SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

112
i SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL (Studi Empiris pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar) VANDY ASMARA HELDATARA NIM: K10573379212 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Transcript of SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

Page 1: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

i

i

SKRIPSI

TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH

BERBASIS AKRUAL (Studi Empiris pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

Wilayah XV Makassar)

VANDY ASMARA HELDATARA

NIM: K10573379212

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

ii

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH

BERBASIS AKRUAL (Studi Empiris pada Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah

XV Makassar)

Nama : VANDY ASMARA HELDATARA

No. Stambuk : K. 10573 3792 12

Jurusan : AKUNTANSI

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada hari minggu, 23 Agustus 2015.

Menyetujui:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. H. Ansyarif Khalid, SE, M.Si, Ak, CA Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, CA

Mengetahui:

Dekan FEB Unismuh Makassar, Ketua Jurusan Akuntansi,

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, CA

Page 3: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat

Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: Tahun 1436 H

/ 2015 M dan telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari Minggu tanggal

23 Agustus 2015 sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 4: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

iv

iv

الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ بِسْمِ الِله

Segala puji dan syukur diucapkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala,

karena berkat rahmat, hidayah, dan petunjukNya yang selalu memberikan

bimbingan dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Tinjauan Sistem Akuntansi Pemerintah Berbasis

Akrual (Studi Empiris pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi Wilayah XV Makassar)”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Izinkanlah Penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun materil. Ucapan terima kasih

ini peneliti berikan kepada :

1. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., M.A selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak H. Sultan Sarda, SE, MM selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi dan Abdul Salam HB, SE, M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE, M.Si, Ak, CA selaku Dosen

Pembimbing 1 Dan Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, CA selaku

Dosen Pembimbing 2 yang telah bersedia meluangkan waktu dan

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

v

v

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi yang

telah banyak memberi ilmu pengetahuan dan nasihat pada penulis selama

masa perkuliahan, serta

6. Seluruh Staff dan Pegawai Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadyah Makassar.

7. Ibu Ir. Husriana, MM selaku Kepala Bagian Tata Usaha Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar dan

seluruh pegawai khususnya Pak Arif, Bu Desy Handayani, Kak Ikhsan

dan kak Ira yang membantu menjelaskan dan memberikan data bagi

penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Kedua Orang Tua yang paling saya cintai, Ayahanda Drs.Samsudin dan

Ibunda Iswahyuni, Yang Telah Mencurahkan Seluruh Kasih Sayang,

Cinta, Pengorbanan, Motivasi, dan Doa yang diberikan kepada penulis.

9. Dan untuk keluarga kecil penulis, istri tercinta Ari Puspitasari and my first

boy always in hearts Arfan Rafif Muhammad Al-Fatih, terimakasih atas

doa dan support nya selama ini. Special thank’s for my best friends

Amirudin dan Anita, tidak lupa juga buat teman-teman di kampus biru

yang terus bertahan dalam kondisi apapun Kak Ira, Anci, Amel dan Yuli.

Thank’s For All guys.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna walaupun telah banyak menerima

bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi

ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis dan bukan pihak-pihak yang

memberi bantuan.Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan

skripsi ini.

Makassar, 21 Agustus 2015

Penulis

Page 6: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

vi

vi

ABSTRAK

Vandy Asmara Heldatara, 2015 “Tinjauan Sistem Akuntansi Pemerintah

Berbasis Akrual (Studi Empiris pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi Wilayah XV Makassar)”.

Pembimbing, Ansyarif Khalid dan Ismail Badollahi

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan perkembangan akuntansi akrual

dan kesesuaian penerapan sistem akuntansi pemerintah pada sektor publik

berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standar

akuntansi pemerintah berbasis akrual. Penelitian dilakukan pada Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa

penelitian kepustakaan dan penilitian lapangan yang terdiri dari observasi dan

wawancara. Skripsi ini menyoroti secara empiris perkembangan akuntansi akrual

dan pelaksanaan sistem akuntansi akrual pada instansi pemerintah.

Temuan penelitian menjelaskan bahwa akuntansi akrual merupakan konsep

yang lebih baik dibandingkan basis kas dan penerapan sistem akuntansi akrual

pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar

sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akan tetapi akuntansi akrual masih

membutuhkan perbaikan mendasar khususnya pemahaman para pelaksana teknis

di instansi daerah agar sesuai dengan tujuan dan maksud pelaksanaan akuntansi

akrual yang sebenarnya.

Kata Kunci: Akuntansi Akrual, Sistem Akuntansi Pemerintah, Organisasi

Sektor Publik

Page 7: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

vii

vii

ABSTRACT

Vandy Asmara Heldatara, 2015 “Review The Accrual-Based Accounting

System Of Government (Empirical studies on Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar)”.

Adviser, Ansyarif Khalid and Ismail Badollahi

This research is done to describe the development of accrual accounting and

the suitability of the application of government accounting system at public sector

based on Government regulations number 71 year 2010 about accrual based

government accounting standart. The research is done at Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi Region XV Makassar.

In this study, researchers used data collection techniques such as library

research and field research consists of observation and interview. This thesis

highlights the empirical development of accruals accounting and doing the

government accounting system at public sector.

The findings of the study explained that accrual accounting is a better

concept than cash basis and application of accrual accounting system at Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Region XV Makassar is in conformity

with applicable regulations. But accrual accounting is still in need of basic repairs

especially comprehension of the technical employee in region instance in fit the

purpose and intention of the actual implementation of accrual accounting.

Keyword: accrual accounting, government accounting system, public sector

organizations.

Page 8: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

viii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv

ABSTRAK……………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ..………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………. 8

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 8

D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 10

A. Organisasi Sektor Publik……………………………………….. 10

B. Manajemen Sektor Publik Baru / New Public Management…… 18

C. Akuntansi Sektor Publik dan Basis Akuntansi………………… 21

D. Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual………………………… 27

E. Kerangka Pikir…….……………………………………………. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 41

B. Jenis dan Sumber Data…………………………………………. 41

C. Teknik Pengumpulan Data .…………………………………… 42

Page 9: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

ix

ix

D. Teknik Analisis Data…………………………………………… 42

BAB IV GAMBARAN UMUM INSTANSI PEMERINTAH…………… 43

A. Sejarah Singkat Instansi Pemerintah…………………………….. 43

B. Struktur Organisasi.……………………………………………… 44

C. Kegiatan Utama………………………………………………… 52

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 56

A. Hasil Penelitian……….……………………………………….. 56

B. Pembahasan……..……………………………………………… 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…....……………………………. 97

A. Kesimpulan……….. ……….. ………………………………… 97

B. Saran…………………………………………………………… 97

DAFTAR PUSTAKA .……………………………………………………. 99

Page 10: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

x

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Laporan Akuntansi Instansi……………………………………38

Gambar 1.2 Kerangka Pikir………………..………………………………..40

Gambar 1.3 Struktur Organisasi BP2HP Wil. XV Makassar……………….46

Gambar 1.4 Aplikasi RKAKL-DIPA 2015…………………………………58

Gambar 1.5 Aplikasi SPM 2015…………………………………………….59

Gambar 1.6 Aplikasi Bendahara 2014………………………………………69

Gambar 1.7 Aplikasi SAS-Bendahara…………………………………..…..78

Gambar 1.8 Aplikasi SAS-Operator SPM…………………………………..79

Gambar 1.9 Aplikasi Persediaan…………………………………………….71

Gambar 2.0 Aplikasi Barang Milik Negara…………………………………72

Gambar 2.1 Aplikasi SAIBA…………………………..……………………76

Gambar 2.2 Jurnal Penyesuaian pada SAIBA…………………………….…81

Gambar 2.3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja……..……………………85

Gambar 2.4 Informasi Belanja secara Akrual……………………………….86

Gambar 2.5 Buku Kas Umum……………………………………………….87

Gambar 2.6 Rencana Kerja Anggaran Kementerian…………………….…..89

Gambar 2.7 Neraca………………………………………………………….90

Page 11: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah sebagai tonggak berjalannya kehidupan berbangsa dan

bernegara memberikan kontribusi utama dalam pelayanan publik kepada

masyarakat. Masyarakat dijadikan sebagai objek sasaran Pemerintah untuk

ditingkatkan kesejahteraannya, sesuai tujuan Negara yang tercantum pada

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Seperti yang dijelaskan Ermaya

Suradinata (1996:1) mengenai istilah Pemerintah sebagai lembaga atau badan-

badan publik yang mempunyai fungsi melakukan upaya untuk mencapai tujuan

Negara. Dalam konteks ini sesungguhnya keberadaan Organisasi Pemerintahan

tidak lebih dari sebuah alat untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama

sebuah Negara dan Bangsa. Cita-cita dan tujuan itu tercermin secara yuridis

formal dalam sebuah konstitusi Negara yang kemudian dijabarkan dalam berbagai

produk perundang-undangan. Jadi bilamana tujuan Negara tidak dapat dicapai

dengan baik maka ada yang salah dalam pengelolaan lembaga publik oleh

Pemerintah, baik secara teknis maupun teoritis berupa kebijakan-kebijakan yang

tertuang dalam sebuah produk perundang-undangan.

Melihat gambaran di atas sungguh hal yang wajar bagi Negara yang

berkembang untuk terus berbenah dalam sistemnya. Masih banyaknya lembaga-

lembaga pemerintah yang bertentangan antara tugas dan fungsi yang diharapkan

konstitusi dengan kondisi organisasi sektor publik yang sebenarnya terjadi di

masyarakat. Kondisi ini sangat merugikan mengingat fakta bahwa organisasi

1

Page 12: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

2

2

sektor publik mengelola uang yang sangat besar dari masyarakat. Buruknya

pengelolaan organisasi dan keuangan sektor publik memunculkan kritik keras

sehingga mendorong terjadinya reformasi manajemen dan keuangan sektor

publik. Reformasi sektor publik berkiblat pada keberhasilan sektor swasta dalam

menjalankan organisasinya. Sektor swasta dilihat lebih mampu mengelola sumber

dayanya diantaranya pengelolaan sumber daya manusia maupun sumber daya

modalnya yang ada sehingga tujuan organisasi dapat diraih dengan baik, hal itulah

yang akan diterapkan dalam organisasi sektor publik. Selain itu, salah satu

keberhasilan sektor swasta yang patut ditiru oleh sektor publik adalah selalu

berorientasi pada hasil (outcome) sehingga tujuan organisasi sektor swasta dapat

dipenuhi dengan maksimal. Konsep dan tehnik di sektor swasta inilah yang

kemudian akan dicoba diterapkan dalam pengelolaan sektor publik dalam rangka

meningkatkan pelayanan dan kepuasan masyarakat.

Sejarah membuktikan bahwa Indonesia terus mengalami perbaikan-

perbaikan konstitusi sejak berdirinya Negara ini hingga sekarang ini dengan

mengalami pergantian sebanyak tiga kali dalam rezim pemerintahannya. Dimulai

dari rezim Orde Lama selanjutnya berganti oleh Orde Baru dan sebagai titik balik

segala perbaikan dan perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara lahirlah Orde

Reformasi tahun 1998. Selama hampir 60 tahun itulah Pemerintah terus bergerak

dinamis menuju organisasi publik yang berdaya guna dan mencoba menjauh dari

persepsi masyarakat yang selama ini terbangun, hal ini sesuai dengan yang

dijelaskan Mardiasmo (2009:4) mengatakan organisasi sektor publik sering dinilai

sebagai sarana inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi

yang selalu merugi. Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan

Page 13: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

3

3

untuk lebih efisien, lebih memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta

dampak negative atas aktivitas yang dilakukan.

Dari landasan semangat di atas menjadi pegangan rakyat untuk

menggulirkan semangat reformasi pada tahun 1998. Semangat reformasi untuk

memperbaiki semua tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara alhasil

memberikan dampak besar terhadap semua bidang Pemerintahan. Reformasi di

berbagai bidang yang sedang berlangsung di Indonesia sampai saat ini, telah

membawa perubahan sistem politik, sosial, hukum serta ekonomi sehingga

banyak menjawab tuntutan masyarakat yang beragam terhadap pengelolaan

Pemerintah yang baik.

Dalam pengelolaan keuangan Negara, Pemerintah melakukan reformasi

dengan mengeluarkan paket Undang-Undang di bidang keuangan Negara pada

tahun 2003 dan 2004 yang salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) disusun mengikuti internasional best practices yang disesuaikan dengan

kondisi Indonesia dan disajikan dengan standar akuntansi pemerintahan yang

ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah. Sehingga terlihat jelas reformasi keuangan

Negara mencakup reformasi di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan

Pemerintah. Hal ini ditandai dengan kewajiban untuk menyusun laporan

pertanggungjawaban keuangan Negara berupa laporan keuangan pemerintah yang

setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan (CALK).

Page 14: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

4

4

Tujuan penting reformasi akuntansi sektor publik adalah akuntabilitas dan

transparasi pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah. Akuntabilitas

adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses

penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan harus benar-

benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah dapat diwujudkan dengan

penyajian laporan keuangan yang terdiri dari laporan periodik, laporan keuangan

interim dan laporan keuangan tahunan. Dari ketiga laporan keuangan tersebut,

yang wajib dipublikasikan oleh pemerintah agar dapat diakses publik adalah

laporan keuangan tahunan. Sedangkan transparasi adalah keterbukaan Pemerintah

dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan sehingga dapat diketahui dan

diawasi oleh masyarakat. Hal ini seiring dengan tuntutan masyarakat agar

organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas

publik dalam menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat.

Tahun 2015 ini Pemerintah harus siap menyusun laporan keuangan

berbasis akrual berupa laporan operasional, neraca dan laporan perubahan ekuitas

setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. Sesuai dengan kerangka

waktu implementasi standar akuntansi pemerintah berbasis akrual sebagaimana

diatur dalam PP 71/2010, maka tahun 2014 yang lalu merupakan tahun terakhir

Pemerintah diperbolehkan menggunakan basis kas menuju akrual. Tahun 2015

Pemerintah pusat dan daerah harus sudah menggunakan basis akrual dalam

penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan

basis akrual dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif

Page 15: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

5

5

dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan maupun para pengguna laporan

keuangan, hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu pengungkapan

paripurna atau full disclosure.

Pada sektor swasta perkembangan akuntansi sangat pesat dan bergerak

dinamis mengikuti perkembangan perekonomian dunia dibandingkan dengan

perkembangan akuntansi sektor publik terbukti sektor swasta lebih dahulu

menerapkan akuntansi basis akrual pada entitas bisnisnya. Terlihat jelas bahwa

akuntansi akrual sendiri merupakan konsep yang sangat popular digunakan di

sektor swasta, karena akuntansi akrual dianggap memberikan benefit yang besar

kepada penggunanya. Akuntansi akrual memberikan informasi yang lebih bisa

diandalkan karena mampu memberikan informasi tentang kewajiban dan hak yang

akan diterima di masa depan sehingga nantinya keputusan ekonomi dapat diambil

lebih baik. Akuntansi berbasis akrual telah menjadi asumsi dasar dalam kerangka

konseptual penyusunan laporan keuangan dengan International Financial

Reporting Standards (IFRS). Basis akrual menjelaskan bahwa transaksi yang

mempengaruhi keuangan perusahaan dicatat pada saat terjadinya bukan

didasarkan pada saat menerima atau mengeluarkan uang (Kieso et al, 2011:51).

Contoh lain adalah Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5) melalui Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No.1 (Revisi 2009) paragraf 21 mewajibkan

perusahaan untuk menyusun laporan keuangan atas dasar akrual. Adanya regulasi

ini menjelaskan bagaimana krusialnya konsep akuntansi akrual di sektor bisnis.

Siklus akuntansi pemerintah tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi

pada perusahaan. Siklus akuntansi pada pemerintah dimulai dari pencatatan

dokumen anggaran, dokumen saldo awal, dokumen penerimaan, dokumen

Page 16: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

6

6

pengeluaran dan lain-lain, proses posting ke dalam buku besar dan penyusunan

laporan keuangan setelah dilakukan penyesuaian yang diperlukan. Yang

membedakan antara lain adalah pada akuntansi pemerintah tidak ada laporan laba

rugi dan laporan laba ditahan. Laporan yang mirip dengan laporan laba rugi pada

pemerintah disebut dengan laporan operasional. Pada akuntansi pemerintah juga

disusun laporan perubahan ekuitas dan neraca.

Hal ini diperkuat McKendrick (2007:2) yang menjelaskan bahwa

akuntansi akrual telah menyebar ke banyak negara seiring dengan perkembangan

New Public Management. Hal ini merupakan bagian dari bentuk adopsi proses

dan teknik manajemen swasta ke manajemen sektor publik. Dari uraian di atas

kita dapat melihat bahwa reformasi di bidang akuntansi merupakan bagian dari

konsep New Public Management. Akuntansi pada sektor publik menjadi alat

pengukuran untuk menentukan apakah sektor publik telah mencapai efisiensi.

Salah satu reformasi di akuntansi sektor publik adalah perubahan basis akuntansi.

Perubahan basis akuntansi dari akuntansi kas ke akuntansi akrual merupakan salah

satu ciri adopsi konsep New Public Management oleh sektor publik.

Organisation for Economic Co-operation and Development (2002:2)

menjelaskan bahwa penggunaan basis akuntansi akrual yang menjadi tren di

berbagai negara saat ini tentu sangat terkait dengan tujuan dan manfaat dari

penggunaanya itu sendiri. Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari

praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk

memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah

dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan

menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekedar memperhatikan kas. Secara

Page 17: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

7

7

umum, basis akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih dahulu

melakukan reformasi manajemen publik seperti New Zealand yang pertama kali

menerapkan laporan keuangan dan anggaran berbasis akrual di dunia sejak tahun

1990. Tujuan kunci akuntansi berbasis akrual adalah untuk meminta

pertanggungjawaban para manajer dari sisi keluaran (output) dan/atau hasil

(outcome) dan pada saat yang sama melonggarkan kontrol atas masukan (input).

Dalam konteks ini, para manajer diminta agar bertanggung jawab untuk seluruh

biaya yang berhubungan dengan output/outcome yang dihasilkannya, tidak

sekedar dari sisi pengeluaran kas. Karena itu, hanya basis akrual yang

memungkinkan untuk mengakui semua biaya, dengan demikian dapat mendukung

pengambilan keputusan oleh para manajer organisasi sektor publik secara efisien

dan efektif.

Sehubungan dengan penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis

akrual untuk yang pertama kalinya pada lembaga-lembaga pemerintah di pusat

dan di daerah, penulis mencoba mengambil momentum ini untuk melakukan

penelitian perihal kesiapan Pemerintah pusat, Kementerian-Lembaga serta Satuan

Kerja yang berada di daerah dalam pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual

pada laporan keuangannya. Maka penulis memilih objek penelitian pada kantor

Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar (BPPHP

Wilayah XV Makassar) yakni sebuah instansi pemerintah vertikal dibawah

naungan Kementerian Kehutanan yang berada di daerah. Selama melakukan

penelitian penulis tertarik untuk mengetahui penerapan dan implementasi sistem

akuntansi berbasis akrual yang dilakukan oleh intansi pemerintah (sektor publik)

apakah di dalam penerapannya sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.

Page 18: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

8

8

Berdasarkan uraian masalah di atas maka penulis tertarik mengadakan

penelitian dengan judul Tinjauan Sistem Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual

(Studi Empiris pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV

Makassar).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang duraikan diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan sistem

akuntansi pemerintah berbasis akrual pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi Wilayah XV Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi

pemerintah berbasis akrual pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

Wilayah XV Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat, baik secara langsung maupun tidak

langsung bagi, antara lain:

1. Penelitian ini dapat memperkaya konsep atau teori tentang pengelolaan

keuangan negara serta menyokong Peraturan Pemerintah Nomer 71 tahun

2010 sebagai landasan pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah berbasis

akrual.

Page 19: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

9

9

2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi bagi permasalahan

praktis dan dijadikan bahan dalam pengembalian keputusan atau diskusi

terkait kebijakan penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan

untuk pemerintah pusat dalam mengambil kebijakan tentang

implementasi akuntansi berbasis akrual di tahun 2015.

Page 20: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

10

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Organisasi Sektor Publik

1. Definisi dan Sejarah Organisasi Sektor Publik

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang saling bekerja sama

secara terstruktur dan terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu atau sejumlah

sasaran yang telah ditetapkan bersama. Setiap organisasi memiliki tujuan yang

spesifik dan unik yang hendak dicapai dan memerlukan manajemen yang solid

agar bisa mencapai tujuan tersebut. Tujuan organisasi tersebut dapat bersifat

kualitatif ataupun kuantitatif yang dapat dibagi lagi menjadi tujuan yang bersifat

financial maupun non-financial.

Secara umum seringkali organisasi hanya dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu profit organization dan nonprofit organization. Walaupun di

kenyataan terdapat tipe lain dari organisasi yaitu quasi-profit organization dan

quasi-nonprofit. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan untuk memberi

batasan yang tegas antara tipe organisasi pure-profit organization dan quasi-profit

organization dan antara quasi-nonprofit organization dengan pure-nonprofit

organization. Dengan pengelompokan tipe organisasi secara umum tersebut maka

organisasi sektor publik merupakan nonprofit organization.

Mahsun et al (2011:5) mengatakan bahwa sektor publik seringkali

dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum

dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pendapatan

negara yang diakui oleh hukum. Bidang kesehatan, pendidikan, keamanan dan

Page 21: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

11

11

transportasi adalah contoh sektor publik. Oleh karena itu area sektor publik sangat

luas. Sedangkan menurut Bastian (2009:1) “kata sektor publik dari sisi kebijakan

publik dapat dipahami sebagai tuntutan pajak, birokrasi berlebihan, pemerintahan

yang besar dan nasionalisasi versus privatisasi. Terlihat jelas, dalam arti luas,

sektor publik disebut bidang yang membicarakan metode manajemen negara.

Sedangkan dalam arti sempit, diartikan sebagai pembahasan pajak dan kebijakan

pajak.”

Menurut Nordiawan (2009:1) sektor publik merupakan sebuah entitas

ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi

karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil. Sektor publik juga

melakukan transaksi – transaksi ekonomi dan keuangan, tetapi berbeda dengan

entitas ekonomi lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber

daya ekonomi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba).

Munculnya sektor publik ini tidak terlepas dari sejarah. Awalnya, sektor

publik ini muncul karena ada kebutuhan dari masyarakat secara bersama terhadap

barang dan layanan tertentu. Untuk menghindari terjadinya alokasi dan distribusi

barang atau layanan umum yang tidak adil maka pengaturan pengalokasian dan

pendistribusiannya diserahkan kepada pihak (pengurus) tertentu. Warga

masyarakat kemudian membayar sejumlah upeti (pajak) untuk mendukung

pengaturan barang atau layanan umum oleh pengurus tersebut (Mahsun et al,

2011:5).

Sektor publik sendiri telah hadir sejak ribuan tahun sebelum masehi.

Bastian (2009:2) menjelaskan bahwa kemunculan akuntansi sektor publik

dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi dalam masyarakat dan kekuatan sosial

Page 22: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

12

12

dalam masyarakat. Bukti sejarah menjelaskan bahwa praktik pencatatan telah

dilakukan di zaman Mesir kuno sampai sekarang, bahkan dalam Al-Qur’an pun

tertulis pentingnya mencatat sebuah transaksi keuangan. Pada awalnya pencatatan

ini dilakukan untuk mengadministrasi laporan untuk keperluan pemerintah. Selain

itu praktik pencatatan ini juga dilakukan untuk mendukung mekanisme pajak,

pembagian pendapatan, inventaris barang dan proses perdagangan antar negara.

2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik

Menurut Christensen et al (2007:6) menguraikan 3 karakteristik utama

sektor publik yang intisarinya sebagai berikut :

a. Pemimpin tertinggi organisasi publik seperti Presiden atau Perdana

Menteri dipilih melalui pemilu. Sehingga organisasi sektor publik yang

ada di masyarakat memiliki tanggung jawab politik. Terlepas dari apakah

organisasi publik dekat atau jauh dari kepemimpinan politik terdapat

pemimpin politik yang terpilih secara demokratis di atas organisasi yang

memiliki akuntabilitas tinggi. Berbeda dengan perusahaan swasta, yang

bertanggung jawab kepada dewan direksi yang dipilih oleh pemegang

saham, organisasi publik bertanggung jawab kepada legislatif yang

dipilih juga oleh rakyat melalui pemilu. Organisasi publik merupakan

bagian dari suatu sistem pemerintahan dan menghadapi tantangan yang

berbeda dengan sektor swasta. Sistem pemerintahan dipengaruhi oleh

sistem politik masyarakat tidak seperti organisasi swasta yang terbatas

pada orang – orang tertentu. Oleh karena itu organisasi sektor publik

Page 23: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

13

13

memiliki tanggungjawab yang lebih besar dan banyak dibandingkan

dengan organisasi sektor swasta.

b. Model organisasi publik berbeda dari banyak organisasi sektor swasta.

Organisasi sektor publik memiliki model organisasi multifungsi. Model

Organisasi multifungsi ini membuat organisasi sektor publik sangat

rentan terhadap kritik. Ini dikarenakan dalam menjalankan organisasinya

memerlukan banyak pertimbangan yang sangat sulit, seperti politik,

partisipasi oleh pihak yang terkena dampak, penentuan sumber daya

manusia, sensitivitas pengguna, transparansi, publisitas dan wawasan

proses pengambilan keputusan, prediktabilitas, perlakuan yang sama,

ketidakberpihakan, netralitas, kualitas layanan, kemandirian profesional,

loyalitas politik, efisiensi dan efektivitas. Dalam menjalankan fungsinya

pemerintahan tidak dapat membuat aturan dengan mudah karena harus

sesuai dengan konstitusi dan disetujui oleh rakyat berbeda dengan sektor

swasta yang tidak terlalu sulit dalam membuat aturan yang digunakan di

organisasinya.

c. Sebagian besar organisasi publik berbeda dari organisasi swasta dimana

mereka tidak beroperasi dalam pasar bebas dan kompetitif. Meskipun ada

pembentukan BUMN yang ikut berkompetisi memperlihatkan ciri ini,

tetapi hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa argumen. Salah satu jenis

argumen organisasi publik adalah ide bahwa pasar (sektor swasta)

memiliki kapasitas terbatas untuk menangani masalah-masalah sehingga

diperlukan intervensi organisasi publik. Selain itu organisasi sektor

Page 24: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

14

14

publik juga memperbaiki atau mengatasi masalah yang diciptakan oleh

pasar, dimana pasar tidak mampu menyelesaikannya.

Sedangkan menurut Nordiawan (2006:2) organisasi menjadi berbeda dan

unik karena memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan financial

b. Dimiliki secara kolektif oleh publik

c. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham

yang diperjualbelikan

d. Keputusan – keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi

didasarkan pada consensus.

Mahsun et al (2011:14) mengatakan bahwa sektor publik berada pada

batasan antara lain:

a. Penyelenggaraan layanan atau pengadaan barang kebutuhan masyarakat

umum.

b. Bukan konsumsi individual

c. Pemerintah ikut mengendalikan dengan saham atau sejumlah regulasi

yang mengikat

d. Harga tidak semata – mata ditentukan berdasarkan mekanisme pasar.

Dari uraian diatas kita dapat menarik benang merah bahwa organisasi

sektor publik memiliki karakteristik yang unik karena organisasi ini melayani dan

dimiliki oleh masyarakat luas. Organisasi sektor publik juga tidak mementingkan

keuntungan melainkan pelayanan terhadap anggotanya. Sifat organisasi sektor

publik yang unik ini menyebabkan sektor publik harus memperhatikan banyak

Page 25: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

15

15

aspek dalam pengambilan keputusan ketika menjalankan kegiatannya. Keputusan

yang diambil oleh organisasi ini harus dapat diterima oleh mayoritas anggotanya.

3. Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta

Secara umum Mardiasmo (2009:8) mengatakan perbedaan signifikan

antara organisasi sektor publik dan swasta adalah :

a. Tujuan Organisasi

Sektor swasta bertujuan untuk memaksimumkan laba untuk

meningkatkan kesejahteraan pemegang saham melalui penciptaan

keuntungan sedangkan organisasi sektor publik mempunyai tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan

publik yang maksimal. Dengan kata lain, perusahaan merupakan

organisasi yang dijalankan untuk mencari laba atau profit (profit-

motive), sedangkan organisasi sektor publik merupakan organisasi yang

dijalankan bukan untuk mencari laba (non profit-motive)

b. Sumber Pendanaan

Sektor swasta didanai melalui 2 pembiayaan yaitu sumber

pembiayaan internal dan sumber pembiayaan eksternal. Sumber

pembiayaan internal terdiri atas modal pemilik dan bagian laba yang

diinvestasikan kembali ke perusahaan (laba ditahan), sedangkan sumber

pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan obligasi dan

penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik. Sementara

itu, organisasi sektor publik mendanai operasinya dari pajak dan

retribusi, charging for service, laba perusahaan milik Negara, pinjaman

Page 26: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

16

16

pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi pemerintah.

Kebijakan pemilihan struktur pembiayaan pada sektor publik tidak

hanya dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi semata, tetapi juga

pertimbangan politik dan sosial .

c. Pola Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban manajemen sektor publik berbeda dengan

sektor swasta, dimana sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik

perusahaan (pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan.

Pada sektor publik, manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat

karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam

rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public

funds). Pola pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal dan

horizontal. Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban

atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi seperti kepada

parlemen (DPR) maupun kepada auditor (BPK/KPK).

Pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada

masyarakat luas. Kedua jenis pertanggunjawaban sektor publik tersebut

merupakan elemen penting dari proses akuntabilitas publik.

d. Struktur Organisasi

Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda

dengan sektor swasta. Struktur organisasi pada sektor publik bersifat

birokratis, kaku dan hierarki sedangkan struktur organisasi pada sektor

swasta lebih fleksibel. Struktur organisasi pada sektor swasta dapat

Page 27: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

17

17

berbentuk datar, pyramid, lintas fungsional dan lainnya sesuai dengan

pilihan organisasi. Salah satu faktor utama yang membedakan sektor

publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang

sangat tinggi pada organisasi sektor publik.

e. Karakteristik Anggaran

Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik

rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka

untuk didiskusikan dan dikritisi. Sementara itu, anggaran pada sektor

swasta bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia

perusahaan.

f. Sistem Akuntansi

Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan.

Sistem akuntansi yang biasa digunakan pada sektor swasta adalah

akuntansi berbasis akrual (accrual accounting), sedangkan pada sektor

publik lebih banyak menggunakan ssstem akuntansi berbasis kas (cash

accounting).

Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan sektor

privat. Kekompleksitasnya ini disebabkan oleh ruang lingkup pelayanan yang

lebih luas dan struktur organisasi yang besar dibandingkan sektor privat, seperti

melakukan intervensi dalam hal penentuan kebijakan fiskal dan moneter,

melakukan regulasi terhadap sektor swasta, pemberian barang dan pelayanan

publik serta melakukan distribusi pendapatan dan kekayaan secara adil dan

Page 28: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

18

18

merata. Kompleksitas ini mengakibatkan keputusan yang diambil oleh sektor

publik harus dipikirkan dengan baik dan berorientasi kepentingan masyarakat

sehingga dapat mempertahankan dukungan mayoritas anggotanya. Hal ini berbeda

dengan sektor privat yang hanya berfokus pada keuntungan dan mengakibatkan

cara menjalankan organisasi sektor publik sangat berbeda dengan sektor privat.

Sementara itu Christensen et al (2007:4) menjelaskan bahwa elemen inti

dari argumen yang mendukung konsepsi bahwa organisasi publik dan swasta pada

dasarnya berbeda dalam hal-hal kunci. Pertama, bahwa kepentingan publik

berbeda dari kepentingan pribadi, karena sektor publik harus mempertimbangkan

hal yang lebih luas dari norma-norma dan nilai-nilai. Banyak pertimbangan yang

harus ditimbang terhadap satu sama lain, pertimbangan demokrasi, nilai-nilai

konstitusional dan kesejahteraan masyarakat yang diberi bobot lebih dalam

organisasi publik dari pada di organisasi-organisasi swasta. Kedua, para

pemimpin organisasi publik bertanggung jawab kepada warga negara dan pemilih

daripada kelompok-kelompok khusus. Ketiga, organisasi publik memerlukan

penekanan lebih besar pada keterbukaan, transparansi, imparsialitas perlakuan

yang sama, dan prediktabilitas.

B. Manajemen Sektor Publik Baru / New Public Management

Konsep manajemen kinerja pemerintahan yang berorientasi pada hasil atau

yang sekarang sering diberi label sebagai manajemen publik baru atau New Public

Management (NPM) itu mengemuka pertama kali pada masa pemerintahan

Margareth Thatcher yang waktu itu menjadi Perdana Menteri Inggris. Ketika itu

konsep New Public Management digunakan untuk menjawab sejumlah kritikan

Page 29: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

19

19

yang muncul di masyarakat sekaligus upaya untuk memecahkan persoalan

pemerintah dalam menjalankan organisasi yang mengundang ketidakpuasan

sebagai publik atau pelayanan yang disediakan oleh negara. Selain itu, New

Public Management juga lahir atas kritik terhadap in-efisiensi pelayanan sektor

publik yang diselenggarakan oleh negara.

Menurut catatan Hughes, pada dekade akhir 80-an dan terus berlanjut

hingga dekade 90-an itu bermunculan kritik yang keras ditujukan kepada

organisasi – organisasi sektor publik agar melakukan gerakan reformasi

manajemen di sektor publik. Salah satu gerakan yang muncul dari reformasi ini

adalah munculnya konsep New Public Management. Konsep ini memiliki

keterkaitan dengan permasalahan manajemen kinerja sektor publik karena

pengukuran kinerja merupakan salah satu prinsip New Public Management. Sejak

itu konsep New Public management telah memengaruhi proses perubahan

organisasi sektor publik secara komprehensif di hampir seluruh dunia. Penekanan

gerakan New Public Management ini adalah pada pelaksanaan desentralisasi,

devolusi dan modernisasi pemberian pelayanan publik.

Popularitas konsep New Public Management ini semakin diakui

masyarakat internasional dengan diundangkannya Government Performance and

Results Act (GPRA) oleh pemerintah Amerika Serikat tahun 1993 dan beberapa

negara lain segera mengikuti dan mengadopsinya meskipun dengan berbagai

variasi dan titik tekan sesuai dengan kondisi dan tujuan yang ingin dicapai. Upaya

serupa juga dilakukan pemerintah Indonesia, setidaknya hal itu terlihat dari

sejumlah perubahan dalam produk perundang-undangan, khususnya sejak periode

akhir tahun 1990-an. Alasannya kurang lebih sama dengan negara-negara yang

Page 30: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

20

20

lebih dahulu menerapkan pendekatan manajemen kinerja atau dalam konsep yang

lebih umum disebut manajemen publik baru.

1. Hubungan New Public Management dan Penerapan Akuntansi Akrual

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa ada keterkaitan khusus antara

New Public Management dengan akuntansi akrual. New Public Management

telah mereformasi pengelolaan keuangan sektor publik dengan menggunakan

pendekatan – pendekatan yang ada pada sektor swasta dalam rangka mencapai

efisiensi dan efektivitas. Untuk mencapai tujuan ini maka diperlukan sebuah alat

yang mampu mengukur kinerja dan pertanggungjawaban. Disinilah akuntansi

yang berperan sebagai alat pengukuran kinerja dan pertanggungjawaban juga

mengalami sebuah perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah penggantian

sistem kas menjadi sistem akrual yang merupakan adopsi dari sektor swasta.

Sedangkan Bunea dan Cosmina (2008:1) menjelaskan bahwa konsep New

Public Management yang berfokus pada efisiensi memaksa seluruh pemerintahan

yang mengadopsinya untuk bekerja lebih keras dan bertanggungjawab secara

akuntabel kepada masyarakat mengenai sumber daya yang digunakan, sehingga

akuntansi memainkan peranan penting dalam perkembangan New Public

Management berkaitan dengan pengukuran kinerja penggunaan sumber daya.

Dari uraian diatas tentu sangat jelas konsep akuntansi akrual adalah sebuah

konsep turunan dari New Public Management karena akuntansi akrual

merupakan bentuk sistem manajemen sektor privat yang diadopsi ke sektor

publik sebagai alat pengukuran kinerja. Bahkan Pentingnya akuntansi akrual

terhadap New Public Management diungkapkan oleh Liekerman (2003:3) yang

menjelaskan bahwa pemerintah yang mengadopsi New Public Management

Page 31: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

21

21

maka dalam bidang akuntansi harus juga menjalankan akuntansi akrual. Tanpa

akuntansi akrual maka adopsi New Public Management akan berjalan kurang

lancar.

C. Akuntansi Sektor Publik dan Basis Akuntansi

1. Akuntansi Sektor Publik

a. Definisi Akuntansi Sektor Publik

Kebutuhan akan informasi yang akurat berguna untuk mengambil

keputusan yang tepat, hal inilah yang mendorong lahirnya akuntansi. Definisi

Akuntansi menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu)

dalam Dasar-dasar akuntansi (2012:4) dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu:

1) Fungsi dan Kegunaan

Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan

informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang

bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

2) Proses Kegiatan

Akuntansi adalah proses kegiatan mencatat, mengklasifikasi dan

mengikhtisarkan transaksi-transaksi kejadian yang sekurang-kurangnya

atau sebagian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-

hasilnya.

Dari dua sudut pandang diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi

berperan untuk menghasilkan informasi kemudian digunakan untuk bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh entitas ekonomi. Entitas adalah

satuan yang dapat diartikan sebagai satuan organisasi. Contoh satuan organisasi

Page 32: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

22

22

ini adalah organisasi swasta dan organisasi sektor publik. Oleh karena itu

akuntansi juga dapat digunakan di sektor publik sehingga lahirlah akuntansi sektor

publik.

Bastian (2009:6) mengatakan “Akuntansi sektor publik adalah mekanisme

teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat

di lembaga – lembaga tinggi Negara dan departemen – departemen di bawahnya,

pemerintah daerah, BUMN, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek –

proyek kerjasama sektor publik dan swasta.”

b. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Menurut American Accounting Association dalam Mardiasmo (2012:14)

menjelaskan tujuan akuntansi sektor publik adalah :

1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat,

efisien dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang

dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian

manajemen (management control)

2) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk

melakukan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif

program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan

memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik

atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini

terkait dengan akuntabilitas (accountability)

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok yaitu penyediaan

informasi, pengendalian manajemen dan akuntabilitas. Informasi akuntansi

Page 33: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

23

23

bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk membantu manajer

dalam melakukan alokasi sumber daya. Dengan informasi akuntansi, pemerintah

dapat menentukan biaya pelayanan (cost of services) yang diberikan kepada

publik dan menetapkan biaya standar. Bagi pemerintah, informasi akuntansi

digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari perencanaan

strategik, pembuatan program, penganggaran, evaluasi kinerja dan pelaporan

kinerja. Pada tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, akuntansi

dibutuhkan untuk menjadi bagian penting dari proses akuntabilitas publik yang

nantinya menghasilkan laporan keuangan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi sektor publik

bertujuan untuk menggambarkan atau memberikan informasi kegiatan ekonomi

sektor publik yang kemudian dijadikan alat pertanggunggungjawabkan dan

pengawasan. Akuntansi sektor publik memiliki fungsi untuk menyediakan

informasi dalam rangka mendukung keputusan manajerial agar organisasi sektor

publik dapat berjalan efisien dan efektif.

2. Basis Akuntansi

Untuk menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan basis/dasar

pencatatan. Partono dalam Halim dan Syam (2011:52) menjelaskan basis

akuntansi adalah himpunan dan standar – standar akuntansi yang menetapkan

kapan dampak keuangan dari transaksi – transaksi dan peristiwa – peristiwa

lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis – basis tersebut

berkaitan dengan penetapan waktu (timing) atas pengukuran yang dilakukan,

terlepas dari sifat pengukuran tersebut.

Page 34: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

24

24

Terdapat dua basis pencatatan utama, yakni basis kas (cash basis) dan

basis akrual (accrual basis). Di antara kedua basis tersebut terdapat dua basis lain,

yakni basis kas modifikasian (modified cash basis) dan basis akrual modifikasian

(modified accrual basis). Basis modifikasi ini biasanya digunakan dalam transisi

dari kas menjadi akrual.

Organisasi bisnis menggunakan basis akrual, begitu pula organisasi

pemerintah yang melakukan aktivitas bisnis (misalnya BUMN/BUMD),

sementara sebagian besar organisasi pemerintah menggunakan basis kas. Untuk

penggunaan di organisasi pemerintah, basis kas dan basis akrual dapat

dimodifikasi. Pada dua dekade terakhir terjadi pergeseran basis akuntansi dan

anggaran, dari basis kas ke basis akrual dan penggunaan anggaran berbasis kinerja

di seluruh pemerintahan. Menurut Vonck dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Badan Pemeriksa Keuangan (2010:46) pergeseran ini merupakan suatu langkah

maju menuju pada konteks yang lebih luas dari reformasi pengelolaan keuangan

sektor publik.

a. Basis Akuntansi Akrual

Bastian (2009:123) menjelaskan akuntansi akrual mengakui dan mencatat

transaksi dan kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat perolehan.

Elemen dasar akrual ini adalah aktiva, kewajiban, net worth, pendapatan dan

biaya. Akuntansi dasar akrual berfokus pengukuran sumber daya ekonomis dan

perubahan sumber daya pada suatu entitas. Sedangkan Komite Standar Akuntansi

Pemerintah Indonesia (2006:3) menjelaskan Akuntansi berbasis akrual adalah

suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui,

dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi

Page 35: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

25

25

tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau

dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai

dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi

yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Sementara itu akuntansi akrual didefinisikan Khan dan Mayes (2009:3)

sebagai metodologi dalam akuntansi dimana transaksi diakui berdasarkan aktivitas

ekonomi bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Mengikuti metode ini

maka pendapatan akan diterima ketika pekerjaan telah diselesaikan dan beban

akan diakui sebagai utang ketika sumber daya telah digunakan. Akuntansi akrual

mengakui bahwa pembelian, memproduksi, menjual, mendistribusikan, dan

operasi lainnya dari suatu entitas selama suatu periode, serta peristiwa lain yang

mempengaruhi kinerja entitas, sering tidak bertepatan dengan penerimaan dan

pembayaran kas dari periode.

Dari beberapa uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa basis

akrual akan mengakui transaksi ekonomi tidak didasarkan diterima atau

dikeluarkannya uang tetapi ketika terjadi perubahan posisi keuangan perusahaan

yang ditandai dengan adanya aliran masuk atau keluar manfaat ekonomi. Jadi

basis akrual akan memberikan informasi yang lebih akurat dan mencatat transaksi

sesuai waktunya sehingga konsep periodesasi dapat terpenuhi.

Di pihak Pemerintah sendiri sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (pengganti

Peraturan Pemerintah tahun 2005) mempertegas bahwa akuntansi berbasis akrual

dilaksanakan selambat-lambatnya untuk pelaporan keuangan tahun anggaran

2015. Menurut Pemerintah pengertian basis akrual adalah suatu basis akuntansi

Page 36: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

26

26

dimana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan disajikan

dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa

memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan, seperti pendapatan

diakui/dicatat pada saat timbulnya hak dan tidak semata-mata pada saat kas masuk

ke kas Negara dan berlaku juga terhadap akun belanja.

Selain itu urgensi implementasi akuntansi berbasis akrual adalah sebagai

bentuk penerapan Internasional Best Practise dalam pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan Negara khususnya untuk meningkatkan keandalan

penyajian nilai hak dan kewajiban pemerintah, perhitungan biaya lebih akurat

untuk mencapai suatu output tertentu sebagai dasar penilaian kinerja

dibandingkan jika hanya berdasarkan basis kas dan penyajian asset di neraca

menjadi lebih handal, karena adanya perhitungan beban penyusutan, amortisasi

dan penyisihan piutang tak tertagih untuk dapat menyajikan asset sesuai dengan

nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value)

Manfaat akuntansi akrual menurut Bastian (2009:124) dapat dilihat dari

dua perspektif. Dari perspektif masyarakat dasar akrual dapat memperlihatkan

tingkat akuntabilitas pemerintah menjalankan pemerintahan sekaligus menilai

pemerintah. Sedangkan dari sisi pemerintah lebih menekankan pada manfaat

manajerial yang dapat didapatkan pemerintah sehingga mampu mengambil

keputusan yang tepat.

Page 37: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

27

27

D. Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual

Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menjadi penegas untuk segera dilaksanakan

standar akuntansi pemerintah berbasis akrual. Penegasan ini diuraikan pada Bab II

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Pasal 4 Ayat 1 “Pemerintah

menerapkan SAP Berbasis Akrual” dan Pasal 7 Ayat 1 “Penerapan SAP berbasis

akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (1) dapat dilaksanakan secara

bertahap dari penerapan SAP berbasis kas menuju akrual menjadi penerapan SAP

berbasis akrual”.

Standar akuntansi pemerintah berbasis akrual adalah prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah, yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam

pelaporan finansial berbasis akrual serta mengakui pendapatan, belanja dan

pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis kas yang

ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN).

Penyusunan sistem akuntansi pemerintah mengacu pada Peraturan

Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Sistem

akuntansi pemerintah pada pemerintah pusat (SAPP) akan diatur oleh Peraturan

Menteri Keuangan (PMK) yang nantinya menjadi pedoman teknis bagi unit-unit

organisasi dalam lingkup pemerintahan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan sistem akuntansi pemerintah berbasis

akrual adalah melalui bagan akun standar. Bagan akun standar merupakan daftar

kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun dan digunakan

secara sistematis sebagai pedoman dalam perancanaan, penganggaran,

Page 38: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

28

28

pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan pemerintah. Kodefikasi ini

digunakan dalam sistem yang terintegrasi. Integrasi dilaksanakan dengan

penggunaan klasifikasi atau kode pengukuran yang sama untuk setiap tahapan

dalam siklus pengelolaan keuangan Negara. Dengan menggunakan klasifikasi

yang sama pada tahapan perencanaan, penganggaran hingga pertanggungjawaban,

bagan akun standar merupakan suatu pedoman dalam pencatatan seluruh transaksi

keuangan pemerintah. Selain itu, bagan akun standar digunakan sebagai pusat

aliran data dari sistem pengelolaan keuangan, alat pengendalian disiplin fiskal

melalui pengaturan pengendalian dan kerangka struktur pelaporan dan

mendukung proses pengambilan keputusan pemerintah yang lebih baik.

Untuk menjurnal transaksi akrual pada aktivitas keuangan pemerintah, ada

beberapa kententuan ayat jurnal yang harus dipatuhi sesuai Peraturan Menteri

Keuangan nomor 215/PMK.05/2013 tentang Jurnal Akuntansi Pemerintah pada

Pemerintah Pusat dan berpedoman terhadap bagan akun standar yang sudah

ditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan nomor 214/PMK.05/2013.

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa jurnal akrual yang menghasilkan

laporan keuangan akrual:

1. Saat diterimanya DIPA (Daftar isian Pelaksanaan Anggaran) oleh satuan

kerja, yang dilakukan satker adalah mencatat estimasi pendapatan yang

akan dialokasikan (Estimasi Pendapatan pajak yang dialokasikan,

estimasi pendapatan bukan pajak yang dialokasikan, estimasi pendapatan

hibah yang dialokasikan) sedangkan pada sisi debit dicatat allotment

belanja/transfer (allotment belanja pegawai, belanja barang, belanja

Page 39: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

29

29

modal, belanja pembayaran bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah,

belanja bantuan social, belanja lain-lain dan allotment transfer ke daerah).

Selanjutnya jurnal standart DIPA ini dicatat dalam buku besar akrual.

2. Jurnal standar saldo awal dilakukan pada saat penyusunan neraca untuk

pertama kali oleh satuan kerja. Untuk mencatat saldo seluruh jenis aset,

ayat jurnal yang dipakai adalah aset lancar/investasi jangka panjang/aset

tetap/piutang jangka panjang/aset lainnya pada Ekuitas. Selain itu bisa

juga untuk mencatat saldo awal aset yang mempunyai akun lawan

kewajiban (kewajiban jangka pendek/kewajiban jangka panjang). Yang

terakhir mencatat saldo awal seluruh jenis kewajiban dengan ayat jurnal

berupa ekuitas pada kewajiban jangka pendek/kewajiban jangka panjang.

3. Jurnal standar realisasi dilakukan pada saat terjadinya berita acara serah

terima (BAST) atau perolehan persediaan atau aset tetap, resume tagihan,

piutang, pendapatan, penerimaan pembiayaan, belanja, pengeluaran

pembiayaan, pemakaian persediaan dan pengembalian uang persediaan.

Jadi banyak terdapat jenis jurnal pada realisasi anggaran:

a. Jurnal Standar BAST/Perolehan Aset tetap dan persediaan.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Aset tetap/Persediaan yang belum diregister

K Utang yang belum diterima tagihannya

Digunakan untuk mencatat transaksi perolehan asset tetap baik yang

berdasarkan BAST maupun yang tidak melalui BAST yang belum

dilakukan verifikasi

Page 40: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

30

30

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Aset tetap/Persediaan

K Aset tetap/Persediaan yang belum diregister

Digunakan untuk mencatat transaksi perolehan asset tetap baik yang

berdasarkan BAST maupun yang tidak melalui BAST setelah

dilakukan verifikasi

b. Jurnal standar resume tagihan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Pengeluaran transito

K Pengeluaran transito yang masih harus dibayar

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume

tagihan atas permintaan uang persediaan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Piutang dari uang persediaan yang akan diterima

K Pengeluaran transito

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume

tagihan atas permintaan uang persediaan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban

K Belanja/Transfer yang masih harus dibayar

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume

tagihan atas belanja menurut jenis belanja, kecuali belanja barang

untuk perolehan persediaan dan belanja modal.

Page 41: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

31

31

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Utang yang belum diterima tagihannya

K Belanja barang/modal yang masih harus dibayar

Digunakan untuk mencatat transaksi pada saat adanya resume

tagihan atas belanja barang untuk perolehan persediaan belanja

modal.

c. Jurnal standar piutang pendapatan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Piutang pendapatan

K Pendapatan

Digunakan untuk mencatat terjadinya piutang dan pendapatan baik

perpajakan, PNBP dan hibah.

d. Jurnal standar realisasi pendapatan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Diterima dari entitas lain

K Piutang pendapatan

Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas yang berasal

dari pelunasan piutang perpajakan, PNBP dan hibah.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Diterima dari entitas lain

K Pendapatan

Digunakan untuk mencatat terjadinya penerimaan kas pendapatan

baik perpajakan, PNBP dan hibah, tanpa didahului adanya piutang

Page 42: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

32

32

e. Jurnal standar realisasi belanja

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Belanja/transfer yang masih harus dibayar

K Ditagihkan ke entitas lain

Digunakan untuk mencatat pembayaran belanja/transfer, sesuai

dengan jenis belanja/transfer.

f. Jurnal standar pemakaian persediaan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban persediaan

K Persediaan

Digunakan untuk mencatat realisasi beban persediaan karena

adanya pemakaian persediaan. Jurnal dibuat dalam hal pencatatan

persediaan menggunakan metode perpetual.

g. Jurnal standar penerimaan/pengeluaran transito (uang persediaan)

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Ditagihkan ke entitas lain

K Kas di bendahara pengeluaran

Digunakan untuk mencatat penyetoran uang persediaan oleh satuan

kerja.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Pengeluaran transito yang masih harus dibayar

K Diterima dari entitas lain

Digunakan untuk mencatat penerimaan uang persediaan oleh satuan

kerja

Page 43: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

33

33

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Kas di bendahara pengeluaran

K Piutang dari uang persediaan yang akan diterima

Digunakan untuk mencatat penerimaan uang persediaan oleh satuan

kerja

4. Penyesuaian merupakan suatu keharusan dalam akuntansi berbasis akrual.

Jurnal standar penyesuaian digunakan pada saat akhir periode pelaporan

keuangan untuk menyesuaikan akun-akun pendapatan dan beban akrual.

Jurnal standar penyesuaian terdiri dari:

a. Jurnal standar beban penyusutan asset tetap

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban penyusutan asset tetap

K Akumulasi penyusutan asset tetap

Digunakan untuk mencatat beban penyusutan dan akumulasi

penyusutan asset tetap sesuai dengan metode penyusutan yang telah

ditetapkan.

b. Jurnal standar beban amortisasi asset tak berwujud

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban amortisasi asset tak berwujud

K Akumulasi amortisasi asset tak berwujud p

Digunakan untuk mencatat beban amortisasi dan akumulasi

amortisasi asset tak berwujud sesuai dengan metode amortisasi yang

telah ditetapkan.

Page 44: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

34

34

c. Jurnal standar beban persediaan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban persediaan

K Persediaan

Digunakan untuk mencatat beban persediaan sebesar nilai

persediaan yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Jurnal ini

digunakan untuk metode periodik dalam penilaian persediaan.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban persediaan

K Persediaan

Digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan berdasarkan

hasil inventaris fisik dalam hal hasil inventarisasi fisik lebih kecil

dari catatan persediaan. Jurnal ini digunakan untuk metode

perpetual dalam penilaian persediaan.

d. Jurnal standar belanja yang masih harus dibayar

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban

K Belanja yang masih harus dibayar

Digunakan untuk mencatat beban dan belanja yang masih harus

dibayar pada tanggal pelaporan.

e. Jurnal standar belanja dibayar dimuka

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban dibayar dimuka

K Beban

Page 45: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

35

35

Digunakan untuk mencatat beban dibayar dimuka dan untuk

menyesuaiakan jumlah beban yang belum menjadi kewajiban sampai

dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini digunakan untuk

metode/pendekatan beban dalam pencatatan beban dibayar dimuka.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Beban

K Beban dibayar dimuka

Digunakan untuk mencatat beban yang telah terjadi selama periode

pelaporan dan untuk menyesuaikan jumlah beban dibayar dimuka

yang masih ada sampai dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini

digunakan untuk metode/pendekatan aset dalam pencatatan beban

dibayar dimuka.

f. Jurnal standar pendapatan diterima di muka

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Pendapatan

K Pendapatan diterima dimuka

Digunakan untuk mencatat pendapatan diterima di muka dan untuk

menyesuaikan jumlah pendapatan yang belum menjadi hak sampai

dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini digunakan untuk

metode/pendekatan pendapatan dalam pencatatan pendapatan

diterima dimuka.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Pendapatan diterima dimuka

K Pendapatan

Digunakan untuk mencatat pendapatan yang telah menjadi hak

selama periode pelaporan dan untuk menyesuaiakan jumlah

pendapatan diterima di muka yang masih ada sampai dengan akhir periode pelaporan. Jurnal ini digunakan untuk metode/pendekatan

kewajiban dalam pencatatan pendapatan diterima dimuka.

Page 46: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

36

36

5. Jurnal standar pengembalian dilakukan pada saat terjadinya

pengembalian pendapatan dan belanja. Pencatatan dilakukan oleh satuan

kerja dan dicatat dalam buku besar akrual. Jurnal standar pengembalian

terdiri dari:

a. Jurnal standar pengembalian pendapatan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Pendapatan

K Diterima dari entitas lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas pendapatan tahun

berjalan/atas pendapatan tahun anggaran sebelumnya yang bersifat

sistematik/berulang, seperti pengembalian pendapatan perpajakan.

b. Jurnal standar pengembalian belanja

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Ditagihkan kepada entitas lain

K Beban

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas belanja/transfer tahun

anggaran berjalan.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Diterima dari entitas lain

K Pendapatan lain-lain

Digunakan untuk mencatat pengembalian atas belanja/transfer tahun

anggaran sebelumnya.

6. Jurnal standar penutup dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan

oleh satuan kerja. Jurnal standar penutup terdiri dari:

Page 47: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

37

37

a. Jurnal standar penutup pendapatan

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Pendapatan

K Surplus/Defisit-LO

Digunakan untuk mencatat penutupan pendapatan ke surplus/deficit

laporan operasional (LO).

b. Jurnal standar penutup belanja/transfer dan beban

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Surplus/Defisit-LO

K Beban

Digunakan untuk mencatat penutupan beban ke surplus/deficit-LO.

c. Jurnal standar penutup surplus/defisit-LO

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Surplus LO

K Ekuitas

Digunakan untuk mencatat penutup surplus-LO.

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian

D Ekuitas

K Defisit LO

Digunakan untuk mencatat penutupan Defisit-LO

Page 48: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

38

38

Dalam rangka menghasilkan laporan operasioanal, laporan perubahan

ekuitas dan neraca disediakan buku besar akrual. Buku besar ini menampung

semua transaksi akrual yang akan tersaji ke dalam laporan keuangan selain

laporan realisasi anggaran. Buku besar akrual akan memuat akun nominal yang

ada di laporan operasional dan laporan perubahan ekuitas, serta akun riil yang ada

di neraca. Dengan demikian termasuk di dalamnya transaksi kas dan non kas.

Transaksi kas misalnya yang berkaitan dengan kas di bendahara penerima dan kas

di bendahara pengeluaran dan transaksi non kas misalnya penyusutan, amortisasi

dan transaksi akrual lainnya.

Sebelum laporan keuangan disusun dilakukan penyesuaian terhadap

transaksi pendapatan akrual maupun beban akrual, sehingga prinsip periodesitas

dapat terpenuhi untuk penyajian pos-pos dalam laporan keuangan. Proses

pelaporan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Page 49: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

39

39

Dapat dilihat dari penjelasan diatas, bahwa rangkaian proses akuntansi

berbasis akrual membentuk sebuah sistem akuntansi pemerintah. Jadi bisa di

definisikan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat yang selanjutnya disingkat SAPP

adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen

lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis sampai dengan pelaporan

keuangan pada pemerintah pusat. Ciri-ciri pokok sistem akuntansi pemerintah

pusat (SAPP) menurut PMK nomor 213 /PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat adalah

1) Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan

pemerintah adalah basis akrual. Penerapan basis kas tetap digunakan

dalam penyusunan laporan realisasi anggaran sepanjang APBN disusun

menggunakan pendekatan basis kas.

2) Sistem pembukuan berpasangan

Sistem pembukuan berpasangan didasarkan atas persamaan dasar

akuntansi yaitu aset = kewajiban + ekuitas. Setiap transaksi dibukukan

dengan mendebet perkiraan dan mengkredit perkiraan yang terkait.

Namun demikian untuk akuntansi atas anggaran dilaksanakan secara

single entry (pembukuan tunggal)

3) Desentralisasi pelaksanaan akuntansi

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas dilaksanakan

secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi dan pelaporan keuangan baik

kantor pusat instansi maupun di daerah.

Page 50: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

40

40

4) Bagan akun standar

Sistem akuntansi pemerintah pusat menggunakan bagan akun

standar yang ditetapkan oleh menteri keuangan yang berlaku untuk tujuan

penganggaran maupun akuntansi.

5) Standar akuntansi pemerintahan (SAP)

Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu pada standar

akuntansi pemerintah (SAP) dalam melakukan pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan entitas

pemerintah pusat.

E. Kerangka Pikir

Bagan Kerangka pikir

BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH XV MAKASSAR

Laporan Keuangan Berbasis Akrual (PP no.71/th.2010)

Akuntansi Sektor Publik

Basis Akrual

Gambar 1.2

Page 51: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

41

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

Wilayah XV Makassar yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Km.9

Makassar, sedangkan waktu penelitian kurang lebih 2 bulan.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur atau dinilai dengan

angka-angka secara langsung atau sifat datanya adalah deskriptif misalnya

gambaran suatu objek, pedoman dan peraturan – peraturan yang berlaku. Data

kualitatif ini pada umumnya berupa variasi-variasi persepsi bisa dari para

responden atau pelanggan menurut Danang Sunyoto (2013:21). Data atau

informasi ini dapat diperoleh dari dalam instansi baik yang berupa lisan maupun

tulisan seperti sejarah terbentuknya instansi, struktur organisasi instansi serta

uraian tugas masing-masing bagian dalam instansi.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian berdasarkan

pengamatan secara langsung pada instansi serta mengadakan wawancara

dengan pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya dengan penelitian.

2. Data sekunder

41

Page 52: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

42

42

Dalam hal ini data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh

penulis. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen

instansi yang terkait dengan masalah penelitian berupa catatan dan laporan

instansi baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, teknik yang

dunakan dalam pegumpulan data adalah;

1. Penelitian Lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan

mengadakan observasi (pengamatan) secara langsung pada instansi serta

mengadakan interview (wawancara) berupa mengajukan pertanyaan-

pertanyaan secara bebas baik terstruktur maupun tidak terstruktur kepada

pimpinan balai dan sejumlah pegawai dengan tujuan untuk memperoleh

informasi secara luas mengenai objek penelitian.

2. Tinjauan Kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengunjungi perpustakaan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan antara lain : karangan ilmiah, pendapat para ahli serta literatur-

literatur yang membahas terkait penelitian ini.

D. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis kualitatif yaitu metode analisis yang menjelaskan sistem akuntansi

pemerintah berbasis akrual di kementerian kehutanan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Page 53: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

43

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM INSTANSI PEMERINTAH

A. Sejarah Singkat Instansi Pemerintah

Pemanfaatan sumber daya alam berupa hutan pada masa ini perlu

dilaksanakan secara bijaksana dan bertanggungjawab oleh berbagai pihak yang

berkepentingan antara masyarakat, pihak pengelola dan pemerintah, sebagai

upaya untuk mempertahankan keberadaan dan kosistensi sumber daya hutan di

negeri ini. Pemanfaatan hutan berupa kegiatan untuk memanfaatkan kawasan

hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan

kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu diharapkan dapat berjalan

secara optimal dan adil untuk kesejahteraan seluruh masyarakat secara

berkeadilan dengan tetap mejaga kelestariannya.

Dalam pengelolaan sumber daya hutan yang optimal diperlukan

teknologi yang ramah lingkugan, sumber daya manusia yang kompeten, peraturan

pemerintah yang mengatur pengelolaan sumber daya hutan secara baik dan

bertanggung jawab serta anggaran yang mencukupi. Guna mendukung usaha

tersebut, maka dalam upaya pengaturan dan pengolahan hutan yang merupakan

wilayah tugas Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan (DITJEN-BUK),

dibentuklah Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) Wilayah

XV Makassar sesuai dengan Permenhut No. P.557/Menhut-II/2006 tanggal 29

Desember 2006 selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen BUK berkewajiban

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan berkoordinasi dengan instansi

43

Page 54: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

44

44

daerah yang berkaitan dengan pengurusan kehutanan di wilayah Provinsi

Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

BPPHP merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang hutan produksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina usaha

Kehutanan, yang memiliki singkatan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi (BPPHP). Adapun Tugas pokok dan fungsi BP2HP sebagaimana

keputusan Menteri Kehutanan adalah melaksanakan sertifikasi tenaga teknis

bidang bina produksi kehutanan, penilaian sarana dan metode pemanfaatan hutan

produksi, serta pengembangan informasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pemanfaatan hutan produksi lestari.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, BPPHP Wilayah XV Makassar

dituntut untuk dapat lebih berperan dalam pemantauan pemanfaatan hutan

produksi dan industri pengolahan hasil hutan, pembinaan teknis bagi pemegang

ijin pemanfaatan hutan produksi dan industri pengolahan hasil hutan,

pengembangan hutan tanaman rakyat (HTR), pelatihan dan pembinaan Ganis dan

Wasganis PHPL dalam rangka mendukung upaya terciptanya hutan yang

produktif dan lestari serta teroptimalisasinya penerimaan negara dari hasil hutan

negara khususnya di wilayah kerja BPPHP Wilayah XV Makassar.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang dapat menjelaskan rincian

pembagian tugas, menunjukkan berbagai fungsi yang berkaitan antara satu

dengan yang lain dan menunjukkan tingkat spesialis dari aktivitas kerja. Secara

kelembagaan, struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku dan

Page 55: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

45

45

hierarkis karena adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi

sektor publik.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terhadap struktur

organisasi pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV

Makassar ada sedikit yang berbeda, dimana staff memberikan masukan, saran dan

informasi yang diburuhkan kepada pimpinan sehingga tidak terlihat begitu kaku

dalam pelaksanaan tugas. Jadi penulis menyimpulkan bahwa struktur organisasi

yang ada dalam instansi pemerintah ini adalah struktur organisasi Lini dan Staff

yang merupakan kombinasi dari organisasi Lini dan organisasi fungsional, azas

komando dipertahankan tetapi kelancaran tugas pimpinan dibantu oleh para staff

yang memiliki fungsi tertentu.

Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar

memiliki pimpinan yang disebut Kepala Balai. Tahun 2015 ini Kepala Balai

dijabat oleh Bapak Ir. Hendrik Ruamba berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang

ditanda tangani oleh Direktur Jenderal (Dirjen). Kepala Balai membawahi

langsung tiga seksi/bagian yang masing-masing juga diangkat berdasarkan SK

dari Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan (Dirjen-BUK). Seksi/bagian yang

ada di struktur organisasi BPPHP yaitu yang pertama Subbagian Tata Usaha yang

dijabat oleh Ir. Husriana, yang kedua Seksi Sertifikasi Tenaga Teknis yang dijabat

oleh Ir. Baharuddin dan yang terakhir adalah Seksi Pemantauan dan Evaluasi

Hutan Produksi yang dijabat oleh Ir. Siti Aminah, MM serta ada Kelompok

Jabatan Fungsional yang diketuai oleh Tajuddin, S.Hut, M.Sc Struktur organisasi

BPPHP secara skematis diilustrasikan dalam Gambar 1.

Page 56: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

46

46

Gambar 1.3 Struktur Organisasi BP2HP Wilayah XV Makassar

Dengan melihat struktur organisasi tersebut di atas, maka akan diuraikan

peranan setiap bagian dalam struktur organisasi tersebut, meliputi tugas,

wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Kepala Balai

Orang yang memimpin Balai yang diangkat oleh menteri

berdasarkan SK yang keluar. Berdasarkan uraian di atas kepala balai

memiliki tugas dan tanggung jawab:

a. Menetapkan visi, misi dan rencana strategi serta rencana dan

program kerja balai berdasarkan visi, misi dan renstra Kementerian

KEPALA BALAI

Subbagian Tata Usaha

Seksi

Sertifikasi Tenaga Teknis

Seksi

Pemantauan dan

Evaluasi Hutan Produksi

Kelompok Jabatan

Fungsional

Page 57: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

47

47

kehutanan dan Direktorat Jenderal Bina Usaha kehutanan sebagai

acuan dan pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas balai.

b. Membagi tugas, melakukan pembinaan waskat, peringatan dan

teguran, menilai disiplin, mengevaluasi dan mengatur serta

mengarahkan bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas balai agar

sasaran dan tujuan dapat tercapai sesuai rencana dan program kerja

balai

c. Melakukan koordinasi di lingkungan Balai dengan instansi lain

yang terkait dalam rangka integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan

tugas-tugas balai agar terjalin hubungan kerja yang harmonis.

d. Menyelesaikan urusan tugas di bidang rencana dan program,

kepegawaian, keuangan dan anggaran, tata persuratan dan

perlengkapan rumah tangga di lingkup balai.

e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja

usaha pemanfaatan hutan produksi jangka panjang, pemasaran

hasil hutan dan dokumen peredaran hasil hutan, pemantauan

rencana dan realisasi pemenuhan bahan baku industry dan kegiatan

industry primer hasil hutan dan melaksanakan pengembangan

informasi pemanfaatan hutan produksi lestari serta melaksanakan

sosialisasi dan desiminasi peraturan bidang peredaran hasil hutan,

pemanfaatan hutan, industry kehutanan dan pengembangan tenaga

teknis bidang bina usaha kehutanan.

Page 58: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

48

48

2. Bagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha memiliki peranan dalam melakukan

penyusunan rencana dan program, urusan kepegawaian, keuangan, tata

persuratan, perlengkapan dan rumah tangga serta penyiapan bahan

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Balai. Sub bagian Tata

Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian tata usaha yang memiliki

tugas dan tanggung jawab:

a. Menyiapkan konsep dan menyusun rencana sub bagian tata usaha

berdasarkan visi dan misi, renstra, renja serta membagi dan

mengatur tugas bawahan agar sasaran dan tujuan dapat tercapai

sesuai rencana dan program kerja balai.

b. Melakukan bimbingan, penilaian, peringatan, mengevaluasi

disiplin, tanggungjawab, dedikasi, loyalitas, bawahan dalam

melaksanakan tugas.

c. Menyiapkan dan mengevaluasi rencana anggaran, konsep lain

urusan administrasi keuangan.

d. Melakukan pengelolaan, pemeliharaan/perawatan dan pemantauan

sarana dan prasarana kantor serta melakukan layanan kehumasan,

rumah tangga, kemanan dan ketertiban.

e. Melaporkan pelaksanaan kegiatan balai meliputi laporan kegiatan

bulanan, laporan keuangan, laporan barang milik Negara (BMN),

laporan kepegawaian serta laporan realisasi DIPA,LAKIP dan

statistik.

Page 59: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

49

49

3. Seksi Sertifikasi Tenaga Teknis

Seksi Sertifikasi Tenaga Teknis mempunyai kewenangan

melakukan pengembangan profesi tenaga teknis bidang bina produksi

kehutanan, penyiapan tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan

dan rekomendasi pemberian ijin operasional teknis fungsional serta

pemberian perpanjangan atau usulan pencabutan ijin operasional teknis

fungsional. Seksi STT dipimpin oleh seorang Kepala seksi sertifikasi

tenaga teknis yang memiliki tugas dan tanggung jawab:

a. Menyiapkan bahan dan konsep rekomendasi pemberian ijin

operasional tenaga teknis fungsional bidang bina usaha kehutanan

untuk diajukan kepada atasan.

b. Menyiapkan bahan dan konsep perpanjangan pengangkatan dan

kartu tenaga teknis fungsional bidang bina usaha kehutanan untuk

diajukan kepada atasan

c. Menyiapkan bahan dan menyelenggarakan pelaksanaan

penyediaan tenaga teknis bidang bina usaha kehutanan.

d. Mengevaluasi, menyusun dan menelaah data pengembangan

profesi, penyiapan tenaga teknis bidang bina usaha kehutanan serta

penyiapan rekomendasi pemberian ijin, perpanjangan dan usulan

pencabutan ijin operasional teknis fungsional bidang bina usaha

kehutanan untuk disampaikan kepada atasan.

Page 60: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

50

50

4. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Hutan Produksi

Seksi Pemantauan dan Evaluasi Hutan Produksi mempunyai fungsi

melakukan penyiapan bahan penilaian sarana dan pengembangan

metode pemanfaatan hutan produksi yang digunakan oleh tenaga

teknis bidang bina produksi kehutanan, penyiapan bahan penilaian

kinerja, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja usaha

pemanfaatan hutan produksi jangka panjang, rencana pemenuhan

bahan baku industri, industri primer kapasitas di atas 6000 m3/tahun

dan dokumen peredaran hasil hutan serta pelaksanaan pengembangan

informasi pemanfaatan hutan produksi lestari. Seksi PEHP dipimpin

oleh seorang Kepala seksi Pemantauan dan Evaluasi Hutan Produksi

yang memiliki tugas dan tanggung jawab:

a. Menyusun rencana kegiatan lingkup seksi berdasarkan visi, misi

dan renstra serta rencana dan program kerja balai sebagai acuan

dan pedoman bagi bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas seksi.

b. Menyiapkan bahan sosialisasi dan desiminasi peraturan peredaran

hasil hutan, industry kehutanan dan pemanfaatan hutan produksi.

c. Menyiapkan konsep hasil penilaian sarana, pengembangan metode

pemanfaatan hutan produksi yang digunakan oleh tenaga teknis,

penilaian kinerja tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan

untuk diajukan kepada atasan

d. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan produksi

jangka panjang, pemasaran hasil hutan dan dokumen peredaran

Page 61: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

51

51

hasil hutan, pelaksanaan pemantauan ijin-ijin usaha pemanfaatan

hutan produksi serta kegiatan pemantauan rencana dan realisasi

pemenuhan bahan baku industri.

5. Kelompok jabatan fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

bertanggung jawab langsung kepada kepala balai. Di antara tugas dan

kewajibannya kelompok jabatan fungsional adalah:

a. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis pemanfaatan

hutan produksi lestari/fasilitasi pelaksanaan kegiatan HTR (Hutan

Tanaman Rakyat)

b. Melaksanakan penilaian persyaratan administrasi dan sketsa/peta

IUPHHK-HTR

c. Melakukan penilaian kegiatan industry hasil hutan

d. Melakukan evaluasi dalam rangka pemantauan dan evaluasi

pengendalian ekosistem hutan

e. Melaksanakan tugas lain sesuai perintah atasan baik tertulis

maupun lisan.

Page 62: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

52

52

C. Kegiatan Utama

Aktifitas Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV

Makassar termuat dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. P.557/Menhut-II/2006

tanggal 29 Desember 2006 jo. P. 24/Mehut-II/2007 tentang organisasi dan tata

kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) yaitu

melaksanakan sertifikasi tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan, penilaian

sarana dan metode pemanfaatan hutan produksi serta pengembangan informasi,

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan hutan produksi lestari pada

wilayah kerja yang terdiri dari Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Barat

dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut,

BP2HP memiliki fungsi :

1. Penyusunan rencana, program dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok

Balai,

2. Penilaian kinerja dan pengembangan profesi tenaga teknis bidang bina

produksi kehutanan,

3. Penyiapan tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan dan

penyiapan rekomendasi pemberian ijin operasional teknis fungsional,

4. Pemberian perpanjangan atau usulan pencabutan ijin operasional

teknis fungsional,

5. Penilaian sarana dan pengembangan metode pemanfaatan hutan

produksi yang digunakan oleh tenaga teknis bidang bina produksi

kehutanan,

6. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja usaha

pemanfaatan hutan produksi jangka panjang, rencana pemenuhan

Page 63: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

53

53

bahan baku industri, industri primer kapasitas di atas 6000 M3/tahun

dan dokumen peredaran hasil hutan,

7. Pelaksanaan pengembangan informasi pemanfaatan hutan produksi

lestari,

8. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga

Selain tugas pokok, terdapat sasaran strategis Sebagaimana yang telah

dituangkan dalam Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014, Sasaran strategis

Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar yang

sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) BP2HP Wilayah XV

Makassar adalah :

1. Areal hutan produksi tertata dalam unit-unit pemngelolaan berupa

KPHP dan atau usaha pemanfaatan [Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu-Hutan Alam/Hutan Tanaman(IUPHHK-HA/HT), IUPHH

Bukan Kayu/IUPHH Restorasi Ekosistem/IUPHH Jasa Lingkungan]

2. Produksi dan diversifikasi usaha pemanfaatan pada hutan alam produksi

meningkat sebesar 5 %, terdiri dari hasil huta kayu, bukan kayu, jasa

lingkungan dan restorasi ekosistem

3. Penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam dan

atau Restorasi Ekosistem (IUPHHK-HA/RE) pada areal bekas

tebangan(logged over area/LOA) seluas 2,5 juta ha.

4. Kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman dan intensitas pemanfaatan

hutan produksi meningkat.

Page 64: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

54

54

5. Penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan berjalan secara tertib

sesuai ketentuan yang berlaku dan penerimaan negara bukan pajak

(PNBP) meningkat 10 %.

6. Kinerja industri pengolahan hasil hutan meningkat (laporan bulanan

rutin dikirim).

Guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar tiap tahunnya

mendapat alokasi anggaran yang bersumber dari anggaran DIPA. Tahun 2014

kemaren BPPHP mendapat anggaran sebesar Rp. 7.365.999.000,- (Tujuh Miliyar

Tiga Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan

Ribu Rupiah) sedangkan untuk tahun 2015 mengalami kenaikan cukup signifikan

sebesar Rp. 52.153.276.00,- (Lima Puluh Dua Milyar Seratus Lima Puluh Tiga

Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam). Anggaran inilah yang nantinya akan dikelola

dan dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.

Dilihat dari sisi tugas pokok, fungsi dan indikator kinerja utama, BPPHP

memiliki peranan penting dalam dunia kehutanan tidak hanya menghabiskan

anggaran tetapi ada tugas untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

pemanfaatan hutan produksi baik secara administrasi berupa kelengkapan izin

usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) maupun secara finansial beruapa

kewajiban pembayaran berupa Provisi sumber daya hutan (PSDH), Dana

Reboisasi (DR), Pengganti Nilai Tegakan (PNT) dan Ganti Rugi Tegakan (GRT)

yang kesemuanya itu masuk dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Page 65: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

55

55

dimana seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan

perpajakan.

Sedangkan dilihat dari pengelolaan keuangan, BPPHP tidak menghasilkan

pendapatan dan hanya menjalankan kegiatan sesuai anggaran yang tersedia.

Terbukti dari kegiatan BPPHP yang menghasilkan pendapatan Negara, seluruh

pembayaran di bidang kehutanan berupa Provisi sumber daya hutan (PSDH),

Dana Reboisasi (DR), Pengganti Nilai Tegakan (PNT) dan Ganti Rugi Tegakan

(GRT) tidak masuk di kas Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi tetapi

oleh pemegang izin langsung di transfer di Bendahara penerima pusat

Kementerian Kehutanan sesuai keputusan menteri kehutanan yang memberi tugas

dan wewenang untuk mengadministrasikan PSDH, DR, PNT dan GRT. Jadi di

dalam struktur keuangan instansi ini tidak ada pengelolaan pendapatan oleh

bendahara penerimaan yang ada hanya bendahara pengeluaran yang mengelola

belanja kantor.

Page 66: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

56

56

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Keuangan Instansi Pemerintah

Dalam memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas sebuah laporan

keuangan pemerintah, perlu diselenggarakan pengelolaan keuangan pemerintah

yang terstuktur dan bersih. Terstuktur yang dimaksud di sini adalah pengelolaan

keuangan dijalankan sesuai tahapannya dimulai dari perencanaan anggaran hingga

pertanggungjawaban anggaran sehingga terbentuk sebuah sistem yang terpadu

sedangkan pengelolaan keuangan dikatakan bersih jika dalam sistem perencanaan

anggaran, sistem pelaksanaan anggaran dan sistem akuntansi - pelaporan anggaran

terbebas dari tindakan yang mengarah pada korupsi, kolusi dan nipotisme.

Setelah ditetapkannya PP No.71 tahun 2010 sebagai landasan utama

penerapan akuntansi akrual, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan

akuntansi pemerintah berbasis akrual di setiap unit pengelolaan keuangan instansi

pemerintah yang diatur dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan. Implementasi

kebijakan tentang pengelolaan keuangan pemerintah berbasis akrual pada Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar dapat dilihat dari

beberapa sistem yang dijalankan. Terdapat tiga sistem yang mengatur pengelolaan

keuangan yaitu sistem perencanaan anggaran, sistem pelaksanaan anggaran dan

sistem akuntansi dan pelaporan anggaran. Sistem akuntansi dan pelaporan inilah

yang menjadi fokus penelitian oleh penulis tapi tidak salahnya penulis mencoba

Page 67: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

57

57

merangkum sedikit proses pengelolaan keuangan pemerintah dari tahap awal

perencanaan sampai pelaksanaan anggarannya.

Proses pengelolaan keuangan sebuah instansi pemerintah diawali dari

penyusunan dan pengesahan dokumen daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA).

Penyusunan anggaran di Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah

XV Makassar dimulai dari pengajuan rencana kegiatan dari tiap seksi / bidang

untuk tahun anggaran yang akan datang. Pengajuan rencana kegiatan ini harus

mengacu pada rencana kerja (Renja) kementerian kehutanan dan dilengkapi

dengan besaran anggaran dan detail kegiatan. Setelah semua rencana kegiatan dari

beberapa seksi / bidang sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah

dilakukannya proses input ke aplikasi RKAKL-DIPA oleh petugas bagian rencana

dan program. Apikasi inilah yang nantinya akan memproses seluruh usulan

kegiatan kantor dalam satu tahun menjadi data rencana kerja dan anggaran

kementerian / lembaga (RKAKL) yang siap untuk di telaah oleh kementerian

kehutanan dan selanjutnya di bahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tahap

awal inilah yang biasa disebut dengan Sistem perencanaan anggaran.

Proses yang panjang dalam penyusunan dan pengesahan rencana anggaran

BPPHP Wilayah XV berakhir dalam bentuk dokumen pelaksanaan anggaran yang

selanjutnya disebut sebagai daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang telah

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan disahkan oleh Presiden dan

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Daftar isian

pelaksanaan anggaran tersebut memuat fungsi, subfungsi, program, hasil

(Outcome), indikator kinerja utama program, kegiatan, indikator kinerja kegiatan,

keluaran (Output), jenis belanja, alokasi anggaran dan rencana penarikan dana per

Page 68: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

58

58

bulan tiap-tiap satuan kerja pada kementerian negara. Oleh pihak unit satuan kerja

/ instansi pemerintah, bentuk DIPA dijabarkan lagi dalam bentuk rincian kertas

kerja satuan kerja, dimana dijelaskan detil kegiatan tiap output kegiatan. Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) inilah yang menjadi dasar hukum

pelaksanaan kegiatan di kantor.

Kegiatan kantor bisa dimulai setelah DIPA diterima oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) yang dijabat oleh Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi Wilayah XV Makassar. Tahap inilah yang disebut tahap pelaksanaan

anggaran dimana anggaran dicairkan sesuai dengan kegiatan yang tercantum pada

RKAKL. Proses pencairan anggaran ini menjadi tanggung jawab Kabag. TU

selaku Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar (PPSPM) mempuyai

Gambar 1.4 Aplikasi RKAKL-DIPA

2015

Page 69: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

59

59

tugas untuk mengesahkan dan mendatangani Surat Perintah Membayar (SPM)

yang dibuat oleh operator SPM.

Proses pembuatan surat perintah membayar (SPM) dimulai dari pengajuan

permintaan pencairan anggaran oleh seksi / bidang atas kegiatannya masing-

masing kepada bendahara sebagai pihak yang bertanggungjawab atas ketersediaan

dana. Bendahara selanjutnya berkoordinasi dengan verifikator/penguji keuangan

atas anggaran yang diminta, apakah sudah sesuai dengan mata anggaran kegiatan

(MAK) yang tertera di RKAKL. Jika semua dokumen sudah sesuai dengan

prosedur yang ada, segera diajukan kepada petugas pembuat SPM. Petugas ini

sering disebut operator SPM yang bertugas mengolah dokumen permintaan

anggaran menggunakan aplikasi SPM, untuk lebih jelasnya bisa melihat prosedur

permintaan anggaran dan pencairan anggaran dalam bentuk flow chart.

Gambar 1.5 Aplikasi SPM 2015

Page 70: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

60

60

Seksi TU,PEHP,STT

Bendahara Penguji- III Operator SPM

I dan II Penguji-II

Arsip

SPM,SPP,

START

Document

(DRPP cs)

(

Mencatat uang

ygdiminta

Seleksi doc

Opr.SPM1 or2?

Membuat SPP

SPP,doc Membuat SPM

TTD,Pin SPM,stempel

SPM,SPP,

doc

Arsip

SPM,doc

Arsip

SPM,doc

Antar SPM

Ambil SPPD

END

Daftar

SPM

Daftar SPP

SPPD FC SPPD

Bagan Alur pengerjaan SPM LS Gaji,Honor,Kontrak dan Perjalanan

Page 71: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

61

61

Seksi TU,PEHP,STT

Penguji II Penguji I Penguji III/Opr. SPM II

Bendahara

START

SPJ &

Pajak

(

Uji SPJ

Input data SPJ & Pajak

SPJ, FC

Pajak

DRPP, ADK

pajak

Membuat SPM

SPM

GU,SPP

Arsip

SPM,DRPP

END

Daftar

Pengujian

Uji SPJ SPJ,

Pajak

Arsip

SPM,DRPP

BAGAN ALUR PENGERJAAN SPM-GU

Keterangan

SPJ: Surat Pertanggungjawaban

FC : Fotocopy

DRPP : Daftar Rincian

Permintaan Pembayaran

ADK : Arsip Data Komputer

GU : Ganti Uang Persediaan

SPP: Surat Perintah Pembayaran

Page 72: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

62

62

Model pencairan dana oleh unit satuan kerja (satker) ada 2 jenis yaitu

melalui model uang persediaan (UP) dan model langsung (LS) yang semuanya

diajukan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Melalui 2

model ini diharapkan pencairan dana menjadi lebih lancar dan diharapkan satker

mampu menyusun strategi perencanaan pengeluaran anggaran, mengingat kedua

model pencairan ini mempunyai aturan-aturan tertentu yang bisa menjadi penentu

kelancaran atau malah sebaliknya.

Uang persediaan ini dimaksudkan seperti uang muka kerja yang bersifat

daur ulang (revolving) dan belum membebani mata anggaran diberikan oleh pihak

KPPN kepada satker, digunakan untuk kegiatan kantor yang bersifat rutin. Uang

persediaan dapat diberikan setinggi-tingginya:

1. 1/12 dari anggaran belanja (DIPA) menurut klasifikasi belanja barang

dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.

50 juta untuk anggaran sampai dengan 900 juta.

2. 1/18 dari anggaran belanja (DIPA) menurut klasifikasi belanja barang

dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.

100 juta untuk anggaran sampai dengan Rp. 2,4 miliar.

3. 1/24 dari anggaran belanja (DIPA) menurut klasifikasi belanja barang

dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp

200 juta untuk anggaran diatas Rp. 2,4 miliar sampai dengan Rp. 6

miliar.

4. 1/30 dari anggaran belanja (DIPA) menurut klasifikasi belanja barang

dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.

500 juta untuk anggaran diatas Rp. 6 miliar.

Page 73: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

63

63

Uang persediaan (UP) dapat diberikan untuk pengeluaran seperti belanja

barang, honor dan belanja perjalanan dinas. Jika uang persediaan sudah digunakan

minimal 50% dari total dana UP yang diterima, satker bisa melakukan pengisian

kembali (revolving) uang persedian yang diajukan kepada KPPN. Melihat

kegiatan kantor yang beranekaragam jenisnya pasti suatu saat dibutuhkan

anggaran yang berlebih untuk membiayai kegiatan kantor yang besar. Maka untuk

mengatasi hal tersebut, bisa mengajukan Tambahan uang Persediaan (TUP)

kepada KPPN dengan melampirkan surat pengajuan TUP. Surat permintaan TUP

tersebut akan dibalas oleh KPPN dalam bentuk surat penolakan atau persetujuan,

jika disetujui oleh KPPN segera dibuatkan SPM-TUP untuk mencairkan dana dan

perlu diingat bahwa umur pertanggungjawaban TUP ini hanya sebulan, sebelum

mendekati jatuh tempo segera di nihilkan dengan dibuatkan SPM-TUP Nihil.

Pengelolaan uang persediaan ini berulang terus sampai akhir tahun anggaran dan

berakhir dengan pengajuan SPM-Nihil dimana sisa uang persediaan dikembalikan

ke kas negara. Pembayaran dengan menggunakan model langsung (LS) artinya

pembayaran melalui transfer dari rekening kas negara ke rekening bank penerima

setelah memenuhi persyaratan yang berlaku. Pembayaran dengan menggunakan

model LS biasa dilakukan untuk pembayaran belanja barang atau modal melalui

pihak ketiga dan pembayaran gaji pegawai. Untuk semua model pencairan

anggaran baik itu Uang Persediaan (UP) maupun Langsung (LS) akan

mendapatkan bukti dari KPPN bahwa anggaran tersebut sudah ditransfer ke

rekening bendahara maupun rekening pihak ketiga berupa Surat Perintah

Pencairan Dana (SPPD). SPM dan SPPD inilah yang menjadi dokumen sah dalam

proses pelaporan keuangan.

Page 74: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

64

64

2. Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual

Dalam penerapan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah

pusat (SAPP) harus sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (SAP).

Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah merupakan amanat yang

tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 pasal 6 “Pemerintah

menyusun sistem akuntansi pemerintah yang mengacu pada SAP”. Sistem

akuntansi pemerintah pusat terdiri dari sistem akuntansi dan pelaporan keuangan

bendahara umum negara (SABUN) yang dilaksanakan khusus oleh kementerian

keuangan dan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan instansi (SAI) yang

dilaksanakan oleh kementerian / lembaga negara. Sistem akuntansi dan pelaporan

keuangan instansi (SAI) merupakan penjabaran siklus akuntansi yang memproses

transaksi keuangan, barang dan transaksi lainnya untuk menghasilkan laporan

keuangan pada lingkup instansi pemerintah.

Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar

merupakan instansi pemerintah di bawah kementerian kehutanan yang

menjalankan tugas sebagai unit akuntansi dan pelaporan keuangan kuasa

pengguna anggaran (UAKPA). Unit akuntansi dan pelaporan instansi terdiri dari

unit akuntansi dan pelaporan keuangan dan unit akuntansi dan pelaporan barang

milik negara (BMN). Pembentukan kedua unit akuntansi dan pelaporan tersebut

dimaksudkan agar penyelenggaraan pencatatan atas transaksi aset berupa kas dan

barang milik Negara (BMN) terjadi check and balance sebagai bahan dari

penyelenggaraan pengendalian internal di masing-masing unit akuntansi dan

pelaporan pada kementerian negara/lembaga.

Page 75: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

65

65

Pembagian unit akuntansi dan pelaporan pada instansi pemerintah

merupakan bagian dari penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010

tentang standar akuntansi pemerintah berbasis akrual yang termuat dalam

lampiran I.01 - Kerangka konseptual akuntansi pemerintah yang terinci dalam

entitas akuntansi dan pelaporan paragraph 21-23.

“Paragraph 21 - entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintah yang

mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi

dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.

Paragraph 22 – entitas pelaporan merupakan unit pemerintah yang terdiri dari satu

atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan

keuangan yang bertujuan umum. Paragraph 23 – dalam penetapan entitas

pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian dan

penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap asset, yurisdiksi, tugas dan misi

tertentu dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari

entitas pelaporan lainnya.”

Dilihat dari segi prosesnya, akuntansi mengandung beberapa aktivitas

yang dimulai dari mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi

keuangan yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah serta melaporkan hasil-

hasilnya di dalam suatu laporan. Tampak unit akuntansi dan pelaporan tingkat

instansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan atas pelaksanaan anggaran

dan penatausahaan BMN sesuai dengan tingkat organisasinya.

Page 76: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

66

66

Pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV

Makassar dalam pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual dapat

dibagi menjadi tiga subsistem yaitu sistem akuntansi dan pelaporan kas, sistem

akuntansi dan pelaporan persediaan dan barang milik Negara (BMN) serta sistem

akuntansi dan pelaporan keuangan kuasa pengguna anggaran. Penulis akan

menjelaskan detail sistem akuntansi dan pelaporan tiap bagiannya yaitu:

a. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Kas

Kas adalah asset yang paling liquid dan utama pada organisasi

pemerintahan yang menjadi penggerak roda kegiatan pada suatu instansi.

Karena begitu pentingnya kas maka perlu tindakan khusus dengan

menjalankan suatu sistem yaitu system akuntansi dan pelaporan kas.

Untuk bisa menjalankan sistem akuntansi dan pelaporan kas dibutuhkan

jabatan khusus untuk mengelolanya yaitu Bendahara pengeluaran yang

langsung diangkat berdasarkan SK kepala Balai dan diketahui oleh

Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan dan KPPN sebagai partner di

bidang keuangan.

Pada Balai pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV

memiliki satu Bendahara Pengeluaran yang memiliki tugas mencatat atau

membukukan segala transaksi kas yang berhubungan dengan kegiatan

kantor, pencatatan inilah yang menjadi dasar dalam menghasilkan laporan

pertanggungjawaban bendahara. Transaksi keuangan yang dicatat oleh

bendahara pengeluaran meliputi penerimaan kas, pengeluaran kas,

perubahan posisi kas dan perubahan kredit anggaran dalam rangka

Page 77: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

67

67

pelaksanaan anggaran belanja dalam satuan kerja. Pencatatan transaksi

inilah yang dikenal dengan pembukuan. Pengertian bendahara juga di

jelaskan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbandaharaan Negara Pasal 1 angka 18 “Bendahara Pengeluaran adalah

orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,

menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

belanja dalam rangka pelaksanaan APBN”. Pengertian menatausahakan

termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan pembukuan.

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan sistem

akuntansi dan pelaporan kas oleh bendahara, terlihat bahwa seluruh

kegiatan bendahara dibantu oleh sebuah aplikasi. Kegiatan yang

sebelumnya dilakukan manual oleh bendahara sekarang dikerjakan secara

otomatis oleh aplikasi. Aplikasi ini bernama Silabi yang mempunyai arti

sistem laporan bendahara instansi.

Aplikasi silabi dapat dijalankan sesuai prosedur yang berlaku,

secara kronologis proses kinerjanya dimulai dengan prosedur pencatatan

berdasarkan identifikasi dokumen sumber. Hal ini disebabkan tidak semua

dokumen yang dibuat atau diterima oleh bendahara harus dicatat.

Setidaknya ada 4 (empat) pencatatan yang dilakukan yaitu mencatat

nomor SP2D sebagai bukti dari pencairan SPM, mencatat saldo awal

untuk memindahkan saldo pembukuan manual, mencatat kuintansi untuk

merekam kuintansi yang diperoleh dari penggunaan uang persediaan (UP)

dan mencatat pajak yang dipungut oleh bendahara.

Page 78: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

68

68

Setelah itu, melakukan prosedur klasifikasi transaksi untuk

menentukan harus dicatat dimana sumber dokumen tersebut. Nantinya

transaksi akan diposting ke buku pembantu kas, buku pembantu bank,

buku pembantu kas tunai, buku pembantu BPP dan buku pembantu UP.

Prosedur terakhir adalah prosedur akuntansi pelaporan dimana dalam

prosedur ini menghasilkan laporan berupa buku kas umum, berita acara

pemeriksaan kas, buku pengawas anggaran dan Laporan

pertanggungjawaban bendahara. Buku Kas Umum (BKU) merupakan

kumpulan catatan semua transaksi keuangan berkaitan dengan penerimaan

kas, pengeluaran kas dan perubahan kas melalui bendahara pengeluaran

sedangkan penjelasan rinci dari buku kas umum ada di buku pembantu.

Laporan pertanggungjawaban merupakan amanat yang harus dilaksanakan

oleh bendahara sesuai dengan penjelasan Peraturan Menteri Keuangan

nomor 73/PMK/2008 pasal 1 menyebutkan bahwa laporan

Pertanggungjawaban Bendahara yang selanjutnya disebut LPJ adalah

laporan yang dibuat oleh bendahara atas uang yang dikelolanya sebagai

pertanggungjawaban pengelolaan uang.

Melihat proses kerja bendahara di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa bendahara pengeluaran hanya bertanggung jawab

sebatas uang yang dikuasainya. Pada dasarnya uang yang dikuasai

bendahara pengeluaran dapat dikelompokkan atas uang yang berasal dari

pencairan SPPD-UP (Surat Perintah Pencairan Dana-Uang Persediaan),

uang yang berasal dari pencairan SPPD-TUP (Tambahan Uang

Page 79: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

69

69

Persediaan), uang yang berasal dari pencairan SPPD-LS Bendahara, uang

yang berasal dari pungutan pajak dan uang dari sumber lainnya yang

menjadi hak negara.

Secara proses pencatatan masih sama yaitu menggunakan single

entry bookkeeping atau pembukuan satu sisi, dimana setiap transaksi

hanya mempengaruhi dan dicatat pada salah satu sisi yaitu sisi debit untuk

transaksi penerimaan dan sisi kredit untuk transaksi pengeluaran. Single

entry dipilih karena lebih praktis mengerjakannya dan hasilnya sudah

memenuhi kebutuhan informasi bendahara.

b. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Persediaan-Barang Milik Negara

Persediaan dan barang adalah aset yang paling banyak kuantitasnya

dari segi fisik maupun nilai ekonomisnya pada Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar. Melihat banyaknya

persediaan dan barang milik negara maka perlu ada pengawasan ekstra

Gambar 1.6 Aplikasi Bendahara 2014

Page 80: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

70

70

agar terhindar dari resiko hilangnya persedian dan barang. Pengawasan

terhadap persediaan dan barang milik Negara dapat dilakukan melalui

sistem akuntansi dan pelaporan persediaan dan barang milik negara yang

dijalankan oleh Petugas bagian sistem informasi manajemen dan

akuntansi-barang milik negara (SIMAK-BMN) yang ditunjuk berdasarkan

SK kepala Balai dan tembusan kepada Dirjen-BUK dan Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) sebagai partner di bidang

pengelolaan barang milik negara.

Petugas sistem informasi manajemen dan akuntansi-barang milik

negara (SIMAK-BMN) bertugas menatausahakan persediaan habis pakai

dan aset milik negara. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang

meliputi prosedur pembukuan, inventarisasi dan pelaporan persediaan dan

barang milik negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Penatausahaan yang dijalankan petugas SIMAK-BMN dibantu

oleh sebuah aplikasi juga, aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi

persediaan untuk barang habis pakai dan aplikasi BMN untuk

penatausahaan barang modal.

Bila dilihat kerja kedua aplikasi ini memiliki beberapa prosedur

yang harus dijalankan. Prosedur pertama yaitu prosedur pembukuan yang

dimulai dari perekaman (input) dokumen sumber seperti SPK, kuintansi,

faktur, SPM, BAST dan dokumen kepemilikan. Selanjutnya, prosedur

inventarisasi merupakan kegiatan verifikasi barang milik Negara dengan

melihat kode barang, nomor asset, kuintansi dan nilai asset. Memasuki

prosedur yang terakhir yaitu pelaporan barang milik negara disusun

Page 81: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

71

71

menurut perkiraan neraca yang terdiri dari asset lancar, asset tetap dan

asset lainnya. Asset lancar berupa persediaan, asset tetap berupa tanah,

peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan,

asset tetap lainnya terdiri dari asset tak berwujud. Jadi apliksi BMN ini

menghasilkan Laporan Posisi Barang Milik Negara, Laporan Barang

Kuasa Pengguna Barang dan Laporan Catatan Ringkas Barang Milik

Negara Kuasa Pengguna Anggaran, yang semuanya juga dilaporkan tiap

semester. Sehingga bisa dikatakan aplikasi ini mampu memberikan

informasi yang dibutuhkan pengguna melalui laporan yang dihasilkannya.

Khusus untuk aplikasi persediaan menghasilkan daftar transaksi

persediaan, laporan mutasi barang persediaan, laporan posisi persediaan di

neraca, laporan persediaan yang seluruhnya dilaporkan tiap semester.

Selain itu, petugas persediaan harus melakukan pemeriksaan fisik

terhadap barang persediaan yang dilaporkan dalam bentuk berita acara

pemeriksaan hasil stock opname fisik barang persediaan.

Gambar 1.9 Aplikasi Persediaan

Page 82: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

72

72

Selain itu, aplikasi BMN inilah yang memproses seluruh data

barang milik Negara termasuk data persediaan yang sudah diolah melalui

aplikasi persediaan sehingga nantinya akan menghasilkan catatan atas

laporan barang milik Negara. Laporan persediaan dan barang milik negara

selanjutnya akan diproses dan diolah lagi oleh Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran (UAKPA) untuk menghasilkan Laporan Keuangan.

c. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna

Anggaran

Dari dua laporan di atas yaitu laporan pertanggungjawaban

bendahara dan laporan barang milik negara tadi akan dicatat dan kemudian

diproses menjadi laporan keuangan oleh UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran). Jadi laporan keuangan instansi disusun dengan

menggabungkan seluruh laporan yang ada selaku pengelola kas dan

barang milik negara. Terkait laporan yang dihasilkan oleh Bendahara yang

Gambar 2.0 Aplikasi Barang Milik

Negara

Page 83: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

73

73

digunakan UAKPA adalah data Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang

terkait dengan akun kas di bendahara pengeluaran sedangkan data yang

dihasilkan dari laporan posisi barang milik negara yang digunakan adalah

persediaan, tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan dan

jaringan, asset tetap lainnya, asset tak berwujud, asset lain-lain dan

akumulasi penyusutan.

Sebelum transfer data dari kedua laporan tersebut dilakukan harus

sudah dilaksanakan prosedur rekonsiliasi data dengan UAKPA.

Rekonsiliasi data ini berkaitan dengan rekonsiliasi internal antara neraca

SAK dengan laporan pertanggungjawaban bendahara dan laporan barang

SIMAK BMN sehingga data yang diolah untuk menjadi laporan keuangan

dalam kondisi benar.

UAKPA adalah unit yang melaksanakan sistem akuntansi

keuangan pada satuan kerja. Sama halnya dengan petugas keuangan yang

lain, petugas unit akuntansi kuasa pengguna anggaran (UAKPA) dalam

menjalankan sistem akuntansi keuangan pemerintah juga dibekali aplikasi

dalam kegiatan sehari-harinya, aplikasi ini bernama SAIBA (Sistem

Akuntansi Instansi Berbasis Akrual).

Dalam menjalankan aplikasi SAIBA ada beberapa prosedur juga

yang harus dijalankan yaitu menjalankan prosedur pencatatan dokumen

sumber transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan anggaran mulai dari

input dokumen anggaran DIPA, input dokumen realisasi pendapatan

berupa surat setoran bukan pajak (SSBP) dan pengembalian belanja, input

transaksi penyesuaian, input transaksi aset dan input dokumen realisasi

Page 84: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

74

74

belanja berupa SPM yang sudah diterbitkan SPPD-nya. Setelah itu,

melakukan prosedur posting transaksi untuk memindahkan transaksi yang

telah tercatat dan benar ke buku besar Revisi Dipa, SPM/SP2D,

penerimaan, jurnal neraca, data BMN atau koreksi. Proses posting ini

dilakukan setiap bulan, jika terdapat perubahan transaksi pada bulan yang

telah dilakukan proses posting maka transaksi pada bulan tersebut harus

dilakukan posting ulang. Prosedur pelaporan yaitu penyusunan laporan

keuangan berupa buku besar, laporan operasional, laporan perubahan

ekuitas, neraca, laporan realisasi anggaran dan Catatan atas laporan

keuangan (CaLK) berdasarkan standar akuntansi pemerintah sehingga

pencatatan realisasi yang dilakukan harus memenuhi kriteria pendapatan

dan belanja.

Unsur laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:

1) Laporan pelaksanaan anggaran, terdiri dari Laporan realisasi

anggaran (LRA) yang merupakan salah satu komponen laporan

keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi

dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola instansi.

Satu lagi Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang

menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL tahun

pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, laporan ini

hanya disajikan oleh bendahara umum Negara yang diwakili oleh

kementerian keuangan.

2) Laporan financial, terdiri dari neraca yang merupakan laporan

keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas

Page 85: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

75

75

pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada periode

tertentu. Laporan arus kas adalah bagian dari laporan financial

yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas

selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris. Laporan

arus kas (LAK) wajib disusun dan disjikan hanya oleh unit

organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

Laporan perubahan ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Laporan operasional (LO) disusun untuk

melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full

accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan

operasional, laporan perubahan ekuitas dan neraca mempunyai

keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3) Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari laporan keuangan dan oleh karenanya setiap

entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan catatan atas

laporan keuangan. Catatan ini berisi penjelasan atau daftar terinci

atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan

realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran, neraca,

laporan operasional, laporan arus kas dan laporan perubahan

ekuitas serta terdapat informasi yang dianjurkan oleh Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintah serta pengungkapan-pengungkapan

lainnya yang diperlukan.

Page 86: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

76

76

Laporan keuangan yang dihasilkan unit akuntansi kuasa pengguna

anggaran (UAKPA) dilaporkan setiap bulan dan setiap semester. Laporan

keuangan bulanan berisi laporan realisasi anggaran, neraca dan lampiran-

lampiran berupa daftar SPM-SPPD dan berita acara rekonsiliasi kas dan

barang milik Negara. Laporan keuangan semester dilaksanakan dua kali

dalam setahun yaitu akhir juni dan akhir desember. Laporan keuangan

semester berisi semua seluruh data di laporan bulanan ditambah catatan

atas laporan keuangan (CALK) beserta laporan terperinci mengenai

persediaan dan barang milik negara. Semua laporan di atas disampaikan

kepada unit akuntansi pembantu pengguna anggaran - eselon 1 (UAPPA-

E1) dan unit akuntansi pembantu pengguna barang - eselon 1 (UAPPB-E1)

untuk digabungkan setelah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap

bulan, semester 1 dan tahunan.

Melihat dari kinerja bendahara dan petugas SAKPA (Sistem

Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran) yang keduanya sama-sama

Gambar 2.1 Aplikasi SAIBA

Page 87: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

77

77

mencatat dokumen sumber transaksi tapi ada beberapa perbedaan yang

menonjol sehingga kedua petugas ini dibutuhkan kinerjanya. Salah satu

perbedaannya adalah saat pengakuan belanja dalam PSAP Nomor 02

Paragraf 32 dinyatakan bahwa “pengeluaran melalui bendahara

pengeluaran, pengakuan belanjanya terjadi pada saat pertanggungjawaban

atas pengeluaran yang disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi

perbendaharaan” artinya ketika pembayaran menggunakan uang

persediaan dilakukan oleh bendahara pengeluaran, pihak UAKPA tidak

mencatat karena belum memenuhi kriteria belanja sesuai standar

akuntansi. Pihak UAKPA baru akan mencatat pengeluaran yang dilakukan

oleh bendahara pengeluaran sebagai belanja ketika SPPD GUP (ganti uang

persediaan) dari KPPN sudah diterbitkan. Sehingga menjadi kewajiban

bendahara untuk melakukan pembukuan atas pembayaran yang

dilakukannya karena tidak ada pihak lain yang membukukan kalau bukan

bendahara sendiri yang melakukannya.

Meninjau secara menyeluruh sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual,

penulis mendapatkan penjelasan bahwa sistem akuntansi pemerintah yang terdiri

dari sistem akuntansi dan pelaporan kas, sistem akuntansi dan pelaporan

persediaan dan barang milik Negara (BMN) serta sistem akuntansi dan pelaporan

keuangan kuasa pengguna anggaran menitik beratkan pada penggunaan aplikasi

keuangan dalam kinerjanya. Ini terlihat jelas ketika memasuki tahun anggaran

baru yaitu tahun 2015 ini, seluruh sistem pengelolaan keuangan sudah memakai

aplikasi dalam menjalankan proses kinerjanya.

Page 88: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

78

78

Untuk menyempurnakan sistem pengelolaan keuangan pada intansi

pemerintah, akhirnya kementerian keuangan pada akhir tahun 2014 mengeluarkan

aplikasi baru untuk bendahara pengeluaran yaitu aplikasi SILABI (Sistem

Laporan Bendahara Instansi). Bendahara yang selama ini jauh dari sentuhan

teknologi dan masih mengandalkan proses manual dalam menyelesaikan

kinerjanya dengan buku kas nya sekarang sudah sejajar dengan petugas keuangan

yang lainnya.

Selain itu ada beberapa perubahan nama pada aplikasi, yaitu pada tahun

2014 yang lalu aplikasi ini dikenal dengan aplikasi sistem akuntansi keuangan

pengguna anggaran (SAKPA) tapi memasuki tahun 2015 ini aplikasi SAKPA

diganti dengan aplikasi sistem akuntansi instansi basis akrual (SAIBA).

Penggantian aplikasi ini merupakan langkah awal pemerintah untuk menerapkan

implementasi penuh akuntansi akrual dan memasuki laporan keuangan berbasis

akrual yang akan dilaksanakan tahun ini. Pada tahun 2015 tepatnya pertengahan

Gambar 1.7 Aplikasi SAS-bendahara

Page 89: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

79

79

maret ini, ada perubahan nama aplikasi yaitu SAS (Sistem Aplikasi Satker) yang

menyempurnakan aplikasi sebelumnya. Aplikasi SAS ini terdiri dari 2 aplikasi

yang terintegrasi yaitu aplikasi bendahara (menggantikan silabi) dan aplikasi

SPM. Dengan hanya menggunakan satu aplikasi saja bisa mengakses 2 fungsi

yang berbeda dengan menggunakan username dan password yang berbeda. Inilah

langkah awal pemerintah yang diwakilkan oleh kementerian keuangan dalam

melakukan terobosan dalam sistem akuntansi berbasis akrual. Kedepannya

seluruh aplikasi keuangan yang ada sekarang akan digabung menjadi satu aplikasi

saja yang bernama Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).

Hadirnya aplikasi keuangan dalam lingkup pemerintahan menjadikan

proses manual yang sebelumnya terlihat menyulitkan dan menyita waktu,

sekarang terlihat lebih sederhana dan menghemat waktu. Kesalahan – kesalahan

yang sering terjadi akibat dari kelalaian manusia saat proses manual dahulu masih

berlangsung, sekarang lebih bisa dikurangi dengan kecanggihan sebuah aplikasi.

Akan tetapi semua itu harus diimbangi dengan kemampuan personilnya baik

secara pengoperasionalan aplikasi maupun secara penguasaan ilmu akuntansinya.

Gambar 1.8 Aplikasi SAS-operator

SPM

Page 90: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

80

80

B. Pembahasan

Sistem akuntansi pemerintah merupakan rangkaian sistematik dari

prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi

analisis sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan

organisasi pemerintah. Dengan demikian sistem akuntansi merupakan suatu

wadah untuk memproses data keuangan sampai dihasilkannya informasi keuangan

yang disajikan dalam laporan keuangan. Untuk dapat menjalankan sistem

akuntansi pemerintah dengan baik dibutuhkan elemen-elemen yang mendukung

sistem akuntansi pemerintah tersebut. Penulis akan menganalisis elemen apa saja

yang mendukung kinerja sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual pada Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar.

1. Hubungan Penggunaan Aplikasi Keuangan terhadap Sistem Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual

Melihat kinerja sistem akuntansi pemerintah yang menggerakan roda

keuangan dan akuntansi pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

Wilayah XV Makassar, terlihat jelas peranan aplikasi keuangan dalam

menyelesaikan masalah keuangan dan akuntansi di instansi tersebut. Penggunaan

aplikasi keuangan pada setiap aktivitas keuangan dan pelaporan dimulai dari

penganggaran hingga pelaporan merupakan amanat dari Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang penerapan standar akuntansi

pemerintah berbasis akrual pada pemerintah pusat. Sampai saat ini aplikasi

keuangan mampu menjalankan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

Hal ini sudah terbukti dapat mengolah data keuangan menjadi laporan keuangan

Page 91: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

81

81

berbasis akrual dan menjaga konsistensi dalam perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, akuntansi dan pertanggungjawaban anggaran dengan penggunaan

arsip data computer (ADK) RKA-KL pada setiap jenis aplikasi keuangan instansi.

Untuk bisa melihat keunggulan aplikasi SAIBA, perlu dibandingkan

dengan aplikasi yang sebelumnya yaitu aplikasi SAKPA. Perbedaan yang utama

di antara dua aplikasi ini adalah sebagai berikut.

No. SAKPA SAIBA

1. Menggunakan basis Cash Towards

Accrual.

Basis kas digunakan selama periode

transaksi. Basis akrual digunakan

ketika penyusunan Laporan

Keuangan. Sehingga proses meng-

akrual-kan transaksi dilakukan

secara manual.

Menggunakan Basis Accrual.

Basis kas digunakan selama periode

transaksi, kemudian Aplikasi

secara otomatis meng-akrual-kan

transaksi tersebut.

Gambar 2.2 Jurnal penyesuaian pada SAIBA

Page 92: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

82

82

2. Jurnal yang digunakan:

1.Belanja (utamanya Copy

langsung dari aplikasi SPM)

2. Pengembalian Belanja (utamanya

copy langsung dari aplikasi SPM)

3. Pendapatan (Manual)

4. Pengembalian Pendapatan

(Manual)

5. Neraca (Manual, kecuali BMN &

Persediaan)

6. BMN (Copy dari Aplikasi

SIMAK-BMN)

Jurnal yang digunakan:

1.Belanja (utamanya Copy langsung

dari aplikasi SPM)

2. Pengembalian Belanja (utamanya

copy langsung dari aplikasi SPM)

3. Pendapatan (manual)

4. Pengembalian Pendapatan

(manual)

5. Neraca (manual, kecuali BMN &

Persediaan)

6. BMN (copy dari Aplikasi

SIMAK-BMN)

7. Penyesuaian

8. Penutup

3. Seluruh transaksi atas suatu akun

dapat dilihat di Buku Besar

Seluruh transaksi atas suatu akun

dapat dilihat di dua Buku Besar,

Buku Besar Kas untuk melihat

transaksi dengan basis kas, dan

Buku Besar Akrual untuk melihat

transaksi dengan basis akrual.

4. Hanya mengenal Pendapatan dan

Belanja

Selain mengakui Pendapatan dan

Belanja, SAIBA juga mengakui

"Beban" yang dicatat pada buku

besar akrual.

5. Laporan yang dihasilkan:

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

Laporan yang dihasilkan:

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Laporan Keuangan yang terdiri

dari:

a. Laporan Operasional

b. Laporan Perubahan Ekuitas

c. Neraca

Page 93: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

83

83

Keberhasilan aplikasi keuangan ini tidak meyurutkan pemerintah untuk

menyempurnakannya, kedepannya aplikasi keuangan yang ada akan

dikembangkan ke arah sistem aplikasi yang terintegrasi. Sistem aplikasi

terintegrasi adalah sistem aplikasi yang menghubungkan seluruh proses yang

terkait dengan pengelolaan APBN dimulai dari proses penganggaran, pelaksanaan

dan pelaporan pada Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara dan

dipertegas oleh PMK No.270/PMK.05/2014 yang mengatakan bahwa dalam

penggunaan aplikasi yang terintegrasi itu merupakan bagian terpenting dalam

penyempurnaan proses akuntansi berbasis akrual.

2. Hubungan Unit-unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terhadap

Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

Selain aplikasi keuangan yang terlihat menonjol dalam sistem akuntansi

pemerintah berbasis akrual, ada juga elemen lain yang mendukung yaitu

pembagian unit akuntansi dan pelaporan keuangan lingkup kementerian negara

yang sangat detail dan terstruktur. Sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual

akan berjalan dengan baik jika dalam suatu instansi pemerintah yang

melaksanakan proses akuntansi dapat mengkoordinasikan unsur-unsur menjadi

satu kesatuan yang dilaksanakan oleh unit akuntansi dan pelaporan keuangan.

Unit akuntansi dan pelaporan pada istansi pemerintah terdiri dari unit akuntansi

dan pelaporan keuangan dan unit akuntansi dan pelaporan barang milik Negara

(BMN). Penjelasan mengenai pembentukan unit-unit akuntansi dan pelaporan

keuangan secara berjenjang beserta mekanisme pelaporannya dapat dilihat di

PMK No.213 tahun 2013. Pembentukan kedua unit akuntansi dan pelaporan

Page 94: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

84

84

tersebut dimaksudkan agar penyelenggaraan pencatatan atas transaksi aset berupa

kas dan BMN dapat diungkapkan secara penuh sebagai bagian dari

penyelenggaraan akuntansi berbasis akrual.

Pembentukan unit-unit akuntansi dan pelaporan keuangan dilengkapi

dengan tugas dan wewenangnya masing-masing, kadang terjadi perbedaan data di

antara keduanya sehingga perlu diadakan rekonsiliasi data antar unit untuk

meyakinkan data keuangan sebelum disusun menjadi laporan keuangan dan

disampaikan kepada stakeholder sesuai dengan ketentuan. Rekonsiliasi ini

merupakan kegiatan terpenting dari interaksi antara unit-unit akuntansi dan

pelaporan keuangan karena dapat meminimalisasi terjadinya perbedaan

pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam

laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas merupakan hasil yang

ingin dicapai oleh sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual.

Selain itu, penulis mencoba menganalisa penerapan sistem akuntansi

pemerintah berbasis akrual dengan menggunakan pendekatan ciri-ciri pokok

sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) menurut PMK nomor 213

/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat adalah

a. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan

pemerintah adalah basis akrual akan tetapi dalam penerapannya basis kas

tetap digunakan dalam penyusunan laporan realisasi anggaran. Hal ini

sejalan dengan masih digunakannya pendekatan basis kas dalam

penyusunan APBN. Sedangkan untuk laporan keuangan selain laporan

Page 95: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

85

85

realisasi anggaran seperti laporan operasional harus menggunakan

pendekatan akuntansi berbasis akrual. Melihat kondisi di atas. Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar sudah

menjalankan dengan semestinya, dimana dalam laporan keuangannya

dirancang untuk memenuhi informasi akrual sedangkan basis kas tetap

digunakan oleh bendahara dalam melakukan pembukuan dan

pelaporannya sehingga nantinya digunakan sebagai bahan pembuatan

laporan realisasi anggaran oleh UAKPA.

Gambar 2.3 Laporan realisasi anggaran belanja

Page 96: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

86

86

b. Sistem pembukuan berpasangan

Sistem pembukuan berpasangan didasarkan atas persamaan dasar

akuntansi yaitu aset = kewajiban + ekuitas. Setiap transaksi dibukukan

dengan mendebet perkiraan dan mengkredit perkiraan yang terkait.

Namun demikian untuk akuntansi atas anggaran dilaksanakan secara

single entry (pembukuan tunggal). Untuk dapat melihat pembukuan

berpasangan dapat dilihat di neraca yg merupakan hasil dari UAKPA

sedangkan pembukuan tunggal dapat ditemukan di pencatatan bendahara.

Gambar 2.4 informasi belanja secara akrual

Page 97: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

87

87

c. Desentralisasi pelaksanaan akuntansi

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas dilaksanakan

secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi dan pelaporan keuangan baik

kantor pusat maupun di daerah. Balai pemantauan pemanfaatan hutan

produksi wilayah XV Makassar merupakan unit akuntansi dan pelaporan

keuangan kuasa pengguna anggaran (UAKPA) yang berada pada tingkat

satuan kerja di daerah. Hasil pelaksanaan UAKPA ini yang berupa

laporan keuangan satuan kerja akan disampaikan kepada unit diatasnya

yaitu unit akuntansi dan pelaporan keuangan pembantu pengguna

Gambar 2.5 Buku kas umum

Page 98: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

88

88

anggaran eselon 1 (UAPPA-E1) yang dikelola oleh Dirjen Bina Usaha

Kehutanan. Selanjutnya laporan keuangan dari tiap Direktorat Jenderal

digabungkan untuk menghasilkan laporan keuangan Kementerian

Kehutanan oleh Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengguna

Anggaran (UAPA) yang berada pada tingkat Kementerian

Negara/Lembaga.

d. Bagan akun standar

Sistem akuntansi pemerintah pusat menggunakan bagan akun

standar yang ditetapkan oleh menteri keuangan yang berlaku untuk tujuan

penganggaran maupun akuntansi. Bagan akun standar merupakan daftar

kodefekasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara

sistematis sebagai pedoman dalam perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan pemerintah. Kodefikasi

akun ini sudah digunakan dalam sistem yang terintegrasi dalam

pengelolaan keuangan di balai pemantauan pemanfaatan hutan produksi

wilayah XV Makassar. tiap aplikasi yang terdapat dalam siklus

pengelolaan keuangan Negara membutuhkan data adk RKA-KL karena

terdapat bagan akun standar yang merupakan pedoman dalam pencatatan

seluruh transaksi keuangan instansi.

Page 99: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

89

89

e. Standar akuntansi pemerintahan (SAP)

Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu pada standar

akuntansi pemerintah (SAP) dalam melakukan pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan entitas

pemerintah pusat. Semua laporan keuangan harus disajikan dengan

memenuhi prinsip-prinsip akuntansi dan kaidah akuntansi sesuai standar

akuntansi pemerintah. Semua standar akuntansi tertuang dalam Peraturan

Pemerintah nomor 71 tahun 2010. Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintah (PSAP) nomor 01 tentang penyajian laporan keuangan

menjelaskan paragraf 44 berbunyi “Neraca menggambarkan posisi

keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban dan ekuitas

pada tanggal tertentu” sudah dilaksanakan sesuai dengan neraca di balai

pemantauan pemanfaatan hutan produksi wilayah XV Makassar.

Gambar 2.6 Rencana Kerja Anggaran Kementerian

Page 100: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

90

90

3. Hubungan Kebijakan Akuntansi Pemerintah terhadap Sistem Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual

Menjalankan sebuah sistem akuntansi pemerintah yang baru dalam hal ini

berbasis akrual, dibutuhkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah mengenai

akuntansi sehingga dengan cepat dapat diimplementasikan dengan baik oleh

instansi pemerintah. Penulis mengambil beberapa kebijakan akuntansi pemerintah

yang tertuang pada PMK No.219/PMK.5/2013 tentang kebijakan akuntansi

Gambar 2.7 Neraca

Page 101: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

91

91

pemerintah pusat yang diterapkan di Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi wilayah XV Makassar diantaranya :

a. Kebijakan pemerintah terkait akuntansi kas dan setara kas

Pengelolaan, penguasaan dan pertanggungjawaban kas selain oleh

bendaha umum negara yakni Menteri Keuangan dilakukan juga oleh

bendaha pengeluaran yang berada di instansi pemerintah. Kas di

bendahara pengeluaran adalah saldo uang persediaan (UP) yang

dikelola bendahara pengeluaran yang harus dipertanggungjawabkan

dalam rangka pelaksanaan pengeluaran kementerian. Kebijakan ini

berlaku umum bagi seluruh instansi termasuk Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar.

b. Kebijakan pemerintah terkait akuntansi persediaan

Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan

diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal. Biaya tersebut didukung oleh bukti / dokumen yang dapat

diverifikasi dan di dalamnya terdapat elemen harga barang persediaan

sehingga biaya tersebut dapat diukur secara andal, jujur dapat

diverifikasi dan bersifat netral. Yang kedua pada saat diterima atau hak

kepemilikannya berpindah. Dokumen sumber yang digunakan sebagai

pengakuan perolehan persediaan adalah faktur, kuintansi atau berita

serah terima (BAST). Kedua hal tersebut sesuai dengan penginputan

data persediaan oleh petugas persediaan Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar.

Page 102: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

92

92

c. Kebijakan pemerintah terkait akuntansi aset tetap

Metode penyusutan asset tetap yang diterapkan pemerintah untuk

mengalokasikan nilai / besaran asset yang dapat didepresiasikan secara

sistematis sepanjang umur asset adalah metode garis lurus. Metode

garis lurus menetapkan tarif penyusutan untuk masing-masing periode

dengan jumlah yang sama.

Penyusutan per periode = _____________________

Untuk melihat sudah sesuaikah perhitungan penyusutan asset tetap

pada Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV

Makassar dengan peraturan yang berlaku, penulis akan mencoba

menghitung secara manual. Penulis akan mengambil data dari rincian

nilai perolehan, beban penyusutan, akumulasi penyusutan, dan nilai

buku asset tetap untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2015

dengan mengambil sample berupa peralatan komunikasi dan navigasi.

Perhitungan :

- Nilai Perolehan : Rp. 81,000,000

- Masa manfaat : 15 tahun

Penyusutan per tahun = _______________== Rp. 5,400,000/tahun

Penyusutan per bulan = _______________== Rp. 450,000/bulan

Nilai yang dapat disusutkan

Masa manfaat

Rp. 81,000,000

15 tahun

Rp. 5,400,000

12 bulan

Page 103: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

93

93

Beban Penyusutan Sm. I Th. 2015 = Rp. 450.000 x 6 bulan

= Rp. 2,700,000

Nilai Buku per Sm.I Th. 2015 = Rp. 81,000,000 – Rp. 35,100,000

= Rp. 45,900,000

Rincian Penyusutan Akrual untuk Periode yang berakhir pada 30 Juni 2015

Masa Akm. Peny. Beban Peny. Akm. Peny. Nilai Buku

Manfaat Per 31-12-2014 SMT I TA 2015 Per 30-06-2015 Per 30-06-2015

A Tanah

1 Tanah - 4,738,942,000 - - - 4,738,942,000

Jumlah 4,738,942,000 - - - 4,738,942,000

B Peralatan dan Mesin

1 Alat Angkutan Darat Bermotor 7 1,012,310,800 802,989,372 54,725,000 857,714,372 154,596,428

2 Alat Ukur 5 3,948,000 3,948,000 - 3,948,000 -

3 Alat Kantor 5 278,514,253 180,817,627 16,861,076 197,678,703 80,835,550

4 Alat Rumah Tangga 5 744,009,451 600,766,411 22,068,858 622,835,269 121,174,182

5 Alat Studio 5 176,809,570 124,137,685 10,128,985 134,266,670 42,542,900

6 Alat Komunikasi 5 44,964,000 44,964,000 - 44,964,000 -

7 Peralatan Komunikasi Navigasi 15 81,000,000 32,400,000 2,700,000 35,100,000 45,900,000

8 Unit Alat Laboratorium 8 55,612,643 15,739,316 3,475,790 19,215,106 36,397,537

9 Alat Laboratorium Standarisasi Kalibrasi & Instrumentasi 10 1,100,000 1,100,000 - 1,100,000 -

10 Alat Khusus Kepolisian 4 14,244,693 3,561,174 1,780,587 5,341,761 8,902,932

11 Komputer Unit 4 431,747,784 310,966,231 33,712,422 344,678,653 87,069,131

12 Peralatan Komputer 4 221,946,949 179,806,949 7,112,500 186,919,449 35,027,500

13 Alat Eksplorasi Topografi 5 3,500,000 3,500,000 - 3,500,000 -

Jumlah 3,069,708,143 2,304,696,765 152,565,218 2,457,261,983 612,446,160

C Gedung dan Bangunan

1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50 1,705,306,715 187,972,209 17,519,074 205,491,283 1,499,815,432

Jumlah 1,705,306,715 187,972,209 17,519,074 205,491,283 1,499,815,432

D Jaringan

1 Instalasi Air Bersih / Air Baku 40 10,600,000 1,766,670 176,667 1,943,337 8,656,663

2 Jaringan Listrik 20 53,950,000 6,743,750 674,375 7,418,125 46,531,875

Jumlah 64,550,000 8,510,420 851,042 9,361,462 55,188,538

E Aset Tetap Lainnya

1 Bahan Perpustakaan Tercetak 4 2,992,000 - - - 2,992,000

Jumlah 2,992,000 - - - 2,992,000

F Aset Tetap Yang Tidak Digunakan

1 Alat Bantu 7 24,300,000 19,092,857 1,735,714 20,828,571 3,471,429

3 Alat Ukur 5 2,256,000 2,256,000 - 2,256,000 -

4 Alat Kantor 5 55,056,494 51,834,946 1,073,849 52,908,795 2,147,699

5 Alat Rumah Tangga 5 59,460,200 59,460,200 - 59,460,200 -

6 Alat Studio 5 150,605,000 150,605,000 - 150,605,000 -

7 Alat Komunikasi 5 102,000 102,000 - 102,000 -

8 Komputer Unit 4 117,080,800 117,080,800 - 117,080,800 -

9 Alat Eksplorasi Topografi 5 1,600,000 1,600,000 - 1,600,000 -

10 Pengolahan Dan Pemurnian 15 49,500,000 26,400,000 1,650,000 28,050,000 21,450,000

Jumlah 459,960,494 428,431,803 4,459,563 432,891,366 27,069,128

10,041,459,352 2,929,611,197 175,394,897 3,105,006,094 6,936,453,258

No Aset Tetap Nilai Perolehan

Total

Setelah dilakukan perhitungan manual atas penyusutan peralatan

komunikasi dan navigasi terbukti sudah sesuai dengan perhitungan

yang dilakukan oleh aplikasi SAIBA.

Page 104: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

94

94

Bentuk jurnal beban penyusutan peralatan komunikasi dan navigasi

Debit (D)/

Kredit (K) Uraian Jumlah

D Beban penyusutan peralatan

komunikasi dan navigasi Rp. 2,700,000

K Akumulasi penyusutan perlatan

komunikasi dan navigasi Rp. 2,700,000

Digunakan untuk mencatat beban penyusutan dan akumulasi

penyusutan asset tetap sesuai dengan metode penyusutan yang telah

ditetapkan.

Untuk mengetahui sejauh mana akun beban penyusutan asset tetap

dan akumulasi penyusutan asset tetap menjadi bagian dari proses

akrual maka perlu melihat Laporan Keuangan Semester 1 Tahun 2015.

NERACA

PER 30 JUNI 2015 DAN 31 DESEMBER 2014

CATATAN 30 JUNI 2015 31 DESEMBER 2014

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 983,153,719 - Persediaan C.2 11,513,500 10,290,500 Jumlah Aset Lancar 994,667,219 10,290,500

Tanah C.3 4,738,942,000 4,738,942,000 Peralatan dan Mesin C.4 3,069,708,143 2,940,753,143 Gedung dan Bangunan C.5 1,705,306,715 1,705,306,715 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.6 64,550,000 64,550,000 Aset Tetap Lainnya C.7 2,992,000 2,992,000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.8 (2,672,114,728) (2,501,179,394)

Jumlah Aset Tetap 6,909,384,130 6,951,364,464

ASET LAINNYAAset Tak Berwujud C.9 161,670,993 161,670,993 Aset Lain-Lain C.10 459,960,494 649,310,494 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.11 (432,891,366) (617,781,803) Jumlah Aset Lainnya 188,740,121 193,199,684

JUMLAH ASET 8,092,791,470 7,154,854,648

Uang Muka dari KPPN C.12 983,153,719 - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 983,153,719 -

983,153,719 -

Ekuitas C.13 7,109,637,751 7,154,854,648 JUMLAH EKUITAS 7,109,637,751 7,154,854,648

8,092,791,470 7,154,854,648

URAIAN

KEWAJIBAN

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

ASET

ASET TETAP

ASET LANCAR

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEWAJIBAN

EKUITAS

Page 105: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

95

95

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE 30 JUNI 2015 DAN 31 DESEMBER 2014

Dua Laporan keuangan di atas yaitu Neraca dan Laporan

Operasional menjadi bukti bahwa akuntansi pemerintah berbasis

akrual sudah dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Akun

nominal seperti beban penyusutan dan amortisasi masuk pada Laporan

operasional sedangkan pada neraca di isi oleh akun-akun rill termasuk

akumulasi penyusutan asset tetap yang posisinya mengurangi asset

tetap.

CATATAN 2015 2014

Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 - -

- -

Beban Pegawai D.2 1,990,668,421 -

Beban Persediaan D.3 13,780,300 -

Beban Barang dan Jasa D.4 305,200,265 -

Beban Pemeliharaan D.5 92,702,114 -

Beban Perjalanan Dinas D.6 763,251,509 -

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - -

Beban Bantuan Sosial D.8 - -

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 175,394,897 -

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - -

Beban Lain-lain D.11 - -

3,340,997,506 -

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (3,340,997,506) -

D.12

Surplus Pelepasan Aset Nonlancar 60,770,000 -

Surplus dariKegiatan Non Opresional Lainnya 344,010 -

SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL61,114,010 -

SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (3,279,883,496) -

D.13

Pendapatan PNBP - -

Beban Perjalanan Dinas - -

Beban Persediaan - -

SURPLUS/DEFISIT LO (3,279,883,496) -

URAIAN

BEBAN

JUMLAH BEBAN

KEGIATAN NON OPERASIONAL

POS LUAR BIASA

KEGIATAN OPERASIONAL

JUMLAH PENDAPATAN

PENDAPATAN

Page 106: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

96

96

d. Kebijakan pemerintah terkait pelaporan keuangan

Penyajian laporan keuangan khususnya aset disajikan berdasarkan

karakteristiknya menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban

disajikan menurut urutan waktu jatuh temponya.

Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan,

realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi dan

perubahan ekuitas disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai

ketentuan yang berlaku.

Page 107: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

97

97

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian beserta analisis dan pembahasannya maka

kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah

1. Penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual pada Balai

Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi wilayah XV Makassar sudah

dilaksanakan dengan baik sesuai petunjuk teknis dari Kementerian

Keuangan.

2. Penggunaan aplikasi tiap bagian akuntansi dan pelaporan merupakan hal

yang penting dan dominan dalam menjalankan sistem akuntansi

pemerintah berbasis akrual.

3. Penggunaan aplikasi menjadikan proses manual terlihat lebih sederhana

dan mengurangi tingkat kesalahan manusia (human error) dan tingkat

komunikasi antar manusia dalam pelaksanaannya.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya maka peneliti memberikan beberapa saran baik bagi peneliti

selanjutnya, pihak lain maupun bagi Balai pemantauan pemanfaatan hutan

produksi wilayah XV Makassar sebagai berikut.

97

Page 108: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

98

98

1. Perlu diadakan pembenahan dan perencanaan komunikasi yang baik antar

petugas keuangan agar tercipta kondisi yang tenang dan siap kerja

sehingga produktivitas kerja lebih meningkat dengan begitu laporan

keuangan selesai tepat waktu.

2. Pemahaman konsep tentang akuntansi akrual tiap-tiap petugas keuangan

harus ditingkatkan tidak hanya skill teknis dalam penggunaan aplikasi

keuangan.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu memperbaiki kelemahan

dalam penulisan skripsi baik dari segi isi dan tata cara penulisan. Selain itu

peneliti selanjutnya dapat meneliti hubungan antara penggunaan laporan

keuangan dalam pengembalian keputusan agar dapat melihat kesuksesan

reformasi akuntansi sector publik.

Page 109: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

99

99

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. 2009. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Christensen, T et al.2007. Organization Theory and The Public Sector,

Instrument, culture and Myth. New York: Routledge.

Dasar-Dasar Akuntansi. 2012. Jakarta: Program Percepatan Akuntabilitas

Keuangan Pemerintah.

Halim, A. dan Syam, M. 2011. Akuntansi Keuangan Daerah.Jakarta: Salemba

Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009.

Jakarta: Salemba Empat.

Khan, A. Mayes, S. 2009. Transition to Accrual Accounting, (online), (http://blog-

pfm.imf.org/files/fad-technical-manual-2.pdf diakses 10 Desember 2014).

Kieso, D et al. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition. Danvers: John Wiley

& Sons.

Likierman, A., 2003. Planning and controlling UK public expenditure on a

resource basis, Public Money & Management 23, 45-50.

Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja sektor Publik (edisi 2). Yogyakarta : Unit

Pemerbit dan Percetakan Sekolah tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mahsun, M et al. 2011. Akuntansi Sektor Publik (edisi 3).Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Mckendrick, J. 2007. Moderrnization of the Public Sector Accounting System in

Central and Eastern European Countries : The Case of Romania.

International Public Management Review,8 :165-185.

Page 110: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

100

100

Memorandum Pembahasan Penerapan Basis Akrual dalam Akuntansi

Pemerintahan di Indonesia. 2006. Jakarta: Komite Standar Akuntansi

Pemerintah.

Nawawi, Z. 2013. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers.

Nordiawan, D. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Organisation for economic Co-Operation and Development. 2002. Accrual

Accounting and Budgeting. Makalah disajikan dalam Twenty-third Annual

Meeting of OECD Senior Budget Officials, OECD, Washington DC, 3-4

Juni.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia. 2010.

Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.

Bunea, C. B dan Cosmina. 2006. Arguments for Introducing accrual based

accountinginPublicSector,(online),(http://mpra.ub.muenchen.de/18134/I/M

PRA_Paper_18134.pdf, diakses 8 Desember 2014).

Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintah.

Peraturan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor 219/PMK.05/2013

Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat.

Peraturan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor 270/PMK.05/2013

Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintah Pusat.

Peraturan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor 213/PMK.05/2013

Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Page 111: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

101

101

Peraturan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor 214/PMK.05/2013

Tentang Bagan Akun Standar.

Peraturan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor 215/PMK.05/2013

Tentang Jurnal Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Pusat.

Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Refika

Aditama.

Suradinata, Ermaya. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV.

Ramadhan.

Page 112: SKRIPSI TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

102

102

LAMPIRAN