SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran...

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN PIAS KATA ASOSIASI GAMBAR PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS D 2 C 1 SEMESTER II SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: SUNARSIH X.5211023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

Transcript of SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran...

Page 1: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN PIAS KATA ASOSIASI GAMBAR PADA

SISWA TUNAGRAHITA KELAS D2 C1 SEMESTER II

SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

SUNARSIH

X.5211023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 2: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN\

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sunarsih

N I M : X.5211023

Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul: ”UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN

PIAS KATA ASOSIASI GAMBAR PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS

D2 C1 SEMESTER II SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasi

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Sunarsih

Page 3: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN PIAS KATA ASOSIASI GAMBAR PADA

SISWA TUNAGRAHITA KELAS D2 C1 SEMESTER II

SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh :

SUNARSIH

NIM. X 5211023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 4: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Sunarsih. ”UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACAPERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN PIAS KATA ASOSIASIGAMBAR PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS D2 C1 SEMESTER II SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret,Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membacapemulaan menggunakan pias kata asosiasi gambar pada siswa tunagrahita kelasD2 C1 Semester II SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa tunagrahita kelas D2C1

semester II SLB ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 yangberjumlah 4 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi untukmengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kemampuanmembaca permulaan menggunakan pias kata asosiasi gambar, dokumentasi untukmemperoleh data kemampuan membaca permulaan awal, sedangkan tesdigunakan untuk memperoleh data kemampuan membaca permulaan siklus I danII. Teknik analisis data digunakan analisis deskriptif komparatif, yakni denganmembandingkan kemampuan membaca permulaan antarsiklus, yang dianalisisadalah kemampuan membaca permulaan siswa sebelum menggunakan pias kataasosiasi gambar dan kemampuan membaca permulaan siswa setelahmenggunakan pias kata asosiasi gambar sebanyak dua siklus.

Hasil penelitian data awal nilai kemampuan membaca permulaan,diketahui nilai rata-rata sebesar 51,25. Seluruh siswa mendapat nilai kurang dari60,00 dan belum ada yang tuntas. Hasil tes pada siklus I, diketahui nilai rata-ratakemampuan membaca permulaan sebesar 56,25, ketuntasan secara klasikal telahmencapai 50,00%. Hasil tes pada siklus II, diketahui nilai rata-rata kemampuanmembaca permulaan sebesar 63,75, seluruh siswa siswa mendapat nilai 60,00 ataulebih (tuntas belajarnya). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100,00%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan piaskata asosiasi gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan dalampembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas D2C1 SLB ABCDYBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: kemampuan membaca permulaan, pias kata asosiasi gambar, siswatunagrahita.

Page 7: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Sunarsih. “AN EFFORT TO INCREASE THE ABILITY OF BEGINNINGREADING USING WORD LIST OF PICTURE ASSOCIATION ON THEMENTALLY RETARDED CLASS D2C1 SEMESTER II SLB ABCD YBSSIMO BOYOLALI IN THE SCHOOL YEAR 2011/2012”. Thesis, Surakarta:The Faculty of Teacher training and Science Education, Sebelas Maret University,Jule, 2012.

The aim of this study is to increase the ability of beginning reading usingword list of picture association on the mentally retarded class D2C1 semester IISLB-ABCD YBS Simo Boyolali in the school year 2011/2012.

The approach used in this study is Class Action Research (CAR). Thesubject of this study is all of elementary class D2C1 students semester II in SLB-ABCD YBS Simo Boyolali in the school year 2011/2012 that consisting of 4students. This study uses observation as the technique to collect the data. Itobserves the teacher’s activity and the students’ activity in teaching the ability ofbeginning reading using word list of picture association. Documentation is used toget the data of the early ability of beginning reading , while the test is used to getthe data of the ability of beginning reading in the cycles I and II. To analyze thedata this sudy uses descriptive comparative analysis, that is by comparing theability of beginning reading inter-cycles. The data being analyzed are the abilityof beginning reading before applying word list of picture association and theability of beginning reading after applying word list of picture association, twocycles.

From the early data about the value of ability of beginning reading, theresult of this study shows that the average value is 51.25. All of the students getvalue less than 60.00, so no one passes. The result of the test in the cycle I showsthat the average value of ability of beginning reading is 56.25, so the classicalexhaustiveness has reached 50.00%. The result of the test in the cycle II showsthat the average value of ability of beginningreading is 63.75, all of the studentsget value 60.00 or more (it’s better than before) So the classical exhaustivenesshas reached 100.00%.

Based on the result of this study, it can be concluded that using word list ofpicture association can increase the ability of beginning reading in teachingIndonesian on the mentally retarded class D2C1 SLB ABCD YBS Simo Boyolaliin the school year 2011/2012.

Key word: ability of beginning reading, word list of picture association, mentallyretarded.

Page 8: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyeru kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan

beriman kepada Allah ... “ (Q.S. Ali Imron: 110).

Page 9: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

kepada:

- Suami tercinta.

- Anak-anak tersayang.

- Rekan-rekan PLB FKIP UNS.

- Murid-murid yang kusayangi.

- Almamater.

Page 10: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala

bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan

kelas.

3. Drs. Hermawan, M.Si,, Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang

telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Drs. Munawir Yusuf, M.PSi., selaku pembimbing I yang telah memberikan

petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Sugini, M.Pd., selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Wahyoto, Kepala SLB ABCD YBS Simo Boyolali yang telah

memberikan ijin tempat penelitian dan informasi yang dibutuhkan penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

tindakan kelas ini.

Page 11: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan,

karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Allah SWT., dan

menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................... 6

A. Kajian Teori .............................................................................. 6

1. Tinjauan tentang Anak Tunagrahita ................................... 6

2. Tinjauan tentang Kemampuan Membaca Permulaan ......... 11

3. Tinjauan tentang Pias Kata Asosiasi Gambar...................... 21

B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 26

C. Hipotesis ................................................................................... 27

Page 13: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Halaman

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 28

A. Setting Penelitian ...................................................................... 28

B. Subyek Penelitian ...................................................................... 28

C. Data dan Sumber Data .............................................................. 29

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29

E. Validitas Data ........................................................................... 33

F. Analisis Data ............................................................................. 34

G. Indikator Penelitian.................................................................... 34

H. Prosedur Penelitian ................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 36

A. Pelaksanaan Penelitian............................................................... 36

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 47

C. Pembahaan Hasil Penelitian ...................................................... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 54

A. Simpulan .................................................................................... 54

B. Saran ........................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 58

Page 14: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................. 28

Tabel 3.2. Daftar Siswa Tunagrahita Kelas D2C1 Semester II SLB-ABCDYBS Simo Boyolali sebagai Subyek Penelitian. ........................... 29

Tabel 4.1. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Kelas D2C1

SLB ABCD YBS Simo Boyolali pada Kondisi Awal ................... 37

Tabel 4.2. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Kelas D2C1

SLB ABCD YBS Simo Boyolali pada Siklus I ............................. 47

Tabel 4.3. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Kelas D2C1

SLB ABCD YBS Simo Boyolali pada Siklus I ............................. 48

Tabel 4.4. Kemampuan Membaca Permulaan Setiap Siklus MenggunakanPias Kata Asosiasi Gambar ........................................................... 50

Tabel 4.5. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Setiap Siklus ..... 51

Page 15: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................... 27

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 35

Page 16: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan MenggunakanPias Kata Asosiasi Gambar ........................................................... 50

Grafik 4.2. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Setiap Siklus .... 51

Page 17: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRANHalaman

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian....................................................... 58

Lampiran 2. Daftar Siswa Tunagrahita Kelas D2C1 SLB ABCD SimoBoyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 Sebagai SampelPenelitian .................................................................................. 59

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Membaca Permulaan ............................... 60

Lampiran 4. Silabus ...................................................................................... 61

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................ 64

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............... 71

Lampiran 7. Pos Test Siklus I ....................................................................... 78

Lampiran 8. Pos Test Siklus II ..................................................................... 80

Lampiran 9. Pedoman Penilaian .................................................................. 82

Lampiran 10. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita KelasD2C1 SLB ABCD Simo Kondisi Awal...................................... 83

Lampiran 11. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita KelasD2C1 SLB ABCD Simo Siklus I ............................................... 84

Lampiran 12. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita KelasD2C1 SLB ABCD Simo Siklus II .............................................. 85

Lampiran 13. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus I) ...................... 86

Lampiran 14. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus II) ..................... 87

Lampiran 15. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Siklus I) ........................ 88

Lampiran 16. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Siklus II) ...................... 89

Lampiran 17. Foto-foto Kegiatan Penelitian ................................................. 90

Lampiran 18. Perijinan Penelitian................................................................... 92

Page 18: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang peranan penting,

terutama dalam mengungkapkan pikiran seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari

tidak ada seorangpun yang dapat meninggalkan bahasa. Konsep, pikiran dan

angan-angan serta mengungkapkan perasaan manusia diungkapkan dengan

bahasa. Baik dengan bahasa lisan, bahasa tertulis maupun bahasa isyarat. Selain

sebagai alat bantu mengungkapkan pikiran, bahasa juga digunakan sebagai alat

komunikasi. Komunikasi dengan penggunaan bahasa digunakan setiap orang

termasuk anak berkebutuhan khusus. Umumnya ABK mengalami hambatan

bahasa termasuk di dalamnya anak tunagrahita. Hambatan yang dialami anak

tunagrahita salah satunya membaca.

Dalam berkomunikasi anak tunagrahita banyak mengalami kesulitan untuk

mendapatkan kosakata yang sesuai untuk mengungkapkan apa yang diinginkan.

Hal ini dapat dimaklumi karena mereka mengalami kekurangan dalam hal

perbendaharaan kata yang disebabkan oleh IQ anak tunagrahita 70 ke bawah.

Menurut Japan League for Mentally Retarded adalah ”lambannya fungsi

intelektual, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes inteligensi baku dan terjadi pada

masa perkembangannya, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun”

(Geniofam, 2010: 10).

Agar terciptanya kegiatan belajar mengajar yang ramah dan

menyenangkan, dan dapat meningkatkan kemampuan membaca anak maka guru

dalam menyampaikan materi melalui simulasi merangkai kartu hutuf.

“Mengingat karakteristik dan hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus

(ABK), maka ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus. Yakni

pola pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka”

(Santoso, 2010: 128).

1

Page 19: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Anak berkelainan mental atau tunagrahita, yaitu “anak yang diidentifikasi

memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendah atau di bawah rata-rata,

sehingga untuk mengerjakan tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau

layanan secara khusus, termasuk kebutuhan program pendidikan dan bimbingan“

(Efendi, 2006: 9). Perkembangan anak tunagrahita salah satunya adalah

perkembangan kemampuan membaca dalam mengikuti pelajaran bahasa

Indonesia diharapkan anak tunagrahita dapat mengikuti sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan di SDLB.

Kemampuan membaca merupakan modal dasar bagi siswa dalam

pembelajaran di sekolah, karena dengan membaca siswa dapat memberikan

makna terhadap tulisan. Menurut Dechant yang dikutip Zuhdi (2007:21),

”membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan

maksud penulis”. Lebih lanjut Smith mendefinisikan ”membaca sebagai proses

komunikasi yang berupa pemerolehan informasi dari penulis oleh pembaca”

(Zuhdi, 2007:21). Secara umum anak tunagrahita memiliki karakteristik antara

lain mengalami kesulitan belajar terutama dalam memahami keterampilan

membaca permulaan sangat rendah dan cenderung pasif, siswa hanya mampu

meniru bila disuruh menirukan oleh guru, siswa hanya mampu menunjuk bila

disuruh menunjukkan kata oleh guru. Siswa hanya mampu berbuat sesuatu bila

ada perintah dari guru dan harus dipandu oleh guru. Menurut Choiri dan Yusuf

(2008: 56) bahwa “anak tunagrahita mempunyai ciri-ciri fisik dan penampilan

perkembangan bicara/bahasa terlambat, dengan ciri-ciri: (1) keterhambatan fungsi

kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata, (2) ketidakmampuan dalam

perilaku adaptif dan (3) terjadi perkembangan sampai usia 18 tahun“.

Menurut Efendi (2006: 9).”Anak yang diidentifikasi memiliki tingkat

kecerdasan yang sedemikian rendah atau di bawah rata-rata, sehingga untuk

mengerjakan tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara

khusus, termasuk kebutuhan program pendidikan dan bimbingan“. Menurut Japan

League for Mentally Retarded adalah ”lambannya fungsi intelektual, yaitu IQ 70

ke bawah berdasarkan tes inteligensi baku dan terjadi pada masa perkembangan-

nya, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun” (Geniofam, 2010: 10).

Page 20: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pengajaran anak tunagrahita memerlukan bantuan media pembelajaran

yang tepat agar siswa dapat berusaha neningkatkan kreatifitas sehingga

kemampuan membaca dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi anak. Guru-guru

di SLB/C dalam prakteknya hampir seluruhnya menerapkan prinsip-prinsip

pengajaran dengan ceramah. Pemakaian metode ceramah masih dianggap tidak

efektif untuk segala suasana oleh sebagian guru. Akibat dari model pembelajaran

seperti itu, membuat aktifitas siswa menjadi pasif, sehingga anak akan: 1) tidak

akan tertarik untuk belajar membaca; 2) tidak senang belajar bahasa Indonesia

khususnya membaca; 3) pasif di waktu kegiatan belajar mengajar bahasa

Indonesia berlangsung; 4) tidak mampu memahami materi bahasa Indonesia.

Bantuan yang diperlukan bagi anak tunagrahita untuk meningkatkan kemampuan

membaca permulaan dengan menggunakan pias kata ssosiasi gambar sehingga

siswa berusaha meningkatkan keaktifan dan kemampuan membaca dapat

ditingkatkan sesuai dengan kondisi anak.

Di dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis kartu kata

yang digunakan sebagai alat peraga dalam membantu siswa membaca antara

lain berupa kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu gambar”. Pias

kata adalah alat peraga berbentuk huruf, suku kata, dan kata. Untuk mengetahui

seberapa dalam dan luas pengetahuan serta seberapa dalam penguasaan

kemampuan siswa yang telah diberikan, guru memberikan evaluasi atau tes

tentang membaca. Melalui tes membaca dapat diketahui lancar tidaknya

kemampuan siswa dalam membaca permulaan. Melihat kondisi seperti itu,

peneliti mencoba menggunakan pias kata asosiasi gambar.

Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di

dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu disebabkan kesederhaannnya, tanpa

memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.

Menurut Gerlach & Ely (dalam Anitah, 2004:22) mengatakan bahwa “gambar

tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil.”

Melalui gambar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari jangkauan pengalaman

Page 21: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

siswa, selain itu juga dapat memberikan gambaran tentang maksud bacaan yang

ada di dalamnya. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak

dalam bentuk yang lebih konkrit untuk siswa tunagrahita (C).

Pembelajaran pias kata asosiasi gambar di sini dimaksudkan pembelajaran

membaca dengan memanfaatkan pias kata disertai dengan gambar yang sesuai

dengan maksud pias kata sehingga keduanya ada interaksi yang memudahkan

siswa untuk membaca permulaan bagi siswa tunagrahita.

Atas dasar latar belakang masalah di atas, penulis ingin meneliti lebih jauh

penggunaan pias kata sisiasi gambar untuk meningkatkan kemampuan membaca

permulaan dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Pias Kata Asosiasi Gambar Pada

Siswa Tunagrahita Kelas D2 C1 Semester II SLB-ABCD YBS Simo Boyolali

Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan pias kata asosiasi gambar dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa tunagrahita kelas D2

C1 Semester II SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012?“.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemulaan

melalui penggunaan pias kata asosiasi gambar pada siswa tunagrahita kelas D2 C1

Semester II SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat. Manfaat yang dapat diperoleh

dari penelitian ini, sebagai berikut:

Page 22: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Manfaat teoritis

a. Memudahkan memahami materi membaca permulaan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia.

b. Meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita.

c. Menambah rasa senang dalam mempelajari Bahasa Indonesia khususnya

membaca menggunakan pias kata sosiasi gambar.

d. Menambah khasanah ilmu tentang penggunaan pias kata sosiasi gambar

dalam pembelajaran membaca permulaan anak tunagrahita.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah variasi media pembelajaran sebagai alternatif untuk

meningkatkan membaca permulaan.

b. Meningkatkan keterampilan mengelola kegiatan belajar mengajar membaca

permulaan bagi anak tunagrahita menggunakan pias kata sosiasi gambar.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi peneliti tindakan kelas di masa

mendatang.

d. Mengetahui kegunaan pias kata sosiasi gambar dalam meningkatkan

membaca permulaan pada anak tunagrahita.

Page 23: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita

a. Pengertian Anak Tunagrahita

Ada beberapa istilah mengenai anak tunagrahita, yaitu terbelakang

mental, tuna mental, lemah otak, lemah fikiran, dan mentaly retarded. Smith,

Ittenbach, dan Patton (2002: 43) mengemukakan bahwa:

People who are mentally retarded overtime have been referred to asdumb, stupid, immature defective, deficient, subnormal, incompetent,and dull. Terms such as idiot, imbecile, moron and feebleminded werecommonly used historically to label this population. Although the wordfaal referred to those who lwere mentally ill, and the word idiot wasdirected toward individuals who were severely retarded, these termswere frequently used interchangeably.

Maksud dari kutipan di atas adalah retardasi mental dengan istlah dungu

(dumb), bodoh (stupid), tidak masuk (immature), cacat (defective), kurang

sempurna (deficient), di bawah normal (subnormal), tidak mampu

(incompetent), dan tumpul (dull). Istilah lainnya idiot, imbecile, moron, dan

feebleminded, mengarah individu yang cacat berat, istilah-istilah tersebut sering

digunakan secara bergantian.

Menurut Munzayanah (2000: 13), “Anak tunagrahita adalah anak yang

mengalami hambatan dalam bidang intelektual serta seluruh kepribadiannya,

sehingga mereka tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri di dalam

masyarakat”.

“Anak tunagrahita adalah individu yang memiliki tingkat kecerdasan di

bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku

yang muncul dalam masa perkembangan” (Santoso, 2010: 130). Menurut

Bratanata yang dikutip Efendi (2006: 88) bahwa:

Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atautunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikianrendahnya (di bawah normal), sehingga untuk meniti tugasperkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik,termasuk dalam program pendidikannya.

6

Page 24: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dari pengertian-pengertian seperti yang dikemukakan di atas, maka

dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud anak tunagrahita adalah mereka

yang jelas-jelas mengalami keterlambatan dalam perkembangan kecerdasan,

sehingga untuk mengembangkan potensinya secara optimal diperlukan

pelayanan pendidikan secara khusus. Karena kelainannya itu maka mereka

mengalami kesulitan dalam belajarnya dimana mereka terlihat sering

ketinggalan dari teman-temannya yang normal.

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Klasifikasi diperlukan untuk memudahkan pemberian bantuan atau

pelayanan kepada anak tunagrahita. Dalam pengklasifikasian ini terdapat

berbagai cara sesuai dengan sudut pandang disiplin ilmu dan ahli yang

mengemukakannya.

Dalam jurnal internasional, Oliver & Williams (2005: 6) menjelaskan

bahwa:

Generally tunagrahita child characreristics in term of academic,social/emotional, physical/health. In addition it is also necessary toreview ketunagrahitaan heavy and light, so it needs to be discussedcharacreristics tunagrahita lightweight, tunagrahita medium, andheavy and very heavy tunagrahita.(Secara umum karakteristik anak tunagrahita ditinjau dari segiakademik, sisial/emosional, fisik/kesehatan. Di samping perlu puladitinjau berat dan ringannya ketunagrahitaan, sehingga perlu dibahaskarakteristik tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunagrahita beratdan sangat berat).

Berdasarkan klasifikasi di atas penulis akan meneliti siswa tunagrahita

ringan tergolong mampu didik. "Anak tunagrahita sedang/ringan adalah anak

tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi ia

masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan

walaupun hasilnya tidak maksimal" (Efendi, 2006: 90).

Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu

didik antara lain: 1) membaca, menulis, mengeja, dan berhitung; 2)

menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain; 3)

keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari.

Kesimpulan anak tunagrahita mampu didik adalah anak tunagrahita yang dapat

dididik secara minimal dalam bidang-bidang akademis, sosial, dan pekerjaan.

Page 25: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Faktor Penyebab Tunagrahita

Tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari

dalam maupun faktor dari luar diri anak. Adapun faktor penyebab tunagrahita

menurut beberapa ahli adalah:

Menurut Efendi (2006: 91), bahwa "sebab terjadinya ketunagrahitaan

pada seseorang menurut kurun waktu terjadinya, yaitu dibawa sejak lahir

(faktor endogen) dan faktor dari luar seperti penyakit atau keadaan lainnya

(faktor eksogen)." Faktor endogen yaitu faktor ketidaksempuraan psikobiologis

dalam memindahkan gen, sedangkan faktor eksogen yaitu faktor yang terjdi

akibat perubahan patologis dari perkembangan normal. Dari sisi pertumbuhan

dan perkembangan, penyebab ketunagrahitaan menurut Devenport yang dikutip

Efendi (2006: 91) dapat dirinci melalui jenjang sebagai berikut:

1) kelainan atau keturunan yang timbul pada benih plasma;2) kelainan atau keturunan yang dihasilkan selama penyuburan telur;3) kelainan atau keturunan yang diakibatkan dengan implantasi;4) kelainan atau keturunan yang timbul dalam embrio;5) kelainan atau keturunan yang timbul dari luka saat kelaihiran;6) kelainan atau keturunan yang timbul dalam janin;7) kelainan atau keturunan yang timbul pada masa bayi dan masa

kanak-kanak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab anak

tunagrahita adalah: pada masa prenatal kekurangan vitamin, gangguan

psikologis sang ibu, gangguan kelainan janin; pada masa natal proses kelahiran

tidak sempurna, masa pos natal, anak tunagrahita dapat disebabkan pada waktu

kecil pernah sakit secara terus menerus; faktor keturunan, gangguan

metabolisme dan gizi, infeksi dan keracunan. Di samping itu juga disebabkan

oleh predisposisi genetik terhadap gens atau faktor ekologis atau lingkungan,

dan waktu terjadinya pemaparan, misalnya janin terpapar virus rubella sewaktu

berusia trimester pertama maka kecacatan dapat berat.

d. Karakteristik Anak Tunagrahita.

Anak tunagrahita memiliki beberapa karakteristik. Menurut Geniofam

(2010: 25-26), anak tunagrahita bisa diketahui jelas secara fisik, antara lain:

Page 26: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) Penampilan fisik tidak seimbang, mislanya kepala terlalu kecil/besar;2) Tidak dapat mengurus diri sndiri sesuai usia;3) Perkembangan bicara/bahasa terlambat;4) Tidak ada atau kurang perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan

kosong);5) Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali);6) Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).

Amin (2005: 34) menguraikan ciri-ciri anak tunagrahita sebagai berikut:

Kapasitas belajarnya amat terbatas dalam pergaulan mereka tidak dapatmengurus, mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian,perkembangan dan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-bedasesuai dengan tingkat ketunagrahitaan masing-masing, struktur maupunfungsi organisme pada umumnya kurang dari anak normal.

Pendapat lain dikemukakan oleh Munzayanah (2000: 24) bahwa:

Karakteristik yang nampak serta banyak terjadi pada siswa penyandangtunagrahita adalah: rasa merusak sebagai dasar perkembangan,mengalami gangguan dalam sosialisasi, iri hati kodrati yang merupakandasar rasa keadilan, bergaul mencampurkan diri dengan orang lain,sikap yang ingin memisahkan diri atau menarik diri, penyesuaian diriyang kaku dan labil.

Smith, et.all. yang dikutip Mumpuniarti (2007: 10-11) menguraikan

ciri-ciri anak tunagrahita sebagai berikut:

1) Kondisi kecerdasan fungsionala) Asesmen fungsi kecerdasan harus diperoleh dari berbagai sumber

informasi, dan kesepakatan sebagai cacat mental merupakantanggungjawab bersama secara tim multidisipliner.

b) Skala skor IQ kurang dari 75.2) Adaptasi tingkah laku

a) Harus diukur secara langsung seperti ukuran pada evaluasiperformance individu dibandingkan dengan kelompok usiasebaya yang sama (same-age peers) dari latar belakang budayayang sama.

b) Teridentifikasi deficit dalam dua atau lebih bidang keterampilanadaptif.

3) Periode perkembangana) Sampai usia 21 atau di bawahnya.b) Ketidaksesuaian secara terus menerus sampai lebih dari satu

tahun.4) Performance dalam bidang pendidikan

a) Evaluasi tampilan pada bidang pendidikan dalam konteks aruslingkungan.

b) Teridentifikasi deficit dalam seluruh bidang akademik inti(matematika, bahasa, membaca, seni, dan science).

Page 27: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c) Deficit secara signifikan pada skor individual berkurang satustandart penyimpangan di bawah rata-rata dari sampelstandardisasi nasional.

d) Pengukuran yang distandarisasi harus divalidasi lebih lanjut olehdata di sekolah pada dokumen yang berbeda antara individuperformance dan performance kelompok usia sebaya dari latarbelakang budaya yang sama.

e) Asesmen dari akademik performance harus juga inkludterdokumenasi daya tahan intervensi pendidikan umum.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri anak tunagrahita

adalah kapasitas belajarnya amat terbatas dalam pergaulan mereka tidak dapat

mengurus, mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, mengalami

kesukaran berfikir abstrak, merekaa berbicara lancar, mereka masih dapat

mengikuti pelajaran akademik di sekolah biasa ataupun khusus, mengalami

gangguan dalam sosialisasi, iri hati kodrati yang merupakan dasar rasa

keadilan, bergaul mencampurkan diri dengan orang lain, sikap yang ingin

memisahkan diri atau menarik diri, penyesuaian diri yang kaku dan labil, pada

umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur

12 tahun.

e. Dampak Tunagrahita bagi Siswa

Ketidakmampuan anak tunagrahita meraih prestasi yang lebih baik dan

sejajar dengan anak normal, karena ingatan anak tunagrahita sangat lemah

dibanding dengan anak normal. Maka tidak heran, jika instruksi yang diberikan

kepada anak tunagrahita cenderung tidak melalui proses analisis kognitif.

Perkembangan kognitif anak tunagrahita sering mengalami kegagalandalam melampaui periode atau tahapan perkembangan. Bahkan dalamtaraf perkembangan yang paling sederhana pun, anak tuna grhaitaseringkali tidak mampu menyelesaikan dengan baik. (Efendi, 2006: 98)

Keterlambatan perkembangan kognitif pada anak tunagrahita menjadi

masalah besar bagi anak tunagrahita ketika meniti tugas perkembangannya.

Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi kognitif dan

sekaligus menjadi karakteristiknya menurut Efendi (2006: 98), sebagai berikut:

1) Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukarberpikir.

2) Mengalami kesulitan dalam konsentrasi.3) Kemampuan sosialisasinya terbatas.4) Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit.

Page 28: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

5) Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi.6) Pada tunagrahita mampu didik, prestasi tertnggi bidang baca, tulis,

hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV SD.

Keterbatasan daya pikir yang dialami anak tunagrahita menyebabkan

mereka sulit mengontrol, apakah perilaku yang ditampakkan dalam aktivitas

sehari-hari wajar atau tidak, baik perilaku yang berlebihan maupun perilaku

yang kurang serasi. Atas dasar itulah maka untuk anak tunagrahita perlu

dilakukan modifikasi perilaku melalui terapi perilaku.

Dalam memberikan terapi perilaku pada anak tunagrahita, seorang

terapis harus memiliki sikap sebagaimana yang dipersyaratkan dalam

pendidikan humanistik, yaitu penerimaan secara hangat, antusias tinggi,

ketulusan dan kesungguhan, serta menaruh empati yang tinggi terhadap kondisi

anak. Tanpa dilengkapi persyaratan tersebut, penerapan teknik modifikasi

perilaku pada anak tunagrahita tidak banyak memberikan hasil yang berarti.

2. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca Permulaan

a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan

Kemampuan membaca permulaan memiliki beberapa pengertian

menurut pandangan beberapa ahli. Untuk lebih jelasnya berikut ini

dikemukakan pendapat para ahli yang berkaitan dengan kemampuan membaca

permulaan.

Menurut Bormouth yang dikutip Zuchdi (2007: 22), “kemampuan

adalah seperangkat keterampilan yang digeneralisasi, yang memungkinan

orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh dari kegiatan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Jhonson yang dikutip Wijaya dan Tabrahi

(2002: 8) menjelaskan bahwa “kemampuan merupakan perilaku rasional untuk

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.

“Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas

wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anak pun akan berkembang

kreativitas dan kecerdasannya” (Winarni, 2010: 12).

Anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu prosespembentukan tingkah laku mereka adalah diperoleh dengan carameniru. Anak gemar membaca umumnya adalah anak yang mempunyai

Page 29: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

lingkungan dimana orang-orang di sekelilingnya juga gemar membaca.Mereka meniru ibu, ayah, kakak, atau orang lain di sekelilingnya yangmempunyai kebiasaan membaca dengan baik. Dengan demikian orangtua dan guru di tuntut untuk bisa memberikan contoh keteladanan yangnyata akan hal yang baik, termasuk perilaku bersemangat dalammempelajari hal-hal baru. (Seto, 2008: 3).

Alimin (2008: 65) mengemukakan bahwa:

Simbol bahasa dari membaca permulaan merupakan bagian darikesadaran linguistik (bunyi) dan kesadaran akan bentuk atau lambangbahasa merupakan prerequisit dalam belajar membaca permulaanBerkenaan dengan hal itu dalam melihat kegagalan belajar membacaharus dilihat dari dua sisi, apakah menyangkut persoalan persepsi visualatau persepsi auditori. Yang berhubungan kuat antara pemahamanlambang bahasa yang ditrasfer melalui visual memiliki hubungan danberkontribusi terhadap kemampuan membaca anak. Namun demikian,perkembangan sekarang berkenaan dengan masalah yang mendukungkearah kesiapan membaca justru banyak pula ditentukan oleh kesadaranlinguistik yang diperoleh melalui pengalaman auditori.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah kemampuan yang dimiliki dalam melakukan suatu kegiatan

yang komplek dan kesatuan berbagai proses psikologis, sensoris, dan

perkembangan keterampilan pada dasarnya anak hanya bisa meniru.

Sedangkan membaca permulaan merupakan kegiatan membaca mula-mula

diajarkan pada anak yang baru masuk sekolah dasar sebelum anak mengenal

huruf atau bacaan.

Pengertian kemampuan membaca permulaan menurut Alimin (2008:

44) sebagai berikut:

Membaca permulaan merupakan keterampilan memahami symbolbahasa atau tanda-tanda baca. Cepat lambatnya pemahaman terhadapsymbol atau tanda-tanda baca tadi akan banyak bergantung pada motodeyang digunakan. Namun demikian keterampilan itu biasanya mencakupsekurang-kurangnya pada empat aspek yaitu; a) mengenal huruf (Latterindintification), b) peleburan bunyi ( Sound blanding), c) membaca kata(Word Attack), dan d) membaca kalimat (Understanding). Membacapermulaan pada dasarnya merupakan suatu proses di dalammembunyikan simbol bahasa, apakah itu huruf, suku-kata, kata ataukalimat. Kesadaran akan lambang bahasa tadi dengan bunyi darilambang yang dibaca memiliki kaitan yang sangat erat dalam membacapermulaan.

Page 30: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Apabila dalam sekolah permulaan, siswa tidak memiliki kemampuan

membaca, maka anak tersebut akan mengalami kesulitan untuk mata pelajaran

yang lain, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lerner sebagai berikut:

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagaibidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segeramemiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyakkesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelasberikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapatmembaca untuk belajar (Lerner dalam Abdurrahman, 2003: 200).

Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang

bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahan tulisan.

Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan suatu bentuk

komunikasi tulis.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca.

Tujuan membaca, tentu saja berkaitan erat dengan motivasi dalam

membaca dan minat terhadap materi bacaan. Jika motivasi dan minat sangat

rendah atau bahkan sama sekali tidak ada, menetapkan tujuan yang jelas sering

kali tidak menciptakan motivasi dan meningaktkan minat baca, walaupun

sedikit, kehadirannya sangat berarti.

Kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktoryang ada dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik(kebahasaan), minat, motivasi, dan kumpulan membaca (seberapa baikpembaca dapat membaca), sedangkan faktor dari luar diri pembacasalah satunya adalah faktor kesiapan guru dalam pembelajaran (Johnsondan Pearson dalam Zuhdi, 2007:23-24).”

Ketepatan guru dalam mendiagnosis hal-hal yang diduga sebagai faktor

yang mempengaruhi kemampuan siswa seperti yang penulis uraikan tersebut di

atas dapat menjadi petunjuk bagi guru bahasa Indonesia menangani

permasalahan dalam pengajaran membaca. Pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks

dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

Mengenai berbagai faktor penentuan kemampuan membaca, menurut

Yap yang dikutip Zuchdi (2007:25), bahwa:

Page 31: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan oleh faktorkuantitas membacanya, maksudnya adalah kemampuan membacaseseorang itu sangat dipengaruhi oleh jumlah waktu yang digunakanuntuk melakukan aktivitas membaca. Semakin bayak waktu membacasetiap hari, besar kemungkinan semakin tinggi tingkat komprehensinyaatau semakin mudah memahami bacaan.

Suyatmi (1997: 11) menjelaskan beberapa faktor penunjang kegiatan

membaca, antara lain:

1) Faktor intern meliputi: kompetensi bahasa, minat, motivasi,konsentrasi, ketekunan, kesehatan jasmani dan rohani, kemampuanmenetralkan titik kelemahan, memiliki latar belakang pengetahuanyang sesuai dan penguasaan kosa kata yang memadai sertakemampuan memahami maksud bacaan secara cepat dan cermat.

2) Faktor ekstern/dari luar meliputi: (a) Pengadaan buku-buku bacaanyang baik sesuai dengan kebutuhan, menarik, dan menimbulkankeasyikan dan harga yang terjangkau masyarakat luas, (b) Unsur-unsur dalam bacaan dan sifat-sifat lingkungan baca atau faktorketerbacaan, (c) Kondisi dan situasi lingkungan yang merangsangkegemaran membaca, termasuk didalamnya pengadaan tempatbelajar, sussana keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, teman guru,dan tokoh masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi perkembangan kemampuan membaca baik itu faktor

instrinsik maupun faktor ekstrinsik. Bagi anak tunagrahita faktor instrinsik

berupa kemampuan psikologis antara lain tingkat intelegensi yang rendah,

kemampuan koordinasi motorik lambat, bicara lambat dan daya ingat yang

rendah perlu diperhatikan dengan merangsang kemampuannya berupa

stimulus dari luar.

c. Manfaat Membaca

Membaca memberikan banyak manfaat. Beberapa ahli memberikan

pandangan yang bervariasi tentang manfaat membaca. Berikut dikemukakan

manfaat membaca sebagai berikut.

Menurut Rahim (2007:1), “masyarakat yang gemar membaca

memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningaktkan

kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada

masa-masa mendatang.” Adapun manfaat membaca adalah:

Page 32: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) dapat menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang sangatberguna dalam kehidupan; 2) dapat mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia; 3) dapat mengayakanbatin, meluaskan cakrawala kehidupan; 4) isi yang terkandung dalamteks yang dibacanya dapat segera dikethaui; 5) membaca intensif dapatmenghemat energi, karena tidak terpancang pada suatu situasi, tempatdan waktu karena tidak menggangu orang di sekelilingnya.

Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-

hari baik bagi guru maupun siswa. Beribu judul buku dan berjuta koran

diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini menimbulkan tekanan pada guru

untuk menyiapkan bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-

siswanya. Walupun tidak semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis

bacaan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan guru dan siswa

tentu perlu dibaca.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kemampuan dan

kesempatannya dalam membaca, karena membaca merupakan kunci seseorang

meraih berbagai ilmu pengetahuan, teknologi dan wawasan kebudayaan yang

ada di dunia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki

banyak manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan

membaca kita akan memiliki banyak pengetahuan dan dapat menularkan ilmu

yang telah kita peroleh kepada orang lain.

Manfaat membaca bagi anak tunagrahita dalam penelitian ini adalah

untuk memberikan pemahaman kepada siswa akan maksud tulisan yang dibaca,

dengan membaca anak tunagrahita diharapkan dapat memahami materi

pelajaran yang diterima sehingga memudahkan siswa belajar ilmu

pengetahuan.

d. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena siswa yang membaca

dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan siswa

yang tidak mempunyai tujuan. Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang,

memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama membaca adalah untuk memperoleh

Page 33: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

informasi dan memahami makna bacaan. Menurut Wiryodijoyo (1999:1) tujuan

membaca sebagai berikut:

(1) Membaca untuk kesenangan, materi bacaan berupa roman, novel,komik; (2) Membaca untuk penerapan praktis, materi bacaan berupabuku petunjuk praktis, buku resep makanan, modul ketrampilan; (3)Membaca untuk mencari informasi khusus, materi bacaan berupaensiklopedia, kamus, buku petunjuk telepon; (4) Membaca untukmendapatkan gambaran umum, materi bacaan berupa buku teori, bukuteks, esay; (5) Membaca untuk mengevaluasi secara umum, materibacannya berupa roman, novel, maupun puisi.

Dalam hubungannya dengan tujuan membaca, Tarigan (2005:37)

mengemukakan bahwa:

Tujuan utama membaca adalah memperoleh kesuksesan, pemahamanpenuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris ataupola-pola teks, pola-pola simbolisme, nada-nada tambahan yang bersifatemosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang jugasarana-sarana linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Burn yang dikutip Rahim (2007:11), tujuan

membaca mencakup:

1) kesenangan;2) menyempurnakan membaca nyaring;3) menggunakan strategi tertentu;4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya;6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi

yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain danmempelajari tentang struktur teks;

9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Membaca semakin penting bagi siswa tunagrahita. Setiap aspek

kehidupan baik di sekolah maupun di rumah. Tujuan membaca pada siswa

tunagrahita agar anak dapat mengetahui maksud tulisan yang dibaca sehingga

tidak ketinggalan terhadap mata pelajaran yang diterima di sekolah, setiap

kelas dapat diikuti anak tunagrahita sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

dalam KTSP SDLB.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca

adalah memahami maksud keseluruhan yang terkandung dalam teks bacaan

sampai hal yang paling mendetail, tujuan tersebut belum dapat sepenuhnya

Page 34: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dicapai anak-anak tunagrahita, terutama pada saat awal pembelajaran membaca

sehingga diperlukan inovasi pembelajaran dari guru yang tepat.

e. Strategi Membaca

Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap bahan bacaan, pembaca

menggunakan stretegi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-

faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu teks dan konteks.

Menurut Zuchdi (2007: 61-62), bahwa dalam pembelajaran membaca

permulaan, ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: 1) metode

abjad, 2) metode bunyi, 3) metode kupas rangkai suku kata, 4) metode kata

lembaga, 5) metode global, dan 6) metode Struktural Analitik Sistetik (SAS).

Berikut akan dijelaskan beberapa metode dalam pembelajaran membaca

permulaan:

1) Metode Abjad dan Metode Bunyi

Dalam penerapannya, kedua metode tersebut sering menggunakan

kata lepas.

Misalnya :

a) Metode abjad (dalam mengucapkan huruf-hurufnya sesuai dengan abjad

“a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya).

Contoh: bo – bo

bobo

b) Metode bunyi (dalam mengucapkan huruf-huufnya sesuai dengan

bunyinyaa, beh, ceh, deh, dan seterusnya).

Contoh: bo – bo

beh – o – bo beh – o – bo

bobo

Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada

pengucapan huruf.

2) Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga

Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai

dan merangkaikan.

Page 35: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a) Metode Kupas Rangkai Suku Kata

Penerapannya guru menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Guru mengenalkan huruf kepada siswa

(2) Merangkaikan suku kata menjadi huruf

(3) Menggabungkan huruf menjadi suku kata.

Misalnya : ma – ta

m – a – t – a

ma – ta

b) Metode Kata Lembaga

Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Membaca kata yang sudah dikenal siswa

(2) Menguraikan kata menjadi suku kata

(3) Menguraikan suku kata menjadi huruf

(4) Menggabungkan huruf menjadi suku kata

(5) Menggabungkan suku kata menjadi kata

Misalnya:

bola

bo – la

b – o – l – a

bo – la

bola

3) Metode Global

Dalam penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Mengkaji salah satu kata

b) Menguraikan huruf menjadi suku kata

c) Menguraikan suku kata menjadi huruf

d) Menggabungkan huruf menjadi suku kata

e) Merangkai suku kata menjadi kata

f) Merangkai kata menjadi kalimat

Page 36: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Misalnya : andi bermain catur

bermain

ber – ma – in

b – e – r – m – a – i – n

ber – ma – in

bermain

andi bermain catur

4) Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

Menurut Momo dalam Zuchdi dan Budiasih (2001: 63-66) dalam

pelaksanaannya, metode ini dibagi dalam dua tahap yakni: a) tanpa buku,

dan b) menggunakan buku. Pada tahap tanpa buku, pembelajarannya

dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a) Merekam bahasa siswa

Bahasa yang digunakan oleh siswa dalam percakapan, direkam untuk

digunakan sebagai bahan bacaan.

b) Menampilkan gambar sambil bercerita

Guru memperlihatkan gambar kepada siswa, sambil bercerita sesuai

dengan gambar tersebut.

Misalnya : ini budi

budi duduk di kursi

budi sedang belajar menulis

Kalimat tersebut ditulis di papan tulis dan digunakan sebagai bahan

cerita.

c) Membaca Gambar

Misalnya: guru memperlihatkan gambar seorang ibu yang sedang

memegang sapu, sambil mengucapkan kalimat, “ini ibu ani”.

d) Membaca gambar dengan kartu kalimat

Setelah siswa dapat membaca tulisan di bawah gambar, guru

menempatkan kartu kalimat di bawah gambar. Untuk memudahkan

pelaksanaan dapat digunakan media berupa papan flannel, kartu kalimat,

Page 37: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kartu kata, kartu huruf dan kartu gambar. Dengan menggunakan media

tersebut untuk menguraikan dan menggabungkan akan lebih mudah.

e) Membaca kalimat secara Struktural (S)

Setelah siswa dapat membaca tulisan di bawah gambar, gambar

dikurangi sehingga siswa dapat membaca tanpa dibantu dengan gambar.

Dengan dihilangkannya gambar maka yang dibaca siswa adalah kalimat

(tulisan).

Misalnya : ini bola

ini bola budi

ini bola amir

f) Proses Analitik (A)

Sesudah siswa dapat membaca kalimat, mulailah menganalisis kalimat

menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf.

Misalnya : ini bola

ini – bola

i – ni – bo – la

i – n – i – b – o – l – a

g) Proses Sintetik (S)

Setelah siswa mengenal huruf-huruf dalam kalimat, huruf itu dirangkai

lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat

seperti semula.

Misalnya : i – n – i – b – o – l – a

i – ni – bo – la

ini – bola

ini bola

Secara utuh proses SAS tersebut sebagai berikut :

ini bola

ini – bola

i – ni – bo – la

i – n – i – b – o – l – a

i – ni – bo – la

Page 38: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ini – bola

ini bola

Berdasarkan metode di atas, tidak ada satu metode yang paling baik.

Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Di dalam

pembelajaran, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode sesuai

dengan bahan atau materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada

siswa.

Metode membaca yang dapat digunakan guru bagi anak tunagrahita

dapat disesuaikan dengan karakteristrik anak sehingga metode yang dipilih

benar-benar sesuai dengan kondisi anak tunagrahita. Menurut Mulyono

Abdurrahman (2003: 203) ”Bagi anak-anak kelas satu mungkin lebih tepat

digunaan metode yang menekankan pada pengenalan huruf sedangkan bagi

anak-anak kelas dua atau tiga digunakan metode tiga tahap atau metode SAS.”

3. Tinjauan Tentang Pias Kata Asosiasi Gambar

a. Pengertian Pias Kata

Pias kata adalah alat peraga berbentuk huruf, suku kata, dan kata

(Sudjana dan Rivai, 2000: 17). Untuk mengetahui seberapa dalam dan luas

pengetahuan serta seberapa dalam penguasaan kemampuan siswa yang telah

diberikan, guru memberikan evaluasi atau tes tentang membaca. Melalui tes

membaca dapat diketahui lancar tidaknya kemampuan siswa dalam membaca

permulaan. Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencoba menggunakan pias

kata asosiasi gambar. Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang

amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu disebabkan

kesederhaannnya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu

diproyeksikan untuk mengamatinya.

Deepam (2007: 31), menyebutkan bahwa Making informed choices,

Questioning texts, composing and sharing ideas using various symbol systems,

tools and technologies, and fully engaging in the practices of citizenship, these

are keis dimensions of literacy in an information aqe (Membuat pilihan-pilihan

informasi, teks yang ada pertanyaan, menyusun dan menyampaikan ide-ide

Page 39: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dengan menggunakan bermacam-macam sistem simbol, peralatan-peralatan

dan teknologi dan latihan, merupakan dimensi kunci dalam kemampuan

membaca).

Di dalam proses belajar mengajar alat peraga, alat bantu atau media

pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Alat peraga merupakan sarana yang penting dan sangat diperlukan dalam

mencapai tujuan atau keberhasilan proses belajar mengajar. Guru hendaknya

mampu menyusun, merencanakan, mempersiapkan, memilih dan

menggunakan alat dan perlengkapan dalam pengajaran bahasa Indonesia.

Sebelum memutuskan untuk menggunakan media atau alat peraga

tertentu, terlebih dahulu guru perlu memahami karakteristik dari alat tersebut

dan mampu memilih serta menggunakan alat tersebut. Penggunaan dan

pemilihan alat peraga harus disesuaikan dengan:

1) Tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan

2) Tingkat perkembangan siswa

3) Kemampuan guru

4) Situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat

5) Memahami karakteristik dari alat peraga itu sendiri.

Penggunaan alat peraga harus disesuaikan dengan bahan atau pokok

bahasan yang akan disampaikan. Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya membaca permulaan yang diberikan di kelas satu dan kelas dua

Sekolah Dasar, lebih tepat jika guru memilih dan menggunakan alat peraga

pias-pias kata atau kartu huruf.

Alat peraga pias-pias kata dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat

memberikan pengalaman konkrit, meningkatkan motivasi belajar siswa dan

mempertinggi daya serap serta siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam

belajar. Melalui penggunaan alat peraga pias-pias kata diharapkan taraf

kesukaran dan kompleksitas dari pelajaran bahasa Indonesia dapat memberi

pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar sehingga hasil atau prestasi

belajar akan lebih baik.

Page 40: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Penggunaan pias-pias kata bagi siswa kelas D2 tunagrahita meliputi:

1) Sejak awal tahun pelajaran kelas II sudah mulai paragraph (10 sampai 15

baris) maka dalam membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat dan wajar.

2) Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya) bahan diambil dari

buku-buku pelajaran yang ada kaitannya dengan mata pelajaran IPA, IPS,

Matematika.

a) Menggabungkan 2 atau 3 kata menjadi kalimat sederhana

b) Pias kalimat digabungkan menjadi bacaan sederhana

Bermain bola

Berangkat ke sekolah

Anak-anak sangat senang

Bermain di halaman

Lingkunganku sejuk

b. Pias Kata Asosiasi Gambar

Menurut Anitah (2010: 7), “media gambar (gambar mati) merupakan

gambar yang dibuat pada kertas karton atau sejenisnya yang tak tembus

cahaya.” Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal

di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu disebabkan kesederhaannnya,

tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk

mengamatinya. Melalui gambar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari

jangkauan pengalaman siswa, selain itu juga dapat memberikan gambaran

tentang peristiwa yang telah berlalu maupun gambaran masa yang akan

datang. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam

bentuk yang lebih konkrit untuk anak TK. Gerlach & Ely yang dikutip Anitah

(2010: 7) mengatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa,

tetapi juga seribu tahun atau seribu mil.”

ini - bola = ini bola

ini

main

-

-

budi

bola

=

=

ini budi

main bola

Page 41: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

gambar (gambar mati) merupakan gambar yang dibuat pada kertas karton atau

sejenisnya yang tak tembus cahaya yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan pias kata asosiasi gambar di sini

dimaksudkan pembelajaran membaca dengan memanfaatkan pias kata disertai

dengan gambar yang sesuai dengan maksud pias kata sehingga keduanya ada

interaksi yang memudahkan siswa untuk membaca permulaan bagi siswa

tunagrahita. Misalnya: guru memperlihatkan gambar seorang ibu yang sedang

memegang sapu, sambil mengucapkan kalimat, “ini ibu ani”.

Gambar memberikan manfaat terhadap kemampuan membaca bagi

siswa tunagrahita, dengan gambar anak dapat memahami maksud dari gambar

yang ditunjukkan dari bacaan yang dilihat siswa. Gambar salah satu media

pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran, karena

media gambar memberikan manfaat dalam pembelajaran. Menurut Arsyad

(2002:43), media gambar memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Menimbulkan daya tarik pada anak. Gambar dengan berbagai warnaakan lebih menarik dan membangkitkan minat dan perhatian anak.

2) Mempermudah pengertian anak. Suatu penjelasan yang abstrak akanlebih mudah dipahami bila dibantu gambar.

3) Memperjelas bagian-bagian yang penting.4) Menyingkat suatu uraian.

Manfaat gambar sebagai media visual, menurut Anitah (2010: 9) antara

lain sebagai berikut:

1) Menimbulkan daya tarik bagi pembelajar. Gambar dengan berbagaiwarna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatianpembelajar.

2) Mempermudah pengertian pembelajar. Suatu penjelasan yangsifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga pembelajarlebih mudah memahami apa yang dimaksud.

3) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, dapatdiperbesar bagian-bagian yang penting atau yang kecil sehinggadapat diamati lebih jelas..

4) Menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapatditunjukkan dengan sebuah gambar saja.

Page 42: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Atas dasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat

memberikan manfaat merangsang minat atau perhatian anak dalam membaca,

membantu anak memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal

yang menyertainya, lebih efektif sebagai penyampaian informasi ketimbang

gambar dengan bayangan, ataupun gambar fotografi yang sebenarnya,

pengajaran menyangkut konsep warna, maka gambar-gambar dengan warna

yang realistik memang lebih disukai.

Dengan demikian menggunakan media gambar dapat membantu

meningkatkan kemampuan membaca anak. Jika mengunakan gambar nyata,

anak akan menarik dan menyukainya. Dalam menggunakan gambar, guru

setidaknya memiliki prinsip-prinsip dalam menerapkannya. Beberapa prinsip

yang harus dipegang guru adalah: gambar yang digunakan mudah dimengerti

anak, menarik minat anak untuk belajar, tidak memerlukan biaya yang besar,

dan gambar mudah didapat untuk pembelajaran.

Menurut Rahadi (2003: 27-28), prinsip-prinsip penggunaan media

gambar meliputi:

1) Autentik, artinya dapat menggambarkan obyek seperti jika siswamelihat langsung.

2) Sederhana, harus menunjukkan dengan jelas bagian-bagian pokokdari gambar.

3) Ukuran proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuransesungguhnya benda atau obyek yang digambar.

4) Meadukah antara keindahan dengan kesesuaian untuk mencapaitujuan pembelajaran.

Dalam menggunakan gambar, guru setidaknya memiliki prinsip-prinsip

penerapnnya. Beberapa prinsip yang harus dipegang lgurua dalah: 1) gambar

yang digunakan mudah dimengeri anak; 2) menarik minat anak untuk belajar;

3) tidak memerlukan biaya yang besar; dan 4) gambar mudah didapat untuk

pembelajaran.

Menggunakan gambar untuk tujuan-tujuan pelajaran yang spesifik, yaitu

dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti

pelajaran atau pokok-pokok pelajaran (Anitah, 2010: 8). Tujuan khusus itulah

yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok terpenting dalam

Page 43: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pelajaran. Memadukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan

pemakaian gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan.

Menggunakan gambar-gambar tidak perlu banyak, daripada

menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif, lebih baik sedikit gambar

tetapi memberikan banyak makna. Guru hendaknya berhemat dalam

mempergunakan gambar yaitu gambar yang mengandung makna, siswa mudah

memahami gambar. Jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada

gagasan utama yang ada pada gambar yang disajikan yang membangkitkan

minat siswa untuk memahami makna gambar tersebut.

Mengurangi kata-kata pada gambar, sebab gambar justru sangat penting

dalam mengembangkan kata-kata atau cerita atau gagasan baru. Guru yang

baik akan menyadari bahwa dengan mengurangi deskripsi verbal kepada

gambar-gambar yang dipertunjukkannya akan dirasakan manfaatnya terutama

bagi siswa tunagrahita kelas dasar II SLB dalam belajar membaca.

Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar siswa akan

didorong untuk mengembangkan keterampilan membaca. Mengevaluasi

kemajuan kelas, dapat juga dengan memanfaatkan gambar-gambar baik secara

umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar,

slide atau transparan untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Pemakaian

instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya

memperoleh hasil tes yang komprehensif serta menyeluruh.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arah untuk bisa sampai

pada pemberian jawaban atas masalah yang telah dirumuskan. Peningkatan

membaca permulaan siswa dipengaruhi banyak hal. Faktor dari dalam dan dari

luar diri siswa yang mempengaruhi proses hasil belajar. Media belajar merupakan

seperangkat pendukung meningkatkan membaca permulaan pada pelajaran bahasa

Indonesia yang berasal dari luar diri siswa. Pias kata asosiasi gambar merupakan

salah satu media pembelajaran yang mudah dikenal di dalam kegiatan

pembelajaran membaca permulaan siswa kelas dasar II tunagrahita.

Page 44: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka penulis

kemukakan gambar skema kerangka berpiran sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dari uraian di atas

dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut: “Penggunaan pias kata asosiasi

gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan dalam pelajaran

Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas D2 C1 Semester II SLB-ABCD

YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012”.

Kondisi awalkemampuan membaca

Kemampuan membaca permulaansiswa tunagrahita kelas D2 C1

SLB-ABCD YBS Simo rendah

TindakanGuru menggunakan pias kata

asosiasi gambar(Siklus I dan Siklus II)

Kondisi AkhirKemampuan membaca permulaan

siswa tunagrahita kelas D2 C1

SLB-ABCD YBS Simo meningkat

Page 45: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Pendekatan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dalam bahasa Inggris diartikan Classroom Action Research (CAR) yaitu

penelitian yang dilakukan guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktek dan proses dalam

pembelajaran (Susilo, 2007: 16). Penelitian ini dilakukan di kelas D2 C1 Semester

II SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian.

No. UraianBulan - Minggu

Pebruari Maret April Mei Juni1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Penyusunan Proposal

2 Perijinan

3 Pelaksanaan Penelitian

4 Pengolahan Data

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa tunagrahita kelas D2 C1 Semester II

SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 4

siswa yaitu 2 perempuan dan 2 laki-laki, alasan pemilihan karena siswa baru

memulai belajar membaca permulaan yang dapat dibantu dengan pias kata

asosiasi gambar.

28

Page 46: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 3.2. Daftar Siswa Tunagrahita Kelas D2C1 Semester II SLB-ABCD YBSSimo Boyolali sebagai Subyek Penelitian.

No.InisialSiswa

JenisKelamin

Umur KelasKondisi

didiskrisikan1.

2.

3.

4.

YP

LK

DD

TT

L

P

L

P

12

12

11

14

D2C1

D2C1

D2C1

D2C1

Tunagrahita ringan

Tunagrahita ringan

Tunagrahita sedang

Tunagrahita sedang

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa kemampuan membaca permulaan,

aktivitas siswa, dan aktivitas guru. Sumber data kemampuan membaca permulaan

dan aktivitas siswa penelitian tindakan kelas ini berasal dari siswa tunagrahita

kelas D2 C1 Semester II SLB-ABCD YBS Simo Boyolali sebagai subjek

penelitian. Data yang berupa kemampuan membaca permulaan diperoleh dengan

menggunakan tes setelah dalam proses pembelajaran menggunakan pias kata

asosiasi gambar. Data aktivitas guru berasal dari lembar pengamatan aktivitas

guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian, karena hal ini

merupakan sesuatu yang paling mendasar guna keberhasilan suatu penelitian

dapat tercapai.

Penelitian, di samping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu

memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan

alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif.

Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian

sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara

terencana dan sistematis untuk pemecahan masalah.

Page 47: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Berorientasi pada judul penelitian maka metode yang akan digunakan dalam

penelitian tindakan kelas ini dengan metode observasi, dokumentasi, dan tes.

1. Observasi

a. Pengertian Observasi

Observasi memiliki beberapa pengertian yang berbeda antara satu

dengan yang lain, yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama. Dari

beberapa literatur diperoleh penjelasan sebagai berikut:

“Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan

pengamatan secara langsung mengenal fenomena-fenomena dan gejala psikis

maupun psikologi dengan pencatatan. Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi” (Arikunto,

2006: 229). Menurut Supardi (2008: 127), “observasi adalah kegiatan

pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran.”

Kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah

kegiatan pengamatan (pengambilan data) secara langsung mengenal fenomena-

fenomena dan gejala psikis maupun psikologi dengan pencatatan untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

b. Macam-macam Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung proses dan

dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah

perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Dalam melakukan observasi proses,

menurut Winarni (2009: 84-85) ada 4 metode observasi yaitu: a) observasi

terbuka, b) observasi terfokus, c) observasi terstruktur, dan d) observasi

sistematik.

1) Observasi Terbuka

Pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya

menggunakan kertas kosong merekam pelajaran yang diamati.

Page 48: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Observasi Terfokus

Ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.

Misalnya: yang diamati kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi.

3) Observasi Terstruktur

Observasi menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai,

sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (√) pada tempat

yang disediakan.

4) Observasi Sistematik

Observasi sistematik lebih rinci dalam kategori yang diamati. Misalnya

dalam pemberian penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal

dan nonverbal.

c. Observasi yang Digunakan

Dalam penelitian in digunakan observasi terstruktur, dimana observasi

menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat

hanya tinggal membubuhkan tanda () pada tempat yang disediakan pada

lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

membaca permulaan menggunakan pias kata asosiasi gambar Alasan

digunakan observasi terstruktur adalah untuk mempermudah observer

melakukan pengamatan dan observasi tertruktur sesuai dengan masalah yang

diteliti.

2. Dokumentasi

a. Pengertian dokumentasi

Dokumentasi memiliki beberapa pengertian yang berbeda antara satu

dengan yang lain, yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama. Dari

beberapa literatur diperoleh penjelasan sebagai berikut:

Menurut Arikunto (2006: 200) “dokumentasi yaitu data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, notulen, legger, agenda, dsb”. Menurut

Margono (2009: 161), “dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui

peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku pentang

Page 49: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian.”

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel

melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil, catatan, notuler, legger, agenda, atau hukum-

hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian

b. Dokumentasi yang digunakan

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data tentang kemampuan awal membaca permulaan yang diambil

dari nilai ulangan siswa tunagrahita kelas D2 C1 SLB-ABCD YBS Simo yang

berupa nilai.

3. Tes

a. Pengertian Tes

Kemampuan membaca siswa diukur melalui tes. Setelah dilaksanakan

tindakan, siswa dites dengan menggunakan soal lesan dan perbuatan yang

menitikberatkan pada segi penerapan pada akhir pembelajaran setiap siklus.

“Tes adalah sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas

yang harus dikerjakan” (Azwar, 2001: 2). Menurut Arikunto (2006: 138) tes

adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki individu atau kelompok”.Sedangkan menurut Poham dan Baker

(2001:112), “tes adalah pertanyaan yang berupa lesan maupun tulisan yang

harus dijawab oleh seseorang untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

yang dimiliki”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat

yang dipergunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat, berujud pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa baik

secara individu atau kelompok.

Page 50: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Macam-macam Tes

Bentuk-bentuk tes dikemukakan Arikunto (2006: 139), antara lain: 1)

Tes benar salah, 2) Tes pilihan ganda, 3) Tes menjodohkan, 4) Tes isian atau

melengkapi, 5) Tes jawaban singkat. Sedangkan menurut James Ppoham dan

Eva L. Baker (2001:118), tes terdiri dari beberapa macam, antara lain: 1) tes

pilihan, 2) butir tes isian, 3) butir tes isian singkat, dan 4) butir tes esai,

c. Tes yang Digunakan

Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif. Tes objektif adalah tes

yang hanya satu jawaban dapat dianggap terbaik. Siswa diminta untuk

menunjukkan jawaban yang terbaik dari tes objektif soal isian dan perbuatan

sesuai dengan kriteria anak tunagrahita. Ketentuan penilaian untuk jawaban

benar nilai 10, menjawab mendekati benar nilai 8, menjawab sedikit benar nilai

6,5 dan siswa menjawab salah nilai 5.

E. Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data itu (Moleong dalam Suwandi, 2008: 69).

Validitas data yang digunakan triangulasi sumber data dan triangulasi

metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik triangulasi untuk

mengetahui kemampuan membaca permulaan dan faktor penyebabnya. Untuk itu

peneliti membandingkan data hasil penelitian dari berbagai metode antara lain

dengan tes, observasi dan dokumentasi. Triangulasi data dilakukan dengan cara :

1. Cross checking, peneliti melakukan pengecekan (checking) antara hasil

metode pengumpulan data yang diperoleh melalui tes, observasi dan

dokumentasi dengan memadukan hasil ketiganya. Dalam hal ini bertujuan

memperoleh informasi yang benar dan meyakinkan.

2. Cek ricek, yaitu pengulangan kembali data yang diperoleh melalui berbagai

sumber data, waktu, maupun metode dan informasi serta tempat memperoleh

data (setting).

Page 51: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

F. Analisis Data

Analisis hasil pembelajaran meliputi hasil penelitian dari tes yang

diperoleh pada penelitian tindakan kelas. Data berupa hasil tes kemampuan

membaca permulaan berupa skor tingkat kemampuan siswa dalam membaca

permulaan. Data berupa hasil tes klasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data

tersebut dianalisis secara diskriptif komparatif, yang dianalisis adalah hasil nilai

tes siswa setelah menggunakan pias kata asosiasi gambar sehingga hasilnya dapat

mencapai batas keberhasilan yang ditetapkan.

G. Indikator Penelitian

Indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar

siswa mendapat nilai 60 atau lebih sebagai batas tuntas pembelajaran membaca

permulaan. Penetapan indikator pencapaian ini disesuaikan dengan kondisi

sekolah, seperti batas minimal nilai yang dicapai dan ketuntasan belajar

tergantung pada guru kelas yang secara empiris tahu betul keadaan murid-murid

di kelasnya (sesuai dengan KTSP ).

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah

didesain dalam variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan

pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2007: 16) mengemukakan

model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari

empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:

1. Perencanaan atau planning

Menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum

pelaksanaan tindakan (penyiapan perangkat pembelajaran, skenario

pembelajaran melalui penggunaan pias kata asosiasi gambar, observasi, dan

evaluasi).

Page 52: SKRIPSI · siswa tunagrahita kelas d 2 c1 semester ii slb-abcd ybs simo boyolali tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh: sunarsih x.5211023 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Tindakan atau acting

Berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti

maupun siswa dalam pembelajaran.

3. Pengamatan atau observing

Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa).

Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan

peneliti.

4. Refleksi atau reflecting

Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi.

Berdasarkan hasil analisis akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang

perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi

target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila

capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target atau

bahkan melebihnya.

Langkah-langkah tindakan kelas tersebut di atas dapat diilustrasikan dalam

gambar 2 berikut:

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2007: 16)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?