Laporan Pkl abcd
-
Upload
mochamad-alvi -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Laporan Pkl abcd
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini semakin
maju menyebabkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang terampil
dalam bidang keahliannya. Mahasiswa sebagai salah satu aset sumber
daya manusia didunia kerja yang harus menyesuaikan dan
mengembangjan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya dengan
cara membekali diri dengan pendidikan. Menghasilkan tenaga kerja yang
handal dan profesional maka perguruan tinggi diharuskan untuk
mempersiapkan para lulusannya dengan baik. Program praktek kerja
lapangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk memajukan antara
teori dan praktek yang dipelajari selama perkuliahan dengan praktek kerja
secara nyata diperusahaan tersebut. Hal ini dilakukan oleh perguruan
tinggi untuk bekal para lulusannya dalam dunia kerja. Pengalaman
bekerja pada saat praktek kerja lapangan inilah yang akan dijadikan
sebagai bekal dan acuan bagi para mahasiswa pada saat memasuki dunia
kerja sesungguhnya. Lulusan yang dapat bekerja secara profesional dan
baik akan membawa citra baik pula bagi perguruan tinggi itu sendiri
karena menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja.
1
2
Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah yang harus diikuti
oleh setiap mahasiswa program studi S1 Pendidikan Ekonomi
Konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran di akhir masa
perkuliahannya berupa praktek kerja di sebuah institusi. Praktek Kerja
Lapangan merupakan sarana bagi mahasiswa agar dapat memiliki
pengalaman dan pembelajaran yang cukup serta dapat mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan ke dalam dunia kerja.
Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja yang berbeda dengan lingkungan kampus, sehingga
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana lingkungan kerja yang
sesungguhnya agar kelak dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja.
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai salah satu Lembaga
Pencetak Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terletak di Jakarta,
sekarang ini tidak hanya melatih mahasiswanya untuk menjadi tenaga
pendidik yang profesional saja, tetapi juga melatih para mahasiswanya
untuk berkarir di bidang non kependidikan, sehingga mahasiswa tersebut
dapat memilih pekerjaan sesuai dengan potensi dan bakat yang
dimilikinya. Untuk itu, Fakultas Ekonomi sebagai salah satu fakultas
yang dimiliki Universitas Negeri Jakarta, memiliki program unggulan
untuk melatih mahasiswanya dalam dunia kerja, yaitu dengan adanya
mata kuliah praktik kerja lapangan.
3
Adanya praktik kerja lapangan ini diharapkan, mahasiswa ekonomi
khususnya dapat terjun langsung ke dunia kerja untuk merasakan dan
mempraktikan ilmu-ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah. Dalam
hal ini, penulis sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi yang terkonsentrasi
pada program studi Administrasi Perkantoran melaksanakan praktek
kerja lapangan di salah satu lembaga pemerintahan yaitu di Kementerian
Agama Republik Indonesia.
Praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh praktikan adalah di
Kementrian Agama Republik Indonesia. Di Kementrian Agama Republik
Indonesia, praktikan melakukan praktik kerja lapangan selama 1 bulan,
lamanya praktikan bekerja adalah 20 hari kerja dari hari senin sampai
jumat. Di Kementrian Agama, praktikan ditempatkan pada Biro
Kepegawaian
Bimbingan dan pengarahan dari biro kepegawaian sangat membantu
praktikan dalam menghadapi tugas yang praktikan terima. Banyak
pengetahuan dan informasi yang praktikan dapatkan selama praktek.
Pengarahan kerja yang baik dari karyawan-karyawan biro kepegawaian
merupakan bantuan bagi praktikan dalam mengatasi kendala pada saat
kerja. Selama pelakasanaan praktek kerja lapangan inipula praktikan
mulai memahami dan mengerti bidang kerja yang diterima. Tentunya
segala kekurangan dan kelebihan merupakan bagian dari proses
persiapan bagi praktikan untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
4
Praktik kerja lapangan ini diharapkan praktikan setelah lulus dapat
memperoleh pengalaman kerja, selain memperoleh materi untuk
pembuatan laporan, sehingga akan menjadi lulusan yang berkualitas yang
mampu bersaing di dunia kerja.
Tempat praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah di
Sekertariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Praktikan
memilih Sekertariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia
karena praktikan tertarik untuk mengetahui apa saja bidang kerja pada
Biro Kepegawaian Kementerian Agama.
B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Berdasarkan latar belakang diatas, pelaksanaan kegiatan praktik kerja
lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa dimaksudkan untuk:
1. Melakukan praktik kerja pada instansi pemerintahan atau perusahaan swasta
sesuai dengan latar belakang pendidikan praktikan di Jurusan Ekonomi dan
Administrasi yaitu Administrasi Perkantoran.
2. Mempelajari suatu bidang kerja yang terdapat dalam Administrasi
Perkantoran, serta mengimplementasikan secara langsung ilmu yang telah
diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
3. Menyiapkan mahasiswa yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia
kerja.
5
Sedangkan tujuan dilakukannya kegiatan praktik kerja lapangan yaitu:
1. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.
2. Meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan
keterampilan
3. Melatih mahasiswa dalam berinteraksi, bersosialisasi dan menyesuaikan diri
dengan dunia kerja
4. Mendorong mahasiswa untuk mencari dan menyelesaikan permasalahan
yang terjadi selama praktek kerja lapangan dilaksanakan.
5. Memberikan gambaran dunia kerja
6. Mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai perwujudan Tri Dharma
Perguruan Tinggi).
7. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Program S1 Pendidikan Ekonomi
Konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta.
C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan
Setelah melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan maka manfaat
yang didapat adalah:
1. Praktikan
a. Memperoleh keterampilan sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta.
b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit
kerja, baik dalam lingkungan pemerintah maupun perusahaan.
6
c. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba
menemukan sesuatu yang baru yang belum pernah diperoleh dari
pendidikan formal
2. Bagi Perusahaan
a. Terjalinnya hubungan yang teratur, sehat dan dinamis antara
instansi/perusahaan dengan lembaga pendidikan, serta menumbuhkan
hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat.
b. Dapat membantu menyiapkan sumber daya yang potensial untuk
perusahaan.
c. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksana
praktek kerja lapangan yang bersifat membangun dan menyempurnakan
sistem yang ada.
3. Universitas Negeri Jakarta
a. Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan di lingkungan kerja dan tuntutan pembangunan pada
umumnya. Dengan demikian Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
dapat mencetak lulusan yang kompeten dalam dunia kerja.
b. Terjalin hubungan kerjasama antara pihak universitas dengan pihak
instansi atau perusahaan yang ditempati untuk Praktik Kerja Lapangan.
7
D. Tempat Praktik Kerja Lapangan
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yaitu sebagai
berikut:
Nama Instansi : Kementerian Agama Republik Indonesia
Alamat : Sekretariat Jendral, Jalan Lapangan Banteng Barat
No. 3-4
Telepon/Faximile : (62-21) 381 1244 / (62-21) 381 1642
E. Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan dimulai
pada tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Juli 2013.
Perincian tahap pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan
Praktik melakukan persiapan dengan membuat surat pengantar dari fakultas
dan kemudian membuat surat permohonan izin praktik kerja lapangan lalu
membuat surat permohonan izin praktik kerja lapangan di bagian BAAK .
Setelah surat didapatkan, surat diberikan pada pihak perusahaan terhitung
sejak bulan Juni hingga akhirnya mendapatkan izin untuk melakukan Praktik
Kerja Lapangan pada awal Juli.
8
2. Tahapan Pelaksanaan
Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan selama satu bulan, terhitung
sejak tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan tanggal 31 Juli 2013. Dengan
ketentuan jam operasional:
Hari masuk : Senin – Jumat
Jam kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Waktu istirahat : 12.00 - 13.00 WIB
3. Tahapan Pelaporan
Praktikan menulis laporan dilakukan saat pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan telah selesai, tepatnya dimulai pada bulan Agustus 2013 dan akan
dilaporkan pada bulan Desember 2013.
9
BAB II
TINJAUAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA RI
A. Sejarah Kementerian Agama Republik Indonesia
Departemen Agama Bermula dari adanya usul utusan Komite
Nasional Indonesia (KNI) Daerah Kepresidenan Banyumas pada
Rapat/Sidang Pleno Komite Nasional Indonesia Pusat/KNIP (sekarang
DPR/MPR RI) tanggal 24 – 28 November 1945 di Gedung Fakultas
Kedokteran Salemba Jakarta. Usul itu disampaikan oleh KH. Abu Dardiri,
KH. Sholeh Su’ady, dan M. Soekoso Wirjosapoetro, yang mengusulkan
dan mendesak agar dalam negara Indonesia yang sudah merdeka ini
janganlah hendaknya urusan agama hanya disambil lalukan (diurus sambil
lalu) oleh Kementrian Pendidikan, Pengajar dan Kebudayaan atau
Kementrian Dalam Negeri dan lain-lain, tetapi hendaknya diurus oleh
kementerian khusus dan tersendiri.
Timbulnya usul itu tidak menimbulkan reaksi negatif dan
menimbulkan perdebatan sengit, sebab umunya peserta sidang
menganggap maksud usul itu sebagai kewajaran. Bahkan Mohammad
Natsir, dr Moewardi, dr Marzoeki Mahdi, Kartosoedarmo, dan lain-lain
anggota KNPI secara terang-terangan mendukung dan memperkuat usul
itu. Karena itu, usul tersebut kemudian ditampung oleh badan pekerja
KNIP, kemudian disampaikan kepada Perdana Menteri Sultan Syahrir dan
terakhir diteruskan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan.
9
10
Harapan adanya persetujuan itu demikian besar dikalangan pengusul dan
pendukung, setelah Wakil Presiden Mohammad Hatta menjanjikan bahwa
usul tersebut akan mendapat perhatian sungguh-sungguh dari Pemerintah.
Presiden Republik Indonesia, mengingat usul Perdana Menteri dan
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, memutuskan untuk
mengadakan Kementrian Agama.”Berita berdirinya Kementrian Agama
itu segera tersebar dikalangan masyarakat setelah mereka mendengar dan
mengetahui siaran Radio Republik Indonesia (RRI), Koran-koran
perjuangan, dan dari mulut ke mulut.
Umat Islam Indonesia menyambut positif dan gembira bahkan
memberikan dukungan penuh, karena mereka umumnya beranggapan
berdirinya Kementrian Agama merupakan berkat dan rahmat Allah Yang
Maha Kuasa atas Umat Islam khususnya, yang telah berjuang untuk
berdirinya Kementrian Agama ditengah-tengah situasi negara yang belum
sepenuhnya aman dari penjajahan dan dalam kondisi masyarakat/bangsa
yang masih menderita akibat penjajahan.
Pada bulan September 1945 atau pada masa Kabinet RI I/Kabinet
Presidentil pimpinan Presiden Soekarno (2 September – 14 November
1945), sebenarnya telah terbentuk 14 Kementrian dan 4 Menteri Negara,
tetapi pemerintah tidak sekaligus membentuk Kementrian Agama. Hal itu
antara lain karena :
1. Tengah memantapkan politik, ekonomi, pendidikan, sarana, sosial,
pertahanan/keamanan, dan lain-lain;
11
2. Segera setelah kemerdekaan Indonesia, para pemimpin negara
disibukkan oleh perebutan kekuasaan (dari tangan Jepang) yang
memerlukan waktu dan perjuangan fisik
3. Pembentukan Kementerian-kementerian sering tertunda pada setiap
Sidang Pleno KNIP karena masalah situasi dan mendesaknya masalah
keamanan rakyat.
4. Baru pada masa Kabinet Syahrir 1/Kabinet Parlementer 1 pimpinan
Perdana Menteri Sultan Syahrir (14 November 1945 – 12 November
1946) itulah terbentuk Kementerian Agama, dengan H. M. Rasyidi
sebagai Menteri Agama, yang sebelumnya sebagai Menteri Negara;
sedangkan sebagai Sekretaris Jendralnya Mr. R. A. Soebagyo. Pejabat-
pejabat lainnya antara lain H. Abdullah Aidid (Kepala Jawatan
Penerangan Agama Islam), H. Abubakar Atjeh (Kepala Penerbitan pada
Jawatan Penerangan Agama), H. Moehammad Djunaedi (Kepala Biro
Peradilan Agama), KH. Muslih (Kepala Kantor Urusan Agama Pusat),
KH. R. Mohammad Adnan (Ketua Mahkamah Islam Tinggi di Solo),
dan lain-lain.
Suatu hari setelah berdirinya Kementrian Agama (yakni pada
tanggal 3 Januari 1946) Pusat Pemerintahan Negara RI pindah ke
Yogyakarta, karena sejak Desember 1945 Jakarta tidak aman dengan
adanya Sekutu berikut pasukan Gurkanya yang diboncengi NICA untuk
melancarkan aksi-aksi teror mengancam pemimpin-pemimpin
Republik, dan melepaskan/mempersenjatai KNIL yang ditawan oleh
12
Jepang. Kantor Kementrian Agama di Yogyakarta terletak di Jalan
Malioboro No. 10, sebagai kantor sementara sebelum akhirnya pusat
Pemerintahan Negara RI kembali ke Jakarta.
Keberadaan Kementerian Agama sebagai organisasi negara yang
membidang agama dalam pemerintahan merupakan hasil perjuangan
umat Islam khususnya, dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya.
Para pemimpin Islam ketika itu berhasil memperjuangkan Kementerian
Agama atas dasar pemikiran bahwa Kementerian Agama adalah bagian
yang wajar dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pembentukan Kementerian Agama, sebagaimana
diungkapkan R. Moh. Kafrawi (mantan Sekretaris Jenderal
Kementerian Agama), dihasilkan dari suatu kompromi antara teori
sekuler dan Kristen tentang pemisahan gereja dengan negara, dan
teori muslim tentang penyatuan antara keduanya. Jadi Kementerian
Agama itu timbul dari formula Indonesia asli yang mengandung
kompromi antara dua konsep yang berhadapan muka sistem Islami dan
sistem sekuler.
Pengumuman berdirinya Kementerian Agama disiarkan oleh
pemerintah melalui siaran Radio Republik Indonesia. Haji Mohammad
Rasjidi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI
Pertama. H.M. Rasjidi adalah seorang ulama berlatar belakang
pendidikan Islam modern dan di kemudian hari dikenal sebagai
pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah. Rasjidi saat itu
13
adalah menteri tanpa portfolio dalam Kabinet Sjahrir. Dalam jabatan
selaku menteri negara menggantikan K.H.A.Wahid Hasjim, Rasjidi
sudah bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan dengan
kepentingan umat Islam.
Kementerian Agama mengambil alih tugas-tugas keagamaan yang
semula berada pada beberapa kementerian, yaitu Kementerian Dalam
Negeri, yang berkenaan dengan masalah perkawinan, peradilan agama,
kemasjidan dan urusan haji dari Kementerian Kehakiman, yang
berkenaan dengan tugas dan wewenang Mahkamah Islam Tinggi, dari
Kementerian Pengajaran, Pendidikandan Kebudayaan, yang berkenaan
dengan masalah pengajaran agama di sekolah-sekolah.
Sehari setelah pembentukan Kementerian Agama, Menteri Agama
H.M. Rasjidi dalam pidato yang disiarkan oleh RRI Yogyakarta
menegaskan bahwa berdirinya Kementerian Agama adalah untuk
memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-
pemeluknya.
Dalam Konferensi Jawatan Agama seluruh Jawa dan Madura di
Surakarta tanggal 17 - 18 Maret 1946, Menteri Agama H.M. Rasjidi
menguraikan kembali sebab-sebab dan kepentingannya Pemerintah
Republik Indonesia mendirikan Kementerian Agama yakni untuk
memenuhi kewajiban Pemerintah terhadap Undang-Undang Dasar 1945
Bab XI pasal 29, yang menerangkan bahwa "Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa" dan "Negara menjamin kemerdekaan tiap-
14
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu" (ayat 1 dan 2).
Jadi, lapangan pekerjaan Kementerian Agama ialah menguru ssegala
hal yang bersangkut paut dengan agama dalam arti seluas-luasnya.
Maklumat Kementerian Agama Nomor 2 tanggal 23 April 1946
menetapkan:
1. Shumuka yang dalam zaman Jepang termasuk dalam kekuasaan
Residen menjadi Jawatan Agama Daerah, yang selanjutnya
ditempatkan dibawah Kementerian Agama.
2. Hak untuk mengangkat penghulu Landraad sekarang bernama
Pengadilan Negeri, ketua dan anggota Raad Agama yang dahulu ada
di tangan pemerintah kolonial Hindia Belanda, selanjutnya
diserahkan kepada Kementerian Agama.
3. Hak untuk mengangkat penghulu masjid, yang dahulu ada tangan
Bupati, selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Agama.
Melalui perjuangan yang gigih dan tanpa pamrih para pendahulu
kita, sejarah Kementerian Agama menyatu dengan sejarah NKRI. Bahkan
dalam masa revolusi fisik dan diplomasi mempertahankan kemerdekaan,
Kantor Pusat Kementerian Agama turut hijrah ke Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kementerian Agama di masa H.M. Rasjidi dapat disebut
"Kementerian Revolusi", karena ketika awal dibentuk, Kementerian
Agama sejak 12 Maret 1946 berkantor di ibukota revolusi, Yogyakarta.
Dalam Maklumat Kementerian Agama No 1 tanggal 14 Maret 1946
15
diumumkan alamat sementara kantor pusat Kementerian Agama adalah di
Jalan Bintaran No 9 Yogyakarta. Kemudian bulan Mei 1946 alamat
Kementerian Agama pindah ke Jalan Malioboro No 10 Yogyakarta.
Kantor ini tersedia berkat jasa baik tokoh Muhammadiyah K.H.Abu
Dardiri dan K.H.Muchtar. Dalam waktu tersebut tugas-tugas menteri
agama secara fakultatif tetap memiliki akses dengan Jakarta.
Setelah berdirinya Kementerian Agama, urusan keagamaan dan
peradilan agama bagi umat Islam yang telah berjalan sejak pra-
kemerdekaan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama. Semula hal
itu berlaku di Jawa dan Madura, tetapi setelah terbentuknya kembali
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didorong oleh mosi integral
Mohammad Natsir (periode berlakunya UUDS 1950) dan penyerahan
urusan keagamaan dari bekas negara- negara bagian Republik Indonesia
Serikat (RIS) kepada menteri agama, maka secara de jure dan de facto,
tugas dan wewenang dalam urusan agama bagi seluruh wilayah Indonesia
menjadi tanggung jawab menteri agama.
Dalam perkembangan selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 1949 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1950 serta
Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 1951 antara lain menetapkan
kewajiban dan lapangan tugas Kementerian Agama yaitu:
1. Melaksanakan asas Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sebaik-baiknya
16
2. Menjaga bahwa tiap-tiap penduduk mempunyai kemerdekaan untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya
3. Membimbing, menyokong, memelihara dan mengembangkan aliran-
aliran agama yang sehat
4. Menyelenggarakan, memimpin dan mengawasi pendidikan agama di
sekolah-sekolah negeriarah Pembentukan Kement
5. Memimpin, menyokong serta mengamat-amati pendidikan dan
pengajaran di madrasah-madrasah dan perguruan-perguruan agama
lain-lain
6. Mengadakan pendidikan guru-guru dan hakim agama
7. Menyelenggarakan segala sesuatu yang bersangkut paut dengan
pengajaran rohani kepada anggota-anggota tentara, asrama-
asrama, rumah-rumah penjara dan tempat-tempat lain yang dipandang
perlu
8. Mengatur, mengerjakan dan mengamat-amati segala hal yang
bersangkutan dengan pencatatan pernikahan, rujuk dan talak orang
Islam
9. Memberikan bantuan materiil untuk perbaikan dan
pemeliharaan tempat-tempat beribadat
10. Menyelenggarakan, mengurus dan mengawasi segala sesuatu yang
bersangkut paut dengan Pengadilan Agama dan Mahkamah Islam
Tinggi
17
11. Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawasi pemeliharaan
wakaf-wakaf
12. Mempertinggi kecerdasan umum dalam hidup bermasyarakat dan
hidup beragama.
Pada waktu memperingati 10 tahun berdirinya Kementerian
Agama, tahun 1956, Menteri Agama K.H. Muchammad Iljas menegaskan
kembali politik keagamaan dalam Negara Republik Indonesia.
Ditegaskannya, fungsi Kementerian Agama adalah merupakan pendukung
dan pelaksana utama asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Maksud dan tujuan
mendirikan Kementerian Agama, selain untuk memenuhi tuntutan
sebagian besar rakyat beragama di tanah air ini, yang merasa urusan
keagamaan di zaman penjajahan dahulu tidak mendapat layanan yang
semestinya, juga agar soal-soal yang bertalian dengan keagamaan diurus
serta diselenggarakan oleh suatu instansi atau kementerian khusus,
sehingga pertanggungan jawab, beleid, dan taktis berada ditangan seorang
menteri.
Adapun visi dan misi Kementerian Agama yaitu :
VISI
“ Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,
mandiri, dan sejahtera lahir batin.” (Keputusan Menteri Agama Nomor 2
Tahun 2010)
18
MISI
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi
agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, yang terdiri atas :
1. Sekretariat Jenderal
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
3. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha
9. Inspektorat Jenderal
10. Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Latihan.
11. Staf Ahli Menteri
19
1. Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal adalah unsur pembatu pimpinan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Sekretariat
Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yaitu Bahrul Hayat. Sekretariat
Jendral memiliki tugas yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Kementerian Agama.
Fungsi :
1. Koordinasi kegiatan Kementerian Agama
2. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Agama
3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan
dokumentasi Kementerian Agama
4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama
dan hubungan masyarakat.
5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan
bantuan hukum
6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara, dan
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Agama.
20
Susunan organisai Sekretariat Jenderal terdiri atas :
a. Biro Perencanaan
Biro Perencanaan dipimpin oleh Syamsuddin Haris. Biro perencanaan
memiliki tugas melaksanakan pengembangan sistem dan data
perencanaan, koordinasi dan penyusunan rencana dan program, evaluasi
dan pelaporan perencanaan di lingkungan Kementerian Agama serta
urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Susunan organisasi Biro Perencanaan terdiri atas:
1. Bagian Pengembangan Sistem dan Data Perencanaan.
2. Bagian Perencanaan dan Anggaran I
3. Bagian Perencanaan dan Anggaran II
4. Bagian perencanaan dan Anggaran III
b. Biro Kepegawaian
Biro kepegawaian dipimpin oleh H. Mahsusi. Biro kepegawaina
memiliki tugas pengolahan data dan informasi kepegawaian
perencanaan dan penghargaan, mutasi,assesment, dan pengembangan
pegawai dilingkungan Kementerian Agama serta urusan tata usaha dan
rumah tangga biro.
Fungsi :
1. Pengelolaan data dan informasi kepegawaian
2. Pelaksanaan perencanaan dan penghargaan pegawai
3. Pengelolaan mutasi pegawai
21
4. Pengelolaan assesment dan pengembangan pegawai dan,
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro
Susunan organisasi Biro Kepegawaian terdiri atas :
1. Bagian Data dan Informasi Kepegawaian
Bagian data dan informasi kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan pengelolaan dan analisis data kepegawaian,
sistem informasi kepegawaian, dan tata naskah.
Bagian ini memiliki tiga sub bagian yang terdiri atas :
1. Sub bagian Pengelolaan Data Kepegawaian.
Pada subbagian ini mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
pengolahan, dan pengelolaan data kepegawaian.
2. Sub bagian Sistem Informasi Kepegawaian
Pada subbagian ini mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyusunan pengelolaan sistem informasi kepegawaian
3. Sub bagian Tata Naskah
Pada subbagian ini mempunyai tugas melakukan penyiapan
pengeloalaan tata naskah.
2. Bagian Perencanaan dan Penghargaan
Bagian perencanaan dan penghargaan memiliki beberapa sub bagian
terdiri atas :
1. Sub bagian Perencanaan Kepegawaian
2. Sub bagian Penghargaan dan Kesejahteraan Pegawai
22
3. Sub bagian Tata Usaha Biro.
d. Bagian Mutasi
Bagian Mutasi memiliki beberapa subbagian terdiri atas :
1. Sub bagian Pengangkatan;
2. Sub bagian Pemindahan dan Pengangkatan
3. Sub bagian Pemberhentian dan Pensiunanan.
e. Bagian Assesment dan Pengembangan Pegawai
Bagian Assesment dan Pengembangan Pegawai memiliki tiga sub
bagian terdiri atas :
1. Sub bagian Assesment Jabatan Struktural
2. Sub bagian Assesment Jabatan Fungsional
3. Sub bagian Pengembangan Pegawai
c. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)
Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) dipimpin oleh
Syihabuddin Latief. Biro ini memiliki tugas melaksanakan pembinaan
dan koordinasi pengelolaan perbendaharaan, pendapatan negara bukan
pajak dan badan layanan umum, barang milik/kekayaan negara,
akuntansi dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian Agama
serta urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
23
Susunan organisasi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara terdiri
atas :
1. Bagian Perbendaharaan
2. Bagian Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak dan Badan
Layanan Umum
3. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara
4. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
d. Biro Organisasi dan Tata Laksana
Biro Organisasi dan Tata Laksana dipimpin oleh Drs. H. MHD.
Syahman Sitompul, SE. Biro Ortala memiliki tugas melaksanaan
penataan organisasi, tata laksana, dan evaluasi kinerja organisasi, serta
penyusunan naskah dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dilingkungan
Kementerian Agama.
Susunan organisasi Biro Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas :
1. Bagian Organisasi
2. Bagian Tata Laksana
3. Bagian Penyusunan Naskah dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan
4. Bagian Evaluasi Kinerja Organisasi
e. Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri
Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri saat ini dipimpin oleh
Bapak Mudarok. Pada biro ini tugasnya adalah penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, penyusunan rancangan peraturan dan
keputusan menteri, penyuluhan dan bantuan hukum, pengelolaan urusan
24
kerja sama luar negeri, dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga biro.
Susunan organisasi Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri terdiri
atas :
1. Bagian Perancangan Peraturan Perundang-undangan
2. Bagian Perancangan Peraturan dan Keputusan Menteri
3. Bagian Penyuluhan dan Bantuan Hukum
4. Bagian Kerja Sama Luar Negeri.
f. Biro Umum
Biro Umum saat ini dipimpin oleh Bapak Burhanuddin. Tugas dari
Biro Umum adalah, pelaksanaan urusan tata usaha kementerian,
pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan, pelaksanaan pengelolaan
perlengkapan sekretariat jenderal, dan pelaksanaan urusan rumah
tangga kementerian agama pusat
Susunan organisasi biro umum terdiri atas :
1. Bagian Tata Usaha Kementerian
2. Bagian Tata Usaha Pimpinan
3. Bagian Perlengkapan
4. Bagian Rumah Tangga
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam adalah unsur pelaksana
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dipimpin oleh Direktur Jenderal
25
yaitu Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA. Direktorat Jendaral Pendidikan
Islam mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan
dan standardisasi teknis di bidang pendidikan islam.
3. Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah
unsur pelaksana yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama. Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah
dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
2. Direktorat Pelayanan Haji
3. Direktorat Pengelolaan Dana Haji.
4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam adalah unsur
pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
dipimpin oleh seorang direktur Jenderal yaitu Prof. Dr. H. Abdul
Djamil, MA. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat islam.
26
Susunan Organisasi Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
2. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah
3. Direktorat Penerangan Agama Islam
4. Direktorat Pemberdayaan Zakat
5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen adalah unsur
pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yaitu Dr. Saur Hasugian.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis
dibidang bimbingan masyarakat kristen.
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Kristen terdiri atas :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
2. Direktorat Urusan Agama Kristen
3. Direktorat Pendidikan Kristen
6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik adalah unsur
pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yaitu Semara Duran
27
Antonius. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis dibidang bimbingan masyarakat Katolik.
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Katolik terdiri atas :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
2. Direktorat Urusan Agama Katolik
3. Direktorat Pendidikan Katolik.
7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dipimpin oleh
seorang Direktur Jenderal yaitu Prof. Dr. IBG. Yudha Triguna, MS.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mempunyai tugas
menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang Bimbingan Masyarakat Hindu berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan oleh Menteri.
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
terdiri atas :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
2. Direktorat Urusan Agama Hindu
3. Direktorat Pendidikan Hindu.
28
8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mempunyai
tugas menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang Bimbingan Masyarakat Buddha berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan oleh Menteri.
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha
terdiri atas :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
2. Direktorat Urusan Agama Hindu
3. Direktorat Pendidikan Hindu.
9. Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal yaitu
Dr. H. Moch. Jasin. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas
menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di
lingkungan Kementerian Agama berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri.
10. Badan Penelitian dan Pengembangan Serta Pendidikan dan
Pelatihan
Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan serta
pendidikan dan pelatihan di bidang Keagamaan.
29
C. Kegiatan Umum Perusahaan
Sekretariat Jenderal Kementerian Agama didirikan untuk membantu
pimpinan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Agama. Sekretariat Jenderal Kementerian agama memiliki tugas untuk
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Agama. Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas,
Sekertariat Jenderal Kemeterian Agama dibantu oleh beberapa biro yang
ada diantaranya :
1. Biro Perencanaan
2. Biro kepegawaian
3. Biro Keuangan dan Milik Negara
4. Biro Organisasi dan Tata Laksana
5. Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri
6. Biro umum.
30
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Bidang Kerja
Instansi tempat praktik kerja lapangan memberikan kesempatan kepada
praktikan untuk bekerja sesuai dengan Jurusan Ekonomi dan Administrasi.
Praktikan ditempatkan dibagian Biro Kepegawaian pada Bagian Data dan
Informasi Kepegawaian. Bagian Data dan Informasi Kepegawaian ini
memiliki tugas melaksanakan penyiapan pengelolaan dan analisis
kepegawaian, sistem informasi kepegawaian, dan tata naskah.
Biro Kepegawaian
Kegiatan yang dilakukan praktikan pada Biro Kepegawaian dibagian Data
dan Informasi Kepegawaian adalah sebagai berikut :
1. Menginput data Pegawai Negeri Sipil (PNS) kedalam Sistem Informasi
Kepegawaian (SIMPEG) Kementerian Agama.
2. Memperbaharui data lama pegawai sesuai dengan keputusan terbaru
3. Mensortir dan mengecek kelengkapan Kartu PNS Elektronik (KPE) yang
sebelumnya sudah diterima dari pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN)
4. Menerima Surat masuk yang dikirim dari Biro Keuangan dengan
menandai pada lembar pengantar surat biasa
5. Membuat Formulir Penetapan Akad Kredit
6. Membuat surat undangan rapat yang ditujukan oleh semua pegawai pada
Biro Kepegawaian.
31
B. Pelaksanaan Kerja
Pada hari pertama praktikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada
karyawan-karyawan yang berada di lingkungan biro kepegawaian
dibagian pengolahaan data. Setelah itu praktikan diberikan tentang
gambaran keadaan lingkungan tempat praktik dan penjelasan mengenai
bidang kerja yang ada pada bagian data dan informasi. Bidang kerja
tersebut adalah :
1. Menginput data Pegawai Negeri Sipil kedalam Sistem Informasi
Kepegawaian (SIMPEG) Kementerian Agama.
Praktikan mengamati proses kerja di Biro Kepegawaian bagian
Data dan Informasi mulai pada pukul 08.00 – 16.00 sebelum
mengerjakan tugas-tugas yang akan diberikan. Praktikan diberikan
meja kerja lengkap dengan Praktikan diberikan bimbingan tentang
pekerjaan yang akan diberikan selama praktikan bekerja. Selanjutnya
praktikan diberikan sebuah lembaran formulir riwayat hidup yang
berisikan data-data dari seorang Pegawai Negeri Sipil contohnya
Nama, Alamat, Riwayat Pendidikan, Jenjang Kepangkatan, dan lain
sebagainya. Praktikan diberitahukan cara untuk memasukan data pada
formulir yang sebelumnya sudah diisi oleh para Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Kementerian Agama seluruh Indonesia itu ke website khusus
penyimpanan data dan informasi pegawai Kementerian Agama RI
yang bernama Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) yaitu
http://ropeg.kemenag.go.id/simpeg/.
32
2. Memperbaharui data lama pegawai sesuai dengan keputusan
terbaru
Data dan informasi yang dimiliki oleh para pegawai Kemenag
RI merupakan data lama yang sudah harus diperbaharui. Praktikan
diberikan tugas untuk memperbaharui data tersebut sesuai dengan
keputusan baru yang sudah ditetapkan. Contohnya praktikan
mengambil contoh dari seorang pegawai bernama Ahmad Harun pada
kolom bagian jabatan Ahmad berada di golongan III/A dengan jabatan
Guru Madya, untuk itu sesuai dengan keputusan baru praktikan
menggantinya dengan Guru Pertama. Praktikan melakukan
pembaharuan data tersebut menggunakan website SIMPEG.
3. Mensortir dan mengecek kelengkapan Kartu PNS Elektronik
(KPE).
Praktikan menerima kiriman barang dari Badan Kepegawaian
Negara (BKN) berupa Kartu PNS Elektronik (KPE). Kartu tersebut
disortir dan dikumpulkan sesuai dengan wilayah asal kartu tersebut.
Setelah disortir, praktikan mulai mengecek dan mencocokan kartu itu
apakah nama dan Nomor Induk Pegawai (NIP) yang ada dikartu sama
dengan data yang ada di website SIMPEG. Apabila ada data yang
tidak sesuai dengan kartu maka kartu itu dipisahkan untuk nantinya
dikirim kembali kepada pihak Badan Kepegawaian Negara.
33
4. Menerima Surat Masuk
Praktikan menerima surat masuk dari Biro Keuangan dan milik
negara. Surat yang telah diterima itu, dicatat dibagian penerimaan
surat masuk khusus bagian data dan informasi pegawai. Surat ini
berupa formulir riwayat hidup pegawai di Bagian Keuangan dan Milik
Negara. Kode yang ada pada setiap formulir dicocokan dengan kode
yang ada pada lembar pengantar surat biasa. Apabila kode sesuai
dengan kode yang ada pada lembaran, praktikan akan menandainya
dengan menceklisnya pada lembar pengantar surat biasa tersebut.
5. Membuat formulir penetapan akad kredit
Praktikan diberikan tugas untuk membuat sebuah formulir
penetapan akad kredit. Sebelumnya praktikan diberikan contoh
formulir akad kredit yang masih berupa sketsa tulisan tangan.
Praktikan membuat formulir itu menggunakan Ms.word, setelah
selesai formulir tersebut dicetak dan diberikan kepada bagian tata
naskah untuk diverivikasi. Setelah diverivikasi, praktikan mulai
menggandakan formulir tersebut menggunakan mesin fotocopi.
6. Membuat surat undangan rapat.
Praktikan ditugaskan untuk membuat sebuah surat undangan rapat
yang ditujukan untuk seluruh kepala subbagian pada bagian Data dan
Informasi Kepegaiawan. Kepala Subbagian tersebut adalah Kepala
Subbagian Pengolahan Data, Kepala Subbagian Sistem Informasi
Kepegawaian, dan Kepala Subbagian Tata Naskah. Rapat tersebut
34
membicarakan mengenai pembagian tugas untuk mengiput data,
karena bagian Data dan Informasi Kepegawaian mendapatkan tugas
untuk menginput 3000 data guru diseluruh Indonesia dengan
diberikan waktu 2 minggu untuk mengerjakannya sehingga data
tersebut perlu dibagi-bagi agar persubbagian agar cepet terselesaikan.
Dalam surat undangan rapat praktikan menuliskan hari, tanggal,
waktu, dan tempat diselenggarakannya rapat. Setelah surat undangan
rapat itu selesai dibuat lalu praktikan segera mencetaknya dan
langsung memberikan surat tersebut kepada masing – masing kepala
subbagian.
C. Kendala Yang Dihadapi
Berdasarkan kenyataan yang ditemui ditempat praktik kerja tampak
adannya masalah-masalah yang ada pada Bagian Data dan Informasi Biro
Kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
menjalankan pekerjaannya. Selain itu, praktikan juga menghadapi kendala
dalam melaksanakan praktik kerja.
Selama menjalankan masa Praktik Kerja Lapangan di Kementerian
Agama Republik Indonesia tentu tidak selalu berjalan lancar karena
terdapat beberapa hal yang menjadi kendala bagi praktikan. Adapun
kendala-kendala tersebut, yaitu :
35
1. Pembimbing kurang memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang
diberikan, tetapi hanya mengajarkan bagaimana cara penginputan data.
Praktikan tidak diberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang
diajarkan. Pembimbing hanya mengajarkan bagaimana cara
penginputan data yang harus dilakukan, sehingga ilmu yang diberikan
pembimbing tidak dapat diserap baik oleh praktikan di hari kedepan.
2. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada praktikan. Pada saat
praktikan sedang mengerjakan tugasnya yang diberikan oleh
pembimbing dan belum terselesaikan saat itu pula banyak karyawan
yang melimpahkan pekerjaannya kepada praktikan dengan berbagai
alasan. Hal seperti ini yang membuat pekerjaan praktikan tidak
terselesaikan tepat waktu. Praktikan pun baru belajar dalam dunia kerja.
Jika praktikan diberi pekerjaan yang terlalu banyak, pekerjaan tersebut
hasilnya tidak maksimal karena banyak tenaga praktikan yang terkuras
dan praktikan pun tidak konsentrasi karena sudah memikirkan
pekerjaan selanjutnya yang sudah diberikan lagi.
3. Karyawan yang tidak disiplin pada saat jam kerja .
Pada saat praktikan sedang bekerja ada beberapa karyawan yang tidak
melaksanakan pekerjaannya tetapi bermain pingpong pada saat jam
kerja. Meja pingpong tersebut berada didalam ruang kerja bagian Data
dan Informasi pegawai tempat praktikan bekerja. Hal ini membuat
36
kebisingan bagi praktikan karena suara-suara dan teriakan-teriakan
kencang dari para karyawan yang bermain pingpong pada saat jam kerja
itu. Praktikan merasa terganggu dan sulit untuk berkonsentrasi pada
saat bekerja. Apalagi beberapa pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh
karyawan yang bermain itu dilimpahkan kepada praktikan. Tidak ada
teguran atau tindakan dari kepala bagian untuk menegur para karyawan
yang melakukan hal itu pada saat jam kerja.
D. Cara Mengatasi Kendala
1. Pembimbing kurang memberikan penjelasan mengenai pekerjaan
yang diberikan, tetapi hanya mengajarkan bagaimana cara
penginputannya.
Setiap unit kerja dalam instansi atau perusahaan, baik itu pemerintah
maupun swasta, pasti memiliki deskripsi pekerjaan. Masing-masing
membedakan tugas antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya,
selain itu deskripsi pekerjaan memiliki fungsi untuk mengarahkan
suatu pekerjaan kepada hasil yang ingin dicapai. Untuk dapat
menghasilkan tugas – tugas dengan baik diperlukan komunikasi yang
baik antara pembimbing dengan praktikan.
Sukma Jana berpendapat bahwa :
Komunikasi mempunyai fungsi isi yang melibatkan informasi
yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi
hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai
bagaimana hubungan kita dengan orang lain.”1
1 Widya Paramita, Public Relations, Jakarta:UNJ Press, 2008, p. 28
37
Menurut Sedarmayanti, komunikasi adalah penyampaian pendapat,
pesan, atau lambang yang mengandung pengertian bagi antar
perorangan atau golongan.2
Senada dengan Sedarmayanti, Miller Onong mengemukakan
bahwa “komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku baik secara lisan (langsung) ataupun tidak
langsung (melalui media).”3
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
berperan penting dalam menyelesaikan tugas yang sudah dibebankan
karena melalui komunikasi kita dapat bertukar pikiran dan informasi
yang kita butuhkan dalam penyelesaian tugas tersebut.
Melalui komunikasi, kita dapat :
1. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain
mengungkapkan diri kepada kita
2. Mengenali kenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang
lain
3. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana
kegiatan bersama orang lain
4. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain
2 Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran, Yogyakarta: Kanisius, 2008, p. 47
3 Ida Nuraida, Ibid
38
5. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku bersama orang
lain.4
Berdasarkan pernyataan di atas keuntungan dari berkomunikasi
selain praktikan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
baik, praktikan juga dapat berinteraksi dengan pembimbing
ataupun pegawai yang lain untuk mendapatkan banyak informasi
yang digunakan untuk menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan
kepada praktikan.
Setelah praktikan mendapatkan pengarahan dengan
mengetahui tujuan dari pekerjaan yang diberikan kepada praktikan,
maka praktikan akan belajar dengan baik untuk menyelesaikan
tugas agar tidak ada kesalahan yang dilakukan praktikan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
“Belajar merupakan suatu proses perubahan kepribadian
sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan
pola – pola respon tingkah laku yang baru, nyata dalam
perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.”5
Berdasarkan teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan melalui proses belajar diharapkan akan merubah atau
meningkatkan keterampilan seseorang dari yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa.
Setelah praktikan mempelajari informasi tentang prosedur
kerja dan data-data dengan memberikan tujuan dari pengerjaan
4 Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Yogyakarta: Kanisius, p.35
5Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: Grasindo,2007, p.
328
39
yang di lakukan praktikan, maka penyelesaian tugas yang diberikan
kepada praktikan akan dilakukan dengan baik.
2. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada praktikan
Didalam perusahaan pasti ada pembagian tugas disetiap bagiannya.
Pada setiap bagian diperusahaan pasti pula membagikan tugas kepada
setiap karyawan sesuai dengan kemampuannya.
“Beban kerja yang diberikan kepada karyawan harus diketahui dan
dievaluasi dengan baik oleh pemimpin apakah pekerjaan tersebut
dapat diterima dan tidak memberatkan karyawan dalam
menyelesaikannya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan
baik serta membuat jadwal pekerjaan untuk karyawannya.”6
Berdasarkan teori diatas jika pemimpin mengetahui bahwa tugas
yang diberikan kepada praktikan itu terlalu banyak pasti akan
berpengaruh terhadap hasil pekerjaan itu sendiri. Setelah pemimpin
mengevaluasi hasil dari pekerjaan praktikan, barulah pemimpin
mencoba memberikan daftar pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
praktikan yang sudah terjadwal. Dengan daftar pekerjaan tersebut
praktikan mampu mengerjakan tugasnya sesuai dengan jadwal yang
sudah disiapkan dan dapat fokus dalam mengerjakan pekerjaannya
tanpa harus memikirkan pekerjaan lain dan pekerjaan karyawan lain.
Menurut Wahyu Saidi, kemampuan fisik diperlukan dalam
mengerjakan tugas yang dimensinya adalah stamina, ketepatan dan
ketelitian.7
6 Irham Fahmi, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2010, p. 29
7Wahyu Saidi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PKMT Press, 2007, p. 36
40
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengerjakan
pekerjaan sangat dibutuhkan ketelitian. Dengan daftar pekerjaan yang
telah diberikan oleh pembimbing dalam praktik kerja lapangan,
praktikan dapat teliti dalam mengerjakan tugas yang diberikan serta
hasilnya pun dapat maksimal dan pembimbing pun mudah dalam
mengevaluasi pekerjaan dari praktikan.
3. Karyawan yang tidak disiplin dalam bekerja
Karyawan yang tidak mengerjakan pekerjaannya pada saat jam
kerja sangat mengganggu praktikan. Karyawan ini bermain bola
pingpong di ruang bagian Data dan Informasi. Karyawan memang
difasilitasi meja pingong untuk berolahraga dan menambah semangat
kerja tetapi seharusnya kegiatan bermain pingpong dilakukan pada saat
jam istrirahat dan jam pulang kerja bukan pada saat jam kerja. Hal
inilah yang dilanggar oleh beberapa karyawan.
Menurut Wiraputra, disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap mental
yang menyatu dalam kehidupan terhadap norma dan peraturan dalam
melaksanakan hak dan kewajiban.
Senada dengan Wiraputra, Bukan hanya praktikan saja karyawan lain
yang sedang bekerja pun merasa terganggu.
Pemimpin memberikan ketegasan dan teguran bahkan sanksi bagi
karyawan yang masih bermain pingpong pada saat jam kerja karena
mengganggu karyawan lain yang sedang fokus kerja. Dengan adanya
41
teguran dan sanksi membuat karyawan disiplin dalam bekerja dan
pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
42
40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman praktikan selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu mata kuliah yang
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan
teori dan praktik di lapangan. Selama satu bulan selama 8 jam per hari
praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kemeterian
Agama Republik Indonesia pada Biro Kepegawaian Bagian Data dan
Informasi Pegawai.
2. Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada
Kementerian Agama Republik Indonesia yang beralamatkan di
Sekertariat Jendral Jl. Lapangan Banteng No. 3-4, Jakarta
10710.Dengan nomor telepon (62-21) 3811679 / (62-21) 34833004.
3. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang sangat
berguna dan memberikan manfaat kepada mahasiswa antara lain
bertambahnya wawasan tentang dunia kerja. Praktikan juga dapat
memiliki tanggung jawab atas apa yang dikerjakan dalam dunia kerja
sesungguhnya.
4. Dalam pelaksanakaan PKL, Praktikan menghadapi berbagai kendala
seperti Pembimbing kurang memberikan penjelasan mengenai
pekerjaan yang diberikan, tetapi hanya mengajarkan bagaimana cara
42
40
penginputan data. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada
praktikan sehingga pekerjaan tidak diselesaikan dengan maksimal dan
tepat waktu. Ada bebrapa karyawan yang mengganggu praktikan saat
bekerja dikarenakan kebisingan ulah karyawan yang tidak disiplin
bekerja. Praktikan menyelesaikan kendala dengan berkomunikasi
secara berkesinambungan kepada para pembimbing dan karyawan Biro
Keuangan Kementerian Agama R.I. dibagian Data dan Informasi.
5. Manfaat yang praktikan peroleh selama melaksanakan PKL di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama R.I. yaitu praktikan banyak
mendapatkan pengalaman dibidang pengolahan data kepegawaian dan
administrasi perkantoran umumnya. Praktikan juga dilatih untuk
bersikap cermat, berhati-hati dan cepat dalam melakukan
pekerjaannya. Dalam melaksanakan PKL, Praktikan mendapat banyak
masukan tentang bagaimana cara belajar dan bekerja dalam suatu
instansi.
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan praktikan sebagai masukan yang
diharapkan dapat meningkatkan kemajuan di bagian Data dan Informasi
Pegawai kepada masyarakat antara lain:
1. Bagi Mahasiswa yang akan melakukan PKL selanjutnya
a. Lebih bersikap kritis dan meningkatkan keterampilan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh instansi terkait.
42
40
b. Menjalin komunikasi yang baik dengan pegawai yang ada di
kantor.
c. Berinisiatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada
dan jangan malu bertanya jika menghadapi kesulitan.
2. Bagi Biro Kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia
a. Perlu ditingkatkan lagi komunikasi antar pegawai tentang
deskripsi pekerjaan dan prosedur kerja di setiap unit kerja.
b. Perlu ditingkatkan kembali kedisiplinan dalam bekerja sehingga
pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu dan tidak mengganggu
karyawan lain dalam bekerja.
3. Bagi Universitas Negeri Jakarta
Sebaiknya Fakultas Ekonomi tetap menjalin hubungan yang baik dengan
perusahaan sehingga dapat memudahkan mahasiswa dalam mencari
tempat untuk melaksanakan kegiatan PKL. Selain itu, Fakultas Ekonomi
juga harus mencari dan membangun link dengan perusahaan baik yang
sudah pernah atau pun yang belum pernah bekerja sama dengan Fakultas
Ekonomi sehingga dapat menambah jaringan yang nantinya akan
bermanfaat bagi civitas akademika FE UNJ.
3