SKRIPSI - uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/1866/1/SITI SAWITRI-TP140890...Judul :Upaya Guru...

88
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi UPAYA GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KOTA BARU SKRIPSI Oleh SITI SAWITRI NIM. TP.140890 PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of SKRIPSI - uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/1866/1/SITI SAWITRI-TP140890...Judul :Upaya Guru...

  • 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    UPAYA GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KOTA BARU

    SKRIPSI

    Oleh

    SITI SAWITRI

    NIM. TP.140890

    PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • 5

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    ABSTRAK Nama : Siti Sawitri Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam Judul :Upaya Guru Al-Qur’an Hadis Dalam Meningkatkan

    Kemampuan Membaca Al-qur’an Pada Siswa Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Kota Baru

    Skripsi ini membahas tentang Upaya Guru Al-Qur’an Hadis Dalam

    Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Siswa di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru. Penelitian ini merupakan penelitian

    deskriptif kualitatif yang dilihat dari sudut pandang pendidikan, sedangkan

    pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan

    dokumentasi. Teknik analisis data di peroleh melalui reduksi data, penyajian

    data dan penyimpulan data. Peneliti menemukan bahwa kondisi kemampuan

    membaca al-qur’an pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

    diantaranya sebagai berikut: belajar membaca al-qur’an memang masih ada

    beberapa siswa yang kurang lancar membaca, masih ada siswa yang membaca

    terbata-bata. Kendala guru dalam meningkatkan kemampuan membaca al-

    qur’an pada siswa di madrasah Tsanawiyah nurul iman kota baru diantaranya:

    kurangnya minat belajar siswa, kurangnya pembiasaan pada siswa untuk

    membaca al-qur’an, daya serap siswa yang lemah. Upaya yang dilakukan guru

    al-qur’an hadis dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada

    siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru dilakukan dengan

    Meningkatkan kegiatan latihan.Menyediakan sumber belajar, menggunakan

    metode dan media mengajar yang variatif.

    Kata kunci : Upaya, Guru Al-qur’an Hadis, Kemampuan Membaca Al-qur’an dan Siswa

  • 6

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    ABSTRACT

    Name : Siti Sawitri Department / Prodi : Islamic Religious Education Title : The Efforts Of The Qur’anic Hadith Teachers In

    Improving The Ability To Read The Qur’an To Students In Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City

    This thesis discusses about the efforts of the qur’anic hadith teachers in improving the ability to read the qur’an to students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City . This research is a qualitative descriptive study that is viewed from the point of education, While data collection is done by interview, observation, and documentation. Data analysis techniques are obtained throught data reduction, data presentation, and data inference. This study found that the efforts of the qur’anic hadith teachers in improving the ability to read the qur’an to students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City as follows: Conduct discussion about the difficulty of reading the qur’an, reciting hijaiyah letters and lack of understanding the knowledge of tajweed. The constrainst of the qur’anic hadith teachers in improving the ability to read the qur’an to students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City. The lack of basic education in reading the qur’an from an early age, negative influences of science and technology and limited learning time. The efforts of the al-qur’an hadith teachers in improving the ability to recite the qur’an students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City were carried out with additional lessons and using the method. Keywords: Efforts of, al-qur’an hadith teachers, ability to read the qur’an,

    and students

  • 7

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini di persembahkan kepada :

    Kedua orang tua yaitu Ayahku Juwari dan Ibuku Boyati

    Untuk kakakku Surati

    Untuk kakak Iparku Maryono

    Untuk adik-adikku tersayang Amin Purnomo

    Dan tak lupa keponakanku Husna Nur Latifah, dan Annaila Aisyah

    Dan selanjutnya kepada Sahabat dan Temanku seperjuangan

    Yang aku sayangi dan aku banggakan serta

    Orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

  • 8

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    MOTTO

    Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.Ar-Ra’d : 11)

  • 9

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin.

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Ridwan, S.Psi, M.Psi Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

    Islam (PAI) dan Bapak Mukhlis. S.Ag, M.Pd.I Selaku Sekretaris Jurusan

    Pendidikan Agma Islam.

    4. Bapak Dr. Drs, M.Rafiq. M. Ag. , selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

    Siti Mariah Ulfah, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    5. Ibu Kepala Sekolah dan Guru Al-qur’an Hadis di MTs Nurul Iman Kota

    Baru yang telah berkenan memberikan informasi kepada Penulis dalam

    memperoleh data di lapangan.

    6. Kepada sahabat PAI B, KUKERTA, PPL, yang sudah membantu

    memberikan kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    7. Teristimewa kepada Kedua Orang tua dan keluarga yang telah

    memberikan dorongan semangat motivasi tiada henti hingga menjadi

    kekuatan bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Dan akhirnya semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

  • 11

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i

    NOTA DINAS.……………………………………………………………….. ....................................... ii

    PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………..iii

    ABSTRAK……………………………………………………………….…... ......................................... iv

    ABSTRACT…………………………………………………………………...v

    PERSEMBAHAN…………………………………………………………… ......................................... vi

    MOTTO…………………………………………………………………….....vii

    KATA PENGANTAR……………………………………………………….viii

    DAFTAR ISI…………………………………………………………………..x

    DAFTAR TABEL……………………………………………………………xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah……………………………………………1

    B. Pembatasan Masalah/Fokus Penelitian………………………..........5

    C. Rumusan Masalah…………………………………………………..5

    D. Tujuan Penelitian…………………………………...........................6

    E. Manfaat Penelitian………………………………………………….6

    BAB II KERANGKA TEORI

    A. Kajian Teori………………………………………………………....7

    1. Pengertian Upaya………………………………………………....7

    2. Pengertian Guru…………………………………………………..7

    3. Pengertian Kemampuan Membaca……………………………....13

    4. Pengertian Al-Qur’an …………………………………………...18

  • 12

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    B. Studi Relevan…………………………………………………........21

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian………………………………...23

    B. Setting dan Subjek Penelitian……………………………………..24

    C. Jenis dan Sumber Data……………………………………………25

    D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..26

    E. Teknik Analisis Data……………………………………………...28

    F. Uji Keterpercayaan Data………………………………………….29

    G. Jadwal Penelitian………………………………………………….31

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota

    Baru………………………………………………………….28

    B. Temuan Khusus dan Pembahasan

    1) Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-qur’an Pada Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru………………………………………………………….37

    2) Kendala yang Di Hadapi Guru Al-qur’an Hadis Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa Di Madrasah Nurul Iman Kota Baru……………………………….........................................48

    3) Upaya Yang Dilakukan Guru Al-qur’an Hadis Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru………………………………………………………….54

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan…………………………………………………................62

  • 13

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    B. Saran-Saran…………………………………………………................63

    C. Kata Penutup………………………………………………….............64

    DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….............65

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 14

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 : Jadwal Penelitian………………………………………………..31

    Tabel 2 : Struktur Organisasi Sekolah Mts Nurul Iman Kota Baru...........35

    Tabel 3 : Keadaan Guru-Guru Mts Nurul Iman Kota

    Baru…………………………………………………………….36

    Tabel 4 : Keadaan Siswa Mts Nurul Iman Kota Baru…………………….37

    Tabel 5 : Keadaan Sarana Dan Prasarana Mts Nurul Iman Kota Baru.......39

  • 15

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidik disebut guru yaitu, “orang yang di gurui dan

    ditiru. Didalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun

    2003 dibedakan antara pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga

    kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat

    untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah

    tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,

    pamong belajar, widya isyara, tutor,instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang

    sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaran

    pendidikan. (Ramayulis, 2002, hal. 105)

    Pendidikan baik formal maupun non formal merupakan aspek yang

    sangat penting untuk kader-kader manusia yang memiliki sumber daya yang

    baik. Sehingga dapat meningkatkan perkembangan keilmuan dan tata sosial

    kemasyarakatan yang semakin lama tentunya semakin maju. Dalam sebuah

    proses pelaksanaan pendidikan tentunya harus ada keseimbangan antara

    pendidikan duniawi dan pendidikan yang sifatnya untuk kepentingan ukhrawi.

    Sejalan juga dengan apa yang diungkapkan diatas telah dirumuskan

    dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan

    Nasional yang menyebutkan bahwa :

    “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

    serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    negara. (Anonim, 2009, hal.3)

    Guru juga sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan memiliki

    beban dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan ini, walaupun

  • 16

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    memang harus didukung oleh berbagai komponen lainnya. Sebagai pendidik

    professional, tetapi juga harus memilki pengetahuan dan kemampuan yang

    professional.

    Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai

    oleh peserta pendidik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan yakni

    bimbingan pengajaran atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan

    pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen

    sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. (Oemar

    Hamalik, 2010, hal. 3)

    Guru dapat diharapkan sebagai pembimbing perjalanan yang

    berdasarkan pengetahuannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.

    Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam

    perkembangannya, demikian dengan halnya peserta didik. Kemampuan, bakat,

    kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan

    berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.

    Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk

    mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan.

    (Muhibbin Syah, 2012, hal. 183) Namun dari kenyataan sehari-hari tampak

    jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,

    kemampuan fisik, latar belakan keluarga, kebiasaan, dan pendekatan belajar

    yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

    Dalam melaksanakan tugasnya guru dituntut untuk memiliki

    kematangan atau kedewasaan pribadi serta kesehatan jasmani dan rohani. Salah

    satu makna dewasa adalah bahwa guru harus mampu melaksanakan fungsinya

    secara maksimal, termasuk menjadi orang tua kedua siswa di lingkungan

    sekolah.

    Dalam proses pendidikan di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Iman Kota Baru ini mempunyai visi dan misi. Dalam pembentukan manusia

    yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti

    luhur diwujudkan dalam rumpun pendidikan agama islam yang terdiri dari mata

    pelajaran akidah akhlak, al-qur’an hadist, fiqih, dan sejarah kebudayaan islam,

  • 17

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    dan al-qur’an (iqra’). Beberapa kemampuan dasar keagamaan juga wajib

    ditetapkan pada siswa, termasuk salah satunya kemampuan membaca al-qur’an.

    Pengetahuan membaca al-qur’an merupakan salah satu ilmu dasar

    pengetahuan agama islam yang harus ditanamkan terhadap seorang siswa didik

    kita, agar mereka lebih mengenal dan memahami ajaran agama yang mereka

    anut. Dengan demikian, pemberian bekal membaca al-qur’an yang baik dan

    benar terhadap siswa diharapkan mereka dapat mencintai apa yang menjadi

    pedoman hidupnya. Sehingga mereka diharapkan dapat mengamalkan nilai-

    nilai yang terkandung didalam al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

    Menurut sebagian besar Ulama, kata al-qur’an berdasarkan segi bahasa

    merupakan bentuk masdhar dari kata qara’a, yang bisa dimasukkan pada wazan

    fu’lan, yang berarti bacaan atau apa yang tertulis padanya maqru’, seperti

    terdapat dalam surat al-qiyaamah : 17-18.

    ه ََّّإِن َّ ه ََّّۥعَلَيۡنَاََّجۡمعَ ٧١َّّۥوَق ۡرَءانَ ه َّفَََّ ه ََّّٱت بِعَّۡفَإِذَاَّقََرأۡنََٰ ٧١َََّّّۥق ۡرَءانََََّّّ

    Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya

    (didadamu) dan (membuat pandai) membacanya ; Apabila kami telah

    selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”(Anonim, Al-

    Qiyamah ayat 17-18)

    Al-qur’an harus di baca dengan benar sesuai dengan makhraj (tempat

    keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya,dipahami, dihayati, dan diresapi

    makna-makna yang terkandung didalamnya kemudian diamalkan. Melatih dan

    membiasakan mengucapkan huruf arab dengan makhrajnya pada tingkat

    permulaan, akan membantu dan mempermudah mempelajari ilmu tajwid.

    Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase

    pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan

    dan perkembangan merupakan cirri dari seorang peserta didik yang perlu

    bimbingan dari seorang pendidik. Di dalam proses pendidikan peserta didik

    sebagai objek dan bisa juga sebagi subjek. Oleh karena itu, agar seorang

  • 18

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka ia harus memahami peserta

    didik dengan segala karakteristiknya.

    Berdasarkan dari grandtour peneliti, bahwa di Madrasah Tsanawiyah

    Nurul Iman Kota Baru masih ada siswa yang tidak lancar membaca al-qur’an,

    disebabkan beberapa faktor kesulitan siswa. Seperti halnya dalam pengajaran

    membaca al-qur’an. Dari segi masalah panjang pendek bacaan al-qur’an, tidak

    mengetahui hukum ilmu tajwid dan menyebutkan atau melafalkan huruf-huruf

    hijaiyah masih kurang fasih dan belum benar. Hal ini tidak boleh dibiarkan

    begitu saja, karena jika sudah terbiasa akan sulit untuk merubah kesalahan-

    kesalaahan yang sudah menjadi kebiasaan membaca al-qur’an. guru membantu

    anak didik untuk dapat membaca al-qur’an dengan baik dan benar,

    mengevaluasikan kemampuan, pengaplikasian huruf arab sesuai dengan

    makhrijuf hurufnya.

    Adapun waktu yang diberikan oleh pihak sekolah pada pelajaran Al-

    Qur’an Hadits ini hanya 2x40 menit /jam untuk 1x pertemuan dalam seminggu

    dan dirasakan masih kurang. Sarana dan prasarana pembelajaran misalnya buku

    paket pelajaran berlangsung dan memakai Lembar Kerja Siswa (LKS).

    Guru Pendidikan Agama Islam khususnya pada guru Al-Qur’an Hadits

    untuk memberikan motivasi kepada para siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Iman Kota Baru, supaya siswa tersebut lebih senang dalam membaca al-qur’an.

    Karena membaca al-qur’an merupakan kebutuhan dasar dalam Pendidikan

    Agama Islam.

    Pada akhirnya ini merupakan tugas seorang guru Al-Qur’an Hadits

    tentunya Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca

    al-qur’an kepada siswa tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru

    untuk kepentingan hal tersebut. Berhasil atau tidaknya upaya tersebut sangat

    tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Namun untuk lebih

    mengetahui apa upaya tersebut dilakukan serta apa yang diperoleh, perlu

    dilakukan suatu proses penelitian lebih terinci.

    Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan suatu

    penelitian dalam bentuk skiripsi yang berjudul: ”Upaya Guru Al-Qur’an

  • 19

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Hadits Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada

    Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru ”.

    B. Fokus Penelitian Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu

    adanya pembatasan masalah yaitu: penelitian ini difokuskan pada upaya guru

    al-qur’an hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada

    siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru.

    C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok-

    pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-qur’an di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru?

    2. Apa kendala yang dihadapi guru al-qur’an hadis dalam

    meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru?

    3. Bagaimana upaya guru al-qur’an hadis dalam meningkatkan

    kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru?

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

    a. Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-

    qur’an di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru.

    b. Ingin mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru

    al-qur’an hadis dalam meningkatkan kemampuan membaca al-

    qur’an pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota

    Baru.

    c. Ingin mengetahui bagaimana upaya guru al-qur’an hadis dalam

    meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru.

  • 20

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Sebagai bahan informasi bagi guru mata pelajaran al-qur’an

    hadis dan guru mata pelajaran yang lainnya dalam mencari kiat

    bagaimana meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an.

    b. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam dunia

    pendidikan berkenaan dengan pentingnya memahami dan

    menguasai ilmu agama.

    c. Untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana

    pada jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

  • 21

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik Untuk menegaskan arah pembahasan skripsi ini maka perlu di berikan

    pengertian dan penjelasan terhadap judul tersebut. Sekaligus untuk

    menghindari pemahaman yang simpang siur terhadap judul tersebut. Kerangka

    teori penulis maksudkan dalam penelitian iniadalah membahas teori yang erat

    hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai pijakan dasar

    penelitian. Teori tersebut sebagai berikut.

    1. Upaya Guru Al-Qur’an Hadist

    a. Pengertian Upaya Guru

    Upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu.Upaya

    adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu maksud.

    Menurut kamus umum bahasa indonesia adalah usaha (syarat) untuk

    menyampaikan suatu maksud, akal, ikhtiar, (suatu daya upaya), supaya

    upayanya (sedapat-dapatnya), berusaha (berikhtiar), mengupayakan atau

    mengikhtiarkan supaya dapat melakukan sesuatu untuk mencari akal (jalan dan

    sebagainya). (Poerwadarminta, 2006, hal. 1345)

    Menurut Mulyasa ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

    meningkatkan kinerja guru di sekolah, antara lain melalui pembinaan disiplin

    tenaga kependidikan, pemberian motivasi, dan penghargaan (reward). (Mulyasa,

    2013, hal.141)

    Berdasarkan definisi diatas maka dapat penulis simpulkan, upaya

    merupakan usaha untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dan

    keinginan yang sudah di rencanakan.

    Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

    para peserta didik, dan lingkungannya.oleh karena itu, guru harus memiliki

    standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa,

    mandiri, dan disiplin. (Martinis Yamin, 2009, hal. 105)

  • 22

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

    peserta didik pada pendidikan siswi dini jalur pendidikan formal, pendidikan

    dasar dan pendidikan menengah. (Anonim, 2006, hal. 2)

    Guru merupakan seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak

    orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa

    ada guru atau seorang yang ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan

    berkembang, manusia tidak akan memiliki norma, budaya, dan agama. Sulit

    dibayangkan jika ditengah kehidupan manusia tidak adanya seorang guru, bakal

    tidak ada peradaban yang di catat, kita akan hidup dalam tradisi-tradisi kuno,

    hukum rimba akan berlaku, yang kuat menindas yang lemah, demikianlah

    seterusnya. (Martinis Yamin, 2013, hal.47)

    Guru merupakan orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang

    yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman dan menanamkan nilai-nilai,

    budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan, guru

    memegang peran penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di lembaga

    pendidikan guru menjadi orang pertama yang bertugas membimbing, mengajar,

    dan melatih anak didik mencapai kedewasaan. Setelah proses pendidikan

    sekolah selesai, diharapkan anak didik mampu hidup dan mengembangkan

    dirinya di tengah masyarakat dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman

    yang sudah melekat di dalam dirinya. (Martinis Yamin, 2013, hal.47)

    Menurut Balnadi Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin

    bahwa ”guru adalah seorang yang layak untuk ditiru.”(Syafruddin Nurdin, 2003,

    hal. 7)

    Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya strategi belajar

    mengajar bahwa: ”Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah

    ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang

    berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya,

    dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.” (Syaiful Bahri

    Djamarah, 1997, hal. 126)

  • 23

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Menurut departemen pendidikan dan kebudayaan yang di kutip oleh

    syafruddin nurdin dalam bukunya guru profesional dan implementasi kurikulum

    bahwa:”guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus di wujudkan

    untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya

    dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan

    menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan.”

    (Syafruddin Nurdin, 2003, hal. 8)

    Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru adalah

    seorang tenaga pendidik yang profesional yang memiliki sejumlah ilmu

    pengetahuan dan gagasan untuk kepentingan anak didiknya. Guru adalah

    seseorang yang harus memiliki sifat yang bisa dijadikan contoh bagi siswanya

    dan mampu memberikan pengaruh yang baik dalam proses belajar mengajar

    untuk mencapai tujuan pendidikan.

    Dengan demikian, upaya guru adalah usaha untuk menyampaikan ilmu

    pengetahuan kepada anak didik sekaligus mendidik dan menjadikan anak

    didiknya menjadi manusia yang berilmu, bersikap pancasila, memiliki

    keterampilan dan dewasa.

    Seorang guru harus menciptakan suasana yang demokratis, lingkungan

    yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan anak didik untuk belajar

    sendiri, berdiskusi untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah,

    mengembangkan kemampuan berpikir siswa, dan menambah ilmu pengetahuan

    atas inisiatifnya sendiri.

    b. Al-qur’an Hadist

    Al-qur’an hadist merupakan perencanaan dan pelaksanaan program

    pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat al-qur’an dan

    hadist tertentu yang sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat

    madrasah yang bersangkutan. Sehingga dapat dijadikan modal kemampuan

    untuk mempelajari, meresapi, dan menghayati pokok-pokok al-qur’an, hadist,

    dan menarik hikmah yang terkandung di dalam secara keseluruhan. (Zakiah

    Daradjat, 2014, hal. 173)

  • 24

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Al-qur’an dan hadist merupakan sumber ajaran yang dibawa oleh nabi

    Muhammad SAW, yang di syari’atkan kepada manusia. Al-qur’an dan hadist

    juga merupakan sumber hukum syari’at islam yang tetap. Pendidikan al-qur’an

    hadist dimadrasah sebagai bagian yang integraldari pendidikan agama adalah

    faktor yang menentukan dalam membentuk watak dan kepribadian siswa.

    Secara subtansi mata pelajaran al-qur’an hadist memiliki kontribusi dalam

    memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempratekkan nilai-nilai

    keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-

    hari.

    Keberhasilan guru dalam melaksanakan peranannya dalam bidang

    pendidikan al-qur’an hadist sebagian besar terletak pada kemampuannya dalam

    melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar.

    Upaya untuk memperbaiki sebuah keadaan yang tidak baik menuju kearah yang

    lebih baik tentunya merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh

    setiap orang terutama para pendidik.

    2. Kemampuan Membaca Al-qur’an a) Pengertian Kemampuan

    Kemampuan dalam kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata

    ”mampu” yang mendapatkan awalan ke dan akhiran kan yang berarti

    kesanggupan, kecakapan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. (Anonim,

    2003, hal. 3)

    Kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan

    beragam tugas dalam suatu pekerjaan, sebuah penilaian terkini atas apa yang

    dapat dilakukan seseorang. (http/wikipedia/kemampuan)

    Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan

    bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha

    dengan diri sendiri. Sedangakan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34)

    mendefinisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan

    sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat

    berhasil.

  • 25

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Menurut Gordon, seperti yang dikutip ramayulis kemampuan (skill)

    adalah sesuatu yang di miliki oleh individu untuk melakukan tugas atau

    pekerjaan yang di bebankan kepadanya. Sementara itu, Robbin (2007:57)

    kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam

    tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa

    kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat

    dilakukan sesorang.

    (http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertiankemampuan)

    Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

    kemampuan adalah suatu kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam

    melakukan sesuatu. Kemampuan kecakapan atau potensi seseorang individu

    untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas

    dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.

    b) Perkembangan Kemampuan Membaca Al-qur’an

    Pada dasarnya tingkat kemampuan membaca al-qur’an siswa secara garis

    besar mengalami perkembangan secara fluktuatif, baik dinamika positif maupun

    degradasi negatifnya. Oleh karena itu, dinamika tingkat kemampuan membaca

    al-qur’an pada siswa dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

    a. Dinamika tentang pengetahuan membaca al-qur’an yang meliputi

    kemampuan mengenal, memahami dan membaca huruf.

    b. Dinamika tentang sikap membaca al-qur’an, yang meliputi sikap ketika

    membaca al-qur’an apakah dilakukan dengan serius atau tidak.

    c. Dinamika tentang keterampialn membaca al-qur’an, yang meliputi

    keterampialn membaca huruf, membaca gabungan huruf, kalimat dan

    kelancaran membaca al-qur’an.

    Evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca al-qur’an anak

    didik sebagai bentuk dari sarana untuk memberikan penilaian kepada para siswa

    atas proses belajar yang telah ditempuh, memiliki tiga obyek yaitu ranah

    kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dalam menerapakan evaluasi

    tersebut, guru sebagai evaluator, dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar

    dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik

    http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian

  • 26

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah di

    berikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan

    pengamalannya (aspek psikomotor). Ketiga aspek ini merupakan ranah

    kejiwaan yang sangat erat sekali dalam berkaitan sehingga ketiganya tidak

    mungkin lagi untuk dipisahkan dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.

    Sebagaimana dikatakan oleh Benjamin S. Bloom, bahwa taksonomi

    (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu juga harus senantiasa mengacu pada

    tiga jenis domain (daerah binaan atau daerah ranah) yang melekat pada diri

    peserta didik, yaitu : ranah berbikir (cognitive domain), ranah nilai/sikap

    (affective domain), dan ranah keterampilan (psikomotor domain).

    1) Ranah kognitif

    Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

    (otak). Kognitif ini juga dapat dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan,

    atau strategi yang secara stabil menentukan cara seseorang yang khas

    dalam menerima, mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah.

    Sebagaimana dikatakan oleh Benjamin S. Bloom, bahwa segala yang

    menyangkut masalah otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.

    Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir,

    mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi.

    2) Ranah afektif

    Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

    nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik

    dalam bebagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata

    pelajaran pendidikan akidah akhlak, kedisiplinannya dalam

    mengikuti pelajaran akidah akhlak di sekolah, motivasinya yang

    tinggi untuk tahu lebih banyak pelajaran akidah akhlak yang di

    terimanya, penghargaanm atau rasa hormatnya terhadap gurunya dan

    sebagainya.

    3) Ranah psikomotor

    Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan

    keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

  • 27

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini

    merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami

    sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam

    kecenderungan-kecenderungan untuk berprilaku).

    c) Pengertian Membaca Al-qur’an

    Dalam kamus bahasa indonesia membaca adalah melihat serta

    memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati),

    mengeja atau melafalkan apa yang tertulis mengucapkan, mengetahui,

    meramalkan, memprediksi, memperhitungkan, dan memahami. (Anonim, 2000,

    hal.87)

    Kemudian Martinis Yamin dalam bukunya kiat dalam membelajarkan

    siswa mengatakan bahwa : ”Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan

    informasi yang di sampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan

    pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk di ketahui dan

    menjadi pengetahuan siswa. (Martinis Yamin, 2007, hal. 106)

    Pengertian membaca dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk

    pada kemampuan membaca al-qur’an siswa Mts Nurul Iman Kota Baru.

    Secara lughawi (bahasa) al-qur’an akar dari kata qara’a yang berarti

    membaca. Membaca yang dimaksud adalah membaca huruf-huruf dan kata-kata

    antara yang satu dengan yang lainnya. (M. Abdul Adzim, 2006, hal. 14)

    Prof. Dr. M. Quraish Shihab (2007), mengungkapkan falsafah dasar

    iqra’ sebagai surat yang pertama kali turun pada nabi Muhammad SAW,

    menyimpulkan bahwa iqra’ (perintah membaca yang berakar kata qara’a

    diartikan membaca, menelaah, meneliti, menghimpun, dan menyampaikan baik

    teks tertulis maupun tidak tertulis. Jadi perintah membaca dalam konteks surah

    al-alaq ayat 1-5 adalah perintah menelaah ayat al-qur’an, alam raya, diri sendiri,

    masyarakat, majalah, koran, dan buku-buku lainnya.

    Secara ma’nawi (istilah) al-qur’an didefinisikan dalam ragam pandangan

    yang di latar belakangi oleh bidang ilmu masing-masing. Ada dua kelompok

    besar yang ahli dalam al-qur’an tetapi mempunyai perspektif ilmu yang

    berbeda, yaitu ahli kalam (mutakallim) dan ahli fiqih (fuqaha). Menurut

  • 28

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    sebagian besar ahli kalam, al-qur’an adalah kalam Allah yang bersifat qadim

    bukan makhluk, dan bersih dari sifat-sifat yang baru dan lafal-lafalnya bersifat

    azali yang berkesinambungan tanpa terputus-putus. Namun ada sebagian kecil

    ahli kalam yang mengatakan al-qur’an bersifat hadis (baru) dan makhluk.

    Perbedaan ini terletak pada sudut pandang hakikat al-qur’an yang di maksud al-

    qur’an dikatakan baru jika yang dimaksud adalah wujud fisik seperti yang

    ditulis berulang-ulang oleh manusia melalui suatu penerbitan.

    Al-Qur’an adalah risalah Allah untuk umat manusia seluruhnya. Nash-

    nash mutawatir yang terdapat dalam al-qur’an dan as-sunnah. Al-qur’an itu

    terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan

    surat an-nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari satu generasi

    kegenerasi berikutnya secara tulisan maupun lisan, dan terpelihara dari

    perubahan dan pergantian. (Mana’ul Quthan, 1993, hal. 8)

    Al-qur’an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan Rasulullah SAW

    melalui perantara malaikat jibril dan al-qur’an dibaca berdasarkan lafaznya. Isi

    dan kandungannya dari awal surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas

    dan itulah al-qur’an yang menjadi tuntunan dan pedoman.(Syahidin, 2009, hal.

    63)

    Al-qur’an sebagai kitab suci umat islam harus selalu diamalkan dan

    dihayati dari segi isi dan kandungannya. Karena tanpa dihayati dan diamalkan,

    maka al-qur’an tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Al-qur’an adalah

    kitab suci umat islam yang didalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi

    petunjuk pedoman dan pelajaran bagi yang mengimaninya. Dan al-qur’an juga

    kitab suci paling terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad

    SAW yang berisi tentang segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab

    yang diturunkan sebelumnya. (Said, 2009, hal.58)

    Membaca al-qur’an dengan suara yang indah dan variasi lagu yang

    beraneka ragam akan semakin indah, mempesona bagi pendengarnya. Apabila

    sesuai dengan makhraj dan hukum-hukum tajwidnya. Selain dari pada itu

    membaca al-qur’an merupakan kegiatan yang berpahala dan dapat

    mendatangkan berkah bagi setiap orang yang rajin membacanya.

  • 29

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Sebagai landasan umat islam, pendidikan al-qur’an sejak dini terhadap

    siswa atau generasi penerus bangsa merupakan hal yang harus diutamakan.

    Dengan bekal tersebut diharapkan agar para siswa-siswa lebih mencintai al-

    qur’an dan mereka juga dapat mengamalkan apa-apa yang terkandung didalam

    al-qur’an sebagi petunjuk hidup yang sangat luar biasa.

    Disekolah lanjutan tingkat pertama atau biasanya yang sederajat seperti

    madrasah tsanawiyah proses penanaman ini sangat penting data membaca al-

    qur’an tercermin dengan adanya mata pelajaran al-qur’an hadits. Mata pelajaran

    al-qur’an hadits tidak hanya di tinkat lanjutan pertama juga sudah mulai

    ditanamkan di sekolah dasar khususnya yang mempunyai baground pendidikan

    islam.

    Materi pendidikan yang sangat penting yang diberikan kepada siswa

    adalah ilmu al-qur’an. Al-qur’an diturunkan agar dapat dipelajari dan

    menjadikan pedoman dalam kehidupan. Al-qur’an harus diajarkan kepada siswa

    agar kelak dapat memahami dan menghindari buta al-qur’an. Oleh karena itu,

    kegiatan mempelajari al-qur’an wajib dilaksanakan dimana salah satunya

    melalui pengajian.

    Tujuan dari pengajaran al-qur’an sebagaimana telah dijelaskan dalam

    buku yang diterbitkan oleh Dirjen Dinmas Islam adalah:

    1) Agar murid mampu membaca al-qur’an dengan baik dan benar

    dan tepat makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan

    lain sebagainya.

    2) Agar murid suka dan senang membiasakan diri membaca al-

    qur’an dengan baik dan benar.

    3) Agar murid dapat menghafal sejumlah surat-surat pendek dalam

    al-qur’an yang di tetapkan dalam shlat sehari-hari.

    4) Agar murid patuh dan taat kepada Allah SWT dalam

    melaksanakan ibadahnya seperti shalat, puasa dan sebagainya.

    Sehinnga merupakan sebagian dari pengalaman dan

    penghayatan isi kandungan al-qur’an. (Anonim, 1983, hal.4-5)

    Adapun adab-adab membaca al-qur’an sebagai berikut:

  • 30

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    a. Membaca dalam keadaan suci

    b. Membacanya dengan tartil

    c. Merenungkan maknanya

    d. Menjaga mulut saat menguap

    e. Membaca di tempat yang bersih

    f. Mengawali membaca dengan ta’awuz

    g. Membaca basmalah

    h. Mengkondisikan suasana agar tenang

    i. Bersikap sopan dalam membacanya

    j. Menghadap kiblat

    k. Duduk dengan tegap dan tenang

    l. Boleh membaca sambil berdiri atau berbaring dengan tidak

    mengurangi rasa hormat kepada al-qur’an

    m. Menyimpan al-qur’an dengan alas tinngi

    n. Memilki sifat khouf dan roja.(Syarif,2010, hal.32)

    Pemberian pengetahuan membaca al-qur’an yang diimplementasikan

    melalui mata pelajaran al-qur’an hadits bertujuan agar para siswa lebih

    mengenal dan lebih memahami al-qur’an. Selain dari pada itu juga banyak

    sekali ilmu-ilmu yang terkait dengan membaca al-qur’an atau ilmu-ilmu tentang

    tata cara membaca al-qur’an. Sehingga memang harus diberikan dan dipelajari

    oleh siswa, maka mereka tumbuh besar nantinya mereka sudah menjadi pribadi

    yang bisa mengamalkan al-qur’an serta ajaran-ajaran yang terkandung

    didalamnya.

    Adapun menurut Zenrif, faktor-faktor yang mempengaruhi membaca al-

    qur’an yaitu:

    a) Menurunnya kuantitas dan kualitas pengajian anak-anak

    dimasjid, langgar, atau mushalla.

    b) Metode pengajaran baca al-qur’an yang statis.

    c) Terbatasnya jam pelajaran pendidikan agama di sekolah.

    d) Di hapuskannya pelajaran huruf (arab melayu) dari

    kurikulum sekolah.(Zenrif, 2008, hal. 19)

  • 31

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Kemudian keutamaan al-qur’an, sungguh banyak hadis yang

    menunjukkan kelebihan al-qur’an dan keagungannya. Diantaranya ada yang

    berhubungan dengan keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, ada yang

    berhubungan dengan keutamaan-keutamaan membaca dan memperhatikannya,

    dan ada pula yang berhubungan dengan keutamaan tentang penghafalan dan

    pemantapannya. Selain itu, tidak sedikit pula tertera dalam kitab Allah tentang

    ayat-ayat yang menyerukan kepada orang-orang mukmin untuk menghayati dan

    menerapkan hukum-hukumnya, di samping untuk mendengarkan bacaannya

    dengan penuh perhatian ketika di bacakan ayat al-qur’an. (Ash Sahbuni, 1998,

    hal. 16)

    Agus Suryaman menambahkan fungsi al-qur’an yang terutama adalah

    sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia menuju keselamatan,

    kesuksesan, dan kebahagian. Akan tetapi, selain itu ternyata al-qur’an berfungsi

    sebagai mukjizat abadi. (Suryaman, 2008, hal. 45)

    B. STUDI RELEVAN Berdasarkan pada pengkajian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian

    sebelumnya, diantaranya sebagai berikut :

    1. M.Wahrudin Ritongga, tahun 2012 tentang Peran Guru Dalam

    Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa Di Sekolah Dasar

    Islam Terpadu ( SD IT ) Ahmad Dahlan, Jelutung Jambi. Peneliti

    menemukan hal yang menjadi latar belakang penelitian tersebut ialah siswa

    kelas IV a, adalah siswa yang mengalami kejenuhan ketika belajar,

    kurangnya motivasi serta rendahnya kedisiplinan siswa. (M.Wahrudin

    Ritongga, Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-

    qur’an Siswa Di Sekolah Dasar Islam Terpadu ( SD IT ) Ahmad Dahlan,

    Jelutung Jambi. 2012)

    2. Kirarudin, tahun 2011 tentang Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan

    Minat Anak Belajar Membaca AL-Qur’an Antara Mahgrib Dan Isya Di

    Rukun Tetangga 03 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota

    Jambi. Peneliti menemukan hal yang menjadi latar belakang penelitian

  • 32

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    tersebut ialah masih kurangnya kesadaran anak untuk disiplin, kurangnya

    tenaga pengajar yang ada, dan kurangnya waktu dalam pelaksanaannnya.

    (Kirarudin, tentang Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Anak

    Belajar Membaca AL-Qur’an Antara Mahgrib Dan Isya Di Rukun

    Tetangga 03 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.

    2011)

    3. Dewi Maryani, tahun 2013 tentang Upaya Guru Meningkatkan Kemampun

    Membaca Al-Qur’an Siswa Di Madrasah Tsanwiyah Jauharul Islam

    Penyengat Olak Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    Peneliti menemukan hal yang menjadi latar belakang penelitian tersebut

    ialah kurangnya minat atau keinginan dari siswa itu sendiri agar cepat bisa

    membaca al-qur’an dengan benar selain itu masih rendahnya kedisiplinan

    dari sebagian siswa maupun gurunya sendiri baik dari segi waktu maupun

    dalam proses pembelajaran, dan padatnya jadwal pelajaran juga menjadi

    bagian dari penghambat peningkatan kemampuan siswa yang kurang

    senang belajar. (Dewi Maryani, tentang Upaya Guru Meningkatkan

    Kemampun Membaca Al-Qur’an Siswa Di Madrasah Tsanwiyah Jauharul

    Islam Penyengat Olak Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi. 2013)

    Dari ketiga studi relevan penulis dapat menemukan antara

    persamaan dan perbedaan. Adapun persamaannya dengan penelitian

    saya adalah sama-sama membahas tentang bagaimana caranya untuk

    meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada anak-anak apalagi

    pada zaman sekarang yang sudah canggih dengan teknologi. Dimana

    perbedaannya dengan ketiga studi relevan diatas dengan penelitian saya

    adalah objek dan tempat penelitian.

  • 33

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

    memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena

    sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain

    penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang

    sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari

    lapangan dan kemudian dianalisis berdasarkan variable yang satu dengan

    lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang meningkatkan minat

    belajar siswa yang dimana lokasi Penelitian ini dilakukan di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru Jambi.(Sugiono, 2007, hal.14)

    Sejalan dengan definisi tersebut,a Kirk dan Miller dalam Moleong

    mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

    pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

    manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

    tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J Moleong, 2011:

    3) Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam

    meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

    sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

    Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,

    menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

    kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

    hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan

    lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

    terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)

  • 34

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

    Setting penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan

    penelitiannya. (Suharsimi Arikunto, 2010, hal.187) Penelitian ini dilakukan di

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru Jambi, atas berbagai

    pertimbangan; banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada siswa di Mts

    Nurul Iman Kota Baru pertama masih ada siswa yang tidak lancar membaca al-

    qur’an, disebabkan beberapa faktor kesulitan siswa. Seperti halnya dari segi

    membaca tidak mengetahui hukum ilmu tajwid dan menyebutkan atau

    melafalkan huruf-huruf hijaiyah masih kurang fasih dan belum benar.

    2. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk di teliti oleh peneliti.

    (Suharsimi Arikunto, 2010, hal.188) Atas berbagai pertimbangan sebagaimana

    dikemukakan di atas maka yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek

    penelitian) ini adalah:

    a) Guru Al-qur’an Hadist di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

    Jambi.

    b) Para siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

    Jambi.

    Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.

    Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan

    persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive

    sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika

    orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,

    karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011: 5) Sebagai subjek

    utama yaitu guru Al-qur’an Hadist di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota

    Baru. Adapun sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita

    permasalahan siswa, metode-metode yang diterapkan oleh guru al-qur’an hadist

    dalam meningkatkan membaca al-qur’an pada siswa.

  • 35

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    C. Jenis dan Sumber Data

    1) Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

    dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.

    Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-

    literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini,

    dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa

    dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder

    ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada

    sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang

    diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)

    terhadap perkembangan permasalahan di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah

    dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data

    sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi

    profil sekolah dan struktur organisasi Mts Nurul Iman Kota Baru.

    2) Sumber Data

    Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

    darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan

    menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah

    subyek darimana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106)

    Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat

    melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui

    observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.

    “menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

  • 36

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

    dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105)

    Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh

    yaitu :

    a. Sumber data berupa manusia, yakni Para Guru dan Para Siswa.

    b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip

    dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik

    jumlah siswa, dan bentuk kehidupan para siswa dalam proses belajar

    mengajar di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk

    mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh

    data yang valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

    melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi.

    1. Metode Observasi

    Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,

    sistematis mengenai fenomena sosialdengan gejala-gejala psikis untuk

    kemudian dilakukan pencatatan. (Joko Subagyo, 2011, hal.63) Teknik

    pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung, (Lexy J

    Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung

    kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan

    pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data

    yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara

    langsung data yang ada di lapangan, terutama tentang data yang ada di Mts

    Nurul Iman Kota Baru.

    Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara

    langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan

    meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada siswa dalam mata

    pelajaran Al-qur’an Hadist.

  • 37

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Langkah-langkah yang dilakukan:

    a) Mengamati sistem pendidikan dalam sekolah di Mts Nurul Iman

    Kota Baru.

    b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan

    kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di Mts Nurul Iman

    Kota Baru.

    c) Memperhatikan metode-metode yang diterapkan pada guru dalam

    mengatasi masalah siswa di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    d) Memperhatikan tanggapan guru terhadap permasalahan-

    permasalahan siswa yang terjadi di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    2. Metode Wawancara / interview

    “Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

    semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution,

    2006: 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data,

    dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan

    mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan

    oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau

    informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, guru al-

    qur’an hadis, dan siswa. Sebelum penulis melalukan wawancara, penulis

    sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan

    penelitian.

    Adapun datanya meliputi:

    a) Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan kegiatan guru al-

    qur’an hadist dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa di Mts

    Nurul Iman Kota Baru.

    b) Cara yang digunakan di dalam meningkatkan kemampuan membaca al-

    qur’an pada siswa di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    c) Upaya-upaya guru Al-qur’an Hadist dalam mengatasi kendala membaca

    al-qur’an pada siswa di Mts Nurul Iman Kota Baru.

    d) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang

    digunakan.

  • 38

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:

    a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas

    menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan

    dikumpulkan.

    b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan

    oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan

    terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.

    c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan

    interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: 132)

    3. Metode Dokumentasi

    Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-

    hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

    prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data

    tersebut antara lain:

    1) Historis dan geografis

    2) Struktur organisasi

    3) Keadaan sekolah, guru, karyawan, dan siswa

    4) Keadaan sarana dan prasarana

    E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan

    kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses

    berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian

    dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :

    1. Reduksi Data

    “Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

    tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan

    dokumentasi”.(Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka

    langkah selanjutnya adalah reduksi data.

    Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian

    pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang

  • 39

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data

    dilakukan selama penelitian berlangsung.

    2. Penyajian data

    Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data

    adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan

    peneliti melalukan penarikan kesimpulan.

    3.Verifikasi / penarikan kesimpulan

    Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka

    langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau

    verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya

    analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama

    tersebut.

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan

    temuan, diantaranya :

    1. Perpanjang keikutsertaan

    Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di

    lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini

    dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada

    konteks, membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh

    dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan

    waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan

    data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: 219)

    2. Ketekunan Pengamatan

    Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan

    unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

    yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut

    secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

    (Sugiono, 2012: 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang

    timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun

    kesalahan responden yang vtidak benar dalam memberikan informasi.

  • 40

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    3. Triangulasi

    Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

    pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini

    menggunakan triangulasi dengan sumber membandingkan dan mengecek

    balik derajat keperayaan/informasi yang diperoleh melalui waktu penelitian

    kualitatif.

    Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,

    pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

    pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaaan beberapa

    sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik

    memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan

    kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil

    pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. Sedangkan, triangulasi

    dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara induktif dan

    secara logika. (Lexy J. Moleong, 2004: 306-307)

    Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

    a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

    b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

    yang dikatakannya secara pribadi.

    c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

    penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

    d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

    pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang

    berpendidikan.

    e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan.

  • 41

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    G. Jadwal Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari

    Agustus 2018 sampai November 2018, dengan langkah-langkah sebagai

    berikut :

    Tabel 1. Jadwal Penelitian

    No Kegiatan

    Bulan Ke, Tahun 2018

    Mei Juni Juli agustus September

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Persiapan

    penelitian

    X

    2 Menyusun atau

    menulis konsep

    proposal

    X

    3 Mengajukan judul

    ke Fakultas untuk

    persetujuan judul

    X

    4 Konsultasi dengan

    dosen pembimbing

    X

    5 Seminar proposal X

    6 Izin atau perintah

    riset

    7 Pelaksanaan riset

  • 42

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB IV

    TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Swasta Nurul Iman

    Kota Baru Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman merupakan sekolah formal yang

    beralamat di jalan Talang Jimar, Rt 06, Desa Kenali Asam Atas, Kecamatan

    Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi, Propinsi Jambi.

    Sekolah ini pada awalnya dirintis oleh beberapa orang tokoh diantaranya

    yaitu:

    1. Achmad Masfuri, Ak

    2. Teten Kustiawan, Ak

    3. Nurdin, SE.Ak

    Ketiga tokoh tersebut telah merintis MTS ini dengan berbagai jenis

    teori namun belum seberapa banyak yang namanya usaha itu dapat

    dibuktikan yaitu dengan adanya Akte Notaris Syawal Sutan diatas SK No.

    31 tahun 1993, sehingga dengan adanya perintisan tersebut

    terbuktilah MTS ini berdiri pada tanggal 21 Juni 1993, atau 1 Muharram

    1414 H. Namun pelaksanaan proses pembelajaran dan pendidikan belum

    terlaksana, sehingga pada tahun 2000 M kembali dirintis oleh beberapa

    tokoh yang melanjutkan perjuangan para tokoh pendiri yayasan ini. Adapun

    tokoh yang melanjutkan perjuangan ini pada tahun 2000 adalah :

    1) Alfatmi

    2) Syamsurijal Salim

    3) Selamet

    4) Kofa Bakti Suprayitno

  • 43

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Para tokoh tersebut itu terdiri dari berbagai elemen, mereka

    menyatukan pemikiran untuk mendirikan MTS ini, ketika itu segala upaya

    dan sesuatunya belum ada selain Akte pendirian yang telah di buat pada

    Notaris pada tahun 1993, dan pada tahun 2001 mendapat kesepakatan

    bersama untuk mendirikan sebuah gedung sekolah dengan dana sebesar Rp.

    80.000.000,- dalam keadaan berhutang yang sengaja dipinjamkan oleh para

    donator dari berbagai pihak, sementara lahan yang berukuran 2424 M2 juga

    dibeli dan sebagian merupakan infaq dari masyarakat.

    2. Letak Geografis Mts Nurul Iman Kota Baru

    MTs Nurul Iman letak dan Geografisnya Daerah yang lumayan

    terpencil, yaitu jalan Talang Jimar, Rt 06, Desa Kenali Asam Atas,

    Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi, Propinsi Jambi yaitu

    ditengah-tengah lingkungan rumah masyarakat.

    Keberadaan lokasi Madrasah lumayan sulit dijangkau oleh berbagai

    masyarakat, terutama yang berada diluar lingkungan Kenali Asam Atas,

    karena bukan jalan utama yang ada di Kota jambi. Mts Nurul Iman berada

    di dataran tinggi dan termasuk daerah Pt.Pertamina kota jambi.

    3. Tujuan Visi Dan Misi Sekolah/Madrasah

    a. Tujuan

    Adapun yang menjadi tujuan Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Iman Kota Baru yaitu: “Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

    kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

    mengikuti pendidikan lebih lanjut.”

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru sebagai berikut:

    1) Menghasilkan mutu lulusan yang cerdas dan mampu bersaing

    secara global.

    2) Mewujudkan tenaga kependidikan yang professional, berakhlak

    mulia/berwawasan islami.

    3) Menghasilkan lulusan yang berakhlaqul karimah dan

    berwawasan islami.

  • 44

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    4) Menghasilkan lulusan yang mampu membawa nama baik

    madrasah.

    5) Mewujudkan tenaga kependidikan yang mampu menjaga nama

    baik madrasah.

    6) Menghasilkan lulusan yang bersikap jujur dalam kehidupannya.

    7) Mewujudkan tenaga kependidikan yang jujur dalam profesinya.

    8) Menghasilkan lulusan yang ikhlas dalam kehidupannya.

    (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)

    b. Visi Mts Nurul Iman

    Terwujudnya siswa yang berilmu pengetahuan yang dilandasi iman

    dan taqwa serta berakhlak mulia.

    c. Misi Madrasah/Sekolah

    i. Mengembangkan pola belajar dengan berbasis madrasah

    berdasarkan manajemen profesioanl yang islami.

    ii. Membentuk insane yang sehat, cerdas, kreatif, disiplin, dan

    mandiri.

    iii. Membimbing peserta didik agar mengamalkan ilmu pengetahuan

    dan keterampilan untuk menjadi siswa yang bertaqwa dan

    berbudaya sesuai dengan ajaran al-qur’an dan hadist nabi.

    d. Kurikulum MTs Nurul Iman

    Untuk kelas VII,VIII,IX . Mts Nurul Iman, Kurikulum yang

    diterapkan adalah Kurikulum 2013 atau K-13. Pada kurikulum 2013,

    siswa dituntut lebih aktif dari pada guru, siswa diharapkan mampu

    menemukan sendiri pembelajaran baik dilakukan, alam maupun

    teknologi.

    4. Struktur Organisasi

    Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Kota Baru memiliki

    struktur organisasi yang masing-masing melaksanakan tugasnya

    sebagaimana mestinya. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Iman Kota Baru. Sebagaimana telah diketahui sekolah Madrasah Tsanawiyah

    Nurul Iman Kota Baru merupakan lembaga pendidikan formal yang

  • 45

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    menjalankan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin

    dicapai, sukses dan lancarnya penyelengaraan pendidikan dsangat

    dipengaruhi oleh struktur organisasi sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Iman Kota Baru.

    Organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia

    pendidikan dan merupakan suatu kebutuhan. Sekolah Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru sebagai lembaga pendidikan formal

    yang memilki organissai yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan.

    Adapun struktur Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota

    Baru sebagai berikut:

    A.

    5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Nurul Iman

    Tenaga pengajar di MTs Nurul Iman sudah cukup memadai, hal ini

    sesuai dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik yang ada, Adapun tingkat

    pendidikan tenaga pengajar terdiri dari berbagai lulusan perguruan tinggi

    islam maupun perguruan swasta.

    KEPALA SEKOLAH Drs.Zamzami, M.Pd.I

    TATA USAHA Al Rizki, S.Pd.I

    WAKA KURIKULUM Ernawati, Sp

    WAKA KESISWAAN Dra.Helniwati

    BENDAHARA Meliyana.S.Pd

    PENGELOLA UKS Erieka Astiafuri, S.Pd.I

    KEPALA LABOR

    Ernawati, SP PUSTAKA

    Melliyana S.Pd

    WALI KELAS VII Eulis Mulindangtari, S.Pd

    WALI KELAS VIII Yusniati, SE

    WALI KELAS IX Erieka Astiafuri, S.Pd.I

    SISWA-SISWI

    MTS NURUL IMAN

    KEPALA SEKOLAH Drs.Zamzami, M.Pd.I

  • 46

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    1) Guru

    Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan sangat

    menentukan dalam proses pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran.

    Pada hakikatnya seorang guru menyampaikan pengetahuan, keterampilan

    dan pengalaman terhadap seseorang atau beberapa orang dalam rangka

    mencapai tujuan yang diharapkan.

    Keadaan guru MTs Nurul Iman tidak lepas dari pembicaraan tentang

    latar belakang guru dan jumlah tenaga pengajar sebanyak 9 orang termasuk

    kepala sekolah.

    Dari 9 guru tersebut, 6 orang perempuan dan 3 orang laki-laki.

    Masing-masing memiliki taraf pendidikan bertingkat-tingkat, ada yang

    sarjana lengkap dan serjana muda, untuk lebih jelasnya, data dapat dilihat

    pada table berikut :

    Tabel 5.1 : Keadaan guru di MTs Nurul Iman tahun 2017

    N

    O NAMA GURU

    TEMPAT/TANGGAL

    LAHIR

    TINGKA

    T

    BIDANG

    STUDI

    1 Dra.Helniwati Kenali Asam/08 Juli 1966 S 1 B.Indonesia

    2 Ernawati, SP Jambi/17 September 1973 S 1 Ipa Terpadu

    3 Meliyana, S.Pd Martapadawetan/31 Mei

    1978 S 1 BK

    4 Erika, S.Pd.I Jakarta/02 Januari 1985 S 1 MTK, PKN

    5 Eulis, S.Pd Jambi/13 Februari 1981 S 1 English,

    B.Arab

    6 Yusniati, SE Padang/09 Juni 1982 S 1 Ips Terpadu

    7 Mahmun,S.Pd.I Kuto Tanjung/02 Juni 1988 S 1 SKI, Fiqih,

    Hadist

    8 Al Rizki,S.Pd Sumber Harapan/03Mei

    1991 S 1 Penjas

    Keadaan Guru Madrasah tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Kota Baru

    Tahun Ajaran 2017/2018 (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)

  • 47

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    2) Siswa

    Keadaan Siswa di MTs Nurul Iman kota baru yang terdiri dari laki-laki

    dan perempuan,dari dokumen yang penulis dapatkan,jumlah siswa di MTs

    Nurul Iman adalah 160 siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut

    :

    Table 5.2

    N

    o

    Kelas VII

    A

    VII

    B

    VIII

    A

    VIII

    B

    IX

    A

    IX

    B

    TOTA

    L

    1

    2

    3

    4

    5

    2013/2014

    2014/2015

    2015/2016

    2016/2017

    2017/2018

    39

    36

    42

    27

    24

    39

    35

    20

    31

    25

    32

    40

    44

    40

    26

    37

    40

    29

    36

    26

    34

    33

    39

    40

    26

    33

    34

    36

    39

    27

    214

    218

    210

    213

    150

    Tabel tersebut menjelaskan bahwa jumlah siswa kelas VII sampai

    dengan kelas IX tersebut 160 siswa pada tahun ini. Jumlah siswa yang masuk

    ke MTs Nurul Iman ini menurut catatan dokumen yang ada, pada setiap

    tahunnya siswa meningkat. Hal ini menunjukkan betapa besarnya dukungan

  • 48

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    mayarakat terhadap sekolah ini dan begitu tingginya kesdaran masyarakat

    terutama orangtua terhadap pendidik anaknya.

    Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala MTs Nurul Iman bahwa

    siswa-siswi yang ada di MTs Nurul Iman berasal dari setiap kelurahan yang

    ada di kecamatan Kota Baru dengan latar belakang dan lingkungan yang

    berbeda.Tetapi kebanyakan siswa-siswi yang ada di MTs berasal dari

    keluarga wiraswasta yang berada di sekitar Mayang Mangurai Kecamatan

    Kota Baru Jambi. (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)

    6. Keadaan Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana merupakan factor yang secara langsung maupun

    tidak langsung ikut menunjangi dan menentukan kelancaran kegiatan

    pendidikan dan pengajaran, yang pada giliran pula mempermudah

    tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran, sarana dan prasarana

    sangatlah penting, baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga

    pendidika informal.

    Sarana dan prasarana merupakan penunjang bagi pelaksanaan

    pendidikan untuk memajukan dan meningkatkan hasil yang akan dicapai

    dalam pendidikan dan pengajaran tersebut. Karena tanpa adanya sarana dan

    prasarana, pendidikan dan pengajaran tidak dapat berjalan dengan baik dan

    lancar. MTs Nurul Iman sebagai lembaga formal tidak terlepas dari sarana

    dan prasarana yang dimiliki, sebagai pusat pendidikan dan pengajaran

    dimana proses belajar mengajar berlangsung.

    Observasi penulis melihat bahwa MTs Nurul Iman memiliki beberapa

    ruangan diantaranya kantor yang terdiri dari ruangan guru, ruangan kelas,

    ruangan perpustakaan, lokasi olahraga, serta WC dan kamar mandi.

    Sarana dan prasarana yang ada didepan di MTs Nurul Iman cukup

    memadai. Dengan demikian, sudah seharusnya pihak sekolah menjaga dan

    mengelola sarana dan prasarana sekolah agar selalu dalam keadaan baik dan

    selalu dapat dipergunakan.

  • 49

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Keadaan sarana dan prasarana atau alat-alat yang menunjang dan

    membantu perlengkapan proses pembelajaran di MTs Nurul Iman dapat

    dilihat dari tabel berikut ini:

    Tabel 6.1: keadaan sarana dan prasarana di MTs Nurul Iman Tahun 2018

    N

    O

    JENIS JUMLAH KET

    1. Kantor 1 ruangan Baik

    2. Ruang kelas 3 ruangan Baik

    3. Ruang perpustakaan 1 ruangan Baik

    4. Ruang aula 1 ruangan Baik

    5. WC/kamarmandi 4 ruangan Baik

    6. Komputer 4 unit Baik

    Tabel sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

    tahun 2017/2018 (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)

    Disamping itu, fasilitas yang ada di MTs Nurul Iman yaitu adanya

    lapangan upacara, lapangan volley dan lapangan basket. Halaman ditata di

    depan kelas masing-masing semuanya dalam keadaan baik.

    7. Tata Tertib Siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

    Berikut tata tertib yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota

    Baru :

    1. Setiap siswa/siswi harus masuk dan pulang setiap hari di madrasah pada

    jam dan jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan.

    2. Setiap siswa/siswi harus berada di madrasah selambat-lambatnya 10

    menit sebelum pelajaran pertama di mulai.

    3. Setiap siswa/siswi harus mengikuti upacara bendera baik hari senin,

    maupun hari-hari yang telah ditentukan.

    4. Setiap siswa/siswi harus memakai seragam sekolah yang telah

    ditentukan:

    - Senin-selasa : Baju Putih Biru

    - Rabu-kamis : Baju Batik

  • 50

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    - Jum’at : Baju Pramuka

    - Sabtu : Baju Olahraga

    5. Selama jam pelajaran berlangsung siswa/siswi tidak di perkenankan

    meninggalkan kelas, kecuali telah mendapatkan izin dari guru yang

    bersangkutan.

    6. Setiap siswa/siswi wajib mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan

    baik dan tenang.

    7. Setiap siswa/siswi yang karena sesuatau hal terpaksa meninggalkan jam

    pelajaran, harus meminta izin pada guru yang bersangkutan atau guru

    yang bertugas.

    8. Setiap siswa/siswi tidak di benarkan memasuki ruang kepala sekolah,

    majelis guru dan tata usaha kecuali ada kepentingan dan telah mendapat

    izin.

    9. Setiap siswa/siswi dilarang membawa senjata tajam, merokok atau

    minum-minuman keras.

    10. Setiap siswa/siswi dilarang membawa atau memakai emas, hp atau

    barang berharga lainnya.

    11. Setiap siswa/siswi tidak dibenarkan berkelahi atau membuat keributan di

    lingkungan sekolah.

    12. Setiap siswa/siswi dilarang membawa buku-buku porno, film porno,

    majalah cergam dan lain-lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan

    pelajaran.

    13. Setiap siswa/siswi harus mematuhi peraturan yang berlaku dilingkungan

    sekolah Mts Nurul Iman. ( Dokumentasi, Mts Nurul Iman)

  • 51

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    B. Temuan Khusus Dan Pembahasan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Al-qur’an Pada Siswa Di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

    Kegiatan belajar yang dilakukan siswa di Madrasah Tsanawiyah

    Nurul Iman Kota Baru memang terlaksana dengan baik, tetapi pada setiap

    mata pelajaran ada beberapa permasalahan yang ditemukan oleh guru,

    termasuk pada pembelajaran al-qur’an hadist. Mengenai hal ini guru al-

    qur’an bapak M menjelaskan:

    “Pembelajaran al-qur’an hadist yang saya laksanakan memang tidak selamanya lancar tanpa adanya kendala atau masalah dalam menerapkan belajar membaca al-qur’an memang masih ada beberapa siswa yang kurang lancar membaca, masih ada siswa yang membaca terbata-bata, masih ada siswa yang membacanya bingung membedakan huruf hijaiyah. “(Wawancara, 17 September 2018)

    Keterangan guru al-qur’an hadist juga dibenarkan oleh salah satu siswa

    kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru yaitu D, dia

    mengatakan:

    “Memang masih banyak teman-teman yang belum lancar membaca al-qur’an, dalam belajar al-qur’an hadist, guru sangat berusaha mengajari kami agar bisa lancar membaca al-qur’an. Tetapi teman-teman kadang-kadang lebih suka bermain dari pada belajar. Sehingga mereka sulit belajar membaca al-qur’an dengan baik dan benar seperti yang diperintahkan oleh guru.”(Wawancara, 17 September 2018 )

    Dalam pengamatan peneliti memang melihat ada beberapa siswa

    yang terlihat kurang lancar dalam membaca al-qur’an, memghadapi

    masalah ini guru al-qur’an hadist tetap terlihat antusias membantu siswa

    yang kesulitan belajar membaca al-qur’an.(Observasi,17 September 2018)

    Wawancara dengan bapak M sebagai guru al-qur’an hadist di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru mengatakan bahwa:

    “Saya memang berusaha semaksimal mungkin untuk membantu siswa yang menghadapi masalah-masalah dalam belajar, seperti siswa yang terbata-bata membaca ayat al-qur’an, maka saya berusaha mendampingi dengan membantu membaca ayat tersebut,

  • 52

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    dengan begitu siswa akan lebih paham dimana kesalahan dan kekurangannya dalam belajar membaca al-qur’an.”(Wawancara, 17 September 2018)

    Seharusnya siswa yang telah duduk dikelas VIII dimana ditahap ini

    seharusnya siswa telah lancar membaca abjad hijaiyah, tetapi di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru ada beberapa siswa yang terlihat masih

    kesulitan membedakan lapaz huruf hijaiyah yang benar dan tepat. Seperti

    penjelasan dari salah satu siswa yaitu Y, ia mengatakan:

    “Saya memang belum bisa dan kadang-kadang bingung membedakan lafaz atau bunyi huruf hijaiyah yang bunyinya hamper sama, sehingga ketika membaca ayat al-qur’an saya menjadi terbata-bata dan menjadi bingung atau ragu, tetapi guru al-qur’an hadis selalul membimbing dan memberikan contoh yang benar ketika kami membaca ayat al-qur’an salah dan kurang tepat.”(Wawancara, 17 September 2018)

    Hal yang sama diungkapkan oleh siswa yang bernama R, siswa kelas VIII

    yang kesulitan belajar pada mata pelajaran al-qur’an hadist di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru yang mengatakan bahwa:

    “Saya memang kesulitan jika diberikan tugas oleh guru untuk mengeja huruf hijaiyah pada mata pelajaran al-qur’an hadis di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru. Padahal setiap kali belajar, guru selalu membimbing saya dan menganjurkan setiap siswa untuk lancar membacanya. Dengan kondisi ini saya kurang berminat mengikuti pelajaran.”(Wawancara, 17 September 2018)

    Guru al-qur’an hadis juga memberikan penjelasan mengenai kesulitan

    siswa dalam belajar membaca al-qur’an, beliau mengatakan:

    “Dalam pembelajaran al-qur’an hadist,memang tidak seluruhnya siswa bisa membaca al-qur’an dengan lancar. Oleh karena itu melalui pembelajaran ini saya selalu memberikan latihan-latihan yang membimbing siswa untuk selalu belajar membaca, tetapi memang masih ada siswa yang memang benar-benar sulit mengikutinya sehingga kadang-kadang mengganggu siswa yang lainnya.”(Wawancara, 17 September 2018 )

    Permasalahan yang dihadapi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

    Kota Baru, dalam kemampuan membaca al-qur’an dalam pembelajaran al-

    qur’an hadist yaitu masih ada beberapa siswa yang kesulitan membedakan

    huruf hijaiyah, mengeja huruf hijaiyah dan membacanya masih kurang

    lancar. Oleh karena itu, guru al-qur’an hadist dituntut untuk mengubah pola

  • 53

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    belajar dan metode belajar yang digunakan agar pembelajaran lebih baik

    dan efisien.

    Wawancara dengan guru al-qur’an hadist bapak M di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru,beliau mengatakan:

    “Pada mata pelajaran al-qur’an hadist, kemampuan siswa dalam membaca al-qur’an memang belum seluruhnya baik, karena masih ada beberapa siswa yang belum bisa membedakan huruf hijaiyah dan tanda baca yang ada pada ayat al-qur’an. Mereka belum bisa melafazkan huruf hijaiyah dengan baik dan benar. Kesulitan ini tentunya sangat mempengaruhi hasil belajarnya di madrash khususnya pada mata pelajaran al-qur’an hadist.”(Wawancara, 17 September 2018)

    Wawancara dengan guru al-qur’an hadist di Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Iman Kota Baru,beliau mengatakan:

    “Dikelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru, ada beberapa siswa yang kemampuan membaca al-qur’annya belum baik, dari segi membacanya dengan tajwid yang benar dan juga blum bisa membedakan panjang pendeknya ayat al-qur’an. Bentuk kesulitan belajar siswa seperti membedakan tanda baca didalam ayat al-qur’an cukup mempengaruhi kemampuan belajar dikelas. Oleh karena itu, saya harus ekstra memperhatikan dan membimbing mereka untuk lebih semangat belajar lagi, tetapi disisi lain siswa-siswa yang cukup lancar menjadi terganggu karena memakan waktu yang cukup banyak.”(Wawancara, 17 September 2018)

    Sedangkan wawancara dengan siswa kelas VIII yang bernama B, yang

    mengatakan:

    “Saya kesulitan membedakan tanda baca dan belum lancar membaca al-qur’an dengan menggunakan hukum tajwid yang tepat dan benar. Dengan kondisi ini saya menjadi terlambat dalam belajar pada mata pealajaran al-qur’an hadist, karena saya sulit memahami dan menguasai materi. Tetapi guru al-qur’an hadist selalu membimbing dan mengajari saya dengan sabar.”(Wawancara, 17 September 2018)

    Pengamatan terhadap kegiatan siswa kelas VIII yang belajar pada

    mata pelajaran al-qur’an hadist dimana terlihat kemampuan siswa dalam

    belajar membaca al-qur’an memang belum maksimal, hal ini dikarenakan

    masih ada beberapa siswa yang jika diberikan tugas atau latihan membaca

    al-qur’an mereka masih banyak mengalami kesulitan. Kondisi ini membuat

    suasana pembelajaran menjadi terhambat karena banyak siswa yang

  • 54

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    memerlukan pedalaman materi, namun belum dilakukan dengan baik.

    Kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam belajar membaca al-

    qur’an tentunya membutuhkan kreatifitas guru untuk lebih maksimal

    memberikan bimbingan dan arahan dalam belajar membaca al-qur’an.

    (Observasi, 17 September 2018)

    2. Kendala Yang Dihadapi Guru Al-qur’an Hadist Dalam

    Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Pada Siswa

    Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru a. Kurangnya Minat Belajar Siswa

    Minat belajar siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

    Dengan membangun minat siswa, maka siswa menganggap hal yang

    dipelajarinya sebagai sesu