Laporan Pkl abcd

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini semakin maju menyebabkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang keahliannya. Mahasiswa sebagai salah satu aset sumber daya manusia didunia kerja yang harus menyesuaikan dan mengembangjan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya dengan cara membekali diri dengan pendidikan. Menghasilkan tenaga kerja yang handal dan profesional maka perguruan tinggi diharuskan untuk mempersiapkan para lulusannya dengan baik. Program praktek kerja lapangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk memajukan antara teori dan praktek yang dipelajari selama perkuliahan dengan praktek kerja secara nyata diperusahaan tersebut. Hal ini dilakukan oleh perguruan tinggi untuk bekal para lulusannya dalam dunia kerja. Pengalaman bekerja pada saat praktek kerja lapangan inilah yang akan dijadikan sebagai bekal dan acuan bagi para mahasiswa pada saat memasuki dunia kerja sesungguhnya. Lulusan yang dapat bekerja secara profesional dan baik akan membawa citra baik pula bagi perguruan tinggi itu sendiri karena menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja. 1

description

laporan

Transcript of Laporan Pkl abcd

Page 1: Laporan Pkl abcd

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini semakin

maju menyebabkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang terampil

dalam bidang keahliannya. Mahasiswa sebagai salah satu aset sumber

daya manusia didunia kerja yang harus menyesuaikan dan

mengembangjan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya dengan

cara membekali diri dengan pendidikan. Menghasilkan tenaga kerja yang

handal dan profesional maka perguruan tinggi diharuskan untuk

mempersiapkan para lulusannya dengan baik. Program praktek kerja

lapangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk memajukan antara

teori dan praktek yang dipelajari selama perkuliahan dengan praktek kerja

secara nyata diperusahaan tersebut. Hal ini dilakukan oleh perguruan

tinggi untuk bekal para lulusannya dalam dunia kerja. Pengalaman

bekerja pada saat praktek kerja lapangan inilah yang akan dijadikan

sebagai bekal dan acuan bagi para mahasiswa pada saat memasuki dunia

kerja sesungguhnya. Lulusan yang dapat bekerja secara profesional dan

baik akan membawa citra baik pula bagi perguruan tinggi itu sendiri

karena menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja.

1

Page 2: Laporan Pkl abcd

2

Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah yang harus diikuti

oleh setiap mahasiswa program studi S1 Pendidikan Ekonomi

Konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran di akhir masa

perkuliahannya berupa praktek kerja di sebuah institusi. Praktek Kerja

Lapangan merupakan sarana bagi mahasiswa agar dapat memiliki

pengalaman dan pembelajaran yang cukup serta dapat mengaplikasikan

ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan ke dalam dunia kerja.

Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan kerja yang berbeda dengan lingkungan kampus, sehingga

mahasiswa dapat mengetahui bagaimana lingkungan kerja yang

sesungguhnya agar kelak dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan

diri dengan lingkungan kerja.

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai salah satu Lembaga

Pencetak Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terletak di Jakarta,

sekarang ini tidak hanya melatih mahasiswanya untuk menjadi tenaga

pendidik yang profesional saja, tetapi juga melatih para mahasiswanya

untuk berkarir di bidang non kependidikan, sehingga mahasiswa tersebut

dapat memilih pekerjaan sesuai dengan potensi dan bakat yang

dimilikinya. Untuk itu, Fakultas Ekonomi sebagai salah satu fakultas

yang dimiliki Universitas Negeri Jakarta, memiliki program unggulan

untuk melatih mahasiswanya dalam dunia kerja, yaitu dengan adanya

mata kuliah praktik kerja lapangan.

Page 3: Laporan Pkl abcd

3

Adanya praktik kerja lapangan ini diharapkan, mahasiswa ekonomi

khususnya dapat terjun langsung ke dunia kerja untuk merasakan dan

mempraktikan ilmu-ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah. Dalam

hal ini, penulis sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi yang terkonsentrasi

pada program studi Administrasi Perkantoran melaksanakan praktek

kerja lapangan di salah satu lembaga pemerintahan yaitu di Kementerian

Agama Republik Indonesia.

Praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh praktikan adalah di

Kementrian Agama Republik Indonesia. Di Kementrian Agama Republik

Indonesia, praktikan melakukan praktik kerja lapangan selama 1 bulan,

lamanya praktikan bekerja adalah 20 hari kerja dari hari senin sampai

jumat. Di Kementrian Agama, praktikan ditempatkan pada Biro

Kepegawaian

Bimbingan dan pengarahan dari biro kepegawaian sangat membantu

praktikan dalam menghadapi tugas yang praktikan terima. Banyak

pengetahuan dan informasi yang praktikan dapatkan selama praktek.

Pengarahan kerja yang baik dari karyawan-karyawan biro kepegawaian

merupakan bantuan bagi praktikan dalam mengatasi kendala pada saat

kerja. Selama pelakasanaan praktek kerja lapangan inipula praktikan

mulai memahami dan mengerti bidang kerja yang diterima. Tentunya

segala kekurangan dan kelebihan merupakan bagian dari proses

persiapan bagi praktikan untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Page 4: Laporan Pkl abcd

4

Praktik kerja lapangan ini diharapkan praktikan setelah lulus dapat

memperoleh pengalaman kerja, selain memperoleh materi untuk

pembuatan laporan, sehingga akan menjadi lulusan yang berkualitas yang

mampu bersaing di dunia kerja.

Tempat praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah di

Sekertariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Praktikan

memilih Sekertariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia

karena praktikan tertarik untuk mengetahui apa saja bidang kerja pada

Biro Kepegawaian Kementerian Agama.

B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Berdasarkan latar belakang diatas, pelaksanaan kegiatan praktik kerja

lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa dimaksudkan untuk:

1. Melakukan praktik kerja pada instansi pemerintahan atau perusahaan swasta

sesuai dengan latar belakang pendidikan praktikan di Jurusan Ekonomi dan

Administrasi yaitu Administrasi Perkantoran.

2. Mempelajari suatu bidang kerja yang terdapat dalam Administrasi

Perkantoran, serta mengimplementasikan secara langsung ilmu yang telah

diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

3. Menyiapkan mahasiswa yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia

kerja.

Page 5: Laporan Pkl abcd

5

Sedangkan tujuan dilakukannya kegiatan praktik kerja lapangan yaitu:

1. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.

2. Meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan

keterampilan

3. Melatih mahasiswa dalam berinteraksi, bersosialisasi dan menyesuaikan diri

dengan dunia kerja

4. Mendorong mahasiswa untuk mencari dan menyelesaikan permasalahan

yang terjadi selama praktek kerja lapangan dilaksanakan.

5. Memberikan gambaran dunia kerja

6. Mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai perwujudan Tri Dharma

Perguruan Tinggi).

7. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Program S1 Pendidikan Ekonomi

Konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta.

C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan

Setelah melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan maka manfaat

yang didapat adalah:

1. Praktikan

a. Memperoleh keterampilan sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh

selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta.

b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit

kerja, baik dalam lingkungan pemerintah maupun perusahaan.

Page 6: Laporan Pkl abcd

6

c. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba

menemukan sesuatu yang baru yang belum pernah diperoleh dari

pendidikan formal

2. Bagi Perusahaan

a. Terjalinnya hubungan yang teratur, sehat dan dinamis antara

instansi/perusahaan dengan lembaga pendidikan, serta menumbuhkan

hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat.

b. Dapat membantu menyiapkan sumber daya yang potensial untuk

perusahaan.

c. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksana

praktek kerja lapangan yang bersifat membangun dan menyempurnakan

sistem yang ada.

3. Universitas Negeri Jakarta

a. Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan di lingkungan kerja dan tuntutan pembangunan pada

umumnya. Dengan demikian Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

dapat mencetak lulusan yang kompeten dalam dunia kerja.

b. Terjalin hubungan kerjasama antara pihak universitas dengan pihak

instansi atau perusahaan yang ditempati untuk Praktik Kerja Lapangan.

Page 7: Laporan Pkl abcd

7

D. Tempat Praktik Kerja Lapangan

Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yaitu sebagai

berikut:

Nama Instansi : Kementerian Agama Republik Indonesia

Alamat : Sekretariat Jendral, Jalan Lapangan Banteng Barat

No. 3-4

Telepon/Faximile : (62-21) 381 1244 / (62-21) 381 1642

E. Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan

Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan dimulai

pada tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Juli 2013.

Perincian tahap pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan

Praktik melakukan persiapan dengan membuat surat pengantar dari fakultas

dan kemudian membuat surat permohonan izin praktik kerja lapangan lalu

membuat surat permohonan izin praktik kerja lapangan di bagian BAAK .

Setelah surat didapatkan, surat diberikan pada pihak perusahaan terhitung

sejak bulan Juni hingga akhirnya mendapatkan izin untuk melakukan Praktik

Kerja Lapangan pada awal Juli.

Page 8: Laporan Pkl abcd

8

2. Tahapan Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan selama satu bulan, terhitung

sejak tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan tanggal 31 Juli 2013. Dengan

ketentuan jam operasional:

Hari masuk : Senin – Jumat

Jam kerja : 08.00 – 16.00 WIB

Waktu istirahat : 12.00 - 13.00 WIB

3. Tahapan Pelaporan

Praktikan menulis laporan dilakukan saat pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan telah selesai, tepatnya dimulai pada bulan Agustus 2013 dan akan

dilaporkan pada bulan Desember 2013.

Page 9: Laporan Pkl abcd

9

BAB II

TINJAUAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA RI

A. Sejarah Kementerian Agama Republik Indonesia

Departemen Agama Bermula dari adanya usul utusan Komite

Nasional Indonesia (KNI) Daerah Kepresidenan Banyumas pada

Rapat/Sidang Pleno Komite Nasional Indonesia Pusat/KNIP (sekarang

DPR/MPR RI) tanggal 24 – 28 November 1945 di Gedung Fakultas

Kedokteran Salemba Jakarta. Usul itu disampaikan oleh KH. Abu Dardiri,

KH. Sholeh Su’ady, dan M. Soekoso Wirjosapoetro, yang mengusulkan

dan mendesak agar dalam negara Indonesia yang sudah merdeka ini

janganlah hendaknya urusan agama hanya disambil lalukan (diurus sambil

lalu) oleh Kementrian Pendidikan, Pengajar dan Kebudayaan atau

Kementrian Dalam Negeri dan lain-lain, tetapi hendaknya diurus oleh

kementerian khusus dan tersendiri.

Timbulnya usul itu tidak menimbulkan reaksi negatif dan

menimbulkan perdebatan sengit, sebab umunya peserta sidang

menganggap maksud usul itu sebagai kewajaran. Bahkan Mohammad

Natsir, dr Moewardi, dr Marzoeki Mahdi, Kartosoedarmo, dan lain-lain

anggota KNPI secara terang-terangan mendukung dan memperkuat usul

itu. Karena itu, usul tersebut kemudian ditampung oleh badan pekerja

KNIP, kemudian disampaikan kepada Perdana Menteri Sultan Syahrir dan

terakhir diteruskan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan.

9

Page 10: Laporan Pkl abcd

10

Harapan adanya persetujuan itu demikian besar dikalangan pengusul dan

pendukung, setelah Wakil Presiden Mohammad Hatta menjanjikan bahwa

usul tersebut akan mendapat perhatian sungguh-sungguh dari Pemerintah.

Presiden Republik Indonesia, mengingat usul Perdana Menteri dan

Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, memutuskan untuk

mengadakan Kementrian Agama.”Berita berdirinya Kementrian Agama

itu segera tersebar dikalangan masyarakat setelah mereka mendengar dan

mengetahui siaran Radio Republik Indonesia (RRI), Koran-koran

perjuangan, dan dari mulut ke mulut.

Umat Islam Indonesia menyambut positif dan gembira bahkan

memberikan dukungan penuh, karena mereka umumnya beranggapan

berdirinya Kementrian Agama merupakan berkat dan rahmat Allah Yang

Maha Kuasa atas Umat Islam khususnya, yang telah berjuang untuk

berdirinya Kementrian Agama ditengah-tengah situasi negara yang belum

sepenuhnya aman dari penjajahan dan dalam kondisi masyarakat/bangsa

yang masih menderita akibat penjajahan.

Pada bulan September 1945 atau pada masa Kabinet RI I/Kabinet

Presidentil pimpinan Presiden Soekarno (2 September – 14 November

1945), sebenarnya telah terbentuk 14 Kementrian dan 4 Menteri Negara,

tetapi pemerintah tidak sekaligus membentuk Kementrian Agama. Hal itu

antara lain karena :

1. Tengah memantapkan politik, ekonomi, pendidikan, sarana, sosial,

pertahanan/keamanan, dan lain-lain;

Page 11: Laporan Pkl abcd

11

2. Segera setelah kemerdekaan Indonesia, para pemimpin negara

disibukkan oleh perebutan kekuasaan (dari tangan Jepang) yang

memerlukan waktu dan perjuangan fisik

3. Pembentukan Kementerian-kementerian sering tertunda pada setiap

Sidang Pleno KNIP karena masalah situasi dan mendesaknya masalah

keamanan rakyat.

4. Baru pada masa Kabinet Syahrir 1/Kabinet Parlementer 1 pimpinan

Perdana Menteri Sultan Syahrir (14 November 1945 – 12 November

1946) itulah terbentuk Kementerian Agama, dengan H. M. Rasyidi

sebagai Menteri Agama, yang sebelumnya sebagai Menteri Negara;

sedangkan sebagai Sekretaris Jendralnya Mr. R. A. Soebagyo. Pejabat-

pejabat lainnya antara lain H. Abdullah Aidid (Kepala Jawatan

Penerangan Agama Islam), H. Abubakar Atjeh (Kepala Penerbitan pada

Jawatan Penerangan Agama), H. Moehammad Djunaedi (Kepala Biro

Peradilan Agama), KH. Muslih (Kepala Kantor Urusan Agama Pusat),

KH. R. Mohammad Adnan (Ketua Mahkamah Islam Tinggi di Solo),

dan lain-lain.

Suatu hari setelah berdirinya Kementrian Agama (yakni pada

tanggal 3 Januari 1946) Pusat Pemerintahan Negara RI pindah ke

Yogyakarta, karena sejak Desember 1945 Jakarta tidak aman dengan

adanya Sekutu berikut pasukan Gurkanya yang diboncengi NICA untuk

melancarkan aksi-aksi teror mengancam pemimpin-pemimpin

Republik, dan melepaskan/mempersenjatai KNIL yang ditawan oleh

Page 12: Laporan Pkl abcd

12

Jepang. Kantor Kementrian Agama di Yogyakarta terletak di Jalan

Malioboro No. 10, sebagai kantor sementara sebelum akhirnya pusat

Pemerintahan Negara RI kembali ke Jakarta.

Keberadaan Kementerian Agama sebagai organisasi negara yang

membidang agama dalam pemerintahan merupakan hasil perjuangan

umat Islam khususnya, dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya.

Para pemimpin Islam ketika itu berhasil memperjuangkan Kementerian

Agama atas dasar pemikiran bahwa Kementerian Agama adalah bagian

yang wajar dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pembentukan Kementerian Agama, sebagaimana

diungkapkan R. Moh. Kafrawi (mantan Sekretaris Jenderal

Kementerian Agama), dihasilkan dari suatu kompromi antara teori

sekuler dan Kristen tentang pemisahan gereja dengan negara, dan

teori muslim tentang penyatuan antara keduanya. Jadi Kementerian

Agama itu timbul dari formula Indonesia asli yang mengandung

kompromi antara dua konsep yang berhadapan muka sistem Islami dan

sistem sekuler.

Pengumuman berdirinya Kementerian Agama disiarkan oleh

pemerintah melalui siaran Radio Republik Indonesia. Haji Mohammad

Rasjidi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI

Pertama. H.M. Rasjidi adalah seorang ulama berlatar belakang

pendidikan Islam modern dan di kemudian hari dikenal sebagai

pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah. Rasjidi saat itu

Page 13: Laporan Pkl abcd

13

adalah menteri tanpa portfolio dalam Kabinet Sjahrir. Dalam jabatan

selaku menteri negara menggantikan K.H.A.Wahid Hasjim, Rasjidi

sudah bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan dengan

kepentingan umat Islam.

Kementerian Agama mengambil alih tugas-tugas keagamaan yang

semula berada pada beberapa kementerian, yaitu Kementerian Dalam

Negeri, yang berkenaan dengan masalah perkawinan, peradilan agama,

kemasjidan dan urusan haji dari Kementerian Kehakiman, yang

berkenaan dengan tugas dan wewenang Mahkamah Islam Tinggi, dari

Kementerian Pengajaran, Pendidikandan Kebudayaan, yang berkenaan

dengan masalah pengajaran agama di sekolah-sekolah.

Sehari setelah pembentukan Kementerian Agama, Menteri Agama

H.M. Rasjidi dalam pidato yang disiarkan oleh RRI Yogyakarta

menegaskan bahwa berdirinya Kementerian Agama adalah untuk

memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-

pemeluknya.

Dalam Konferensi Jawatan Agama seluruh Jawa dan Madura di

Surakarta tanggal 17 - 18 Maret 1946, Menteri Agama H.M. Rasjidi

menguraikan kembali sebab-sebab dan kepentingannya Pemerintah

Republik Indonesia mendirikan Kementerian Agama yakni untuk

memenuhi kewajiban Pemerintah terhadap Undang-Undang Dasar 1945

Bab XI pasal 29, yang menerangkan bahwa "Negara berdasar atas

Ketuhanan Yang Maha Esa" dan "Negara menjamin kemerdekaan tiap-

Page 14: Laporan Pkl abcd

14

tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk

beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu" (ayat 1 dan 2).

Jadi, lapangan pekerjaan Kementerian Agama ialah menguru ssegala

hal yang bersangkut paut dengan agama dalam arti seluas-luasnya.

Maklumat Kementerian Agama Nomor 2 tanggal 23 April 1946

menetapkan:

1. Shumuka yang dalam zaman Jepang termasuk dalam kekuasaan

Residen menjadi Jawatan Agama Daerah, yang selanjutnya

ditempatkan dibawah Kementerian Agama.

2. Hak untuk mengangkat penghulu Landraad sekarang bernama

Pengadilan Negeri, ketua dan anggota Raad Agama yang dahulu ada

di tangan pemerintah kolonial Hindia Belanda, selanjutnya

diserahkan kepada Kementerian Agama.

3. Hak untuk mengangkat penghulu masjid, yang dahulu ada tangan

Bupati, selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Agama.

Melalui perjuangan yang gigih dan tanpa pamrih para pendahulu

kita, sejarah Kementerian Agama menyatu dengan sejarah NKRI. Bahkan

dalam masa revolusi fisik dan diplomasi mempertahankan kemerdekaan,

Kantor Pusat Kementerian Agama turut hijrah ke Daerah Istimewa

Yogyakarta. Kementerian Agama di masa H.M. Rasjidi dapat disebut

"Kementerian Revolusi", karena ketika awal dibentuk, Kementerian

Agama sejak 12 Maret 1946 berkantor di ibukota revolusi, Yogyakarta.

Dalam Maklumat Kementerian Agama No 1 tanggal 14 Maret 1946

Page 15: Laporan Pkl abcd

15

diumumkan alamat sementara kantor pusat Kementerian Agama adalah di

Jalan Bintaran No 9 Yogyakarta. Kemudian bulan Mei 1946 alamat

Kementerian Agama pindah ke Jalan Malioboro No 10 Yogyakarta.

Kantor ini tersedia berkat jasa baik tokoh Muhammadiyah K.H.Abu

Dardiri dan K.H.Muchtar. Dalam waktu tersebut tugas-tugas menteri

agama secara fakultatif tetap memiliki akses dengan Jakarta.

Setelah berdirinya Kementerian Agama, urusan keagamaan dan

peradilan agama bagi umat Islam yang telah berjalan sejak pra-

kemerdekaan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama. Semula hal

itu berlaku di Jawa dan Madura, tetapi setelah terbentuknya kembali

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didorong oleh mosi integral

Mohammad Natsir (periode berlakunya UUDS 1950) dan penyerahan

urusan keagamaan dari bekas negara- negara bagian Republik Indonesia

Serikat (RIS) kepada menteri agama, maka secara de jure dan de facto,

tugas dan wewenang dalam urusan agama bagi seluruh wilayah Indonesia

menjadi tanggung jawab menteri agama.

Dalam perkembangan selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 33

Tahun 1949 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1950 serta

Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 1951 antara lain menetapkan

kewajiban dan lapangan tugas Kementerian Agama yaitu:

1. Melaksanakan asas Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sebaik-baiknya

Page 16: Laporan Pkl abcd

16

2. Menjaga bahwa tiap-tiap penduduk mempunyai kemerdekaan untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya

3. Membimbing, menyokong, memelihara dan mengembangkan aliran-

aliran agama yang sehat

4. Menyelenggarakan, memimpin dan mengawasi pendidikan agama di

sekolah-sekolah negeriarah Pembentukan Kement

5. Memimpin, menyokong serta mengamat-amati pendidikan dan

pengajaran di madrasah-madrasah dan perguruan-perguruan agama

lain-lain

6. Mengadakan pendidikan guru-guru dan hakim agama

7. Menyelenggarakan segala sesuatu yang bersangkut paut dengan

pengajaran rohani kepada anggota-anggota tentara, asrama-

asrama, rumah-rumah penjara dan tempat-tempat lain yang dipandang

perlu

8. Mengatur, mengerjakan dan mengamat-amati segala hal yang

bersangkutan dengan pencatatan pernikahan, rujuk dan talak orang

Islam

9. Memberikan bantuan materiil untuk perbaikan dan

pemeliharaan tempat-tempat beribadat

10. Menyelenggarakan, mengurus dan mengawasi segala sesuatu yang

bersangkut paut dengan Pengadilan Agama dan Mahkamah Islam

Tinggi

Page 17: Laporan Pkl abcd

17

11. Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawasi pemeliharaan

wakaf-wakaf

12. Mempertinggi kecerdasan umum dalam hidup bermasyarakat dan

hidup beragama.

Pada waktu memperingati 10 tahun berdirinya Kementerian

Agama, tahun 1956, Menteri Agama K.H. Muchammad Iljas menegaskan

kembali politik keagamaan dalam Negara Republik Indonesia.

Ditegaskannya, fungsi Kementerian Agama adalah merupakan pendukung

dan pelaksana utama asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Maksud dan tujuan

mendirikan Kementerian Agama, selain untuk memenuhi tuntutan

sebagian besar rakyat beragama di tanah air ini, yang merasa urusan

keagamaan di zaman penjajahan dahulu tidak mendapat layanan yang

semestinya, juga agar soal-soal yang bertalian dengan keagamaan diurus

serta diselenggarakan oleh suatu instansi atau kementerian khusus,

sehingga pertanggungan jawab, beleid, dan taktis berada ditangan seorang

menteri.

Adapun visi dan misi Kementerian Agama yaitu :

VISI

“ Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,

mandiri, dan sejahtera lahir batin.” (Keputusan Menteri Agama Nomor 2

Tahun 2010)

Page 18: Laporan Pkl abcd

18

MISI

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.

2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi

agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.

4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, yang terdiri atas :

1. Sekretariat Jenderal

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

3. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha

9. Inspektorat Jenderal

10. Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Latihan.

11. Staf Ahli Menteri

Page 19: Laporan Pkl abcd

19

1. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal adalah unsur pembatu pimpinan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Sekretariat

Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yaitu Bahrul Hayat. Sekretariat

Jendral memiliki tugas yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Kementerian Agama.

Fungsi :

1. Koordinasi kegiatan Kementerian Agama

2. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Agama

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan

dokumentasi Kementerian Agama

4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama

dan hubungan masyarakat.

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan

bantuan hukum

6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara, dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Agama.

Page 20: Laporan Pkl abcd

20

Susunan organisai Sekretariat Jenderal terdiri atas :

a. Biro Perencanaan

Biro Perencanaan dipimpin oleh Syamsuddin Haris. Biro perencanaan

memiliki tugas melaksanakan pengembangan sistem dan data

perencanaan, koordinasi dan penyusunan rencana dan program, evaluasi

dan pelaporan perencanaan di lingkungan Kementerian Agama serta

urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Susunan organisasi Biro Perencanaan terdiri atas:

1. Bagian Pengembangan Sistem dan Data Perencanaan.

2. Bagian Perencanaan dan Anggaran I

3. Bagian Perencanaan dan Anggaran II

4. Bagian perencanaan dan Anggaran III

b. Biro Kepegawaian

Biro kepegawaian dipimpin oleh H. Mahsusi. Biro kepegawaina

memiliki tugas pengolahan data dan informasi kepegawaian

perencanaan dan penghargaan, mutasi,assesment, dan pengembangan

pegawai dilingkungan Kementerian Agama serta urusan tata usaha dan

rumah tangga biro.

Fungsi :

1. Pengelolaan data dan informasi kepegawaian

2. Pelaksanaan perencanaan dan penghargaan pegawai

3. Pengelolaan mutasi pegawai

Page 21: Laporan Pkl abcd

21

4. Pengelolaan assesment dan pengembangan pegawai dan,

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro

Susunan organisasi Biro Kepegawaian terdiri atas :

1. Bagian Data dan Informasi Kepegawaian

Bagian data dan informasi kepegawaian mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan pengelolaan dan analisis data kepegawaian,

sistem informasi kepegawaian, dan tata naskah.

Bagian ini memiliki tiga sub bagian yang terdiri atas :

1. Sub bagian Pengelolaan Data Kepegawaian.

Pada subbagian ini mempunyai tugas melakukan pengumpulan,

pengolahan, dan pengelolaan data kepegawaian.

2. Sub bagian Sistem Informasi Kepegawaian

Pada subbagian ini mempunyai tugas melakukan penyiapan

penyusunan pengelolaan sistem informasi kepegawaian

3. Sub bagian Tata Naskah

Pada subbagian ini mempunyai tugas melakukan penyiapan

pengeloalaan tata naskah.

2. Bagian Perencanaan dan Penghargaan

Bagian perencanaan dan penghargaan memiliki beberapa sub bagian

terdiri atas :

1. Sub bagian Perencanaan Kepegawaian

2. Sub bagian Penghargaan dan Kesejahteraan Pegawai

Page 22: Laporan Pkl abcd

22

3. Sub bagian Tata Usaha Biro.

d. Bagian Mutasi

Bagian Mutasi memiliki beberapa subbagian terdiri atas :

1. Sub bagian Pengangkatan;

2. Sub bagian Pemindahan dan Pengangkatan

3. Sub bagian Pemberhentian dan Pensiunanan.

e. Bagian Assesment dan Pengembangan Pegawai

Bagian Assesment dan Pengembangan Pegawai memiliki tiga sub

bagian terdiri atas :

1. Sub bagian Assesment Jabatan Struktural

2. Sub bagian Assesment Jabatan Fungsional

3. Sub bagian Pengembangan Pegawai

c. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) dipimpin oleh

Syihabuddin Latief. Biro ini memiliki tugas melaksanakan pembinaan

dan koordinasi pengelolaan perbendaharaan, pendapatan negara bukan

pajak dan badan layanan umum, barang milik/kekayaan negara,

akuntansi dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian Agama

serta urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Page 23: Laporan Pkl abcd

23

Susunan organisasi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara terdiri

atas :

1. Bagian Perbendaharaan

2. Bagian Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak dan Badan

Layanan Umum

3. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

4. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

d. Biro Organisasi dan Tata Laksana

Biro Organisasi dan Tata Laksana dipimpin oleh Drs. H. MHD.

Syahman Sitompul, SE. Biro Ortala memiliki tugas melaksanaan

penataan organisasi, tata laksana, dan evaluasi kinerja organisasi, serta

penyusunan naskah dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dilingkungan

Kementerian Agama.

Susunan organisasi Biro Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas :

1. Bagian Organisasi

2. Bagian Tata Laksana

3. Bagian Penyusunan Naskah dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan

4. Bagian Evaluasi Kinerja Organisasi

e. Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri

Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri saat ini dipimpin oleh

Bapak Mudarok. Pada biro ini tugasnya adalah penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan, penyusunan rancangan peraturan dan

keputusan menteri, penyuluhan dan bantuan hukum, pengelolaan urusan

Page 24: Laporan Pkl abcd

24

kerja sama luar negeri, dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga biro.

Susunan organisasi Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri terdiri

atas :

1. Bagian Perancangan Peraturan Perundang-undangan

2. Bagian Perancangan Peraturan dan Keputusan Menteri

3. Bagian Penyuluhan dan Bantuan Hukum

4. Bagian Kerja Sama Luar Negeri.

f. Biro Umum

Biro Umum saat ini dipimpin oleh Bapak Burhanuddin. Tugas dari

Biro Umum adalah, pelaksanaan urusan tata usaha kementerian,

pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan, pelaksanaan pengelolaan

perlengkapan sekretariat jenderal, dan pelaksanaan urusan rumah

tangga kementerian agama pusat

Susunan organisasi biro umum terdiri atas :

1. Bagian Tata Usaha Kementerian

2. Bagian Tata Usaha Pimpinan

3. Bagian Perlengkapan

4. Bagian Rumah Tangga

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam adalah unsur pelaksana

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dipimpin oleh Direktur Jenderal

Page 25: Laporan Pkl abcd

25

yaitu Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA. Direktorat Jendaral Pendidikan

Islam mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan

dan standardisasi teknis di bidang pendidikan islam.

3. Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah

unsur pelaksana yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri Agama. Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah

dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

2. Direktorat Pelayanan Haji

3. Direktorat Pengelolaan Dana Haji.

4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam adalah unsur

pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri Agama. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

dipimpin oleh seorang direktur Jenderal yaitu Prof. Dr. H. Abdul

Djamil, MA. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat islam.

Page 26: Laporan Pkl abcd

26

Susunan Organisasi Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

2. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

3. Direktorat Penerangan Agama Islam

4. Direktorat Pemberdayaan Zakat

5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen adalah unsur

pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri Agama. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yaitu Dr. Saur Hasugian.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis

dibidang bimbingan masyarakat kristen.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Kristen terdiri atas :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

2. Direktorat Urusan Agama Kristen

3. Direktorat Pendidikan Kristen

6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik adalah unsur

pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri Agama. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yaitu Semara Duran

Page 27: Laporan Pkl abcd

27

Antonius. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis dibidang bimbingan masyarakat Katolik.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Katolik terdiri atas :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

2. Direktorat Urusan Agama Katolik

3. Direktorat Pendidikan Katolik.

7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dipimpin oleh

seorang Direktur Jenderal yaitu Prof. Dr. IBG. Yudha Triguna, MS.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mempunyai tugas

menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang Bimbingan Masyarakat Hindu berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan oleh Menteri.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

terdiri atas :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

2. Direktorat Urusan Agama Hindu

3. Direktorat Pendidikan Hindu.

Page 28: Laporan Pkl abcd

28

8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mempunyai

tugas menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang Bimbingan Masyarakat Buddha berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan oleh Menteri.

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha

terdiri atas :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

2. Direktorat Urusan Agama Hindu

3. Direktorat Pendidikan Hindu.

9. Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal yaitu

Dr. H. Moch. Jasin. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas

menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di

lingkungan Kementerian Agama berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

oleh Menteri.

10. Badan Penelitian dan Pengembangan Serta Pendidikan dan

Pelatihan

Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan

mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan serta

pendidikan dan pelatihan di bidang Keagamaan.

Page 29: Laporan Pkl abcd

29

C. Kegiatan Umum Perusahaan

Sekretariat Jenderal Kementerian Agama didirikan untuk membantu

pimpinan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri

Agama. Sekretariat Jenderal Kementerian agama memiliki tugas untuk

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Agama. Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas,

Sekertariat Jenderal Kemeterian Agama dibantu oleh beberapa biro yang

ada diantaranya :

1. Biro Perencanaan

2. Biro kepegawaian

3. Biro Keuangan dan Milik Negara

4. Biro Organisasi dan Tata Laksana

5. Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri

6. Biro umum.

Page 30: Laporan Pkl abcd

30

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Bidang Kerja

Instansi tempat praktik kerja lapangan memberikan kesempatan kepada

praktikan untuk bekerja sesuai dengan Jurusan Ekonomi dan Administrasi.

Praktikan ditempatkan dibagian Biro Kepegawaian pada Bagian Data dan

Informasi Kepegawaian. Bagian Data dan Informasi Kepegawaian ini

memiliki tugas melaksanakan penyiapan pengelolaan dan analisis

kepegawaian, sistem informasi kepegawaian, dan tata naskah.

Biro Kepegawaian

Kegiatan yang dilakukan praktikan pada Biro Kepegawaian dibagian Data

dan Informasi Kepegawaian adalah sebagai berikut :

1. Menginput data Pegawai Negeri Sipil (PNS) kedalam Sistem Informasi

Kepegawaian (SIMPEG) Kementerian Agama.

2. Memperbaharui data lama pegawai sesuai dengan keputusan terbaru

3. Mensortir dan mengecek kelengkapan Kartu PNS Elektronik (KPE) yang

sebelumnya sudah diterima dari pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN)

4. Menerima Surat masuk yang dikirim dari Biro Keuangan dengan

menandai pada lembar pengantar surat biasa

5. Membuat Formulir Penetapan Akad Kredit

6. Membuat surat undangan rapat yang ditujukan oleh semua pegawai pada

Biro Kepegawaian.

Page 31: Laporan Pkl abcd

31

B. Pelaksanaan Kerja

Pada hari pertama praktikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada

karyawan-karyawan yang berada di lingkungan biro kepegawaian

dibagian pengolahaan data. Setelah itu praktikan diberikan tentang

gambaran keadaan lingkungan tempat praktik dan penjelasan mengenai

bidang kerja yang ada pada bagian data dan informasi. Bidang kerja

tersebut adalah :

1. Menginput data Pegawai Negeri Sipil kedalam Sistem Informasi

Kepegawaian (SIMPEG) Kementerian Agama.

Praktikan mengamati proses kerja di Biro Kepegawaian bagian

Data dan Informasi mulai pada pukul 08.00 – 16.00 sebelum

mengerjakan tugas-tugas yang akan diberikan. Praktikan diberikan

meja kerja lengkap dengan Praktikan diberikan bimbingan tentang

pekerjaan yang akan diberikan selama praktikan bekerja. Selanjutnya

praktikan diberikan sebuah lembaran formulir riwayat hidup yang

berisikan data-data dari seorang Pegawai Negeri Sipil contohnya

Nama, Alamat, Riwayat Pendidikan, Jenjang Kepangkatan, dan lain

sebagainya. Praktikan diberitahukan cara untuk memasukan data pada

formulir yang sebelumnya sudah diisi oleh para Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kementerian Agama seluruh Indonesia itu ke website khusus

penyimpanan data dan informasi pegawai Kementerian Agama RI

yang bernama Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) yaitu

http://ropeg.kemenag.go.id/simpeg/.

Page 32: Laporan Pkl abcd

32

2. Memperbaharui data lama pegawai sesuai dengan keputusan

terbaru

Data dan informasi yang dimiliki oleh para pegawai Kemenag

RI merupakan data lama yang sudah harus diperbaharui. Praktikan

diberikan tugas untuk memperbaharui data tersebut sesuai dengan

keputusan baru yang sudah ditetapkan. Contohnya praktikan

mengambil contoh dari seorang pegawai bernama Ahmad Harun pada

kolom bagian jabatan Ahmad berada di golongan III/A dengan jabatan

Guru Madya, untuk itu sesuai dengan keputusan baru praktikan

menggantinya dengan Guru Pertama. Praktikan melakukan

pembaharuan data tersebut menggunakan website SIMPEG.

3. Mensortir dan mengecek kelengkapan Kartu PNS Elektronik

(KPE).

Praktikan menerima kiriman barang dari Badan Kepegawaian

Negara (BKN) berupa Kartu PNS Elektronik (KPE). Kartu tersebut

disortir dan dikumpulkan sesuai dengan wilayah asal kartu tersebut.

Setelah disortir, praktikan mulai mengecek dan mencocokan kartu itu

apakah nama dan Nomor Induk Pegawai (NIP) yang ada dikartu sama

dengan data yang ada di website SIMPEG. Apabila ada data yang

tidak sesuai dengan kartu maka kartu itu dipisahkan untuk nantinya

dikirim kembali kepada pihak Badan Kepegawaian Negara.

Page 33: Laporan Pkl abcd

33

4. Menerima Surat Masuk

Praktikan menerima surat masuk dari Biro Keuangan dan milik

negara. Surat yang telah diterima itu, dicatat dibagian penerimaan

surat masuk khusus bagian data dan informasi pegawai. Surat ini

berupa formulir riwayat hidup pegawai di Bagian Keuangan dan Milik

Negara. Kode yang ada pada setiap formulir dicocokan dengan kode

yang ada pada lembar pengantar surat biasa. Apabila kode sesuai

dengan kode yang ada pada lembaran, praktikan akan menandainya

dengan menceklisnya pada lembar pengantar surat biasa tersebut.

5. Membuat formulir penetapan akad kredit

Praktikan diberikan tugas untuk membuat sebuah formulir

penetapan akad kredit. Sebelumnya praktikan diberikan contoh

formulir akad kredit yang masih berupa sketsa tulisan tangan.

Praktikan membuat formulir itu menggunakan Ms.word, setelah

selesai formulir tersebut dicetak dan diberikan kepada bagian tata

naskah untuk diverivikasi. Setelah diverivikasi, praktikan mulai

menggandakan formulir tersebut menggunakan mesin fotocopi.

6. Membuat surat undangan rapat.

Praktikan ditugaskan untuk membuat sebuah surat undangan rapat

yang ditujukan untuk seluruh kepala subbagian pada bagian Data dan

Informasi Kepegaiawan. Kepala Subbagian tersebut adalah Kepala

Subbagian Pengolahan Data, Kepala Subbagian Sistem Informasi

Kepegawaian, dan Kepala Subbagian Tata Naskah. Rapat tersebut

Page 34: Laporan Pkl abcd

34

membicarakan mengenai pembagian tugas untuk mengiput data,

karena bagian Data dan Informasi Kepegawaian mendapatkan tugas

untuk menginput 3000 data guru diseluruh Indonesia dengan

diberikan waktu 2 minggu untuk mengerjakannya sehingga data

tersebut perlu dibagi-bagi agar persubbagian agar cepet terselesaikan.

Dalam surat undangan rapat praktikan menuliskan hari, tanggal,

waktu, dan tempat diselenggarakannya rapat. Setelah surat undangan

rapat itu selesai dibuat lalu praktikan segera mencetaknya dan

langsung memberikan surat tersebut kepada masing – masing kepala

subbagian.

C. Kendala Yang Dihadapi

Berdasarkan kenyataan yang ditemui ditempat praktik kerja tampak

adannya masalah-masalah yang ada pada Bagian Data dan Informasi Biro

Kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia dalam

menjalankan pekerjaannya. Selain itu, praktikan juga menghadapi kendala

dalam melaksanakan praktik kerja.

Selama menjalankan masa Praktik Kerja Lapangan di Kementerian

Agama Republik Indonesia tentu tidak selalu berjalan lancar karena

terdapat beberapa hal yang menjadi kendala bagi praktikan. Adapun

kendala-kendala tersebut, yaitu :

Page 35: Laporan Pkl abcd

35

1. Pembimbing kurang memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang

diberikan, tetapi hanya mengajarkan bagaimana cara penginputan data.

Praktikan tidak diberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang

diajarkan. Pembimbing hanya mengajarkan bagaimana cara

penginputan data yang harus dilakukan, sehingga ilmu yang diberikan

pembimbing tidak dapat diserap baik oleh praktikan di hari kedepan.

2. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada praktikan. Pada saat

praktikan sedang mengerjakan tugasnya yang diberikan oleh

pembimbing dan belum terselesaikan saat itu pula banyak karyawan

yang melimpahkan pekerjaannya kepada praktikan dengan berbagai

alasan. Hal seperti ini yang membuat pekerjaan praktikan tidak

terselesaikan tepat waktu. Praktikan pun baru belajar dalam dunia kerja.

Jika praktikan diberi pekerjaan yang terlalu banyak, pekerjaan tersebut

hasilnya tidak maksimal karena banyak tenaga praktikan yang terkuras

dan praktikan pun tidak konsentrasi karena sudah memikirkan

pekerjaan selanjutnya yang sudah diberikan lagi.

3. Karyawan yang tidak disiplin pada saat jam kerja .

Pada saat praktikan sedang bekerja ada beberapa karyawan yang tidak

melaksanakan pekerjaannya tetapi bermain pingpong pada saat jam

kerja. Meja pingpong tersebut berada didalam ruang kerja bagian Data

dan Informasi pegawai tempat praktikan bekerja. Hal ini membuat

Page 36: Laporan Pkl abcd

36

kebisingan bagi praktikan karena suara-suara dan teriakan-teriakan

kencang dari para karyawan yang bermain pingpong pada saat jam kerja

itu. Praktikan merasa terganggu dan sulit untuk berkonsentrasi pada

saat bekerja. Apalagi beberapa pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh

karyawan yang bermain itu dilimpahkan kepada praktikan. Tidak ada

teguran atau tindakan dari kepala bagian untuk menegur para karyawan

yang melakukan hal itu pada saat jam kerja.

D. Cara Mengatasi Kendala

1. Pembimbing kurang memberikan penjelasan mengenai pekerjaan

yang diberikan, tetapi hanya mengajarkan bagaimana cara

penginputannya.

Setiap unit kerja dalam instansi atau perusahaan, baik itu pemerintah

maupun swasta, pasti memiliki deskripsi pekerjaan. Masing-masing

membedakan tugas antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya,

selain itu deskripsi pekerjaan memiliki fungsi untuk mengarahkan

suatu pekerjaan kepada hasil yang ingin dicapai. Untuk dapat

menghasilkan tugas – tugas dengan baik diperlukan komunikasi yang

baik antara pembimbing dengan praktikan.

Sukma Jana berpendapat bahwa :

Komunikasi mempunyai fungsi isi yang melibatkan informasi

yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi

hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai

bagaimana hubungan kita dengan orang lain.”1

1 Widya Paramita, Public Relations, Jakarta:UNJ Press, 2008, p. 28

Page 37: Laporan Pkl abcd

37

Menurut Sedarmayanti, komunikasi adalah penyampaian pendapat,

pesan, atau lambang yang mengandung pengertian bagi antar

perorangan atau golongan.2

Senada dengan Sedarmayanti, Miller Onong mengemukakan

bahwa “komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku baik secara lisan (langsung) ataupun tidak

langsung (melalui media).”3

Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi

berperan penting dalam menyelesaikan tugas yang sudah dibebankan

karena melalui komunikasi kita dapat bertukar pikiran dan informasi

yang kita butuhkan dalam penyelesaian tugas tersebut.

Melalui komunikasi, kita dapat :

1. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain

mengungkapkan diri kepada kita

2. Mengenali kenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang

lain

3. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana

kegiatan bersama orang lain

4. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain

2 Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran, Yogyakarta: Kanisius, 2008, p. 47

3 Ida Nuraida, Ibid

Page 38: Laporan Pkl abcd

38

5. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku bersama orang

lain.4

Berdasarkan pernyataan di atas keuntungan dari berkomunikasi

selain praktikan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan

baik, praktikan juga dapat berinteraksi dengan pembimbing

ataupun pegawai yang lain untuk mendapatkan banyak informasi

yang digunakan untuk menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan

kepada praktikan.

Setelah praktikan mendapatkan pengarahan dengan

mengetahui tujuan dari pekerjaan yang diberikan kepada praktikan,

maka praktikan akan belajar dengan baik untuk menyelesaikan

tugas agar tidak ada kesalahan yang dilakukan praktikan dalam

mengerjakan tugas yang diberikan.

“Belajar merupakan suatu proses perubahan kepribadian

sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan

pola – pola respon tingkah laku yang baru, nyata dalam

perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.”5

Berdasarkan teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

dengan melalui proses belajar diharapkan akan merubah atau

meningkatkan keterampilan seseorang dari yang tadinya tidak bisa

menjadi bisa.

Setelah praktikan mempelajari informasi tentang prosedur

kerja dan data-data dengan memberikan tujuan dari pengerjaan

4 Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Yogyakarta: Kanisius, p.35

5Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: Grasindo,2007, p.

328

Page 39: Laporan Pkl abcd

39

yang di lakukan praktikan, maka penyelesaian tugas yang diberikan

kepada praktikan akan dilakukan dengan baik.

2. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada praktikan

Didalam perusahaan pasti ada pembagian tugas disetiap bagiannya.

Pada setiap bagian diperusahaan pasti pula membagikan tugas kepada

setiap karyawan sesuai dengan kemampuannya.

“Beban kerja yang diberikan kepada karyawan harus diketahui dan

dievaluasi dengan baik oleh pemimpin apakah pekerjaan tersebut

dapat diterima dan tidak memberatkan karyawan dalam

menyelesaikannya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan

baik serta membuat jadwal pekerjaan untuk karyawannya.”6

Berdasarkan teori diatas jika pemimpin mengetahui bahwa tugas

yang diberikan kepada praktikan itu terlalu banyak pasti akan

berpengaruh terhadap hasil pekerjaan itu sendiri. Setelah pemimpin

mengevaluasi hasil dari pekerjaan praktikan, barulah pemimpin

mencoba memberikan daftar pekerjaan yang harus dikerjakan oleh

praktikan yang sudah terjadwal. Dengan daftar pekerjaan tersebut

praktikan mampu mengerjakan tugasnya sesuai dengan jadwal yang

sudah disiapkan dan dapat fokus dalam mengerjakan pekerjaannya

tanpa harus memikirkan pekerjaan lain dan pekerjaan karyawan lain.

Menurut Wahyu Saidi, kemampuan fisik diperlukan dalam

mengerjakan tugas yang dimensinya adalah stamina, ketepatan dan

ketelitian.7

6 Irham Fahmi, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2010, p. 29

7Wahyu Saidi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PKMT Press, 2007, p. 36

Page 40: Laporan Pkl abcd

40

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengerjakan

pekerjaan sangat dibutuhkan ketelitian. Dengan daftar pekerjaan yang

telah diberikan oleh pembimbing dalam praktik kerja lapangan,

praktikan dapat teliti dalam mengerjakan tugas yang diberikan serta

hasilnya pun dapat maksimal dan pembimbing pun mudah dalam

mengevaluasi pekerjaan dari praktikan.

3. Karyawan yang tidak disiplin dalam bekerja

Karyawan yang tidak mengerjakan pekerjaannya pada saat jam

kerja sangat mengganggu praktikan. Karyawan ini bermain bola

pingpong di ruang bagian Data dan Informasi. Karyawan memang

difasilitasi meja pingong untuk berolahraga dan menambah semangat

kerja tetapi seharusnya kegiatan bermain pingpong dilakukan pada saat

jam istrirahat dan jam pulang kerja bukan pada saat jam kerja. Hal

inilah yang dilanggar oleh beberapa karyawan.

Menurut Wiraputra, disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap mental

yang menyatu dalam kehidupan terhadap norma dan peraturan dalam

melaksanakan hak dan kewajiban.

Senada dengan Wiraputra, Bukan hanya praktikan saja karyawan lain

yang sedang bekerja pun merasa terganggu.

Pemimpin memberikan ketegasan dan teguran bahkan sanksi bagi

karyawan yang masih bermain pingpong pada saat jam kerja karena

mengganggu karyawan lain yang sedang fokus kerja. Dengan adanya

Page 41: Laporan Pkl abcd

41

teguran dan sanksi membuat karyawan disiplin dalam bekerja dan

pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Page 42: Laporan Pkl abcd

42

40

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman praktikan selama melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu mata kuliah yang

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan

teori dan praktik di lapangan. Selama satu bulan selama 8 jam per hari

praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kemeterian

Agama Republik Indonesia pada Biro Kepegawaian Bagian Data dan

Informasi Pegawai.

2. Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada

Kementerian Agama Republik Indonesia yang beralamatkan di

Sekertariat Jendral Jl. Lapangan Banteng No. 3-4, Jakarta

10710.Dengan nomor telepon (62-21) 3811679 / (62-21) 34833004.

3. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang sangat

berguna dan memberikan manfaat kepada mahasiswa antara lain

bertambahnya wawasan tentang dunia kerja. Praktikan juga dapat

memiliki tanggung jawab atas apa yang dikerjakan dalam dunia kerja

sesungguhnya.

4. Dalam pelaksanakaan PKL, Praktikan menghadapi berbagai kendala

seperti Pembimbing kurang memberikan penjelasan mengenai

pekerjaan yang diberikan, tetapi hanya mengajarkan bagaimana cara

Page 43: Laporan Pkl abcd

42

40

penginputan data. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada

praktikan sehingga pekerjaan tidak diselesaikan dengan maksimal dan

tepat waktu. Ada bebrapa karyawan yang mengganggu praktikan saat

bekerja dikarenakan kebisingan ulah karyawan yang tidak disiplin

bekerja. Praktikan menyelesaikan kendala dengan berkomunikasi

secara berkesinambungan kepada para pembimbing dan karyawan Biro

Keuangan Kementerian Agama R.I. dibagian Data dan Informasi.

5. Manfaat yang praktikan peroleh selama melaksanakan PKL di Biro

Kepegawaian Kementerian Agama R.I. yaitu praktikan banyak

mendapatkan pengalaman dibidang pengolahan data kepegawaian dan

administrasi perkantoran umumnya. Praktikan juga dilatih untuk

bersikap cermat, berhati-hati dan cepat dalam melakukan

pekerjaannya. Dalam melaksanakan PKL, Praktikan mendapat banyak

masukan tentang bagaimana cara belajar dan bekerja dalam suatu

instansi.

B. Saran

Adapun saran yang disampaikan praktikan sebagai masukan yang

diharapkan dapat meningkatkan kemajuan di bagian Data dan Informasi

Pegawai kepada masyarakat antara lain:

1. Bagi Mahasiswa yang akan melakukan PKL selanjutnya

a. Lebih bersikap kritis dan meningkatkan keterampilan dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh instansi terkait.

Page 44: Laporan Pkl abcd

42

40

b. Menjalin komunikasi yang baik dengan pegawai yang ada di

kantor.

c. Berinisiatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada

dan jangan malu bertanya jika menghadapi kesulitan.

2. Bagi Biro Kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia

a. Perlu ditingkatkan lagi komunikasi antar pegawai tentang

deskripsi pekerjaan dan prosedur kerja di setiap unit kerja.

b. Perlu ditingkatkan kembali kedisiplinan dalam bekerja sehingga

pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu dan tidak mengganggu

karyawan lain dalam bekerja.

3. Bagi Universitas Negeri Jakarta

Sebaiknya Fakultas Ekonomi tetap menjalin hubungan yang baik dengan

perusahaan sehingga dapat memudahkan mahasiswa dalam mencari

tempat untuk melaksanakan kegiatan PKL. Selain itu, Fakultas Ekonomi

juga harus mencari dan membangun link dengan perusahaan baik yang

sudah pernah atau pun yang belum pernah bekerja sama dengan Fakultas

Ekonomi sehingga dapat menambah jaringan yang nantinya akan

bermanfaat bagi civitas akademika FE UNJ.

Page 45: Laporan Pkl abcd

3