baku

Perencanaan dan pemberian keputusan terhadap

keadaan serta jumlah dari bahan baku yang ada pada

inventory perusahaan

Penerimaan

Susu

Penerimaan susu dari masing-masing wilayah

pengumpulan susu yang dikirimkan menggunakan

truck

Pengecekan

Kualitas Susu

Pengecekan terhadap susu yang datang untuk

menyesuaikan kualitas dari susu yang datang

Penanganan dan

Pengendalian

Bahan baku

Pengecekan persediaan dan keadaan baik kualitas

seperti tanggal kadaluarsa dari bahan baku dan

merencanakan pengadaan

Operation Perencanaan

Produksi

Melakukan perencanaan terhadap produksi, baik dari

waktu, bahan baku dan lainnya

Proses Produksi Pengolahan bahan baku untuk menjadi produk susu

jadi

Page 62: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

43

43

Tabel 4.7

Aktivitas Rantai Nilai KUD Batu (Lanjutan) Kategori aktivitas Aktivitas Sub Akivitas Deskripsi

Aktivitas Primer

Operation

Perawatan

Peralatan dan

Mesin

Perawatan peralatan dan mesin produksi yang terdiri

dari pembersihan, pengecekan dan maintenance secara

rutin

Pengemasan

Produk Jadi

Pengemasan produk yang telah jadi untuk kemudian

dilakukan kegiatan logistik keluar

Outbound Logistic Penyimpanan

Produk Jadi

Pengiriman dan Penyimpanan produk jadi ke gudang

barang jadi di KUD Batu

Pengendalian

Produk Jadi

Pengendalian inventori produk jadi pada arus keluar

masuk serta pengendalian kualitasnya

Pengiriman

Produk Jadi Pengurusan dan pengiriman produk jadi ke konsumen

Marketing and

Sales

Pemasaran dan

Penjualan

Produk

Kegitan pemasaran dan penjualan produk ke

konsumen

Iklan dan

Promosi Produk Kegiatan pengenalan produk kepada konsumen

Services Pelayanan dan

Penanganan

Saran serta

Komplain

Kegiatan menerima saran dan komplain dari

konsumen untuk dilakukan pelayanan dan penanganan

Interaksi dengan

konsumen

Kegiatan berinteraksi dengan konsumen untuk

mendapatkan masukan dan kritikan dari konsumen

Aktivitas

Sekunder

Procurement Perencanaan

Jadwal

Pembelian

Kegiatan merencanakan jadwal terhadap pembelian

bahan baku yang akan dilakukan

Pembelian

Bahan Baku dan

Peralatan

Kegiatan pembelian bahan baku dan peralatan sesuai

dengan jadwal dan perencanaan

Technology

Development

Kelengkapan

Mesin dan

Peralatan

Kelengkapan dari mesin dan peralatan yang digunakan

dalam proses produksi maupun kegiatan lain di KUD

Batu

Pengembangan

Teknologi

Informasi

Pengembangan teknologi baik mesin dan peralatan

maupun teknologi informasi yang ada pada KUD Batu

Human Resource

Management

Perekrutan dan

Penilaian

karyawan

(SDM)

Proses merekrut karyawan baru dan penilaian terhadap

karyawan yang sudah bekerja di KUD Batu

Kompensasi

Semua bentuk imbalan karyawan baik dalam bentuk

uang maupun barang, langsung ataupun tak langsung

atas kinerjanya di KUD Batu

Firm Infrastructure Manajemen

Umum

Perusahaan

Kegiatan manajerial pada KUD Batu yang dapat

menunjuang keberlangsungan kegiatan KUD Batu

sesuai dengan fungsinya

Keuangan dan

Akuntansi

Perusahaan

Penganggaran dan rekapan arus keluar masuk

perusahaan untuk keberlangsungan kegiatan pada

KUD Batu

4.2.1 Pembobotan Variabel Value Chain

Analisis value chain yang dilakukan berdasarkan variabel yang sudah dijelaskan

sebelumnya akan dilakukan pembobotan terlebih dahulu. Pembobotan yang dilakukan

menggunakan metode perbandingan AHP (analitycal hierarchy process). Saaty (1993)

Page 63: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

44

mengatakan metode perbandingan AHP yaitu melakuakn perbandingan variabel

berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Dalam melakukan perbandingan

berpasangan digunakan bilangan untuk menggambarkan relatif kepentingannya. Tabel 4.8

menampilkan skala perbandingan berpasangan.

Tabel 4.8

Skala Pembobotan Intensitas

Kepentingan Definisi

1 Kedua variabel sama pentingnya

3 Variabel satu sedikit lebih penting daripada variabel kedua

5 Variabel satu lebih penting daripada variabel kedua

7 Variabel satu sangat lebih penting daripada variabel kedua

9 Variabel satu ekstrim lebih penting daripada variabel kedua

2, 4, 6, 8 Nilai diantara nilai atas dan bawahnya

Sumber: Saaty (1993)

Berdasarkan skala tersebut, peneliti dan pimpinan KUD Batu melakukan diskusi dan

brainstorming terhadap aktivitas yang ada di KUD untuk diketahui masing masing nilai

kepentingannya. Hasil dari pembobotan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Pembobotan Variabel

Inb

ou

nd

Lo

gis

tic

Op

era

tio

n

Ou

tbo

und

Lo

gis

tic

Ma

rket

ing

&

Sa

les

Ser

vice

s

Fir

m

Infr

ast

ruct

ure

Hu

ma

n

Res

ou

rce

Ma

na

gem

ent

Tec

hn

olo

gy

Dev

elo

pen

t

Pro

cure

men

t

Inbound

Logistic 1 1 1 3 4 2 4 2 4

Operation 1 1 1 3 4 2 3 1 4

Outbound

Logistic 1 1 1 3 4 2 4 2 4

Marketing &

Sales 0.33 0.33 0.33 1 3 0.50 2 2 4

Services 0.25 0.25 0.25 0.33 1 0.50 2 0.50 1

Firm

Infrastructure 0.50 0.50 0.50 2 2 1 3 1 3

Human

Resource

Management

0.25 0.33 0.25 0.50 0.50 0.33 1 0.33 2

Technology

Development 0.50 1 0.50 0.50 2 1.00 3 1 3

Procurement 0.25 0.25 0.25 0.25 1 0.33 0.50 0.33 1

Jumlah 5.08 5.67 5.08 13.58 21.50 9.67 22.50 10.17 26.00

Page 64: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

45

45

Hasil dari pembobotan berpasangan kemudian dilakukan normalisasi sehingga

didapatkan bobot masing masing variabel. Normalisasi dilakukan dengan membagi nilai di

setiap kolom dengan nilai total satu kolom. Bobot didapatkan dari rata-rata nilai

normalisasi setiap baris. Perhitungan normalisasi pada variabel Inbound Logistic adalah

sebagai berikut.

𝑖𝑛𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 =1

5.08

𝑖𝑛𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 = 0.20

Sehingga didapatkan nilai normalisasi dari variabel inbound logistic adalah 0,20.

Perhitungan dilakukan dengan cara yang sama untuk setiap variabel. Hasil perhitungan

dapat dilihat pada tabel 4.9. Kemudian nilai bobot diketahui dari rata-rata setiap nilai baris

variabel. Perhitungan nilai bobot pada variabel inbound logistic adalah sebagai berikut.

𝑖𝑛𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 =0.2 + 0.18 02 + 0.22 + 0.19 + 0.21 + 0.18 + 0.2 + 0.15

9

𝑖𝑛𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 = 0.19

Perhitungan nilai bobot menunjukan jika nilai bobot dari variabel inbound logistic

adalah sebesar 0,19. Perhitungan nilai bobot untuk setiap variabel dilakukan dengan cara

yang sama. Hasil pembobotan dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Normalisasi dan Perhitungan Bobot Variabel

Inb

ou

nd

Log

isti

c

Op

era

tio

n

Ou

tbo

und

Lo

gis

tic

Ma

rket

ing

&

Sa

les

Ser

vice

s

Fir

m

Infr

ast

ruct

ure

Hu

ma

n R

eso

urc

e

Ma

na

gem

ent

Tec

hn

olo

gy

Dev

elo

pen

t

Pro

cure

men

t

Nil

ai B

ob

ot

Inbound

Logistic 0.20 0.18 0.20 0.22 0.19 0.21 0.18 0.20 0.15 0.19

Operation 0.20 0.18 0.20 0.22 0.19 0.21 0.13 0.10 0.15 0.17

Outbound

Logistic 0.20 0.18 0.20 0.22 0.19 0.21 0.18 0.20 0.15 0.19

Marketing &

Sales 0.07 0.06 0.07 0.07 0.14 0.05 0.09 0.20 0.15 0.10

Services 0.05 0.04 0.05 0.02 0.05 0.05 0.09 0.05 0.04 0.05

Firm

Infrastructure 0.10 0.09 0.10 0.15 0.09 0.10 0.13 0.10 0.12 0.11

Human

Resource

Management

0.05 0.06 0.05 0.04 0.02 0.03 0.04 0.03 0.08 0.05

Technology

Development 0.10 0.18 0.10 0.04 0.09 0.10 0.13 0.10 0.12 0.11

Procurement 0.05 0.04 0.05 0.02 0.05 0.03 0.02 0.03 0.04 0.04

Total 1.00

Page 65: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

46

Berdasarkan perhitungan pembobotan setiap variabel dalam analisis value chain sudah

memiliki bobot masing-masing. Bobot tersebut menunjukan tingkat kepentingan dari

masing masing variabel atau aktivitas dalam proses bisnis KUD Batu. Dari tabel 4.x

diketahui jika aktivitas “inbound logistic” dan “outbound logistic” memiliki bobot terbesar

yaitu sebesar 0.19, bobot terbesar kedua yaitu aktivitas “operation” dengan nilai bobot

0.17, kemudian diikuti variabel “firm infrastructure” dan “technology development”

dengan nilai bobot 0.11, variabel “marketing & sales” memiliki bobot 0.10, variabel

“services” dan “human resource management” memiliki bobot 0.05, dan variabel dengan

bobot terkecil yaitu “procurement” dengan nilai 0.04.

Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio konsistensi untuk mengetahui apakah bobot

valid atau tidak. Perhitungan nilai konsistensi untuk baris pertama adalah sebagai berikut.

𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙

𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 = (1 × 0.19) + (1 × 0.17) + (1 × 0.19) + (1 × 0.10) + (1 × 0.05) + (1 × 0.11) + (1 × 0.05)

= 1.81

Hasil perhitungan baris satu matriks adalah 1,81. Untuk perhitungan keseluruhan

variabel dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel matriks 4.11.

Tabel 4.11

Matriks Perhitungan Konsistensi

Nilai Perbandingan Pembobotan

Bobot

Hasil

1 1 1 3 4 2 4 2 4

0.19 1.81

1 1 1 3 4 2 3 1 4

0.17 1.66

1 1 1 3 4 2 4 2 4

0.19 1.81

0.33 0.33 0.33 1 3 0.50 2 2 4

0.10 0.94

0.25 0.25 0.25 0.33 1 0.50 2 0.50 1 x

0.05 = 0.46

0.50 0.50 0.50 2 2 1 3 1 3

0.11 1.04

0.25 0.33 0.25 0.50 0.50 0.33 1 0.33 2

0.05 0.42

0.50 1 0.50 0.50 2 1.00 3 1 3

0.11 0.97

0.25 0.25 0.25 0.25 1 0.33 0.50 0.33 1

0.04 0.34

Page 66: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

47

47

Kemudian hasil tersebut dilakukan perhitungan eigen terbesar (t) dengan perhitungan

berikut ini.

𝑡 =1

9(

1.81

0.19+

1.66

0.17+

1.81

0.19+

0.94

0.10+

0.46

0.05+

1.04

0.11+

0.42

0.05+

0.97

0.11+

0.34

0.04)

𝑡 = 9.38

Selanjutnya dilakukan perhitungan CI (konsistensi indeks) dan CR (rasio konsistensi).

Jika nanti didapat nilai rasio konsistensi < 0.1, maka bobot tersebut merupakan hasil ideal,

jika > 0.1 maka bobot tersebut tidak konsisten. Perhitungan CI didapat dari nilai eigen

terbesar dikurangi jumlah ordo matriks dibagi ordo matriks -1. Sedangkan nilai CR

didapatkan dari pembagian antara CI dengan RI (indeks acak) dimana pada penelitian ini

berinilai 1.45 (karena ada 9 ordo matriks).

𝐶𝐼 =9.38 − 9

9 − 1= 0.0482

𝐶𝑅 =0.0482

1.45= 0.033

Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai CR adalah 0.033 dimana lebih kecil dari 0.1.

Nilai tersebut menunjukan jika bobot yang ada adalah nilai yang konsisten, valid dan dapat

dipergunakan.

4.2.2 Pengukuran Aktivitas Perusahaan dalam Analisis Value Chain Perusahaan

Setelah dilakukan perhitungan pembobotan maka dilakukan penilaian setiap aktivitas

dalam value chain. Pengukuran terhadap masing masing aktivitas menggunakan metode

Graphic Rating Scales, yaitu teknik penilaian dengan menggunakan skala dalam mengukur

faktor-faktor kinerja (Mondy dan Noe, 1993). Dalam penelitian ini skala yang digunakan

adalah 1 – 3 dengan penjelasan secara detail di lampiran dan secara umum sebagai berikut.

a. Jika performa dari aktivitas adalah diatas rata-rata, maka diberi nilai +3

b. Jika performa dari aktivitas adalah rata-rata, maka diberi nilai +2

c. Jika performa dari aktivitas adalah dibawah rata-rata, maka diberi nilai +1

Pengukuran aktivitas perusahaan dilakukan secara subjektif menggunakan kuesioner

oleh pihak pimpinan dari KUD Batu, hal ini dikarenakan belum adanyan patokan

pengukuran yang jelas sebelumnya. Nilai yang didapatkan kemudian dikalikan dengan

bobot dari masing-masing variabel. Hasil dari pengukuran dengan kuesioner tersebut

terdapat pada tabel 4.12.

Page 67: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

48

Tabel 4.12

Peengukuran Aktivitas Value Chain

Kategori aktivitas Aktivitas Sub Aktivitas Nilai Sub

Aktivitas

Nilai

Aktivitas

Bobot Nilai

Akhir

Aktivitas Primer

Inbound Logistic Pengadaan Bahan

Baku

2

1.75 0.19 0.33

Penerimaan Susu 2

Pengecekan Kualitas

Susu

2

Penanganan dan

Pengendalian Bahan

baku

1

Operation Perencanaan

Produksi

2

2.25 0.17 0.38

Proses Produksi 3

Perawatan Peralatan

dan Mesin

2

Pengemasan Produk

Jadi

2

Outbound Logistic Penyimpanan Produk

Jadi

3

2.33 0.19 0.44 Pengendalian Produk

Jadi

2

Pengiriman Produk

Jadi

2

Marketing and Sales Pemasaran dan

Penjualan Produk

2

1.50 0.10 0.15

Iklan dan Promosi

Produk

1

Services Pelayanan dan

Penanganan Saran

serta Komplain

1

2.00 0.05 0.10

Interaksi dengan

konsumen

3

Aktivitas

Sekunder

Procurement Perencanaan dan

Jadwal Pembelian

2

1.50 0.11 0.17

Pembelian Bahan

Baku dan Peralatan

1

Technology Development Kelengkapan Mesin

& Peralatan

3

1.50 0.05 0.08

Pengembangan

Teknologi Informasi

2

Human Resource

Management Perekrutan dan

Penilaian karyawan

(SDM)

1

1.50 0.11 0.17

Kompensasi 2

Firm Infrastructure Manajemen Umum

Perusahaan

3

2.50 0.04 0.10

Keuangan dan

Akuntansi

Perusahaan

2

Page 68: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

49

49

Nilai aktivitas pada tabel 4.12 didapatkan dari rata-rata nilai sub aktivitas. Sedangkan

bobot didapatkan dari nilai yang didapatkan pada perhitungan bobot sebelumnya yang

menggunakan metode perbandingan berpasangan. Nilai akhir didapatkan dari perkalian

antara nilai aktivitas dengan bobot dari masing-masing aktivitas. Berikut ditampilkan

contoh perhitungan dari penilaian aktivitas value chain analysis.

Nilai aktivitas inbound logistic = 2+2+2+1

4 = 1.75

Nilai akhir aktivitas inbound logistic = 1.75 𝑥 0.19 = 0.33

Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai aktivitas tertinggi yang mempengaruhi nilai

produk adalah aktivitas “Outbound Logistic” dengan nilai 0.44, kemudian disusul aktivitas

“Operation” dengan 0.38 dan “Inbound Logistic” dengan nilai 0.33. hal ini menunjukan

bahwa ketiga aktivitas ini adalah aktivitas-aktivitas yang memiliki pengaruh terbesar

terhadap nilai produk yang dibuat. Sedangkan aktivitas dengan nilai terendah adalah

aktivitas “Services”, “Firm Infrastructure” dan “Technology Development” dengan nilai

sesuai urutan 0.10, 0.10, dan 0.08. Hal ini bukan berarti ketiga aktivitas ini tidak

berpengaruh, namun keadaan saat ini menunjukan jika aktivitas-aktivitas tersebut pengaruh

terhadap nilai produk lebih sedikit daripada aktivitas dalam value chain lainnya.

Secara keseluruhan nilai dari aktivitas dalam KUD Batu adalah 1.92. Nilai ini

menunjukan jika aktivitas-aktivitas yang ada belum mencapai rata-rata. Hanya aktivitas

“Operation”, “Outbound Logistic”, “Services”, dan “Firm Infrastructure” yang

mempunyai nilai diatas rata-rata. Hal ini menunjukan perlu adanya perbaikan dan

peningkatan masing-masing variabel dan sub variabel yang ada sehingga dapat

meningkatkan nilai keseluruhan dari aktivitas nilai di kUD Batu. Perubahan nilai dalam

masing-masing aktivitas dapat dilihat pada gambar 4.2.

Page 69: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

50

Gambar 4.2 Grafik Nilai Aktivitas di KUD Batu

Hasil perhitungan tersebut bisa dijadikan pihak perusahaan untuk memperhatikan

masing-masing aktivitas dalam proses bisnisnya. Aktivitas dengan nilai pengaruh kecil

diharapkan dapat ditingkatkan lagi performanya sehingga nantinya dapat bersaing, selain

itu aktivitas denga nilai tinggi perlu dipertahannkan nilainya karena aktivitas-aktivitas

tersebut bisa dikatakan sebagai aktivitas yang dapat memberikan keunggulan bersaing

lebih dari pihak KUD Batu dalam pembuatan produk susu.

Gambaran keseluruhan dari pemetaan dan pengukuran kinerja value chain KUD Batu

dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Value chain KUD Batu

Page 70: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

51

51

4.2.3 Traceability dalam Value Chain

Pemetaan value chain yang telah dilakukan akan digunakan acuan dalam melakukan

traceability produk. Tracability produk merupakan kemampuan untuk dapat menelusuri

produk ke hulu maupun hilir dari rantai produksi terhadap setiap tahapan produksinya

(Schwagele, 2005). Dalam penelitian ini traceability yang diterapkan menggunakan value

sebagai dasar perancangan sistem informasi, sehingga ada perubahan nilai dari produk

yang dilacak dalam sistem informasi selain aliran proses dan kegiatannya. Hal ini akan

melibatkan jumlah informasi dalam jumlah yang besar karena informasi yang disediakan

akan berjumlah banyak dimana pengumpulan, penyimpanan, dan akses data, menjadi hal

yang sangat penting. Pengelolaan informasi ini memerlukan suatu database yang dapat

mengelompokan data dalam satu kesatuan sistem. Sehingga database yang akan dibuat

nantinya berbentuk sistem informasi manajemen yang dapat melakukan tracing terhadap

produk berkaitan dengan komposisi, informasi dan proses yang dilaluinya. Gambar 4.4

menampilkan skema yang merepresentasikan alur traceability produk secara umum.

Supplier Processor Distributor RetailerEnd

Customer

Traceability Information Sharing

Inbound Logistic Operation Outbound Logistic Sales & Promotion

Services

Gambar 4.4 Skema Traceability

Gambar diatas mempresentasikan alur information sharing yang dilakukan dalam

suatu skema traceability. Dimana information sharing dilakukan mulai dari pihak supplier

hingga end customer. Berdasarkan hasil penilaian kinerja aktivitas dalam value chain

sebelumnya diketahui jika aktivitas yang paling banyak berperan dalam memberikan nilai

tambah terhadap produk terjadi pada aktivitas inbound logistic, operations dan outbound

logistic. Pada alur aktivitas outbound logistic penelusuran informasi dilakukan hanya

sampai dengan distributor saja, karena setelah dari distributor produk diluar wewenang

dari perusahaan yaitu KUD Batu. Gambaran traceability ini kemudian diimplementasikan

kedalam skema tracing pada sistem informasi manajemen.

Page 71: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

52

Sistem informasi manajemen yang akan dirancang sebagai alat melakukan traceability

ini akan mengikuti skema dari work flow produk mulai dari supplier hingga distributor.

Gambar 4.5 mempresentasikan work flow produk yang akan digunakan sebagai acuan

pembuatan sistem informasi manajemen. Skema tersebut memperlihatkan jika dalam

aktivitas inbound logistic terdapat beberapa supplier yang melakukan supply material atau

bahan baku kepada pihak perusahaan. Lebih mendetail, suppplier susu mentah yang berupa

pos penampungan tidak dapat dilakukan tracing karena susu mentah yang diolah hanya

dikumpulkan dalam satu tempat. Kemudian dalam aktivitas operation, terdapat beberapa

proses yang dialami oleh produk dimana dimasing-masing proses terdapat beberapa

perlakuan yang dapat memberikan value pada produk tersebut. Kemudian pada aktivitas

outbound logistic, produk jadi dikirimkan menuju distributor yang telah terdaftar di KUD

Batu.

SUPPLIER

SUPPLIER

SUPPLIER

MIXING PATEURISASI HOMOGENISASI

PENDINGINANPENAMBAHAN

FLAVOURFILLING

COOL STORAGE

DISTRIBUTOR

DISTRIBUTOR

DISTRIBUTOR

Susu Mentah

& Gula

Derajat

Panas

Derajat

PendinginanFlavour Kemasan

Inbound

LogisticOperation

Outboud

Logistic

Gambar 4.5 Skema Work Flow Produk dalam Sistem Informasi

Berdasarkan skema tersebut nantinya produk dapat dilakukan tracing melalui input

kode tertentu yang unik disetiap produk. Informasi yang dapat diperoleh dari melakukan

tracing adalah informasi supplier, proses yang dialami beserta komposisi yang ada, waktu

penyimpanan dan distributor yang melakukan demand produk tersebut. Informasi yang

diperoleh dapat pula memberikan gambaran kualitas dari produk. Sehingga pihak pimpinan

perusahaan dapat melakukan perencanaan produksi yang lebih baik kedepannya.

Page 72: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

53

53

4.3 Perencanaan Perancangan Sistem Informasi

Tahap perencanaan seperti yang sudah dijelaskan pada tahapan perancangan prototype

merupakan tahapan yang menjelaskan mengenai identifikasi permasalahan dan batasan-

batasan yang ada dalam pembuatan sistem informasi tersebut. Batasan perancangan

prototype sudah dijelaskan pada bab 1. Identifikasi permasalahan yang ada pada KUD

Batu dijelaskan dalam tabel analisis PIECES yang dapat dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14.

Tabel 4.13

Analisis PIECES

Analysis Keterangan

Performance

a. Keluaran (throughput)

Beberapa pekerjaan membutuhkan waktu cukup banyak.

Pekerjaan yang berhubungan dengan pendataan dan pencarian data membutuhkan waktu

yang lama, hal ini dikarenakan pendataan mengenai produksi menggunakan kertas dan

bantuan Microsoft Excel saja, belum adanya sistem informasi yang dapat membantu

mempercepat pendataan dan pencarian data.

b. Waktu layan (response time)

Waktu tunggu antara transaksi atau permintaan dengan responnya

Waktu dalam melakukan pendataan dan pencarian data relatif lama, apalagi jika ada

produk KUD yang tidak sesuai dengan kualifikasi. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya

kode khusus dari masing-masing produk yang diproduksi, sehingga pencarian penyebab

dan data produk membutuhkan waktu lama.

Information

a. Output

• Informasi tidak akurat

Terkadang informasi yang didapat tidak akurat, baik mengenai komposisi produk,

proses, bahan baku dan sebagainya karena sistem informasi yang ada tidak

terintegrasi dengan baik.

• Informasi sulit dihasilkan

Informasi mengenai komposisi produk dan produksi susah didapat karena tidak

adanya sistem informasi tracebility dalam KUD Batu.

• Informasi tidak diperbarui

Update data tidak diperbarui karena pencatatan hanya menggunakan media kertas,

sehingga jika ada data baru maka menambah data atau catatan bukan melakukan

pembaruan data.

b. Input

• Data tidak tersedia

Data mengenai komposisi produk, tanggal pembuatan produk, serta proses yang

dilalui oleh produk tidak tersedia secara mendetail, sehingga kesulitan dalam

melakukan tarcing produk.

• Data tidak akurat

Hal ini sering terjadi karena pencatatan yang kurang teliti oleh petugas khususnya

dalam jumlah bahan baku yang diperlukan dan digunakan.

• Data redundan

Hal ini terjadi karena setiap pencatatan data tidak menggunakan kode khusus,

sehingga bisa saja terjadi redudansi data.

c. Storage

• Data tersimpan redundan di beberapa file atau basisdata

Penyimpanan data tidak terintegrasi dengan baik, sehingga ada pencatatan manual

dan dengan Excel, sehingga melakukan pekerjaan sebanyak dua kali.

• Data tidak aman dari kerusakan dan pengrusakan

Data yang ada disimpan dalam bentuk catatan baik di buku atau lembaran sehingga

bisa saja rusak sewaktu-waktu.

• Data tidak terorganisasi dengan baik

Data yang tidak terorganisasi dengan baik di KUD Batu, sehingga kesusahan untuk

mencari dan mengakses data lama KUD Batu.

Page 73: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

54

Tabel 4.14

Analisis PIECES (Lanjutan)

Analysis Keterangan

Economy

a. Biaya

Biaya yang dikeluarkan oleh divisi produksi tidak tercatat dengan baik berdasarkan

kegunaanya, sehingga perlu adanya pencatatan yang lebih baik untuk dapat menentukan

harga jual dari produk itu sendiri.

b. Keuntungan

Keuntungan di KUD Batu saat ini sudah baik dalam segi pencatatan, karena ada divisi

khusus yang menangani hal tersebut.

Control Sekuritras Rendah

• Data dapat diakses oleh siapa saja karena tidak adanya kode keamanan dalam sistem

informasi yang digunakan saat ini.

• Tidak tersedianya sistem informasi traceability dalam KUD Batu dapat menyebabkan

adanya kesalahan pengambilan keputusan jika terjadi permasalahan maupun ketika ingin

melakukan analisis evaluasi produk.

Eficiency • Diperlukan upaya lebih untuk melakukan pencatatan dan pencarian dikarenakan

banyaknya data.

• Pekerja membuang waktu untuk melakukan pencatatan dua kali di kertas dan di

Microsoft Excel

• Pekerja yang melakukan pencatatan bisa saja berbeda sehingga kesalahn sering terjadi

Services • Sistem tidak fleksibel dalam situasi baru

• Sistem tidak fleksibel pada perubahan dimana penggunaan sistem informasi harusnya

sudah diterapkan karena perkembangan zaman.

Berdasarkan analisis PIECES sistem infromasi yang digunakan oleh KUD Batu masih

kurang dan tertinggal jika dibandingkan dengan sistem informasi perusahaan yang sudah

terangkum dalam teknologi informasi dan enterprise resource planning (ERP) perusahaan.

Hal ini dikarenakan sistem informasi pada KUD Batu hanya berfokus pada pengelolaan

data dalam database saja. Selain itu sistem informasi di KUD Batu belum menunjang

sistem tracing komposisi produk dan proses yang dapat mendukung peningkatan kualiatas

dan pelayanan dari KUD Batu. Oleh karena itu diperlukan sistem informasi traceability

komposisi produk dimana sistem informasi ini berpatokan pada analisis value chain yang

sudah dilakukan untuk mengetahui setiap proses yang ada dalam perusahaan guna

menghasilkan produk.

4.4 Analisis Sistem

Analisis sistem dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sistem baru yang akan dibuat

berdasarkan analisis PIECES yang menjadi dasar dari perencanaan perancangan sistem

informasi baru. Whitten (2010) menyatakan Hasil dari analisis sistem yaitu laporan yang

dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya

serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan dari sistem lama yang

sudah ada. Dalam tahap analisis ini akan dilakukan tiga hal yaitu penentuan daftar

Page 74: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

55

55

kebutuhan sistem baru menggunakan sistem requirement checklist (SRC), Penentuan

model data dan penentuan model proses dari sistem informasi baru.

4.4.1 Daftar Kebutuhan

Cashman (2012) menyatakan model kebutuhan sistem (System Requirement Checklist)

merupakan daftar kebutuhan sistem informasi yang akan dibuat dimana memiliki lima

kategori yang harus diperhatikan yaitu input, output, process, performance, dan control.

Pada perancangan sistem ini, kebutuhan diidentifikasi melalui pengamatan dan diskusi

langsung penulis dengan pimpinan dari KUD Batu.

Daftar kebutuhan yang dibuat dalam perancangan sistem ini meliputi kebutuhan

masing-masing pengguna sistem informasi ini nantinya. Pengguna dari sistem informasi ini

nantinya adalah Manajer KUD Batu dan Admin.

Tabel 4.15

Daftar Kebutuhan Sistem Informasi KUD Batu Kategori Penjabaran

Input

Manager

Dapat melakukan keseluruhan akses dalam sistem informasi di KUD Batu.

1. Data Produksi

2. Input/Edit Data Bahan Baku, Kemasan, Distributor, dan Supplier

3. Data pengiriman

4. Data Traceability dan Penanganannya

Admin:

1. Data Bahan Baku dan Kemasan

2. Data Pengiriman

3. Data Traceability dan Laporan

Output

Sistem dapat memberikan laporan sebagai berikut:

1. Laporan harian, laporan ini mencakup produksi yang dilakukan dalam jangka

waktu tertentu dengan cara menginputkan tanggal.

2. Laporan bulanan, merupakan rangkuman laporan produksi persatu bulan.

3. Laporan permasalahan. Laporan ini dibuat ketika terjadi kesalahan atau

ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi, laporan ini berasal dari proses

tracability produk untuk dilakukan penanganan

Sistem mampu menghasilkan laporan siap cetak untuk segala kegiatan produksi dan

operasional pada unit di Pabrik Beji.

Sistem dapat memberikan informasi terkait kebutuhan yang dinamis terhadap produksi

dan traceability yang ada.

Process

Sistem dapat melakukan tracing komposisi produk dan memberikan laporannya.

Sistem dapat melakukan pembaruan bahan baku dan produk serta melakukan editing.

Sistem dapat memberikan kodefikasi produk berdasarkan kriteria tertentu secara

otomatis.

Page 75: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

56

Tabel 4.16

Daftar Kebutuhan Sistem Informasi KUD Batu (Lanjutan)

Kategori Penjabaran

Performance

Sistem mampu bekerja 24 jam perhari, 7 hari perminggu.

Sistem dapat melakukan pengendalian terhadap pihak yang tidak berwenang dalam

memasukkan data

Control

Akses ke dalam sistem hanya dilakukan jika mempunyai User ID dan Password yang

sesuai.

Masing-masing unit dibatasi penggunaan sistem informasinya berdasarkan wewenang

unit tersebut saja.

4.4.2 Model Data

Tahap ini menjelaskan mengenai alur proses bisnis yang dilakukan termasuk

perpindahan data yang ada menggunakan data flow diagram (DFD). Berikut dijelaskan

langkah langkah dalam memodelkan data sistem informasi yang akan dibuat.

1. Identifikasi kesatuan luar yang terkait dalam perancangan sistem ini. Kesatuan luar

yang terkait adalah sebagai berikut.

a. Manager KUD Batu

b. Admin KUD Batu

2. Identifikasi input, output dan accessibility dari kesatuan luar yang terlibat dalam

sistem. Identifikasi ini dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17

Identifikasi Input, Output, dan Accessibility

Kesatuan

Luar

Input Output Accessibility

Admin Data Bahan Baku, Data

Kemasan, Data Pengiriman,

Laporan Traceability

Laporan Pengiriman, Borang

Produk.

Input, Edit,

Read, Delete

Manager Data Bahan Baku, Data

Kemasan, Data Pengiriman,

Data Distributor, Data Supplier,

Laporan Traceability, Tindakan

Lanjutan terkait Traceability

Laporan Produksi, Laporan

Pengiriman, Laporan

Permasalahan dan

penanganan.

Input, Edit,

Read, Delete

Selain dua entitas luar utama terdapat pula dua entitas lain yang dapat melakukan akses

sebagai tindakan autorized dari jalanya sistem informasi ini dan hanya dapat melakukan

read terhadap sistem informasi manajemen ini, dua entitas tersebut yaitu.

a. Bagian produksi, bagian produksi dapat melakukan read terhadap borang produksi

dan laporan produksi.

b. Konsumen, dapat melihat informasi produk secara rinci dengan memasukan kode

produk kedalam sistem informasi manajemen.

Page 76: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

57

57

3. Context Diagram

Context diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya

memuat satu proses saja yang menunjukan sistem secara keseluruahan. Context diagram

ini menggambarkan hubungan sistem dengan kesatuan luar yang tekah dijelaskan

sebelumnya. Gambar 4.x menggambarkan context diagram dari sistem informasi yang

akan dibuat.

Sistem Informasi

Manajemen

Traceability KUD

Batu

Manager

Admin

Data Bahan Baku,

Data Kemasan, Data Pengiriman, Data traceability

Laporan Produksi, Laporan

Pengiriman, Borang Produk

Laporan Produksi, Laporan Pengiriman,

LaporanTraceability

Data Bahan Baku, Data Kemasan,

Data Pengiriman, Data Distributor,

Data Supplier, Data traceability

Tindakan Lanjutan terkait Traceability

Gambar 4.6 Context Diagram Sistem Informasi Manajemen Traceability KUD Batu

Berdasarkan context diagram pada gambar 4.6, dapat dijelaskan proses yang terjadi

pada sistem informasi manajemen traceability KUD Batu adalah sebagai berikut.

a. Admin dapat memasukan data berupa data bahan baku, data kemasan, data

pengiriman, dan kode traceability ke dalam sistem. Sistem informasi akan

mengolah data dan memberikan informasi berupa, laporan pengiriman, borang

produk, laporan produksi, dan informasi penanganan traceability.

b. Manajer dapat mengakses sistem informasi secara keseluruhan, namun akses

khusus yang dilakukan oleh manajer adalah dapat memasukan data berupa data

distributor, data supplier dan data penanganan masalah traceability. Manajer

dapat menerima output dari sistem berupa laporan produksi, laporan pengiriman,

informasi masalah melalui sistem traceability, dan informasi hasil penanganan

traceability.

4. Hierarchy Chart

Hierarchy chart merupakan bagan yang digunakan untuk mempersiapkan

penggambaran data flow diagram ke levelkyang lebih awal. Hierarchy chart digambarkan

lebih detail pada DFD level 0 hingga level terendah agar adapat menggambarkan detail

sistem. Hierarchy chart yang dirancang dapat dilihat pada gambar 4.7

Page 77: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

58

Sistem Informasi

Manajemen

Traceability

KUD Batu

Sistem Input dan

Edit DataSistem Produksi Sistem Pelaporan

Sistem

Traceability

Sistem Input

dan Edit Bahan

Baku

Sistem Input

dan Edit

Distributor

Sistem Input

dan Edit

Kemasan

Sistem Input

Pengiriman

Sistem

Pelaporan

Produksi

Sistem

Pelaporan

Pengiriman

Sistem

Pelaporan

Bulanan

Sistem Input

Kode Tracing

Sistem

Tindakan

Lanjutan

Top Level

DFD Level 0

DFD Level 1

Sistem Input

dan Edit

Supplier

Sistem Input

Produk

Gambar 4.7 Hierarchy chart Sistem Informasi Traceability KUD Batu

5. DFD level 0

DFD level 0 merupakan penggambaran yang menunjukan proses aliran data yang

terjadi antar proses pada sistem informasi. DFD level 0 merupakan pengembangan dari

context diagram dimana setiap proses dalam DFD level 0 merupakan hasil dari hierarchy

chart. DFD level 0 sistem informasi yag dirancang dapat dilihat pada gambar 4.8.

Page 78: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

61

61

2. Sistem Input

dan Edit Data

1. Sistem

Produksi

3. Sistem

Pelaporan

4. Sistem

Traceability

Manager

Admin

Pengiriman

Distributor

Data Kemasan

Data Bahan Baku

Kode Tracing

Dat

a B

ahan B

aku

Data Kemasan

Data

Pengiriman

Data Produk &

Distributor

Data Kemasan

Data Bahan Baku

Data Produksi

Data Produksi

Laporan Produksi

Data Distributor

Data Produksi

Data Distributor

Laporan Pengiriman

Kode Tracking

Laporan Hasil Traceability

Lap

oran

Pen

gir

iman

Lap

ora

n

Per

mas

alah

an

Laporan Permasalahan

Laporan Hasil Traceability

Tin

daka

n

Lan

juta

n

Lap

oran

Has

il

Tra

ceab

ilit

y

Tindakan LanjutanBahan Baku

Kemasan

Penanganan

Traceability

Produksi

Data Pengiriman

Data Produk

Dat

a P

engi

rim

an

Data Produksi, Data Bahan Baku,

Data Kemasan, Data Pengiriman

Supplier

Data Supplier

Dat

a S

upp

lier

Data Supplier

Data Produksi

Data Produk

Gambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu

59

Page 79: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

60

6. DFD Level 1

DFD level 1 merupakan penggambaran aliran proses data secara lebih detail dari DFD

level sebelumnya. Ada tiga proses yang dijabarkan lebih mendetail dalam DFD level 1,

yaitu sistem input dan edit data, sistem pelaporan dan sistem traceability.

a. DFD level 1 sistem input dan edit data akan di jabarkan kedalam enam proses

yaitu sistem input produksi, sistem input dan edit bahan baku, sistem input dan

edit kemasan, sistem input pengiriman, sistem input dan edit distributor, serta

sistem input dan edit supplier. Gambar 4.9 menunjukan penggambaran DFD level

1 pada sistem input dan edit data.

Manager

Admin

Pengiriman

Bahan Baku

Kemasan

Distributor

2.3 Sistem

Input dan Edit

Bahan Baku

2.5 Sistem

Input dan Edit

Distributor

2.4 Sistem

Input dan Edit

Kemasan

2.6 Sistem

Input

Pengiriman

2.1 Sistem

Input ProdukProduksi

1. Sistem

Produksi

3. Sistem

Pelaporan

Data Kemasan

Data Bahan Baku

Data Bahan Baku

Data Bahan Baku

Data Kemasan

Data Kemasan

Data Distributor

Data Distributor

Data Distributor

Data Produk

Data Produk

Data Produk

Data

Pengiriman

Data Produk

Data

Pengiriman

Data Distributor

Data Produksi

Lap

oran

Pro

duks

i

Lap

ora

n P

rodu

ksi

Laporan Produksi

Laporan Pengiriman

Laporan Pembelian

Lap

oran

Pen

gir

iman

Laporan Pengiriman

Laporan Pembelian

Data Produk

Data P

engirim

an

Dat

a P

rodu

ksi

Data Kemasan

Supplier

2.2 Sistem

Input dan Edit

SupplierData Supplier

Data Supplier

Gambar 4.9 DFD level 1 Proses Input dan Edit Data

b. DFD Level 1 sistem pelaporan akan dijabarkan kedalam 3 proses yaitu sistem

pelaporan produksi, sistem pelaporan pengiriman, dan sistem pelaporan bulanan.

Gambar 4.10 menunjukan penggambaran DFD level 1.

Page 80: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

61

61

3.1 Sistem

Pelaporan

Produksi

3.3 Sistem

Pelaporan

Pengiriman

3.3 Sistem

Pelaporan

Bulanan

Manager

Admin

Pengiriman

Produk

Unit Produksi

Laporan Produksi

Lap

ora

n P

eng

irim

an

Laporan Pembelian

2. Sistem Input

dan Edit Data

Lap

ora

n P

eng

irim

an

Lap

ora

n P

eng

irim

an

Laporan Pembelian

Laporan Pengiriman

Laporan

Produksi

Lap

oran

Pro

duk

si

Lap

ora

n B

ula

nan

Data

Pengiriman

Dat

a P

roduk

si

Data

Pembelian

Dat

a P

roduk

si

Data Pengiriman

Laporan

Produksi

Data Produksi, Data Bahan Baku,

Data Kemasan, Data Pengiriman, dan

Data Pembelian

Gambar 4.10 DFD level 1 Proses Pelaporan

c. DFD Level 1 sistem Traceability menjabarkan dua proses yaitu sistem input kode

tracing dan sistem tindakan lanjutan. Gambar 4.11 menunjukan DFD level 1

proses traceability.

Manager

Admin

Penanganan

Traceability

4.1 Sistem

Input Kode

Tracing

4.2 Sistem

Tindakan

Lanjutan

Kode Tracking

Laporan Hasil Traceability

Laporan Hasil Traceability

Laporan Hasil Traceability

Laporan Hasil Traceability

Tindakan Lanjutan

Tindakan Lanjutan

Kode Tracking

Laporan Permasalahan

Laporan Permasalahan

Gambar 4.11 DFD level 1 Proses Traceability

Page 81: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

62

4.4.3 Model Proses

Menurut Whitten dan Bentley (2012), process modelling atau model proses adalah tools untuk

mendeksripsikan rincian fungsional primitif dan merupakan satu set spesifik langkah-langkah

pengolahan dan logika bisnis. Logika proses bisnis merupakan langkah untuk menggambarkan

proses bisnis yang berlaku pada KUD Batu. Berikut merupakan logika proses bisnis dari KUD

Batu.

Terdapat empat proses utama yaitu proses input dan edit data, proses produksi, proses

pelaporan dan proses traceability. Pada keempat proses ini masing-masing unit memiliki aksesnya

sendiri sesuai dengan fungsinya. Detail model proses dari sistem informasi KUD Batu ini dapat

dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.18

Process Modelling Proses Aturan Proses

Proses Produksi 1. Yang memiliki wewenang akses adalah manajer produksi dari KUD Batu.

2. Masuk kedalam sistem informasi dengan input username dan password

sesuai dengan unitnya.

3. Pada proses ini dimasukan data kebutuhan produksi, dimana nantinya akan

diambil dari database hasil proses input data.

4. Hasil akhir dari proses ini akan disimpan dalam database produksi.

Proses Input dan Edit

Data

1. Unit yang bersangkutan memasukan username dan password sesuai dengan

unitnya.

2. Melakukan input data sesuai dengan kebutuhan, dimana unit produksi dapat

memasukan data produksi hingga menjadi produk, unit operasional dapat

memasukan data bahan baku, data kemasan, data pengiriman, dan data

pengadaan, sedangkan manajer dapat memasukan keseluruhan data termasuk

data distributor.

3. Data yang dimasukan kemudian akan disimpan dalam database sehingga

dapat digunakan kemudian.

Proses Pelaporan 1. Unit yang bersangkutan memasukan username dan password sesuai dengan

unitnya.

2. User kemudian memasukan kebutuhan sehingga laporan yang diinginkan

dapat ditampilkan atau dicetak

Proses Traceability 1. User mamasukan username dan password untuk melakukan akses.

2. Unit operasional dapat memasukan kode tracing untuk mengetahui detail

informasi dari produk tertentu. Jika ada masalah, dapat melaporkannya ke

dalam sistem.

3. Manajer dapat memberikan tindakan lanjutan yang terjadi untuk dikerjakan

oleh staff dan laporannya masuk kedalam sistem.

Page 82: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

63

BAB V

DESAIN, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem informasi manajemen

berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang telah dijelaskan pada tahapan perencanaan

dan analisis sistem. Tahapan selanjutnya akan dibahas pada bab ini yaitu tahap desain,

implementasi dan pengujian.

5.1 Desain Sistem

Desain sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan tahap perencanaan

dan analisis. Tahap ini mempunyai tujuan untuk membuat desain atau model logis dan fisik

dari sistem informasi yang akan dibuat. Model ini dibaut berdasarkan hasil analisis

perancangan sistem sebelumnya, sehingga memenuhi daftar kebutuhan dan alur proses

bisnis pada DFD. Pada tahap desain, terdapat beberapa tahapan yaitu desain database, desain

user interface, dan desain algoritma.

5.1.1 Desain Database

Tahap desain database menggambarkan aspek apa saja yang terlibat didalam sistem

informasi. Dalam tahapan ini, konstruksi dari sistem informasi akan dirancang yang meliputi

entitas, atribut dan relasinya. Penggambaran desain database didukung menggunakan group

technology (GT) untuk membagi dan mengelompokan data berdasarkan ciri atau kemiripan

dari entitas tertentu pembentuk susu. GT nantinya berperan dalam kodefikasi pembuatan

produk susu di sistem informasi ini.

5.1.1.1 Group Technology

Group Technology (GT) adalah suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah - masalah yang mempunyai kemiripan yaitu dengan cara mengelompokan masalah

yang mirip menjadi satu sel sehingga pemecahan masalah tersebut dapat lebih menghemat

waktu dan usaha (Hadiguna, 2008). Penggunaan GT saat ini banyak digunakan dalam

pengelompokan inventory di sebuah perusahaan, namun konsep GT juga dapat digunakan

sebagai acuan dalam mengklasifikasikan pembuatan produk berdasarkan bahan

pembuatnya.

Page 83: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

64

Kodefikasi GT pada pembuatan Susu KUD Batu digambarkan dengan struktur hybrid,

dimana kodefikasi dimulai dari susu mentah dengan nomor urut kedatangan dan gula. Kode

yang dihasilkan tersebut merupakan kode untuk produk susu pasteurisasi. Kemudian susu

pasteurisasi ditambahkan flavour menghasilkan kode untuk Susu Jadi. Penambahan kemasan

dan nomor urut produksi menjadikan kode akhir menjadi produk Susu KUD Batu.

Penggambaran struktur hybrid dapat dilihat pada gambar 5.1. Penjelasan dari kode yang

digunakan dalam struktur hybrid dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Keterangan Kode Susu Nandhi Murni

Kode Keterangan Kode Keterangan

S Susu Mentah G01 Gula Rafinasi

CK Flavour Cokelat G02 Gula Pasir

VN Flavour Vanilla 01 Kemasan 160 ml

CF Flavour Coffe 02 Kemasan 180 ml

ML Flavour Melon 03 Kemasan 500 ml

ST Flavour Strawberry 04 Kemasan 1000 ml

S

CK

VN

CF

ML

ST

01

02

03

04

Tgl Produksi

Produk Flavour Kemasan Tanggal

Produksi

6/1/2017 - 6/8/2017

Interval Description

6/1/2017 - 6/8/2017

Interval DescriptionHierarki Atribut

G01

G02

Gula

No Produksi

Suhu Pasteurisasi

Suhu Pendinginan

Suhu

Pateurisasi

Suhu

Pendinginan

No Urut

Produksi

No Kedatangan

6/1/2017 - 6/8/2017

Interval Description

6/1/2017 - 6/8/2017

Interval DescriptionHierarki

Gambar 5.1 Struktur Hybrid Group Tehnology

Kodefikasi menggunakan GT dengan metode hybrid ini dapat lebih mudah diterapkan

dalam sistem pengklasifikasian dalam melakukan input data sesuai kondisi yang ada.

Kemudian diperlukan parameter dalam kodefikasi GT yang dilakukan. Parameter yang

digunakan, dijelaskan sebagai berikut.

1. Kode Raw Material (digit 1)

Kode raw material merupakan kode yang menggambarkan raw material utama yang

digunakan dalam proses produksi. Dalam hal ini, sistem informasi ini dikhususkan

untuk satu produk KUD Batu yaitu produk susu.

Page 84: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

65

2. Kode Nomor Kedatangan Raw Material (digit 2-5)

Kode nomor kedatangan menandakan waktu kedatangan dari raw material, dimana

dilambangkan dengan nomor urut, sesuai dengan waktu kedatangan raw material.

3. Kode Flavour (digit 6-7)

Kode Flavour merupakan kode yang digunakan untuk menandai rasa apa yang ada

dalam produk akhir susu KUD Batu tersebut. Kode flavour ini dilambangkan dengan

dua abjad yang mempresentasikan rasa tersebut.

4. Kode Gula (digit 8-10)

Kode Gula merupakan kode yang menunjukan gula yang digunakan dalam pembuatan

produk akhir. Kode ini diawali dengan huruf G yang mempresentasikan gula dan dua

digit dengan angka yang menandakan nomor gula dan membedakan dari gula yang

lainnya.

5. Kode Suhu Pasteurisasi (11-12)

Kode Suhu Pasteurisasi merupakan kode yang menunjukan penggunaan suhu untuk

melakukan proses pasteurisasi dalam proses produksi susu.

6. Kode Suhu Pendinginan (13-14)

Kode Suhu Pendinginan merupakan kode yang menunjukan penggunaan suhu untuk

melakukan proses pendinginan dalam proses produksi susu.

7. Kode Kemasan (digit 15-16)

Kode Kemasan merupaka kode yang menunjukan kemasan yang digunakan. Kode ini

menggunakan dua digit angka yang membedakan antara kemasan satu dengan kemasan

yang lainnya.

8. Kode Tanggal produksi (17-26)

Kode tanggal produksi menampilkan tanggal kapan proses produksi dilakukan. Kode

ini memiliki atribut tanggal, bulan, dan tahun produksi.

9. Kode Nomor Produksi (digit 27-30)

Kose Nomor Produksi merupakan empat digit angka yang menunjukan nomor urutan

produksi dari produk susu KUD Batu.

Untuk menganalisa kelompok yang sudah dibentuk maka digunakan tabel data yang

memuat pengelompokan family produk berdasar atas parameter diatas. Tabel 5.2 untuk

mempermudah dalam menggambarkan penggolongannya.

Page 85: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

66

Tabel 5.2

Tabel Parameter GT

Parameter Entitas Atribut Kode Keterangan

Hierarki Raw Material Susu Mentah S Digit 1

Atribut Nomor Kedatangan Kedatangan nomor 1 0001 Digit 2-5

Hierarki

Flavour

Flavour Cokelat CK

Digit 6-7

Flavour Vanilla VN

Flavour Coffe CF

Flavour Melon ML

Flavour Strawberry ST

Gula Gula Rafinasi G01 Digit 8-10

Gula Pasir G02

Suhu Pasteurisasi Suhu 85 Celsius 85 Digit 11-12

Suhu Pendinginan Suhu 5 Celsius 05 Digit 13-14

Kemasan Kemasan 160 ml 01

Digit 15-16 Kemasan 180 ml 02

Kemasan 500 ml 03

Kemasan 1000 ml 04

Atribut Tanggal Produksi Produksi 1 April 2017 01.04.2017 Digit 17-26

Nomor Produksi Produksi nomor 1 0001 Digit 27-30

Kode dalam parameter diatas sesuai dengan keadaan di KUD Batu sekarang, jika

nantinya terdapat perubahan ataupun penambahan jenis atribut, maka dapat dilakukan pula

dalam sistem informasi yang akan dibuat untuk mengenerate kode baru. Sebagai contoh,

berikut merupakan kodefikasi susu KUD Batu dalam gambar 5.2.

S 0 0 0 1 C K G 0 1 8 5 0 5 0 1 0 1 . 0 4 . 2 0 1 7 0 0 0 1

Gambar 5.2 Contoh Kodefikasi GT

Kode tersebut dapat diterjemahkan produk KUD Batu terdiri dari raw material “susu”

dengan nomor kedatangan pertama, memiliki flavour “cokelat”, menggunakan “gula

rafinasi”, menggunakan suhu pasteurisasi “85 Celsius”, suhu pendinginan “05 Celsius”,

kemasan “160 ml”, dan diproduksi pada tanggal “1 April 2017” dengan urutan “pertama”

oleh KUD Batu.

5.1.1.2 Desain Database Logis

Desain database logis aatu biasa dikenal dengan logical model merupakan penjelasan

kepada user bagaimana fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja. Logical

model dapat digambar dengan menggunakan ERD (Entity Relation Diagram). Dalam

tahapan pembuatan database logis menggunakan ERD maka perlu ditentukan terlebih

dahulu menentukan daftar entitas, menentukan relasi antar entitas, dan memastikan tidak

Page 86: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

67

adanya redudansi data (Whitten, 2012). Berikut adalah tahapan dalam pembuatan model

ERD.

1. Daftar Entitas

Daftar entitas menjelaskan identifikasi entitas yang terlibat dalam sistem informasi.

Entitas tersebut nantinya akan menjadi tabel dalam sistem informasi yang menyimpan

data berdasarkan atribut dari entitas tersebut. Entitas dalam perancangan sistem

informasi ini diambil dari pemetaan aktivitas berdasar analisis value chain dan sesuai

batasan yang telah ditetapkan. Entitas dan atribut dalam sistem informasi yang akan

dibuat dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3

Daftar Entitas dan Atribut

Entitas Atribut

Distributor Kode_Distributor*, Nama Toko, Pemilik, Alamat, No Telepon

Pengiriman Nomor Pengiriman*, Kode_Pengiriman, Kode_Susu_Nandhi_Murni,

Kode_Distributor, Jumlah Kirim, Tanggal Pengiriman, Keterangan

Supplier Kode_Supplier*, Nama Toko, Pemilik, Alamat, No Telepon

Kemasan Kode_Kemasan*, Jenis Kemasan, Kode_Supplier, Kemasan Value

Flavour Kode_Flavour*, Jenis Flavour, Kode_Supplier, Flavour Value

Gula Kode_Gula*, Jenis Gula, Kode_Supplier, Gula Value

Susu Mentah Kode_Susu_Mentah*, Tgl Kedatangan, Keterangan, Susu Value

Susu KUD Batu

Kode_Susu_Nandhi_Murni*, Nama Produk, Kode_Susu_Mentah, Kode_Gula,

Kode_Flavour, Tgl Produksi, Tgl Kadaluarsa, Suhu Pasteurisasi, Suhu

Pendinginan, Kode_Kemasan, Jumlah Produksi, Value Produk, Gambar Produk,

Keterangan

Penanganan

Traceability

Nomor Pelaporan*, Kode_Susu_Nandhi_Murni, Permasalahan, Penanganan

Lanjutan, Keterangan

Dummy Kode_Pengiriman, Kode_Distributor

2. Relasi

Entitas yang sudah diidentifikasikan kemudian dihubungkan antar entitas tersebut untuk

mengetahui hubungan atau relasinya. Daftar relasi dari entitas pada sistem informasi

yang akan dibuat terdapat di tabel 5.4.

Tabel 5.4

Relasi Entitas

Entitas Hubungan Entitas Jenis Relasi Kardinalitas

Distributor Mempunyai Dummy One to Many (1,1) (1,N) Produksi Menggunakan Susu Mentah One to Many (1,1) (1,N)

Produksi Menggunakan Flavour One to Many (1,1) (1,N) Produksi Menggunakan Gula One to Many (1,1) (1,N) Produksi Menggunakan Kemasan One to Many (1,1) (1,N)

Produksi Mengalami Pengiriman One to Many (1,1) (1,N) Penanganan Traceability Mendokumentasi Produksi One to Many (1,1) (1,N)

Pengiriman Mempunyai Dummy One to Many (1,1) (1,N) Supplier Mensuplai Flavour Many to One (1,N) (1,1) Supplier Mensuplai Gula Many to One (1,N) (1,1) Supplier Mensuplai Kemasan Many to One (1,N) (1,1)

Page 87: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

70

3. ERD

Hasil dari tabel relasi kemudian dilakukan penggambaran model ERD. Dalam ERD digambarkan entitas yang terlibat, atributnya, serta relasi

antar entitas tersebut. ERD dari sistem informasi terdapat pada gambar 5.3.

Distributor Pengiriman

Mempunyai

DummyFlavour

Menggunakan

Gula

Kemasan

Produksi

Susu Mentah

MenggunakanMenggunakan Menggunakan

Mengalami

Mempunyai

MendokumentasikanPenanganan Traceability

Kode_ Quality_Check

Kode_ Pengiriman

Kode_Distributor

Kode_Pengadaan

Nama Toko

Pemilik

Alamat

No Telepon

Nomor_pelaporan

Kode_Susu_Nandhi_Murni

Permasalahan

Penanganan Lanjutan

Keterangan

Kode_Susu_Nandhi_Murni

Kode_Supplier

Jenis Flavour

Flavour ValueKode_Supplier

Jenis Gula

Kemasan value

Kode_Supplier

Jenis

Kemasan

Kemasan Value

Kode_Susu_Mentah

Tgl_Kedatangan

Susu Value

Keterangan

Kode_Susu_Nandhi_Murni

Kode_Susu_Mentah

Kode_Flavour

Kode_Gula

Tgl Produksi

Tgl

Kadaluarsa Suhu

Pasteurisas i

Homogenisas i

Suhu

Pendinginan

Nomor Pengiriman

Kode_Pengiriman

Kode_Distributor

Jumlah Kirim

Tanggal

Pengiriman

Keterangan

Kode_Kemasan

Kode_GulaKode_Flavour

Kode_kemasan

Jumlah

Produksi

Value

Produk

Gambar

Produk

Keterangan

Nama Produk

Supplier

Kode_SupplierDistributor

Nama Toko

Pemilik

Alamat

No telepon

Mempunyai

Mempunyai

Mempunyai

Gambar 5.3 ERD Sistem Informasi

68

Page 88: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

69

4. Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses analisis data yang bertujuan membentuk susunan

entitas yang stabil tanpa adanya redudansi data sehingga menghasilkan tabel yang

normal. Dalam perancangan sistem informasi minimal harus memenuhi normalisasi

tahap ke-3 (3NF). Tahap desain sistem informasi yang dilakukan pada penelitian ini

telah memenuhi persyaratan normalisasi hingga struktur 3NF seperti yang dijelaskan

pada tinjauan pustaka. Oleh sebab itu tidak diperlukan lagi tahapan normalisasi karena

data dalam tabel sudah normal.

5.1.1.3 Desain Database Fisik

Desain database fisik merupakan langkah untuk mempresentasikan desain database

logis kedalam bentuk aktual. Desain database fisik disesuaikan dengan software yang

digunakan dalam perancangan sistem informasi yaitu Microdoft Access 2016. Desain

database fisik bertujuan untuk menyimpan data yang berkaitan dengan informasi dari hasil

desain logis sebelumnya. Tahapan desain database fisik akan menampilkan tabel-tabel yang

ada dalam database disesuaikan dengan software yang digunakan. Berikut merupakan

contoh desain database fisik dari perancangan sistem informasi.

1. Entitas Produksi

Tabel 5.5 menunjukan desain database fisik dari entitas/tabel Produksi.

Tabel 5.5

Desain Database Entitas Produksi Field Data Type Field Size / Format Key

Kode_Susu_Nandhi_murni Short Text 50 Primary key

Nama Produk Short Text 50

Kode Susu Mentah Short Text 25 Foreign Key

Kode Gula Short Text 25 Foreign Key

Kode Flavour Short Text 25 Foreign Key

Suhu Pasteurisasi Short Text 25

Suhu Pendinginan Short Text 25

Homogenisasi Short Text 25

Kode Kemasan Short Text 25 Foreign Key

Tgl Produksi Date Medium Date

Tgl Kadaluarsa Date Medium Date

Produk Value Currency Standart

Jumlah Produksi Number Integer

Gambar Produk Attchment

Keterangan Short Text 30

2. Entitas Penanganan Traceability

Tabel 5.6 menunjukan desain database fisik dari entitas/tabel Penanganan Traceability.

Page 89: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

70

Tabel 5.6

Desain Database Entitas Penanganan Traceability Field Data Type Field Size / Format Key

Nomor Pelaporan Short Text 25 Primary key

Kode_Susu_Nandhi_murni Short Text 25 Foreign Key

Permasalahan Long Text

Penanganan Lanjutan Long Text

Keterangan Short Text 30

3. Entitas Pengiriman

Tabel 5.7 menunjukan desain database fisik dari entitas/tabel Pengiriman.

Tabel 5.7

Desain Database Entitas Pengiriman

Field Data Type Field Size / Format Key

Nomor Pengiriman Auto Number Long Integer Primary key

Kode_Pengiriman Short Text 25

Kode_Susu_Nandhi_murni Short Text 25 Foreign Key

Kode_distributor Short Text 25 Foreign Key

Jumlah Kirim Number Long Integer

Tanggal Pengiriman Date Medium Date

Keterangan Short Text 30

Desain database fisik juga dilakukan terhadap keseluruhan entitas yang ada dengan cara

yang sama seperti tiga contoh diatas. Hasil dari desain database fisik ini nantinya akan

dijadikan acuan dalam implementasi pembuatan tabel di Microsoft Access 2016.

5.1.2 Desain User Interface

Langkah yang dilakukan setelah membuat desain database adalah mendesain tampilan

antar muka (User Interface). User Interface berfungsi sebagai penghubung atara user dengan

sistem informasi yang dirancang. Desain user interface harus disesuaikan dengan kebutuhan

dan kenyamanan dalam penggunaan user. Hal utama lain adalah, desain user interface harus

dapat diimplementaikan dengan software yang digunakan yaitu Microsoft Access 2016.

5.1.2.1 Hierarki Menu

Hierarki menu yang dirancang akan menampilkan tingkatan menu dalam sistem

informasi yang dirancang. Desain hierarki menu dirancang sebagai patokan dan untuk

memudahkan tahapan implementasi sistem informasi, selain itu juga memudahkan user

dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Gambar 5.4 menampilkan hierarki menu dari

sistem informasi yang akan dirancang.

Page 90: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

71

Log In

SIM Traceability

1. Home 2. Master Data 3. Input/Edit 5. Pengiriman 6. Traceability 7. Laporan

2.1 Data

Distributor

2.2 Data Susu

Mentah

2.3 Data Produksi

2.4 Data Flavour

2.5 Data Gula

2.6 Data Kemasan

3.1 Distributor

3.2 Susu Mentah

3.3 Flavour

3.4 Gula

3.5 Kemasan

3.6 Supplier

6.1 Traceability

Produk

6.2 Tindakan

Lanjutan

Traceability

7.1 Laporan

Pengiriman

7.2 Laporan

Produksi

2.7 Data Supplier

4. Produksi

Gambar 5.4 Hierarki Menu

Gambar 5.4 menunjukan jika terdapat delapan menu utama dalam sistem informasi yaitu

menu Home, Master Data, Produksi, Input/Edit, Transaksi, Traceability, Quality Check, dan

Laporan. Setiap Menu nantinya memiliki sub menu tersendiri sesuai dengan fungsinya.

Detail penjelasan sub menu adalah sebagai berikut.

1. Home merupakan halaman awal setelah melakukan login. Halaman ini berfungsi

memberikan gambaran singkat mengenai sistem informasi traceability produk di KUD

Batu.

2. Master Data merupakan halaman menu yang menampilkan data setiap tabel yang ada

di sistem informasi. Berikut merupakan sub menu dari Master Data.

a. Data Distributor, Menampilkan distributor yang berafiliasi dengan KUD Batu untuk

memasarkan Produk KUD Batu.

b. Data Susu Mentah, menampilkan raw material berupa susu mentah yang masuk

kedalam KUD Batu untuk dilakukan proses produksi.

c. Data Susu Pateurisasi, menampilkan data susu pasteurisasi yang telah diolah. Susu

Pasteurisasi ini telah memiliki rasa karena telah ditambahkan gula dan flavour.

d. Data Susu KUD Batu, menampilkan data Susu KUD Batu yang siap dijual setelah

dilakukan proses filling kedalam kemasan.

e. Data Flavour, menampilkan flavour yang digunakan dalam proses produksi Susu

KUD Batu.

f. Data Gula, menampilkan jenis gula yang digunakan dalam proses produksi Susu

KUD Batu.

g. Data Kemasan, menampilkan kemasan yang digunakan dalam proses produksi Susu

KUD Batu.

Page 91: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

72

h. Data Pos Penampungan, menampilkan pos penampungan susu yang berafiliasi

dengan KUD Batu sebagai penyuplai susu mentah.

3. Input/Edit, merupakan menu yang berfungsi untuk melakukan input dan edit terhadap

entitas yang ada. Pada menu ini terdapat tujuh sub menu yang dapat digunakan untuk

melakukan input serta edit sesuai dengan fungsinya. Ketujuh sub menu tersebut adalah

Distributor, Susu Mentah, Flavour, Kemasan, Gula, dan Pos Penampungan.

4. Produksi, Halaman yang digunakan untuk mencatat proses produksi yang berlangsung

pada KUD Batu, dimana hasil akhirnya adalah produk Susu Nandhi Murni yang siap

didistribusikan.

5. Pengirimman, halaman ini menampilkan dan mencatat proses pengiriman. Dalam hal

ini entitas yang terlibat adalah distributor dan produksi.

6. Traceability, merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan traceability produk

berdasarkan kode produk tersebut beserta langkah penanganan jika terjadi masalah.

a. Traceability Produk, merupakan halaman yang diugunakan untuk mencari informasi

terkait produk berdasarkan kode produk. Data yang ditampilkan adalah data

komposisi dan produksi produk serta data pengiriman produk tersebut.

b. Penanganan Lanjutan,, merupakan halaman yang digunakan untuk memberikan

tindakan lanjutan jika produk yang dilakukan pencarian ternyata mengalami

permasalahan seperti cacat produk.

7. Laporan, merupakan halaman yang digunakan untuk mendapatkan laporan dari sistem

informasi KUD Batu ini. Terdapat empat laporan yang bisa didapatkan yaitu laporan

produksi, laporan pengiriman, dan laporan quality check.

Hierarki menu yang dirancang nantinya akan diimplementasikan sebagai acuannya.

Selain itu terdapat empat user dalam sistem informasi ini, yaitu manajer dan admin. Setiap

unit memiliki akses sesuai dengan wewenangnya masing-masing. Tabel 5.8 menjelaskan

wewenang dari masing-masing user.

Tabel 5.8

Wewenang Akses User

users

Menu

Home Master

Data

Input/Edit Produksi Pengiriman

Traceability Laporan

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 6.1 6.2 7.1 7.2 7.3

Manajer √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Admin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 92: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

73

5.1.2.2 Desain Form

Desain Form dibuat untuk menunjang tampilan interface dari sistem informasi supaya

lebih interaktif ketika digunakan oleh users. Perancangan desain form dijelaskan sebagai

berikut.

1. Form Login

Pada form log in berfungsi untuk melakukan validasi akses sebelum masuk ke sistem

informasi. Tampilan desain interface dari form login dapat dilihat pada gambar 5.5.

Gambar 5.5 Form Login

Keterangan:

1 = Header

2 = Logo KUD Batu

3 = Pengantar

4 = Dialog Box Login

5 = Footer

2. Form Utama

Form utama merupakan form yang berfungsi melakukan proses bisnis pada sistem

informasi yang dibuat. Tampilan setiap form dibuat dengan tamplate yang sama supaya

lebih mudah dan nyaman dalam melakukan akses. Gambar 5.6 menunjukan deasain

interface dari form utama.

Gambar 5.6 Form Utama

Page 93: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

74

Keterangan:

1 = Logo KUD Batu

2 = Header

3 = User yang menggunakan

4 = Menu

5 = Sub Menu

6 = Detail

7 = Footer

5.1.2.3 Desain Report

Desain report dibuat untuk menunjang tampilan interface dari report atau laporan

yang dihasilkan oleh sistem informasi. Pernacangan desain report dijelaskan sebagai berikut.

1. Report Berdasar Tanggal

Report ini digunakan untuk mengetahui proses bisnis selama suatu tanggal tertentu

dengan memasukan tanggal awal dan akhir dari data yang ingin diketahui report nya.

Desain interface dari report ini dapat dilihat pada gamabr 5.7.

Gambar 5.7 Desain Interface Report Berdasarkan Tanggal

Keterangan:

1 = Logo KUD Batu

2 = Judul Report

3 = Header

4 = Judul Atribut

5 = Detail

6 = Footer

2. Report Satu Kegiatan

Report ini diperoleh setelah melakukan satu kali kegiatan. Detail dari report ini berisi

hanya data yang dikerjakan pada waktu tersebut saja. Tabel 5.8 menampilkan desain

interface dari report satu kegiatan.

Page 94: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

75

Gambar 5.8 Desain Interface Report Satu Kegiatan

Keterangan:

1 = Logo KUD Batu

2 = Judul Report

3 = Header

4 = Page Header

5 = Detail

6 = Footer

5.1.3 Desain Algoritma

Desain Algoritma merupakan desain yang memberikan gambaran alur berjalannya

proses dari sistem informasi sehingga user mendapatkan output yang sesuai. Penggambaran

desain algoritma dapat dilakukan melalui flowchart atau pseudocode, keduanya memiliki

fungsi yang sama, hanya penggambarannya saja yang berbeda. Flowchart lebih kepada

penggunaan simbol-simbol tertentu yang sudah distandarkan, sedangkan pseudocode lebih

kepada penggambaran dalam bentuk bahasa yang mendekati bahasa pemrograman. Pada

penelitian ini yang digunakan adalah flowchart. Berikut merupakan desain algoritma

menggunakan flowchart dari proses dalam sistem informasi ini.

1. Flowchart Produksi

Flowchart ini akan menjelaskan proses produksi susu nandhi murni. Proses ini

dilakukan untuk menentukan parameter apa saja yang diperlukan dan pemilhan bahan

baku serta kemasan. Gambar 5.9 menampilkan flowchart produksi.

Page 95: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

76

Mulai

Data yang

Dibutuhkan

Penambahan Data Produksi

Tersimpan di

Database

Produksi

Selesai

Data Telah Sesuai

Ya

Tidak

Gambar 5.9 Flowchart Produksi

2. Flowchart Input dan Edit Data

Proses input dan edit data dilakukan untuk menambah atau mengubah data yang sudah

ada dalam database misalnya data kemasan, data gula, data distributor dsb. Gambar 5.10

menampilkan flowchart proses input dan edit data.

Mulai

Input Data

Edit Data

Data Baru

Menyimpan Data

Tersimpan di

Database

Kode Data

Mencari Data

Edit Data yang

Diinginkan

Menyimpan Data

Tersimpan di

Database

Selesai

Generate Kode Baru

Tidak

Ya

Gambar 5.10 Flowchart Input dan Edit

Page 96: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

77

3. Flowchart Pengiriman

Proses pengiriman melibatkan beberapa entitas lain dalam sistem informasi untuk

berlangsung. Entitas lain yang terlibat yaitu produk yang berasal dari proses produksi

dan distributor. Gambar 5.11 menampilkan flowchart pengiriman dalam sistem

informasi.

Mulai

Generate Kode Baru

Kode Distributor

Kode Susu Nandhi

Murni

Mencari Data

Jumlah Pengiriman

Menyimpan Data

Tersimpan di

Database

Selesai

A

A

Gambar 5.11 Flowchart Pengiriman

4. Flowchart Traceability

Proses traceability merupkan proses pencarian data dimana sistem informasi akan

mentracing data berdasarkan kode yang diinputkan. Kode yang digunakan adalah kode

produk. Output dari proses ini adalah informasi komposisi dan proses yang dialami oleh

produk tersebut. gambar 4.12 menampilkan flowchart traceability dalam sistem

informasi.

Mulai

Kode Susu Nandhi

Murni

Mencari Informasi Produk

Informasi Produk

dan Pengiriman

Produk

Terdapat Permasalahan?

Masuk proses pelaporan

traceability

Laporan

permasalahan dan

penanganan

Menyimpan Data

Tersimpan di

Database

Selesai

Tidak

Ya

A

B

A

B

Gambar 5.12 Flowchart Traceability

Page 97: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

78

5. Flowchart Pelaporan

Flowchart pelaporan merupakan flowchart yang menampilkan proses untuk

mendapatkan laporan yang diinginkan dari sistem informasi. Flowchart pelaporan dapat

dilihat pada gambar 4.13.

Mulai

Memilih Jenis Laporan

Memasukan

Kriteria

Pencarian Laporan

Laporan yang

diinginkan

Selesai

Gambar 5.13 Flowchart Pelaporan

5.2 Implementasi

Implementasi merupakan tahapan untuk menerapkan rancangan yang dibuat kedalam

software. Hal ini digunakan supaya sistem dapat digunakan oleh user. Pada tahapan ini ada

dua implementasi yaitu perancangan sistem informasi dan peranacangan modul program.

5.2.1 Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem informasi dilakukan pada software Microsoft Access 2016. Dalam

perancangan sistem informasi akan dilakukan perancangan databas, perancangan form dan

perancangan report.

5.2.1.1 Implementasi Database

Implementasi pada tahap ini dilakukan dengan merancang tabel pada Microsoft Access

2016 sesuai dengan tahapan desain yang telah dilaksanakan. Contoh implementasi dapat

dilihat sebagai berikut.

1. Tabel Produksi

Implementasi tabel produksi dapat dilihat pada gambar 5.14 pada tampilan design view.

Page 98: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

79

Gambar 5.14 Implementasi Tabel Produksi

2. Tabel Penanganan Traceability

Implementasi tabel penanganan traceability dapat dilihat pada gambar 5.15 pada

tampilan design view.

Gambar 5.15 Implementasi Tabel Penanganan Traceability

3. Tabel Gula

Implementasi tabel gula dapat dilihat pada gambar 5.16 pada tampilan datasheet view.

Gambar 5.16 Implementasi Tabel Gula

5.2.1.2 Implementasi Form

Implementasi form dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan sebelumnya. Form

dirancang untuk memudahkan user untuk berinterkasi dengan sistem informasi traceability

Page 99: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

80

KUD Batu. Berikut merupakan contoh implementasi form dari perancangan sistem informasi

traceability KUD Batu.

1. Form Login

Form login digunakan untuk melakukan validasi akses kedalam sistem informasi.

Gambar 5.17 menampilkan hasil implementasi rancangan user interface form login.

Gambar 5.17 Implementasi Form Login

2. Form Home

Form home merupakan halaman awal yang tampak ketika user memasuki sistem

informasi setelah melakukan login. Pada form ini akan didapati tampilan seperti pada

gambar 5.18.

Gambar 5.18 Implementasi Form Home

Page 100: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

81

3. Form Traceability

Form traceability merupakan form yang digunakan untuk melakukan pencarian

informasi berdasarkan kode produk. Implementasi form traceability dapat dilihat pada

gambar 5.19.

Gambar 5.19 Implementasi Form Traceability

5.2.1.3 Implementasi Report

Report merupakan salah satu fasilitas dalam sistem informasi yang digunakan untuk

medapatkan ringkasan ataupun detail data yang ingin diketahui informasinya. Implementasi

report dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan sebelumnya dimana terdapat dua desain

report. Berikut merupakan hasil implementasi dari perancangan report pada sistem

informasi traceability KUD Batu.

1. Report berdasar Tanggal

Report ini merupakan laporan yang berbentuk ringkasan data dengan menginputkan

kriteria tertentu pada form pelaporan. Gambar 5.20 menmpilkan implementasi report

berdasar tanggal.

Page 101: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

82

Gambar 5.20 Implementasi Report Berdasar tanggal

2. Report Satu Kegiatan

Report satu kegiatan merupakan laporan yang berbentuk detail kegiatan yang dilakukan

pada waktu tersebut. Gambar 5.21 menampilkan implementasi dari report satu kegiatan.

Gambar 5.21 Implementasi Report Satu Kegiatan

5.2.2 Perancangan Modul Program

Tahapan perancangan modul program merupakan implementasi yang bertujuan untuk

memudahkan user dalam menggunakan sistem informasi traceability KUD Batu. Modul

program ini akan berisi spesifikasi minimal untuk menjalankan sistem informasi, panduan

menggunakan sistem informasi sesuai dengan user yang menggunakan, dan informasi jika

terjadi masalah terhadap sistem informasi tersebut. Modul program secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran.

Page 102: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

83

5.3 Pengujian

Tahapan terakhir dalam prototyping adalah pengujian atau testing sistem informasi

traceability KUD Batu yang telah selesai diimplementasikan. Tahapan ini berfungsi untuk

mengetahui apakah sistem informasi yang dibuat telah sesuai dengan yang diinginkan dan

diharapkan atau tidak. Tahap ini memiliki tiga pengujian yaitu uji verifikasi, uji validasi, dan

uji prototype. Detail masing-masing pengujian dijelaskan sebagai berikut.

5.3.1 Uji Verifikasi

Verifikasi merupakan tahapan pengujian yang melakukan pemeriksaan kesesuaian

antara logika sistem informasi dengan logika desain. Uji verifikasi dilakukan dengan melihat

kesesuaian antara implementasi sistem informasi dengan desain pada database, dan user

interface baik form maupun report. Berikut merupakan tahap verifikasi yang dilakukan

dalam penelitian ini.

1. Verifikasi Database

Gambar 5.22 menampilkan uji verifikasi pada salah satu database yaitu pada tabel

Penanganan Tracaeability.

Gambar 5.22 Verfikasi Database Penanganan Tracaeability

Berdasarkan hasil verifikasi pada gambar 5.22 bisa diketahui jika terdapat lima kolom

pada implemantasi tabel dimana hal tersebut sesuai dengan tahap desain database.

Nama setiap kolom juga sesuai antara implementasi dan desain.

2. Verifikasi Form

Verifikasi form dilakukan dengan membandingkan implemantasi form dengan desain

form. Pada uji verifikasi ini akan dibandingkan dilakuakn pengujian pada form yang

ditampilkan pada gambar 5.23.

Page 103: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

84

Gambar 5.23 Verfikasi Form Master Data

Berdasarkan hasil verifikasi pada gambar 5.23 dapat diketahui jika implementasi form

memiliki header, menu, sub menu, deatail dan footer, hal ini sesuai dengan yang ada

pada tahap desain form.

3. Verifikasi Report

Verifikasi report dilakukan dengan membandingkan hasil implemantasi report dengan

desain user interface dari report tersebut. Gambar 5.24 menampilkan uji verifikasi pada

report produksi.

Gambar 5.24 Verfikasi Report Produksi

Hasil yang ditampilkan menunjukan jika report yang dihasilkan sesuai dengan desain

awal yang dilakukan.

Uji verifikasi yang dilakukan secara keseluruhan menunjukan jika sistem informasi

yang telah diimplemenasikan telah sesuai dengan desain yang dirancang. Sehingga sistem

informasi yang dibuat telah memenuhi tahap uji verifikasi.

Page 104: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

85

5.3.2 Uji Validasi

Validasi merupaka tahap pengujian dimana sistem informasi yang dirancang dilakukan

pemerikasaan kesesuain dengan system requirement checklist (SRC) dari tahap analisis

rancangan sistem. Validasi dilakukan dengan melakukan ujicoba pada sistem informasi yang

telah selesai dirancang apakah sesuai dengan SRC atau tidak. Tabel 5.9 menampilkan

kebutuhan sistem informasi yang telah terpenuhi.

Tabel 5.9

Validasi SRC

Kategori Validasi

Input Sistem informasi dapat menginputkan data-data sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

SRC seperti data bahan baku, data kemasan dan sebagainya. Contoh uji validasi input

dapat dilihat pada gambar 5.25.

Output Sistem informasi dapat menghasilkan laporan dimana laporan tersebut dapat juga siap

dicetak. Selain itu sistem informasi juga dapat memberikan informasi terkait

traceability produk. Contoh uji validasi output dapat dilihat pada gambar 5.26.

Process

Sistem baru dapat melakukan tracing komposisi produk dan memberikan laporan

hasil tracing. Uji validasi ini telah ditampilkan sebelumnya pada gambar 5.26.

Sistem baru mempunyai keunggulan dapat melakukan editing data existing. Uji

validasi proses ini dapat dilihat pada gambar 5.27.

Sistem baru dapat memberikan kodefikasi produk sus nandhi murni berdasarkan

komposisi dan proses yang dialami oleh pembuatan produk tersebut. uji validasi ini

dapat dilihat pada gambar 5.28.

Performance Sistem informasi yang dibuat telah mampu bekerja 24 jam perhari, 7 hari perminggu.

Hal ini dikarenakan sistem menggunakan teknologi komputer yang bisa diakses setiap

saat.

Control

Akses ke dalam sistem harus melalui login terlebih dahulu sehingga untuk

mengaksesnya diperlukan username dan password. Selain itu masing-masing user

punya batasan dalam akses sistem informasi. Uji validasi control dapat dilihat pada

gambar 5.29.

Hasil uji validasi seperti yang telah dijabarkan pada tabel validasi SRC adalah sebagai

berikut.

1. Validasi Input

Gambar 5.25 Validasi Input

Validasi input dilakukan dengan memasukan data pada halaman input/edit, jika data

benar atau salah, maka akan muncul kotak dialog yang memberitahukannya.

Page 105: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

86

2. Validasi Output

Gambar 5.26 Validasi Onput

Validasi output dilakukan dengan melakukan proses yang kemudian akan

menampilkan hasil dari proses tersebut seperti pada proses pengiriman dan

traceability produk.

3. Validasi Process

Gambar 5.27 Validasi Proses Editing

Gambar 5.28 Validasi Kodefikasi

Validasi proses dilakukan dengan mengecek proses editing pada halaman input/edit

dengan bantuan kotak dialog sebagai peringatan. Selain itu juga dilakukan validasi

dengan mengecek kodefikasi susu yang dilakukan proses pada halaman proses produksi.

Page 106: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

87

4. Validasi Control

Gambar 5.29 Validasi Control

Validasi control yang ditampilkan pada gambar 5.30 memperlihatkan perlunya

username dan password untuk mengakses SIM serta tampilan halaman input/edit jika

yang melakukan akses adalah admin, maka menu produksi dan sub menu distributor

serta supplier tidak dapat di akses.

5.3.3 Uji Prototype

Uji prototype merupakan pengujian implementasi terhadap perencanaan awal dari

pembuatan sistem informasi. Uji prototype dilakukan untuk mengetahui apakah prototype

sistem informasi yang dirancang mampu menjadi solusi dari masalah dan kelemahan sistem

informasi KUD Batu. Uji Prototype dilakukan dengan melakukan running prototype tiga

skenario dan menganalisis PIECES yang telah dibuat sebelumnya dengan sistem baru yang

telah dibuat. Hasil uji running prototype terdapat pada lampiran 3, sedangkan analisis

perbandingan PIECES sistem lama dan sistem baru dapat dilihat pada tabel 5.10 hingga tabel

5.12.

Tabel 5.10

Uji Prototype PIECES Analysis Keterangan

Performance

a. Keluaran (throughput)

Beberapa pekerjaan membutuhkan

waktu cukup banyak.

Pekerjaan yang berhubungan dengan

pendataan dan pencarian data

membutuhkan waktu yang lama, hal ini

dikarenakan pendataan mengenai

produksi menggunakan kertas dan

bantuan Microsoft Excel saja, belum

adanya sistem informasi yang dapat

membantu mempercepat pendataan dan

pencarian data.

a. Keluaran (throughput)

Penggunaan sistem informasi baru mampu

mempercepat pekerjaan khususnya dalam hal

input, editing dan pencarian. Hal ini sangat

membantu khususnya pada proses

traceability informasi produk yang ketika

terjadi permasalahan, bisa langsung

ditangani karena adanya ketersediaan data

lebih cepat

Page 107: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

88

Tabel 5.11

Uji Prototype PIECES (Lanjutan)

Analysis Keterangan

Performance

b. Waktu layan (response time)

Waktu tunggu antara transaksi atau

permintaan dengan responnya

Waktu dalam melakukan pendataan dan

pencarian data relatif lama, apalagi jika

ada produk KUD yang tidak sesuai

dengan kualifikasi. Hal ini dikarenakan

tidak terdapatnya kode khusus dari

masing-masing produk yang diproduksi,

sehingga pencarian penyebab dan data

produk membutuhkan waktu lama.

b. Waktu layan (response time)

Waktu layan antar kegiatan juga dapat

terlaksana dengan cepat, hal ini

dikarenakan semua kegiatan yang

berhubungan dengan traceability

terangkum dalam satu kesatuan program

sistem informasi traceability KUD Batu.

Information

a. Output

• Informasi tidak akurat

Terkadang informasi yang didapat

tidak akurat, baik mengenai

komposisi produk, proses, bahan

baku dan sebagainya karena sistem

informasi yang ada tidak terintegrasi

dengan baik.

• Informasi sulit dihasilkan

Informasi mengenai komposisi

produk dan produksi susah didapat

karena tidak adanya sistem

informasi traceability dalam KUD

Batu.

• Informasi tidak diperbarui

Update data tidak diperbarui karena

pencatatan hanya menggunakan

media kertas, sehingga jika ada data

baru maka menambah data atau

catatan bukan melakukan

pembaruan data.

a. Output

• Informasi yang dihasilkan oleh sistem

baru akurat karena semua

terdokumentasikan berdasarkan

kodefikasi khusus yang melekat pada

masing-masing komponen

• Informasi detail dari produk dapat

diperoleh dengan hadirnya sistem

traceability produk.

• Sistem informasi yang ada dapat

melakukan updateatau pembaruan data

yang sudah ada karena pencatatan

menggunakan komputer.

b. Input

• Data tidak tersedia

Data mengenai komposisi produk,

tanggal pembuatan produk, serta

proses yang dilalui produk tidak

tersedia mendetail, sehingga sulit

dalam melakukan tracing produk.

• Data tidak akurat

Hal ini sering terjadi karena

pencatatan yang kurang teliti oleh

petugas khususnya dalam jumlah

bahan baku yang diperlukan dan

digunakan.

• Data redundan

Hal ini terjadi karena setiap

pencatatan data tidak menggunakan

kode khusus, sehingga bisa saja

terjadi redudansi data.

b. Input

Data yang diinputkan akan lebih akurat

karena pemilihan data sudah disediakan

tanpa melakukan pencarian atau mengingat

ketersediaan data. Selain itu redundan data

dapat diminimalisir bahkan dihilangkan

karena sistem kodefikasi yang dilakukan

oleh sistem informasi ini.

Page 108: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

89

Tabel 5.12

Uji Prototype PIECES (Lanjutan)

Analysis Keterangan

Information

c. Storage

• Data tersimpan redundan di

beberapa file atau basisdata

Penyimpanan data tidak terintegrasi

dengan baik, dilakukan manual dan

dengan Excel.

• Data tidak aman dari kerusakan dan

pengrusakan

Data yang ada disimpan dalam

bentuk catatan di buku lembaran

sehingga bisa saja rusak sewaktu-

waktu.

• Data tidak terorganisasi dengan baik

Data yang tidak terorganisasi dengan baik

di KUD Batu, sehingga kesusahan untuk

mencari dan mengakses data lama KUD

Batu.

c. Storage

Data tersimpan dalam satu kesatuan database

sehingga tidak saling terpisah. Hal ini

mangakibatkan data yang disimpan tidak

redundan dan terorganisasi secara baik. Selain

itu adanya fasilitas login dapat lebih

mengamankan database dari pihak yang tidak

berwenang.

Economy a. Biaya

Biaya yang dikeluarkan oleh divisi

produksi tidak tercatat dengan baik

berdasarkan kegunaanya, sehingga

perlu adanya pencatatan yang lebih baik

untuk dapat menentukan harga jual dari

produk itu sendiri.

b. Keuntungan

Keuntungan di KUD Batu saat ini sudah

baik dalam segi pencatatan, karena ada

divisi khusus yang menangani hal

tersebut.

a. Biaya

Sistem informasi dapat memberikan value

dari produk hasil dari proses produksi.

Biaya ini akan tercatat secara otomatis

kedalam database sebagi acuan harga jual.

Selain itu biaya pencatatan dan sebagainya

lebih murah karena hanya menggunakan

fasilitas komputer

b. Keuntungan

Sistem informasi ini tidak mengikutsertakan

kegiatan pencatatan pemasukan pengeluaran

keuntungan, karena telah ada unit khusus

dan berbeda kantor.

Control Sekuritras Rendah

• Data dapat diakses oleh siapa saja

karena tidak adanya kode keamanan

dalam sistem informasi yang digunakan

saat ini.

• Tidak tersedianya sistem informasi

traceability dalam KUD Batu dapat

menyebabkan adanya kesalahan

pengambilan keputusan jika terjadi

permasalahan maupun ketika ingin

melakukan analisis evaluasi produk.

Sekuritas dari sistem baru lebih tinggi karena

untuk melakukan akses harus mempunyai

username dan password dari sistem informasi

tersebut. orang yang tidak memilkinya tidak

dapat mengaksesnya.

Control lain yang dapat dilakukan adalah

pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan

tepat karena adanya sistem traceability produk.

Eficiency • Diperlukan upaya lebih untuk

melakukan pencatatan dan pencarian

dikarenakan banyaknya data.

• Pekerja membuang waktu untuk

melakukan pencatatan dua kali di kertas

dan di Microsoft Excel

• Pekerja yang melakukan pencatatan bisa

saja berbeda sehingga kesalahn sering

terjadi

Efisiensi pekerjaan bisa tercapai karena proses

pencatatan dan pencarian dilakukan dalam satu

kesatuan database dan dapat dipanggil secara

otomatis, sehingga meminimalisir terjadinya

kesalahan.

Services • Sistem tidak fleksibel dalam situasi baru

• Sistem tidak fleksibel pada perubahan

dimana penggunaan sistem informasi

harusnya sudah diterapkan karena

perkembangan zaman.

Sistem informasi baru yang dibuat dapat

fleksibel dalam menghadapi perubahan karena

pembaharuan tersedia dan dapat dilakukan.

Page 109: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

90

Berdasarkan penjelasan pada tabel uji prototype dan running prototype diketahui jika

sistem baru telah mampu menangani masalah yang dihadapkan pada sistem lama di lima

aspek, yaitu performance, information, economy, control, dan service. Hal ini menunjukan

sistem informasi yang dirancang telah sesuai dengan perencanaan awal pembuatan sistem

informasi traceability produk di KUD Batu.

5.4 Analisis Hasil Rancangan Sistem Informasi Manajemen

Setelah sistem informasi traceability komposisi produk di KUD batu ini dirancang dan

dilakukan pengujian didapatkan hasil jika sistem informasi dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang ada. Permasalahan seperti proses yang lama dan data yang

tidak terorganisasi dengan baik mampu diselesaikan dengan pembuatan sistem informasi

manajemen ini. Sistem sebelumnya yang menggunakan pencatatan manual dan Excel dapat

digantikan dengan rancangan sistem informasi manajemen dengan Microsoft Access 2016,

dimana keseluruhan database yang dibutuhkan terangkum dalam satu SIM. Kesatuan

database ini tentunya akan memudahkan user dalam melakukan input, edit, dan pencarian

data. Kemudahan ini dapat terjadi karena adanya sistem kodefikasi dalam sistem informasi

dengan pronsip group technology. Prinsip ini memberikan kode yang melekat pada setiap

komponen kapanpun komponen tersebut digunakan. Kode tersebut didapat berdasarkan

komponen penyususnnya dan dapat digunakan untuk tracing informasi pada SIM.

Sistem informasi traceability ini menggunakan prinsip value chain dalam penarikan

data sebagai pengkategoriannya. Aktivitas yang diambil adalah tiga aktivitas primer yang

ada dan berkaitan langsung dengan perusahaan yaitu aktivitas inbound logistic, operations,

dan outbond logistic. Dengan adanya sistem informasi ini dapat dilakukan tracing informasi

produk dari awal produk datang ke KUD Batu hingga produk dikirim ke distributor. Hal ini

akan mampu membuat KUD Batu dapat bersaing dengan perusahaan industri lain yang telah

mempunyai sistem ini. Penerapannya juga mampu memudahkan pihak KUD batu untuk

menelusuri informasi terkait produk dan bagaimana penanganan yang harus dilakukan ketika

terdapat permasalahan dan bau diketahui setelah produk keluar dari perusahaan.

Hal-hal yang telah disampaikan sebelumnya menggambarkan jika dengan adanya

sistem informasi traceability komposisi produk maka akan lebih membantu proses bisnis

yang ada di KUD Batu. Proses bisnis yang tebantu khususnya dalah proses pencarian

informasi produk berdasarkan kodefikasi khusus yang dilakukan. Secara umum penerapan

sistem informasi yang dirancang dapat mengatasi permasalahan dan meningkatkan kualitas

pelayanan dari KUD Batu.

Page 110: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

91

BAB VI

PENUTUP

Bab ini berisi uraian kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran yang

disampaikan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan terkait dengan penelitian yang

telah diillakukan.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagaimana dijelaskan

sebagai berikut.

1. Analisis value chain yang telah dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan pemetaan

terhadap aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam KUD Batu berdasarkan prinsip value

chain menurut Kotler (1994). Aktivitas yang dilakukan pemetaan adalah aktivitas

inbound logistic, operation, outbound logistic, marketing and sales, dan services

sebagai aktivitas promer serta aktivitas sekunder yaitu firm infrastructure, human

resource management, technology development,dan procurement. Hasil dari pemetaan

didapatkan jika faktor yang digunakan dalam perancangan sistem informasi adalah

supplier, distributor, bahan baku, kemasan, pengiriman, proses produksi, dan

pananganan traceability. Selain dilakukan pemetaan perhitungan untuk mengetahui

nilai dari KUD Batu, dimana didapatkan hasil sebesar 1.92 secara keseluruhan nilai.

Hasil dari pemetaan dan perhitungan diketahui aktivitas yang memberikan value

terhadap produk, dimana aktivitas-aktivitas inilah yang akan dijadikan dasar pembuatan

sistem informasi traceability produk KUD Batu.

2. Sistem informasi traceability komposisi produk KUD Batu merupakan sistem informasi

yang mempunyai fungsi utama untuk melakukan tracing informasi produk. Dalam

perancangannya, Sebelum melakukan implementasi, maka dilakukan perencanaan,

analisis dan desain terhadap sistem informasi yang akan dirancang.

a. Perencanaan, pada tahap perencanaan ini dilaku pendefinisian sistem existing,

tujuan dan batasan dari sistem baru yang akan dibuat. Dalam pendefinisian sistem

existing digunakan analisis PIECES (Performance, Information, Economy, Control,

Efficiency, dan Services). Berdasarkan analisis PIECES diketahui keadaan sekarang

yang membutuhkan sistem baru untuk melakukan tracing informasi produk.

Page 111: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

92

b. Analisis, pada tahap ini dilakukan beberapa analisis untuk menentukan kebutuhan

rancangan sistem baru. Dalam penentuannya diketahui jika terdapat dua entitas luar

yang terlibat, yaitu Manajer KUD Batu dan Bagian Admin. Kebutuhan sistem baru

dimunculkan dengan system requirement checklist. Kemudian dilakukan pula

pendefinisian aliran data menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Aliran data ini

menunjukan arus data dalam sistem informasi, memperlihatkan hubungan antara

proses, entitas luar, dan database.

c. Desain, pada tahap ini dilakukan pembuatan kerangka sistem informasi sebelum

mengimplementasikan ke dalam software. Tahap ini meliputi penentuan entitas,

atribut dan relasinya yang digambarkan dalam Entity Relationship Diagram (ERD).

Dalam Penelitian ini terdapat sepuluh entitas sistem yang terkait. Setelah dilakukan

penggambaran ERD, dilakukan desain database dan user interface.

3. Implementasi dari rancangan sistem informasi manajemen dilakukan menggunakan

Microsoft Access dimana implementasi berguna untuk memudahkan interaksi antara

user dengan sistem informasi. Implementasi yang dilakukan adalah implementasi

database, form, dan report. Hasil dari implementasi didapatkan ada form login, form

home dan enam form yang berfungsi untuk melakukan aktivitas bisnis. Report yang

dihasilkan ada tiga yaitu report produksi, pengiriman dan traceability. Hasil dari

implementasi kemudian dilakukan testing, dimana terdapat tiga testing yang dijelaskan

sebagai berikut.

a. Uji verifikasi

Uji verifikasi merupakan pengujian dengan membandingkan hasil implementasi

dengan rancangan desain yang dilakukan. Hasil yang dilakukan menunjukan sistem

informasi yang dibuat sudah sesuai dengan desain.

b. Uji validasi

Uji validasi merupakan pengujian dengan membandingkan sistem informasi dengan

hasil kebutuhan sistem tahap analisis yang ada pada SRC. Berdasarkan pengujian

diketahui jika sistem informasi yang dirancang telah memenuhi keseluruhan

kebutuhan dari SRC. Salah satu contohnya adalah program dapat melakukan tracing

informasi produk berdasarkan kode produk.

c. Uji prototype

Uji prototype dilakukan dengan membandingkan sistem baru dengan sistem lama.

Hasil yang didapat adalah sistem baru mampu menyelesaikan permasalahan dari

sistem lama dalam analisis PIECES.

Page 112: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

93

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian, disarankan beberapa hal untuk mendukung penelitian ini dan

penelitian selanjutnya untuk pengembangan.

1. Sistem informasi yang dirancang oleh peneliti hanya sebatas protitype, untuk itu KUD

Batu sebaiknya melakukan pengembangan terhadap prototype ini sehingga nantinya

dapat diterapkan di KUD Batu untuk membantu proses bisnis di KUD Batu khususnya

dalam melakukan tracing informasi produk.

2. Pengembangan lebih lanjut dapat diterapkan menggunakan SQL dan berbasis web

sehingga akses bisa dilakukan lebih fleksibel, lebih banyak entitas luar yang terlibat dan

mampu mengakomodasi keseluruhan aktivitas nilai dalam proses bisnis KUD Batu.

Page 113: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

94

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 114: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

95

DAFTAR PUSTAKA

Chang, T., Wysk, R.A. & Wang, H. 2005. “Computer Aided Manufacturing International

series in Industrial and System Engineering”. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Chopra,S. dan Meindl, P. 2007. “Supply Chain Management : Strategy, Planning, and

Operations”. New Jesey: Pearson Prentice Hall.

Gane, Chris & Trish, Sarson. 1977

Heizer dan Render, Barry. 2014. “Operation Management Sustainability and Suplly Chain

Management:11thEdition”. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Indrajani. 2011. “Perancangan Basis Data dalam All in 1”. Jakarta dan Semarang: Andi

dan Wahana Komputer.

Jacobs, F. Robert & Chase, Richard B. 2015. “Manajemen Operasi dan Rantai Pasokan”.

Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto. 2005. “Analisis dan Desin, Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan

Praktik Aplikasi Bisnis”. Yogyakarta: Andi.

Kementerian Perindustrian. 2016.“Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun

2015”. Jakarta.

Kendall & Kendall. 2006. “Analisis dan Perancangan Sistem Edisi Kelima – Jilid 1”.

Jakarta: Indeks.

Kristanto, Harianto. 2004. "Konsep dan Perancangan Database". Yogyakarta: Andi

Laudon, Kenneth C. & Laudon, Jane P. “Sistem Informasi Manajemen, Mengelola

Perusahaan Digital”. 2005. Yogyakarta: Andi

Leitch, Robert K. & Davis, K. Roscoe. 1983. “Accounting Information Systems”. New

Jersey: Prentice-Hall.

Mc Fadden, Fred R. et all. 1999. “Modern Database Management”. Upper Saddle River:

Addison Wesley Educational Publisher Inc.

Mc Leod, Raymond. 2004. “Sistem Informasi Manajemen”. Jakarta: Indeks.

Mondy, and Noe. 1993. “Human Resource Management”. United State of America : A

Division of Simon & Schuster, Inc.

Nugroho, Adi. 2011. “Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data”. Yogyakarta:

Andi

Opitz, H. 1970. A Classification System to Describe Workpieces. New York: Pengamon

Press

Porter, Michael E. 1994. “Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan

Kinerja Unggul”. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Page 115: SKRIPSI - Universitas Brawijayarepository.ub.ac.id/1544/1/Qori Arsyadi Fahmi.pdfGambar 4.8 DFD level 0 Sistem Informasi Traceability KUD Batu ..... 59 Gambar 4.9 DFD level 1 Proses

96

Saaty, T. L. (1993). Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin. Jakarta Pusat: PT

Gramedia.

Scott, Gregory M. 1986. “Prcinciples of Management Information Systems”. New York:

McGraw-Hill.

Selly, Gary B. & Rossenblatt, Harry J. 2012. “System Analysis and Design Ninth Edition”.

Boston: Course Technology, Congage Learning.

Sommervile, Ian. 2003. "Software Engineering Edisi 6". Jakarta: Penerbit Erlangga

Schwagele, F. (2005). “Traceability From A European Perspective”. Meat Science. 71.

164-173

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2008.“Undang-Undang no

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah”. Jakarta

Vermaat, Misty E. 2013. “Microsoft Office 2013: Introductory (Shelly Cashman

Series) 1st Edition”. Boston: Course Technology, Congage Learning.

Whitten, dan Bentley. 2007. “System Analysis and Design Method Seventh Edition”. New

York. McGraw Hill Irwin